Anda di halaman 1dari 44

BETA LAKTAM

SITI DIANA
2A
18197073
AKADEMI FARMASI BUMI SILIWANGI
Antibiotik beta laktam adalah golongan antibiotika yang memiliki
kesamaan komponen struktur berupa adanya cincin beta-laktam dan
umumnya digunakan untuk mengatasi infeksi bakteri

CINCIN BETA LAKTAM

Mekanisme kerja beta laktam bekerja membunuh bakteri dengan cara


mengganggu sintesis dinding sel bakteri, dengan menghambat langkah
terakhir dalam sintesis peptidoglikan, yaitu heteropolimer yang
memberikan stabilitas mekanik pada dinding sel bakteri.
PENISILIN
pada tatun 1928 di London, alexander fleming menemukan antibiotik pertama
yaitu penisilin. Penisilin bersifat anti bakteri atau mikroba yaitu menghambat
pembentukan mukopeptida yang diperlukan untuk sintesis dinding sel mikroba.
Penisilin terbuat dari jamur jenis penicillium sp. Penisilin digunakan dalam
penyembuhan penyakit infeksi karena bakteri, biasanya berjenis gram positif.
Penisilin dibagi menjadi 4 golongan yaitu:
 Penisilin alamiah
 Penisilin antistafilokokus
 Penisilin spectrum luas
 Penisilin anti-pseudomonas
Penisilin alamiah
(
adalah penisilin yang didapat dari fermentasi jamur penicillium
chrysogenum.
yang termasuk penisilin alamiah adalah :
 Penisilin G (benzilpenisilin) adalah terapi utama terhadap infeksi yang
yang disebabkan oleh sejumlah kokus gram positif dan negatif, basil
positif dan spiroketa.
 Penisilin V mempunyai spectrum mirip dengan penisilin G, tetapi obat ini
tidak digunakan pada pengobatan bacteremia karena konsentrasi letal
minimumnya tinggi. Penisilin V lebih stabil terhadap asam.
Penisilin G ( benzilpenisilin)
 Penisilin G digunakan pada pengobatan infeksi tenggorokan, otitis media, endocarditis,
penyakit meningokokus, pneumonia, seluitis, profilaksis amputasi pada lengan atau kaki.
 Penisilin G tidak dapat digunakan pada pasien yang hipersensitivitas terhadap penisilin
 Efek samping demam, nyeri sendi, angioudem, anafilaksis, serum sickness-like reaction(pada
dosis tinggi atau pada gangguan ginjal berat), nefritis interstisial, diare dll.
 Bentuk : larutan premix injeksi, sodium, powder inj (5.000.000 unit/vial)
 Dosis :
Meningitis: 20-30jt unit/hari iv, dilanjutkan dg infus 14 hari; 200rb-300rb unit/kg/hari iv
tiap 2-4 hari 24 x dosis
Anthrax: minimum 5.000.000 unit/ hari iv; 12-20jt/ hari iv
 Interaksi : Doksisiklin: doksisiklin menurunkan efek Penicillin G (antagonis
farmakodinamik)
Penisilin V
 Mengobati infeksi saluran napas, untuk terapi lanjutan setelah satu atau beberapa kali suntikan benzilpenisilin bila
respon klinis mulai terlihat, faringitis streptococcal, infeksi periodontal, demam rematik
 efektifitasnya lemah
 tidak boleh digunakan untuk infeksi berat, karena absorpsinya tidak dapat di duga dan kadar plasma bervariasi
 Penisilin V tahan terhadap asam lambung sehingga dapat diberikan per oral.
 Bentuk : larutan oral (125mg/5ml, 250 mg/5ml); tablet (250 mg, 500mg)
 Dosis :
Faringitis streptococcal: 500 mg per oral tiap 12 jam atau 250 mg per oral tiap 6 jam (10 hari)
Infeksi periodontal: 250-500 mg per oral tiap 6 jam (5-7 hari)
Demam rematik: Profilaksis 250 mg per oral tiap 12 jam
 Doksisiklin: doksisiklin menurunkan efek Penicillin V (antagonis farmakodinamik)
 Efek Samping : diare, muntah, candidiasis oral, mual, kejang, anemia, hipersensitifitas
Penisilin antistafilokokus
Methisilin, nafsilin, oksasilin, kloksasilin, dan dikloksasilin
adalah penesilin resisten penisilinase. Penggunaannya dibatasi
untuk pengobatan infeksi yang disebabkan stafilokokus penghasil
penisilinase. Karena toksisitasnya, metisilin jarang digunakan.
