Anda di halaman 1dari 22

CEFTRIAXONE

.: KEMASAN & NO REG :.


Ceftriaxone 1 gram injeksi ( 1 box berisi 2 vial serbuk injeksi @ 10 mL), No. Reg. :
GKL0208505344A1.
.: INDIKASI :.
Infeksi-infeksi yang disebabkan oleh patogen yang sensitif terhadap Ceftriaxone, seperti:
infeksi saluran nafas, infeksi THT, infeksi saluran kemih, sepsis, meningitis, infeksi tulang,
sendi dan jaringan lunak, infeksi intra abdominal, infeksi genital (termasuk gonore),
profilaksis perioperatif, dan infeksi pada pasien dengan gangguan pertahanan tubuh.
.: KONTRA INDIKASI :.
Hipersensitif terhadap cephalosporin dan penicillin (sebagai reaksi alergi silang).
.: DOSIS :.
Dewasa dan anak > 12 tahun dan anak BB > 50 kg : 1 - 2 gram satu kali sehari.
Pada infeksi berat yang disebabkan organisme yang moderat sensitif, dosis dapat
dinaikkan sampai 4 gram satu kali sehari.
Bayi 14 hari : 20 - 50 mg/kg BB tidak boleh lebih dari 50 mg/kg BB, satu kali
sehari.
Bayi 15 hari -12 tahun : 20 - 80 mg/kg BB, satu kali sehari. Dosis intravena > 50
mg/kg BB harus diberikan melalui infus paling sedikit 30 menit.

Lamanya pengobatan
Lamanya pengobatan berbeda-beda tergantung dari penyebab penyakit seperti
pengobatan dengan antibiotik pada umumnya, pemberian obat harus diteruskan paling
sedikit sampai 48 - 72 jam, setelah penderita bebas panas atau pembasmian kuman
tercapai dengan nyata.

Instruksi dosis khusus
Meningitis : Bayi dan anak-anak : pengobatan dimulai dengan dosis 100 mg/kg BB,
(jangan melebihi 4 gram) sekali sehari. Segera setelah organisme penyebab telah
diketahui dan sensitivitas ditentukan, dosis dapat diturunkan. Lama pengobatan :
Neisseria meningitidis 4 hari.
Haemophilus influenzae 6 hari
Streptococcus pneumoniae 7 hari
N. gonorrhoeae (strain penghasil penisilinase dan bukan penghasil penisilinase)
dosis tunggal 250 mg intramuskular.
Pencegahan perioperatif : Tergantung dari resiko infeksi : 1 - 2 gram dosis tunggal
diberikan 30 - 90 menit sebelum operasi.
Gangguan fungsi ginjal dan fungsi hati : Pada kasus payah ginjal preterminal
(bersihan kreatinin < 10 mL/menit), dosis tidak boleh melampaui 2 gram sehari. Tidak
perlu pengurangan dosis selama fungsi salah satu ginjal atau hati masih baik.
.: PERINGATAN DAN PERHATIAN :.
Pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal dan hati yang berat, kadar plasma
obat perlu dipantau. - Sebaiknya tidak digunakan pada wanita hamil (khususnya trimester
I).
Tidak boleh diberikan pada neonatus (terutama prematur) yang mempunyai resiko
pembentukan ensephalopati bilirubin.
Pada penggunaan jangka waktu lama, profil darah harus dicek secara teratur.
.: INTERAKSI OBAT :.
Kombinasi dengan aminoglikosid dapat menghasilkan efek aditif atau sinergis, khususnya
pada infeksi berat yang disebabkan oleh P.aeruginosa & Streptococcus faecalis.
.: LAIN-LAIN :.
Penyimpanan:
Simpan pada suhu < 25
o
C, lindungi dari cahaya. Obat yang sudah dilarutkan sebaiknya
digunakan segera. Larutan ini boleh disimpan maksimum 8 jam pada suhu < 25C atau 7
hari di dalam lemari es.

Kelebihan Ceftriaxone :
Spektrum aktivitas anti bakteri nya luas, mencakup bakteri gram negatif dan gram positif
dengan masa kerja yang panjang dimana efek bakterisidal (membunuh bakteri) dapat
bertahan selama 24 jam. Ceftriaxone cepat berdifusi ke dalam jaringan dan cairan tubuh.
Ceftriaxone dapat menembus sawar darah otak sehingga dapat dicapai kadar obat yang
cukup tinggi dalam cairan serebrospinal.

















Antibiotik (Ceftriaxon)

PENDAHULUAN
Sebelum membahas tentang ceftriaxon, kita harus mengetahui tentang antibiotik. Karena
Ceftriaxon adalah salah satu golongan obat antibiotik.

RIWAYAT PENEMUAN ANTIBIOTIK
Penemuan antibiotika terjadi secara 'tidak sengaja' ketika Alexander Fleming , pada tahun
1928, lupa membersihkan sediaan bakteri padacawan petri dan meninggalkannya di rak cuci
sepanjang akhir pekan. Pada hari Senin , ketika cawan petri tersebut akan dibersihkan, ia
melihat sebagiankapang telah tumbuh di media dan bagian di sekitar kapang 'bersih'
daribakteri yang sebelumnya memenuhi media. Karena tertarik dengan kenyataan ini, ia
melakukan penelitian lebih lanjut terhadap kapang tersebut, yang ternyata adalah Penicillium
chrysogenum syn. P. notatum (kapang berwarna biru muda ini mudah ditemukan
pada roti yang dibiarkan lembab beberapa hari). Ia lalu mendapat hasil positif dalam
pengujian pengaruhekstrak kapang itu terhadap bakteri koleksinya. Dari ekstrak itu ia diakui
menemukan antibiotik alami pertama: penicillin G .
Penemuan efek antibakteri dari Penicillium sebelumnya sudah diketahui oleh peneliti-peneliti
dari Institut Pasteur di Perancis pada akhir abad ke-19 namun hasilnya tidak diakui oleh
lembaganya sendiri dan tidak dipublikasi.

