Anda di halaman 1dari 9

Cukup Mulyana / Audit Energi di Pembangkit Listrik Geothermal 1

Audit Energi di Pembangkit Listrik Geothermal

Cukup Mulyana, Nurma Mahendra, Aswad H. Saad, Mariah, Sri Suryaningsih


Departemen Fisika FMIPA UNPAD
Jl. Raya Jatinangor KM 21, Sumedang
c.mulyana55@yahoo.com

Abstrak – Untuk mengetahui kinerja salah satu pembangkit litrik geothermal di Jawa Barat, telah dilakukan audit energi.
Informasi yang diperoleh diperlukan untuk strategi manajemen aset. Komponen utama yang diuji adalah turbin dan
cooling tower. Pengujian merujuk pada standar internasional, untuk turbin dipakai standar ASME PTC-6 dengan kinerja:
daya total bersih, laju uap dan laju panas. Sedangkan untuk cooling tower dipakai ASME CTI ATC-15 dengan kinerja:
efisiensi termal dan kapasitas tower. Tahapan pekerjaan diawali dengan mengkondisikan turbin dan cooling tower dalam
keadaan tunak, dilanjutkan dengan pengukuran tekanan, temperatur, laju aliran uap dan besaran lain yang diperlukan.
Data tersebut dikoreksi sesuai rumusan standar internasional yang digunakan selanjutnya diolah untuk menghitung
kinerja turbin dan cooling tower, hasilnya dibandingkan dengan hasil commissioning terakhir. Dari hasil audit energi
disimpulkan: turbin masing berada dalam kinerja yang baik, sedangkan kinerja cooling tower turun cukup besar, sehingga
cooling tower memerlukan perbaikan.

Kata kunci: audit energi, kinerja, turbine, cooling tower.

I. PENDAHULUAN .
Permasalahan utama dalam pengelolaan pembangkit listik adalah bagaimana mempertahankan daya output pada nilai
yang ditentukan. Target daya yang diinginkan akan dicapai jika dilakukan managemen energi yang tepat melalui audit
energi. Audit energi dilakukan dengan cara memantau kinerja masing-masing komponen peralatan secara berkala, jika telah
terjadi penurunan dilakukan perbaikan (retrofitted). Penelitian ini terkait dengan pemeriksaan pemanfaatan energi pada
salah satu pembangkit listrik tenaga panas bumi di Jawa Barat dengan daya keluaran 60 MW, tekanan kepala sumur 11 bar,
temperatur uap 184°C, dengan laju alir 436,2 ton/jam.
Tujuan penelitian adalah mengaudit energi, menganalisa kinerja pembangkit sesuai dengan metoda manufaktur/
internasional, dan menghitung ulang kinerja
aktual dan membandingkannya dengan hasil commissioning. Komponen yang diuji turbin dan cooling tower, hasilnya
digunakan untuk managemen aset.

II. LANDASAN TEORI


Pada pembangkit listrik geothermal dominasi uap, fluida kerja dari sumur dialirkan menuju kepala sumur, selanjutnya
ditampung pada pipa pengumpul untuk disaring di separator. Uap kering dari separatpor digunakan untuk memutar turbin,
energinya dikonversi menjadi energi listrik yang di dilewatkan ke jala-jala PLN. Uap yang keluar “turbin(T/G)” dilewatkan
ke kondenser untuk didinginkan di “cooling tower(CT)”, selanjutnya air diinjeksikan ke sumur injeksi seperti terlihat pada
Gambar1.
A. Teori Kinerja Turbin
Kinerja turbin dihitung melalui daya aktual terkoreksi, laju aliran uap untuk setiap satuan daya yang dihasilkan (steam
rate), dan laju aliran panas untuk setiap satuan daya yang dihasilkan (heat rate). Untuk menghitung daya turbin aktual
terkoreksi, digunakan asumsi perubahan energi kinetik dan potensial diabaikan atau EP = 0, EK = 0, proses berlangsung
adiabatik Q=0, dan turbin bekerja
dalam keadaan steady state. Grafik entalpi terhadap entropi pada proses ekspansi turbin digambarkan oleh perubahan titik
1 ke titik 2, seperti terlihat dalam Gambar 2.

