Anda di halaman 1dari 19

Antibiotik

Antibiotik ialah zat yang dihasilkan oleh mikroba, terutama fungi, yang dapat menghambat
pertumbuhan atau membasmi mikroba jenis lain. Antibiotik juga dapat dibuat secara sintetis.
Prinsip penggunaan antibiotic
Prinsip penggunaan antibiotik didasarkan pada dua pertimbangan utama:
1. Penyebab infeksi
Pemberian antibiotik yang paling ideal adalah berdasarkan hasil pemeriksaan
mikrobiologis dan uji kepekaan kuman. Namun dalam praktek sehari-hari, tidak mungkin
melakukan pemeriksaan mikrobiologis untuk setiap pasien yang dicurigai menderita
suatu infeksi. Di samping itu, untuk infeksi berat yang memerlukan penanganan segera,
pemberian antibiotik dapat segera dimulai setelah pengambilan sampel bahan biologik
untuk biakan dan pemeriksaan kepekaan kuman. Pemberian antibiotik tanpa pemeriksaan
mikrobiologis dapat didasarkan pada educated guess. Tabel 5.1 memberikan pedoman
pemilihan antibiotik berdasarkan educated guess untuk berbagai jenis infeksi.
2. Faktor pasien
Diantara faktor pasien yang perlu diperhatikan dalam pemberian antibiotik antara
lain fungsi ginjal, fungsi hati, riwayat alergi, daya tahan terhadap infeksi (status
imunologis), daya tahan terhadap obat, beratnya infeksi, etnis, usia, penggunaan
pengobatan konkomitan, untuk wanita apakah sedang hamil atau menyusui, atau sedang
mengkonsumsi kontrasepsi oral
1. Golongan penisilin
Penisilin diperoleh dari jamur penilillium chrysogenum. Penisilin merupakan
antibiotic ß-lactam karena strukturnya memilii cincin antibiotic ß-lactam. Jika cincin
antibiotic ß-lactam ini rusak atau terbuka, khasiatnya akan hilang, misalnya jika cincin
dirusak oleh enzim antibiotic ß-lactamase, antibiotic ini menjadi tidak efektif. Penisilin
bersifat bakterisida dan bekerja dengan menghambat sintesis dinding sel. Obat ini
berdifusi dengan baik di jaringan dan cairan tubuh, tapi penetrasi ke dalam cairan otak
kurang baik kecuali jika selaput otak mengalami infeksi. Obat ini diekskresi ke urin
dalam kadar terapetik.
Menurut cara kerjanya, golongan penisilin dibedakan menjadi spektrum sempit
dan spektrum luas
a. Spektrum Sempit
1. Benzilpenisilin (Penisilin G)
Mekanisme kerja: Benzylpenicillin memiliki aksi bakterisidal melawan bakteri
gm + ve, gm-ve cocci, beberapa bakteri gm-ve, spirochetes dan actinomycetes. Ini
menghambat tahap ikatan silang akhir produksi peptidoglikan melalui pengikatan
dan inaktivasi transpeptidase pada permukaan bagian dalam membran sel bakteri
sehingga menghambat sintesis dinding sel bakteri. Ini dihambat oleh penisilinase
dan β-laktamase lainnya. Benzilpenisilin dirusak oleh asam lambung dan
absorpsinya rendah dalam usus oleh sebab itu obat ini diberikan secara parenteral.
Indikasi : infeksi tenggorokan, otitis media, endokarditis, penyakit
meningokokus, pneumonia, selulitis, antraks, profilaksis amputasi pada lengan
atau kaki; lihat juga keterangan di atas.
Dosis:
Intravena
- Endokarditis bakteri Endokarditis infektif (IE) adalah infeksi lapisan dalam
pembuluh darah dan jantung. Akut: Staphylococcus aureus, Subakut:
Streptococcus viridans, oral lainnya Streptococci, Enterococci dan grup
organisme HACEK (Haemophilus, Aggregatibacter, Cardiobacterium,
Eikenella, Kingella) adalah patogen penting yang menyebabkan IE subakut.
Patogen ini berasal dari kulit, usus dan rongga mulut. Katup jantung yang
abnormal termasuk mereka yang cacat jantung bawaan yang telah mungkin
terinfeksi. Katup Prostetik: Staphylococcus aureus dan Staphylococcus
epidermidis dapat menyerang katup jantung prostetik atau alat pacu jantung
dan menyebabkan peradangan dan jaringan parut Dewasa: 7,2-12 g atau lebih,
diberikan setiap hari dalam dosis terbagi.
- Profilaksis intrapartum melawan infeksi Streptoccocal grup B pada neonates
Dws: Awal 3 g, lalu 1,5 g tiap 4 jam sampai pelahiran. Infeksi Streptokokus
Grup B (SGB) atau Streptococcus agalactiae pada neonates telah
menyebabkan peningkatan angka morbiditas dan mortalitas bayi di seluruh
dunia, baik di negara-negara maju maupun di negara-negara yang sedang
berkembang.
- Meningitis meningokokus, meningitis pneumokokus: Neisseria meningitidis
(meningokokus) dan Streptococcus pneumoniae dan untuk balita oleh
Haemophilus influenzae type B (di negara-negara yang tidak memberikan
vaksinasi) Neisseria meningitidis adalah bakteri gram-negatif. Dws: 2,4 g tiap
4 jam. Maks: 18 g / hari pada meningitis meningokokus. Dosis> 1,2 g harus
diberikan dengan kecepatan tidak lebih dari 300 mg / menit. Anak: Bayi baru
lahir: 100 mg / kg sehari dalam 2 dosis terbagi; 1-4 minggu 150 mg / kg / hr
dlm 3 dosis terbagi; > 1 bln sd 12 thn 180-300 mg / kg BB / hr dlm 4-6 dosis
terbagi.
Parenteral
- Infeksi yang rentan: Dws: 0,6-3,6 g / hr dlm 4-6 dosis terbagi, via IM, inj IV
lambat atau infus. Dosis yang lebih tinggi mungkin diperlukan pada infeksi
yang lebih serius. Dosis IV> 1,2 g harus diberikan dengan kecepatan tidak
lebih dari 300 mg / menit. Anak: Bayi baru lahir: 50 mg / kg sehari dalam 2
dosis terbagi; 1-4 minggu 75 mg / kg / hr dlm 3 dosis terbagi; > 1 bln sd 12
thn 100 mg / kg BB / hr dlm dosis terbagi, tdk melebihi 4 g / hr.
Efek samping: Mual, muntah, stomatitis, lidah hitam atau berbulu, ruam, demam,
penyakit mirip serum, kejang, nefritis interstisial, anemia hemolitik,
granulositopenia, agranulositosis, leukopenia, trombositopenia.
Berpotensi Fatal: Anafilaksis, kolitis pseudomembran.
Contoh obat:
Contoh sediaan benzilpenisilin adalah Prokain benzilpenisilin (prokain
penisilin) digunakan untuk mengatasi infeksi sifilis stadium awal dan sifilis laten
stadium akhir; obat diberikan dengan dosis 600 mg sehari intramuscular. Sifilis
disebabkan oleh infeksi bakteri Treponema pallidum. Bakteri ini masuk dan
menginfeksi manusia melalui luka di vagina, penis, anus, bibir, atau mulut.
2. Fenoksimetilpenisilin (penisilin V)
Mekanisme kerja: Fenoksimetilpenisilin menghambat tahap ikatan silang akhir
produksi peptidoglikan melalui pengikatan dan inaktivasi transpeptidase pada
permukaan dalam membran sel bakteri, sehingga menghambat sintesis dinding sel
bakteri. Ini mungkin kurang aktif melawan beberapa organisme yang rentan,
terutama bakteri gm-ve. Sangat cocok untuk infeksi ringan sampai sedang. Obat
ini tidak boleh digunakan untuk infeksi berat, karena absorpsinya tidak dapat
diduga dan kadar plasma bervariasi.
Indikasi:
- Erysipelas penyebab bakteri Staphylococcus aureus
- demam Scarlet disebabkan Streptococcus pyogenes.
