Anda di halaman 1dari 22

Dr.

wahyudi
PPDS Pulmonolgi dan Kedokteran
Respirasi FK - UNHAS
Pendahuluan
• USG toraks telah dipakai sebagai modalitas
untuk mendiagnosis penyakit2 rongga toraks
• Wernecke dkk (1987) Pertama kali
Mendiagnosis Pneumotoraks dengan
menggunakan USG toraks.
• Artefak yang dihasilkan pada sonograpi di
hasilkan oleh peran udara dan cairan.
Pendahuluan

Traumatik
Pneumotoraks ( Iatrogenik )

A-Trumatik
Pendahuluan
PNEUMOTORAKS A-Traumatik

SPONTAN PRIMER

SPONTAN SEKUNDER
Pendahuluan
• Penegakkan Diagnosis Penumotoraks

Tanda dan
Gejala Pemeriksaan
Radiologis :
USG Toraks ???
Foto Toraks
Ct-Scan
Toraks
Tehnik dan Anatomi toraks
• Penumothoraks mengandung : udara, tidak
ada cairan.
• Penderita di minta dalam posisi telentang,
tentukan ics ke-2 sampai ke-4 linea
midclavicula.
• Sedangkan bila penderita tidak dapat tidur
terlentang maka penderita duduk tegak
tentukan lokasi apiko-lateral
Tehnik USG toraks
• Penderita dalam posisi supine :
1. Probe di letakkan dalam posisi sagital ( point
indikator menghadap ke kepala), didinding
dada anterior, ICS ke-2.linea mid clavicula.
2. Pemeriksa, pertama kali harus
mengindentifikasikan dua tulang iga dengan
terdapat bayangan posterior dibelakangnya
dan memperlihatkan garis pleura diantara
keduanya.
Tehnik USG Toraks

Figure 1: Correct probe positioning in the initial evaluation of a


pneumothorax. The probe is placed on the anterior chest wall
in a sagittal orientation, pointing toward the patient’s head at
approximately the second intercostal space in the mid-clavicular line
“ THE Bat Sign “

Figure 2: (a) ‘The bat sign.’ Two ribs with posterior shadowing represents the
wings of the bat, and the hyperechoic pleural line, its body (b) A sagittal scan at
the upper intercostal spaces depicting normal anatomy
• Pleural slidding – paling penting untuk
ditemukan karena menggambarkan aerasi
paru normal.
• Pemeriksa harus menentukan pleura line
( hiperechoic ) diantara 2 tulang iga.
• Pleural slidding paling baik dilihat pada apex
paru, pasien dengan posisi supine
‘B-lines’ atau ‘comet-tail artifacts’
• Artefak yang muncul sebagai garis vertikal hiperechoic
yang memanjang dari pleura sampai ketepi tanpa makin
lama menipis
• Artefak ekor komet bergerak secara bersamaan seiring
dengan lung slidding dan pergerakan napas .
• Bila didapatkan B-lines yang berlebihan didaerah
anterior paru maka dapat indikasikan terdapat edema
intersisial.
• Waktu yang diperlukan dalam pemeriksaan tersebut dai
2 sampai 3 menit untuk menyingkirkan pneumotoraks.
Figure 4: ‘B-lines’ or ‘comet-tail artifacts’ are seen originating from the bright
white hyperechoic pleural line, extending vertically to the edge of the screen. ‘B-
lines’ move in synchrony with the sliding pleura in a normal well-aerated lung
Tanda – tanda Pneumotoraks
• Tidak terdapatnya lung Sliding
---- pneumotoraks terdapat udara yang
memisahkan pleura parietalis dan viseral, dan
mengakibatkan pleura viseral tidak dapat
divisualisasikan oleh pemeriksaan sonograpi
sehingga tidak terdapat pleural sliding.
• NPV 99.2-100%, bila terlihat lung sliding berarti
diagnosis pneumotoraks dapat disingkirkan.
Figure 5: M-mode and the absence of lung sliding are shown as the
‘stratosphere sign’: Parallel horizontal lines above and below the pleural line,
resemble a ‘barcode.’ This sign indicates a pneumothorax at this intercoastal
space
Tanda-tanda Pneumotoraks
• Tidak terdapatnya lung sliding :
DD/ 1. ARDS
2. Fibrosis Paru
3. Konsolidasi yang luas
4. Atelektasis
5. Paralisis Nervus frenikus

• Tidak terdapatnya Lung Sliding pada pemeriksaan dengan uSG


toraks tidak spesifik untuk penegakkan Diagnosis pneumotoraks
harus dikombinasikan dengan gejala klinis.
Comet tail artifacts atau B-lines
• Pada pneumotoraks hilangnya gambaran
Comet-tail artifact pada pemeriksaan sonografi
paru disebabkan oleh karena terkumpulnya
udara pada rongga pleura yang akan
menghambat gelombang suara dan
menghilangkan gradient akustik.
• Comet-tail artifact dihasilkan oleh pleura viseral
• NPV : 98-100%
• A-line artifact yang paling penting untuk
membantu diganosis pneumotoraks.
• Artifak yang muncul akibat dari garis
horizontal hiperekoik yang terlihat samar dari
pleura.
• Ruang diantara tiap2 A-line dipisahkan dengan
jarak yang sama antara permukaan kulit dan
pleura paritalis.
Figure 6: ‘A-lines’, a type of reverberation artifact, are horizontal, equally spaced
lines seen originating from the bright white hyperechoic pleural line. If ‘B-lines’
are present, they extend out from the pleural line and erase the ‘A-lines’ in their
path
• Pasien normal terlihat B-Line sepanjang garis
pleura sedangkan pada pneumotorak B-line
akan semakin kian tipis digantikan dengan garis
A-line yang semakin lama semakin hilang.
• Bila pada pemeriksaan sonografi paru tidak
didapatkan Lung Sliding dan A-line
tervisualisasika maka dapat meningkatkan
penegakkan diagnosis Occult pneumotoraks,
dengan sensitifitas 95% dan spsefitas 94%.
Lung-Point sign
- terjadi di perbatasan pneumotoraks, hal ini
disebabkan oleh paru yang bergesekan dengan
dinding dada selama fase inspirasi dan hal tersebut
dapat membantu mengukur ukuran penumotoraks
yang sebenarnya.
Tanda ini dapat digambarkan lebih jauh dengan
menggunakan M-mode sebagai alterntifnya
memberikan gambara “seashore’ dan stratosphere”
Figure 3: M-mode illustrating the ‘seashore sign.’ The pleural line divides the
image in half: The motionless portion above the pleural line creates horizontal
‘waves,’ and the sliding line below it creates granular pattern, the ‘sand’
Figure 7: ‘Lung point sign.’ (Right) B-mode depicting the lung point: Sliding
lung touching the chest wall. (Left) The ‘seashore sign’ (white arrow) and the
‘stratosphere sign’ (dotted arrow) as the lung intermittently contacts the chest
wall

Anda mungkin juga menyukai