PENGERTIAN ANTIBIOTIK
Antibiotika adalah segolongan senyawa , baik alami maupun sintetik, yang mempunyai efek
menekan atau menghentikan suatu proses biokimia di dalam organisme , khususnya dalam
proses infeksi oleh bakteri . Penggunaan antibiotika khususnya berkaitan dengan pengobatan
penyakit infeksi, meskipun dalam bioteknologi dan rekayasa genetika juga digunakan sebagai
alat seleksi terhadap mutan atautransforman . Antibiotika bekerja seperti pestisida dengan
menekan atau memutus satu mata rantai metabolisme, hanya saja targetnya adalah bakteri .
Antibiotika berbeda dengan desinfektan karena cara kerjanya. Desifektan
membunuh kuman dengan menciptakan lingkungan yang tidak wajar bagi kuman untuk
hidup.
Tidak seperti perawatan infeksi sebelumnya, yang menggunakan racun seperti strychnine ,
antibiotika dijuluki "peluru ajaib": obat yang membidik penyakit tanpa melukai
tuannya. Antibiotik tidak efektif menangani infeksi akibat virus , jamur , atau nonbakteri
lainnya, dan Setiap antibiotik sangat beragam keefektifannya dalam melawan berbagai jenis
bakteri. Ada antibiotika yang membidik bakteri gram negatif ataugram positif , ada pula yang
spektrumnya lebih luas. Keefektifannya juga bergantung pada lokasi infeksi dan kemampuan
antibiotik mencapai lokasi tersebut.
Antibiotika oral (yang dimakan) mudah digunakan bila efektif, dan antibiotika intravena
(melalui infus) digunakan untuk kasus yang lebih serius. Antibiotika kadangkala dapat
digunakan setempat, seperti tetes mata dan salep.

MACAM MACAM ANTIBIOTIK
Antibiotika dapat digolongkan berdasarkan sasaran kerja senyawa tersebut dan susunan
kimiawinya. Ada enam kelompok antibiotika
[1]
dilihat dari target atau sasaran kerjanya(nama
contoh diberikan menurut ejaan Inggris karena belum semua nama diindonesiakan atau
diragukan pengindonesiaannya):
Inhibitor sintesis dinding sel bakteri , mencakup golongan Penicillin, Polypeptide dan
Cephalosporin, misalnya ampicillin , penicillin G ;
Inhibitor transkripsi dan replikasi , mencakup golongan Quinolone,
misalnya rifampicin , actinomycin D , nalidixic acid ;
Inhibitor sintesis protein , mencakup banyak jenis antibiotik, terutama dari golongan
Macrolide, Aminoglycoside, dan Tetracycline,
misalnyagentamycin , chloramphenicol , kanamycin , streptomycin ,tetracycline , oxytetracycli
ne ;
Inhibitor fungsi membran sel , misalnya ionomycin , valinomycin ;
Inhibitor fungsi sel lainnya, seperti golongan sulfa atau sulfonamida ,
misalnya oligomycin , tunicamycin ; dan
Antimetabolit , misalnya azaserine .


CEFTRIAXONE

Seftriakson ( INN ) (diucapkan / sftrakson / ) adalah generasi
ketiga sefalosporin antibiotik . Like other third-generation cephalosporins, it has broad
spectrum activity against Gram-positive and Gram-negative bacteria . Seperti sefalosporin
generasi ketiga lainnya, ia mempunyai aktivitas spektrum yang luas terhadap Gram-
positif dan Gram-negatif bakteri .

KIMIA
Seftriakson adalah oranye-kekuningan bubuk kristal yang mudah larut dalam air, sedikit larut
dalam metanol dan sangat sedikit larut dalam etanol. The pH of a 1% aqueous solution is
approximately 6.7. The pH dari larutan berair% 1 adalah sekitar 6,7.
The syn -configuration of the methoxy imino moiety confers stability to -
lactamase enzymes produced by many Gram-negative bacteria . The sin-
konfigurasi metoksi Imino bagian menganugerahkan stabilitas -laktamase enzim yang
diproduksi oleh banyak bakteri Gram-negatif . Such stability to -lactamases increases the
activity of ceftriaxone against otherwise resistant Gram-negative bacteria.stabilitas tersebut
untuk -laktamase meningkatkan aktivitas ceftriaxone terhadap bakteri Gram-negatif
dinyatakan tahan. In place of the easilyhydrolysed acetyl group of cefotaxime, ceftriaxone
has a metabolically stable thiotriazinedione moiety. Di tempat dengan
mudah dihidrolisis asetil kelompok cefotaxime, ceftriaxone memiliki metabolik
stabilthiotriazinedione bagian.

NAMA DAGANG
- Bioxon - Broadced - Brospec - Cefaxon
- Cefriex - Ceftriaxone Hexpharm - Cefxon
-
Cephalox
- Criax - Ecotrixon - Elpicef - Foricef
- Intrix - Rocephin - Socef - Starxon
- Tricefin - Trijec - Tyason - Biotriax

INDIKASI
1. Pengobatan infeksi saluran nafas bagian bawah
2. Otitis media bakteri akut
3. Infeksi kulit dan struktur kulit
4. Infeksi tulang dan sendi
5. Infeksi intra abdominal
6. Infeksi saluran urin
7. Penyakit inflamasi pelvic (PID)
8. Gonorrhea
9. Bakterial septicemia dan meningitis
KONTRA INDIKASI
a. Pengobatan infeksi saluran nafas bagian bawah
b. Otitis media bakteri akut
c. Infeksi kulit dan struktur kulit
d. Infeksi tulang dan sendi
e. Infeksi intra abdominal
f. Infeksi saluran urin
g. Penyakit inflamasi pelvic (PID)
h. Gonorrhea
i. Bakterial septicemia dan meningitis

