Anda di halaman 1dari 25

MODUL TOT1

PELATIHAN INVESTIGASI KONTAK BAGI KADER

MODUL LOKAKARYA BAGI FASILITATOR


DALAM PELATIHAN KADER TBC
BOGOR, 3 – 7 JUNI 2018

MATERI INTI 5
PENDAMPINGAN PADA PASIEN TBC

KEMENTERIAN KESEHATAN RI – BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSLAT SDM KESEHATAN – 2016
MODUL TOT2
PELATIHAN INVESTIGASI KONTAK BAGI KADER

MATERI INTI 5
PENDAMPINGAN PADA PASIEN TBC

I. Deskripsi Singkat

Pasien tuberkulosis bisa disembuhkan melalui pengobatan yang terstandar,


minimal 6 bulan pengobatan pasien TB yang sensitif, di mana 2 bulan pertama
bertujuan mematikan kuman TB, dan 4 bulan setelahnya untuk mengendalikan
kuman yang bersembunyi agar tidak aktif. Belum lagi, bila kuman TB terlanjur
menjadi kebal terhadap obat tuberkulosis (OAT), waktu pengobatan dapat lebih
panjang yaitu 9-24 bulan. Hal lainnya yang menjadi tantangan pengobatan
tuberkulosis adalah efek samping obat, jaraj yang jauh ke layanan, dan masih
banyak lagi. Untuk meningkatkan kepatuhan pasien minum obat dibutuhkan
pendampingan pada pasien baik oleh kader, pendidik sebaya atau mantan pasien
terlatih, maupun manajer kasus. Pendampingan pasien tuberkulosis merupakan
interaksi dua arah berupa edukasi dan motivasi antara kader, pendidik sebaya dan
manager kasus yang bertujuan agar pasien TB bisa patuh berobat sampai
sembuh.

Materi ini akan membahas tentang pendampingan pasien dan pemantauan


pengobatan pasien TBC.

Tujuan Pembelajaran

a. Tujuan Pembelajaran Umum


Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu melaksanakan pendampingan
pada pasien.

b. Tujuan Pembelajaran Khusus


Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu melakukan
1. Pendampingan pasien
2. Pemantauan kemajuan pengobatan pasien

II. Pokok Bahasan


Pokok Bahasan 1. Pengertian Pendampingan pasien TBC dan alur kerja
Sub pokok bahasan
a. Definisi pendampingan
b. Alur koordinasi pendampingan pasien TB secara umur

Pokok Bahasan 2. Pendampingan pada pasien TBC


Sub Pokok Bahasan
a. Persiapan pendampingan pasien TB
b. Pendampingan pasien
Pokok Bahasan 3. Mengatasi Efek Samping OAT di Rumah

KEMENTERIAN KESEHATAN RI – BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSLAT SDM KESEHATAN – 2016
MODUL TOT3
PELATIHAN INVESTIGASI KONTAK BAGI KADER

III. Metode
a. Ceramah tanya jawab
b. Curah pendapat
c. Bermain peran

IV. Media Dan Alat Bantu


a. Bahan tayang
b. laptop
c. LCD projector
d. Flipchart
e. Metaplan
f. Double tape
g. Spidol
h. Skenario bermain peran

V. Langkah-Langkah Pembelajaran
Berikut disampaikan langkah-langkah kegiatan dalam proses pembelajaran
materi ini.

Langkah 1. Pengkondisian
Langkah pembelajaran:
1. Fasilitator menyapa peserta dengan ramah dan hangat. Apabila belum pernah
menyampaikan sesi di kelas, mulailah dengan perkenalan. Perkenalkan diri
dengan menyebutkan nama lengkap, instansi tempat bekerja, materi yang
akan disampaikan.
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran dan pokok bahasan sebaiknya dengan
menggunakan bahan tayang.
3. Memberikan kesempatan kepada peserta untuk memperjelas hal-hal yang
belum dimengerti.
4. Mengajak peserta bermasin peran sebagai berikut:
1) Fasilitator membagi peserta menjadi beberapa kelompok berdasarkan dua
bagian persiapan pedampingan dan pendampingan pengobatan pasien.
2) Masing-masing kelompok diminta untuk melakukan diskusi tentang
Proses pendampingan pengobatan pasien.
3) Menjelaskan kepada PMO/Kader tentang cara minum obat sesuai dengan
tahapan pengobatannya.
4) Menjelaskan tentang penatalaksanaan efek samping di rumah
5) Memberikan kesempatan kepada peserta untuk bertanya dan menjawab

5. Melakukan evaluasi untuk mengetahui penyerapan peserta terhadap materi yang


disampaikan dan pencapaian tujuan pembelajaran.
1) Fasilitator merangkum poin-poin penting dari materi yang disampaikan.
2) Fasilitator membuat kesimpulan.

KEMENTERIAN KESEHATAN RI – BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSLAT SDM KESEHATAN – 2016
MODUL TOT4
PELATIHAN INVESTIGASI KONTAK BAGI KADER

3) Memberikan kesempatan bertanya kepada peserta

a. Peserta :
1) Penyiapan perhatian
2) Menyiapkan alat tulis
3) Mendengar dan mencatat
4) Bertanya jika diminta

VI. URAIAN MATERI

Pokok Bahasan I
I. Definisi pendampingan pasien Tuberkulosis

Berdasarkan kamus besar bahasa Indonesia Pendampingan berasal dari kata


“Damping” yang berarti suatu proses yang dilakukan secara bersama-sama.
Pendampingan pasien tuberkulosis oleh kader adalah suatu proses interaksi
dalam memberikan informasi dan motivasi oleh kader kepada pasien
tuberkulosis secara sukarela yang bertujuan memastikan pasien bisa patuh
berobat sampai sembuh.