Oksasilin
 Oksasilin mengobati infeksi stapilococal dan infeksi ginjal
 Oksasilin harus dikonsumsi pada waktu perut kosong, setidaknya 1jam sebelim atau 2 jam
setelah makan.
 Efek samping : mual, muntah, berkeringat, gatal- gatal, kesulitan bernafas, pembengkakan
wajah, bibir, lidah, diare yang berair atau berdarah dan kejang.
 Dosis
dewasa : - infeksi ringan sampai sedang 250 mg – 500 mg IV setiap 4-6 jam
- infeksi berat 1 g IV / IM setiap 4-6 jam
anak – anak : -infeksi ringan sampai sedang 12,5 mg/kg/IV atau IM setiap 6 jam
-infeksi berat 100mg/kg/hari IV atau IM dalam dosisi terbagi setiap 4-6
jam
 Bentuk : larutan infus 1g/50 ml, 2 g/50 ml, dry injeksi 1 g,2 g,10 g
Nafsilin
 Indikasi: suspect infeksi, endocarditis
 Bentuk : larutan injeksi (20 mg/ml, 2 g/200ml); powder inj (1g, 2g, 10g)
 Dosis:
Suspect infeksi: 500 mg iv/ im tiap 4-6 jam
Endocarditis: 2 g iv tiap 4 jam (4-6minggu)
 Efek samping: hipersensitivitas, neutropenia
Dikloksasilin
 Indikasi: Infeksi stapillococus aureus, gangguan ginjal
 Bentuk : Kapsul 250mg, 500 mg
 Dosis: Infeksi stapillococcus aureus : 125 – 500 mg
 Efek samping: nyeri abdomen, diare, mual
 Interaksi:
Doxicillin : Menurunkan efek Oxacilin
 Kontra indikasi: pasien yang hendak vaksin BCG
Penisilin spektrum luas
Ampisilin dan amoksisilin mempunyai spectrum antibekteri
mirip dengan penisilin G, tetapi lebih efektif terhadap basil gram
negatif. Karena itu, obat – obat ini disebut penisilin spectrum luas.
Ampisilin
 Ampisilin merupakan obat pilihan terhadap basil gram positif, listeria monocytogene. Obat ini juga
digunakan secara meluas untuk pengobatan infeksi saluran nafas
 Mengobati propilaksis ( pengobatan indokarditis), infeksi saluran cerna, isk, infeksi saluran nafas,
meningitis
 Bentuk : Capsul (250mg,500mg), Oral Suspensi (125mg/5ml, 250mg/5ml), dry injection : 125 mg, 250
mg, 500mg, 1g, 2g,10 g)
 Dosis:
ISK, penunomia : 6 -8 g/ hari (iv/im)
Propilaksis : 2g atau50mg/ kg
Infeksi sal.cerna : >40kg : 50mg/kg/hari (iv/im) dalam dosis terbagi tiap 6- 8 jam, <40kg : 500mg
(iv/im) tiap 6 jam
 Efek samping: ruam, utikaria, demam, kejang
 Interaksi: Doxicicllin : menurunkan efek ampicillin
Amoksisilin
 Amoksisilin sering digunakan oleh dokter gigi untuk profilaktik penderita gangguan katup jantung yang
mengalami operasi oral ekstensif.