- Infeksi streptokokus pada saluran pernapasan bagian atas Dws: 125-250 mg tiap
6-8 jam selama 10 hari.
- Fusospirochetosis (infeksi Vincent) pada ofaring Streptococcus, Staphylococcus,
atau Pneumococcal pneumonia.
- infeksi stafilokokus pada kulit dan jaringan lunak Dws: 250-500 mg tiap 6-8 jam.
- Infeksi pneumokokus pada saluran pernapasan, termasuk
- otitis media:Streptococcus pneumoniae, Pseudomonas aeruginosa dan Moraxella
catarrhalis, Haemophilus influenzae.
- Profilaksis demam reumatik berulang: komplikasi dari radang tenggorokan akibat
infeksi bakteri Streptococcus.
Fenoksimetilpenisilin tersedian dalam bentuk tablet fenocin tablet 125 mg, ospen
tablet 250 mg, 625 mg dalam sediaan sirup ospen sirup 400 mg/5 mL
Efek samping : Mual, muntah, sakit perut, diare, sakit mulut, lidah berbulu hitam,
trombositopenia, neutropenia, leukopenia, eosinofilia, anemia hemolitik, gangguan
koagulasi, hepatitis, ikterus kolestatik, reaksi alergi, reaksi serum sickness, kejang,
paresthesia, neuropati, nefritis interstisial, nefropati, urtikaria, ruam kulit, pruritus.
Berpotensi Fatal: Anafilaksis, kolitis pseudomembran.
Contoh obat:
Fenocin tab 125 mg
Indikasi:Fungsi dari Fenocin adalah untuk mengobati infeksi bakteri
streptokokus dan meningokokus yang menyebabkan infeksi mulut dan gusi,
infeksi tenggorokan, demam reumatik, serta demam Scarlet.
Dosis: Dewasa: 2 tablet diminum 3 kali per hari.
Anak: 1 tablet diminum 3 kali per hari.
Efek samping: Mual, muntah, sakit perut, diare, sakit mulut, lidah berbulu hitam,
trombositopenia, neutropenia, leukopenia, eosinofilia, anemia hemolitik,
gangguan koagulasi, hepatitis, ikterus kolestatik, reaksi alergi, reaksi mirip
penyakit serum, kejang, paresthesia, neuropati, nefritis interstisial, nefropati,
urtikaria, ruam kulit, pruritus. Berpotensi Fatal: Anafilaksis, kolitis
pseudomembran.
3. Penisilin tahan penilase
a. Flucloxacillin
Mekanisme kerja: Flukloksasilin menghambat langkah ke-3 dan terakhir dari
sintesis dinding sel bakteri dengan mengikat protein pengikat penisilin (PBP)
spesifik yang terletak di dalam dinding sel bakteri. Ini aktif melawan
stafilokokus penghasil penisilinase dan non-penicillinase.
Dosis:
Penghirupan / Pernafasan
- Faringitis (peradangan pada tenggorokan atau faring): Streptococcus pyogenes,
Corynebacterium diphtheriae
- Otitis media dan Sinusitis : Streptococcus pneumoniae, Hemophilus influenzae,
Staphylococcus aureus. Otitis media adalah infeksi pada telinga bagian tengah,
tepatnya pada rongga di belakang gendang telinga. Infeksi telinga bagian tengah
ini, sering kali timbul akibat batuk pilek, flu, atau alergi sebelumnya. Sinusitis
adalah inflamasi atau peradangan pada dinding sinus. Sinus merupakan rongga
kecil yang saling terhubung melalui saluran udara di dalam tulang tengkorak
- Bronkitis akut: Streptococcus pneumoniae, Hemophilus influenzae, Mycoplasma
pneumoniae. Bronkitis adalah peradangan yang terjadi pada saluran utama
pernapasan atau bronkus. Bronkus berfungsi sebagai saluran yang membawa
udara dari dan menuju paru-paru.
- Eksaserbasi akut bronkitis kronis Streptococcus pneumoniae, Hemophilus
influenza, Mycoplasma pneumoniae, Moraxella (Branhamella catarrhalis (jarang)
eksaserbasi adalah kondisi di mana gejala PPOK yang Anda alami memburuk
- Influenza, Virus influenza A atau B, Streptococcus pneumoniae
- Pneumonia bacterial: Hemophilus influenza, Mycoplasma pneumoniae,
Staphylococcus aureus, Kuman enterik gram negatif. Pneumonia bakterial adalah
suatu infeksi paru-paru yang disebabkan oleh bakteri. Bakteri masuk ke dalam
paru-paru melalui saluran pernapasan atau peredaran darah. Pneumonia ini akan
mengganggu fungsi paru-paru, sehingga menyebabkan tubuh kehilangan oksigen
- Tuberkulosis paru: Mycobacterium tuberculosis. TBC akan menimbulkan gejala
berupa batuk yang berlangsung lama (lebih dari 3 minggu), biasanya berdahak,
dan terkadang mengeluarkan darah.
- Infeksi akibat stafilokokus yang resisten terhadap benzilpenisilin Dws: bubuk
125-250 mg utk inj dilarutkan dlm air utk inj dan dihirup dgn nebuliser tiap 6 jam
dg terapi sistemik. Anak: <2 thn Seperempat dari dosis dewasa; 2-10 thn Separuh
dari dosis dewasa.
Intra-artikular
- Infeksi akibat stafilokokus yang resisten terhadap benzilpenisilin Dws: 250-500
mg / hr dg terapi sistemik.Anak: <2 thn Seperempat dari dosis dewasa; 2-10 thn
Separuh dari dosis dewasa.
Intramuskuler
- Infeksi akibat stafilokokus yang resisten terhadap benzilpenisilin Dws: 250 mg
tiap 6 jam. Dosis dapat berlipat ganda pada infeksi berat. Anak: <2 thn
Seperempat dari dosis dewasa; 2-10 thn Separuh dari dosis dewasa.
Intrapleural
- Infeksi akibat stafilokokus yang resisten terhadap benzilpenisilin Dws: 250 mg /
hr dg terapi sistemik. Anak: <2 thn Seperempat dari dosis dewasa; 2-10 thn
Separuh dari dosis dewasa.
Intravena
- Infeksi akibat stafilokokus yang resisten terhadap benzilpenisilin Dws: 0,25-1 g
tiap 6 jam, lewat inj lambat selama 3-4 mnt, atau lewat infus. Dosis dapat berlipat
ganda pada infeksi berat. Anak: <2 thn Seperempat dari dosis dewasa; 2-10 thn
Separuh dari dosis dewasa.
- Endokarditis Dewasa: ≤85 kg: Hingga 8 g setiap hari dalam 4 dosis terbagi; > 85
kg: Hingga 12 g setiap hari dalam 6 dosis terbagi.
Intravena
- Osteomielitis Dewasa: Hingga 8 g / hr dlm 3-4 dosis terbagi. Anak: <2 thn
Seperempat dari dosis dewasa; 2-10 thn Separuh dari dosis dewasa.
Oral
- Infeksi akibat stafilokokus yang resisten terhadap benzilpenisilin Dewasa: 250 mg
4 kali sehari. Dosis dapat berlipat ganda pada infeksi berat. Anak: <2 thn 62,5 mg
4 kali sehari; 2-10 thn 125 mg 4 x / hr.
Parenteral
- Profilaksis infeksi bedah Dws: 1-2 g IV saat induksi anestesi diikuti 500 mg tiap 6
jam, IV atau IM. Anak: <2 thn Seperempat dari dosis dewasa; 2-10 thn Separuh
dari dosis dewasa.
