Anda di halaman 1dari 49

Obat Antibiotik

.entry-header

Amoxicillin
Indikasi:
Amoksisilina efektif terhadap penyakit:
Infeksi saluran pernafasan kronik dan akut: pneumonia, faringitis (tidak
untuk faringitis gonore), bronkitis, langritis.
Infeksi sluran cerna: disentri basiler.
Infeksi saluran kemih: gonore tidak terkomplikasi, uretritis, sistitis,
pielonefritis.
Infeksi lain: septikemia, endokarditis.
Kontra Indikasi:
Pasien dengan reaksi alergi terhadap penisilina.
Komposisi:
Tiap sendok teh (5 ml) suspensi mengandung amoksisilina trihidrat setara
dengan amoksisilina anhidrat 125 mg.
Tiap kapsul mengandung amoksisilina trihidrat setara dengan amoksisilina
anhidrat 250 mg.
Tiap kaptab mengandung amoksisilina trihidrat setara dengan amoksisilina
anhidrat 500 mg.
Cara Kerja Obat:
Amoksisilina merupakan senyawa penisilina semi sintetik dengan aktivitas
anti bakteri spektrum luas yang bersifat bakterisid. Aktivitasnya mirip
dengan ampisilina, efektif terhadap sebagian bakteri gram-positif dan
beberapa gram-negatif yang patogen.
Bakteri patogen yang sensitif terhadap amoksisilina adalah Staphylococci,
Streptococci, Enterococci, S. pneumoniae, N. gonorrhoeae, H. influenzae,
E. coli dan P. mirabilis.
Amoksisilina kurang efektif terhadap spesias Shigella dan bakteri penghasil
beta-laktamase.
Posologi:
Dosis amoksisilina disesuaikan dengan jenis dan beratnya infeksi.
Anak dengan berat badan kurang dari 20 kg: 20 – 40 mm/kg berat badan
sehari, terbagi dalam 3 dosis.
Dewasa atau anak dengan berat badan lebih dari 20 kg: 250 – 500 mg
sehari, sebelum makan.
Gonore yang tidak terkompilasi: amoksisilina 3 gram dengan probenesid 1
gram sebagai dosis tunggal.
Efek Samping:
Pada pasien yang hipersensitif dapat terjadi reaksi alergi seperti urtikaria,
ruam kulit, pruritus, angioedema dan gangguan saluran cerna seperti diare,
mual, muntah, glositis dan stomatitis.
Interkasi Obat:
Probenesid memperlambat ekskresi amoksisilina.
Cara Penyimpanan:
Simpan dalam wadah tertutup rapat, di tempat sejuk dan kering.
Peringatan dan Perhatian:
Pasien yang alergi terhadap sefalosporin mengakibatkan terjadinya “cross
allergenicity” (alergi silang).
Penggunaan dosis tinggi atau jangka lama dapat menimbulkan superinfeksi
(biasanya disebabkan: Enterobacter, Pseudomonas, S. aureus, Candida),
terutama pada saluran gastrointestinal.
Hati-hati pemberia pada wanita hamil dan menyusui dapat menyebabkan
sensitivitas pada bayi.
HARUS DENGAN RESEP DOKTER
Jenis: Tablet
Produsen: PT Indofarma
Ampicillin 500 mg
Indikasi:
Ampisilina digunakan untuk pengobatan:
Infeksi saluran pernafasan,seperti pneumonia faringitis, bronkitis, laringitis.
Infeksi saluran pencernaan, seperti shigellosis, salmonellosis.
Infeksi saluran kemih dan kelamin, seperti gonore (tanpa komplikasi),
uretritis, sistitis, pielonefritis.
Infeksi kulit dan jaringan kulit.
Septikemia, meningitis.
Kontra Indikasi:
Hipersensitif terhadap penisilina.
Komposisi:
Tiap captab mengandung Ampisilina Trihidrat setara dengan Ampisilina
Anhidrat 500 mg.
Cara Kerja:
Ampisilina termasuk golongan penisilina semisintetik yang berasal dari inti
penisilina yaitu asam 6-amino penisilinat (6-APA) dan merupakan antibiotik
spektrum luas yang bersifat bakterisid.
Secara klinis efektif terhadap kuman gram-positif yang peka terhadap
penisilina G dan bermacam-macam kuman gram-negatif, diantaranya :
1.Kuman gram-positif seperti S. pneumoniae, enterokokus dan stafilokokus
yang tidak menghasilkan penisilinase.
2.Kuman gram-negatif seperti gonokokus, H. influenzae, beberapa jenis E.
coli, Shigella, Salmonella dan P. mirabilis.
Dosis:
Untuk pemakaian oral dianjurkan diberikan ½ sampai 1 jam sebelum
makan.
Cara pembuatan suspensi, dengan menambahkan air matang sebanyak 50
ml, kocok sampai serbuk homogen. Setelah rekonstitusi, suspensi tersebut
harus digunakan dalam jangka waktu 7 hari.
Pemakaian parenteral baik secara i.m. ataupun i.v. dianjurkan bagi
penderita yang tidak memungkinkan untuk pemakaian secara oral.
Cara pembuatan larutan injeksi:
Kemasan Cara pemakaian Penambahan air untuk injeksi
Vial 0,5 g i.m./i.v. 1,5 ml
Vial 1,0 g i.m./i.v. 2,0 ml
Posologi:
Terapi oral
Dewasa dan anak-anak dengan berat badan lebih dari 20 kg :
Infeksi saluran pernafasan : 250 – 500 mg setiap 6 jam.
Infeksi saluran pencernaan, saluran kemih dan kelamin : 500 mg setiap 6
jam.
Anak-anak dengan berat badan 20 kg atau kurang : 50 – 100 mg/kg BB
sehari diberikan dalam dosis terbagi setiap 6 jam.
Pada infeksi yang berat dianjurkan diberikan dosis yang lebih tinggi.
Terapi parenteral
Dewasa dan anak-anak dengan berat badan lebih dari 20 kg :
Infeksi saluran pernafasan, kulit dan jaringan kulit : 250 – 500 mg setiap 6
jam.
Infeksi saluran pencernaan, saluran kemih dan kelamin : 500 mg setiap 6
jam.
Septikemia dan bakterial meningitis : 150 – 200 mg/kg BB sehari dalam
dosis terbagi setiap 3 – 4 jam, diberikan secara i.v. selama 3 hari selanjutnya
secara i.m.
Anak-anak dengan berat badan 20 kg atau kurang:
Infeksi saluran pernafasan, kulit dan jaringan kulit : 25 – 50 mg/kg BB sehari
dalam dosis terbagi setiap 6 jam.
Infeksi saluran pencernaan, saluran kemih dan kelamin : 50 – 100 mg/kg BB
sehari dalam dosis terbagi setiap 6 jam.
Septikemia dan bakterial meningitis : 100 – 200 mg/kg BB sehari dalam
dosis terbagi setiap 3 – 4 jam, diberikan secara i.v. selama 3 hari selanjutnya
secara i.m.
Bayi berusia 1 minggu atau kurang :
25 mg/kg BB secara i.m./i.v. setiap 8 – 12 jam.
Bayi berusia lebih dari 1 minggu :
25 mg/kg BB secara i.m./i.v. setiap 6 – 8 jam.
Efek Samping:
Pada beberapa penderita, pemberian secara oral dapat disertai diare ringan
yang bersifat sementara disebabkan gangguan keseimbangan flora usus.
Umumnya pengobatan tidak perlu dihentikan. Flora usus yang normal
dapat pulih kembali 3 – 5 hari setelah pengobatan dihentikan.
Gangguan pada saluran pencernaan seperti glossitis, stomatitis, mual,
muntah, enterokolitis, kolitis pseudomembran.
Pada penderita yang diobati dengan Ampisilina, termasuk semua jenis
penisilina dapat timbul reaksi hipersensitif, seperti urtikaria, eritema
multiform. Syok anafilaksis merupakan reaksi paling serius yang terjadi
pada pemberian secara parenteral.
Cara Penyimpanan:
Simpan di tempat sejuk dan kering.
HARUS DENGAN RESEP DOKTER
Jenis: Tablet
Produsen: PT Indofarma

