Anda di halaman 1dari 20

FARMAKOLOGI DAN TOKSIKOLOGI

PRODI S1 FARMASI

GOLONGAN PENISILIN

NAMA : SY. HASMIAH HARDIYANTI

NIM : 133145201031

KELAS : A

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MEGA REZKY

M AK AS S AR

2015
Golongan Penisilin

Antibiotik pertama yang ditemukan dari Alexander Fleming tahun 1928 di

London yang satu decade kemudian dikembangkan oleh Florey untuk penggunaan

sistemik dengan menggunakan biakan Penisilium notatum. Akibat kebutuhan

penisilin dalam jumlah besar pada saat perang dunia II, kemudian digunakan

Penisilium chrysogenum yang dapat menghasilkan Penisilin termasuk antibiotic

golongan betalaktam karena mempunyai rumus bangun dengan struktur seperti

cincin lactam yang merupakan syarat mutlak untuk menunjukkan khasiatnya.

Jika cincin menjadi terbuka oleh enzyme lactamase (penisilinase dan

cefalosforinase) maka khasiatnya anti bakteri (aktivitas) antibiotic penisilin

menjadi lenyap.

Mekanisme kerja :

Penisilin merintangi/menghambat pembentukan sintesa dinding sel bakteri

sehingga bila sel bakteri tumbuh dengan dinding sel yang tidak sempurna maka

bertambahnya plasma atau air yang terserap dengan jalan osmosis akan

menyebabkan dinding sel pecah sehingga bakteri menjadi musnah.

Resistensi:

Pemakaian yang tidak tepat dapat menyebabkan bakteri terutama golongan

Stafilococcus dan Bakteri Coli menjadi resisten (kebal) terhadap penisilin.

Resistensi bakteri ini terbantuk dengan cara :


1. Bakteri membentuk enzyme lactamase yang memecah cincin lactam

2. Bakteri mengubah bentuknya menjadi bakteri huruf L yaitu bentuk bakteri

tanpa dinding sel. Bakteri berbentuk L dapat menimbulkan infeksi kronis

(misalnya infeksi paru-paru dan saluran kemih) karena lama berkembanganya.

Bakteri semacam ini dengan mudah dimatikan dengan kotrimoksazol atau

tetrasiklin (obat antibootik).

Derivate (turunan) penisilin

Berdasarkan perkambangannya, terbantuk derivate-derivat Penisilin

seperti dibawah ini :

a. Penisilin spectrum sempit :

(1). Benzil penisilin = penisilin G

Tidak tahan asam lambung, sehingga pemberian secara oral akan diuraikan

oleh asam lambung, karena itu penggunaannya secara injeksi atau infuse

intra vena.

(2). Penisilin V = Fenoksimetil penisilin

Penisilin ini tahan asam lambung, pemberian sebaiknya dalam keadaan

sebelum makan.

(3). Penisilin tahan Penisilinase


Derivat ini hampir tidak terurai oleh penisilinase, tetapi aktivitasnya lebih

ringan dari penisilin G dan penisilin V. umumnya digunakan untuk kuman-

kuman yang resisten terhadap obat-obat tersebut. Contohnya kloksasin,

dikloksasin, flukloksasilin.

Kombinasi amoksisilin dengan asam klavulanat menghasilkan efek

sinergisme dengan khasiat 50 kali lebih kuat, efektif terhadap E.coli, H.influenza

dan staphylococcus aureus. Contohnya Augmentin (Beecham).

Asam klavulanat adalah senyawa lactam dari hasil fermentasi streptomyces

clavuligerus.

b. Penisilin spectrum luas :

(1) Ampisilin

Spectrum kerjanya meliputi banyak kuman gram positif dan gram negative

yang tidak peka terhadap penisilin G. khasiatnya terhadap kuman-kuman gram

positif lebih ringan daripada penisilin-penisilin spectrum sempit. Banyak

digunakan untuk mengobati berbagai macam infeksi atau peradangan pada saluran

pernafasan (bronkitis), saluran pencernaan (desentri), dan infeksi saluran kemih.