- Gangguan ginjal Bakteri penyebab infeksi ginjal biasanya berasal dari saluran
pencernaan yang keluar bersama tinja, lalu masuk ke dalam lubang kencing dan
berkembang biak di kandung kemih, kemudian menyebar ke ginjal. Biasanya
bakteri yang masuk tadi akan terbuang bersama urine, sehingga tidak terjadi
infeksi. Bakteri: Escherichia coli, Staphylococcus saprophyticus, streptokokus,
Enterococcus faecalis. Dosis: Parah (CrCl <10 mL / menit): Penyesuaian dosis
mungkin diperlukan
Parah (CrCl <10 mL / menit): Penyesuaian dosis mungkin diperlukan
Administrasi Sebaiknya diminum saat perut kosong. Ambil 30 menit-1 jam
sebelum makan.
- Rekonstitusi
Intramuskuler:
Tambahkan 1,5 mL air untuk isi vial inj sampai 250 mg atau 2 mL air utk isi vial
inj sampai 500 mg.
Intravena:
Larutkan 250-500 mg dlm 5-10 mL air utk inj atau 1 g dlm 15-20 mL air utk inj.
Untuk infus IV, encerkan lebih lanjut dalam cairan IV yang sesuai (misalnya air
untuk inj, NaCl 0,9%, glukosa 5%, NaCl 0,18% b / glukosa 4%).
Intrapleural:
Larutkan 250 mg dalam 5-10 mL air untuk inj. Intra-artikular: Larutkan 250-500
mg dalam sampai 5 mL air untuk injeksi atau lidokain HCl 0,5% soln untuk inj.
Inhalasi: Larutkan bubuk 125-250 mg utk inj dlm 3 mL air utk inj.
Efek samping: Leukopenia transien, trombositopenia, anemia hemolitik,
agranulositosis, neutropenia, reaksi sensitivitas (misalnya urtikaria, ruam
makulopapular, pruritus, demam, nyeri sendi, angioedema), reaksi seperti serum
sickness, nefropati, nefritis interstisial akut, gangguan elektrolit, halusinasi,
kejang dispnea, bronkospasme, diare, mual, muntah, kandidiasis, eritema
multiforme, sindrom Stevens-Johnson, nekrolisis epidermal toksik, eritema
nodosum, reaksi pemfigoid, purpura non-trombositopenik, vaskulitis, serangan
akut porfiria, flebitis (IV). Berpotensi Fatal: Anafilaksis, kolitis pseudomembran,
reaksi Jarisch-Herxheimer (pada pasien dengan infeksi spirochaeta, terutama pada
CV sifilis). Jarang, hepatitis, ikterus kolestatik.
b. Cloxacillin
Mekanisme kerja: Cloxacillin adalah antibiotik bakterisidal yang mengikat 1
atau lebih protein pengikat penisilin (PBP) yang pada gilirannya menghambat
langkah transpeptidasi akhir dari sintesis peptidoglikan di dinding sel bakteri,
sehingga menghambat sintesis dinding sel. Hal ini menyebabkan lisis bakteri
karena aktivitas enzim autolitik dinding sel yang sedang berlangsung
(autolysin dan murein hidrolase) sementara perakitan dinding sel ditahan.
Dosis:
oral
Infeksi bakteri
Dewasa: Infeksi stafilokokus yang resisten terhadap benzilpenisilin: 250-500
mg tiap 6 jam. Dosis dan durasi terapi dapat bervariasi tergantung pada
organisme yang menginfeksi, tingkat keparahan infeksi, dan respons klinis
pasien. Maks: 6.000 mg setiap hari. Anak: ≤20 kg: 25-50 mg / kg sehari dalam
dosis terbagi; > 20 kg: Sama dengan dosis dewasa.
Parenteral
Infeksi bakteri
Dewasa: Infeksi stafilokokus yang resisten terhadap benzilpenisilin: Sebagai
cloxacillin Na: 250-500 mg tiap 6 jam melalui inj IM, inj IV atau infus IV;
dapat meningkat pada infeksi berat. Dosis dan durasi terapi dapat bervariasi
tergantung pada organisme yang menginfeksi, tingkat keparahan infeksi, dan
respons klinis pasien. Maks: 6.000 mg setiap hari.
Anak: ≤20 kg: 25-50 mg / kg sehari dalam dosis terbagi; > 20 kg: Sama
dengan dosis dewasa.
Efek samping : Signifikan: Gangguan hematologis (misalnya neutropenia,
agranulositosis, anemia, trombositopenia), superinfeksi bakteri atau jamur
(termasuk kolitis pseudomembran, diare terkait C. difficile). Gangguan
saluran cerna: Diare, buang air besar, mual, muntah, perut kembung, gawat
epigastrik, sakit perut, stomatitis. Gangguan umum dan kondisi tempat
administrasi: Kelesuan, demam. Gangguan sistem kekebalan: Urtikaria, reaksi
seperti serum sickness. Pemeriksaan penunjang: Peningkatan serum ALT,
AST, alkaline phosphatase. Gangguan muskuloskeletal dan jaringan ikat:
Kedutan. Gangguan sistem saraf: Mioklonus, kejang. Gangguan kejiwaan:
Kebingungan. Gangguan ginjal dan kemih: hematuria, proteinuria, insufisiensi
ginjal, penyakit tubulus ginjal, nefritis interstisial. Gangguan pernafasan,
toraks dan mediastinum: Laringospasme, bronkospasme, bersin, mengi.
Gangguan pembuluh darah: Hipotensi, tromboflebitis. Berpotensi Fatal:
Reaksi anafilaktoid / hipersensitivitas.
Contoh obat
MEIXAM 500MG TAB
Indikasi: Infeksi krn organisme peka cloxacillin & patogen penghasil
penisilinase: Saluran Pernapasan Atas: Pneumonia, tonsilitis & faringitis,
otitis media. Kulit: Furunkel, bisul, abses dan selulitis; infeksi luka dan luka
bakar yang terinfeksi. Endokarditis Akut dan Subakut: Radang usus
stafilokokus, meningitis stafilokokus; Infeksi saluran kemih stafilokokus dan
osteomyelitis
Dosis: Kaps Dws 250-500 mg tiap 6 jam. Vial Dws IM: 250 mg tiap 6 jam.
IV: 500 mg tiap 4-6 jam. Infus tetes: 500 mg-1 g tiap 12 jam. Intrapleural &
IA: 500 mg / hr. Anak 2-10 thn ½ dosis dewasa, <2 thn ¼ dosis dewasa.
Dewasa 250-500 mg tiap 6 jam. Anak 2-10 tahun 1/2 dosis dewasa, < 2 tahun
1/4 dosis dewasa
Perhatian: Ikterus neonatorum. Gangguan fungsi ginjal berat
c. Dicloxacillin
Mekanisme kerja: Dicloxacillin menghambat sintesis dinding sel bakteri
dengan mengikat 1 atau lebih protein pengikat penisilin (PBP) yang pada
gilirannya menghambat langkah transpeptidasi akhir dari sintesis
peptidoglikan di dinding sel bakteri. Bakteri akhirnya lisis karena aktivitas
enzim autolitik dinding sel yang sedang berlangsung (autolysins dan murein
hydrolases) sementara perakitan dinding sel ditahan
Dosis: Infeksi stafilokokus yang resisten terhadap benzilpenisilin Dws: 125-
250 mg tiap 6 jam. Dosis dapat berlipat ganda pada infeksi berat. Anak: <40
kg: 12.5-25 mg / kg tiap 6 jam.
Efek samping: Reaksi hipersensitivitas (misalnya urtikaria, demam, nyeri
sendi, ruam, angioedema, reaksi serum sickness), mual, muntah, diare,
stomatitis, lidah hitam / berbulu, reaksi neurotoksik, kerusakan tubular ginjal,
nefritis interstitial, eosinofilia, anemia hemolitik, agranulositosis, neutropenia,
leukopenia, granulositopenia, depresi sumsum tulang, hepatotoksisitas,
hepatitis kolestatik. Berpotensi Fatal: Anafilaksis, diare terkait Clostridium
difficile (CDAD).
b. Spektrum Luas
1. Amoxicillin
Mekanisme kerja: Amoksisilin adalah aminopenisilin semisintetik yang
menghambat langkah transpeptidasi akhir sintesis peptidoglikan di dinding sel
bakteri dengan mengikat 1 atau lebih protein pengikat penisilin (PBP), sehingga
menghambat biosintesis dinding sel dan akhirnya menyebabkan lisis bakteri.