DOSIS, CARA PEMBERIAN DAN LAMA PEMBERIAN
a) Dosis :
Infant dan anak : I. M.; I. V.
Infeksi ringan sampai moderat : 50 70 mg/kgBB/hari dibagi dalam 1-2 dosis setiap 12-24
jam maksimum 2 g/hari; lanjutkan sampai dibawah 2 hari setelah tanda dan gejala dari infeksi
berkurang.
Infeksi yang serius : 80-100 mg/kgBB/hari dibagi dalam 1-2 dosis maksimim 2 g/hari;
maksimum 4 g/hari.
Infeksi Gonococcal, uncomplicated : I. M. : 125 mg dosis tunggal.
Gonococcal conjunctivitis, komplikasi : I. M. :
<45 kg : 50 mg mg/kgBB/hari dosis tunggal . Maksimum : 1 g.
>45 kg : 1 g dosis tunggal.
Gonococcal endokarditis :
<45 kg : I.M., I.V. 50 mg mg/kgBB/hari setiap 12 jam. Maksimum : 2 g/hari, untuk
sekurangnya 28 hari.
>45 kg : I. V. 1-2 g setiap 12 jam untuk sekurangnya 28 hari.
Infeksi Gonococcal, diseminasi : I.M., I.V. :
<45 kg : 25-50 mg/kg BB satu kali sehari; maksimum 1 g.
>45 kg : 1 g satu kali sehari; untuk 7 hari.
Meningitis : I. M.; I. V.
Tanpa komplikasi : loading dose 100 mg/kg BB maksimum 4 g, dilanjutkan sampai 100
mg/kgBB/hari dibagi setiap 12-24 jam, maksimum 4 g/hari; lama pengobatan adalah 7-14
hari
Gonococcal dengan komplikasi :
<45 kg : 50 mg mg/kg BB diberikan setiap 12 jam, maksimum 2 g/hari; lama
pengobatan 10-14 hari.
>45 kg : 1-2 g setiap 12 jam, lama pengobatan 10-14 hari.
Otitis media : I. M.; I. V. :
Akut : 50 mg/kg BB dosis tunggal, maksimum 1 g.
Persistent atau relapsing : 50 mg/kg BB dosis tunggal untuk 3 hari.
STD, sexual asault : 125 mg dosis tunggal.
Anak > 8 tahun (=45 kg): dan Adolesents : Epididymitis, akut : I. M. : 125 mg dosis
tunggal .
Anak =15 tahun : Chemoprohylaxis untuk kontak resiko tinggi dan pasien dengan
penyakit invasiv meningococcal : I. M. : 125 mg dosis tunggal
Anak > 15 tahun : diberikan dosis dewasa.
Dewasa : I. M.; I. V.
Usual dosis I. M.; I. V. : 1-2 g setiap 12-24 jam tergantung tipe dan keparahan
infeksi.
Meningitis : 2 g setiap 12 jam untuk 7-14 hari.
Gonococcal conjunctivitis, komplikasi : I. M. : 1 g dosis tunggal.
Gonococcal endokarditis : I.M., I.V. : 1-2 g setiap 12 jam untuk kurang dari 28 hari.
Infeksi Gonococcal yang menyebar : I.M., I.V. : 1 g satu kali sehari untuk 7 hari
Infeksi Gonococcal tanpa komplikasi : I. M. : 125-250 mg dosis tunggal untuk setidaknya 28
hari.
PID : 250 mg dosis tunggal.
Surgical Prophylaxis : I. V. : 1 g 30 menit sebelum operasi.
Epididymitis : I. M. : 250 mg dosis tunggal
Chemoprophylaxis kontak risiko tinggi dan pasien dengan penyakit invasive meningococcal : I.
M. : 250 mg dosis tunggal
Dosis penyesuaian pada penurunan fungsi ginjal dan kerusakan hepar : tidak perlu
penyesuaian dosis.
Dialisa peritoneal : 750 mg setiap 12 jam.
Continuous atau venovenous hemofiltration : diganti 10 mg Seftriakson dengan 1 liter
filtrat/hari.
b) Cara pemberian :
Tidak dapat dicampur dengan aminoglikosida dalam wadah yang sama.
Injeksi I. M. Diberikan pada masa yang luas, konsentrasi 250 mg/mL atau 350 mg/mL
diperbolehkan untuk semua ukuran vial kecuali 250
c) Lama penggunaan : sesuai petunjuk dosis diatas. Mg; dapat dilarutkan untuk injeksi I.
M.dengan 1:1 air dan 1% Lidocain

FARMAKOLOGI
a. Absorbsi : diabsobsi dengan baik setelah pemberian secara I. M.
b. Distribusi : distribusi secara luas di dalam tubuh termasuk kelenjar empedu, paru, tulang,
empedu, CSF , plasenta, melalui amnion dan ASI.
c. Ikatan protein : 85-95%
d. Waktu paruh eliminasi : pada hepar dan fungsi ginjal yang normal : 5-9 jam.
e. Kadar puncak serum : 1-2 jam setelah pemberian secara I. M.
f. Ekskresi : di urin 33%-65% sebagai obat asal; feses.

STABILITAS PENYIMPANAN
Setelah dilarutkan : Stabil pada temperatur 25C selama 3 hari dan selama 21 hari pada
temperatur 50. Jangan disimpan dalam lemari pendingin, hindari cahaya matahari langsung.
Sebelum dilarutkan : Larutan sebelum dicampurkan : simpan -20C, jika telah dicairkan,
larutan stabil selama 3 hari pada suhu kamar 25C atau selama 21 hari pada suhu 5C.
Jangan disimpan beku.
Stabilitas dalam larutan infus : D5W atau NS 10-40 mg/mL :
o Stabil selama 2 hari pada temperatur 25C.
o Stabil selama 10 hari pada lemari pendingin pada temperatur 5C.
Stabilitas dalam larutan infus : D5W atau NS 100 mg/mL :
o Stabil selama 2 minggu pada temperatur 25C.
o 10 hari pada refrigerator pada temperatur 5. Stabil selama 26 hari jika dibekukan pada
-20C.Jika telah dicairkan, larutan stabil selama 2 hari pada suhu kamar 25C atau 10 hari jika
disimpan pada suhu 5C.
100 mg/mL dalam Lidokain 1% :
o Stabil selama 24 jam pada temperatur 25C.
o Stabil selama 10 hari pada lemari pendingin pada temperatur 5C.
250-350 mg/mL dalam D5W atau NS, Lidokain 1%, atau SWFI :
o Stabil selama 24 hari pada temperatur 25C.
Stabil selama 10 hari pada lemari pendingin pada temperatur 5C.


EFEK SAMPING
1%-10% :
Kulit : Rash (2%)
Saluran cerna : diare (3%)
Hepar : peningkatan transaminase(3,1%-3,3%)
Ginjal : peningkatan BUN (1%)
Hematologi : eosinophillia (6%); thrombositosis (5%); leukopenia (2%)
Lokal : Nyeri selama injeksi (I.V 1%); rasa hangat, tightnes selama injeksi (5%-17%)
diikuti injeksi I.M.
1% :
Agranulositosis, alergi pneumonitis, anafilaksis, anemia, basifilia,bronkospasm,
kandidiasis,kolitis, diaphoresis, pusing, flushing, gallstones, glycosuria, sakit kepala,
hematuri,anemia hemolitikus,jaundice, leukositosis, mual, nefrolitiasis, neutropenia, phlebitis,
pruritus, pseudomembranous colitis, batu ginjal, pusing, serum sichness, thrombocitopenia,
vaginitis, muntah, peningkatan alkali fosfat, bilirubin dan kreatinin.
Dilaporkan reaksi dengan sefalosporin lainnya termasuk angioderma, anemia aplastik,
cholestasis, encephalopathy, erythema multiform, pendarahan, nefritis intertisial,
neuromuscular excitability, pancytopenia, paresthesia, disfungsi ginjal, sindroma`Steven-
Johnson, superinfeksi,nefropati toksik.