 Indikasi: infeksi telinga, hidung, tenggorokan, infeksi kulit, infeksi sal kemih bagian bawah
 Bentuk : oral sol ( 125 mg/5ml, 250 mgg/5ml); kapsul (250 mg, 500 mg); tablet (500 mg, 875
mg)
 Dosis:
Suspect infeksi: 500 mg iv/ im tiap 4-6 jam
Infeksi berat: 1 g iv/ im tiap 4 jam
Endocarditis: 2 g iv tiap 4 jam (4-6minggu)
 Efek samping pusing, diare, mual dan muntah, nyeri perut, insomnia, gatal dan ruam
 Interaksi : Doksisiklin: doksisiklin menurunkan efek Nafcillin (antagonis farmakodinamik)
 Kontra indikasi: pasien yang hendak vaksin BCG
Penisilin antipseudomonas
karbenisillin, tikarsilin, dan piperasilin disebut penisilin
antipseudomonas karena aktivitasnya terhadap pseudomonas
aeruginosa.
Tikarsilin
 Indikasi : mengobati saluran pernapasan dan saluran kemih. mengobati
infeksi kulit.
 Kontraindikasi: alergi terhadap golongan penisilin
 Interaksi : meningkatkan kadar obat dalam darah, jika digunakan dengan
probenecid.
 Efek Samping : pusing, mual, muntah, nyeri perut, gatal dan ruam.
Piperasilin
 piperasilin merupakan obat yang paling poten.
 Mengobati isk, pneumonia, akut kolangitis
 Bentuk : Dry Injeksi 3g, 1-4 g (iv/im) tiap 4-6 jam
 Dosis:
 ISK, penunomia : 6 -8 g/ hari (iv/im) dalam dosis terbagi tiap 6-12 jam
 Efek samping: kejang, ruam
 Interaksi: Heparin : meningkatkan efek heparin
Karbenicillin
 Indikasi : mengobati infeksi yang disebabkan oleh bakteri gram positif
 Kontraindikasi: alergi terhadap antibiotik golongan penisilin.
 Efek Samping : pusing, diare, mual, muntah, nyeri perut , insomnia, gatal
dan ruam.
SEFALOSPORIN
Sefalosporin adalah kelompok antibiotik yang bekerja untuk membunuh bakteri
dengan cara menghambat pembentukan dinding sel bakteri. Struktur kimia
sefalosporin mirip dengan struktur penisilin sehingga memiliki cara kerja yang
mirip dengan antibiotik tersebut. Sefalosporin merupakan antibiotik yang berasal
dari jamur spesies Acremonium.
Sefalosporin terbagi menjadi IV generasi.
Antibiotik sefalosporin termasuk kategori B untuk kehamilan, yaitu studi pada
binatang percobaan tidak memperlihatkan adanya risiko terhadap janin, namun
belum ada studi terkontrol pada wanita hamil.
Perlu diingat bahwa sefalosporin dapat ikut terbawa dalam air susu ibu dan
mengganggu komposisi bakteri baik atau flora normal di usus bayi. Oleh karena
itu, ibu menyusui biasanya tidak dianjurkan menggunakan sefalosporin.
Sefalosporin Generasi I
Sefalosporin generasi I, yaitu sefalosporin yang efektif dalam mengobati
infeksi akibat bakteri kokus gram positif seperti Staphylococcus dan
Streptococcus. Contoh sefalosporin generasi I adalah cefadroxil, cefalexin,
cepradine dan cefazolin.
Cefazolin
 Mengobati infeksi bakteri, Mencegah infeksi bakteri sebelum dan pasca operasi.
 Digunakan oleh : Dewasa dan anak-anak usia di atas 1 tahun
 Bentuk : injeksi
 Dosis:
mengatasi infeksi bakteri :
- dewasa : 0,25-1,5 g, tiap 6-8 jam.Dosis maksimal adalah 12 g /hari
- anak-anak di atas 1 thn : 25-50 mg/kgBB, dibagi dalam 3-4 kali pemberian per hari.Dosis maksimal
adalah 100 mg/kgBB per hari.
Pencegahan infeksi saat dan sebelum operasi :
Dewasa : Sebelum operasi: 1-2 gr, diberikan 1 jam sebelumnya.
