Anda di halaman 1dari 7

5.

4 Termodinamika pada Proses Konversi

5.4.1 Diagram Tempratur-Entropi Proses

Berikut adalah diagram yang menjelaskan mengenai hubungan temperatur dan entropi
pada proses konversi di PLTP dengan sistem single flash

Gambar 5.. Diagram hubungan temperatur dan entropi

5.4.2 Proses Flashing

Proses dimulai dari keadaan geofluid di keadaan 1. Proses Flashing terjadi dalam entalpi
yang konstan karena prosesnya terjadi secara tetap, spontan, yang paling penting dalam keadaan
adiabatik dan tidak ada kerja yang dilibatkan. Dan juga pada proses ini, perubahan energi kinetik
dan potensial diabaikan. Sehingga didapatkan persamaan dimana

5.4.3 Proses Separasi

Proses separasi terjadi dalam keadaan tekanan konstan atau dalam keadaan isobarik.
Didapatkan fraksi kekeringan setelah proses flashing (keadaan 2) adalah

Dengan mengetahui fraksi uap, maka akan diketahui berapa total uap yang akan masuk ke
turbin yang berasal dari separator.
5.4.4 Proses Ekspansi Turbin

Kerja yang dihasilkan oleh turbin per unit masa adalah

Dimana diasumsikan bahwa tidak ada panas yang hilang pada turbin dan energi kinetik dan
potensial diabaikan. Kerja maksimum yang dapat dihasilkan oleh turbin adalah ketika turbin
bekerja dalam keadaan adiabatik dan reversibel ketika keadaan isentropik. Sehingga didapatkan
perumusan efisiensi turbin ketika keadaan isentropik adalah

Sehingga daya(gross) yang dihasilkan oleh turbin adalah

Sehingga daya(gross) yang dihasilkan dari generator adalah

Dimana daya-daya tambahan yang digunakan dalam penunjang pembangkit listrik harus
dikurangi juga agar mendapatkan daya netto.

Yang perlu diketahui adalah nilai efisiensi tersebut dipengaruhi oleh kelembaban yang ada
pada proses. Dimana menurut peraturan Baumann bahwa dengan jumlah kelembaban 1% akan
mengakibatkan penurunan efisiensi turbin 1% pula. Sehingga nilai efisiensi turbin ketika dalam
keadaan lembab adalah

Dengan nilai efisiensi turbin ketika kering adalah tetap yaitu


Berdasarkan diagram sebelumnya, hasil keluaran turbin adalah berada pada keadaan 5.
Nilai pada keadaan 5 dapat dihitiung dengan menggunakan persamaan 5.9 dengan nilai efisiensi
turbin dan nilai pada keadaan 5s atau keadaan hasil keluaran turbin yang ideal. Keadaan 5s dapat
dihitung dengan

Dimana, nilai entalpi itu sendiri mengisyaratkan nilai fraksi kekeringan yang ideal adalah
seperti apa.

Sehingga didapatkan

Dengan nilai

Persamaan ini berlaku karena nilai fraksi kekeringan dari inlet turbin adalah 1. Namun jika
tidak maka persamaan menjadi

5.4.5 Proses Condensing

Berdasarkan hukum Termodinamika 1, pada proses ini didapatkan hubungan antara laju
aliran cooling water yang dibutuhkan terhadap laju aliran uap adalah
Dimana c adalah panas jenis spesifik dari cooling water ( 1 Btu/lbmºF atau 4.2 kJ/kgK) dan
∆T adalah kenaikan suhu dari cooling water. Sedangkan untuk kondenser yang terjadi kontak
langsung persamaannya menjadi

Gambar 5.. Proses yang terjadi di kondenser

5.4.6 Proses pada Cooling Tower

Cooling tower harus bisa menampung panas dari uap yang telah dikondensasi

Gambar 5.. Proses yang terjadi di cooling tower

Proses yang terjadi didalamnya dipengaruhi oleh massa udara dan massa air. Berdasarkan
hukum termodinamika 1 menjelaskan keseluruhan proses, tanpa memasukkan pengaruh kipas
dengan menganggap aliran tetap dan adiabatik.
Namun masih ada persamaan yang harus dianalisis dari proses yaitu massa konservasi dari
air dan massa konservasi dari udara.

m˙wd dan m˙w a adalah jumlah air ketika masuk dan keluar dari air stream nilai ini bisa
didapatkan berdasarkan kelembaban dari air stream (ω).

Cooling tower juga dikarakterisasikan oleh range dan approach. Range adalah perubahan
temperatur air dari yang mengalir sepanjang tower (T7-T8). Sedangkan apprach adalah
perubahan temperatur dari outlet air dan temperatur dari udara ambient yang masuk (T8-Twb,a).
Pada keadaan ideal nilai T8=Twb,a, sehingga nilai approachnya adalah nol. Dan khususnya pada
PLTP lebih banyak membutuhkan pendinginan atau cooling tower dari pada pembangkit listrik
lain

Misalkan pada suatu pembangkit listrik yang berdasarkan siklus didapatkan

Sehingga didapatkan bahwa


Bila dibandingkan dengan pembangkit listrik lain seperti nuklir dan batu bara, panas yang
dibuang dari PLTP lebih besar. Dan juga kapasitas pendinginan dari PLTP yang dibutuhkan juga
lebih besar. Contohnya adalah bila PLTP dengan sistem binary membutuhkan kapasitas
penginginan 8,5 kali lebih besar dari pada PLTP dengan sistem siklus yang lainnya. Walaupun
PLTP dengan sistem flash bukan merupakan contoh dari siklus, nilai kalor keluaran dapath
dihitung menggunkaan rumus.

5.4.7 Efisiensi Pemanfaatan

Performa keseluruhan pembangkit listrik dapat dicari dengan menggunakan Hukum


Termodinamika 2 dimana dibandingkan nilai daya maksimum yang dihasilkan sebenarnya
dengan daya berdasarkan perhitungan teoritikal. Sehingga pada perhitungan ini dilibatkan exergi
dimana nilai exergi spesifik adalah.

Dengan mengalikan exergi spesifik dengna laju aliran massa geofluid, akan didapatkan
daya maksimum exergi adalah.

Dengan membandingkan nilai daya netto dari pembangkit listrik dengan daya exergi
didapatkan efisiensi utilization.

Anda mungkin juga menyukai