II. Alur Pendampingan pasien tuberkulosis


Dalam pendampingan pasien tuberkulosis terdapat tiga komponen pendamping
pasien tuberkosis, yaitu kader, pendidik sebaya (mantan pasien terlatih) dan
manager kasus. Dalam melakukan pendampingan para pendamping berada
dibawah arahan petugas tuberkulosis (dokter atau perawat) di Fasyankes baik
di Puskesmas, rumah sakit atau layanan tuberkulosis lainnya.
Kader berada dibawah arahan petugas tuberkulosis di Fasyankes dengan
berkoordinasi dengan pendidik sebaya jika dibutuhkan dan manager kasus
tuberkulosis di rumah sakit rujukan. Berikut adalah alur pendampinga umum
dalam pendampingan pasien

KEMENTERIAN KESEHATAN RI – BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSLAT SDM KESEHATAN – 2016
MODUL TOT5
PELATIHAN INVESTIGASI KONTAK BAGI KADER

Gambar... : Alur koordinasi dan komunikasi dalam pendampingan pasien


tuberkulosis.

Pokok Bahasan 1I. Pendampingan Pasien TB

1. Persiapan Pendampingan pasien TB


a. Diskusi dengan orang kesehatan tentang proses pengobatan TB.
b. Tetapkan Pengawas Menelan Obat (PMO) yang akan membantu
pengobatan pasien.
c. Menjelaskan kepada pasien dan PMO tentang cara minum obat sesuai
dengan tahapan pengobatan.
d. Memberikan kepada pasien dan PMO no telepon atau alamat kader yang
mudah dihubungi untuk berjaga-jaga jika pasien membutuhkan bantuan
kader.

KEMENTERIAN KESEHATAN RI – BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSLAT SDM KESEHATAN – 2016
MODUL TOT6
PELATIHAN INVESTIGASI KONTAK BAGI KADER

e. Menyampaikan jika ada gejala efek samping yang dirasakan oleh pasien,
pasien bersama PMO tidak boleh sungkan melakukan menghubungi kader
atau petugas kesehatan.

2. Pendampingan pengobatan pasien TB

a. Cara efektif mendampingi pasien


Langkah-langkahnya adalah :
1. Mendampingi pasien menelan obat
a. Bila pasien sulit menelan obat sekaligus, biarkan pasien istirahat
sejenak maksimal 2 jam sebelum menelan obat lain.
b. Obat anti TB untuk hari tersebut harus ditelan bersamaan agar obat
bisa bekerja dengan baik.
c. Jika kesulitan menelan obat dengan air minum obat bisa dimakan
dengan pisang, bubur atau makanan lainnya.
d. Bila pasien tidak menelan obat didepan PMO minta pasien
menunjukkan bungkus obat yang sudah ditelan.
e. Dianjurkan minum obat sekaligus (2 jam harus habis) sebelum makan
atau malam sebelum tidur.
2. Jika pasien lupa meminum obat
a. Harus cepat bertindak jika orang dengan lupa / tidak menelan obatnya
( Meskipun hanya terlambat 1 hari).
b. Ingatkan pasien untuk menelan obat seperti biasa dan tidak boleh
menggabungkan dosis.
c. Tanyakan masalah yang menjadi penyebab pasien tidak menelan obat.
d. Laporkan dan mintalah saran kepada petugas Fasyankes atas
keterlambatan tersebut.
3. Jika Pasien akan pergi untuk beberapa lama atau Pindah.
1. Ingatkan pasien untuk selalu memberitahu PMO jika ada rencana
bepergian dalam waktu lama atau pindah.
2. Hubungi Fasyankes dan minta saran mereka tentang rencana kepergian
pasien.
4. Jika PMO akan pergi untuk beberapa lama
Bicarakan dengan pasien untuk mencari PMO pengganti yang bisa
mendampingi selama PMO pergi.

Pemantauan selama pasien menjalani pengobatan dapat dilakukan dengan cara


:

KEMENTERIAN KESEHATAN RI – BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSLAT SDM KESEHATAN – 2016
MODUL TOT7
PELATIHAN INVESTIGASI KONTAK BAGI KADER

a. Amati
Apakah berat badan pasien bertambah atau pasien terihat lebih gemuk, jika
iya lanjutkan pengobatan serta pemantauan pengobatan dan ingatkan
pasien untuk tetap berobat teratur. Jika tidak berikan asupan makanan
bergizi untuk membantu meningkatkan daya tahan tubuh pasien.

b. Tanyakan
Pastikan pasien menelan obat TB dengan cara yang benar, yaitu tepat jenis
obat, tepat waktu, tepat dosis, tepat cara dan tepat lama pengobatan.
1) Tepat jenis obat
Obat yang digunakan adalah obat anti Tuberkulosis (OAT) yang
diberikan oleh petugas kesehatan. Penambahan obat lainnya harus
sepengetahuan petugas kesehatan. Obat yang sudah terbukti kebal
tidak boleh lagi digunakan baik sendiri atau bersama dengan obat lain.