INTERAKSI DENGAN OBAT LAIN :
Chephalosporin : menigkatkan efek antikoagulan dari derivat kumarin(Dikumarol dan
Warfarin)
Agen urikosurik: (Probenesid, Sulfinpirazon) dapat menurunkan ekskresi sefalosporin,
monitor efek toksik.

PENGARUH
- Terhadap Kehamilan : Faktor risiko : B
- Terhadap Ibu Menyusui : Seftriakason didistribusikan ke dalam air susu, penggunaan
pada ibu menyusui harus disertai perhatian.
- Terhadap Anak-anak : -
- Terhadap Hasil Laboratorium : Positif pada tes Coombs langsung, positif palsu pada
tes glukosa urin menggunakan Cu Sulfat (larutan Benedict, larutan Fehling), positif palsu pada
tes kreatinin urin atau serum menggunakan reaksi Jaffe

PARAMETER MONITORING
Observasi tanda dan gejala anafilaksis.

BENTUK SEDIAAN
Mengandung 83 mg (3,6 mEq) per 1 g Seftriakson.
Infus (Dilarutkan Dalam Dextrose) 1 g (50 ml), 2 g (50 ml).
Injeksi Serbuk Dilarutkan Dalam Aqua Proinjeksi 250 mg, 500 mg, 1 g, 2 g, 10.

PERINGATAN
Penyesuaian dosis untuk pasien dengan penurunan fungsi ginjal.
Penggunaan dalam waktu lama mengakibatkan superinfeksi.
Pasien dengan riwayat alergi terhadap penisilin khususnya reaksi IgE (anafilaktik,
urtikaria)




SENIN, 16 JANUARI 2012
CEFTRIAXONE
A.Farmakodinamik
Ceftriaxone merupakan generasi ketiga dari golongan tefalosporin. Memiliki aktifitas broad
spektrum yang luas terhadap kuman gram negatif dan gram positif. Ceftriaxone bekerja
dengan menghambat sintesa dinding sel bakteri, melalui reaksi asilasi pada enzim
transpedtidase pada ikatan membran.

B.Farmakokinetik
1.Suntikan intra muscular: Larutan ceftriaxone sodium setara dengan 1 gram ceftriaxone ke
dalam larutan dekstrosa injeksi 5 % atau larutan lidokain 1% (tanpa efinefrin).
2.Suntikan intra vena: Larutan ceftriaxone sodium setara dengan 1 gram ceftriaxone ke dalam
4 ml aqua pro injectione. Untuk penyuntikan intravena secara langsung waktu penyuntikan 5-
15 menit.

3.Suntikan infus intra vena: Larutan ceftriaxone sodium setara dengan 1 gram ceftriaxone ke
dalam 50-100 ml aqua pro injectione.

C.Indikasi
Infeksi-infeksi yang disebabkan oleh kuman-kuman yang sensitif terhadap ceftriaxone seperti:
1.Infeksi saluran kemih
2.Infeksi saluran pernapasan bagian bawah dan pneumonia
3.Infeksi kulit dan jaringan lunak
4.Infeksi tulang dan sendi
5.Infeksi Intra abdominal
6.Infeksi gonokokus
7.Infeksi pelvik pada wanita
8.Otitis media
9.Meningitis
10.Gonorrhea tidak terkomplikasi
11.Profilaksis infeksi penoperatif

D.Kontra Indikasi
1.Pasien yang diketahui alergi terhadap golongan sefalosporin
2.Pasien yang memiliki riwayat anafilaksis
3.Pasien gagal ginjal
4.Pasien yang menerima aminoglikosida atau diuretika

E.Dosis
1.Dewasa dan anak-anak diatas 12 tahun
a.Gonorrhea: 250 mg IM, sebagi dosis tunggal
b.Profilaksis infeksi perioperatif: 1 gram IV diberikan 0,5-2 jam pada awal pembedahan
c.Infeksi lain: 1-2 gram IM / IV setiap 24 jam atau 500 mg 1 gr setiap 12 gram dosis
maksimal 4 gram/hari
2.Anak-anak dibawah 12 tahun :
a.Meningitis: pada pengobatan hari pertama: 100 mg/kg BB diberikan secara IM / IV
kemudian dilanjutkan 100 mg/kg BB setiap 24 jam atau 50 mg/kg BB setiap 12 jam.
Pengobatan diberikan selama 7-14 hari
Dosis maksimal 4 gram/hari
b.Otitis media: 50 mg/kg BB, maksimal 1 gram sebagai dosis tunggal
c.Infeksi kulit dan jaringan lunak: 50-75 mg/kg BB IM / IV setiap 24 jam atau 25-37,5 mg/kg
BB setiap 12 jam. Dosis maksimal 2 gram/hari
d.Infeksi serius lain: 25-37,5 mg/kg BB 1M/1V setiap 12 gram. Dosis maksimal 2 gram/hari


POSTED BY HERU PRABOWO HADI S.FARM., APT ON SUNDAY, MAY 08, 2011 NO COMMENTS
Cara penggunaan dan stabilitas injeksi Piton (oksitosin)
Tambahkan 10U oksitosin ke dlm 500 atau 1000 ml NS/RL/D
5
W sehingga konsentrasi
larutan menjadi 20 mU/ml dan 10mU/ml
Inj. Piton sebaiknya disimpan pada suhu 2
0
5
0
C, jangan simpan di frizer (Tatro, 2003;
DIH 2009-2010, p. 1126)
Stabilitas injeksi ranitidin
1. Inj. Ranitidin sebaiknya disimpan pada suhu 4
0
-30
0
C, dan hindarkan dari cahaya. Inj.
Ranitidin dapat dicampur dg NS atau D
5
W dan larutan stabil selama 48 jam pada suhu kamar
(DIH 2009-2010, p. 1295)

Stabilitas dan cara pemberian injeksi ondansetron
1. Inj. Ondansetron sebaiknya disimpan pada suhu 2
0
30
0
C dan terlindung dari cahaya.
Sedangkan untuk infus IV, inj. Ondansetron dapat dilarutkan dlm 50 ml D
5
W atau NS dan
larutan ini stabil selama 48 jam pd suhu kamar
2. Untuk pencegahan mual dan muntah post operasi sebaiknya dosis tunggal diberikan
secara injeksi IV lebih dari 2 5 menit (DIH 2009-2010, p. 1102)

