Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN TUTORIAL

SKENARIO B BLOK 28

Oleh: KELOMPOK G3
Tutor: dr. Nyimas Fatimah, Sp.KFR
Muhammad Rafi Abdurrachman 04011381722164

Brizka Sunardi 04011381722166

Muhammad Guszaldo Hamanda Putra 04011381722167

Muhammad Shafriedho Darmaputra 04011381722195

Sindy Bintang Permata 04011381722196

Intan Marda Juwita 04011381722202

Ikhwanafasya Hasbullah Nabdakh 04011381722205

Fakhri Abdurrahman 04011381722207

Muhammad Farhan Fadhillah 04011381722209

Muhammad Bariq Taqi 04011381722215

Fitri Aulia Rahmi 04011381722216

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
TAHUN 2020

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas segala rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan tutorial yang berjudul
“Laporan Tutorial Skenario B Blok 28 ” sebagai tugas kompetensi kelompok.
Kami menyadari bahwa laporan tutorial ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna perbaikan di masa
mendatang.
Dalam penyelesaian laporan tutorial ini, kami banyak mendapat bantuan, bimbingan dan
saran. Pada kesempatan ini, kami ingin menyampaikan syukur, hormat, dan terimakasih
kepada :

1. Tuhan yang Maha Esa, yang telah merahmati kami dengan kelancaran diskusi tutorial,
2. Selaku tutor kelompok G3 , dr. Nyimas Fatimah, Sp.KFR
3. Teman-teman sejawat FK Unsri, terutama kelas PSPD GAMMA 2017
Semoga Tuhan memberikan balasan pahala atas segala amal yang diberikan kepada
semua orang yang telah mendukung kami dan semoga laporan tutorial ini bermanfaat
bagi kita dan perkembangan ilmu pengetahuan. Semoga kita selalu dalam lindungan
Tuhan.

Palembang, 23 November 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar…………………………………………………………….. ……. 2


Daftar Isi………………………………………………………………………… 3
Kegiatan Diskusi…………………………………………………………... …… 4
Skenario……………………………………………………………………... …. 5
I. Klarifikasi Istilah………………………………………………………. ….. 6
II. Identifikasi Masalah……………………………………………………. … .7
III. Analisis Masalah……………………………………………………….. …. 9
IV. Keterbatasan Ilmu Pengetahuan…………………………………………….
V. Kerangka Konsep
VI. Sintesis…………………......…………………....................................…... 23
VII. Kesimpulan……………………………………………………….....….….54
Daftar Pustaka……………………………………………………………... ….55

3
KEGIATAN DISKUSI

Tutor : dr. Nyimas Fatimah, Sp.KFR.


Moderator : Intan Marda Juwita
Sekretaris 1 : Muhammad Farhan Fadhillah
Sekretaris 2 : Muhammad Rafi Abdurrachman
Presentan : Muhammad Bariq Taqi
Pelaksanaan : Senin, 23 November 2020 (13.00-15.30 WIB)
Rabu, 25 November 2020 (13.00-15.30 WIB)

Peraturan selama tutorial :


1. Jika bertanya atau mengajukan pendapat harus mengangkat tangan terlebih dahulu,
2. Jika ingin keluar dari ruangan izin dengan moderator terlebih dahulu,
3. Boleh minum,
4. Tidak boleh ada forum dalam forum,
5. Tidak memotong pembicaraan orang lain,
6. Menggunakan hp saat diperlukan.

SKENARIO B BLOK 28 TAHUN 2020

4
Tn B, usia 50 tahun, mempunyai istri dan 4 orang anak, peserta BPJS yang ditanggung
pemerintah berobat ke poliklinik Puskesmas (dr A) yang bekerja sama dengan BPJS (Badan
Penyelenggara Jaminan Kesehatan), keluhan batuk berdahak dan sesak nafas. Dari rekam
medik didapatkan satu tahun yang lalu Tn B menderita tuberculosis dan diterapi dengan paket
“multidrugs” sesuai standar. Obat yang diberikan tidak dikonsumsi sesuai aturan dan masih
tersisa. Pada pemeriksaan fisik didapatkan Tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 90 X/menit,
Pernafasan 30x permenit, suhu 37 C. Pada pemeriksaan paru terdapat ronchi seluruh lapangan
paru. Dr. A membuat kesimpulan Tn B harus dirujuk ke rumah sakit (FKTL= Fasilitas
Kesehatan Tingkat Lanjut), karena sesak nafas dan kemungkinan sudah multi drugs resistance
(MDR). Pada mulanya Tn B dan istrinya tidak bersedia untuk di rujuk ke Rumah sakit dan
hanya minta obat yang sama saja. Dr. A memberikan penjelasan bahwa penyakit
tuberkulosisinya kemungkinan sudah resistance terhadap paket obat sebelumnya dan risiko
untuk menularkan kepada keluarga sangatlah tinggi.

