Anda di halaman 1dari 23

III.

PEMBELAJARAN

a. Kegiatan Pembelajaran ke-1


1. Tujuan Materi Pembelajaran
Adapun tujuan pembelajaran dari mata kuliah ini ialah sebagai berikut:
1. Mahasiswa mampu membedakan dan menjelaskan jenis-jenis exergi
2. Mahasiswa mampu memahami dan menganalisis exergi.
3. Mahasiswa mampu memahami dan menganalisis kerja reversible dan irreversibel.
4. Mahasiswa mampu mengimplementasikan persamaan hukum kedua efisiensi
5. Mahasiswa mampu menganalisis kerugian-kerugian perubahan exergy dari suatu
system.
6. Mahasiswa mampu merancang sebuah penelitian dan menuagkannya kedalam
bentuk sebuah laporan secara mandiri, terukur, dan bebas plagiasi dengan benar dan
bertanggung jawab berdasarkan nilai-nilai Al-Islam dan kemuhammadiyahan

2. Materi Pembelajaran
Exergy: Work Potential Of Energy
Pada saat kita akan memutuskan apakah akan membangun pembangkit energy listrik di
suatu lokasi atau tidak hal pertama yang harus dilakukan adalah memperkirakan seberapa besar
jumlah cadangan energi yang terkandung. Informasi yang akan kita dipakai dalam menilai.
adalah potensi kerja dari sumbernya yaitu, berapa besar jumlah cadangan energi yang dapat kita
keluarkan menjadi kerja yang berguna. Sisa energi dibuang sebagai energi buangan. Dengan
demikian, akan sangat diinginkan untuk mengetahui properti yang memungkinkan kita untuk
menentukan potensi kerja yang berguna dari sejumlah energi tertentu pada keadaan tertentu.
Properti ini adalah exergi, yang juga disebut ketersediaan atau energi yang tersedia
Potensi kerja energi yang terkandung dalam suatu sistem pada keadaan tertentu adalah
kerja maksimal yang berguna yang diperoleh dari sistem. Kerja yang dilakukan selama proses
bergantung pada keadaan awal, keadaan akhir (keadaan mati atau dead state), dan jalur proses.
Sistem berada dalam keadaan mati (dead state) saat berada dalam kesetimbangan
termodinamika dengan lingkungan di dalamnya Gambar 1. 1 keadaan mati sebuah sistem
adalah jika system itu pada suhu dan tekanan lingkungannya (secara termal dan mekanis
keseimbangan); tidak memiliki energi kinetik atau potensial relatif terhadap lingkungan
(kecepatan nol dan elevasi nol di atas tingkat referensi); dan tidak bereaksi dengan lingkungan

7
(kimiawi). Juga, dalam keadaan seimbang magnetik, listrik, dan efek tegangan permukaan
antara sistem dan lingkungan.

Gambar 1.1. Properti dari sebuah sistem pada keadaan mati dinotasikan dengan
subskala nol, misalnya, P0, T0, h0, u0, dan s0. Kecuali ditentukan lain, suhu keadaan mati dan
tekanan diambil menjadi T0 = 25 °C (77 ° F) dan P0 = 1 atm (101,325 kPa atau 14,7 psia)

Saat menganalisis pendinginan kentang panas di ruangan pada suhu 25 °C, misalnya
udara hangat yang mengelilingi kentang adalah lingkungan sekitar, dan sisanya udara ruangan
pada suhu 25 °C adalah lingkungan. Perhatikan Gambar 1.2 suhu lingkungan sekitar berubah
dari suhu kentang di batas suhu lingkungan 25 ° C. Catatan: bahwa sebuah sistem harus menuju
keadaan mati pada akhir proses untuk memaksimalkan hasil kerja

Gambar 1.2 Pendinginan kentang pasnas pada udara lingkungan

Sekeliling (surroundings) adalah segala sesuatu diluar batas sistem.


Lingkungan sekitar (Immediate surroundings) sistem pada bagian lingkungan yang
dipengaruhi oleh proses.
Lingkungan (Environment) mengacu pada daerah di luar lingkungan sekitar yang propertinya
tidak terpengaruh oleh proses pada titik apapun

8
Oleh karena itu, dapat kita simpulkan bahwa sebuah sistem memberikan kemungkinan
kerja maksimal karena mengalami proses reversibel dari keadaan awal ke keadaan
lingkungannya, yaitu keadaan mati. Potensi kerja yang berguna sistem pada keadaan tertentu
disebut exergy.

Eksergi (Potensi Kerja) Energi Kinetik dan Potensial


Energi kinetik adalah bentuk energi mekanik, yang dapat dirubah menjadi kerja sepenuhnya.
Karena itu, potensi kerja atau energi empirik exergi dari suatu sistem sama dengan energi
kinetik itu sendiri tanpa memperhatikan suhu dan tekanan lingkungan

V2
exergi energi kinetik  xke  ke   kJ / kg  (1.1)
2
dimana V adalah kecepatan sistem relatif terhadap lingkungan
Energi potensial juga merupakan bentuk energi mekanik, dan karenanya dapat dikonversi
menjadi bekerja sepenuhnya. Oleh karena itu, exergi energi potensial sebuah sistem sama
dengan energi potensial itu sendiri terlepas dari suhu dan tekanan lingkungan

exergi energi potensial  x pe  pe  gz  kJ / kg  (1.2)

Dimana g adalah percepatan gravitasi (m/s2) dan z (m) adalah elevasi sistem relatif terhadap
referensi lingkungannya.
Oleh karena itu, eksergi kinetik dan potensial sebanding dengan ekserginya masing-masing dan
sepenuhnya tersedia untuk kerja. Namun, energi dalam u dan entalpi h dari sistem tidak
sepenuhnya tersedia untuk kerja.