Cefixime Kapsul
Indikasi:
Cefixime diindikasikan untuk pengobatan infeksi-infeksi yang disebabkan
oleh mikroorganisme yang rentan antara lain:
▪ Infeksi saluran kemih tanpa komplikasi yang disebabkan oleh Escherichia
coli dan Proteus mirabilis.
▪ Otitis media disebabkan oleh Haemophilus influenzae (strain ?-laktamase
positif) dan Streptococcus pyogenes.
▪ Faringitis dan tonsilitis yang disebabkan oleh Streptococcus pyogenes.
▪ Bronkitis akut dan bronkitis kronik dengan eksaserbasi akut yang
disebabkan oleh Streptococcus pneumoniae dan Haemophilus
influenzae (strain beta-laktamase positif dan negatif).
Kontra Indikasi:
Penderita dengan riwayat shock atau hipersensitif akibat beberapa bahan
dari sediaan ini.
Komposisi:
Tiap kapsul CEFIXIME 50 mengandung:
Cefixime 50 mg
Tiap kapsul CEFIXIME 100 mengandung:
Cefixime 100 mg
Farmakologi:
Aktivitas antibakteri
Cefixime bersifat bakterisid dan berspektrum luas terhadap
mikroorganisme gram positif dan gram negatif, seperti sefalosporin oral
yang lain, cefixime mempunyai aktivitas yang poten terhadap
mikroorganisme gram positif seperti streptococcus sp., Streptococcus
pneumoniae, dan gram negatif seperti Branhamella catarrhalis, Escherichia
coli, Proteus sp., Haemophilus influenzae.
Mekanisme kerjanya yaitu menghambat sintesis dinding sel. Cefixime
memiliki afinitas tinggi terhadap “penicillin-binding-protein” (PBP) 1 (1a, 1b,
dan 1c) dan 3, dengan tempat aktivitas yang bervariasi tergantung jenis
organismenya.
Cefixime stabil terhadap ?-laktamase yang dihasilkan oleh beberapa
organisme, dan mempunyai aktivitas yang baik terhadap organisme
penghasil ?-laktamase.
Farmakokinetika:
Konsentrasi dalam serum.
Pemberian per oral dosis tunggal 50,100 atau 200 mg (potensi) cefixime
pada orang dewasa sehat dalam keadaan puasa, kadar puncak serum
dicapai setelah 4 jam pemberian yaitu masing-masing 0,69; 1,13; dan 1,95
?g/ml. Waktu paruh serum adalah 2,3-2,5 jam. Pemberian per oral dosis
tunggal 1,5; 3,0; atau 6,0 mg (potensi)/kg cefixime pada penderita pediatrik
dengan fungsi ginjal normal, kadar puncak serum dicapai setelah 3-4 jam
pemberian yaitu masing-masing 1,14; 2,01; dan 3,97 ?g/ml. Waktu paruh
serum adalah 3,2-3,7 jam.
Distribusi (penetrasi ke dalam jaringan)
Penetrasi ke dalam sputum, tonsil, jaringan maxillary sinus mucosal,
otorrhea, cairan empedu dan jaringan kandung empedu adalah baik.
Metabolisme
Tidak ditemukan adanya metabolit yang aktif sebagai antibakteri di dalam
serum atau urin.
Eliminasi
Cefixime terutama diekskresikan melalui ginjal. Jumlah ekskresi urin
(sampai 12 jam) setelah pemberian oral 50,100 atau 200 mg (potensi) pada
orang dewasa sehat dalam keadaan puasa kurang lebih 20-25% dari dosis
yang diberikan. Kadar puncak urin masing-masing 42,9; 62,2 dan 82,7 ?g/ml
dicapai dalam 4-6 jam setelah pemberian. Jumlah ekskresi urin (sampai 12
jam) setelah pemberian oral 1,5; 3,0; atau 6,0 mg (potensi)/kgBB pada
penderita pediatrik dengan fungsi ginjal yang normal kurang lebih 13-20%.
Dosis:
Dewasa dan anak-anak dengan berat badan ?30 kg, dosis harian yang
direkomendasikan adalah 50-100 mg (potensi) cefixime diberikan per oral
dua kali sehari.
Dosis sebaiknya disesuaikan dengan usia penderita, berat badan dan
keadaan penderita. Untuk infeksi yang berat dosis dapat ditingkatkan
sampai 200 mg (potensi) diberikan dua kali sehari.
Pada kasus overdosis:
Lavage lambung bisa dilakukan bila tidak ada antidot yang spesifik.
Cefixime tidak dikeluarkan dalam jumlah yang spesifik. Cefixime tidak
dikeluarkan dalam jumlah yang signifikan dari sirkulasi dengan hemodialisis
atau dialisis peritoneal.
Efek samping:
Shock
Perhatian yang cukup sebaiknya dilakukan karena gejala-gejala shock
kadang-kadang bisa terjadi. Jika beberapa tanda atau gejala seperti
perasaan tidak enak, rasa tidak enak pada rongga mulut, stridor, dizziness,
defekasi yang tidak normal, tinnitus atau diaphoresis; maka pemakaian
sediaan ini harus dihentikan.
Hipersensitivitas
Jika tanda-tanda reaksi hipersensitivitas seperti rash, urtikaria, eritema,
pruritus atau demam maka pemakaian sediaan ini harus dihentikan dan
sebaiknya dilakukan penanganan lain yang lebih tepat.
Hematologik
Granulositopenia atau eosinophilia jarang terjadi. Kadang-kadang
thrombocytopenia dapat terjadi. Pemakaian sediaan ini sebaiknya
dihentikan bila ditemukan adanya kelainan-kelainan ini.
Dilaporkan bahwa terjadi anemia hemolitik pada penggunaan preparat
cefixime lainnya.
Hepatik
Jarang terjadi peningkatan GOT, GPT atau alkaline phosphatase.
Renal
Pemantauan fungsi ginjal secara periodik dianjurkan karena gangguan
fungsi ginjal seperti insufisiensi ginjal kadang-kadang dapat terjadi. Bila
ditemukan adanya kelainan-kelainan ini, hentikan pemakaian obat ini dan
lakukan penanganan lain yang lebih tepat.
Saluran Cerna
Kadang-kadang terjadi kolitis seperti kolitis pseudomembranosa, yang
ditunjukkan dengan adanya darah di dalam tinja. Nyeri lambung atau diare
terus menerus memerlukan penanganan yang tepat, jarang terjadi muntah,
diare, nyeri lambung, rasa tidak enak dalam lambung, heartburn atau
anoreksia, nausea, rasa penuh dalam lambung atau konstipasi.
Pernafasan
Kadang-kadang terjadi pneumonia interstitial atau sindroma PIE, yang
ditunjukkan dengan adanya gejala-gejala demam, batuk, dyspnea, foto
rontgen thorax yang tidak normal dan eosinophilia, ini sebaiknya hentikan
pengobatan dengan obat ini dan lakukan penanganan lain yang tepat
seperti pemberian hormon adrenokortikal.
Perubahan flora bakterial
Jarang terjadi stomatitis atau kandidiasis.
Defisiensi vitamin
Jarang terjadi defisiensi vitamin K (seperti hipoprotrombinemia atau
kecenderungan pendarahan) atau defisiensi grup vitamin B (seperti glositis,
stomatitis, anoreksia atau neuritis).
Lain-lain
▪ Jarang terjadi sakit kepala atau dizziness.
▪ Pada penelitian terhadap anak tikus yang diberi 1.000 mg/kgBB.hari
secara oral, dilaporkan adanya penurunan spermatogenesis.
Pengaruh terhadap tes laboratorium
▪ Dapat terjadi hasil false positive pada penentuan kadar gula urin dengan
menggunakan larutan Benedict, larutan Fehling dan Clinitest. Tetapi
dengan tes-tape tidak terjadi false positive.
▪ Dapat terjadi positive direct Coombs test.
Peringatan dan perhatian:
Perhatian umum
Hati-hati terhadap reaksi hipersensitif, karena reaksi-reaksi seperti shock
dapat terjadi.
Sediaan ini sebaiknya jangan diberikan kepada penderita-penderita yang
masih dapat diobati dengan antibiotika lain, jika perlu dapat diberikan
dengan hati-hati. Penderita dengan riwayat hipersensitif terhadap bahan-
bahan dalam sediaan ini atau dengan antibiotika cefixime lainnya.
Cefixime harus diberikan dengan hati-hati kepada penderita, antara lain
sebagai berikut:
▪ Penderita dengan riwayat hipersensitif terhadap penisilin.
▪ Penderita dengan riwayat personal atau familial terhadap berbagai
bentuk alergi seperti asma bronkial, rash, urtikaria.
▪ Penderita dengan gangguan fungsi ginjal berat.
▪ Penderita dengan nutrisi oral rendah, penderita yang sedang
mendapatkan nutrisi parenteral, penderita lanjut usia atau penderita
yang dalam keadaan lemah. Observasi perlu dilakukan dengan hati-
hati pada penderita ini karena dapat terjadi defisiensi vitamin K.
▪ Penggunaan selama kehamilan
▪ Keamanan pemakaian cefixime selama masa kehamilan belum terbukti.
Sebaiknya sediaan ini hanya diberikan kepada penderita yang sedang
hamil atau wanita yang hendak hamil, bila keuntungan terapetik lebih
besar dibanding risiko yang terjadi.
▪ Penggunaan pada wanita menyusui
▪ Belum diketahui apakah cefixime diekskresikan melalui air susu ibu.
Sebaiknya tidak menyusui untuk sementara waktu selama
pengobatan dengan obat ini.
▪ Penggunaan pada bayi baru lahir atau bayi prematur
▪ Keamanan dan keefektifan penggunaan cefixime pada anak-anak dengan
usia kurang dari 6 bulan belum dibuktikan (termasuk bayi baru lahir
dan bayi prematur).
Penyimpanan:
Simpan pada suhu kamar 30 derajat C, terlindung dari cahaya.
HARUS DENGAN RESEP DOKTER
Jenis: Kapsul
Produsen: PT Dexa Medica