Stabilitas dan cara peberian injeksi furosemid
1. Simpan injeksi pada suhu kamar dan lindungi dari cahaya, karena bila terpapar cahaya
akan menyebabkan perubahan warna. Jangan gunakan larutan furosemid bila berwarna
kuning. Larutan furosemin ini tidak stabil pada suasana asam, tetapi stabil pada suasana basa.
Bila disimpan dalam lemari es bisa terjadi presipitasi atau kristalisasi
2. Inj. Furosemid ini seharusnya diberikan secara perlahan dengan kecepatan lebih dari 1 2
menit (DIH 2009-2010, p. 676)

Stabilitas dan cara pemberian injeksi atropin
1. Simpan injeksi ini pada suhu kamar yang dikontrol pada suhu 15
0
30
0
C, jangan simpan
di frizer dan hindarkan dari cahaya
2. Pemberian injeksi atropin lambat dapat menyebabkan paradoksikal bradikardi (DIH 2009-
2010, p. 157)
Stabilitas injeksi MgSO
4

1. Simpan pada suhu kamar dg suhu 20
0
25
0
C. penyimpanan dalam lemari es
menyebabkan terjadinya presipitasi atau kristalisasi (DIH 2009-2010, p. 917)

Cara pemberian dan stabilitas injeksi ceftriaxone
3. Ceftriaxone injeksi diberikan secara perlahan
4. 3 5 menit
5. Bila direkonstitusi dg pelarut 250 ml ceftriaxone bertahan selama 24 jam bila disimpan
pada suhu kamar dan tahan selama 3 hari bila disimpan di lemari es
6. Bila direkonstitusi dg 100 ml WFI steril, 0,9% NaCl, dan 5% dextrose ceftriaxone
bertahan 3 hari dalam suhu kamar dan 10 hari dalam lemari es (Tatro, 2003)

Cara pemberian injeksi fentanil
3. Pemberian infus fentanil IV pelan sebaiknya lebih dari 1 2 menit. Bila diberikan secara IV
cepat dapat menyebabkan terjadinya kekauan otot (DIH 2009-2010, p. 610)

Kontraindikasi, stabilitas, dan cara pemberian injeksi propofol
1. njeksi propofol kontraindikasi dg pasien yang memiliki alergi telur, kedelai, dan produk-
produk yg terbuat dari telur maupun kedelai (DIH 2009-2010, p. 1254). Oleh karena itu
sebaiknya sebelum diberikan injeksi ini dipastikan bahwa pasien tidak alergi terhadap
makanan tersebut
2. Jangan gunakan injeksi propofol bila dicurigai terkontaminasi. Selain itu jangan berikan
pada IV cateter yg juga digunakan untuk pemberian darah dan plasma. Propofol yg sudah
tidak dipakai sebaiknya dibuang setelah 12 jam
3. Injeksi propofol sebaiknya disimpan pada suhu 4
0
22
0
C, jangan simpan di frizer, dan
hindarkan dari cahaya. Jika dipindahkan ke syringe sebelum diberikan, gunakan selama 6 jam.
Tetapi jika digunakan langsung dari vial/prefilled syringe gunakan selama 12 jam. Kocok dulu
sebelum digunakan dan jangan gunakan bila fase emulsi pecah. Untuk mendapatkan
konsentrasi 2 mg/ml propofol mungkin dapat dilarutkan dlm D
5
W dan bisa bertahan selama
8 jam pd suhu kamar (DIH 2009-2010, p. 1254)

Stabilitas injeksi vitamin C
1. Buang larutan IV setelah 24 jam, dan simpan ditempat yang terlindung dari cahaya (Tatro,
2003)



































CEFTRIAXONE 1 GR INJEKSI DEXA

INDIKASI :

Infeksi-infeksi yang disebabkan oleh patogen yang sensitif terhadap Ceftriaxone,
seperti:infeksi saluran nafas, infeksi THT, infeksi saluran kemih, sepsis, meningitis,
infeksitulang, sendi dan jaringan lunak, infeksi intra abdominal, infeksi genital
(termasukgonore), profilaksis perioperatif, dan infeksi pada pasien dengan
gangguan pertahanantubuh.
KONTRA INDIKASI :

Hipersensitif terhadap cephalosporin dan penicillin (sebagai reaksi alergi silang).

DOSIS :

* Dewasa dan anak > 12 tahun dan anak BB > 50 kg : 1 - 2 gram satu kali sehari. Padainfeksi
berat yang disebabkan organisme yang moderat sensitif, dosis dapat dinaikkansampai 4 gram
satu kali sehari.* Bayi 14 hari : 20 - 50 mg/kg BB tidak boleh lebih dari 50 mg/kg BB, satu kali
sehari.* Bayi 15 hari -12 tahun : 20 - 80 mg/kg BB, satu kali sehari. Dosis intravena >
50mg/kg BB harus diberikan melalui infus paling sedikit 30 menit.

LAMA PENGOBATAN :

Lamanya pengobatan berbeda-beda tergantung dari penyebab penyakit sepertipengobatan
dengan antibiotik pada umumnya, pemberian obat harus diteruskan palingsedikit sampai 48 -
72 jam, setelah penderita bebas panas atau pembasmian kumantercapai dengan nyata.

INSTRUKSI DOSIS KHUSUS :

Meningitis : Bayi dan anak-anak : pengobatan dimulai dengan dosis 100 mg/kg BB,(jangan
melebihi 4 gram) sekali sehari. Segera setelah organisme penyebab telahdiketahui dan
sensitivitas ditentukan, dosis dapat diturunkan. Lama pengobatan :* Neisseria meningitidis 4
hari.* Haemophilus influenzae 6 hari* Streptococcus pneumoniae 7 hari* N. gonorrhoeae
(strain penghasil penisilinase dan bukan penghasil penisilinase) dosistunggal 250 mg
intramuskular.* Pencegahan perioperatif : Tergantung dari resiko infeksi : 1 - 2 gram dosis
tunggaldiberikan 30 - 90 menit sebelum operasi
















DATA OBAT,
Deskripsi:
Ceftriaxone merupakan golongan sefalosporin yang mempunyai spektrum luas dengan waktu paruh
eliminasi 8 jam. Efektif terhadap mikroorganisme gram positif dan gram negatif. Ceftriaxone sangat stabil
terhadap enzim ?-laktamase.

Komposisi:
Tiap vial mengandung ceftriaxone sodium setara dengan ceftriaxone 1,0 g.