Gambar 1.3 exergi energy potensial

9
Contoh 1.1: Pembangkitan Tenaga Maksimum oleh Turbin Angin

Gambar 1.4 Skema untuk Contoh 1–1.


Turbin angin dengan rotor berdiameter 12 m, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1.4,
dipasang pada lokasi dimana angin bertiup dengan stabil pada kecepatan rata-rata dari 10 m/s.
Tentukan daya maksimum yang bisa dihasilkan oleh Turbin angin.
Solusi
Turbin angin yang sedang diperhitungkan untuk lokasi tertentu. Tentukan daya
maksimal yang bisa dihasilkan oleh turbin angin itu.
Asumsi
Udara berada pada keadaan standar 1 atm dan 25 ° C, dan densitasnya adalah 1,18 kg/m3

Analisis
Udara yang mengalir memiliki sifat yang sama dengan udara atmosfir stagnan kecuali
udara ini akan mencapai keadaan mati saat berhenti. Oleh karena itu, exergi hembusan udara
hanyalah energy kinetic yang dimilikinya adalah:

ke  
 
2
V 2 10  1 kJ / kg 
   0, 05 kJ / kg
2 2  1000 m2 / s 2 
Artinya, setiap 1 kg massa udara yang mengalir pada kecepatan 10 m/s memiliki sebuah
potensi kerja 0,05 kJ/kg. Dengan kata lain, turbin angin yang sempurna akan membawa udara
sampai berhenti total dan menangkap potensi kerja 0,05 kJ/kg. Untuk menentukan daya
maksimum, kita perlu tahu jumlah udara yang lewat melalui rotor turbin angin per satuan waktu,
yaitu laju aliran massa dapat ditentukan

 12 
2
 D2
m   AV  
4

V  1,18 kg / m 3
 4
10 m / s  1335  kg / s 

10
Daya maksimum

P  m  ke  1335  kg / s  0, 05 kJ / kg   66,8 kW
Ini adalah daya maksimum yang tersedia untuk turbin angin. Dengan asumsi efisiensi
30 persen, turbin angin yang sebenarnya akan mengkonversi 20,0 kW menjadi energi listrik.
Perhatikan bahwa potensi kerja untuk kasus ini sama dengan seluruh energi kinetik udara.
Pembahasan: Perlu dicatat bahwa meskipun seluruh energi kinetik dari Angin tersedia untuk
produksi listrik, hukum Betz menyatakan bahwa output daya dari turbin angin maksimal
sepertiga kecepatan awal. Oleh karena itu, untuk daya maksimum (dan dengan demikian biaya
minimum per daya terpasang), efisiensi tertinggi turbin angin sekitar 59 persen. Dalam
prakteknya, efisiensi sebenarnya berkisar antara 20 dan 40 persen dan umumnya sekitar 35
persen untuk turbin angin. Tenaga angin cocok saat ada angin kencang dengan kecepatan rata-
rata minimal 6 m/s (atau 13 mph).

Contoh 1. 2. Perpindahan Exergy dari sebuah tungku


Sebuah tungku besar memindahkan panas pada suhu 2000 R dengan laju tetap 3000 Btu/s.
Tentukan tingkat aliran exergi terkait dengan perpindahan panas ini. Asumsikan suhu
lingkungan 77 ° F.
Solusi :
Panas dipasok oleh tungku pada suhu tertentu. Tingkat aliran exergy harus ditentukan.
Analisis :
Tungku dalam contoh ini dapat dimodelkan sebagai reservoir panas yang memasok panas tanpa
batas pada suhu konstan. Eksergi dari energi panas adalah potensi kerja yang berguna,
yaitu jumlah kerja maksimal yang bisa diekstraksi darinya. Ini sesuai dengan jumlah kerja yang
bisa dilakukan mesin panas reversibel di antara tungku dan lingkungan.
Efisiensi termal dari mesin panas reversibel ini adalah
TL 537 R
th,max th,rev 1  1   0, 732
TH 2000 R
Artinya, mesin kalor bisa menkonversikan energy, sebesar 73,2 persen dari panas yang masuk
dari tungku yang dapat diubah menjadi kerja. Dengan demikian, exergy tungku ini setara
dengan tenaga yang dihasilkan oleh mesin kalor reversibel:

Wmax  Wrev th ,rev Qin   0, 732  3000 Btu / s   2196 Btu

11
Diskusi
Perhatikan bahwa 26,8 persen panas dipindahkan dari tungku tidak dikonversikan menjadi
kerja. Porsi energi yang tidak bisa diubah menjadi kerja disebut energi yang tidak tersedia.
Energi tidak tersedia hanyalah perbedaan antara total energi sistem dan exergi system itu.

Gambar 1.5 Energi yang tidak tersedia adalah bagian dari energi yang tidak dapat diubah
menjadi kerja bahkan dengan mesin panas yang dapat dibalik.