Pasca operasi: 0,5-1 gr, tiap 6-8 jam, selama 24 jam
 Interaksi Obat : Aminoglikosida : Gangguan fungsi ginjal
Probenecid : Meningkatnya kadar cefazolin dalam darah
Cefadroxil
 Mengatasi infeksi akibat bakteri yang terjadi pada berbagai bagian tubuh, seperti infeksi sistem
pernapasan, infeksi kulit, isk
 Bentuk Sediaan : : Kapsul 500mg, Larutan suspense 250 mg/5ml, larutan suspense 500mg/ml.
 Efak Samping : Diare , Sakit perut atau gangguan pencernaan, Peradangan pada lidah, dan muntah
 Dosis :
 Infeksi pada saluran pernapasan atas. Dosis dewasayang dianjurkan adalah Cefadroxil 500 mg Tablet
atau Kapsul sebanyak dua kali sehari. Lamanya penggunaan selama 7 sampai 10 hari.
Radang tenggorokan dan Amandel. Dosis dewasa yang dianjurkan adalah Cefadroxil 500 mg kapsul
atau tablet sebanyak dua kali sehari. Lamanya penggunaan hingga 10 hari.
Cefadroxil
 Dosisi :
Antibiotik infeksi saluran kemih dan kelamin. Penggunaannya cukup satu hari, dengan dosis
dewasa yang direkomendasikan yaitu cefadroxil 1 gram atau 2x500 mg sebanyak dua kali sehari
atau 4x500mg yang sebanyak satu kali sehari.
Mencegah Endokarditis Bakteri. 2 g secara oral sebagai dosis tunggal satu jam sebelum
prosedur.
Dosis umum untuk anak-anak yaitu cefadroxil sirup 30 mg/kg berat badan/hari yang
pemberiannya dibagi dalam dua dosis. Bagi anak yang lebih besar dengan berat badan sekitar 25-
30 kg, maka bisa menggunakan cefadroxil 500 mg tablet atau kapsul satu kali sehari.
Infeksi pada kulit dan jaringan lunak. Dosis dewasa yang dianjurkan adalah Cefadroxil 500 mg
kapsul atau tablet sebanyak dua kali sehari. Lamanya penggunaan sesuai anjuran dokter.
 Interaksi : Kadar cefadroxil dalam darah akan meningkat bila dikonsumsi bersamaan dengan
probenecid. Cholestyramine dapat menurunkan kemampuan tubuh untuk menyerap cefadroxil.
Cephalex
 Indikasi : Infeksi yang disebabkan oleh bakteri. Contohnya; infeksi saluran nafas
bagian atas, infeksi telinga, infeksi pada kulit, dan infeksi pada saluran kemih.
 Bentuk : Tablet dan kapsul
 Interaksi :
Metformi: menyebabkan asidosis.
Warfarin: meningkatkan risiko perdarahan.
 Efek Samping : Mual, Sakit perut, Diare, Sariawan
 Kontraindikasi : Hindari pada pasien dengan riwayat mengalami reaksi
hipersensitivitas pada cefalexin dan antibiotik golongan cephalosporin lainnya
 Dosis : dewasa : 500 mg, 2 kali sehari. Dosis maksimum
anak – anak : 25-50 mg/kgBB dibagi menjadi 2 kali sehari.
Cepradine
 Mengobati infeksi bakteri termasuk: tonsillitis, sinusitis, faringitis, otitis media, bronchitis dan pneumonia, infeksi
kulit, infeksi kandung kemih, urethra dan ginjal
 Efek Samping : diare berdarah, kulit melepuh, bengkak pada wajah, sulit bernapas
 Dosis :
Dewasa
Penggunaan parenteral (suntik) untuk infeksi parah pada orang dewasa, bisa digunakan 2-4 g sehari dibagi
menjadi 4 dosis dengan IM/IV
Penggunaan parenteral (suntik) untuk infeksi operasi prophylaxis pada orang dewasa, bisa digunakan sebanyak
1-2 g diberikan sebelum operasi dengan IM/IV. Dapat diulang dengan interval yang sesuai jika dibutuhkan.
Anak-anak
Oral pada anak bisa diberikan sebanyak 25-50 mg/kg/hari dalam dosis yang dibagi 2-4 kali.