Ceftazidime
Indikasi:
Infeksi-infeksi yang disebabkan oleh kuman yang susceptible antara lain:
Infeksi umum:
septicaemia; bacteriaemia; peritonitis; meningitis; penderita ICU dengan
problem spesifik, misalnya luka bakar yang terinfeksi.
Infeksi saluran pernapasan bagian bawah:
pneumonia, bronkopneumonia; pleuritis pada paru-paru; emfisema;
bronciectasis yang terinfeksi; abcess pada paru-paru; infeksi paru-paru pada
penderita cystic fibrosis.
Infeksi saluran kemih:
pyelonephritis akut dan kronis; pyelitis; prostatitis; berbagai abscess renal
Infeksi jaringan lunak dan kulit:
celullitis; erysipelas; abscess; mastitis; luka bakar atau luka lain yang
terinfeksi; ulkus pada kulit
Infeksi tulang dan sendi:
osteotitis, osteomyelitis; artritis septik; bursitis yang terinfeksi
infeksi abdominal dan bilier
cholangitis, cholecystitis; peritonitis; diverkulitis; penyakit radang pelvic
Dialysis
Infeksi-infeksi yang dikaitkan dengan dialisis haemo dan peritoneal dan
CAPD (continous ambulatory peritoneal dialysis).
Kontra Indikasi:
Penderita yang hipersensitif terhadap antibiotika sefalosporin.
Komposisi:
CEFTAZIDIME 1 g mengandung:
Ceftazidime pentahidrat setara dengan Ceftazidime 1 g
Farmakologi:
Ceftazidime merupakan antibiotika sefalosporin semisintetik yang bersifat
bakterisidal. Mekanisme kerja antibakteri dengan menghambat enzym
yang bertanggung jawab terhadap sintesis dinding sel. Secara in vitro
Ceftazidime dapat mempengaruhi mikroorganisme dalam range/spektrum
yang luas, termasuk strain yang resisten terhadap gentamicin dan
aminoglikosid lainnya. Selain itu Ceftazidime sangat stabil terhadap
sebagian besar beta-laktamase, plasmid dan kromosomal yang secara klinis
dihasilkan oleh kuman gram negatif dan dengan demikian Ceftazidime aktif
terhadap beberapa strain resisten terhadap ampisilin dan sefalosporin
lainnya.
Bakteriologi:
Didasarkan pada spektrum aktivitasnya, Ceftazidime umumnya
diklasifikasikan sebagai sefalosporin generasi ketiga.
Secara in vitro Ceftazidime aktif terhadap kuman-kuman berikut:
Kuman gram negatif, aerob:
Citrobacter spp. (termasuk C. freundii dan C. diversaus); Enterobacter spp.
(termasuk E. cloacae dan E. aerogenes); Escherichia coli; Haemophilus
influenzae, termasuk strain yang resisten terhadap ampisilin; Klebsiella
(termasuk K. pneumonia); Neisseria meningitidis; Proteus mirabilis, Proteus
vulgaris; Pseudomonas spp. (termasuk Pseudomonas aeruginosa); Serratia
spp.
Kuman gram positif, aerob:
Staphylococcus aureus, termasuk strain yang menghasilkan penisilinase dan
yang tidak.
Streptococcus aglaticae (Streptococci group B); Streptococcus pyogenes
(Streptococci beta-hemolitik A)
Kuman lainnya:
Acinobacter spp., Clostridium spp. (kecuali C. difficile), Haemophilus
parainfluenzae, Morganella morganii, Neisseria gonorrheoae, Peptococcus
spp., Providencia spp. (termasuk P. rettgeri), Salmonella spp., Shigela spp.,
Staphylococcus epidermis dan Yersinia entrocobacter.
Dosis:
Dosis umum
Ceftazidime digunakan secara parenteral, dosis tergantung pada tingkat
keparahan, sensitifitas dan tipe infeksi serta usia, berat badan dan fungsi
ginjal penderita.
Dewasa:
Dosis Ceftazidime yang digunakan untuk orang dewasa adalah 1-6 gram per
hari, dapat diberikan dosis masing-masing 500 mg, 1 g atau 2 g setiap 12
atau 8 jam secara IV atau IM.
Untuk infeksi saluran kemih dan infeksi yang kurang serius, dosis 500 mg
atau 1 g setiap 12 jam sudah mencukupi
Untuk sebagian besar infeksi sebaiknya diberikan dosis 1 g setiap 8 jam atau
2 g setiap 12 jam.
Untuk infeksi yang parah terutama untuk penderita “immunocopromised”,
termasuk neutropenia, dapat diberi dosis 2 g setiap 8 jam atau 12 jam.
Untuk penderita cystic fibrosis dengan fungsi ginjal yang normal yang
mengalami infeksi paru-paru pseudomonal sebaiknya digunakan dosis 100-
150 mg/kg/hari sebagai dosis terbagi.
Pada orang dewasa dengan fungsi ginjal normal penggunaan dosis 9 g/hari
masih aman.
Bayi dan anak:
Dosis lazim untuk anak-anak yang berusia lebih dari 2 bulan adalah 30-100
mg/kg/hari, diberikan sebagai dosis terbagi (2-3 kali). Dosis hingga 150
mg/kg/hari (maksimum 6 g sehari) dalam 3 dosis terbagi dapat diberikan
pada anak-anak yang menderita fibrocystic, infected immunocompromised
dan meningitis.
Neonatus dan bayi di bawah 2 bulan
Dosis 25-60 mg/kg/hari diberikan dosis sebagai dosis terbagi 2 kali sehari,
telah terbukti efektif. Waktu paruh Ceftazidime pada neonatus dapat 3-4
kali lebih lama dibandingkan dengan orang dewasa.
Dosis pada penderita dengan gangguan fungsi ginjal.
Ceftazidime diekskresikan melalui ginjal secara filtrasi glomeruler.
Sehingga dosis pada penderita dengan gangguan fungsi ginjal harus
disesuaikan atau diturunkan.
Pada penderita infeksi berat terutama neutropenia yang biasanya
mendapatkan dosis 6 g sehari, ini tidak bisa dilakukan pada penderita
dengan gangguan fungsi ginjal, maka unit dosis pada tabel di atas dapat
dinaikkan 50% atau frekuensi pemberian disesuaikan. Pada penderita ini
dianjurkan agar kadar Ceftazidime dalam serum dipantau dan kadar dalam
serum tidak boleh lebih dari 40 mg/liter.
Bila hanya ada klirens kreatinin serum, maka rumus (persamaan Cokcroft’s)
dapat digunakan untuk mengestimasi klirens kreatinin.
Kreatinin serum menunjukkan fungsi ginjal pada keadaan tunak.
Pria:
Klirens kreatinin = berat badan (kg) x (140 – usia lanjut) / 72 x kreatinin
serum (mg/dL)
Wanita: 0,85 x nilai di atas.
Perubahan kreatinin serum dari u mol liter menjadi mg dL adalah dengan
membagi 88,4.
Pada anak-anak klirens kreatinin disesuaikan dengan luas area atau bobot
tubuh dan frekuensi pemberian seperti pada orang dewasa.
Cara pemberian:
Ceftazidime dapat diberikan secara IV dan IM ke dalam masa otot yang
besar misalnya pada daerah gluteus maximus bagian atas atau otot lateral
pada paha.
Peringatan dan Perhatian:
Peringatan:
Seperti antibiotika beta-laktam lainnya, sebelum pengobatan dengan
Ceftazidime sebaiknya dilakukan pemeriksaan riwayat reaksi
hipersensitifitas terhadap Ceftazidime, sefalosporin, penisilin dan obat
lainnya.
Ceftazidime sebaiknya diberikan dengan perhatian khusus pada penderita
dengan tipe I atau reaksi hipersensitif terhadap penisilin. Bila terjadi reaksi
alergi, hentikan penggunaan obat ini. Reaksi hipersensitif yang serius dapat
diatasi dengan efinefrin (adrenalin), hidrokortison, antihistamin atau
pengatasan emergensi lainnya.
Perhatian:
Pemberian sefalosporin dosis tinggi harus hati-hati bila diberikan bersama-
sama dengan obat-obat nefrotoksik seperti aminoglikosida, furosemid,
karena kombinasi ini diduga mempengaruhi fungsi ginjal.
Percobaan klinik menyebutkan bahwa hampir tidak ada masalah pada
penggunaan dosis lazim. Tidak ada bukt bahwa Ceftazidime mempengaruhi
fungsi ginjal pada dosis teurapetik, tetapi perlu dilakukan penurunan dosis
untuk penderita gagal ginjal, karena Ceftazidime diekskresikan melalui
ginjal, yaitu untuk mencegah konsekuensi klinik akibat peningkatan kadar
antibiotik seperti konvulsi.
Tidak ada bukti eksperimental terhadap efek embyophatik dan teratogenik
dari Ceftazidime, tetapi seperti semua obat lainnya maka pemberian obat
ini pada masa awal kehamilan dan awal pertumbuhan janin harus hati-hati.
Penggunaan selama masa kehamilan harus dipertimbangkan
keuntungannya dibandingkan dengan resiko yang terjadi.
Ceftazidime diekskresi melalui air susu dengan demikian perlu perhatian
khusus bila Ceftazidime diberikan ibu menyusui.
Ceftazidime tidak mempengaruhi uji glikosuria yang berdasarkan enzym.
Telah diobservasi terjadi sedikit pengaruh terhadap metode reduksi kupri
(Benedict’s Fehling dan Clintest). Ceftazidime tidak mempengaruhi alkali
pikrat pada pemeriksaan kreatinin.
Penggunaan Ceftazidime untuk jangka waktu yang lama dapat
mengakibatkan kelebihan pertumbuhan kuman yang non-susceptible
(misalnya: candida, Enterococci) sehingga perlu dilakukan penghentian
pengobatan dan gunakan obat terapi lainnya.
Efek samping:
Percobaan klinik menyebutkan bahwa Ceftazidime ditoleransi dengan baik.
Efek samping umumnya jarang terjadi termasuk:
Lokal; flebitis atau tromboflebitis pada pemberian IV; rasa sakit atau
inflamasi setelah injeksi IM; hipersensitivitas; rash makulopapular atau
urtikarial; fever; angiodema (sangat jarang); reaksi-reaksi anafilaktik
(bronkospase dan atau hipotensi); gastrointestinal (diare, nausea, nyeri,
abdominal, thrust atau kolitis (dangat jarang)).
Efek samping lain yang dikaitkan dengan Ceftazidime termasuk:
– Genito-urinary: candidosis vaginitis
– Susunan saraf pusat: sakit kepala, pusing paraestesia dan rasa tidak enak.
Perubahan sementara terhadap hasil uji laboratorium selama pengobatan
dengan Ceftazidime termasuk eosinofilia, test Coombs’ positif tanpa
haemolisis, trombositosis dan sedikit peningkatan enzym hepatik SGOT,
SGPT, LDH, GGT dan alkalin fosfatase,
Kadang-kadang: peningkatan sementara urea darah, nitrogen urea dan
atau kreatinin serum.
Sangat jarang: transient leucopenia, thrombocytopeniaosis dan
lymphocytosis.
Interaksi obat:
Pemberian bersama-sama dengan aminoglikosida dapat mengakibatkan
inaktivasi. Bila diberikan bersamaan sebaiknya diinjeksikan pada tempat
(bagian tubuh) yang berbeda. Jangan mencampur kedua obat ini dalam
kantong atau botol infus yang sama.
Dengan vancomycin dapat terjadi pengendapan sehingga untuk pemberian
dengan infus harus dibilas terlebih dahulu bila menggunakan selang yang
sama.
Perhatian Farmasetik:
CEFTAZIDIME dikemas dalam vial dengan tekanan rendah; tekanan positif
dihasilkan dari rekonstitusi karena pengeluaran gas karbondioksida.
Setelah direkonstruksi CEFTAZIDIME bertahan selama 18 jam bila disimpan
pada suhu 25ºC dan selama 7 hari bila disimpan dalam lemari es. Sedikit
peningkatan warna terjadi selama penyimpanan.
CEFTAZIDIME untuk injeksi tercampur dengan cairan infus yang biasa
digunakan. Larutan 1 mg/ml dan 40 mg/ml dalam larutan infus berikut
dapat disimpan hingga 18 jam pada suhu di bawah 25ºC dan selama 7 hari
dalam lemari es.
Larutan injeksi Natrium laktat M/6; Larutan injeksi Natrium laktat
compound (Larutan Hartmann’s); Larutan injeksi Dekstrosa 5%; Larutan
injeksi Dekstrosa 5% dan NaCl 0.225%; Larutan injeksi Dekstrosa 5% dan
NaCl 0.45%; Larutan injeksi Dekstrosa 5% dan NaCl 0.9%; Larutan injeksi
Dekstrosa 5% dan NaCl 0.18%, Larutan injeksi Dekstrosa 10%; Larutan
injeksi 10% Dexstran 40 dalam larutan injeksi NaCl 0.9%, Larutan injeksi
10% Dexstran 40 dalam larutan injeksi Dekstrosa 5%; Larutan injeksi 6%
Dekstran 70 dalam larutan injeksi NaCl 0.9%; Larutan injeksi 6% Dexstran
70 dalam larutan injeksi Dekstrosa 5%.
(Ceftazidime kurang stabil dalam larutan injeksi Natrium Bikarbonat
dibandingkan dengan larutan intravena lainnya. Tidak dianjurkan sebagai
diulen).
CEFTAZIDIME untuk injeksi dapat disimpan hingga 18 jam di bawah suhu
25ºC atau selama 7 hari dalam lemari es pada kadar 0,05 mg/ml dan 0,25
mg/ml dalam cairan Dyalisis Intraperitoneal (Laktat).
CEFTAZIDIME untuk injeksi telah diketahui dapat tercampurkan selama 8
jam di bawah suhu 25ºC dan selama 7 hari dalam lemari es bila dicampur
pada kadar 4 mg/ml dengan larutan berikut:
Larutan injeksi hidrokortison (hidrokortison natrium fosfat) 1 mg/ml dalam
larutan injeksi NaCl 0,9% atau larutan injeksi Dekstrosa 5%.
Larutan injeksi cefuroxime (cefuroxime natrium) 3 mg/ml dalam larutan
injeksi NaCl 0,9%.
Larutan injeksi cloxacillin (cloxacillin natrium) 4 mg/ml dalam larutan injeksi
NaCl 0,9%.
Heparin 10 u/ml atau 50 u/ml dalam larutan NaCl 0,9%.
Larutan injeksi Kcl 10 mEq/l atau 40 mEq/l dalam larutan injeksi NaCl 0,9%.
Untuk penggunaan IM dapat dicampur dengan larutan injeksi Lignocain
0,5% atau 1%.
Cara Pembuatan Larutan
Penggunaan IM:
untuk vial 1 g, tambahkan 3,0 ml air untuk injeksi.
Penggunaan IV:
untuk vial 1 g, tambahkan 10,0 ml air untuk injeksi
Penyimpanan:
SIMPAN DI TEMPAT KERING DAN SEJUK, SUHU DI BAWAH 30ºC.
TERLINDUNG DARI CAHAYA.
HARUS DENGAN RESEP DOKTER
Jenis: Injeksi
Produsen: PT Dexa Medica
Clindamycin Capsul
Indikasi:
Efektif untuk pengobatan infeksi serius yang disebabkanoleh bakteri
anaerob, streptokokus, pneumokokus dan stafilokokus, seperti :
Infeksi saluran pernafasan yang serius.
Infeksi tulang dan jaringan lunak yang serius.
Septikemia.
Abses intra-abdominal.
Infeksi pada panggul wanita dan saluran kelamin.
Kontra Indikasi:
Hipersensitif terhadap klindamisin dan linkomisin.
Komposisi :
Tiap kapsul mengandung 169,5 mg klindamisin hidroklorida setara
dengan150 mg klindamissin.
Tiap kapsul mengandung 339 mg klindamisin hidroklorida setara dengan
300 mg klindamisin.
Cara Kerja Obat :
Klindamisin dapat bekerja sebagai bakteriostatik maupun bakterisida
tergantung konsentrasi obat pada tempat infeksi dan organisme penyebab
infeksi.
klindamisin menghambat sintesa protein organisme dengan mengikat
subunit ribosom 50 S yang mengakibatkan terjhambatnya pembentukan
ikatan peptida.
Klindamisin diabsorbsi dengan cepat oleh saluran pencernaan.
Dosis
Dewasa : Infeksi serius 150-300 mg tiap 6 jam
Infeksi yang lebih berat 300-450 mg tiap 6 jam
Anak-anak : Infeksi serius 8-16 mg/kg/hari dalam dosis terbagi 3-4
Infeksi yang lebih berat 16-20 mg/kg/hari dalam dosis terbagi 3-4
Untuk menghindari kemungkinan timbulnya iritasi esofageal, maka obat
harus ditelan dengan segelas air penuh.
Pada infeksi streptokokus beta hemolitik,pengobatan harus dilanjutkan
paling sedikit 10 hari.
Peringatan dan Perhatian :
Bila terjadi diare,pemakaian klindamisin harus dihentikan.
Perhatian harus diberikan untuk penderita yang mempunyai riwayat
penyakit saluran pencernaan.
Selama masa terapi yang lama,tes fungsi hati,ginjal dan hitung sel darah
harus dilakukan secara periodik.
Pemakaian pada bayi dan bayi baru lahir,fungsi dari sistem organ harus
dimonitor.
Keamanan pemakaianpada waktu hamil dan menyusui belum diketahui.
Penggunaan klindamisin kadang-kadang menimbulkan pertumbuhan yang
berlebihan dari organisme yang tidak peka,terutama ragi. Oleh karena itu
kemungkinan timbulnya superinfeksi dengan bakteri dan fungsi perlu
diamati. Pada pasien dengan penyakit ginjal yang sangat berat dan atau
penyakit hati yang sangat berat disertai dengan gangguan metabolik agar
diperhatikan pemberian dosisnya,serta lakukan monitoring terhadap kadar
serum klindamisin selama terapi dengan dosis tinggi.
Terapi dengan klindamisindapat menyebabkan kolitis berat yang dapat
berakibat fatal. Oleh karena itu pemberian klindamisin dibatasi untuk
infeksi serius dimana tidak dapat diberikan anti mikroba yang kurang toxis
misalnya eritromisin.Klindamisin tidak boleh digunakan untuk infeksi
saluran nafas bagian atas,karena klindamisin tidak dapat mencapai cairan
screbrospinal dalam jumlah yang memadai, maka klindamisintidak dapat
digunakan untuk pengobatan meningitis.
Efek Samping :
Saluran pencernaan, seperti mual,muntah dan diare.
Reaksi hipersensitif, seperti rash dan urtikaria.
Hati : Penyakit kuning, abnormalitas pemeriksaan fungsi hati.
Ginjal : Klindamisin tidak bersifat langsung terhadap kerusakan ginjal.
Hematopoietic :Neutropenia (leukopenia dan eosinofilia sementara).
Muskuloskeletal : Poliartritis.
Interaksi Obat :
Senyawa penghambat neuromuskular, seperti aminoglikosida dan
eritromisin.
HARUS DENGAN RESEP DOKTER
Jenis: Capsul
Produsen: PT Indofarma