2.2 Kerja reversible and irreversibilitas


Sifat exergy berfungsi sebagai alat yang sangat berguna dalam menentukan kualitas
energi dan membandingkan potensi kerja dari berbagai sumber energi atau sistem. Namun,
evaluasi exergi saja tidak memadai untuk mempelajari rekayasa perangkat yang beroperasi di
antara dua keadaan tetap. Untuk mengevaluasi exergi, selalu asumsikan keadaan terakhir
sebagai keadaan mati, yang hampir tidak pernah terjadi untuk sistem rekayasa yang
sebenarnya. Jika ada dua kuantitas yang berhubungan dengan keadaan awal dan akhir proses
yang sebenarnya dan berfungsi sebagai alat berharga dalam analisis komponen termodinamika
atau sistem.
Kedua kuantitas ini adalah kerja reversibel dan ireversibilitas (atau kerusakan exergi (Exergy
destruction). Tapi pertama kita lihat kerja di sekitar, yang merupakan kerja yang dilakukan atau
melakukan kerja oleh lingkungan selama proses berlangsung.
Wlingkungan  Po V2  V1  (1.3)

Gambar 1.6. Ekspansi sistem tertutup, membutuhkan kerja untuk mendorong keluar udara
atmosfer (Wsurr).

12
Kerja yang dilakukan oleh perangkat penghasil kerja (W) tidak selalu sama pada bentuk yang
bisa digunakan. Misalnya, ketika gas dalam perangkat piston-silinder mengembang, kerja yang
dilakukan oleh gas digunakan untuk mendorong udara atmosfer keluar piston. Kerja ini
tidak dapat dikembalikan dan digunakan untuk tujuan yang berguna. Kerja tersebut sama
dengan tekanan atmosfir Po kali perubahan volume sistem,
Perbedaan antara kerja aktual W dan kerja lingkungan Wlingkungan disebut kerja berguna
Wu
Wu  W  Wlingkungan  W  Po V2  V1  (1.4)

Gambar 1.7 Sistem volume konstan, total kerja aktual dan berguna identic (Wu = W).

Kerja Reversibel (Wrev)


Kerja reversibel Wrev didefinisikan sebagai jumlah kerja maksimum yang berguna
yang dapat dihasilkan (atau kerja minimum yang perlu diberikan). Sebuah sistem mengalami
proses antara keadaan awal dan akhir. Ini adalah hasil kerja yang berguna (atau input) yang
diperoleh (atau dikeluarkan) saat proses antara keadaan awal dan akhir dilakukan dengan cara
yang benar-benar reversibel. Bila keadaan akhir adalah keadaan mati, kerja dapat dibalik sama
dengan exergi. Untuk proses yang membutuhkan kerja, kerja reversibel mewakili jumlah
minimum kerja yang diperlukan untuk melakukan proses itu. Perbedaan antara kerja
reversible (Wrev) dan kerja yang berguna (Wu) adalah karena adanya irreversibilities selama
proses, dan perbedaan ini disebut irreversibility (I). Irreversibility setara dengan exergy
destruction. Untuk proses yang benar-benar reversibel, istilah kerja aktual dan reversible
adalah identik, dan dengan demikian irreversibility adalah nol. Hal ini diharapkan proses yang

13
benar-benar reversibel tidak menghasilkan entropi. Irreversibility adalah kuantitas positif
untuk semua proses aktual (ireversibel) bila Wrev  Wu untuk peralatan yang menghasilkan
kerja dan Wrev  Wu untuk peralatan yang menerima kerja.
I  Wrev,out  Wu,out atau
(1.5)
I  Wu,in  Wrev.in

Gambar 1. 8. Perbedaan antara kerja reversible dan kerja berguna yang sebenarnya
adalah ireversibilitas

Irreversibility setara dengan exergy destruction. Untuk proses yang benar-benar


reversibel, istilah kerja aktual dan reversible adalah identik, dan dengan demikian irreversibility
adalah nol. Hal ini diharapkan proses yang benar-benar reversibel tidak menghasilkan entropi.
Irreversibility adalah kuantitas positif untuk semua proses aktual (ireversibel) karena
Wrev  Wu untuk peralatan yang melakukan kerja dan Wrev  Wu untuk peralatan yang
menerima kerja.
Irreversibility dapat dipandang sebagai potensi kerja terbuang atau yang hilang untuk
melakukan kerja.
Ini mewakili energi yang tidak bisa diubah menjadi kerja. Semakin kecil irreversibilitas
yang terkait dengan suatu proses, semakin besar kerja yang dihasilkan (atau semakin kecil kerja
itu dikonsumsi).
Kinerja suatu sistem dapat ditingkatkan dengan meminimalkan ireversibilitas yang
terkait dengannya

Contoh 1-3: Laju irreversibilitas dari mesin kalor


Mesin kalor menerima kalor dari sumber pada 1200 K pada laju 500 kJ/s dan membuang
kalor ke reservoir pada 300 K. Daya output dari mesin kalor adalah 180 kW. Tentukan daya
reversibel dan tingkat ireversibilitas untuk proses ini.