Indikasi:
Untuk infeksi-infeksi berat dan yang disebabkan oleh kuman-kuman gram positif maupun gram negatif yang
resisten terhadap antibiotika lain :
- Infeksi saluran pernafasan
- Infeksi saluran kemih
- Infeksi gonoreal
- Septisemia bakteri
- Infeksi tulang dan jaringan
- Infeksi kulit

Dosis:
Dewasa dan anak-anak diatas 12 tahun :
1-2 g sekali sehari secara intravena
Dosis lebih dari 4 g sehari harus diberikan dengan interval 12 jam.
Bayi dan anak-anak di bawah 12 tahun :
- Bayi 14 hari : 20 - 50 mg/kg berat badan sekali sehari
- Bayi 15 hari s/d 12 tahun : 20 - 80 mg/kg berat badan sekali sehari
- Anak-anak dengan berat badan 50 kg atau lebih : dapat digunakan dosis dewasa melalui infus paling
sedikit > 30 menit.

Pada penderita dengan gangguan fungsi ginjal, kliren creatinin tidak lebih dari 10 ml/menit, dosis tidak lebih
dari 2 g sehari.

Paket:
kotak 2 vial @ 1,0 g

No. Registrasi:
GKL9520918444B1

Produksi:
PT Indofarma TBK (tbs/tbs)


Ingin Mendapatkan Rp 500,000 dari detikHealth ? Ceritakan Pengalaman Dietmu di Sini







Ceftriaxone
Sandika Dwi Putri - detikHealth
Selasa, 24/08/2010 09:56 WIB

Ceftriaxone (dok. bedfordlabs.com)

Jakarta, Deskripsi:
Ceftriaxone adalah kelompok obat yang disebutcephalosporin antibiotics. Ceftriaxone bekerja dengan cara
mematikan bakteri dalam tubuh.

Indikasi:
Untuk mengobati berbagai jenis infeksi bakteri, termasuk keadaan parah atau yang mengancam nyawa
seperti meningitis.

Dosis:
1-2 gr melalui otot (intra muscular) atau melalui pembuluh darah (intra vascular), lakukan setiap 24
jam, atau dibagi menjadi setiap 12 jam.
Dosis maksimum: 4 gr/hari

Efek Samping:
Reaksi hipersensitivitas (urticaria, pruritus, ruam, reaksi parah seperti anaphylaxis bisa terjadi); Efek
GI (diare, N/V, diare/radang usus besar); Efek lainnya (infeksi candidal)
Dosis tinggi bisa dihubungkan dengan efek CNS (encephalopathy, convulsion); Efek hematologis
yang jarang; pengaruh terhadap ginjal dan hati juga terjadi.
Perpanjangan PT (prothrombin time), perpanjangan APTT (activated partial thromboplastin time),
dan atau hypoprothrombinemia (dengan atau tanpa pendarahan) dikabarkan terjadi, kebanyakan
terjadi dengan rangkaian sisi NMTT yang mengandung cephalosporins.

Instruksi Khusus:
Boleh dikonsumsi dengan makanan untuk mengurangi keadaan gastrik.
Gunakan dengan hati-hati pada pasien yang alergi terhadap Penicillin, ada kemungkinan 10%
peluang sensitivitas.
Gunakan dengan hati-hati pada pasien kerusakan ginjal.
(ir/ir)

CEFTRIAXONE Vial/Injeksi/Suntik
CEFTRIAXONE Vial/Injeksi/Suntik (Ceftriaxone/Seftriakson)
Nama Obat Generik : Ceftriaxone / Seftriakson

Nama Obat Bermerek : Betrix, Biotriax, Bioxon, Broadced, Brospec, Cefaxon, Cefriex, cefsix, Ceftrox,
Cefxon, Cephaflox, Criax, Ecotrixon, Elpicef, Erocef, Foricef, Gracef, Intricef, Intrix, Renxon, Rocephin,
Socef, Starxon, Terfacef, Termicef, Tricefin, Trijec, Trixon, Tyason, Zeftrix.


KOMPOSISI

Tiap vial Ceftriaxone mengandung ceftriaxone sodium setara dengan ceftriaxone 1 gram.

FARMAKOLOGI (CARA KERJA OBAT)

Ceftriaxone merupakan golongan sefalosporin. Ceftriaxone mempunyai spektrum luas dan waktu paruh
eliminasi 8 jam. Ceftriaxone efektif terhadap mikroorganisme gram positif dan gram negatif. Ceftriaxone
juga sangat stabil terhadap enzim beta laktamase yang dihasilkan oleh bakteri.

INDIKASI

Indikasi Ceftriaxone adalah infeksi-infeksi berat dan yang disebabkan oleh bakteri gram positif maupun
gram negatif yang resisten atau kebal terhadap antibiotika lain :
Infeksi saluran pernapasan
Infeksi saluran kemih
Infeksi gonore
Sepsis
Meningitis
Infeksi tulang dan jaringan lunak
Infeksi kulit

KONTRAINDIKASI

Hipersensitif terhadap Ceftriaxone atau sefalosporin lainnya.

CARA PENGGUNAAN

Injeksi intravena dan intramuskuler.

EFEK SAMPING

Gangguan pencernaan : diare, mual, muntah, stomatitis, glositis. Reaksi kulit : dermatitis, pruritus,
urtikaria, edema, eritema multiforma, dan reaksi anafilaktik. Hematologi : eosinofil, anemia hemolitik,
trombositosis, leukopenia, granulositopenia. Gangguan sistem syaraf pusat : sakit kepala. Efek samping
lokal : iritasi akibat dari peradangan dan nyeri pada tempat yang diinjeksi. Gangguan fungsi ginjal :
untuk sementara terjadi peningkatan BUN. Gangguan fungsi hati : untuk sementara terjadi peningkatan
SGOT atau SGPT.

PERINGATAN DAN PERHATIAN

Pada penyakit ginjal dan gangguan hepar, konsentrasi seftriakson dalam plasma harus tetap dimonitor.
Seftriakson tidak diperbolehkan untuk wanita hamil. Pada penggunaan jangka lama profil darah harus
diperiksa secara teratur.

KEMASAN

Ceftriaxone, Kota, 2 Vial @ 1 g.

KETERANGAN

Simpan pada suhu dibawah 25C, terlindung dari cahaya.