Untuk pengobatan dengan media otitis: 75-100 mg/kg/hari
Sedangkan untuk suntik akibat infeksi parah pada anak bisa digunakan sebanyak 50-100 mg/kg/hari. Diberikan
dengan dosis yang telah dibagi 4 kali.
Sepalosporin generasi II
Sefalosporin generasi II, yaitu sefalosporin yang efektif dalam mengobati
infeksi akibat bakteri kokus gram positif serta infeksi akibat beberapa jenis
bakteri basil gram negatif. Contoh sefalosporin generasi II antara lain adalah
cefaclor, cefamandole, cefotetan dan cefuroxime.
Cefaclor
 Indikasi : infeksi bakteri, seperti infeksi saluran pernapasan, telinga, kulit, dan
urin.
 Efek Samping : Pembengkakan di wajah (bibir, lidah) Pusing atau sakit kepala,
Mual dan muntah, Lidah terasa pahit, Nyeri otot dan sendi, kesemutan.
 Interaksi : Antibiotik bakteriostatik mengurangi efektifitas sefalosporin.
 Kontraindikasi : Hipersensitif thd sefalosporin.
 Dosis :
Anak-anak : Immediate-release: 20 – 40 mg/kg/hari dalam dosis oral yang
terbagi tiap 8 – 12 jam; tidak boleh melebihi 1 g/hari
Dewasa : Immediate-release: 250 – 500 mg oral tiap 8 jam
Cefamandole
 Indikasi : mengobati berbagai infeksi bakteri, seperti pneumonia, bronkitis,
infeksi saluran kencing, luka infeksi di tulang atau sendi, dan infeksi kulit.
 Dosis :
Untuk pengobatan infeksi kulit dan infeksi pneumonia tanpa komplikasi,
dosis cefamandole adalah 500 mg setiap 6 jam sudah.
Untuk infeksi saluran kemih tanpa komplikasi, dosis cefamandole adalah
500 mg setiap 8 jam. Pada infeksi saluran kemih yang lebih serius, dosis 1 g
setiap 8 jam
 Efek Samping : bengkak, kemerahan dan nyeri di area yang disuntik, Mual dan
muntah, Sakit perut, Diare ringan, Otot kaku, Gatal-gatal ringan atau ruam kulit
 Kontraindikasi : Alergi terhadap antibiotik golongan sefalosporin
Cefotetan
 Perawatan Infeksi saluran kemih, Infeksi saluran pernapasan bawah, Infeksi struktur kulit
 Bentuk Sediaan : Larutan injeksi, dry injeksi
 Dosis :
Gangguan kulit ringan – sedang : 2 g (iv) /24 jam
Parah : 2 g (iv)/ 12 jam
Infeksi saluran kemih : 500mg (iv/im)/12 jam; 1-2 g (iv/im)/24 ja; 1-2 g (iv/im)/12 jam
 Interaksi :
Heparin : cefotetan meningkatkan efek antikoagolasi heparin
 Kontraindikasi : Pasien yang hedak vaksin BCG, pasien yang hiversensitif terhadap sefotetan.
 Efek Samping : Diare, peningkatan enzym hipatic , neutropenia, trombositopeni
Cefuroxime
 Indikasi : Faringitis, konsilitis, sinusitis, bronchitis kronik, bronchitis akut, pneumonia, infeksi
saluarn kemih, gonorhoe
 Bentuk : Oral suspensi (125mg/5ml), dry injeksi 750mg,1.5 g, 7.5 g, 75 g, 225 g), tablet
(250mg, 500mg)
 Dosis :
Paringitis/ Tonisilitis : 250 mg/oral tiap 12 jm (10hari)
Sinusitis (infeksi hidung): 250 mg/ 12 jam 910 hri)
Bronkhitis : 250-500 mg/12 jam (10 hari); 500-750 mg (iv)/8 jam
gonorhoe : Dewasa: 1,5 g sebagai dosis tunggal, IM dan dibagi menjadi 2 tempat suntikan.