14
Solusi: Perhatikan operasi mesin kalor. Daya reversible dan tingkat irreversibilitas yang
terkait dengan operasi ini harus ditentukan.
Analisis: Daya reversibel untuk proses ini adalah jumlah daya pada sebuah mesin kalor
reversibel, seperti mesin kalor Carnot, beroperasi antara batas suhu yang sama
 
W rev th,rev Q in
T
 1  sink Q in
 Tsource 

Wrev th,rev Qin


 T 
  1  sink 
 Tsource 
 300 K 
 1   500 kW 
 1200 K 
 375 kW

Gambar 1.9. Skema untuk Contoh 1–3.

Kerja reversible sebesar 375 kW ini adalah daya maksimum yang bisa dihasilkan oleh
mesin kalor yang beroperasi antara batas suhu yang ditentukan dan menerima kalor pada nilai
tertentu. Ini juga mewakili daya yang tersedia jika 300 K adalah suhu yang terendah yang
tersedia untuk membuang kalor. Tingkat irreversibility adalah perbedaan antara daya
reversibel (daya maksimum yang bisa dihasilkan) dan output daya yang berguna:
I  Wrev,out  Wu,out  375  180  195 kW

15
Pembahasan
Catatan bahwa 195 kW potensi daya terbuang selama proses ini sebagai akibat dari
irreversibilitas. Juga, 500 - 375 = 125 kW dari kalor yang ditolak ke reservoir tidak dapat
dikonversi menjadi kerja dan dengan demikian bukan bagian ireversibilitas.

Hukum kedua efisiensi (ƞII)


Efisiensi termal dan koefisien kinerja pada perangkat adalah sebagai ukuran
kinerjanya. Efisiensi termal dan koefisien kinerja didefinisikan pada dasar hukum pertama
saja, dan terkadang disebut sebagai efisiensi hukum pertama. Efisiensi hukum pertama tidak
dapat dijadikan referensi untuk kinerja terbaik, dan dengan demikian mungkin menyesatkan.
Perhatikan dua buah mesin kalor, keduanya memiliki efisiensi termal 30 persen. Salah satu
mesin (mesin A) diberikan panas dari sumber pada 600 K, dan yang lainnya (mesin B) dari
sumber pada 1000 K. Kedua mesin menolak panas ke medium pada 300 K (Gambar 8-15).
Sepintas lalu, kedua mesin tampaknya bisa mengubah fraksi kalor yang sama dengan yang
mereka terima (30%); Dengan demikian kinerjanya sama baiknya. Saat kita melihat kedua
mesin dalam hukum termodinamika kedua, bagaimanapun, kita melihat hal yang sama sekali
berbeda. Mesin ini dapat beroperasi sebagai mesin reversibel, dalam hal ini efisiensi keduanya
menjadi:

 T 
 rev, A  1  L   1 
300 
  50%
 TH  A  600 

Sekarang menjadi jelas bahwa mesin B memiliki potensi kerja tersedia yang lebih besar
(70 persen dari panas yang dipasok dibandingkan dengan 50 persen untuk mesin A), dan dengan
demikian mesin B lebih baik daripada mesin A. Oleh karena itu, kita bisa mengatakan bahwa
mesin B berkinerja buruk dibandingkan mesin A sekalipun keduanya memiliki efisiensi termal
yang sama.

16
Gambar 1.10. Dua mesin pemanas itu memiliki kesamaan efisiensi termal, tetapi
berbeda efisiensi termal maksimum.

Jelas dari contoh ini bahwa efisiensi hukum pertama saja bukan ukuran kinerja realistis
perangkat rekayasa. Untuk mengatasi kekuranganini, kita mendefinisikan efisiensi hukum
kedua sebagai rasio efisiensi termal actual terhadap efisiensi termal maksimum (reversibel)
dalam kondisi yang sama Gambar 1.11

Gambar 1.11. Efisiensi hukum kedua adalah ukuran kinerja perangkat relatif terhadap
kinerjanya di bawah kondisi reversibel.

th
 II  (mesin kalor) (1.6)
th,rev
Berdasarkan definisi ini, hukum kedua efisiensi dari dua mesin panas dibahas di atas
adalah
0,3 0,3
II , A   0,60 dan II ,B   0,43
0,50 0,70
Artinya, mesin A mengubah 60 persen potensi kerja yang tersedia menjadi kerja yang
bermanfaat. Rasio ini hanya 43 persen untuk mesin B. Efisiensi hukum kedua juga dapat
dinyatakan sebagai rasio hasil kerja yang berguna dan hasil kerja semaksimal mungkin (dapat
dibalik):

17
Wu
 II  (peralatan yang menghasilkan kerja) (1.7)
Wrev
Definisi ini lebih umum karena dapat diterapkan pada proses (di turbine, perangkat
piston-silinder, dll.) serta ke siklus. Perhatikan bahwa hukum efisiensi kedua tidak dapat
melebihi 100 persen (Gbr. 8-12). Kita juga bisa mendefinisikan efisiensi hukum kedua untuk
noncyclic yang membutuhkan kerja (seperti kompresor) dan perangkat siklik (seperti lemari es)
sebagai rasio dari input kerja minimum (yang dapat dibalik) ke input kerja yang berguna:

Wrev
 II  (peralatan yang membutuhkan input kerja) (1.8)
Wu
Untuk perangkat siklik seperti lemari es dan pompa panas, bisa juga dinyatakan dalam koefisien
kinerja sebagai