Dosis:
Oral:
- Abses gigi Dewasa: 3 g, diulangi sekali setelah 8 jam. Pertimbangan harus
diberikan pada pedoman pengobatan lokal.  bakteri gram negatif Prevotella dan
Porphyromonas.
- Infeksi Telinga, Hidung & Tenggorokan
Infeksi ringan sampai sedang 500 mg PO setiap 12 jam atau 250 mg PO setiap 8
jam selama 10-14 hari
Infeksi parah 875 mg PO setiap 12 jam atau 500 mg PO setiap 8 jam selama 10-
14 hari
- Infeksi Saluran Kemih: E coli, P mirabilis, atau E faecalis, klebsiella pneumonia,
Acinetobacter baumannii, pseudomonas aeruginosa, pseudomonas agglomerans.
Infeksi ringan sampai sedang 500 mg PO setiap 12 jam atau 250 mg PO setiap 8
jam Infeksi parah 875 mg PO setiap 12 jam atau 500 mg PO setiap 8 jam
- Infeksi Kulit & Struktur Kulit Infeksi bakteri di kulit sering disebabkan oleh
Streptococcus beta hemolyticus, Staphylococcus aureus, serta bakteri jenis
mycobacterium seperti Mycobacterium tuberculosis (menyebabkan penyakit TBC
kulit), dan Mycobacterium leprae (menyebabkan penyakit kusta).
Infeksi ringan sampai sedang 500 mg PO setiap 12 jam atau 250 mg PO setiap 8
jam, Infeksi parah 875 mg PO setiap 12 jam atau 500 mg PO setiap 8 jam
- Infeksi Saluran Pernafasan Bawah Helicobacter Pylori 875 mg PO setiap 12 jam
atau 500 mg PO setiap 8 jam selama 10-14 hari Infeksi H. pylori dan riwayat
ulkus duodenum aktif atau 1 tahun
- Demam paratifoid, demam tifoid Demam tifoid dan paratifoid adalah infeksi
enterik yang disebabkan oleh bakteri Salmonella enterica serovar Typhi (S.
Typhi) dan Paratyphi A, B, dan C (S. Paratyphi A, B, dan C), masing-masing,
secara kolektif disebut sebagai Salmonella tifoid, dan penyebab demam enterik.
Dewasa: 500-2.000 mg setiap 8 jam. Pertimbangan harus diberikan pada pedoman
pengobatan lokal. Anak: <40 kg: 100 mg / kg sehari dalam 3 dosis terbagi; ≥40
kg: Sama dengan dosis dewasa.
- Profilaksis endokarditis
Dewasa: 2 g sebagai dosis tunggal 30-60 menit sebelum prosedur. Pertimbangan
harus diberikan pada pedoman pengobatan lokal. Anak: <40 kg: 50 mg / kg
sebagai dosis tunggal 30-60 menit sebelum prosedur; ≥40 kg: Sama dengan dosis
dewasa.
- Infeksi saluran kemih akut tanpa komplikasi
Dewasa: 3 g, diulangi sekali setelah 10-12 jam. Pertimbangan harus diberikan
pada pedoman pengobatan lokal.
- Penyakit Lyme (Off-label)
Erythema migrans dan gejala penyebaran dini lainnya 500 mg PO setiap 8 jam
(tergantung ukuran pasien) selama 3-4 minggu 50 mg / kg / hari setiap 8 jam
dalam dosis terbagi; maksimal 500 mg / dosis
- Infeksi Klamidia pada Wanita Hamil (Tanpa Label) Trimester pertama: 500 mg
PO setiap 8 jam selama 7 hari
- Gangguan ginjal disebabkan oleh bateri infeksi saluran kemih
Ringan hingga sedang (CrCl ≥30 mL / menit): Tidak perlu penyesuaian dosis
Parah (CrCl 10-30 mL / menit): 250-500 mg setiap 12 jam, tergantung tingkat
keparahan infeksi; seharusnya tidak menerima 875 mg
Parah (CrCl <10 mL / menit) atau pasien yang menjalani hemodialisis: 250-500
mg setiap 24 jam, tergantung pada tingkat keparahan infeksi; pasien yang
menjalani hemodialisis harus menerima dosis tambahan selama dan di akhir
dialisis
Efek samping: Frekuensi Tidak Didefinisikan, Anafilaksis, Anemia, Elevasi AST
/ ALT, Kandidiasis mukokutan, Diare, Sakit kepala, Mual, Muntah, Ruam, Kolitis
pseudomembran, Reaksi seperti penyakit serum
Contoh obat:
Intermoxil 500 mg
Indikasi: ntermoxil mengandung zat aktif amoxicillin yang merupakan antibiotik
golongan penicillin, mempunyai spektrum sedang, aktif terhadap bakteri gram
negatif maupun gram positif. Intermoxil digunakan untuk mengobati infeksi
saluran pernafasan bagian atas dan bawah, infeksi saluran kemih, infeksi saluran
pencernaan, serta infeksi kulit dan jaringan lunak.
Dosis: Dewasa : 250 – 500 mg 3 kali sehari. Anak kurang dari 20 kg : 20 – 40
mg/kg BB/hari dosis terbagi tiap 8 jam. Anak 10 tahun atau kurang : 125 – 250
mg 3 kali sehari
Perhatian
Hipersensitif terhadap penisilin. Gangguan ginjal. Leukimia limfatik
Efek Samping
Gangguan pencernaan, reaksi alergi, anafilaksis, kelainan darah, superinfeksi
AMOXSAN D.SYR 60ML 125MG/5ML
Indikasi: diindikasikan untuk terapi infeksi gram positif dan negatif, seperti pada
saluran nafas atas dan bawah, saluran kemih dan kelamin. Kulit & jar lunak,
infeksi tulang, GO, abses gigi (terapi tambahan terhadap penanganan
bedah/operasi)
Dosis : anak-anak berat badan 8 kg : 125-250 mg tiap 8 jam 3xsehari Dewasa :
250-500 mg tiap 8 jam., Anak : 20 mg/kg BB/hari terbagi tiap 8 jam. ,Infeksi
berat : dosis ganda.,GO akut : 2-3 dosis tunggal
Kontra Indikasi
Hipersensitif terhadap penisilin
Perhatian
HARUS DENGAN RESEP DOKTER. Monitor fungsi ginjal, hati dan hemapoitik
secara periodik pada pemakaian jangka lama. Pertahankan pemasukan air yang
adekuat dan pengeluaran urin selama terapi dosis tinggi. Periksa keadaan kateter
secara berkala. Hamil
AMOXSAN F D.SYR 60ML 250MG/5ML
Indikasi: Amoxsan Forte Dry Syrup merupakan obat antibiotika yang digunakan
untuk mengatasi infeksi pada saluran pernafasan atas, infeksi saluran kemih,
saluran cerna, kulit dan jaringan lunak serta demam tifoid pada anak. Amoxsan
mengandung Amoksisilin (antibiotik golongan beta-laktam) yaitu obat golongan
penisilin yang bersifat bakteriolitik bekerja dengan cara menghambat sintesis
dinding sel bakteri dengan memutus rantai polimer peptidoglikan sehingga tidak
terbentuk.
Dosis: anak-anak berat badan 8 kg 125-250 mg tiap 8 jam 3xsehari.
Penyajian: dapat diberikan bersama makan agar diabsorpsi lebik baik dan untuk
mengurangi rasa tidak nyaman pada GI atau sesudah makan.
Cara Penyimpanan: simpan di tempat sejuk dan kering, terhindar dari paparan
sinar matahari langsung
Perhatian: hipersensitivitas terhadap penicillin.
Efek Samping: reaksi hipersensitivitas dan gangguan GI.