(2) Amoksisilin

Spectrum kerjanya sama dengan ampisilin, tetapi absorbsinya lebih cepat

dan lengkap. Banyak digunakan terutama pada bronkitis menahun dan infeksi

saluran kemih.
(3) Co-amoxiclav

Obat generic, indikasi kontra indikasi dan efek samping.

1. Benzil penisilin (penisilin G)

-indikasi : infeksi tenggorokan, otitis media, streptococcus endo karditis,

meningokokus, meningitis, pneumonia dan profilaksis amputasi pada lengan dan

kaki.

-kontra indikasi : hipersensitivitas (alergi) terhadap penisilin

-efek samping : reaksi alergi berupa urtikaria, nyeri sendi, syok anafilaktik, diare.

-sediaan : benzatin penisilin G (generik) injeksi.

2. Fenoksi metal penisilin (penisilin V)

-indikasi : tonsillitis, otitis media, demam rematik, profilaksis infeksi

pneumokokus.

-kontra indikasi & efek samping sama seperti penisilin G

3. Ampisilin

-indikasi : infeksi saluran kemih, demam rematik, profilaksis infeksi

pneumokokus.

-kontra indikasi : alergi (hipersensitiv) terhadap penisilin.

-efek samping : mual, diare, ruam, kadang-kadang colitis.

-sediaan : ampisilin (generik) kapsul 250 mg, kaptab 500 mg, serbuk injeksi, sirup
kering.

-cara penyimpanan : dalam wadah tertutup baik, pada suhu tidak lebih dari 25C

4. Amoksisilin

-indikasi : (lihat ampisilin), juga untuk profilaksis endokarditis dan terapi

tambahan.

-kontra indikasi dan efek samping sama dengan ampisilin

-sediaan : amoksisilin (generik), kapsul 250 mg, kaptab 500 mg, serbuk injaksi,

sirup kering.

-cara penyimpanan : dalam botol tertutup rapat.

5. Co-amoxiclav (amoksisilin-asam klavulanat)

-kontra indikasi dan efek samping sama dengan ampisilin.

-sediaan : Co-amoxiclav (generik), kaptab.


AMPICILLIN
A.Farmakodinamik

Ampisilina termasuk golongan penisilina semisintetik yang berasal dari

inti penisilina yaitu asam 6-amino penisilinat (6-APA) dan merupakan antibiotik

luas yang bersifat bakterial.

Secara klinis efektif terhadap kuman-kuman gram-positif yang peka

terhadap penisilina 6 dan terhadap bermacam-macam kuman gram-negatif,

diantaranya :

1.Kuman gram-positif seperti S. pneumoniae, enterokokus, dan

stafilokolus yang tidak menghasilkan penisilinase.

2.Kuman gram-negatif seperti gonokokus, H. Influenzae, jenis E. coli.

Shigella, Salmonella dan P. mirabilis.

B.Farmakokinetik

1.Untuk pemakaian oral dianjurkan diberikan jam sampai 1 jam sebelum

makan.

2.Cara pembuatan suspensi, dengan menambahkan air matang sebanyak 50 ml,

kocok sampai serbuk homogen. Setelah rekonstitusi, suspensi tersebut harus

digunakan dalam jangka waktu 7 hari.

3.Pemakaian parental baik secara i.m ataupun i.v dianjurkan bagi penderita yang

tidak memungkinkan untuk pemakaian secara oral.


C.Indikasi

Ampisilina digunakan untuk pengobatan:

1.Infeksi saluran pernapasan, seperti pneunomia faringitis, bronkitis, laringitis.

2.Infeksi saluran pencernaan, seperti shigellosis, salmonellosis.

3.Infeksi saluran kemih dan kelamin, seperti gonore (tanpa komplikasi), uretritis,

sistitis, pielonefritis.

4.Infeksi kulit dan jaringan kulit.