COP
 II  (refigerasi dan pompa kalor) (1.9)
CO Prev

Gambar 1.12.Efisiensi hukum kedua dari semua reversibel perangkat 100 persen

Sekali lagi, efisiensi hukum kedua, nilainya tidak bisa melebihi 100 persen. Dalam
hubungan di atas, kerja yang dapat dibalik Wrev harus ditentukan dengan menggunakan status
awal dan akhir yang sama seperti proses sebenarnya. Definisi di atas untuk efisiensi hukum
kedua tidak berlaku untuk perangkat yang menghasilkan atau mengkonsumsi kerja. Efisiensi

18
hukum kedua dimaksudkan untuk melayani sebagai ukuran perkiraan untuk operasi yang dapat
dibalik, dan dengan demikian nilainya harus berkisar dari nol dalam kasus terburuk
(penghancuran total eksergi) hingga satu dalam kasus terbaik (tidak ada kerusakan eksergi).
Dengan pemikiran ini, kita mendefinisikan efisiensi hukum kedua dari suatu sistem selama
proses seperti (Gbr. 1.13)

Gambar 1.13. Efisiensi hukum kedua secara alami proses yang terjadi adalah nol jika
tidak ada potensi kerja dipulihkan.

Exergy yang di pulihkan Exergy musanah


 II  1 (1.10)
Exergy yang diberikan Exergy yang di pulihkan

Oleh karena itu, ketika menentukan efisiensi hukum kedua, hal pertama yang dilakukan
adalah menentukan seberapa banyak eksergi atau potensi kerja yang dikonsumsi selama
proses. Dalam operasi yang dapat dibalik, harus dapat memulihkan seluruhnya eksergi yang
dipasok selama proses, dan tidak dapat diubah dalam hal ini kasus harus nol. Efisiensi hukum
kedua adalah nol saat tidak ada eksergi yang disuplai ke sistem. Perhatikan bahwa eksergi
dapat disuplai atau dipulihkan dalam berbagai jumlah dalam berbagai bentuk seperti panas,
kerja, energi kinetik, energi potensial, energi dalam, dan entalpi. Terkadang ada perbedaan
pendapat (meskipun valid) tentang apa yang exergy disediakan, dan ini menyebabkan definisi
yang berbeda untuk hukum efisiensi kedua. Bagaimanapun, eksergi pulih dan eksergi hancur
(irreversibility) harus sesuai dengan exergy yang diberikan. Juga, perlu mendefinisikan sistem
secara tepat untuk mengidentifikasi dengan benar setiap interaksi antara sistem dan sekitarnya.
Untuk mesin kalor, eksergi yang disuplai adalah penurunan eksergi panas yang
ditransfer ke mesin, yang merupakan perbedaan antara eksergi panas yang disuplai dan
eksergi panas dibuang. (Eksergi dari panas yang dibuang pada suhu lingkungan adalah nol.)
Kerja keluaran bersih adalah eksergi pulih.

19
Untuk lemari es atau pompa panas, energi yang disuplai adalah input kerja karena
kerja yang dipasok ke perangkat siklik sepenuhnya tersedia. Pemulihan eksergi adalah eksergi
panas yang ditransfer ke suhu tinggi medium (yang merupakan kerja reversibel) untuk pompa
panas, dan eksergi dari panas yang ditransfer dari media suhu rendah ke lemari es.
Untuk penukar panas dengan dua aliran fluida yang tidak tercampur, biasanya eksergi
yang disuplai adalah penurunan eksergi aliran fluida bersuhu lebih tinggi, dan eksergi
pulih adalah peningkatan eksergi dari aliran fluida suhu rendah.

CONTOH 1-4 Efisiensi Hukum Kedua dari Pemanas Resistensi


Seorang dealer mengiklankan bahwa dia baru saja menerima kiriman pemanas tahanan
listrik untuk bangunan tempat tinggal yang memiliki efisiensi 100 persen (Gbr. 1-4).
Dengan asumsi suhu dalam ruangan 21 ° C dan suhu luar ruangan suhu 10 ° C,
tentukan hukum kedua efisiensi pemanas ini.
Solusi Pemanas hambatan listrik sedang diperhatikan untuk perumahan bangunan.
Efisiensi hukum kedua dari pemanas ini harus ditentukan.
Analisis Jelas efisiensi yang dimaksud dealer adalah yang pertamahukum efisiensi,
artinya untuk setiap satuan energi listrik (kerja) Singkatnya, pemanas akan menyuplai
rumah dengan 1 unit energi (panas). Itu adalah, pemanas yang diiklankan memiliki
COP 1.

GAMBAR 8–19 Skema untuk Contoh 1-4.


Pada kondisi yang ditentukan, pompa kalor yang dapat dibalik akan memiliki koefisien
efisiensi kinerja
1 1
COPHP ,rev    26, 7
1
TL
1
 283 K 
TH  294 K 

20
Artinya, rumah akan dipasok panas dengan 26,7 unit panas (diekstraksi dari udara luar
yang dingin) untuk setiap unit energi listrik yang dikonsumsi.
Efisiensi hukum kedua dari pemanas resistansi ini adalah
COP 1,0
 II    0,037 atau 3,7%
CO Prev 26,7
yang tidak terlihat begitu mengesankan. Dealer tidak akan senang melihat nilai ini.
Mengingat harga listrik yang tinggi, konsumen mungkin akan lebih tertarik dengan
pemanas gas yang “kurang” efisien.

