MATERI INTI 5
PENDAMPINGAN PADA PASIEN TBC
MATERI INTI 5
PENDAMPINGAN PADA PASIEN TBC
I. Deskripsi Singkat
Tujuan Pembelajaran
III. Metode
a. Ceramah tanya jawab
b. Curah pendapat
c. Bermain peran
V. Langkah-Langkah Pembelajaran
Berikut disampaikan langkah-langkah kegiatan dalam proses pembelajaran
materi ini.
Langkah 1. Pengkondisian
Langkah pembelajaran:
1. Fasilitator menyapa peserta dengan ramah dan hangat. Apabila belum pernah
menyampaikan sesi di kelas, mulailah dengan perkenalan. Perkenalkan diri
dengan menyebutkan nama lengkap, instansi tempat bekerja, materi yang
akan disampaikan.
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran dan pokok bahasan sebaiknya dengan
menggunakan bahan tayang.
3. Memberikan kesempatan kepada peserta untuk memperjelas hal-hal yang
belum dimengerti.
4. Mengajak peserta bermasin peran sebagai berikut:
1) Fasilitator membagi peserta menjadi beberapa kelompok berdasarkan dua
bagian persiapan pedampingan dan pendampingan pengobatan pasien.
2) Masing-masing kelompok diminta untuk melakukan diskusi tentang
Proses pendampingan pengobatan pasien.
3) Menjelaskan kepada PMO/Kader tentang cara minum obat sesuai dengan
tahapan pengobatannya.
4) Menjelaskan tentang penatalaksanaan efek samping di rumah
5) Memberikan kesempatan kepada peserta untuk bertanya dan menjawab
a. Peserta :
1) Penyiapan perhatian
2) Menyiapkan alat tulis
3) Mendengar dan mencatat
4) Bertanya jika diminta
Pokok Bahasan I
I. Definisi pendampingan pasien Tuberkulosis
e. Menyampaikan jika ada gejala efek samping yang dirasakan oleh pasien,
pasien bersama PMO tidak boleh sungkan melakukan menghubungi kader
atau petugas kesehatan.
a. Amati
Apakah berat badan pasien bertambah atau pasien terihat lebih gemuk, jika
iya lanjutkan pengobatan serta pemantauan pengobatan dan ingatkan
pasien untuk tetap berobat teratur. Jika tidak berikan asupan makanan
bergizi untuk membantu meningkatkan daya tahan tubuh pasien.
b. Tanyakan
Pastikan pasien menelan obat TB dengan cara yang benar, yaitu tepat jenis
obat, tepat waktu, tepat dosis, tepat cara dan tepat lama pengobatan.
1) Tepat jenis obat
Obat yang digunakan adalah obat anti Tuberkulosis (OAT) yang
diberikan oleh petugas kesehatan. Penambahan obat lainnya harus
sepengetahuan petugas kesehatan. Obat yang sudah terbukti kebal
tidak boleh lagi digunakan baik sendiri atau bersama dengan obat lain.
2) Tepat waktu
Jama kerja obat adalah waktu efektif obat bekerja dalam tubuh. Setiap
obat sudah diukur waktu efektifnya bekerja dalam tubuh manusia, dan
untuk obat anti tuberkulosis lama kerja obatnya adalah 24 jam. Untuk
memastikan obat secara efektif bekerja terus-menerus membunuh
kuman TBC, maka pasien harus minum obat setiap 24 jam.
3) Tepat cara.
Cara minum obat yang baik adalah saat perut kosong, yaitu pagi hari
sebelum makan atau malam hari sebelum tidur. Berikan jeda antara
makanan sekitar setengah jam. Obat harus diminum sekaligus, atau
jika diberikan jedah tidak boleh lebih dari 1/2 jam dari obat pertama
sampai obat terakhir atau suntik dilaksanakan.
4) Tepat dosis
Obat TB ditelan dalam satu dosis. Dosis obat ditentukan oleh petugas
kesehatan. Biasanya dosis obat ditentukan oleh berat badan, misalkan
berat badan 40 kg menggunakan dosis 3 tablet.
b. Edukasi Ulang
Dalam memberikan informasi kepada pasien, kadang kala tidak semua
informasi yang diberikan dapat diterima oleh pasien, untuk itu diperlukan
menanya ulang pasien apa saja yang mereka sudah ketahui dari informasi yang
telah diberikan oleh kader sebelumnya. Jika dalam pemantauan didapat
informasi bahwa pasien dan PMO belum memahami sepenuhnya informasi
terkait TBC dan pengobatan, maka dilakukan edukasi ulang untuk melengkapi
pemahaman pasien terhadap hal-hal yang belum sepenuhnya diketahui.