FG TROCHES MEIJI
Indikasi:
Stomatitis infections due to fradiomycin and gramicidin susceptible strains
of staphylococci and streptococci and prevention of postoperative (oral
surgery) infections.
Kontra Indikasi:
Do not administer the troches to patients with a history of hypersensitivity
reaction to any component of the product and patients with history of
hypersensitivity reaction to aminoglycosides such as streptomycin,
kanamycin, gentamycin, and fradiomycin or bacitracin.
Deskripsi:
Composition:
Each trache contains:
Fradiomycin……………………………………2.5 mg (Potency)
Gramicidin…………………………………….1.0 mg (Potency)
Pharmacology:
Fradiomycin and gramicidin are antibotic that acted bactericidal, active to
staphylococci and streptococci and produced an additive effect.
Dossage and Administration:
In general, administer 1 or 2 troches to adults and 1 troche to children 4 to 5
times a day. The troche should be dissolved in the oral or buccal cavity or
under the tongue.
Precaution and Warning:
1. Before use of this product, as a rule, confirm bacterial sensitivity to
prevent development of resistant bacteria. The period of administration
should be restricted to within the minimum requirement.
2. Do not administer the troches for more than a week.
3. Discontinue treatment upon the onset of hypersensitivity reaction.
4.Use in Elderly.
The product should be administered carefully to elderly patients, since
adverse reactions such as avitaminosis are likely to occur.
Adverse Reactions:
Black hairy tongue, oral mucosal redness, glossitis may infrequently occur.
Rarely, symptoms of vitamin K deficiency, such as protrombinemia and
bleeding tendency and of vitamin B deficiency, such as glossitis, stomatitis,
anorexia and neuritis, may occur. These symptoms are likely to occur in
poorly nourished, aged or emaciated patients.
Store at a cool and dry place (15 – 30 degree Celsius).
HARUS DENGAN RESEP DOKTER
Jenis: Tablet Hisap
Produsen: PT Meiji Indonesian Pharmaceutial Industries

KALMICETINE Kloramfenikol Sirup


Indikasi:
Sebagai terapi pilihan utama untuk pengobatan tifus dan paratifus.
Untuk infeksi-infeksi berat yang disebabkan oleh:
– Salmonella sp.
– H. influenzae (terutama infeksi meningeal)
– Rickettsa
– Limphogranuloma
– Psittachosis
– Gram-negatif yang menyebabkan bakteremia meningitis.
Kontra Indikasi:
– Penderita yang hipersensitif terhadap kloramfenikol
– Penderita gangguan fungsi hati yang berat
– Penderita gangguan fungsi ginjal yang berat
Komposisi:
Tiap kapsul mengandung:
Kloramfenikol…………………………………………250 mg
Tiap 5 ml suspensi mengandung:
Kloramfenikol Palmitat yang setara dengan Kloramfenikol…………..125 mg
Etanol…………………………………………………..0.78% v/v
Farmakologi:
Kloramfenikol merupakan antimikroba berspektrum luas yang efektif
terhadap bakteri gram positif dan bakteri gram negatif. Mekanisme
kerjanya adalah menghambat sintesa protein sel mikroba.
Dosis dan Cara Pemberian:
– Dewasa, anak-anak dan bayi berumur di atas 2 minggu: 50 mg/kg BB
sehari dibagi menjadi 3-4 dosis.
– Bayi berumur di bawah 2 minggu: 25 mg/kg BB sehari dibagi menjadi 4
dosis.
Peringatan dan Perhatian:
– Tidak dianjurkan penggunaan untuk wanita hamil dan menyusui karena
keamanannya belum dapat dipastikan.
– Pada pemakaian jangka panjang perlu dilakukan pemeriksaan
hematologisecara berkala.
– Hanya digunakan untuk infeksi yang sudah jelas penyebabnya, kecuali bila
ada kemungkinan infeksi berat.
– Perlu dilakukan pengawasan terhadap kemungkinan timbulnya
superinfeksi oleh bakteri dan jamur.
– Hati-hati bila dipergunakan pada penderita dengan gangguan fungsi
ginjal dan hati, bayi yang lahir prematur dan bayi baru lahir (2 minggu
pertama).
– Tidak untuk pencegahan infeksi, pengobatan influenza, batuk dan pilek.
Efek Samping:
– Diskrasia darah terutama anemia aplastik yang dapat menjadi serius dan
fatal.
– Gangguan gastrointestinal misalnya: mual, muntah, diare.
– Reaksi hipersensitif, misalnya: anafilaktik dan urtikaria.
– Sindroma Grey pada bayi baru lahir, terutama bayi prematur.
Interaksi Obat:
Kloramfenikol menghambat biotransformasi senyawa lain yang
dimetabolisme oleh enzim mikrosoma hati seperti dikumarol, fenitoin,
tolbutamida dan turunan sulfonylurea lainnya.
Penyimpanan:
Simpan pada suhu kamar (di bawah 30 derajat Celsius).
Kemasan:
Sirup: Botol berisi 60 ml suspensi
Kocok dahulu sebelum diminum.
HARUS DENGAN RESEP DOKTER
Jenis: Syrup
Produsen: PT Kalbe Farma

Spiradan
Indikasi:
Spiradan efektif untuk mengobati infeksi yang disebabkan oleh kuman
gram positif terutama infeksi oleh Staphylococcus pyogenes (termasuk yang
menghasilkan pinisilinase), pneumokokus dan streptokokus pada saluran
pernafasan, telinga tengah, kulit maupun infeksi/abses pada gigi.
Spiradan juga efektif untuk gonore dan non gonokokaluretritis.
Kontra Indikasi:
Penderita yang hipersensitif terhadap antibiotika golongan makrolid.
Komposisi:
Tiap tablet salut selaput mengandung spiramisin 500 mg.
Farmakologi:
Spiramisin tergolong dalam antibiotik makrolid, aktif terhadap kuman gram
positif dan beberapa kuman gram negatif seperti N. gonorrhoeae dan H.
influenzae.
Keunggulan spiramisin, kadar dalam jaringan masih tetap tinggi meskipun
kadarnya dalam darah turun.
Peringatan dan Perhatian:
Hati-hati bila digunakan pada penderita dengan gangguan fungsi hati dan
pemakaian selama kehamilan trisemester 1.
Efek Samping:
Reaksi ringan berupa mual, muntah dan diare bisa timbul akibat pemberian
dosis tinggi.
Rasa tidak enak pada epigastrik dan abdominal.
Kelainan ringan pada kulit.
Dosis:
Dewasa: 3 kali 1 tablet (500 mg) selama 5 hari.
Anak-anak: 50 mg/kg berat badan/hari (setara dengan 150.000 IU) dibagi
dalam 2 – 4 dosis selama 5 hari.
Jenis: Tablet
Produsen: PT Dankos Farma