2) Tepat waktu
Jama kerja obat adalah waktu efektif obat bekerja dalam tubuh. Setiap
obat sudah diukur waktu efektifnya bekerja dalam tubuh manusia, dan
untuk obat anti tuberkulosis lama kerja obatnya adalah 24 jam. Untuk
memastikan obat secara efektif bekerja terus-menerus membunuh
kuman TBC, maka pasien harus minum obat setiap 24 jam.

3) Tepat cara.

Cara minum obat yang baik adalah saat perut kosong, yaitu pagi hari
sebelum makan atau malam hari sebelum tidur. Berikan jeda antara
makanan sekitar setengah jam. Obat harus diminum sekaligus, atau
jika diberikan jedah tidak boleh lebih dari 1/2 jam dari obat pertama
sampai obat terakhir atau suntik dilaksanakan.

4) Tepat dosis
Obat TB ditelan dalam satu dosis. Dosis obat ditentukan oleh petugas
kesehatan. Biasanya dosis obat ditentukan oleh berat badan, misalkan
berat badan 40 kg menggunakan dosis 3 tablet.

b. Edukasi Ulang
Dalam memberikan informasi kepada pasien, kadang kala tidak semua
informasi yang diberikan dapat diterima oleh pasien, untuk itu diperlukan
menanya ulang pasien apa saja yang mereka sudah ketahui dari informasi yang
telah diberikan oleh kader sebelumnya. Jika dalam pemantauan didapat
informasi bahwa pasien dan PMO belum memahami sepenuhnya informasi
terkait TBC dan pengobatan, maka dilakukan edukasi ulang untuk melengkapi
pemahaman pasien terhadap hal-hal yang belum sepenuhnya diketahui.
c. Cek dan Ricek
Untuk memastikan kepatuhan pasien meminum obat maka Kader secara
berkala perlu melakukan pengecekan ke PMO dan petugas
kesehatan/manager kasus tentang perkembangan pasien. Upaya lainnya yang

KEMENTERIAN KESEHATAN RI – BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSLAT SDM KESEHATAN – 2016
MODUL TOT8
PELATIHAN INVESTIGASI KONTAK BAGI KADER

juga penting adalah dengan melakukan pengecekan bungkus obat untuk


memastikan apakah jumlah obat yang telah diminum (melalui bungkus obat)
sesuai dengan jumlah obat yang disampaikan pasien telah diminum dalam
beberapa hari tertentu.

3. Tahapan pengobatan TB
Tahapan pengobatan TB adalah waktu lamanya pengobatan disesuaikan
dengan kategori pengobatan. Pengobatan TB dengan DOTS memiliki 2 tahap,
yaitu :

a. Lini I selama 6 bulan


1). Tahap Awal / Intensif
Pada tahap intensif, obat diberikan/diminum setiap hari dalam satu
dosis. Misalkan :satu dosis pasien A sebanyak 3 tablet, maka ia
menelan obat sebanyak 3 tablet (satu
dosis) di pagi hari sebelum makan.

2) Tahap Lanjutan
Pada tahap lanjutan, obat diminum 3 kali seminggu sebanyak satu
dosis. Misalkan pasien A menelan obat satu dosis (3 tablet) setiap hari
Senin, Kamis dan Sabtu di pagi hari sebelum makan.

c. Lini 2 selama 9-24 Bulan


Pada kasus telah terjadi kekebalan kuman Tuberkulosis dengan Obat Anti
Tuberkulosis ( OAT) yang dibuktikan oleh tes cepat molekuler (TCM)
maka pengobatan menjadi lebih lama yaitu 9 bulan dengan rejimen (jenis
obat) yang cepat ( Shorter Rejimen) dan terbaru, atau 24 bulan pada
rejimen konvensional. Dokter di rumah sakit rujukan yang berhak
menentukan rejimen pengobatan mana yang tepat untuk pasien dengan
mempertimbangkan banyak hal; kekebalan terhadap obat, komorbid, dan
hal-hal lainnya

Dua hal yang dilakukan dalam Pendampingan pada pasien


1. Edukasi Pasien
a. Pencegahan penularan pasien
Satu penderita TB berpotensi menularkan kumannya ke 10 sampai 15 orang
disekitarnya jika tidak dilakukan pencegahan. Pencegahan TB yang utama
adalah dengan menyembuhkan semua penderita TB agar tidak lagi
menyebarkan kuman TB pada orang sehat disekitarnya. menjaga kebersihan
lingkungan, menciptakan lingkungan rumah yang sehat, menerapkan pola gizi
yang baik menghindari asap rokok dan imunisasi BCG untuk bayi baru lahir.
Sedangkan lingkungan sosial yaitu adanya masalah kesenjangan sosial yang
nantinya akan menyebabkan kemiskinan.

