2020 Metode Penyimpanan Pelayanan Farmasi di Apotik
Penyimpanan merupakan salah satu kegiatan yang termasuk dalam rangkaian
tahap distribusi selain pengendaliaan, transportasi serta penyelesaian kapabeanan. Tujuan dari distribusi ini adalah menjamin ketersediaan obat, memelihara mutu obat, menghindari penggunaan yang tidak bertanggung jawab, menjaga kelangsungan persediaan, memperpendek waktu tunggu serta memudahkan pencarian dan pengawasan (Wiryanto, 2004). Salah satu faktor yang mendukung penjaminan mutu obat adalah bagaimana penyimpanan obat yang tepat dan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Sistem penyimpanan yang di gunakan di Apotek di Kota Medan adalah dengan 6 metode yaitu: a. Penyimpanan obat/bahan obat dalam wadah asli dari pabrik Penyimpanan dengan bahan obat dalam wadah asli dari pabrik sangat penting. Karena jika isi di pindahkan maka kemungkinan obat akan terkontaminasi. Dalam hal pengecualian atau darurat dimana isi dipindahkan pada wadah lain, maka harus dicegah terjadinya kontaminasi dan harus ditulis informasi yang jelas pada wadah baru. Wadah sekurang- kurangnya memuat nama Obat ,nomor batch dan tanggal kadaluwarsa. b. Kondisi penyimpanan sesuai sehingga terjamin keamanan dan stabilitas obat/bahan obat Penyimpanan berdasarkan kemanan dan stabilitas obat adalah pengelompokan obat sesuai dengan dikelompokan obat yang tahan di suhu ruang dan obat yang bias tahan di suhu yang dingin (kulkas). Contohnya obat yang disimpan di suhu dingin adalah seperti suppositoria. c. Tempat penyimpanan tidak dipergunakan untuk penyimpanan barang lain yang menyebabkan kontaminasi Penyimpanan obat harus dengan tempat kusus obat, tidak boleh gabungkan dengan barang-barang lain untuk menghindari terjadinya kontaminasi. Contohnya tempat penyimpanan obat di jadikan tempat penyimpanan makanan atau minuman. d. Penyimpanan berdasarkan bentuk sediaan Penyimpanan berdasarkan bentuk sediaan adalah pengelompokan obat sesuai bentuknya dan menempatkannya pada area terpisah. Obat dikelompokkan berdasarkan bentuk sediaan, misalnya dikelompokkan menjadi obat oral (tablet/kapsul, sirup), obat suntik (ampul, vial, cairan infus), obat luar (salep, gel, tetes mata, obat kumur). Penyimpanan obat dengan berdasarkan bentuknya dapat mempermudah dalam pengambilan obat. e. Penyusunan penyimpanan berdasarkan alfabetis Penyusunan penyimpanan berdasarkan abjad akan lebih memudahkan pencarian obat. Penyimpanan berdasarkan abjad akan mempermudah dalam pengambilan obat yang lebih cepat. sedangkan penyusunan berdasarkan efek farmakologis dapat dipisahkan dengan memberikan warna wadah penyimpanan atau ditempel stiker berwarna yang berbeda untuk tiap kelompok efek farmakologinya f. First In First Out (FIFO) First In First Out (FIFO) adalah suatu sistem penyimpanan barang yang dilakukan dengan sistem barang yang masuk terlebih dahulu, yang juga dikeluarkan terlebih dahulu. Jadi, keluarnya barang ini dilakukan secara berurutan atau sesuai kronologis. Sistem FIFO umumnya digunakan untuk barang - barang yang kurang bisa bertahan lama atau bila disimpan dalam waktu lama maka akan rusak atau berkurang kualitasnya. g. First Expired First Out (FEFO) FEFO adalah suatu system penyimpanan obat berdasarkan obat yang memiliki tanggal kadaluarsa lebih cepat, maka dikeluarkan lebih dulu. Obat-obat di apotek yang masa kadaluarsanya sudah dekat akan simpan dibagian depan. Petugas selalu mengambil obat yang ada dibagian depan. Jadi akan lebih mempermudah untuk memeriksa tanggal kadaluarsa obat. DAFTAR PUSTAKA
Wiryanto, D. 2004. Evaluasi Sistem Pengelolaan Obat di Apotek Universitas Gadjah
Mada Jogjakarta. Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada. Halaman 95.
Hasibuan, Reski Rumonda 2019. Penerapan Standar Pelayanan Kefarmasian Dalam
Bidang Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, Dan Bahan Medis Habis Pakai Di Apotek Di Kota Medan. Skripsi, Program Studi Sarjana Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara Medan. Halaman 33-35