Suprachlor
Indikasi:
• Sebagai pilihan utama pengobatan tipus, paratipus.
• Untuk infeksi-infeksi berat yang disebabkan oleh:
– Salmonella spp.
– H. Influenza (terutama infeksi meningeal).
– Ricketsia.
– Lymphogranuloma-psittacosis.
– Gram negatif yang menyebabkan bakteremia, meningitis atau infeksi
berat lainnya.
• Dan infeksi-infeksi oleh kuman yang resisten terhadap antibiotika lainnya
dan sensitif terhadap kloramfenikol.
Kontra Indikasi:
– Penderita yang hipersensitif terhadap kloramfenikol.
– Penderita dengan gangguan faal hati yang berat.
Komposisi:
Tiap kapsul mengandung,
Kloramfenikol………………………………………. 250 mg
Tiap 5 ml suspensi mengandung,
Kloramfenikol palmitat setara dengan kloramfenikol…….125 mg
Efek Samping:
– Diskrasia darah terutama aplastik anemia yang dapat menjadi serius dan
fatal.
– Reaksi hipersensitif lainnya misal, anafilaktik, urtikaria.
– Sindroma grey pada bayi prematur atau bayi yang baru lahir.
– Gangguan gastrointestinal misal, mual, muntah, diare.
Peringatan dan Perhatian:
– Hanya digunakan untuk infeksi yang sudah jelas penyebab-nya kecuali
bila ada kemungkinan infeksi berat.
– Pada pemakaian kloramfenikol dalam waktu lama perlu dilakukan
pemeriksaan hematologik berkala.
– Perlu dilakukan pengawasan terhadap kemungkinan timbulnya super
infeksi dengan bakteri dan jamur.
– Keamanan pada wanita hamil dan menyusui belum diketahui dengan
pasti.
– Hati-hati bila digunakan pada penderita dengan gangguan ginjal.
– Hati-hati bila digunakan pada bayi prematur dan bayi yang baru lahir (2
minggu pertama).
Interaksi Obat:
Hati-hati bila digunakan bersama dengan obat-obatan yang juga
dimetabolisme oleh enzim-enzim mikrosom hati seperti dikumarol,
fenitoin, tolbutamid dan fenobarbital.
Aturan Pakai:
Dewasa : sehari 4 kali 1 kapsul.
Anak-anak : 1 – 5 tahun : sehari 3 – 4 kali 1 sendok teh.
6 – 12 tahun : sehari 3 – 4 kali 2 sendok teh.
Atau menurut petunjuk dokter.
Penyimpanan:
Simpan di tempat sejuk, kering dan terlindung dari cahaya
HARUS DENGAN RESEP DOKTER
Jenis: Kapsul/Suspensi
Produsen: PT Meprofarm
Tevox
indikasi:
Levofloksasin diindikasikan untuk orang dewasa (>18 tahun) dengan
infeksi-infeksi yang disebabkan oleh mikroorganisme yang sensitif pada
kondisi sebagai berikut :
– Sinusitis maksilaris akut.
– Bronkitis kronik dengan eksaserbasi bakteri akut.
– Pneumonia (community-acquired pneumonia).
– Infeksi kulit dan struktur kulit tanpa komplikasi.
– Infeksi saluran kemih
– Pielonefritis akut
Kontra Indikasi:
N/A
Komposisi:
Tiap 100 ml larutan Tevox Infus mengandung:
Levofloksasin hemihidrat yang setara dengan Levofloksasin 500 mg.
Tevox Tablet mengandung: Levofloksasin 500 mg.
Levofloksasin memiliki spektrum antibakteri yang luas. Levofloksasin aktif
terhadap bakteri gram positif dan negatif, termasuk bakteri anaerob. Selain
itu, levofloksasin juga memperlihatkan aktivitas antibakteri terhadap
Chlamydia pneumoniae dan Mycoplasma pneumoniae. Mekanisme kerja
levofloksasin yang utama adalah melalui penghambatan DNA gyrase
bakteri (DNA topoisomerase II), sehingga terjadi penghambatan replikasi
dan transkripsi DNA.
Aplikasi:
Tevox Infus: diberikan secara perlahan melalui infus intravena.
Tevox Tab: 250-500 mg satu kali sehari tergantung jenis dan tingkat
keparahan dari infeksi dan sensitivitas dari patogen penyebab.
Kemasan:
Tevox Infus: botol @ 100 ml
Tevox Tablet 500 mg: kotak berisi1 blister @ 10 tablet.
HARUS DENGAN RESEP DOKTER
Jenis: Larutan/Tablet
Produsen: PT Actavis

Vancocin
Indikasi:
– Infeksi berat yang disebabkan oleh stafilokokus yang resistan terhadap
metisilin (beta laktam)
– Pasien yang alergi terhadap pinisilin
– Pasien yang tidak memberikan respon terhadap obat-obat lain termasuk
pinisilin atau sefalosporin
– Infeksi yang disebabkan oleh mikroorganisme yang peka terhadap
vancomycin
Kontra Indikasi:
Hipersensitivitas terhadap vancomycin.
Deskripsi:
Generik: Vancomycin
Dosis:
Pasien dengan fungsi ginjal normal:
Dewasa: 500 mg setiap 6 jam atau 1 gram setiap 12 jam.
Anak-anak: 10 mg/kg/6 jam.
Bayi: dosis awal: 15 mg/kg, dilanjutkan dengan 10 mg/kg/12 jam.
Pasien dengan kelainan fungsi ginjal:
Disesuaikan dengan creatinine clearance penderita.
Cara Pemberian:
Bila ingin digunakan, campurkan dengan 10 ml sterile water for infection.
Vancocin yang telah dilarutkan ini dapat disimpan di lemari es selama 14
hari tanpa kehilangan potensinya.
Larutkan dengan sedikitnya 100 ml cairan infus dan berikan selama tidak
kurang dari 60 menit setiap kalinya kepada pasien.
Cairan infus yang dapat digunakan:
– 5% dextrose
– 0.9% NaCl
– Ringer laktat
– Ringer laktat dalam 5% dextrose
Efek Samping:
Nefrotoksisitas, ototoksisitas, flebitis sangat jarang terjadi.
Catatan:
Vancocin terutama diindikasikan untuk pengobatan infeksi berat di rumah
sakit. Infeksi berat ini biasanya disebabkan oleh stafilokokus yang sudah
resisten terhadap golongan metisilin (suatu pinisilin semisintetik) dimana
untuk kuman tersebut di atas Vancocin adalah obat pilihan utama.
Jenis: Tablet
Produsen: PT Eli Lilly

Ampicillin 125 mg/5ml


Indikasi:
Ampisilina digunakan untuk pengobatan :
Infeksi saluran pernafasan,seperti pneumonia faringitis, bronkitis, laringitis.
Infeksi saluran pencernaan, seperti shigellosis, salmonellosis.
Infeksi saluran kemih dan kelamin, seperti gonore (tanpa komplikasi),
uretritis, sistitis, pielonefritis.
Infeksi kulit dan jaringan kulit.
Septikemia, meningitis.
Kontra Indikasi:
Hipersensitif terhadap penisilina.
Komposisi:
Tiap 5 ml (satu sendok teh) suspensi mengandung Ampisilina Trihidrat
setara dengan Ampisilina Anhidrat 125 mg.
Cara Kerja:
Ampisilina termasuk golongan penisilina semisintetik yang berasal dari inti
penisilina yaitu asam 6-amino penisilinat (6-APA) dan merupakan antibiotik
spektrum luas yang bersifat bakterisid.
Secara klinis efektif terhadap kuman gram-positif yang peka terhadap
penisilina G dan bermacam-macam kuman gram-negatif, diantaranya :
1.Kuman gram-positif seperti S. pneumoniae, enterokokus dan stafilokokus
yang tidak menghasilkan penisilinase.
2.Kuman gram-negatif seperti gonokokus, H. influenzae, beberapa jenis E.
coli, Shigella, Salmonella dan P. mirabilis.
Dosis:
Untuk pemakaian oral dianjurkan diberikan ½ sampai 1 jam sebelum
makan.
Cara pembuatan suspensi, dengan menambahkan air matang sebanyak 50
ml, kocok sampai serbuk homogen. Setelah rekonstitusi, suspensi tersebut
harus digunakan dalam jangka waktu 7 hari.
Pemakaian parenteral baik secara i.m. ataupun i.v. dianjurkan bagi
penderita yang tidak memungkinkan untuk pemakaian secara oral.
Cara pembuatan larutan injeksi :
Kemasan Cara pemakaian Penambahan air untuk injeksi
Vial 0,5 g i.m./i.v. 1,5 ml
Vial 1,0 g i.m./i.v. 2,0 ml
Posologi:
Terapi oral
Dewasa dan anak-anak dengan berat badan lebih dari 20 kg :
Infeksi saluran pernafasan : 250 – 500 mg setiap 6 jam.
Infeksi saluran pencernaan, saluran kemih dan kelamin : 500 mg setiap 6
jam.
Anak-anak dengan berat badan 20 kg atau kurang : 50 – 100 mg/kg BB
sehari diberikan dalam dosis terbagi setiap 6 jam.
Pada infeksi yang berat dianjurkan diberikan dosis yang lebih tinggi.
Terapi parenteral
Dewasa dan anak-anak dengan berat badan lebih dari 20 kg :
Infeksi saluran pernafasan, kulit dan jaringan kulit : 250 – 500 mg setiap 6
jam.
Infeksi saluran pencernaan, saluran kemih dan kelamin : 500 mg setiap 6
jam.
Septikemia dan bakterial meningitis : 150 – 200 mg/kg BB sehari dalam
dosis terbagi setiap 3 – 4 jam, diberikan secara i.v. selama 3 hari selanjutnya
secara i.m.
Anak-anak dengan berat badan 20 kg atau kurang :
Infeksi saluran pernafasan, kulit dan jaringan kulit : 25 – 50 mg/kg BB sehari
dalam dosis terbagi setiap 6 jam.
Infeksi saluran pencernaan, saluran kemih dan kelamin : 50 – 100 mg/kg BB
sehari dalam dosis terbagi setiap 6 jam.
Septikemia dan bakterial meningitis : 100 – 200 mg/kg BB sehari dalam
dosis terbagi setiap 3 – 4 jam, diberikan secara i.v. selama 3 hari selanjutnya
secara i.m.
Bayi berusia 1 minggu atau kurang :
25 mg/kg BB secara i.m./i.v. setiap 8 – 12 jam.
Bayi berusia lebih dari 1 minggu :
25 mg/kg BB secara i.m./i.v. setiap 6 – 8 jam.
Perhatian:
Efek Samping:
Pada beberapa penderita, pemberian secara oral dapat disertai diare ringan
yang bersifat sementara disebabkan gangguan keseimbangan flora usus.
Umumnya pengobatan tidak perlu dihentikan. Flora usus yang normal
dapat pulih kembali 3 – 5 hari setelah pengobatan dihentikan.
Gangguan pada saluran pencernaan seperti glossitis, stomatitis, mual,
muntah, enterokolitis, kolitis pseudomembran.
Pada penderita yang diobati dengan Ampisilina, termasuk semua jenis
penisilina dapat timbul reaksi hipersensitif, seperti urtikaria, eritema
multiform. Syok anafilaksis merupakan reaksi paling serius yang terjadi
pada pemberian secara parenteral.
Cara Penyimpanan:
Simpan di tempat sejuk dan kering.
HARUS DENGAN RESEP DOKTER
Jenis: Sirup
Produsen: PT Indofarma