KEMENTERIAN KESEHATAN RI – BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSLAT SDM KESEHATAN – 2016
MODUL TOT9
PELATIHAN INVESTIGASI KONTAK BAGI KADER

langkah-langkah untuk mencegah penularan TB:


PMO :
Menggunakan masker (N 95) untuk PMO dan kader
Mencuci tangan dengan menggunakan air atau pencuci tangan berbasis
alkohol
Memastikan kondisi badan dalam keadaan sehat

Pasien:
Menggunakan masker bedah
Tidak membuang dahak sembarangan
Menerapkan pola hidup bersih

b. Hal yang perlu dilakukan jika menemukan kasus-kasus sebagai berikut:


i. pasien TB
Edukasi semua pasien TB tentang HIV, diskusikan dengan mereka tentang
faktor-faktor resiko HIV dan pentingnya memastikan status HIV jika memiliki
prilaku yang beresiko agar pengobatan TB bisa dilakukan lebih efektif. HIV
bisa dikendalikan agar pengobatan TB bisa lebih efektif.

ii. Anak sakit TB:


Pasien TB anak merupakan kasus khusus, karena membutuhkan cara
pengobatan yang spesifik terkait ketidakmampuan anak untuk menelan obat
butiran, sehingga perlu diberikan dalam bentuk puyer. Hal ini bisa dilakukan
di Fasyankes atau di rumah oleh PMO. Peran kader melingkupi hal-hal
berikut.
1. Pastikan pengobatan secepatkan jika sudah dipastikan pasien tersebut
sebagai TB Anak.
2. Pantau Pengobatan melalui Pengawas menelan Obat atau PMO, PMO
pada anak adalah orang tuanya.
3. Berkoordinasi dengan Puskesmas untuk mulai identifikasi tentang
kontak investigasi terkait penular TB pada anak di orang disekitar
pasien.

iii. Anak yang menjadi kontak erat pasien TBenjadi kontak pasien TBC
1. Rujuk dan pastikan anak yang menjadi kontak pasien TBC
memeriksakan diri ke Fasyankes
2. Pemeriksaan TBC anak ditetapkan oleh dokter dengan menggunakan
sistem skoring
3. Pastikan pengobatan dilakukan secepatnya jika sudah dipastikan sebagai
anak yang sakit TBC

KEMENTERIAN KESEHATAN RI – BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSLAT SDM KESEHATAN – 2016
MODUL TOT10
PELATIHAN INVESTIGASI KONTAK BAGI KADER

4. Jika tidak terbukti sakit TBC, maka anak harus mendapatkan PP-INH
(Obat Pencegahan). Kader bertugas untuk memantau pemberian
PP-INH sampai tuntas

2. Memotivasi pasien
a. Menghindari stigma atau persepsi yang salah mengenai TB, agar pasien
tidak merasa sedih dan tidak menolak untuk diperiksa.
b. Memberikan semangat kepada pasien agar segera melakukan
pemeriksaaan dahak secara rutin, untuk memastikan keadaaan
penyakitnya.
c. Memberikan penjelasan kepada pasien dengan mengatakan bahwa
sakitnya bisa segera disembuhkan jika segera diobati.
d. Membuat perjanjian kepada pasien kapan akan meriksakan diri ke
Fasyankes terdekat.

Pokok Bahasan III : Cara Mengatasi Efek Samping OAT

Efek samping terjadi sebagai bagian dari reaksi alamiah tubuh ketika ada Obat (zat
kimia) yang masuk ke dalam tubuh; Efek samping adalah sesuatu yang normal dan
menunjukan obat bereaksi. Semua obat memiliki kemungkinan menimbulkan efek
samping yang tidak diinginkan, tergantung pada jenis obat, dosis obat dan lama
minumnya obat. Efek samping sangat berbeda pada satu orang dan lainnya, bisa
menjadi ringan, sedang dan berat tergantung kondisi fisik dan fsikis serta
kemampuan tubuh beradaptasi masing-masing. Secara medis efek samping
digolongkan dalam berat- ringan berdasarkan gejala yang timbul. Kader perlu
memahami masing-masing gejala efek samping agar bisa membantu pasien untuk
mengambil tindakan yang diperlukan di rumah atau segera ke Puskesmas dan rumah
sakit untuk mendapatkan pertolongan tenaga medis.
Mengenali efek samping obat secara dini dan cara penanggganan nya di rumah akan
membantu pasien untuk bisa patuh pada pengobatan Tuberkulosis sampai sembuh.

Jenis-jenis Efek samping Obat Tuberkulosis

KEMENTERIAN KESEHATAN RI – BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSLAT SDM KESEHATAN – 2016
MODUL TOT11
PELATIHAN INVESTIGASI KONTAK BAGI KADER

 gg. pencernakan dan gangguan fungsi hati : mual, muntah, sebah-mbeseseg,


nyeri perut , tidak nafsu makan
 gg. tulang-otot-persendian : nyeri otot, nyeri sendi, pegel-linu, peningkatan
kadar asam urat darah
 gg. pendengaran : denging, dengung, gembreng, kurang dengar, sd bila berat
bisa terjadi ke-tulian meskipun hal tersebut jarang terjadi
 gg. penglihatan : menyempit, buta warna hijau merah
 gg. kejiwaan dan perilaku : halusinasi, katatonik, depresi, atau sebaliknya
cepat marah, gampang tersinggung

Kader perlu membantu petugas kesehatan untuk mengedukasi pasien dan keluarga
pasien yang didampingi, termasuk dalam hal ini apa penanggganan yang diperlukan
berdasarkan gejala-gejala yang dialami oleh pasien. Untuk Gejala ringan maka
pasien tidak perlu dirujuk ke layanan medis, cukup dilakukan penangganan di rumah
oleh pasien dan keluarga, sedangkan untuk gejala efek samping obat yang berat
maka perlu segera pasien dibawah ke Puskesmas atau rumah sakit agar
mendapatkan penangganan medis secara seksama. Dalam kasus efek samping
samping berat kader hanya perlu memberikan motivasi kepada pasien dan keluarga
agar mendukung pasien untuk tetap patuh berobat.