Gambar 1. Sistem pembangkit geotermal dominasi uap

Gambar 2. Diagram h-s untuk perhitungan daya turbin

&
Daya turbin aktual: W = m&(h1 − h2 ) (1)
&
Daya turbin isentropik: Ws = m&(h1 − h2 s ) (2)

Prosiding Pertemuan Ilmiah XXX HFI Jateng & DIY, Salatiga 28 Mei 2016
ISSN : 0853-0823
2 Cukup Mulyana / Audit Energi di Pembangkit Listrik Geothermal

& sedangkan untuk mengukur kinerja cooling tower


Efisiensi turbin: η = W x100%
&
(3) digunakan rujukan manufaktur internasional ASME CTI
Ws ATC-105. Sebelum melakukan pengambilan data, baik
Dengan menyatakan massa aliran uap yang masuk ke turbin maupun cooling tower dikondisikan beroperasi
dalam turbin, dan adalah entalpi uap ketika masuk dalam keadaan steady state. Pemantauan steady state
dan keluar turbin. dilakukan selama10 jam dengan selang pengukuran 40
Daya total bersih terukur Pm dihitung diperoleh dari menit. Keadaan steady state dicapai jika data yang
persamaan (1) dikurangi daya listrik yang digunakan dihasilkan berada dalam rentang toleransi 3% yang
untuk operasi pembangkit. Daya total bersih terkoreksi Pc diizinkan oleh ASME PTC 6.
dihitung dengan persamaan (4) Hal yang serupa dilakukan untuk cooling tower,
Pc = Pm (1 − f c ) merujuk kepada CTI ATC-105 toleransi yang diizinkan
(4)
untuk temperatur cooling tower adalah sekitar 20%
Dengan fc adalah faktor koreksi total untuk daya turbin sementara untuk arus pada fan sekitar 10%. Setelah
yang dihitung dari faktor koreksi tekanan uap masuk, diketahui alat bekerja dalam keadaan steady state,
faktor daya dan temperatur bola basah. Persamaan yang langkah berikutnya dilakukan pengukuran besaran fisis:
digunakan merujuk pada manufaktur. tekanan dan temperatur uap masuk dan keluar turbin,
Laju aliran uap (steam rate)/satuan daya Srm(kg/kWh) kualitas uap, dan kandungan NCG (non-condensable gas),
dihitung menggunakan persamaan(5), di mana Srm net output, faktor daya dan beban lainnya. Untuk cooling
adalah steam rate terukur (kg/kWh), tower dilakukan pengukuran besaran fisis temperatur
S
rm = M ms / Pm (5) udara masuk dan keluar cooling tower, kelembaban dan
Mms adalah laju aliran uap terukur(kg/h) dan Pm adalah ratio kelembaban, arus listrik fan. Beberapa besaran fisis
daya output bersih terukur yang diperoleh dari persamaan tertentu dikoreksi sesuai dengan standar manufaktur.
(1) dikurangi oleh daya yang dipakai oleh operasi Selanjutnya data tersebut diolah sehingga dihasilkan
pembangkit. Sedangkan steam rate terkoreksi Src kinerja turbin dan cooling tower. Selanjutnya kinerja
dihitung dengan persamaan (6), dengan fc faktor koreksi actual yang diperoleh dibandingkan dengan hasil
untuk steam rate. comisioning.
S
rc = S rm (1 − f c ) (6) IV. DATA, PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN
Laju panas (heat rate)/satuan daya (kJ/kWh) dihitung A. Turbin
menggunakan persamaan (7), delta H (kJ/kg) adalah Data hasil Pengukuran
selisih antara entalphy uap masuk dan keluar turbin. Pertamadilakukanpengetesanapakahturbin
H rm = M m .deltaH / Pm (7) beroperasi dalam keadaan steady state? Hasil pengukuran
tekanan uap masuk turbin terlihat pada Gambar 3.