Diproduksi oleh : Indofarma


























Dr. Marizal Saputra
Kamis, 08 April 2010
makalah Farmakologi obat ceftriaxone
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa, karena hanya dengan bimbingan dan
penyertaan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Dalam makalah ini penulis akan menjelaskan fase-fase dari obat TONAR . Obat Tonar juga dapat
menyembuhkan penyakit ginjal kronik.
Dalam menulis makalah ini, penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak
kekurangan oleh karena itu kritik dan saran dari pembaca sekalian sangat penulis harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Akhirnya pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada orang orang yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini :

1. Orang tua yang selaku memberikan dorongan dan motivasi kepada penulis
2. Teman teman yang menmberikan semangat dan motivasi kepada penulis dalam membuat dan
menyelesaikan makalah ini
3. Pihak lain dalam hal ini ruang perpustakaan yang sangat membantu penulis dalam membuat makalah ini

Akhirnya penulis menyampaikan permohonan maaf jika dalam makalah ini masih banyak kekurangan. Dan
penulis harapkan agar para pembaca dapat memakluminya. Terima kasih.

penulis

DAFTAR ISI
Kata Pengantar........................................................................................................... i
Daftar Isi.................................................................................................................... ii
Bab I Pendahuluan..................................................................................................... 1

Bab II Farmakologi obat ceftriaxone.........................................................................
2.1. Farmakokinetik........................................................................................
2.2. Farmakodinamik......................................................................................
2.3. Indikasi dan Cara Penggunaan................................................................ 3
2.4. Kontra Indikasi....................................................................................... 3
2.5. Efek Samping.......................................................................................... 3
2.6. Dosis dan Cara Pemberian...................................................................... 4

Bab III : Penyakit Infeksi Saluran Kemih (ISK) 5
3.1. Pengertian................................................................................................ 5
3.2. Etiologi.................................................................................................... 5
3.3. Patofisiologi......................................................................................... ... 5
3.4. Manifestasi Klinis.................................................................................... 6
3.5. Diagnosis................................................................................................. 6
3.6. Patoflow.................................................................................................. 7

Bab IV.: Kesimpulan 8
Buku Sumber............................................................................................................. 9

BAB I

PENDAHULUAN

Ceftriaxone merupakan cephalosporin spektrum luas semisintetik yang diberikan secara IV atau IM. Kadar
plasma rata-rata cetriaxone setelah pemberian secara tunggal infus intravena 0,5;1 atau 2 gr dalam waktu
30 menit dan IM sebesar 0,5 atau 1 g pada orang dewasa sehat. Ceftriaxone juga serupa dengan
seftizoksim dan sefotaksim, mempunyai waktu paruh yang sangat panjang sehingga diberikan sekali / dua
kali sehari.

BAB II

FARMAKOLOGI OBAT

CEFTRIAXONE

FARMAKOKINETIK

Ceftriaxone diabsorpsi lengkap setelah pemberian IM dengan kadar plasma maksimum rata-rata antara 2-3
jam setelah pemberian. Dosis multipel IV atau IM dengan interval waktu 12-24 jam, dengan dosis 0,5-2g
menghasilkan akumulasi sebesar 15-36 % diatas nilai dosis tunggal.

Sebanyak 33-67 % ceftriaxone yang diberikan, akan diekskresikan dalam uring dalam bentuk yang tidak
diubah dan sisanya diekskresikan dalam empedu dan sebagian kecil dalam feses sebagai bentuk inaktif.
Setelah pemberian dosis 1g IV, kadar rata-rata ceftriaxone 1-3 jam setelah pemberian adalah : 501 mg/ml
dalam kandung empedu, 100 mg/ml dalam saluran empedu, 098 mg dalam duktus sistikus, 78,2 mg/ml
dalam dinding kandung empedu dan 62,1 mg/ml dalam plasma.

Setelah pemberian dosis 0,15-3g, maka waktu paruh eliminasinya berkisar antara 5-8 jam, volume
distribusinya sebesar 5,70-13,5 L, klirens plasma 0,50-1,45 L/jam dan klirens ginjal 0,32-0,73 L/jam.

Ikatan protein ceftriaxone bersifat reversibel dan besarnya adalah 85-95 %. Ceftriaxone menembus selaput
otak yang mengalami peradangan pada bayi dan anak-anak dan kadarnya dalam cairan otak setelah
pemberian dosis 50 mg/kg dan 75 mg/kg IV, berkisar antara 1,3-18,5 ug/ml dan 1,3-44 ug/ml

Dibanding pada orang dewasa sehat, farmakokinetik ceftriaxone hanya sedikit sekali terganggu pada usia
lanjut dan juga pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal/hati, karena itu tidak diperlukan penyesuaian
dosis.

FARMAKODINAMIK

Efek bakterisida ceftriaxone dihasilkan akibat penghambatan sintesis dinding kuman. Ceftriaxone
mempunyai stabilitas yang tinggi terhadap beta-laktanase, baik terhadap penisilinase maupun
sefalosporinase yang dihasilkan oleh kuman gram-negatif, gram-positif.

INDIKASI DAN CARA PENGGUNAAN

Ceftriaxone diindikasikan untuk pengobatan pada infeksi-infeksi dibawah ini yang disebabkan oleh
mikroorganisme yang sensitif seperti :

- Infeksi saluran napas bawah

- Infeksi kulit dan jaringan lunak

- Goneore tanpa komplikasi

- Penyakit radang rongga panggul

- Septikemia bakterial

- Infeksi tulang dan sendi

- Infeksi intra-abdominal

- Meningitis

Profilaksis operasi yaitu 1g dosis tunggal ceftriaxone dapat mengurangi angka kejadian infeksi pasca
operasi pada pasien yang dioperasi dan dianggap terkontaminasi atau secara potensial terkontaminasi,
misalnya : histerektoni vaginal atau abdominal dan pada pasien yang dioperasi dimana infeksi pada operasi
tersebut menyebabkan risiko yang serius ( misal : selama operasi lintas arteri koroner ).

KONTRAINDIKASI

Ceftriaxone dikontraindikasikan pada pasien dengan riwayat alergi terhadap golongan cephalosporin.

EFEK SAMPING

Secara umum ceftriaxone dapat ditoleransi dengan baik. Efek samping yang dapat ditemukan adalah :

Reaksi lokal : Sakit, indurasi atau nyeri tekan pada tempat suntikan dan phlebitis setelah pemberian
intravena.

Hipersensitivitas : Ruam kulit dan kadang-kadang pruritus, demam atau menggigil

Hematologik : Eosinofilia, trombositosis, lekopenia dan kadang-kadang anemia, anemia hemolitik,
netropenia, limfopenia, trombositopenia dan pemanjangan waktu protrombia.

Saluran cerna : Diare dan kadang-kadang mual, muntah, disgeusia.

Hati : Peningkatan SGOT atau SGPT dan kadang-kadang peningkatan fosfatase alkali dan bilirubin.

Ginjal : Peningkatan BUN dan kadang-kadang peningkatan kreatinin serta ditemukan silinder dalam urin.

Susunan saraf pusat : Kadang-kadang timbul sakit kepala atau pusing.