Cara-Cara Penangganan efek samping ringan di rumah


Dalam kasus efek samping ringan, maka kader bisa memberikan edukasi kepada
pasien dan keluarga dalam mengatasi efek samping ringan di rumah atau di
Puskesmas. Berikut adalah beberapa cara nya :

a. Cara untuk mengatasi Perubahan rasa pengecapan dan air ludah berlebihan
 abaikan perubahan rasa ini.
 Tetaplah mengkonsumsi makanan dan minuman agar tidak lemas dan mual
muntah.
 Bila terasa sangat mengganggu bisa dicoba untuk mengulum es batu atau
mencicipi makanan yang bersifat asam atau asin, misalnya belimbing wuluh,
mangga muda, garam, dll.

b. Cara untuk mengatasi mual dan muntah:


- Jangan makan porsi besar. Cobalah makan dengan porsi kecil dan lebih
sering.
KEMENTERIAN KESEHATAN RI – BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSLAT SDM KESEHATAN – 2016
MODUL TOT12
PELATIHAN INVESTIGASI KONTAK BAGI KADER

- Makan dan minum dengan perlahan. Kunyah makanan dengan baik untuk
membantu pencernaan.
- Hindari makanan yang terlalu manis, berminyak atau berlemak
- Hindari aroma yang merangsang mual.
- Beristirahatlah setelah makan, jangan berbaring setelah makan.
- Ambil nafas dalam-dalam dan perlahan ketika merasakan sensasi mual, Hirup
udara segar.
- Alihkan perhatian anda ketika merasakan sensasi mual. Cobalah tehnik
relaksasi seperti mendengarkan musik yang menyenangkan.
- Minum obat anti muntah yang sudah diberikan dokter anda. Beritahu dokter
atau perawat jika mual dan muntah tidak mereda.
c. Cara Mengatasi sembelit (Sulit Buang Air Besar)
- Minumlah banyak cairan. Minuman jus buah dapat membantu untuk
memperlancar sembelit.
- Tetaplah aktif, ketidakaktifan dan berbaring di tempat tidur dapat membuat
sembelit lebih parah.
- Makanlah dengan pola makan yang seimbang dan tingkatkan asupan buah-
buahan dan sayuran
- Beri tahu dokter atau perawat jika anda belum buang air besar lebih dari 3
hari.

d. Cara mengatasi diare/mencret :


- Makan dan minumlah seperti biasa.
- Perbanyak minum, jika diperlukan minumlah oralit.
- Apabila belum membaik, segera konsultasikan ke dokter.
- Bila daerah rektum terasa nyeri, laporkan kepada perawat dan gunakan krim
tahan air di sekitar lokasi untuk melindungi kulit.

e. Cara Untuk Mengatasi Masalah tidur


- Cobalah teknik relaksasi seperti berdoa, meditasi, yoga, mandi air
hangat/apapun yang membantu anda bersantai dan menurunkan stress.

KEMENTERIAN KESEHATAN RI – BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSLAT SDM KESEHATAN – 2016
MODUL TOT13
PELATIHAN INVESTIGASI KONTAK BAGI KADER

- Berolahraga secara teratur, jangan berolahraga menjelang waktu tidur.


Berolahraga sedikitnya tiga jam sebelum tidur
- Jangan mengkonsumsi kafein (misalnya kopi, teh hijau dan hitam, coklat,
soda) setelah jam 3 sore.
- Cobalah minuman hangat bebas kafein (misalnya air hangat atau susu)
sebelum tidur
- Makan malam harus dilakukan sedikitnya 3 jam sebelum waktu tidur, namun
jangan tidur dalam keadaan lapar.
- Pergilah tidur pada waktu yang sama tiap malam, dan coba untuk bangun
pada waktu yang sama tiap hari
- Jika anda membutuhkan tidur siang, jagalah agar tidak terlalu lama ( 30 – 45
menit).
- Selama waktu tidur, hindari suara yang dapat mengganggu kenyamanan tidur
anda.
- Jangan meminum obat tidur kecuali yang telah diresepkan oleh dokter.

f. Cara mengatasi Gelisah


- Berbicara dengan keluarga dan atau teman dekat mengenai perasaan anda
- Bicarakan dengan dokter/perawat mengenai perasaan serta gejala gelisah.
- Kenali penyebab kegelisahan anda dan mulailah untuk menerima kondisi
anda saat ini.
- Mulailah menulis buku catatan harian. Anda dapat mencatat apa yang anda
rasakan untuk didiskusikan kepada dokter.
- Teknik relaksasi dengan mendengarkan musik, menonton TV, bermain kartu
atau aktifitas apapun yang mengalihkan perhatian anda

g. Cara mengatasi Penglihatan tiba-tiba buram


- Cobalah duduk dengan nyaman dan tenangkan diri anda.
- Bila belum teratasi konsultasikan ke dokter anda.

h. Cara Mengatasi Telinga Berdenging

KEMENTERIAN KESEHATAN RI – BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSLAT SDM KESEHATAN – 2016
MODUL TOT14
PELATIHAN INVESTIGASI KONTAK BAGI KADER

- Cobalah minum air hangat, mengunyah permen atau menutup hidung dan
mengejan.

- Walaupun sudah teratasi, segera konsultasikan ke dokter.

i. Cara Mengatasi Tangan bergetar


- Menghindari kegiatan yang monoton, atau bila bekerja sebisa mungkin
dilakukan secara benar (ergonomis).

