Halaman : 1/4
Phenoximethyl Penicillin
Indikasi :
• Faringitis, Skarlatina.
• Demam reumatik.
• Profilaksis sebelum tonsilektomi atau ekstraksi gigi pada kasus demam reumatik.
• Otitis media akut dan mastoiditis.
• Endokarditis : yang disebabkan Streptococcus viridans yang sensitif terhadap
penisillin.
• Fuso – Spirochaeta : infeksi ringan, misalnya gingivo stomatitis.
• Profilaksi terhadap infeksi karena Streptococcus pyogenes group A.
• Profilaksis terhadap kambuhnya demam reumatik.
• Profilaksis terhadap pembedahan pada pasien dengan kelainan katup jantung.
cth. Terhadap tindakan pencabutan gigi → pencegahan komplikasi endokaeditis
bacterial subakut karena bakteremia selintas.
Dosis :
1. Oral
• Dewasa : 250 – 500 mg tiap 6-8 jam, dosis dapat dinaikkan
sampai 750 mg tiap 6-8 jam pada infeksi berat.
• Anak sampai 1 tahun : 62,5 mg tiap 6-8 jam
• Anak 1 – 5 tahun : 125 mg tiap 6-8 jam
• Anak 6 – 12 tahun : 250 mg tiap 6-8 jam
Chloramfenicol
Indikasi :
• Infeksi akut yang disebabkan oleh Salmonella typhi
• Infeksi berat yang disebabkan oleh Salmonella, Haemophilus influenzae (terutama
infeksi meningeal)
• Infeksi mata konjungtivitis bacterial.
Dosis :
• 50 mg/kg/hari dalam dosis terbagi tiap 6 jam.
• Bayi (<2 minggu) : 25 mg/kg/hari dalam dosis terbagi tiap 6 jam
Cara Pemberian :
• Bayi dan anak dengan gangguan proses metabolic : kurangi dosis oral dan IV
sampai 25 mg/kg/hari, diikuti dengan pemeriksaan kadar kloramfenikol dalam
darah. Kadar terapeutik : 15 – 25 µg/ml.
• Infeksi mata superficial yang mengenai konjungtifa dan /atau kornea : oleskan
sedikit salep mata pada konjungtifa bagian bawah, lebih sering bila perlu, teruskan
pengobatan siang dan malam dalam 24 jam pertama, sesudah itu interval pemberian
dapat dijarangkan. Pengobatan diteruskan paling sedikit 48 jam setelah mata
tampak normal.
• Keamanan pada wanita hamil belum terbukti dan hati – hati bila diberikan pada ibu
menyusui.
Ciprofloxacin
Ciprofloxasin merupakan anti infeksi yang efektif terhadap bakteri yang resisten terhadap
antibiotika lain misalnya Aminoglikosida, Penisilina, Sefalosporin dan Tetrasiklina, serta
efektif terhadap bakteri gram negative dan gram positif.
Indikasi :
• Infeksi saluran kemih termasuk prostatitis.
• Infeksi saluran pernafasan kecuali pneumonia oleh Streptococcus
• Infeksi kulit dan jaringan lunak
• Infeksi tulang dan sendi
• Infeksi saluran pencernaan termasuk demam tifoid dan paratifoid.
• Uretritis dan servisitis gonoroe.
Cotrimoxazole
Indikasi :
• Infeksi saluran pernafasan, saluran kemih dan ginjal,saluran pencernaan dan
jaringan kulit serta jaringan lunak yang disebabkan oleh Streptokokus,
Stafilokokus, Pneumokokus, Haemophillus Influenzae, Neisseriae, Eschericia coli,
Proteus mirabilis, P. vulgaris, Bordetella, Salmonella, Klebsiela-Aerobacter,
Shigella, Vibrio cholerae, Brucella, Pseudomonas pseudomallei, P.cepacia, Serratia
marcescens, Pneumocystis carinii, Yersinia dan Nocardia
• Uretritis gonorkokal
• Tipus dan paratipus, serta keadaan karier
• Disentri basiler
• Kolera (sebagai pengobatan tambahan terhadap perbaikan cairan dan elektrolit)
• Osteomielitis akut dan kronik
• “South American” blastomycosis
Dosis :
1. Oral
• Dewasa : 160 mg Trimethoprim + 800 mg Sulfamethoxazole, 2 X sehari ( pagi
dan sore ), pada kasus yang lebih berat dosis dapat dinaikkan 50% lebih tinggi
• Anak (6 – 12 tahun) : 80 mg Trimethoprim + 400 mg Sulfamethoxazole,
2 X sehari ( pagi dan sore )
• Anak (6 bulan – 5 tahun) : 40 mg Trimethoprim + 200 mg Sulfamethoxazole,
2 X sehari ( pagi dan sore )
• Bayi ( 2 – 6 bulan) : 20 mg Trimethoprim + 100 mg Sulfamethoxazole
Cara Pemberian dan penyesuaian dosis
• Dosis anak – anak tersebut setara dengan dosis Trimethoprim 6 mg dan
Sulfamethoxazole 30 mg/kg BB.
• Pada infeksi yang berat pada anak-anak, dosis dapat dinaikkan 50% lebih tinggi.
• Pada infeksi akut, Kotrimoksazol harus diberikan sekurang-kurangnya 5 hari atau
sampai penderita 2 hari bebas gejala.
• Kontraindikasi untuk ibu hamil dan menyusui.
Metronidazole
Indikasi :
• Trichomoniasis simptomatik, setelah trichomonas dipastikan oleh pemeriksaan
laboratorium
• Trichomoniasis asimptomatik, disertai endoservisitis, servisitis atau erosi servikal.
• Pengobatan untuk pasangan (asimptomayik) dari penderita yang sedang diobati.
• Amoebiasis dan giardiasis intestinal.
• Abses hati amebic.
Dosis :
1. Oral
• Untuk kasus Trichomoniasis simptomatik dan asimptomatik :
Dewasa : 250 mg 3X sehari selama 7 hari.
Bila penderita tidak hamil 2 gr dosis tunggal, atau terbagi dalam 2
dosis dari masing – masing 1 gr, selama 1 hari
• Untuk amoebiasis intestinal dan abses hati :
Dewasa : 750 mg 3X sehari selama 8 – 10 hari.
Anak : 30 – 50 mg/kg/24 jam , dalam dosis terbagi 3 selama 10 hari
• Untuk giardiasis intestinal :
Dewasa dan anak 15 mg/kg BB/24 jam dalam dosis terbagi selama 5 hari.
Cara Pemberian :
• Pengobatan ulang : tunggu sampai 4 – 6 minggu dan pastikan kembali diagnosis
dengan pembiakan sebelum pengobatan ulang diberikan.
Kontra indikasi untuk ibu hamil dan menyusui.