 Efek Samping : Diare, penurunan hemoglobin/ hematokrit, eosinophilia, mual muntan
 Interaksi : Heparin : cefotetan meningkatkan efek antikoagolasi (anti pembekuan darah)
heparin (pengencer darah)
 Kontraindikasi : Pasien yang hedak vaksin BCG, pasien yang hiversensitif terhadap sefotetan.
Sefalosporin Generasi III
Sefalosporin generasi III, yaitu sefalosporin yang efektif dalam mengobati
infeksi bakteri gram negatif seperti Haemophilus influenzae, Escherichia
coli, Klebsiella pneumoniae dan Proteus mirabilis yang tidak menghasilkan
enzim ESBL. ESBL merupakan enzim yang dihasilkan bakteri dan dapat
mengakibatkan antibiotik tidak efektif membunuh bakteri. Sefalosporin
generasi III kurang efektif dalam mengatasi infeksi akibat bakteri kokus
gram positif. Contoh sefalosporin generasi III adalah ceftriaxone,
cefotaxime, cefixime, cefditoren dan ceftazidime. Khusus untuk ceftazidime,
efektif untuk infeksi Pseudomonas.
Cefotaxime
 Indikasi : Gonorhoe, persiapan pembedahan
 Bentuk : larutan inj, powder inj
 Dosis :
 Efek Samping : diare, peningkatan bun
 Interaksi : estrogen dan estradiol : Menurunkan kadar atau efk estrogen
dan estradiol
 Kontraindikasi : Pasien yang hedak vaksin BCG dan pasien tipoid
Ceftazidine
 Indikasi : Infeksi tulang dan otot, intra abdominal, meningitis, pneumonia,
infeksi kulit, isk
 Bentuk : larutan injeksi 20mg/ml; 40mg/ml , powder injeksi 500mg, 1 g, 2g, 6 g
 Dosis :
Infeksi tulang dan otot : 2 g (iv)/12 jam
Meningitis : 2g (iv)/8 jam
 Efek Samping : diare, ruam, trombositosis
 Interaksi : Estradiol = seftazidime akan menurunkan kadar atau efek dari
estradiol
 Kontraindikasi : Pasien yang hedak vaksin BCG dan pasien tipoid
Ceftriaxone
 Indikasi : Infeksi intra-abdominal, otitis media, infeksi kulit, meningitis
 Bentuk : Larutan inj 1g/50ml dan 2g/50ml, powder injeksi 250mg,500mg, 1g, 2g, 10g, 100g
 Dosis :
Infeksi intra-abdominal : 1-2g/hr (iv) atau dalam dosis terbagi tiap 12 jam (4-7 hr)
Otitis media : 50 mg/kg (im)/hr
Meningitis : 2 g (iv) tiap 12 jam (7-14 hr)
gonore : Dewasa: 250 mg IM sebagai dosis tunggal
 Efek Samping : diare, trombositosis
 Interaksi : Meninkatkan efek heparin sbgi anti koagulasi
 Kontraindikasi : Pasien yang hedak vaksin BCG dan pasien tipoid
Cefixime
 Indikasi : paringitis/tonsillitis, gonorhoe, demam tipoid
 Bentuk : Kapsul 400mg, tab 100 dan 200mg, oral suspense 100mg/5ml
 Dosis :
otitis media, paringitis : 400mg//hr(PO)
gonore : 400 mg PO sekli ditambah azitromisin 1 g PO sekali (lebih disukai)
atau alternative doxycycline 100 mg PO setiap 12 jam selama 7 hari. Meski
begitu, obat ini tidak diindikasikan sebagai pengobatan lini pertama.
 Efek Samping : Diare, nyeri abdomen, kandidiasis, pusing, dispepsia
 Interaksi : estrogen dan estradiol : Menurunkan kadar atau efk estrogen dan
estradiol
 Kontraindikasi : Pasien yang hedak vaksin BCG dan pasien tipoid
Sepalosporin generasi IV
Sefalosporin generasi IV, yaitu sefalosporin yang efektif untuk infeksi
baik oleh bakteri gram positif maupun bakteri gram negatif seperti infeksi
akibat Pseudomonas aeruginosa, K. Pneumoniae, Coli dan Enterobacter,
termasuk bila bakteri tersebut menghasilkan enzim ESBL. Contoh
sefalosporin generasi IV adalah cefepime dan ceftarolin.