- Meyakinkan anda menerima kenyataan, jangan takut diketahui orang lain,


harus menghadapinya dengan sikap positif, hidup teratur, menjaga
ketenangan hati dan jangan bekerja terlalu letih

- Banyak makan padi-padian, kacang-kacangan, sayur mayur dan buah-buahan.

j. Cara Mengatasi Nafsu makan hilang


- Makanlah dalam porsi kecil/ kudapan, ketika anda merasa lapar. Cobalah
makan setiap 2 jam dengan porsi yang lebih kecil.
- Pilihlah makanan tinggi kalori dan protein seperti kue, madu dan susu.
- Sediakanlah kudapan ringan yang menyehatkan.
- Variasikan menu makanan anda.
- Ubahlah suasana makan anda agar menyenagkan.
- Konsultasikan kepada dokter atau perawat bila asupan makanan yang tidak
mencukupi, kesulitan menelan atau penurunan berat badan. Konsultasi
dengan ahli gizi mungkin juga dibutuhkan.

k. Cara Mengatasi Pegal-pegal


- Istirahat dan Tidur yang cukup serta berpikiran positif.

- Memperbaiki sikap tubuh yang salah, misalnya duduk/berdiri tegak, tidak


membungkuk atau miring ke satu sisi

- Lakukan olahraga ringan. 

- Kompres bagian tubuh anda yang pegal-pegal dengan kantong/botol berisi air
hangat selama kurang lebih 15 menit satu atau dua kali sehari.

KEMENTERIAN KESEHATAN RI – BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSLAT SDM KESEHATAN – 2016
MODUL TOT15
PELATIHAN INVESTIGASI KONTAK BAGI KADER

- Makan pisang dan minumlah susu setiap hari.

- Rendam kaki Anda dalam air hangat dengan larutan garam . Selain cepat
terserap dalam kulit, berefek cepat untuk mengurangi rasa pegal-pegal.

l. Cara mengatasi Pusing berputar

- Harus istirahat total sementara waktu.

- Pejamkan mata dan hindari suara yang menggagu ketenangan anda.

- Perubahan posisi dilakukan perlahan.

- Konsultasikan pada dokter.

m. Cara Mengatasi sakit kepala


- Tidur cukup dan teratur.
- Perbanyak minum air minimal 8-10 gelas air sehari.
- Kompreslah kepala, bahu dan leher anda dengan sekantong es.
- Berikan pijat selama 15 menit di lokasi sakit kepala.
- Oleskan minyak gosok yang hangat dengan aroma yang menyenangkan.
- Latihan aerobik yang teratur, seperti jalan cepat, bersepeda, atau berenang,
dapat mengurangi intensitas dan frekuensi sakit kepala.
- Berbagai teknik meditasi dapat digunakan untuk memfokuskan perhatian
dan menenangkan pikiran.

n. Cara Mengatasi Lemas


- Minum cairan elektrolit.
- Istirahat yang cukup, latih untuk bangun dan tidur pada jam yang sama.
- Makanlah kacang-kacangan, bayam, tuna, stroberi, nanas, susu rendah lemak
yang kaya vitamin C, ikan, kerang, daging sapi, daging ayam, telor, tahu,
tempe, yogurt yang tinggi kandungan proteinnya makanan yang membuat
tubuh kita cepat pulih dari rasa lemas.

o. Cara Mengatasi Depresi (Kesedihan yg mendalam yang berlangsungg lama)

KEMENTERIAN KESEHATAN RI – BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSLAT SDM KESEHATAN – 2016
MODUL TOT16
PELATIHAN INVESTIGASI KONTAK BAGI KADER

- Konsultasikan pada dokter anda bila mengalami Perasaan-perasaan negatif


seperti kesedihan, kekhawatiran dan frustrasi yang mengganggu kegiatan
sehari-hari.

- Berpikir positif dan berserah diri.

p. Cara untuk mencegah dan mengatasi kelelahan


- Lakukanlah olahraga ringan secara teratur.
- Cukupi asupan makanan anda.
- Lakukan perencanaan dengan melakukan aktivitas yang seimbang.
- Usahakan tidur anda nyenyak di malam hari.
- Beritahu dokter anda bila anda sulit tidur dan sering bangun di malam hari.

k. Perawatan Diri dan Cara Menyikapi


Nutrisi berikut adalah sebagian makanan yang direkomendasi, namun anda
dapat menggantinya dengan makanan yang anda sukai.

Menu Utama termasuk namun tidak terbatas pada:


- Ayam
- Nasi
- Bubur sereal Instan
- Kentang
- Mie (sebaiknya jangan mie instan)
- Kue kering asin
- Roti bakar
- Daging sapi
- Makanan manis

Minuman dapat mencakup berikut:


- Minuman karbonasi yang tak bersoda lagi
- Jus buah
- Minuman elektrolit
- Teh
- Air

Catatan penting:
- Hati-hati untuk pasien dengan diabetes, ikuti aturan diet dari poli gizi dan
diabet.
- Pengganti makanan cair: susu bubuk yang ditambahkan pada makanan
seperti puding, susu, dan telur kocok.

KEMENTERIAN KESEHATAN RI – BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSLAT SDM KESEHATAN – 2016
MODUL TOT17
PELATIHAN INVESTIGASI KONTAK BAGI KADER

- Daftar makanan tinggi Kalium: pisang, alpukat, kurma kering, buah kiwi, jus
jeruk, pir, buah naga, tomat.

