Anda di halaman 1dari 25

Pendahuluan

• Abses paru di definisikan sebagai area yang


diabatsi oleh pus atau jaringan nekrotik pada
parenkim paru, yang menyebabkan suatu rongga
dan setelah pembentukan fistula
bronchopulmonary dan didalamnya terdapat
gambaran air-fluid level.
• Abses paru dikelompokkan kedalam infeksi paru
seperti gangren paru dan necrotizing pneumonia
dimana ditandai dengan abses yang multiple
Pendahuluan
• Tanda – tanda klinis dan pengobatan pada
abses paru telah digambarkan oleh
Hipocratess. Sebelum era antibitik datang, 1/3
penderita dengan abses paru akan meninggal
dan 1/3 lainnya penderita akan sembuh
sempurna dan sisanya akan hidup dengan
gejala sisa seperti abses paru kronik, empiema
atau bronkiektasis.
Pendahuluan
• Pembedahan masih merupakan salah satu terapi
yang efektif pada penderita dengan abses paru.
• Tetapi saat ini setelah antibiotik ditemukan
pengobatan abses paru dapat dilakukan.
• Ratusan tahun lalu kematian akibat abses paru
sekitar 75%, dengan penyaliran terbuka
menurunkan angka kematian menjadi 20-35 %
ditambah dengan pemberian antibiotik
menurun kembali hanya sekitar 8.7%.
Foto torak dengan
abses paru
Pendahuluan
• Abses paru dapat di bagi menjadi akut (<6 mggu) dan
kronik (>6 minggu).
• Abses paru dapat terjadi PRIMER: aspirasi sekresi
oroparing ( infeksi gigi geligi/ infeksi peridontal, sinusitis
paranasal, gangguan kesadaran, refluks gastro-
esophageal, muntah-muntah, necrotizing pneumonia atau
pada penderita dengan immunokomprimise. Sekunder :
obstruksi bronkus (oleh tumor, benda asing atau
pemebesaran kelenjar limfe), dengan penyakit paru
sebelumnya ( bronkiektasis, emfisema bulosa, fibrosis
kistik, kontusio paru.
Pendahuluan
• Pneyebaran kuman secara hematogen ( sepsis
abdominal, endokarditis infektif, infeksi yang
terjadi pada kanula dan kateter CVP.
• Penyebaran secara bronkogenik ( aspiasri,
inhalasi)
Pendahuluan
• Abses paru akut biasanya tidak secara tegas
dibatasi pada parenkim paru dipenuhi dengan
jaringan nekrotik. ( lihat gambar 1)
• Secara histologis pada bagian tengah abses
terdapat jaringan nekrotik yang bercampur
dengan bakteri dan sekitarnya terdapat
netrofil dengan pembuluh darah yang melebar
edema inflamatory ( lihat gambar 2.
Pendahuluan
• Abses paru kronik biasanya irregular seperti
berbentuk bintang dengan batas disekilingnya
dibatasi dengan garis keabu-abuan atau dendritus
yang tebal.
• Abses berada ditengah dengan pus yang terlokalisir
dengan atau tanpa bakteri.
• Abses dikelilingi oleh membran piogenik dengan
terlihat migrasi sel-sel darah putih ke kavitas.
Disekilingnya terdapat limfosit, sel plasma dan
histiosit di daerah jaringan penyambung (gambar 4).
Pendahuluan
• Faktor-faktor yang memberikan kontribusi
terjadinya abses paru adalah usia tua, infeksi
gigi – geligi, pecandu alkohol, riwayat kejang,
gangguan neuromuskular dengan disfungsi
bulbar, malnutrisi, terapi dengan pemberian
kortikosteroid, retardasi mental, pemakaian
obat-obat sitostatik atau immunosuprresan,
ketidakmampuan untuk batuk, sepsis.
Mikrobiologi
• Lebih dari 90% abses paru disebabkan oelh
multimikroorganisme, dari kuman an aerob bersamaan
dengan kuman gram negative. Bacteroides fragilis,
fusobacterium capsulatum dan necrophorum, kuman
anerob gram positif, seperti : peptostreptococcus dan
microaerohilic streptococci. Sedangkan dari isolat
kuman aerob didapatkan Staphylococcus aureus
( termasuk methicillin resistant stahpylococcus auerus
(MRSA), streptococcus pyogenes dan pneumonia,
Klebsiella pneumonia, Pseudomas aeruginosa.
Patogenesis Abses Paru
• Pada awal terbentuknya abses paru adalah dengan
teraspirasinya sekret dari oroparing ke paru ke segmen posterior
dan tidak terdapat gamabaran hematologik dessimanata.
• Sekret yang teraspirasi kemudaian terlokalisasi di bronkus
bagian distal yang akan mengakibatkan pneumointis yang
terlokalisasi.
• Dalam waktu 24-48 jam kemudian daerah yang mengalami
inflamasi semakin meluas dengan jaringan nekrotik dan akan
menyebabkan toksin bakterial akan menyebar, vaskulitis,
proteolisis pada vena dan terjadi trombosis yang berasal dari
netrofil yang akan membuat fokus colliquatif.