5.Septikemia, meningitis

D.Kontra Indikasi

Hipersensitif terhadap penisilina

E.Dosis

1.Terapi oral

a.Dewasa dan anak-anak dengan berat badan > 20 kg:

1)Infeksi saluran pernapasan : 250-500 mg setiap 6 jam.

2)Infeksi saluran pencernaan, saluran kemih dan kelamin: 500 mg setiap 6 jam
b.Anak-anak dengan berat badan 20 kg atau kurang: 50-100 mg/kg berat badan

sehari diberikan dalam dosis terbagi setiap 6 jam.

c.Pada infeksi yang berat dianjurkan diberikan dosis yang lebih tinggi

2.Terapi parenteral

a.Dewasa dan anak-anak dengan berat badan > 20 kg:

1)Infeksi saluran pernapasan, kulit dan jaringan kulit: 250-500 mg setiap 6 jam.

2)Infeksi saluran pencernaan, saluran kemih dan kelamin: 500 mg setiap 6 jam

3)Septikemia dan bakterial meningitis: 150-200 mg/kg berat badan sehari dalam

dosis terbagi setiap 3-4 jam, diberikan secara i.v selama 3 hari selanjutnya secara

i.m.

b.Anak-anak dengan berat badan 20 kg atau kurang:

1)Infeksi saluran pernapasan, kulit dan jaringan kulit: 25-50 mg/kg berat badan

sehari dalam dosis terbagi setiap 6 jam.

2)Infeksi saluran pencernaan, saluran kemih dan kelamin: 50-100 mg/kg berat

badan sehari dalam dosis terbagi setiap 6 jam.

3)Septikemia dan bakterial meningitis: 100-200 mg/kg berat badan sehari dalam

dosis terbagi setiap 3-4 jam, diberikan secara i.v selama 3 hari selanjutnya secara

i.m.

4)Bayi berusia 1 minggu atau kurang: 25 mg/kg berat badan secara i.m/i.v. setiap

8-12 jam.
5)Bayi berusia lebih dari 1 minggu: 25 mg/kg berat badan secara i.m/i.v. setiap 6-

8 jam.
AMOXICILLIN

A.Farmakodinamik

Amoxicillin (alpha-amino-p-hydoxy-benzyl-penicillin) adalah derivat dari

6 aminopenicillonic acid, merupakan antibiotika berspektrum luas yang

mempunyai daya kerja bakterisida. Amoxicillin, aktif terhadap bakteri gram

positif maupun bakteri gram negatif.

Bakteri gram positif: Streptococcus pyogenes, Streptococcus viridan,

Streptococcus faecalis, Diplococcus pnemoniae, Corynebacterium sp,

Staphylococcus aureus, Clostridium sp, Bacillus anthracis. Bakteri gram negatif:

Neisseira gonorrhoeae, Neisseriameningitidis, Haemophillus influenzae,

Bordetella pertussis, Escherichia coli, Salmonella sp, Proteus mirabillis, Brucella

sp.

B.Farmakokinetik

Amoxicillin diserap secara baik sekali oleh saluran pencernaan.

Kadar bermakna didalam serum darah dicapai 1 jam setelah pemberian per-oral.

Kadar puncak didalam serum darah 5,3 mg/ml dicapai 1,5-2 jam setelah

pemberian per-oral. Kurang lebih 60% pemberian per-oral akan diekskresikan

melalui urin dalam 6 jam.


C.Kontra Indikasi

Keadaan peka terhadap penicillin.

D.Indikasi

1.Infeksi saluran pernafasan atas: Tonsillitis, , pharyngitis (kecuali pharyngitis

gonorrhoae), Sinusitis, laryngitis, otitis media.

2.Infeksi saluran pernafasan bawah: Acute dan chronic bronchitis, bronchiectasis,

pneumonia.

3.Infeksi saluran kemih dan kelamin: gonorrhoeae yang tidak terkomplikasi,

cystitis, pyelonephritis.

4.Infeksi kulit dan selapu lendir: Cellulitis, wounds, carbuncles, furunculosis.

E.Dosis

1.Dewasa dan anak-anak (dengan berat badan lebih dari 20 kg): 250 mg-500 mg,

4x sehari.