Cefadroxil 500 mg
Indikasi:
Cefadroxil diindikasikan untuk pengobatan infeksi yang disebabkan oleh
mikroorganisme yang sensitif seperti:
– Infeksi saluran pernafasan : tonsillitis, faringitis, pneumonia, otitis media.
– Infeksi kulit dan jaringan lunak.
– Infeksi saluran kemih dan kelamin.
– Infeksi lain: osteomielitis dan septisemia.
Kontra Indikasi:
Penderita yang hipersensitif terhadap sefalosporin.
Komposisi:
Cefadroxil 500, tiap kapsul mengandung cefadroxil monohydrate setara
dengan cefadroxil 500 mg.
Cara Kerja:
Cefadroxil adalah antibiotika semisintetik golongan sefalosforin untuk
pemakaian oral.
Cefadroxil bersifat bakterisid dengan jalan menghambat sintesa dinding sel
bakteri. Cefadroxil aktif terhadap Streptococcus beta-hemolytic,
Staphylococcus aureus (termasuk penghasil enzim penisilinase),
Streptococcus pneumoniae, Escherichia coli, Proteus mirabilis, Klebsiella
sp, Moraxella catarrhalis.
Dosis:
Dewasa:
Infeksi saluran kemih:
Infeksi saluran kemih bagian bawah, seperti sistitis : 1 – 2 g sehari dalam
dosis tunggal atau dua dosis terbagi, infeksi saluran kemih lainnya 2 g sehari
dalam dosis terbagi.
Infeksi kulit dan jaringan lunak: 1 g sehari dalam dosis tunggal atau dua
dosis terbagi.
Infeksi saluran pernafasan:
Infeksi ringan, dosis lazim 1 gram sehari dalam dua dosis terbagi.
Infeksi sedang sampai berat, 1 – 2 gram sehari dalam dua dosis terbagi.
Untuk faringitis dan tonsilitis yang disebabkan oleh Streptococcus beta-
hemolytic : 1 g sehari dalam dosis tunggal atau dua dosis terbagi,
pengobatan diberikan minimal selama 10 hari.
Anak-anak:
Infeksi saluran kemih, infeksi kulit dan jaringan lunak : 25 – 50 mg/kg BB
sehari dalam dua dosis terbagi.
Faringitis, tonsilitis, impetigo : 25 – 50 mg/kg BB dalam dosis tunggal atau
dua dosis terbagi. Untuk infeksi yang disebabkan Streptococcus beta-
hemolytic, pengobatan diberikan minimal selama 10 hari.
Efek Samping:
Gangguan saluran pencernaan, seperti mual, muntah, diare, dan gejala
kolitis pseudomembran.
Reaksi hipersensitif, seperti ruam kulit, gatal-gatal dan reaksi anafilaksis.
Efek samping lain seperti vaginitis, neutropenia dan peningkatan
transaminase.
Interaksi Obat:
Obat-obat yang bersifat nefrotoksik dapat meningkatkan toksisitas
sefalosporin terhadap ginjal.
Probenesid menghambat sekresi sefalosporin sehingga memperpanjang
dan meningkatkan konsentrasi obat dalam tubuh.
Alkohol dapat mengakibatkan Disulfiram-like reactions, jika diberikan 48 –
72 jam setelah pemberian sefalosporin.
Cara Rekonstitusi Suspensi:
Tambahkan 45 ml air minum, kocok sampai suspensi homogen.
Setelah 7 hari suspensi yang sudah direkonstitusi tidak boleh digunakan
lagi.
Cara Penyimpanan:
Simpan dalam wadah tertutup rapat pada suhu kamar (15 – 30ºC).
Kemasan: Kotak 5 strip @ 10 kapsul
Jenis: Kapsul
Produsen: PT Indofarma

Cefixime Sirup
Indikasi:
Cefixime diindikasikan untuk pengobatan infeksi-infeksi yang disebabkan
oleh mikroorganisme yang rentan antara lain:
1 Infeksi saluran kemih tanpa komplikasi yang disebabkan oleh Escherichia
coli dan Proteus mirabilis.
2 Otitis media yang disebabkan oleh Haemophilus influenzae (strain ?-
laktamase positif dan negatif), Moraxella (Branhamella) catarrhalis
(sebagian besar adalah ?-laktamase positif) dan Streptococcus
pyogenes.
3 Faringitis dan tonsillitis yang disebabkan oleh Streptococcus pyogenes.
4 Bronkitis akut dan bronkitis kronik dengan eksaserbasi akut yang
disebabkan oleh Streptococcus pneumoniae dan Haemophilus
influenzae (strain ?-laktamase positif dan negatif).
Kontra Indikasi:
Penderita dengan riwayat shock atau hipersensitif akibat beberapa bahan
dari sediaan ini.
Komposisi:
Tiap 5 ml suspensi mengandung:
Cefixime trihidrat 111,92 mg setara dengan Cefixime 100 mg
Farmakologi:
Aktivitas antibakteri
Cefixime bersifat bakterisid dan berspektrum luas terhadap
mikroorganisme gram positif dan gram negatif, seperti sefalosporin oral
yang lain, cefixime mempunyai aktivitas yang poten terhadap
mikroorganisme gram positif seperti Streptococcus sp., Streptococcus
pneumoniae, dan gram negatif seperti Branhamella catarrhalis, Escherichia
coli, Proteus sp., Haemophilus influenzae.
Mekanisme kerjanya yaitu menghambat sintesis dinding sel. Cefixime
memiliki afinitas tinggi terhadap “penicillin-binding-protein” (PBP) 1 (1a, 1b,
dan 1c) dan 3, dengan tempat aktivitas yang bervariasi tergantung jenis
organismenya.
Cefixime stabil terhadap ?-laktamase yang dihasilkan oleh beberapa
organisme, dan mempunyai aktivitas yang baik terhadap organisme
penghasil ?-laktamase.
Farmakokinetika:
Konsentrasi dalam serum.
Pemberian per oral dosis tunggal 50,100 atau 200 mg (potensi) cefixime
pada orang dewasa sehat dalam keadaan puasa, kadar puncak serum
dicapai setelah 4 jam pemberian yaitu masing-masing 0,69; 1,13; dan 1,95
?g/ml. Waktu paruh serum adalah 2,3-2,5 jam. Pemberian per oral dosis
tunggal 1,5; 3,0; atau 6,0 mg (potensi)/kg cefixime pada penderita pediatrik
dengan fungsi ginjal normal, kadar puncak serum dicapai setelah 3-4 jam
pemberian, yaitu masing-masing 1,14; 2,01; dan 3,97 ?g/ml. Waktu paruh
serum adalah 3,2-3,7 jam.
Distribusi (penetrasi ke dalam jaringan)
Penetrasi ke dalam sputum, tonsil, jaringan maxillary sinus mucosal,
otorrhea, cairan empedu dan jaringan kandung empedu adalah baik.
Metabolisme
Tidak ditemukan adanya metabolit yang aktif sebagai antibakteri di dalam
serum atau urin.
Eliminasi
Cefixime terutama diekskresikan melalui ginjal. Jumlah ekskresi urin
(sampai 12 jam) setelah pemberian oral 50, 100 atau 200 mg (potensi) pada
orang dewasa sehat dalam keadaan puasa kurang lebih 20-25% dari dosis
yang diberikan. Kadar puncak urin masing-masing 42,9; 62,2 dan 82,7 ?g/ml
dicapai dalam 4-6 jam setelah pemberian. Jumlah ekskresi urin (sampai 12
jam) setelah pemberian oral 1,5; 3,0; atau 6,0 mg (potensi)/kgBB pada
penderita pediatrik dengan fungsi ginjal yang normal kurang lebih 13-20%.
Dosis:
Dosis harian yang lazim untuk pediatrik adalah 1,5-3 mg (potensi)/kgBB
diberikan per oral dua kali sehari. Dosis sebaiknya disesuaikan dengan
keadaan penderita. Untuk infeksi yang berat, dosis dapat ditingkatkan
sampai 6 mg (potensi)/kgBB diberikan dua kali sehari.
Pada anak-anak yang menderita otitis media sebaiknya diobati dengan
suspensi. Dari penelitian klinis, otitis yang diobati dengan sediaan suspensi
cefixime didapat bahwa kadar puncak dalam plasma lebih besar dari tablet
bila diberikan dengan dosis yang sama. Sehingga untuk pengobatan otitis
media sebaiknya sediaan suspensi jangan diganti.
Penderita dengan gangguan fungsi ginjal memerlukan penyesuaian dosis
tergantung pada berat ringannya gangguan, yang direkomendasikan
adalah 75% dari dosis standar (yaitu 300 mg sehari) bila klirens kreatinin
antara 21 dan 60 ml/menit atau untuk penderita dengan hemodialisis ginjal,
dan 50% dari dosis standar (yaitu 200 mg sehari) bila klirens kreatinin
kurang dari 20 ml/menit atau penderita yang menjalani dialisis terus
menerus (opname).
Pada kasus overdosis:
Lavage lambung bisa dilakukan bila tidak ada antidot yang spesifik.
Cefixime tidak dikeluarkan dalam jumlah yang signifikan dari sirkulasi
dengan hemodialisis atau dialisis peritoneal.
Efek samping:
1 Shock.
2 Perhatian yang cukup sebaiknya dilakukan karena gejala-gejala shock
kadang-kadang bisa terjadi. Jika beberapa tanda atau gejala seperti
perasaan tidak enak, rasa tidak enak pada rongga mulut, stridor,
dizziness, defekasi yang tidak normal, tinnitus atau diaphoresis; maka
pemakaian sediaan ini harus dihentikan.
3 Hipersensitivitas.
4 Jika tanda-tanda reaksi hipersensitivitas seperti rash, urtikaria, eritema,
pruritus atau demam maka pemakaian sediaan ini harus dihentikan
dan sebaiknya dilakukan penanganan lain yang lebih tepat.
5 Hematologik.
6 Granulositopenia atau eosinophilia jarang terjadi. Kadang-kadang
thrombocytopenia dapat terjadi. Pemakaian sediaan ini sebaiknya
dihentikan bila ditemukan adanya kelainan-kelainan ini. Dilaporkan
bahwa terjadi anemia hemolitik pada penggunaan preparat cefixime
lainnya.
7 Hepatik.
8 Jarang terjadi peningkatan GOT, GPT atau alkaline phosphatase.
9 Renal.
10 Pemantauan fungsi ginjal secara periodik dianjurkan karena
gangguan fungsi ginjal seperti insufisiensi ginjal kadang-kadang dapat
terjadi. Bila ditemukan adanya kelainan-kelainan ini, hentikan
pemakaian obat ini dan lakukan penanganan lain yang lebih tepat.
11 Saluran cerna.
12 Kadang-kadang terjadi kolitis seperti kolitis pseudomembranosa,
yang ditunjukkan dengan adanya darah di dalam tinja. Nyeri lambung
atau diare terus menerus memerlukan penanganan yang tepat, jarang
terjadi muntah, diare, nyeri lambung, rasa tidak enak dalam lambung,
heartburn atau anoreksia, nausea, rasa penuh dalam lambung atau
konstipasi.
13 Pernafasan.
14 Kadang-kadang terjadi pneumonia interstitial atau sindroma PIE,
yang ditunjukkan dengan adanya gejala-gejala demam, batuk,
dyspnea, foto rontgen thorax yang tidak normal dan eosinophilia,
sebaiknya hentikan pengobatan dengan obat ini dan lakukan
penanganan lain yang tepat seperti pemberian hormon
adrenokortikal.
15 Perubahan flora bakterial.
16 Jarang terjadi stomatitis atau kandidiasis.
17 Defisiensi vitamin.
18 Jarang terjadi defisiensi vitamin K (seperti hipoprotrombinemia atau
kecenderungan pendarahan) atau defisiensi grup vitamin B (seperti
glositis, stomatitis, anoreksi atau neuritis).
19 Lain-lain.
▪ Jarang terjadi sakit kepala atau dizziness.
▪ Pada penelitian terhadap anak tikus yang diberi 1.000 mg/kgBB/hari
secara oral, dilaporkan adanya penurunan spermatogenesis.
20 Pengaruh terhadap tes laboratorium.
▪ Dapat terjadi hasil false positive pada penentuan kadar gula urin
dengan menggunakan larutan Benedict, larutan fehling dan
Clintest. Tetapi dengan test-tape tidak terjadi false positive.
▪ Dapat terjadi positive direct Coombs test.
Peringatan dan perhatian:
▪ Perhatian umum
▪ Hati-hati terhadap reaksi hipersensitif, karena reaksi-reaksi seperti shock
dapat terjadi.
▪ Sediaan ini sebaiknya jangan diberikan kepada penderita-penderita yang
masih dapat diobati dengan antibiotika lain, jika perlu dapat diberikan
dengan hati-hati. Penderita dengan riwayat hipersensitif terhadap
bahan-bahan dalam sediaan ini atau dengan antibiotika cefixime
lainnya.
▪ Cefixime harus diberikan dengan hati-hati kepada penderita, antara lain
sebagai berikut:
▪ Penderita dengan riwayat hipersensitif terhadap penisilin.
▪ Penderita dengan riwayat personal atau familial terhadap berbagai
bentuk alergi seperti asma bronkial, rash, urtikaria.
▪ Penderita dengan gangguan fungsi ginjal berat.
▪ Penderita dengan nutrisi oral rendah, penderita yang sedang
mendapatkan nutrisi parenteral, penderita lanjut usia atau
penderita yang dalam keadaan lemah. Observasi perlu
dilakukan dengan hati-hati pada penderita ini karena dapat
terjadi defisiensi vitamin K.
▪ Penggunaan selama kehamilan
▪ Keamanan pemakaian cefixime selama masa kehamilan belum terbukti.
Sebaiknya sediaan ini hanya diberikan kepada penderita yang sedang
hamil atau wanita yang hendak hamil, bila keuntungan terapetik lebih
besar dibanding risiko yang terjadi.
▪ Penggunaan pada wanita menyusui
▪ Belum diketahui apakah cefixime diekskresikan melalui air susu ibu.
Sebaiknya tidak menyusui untuk sementara waktu selama
pengobatan dengan obat ini.
▪ Penggunaan pada bayi baru lahir atau bayi prematur
▪ Keamanan dan keefektifan penggunaan cefixime pada anak-anak dengan
usia kurang dari 6 bulan belum dibuktikan (termasuk bayi baru lahir
dan bayi prematur).
Cara pelarutan:
Suspensikan dengan menambah 10 ml air, kocok selama 30 detik,
tambahkan lagi 10 ml air, kocok lagi selama 30 detik.
Setelah rekonstitusi, suspensi dapat disimpan selama 14 hari, baik pada
suhu kamar (di bawah 30ºC) maupun lemari es (di antara 2-8ºC), tanpa
kehilangan potensi yang signifikan, tutup erat-erat. Buang sisanya bila telah
disimpan selama 14 hari.
Penyimpanan:
Simpan pada suhu di bawah 30 derajat C.
KOCOK DAHULU SEBELUM DIPAKAI
HARUS DENGAN RESEP DOKTER
Jenis: Sirup Kering
Produsen: PT Dexa Medica

