SKENARIO B BLOK 28
Oleh: KELOMPOK G3
Tutor: dr. Nyimas Fatimah, Sp.KFR
Muhammad Rafi Abdurrachman 04011381722164
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas segala rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan tutorial yang berjudul
“Laporan Tutorial Skenario B Blok 28 ” sebagai tugas kompetensi kelompok.
Kami menyadari bahwa laporan tutorial ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna perbaikan di masa
mendatang.
Dalam penyelesaian laporan tutorial ini, kami banyak mendapat bantuan, bimbingan dan
saran. Pada kesempatan ini, kami ingin menyampaikan syukur, hormat, dan terimakasih
kepada :
1. Tuhan yang Maha Esa, yang telah merahmati kami dengan kelancaran diskusi tutorial,
2. Selaku tutor kelompok G3 , dr. Nyimas Fatimah, Sp.KFR
3. Teman-teman sejawat FK Unsri, terutama kelas PSPD GAMMA 2017
Semoga Tuhan memberikan balasan pahala atas segala amal yang diberikan kepada
semua orang yang telah mendukung kami dan semoga laporan tutorial ini bermanfaat
bagi kita dan perkembangan ilmu pengetahuan. Semoga kita selalu dalam lindungan
Tuhan.
Penulis
2
DAFTAR ISI
3
KEGIATAN DISKUSI
4
Tn B, usia 50 tahun, mempunyai istri dan 4 orang anak, peserta BPJS yang ditanggung
pemerintah berobat ke poliklinik Puskesmas (dr A) yang bekerja sama dengan BPJS (Badan
Penyelenggara Jaminan Kesehatan), keluhan batuk berdahak dan sesak nafas. Dari rekam
medik didapatkan satu tahun yang lalu Tn B menderita tuberculosis dan diterapi dengan paket
“multidrugs” sesuai standar. Obat yang diberikan tidak dikonsumsi sesuai aturan dan masih
tersisa. Pada pemeriksaan fisik didapatkan Tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 90 X/menit,
Pernafasan 30x permenit, suhu 37 C. Pada pemeriksaan paru terdapat ronchi seluruh lapangan
paru. Dr. A membuat kesimpulan Tn B harus dirujuk ke rumah sakit (FKTL= Fasilitas
Kesehatan Tingkat Lanjut), karena sesak nafas dan kemungkinan sudah multi drugs resistance
(MDR). Pada mulanya Tn B dan istrinya tidak bersedia untuk di rujuk ke Rumah sakit dan
hanya minta obat yang sama saja. Dr. A memberikan penjelasan bahwa penyakit
tuberkulosisinya kemungkinan sudah resistance terhadap paket obat sebelumnya dan risiko
untuk menularkan kepada keluarga sangatlah tinggi.
Sementara itu Dr. A dan staf melakukan kunjungan sehat ke kediaman Tn B untuk melihat
bagaimana kondisi tempat tinggalnya dan keluarganya yang lain. Pengamatan Dr.A kediaman
Tn B kurang layak huni dan pada pemeriksaan keluarga ini kemungkin sudah tertular penyakit
yang sama. Dr. A minta kepada semua keluarga untuk diperiksa lebih lanjut (pemeriksaan
sputum/gen expert) di klinik Puskesmas.
Pada pemeriksaan semua keluaga Tn B didapatkan dua anaknya juga terinfeksi tuberculosis.
Dr. A memberikan pengobatan kepada kedaunya dengan paket TBC juga diberikan penjelasan
tentang pola hidup sehat untuk memutus mata rantai TBC ini. Dr. A juga berkolaborasi dengan
dinas terkait untuk juga membedah rumah Tn B supaya bisa layak huni dan sehat.
I. Klarifikasi Istilah
5
1. BPJS BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan
Kesehatan) adalah lembaga yang
memiliki tugas untuk memberikan
jaminan perlindungan kesehatan
mendasar bagi seluruh rakyat Indonesia.
Alasan Prioritas:
1. Tn B, usia 50 tahun, mempunyai istri dan 4 orang anak, peserta BPJS yang
ditanggung pemerintah berobat ke poliklinik Puskesmas (dr A) yang bekerja sama
dengan BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Kesehatan), keluhan batuk berdahak
dan sesak nafas. Dari rekam medik didapatkan satu tahun yang lalu Tn B menderita
tuberculosis dan diterapi dengan paket “multidrugs” sesuai standar. Obat yang
diberikan tidak dikonsumsi sesuai aturan dan masih tersisa. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan Tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 90 X/menit, Pernafasan 30x
permenit, suhu 37 C. Pada pemeriksaan paru terdapat ronchi seluruh lapangan paru.