2. Ampicillin
Mekanisme kerja: Ampisilin menghambat sintesis dinding sel bakteri dengan
mengikat 1 atau lebih protein pengikat penisilin (PBP) yang pada gilirannya
menghambat langkah transpeptidasi akhir dari sintesis peptidoglikan di dinding
sel bakteri. Bakteri akhirnya lisis karena aktivitas enzim autolitik dinding sel yang
sedang berlangsung (autolysins dan murein hydrolases) sementara perakitan
dinding sel ditahan.
Dosis:
Oral
Infeksi saluran empedu, Bronkitis, Endokarditis, Gastroenteritis, Listeriosis, Otitis
media, Infeksi streptokokus Perinatal, Peritonitis Dws: 0,25-1 g tiap 6 jam. Anak:
<10 thn Separuh dari dosis rutin orang dewasa.
Demam tifoid dan paratifoid Dws: 1-2 g tiap 6 jam selama 2 minggu pd infeksi
akut, dan 4-12 minggu pd karier.
Gonore tanpa komplikasi Dewasa: 2 g w / 1 g probenesid sebagai dosis tunggal,
dianjurkan untuk diulang pada pasien wanita.
Infeksi saluran kemih Dws: 500 mg tiap 8 jam.
Intra-artikular
Suplemen dalam terapi sistemik untuk pengobatan infeksi yang rentan
Dewasa: 500 mg setiap hari.
Anak: <10 thn Separuh dari dosis rutin orang dewasa.
Intraperitoneal
Suplemen dalam terapi sistemik untuk pengobatan infeksi yang rentan Dewasa:
500 mg setiap hari. Anak: <10 thn Separuh dari dosis rutin orang dewasa.
Intrapleural
Suplemen dalam terapi sistemik untuk pengobatan infeksi yang rentan Dewasa:
500 mg setiap hari. Anak: <10 thn Separuh dari dosis rutin orang dewasa.
Intravena
Meningitis Dws: 2 g tiap 6 jam. Anak: 150 mg / kg sehari dlm dosis terbagi.
Intravena
Profilaksis intrapartum melawan infeksi Streptoccocal grup B pada neonates Dws:
Awal 2 g via inj IV diikuti 1 g tiap 4 jam sampai pelahiran.
Parenteral
Infeksi yang rentan
Dws: 500 mg tiap 6 jam, via IM atau inj IV lambat selama 3-5 mnt atau melalui
infus.
Anak: <10 thn Separuh dari dosis rutin orang dewasa.
Parenteral
Keracunan darah Dewasa: 150-200 mg / kg sehari. Mulai dg pemberian IV
minimal 3 hr, lalu lanjutkan dg inj IM tiap 3-4 jam. Lanjutkan pengobatan
setidaknya selama 48-72 jam setelah pasien menjadi asimtomatik atau bila ada
bukti pemberantasan bakteri. Durasi pengobatan yang dianjurkan untuk infeksi
yang disebabkan oleh streptokokus hemolitik β grup A: Minimal 10 hari, untuk
mencegah terjadinya demam rematik akut atau glomerulonefritis akut. Anak:
Sama dengan dosis dewasa.
Dosis: oral: 0,25-1 gram tiap 6 jam, diberikan 30 menit sebelum makan. ANAK
di bawah 10 tahun, ½ dosis dewasa. Infeksi saluran kemih, 500 mg tiap 8 jam;
ANAK di bawah 10 tahun, setengah dosis dewasa. Injeksi intramuskular atau
injeksi intravena atau infus, 500 mg setiap 4-6 jam; ANAK di bawah 10 tahun, ½
dosis dewasa; Endokarditis (dalam kombinasi dengan antibiotik lain jika
diperlukan), infus intravena, 2 g setiap 6 jam, ditingkatkan hingga 2 g setiap 4
jam, dalam endokarditis enterokokus atau jika ampisilin digunakan tunggal;
Listerial meningitis (dalam kombinasi dengan antibiotik lain), infus intravena, 2 g
setiap 4 jam selama 10–14 hari; NEONATAL 50 mg/kg bb setiap 6 jam; BAYI 1-
3 bulan, 50-100 mg/kg bb setiap 6 jam; ANAK 3 bulan – 12 tahun, 100 mg/kg bb
setiap 6 jam (maksimal 12 g sehari).
Peringatan: riwayat alergi, gangguan ginjal (lampiran 2), ruam eritematous
umumnya pada glandular fever, infeksi sitomegalovirus, dan leukemia limfositik
akut atau kronik (lihat keterangan di atas). Pemakaian dosis tinggi atau jangka
lama dapat menimbulkan superinfeksi terutama pada saluran pencernaan. Jangan
diberikan pada bayi baru lahir dan ibu yang hipersensitif terhadap penisilin. Pada
penderita payah ginjal, takaran harus dikurangi. Keamanan pemakaian pada
wanita hamil belum diketahui dengan pasti. Hati-hati kemungkinan terjadi syok
anafilaktik.
Contoh obat:
Binotal 500 mg
Indikasi : Binotal adaah obat dengan kandungan Ampicillin yang merupakan
golongan obat antibiotik penisilin. Binotal digunakan untuk mengatasi infeksi
akibat bakteri, seperti infeksi pernafasan, infeksi saluran kemih dan infeksi
telinga. Obat ini bekerja dengan cara membunuh bakteri yang menyebabkan
infeksi. Konsumsi antibiotik yang tidak tepat atau berlebihan bisa berdampak
buruk pada tubuh. Binotal hanya digunakan untuk membantu mengobati infeksi
yang disebabkan oleh pertumbuhan bakteri, sehingga penggunaannya pada infeksi
virus (seperti flu dan pilek) dan jamur tidak akan berhasil. Penggunaan Binotal
yang tidak tepat tujuan dan dosis dapat menyebabkan bakteri menjadi resisten
(kebal) terhadap obat ini dan dapat menyebabkan penurunan efektifitas obat ini
Dosis & Cara Penggunaan Binotal
Binotal termasuk dalam golongan obat keras sehingga hanya bisa didapatkan dan
digunakan berdasarkan resep dokter.
Bronkitis, Infeksi saluran pencernaan, Otitis media, Endokarditis, Peritonitis,
Infeksi saluran empedu Dewasa: dosis 250-1000 mg, diminum 4 kali sehari.
Tifus Dewasa: dosis 1-2 gram, diminum 4 kali sehari. Durasi pengobatan: selama
2 minggu (infeksi akut), selama 4-12 minggu (infeksi carrier).
Gonore Dosis pemberian: dosis 2 gram yang dikombinasikan dengan 1 gram
probenecid, digunakan sebagai dosis tunggal.
Infeksi saluran kemih Dosis pemberian: dosis 500 mg, diminum 3 kali sehari.
3. Co Amoksiklav (Amoxicillin 500 mg, clavulanic acid 125 mg)
Mekanisme kerja: Amoksisilin, penisilin semi-sintetik, menghambat sintesis
dinding sel bakteri dengan mengikat 1 atau lebih protein pengikat penisilin (PBP),
sehingga menghalangi langkah transpeptidasi akhir dari sintesis peptidoglikan di
dinding sel bakteri. Ini rentan terhadap degradasi oleh β-laktamase yang
diproduksi oleh bakteri resisten tertentu. Asam klavulanat, sebuah β-laktam yang
secara struktural terkait dengan penisilin, mengikat dan menghambat β-laktamase,
sehingga mencegah inaktivasi amoksisilin dan memperluas spektrum aktivitas
amoksisilin. Itu tidak memberikan efek antibakteri yang signifikan secara klinis
saja.