Ceftarolin
 Indikasi : pneumonia, infeksi kulit
 Bentuk : powder inj 400 mg/vial & 600 mg/vial
 Dosis :
Pneumonia: 600 mg (iv)/12 jam
Infeksi kulit: 600 mg (iv)/12 jam
 Efek Samping : diare, mual muntah, ruam, konstipasi
 Interaksi : probenecid : probenesid meningkatkan kadar ceftarolin
 Kontraindikasi : Pasien yang hedak vaksin BCG dan pasien tipoid
Cefepime
 Indikasi : Penumonia, febrile neutrofenia, isk
 Bentuk : larutan infus 1g/50mL & 2g/100mL; powder inj 1 g & 2 g
 Dosis : Pneumonia: 1-2 g iv/8-12jam
Febrile Neutrophenia: 2g (iv)/8 jam
ISK: 0,5-1 g (iv/im)/ 12 jam (7-10 hari)
 Efek Samping : ruam, mual muntah peningkatan alanin aminotransferase
 Interaksi : estrogen dan estradiol : Menurunkan kadar atau efk estrogen
dan estradiol
 Kontraindikasi : Pasien yang hedak vaksin BCG dan pasien tipoid
KARBAPENEMS
Golongan karbapenem mempunyai aktivitas antibiotik yang lebih luas
daripada sebagian besar beta laktam lainnya.
Spektrum aktivitas menghambat sebagian besar gram positif, gram negatif,
dan anaerob. Ketiganya sangat tahan terhadap betalaktamase.
Doripenems
 Indikasi : ISK komplikasi, infeksi bronkopulmonari
 Bentuk : powder injkesi 500 mg/ vial
 Dosis :
ISK komplikasi: 500 mg iv infus lebih dari 1 jam tiap 8 jam (5-14 hari)
Efek Samping : Sakit kepala, mual, diare, anemia, ruam
 Interaksi : estrogen dan estradiol : Menurunkan kadar atau efk estrogen dan estradiol
 Kontraindikasi : Pasien yg hendak melakukan vaksin bcg, thypoid
Meropenem
 Indikasi : Infeksi kulit, infeksi intra abdominal
 Bentuk : powder injeksi 500mg/vial, 1g/vial
 Dosis :
Infeksi kulit : 500mg (iv)/8 jam, max 2g (iv)
Infeksi intra abdominal : 1 g (iv)/8 jam, max 2g (iv)
 Efek Samping : Konstipasi, diare, mual muntah, sakit kepala, ruam
 Interaksi : estrogen dan estradiol : Menurunkan kadar atau efk estrogen dan estradiol
 Kontraindikasi : pasien yg hendak melakukan vaksin bcg, thypoid
MONOBAKTAM
Resistensi terhadap beta laktamase yang dibawa oleh bakteri gram negatif, aktif
terutama terhadap bakteri gram negatif. Aktivitasnya sangat baik terhadap
enterobacteriacease, p. aeruginosa, H. influenza dan gonokokus.
AZTREONAM
 Indikasi : Infeksi sistemik, isk
 Bentuk : Larutan inhalasi 75mg, powder injeksi 1g &2 g
 Dosis :
Infeksi sistemik : Sedang-parah = 1-2g (iv/im)/8-12 jam, max 8g/hari
Parah ; 2g (iv/im)/6-8 jam, max 8g/hari
Isk : 0,5-1g (iv/im)/8-12 jam, max 8g/hari
 Efek Samping :
Untuk inhalasi : batuk, sakit tenggorokan, demam
Untuk Injeksi : nyeri pada temapat injeksi, peningkatan serum trans aminase, neutropenia
 Interaksi : estrogen dan estradiol : Menurunkan kadar atau efk estrogen dan estradiol
 Kontraindikasi : pasien yg hendak melakukan vaksin bcg, thypoid

Anda mungkin juga menyukai