Ciprofloxacin 500 mg
Indikasi:
Untuk mengobati infeksi yang disebabkan oleh kuman patogen yang peka
terhadap ciprofloxacin, antara lain pada :
– Saluran kemih termasuk prostatitis.
– Uretritis dan serpisitis gonore.
– Saluran cerna, termasuk demam thyfoid dan parathyfoid.
– Saluran nafas, kecuali pneumonia dan streptococus.
– Kulit dan jaringan lunak.
– Tulang dan sendi.
Kontra Indikasi:
– Penderita yang hipersensitivitas terhadap siprofloksasin dan derivat
quinolone lainnya
– tidak dianjurkan pada wanita hamil atau menyusui,anak-anak pada masa
pertumbuhan,karena pemberian dalam waktu yang lama dapat
menghambat pertumbuhan tulang rawan.
– Hati-hati bila digunakan pada penderita usia lanjut
– Pada penderita epilepsi dan penderita yang pernah mendapat gangguan
SSP hanya digunakan bila manfaatnya lebih besar dibandingkan denag
risiko efek sampingnya.
Komposisi :
Ciprofloxacin 250 mg : Tiap tablet salut selaput mengandung Ciprofloxacin
250 mg
Ciprofloxacin 500 mg : Tiap tablet salut selaput mengandung ciprofloxacin
500 mg.
Farmakologi :
Ciprofloxacin (1-cyclopropyl-6-fluoro-1,4-dihydro-4-oxo-7-(-1-piperazinyl-3-
quinolone carboxylic acid) merupakan salah satu obat sintetik derivat
quinolone. mekanisme kerjanya adalah menghambat aktifitas DNA gyrase
bakteri, bersifat bakterisida dengan spektrum luas terhadap bakteri gram
positif maupun gram negatif.
ciprofloxacin diabsorbsi secara cepat dan baik melalui saluran cerna,
bioavailabilitas absolut antara 69-86%, kira-kira 16-40% terikat pada
protein plasma dan didistribusi ke berbagai jaringan serta cairan tubuh.
metabolismenya dihati dan diekskresi terutama melalui urine.
Dosis :
1.Untuk infeksi saluran kemih :
– Ringan sampai sedang : 2 x 250 mg sehari
– Berat : 2 x 500 mg sehari
– Untuk gonore akut cukup pemberian dosis tunggal 250 mg sehari
2.Untuk infeksi saluran cerna :
– Ringan / sedang / berat : 2 x 250 mg sehari
3.Untuk infeksi saluran nafas, tulang dan sendi kulit dan jaringan lunak :
– Ringan sampai sedang : 2 x 500 mg sehari
– Berat : 2 x 750 mg sehari
– Untuk mendapatkan kadar yang adekuat pada osteomielitis maka
pemberian tidak boleh kurang dari2 x 750 mg sehari
– Dosis untuk pasien dengan gangguan fungsi ginjal : Bila bersihan kreatinin
kurang dari 20 ml/menit maka dosis normal yang dianjurkan harus diberikan
sehari sekali atau dikurangi separuh bila diberikan 2 x sehari.
– Lamanya pengobatan tergantung dari beratnya penyakit.
Untuk infeksi akut selama 5-10 hari biasanya pengobatan selanjutnya paling
sedikit 3 hari sesudah gejala klinik hilang.
Peringatan dan perhatian :
– Untuk menghindari terjadinya kristaluria maka tablet siprofloksasin harus
ditelan dengan cairan
– Hati-hati pemberian pada penderita dengan gangguan fungsi ginjal (lihat
keteranga pada dosis )
– Pemakaian tidak boleh melebihi dosis yang dianjurkan
– Selama minum obat ini tidak dianjurkan mengendarai kendaraan
bermotor atau menjalankan mesin.
Efek samping :
Efek samping siprofloksasin biasanya ringan dan jarang timbul antara lain:
– Gangguan saluran cerna : Mual,muntah,diare dan sakit perut
– Gangguan susunan saraf pusat : Sakit kepala,pusing,gelisah,insomnia dan
euforia
– Reaksi hipersensitivitas : Pruritus dan urtikaria
– Peningkatan sementara nilai enzim hati,terutama pada pasien yang
pernah mengalami kerusakan hati.
– Bila terjadi efek samping konsultasi ke Dokter
HARUS DENGAN RESEP DOKTER
Jenis: Tablet
Produsen: PT OGBdexa

Dumoxin
Indikasi:
-Infeksi saluran pernafasan
-Pneumonia yang disebabkan oleh Mycoplasma pneumonia
-Pengobatan bronchitis dan sinusitis kronis
-Infeksi saluran kemih
-Infeksi kulit : acne vulgaris
-Penyakit karena hubungan seksual :
-Sebagai alternatif untuk pengobatan gonore dan sifilis.
-Infeksi mata yang disebabkan oleh Gonococci, Staphylococci dan
H.Influenza seperti trachoma dan konjunctivitis.
-Infeksi Ricketsia
Kontra Indikasi:
N/A
Komposisi:
Dumoxin 100 mg tablet: Setiap tablet mengandung doksisiklin hiklat yang
setara dengan doksisiklin 100 mg
Doksisiklin bekerja dengan jalan menghalangi pembentukan protein
bakteri, dan tempat kerjanya pada bakteri 30 S-ribosom.
Doksisiklin mempunyai spektrum luas terhadap bakteri gram positif dan
gram negatif.
Dosis:
Dewasa dan anak-anak diatas umur 8 tahun dengan berat badan > 45 kg :
200 mg per hari
HARUS DENGAN RESEP DOKTER
Jenis: Tablet
Produsen: PT Actavis

KALMICETINE Kloramfenikol Kapsul


Indikasi:
Sebagai terapi pilihan utama untuk pengobatan tifus dan paratifus.
Untuk infeksi-infeksi berat yang disebabkan oleh:
– Salmonella sp.
– H. influenzae (terutama infeksi meningeal)
– Rickettsa
– Limphogranuloma
– Psittachosis
– Gram-negatif yang menyebabkan bakteremia meningitis.
Kontra Indikasi:
– Penderita yang hipersensitif terhadap kloramfenikol
– Penderita gangguan fungsi hati yang berat
– Penderita gangguan fungsi ginjal yang berat
Komposisi:
Tiap kapsul mengandung:
Kloramfenikol…………………………………………250 mg
Tiap 5 ml suspensi mengandung:
Kloramfenikol Palmitat yang setara dengan Kloramfenikol…………..125 mg
Etanol…………………………………………………………0.78% v/v
Farmakologi:
Kloramfenikol merupakan antimikroba berspektrum luas yang efektif
terhadap bakteri gram positif dan bakteri gram negatif. Mekanisme
kerjanya adalah menghambat sintesa protein sel mikroba.
Dosis dan Cara Pemberian:
– Dewasa, anak-anak dan bayi berumur di atas 2 minggu: 50 mg/kg BB
sehari dibagi menjadi 3-4 dosis.
– Bayi berumur di bawah 2 minggu: 25 mg/kg BB sehari dibagi menjadi 4
dosis.
Peringatan dan Perhatian:
– Tidak dianjurkan penggunaan untuk wanita hamil dan menyusui karena
keamanannya belum dapat dipastikan.
– Pada pemakaian jangka panjang perlu dilakukan pemeriksaan
hematologisecara berkala.
– Hanya digunakan untuk infeksi yang sudah jelas penyebabnya, kecuali bila
ada kemungkinan infeksi berat.
– Perlu dilakukan pengawasan terhadap kemungkinan timbulnya
superinfeksi oleh bakteri dan jamur.
– Hati-hati bila dipergunakan pada penderita dengan gangguan fungsi
ginjal dan hati, bayi yang lahir prematur dan bayi baru lahir (2 minggu
pertama).
– Tidak untuk pencegahan infeksi, pengobatan influenza, batuk dan pilek.
Efek Samping:
– Diskrasia darah terutama anemia aplastik yang dapat menjadi serius dan
fatal.
– Gangguan gastrointestinal misalnya: mual, muntah, diare.
– Reaksi hipersensitif, misalnya: anafilaktik dan urtikaria.
– Sindroma Grey pada bayi baru lahir, terutama bayi prematur.
Interaksi Obat:
Kloramfenikol menghambat biotransformasi senyawa lain yang
dimetabolisme oleh enzim mikrosoma hati seperti dikumarol, fenitoin,
tolbutamida dan turunan sulfonylurea lainnya.
Penyimpanan:
Simpan pada suhu kamar (di bawah 30 derajat Celsius).
Kemasan:
Kapsul: Dos berisi 10 blister x 10 kapsul
Dos berisi 30 blister x 10 kapsul
HARUS DENGAN RESEP DOKTER
Jenis: Kapsul
Produsen: PT Kalbe Farma