Indikasi
- Infeksi Saluran Pernafasan Bawah Strain penghasil β-laktamase dari Haemophilus
influenzae dan Moraxella catarrhalis Ringan sampai sedang: 500/125 mg PO
setiap 12 jam atau 250/125 mg PO setiap 8 jam selama 10 hari. Berat: 875/125 mg
PO setiap 12 jam atau 500/125 mg PO setiap 8 jam atau 2000 mg (2 tab pelepasan
diperpanjang) PO setiap 12 jam selama 7-10 hari
- Penyakit paru obstruktif kronis
500 mg PO setiap 8 jam
- Sinusitis Bakteri Akut Strain penghasil β-laktamase dari H influenzae dan M.
catarrhalis 2000 mg (2 tablet pelepasan diperpanjang) PO setiap 12 jam selama 10
hari
- Luka Gigitan Hewan / Manusia
875 mg PO setiap 12 jam atau 500 mg PO setiap 8 jam selama 3-5 hari
- Api luka
875 mg PO setiap 12 jam atau 500 mg PO setiap 8 jam selama 7-10 hari
- Pielonefritis Strain penghasil β-laktamase dari Escherichia coli, Klebsiella spp,
dan Enterobacter spp 875 mg PO setiap 12 jam atau 500 mg PO setiap 8 jam
- Abses Kulit
Strain penghasil β-laktamase dari Staphylococcus aureus, E coli, dan Klebsiella
spp 875 mg PO setiap 12 jam
- Kaki Diabetes
Ringan sampai sedang, selulitis terlokalisasi 2000 mg (2 tablet pelepasan
diperpanjang) PO setiap 12 jam selama 7-14 hari
- Streptokokus Grup A, Pembawa Kronis 40 mg / kg / hari PO dibagi setiap 8 jam
selama 10 hari; tidak melebihi 2000 mg / hari
- Modifikasi Dosis
Gangguan ginjal CrCl <30 mL / menit: Jangan gunakan tablet 875/125 mg atau
tablet lepas-panjang CrCl 10-30 mL / menit: 250-500 / 125 mg PO setiap 12 jam
CrCl <10 mL / menit: 250-500 / 125 mg PO setiap 24 jam
Hemodialisis: 250-500 / 125 mg PO setiap 24 jam; berikan dosis tambahan
selama dan pada akhir dialisis
Gangguan hati
Dosis dengan hati-hati; pantau fungsi hati secara teratur
Administrasi
Konsumsi saat makan untuk menghindari gangguan GI Ambil suspensi saat
memulai makan untuk meningkatkan penyerapan
- Disfagia: Dapat menggantikan suspensi 250 mg / 5 mL untuk tablet 500/125 mg;
dapat menggantikan 200 mg / 5 mL atau 400 mg / 5 mL suspensi untuk tablet
875/125 mg
Anak
- <40 kg Dosis berdasarkan amoksisilin
- <3 bulan 30 mg / kg / hari PO (125 mg / 5 mL) dibagi setiap 12 jam
- > 3 bulan
Infeksi yang lebih ringan: 20 mg / kg / hari PO (125 mg / 5 mL atau 250 mg / 5
mL) dibagi setiap 8 jam atau 25 mg / kg / hari PO (200 mg atau 400 mg tablet
kunyah; 200 mg / 5 mL atau 400 mg / 5 mL) dibagi setiap 12 jam
Infeksi berat, infeksi saluran pernafasan bagian bawah, sinusitis, otitis media: 40
mg / kg / hari PO (125 mg / 5 mL atau 250 mg / 5 mL) dibagi setiap 8 jam atau 45
mg / kg / hari PO (200 mg atau 400 mg kunyah) tablet; 200 mg / 5 mL atau 400
mg / 5 mL) dibagi setiap 12 jam
- Otitis media akut S pneumoniae, influenzae H nontypeable, M catarrhalis 80-90
mg / kg / hari PO dibagi setiap 12 jam selama 10 hari (mungkin 5-7 hari untuk
anak> 6 tahun dengan penyakit ringan hingga sedang)
- Pneumonia yang didapat dari komunitas Infeksi ringan sampai sedang
90 mg / kg / hari PO dibagi setiap 12 jam; tidak melebihi 4000 mg / hari
- H. influenzae
45 mg / kg / hari PO dibagi setiap 8 jam atau 90 mg / kg / hari PO dibagi setiap 12
jam > 40 kg Dosis sesuai anjuran orang dewasa

- Pertimbangan Dosis
Karena perbedaan rasio amoksisilin-klavulanat dalam tablet 250 mg (amoksisilin
250 mg, klavulanat125 mg) dan tablet kunyah 250 mg (amoksisilin 250 mg,
klavulanat 62,5 mg), tablet 250 mg tidak boleh digunakan jika berat badan pasien
anak <40 kg (reaksi merugikan, termasuk diare berat, dapat terjadi karena asam
klavulonat yang berlebihan dalam tablet 250 mg Keamanan dan kemanjuran tablet
lepas-panjang pada anak-anak <16 tahun belum ditetapkan
Efek samping: > 10% Diare (3-34%; bervariasi tergantung dosis dan regimen) 1-
10% Ruam popok (3,5%), Mikosis (3,3%), Mual (2-3%), Ruam (1-3%), Muntah
(1-2,2%), Bangku longgar (1,6%), Kandidiasis (1,4%), Vaginitis (1%)
Contoh obat diapotek clabat dan vibranat ( Amoxicillin 500 mg dan asam
klavulanat 125 mg)
4. Ampicillin + Sulbactam
Mekanisme kerja: Ampisilin mengikat 1 atau lebih protein pengikat penisilin
(PBP), sehingga menghambat langkah transpeptidasi akhir dari sintesis
peptidoglikan di dinding sel bakteri. Sulbaktam menghambat aktivitas β-
laktamase dan memperluas spektrum ampisilin untuk memasukkan organisme
penghasil β-laktamase
Dosis:
- Infeksi Ginekologi
1,5 g (1 g ampisilin + 0,5 g sulbaktam) sampai 3 g (2 g ampisilin + 1 g sulbaktam)
IV / IM setiap 6 jam; tidak melebihi 12 g / hari
- Infeksi Intra-Perut
1,5 g (1 g ampisilin + 0,5 g sulbaktam) sampai 3 g (2 g ampisilin + 1 g sulbaktam)
IV / IM setiap 6 jam; tidak melebihi 12 g / hari
- Infeksi Kulit & Struktur Kulit
1,5 g (1 g ampisilin + 0,5 g sulbaktam) sampai 3 g (2 g ampisilin + 1 g sulbaktam)
IV / IM setiap 6 jam; tidak melebihi 12 g / hari
- Selulitis orbital
3 g (2 g ampisilin + 1 g sulbaktam) IV setiap 6 jam
- Penyakit Radang Panggul
3 g (2 g ampisilin + 1 g sulbaktam) IV setiap 6 jam
- Radang paru-paru
Aspirasi atau yang didapat dari komunitas: 1,5 g (1 g ampisilin + 0,5 g sulbaktam)
hingga 3 g (2 g ampisilin + 1 g sulbaktam) IV setiap 6 jam selama 5 hari atau
lebih Diperoleh di rumah sakit: 3 g IV setiap 6 jam selama 5 hari atau lebih
- Infeksi Saluran Kemih
Pielonefritis: 3 g (2 g ampisilin + 1 g sulbaktam) IV setiap 6 jam selama 14 hari
Rinosinusitis Bakteri Akut (Tanpa Label) Infeksi parah yang membutuhkan rawat
inap 1,5 g (1 g ampisilin + 0,5 g sulbaktam) sampai 3 g (2 g ampisilin + 1 g
sulbaktam) IV setiap 6 jam selama 5-7 hari
- Endokarditis (Tanpa label) Infeksi enterococcus resisten terhadap penisilin /
rentan terhadap aminoglikosida: 3 g (2 g ampisilin + 1 g sulbaktam) IV setiap 6
jam selama 6 minggu jika tidak resisten terhadap aminoglikosida; > 6 minggu jika
resisten terhadap aminoglikosida
- Infeksi HACEK: 3 g (2 g ampisilin + 1 g sulbaktam) IV setiap 6 jam selama 4
minggu
- Modifikasi Dosis
Gangguan ginjal
CrCl 5-14 mL / menit / 1,73 m²: 1,5 g (1 g ampisilin + 0,5 g sulbaktam) hingga 3
g (2 g ampisilin + 1 g sulbaktam) IV setiap 24 jam
CrCl 15-29 mL / menit / 1,73 m²: 3 g (2 g ampisilin + 1 g sulbaktam) IV setiap 12
jam
CrCl ≥ 30 mL / menit / 1,73 m²: Tidak perlu penyesuaian dosis
Anak:
- Infeksi Kulit
> 1 tahun (<40 kg): 200 mg / kg / hari IV dibagi setiap 6 jam; tidak melebihi 14
hari terapi > 1 tahun (> 40 kg): 1,5 g (1 g ampisilin + 0,5 g sulbaktam) hingga 3 g
(2 g ampisilin + 1 g sulbaktam) setiap 6 jam; tidak melebihi 12 g / hari
- Epiglotitis
Anak-anak dan remaja: 100-200 mg ampisilin / kg / hari IV dibagi setiap 6 jam
- Infeksi Ringan / Sedang
> 1 bulan-1 tahun: 100-150 mg ampisilin / kgBB / hari IV / IM dibagi setiap 6
jam > 1 tahun: 100-200 mg ampisilin / kg / hari IV / IM dibagi setiap 6 jam
- Meningitis / Infeksi Parah
> 1 bulan-1 tahun: 200-300 mg ampisilin / kgBB / hari IV / IM dibagi setiap 6
jam > 1 tahun: 200-400 mg ampisilin / kg / hari IV / IM dibagi setiap 6 jam
- Abses Peritonsillar dan Retropharyngeal
Anak-anak dan remaja: 200 mg ampisilin / kg / hari IV dibagi setiap 6 jam
Efek samping : 10% Nyeri tempat suntikan IM (16%), 1-10% Diare (3%) Nyeri tempat
suntikan IV (3%) Tromboflebitis (3%) Ruam (<2%)
c. Penisilin Antipseudomonas
1. Ticarcillin
Mekanisme kerja: Ticarcillin bersifat bakterisidal melalui penghambatan tahap
ikatan silang akhir produksi peptidoglikan dengan mengikat dan menonaktifkan
transpeptidase sehingga menghambat sintesis dinding sel bakteri. Ini aktif
melawan bakteri gram positif, cocci gram negatif, Pseudomonas aeruginosa,
spirochetes, actinomycetes dan memiliki spektrum bakteri gram negatif yang
lebih luas dibandingkan dengan benzilpenisilin.