Saluran kemih dan genital : Kadang-kadang dilaporkan timbulnya monitiasis atau vaginitis

DOSIS DAN CARA PEMBERIAN

Ceftriaxone dapat diberikan secara intravena atau intramuskular

* Dewasa : Dosis lazim harian untuk orang dewasa adalah 1-2g sekali sehari (atau dibagi dalam 2 dosis)
tergantung dari jenis dan beratnya infeksi. Dosis total harian tidak boleh melebihi 4g. Untuk pengobatan
infeksi gonokokal tanpa komplikasi, dosis yang dianjurkan adalah 250 mg intramuskular sebagai dosis
tunggal, untuk profilaksis opersai, dosis yang dianjurkan adalah 1g sebagai dosis tunggal dan diberikan 0,5-
2 jam sebelum operasi.

* Anak-anak : Untuk pengobatan infeksi kulit dan jaringan lunak, dosis total harian yang dianjurkan adalah
50-75 mg/kg sekali sehari (atau dibagi 2 dosis), dosis total harian tidak boleh melebihi 2g. Untuk
pengobatan meningitis dosis harian adalah 100 mg/kg dan tidak boleh melebihi 4g, dosis diberikan dengan
atau tanpa dosis muat 75mg/kg

Keterangan Umum Dosis : Secara umum terapi dengan ceftriaxone harus dilanjutkan paling tidak 2 hari
setelah tanda dan gejala infeksi menghilang. Lama pengobatan terapi umumnya adalah 4-14 hari, dimana
pada infeksi yang disertai dengan komplikasi terapi yang diperlukan akan lebih lama.

BAB III
INFEKSI SALURAN KEMIH
* Pengertian
Infeksi saluran kemih (ISK) adalah suatu penyakit yang biasa terjadi pada saat organisme naik dari uretra
ke kandung kemih. Sekali organisme mencapai kandung kemih, organisme ini akan berkembang biak dan
meningkat, sehingga menyebabkan infeksi pada ureter dan ginjal. (Brunner and Sudarth).

* Etiologi

ISK mempunyai kerentanan terhadap infeksi organisme yang biasanya tidak patogenik masih sukar
dimengerti. Organisme yang biasanya menyerang adalah bakteri terutama escherichia coli pada wanita.
Sumber bakteri umumnya adalah flora feces penderita. Anomali struktur kongenital saluran kemih
terutama yang menghambat aliran kemih, hal ini merupakan predisposisi terjadinya infeksi. Akan tetapi
sebagian infeksi saluran kemih tidak ada hubungannya dengan abnormalitas fungsional atau struktural
primer. Sebaliknya, beberapa abnormalitas anatomis/fungsional seperti penebalan dinding kandung
kemih, refluks vesikoureter atau pola berkemih abnormal, merupakan gejala sisa infeksi.

* Patofisiologi

Infeksi rekuren pada kandung kemih dapat berakibat perubahan peradangan yang merusak hubungan
anatomis ureter pada saat menembus dinding kandung kemih, sehingga terjadi inkompetensi katup
vesikoureter. Keadaan ini memungkinkan refluks kemih ke dalam ureter terutama sewaktu berkemih,
dengan akibat dilatasi ureter dan masuknya organisme kedalam saluran bagian atas. Sebagian besar
merupakan infeksi asenden pada wanita. Jalur yang biasa terjadi adalah mula-mula kuman dari anal
berkoloni di vulava, kemudian masuk ke kandung kemih melalui uretra yang pendek secara
spontan/mekanik akibat hubungan seksual. Pada pria setelah prostat terkoloni maka akan terjadi infeksi
asenden. Mungkin juga terjadi akibat pemasangan alat seperti kateter, terutama pada usia lanjut.

Wanita lebih sering menderita ISK, karena uretra yang pendek, masuknya kuman dalam hubungan seksual,
dan mengakibatkan perubahan PH dan flora vulva dalam siklus menstruasi.

* Manifestasi Klinis

Gejala-gejala ISK dibedakan antara infeksi saluran kemih bagian bawah, dimana kandung kemih/uretra
terinfeksi, dan infeksi saluran kemih atas yang meliputi infeksi pada ureter dan ginjal. Gejala ISK bawah
biasanya, disuria, sering berkemih, nokturia atau nyeri pada pelvik atau suprapubis. Pasien dengan ISK
atas, sering menunjukan gejala sistemik meliputi, demam, mual, muntah, sakit kepala dan lemah sesuai
dengan keluhan spesifik dari nyeri di daerah panggul punggung bawah, dan abdomen

* Diagnosis

Diagnosis ISK umumnya tergantung pada identifikasi mikroorganisme, misalnya: sel darah putih dalam
spesimen urine yang diambil langsung atau urine yang terdapat di kateter, urin yang langsung diambil
tersebut sangat sulit diambil tanpa adanya kontaminasi, jumlah dari organisme digunakan untuk
menggambarkan kemungkinan infeksi yang biasanya yaitu ada 100.000 unit koloni per milimeter (CFU/ml).
secara umum ada sel darah putih (biasanya 710 wbc/mm3) dalam spesimen urine merupakan diagnostik
kuat, dimana sel ini merupakan diagnostik kuat, dimana sel ini menandakan respons peradangan penjamu
terhadap organisme. Adanya organisme tanpa adanya sel darah putih dipertimbangkan sebagai bakteriuria
daripada dianggap sebagai infeksi.


BAB IV

KESIMPULAN

* Ceftriaxone merupakan cepnalosporin spektrum luas semisintetik yang diberikan secara intravena atau
intramuskular.

* Ceftriaxone diindikasikan untuk pengobatan pada infeksi-infeksi yang disebabkan oleh mikroorganisme
yang sensitif seperti :

* Infeksi saluran napas bawah

* Infeksi saluran kemih

* Infeksi kulit dan jaringan lunak

* Infeksi tulang dan sendi

* Infeksi intra-abdominal

* Berikatan dengan protein yang bersifat reversibel dan besarnya 85-95 %

* Memiliki waktu paruh yang sangat panjang dan diekskresikan dalam urine dalam bentuk yang tidak
diubah dan sisanya diekskresikan dalam empedu dan sebagian kecil feses.

BUKU SUMBER

- Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta 1996

Farmakologi, Pendekatan Proses Keperawatan

Joyce L. Kee dan Evelyn R. Hayes

- Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Brunner dan Suddarth

Edisi 8. Penerbit Buku Kedokteran 2001

- DOI

- Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta 1986

IPI (Informasi Akurat Produk Farmasi di Indonesia)

Anda mungkin juga menyukai