Anda di halaman 1dari 14

Jum’at, 1 April 2022

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)


TUBERCULOSIS (TBC) DAN PENCEGAHANNYA

NAMA : GITA WULANDARI


NIM : 2111020209
KELAS : E

PROGRAM STUDI ILMU KEPERWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2022
LAMPIRAN

SATUAN ACARA PENYULUHAN PENYAKIT


TBC (TUBERCULOSIS) DAN PENCEGAHANNYA

Topik : TBC dan Pencegahannya.


Sub Topik Perawatan : Pengertian, penyebab, klasifikasi Tuberculosis, Tanda dan Gejala,
Komplikasi, Cara penularan, Pengobatan, Cara Pencegahan, Alat Perlindungan Diri (APD)
Masker, Etika Batuk yang baik dan benar.
Sasaran : Masyarakat RT 03/RW 06 BancarKembar, Purwokerto Utara.
Tempat : Kantor Kelurahan BancarKembar.
Hari/Tanggal : Sabtu, 2 April 2022.
Waktu : 45 menit.
Penyuluh : Gita Wulandari.
I. ANALISA DATA
A. Latar Belakang
Tuberculosis adalah penyakit yang disebabkan oleh Mycobacterium
tuberculosis yang hampir seluruh organ tubuh dapat terserang olehnya, tapi
yang paling banyak adalah paru-paru. Di Indonesia sendiri, penyakit
tuberculosis merupakan masalah kesehatan yang utama. Penularannya
penyakit ini biasanya menular melalui udara yang tercemar dengan bakteri
Mycobacterium tuberculosis yang dilepaskan pada saat penderita TBC batuk.
Gejala yang timbul ini sangat dipengaruhi oleh keadaan daya tahan tubuh
penderita dengan berat-ringannya infeksi kuman TBC yang masuk.
B. Kebutuhan Peserta Didik
Berdasarkan survey yang telah dilakukan masyarakat di wilayah
BancarKembar dilihat dari sudut kebersihan lingkungan cukup memadai tetapi
ada beberapa anggota keluarga yang pernah mengalami Tuberculosis, hal
itulah yang kemungkinan menjadi penyebab terjadinya kejadian Tuberculosis
Paru di wilayah BancarKembar, maka dari itu perlu diadakan penyuluhan
yang berfungsi untuk memberi pengetahuan kepada masyarakat yang belum
mengetahui hal Mengenai apa itu Tuberculosis dan cara pencegahannya.
C. Karakteristik Peserta Didik
Masyarakat RT 03/ RW 06 BancarKembar rata-rata berpendidikan SD/SMP.
II. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mengikuti acara Penyuluhan mengenai TBC dan pencegahannya selama 45
menit diharapkan masyarakat di wilayah BancarKembar mampu mengerti tentang
penyakit Tuberculosis (TBC) serta memahami cara pencegahan TBC.

III. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah mengikuti acara Penyuluhan mengenai TBC dan pencegahannya selama 45
menit, masyarakat di wilayah BancarKembar diharapkan mampu :
a. Memahami pengertian penyakit Tuberculosis (TBC).
b. Memahami tentang penyebab penyakit Tuberculosis (TBC).
c. Memahami tentang cara penularan penyakit Tuberculosis (TBC).
d. Memahami tentang Tanda dan Gejala penyakit Tuberculosis (TBC).
e. Memahami tentang cara pengobatan penyakit Tuberculosis (TBC).
f. Memahami tentang cara pencegahan penyakit Tuberculosis (TBC).
g. Memahami tentang cara penggunaan Alat Perlindungan Diri (APD) Masker.
h. Memahami tentang Etika Batuk yang baik dan benar.

IV. Materi (Terlampir)


a. Pengertian
b. Penyebab
c. klasifikasi Tuberculosis
d. Tanda dan Gejala
e. Komplikasi
f. Cara penularan
g. Pengobatan
h. Cara Pencegahan
i. Alat Perlindungan Diri (APD) Masker
j. Etika Batuk yang baik dan benar.

V. Metode
a. Ceramah
b. Tanya Jawab
c. Demonstrasi
d. Evaluasi

VI. Media dan Alat pengajaran


a. Leaflet
b. Lembar balik/Flipchart
c. Gambar/foto
d. Masker

VII. Kegiatan Penyuluhan


No Waktu Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta
1. Pembukaan  Memberikan Salam  Menjawab salam.
(5 menit) Pembuka.  Mendengarkan dan
 Kontrak Waktu. Memperhatikan.
 Perkenalan Diri.
 Menjelaskan Tujuan
Instruksional Umum dan
Tujuan Instruksional
Khusus.
 Menyebutkan materi yang
akan diberikan.
2. Inti  Menanyakan (review)  Mendengarkan dan
(25 menit) kepada Peserta memperhatikan.
Penyuluhan tentang  Bertanya pada penyuluh
definisi Tuberculosis bila masih ada yang belum
menurut pengetahuan jelas.
Peserta penyuluhan.  Mencatat hal-hal penting
 Menjelaskan materi yang dijelaskan penyuluh.
tentang :
a. Pengertian
Tuberculosis (TBC).
b. Penyebab penyakit
Tuberculosis (TBC).
c. Klasifikasi
Tuberculosis (TBC).
d. Tanda dan Gejala
penyakit
Tuberculosis (TBC).
e. Komplikasi penyakit
Tuberculosis (TBC).
f. Cara penularan
penyakit
Tuberculosis (TBC).
g. Pengobatan penyakit
Tuberculosis (TBC).
h. Cara pencegahan
penyakit
Tuberculosis (TBC).
i. Etika Batuk yang
baik dan benar
j. Mendemonstrasikan
cara penggunaan
APD (Masker).
3. Evaluasi  Memberikan beberapa  Memberi respon dengan
(10 menit) pertanyaan mengenai menjawab pertanyaan
materi yang telah penyuluh.
disampaikan kepada
peserta penyuluhan.
 Memberikan reward
(Hadiah) jika jawaban
benar dan membetulkan
jika masih ada
kekurangan.
4. Penutup  Menyimpulkan  Mengucapkan Terimakasih
(5 menit) penyampaian materi. dan menjawab salam
 Menyampaikan penutup dari penyuluh.
Terimakasih.
 Mengucapkan Salam
Penutup.