c. Cek dan Ricek
Untuk memastikan kepatuhan pasien meminum obat maka Kader secara
berkala perlu melakukan pengecekan ke PMO dan petugas
kesehatan/manager kasus tentang perkembangan pasien. Upaya lainnya yang
3. Tahapan pengobatan TB
Tahapan pengobatan TB adalah waktu lamanya pengobatan disesuaikan
dengan kategori pengobatan. Pengobatan TB dengan DOTS memiliki 2 tahap,
yaitu :
2) Tahap Lanjutan
Pada tahap lanjutan, obat diminum 3 kali seminggu sebanyak satu
dosis. Misalkan pasien A menelan obat satu dosis (3 tablet) setiap hari
Senin, Kamis dan Sabtu di pagi hari sebelum makan.
Pasien:
Menggunakan masker bedah
Tidak membuang dahak sembarangan
Menerapkan pola hidup bersih
iii. Anak yang menjadi kontak erat pasien TBenjadi kontak pasien TBC
1. Rujuk dan pastikan anak yang menjadi kontak pasien TBC
memeriksakan diri ke Fasyankes
2. Pemeriksaan TBC anak ditetapkan oleh dokter dengan menggunakan
sistem skoring
3. Pastikan pengobatan dilakukan secepatnya jika sudah dipastikan sebagai
anak yang sakit TBC
4. Jika tidak terbukti sakit TBC, maka anak harus mendapatkan PP-INH
(Obat Pencegahan). Kader bertugas untuk memantau pemberian
PP-INH sampai tuntas
2. Memotivasi pasien
a. Menghindari stigma atau persepsi yang salah mengenai TB, agar pasien
tidak merasa sedih dan tidak menolak untuk diperiksa.
b. Memberikan semangat kepada pasien agar segera melakukan
pemeriksaaan dahak secara rutin, untuk memastikan keadaaan
penyakitnya.
c. Memberikan penjelasan kepada pasien dengan mengatakan bahwa
sakitnya bisa segera disembuhkan jika segera diobati.
d. Membuat perjanjian kepada pasien kapan akan meriksakan diri ke
Fasyankes terdekat.
Efek samping terjadi sebagai bagian dari reaksi alamiah tubuh ketika ada Obat (zat
kimia) yang masuk ke dalam tubuh; Efek samping adalah sesuatu yang normal dan
menunjukan obat bereaksi. Semua obat memiliki kemungkinan menimbulkan efek
samping yang tidak diinginkan, tergantung pada jenis obat, dosis obat dan lama
minumnya obat. Efek samping sangat berbeda pada satu orang dan lainnya, bisa
menjadi ringan, sedang dan berat tergantung kondisi fisik dan fsikis serta
kemampuan tubuh beradaptasi masing-masing. Secara medis efek samping
digolongkan dalam berat- ringan berdasarkan gejala yang timbul. Kader perlu
memahami masing-masing gejala efek samping agar bisa membantu pasien untuk
mengambil tindakan yang diperlukan di rumah atau segera ke Puskesmas dan rumah
sakit untuk mendapatkan pertolongan tenaga medis.
Mengenali efek samping obat secara dini dan cara penanggganan nya di rumah akan
membantu pasien untuk bisa patuh pada pengobatan Tuberkulosis sampai sembuh.
Kader perlu membantu petugas kesehatan untuk mengedukasi pasien dan keluarga
pasien yang didampingi, termasuk dalam hal ini apa penanggganan yang diperlukan
berdasarkan gejala-gejala yang dialami oleh pasien. Untuk Gejala ringan maka
pasien tidak perlu dirujuk ke layanan medis, cukup dilakukan penangganan di rumah
oleh pasien dan keluarga, sedangkan untuk gejala efek samping obat yang berat
maka perlu segera pasien dibawah ke Puskesmas atau rumah sakit agar
mendapatkan penangganan medis secara seksama. Dalam kasus efek samping
samping berat kader hanya perlu memberikan motivasi kepada pasien dan keluarga
agar mendukung pasien untuk tetap patuh berobat.
a. Cara untuk mengatasi Perubahan rasa pengecapan dan air ludah berlebihan
abaikan perubahan rasa ini.
Tetaplah mengkonsumsi makanan dan minuman agar tidak lemas dan mual
muntah.