Tn B bersedia untuk di rujuk ke RS, di RS dilakukan pemeriksaan oleh Dr D SpPD KP


didiagnosis dengan tuberculosis MDR dan sesuai dengan Panduan Praktek kliniknya
direncanakan akan dirawat di ruang isolasi dengan tekanan negative. Tn B dirawat diruang
isolasi selama 1 bulan dan diperbolehkan pulang dengan tetap diberikan obat lanjutan yang
harus dikonsumsi lama dan tidak boleh lagi putus obat.

Sementara itu Dr. A dan staf melakukan kunjungan sehat ke kediaman Tn B untuk melihat
bagaimana kondisi tempat tinggalnya dan keluarganya yang lain. Pengamatan Dr.A kediaman
Tn B kurang layak huni dan pada pemeriksaan keluarga ini kemungkin sudah tertular penyakit
yang sama. Dr. A minta kepada semua keluarga untuk diperiksa lebih lanjut (pemeriksaan
sputum/gen expert) di klinik Puskesmas.

Pada pemeriksaan semua keluaga Tn B didapatkan dua anaknya juga terinfeksi tuberculosis.
Dr. A memberikan pengobatan kepada kedaunya dengan paket TBC juga diberikan penjelasan
tentang pola hidup sehat untuk memutus mata rantai TBC ini. Dr. A juga berkolaborasi dengan
dinas terkait untuk juga membedah rumah Tn B supaya bisa layak huni dan sehat.

I. Klarifikasi Istilah

No. Istilah Pengertian

5
1. BPJS BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan
Kesehatan) adalah lembaga yang
memiliki tugas untuk memberikan
jaminan perlindungan kesehatan
mendasar bagi seluruh rakyat Indonesia.

2. Rhonchi Suara siulan atau mendengkur terdengar


pada asukultasi dada ketika saluran
udara terhalang sebagian

3. Rujuk Rujuk adalah pelimpahan wewenang dan


tanggung jawab atas masalah kesehatan
masyarakat dan kasus-kasus penyakit
yang dilakukan secara timbal balik
secara vertikal maupun horizontal
meliputi sarana, rujukan teknologi,
rujukan tenaga ahli, rujukan operasional,
rujukan kasus, rujukan ilmu pengetahuan
dan rujukan bahan pemeriksaan
laboratorium(permenkes 922/2008)
4. FKTL FKTL merupakan kepanjangan dari
Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjutan.
Pelayanan kesehatan rujukan FKTL ini
terdiri dari rawat jalan dan rawat inap.
Rawat inap terbagi menjadi dua yaitu
perawatan inap non intensif dan
perawatan inap di ruang intensif.

5. Tuberculosis Tuberkulosis adalah penyakit menular


langsung yang disebabkan oleh kuman
TB (Mycobacterium Tuberculosis).
Sebagian besar kuman TB menyerang
paru, tetapi dapat juga mengenai organ
tubuh lainnya.
6. Tuberculosis Multidrugs Tuberculosa Multi Drug Resistant (TB-
MDR) didefinisikan sebagi resistensi
Mycobacterium Tuberculosis terhadap
agen Obat Anti TB (OAT) tanpa atau
dengan lini pertama, yaitu Rifampisin
(R) dan Isoniazide (H) dimana kedua
obat tersebut sangat penting pada
pengobatan TB yang telah diterapkan
pada strategi DOTS (Kementerian
Kesehatan, 2013)
6
7. Kolaborasi (perbuatan) kerja sama (dengan musuh
dan sebagainya); (Kbbi),
bekerja sama dengan orang lain atau
bersama-sama terutama dalam upaya
intelektual

8. Gen expert Gen expert adalah nucleic acid


amplification test (NAAT) untuk
diagnosis tuberkulosis cepat simultan
dan tes sensitivitas antibiotik cepat. Ini
adalah tes diagnostik otomatis yang
dapat mengidentifikasi DNA
Mycobacterium tuberculosis (MTB) dan
resistansi terhadap rifampisin (RIF).