4. Menilai kemajuan pengobatan pasien TB

Selain melakukan wawancara dan observasi, petugas kesehatan juga akan


melakukan pemantauan dengan pemeriksaan dahak ulang dan pemeriksaan
lainnya. Pemeriksaan dahak ulang wajib dilakukan sebanyak 3 kali selama
pengobatan yaitu :
1. Akhir tahap awal (intensif)
Yaitu satu minggu sebelum akhir tahap awal (intensif) di bulan ke 2/3
2. Satu bulan sebelum akhir pengobatan Yaitu satu bulan sebelum pengobatan
berakhir, sekitar bulan 5/7
3. Akhir pengobatan (AP) Yaitu satu minggu sebelum akhir pengobatan di
bulan ke 6/8

Pengambilan Dahak Pada Pemeriksaan Dahak Ulang


hanya 2 kali / PS (pagi dan Sewaktu)
Bukan SPS (Sewaktu, Pagi, Sewaktu)

Kadang pasien yang sudah mengikuti pengobatan, akan mulai menunjukan


tanda perbaikan keadaanya terutama pengeluaran
dahak saat batuk. Lakukan hal berikut untuk membantu :
1. Malam hari sebelum tidur, minum satu gelas teh manis
2. Melakukan olah raga ringan (lari-lari kecil) kemudian menarik nafas dalam
beberapa kali.

KEMENTERIAN KESEHATAN RI – BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSLAT SDM KESEHATAN – 2016
MODUL TOT18
PELATIHAN INVESTIGASI KONTAK BAGI KADER

3. Mintalah obat batuk kepada tenaga kesehatan. Minumlah obat tersebut


sebelum tidur untuk memudahkan pasien
mengeluarkan dahak esok harinya.

Lamanya pengobatan TB kadang lebih lama dari seharusnya atau lebih dari 6
bulan. Pasien TB tertentu akan diberikan pengobatan tambahan di tahap
intensif/tahap awal
selama 1 bulan yang disebut sebagai “Sisipan”. Tenaga kesehatan akan
memberikan obat sisipan jika hasil pemeriksaan dahak ulang pada akhir tahap
intensif tidak menunjukan hasil yang berpindah (konversi) dari positif pada saat
memulai pengobatan menjadi negatif di akhir tahap intensif. Olehkarenanya
sisipan hanya diberikan pada pasien TB BTA positif
baik baru atau kambuh.

Pasien dapat dinyatakan sembuh jika.


- Pengobatannya sudah lengkap
- Hasil pemeriksaan dahak ulang dua kali berturut-turut dinyatakan negatif
atau tidak di temukan kuman TB.

VII. KESIMPULAN

o Pendampingan pasien adalah pendampingan oleh kader dan PMO di


wilayah puskesmas dengan berkoordinasi dengan pendidik sebaya dan

KEMENTERIAN KESEHATAN RI – BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSLAT SDM KESEHATAN – 2016
MODUL TOT19
PELATIHAN INVESTIGASI KONTAK BAGI KADER

manager kasus bertujuan agar pasien benar-benar berobat patuh sampai


sembuh. Oleh karena itu motivasi dari keluarga dan orang terdekat,
perhatian dari keluarga agar pasien memiliki kemauan untuk sembuh.
Disamping itu dibutuhkan pemantauan kemajuan pengobatan secara
rutin sampai pasien dinyatakan sembuh.

o Dalam proses pendampingan pasien diperlukan edukasi, motivasi dan


pemantauan kemajuan pengobatan yaitu sebelum dan saat pengobatan
dimulai, tahapan pengobatan TB, cara mengatasi efek samping OAT
sampai pasien dinyatakan sembuh.

IX. Referensi
1. Kementrian kesehatan Republik Indonesia, Buku saku pasien tuberkulosis
resistan obat, 2013
2. Community TB care Aisyiyah, Buku Modul TOT TB, 2015
3. Pimpinan Pusat Dewan Masjid Indonesia, Buku Saku Kader Pengendalian TB
berbasis komunitas masjid, 2015
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 67, Penanggulangan
Tuberkulosis Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2016
5. http://www.tbindonesia.or.id/opendir/Buku/buku-saku-tb-revfinal.pdf
6. https://hellosehat.com/pengawas-minum-obat-tbc-tuberkulosis/

KEMENTERIAN KESEHATAN RI – BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSLAT SDM KESEHATAN – 2016
MODUL TOT20
PELATIHAN INVESTIGASI KONTAK BAGI KADER

Lampiran 1 Pendampingan pasien

Cara Mengisi Kartu Kontrol :

Sebelum mengisis kartu kontrol PMO harus berkoordinasi dengan kader atau tenaga
kesehatan untuk menanyakan hal penting sebagai berikut :
Pengisian kartu kontrol ini dilakukan saat dimulainya pengobatan hingga selesai
pengobatan atau dinyatakan sembuh oleh tenaga kesehatan.
1) Kapan pasien mulai minum obat
2)Kapan jadwal periksa ulang dahak
3) Berapa jumlah obat yang harus diminum oleh pasien

Jadwal periksa dahak ulang yang ditanyakan adalah :

KEMENTERIAN KESEHATAN RI – BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSLAT SDM KESEHATAN – 2016
MODUL TOT21
PELATIHAN INVESTIGASI KONTAK BAGI KADER

a. Pemeriksaan dahak ulang akhir tahap intensif


b. Pemeriksaan dahak ulang satu bulan sebelum akhir pengobatan
c. Pemeriksaan dahak ulang di akhir pengobatan (AP)

*lihat halaman tentang pemeriksaan dahak ulang


Jumlah obat ditentukan oleh tenaga kesehatan dan harus diingat oleh PMO dan
kader. Untuk dapat mengingat dengan mudah jadwal menelan obat, tentukan jadwal
teratur minum obat setiap hari yang disepakati oleh PMO dan pasien, misalkan
Pukul 20.00 malam setelah makan malam.
Sebelum mengisi kartu kontrol, PMO harus berkoordinasi dengan kader atau tenaga
kesehatan untuk menanyakan hal penting sebagai berikut :

D. PENCATATAN KARTU KONTROL PMO

Bagaimana cara mengisi kartu kontrol ?