Indikasi:
- septikemia bakterial; kulitdan infeksi jaringan lunak; menyebabkan infeksi
saluran pernapasan akut dan kronisoleh organisme yang rentan, termasuk P.
aeruginosa; infeksi genitourinary ketegangan yang disebabkan oleh strain
yang rentan, termasuk Enterococcus; dan septice-mia, saluran pernapasan,
intra-abdominal, panggul, kulit, dan infeksi jaringan lunaktions disebabkan
oleh infeksi bakteri anaerobik. Rute intramuskulerter utama direkomendasikan
untuk infeksi saluran kemih tanpa komplikasi.Dosisnya 1 sampai 2 g setiap 4
sampai 6 jam. Untuk anak-anak dan orang dewasa denganinfeksi berat, 200
sampai 300 mg / kg ticarcillin dalam dosis terbagi24 jam direkomendasikan.
Dosis intravena dewasa yang biasa adalah 3 g setiap4 jam atau 4 g setiap 6
jam. Pada penderita kencing tanpa komplikasi infeksi saluran, dosis dapat
dikurangi menjadi sepertiga menjadi seperempat dosis yang dianjurkan untuk
infeksi berat. Pada penderita yang mengalami gangguanfungsi ginjal, dosis
dapat dikurangi menjadi 2 g bila kreatinin kurangdari 60 mL / menit. Ketika
klirens kreatinin kurang dari 30 mL /menit, 2 g setiap 8 jam diberikan. Ketika
pembersihan kreatinin kurang dari 10 mL / menit, diberikan 2 g setiap 12 jam.
Pada mereka yang mengalami komplikasidisfungsi ginjal dan hati tant,
diberikan 2 g setiap 24 jam. Pada orang dewasa pasien yang menjalani dialisis
peritoneal, dapat diberikan 3 g setiap 12 jammenjaga tingkat darah. Pada
mereka yang menjalani hemodialisis, masing-masing 3 g diberikan dialisis
dan 2 g diberikan setiap 12 jam. Pada bayi, dosis harian tota
efek samping: Nyeri pada tempat inj dan flebitis; gangguan elektrolit
(hipokalemia atau hipernatremia); defek koagulasi tergantung dosis; purpura dan
perdarahan; reaksi hipersensitivitas; anemia hemolitik; nefritis interstisial;
neutropenia; Toksisitas SSP termasuk kejang; diare; kolitis pseudomembran.
Sistitis hemoragik terutama pada pasien fibrosis kistik. Berpotensi Fatal:
Anafilaksis.
2. Ticarcillin + Clavulanic Acid
Mekanisme kerja: Ticarcillin dan asam klavulanat adalah kombinasi dosis tetap
dari disodium ticarcillin (penisilin spektrum luas semisintetik) dan garam kalium
dari asam klavulanat (penghambat β-laktamase). Asam klavulanat sendiri hanya
memiliki aktivitas antibakteri yang lemah, tetapi memiliki afinitas tinggi terhadap
β-laktamase yang umumnya menonaktifkan tikarsilin dengan menghidrolisis
cincin β-laktamnya. Karenanya asam klavulanat secara sinergis memperluas
spektrum aktivitas ticarcillin melawan banyak strain bakteri penghasil β-
laktamase.
Indikasi :
- Keracunan darah Diindikasikan untuk septikemia yang disebabkan oleh isolat
penghasil beta-laktamase dari Klebsiella spp, Escherichia coli,
Staphylococcus aureus, atau Pseudomonas aeruginosa 3,1 g IV setiap 4-6 jam
- Infeksi Saluran Pernapasan Bawah
Diindikasikan untuk infeksi saluran pernapasan bawah yang disebabkan oleh
isolat penghasil beta-laktamase dari S. aureus, Haemophilus influenzae, atau
Klebsiella spp: 3,1 g IV setiap 4-6 jam
- Infeksi Tulang & Sendi Diindikasikan untuk infeksi tulang dan sendi yang
disebabkan oleh isolat S. aureus yang memproduksi beta-laktamase : 3,1 g IV
setiap 4-6 jam
- Infeksi Kulit & Struktur Kulit: Diindikasikan untuk infeksi kulit dan struktur
kulit yang disebabkan oleh isolat penghasil beta-laktamase dari S. aureus,
Klebsiella spp, atau E. coli: 3,1 g IV setiap 4-6 jam
- Infeksi Saluran Kemih: Diindikasikan untuk ISK (rumit atau tidak rumit) yang
disebabkan oleh isolat penghasil beta-laktamase dari E. coli, Klebsiella spp, P.
aeruginosa (atau Pseudomonas spp lainnya), Citrobacter spp, Enterobacter
cloacae, Serratia marcescens, atau S. aureus: 3,1 g IV setiap 4-6 jam
- Infeksi Intra-abdomen: Diindikasikan untuk peritonitis yang disebabkan oleh
isolat penghasil beta-laktamase dari E. coli, K. pneumoniae, atau kelompok
Bacteroides fragilis: 3,1 g IV setiap 4-6 jam
- Infeksi Ginekologi: Diindikasikan untuk endometritis yang disebabkan oleh
isolat penghasil beta-laktamase dari Prevotella melaninogenicus, Enterobacter
spp (termasuk E. cloacae), E. coli, Klebsiella pneumoniae, S. aureus, atau
Staphylococcus epidermidis
Dosis berdasarkan komponen ticarcillin Sedang: 200 mg / kg / hari IV dibagi
setiap 4-6 jam Parah: 300 mg / kg / hari IV dibagi setiap 4 jam
- Gangguan ginjal
Beban: 3.1 g IV, KEMUDIAN kurangi dosis pemeliharaan berdasarkan
klirens kreatinin
CrCl 30-60 mL / menit: 2 g setiap 4 jam, CrCl 10-30 mL / menit: 2 g setiap 8
jam, CrCl <10 mL / menit: 2 g tiap 12 jam, CrCl <10 mL / menit & gangguan
hati: 2 g setiap hari. Dialisis peritoneal: 3 g setiap 12 jam, Hemodialisis: 2 g
setiap 12 jam; lengkapi dengan 3 g setelah setiap sesi dialysis
Efek samping: 1-10% Ruam, Mual, Diare, Flebitis di tempat suntikan,
Peningkatan eosinophil, Peningkatan AST, Peningkatan ALT
3. Piperacillin
Mekanisme kerja: Piperacillin menghambat sintesis dinding sel bakteri dengan
mengikat 1 atau lebih protein pengikat penisilin (PBP) yang pada gilirannya
menghambat langkah transpeptidasi akhir dari sintesis peptidoglikan di dinding
sel bakteri. Bakteri akhirnya lisis karena aktivitas enzim autolitik dinding sel yang
sedang berlangsung (autolysins dan murein hydrolases) sementara perakitan
dinding sel ditahan. .