• Bila infeksi terjadi pada jaringan paru maka akan
menyebabkan pneumotorak atau empiema.
• Bila diberikan obat antibiotik yang baik di sertai
dengan sistem imun yang baik pula maka proses
reaksi inflamasi akan berhenti tetpai jika
pengobatan yang inadekuat disertai dengan
status imunologi yang buruk maka akan mudah
sekali penderita jatuh ke dalam sepsis.
• Pada kasus dengan hasil yang diharapkan, maka
jaringan nekrosis akan di eliminasi oleh karena
lisis dan fagosistosis dan jaringan granulasi akan
membuat jaringan parut pada paru.
• Pada kasus yang buruk, infeksi akan menyebar
sekitar jaringan paru dan pleura, mediastinum
dan fistel akan terjadi. Pada abses kronik
jaringan detritus baisanya akan diserap kembali
dan akan terjadi kalsifikasi.
Tanda dan Gejala
• Tanda dan gejala awal pada abses paru tidak
dapat dibedakan dengan pneumoni. Demam
disertai dengan perasaan menggigil, batuk,
keringat malam, dispneu, kehilangan berat
badan, mudah lelah, nyeri dada dan terkadang
timbul anemia. Pada awal batuk tidak
produktif tetapi setelah terdapat hubungan
dengan daerah bronkus batuk menjadi lebih
produktif.
• Batuk juga sering disertai dengan darah
(hemoptysis).
• Clubbing finger ( abses paru kronik)
Diagnosis Banding
• Karsinoma bronkus
• Tuberkulosis
• Empiema
• Bullae terinfeksi
• Pneumokoniosis
• Hernia hiatus
• Pulmonary hematoma
• Kista hidatidosa
• Wegener’s granulomatosis
• Bronkoskopi merupakan bagian untuk
penegakkan diagnosis terhadap abses paru
yang bertujuan untuk pengambilan sampel
mikrobiologi dan untuk memastikan kelainan
intrabronkial apakah disebabkan oleh abses,
tumor atau benda asing.
• Pemeriksaan sputum sering kali berguna untuk
mengenali sumber mikrobiologi dan
mengkonfirmasi karsinoma bronkus.
Terapi
• Standar pemberian terapi pada kasus abses paru adalah
dengan pemberian untuk kuman anaerob yakni dengan
klindamisin (600mg intravena tiap 8jam) dan telah
menunjukkan pada beberapa penelitian lebih baik
dibandingkan dengan pemberian antibiotik golongan
penisiln.
• Pada bakteri jenis Bacteroides spp dan Fusobacterium spp
dapat menghasilkan B-laktamase karenanya resisiten
terhadap penisilin dan sebagai terapi alternatif dapat
diberikan kombinasi penisilin dengan klavulanat atau
kombinasi penisilin dengan metronidazol.
• Antibiotik golongan makrolid ( eritromisin,
klaritromisin, azitomisin ) mempunyai efek trapai
yang paling baik untuk poli mikrobial terhadap abses
paru kecuali pada bakteri Fusobacterium Sp.
• Vankomisin adalah yang paling effektif terhadap
kuma anaerob gram positif.
• Aminoglikosid tidak direkomendasikan untuk
pengobatan abses paru sejak diketahui sulit
menembus membran piogenik fibrosis pada abses
paru.
• Te rapi yang direkomendasikan untuk
pengobatan abses paru adalah antibiotik
spektrum luas terutama dengan alasan
polimikrobial seperti klindamisin (600mg
intravena tiap 8 jam) dan kemudian
dilanjutkan dengan 300 mg per-oral. Atau
kombinasi ampisilin/sulbaktam (1.5-3 dr IV
tiap 6 jam
• Untuk bakteri dengan MRSA di
rekomendasikan dengan linozelid 600mg IV
tiap 12 jam atau Vankomisisn15mg/kgbb tiap
12 jam.
• Durasi pemberian antibiotik tergantung pada
respon klinis dan radiologis.
Terapi
• Cairan abses akan hilang biasanya 5-21 pasca
pemberian antibiotik intravena dan
dilanjutkan dengan pemberian antibiotik oral
dengan total durasi pemberian 28 sampai 48
hari.
• Dengan pemriksaan radiologi dan
laboratorium secara rutin.
• Pengobatan supportif separti : intake makanan tinggi
kalori, koreksi cairan dan elektrolit dan rehabilitasi
respirasi dengan postural drainage,.
• Abses paru dengan ukuran diameter > 6cm, jika
gejala lebih dari 12 minggu dengan pengobatan yang
sesuai memilki kesembuhan yang kecil oleh karena
itu terapi pembedahan harus segera
dipertimbangkan. Jika memungkinkan dengan cara
penyaliran cairan abses (WSD) atau dilakukan reseksi
paru diikuti dengan jaringan sekitarnya.
• Terapi dengan cara endoskopi drainage
sebagai alternatif apabila kondisi penderita
tidak memungkinkan seperti terdapat
koagulopati, kesadaran yang menurun.
• Chest tube drainage adalah terapi definitf
untuk penderita abses paru

Anda mungkin juga menyukai