1. Tuliskan Identitas : Nama, Umur dan Alamat pasien di dalam kartu kontrol pada
bagian kanan atas kartu kontrol.
2. Tuliskan waktu memulai pengobatan :
Tuliskan bulan memulai pengobatan di kolom bulan hingga ke bagian bawah
kolom.Tuliskan tanda (√) pada kolom tanggal dimulainya mimum obat.
3. Berikan tanda (√) pada saat pasien meminum obatnya dengan benar di jadwal
minum obat 4. Berikan garis (-) pada tanggal yang bukan jadwal minum obat hingga
saatnya jadwal minum obat
5. Berikan tanda (X) jika pasien tidak mau minum obat, jika hal ini terjadi mintalah
PMO untuk melaporkan hal ini pada kader atau petugas kesehatan
6. Berikan tanda (O) pada tanggal jadwal pemeriksaan dahak ulang
7. Berikan tanda (=) jika pemeriksaan dahak telah dilakukan.

KEMENTERIAN KESEHATAN RI – BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSLAT SDM KESEHATAN – 2016
MODUL TOT22
PELATIHAN INVESTIGASI KONTAK BAGI KADER

KEMENTERIAN KESEHATAN RI – BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSLAT SDM KESEHATAN – 2016
MODUL TOT23
PELATIHAN INVESTIGASI KONTAK BAGI KADER

Lampiran II Pendampingan pasien

FORMULIR PEMDAMPINGAN FOLLOW UP

Nama Lengkap :
Tanggal Follow Up :
Nama Peer Follow Up:
Kontak Follow Up : a. RS Visit b. Puskesmas Visit c. Home Visit d. Telepon
e. SMS
Masalah/Keluhan : a. Fisik b. Psikis c. Sosial Ekonomi d. Kebutuhan
Solusi/RTL :

KEMENTERIAN KESEHATAN RI – BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSLAT SDM KESEHATAN – 2016
MODUL TOT24
PELATIHAN INVESTIGASI KONTAK BAGI KADER

Lampiran III Pendampingan pasien

KUESIONER BAHAN PRE/POS TEST

Mohon menjawab pertanyaan berikut dengan memberi tanda (V) pada jawaban
yang benar !

1. Apa yang harus di lakukan jika pasien lupa menelan obat ?


a. Harus cepat bertindak jika pasien lupa atau tidak menelan
obatnya ( meskipun hanya terlambat satu hari )
b. Tanyakan masalah yang menjadi penyebab pasien tidak
menelan obatnya
c. Memeriksa ulang dahak
d. Mencatat tanggal tidak menelan obat
2 . hal apa saja yang perlu di lakukan untuk mencegah penularan?
a. Memberikan edukasi tentang etika batuk
b. Meminta pasien tinggal sendiri
c. Mengarahkan untuk teratur menelan obat
d. Memantau berat badan pasien
3. hal apa saja yang perlu di perhatikan sebelum melakukan pemantauan
pengobatan?
a. Tetapkan pengawas menelan obat {PMO} yang akan
membantu pengobatan pasien
b. Menjelaskan kepada pasien dan PMO tentang cara
minum obat sesuai dengan tahapan pengobatan.
c. Memberikan penjelasan kepada pasien dengan
mengatakan bahwa sakitnya bisa segera disembuhkan
jika segera diobati.
d. Memberikan semangat kepada pasien agar segera
melakukan pemeriksaaan dahak secara rutin, untuk
memastikan keadaaan penyakitnya.
4. Bagaimana cara memberi motivasi pasien?
a. Jika tidak minum obat pasien bisa meninggal dunia

c. Menghindari stigma atau persepsi yang salah mengenai TB,


agar pasien tidak merasa sedih dan tidak menolak untuk
diperiksa
d. Memberikan semangat kepada pasien agar segera melakukan
pemeriksaaan dahak secara rutin, untuk memastikan keadaaan
penyakitnya.
e. Memberikan penjelasan kepada pasien dengan mengatakan
bahwa sakitnya bisa segera disembuhkan jika segera diobati.

KEMENTERIAN KESEHATAN RI – BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSLAT SDM KESEHATAN – 2016
MODUL TOT25
PELATIHAN INVESTIGASI KONTAK BAGI KADER

5. Kenapa di butuhkan seorang PMO bagi pasien ?


a. Masa pengobatan TB cukup lama dan jumlah obat TB yang banyak
sering menyebabkan pasien bosan
b. Untuk memberikan informasi terkait pengobatan di Fasyankes
c. Pasien perlu di ingatkan tentang jdwal minum obat maupuan
tanggal harus control kembali
d. Beberapa pasien merasa malu untuk berobat

KEMENTERIAN KESEHATAN RI – BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSLAT SDM KESEHATAN – 2016

Anda mungkin juga menyukai