2.Anak (dengan berat badan kurang dari 20 kg): 50 mg-100 mg/kg berat

badan/hari dalam dosis terbagi tiap 6 jam.

3.Dosis dapat ditambah tergantung berta ringannya infeksi.


CO AMOXICLAV

A.Farmakodinamik

Co Amoxiclav merupakan antibakteri kombinasi oral yang terdiri dari

antibiotika, semisintetik amoksisilina dan penghambat beta laktamase, kalium

klavulanat. Asam klavulanat adalah suatu beta-laktamase yang struktur kimianya

mirip dengan golongan penisilin, mempunyai kemampuan untuk menghambat

aktivitas berbagai enzim beta-laktamase yang sering ditemukan pada berbagai

mikroorganisme yang resisten terhadap golongan penisilin dan sefalosporin.

B.Farmakokinetik

Formulasi amoksisilina dan asam klavulanat dalam Co Amoxiclav

melindungi amoksisilina dari penghancuran oleh enzim beta-laktamase dan secara

efektif terhadap bakteri-bakteri yang biasanya resisten terhadap amoksisilina dan

berbagai antibiotika beta-laktamase lainnya. Jadi Co Amoxiclav merupakan

antibiotik berspektrum luas dan penghambat enzim beta-laktamase.

C.Indikasi

Co Amoxiclav diindikasikan untuk pengobatan jangka pendek yang disebabkan

oleh kuman penghasil enzim beta-laktamase.

1.Infeksi saluran napas atas


2.Infeksi saluran napas bawah

3.Infeksi saluran kemih

4.Gonore yang disebabkan oleh kuman penghasil penisilinase

D.Kontra Indikasi

Hipersensivitas terhadap golongan penisilin. Co Amoxiclav harus

diberikan dengan hati-hati pada bayi yang lahir dari ibu yang hipersensitif

terhadap penisilin.

E.Dosis

Dewasa dan anak lebih dari 12 tahun

Untuk infeksi berat: Co Amoxiclav 625 mg, sehari 3x 1 tablet

Anak-anak:

Anak kurang dari 12 tahun atau 40 kg berat badan: 20 mg/kg berat badan

per hari dihitung terhadap amoxsisilin tiap 8 jam dalam dosis terbagi pada

keadaan infeksi yang berat dapat ditingkatkan menjadi 40 mg/kg berat badan per

hari dihitung terhadap amoxsisilin tiap 8 jam dalam dosis terbagi.


Sefalosporin

Bekerja dengan menghambat sintesis peptidoglikan serta mengaktifkan

enzim autolisis pada dinding sel bakteri.

Sefalosporin termasuk golongan antibiotika Betalaktam. Seperti antibiotik

Betalaktam lain, mekanisme kerja antimikroba Sefalosporin ialah dengan

menghambat sintesis dinding sel mikroba. Yang dihambat adalah reaksi

transpeptidase tahap ketiga dalam rangkaian reaksi pembentukan dinding

sel.Sefalosporin aktif terhadap kuman gram positif maupun garam negatif, tetapi

spektrum masing-masing derivat bervariasi.

Antibioik sefalosporin terbagi menjadi 3 generasi, yang pertama adalah

cephalothin dan cephaloridine yang sudah tidak banyak digunakan. Generasi

kedua (antara lain: cefuroxime, cefaclor, cefadroxil, cefoxitin, dll.) digunakan

secara luas untuk mengatasi infeksi berat dan beberapa di antaranya memiliki

aktivitas melawan bakteri anaerob. Generasi ketiga dari sefalosporin (di

antaranya: ceftazidime, cefotetan, latamoxef, cefotetan, dll.) dibuat pada tahun

1980-an untuk mengatasi infeksi sistemik berat karena bakteri gram negatif-basil.

Penggolongan Sefalosporin

Hingga tahun 2006 golongan Sefalosporin sudah menjadi 4 generasi,

pembedaan generasi dari Sefalosporin berdasarkan aktivitas mikrobanya dan yang

secara tidak langsung sesuai dengan urutan masa pembuatannya.