B. Teori Kinerja Cooling tower. dengan nilai rata-rata 11,07 bar dengan fluktuasi 0,07 bar.
Unjuk kerja cooling tower dinyatakan a.oleh Berdasarkan standar internasional batas deviasi yang
temperatur air dingin yang diharapakan (Expected Cold diijinkan untuk tekanan adalah 3% atau ± 0.33 bar,
Water Temperture) atau Tcw. b.efisiensi termal c. sehingga disimpulkan turbin bekerja dalam keadaan
kapasitas cooling tower. Tcw adalah temperatur yang steady state. Hasil pengetesan untuk tekanan uap keluar
seharusnya dimiliki oleh cooling tower pada temperatur turbin, temperatur, dan excess auxiliary load menunjukan
bola basah tertentu, rancangan desain aliran air tertentu bahwa turbin bekerja dalam keadaan steady state.
dan rentang temperatur tertentu. Sedangkan efisiensi Selanjutnya dilakukan pengukuran data yang diperlukan
termal adalah perbandingan antara nilai rentang untuk menghitung daya total turbin. Hasilnya ditunjukkan
temperatur terhadap nilai penjumlahan nilai temperatur pada Tabel 1.
dan approach temperature.
Kapasitas cooling tower adalah yaitu jumlah aliran
air yang digunakan untuk mendinginkan fluida kerja per
satuan daya yang dihasilkan oleh pembangkit. Sedangkan
efisiensi termal cooling tower adalah perbandingan antara
nilai rentang temperatur terhadap nilai penjumlahan
rentang temperatur dan approach temperatur. Berikut ini
merupakan ilustrasi hubungan antara rentang temperatur
dan approach temperatur pada saat cooling tower dengan
kondisi input yang sama (cooling water flow dan
temperatur bola basah yang sama), maka kenaikan nilai
approach temperatur dan penurunan nilai nilai rentang
temperatur dapat menjadi indikasi penurunan kinerja dari

III. METODE PENELITIAN


Keterangan :
cooling tower. Batas toleransi tekanan
Tekanan actual

Metoda untuk mengukur kinerja turbin digunakan Gambar 3. Grafik fluktuasi tekanan
rujukanmanufaktur/internasionalASME PTC6

Prosiding Pertemuan Ilmiah XXX HFI Jateng & DIY, Salatiga 28 Mei 2016
ISSN : 0853-0823
Cukup Mulyana / Audit Energi di Pembangkit Listrik Geothermal 3

Tabel 1. Data hasil pengukuran untuk turbin


Parameter Unit Comm. Tes Fluktuasi
(%)
Daya bersih kW 61869 60435 -2
Temperatur oC 18,12 19,23 5,2
bola basah
Faktor daya 0,9975 0,9726 -2,2
Tekanan uap bara 10,74 10,48 -2,1
masuk turbin
Aliran steam kg/h 434115 434380 0,06
utama
Comm. = Commissioning

Hasil Perhitungan
Untuk mendapatkan daya bersih terkoreksi dilakukan koreksi terhadap data hasil pengukuran untuk parameter tekanan uap
masuk turbin, faktor daya dan temperatur bola basah yang merujuk pada ASME PTC-6. Hasilnya adalah 0,013%; 0,4106% dan
0,327%. Faktor koreksi total adalah penjumlahan dari ke tiga nilai tersebut, diperoleh 0,721%. Dengan menggunakan nilai
tersebut diperoleh daya total terkoreksi sebesar 59969,3 kW. Sedangkan batas maksimal toleransi daya turbin yang diijinkan
1,5%, sehingga nilai terendahnya adalah 59100 kW, sehingga dapat disimpulkan daya turbin masih berada dalam kisaran yang
diijinkan.
Steam rate pengukuran dihitung dengan menggunakan persamaan (5) diperoleh 7,712 kg/h. Sedangkan steam rate hasil koreksi
dihitung dengan persamaan (6) dengan terlebih dahulu menghitung faktor koreksi tekanan uap, faktor daya dan temperatur bola
basah. Hasilnya adalah 0,0069%, -0,4106% dan -0,0252%. Steam rate hasil koreksi dihitung dengan persamaan (5), dengan
terlebih dahulu menghitung faktor koreksi total sebesar -0,4289. Hasil steam rate koreksi adalah 7,218 kg/kWh.
Laju panas (heat rate) pengukuran dihitung dengan persamaan (7). Data hasil pengukuran yang diperlukan untuk menghitung
laju panas ditunjukkan oleh Tabel 2. Dari informasi tekanan dan temperatur yang masuk dan keluar turbin diperoleh entalphi
masuk hi = 2785,77 kJ/kg dan enthalpi keluar ho = 2196,20 kJ/kg. Selanjutnya dengan persamaan (7) diperoleh laju aliran panas
Hrm = 4007,48 kJ/kWh. Karena faktor koreksi untuk laju panas tidak tersedia dari rujukan manufaktur maka koreksi laju panas
tidak dilakukan.