Lincomycin
Indikasi:
Linkomisin diindikasikan untuk pengobatan infeksi serius yang disebabkan
oleh stafilokokus, streptokokus, pneumokokus.
Kontra Indikasi:
Hipersensitif terhadap linkomisin dan klindamisin.
Tidak diindikasikan untuk pengobatan infeksi bakteri yang ringan atau
terhadap infeksi oleh virus.
Pada penggunaan untuk infeksi berat (life threating) digunakan preparat
linkomisin parenteral.
Jangan digunakan pada bayi yang baru lahir.
Komposisi:
Tiap kapsul mengandung 272,4 mg linkomisin hidroklorida setara dengan
250 mg linkomisin.
Tiap kapsul mengandung 545 mg linkomisin hidroklorida setara dengan 500
mg linkomisin.
Cara Kerja Obat:
Linkomisin dapat bekerja sebagai bakteriostatik maupun bakterisida
tergantung konsentrasi obat pada tempat infeksi dan organisme penyebab
infeksi. Linkomisin menghambat sintesa protein organisme dengan
mengikat subunit ribosom 50 S yang mengakibatkan terhambatnya
pembentukan ikatan peptida.
Dosis:
Dewasa: 500 mg setiap 6 – 8 jam.
Anak-anak berumur lebih dari 1 bulan: 30 – 60 mg/kg BB sehari dalam dosis
terbagi 3 – 4.
Untuk infeksi yang disebabkan oleh kuman streptokokus betha-
haemolitikus, pengobatan paling sedikit 10 hari.
Pasien dengan gangguan fungsi ginjal, dosis 25 – 30% dari dosis penderita
dengan penderita ginjal normal.
Agar dapat diabsorpsi optimal dianjurkan untuk tidak makan kecuali minum
air 1 jam sebelum dan 1 – 2 jam sesudah minum obat ini.
Peringatan dan Perhatian:
Bila terjadi diare, pemakaian linkomisin harus dihentikan.
Selama terapi linkomisin jangka panjang, tes fungsi hati dan hitung sel
darah harus dilakukan secara periodik.
Linkomisin tidak dindikasikan untuk bayi yang baru lahir.
Keamanan pemakaian pada wanita hamil dan menyusui belum diketahui.
Efek Samping:
Saluran pencernaan, seperti mual, muntah dan diare.
Reaksi hipersensitif, seperti rash dan urtikaria.
Rasa yang tidak umum seperti haus, letih dan kehilangan bobot tubuh
(pseudomembranous colitis).
Hematopoietik: Neutropenia, leukopenia, agranulositosis.
Interaksi Obat:
Kaolin.
Jika pemakaian kedua obat ini memang diperlukan, pasien harus menerima
kaolin paling tidak 2 jam sebelum linkomisin.
Senyawa penghambat neuromuskular.
Dapat terjadi resisten silan dengan eritromisin termasuk gejala-gejala yang
diketahui terjadi sebagai efek dari makrolida.
Cara Penyimpanan:
Simpan di tempat sejuk dan kering.
HARUS DENGAN RESEP DOKTER
Jenis: Capsul
Produsen: PT Indofarma

Super Tetra
Indikasi:
– SUPER TETRA merupakan antibiotik pilihan utama terhadap infeksi yang
disebabkan oleh mikroorganisme sebagai berikut: Vibrio cholerae, Vibrio
fetus, Haemophilus ducreyi, Mycoplasma pneumoniae, semua jenis
Rickettsia, Borrelia Spp., Chlamydia (psittacosis, omithosis,
lymphogranuloma venereum, Trachoma-Incluston Conjuctivitis), Brucella
Spp.
– SUPER TETRA merupakan obat alternatif lain disamping Penisilin untuk
infeksi yang disebabkan oleh mikroorganisme sebagai berikut: Neisseria
gonorrhoeae, Treponema pallidum dan Treponema pertenuc, Haemophilus
influenzae,Bacillus anthracis.
– SUPER TETRA bukan untuk batuk kering dan virus.
Kontra Indikasi:
Hipersensitif terhadap golongan tetracycline. Penderita gangguan ginjal.
Komposisi:
Tiap kapsul lunak mengandung:
tetracycline HCL phosphate buffered setara dengan tetracycline HCL
…………………. 250 mg
Farmakologi:
SUPER TETRA mengandung tetracycline HCL phosphate buffered. Bekerja
dengan jalan menghambat sintesa protein kuman.
Posologi:
Pemberian dilakukan 1 jam sebelum makan atau 2 jam sesudah makan.
Dosis dan lama pemakaian tergantung pada jenis dan beratnya infeksi atau
sesuai dengan petunjuk dokter.
Dosis lazim dewasa: 1 – 2 kapsul setiap 6 jam.
Dosis lazim anak-anak > 8 tahun : 25 – 50 mg/kg berat badan per hari dalam
dosis terbagi-bagi tiap 6 jam.
Perhatian:
Penggunaan tetracycline pada penderita dengan gangguan fungsi ginjal,
wanita hamil, selama menyusui dan anak-anak di bawah umur 8 tahun tidak
dianjurkan.
Penggunaan jangka lama dapat berakibat timbulnya super infeksi karena
pertumbuhan mikroorganisme yang resisten terhadap anti infeksi.
Efek Samping:
Mual, muntah, rash pada kulit, urtikaria dan nyeri pada bagian ulu hati.
Interaksi Obat:
Pemakaian tetracycline bersama-sama dengan preparat-preparat yang
mengandung calcium, magnesium, iron, aluminium, dan susu tidak
dianjurkan, karena kation bivalen dan polivalen dapat membentuk kelat
dengan tetracycline serta menghambat penyerapannya.
Pemberian bersama dengan kontrasepsi oral dapat mengurangi efektifitas
kontrasepsi oral.
HARUS DENGAN RESEP DOKTER
Jenis: Kapsul
Produsen: PT Darya-Varia
Tetracycline
Indikasi:
Bruselosis, batuk rejan, pneumonia, demam yang disebabkan oleh
Rickettsia, infeksi saluran kemih, bronkitis kronik. Psittacosis dan
Lymphogranuloma inguinale. Juga untuk pengobatan infeksi-infeksi yang
disebabkan oleh Staphylococcus dan Streptococcus pada penderita yang
peka terhadap penisilin, disentri amuba, frambosia, gonore dan tahap
tertentu pada sifilis.
Kontra Indikasi:
– Penderita yang peka terhadap obat-obatan golongan Tetrasiklin.
– penderita gangguan fungsi ginjal (pielonefritis akut dan kronis).
Komposisi:
Tetracycline 250 mg Kapsul
Tiap kapsul mengandung: Tetrasiklin HCl 250 mg.
Tetracycline 500 mg Kapsul
Tiap kapsul mengandung: Tetrasiklin HCl 500 mg.
Cara Kerja Obat:
Tetrasiklin HCl termasuk golongan tetrasiklin, mempunyai spektrum luas
dan bersifat bakteriostatik, cara kerjanya dengan menghambat
pembentukan protein pada bakteri.
Efek Samping:
– Pada pemberian lama atau berulang-ulang, kadang-kadang terjadi
superinfeksi bakteri atau jamur seperti:enterokolitis dan kandidiasis.
– Gangguan gastrointestinal seperti: anoreksia, pyrosis, vomiting, flatulen
dan diare.
– Reaksi hipersensitif seperti: urtikaria, edema, angioneurotik, atau
anafilaksis.
– Jarang terjadi seperti: anemia hemolitik, trombositopenia,neutropenia
dan eosinofilia.
Peringatan dan Perhatian:
– Hendaknya diminum dengan segelas penuh air +/- 240 ml untuk
meminimkan iritasi saluran pencernaan.
– Sebaiknya tetrasikli tidak diberikan pada kehamilan 5 bulan terakhir
sampai anak berusia 8 tahun, karena menyebabkan perubahan warna gigi
menjadi kuning dan terganggupertumbuhan tulang.
– Penggunaan tetrasiklin pada penderita dengan gangguan fungsi
ginjal,dapat menimbulkan efek komulasi.
– Hati-hati penggunaan pada penderita dengan gangguan fungsi hati,
wanita menyusui.
– Jangan minum susu atau makanan produk susu lainnya dalam waktu 1 – 3
jam setelah penggunaan Tetrasiklin.
Dosis:
– Dewasa: 4 kali sehari 250 mg – 500 mg.
Lama pemakaian:
Kecuali apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, pengobatan dengan
Tetracycline kapsul hendaknya paling sedikit berlangsung selama 3 hari,
agar kuman-kuman penyebab penyakit dapat terberantas seluruhnya dan
untuk mencegah terjadinya resistansi bakteri terhadap tetrasiklin.
– Anak-anak di atas 8 tahun: sehari 25 – 50 mg/kg berat badan dibagi dalam
4 dosis, maksimum 1 g.
Diberikan 1 jam sebelum atau 2 jam setelah makan.
Interaksi Obat:
– Tetrasiklin membentuk kompleks khelat dengan ion-ion kalsium,
magnesium, besi dan aluminium. Maka sebaiknya tidak diberikan
bersamaan dengan tonikum-tonikum yang mengandung besi atau dengan
antasida berupa senyawa aluminium, amgnesium. Susu mengandung
banyak kalsium, sehingga sebaiknya tidak diminum bersamaan dengan
susu.
– Pengobatan dengan tetrasiklin jangan dikombinasikan dengan penisilin
atau sefalosporin.
– Karbamazepin dan fenitoin: menurunkan efektifitas tetrasiklin secara oral.
– Tetrasiklin akan memperpanjang kerja antikluogulan kumarin, sehingga
proses pembekuan akan tertunda.
Cara Penyimpanan:
Simpan di tempat yang sejuk dan kering serta terlindung dari cahaya.
Jenis: Kapsul
Produsen: PT Kimia Farma

TRICHOSTATIC
Indikasi:
Untuk vaginitis yang disebabkan oleh Trichomonas vaginalis dan Candida
albicans
Kontra Indikasi:
N/A
Komposisi:
Metronidazole 500 mg; Nystatin 100.000 iu
Efek Samping:
Reaksi hipersensitif, pruritus, urtikaria, neuropati perifer dapat terjadi
Peringatan dan Perhatian:
▪ Tidak diberikan pada pasiens yang memiliki riwayat hipersensitif terhadap
Metronidazole dan Nystatin, tuberculose pamukosa dan keadaan
yang disebabkan oleh virus tertentu.
▪ Untuk mencegah kambuhnya kembali maka pada waktu yang bersamaan,
pasangan yang bersangkutan harus diobati dengan sediaan oral.
▪ Jangan diberikan selama trimester pertama kehamilan. Pada trimester
kedua dan ketiga hanya digunakan sebagai terapi paliatif.
▪ Metronidazole bersifat karsinogenik pada mencit, pleh karena itu hanya
untuk indikasi tersebut diatas.
Interaksi Obat:
▪ Metronidazole dapat meningkatkan efek antikoagulan kumarin dan
warfarin.
▪ Pemakaian dengan alkohol dapat menimbulkan mual, muntah, sakit
kepala, muka memerah serta kram abdomen.
▪ Phenobarbital dapat meningkatkan metabolisme dari Metronidazole.
Sediaan:
Ovula, Box 1 strip @ 6 ovule
Dosis:
1 kali sehari 1 ovula
Jenis: Ovula
Produsen: PT Phapros Tbk

Anda mungkin juga menyukai