Perubahan Exergi Sistem


Properti exergy adalah potensi kerja dari suatu sistem di lingkungan tertentu dan
mewakili jumlah kerja maksimum bermanfaat yang diperoleh dari sistem pada keseimbangan
dengan lingkungan. Tidak seperti energi, nilai eksergi tergantung pada keadaan lingkungan
serta keadaan sistem. Oleh karena itu, eksergi adalah properti kombinasi. Eksergi sistem
yang berada dalam kesetimbangan dengan lingkungannya adalah nol. Keadaan lingkungan
disebut sebagai "keadaan mati" sejak sistem praktis "mati" (tidak dapat melakukan kerja apa
pun) dari sudut pandang termodinamika ketika mencapai keadaan itu.

Eksergi dari Massa Tetap: Eksergi tidak mengalir (atau Sistem Tertutup)
Secara umum, energi dalam terdiri dari energi sensibel, laten, kimia, dan nuklir.
Energi kimia dan nuklir dapat diabaikan. Energi dalam dapat dianggap hanya terdiri dari
energi yang sensible dan laten yang dapat ditransfer ke atau dari sistem sebagai kalor
jika ada perbedaan suhu melintasi batas sistem. Hukum kedua termodinamika menyatakan
bahwa panas tidak dapat dikonversi untuk bekerja sepenuhnya, dan dengan demikian
potensi kerja energi dalam harus kurang dari energi dalam itu sendiri.
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, kita perlu memperhatikan sistem tertutup
stasioner keadaan tertentu yang mengalami proses reversibel ke keadaan lingkungan (yaitu,
suhu dan tekanan akhir dari sistem seharusnya T0 dan P0, masing-masing). Kerja bermanfaat
yang diberikan selama proses ini adalah eksergi sistem pada keadaan awalnya (Gbr. 1-11).
Perhatikan perangkat piston-silinder yang berisi fluida bermassa m pada suhu T dan tekanan P.
Sistem (massa di dalam silinder) memiliki volume V, energi dalam U, dan entropi S. Sistem
mengalami perubahan keadaan yang berbeda, volume berubah sebesar dV dan panas ditransfer
dalam jumlah diferensial dQ. Arah perpindahan panas dan kerja dari system (panas dan kerja

21
keluar sistem), keseimbangan energi untuk sistem selama perbedaan proses ini dapat
dinyatakan sebagai

Gambar 1.11. Eksergi massa tertentu pada keadaan tertentu


adalah kerja berguna yang dapat dihasilkan karena massa
mengalami proses yang dapat dibalik ke keadaan lingkungan.

(1.11)

Karena satu-satunya bentuk energi yang dikandung sistem adalah energi dalam, dan
energy hanya bentuk perpindahan energi yang melibatkan massa tetap adalah panas dan kerja.
Juga, satu-satunya bentuk kerja yang dapat dilakukan oleh sistem kompresibel sederhana proses
yang dapat dibalik adalah kerja batas, yang diberikan menjadi δW = P dV ketika arah kerja
diambil dari sistem (sebaliknya akan menjadi P dV ). Tekanan P dalam ekspresi P dV adalah
tekanan absolut tentu, yang diukur dari nol mutlak. Setiap kerja berguna yang diberikan oleh
perangkat silinder-piston disebabkan oleh tekanan di atas tingkat atmosfer.
Karena itu,

(1.12)

22
Proses yang mampu balik tidak dapat melibatkan perpindahan panas melalui suhu yang
terbatas. Perbedaan suhu, dan dengan demikian setiap perpindahan panas antara sistem pada
suhu T dan sekitarnya di T0 harus terjadi pada mampu balik mesin. Perhatikan bahwa dS = δQ/
T untuk proses mampu balik, dan efek efisiensi termal mesin kalor reversibel yang beroperasi
antara suhu T dan T0 adalah ηth = 1- (T0/T), diferensiasi kerja yang dihasilkan oleh mesin
sebagai hasil dari perpindahan panas ini adalah
(1.13)

Substitusikan dW dan dQ dalam Persamaan. 1–12 dan 1–13 ke dalam keseimbangan energi
(Persamaan 1–11), setelah mengatur ulang,

integrasikan dari keadaan yang diberikan (tidak ada subskrip) ke keadaan mati (subskrip 0)
yang kita dapatkan
(1.14)

di mana Wtotal useful adalah kerja total berguna yang dilepaskan karena sistem mengalami proses
yang dapat dibalik dari keadaan yang diberikan ke keadaan mati, yang eksergi menurut definisi.
Sistem tertutup, secara umum, mungkin memiliki energi kinetik dan potensial, dan energi total
sistem tertutup sama dengan jumlah energi dalam, kinetik, dan energi potensial. Perhatikan
bahwa energi kinetik dan potensial itu sendiri adalah bentuk-bentuk eksergi, eksergi dari sistem
tertutup massa m adalah