Berdasarkan khasiat antimikroba dan resistensinya terhadap betalakmase,

sefalosporin lazimnya digolongkan sebagai berikut :

1. Generasi ke I, yang termasuk dalam golongan ini adalah Sefalotin dan

sefazolin, sefradin, sefaleksin dan sefadroxil. Zat-zat ini terutama aktif

terhadap cocci Gram positif, tidak berdaya terhadap gonococci, H. Influenza,

Bacteroides dan Pseudomonas. Pada umumnya tidak tahan terhadap

laktamase.

2. Generasi ke II, terdiri dari sefaklor, sefamandol, sefmetazol, dan sefuroksim

lebih aktif terhadap kuman Gram-negatif, termasuk H.influenza, Proteus,

Klensiella, gonococci dan kuman-kuman yang resisten untuk amoksisilin.

Obat-obat ini agak kuat tahan-laktamase. Khasiatnya terhadap kuman Gram-

positif (Staph dan Strep) lebih kurang sama.

3. Generasi ke III, Sefoperazon,sefotaksim, seftizoksim, seftriaxon, sefotiam,

sefiksim, sefpodoksim, dan sefprozil. Aktivitasnya terhadap kuman Gram-

negatif lebih kuat dan lebih luas lagi dan meliputi Pseudomonas dan

Bacteroides, khususnya seftazidim. Resistensinya terhadap laktamase juga

lebih kuat, tetapi khasiatnya terhadap stafilokok jauh lebih rendah.

4. Generasi ke IV, Sefepim dan sefpirom. Obat-obat baru ini (1993) sangat

resisten terhadap laktamase, sefepim juga aktif sekali terhadap Pseudomonas.

Penggunaannya

Sebagian besar dari sefalosporin perlu diberikan parenteral dan terutama

digunakan di rumah sakit.


1. Generasi I, digunakan per oral pada infeksi saluran kemih ringan dan sebagai

obat pilihan kedua pada infeksi saluran napas dan kulit yang tidak begitu parah

dan bila terdapat alergi untuk penisilin.

2. Generasi II atau III, digunakan parenteral pada infeksi serius yang resisten

terhadap amoksisilin dan sefalosporin generasi I, juga terkombinasi dengan

aminoglikosida (gentamisin, tobramisin) untuk memperluas dan memperkuat

aktivitasnya. Begitu pula profilaksis pada antara lain bedah jantung, usus dan

ginekologi. Sefoksitin dan sefuroksim (generasi ke II) digunakan pada gonore

(kencing nanah) akibat gonokok yang membentuk laktamase.

3. Generasi III, Seftriaxon dan sefotaksim kini sering dianggap sebagai obat

pilihan pertama untuk gonore, terutama bila telah timbul resistensi terhadap

senyawa fluorkuinon (siprofloksasin). Sefoksitin digunakan pada infeksi

bacteroides fragilis.

4. Generasi IV, dapat digunakan bila dibutuhkan efektivitas lebih besar pada

infeksi dengan kuman Gram-positif.

Mekanisme kerja

Sefalosporin biasanya bakterisida terhadap bakteri dan bertindak dengan

sintesis mucopeptide penghambat pada dinding sel sehingga penghalang rusak

dan tidak stabil. Mekanisme yang tepat untuk efek ini belum pasti ditentukan,

tetapi antibiotik beta-laktam telah ditunjukkan untuk mengikat beberapa enzim

(carboxypeptidases, transpeptidases, endopeptidases) dalam membran sitoplasma


bakteri yang terlibat dengan sintesis dinding sel. Afinitas yang berbeda bahwa

berbagai antibiotic beta-laktam memiliki enzim tersebut (juga dikenal sebagai

mengikat protein penisilin; PBPs) membantu menjelaskan perbedaan dalam

spektrum aktivitas dari obat yang tidak dijelaskan oleh pengaruh beta-laktamase.