Bila terasa sangat mengganggu bisa dicoba untuk mengulum es batu atau
mencicipi makanan yang bersifat asam atau asin, misalnya belimbing wuluh,
mangga muda, garam, dll.
- Makan dan minum dengan perlahan. Kunyah makanan dengan baik untuk
membantu pencernaan.
- Hindari makanan yang terlalu manis, berminyak atau berlemak
- Hindari aroma yang merangsang mual.
- Beristirahatlah setelah makan, jangan berbaring setelah makan.
- Ambil nafas dalam-dalam dan perlahan ketika merasakan sensasi mual, Hirup
udara segar.
- Alihkan perhatian anda ketika merasakan sensasi mual. Cobalah tehnik
relaksasi seperti mendengarkan musik yang menyenangkan.
- Minum obat anti muntah yang sudah diberikan dokter anda. Beritahu dokter
atau perawat jika mual dan muntah tidak mereda.
c. Cara Mengatasi sembelit (Sulit Buang Air Besar)
- Minumlah banyak cairan. Minuman jus buah dapat membantu untuk
memperlancar sembelit.
- Tetaplah aktif, ketidakaktifan dan berbaring di tempat tidur dapat membuat
sembelit lebih parah.
- Makanlah dengan pola makan yang seimbang dan tingkatkan asupan buah-
buahan dan sayuran
- Beri tahu dokter atau perawat jika anda belum buang air besar lebih dari 3
hari.
- Cobalah minum air hangat, mengunyah permen atau menutup hidung dan
mengejan.
- Kompres bagian tubuh anda yang pegal-pegal dengan kantong/botol berisi air
hangat selama kurang lebih 15 menit satu atau dua kali sehari.
- Rendam kaki Anda dalam air hangat dengan larutan garam . Selain cepat
terserap dalam kulit, berefek cepat untuk mengurangi rasa pegal-pegal.
Catatan penting:
- Hati-hati untuk pasien dengan diabetes, ikuti aturan diet dari poli gizi dan
diabet.
- Pengganti makanan cair: susu bubuk yang ditambahkan pada makanan
seperti puding, susu, dan telur kocok.
- Daftar makanan tinggi Kalium: pisang, alpukat, kurma kering, buah kiwi, jus
jeruk, pir, buah naga, tomat.
Lamanya pengobatan TB kadang lebih lama dari seharusnya atau lebih dari 6
bulan. Pasien TB tertentu akan diberikan pengobatan tambahan di tahap
intensif/tahap awal
selama 1 bulan yang disebut sebagai “Sisipan”. Tenaga kesehatan akan
memberikan obat sisipan jika hasil pemeriksaan dahak ulang pada akhir tahap
intensif tidak menunjukan hasil yang berpindah (konversi) dari positif pada saat
memulai pengobatan menjadi negatif di akhir tahap intensif. Olehkarenanya
sisipan hanya diberikan pada pasien TB BTA positif
baik baru atau kambuh.
VII. KESIMPULAN
IX. Referensi
1. Kementrian kesehatan Republik Indonesia, Buku saku pasien tuberkulosis
resistan obat, 2013
2. Community TB care Aisyiyah, Buku Modul TOT TB, 2015
3. Pimpinan Pusat Dewan Masjid Indonesia, Buku Saku Kader Pengendalian TB
berbasis komunitas masjid, 2015
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 67, Penanggulangan
Tuberkulosis Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2016
5. http://www.tbindonesia.or.id/opendir/Buku/buku-saku-tb-revfinal.pdf
6. https://hellosehat.com/pengawas-minum-obat-tbc-tuberkulosis/
Sebelum mengisis kartu kontrol PMO harus berkoordinasi dengan kader atau tenaga
kesehatan untuk menanyakan hal penting sebagai berikut :
Pengisian kartu kontrol ini dilakukan saat dimulainya pengobatan hingga selesai
pengobatan atau dinyatakan sembuh oleh tenaga kesehatan.
1) Kapan pasien mulai minum obat
2)Kapan jadwal periksa ulang dahak
3) Berapa jumlah obat yang harus diminum oleh pasien
Nama Lengkap :
Tanggal Follow Up :
Nama Peer Follow Up:
Kontak Follow Up : a. RS Visit b. Puskesmas Visit c. Home Visit d. Telepon
e. SMS
Masalah/Keluhan : a. Fisik b. Psikis c. Sosial Ekonomi d. Kebutuhan
Solusi/RTL :
Mohon menjawab pertanyaan berikut dengan memberi tanda (V) pada jawaban
yang benar !