(1.15)
Pada basis massa satuan, sistem tertutup (atau nonflow) eksergi ϕ dinyatakan sebagai
V2
  U U o   Po U U o   To  S  So   m  mgz (1.16)
2
   e  eo   Po  v  vo   To  s  so 
di mana u0, v0, dan s0 adalah sifat-sifat sistem yang dievaluasi pada keadaan diam. Perhatikan
bahwa eksistensi sistem adalah nol pada keadaan mati sejak e = e0, v = v0, dan s = s0 pada
keadaan tersebut. Perubahan eksergi dari sistem tertutup selama proses hanyalah perbedaan
antara exergi akhir dan exergy awal sistem,

23
X  X 2  X 1  m 2  1    E2  E1   Po V2  V1   To  S2  S1  (1.17)

 V22 
 U 2  U1  Po V2  V1   To  S2  S1   m  2   mg  z2  z1 
 V1 
atau, atas dasar satuan massa,
V 2 
  2  1  u2  u1  Po  v2  v1   To  s2  s1   m  22   mg  z2  z1 
 V1 

 
  e2  e1  Po  v2  v1   To  s2  s1  (1.18)

Untuk sistem tertutup stasioner, istilah energi kinetik dan potensial dikeluarkan dari persamaan.
Ketika sifat-sifat suatu sistem tidak seragam, eksergi sistem dapat ditentukan dengan integrasi
dari
(1.19)
dimana V adalah volume dari sistem dan ρ adalah densitas.
Perhatikan bahwa eksergi adalah properti, dan nilai properti tidak berubah kecuali
keadaan berubah. Oleh karena itu, perubahan eksergi suatu sistem adalah nol jika
keadaan sistem atau lingkungan tidak berubah selama proses tersebut.
Misalnya, perubahan eksergi perangkat aliran mantap seperti nosel, kompresor, turbin,
pompa, dan penukar panas dalam lingkungan tertentu adalah nol selama operasi stabil.
Eksergi sistem tertutup adalah positif atau nol. Itu tidak pernah negatif.
Bahkan media pada suhu rendah (T < T0) dan / atau tekanan rendah (P < P0) mengandung
eksergi karena media dingin dapat berfungsi sebagai heat sink ke mesin panas yang menyerap
panas dari lingkungan di T0, dan ruang yang dievakuasi membuatnya mungkin untuk tekanan
atmosfer untuk menggerakkan piston dan melakukan kerja yang bermanfaat (Gbr. 8-21).

Gambar 1.12. Eksergi media dingin juga kuantitas positif karena kerja dapat
diproduksi dengan memasukan panas ke dalamnya.

24
Eksergi Arus Aliran: Eksergi Arus (atau Aliran)
Fluida yang mengalir memiliki bentuk tambahan energi, yang disebut energy aliran,
yang merupakan energi yang dibutuhkan untuk mempertahankan aliran dalam pipa atau saluran,
dan dinyatakan sebagai wflow = Pv di mana v adalah volume spesifik fluida, yang setara dengan
perubahan volume massa unit dari fluida saat dipindahkan selama aliran.
Fluida yang mengalir memiliki bentuk tambahan energi, yang disebut energy aliran,
yang merupakan energi yang dibutuhkan untuk mempertahankan aliran dalam pipa atau saluran,
dan dinyatakan sebagai wflow = Pv di mana v adalah volume spesifik fluida, yang setara dengan
perubahan volume massa unit dari fluida saat dipindahkan selama aliran.

Gambar 1.13. Eksergi yang terkait dengan aliran energi adalah kerja yang berguna
disampaikan oleh piston imajiner di bagian aliran.

(1.20)
Oleh karena itu, eksergi yang terkait dengan energi aliran diperoleh dengan mengganti
tekanan P dalam hubungan kerja aliran oleh tekanan yang melebihi tekanan atmosfer, P - P0.
Kemudian eksergi aliran ditentukan hanya dengan menambahkan hubungan aliran eksergi di
atas ke relasi eksergi dalam Persamaan. 1-16 fluida tak mengalir,
x fluida mengalir  x fluida tak mengalir  xmengalir (1.21)

V2
  u  uo   Po  v  vo   To  s  so    gz   P  Po  v
2

25
Persamaan akhir disebut aliran (atau aliran) eksergi, dan dilambangkan dengan ψ
(Gambar 1-23).
V2
Exergi aliran :    h  ho   To  s  so    gz (1.22)
2
Kemudian perubahan eksergi dari aliran fluida karena mengalami proses dari keadaan
1 ke keadaan 2 menjadi
V22  V12
  2  1   h  ho   To  s  so    g  z2  z1  (1.23)
2

Gambar 1–23 Isi energi dan eksergi (a) massa tetap dan (b) aliran fluida.

Perhatikan bahwa perubahan eksergi dari sistem tertutup atau aliran fluida mewakili
jumlah kerja berguna maksimum yang dapat dilakukan (atau jumlah minimum kerja yang
bermanfaat yang perlu diberikan jika negatif) karena sistem berubah dari keadaan 1 ke
menyatakan 2 di lingkungan tertentu, dan mewakili Wrev kerja yang dapat dibalik. Ini tidak
tergantung pada jenis proses yang dijalankan, jenis sistem yang digunakan, dan sifat interaksi
energi dengan lingkungan sekitarnya. Juga perhatikan bahwa eksergi sistem tertutup tidak boleh
negatif, tetapi eksergi aliran dapat pada tekanan di bawah tekanan lingkungan P0.