Dr. A membuat kesimpulan Tn B harus dirujuk ke rumah sakit (FKTL= Fasilitas
Kesehatan Tingkat Lanjut), karena sesak nafas dan kemungkinan sudah multi drugs
resistance (MDR). Pada mulanya Tn B dan istrinya tidak bersedia untuk di rujuk ke
Rumah sakit dan hanya minta obat yang sama saja. Dr. A memberikan penjelasan
bahwa penyakit tuberkulosisinya kemungkinan sudah resistance terhadap paket obat
sebelumnya dan risiko untuk menularkan kepada keluarga sangatlah tinggi.
a. Apa syarat dan ketentuan pengguna layanan kesehatan BPJS? 1,2,3
b. Apa saja jenis-jenis rujukan? 2, 3, 4
c. Bagaimana prosedur merujuk ke FKTL? 3,4,5
d. Bagaimana alur dan tahap pendaftaran BPJS? 4,5,6
e. Apa yang harus dilakukan oleh seorang dokter apabila ada pasien yang menolak
untuk di rujuk? 5,6,7
f. Bagaimana sikap dokter terhadap pasien yang lalai dengan terapi nya? 6,7,8
g. Apa saja yang harus dimuat dalam rekam medis? 7,8,9
h. Apa saja kaidah dasar bioetik? (serta jelaskan) 8,9,10
2. Tn B bersedia untuk di rujuk ke RS, di RS dilakukan pemeriksaan oleh Dr D SpPD
KP didiagnosis dengan tuberculosis MDR dan sesuai dengan Panduan Praktek
kliniknya direncanakan akan dirawat di ruang isolasi dengan tekanan negative. Tn B
9
dirawat diruang isolasi selama 1 bulan dan diperbolehkan pulang dengan tetap
diberikan obat lanjutan yang harus dikonsumsi lama dan tidak boleh lagi putus obat.
a. Bagiamana Panduan Praktek Klinik pada pasien yg menderita tuberkulosis?
9,10,11
b. Apakah tindakan yang dilakukan dr D SpPD KP terhadap pasien sudah tepat ?
10,11,1
c. Bagaimana regimen pengobatan MDR TB yang tepat pada pasien?11,1,2
d. Apa indikasi pasien yang memerlukan perawatan isolasi dengan tekanan negatif?
1,2,3
e. Bagaimana cara mendisiplinkan pasien agar tidak putus minum obat? 2,3,4
f. Bagaimana evaluasi terhadap pasien setelah dijalankannya terapi ? 3,4,5
3. Sementara itu Dr. A dan staf melakukan kunjungan sehat ke kediaman Tn B untuk
melihat bagaimana kondisi tempat tinggalnya dan keluarganya yang lain.
Pengamatan Dr.A kediaman Tn B kurang layak huni dan pada pemeriksaan
keluarga ini kemungkin sudah tertular penyakit yang sama. Dr. A minta kepada
semua keluarga untuk diperiksa lebih lanjut (pemeriksaan sputum/gen expert) di
klinik Puskesmas.
a. Apa saja syarat rumah layak huni? 4,5,6
b. Bagaimana cara melakukan pemeriksaan gen expert? 5,6,7
c. Bagaimana melakukan pengamatan terhadap kondisi tempat tinggal pasien?6,7,8
4. Pada pemeriksaan semua keluaga Tn B didapatkan dua anaknya juga terinfeksi
tuberculosis. Dr. A memberikan pengobatan kepada kedaunya dengan paket TBC
juga diberikan penjelasan tentang pola hidup sehat untuk memutus mata rantai TBC
ini. Dr. A juga berkolaborasi dengan dinas terkait untuk juga membedah rumah Tn
B supaya bisa layak huni dan sehat.
a. Bagaimana cara mencegah penyakit menular di lingkungan keluarga? 7,8,9
b. Apa saja jenis kolaborasi yang dapat dilakukan oleh dokter dan dinas terkait?
8,9,10
c. Bagaimana cara pemerintah dalam mengatasi kasus tuberculosis? 9,10,11
d. Apakah ada landasan hukum di indonesia bagi dokter dan pihak lainnya untuk
melakukan bedah rumah pada kasus?10,11,1
HIPOTESIS :
Tn. B tidak mengikuti pengobatan tb dengan teratur dan rumah tidak layak huni
sehingga menderita tb mdr dan juga menular ke keluarganya akibatnya perlu dirujuk
10
dan melibatkan berbagai dokter ahli untuk mendapatkan pengobatan dan diisolasi,
sehingga diperlukan penatalaksaan TB MDR sesuai dengan kaidah etik kedokteran
Tuberculosis Definisi -
2,4,6,8,10
V. Kerangka Konsep
VI. Sintesis
11
DAFTAR PUSTAKA
12