Indikasi:
Rentang Dosis Biasa
IV: 3-4 g / dosis setiap 4-6 jam; tidak melebihi 24 g / 24 jam, IM: 2-3 g / dosis
tiap 6-12 jam; tidak melebihi 24 g / 24 jam
- Saluran Kemih, Tidak Rumit
6-8 g / hari IV / IM (100 sampai 125 mg / kg / hari) dibagi setiap 6-12 jam
- Pneumonia yang Didapat Komunitas
6-8 g / hari IV / IM (100 sampai 125 mg / kg / hari) dibagi setiap 6-12 jam
- Kolangitis Akut
4 g IV setiap 6 jam
- Infeksi Sedang
2-3 g / dosis IV / IM setiap 6-12 jam; tidak melebihi 2 g IM / situs
- Infeksi Parah
3-4 g IV / IM setiap 4-6 jam; tidak melebihi 24 g / 24 jam
- Gonore tanpa komplikasi
2 g sekali dengan 1 g probenesid 30 menit sebelum injeksi
- Infeksi Pseudomonas
4 g IV / IM setiap 4 jam
- Gangguan ginjal
CrCl 20-40 mL / menit: 3-4 g setiap 8 jam, CrCl <20 mL / menit: 3-4 g tiap 12
jam
- Indikasi & Penggunaan Lain
Spektrum luas: Acinetobacter spp., Alcaligenes xylosoxidans, Bacteroides
spp., Citrobacter diversus, Citrobacter freundii, E. coli, Fusobacteriae, H.
influenzae, Klebsiella spp., N. gonorrhoeae, Peptococcus spp.,
Peptostreptococcus spp., Indole-posreptococcus spp., Indole-posreptococcus
spp., Indole-posreptococcus spp. Proteus spp., Providencia spp., Pseudomonas
spp., Serratia spp., Streptococcus faecalis, Yersinia enterolitica
Efek samping: <1% Kejang, Ruam, Anemia hemolitik, Reaksi Coombs positif,
Waktu protrombin berkepanjangan, Nefritis interstisial, Hipersensitivitas,
Anafilaksis, Tromboflebitis, Nyeri tempat suntikan, Sakit kepala, Demam,
Infeksi usus akibat pseudomonas
4. Piperacillin + Tazobactam
Mekanisme kerja: Piperacillin menghambat pembentukan septum bakteri dan
sintesis dinding sel pada bakteri yang rentan. Tazobactam adalah turunan sulfon
asam penisilin dengan sifat penghambatan β-laktamase. Dalam kombinasi,
tazobaktam meningkatkan aktivitas piperasilin melawan bakteri penghasil β-
laktamase. Piperacillin dan tazobactam memiliki berbagai aktivitas dan aktif
melawan bakteri aerob dan anaerobik dan aerobik gm + ve dan gm-ve.
Indikasi:
- Infeksi Intra-abdomen, Diindikasikan untuk pengobatan apendisitis (dipersulit
oleh ruptur atau abses) dan peritonitis yang disebabkan oleh isolat penghasil
beta-laktamase dari Escherichia coli atau anggota berikut dari kelompok
Bacteroides fragilis: B fragilis, B ovatus, B thetaiotaomicron, atau B vulgatus:
3,375 g IV setiap 6 jam (total 13,5 g [12 g piperasilin / 1,5 g tazobaktam])
selama 7-10 hari
- Pneumonia nosocomial: Diindikasikan untuk pengobatan pneumonia
nosokomial (sedang hingga berat) yang disebabkan oleh isolat penghasil beta-
laktamase dari Staphylococcus aureus dan oleh Acinetobacter baumannii yang
rentan terhadap piperasilin / tazobaktam, Haemophilus influenzae, Klebsiella
pneumoniae, dan Pseudomonas aeruginosa, Pneumonia nosokomial yang
disebabkan oleh P aeruginosa harus diobati dengan kombinasi aminoglikosida
4,5 g IV setiap 6 jam (total 18 g [16 g piperasilin / 2 g tazobaktam]) selama 7-
14 hari; lanjutkan aminoglikosida pada pasien P. aeruginosa
- Infeksi Kulit dan Struktur Kulit: Diindikasikan untuk pengobatan infeksi kulit
dan struktur kulit yang tidak rumit dan rumit, termasuk selulitis, abses kulit
dan infeksi kaki iskemik / diabetik yang disebabkan oleh isolat penghasil beta-
laktamase dari Staphylococcus aureus: 3,375 g IV setiap 6 jam (total 13,5 g
[12 g piperasilin / 1,5 g tazobaktam]) selama 7-10 hari
- Infeksi Panggul Wanita: Diindikasikan dalam pengobatan endometritis
postpartum atau penyakit radang panggul yang disebabkan oleh isolat
penghasil beta-laktamase dari E coli: 3,375 g IV setiap 6 jam (total 13,5 g [12
g piperasilin / 1,5 g tazobaktam]) selama 7-10 hari
- Pneumonia yang didapat dari komunitas: Diindikasikan untuk pengobatan
pneumonia yang didapat dari komunitas (hanya dengan tingkat keparahan
sedang) yang disebabkan oleh isolat penghasil beta-laktamase dari H
influenzae: 3,375 g IV setiap 6 jam (total 13,5 g [12 g piperasilin / 1,5 g
tazobaktam]) selama 7-10 hari
- Modifikasi Dosis
- Gangguan ginjal
- Semua indikasi kecuali pneumonia nosokomial
- CrCl> 40 mL / menit: 3,375 g IV tiap 6 jam, CrCl 20-40 mL / menit (tanpa
hemodialisis): 2,25 IV setiap 6 jam, CrCl <20 mL / menit (tanpa
hemodialisis): 2,25 g IV setiap 8 jam, Hemodialisis: 2,25 g IV setiap 12 jam;
berikan dosis tambahan 0,75 g (0,67 g piperasilin / 0,08 g tazobaktam) setelah
setiap periode dialisis pada hari-hari hemodialisis, CAPD: 2,25 g IV setiap 12
jam
- Pneumonia nosocomial
CrCl> 40 mL / menit: 4,5 g IV setiap 6 jam, CrCl 20-40 mL / menit (tanpa
hemodialisis): 3,375 IV setiap 6 jam, CrCl <20 mL / menit (tanpa
hemodialisis): 2,25 g IV setiap 6 jam, Hemodialisis: 2,25 g IV setiap 8 jam;
berikan dosis tambahan 0,75 g (0,67 g piperasilin / 0,08 g tazobaktam) setelah
setiap periode dialisis pada hari-hari hemodialisis, CAPD: 2,25 g IV setiap 8
jam
Efek samping: > 10% Diare (7-11%), 1-10% Sembelit (1-8%), Sakit kepala (1-
8%), Insomnia (4-7%), Mual (2-7%), Demam (2-5%), Kandidiasis oral (2-4%),
Ruam (2-4%), Muntah (2-4%), Dispepsia (3%), Pruritus (3%), Nyeri (2-3%),
Hipertensi (2%), Leukopenia (1%), Trombositopenia (1,4%)

Anda mungkin juga menyukai