Pembahasan
Setelah semua kinerja turbin dihitung, berikut ini adalah tabel kinerja turbin untuk berbagai pembebanan seperti terlihat pada
Tabel 3.

Tabel 2. Data hasil pengukuran untuk perhitungan laju panas


1 Generator Output Pm kW 62.862,55
2 Aliran uap utama Mms kg/h 434.380,55
3 Aliran uap GES Mme kg/h 7.080,21
4 Temperatur Tin deg.C 185,12
masukan steam
5 Tekanan masukan Pin bara 10,54
steam
6 Temperatur turbine Tout deg.C 51,37
exhaust
7 Tekanan turbine Pout bara 0,15
exhaust
Tabel 3. Data nilai kinerja turbin dengan berbagai pembebanan
Laju Uap Daya keluaran Laju panas
Load bersih
% Comm. Test Comm. Test Comm. Test
kg/kWh MW kJ/kWh
100 7,047 7,21 61,413 59,372 4050,253 4168,196
80 7,130 8,56 45,376 48,546
60 11,91 34,96
Comm. = Commissioning

Analisa: Pada Tabel 3 terlihat laju uap untuk berbagai pembebanan meningkat dengan menurunnya pembebanan, daya
turbin menurun untuk pembebanan yang lebih kecil, sedangkan laju panas mengalami peningkatan. Jika dibandingkan
dengan hasil comisioning kinerja turbin mengalami sedikit penurunan. Untuk menjaga turbin agar tetap beroperasi pada
beban yang konstan dibutuhkan peningkatan jumlah laju uap yang masuk ke dalam turbin. Oleh karena itu jika turbin
dioperasikan pada beban yang rendah akan menyebabkan terjadinya pemborosan uap. Berdasarkan manufaktur kriteria
penurunan kinerja turbin terjadi jika laju uap > 7,58 kg/kWh dan daya total bersih turbin < 59,1 MW. Jika dibandingkan
dengan hasil pengujian laju uap adalah 7,217 kg/kWh, dan daya total bersih 59,372 MW kinerja turbin masih baik
sekalipun terjadi penurunan. Jika dibiarkan laju penurunan akan meningkat sehingga diperlukan kajian kapan waktu yang
tepat untuk melakukan retrofitted.

B. Cooling Tower Data Hasil Pengukuran


Sebelum dilakukan pengukuran besaran fisis, kondisi steady state dari cooling tower diperiksa terlebih dahulu. Berikut
adalah data pengujian untuk besaran laju aliran air yang masuk cooling tower. Pengukuran dilakukan pagi hari dari jam
7.00 – 12.00. grafiknya ditunjukkan pada Gambar 4. Dilakukan pula pengetesan pada besaran lainnya hasilnya
menunjukkan cooling tower berada dalam keadaan steady state karena nilainya berada dalam rentang yang ditetapkan
oleh manufaktur. Berikutnya dilakukan pengukuran terhadap sejumlah besaran fisis yang diperlukan.

Gambar 4. Laju alir sebagai fungsi waktu pengukuran

Perhitungan efisiensi termal


Efisiensi termal ditentukan dengan mencari expected water temperature yang dilakukan dengan pembacaan grafik
kurva kinerja yang diberikan oleh manufaktur seperti terlihat pada Gambar 5.

Prosiding Pertemuan Ilmiah XXX HFI Jateng & DIY, Salatiga 28 Mei 2016
ISSN : 0853-0823
4 Cukup Mulyana / Audit Energi di Pembangkit Listrik Geothermal

30

29

28

27 90%,R=14
90%,R=20
26 90%,R=25.5
90%,R=32
(deg-C)

25
100%,R=14
100%,R=20
24
100%,R=25.5
Tcw

23 100%,R=32
110%,R=14
22 110%,R=20
110%,R=25.5
21 110%,R=32

20

19

18
13 15 17 19 21 23 25

Twb (deg-C)

Gambar 5. Kurva kinerja untuk berbagai temperatur bola basa, rentang temperatur, dan % desain aliran

Untuk menghitung kapasitas cooling tower dilakukan dengan mengumpulkan data-data seperti terlihat pada tabel 5.
Selanjutnya dilakukan urutan berikut: 1) menentukan prediksi temperatur, 2) memplot titik potong pertama , 3) memplot
titik potong ke-dua, 4) menentukan adjusted cooling water flow rate 5) selanjutnya menghitung kapasitas cooling tower.
Dari hasil perhitungan kapasitas cooling tower dan efisensi termal diperoleh hasil dari kinerja cooling tower sebagai
berikut: Tabel. 6 kinerja cooling tower di pagi hari dan di siang hari. Sedangkan perbandingan kinerja hasil pengukuran
terhadap hasil comisioning dan desain ditunjukkan pada Tabel 7.