Seperti antibiotik beta-laktam lainnya, sefalosporin umumnya dianggap lebih

efektif terhadap pertumbuhan bakteri aktif.

Farmakokinetik (Umum)

Sampai saat ini, hanya beberapa sefalosporin generasi pertama lumayan

diserap setelah pemberian oral, tetapi ini telah berubah dengan ketersediaan

aksetil (generasi kedua) dan cefixime (generasi ketiga). Tergantung pada obat,

penyerapan mungkin tertunda, berubah, atau meningkat jika diberikan dengan

makanan.

Sefalosporin secara luas didistribusikan ke sebagian besar jaringan dan

cairan, termasuk tulang, cairan pleura, cairan perikardial dan cairan sinovial.

tingkat yang lebih tinggi ditemukan meradang ditulang normal. Sangat tinggi

ditemukan dalam urin, tetapi mereka menembus buruk menjadi jaringan prostat

dan aqueous humor. Tingkat Empedu dapat mencapai konsentrasi terapi dengan

beberapa agen selama obstruksi empedu tidak ada. Dengan pengecualian aksetil,

tidak ada sefalosporin generasi kedua atau yang pertama memasuki CSS (bahkan

dengan meninges meradang) di tingkat terapi efektif dalam terapi. Konsentrasi

cefotaxime, moxalactam, aksetil, ceftizoxime, seftazidim dan ceftriaxone dapat

ditemukan dalam CSF parenteral setelah dosis pasien dengan meninges meradang.
Sefalosporin menyeberangi plasenta dan konsentrasi serum janin dapat 10% atau

lebih dari yang ditemukan dalam serum ibu. Protein mengikat obat secara luas.

Sefalosporin dan metabolitnya (jika ada) diekskresikan oleh ginjal, melalui sekresi

tubular dan / atau filtrasi glomerulus. Beberapa sefalosporin (misalnya,

cefotaxime, cefazolin, dan cephapirin) sebagian dimetabolisme oleh hati untuk

senyawa desacetyl yang mungkin memiliki beberapa aktivitas antibakteri.

Indikasi Klinik

Sediaan Sefalosporin seyogyanya hanya digunakan untuk pengobatan

infeksi berat atau yang tidak dapat diobati dengan antimikroba lain, sesuai dengan

spektrum antibakterinya. Anjuran ini diberikan karena selain harganya mahal,

potensi antibakterinya yang tinggi sebaiknya dicadangkan hanya untuk hal

tersebut diatas.

Kontra Indikasi

Hipersensitivitas pada antibiotik sefalosporin atau golongan betalaktam

lainnya. Sebelum penggunaan antibiotik sefalosporin, terlebih dahulu dilakukan

skin test.

Kontraindikasi pada pasien yang memiliki riwayat hipersensitif terhadap

mereka. Karena mungkin ada reaktivitas silang, gunakan sefalosporin hati-hati

pada pasien yang didokumentasikan hipersensitif terhadap antibiotik beta-laktam

lain (misalnya, penisilin, cefamycins, carbapenems).


Antibiotik oral sistemik tidak boleh diberikan pada pasien dengan

septikemia, syok atau penyakit berat lainnya sebagai penyerapan obat dari saluran

pencernaan mungkin jauh ditunda atau berkurang. Rute parenteral (sebaiknya IV)

harus digunakan untuk kasus ini.

Efek Samping

Reaksi hipersensitifitas dan dermatologi : shock, rash, urtikaria, eritema, pruritis,

udema.

Hematologi : pendarahan, trombositopenia, anemia hemolitik Hematologi :

pendarahan, trombositopenia, anemia hemolitik

Saluran cerna, terutama penggunaan oral : colitis (darah dalam tinja), nyeri

lambung, diare, rasa tidak enak pada lambung, anoreksia, nausea, konstipasi.

Defisiensi vitamin K : karena sefalosporin menimbulkan efek anti vitamin K.

Efek pada ginjal : meningkatnya konsentrasi serum kreatinin, disfungsi ginjal

dan toksik nefropati.

Anda mungkin juga menyukai