II. Identifikasi Masalah


No. Fakta Ketidaksesuaian Prioritas

1. Tn B, usia 50 tahun, mempunyai Tidak sesuai VVVV


istri dan 4 orang anak, peserta
BPJS yang ditanggung pemerintah
berobat ke poliklinik Puskesmas
(dr A) yang bekerja sama dengan
BPJS (Badan Penyelenggara
Jaminan Kesehatan), keluhan
batuk berdahak dan sesak nafas.
Dari rekam medik didapatkan satu
tahun yang lalu Tn B menderita
tuberculosis dan diterapi dengan
paket “multidrugs” sesuai standar.
Obat yang diberikan tidak
dikonsumsi sesuai aturan dan
masih tersisa. Pada pemeriksaan
fisik didapatkan Tekanan darah
120/80 mmHg, nadi 90 X/menit,
Pernafasan 30x permenit, suhu 37
C. Pada pemeriksaan paru terdapat
ronchi seluruh lapangan paru. Dr.
A membuat kesimpulan Tn B
harus dirujuk ke rumah sakit
(FKTL= Fasilitas Kesehatan
Tingkat Lanjut), karena sesak
nafas dan kemungkinan sudah
multi drugs resistance (MDR).
Pada mulanya Tn B dan istrinya
tidak bersedia untuk di rujuk ke
7
Rumah sakit dan hanya minta obat
yang sama saja. Dr. A memberikan
penjelasan bahwa penyakit
tuberkulosisinya kemungkinan
sudah resistance terhadap paket
obat sebelumnya dan risiko untuk
menularkan kepada keluarga
sangatlah tinggi.
2. Tn B bersedia untuk di rujuk ke Tidak sesuai VVV
RS, di RS dilakukan pemeriksaan
oleh Dr D SpPD KP didiagnosis
dengan tuberculosis MDR dan
sesuai dengan Panduan Praktek
kliniknya direncanakan akan
dirawat di ruang isolasi dengan
tekanan negative. Tn B dirawat
diruang isolasi selama 1 bulan dan
diperbolehkan pulang dengan tetap
diberikan obat lanjutan yang harus
dikonsumsi lama dan tidak boleh
lagi putus obat.

3. Sementara itu Dr. A dan staf Tidak sesuai VVV


melakukan kunjungan sehat ke
kediaman Tn B untuk melihat
bagaimana kondisi tempat
tinggalnya dan keluarganya yang
lain. Pengamatan Dr.A kediaman
Tn B kurang layak huni dan pada
pemeriksaan keluarga ini
kemungkin sudah tertular penyakit
yang sama. Dr. A minta kepada
semua keluarga untuk diperiksa
lebih lanjut (pemeriksaan
sputum/gen expert) di klinik
Puskesmas.
4. Pada pemeriksaan semua Tidak sesuai VVV
keluaga Tn B didapatkan
dua anaknya juga
terinfeksi tuberculosis. Dr.
A memberikan
pengobatan kepada
kedaunya dengan paket
TBC juga diberikan
penjelasan tentang pola
hidup sehat untuk
memutus mata rantai TBC
ini. Dr. A juga
berkolaborasi dengan
8
dinas terkait untuk juga
membedah rumah Tn B
supaya bisa layak huni dan
sehat.

Alasan Prioritas:

III. Analisis Masalah

1. Tn B, usia 50 tahun, mempunyai istri dan 4 orang anak, peserta BPJS yang
ditanggung pemerintah berobat ke poliklinik Puskesmas (dr A) yang bekerja sama
dengan BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Kesehatan), keluhan batuk berdahak
dan sesak nafas. Dari rekam medik didapatkan satu tahun yang lalu Tn B menderita
tuberculosis dan diterapi dengan paket “multidrugs” sesuai standar. Obat yang
diberikan tidak dikonsumsi sesuai aturan dan masih tersisa. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan Tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 90 X/menit, Pernafasan 30x
permenit, suhu 37 C. Pada pemeriksaan paru terdapat ronchi seluruh lapangan paru.
Dr. A membuat kesimpulan Tn B harus dirujuk ke rumah sakit (FKTL= Fasilitas
Kesehatan Tingkat Lanjut), karena sesak nafas dan kemungkinan sudah multi drugs
resistance (MDR). Pada mulanya Tn B dan istrinya tidak bersedia untuk di rujuk ke
Rumah sakit dan hanya minta obat yang sama saja. Dr. A memberikan penjelasan
bahwa penyakit tuberkulosisinya kemungkinan sudah resistance terhadap paket obat
sebelumnya dan risiko untuk menularkan kepada keluarga sangatlah tinggi.
a. Apa syarat dan ketentuan pengguna layanan kesehatan BPJS? 1,2,3
b. Apa saja jenis-jenis rujukan? 2, 3, 4
c. Bagaimana prosedur merujuk ke FKTL? 3,4,5
d. Bagaimana alur dan tahap pendaftaran BPJS? 4,5,6
e. Apa yang harus dilakukan oleh seorang dokter apabila ada pasien yang menolak
untuk di rujuk? 5,6,7
f. Bagaimana sikap dokter terhadap pasien yang lalai dengan terapi nya? 6,7,8
g. Apa saja yang harus dimuat dalam rekam medis? 7,8,9
h. Apa saja kaidah dasar bioetik? (serta jelaskan) 8,9,10
2. Tn B bersedia untuk di rujuk ke RS, di RS dilakukan pemeriksaan oleh Dr D SpPD
KP didiagnosis dengan tuberculosis MDR dan sesuai dengan Panduan Praktek
kliniknya direncanakan akan dirawat di ruang isolasi dengan tekanan negative. Tn B
9
dirawat diruang isolasi selama 1 bulan dan diperbolehkan pulang dengan tetap
diberikan obat lanjutan yang harus dikonsumsi lama dan tidak boleh lagi putus obat.
a. Bagiamana Panduan Praktek Klinik pada pasien yg menderita tuberkulosis?
9,10,11
b. Apakah tindakan yang dilakukan dr D SpPD KP terhadap pasien sudah tepat ?
10,11,1
c. Bagaimana regimen pengobatan MDR TB yang tepat pada pasien?11,1,2
d. Apa indikasi pasien yang memerlukan perawatan isolasi dengan tekanan negatif?
1,2,3
e. Bagaimana cara mendisiplinkan pasien agar tidak putus minum obat? 2,3,4
f. Bagaimana evaluasi terhadap pasien setelah dijalankannya terapi ? 3,4,5
3. Sementara itu Dr. A dan staf melakukan kunjungan sehat ke kediaman Tn B untuk
melihat bagaimana kondisi tempat tinggalnya dan keluarganya yang lain.
Pengamatan Dr.A kediaman Tn B kurang layak huni dan pada pemeriksaan
keluarga ini kemungkin sudah tertular penyakit yang sama. Dr. A minta kepada
semua keluarga untuk diperiksa lebih lanjut (pemeriksaan sputum/gen expert) di
klinik Puskesmas.
a. Apa saja syarat rumah layak huni? 4,5,6
b. Bagaimana cara melakukan pemeriksaan gen expert? 5,6,7
c. Bagaimana melakukan pengamatan terhadap kondisi tempat tinggal pasien?6,7,8
4. Pada pemeriksaan semua keluaga Tn B didapatkan dua anaknya juga terinfeksi
tuberculosis. Dr. A memberikan pengobatan kepada kedaunya dengan paket TBC
juga diberikan penjelasan tentang pola hidup sehat untuk memutus mata rantai TBC
ini. Dr. A juga berkolaborasi dengan dinas terkait untuk juga membedah rumah Tn
B supaya bisa layak huni dan sehat.
a. Bagaimana cara mencegah penyakit menular di lingkungan keluarga? 7,8,9
b. Apa saja jenis kolaborasi yang dapat dilakukan oleh dokter dan dinas terkait?
8,9,10
c. Bagaimana cara pemerintah dalam mengatasi kasus tuberculosis? 9,10,11
d. Apakah ada landasan hukum di indonesia bagi dokter dan pihak lainnya untuk
melakukan bedah rumah pada kasus?10,11,1

HIPOTESIS :

Tn. B tidak mengikuti pengobatan tb dengan teratur dan rumah tidak layak huni
sehingga menderita tb mdr dan juga menular ke keluarganya akibatnya perlu dirujuk

10
dan melibatkan berbagai dokter ahli untuk mendapatkan pengobatan dan diisolasi,
sehingga diperlukan penatalaksaan TB MDR sesuai dengan kaidah etik kedokteran

IV. Keterbatasan Ilmu Pengetahuan


Learning Issues What I Know What I What I Have How
to Prove I Learn
Don’t Know

Bioetik Definisi Jurnal,


Kedokteran Fungsi - Textbook,
Jenis Internet.
1,3,5,7,9,11

Tuberculosis Definisi -

2,4,6,8,10
V. Kerangka Konsep

VI. Sintesis

11
DAFTAR PUSTAKA

12

Anda mungkin juga menyukai