Tabel 5. Perbandingan hasil tes, desain, dan commissioning


Desain dan Data Uji Cooling Tower
Parameter Simbol Unit Desain Comm. Uji
Laju alir air Qw I/s 2218,889 2005 20069
Temperatur Thw deg.C 51,7 45,3 47,9
air panas
Temperatur Tcw deg.C 26,2 20,3 25,6
air dingin
Rentang R deg.C 25,5 25 22,32846
pendinginan
Temperatur Twb deg.C 21 18,2 18,8
masukan
wet bulb
Temeratur Tdb deg.C 23,67 18,2 20,9
masukan
wet bulb
Daya fan W kW 745,6 744,1356 760,7656
driver
Tekanan Pbp kPa 85 85 85
barometer
Rasio liquid L/G 0,959
to gas
Dari tabel 6 terlihat adanya perbedaan kinerja cooling tower di pagi dan di siang hari. Di pagi hari cooling tower bekerja lebih baik
dibandingkan dengan di siang hari. Dari tabel 7 terlihat adanya penurunan kinerja cooling tower jika dibandingkan dengan hasil
comisioning.

V. KESIMPULAN
1. Uji Performansi yang dilakukan telah dapat menentukan nilai performansi peralatan sesuai dengan standar uji
performansi yang berlaku.
2. Hasil uji performansi menunjukkan bahwa terjadi penurunan performansi dari peralatan dengan tingkat penurunan yang
berbeda-beda.
3. Laju penurunan performansi tertinggi terjadi pada cooling tower.

PUSTAKA
[1] ASME Performance Test Code – Steam Turbines. PTC 6-2004 steam turbines. 2005. USA: The American Society of Mechanical
Engineers.
[2] ASME Performance Test Code – Appendix A to PTC 6. 2001. The Test Code for Steam Turbines. PTC 6A-
2000.USA: The American Society of Mechanical Engineers.
[3] ASME Performance Test Code Report – Procedures for Routine Performance Tests of Steam Turbines. 1989. PTC 6S Report-1988.
USA: The American Society of Mechanical Engineers.
[4] ASME Performance Test Code on Overall Plant Performance. 1997. ASME PTC 46-1996. USA: The American Society of
Mechanical Engineers.
[5] Cooling Technology Institute Acceptance Test Code. CTI Code ATC-105.
[6] DiPippo, R. An Introduction to Electric Energy Conversion Systems for Geothermal Energy Resources. 1978. Rhode Island: Brown
University.
[7] Moran, Michael J. and Saphiro, Howard N. Fundamentals of Engineering Thermodynamics. 2008. USA:Wiley. PT.EMI (Energy
Management Indonesia) Persero. 2007. Audit Energi. http://www.energyservices.co.id. Diakses pada tanggal 11 Januari 2011.

TANYA JAWAB

Suaydhi (LAPAN)
? 1. Bagaimana kalo dibandingkan dengan batubara?
2. Kok lebih murah?

Comm. = Commissioning

Tabel 6. Hasil kerja cooling tower di pagi dan siang hari


Unit Pagi Siang
Kapasitas Tower (-) 91,28% 89,09%
Efisiensi Termal (-) 77,41% 75,99%

Tabel 7. Perbandingan kinerja terhadap commissioning dan desain


Unit Desain Comm. Uji
Performansi
Kapasitas (-) 142,99% 86,00%
Tower
Efisiensi (-) 83,06% 92,25% 76,54%
Termal
Cukup Mulyana (UNPAD)
√ 1.Batubara lebih murah namun tidak ramah lingkungan. 2. Menyetor gas totalnya lebih mahal.

Prosiding Pertemuan Ilmiah XXX HFI Jateng & DIY, Salatiga 28 Mei 2016
ISSN : 0853-0823

Anda mungkin juga menyukai