1718011170 Leptospirosis dapat di terapi dengan beberapa jenis antibiotika yang masih sensitif , seperti • Doxycycline • Tetracycline • Penicillin • Erythromycin • Azitrhromycin
Cephalosporin generasi ketiga Seperti ceftriaxone dan
cefotaxime, dan Quinolone juga efektif. Reaksi Jarisch-Herxheimer dapat terjadi setelah pengobatan penisilin • Pemberian antibiotik intravena dibutuhkan pada kasus berat seperti dosis tinggi Penicillin Intravena. • Pemberian antibiotik memberikan respon yang baik bila diberikan pada fase awal penyakit yaitu sebelum hari keempat. Lama pemberian 7-10 hari. • Pada Leptospirosis berat penanganan komplikasi dilakukan sesuai dengan organ yang terlibat. • Pemberian antibiotik yang sesuai jenis dan dosis serta terapi suportif dapat mengurangi angka kematian pada kasus leptospirosis berat . • Umumnya Leptospirosis berat memerlukan rawat bahkan kadang perlu perawatan di ruang ICU. • Pengobatan dengan antibiotik yang efektif harus dimulai segera setelah diduga diagnosis leptospirosis, sebaiknya sebelum hari ke-5 setelah onset penyakit. Kasus leptospirosis berat Kasus yang lebih ringan harus diberikan penisilin dapat diobati dengan dosis tinggi IV antibiotik oral seperti (benzylpenicillin IV 30 doksisiklin (2 mg/kg, mg/kg, maksimal 1,2 g, per maksimal 100 mg, setiap 6 jam selama 5-7 hari). 12 jam selama 5-7 hari), Atau ceftriaxone (1 g IV, atau eritromisin (500 mg setiap 24 jam) bisa sama per oral, satu kali efektif sehari),ampisilin (500-750 mg peroral,setiap 6 jam), amoxicillin (500 mg per oral, setiap 6 jam) Terapi suportif dan dialysis Kasus berat perlu dirawat di rumah sakit dengan perawatan suportif agresif dan pengawasan ketat pada keseimbangan cairan dan elektrolit. Peritoneal dialisis atau hemodialisis diindikasikan pada gagal ginjal. Perawatan suportif yang baik dan dialisis telah mengurangi mortalitas penyakit ini dalam beberapa tahun terakhir. Bila protrombin terganggu dapat diberikan vitamin K.1 Pencegahan Pemberian doksisiklin 200 mg/minggu dapat memberikan pencegahan sekitar 95% pada orang dewasa yang berisiko tinggi,namun profilaksis pada anak belum ditemukan. REFERENCES
1. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam ,Jilid I, Edisi VI
2. Jurnal : Leptospirosis, Novie H. Rampengan, Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado, 2016 3. Jurnal : Leptospirosis.PAUL N. LEVETT. University of the West Indies, School of Clinical Medicine & Research, and Leptospira Laboratory,Ministry of Health, Barbados.2001 4. LEPTOSPIROSIS Fact Sheet for Clinicians.CDC.2018 5. Jurnal : Leptospirosis in Humans,.Paul N. Levett, Springer-Verlag Berlin Heidelberg .2015