26
CONTOH 1-5 Potensi Kerja Udara Terkompresi dalam Tangki
Tangki rigid 200 m3 berisi udara tekan pada 1 MPa dan 300 K. Tentukan berapa banyak kerja
yang dapat diperoleh dari udara ini jika kondisi lingkungan 100 kPa dan 300 K.
Solusi:
Udara terkompresi yang disimpan dalam tangki besar. Potensi kerja udara ini harus ditentukan.
Asumsi
1 Udara adalah gas yang ideal. 2 Energi kinetik dan energi potensial dapat diabaikan.
Analisis Kita anggap udara dalam tangki kaku sebagai sistem (Gbr. 8 - 24) tertutup karena tidak
ada massa yang melintasi batas sistem selama proses tersebut. Di sini pertanyaannya adalah
potensi kerja dari massa yang tetap, yang merupakan nonflow exergy menurut definisi. Keadaan
udara di dalam tangki menjadi keadaan 1 T1 = T0 = 300 K, massa udara di dalam tangki adalah

Gambar 1–24 Skema untuk Contoh 1-5.

m1 
PV
1

1000 kPa  200 m3 
 2323 kg


RT1 0, 287 kPa.m3 / kg. K  300 K  
Kandungan exergy udara bertekanan dapat ditentukan dari
X 1  m11

 V12 0 0 
 m  u1  uo   Po  v 1 vo   To  s1  so  
0

 gz1 
 2 
 m  Po  v 1 vo   To  s1  so  

Catat bahwa
 RT RT   Po 
Po  v 1 vo   Po  1  o   RTo   1 (karenaT1  To )
 P1 Po   P1 
 T P  Po
To  s 1  so   To  c p ln 1  R ln 1    RTo ln (karenaT1  To )
 To Po  P1

Oleh karena itu


 Po  P  P P 
1  RTo   1  RTo ln o  RTo  ln 1  o  1
 P1  P1  Po P1 

27
 1000 kPa 100 kPa 
1   0, 287 kJ / kg.K  300 K   ln   1
 100 kPa 1000 kPa 

1 120, 76 kJ / kg
Dan
X 1  m11   2323 kg 120, 76 kJ / kg 
 280.525 kJ
 281 MJ
Diskusi
Potensi kerja sistem adalah 281 MJ, dan dengan demikian kerja maksimum 281 MJ yang
bermanfaat dapat diperoleh dari udara terkompresi yang disimpan dalam tangki di lingkungan
tertentu.

CONTOH 1-6 Perubahan Eksergi selama Proses Kompresi


Refrigerant-134a harus dikompresi dari 0,14 MPa dan 10°C hingga 0,8 MPa dan 50°C secara
terus-menerus oleh kompresor. Kondisi lingkungan menjadi 20°C dan 95 kPa, tentukan
perubahan eksergi dari refrigeran selama proses ini dan input kerja minimum yang perlu
dipasok ke kompresor per satuan massa refrigeran.
Solusi: Refrigerant-134a sedang dikompresi dari keadaan masuk yang ditentukan ke keadaan
keluar yang ditentukan. Perubahan eksergi refrigeran dan kerja kompresi minimum per satuan
massa harus ditentukan.
Asumsi: 1 Kondisi pengoperasian stabil. 2 Energi kinetik dan energi potensial dapat diabaikan.
Analisis: Kita mengambil kompresor sebagai sistem (Gambar 1.25). volume kontrol karena
terdapat massa melintasi batas sistem selama proses. Di sini pertanyaannya adalah perubahan
eksergi dari aliran fluida, yang merupakan perubahan dalam aliran exergy ψ

GAMBAR 1–25 Skema untuk Contoh 1–6.

28
Properti refrigerant pada sisi masuk dan sisi keluar

Oleh karena itu, eksergi refrigeran meningkat selama kompresi sebesar 38,0 kJ / kg. Perubahan
eksergi sistem dalam lingkungan tertentu merupakan kerja yang dapat dibalik dalam lingkungan
itu, yang merupakan input kerja minimum yang diperlukan untuk perangkat yang
membutuhkan input kerja seperti kompresor. Oleh karena itu, peningkatan eksistensi refrigeran
sama dengan kerja minimum yang perlu dipasok ke kompresor:
Diskusi
Perhatikan bahwa jika refrigeran terkompresi pada 0,8 MPa dan 50°C harus diekpansi menjadi
0,14 MPa dan 10 ° C dalam turbin dalam lingkungan yang sama secara reversibel, 38,0 kJ / kg
kerja akan dihasilkan.

3. Tugas/Latihan
Diskusikanlah kedalam kelompok, untuk mendiskusikan Exergy, Irreversibility, Reversible
Work, dan Efisiensi Hukum Kedua
1. Bagaimana kerja yang dapat dibalik berbeda dari kerja yang berguna?
2. Dalam kondisi apa kerja reversibel sama tidak dapat diubah untuk suatu proses?
3. Keadaan akhir apa yang akan memaksimalkan hasil kerja sebuah alat?
4. Apakah eksergi dari suatu sistem berbeda dalam lingkungan yang berbeda?

4. Evaluasi
1) Tangki rigid 0,6 m3 diisi dengan cairan jenuh air pada suhu 170 °C. Katup di bagian
bawah tangki dibuka, dan satu-setengah dari total massa ditarik dari tangki dalam

29

Anda mungkin juga menyukai