VIII. Evaluasi
Jenis Post Test dalam bentuk pertanyaan lisan yaitu :
a. Jelaskan pengertian Tuberculosis (TBC).
b. Jelaskan penyebab penyakit Tuberculosis (TBC).
c. Sebutkan Tanda dan Gejala penyakit Tuberculosis (TBC).
d. Bagaimana cara penularan penyakit Tuberculosis (TBC).
e. Bagaimana cara pencegahan penyakit Tuberculosis (TBC).
f. Bagaimana pengobatan penyakit Tuberculosis (TBC).
g. Bagaimana Etika Batuk yang baik dan benar.

IX. Referensi
Gide, A. (1967). Unmuh Semarang Tb. Angewandte Chemie International Edition, 6(11),
951–952., 5–24.
JUNIOR, D. H. M. (2014). No 主観的健康感を中心とした在宅高齢者における 健康関
連指標に関する共分散構造分析 Title. Territorialização E Caracterização Da
População Adscrita Da Equipe De Saúde Da Família 905, 3(2), 1–46.
http://journal.stainkudus.ac.id/index.php/equilibrium/article/view/1268/1127
Ruswanto, B. (2012). Analisis Spasial Sebaran Kasus Tuberkulosis Paru Ditinjau Dari Faktor
Lingkungan Dalam dan Luar Rumah di Kabupaten Pekalongan. Program Paska Sarjana
UNDIP.
Studi, P., & Keperawatan, I. (2012). TUBERCULOSIS PARU [ TBC PARU ].
Zanita. (2019). Penatalaksanaan TB Paru. Jurnal Kesehatan, 53(9), 1689–1699.
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/1362/4/BAB II.pdf
Doengoes Marilynn E ,Rencana Asuhan Keperawatan ,EGC, Jakarta , 2000.
Mansjoer dkk , Kapita Selekta Kedokteran ,edisi 3 , FK UI , Jakarta 1999.
http://tuberkulosis.org/ (17 : 00, 10 Desember 2014)
http://www.ilmudokter.com/2013/11/komplikasi-tuberkulosis.html (16 : 56, 10 Desember
2014)

LAMPIRAN MATERI
TBC dan Pencegahannya

Pengertian
TBC adalah penyakit menular yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium
Tuberculosis. Sebagian besar kuman TBC menyerang paru-paru, tetapi dapat juga mengenai
organ tubuh yang lain. Tuberculosis adalah penyakit yang disebabkan Mycobacterium
Tuberculosis yang hampir seluruh organ tubuh dapat terserang olehnya, tapi yang paling
banyak adalah paru-paru (IPD, FK, UI). Tuberculosis adalah penyakit infeksi yang
disebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosis dengan gejala yang sangat bervariasi
( Mansjoer , 1999).
TB Paru adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TBC
(Mycobacterium tuberculosis). Sebagian besar kuman menyerang Paru, tetapi dapat juga
mengenai organ tubuh lain (Dep Kes, 2003). Kuman TB berbentuk batang mempunyai sifat
khusus yaitu tahan terhadap asam pewarnaan yang disebut pula Basil Tahan Asam (BTA).

Penyebab
Etiologi Tuberculosis Paru adalah Mycobacterium Tuberculosis yang berbentuk batang
dan Tahan asam ( Price, 1997 ). Penyebab Tuberculosis adalah M. Tuberculosis bentuk
batang panjang 1 – 4 /m. Dengan tebal 0,3 – 0,5 m. selain itu juga kuman lain yang
memberi infeksi yang sama yaitu M. Bovis, M. Kansasii, M. Intracellutare.

Penyakit TBC paru disebabkan oleh kuman TBC (Mycobacterium Tuberculosis).


Kuman ini berbentuk batang, mempunyai sifat khusus yaitu tahan terhadap asam pada
pewarnaan. Oleh karena itu disebut pula sebagai Basil Tahan Asam (BTA), kuman TBC
cepat mati terhadap sinar matahari langsung, tetapi dapat bertahan hidup selama beberapa
jam ditempat yang gelap dan lembab. Dalam jaringan tubuh kuman ini dapat Dormant,
tertidur lama selama beberapa tahun. Sumber penularan adalah penderita TBC BTA positif.
Pada waktu batuk atau bersin, penderita menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk droplet
(percik dahak). Droplet yang mengandung kuman dapat bertahan di udara pada suhu kamar
selama beberapa jam. Orang dapat terinfeksi kalau droplet tersebut terhirup kedalam saluran
pernapasan. Selama kuman TBC masuk kedalam tubuh manusia melalui pernapasa, kuman
TB tersebut dapat menyebar dari paru ke bagian tubuh lainnya, melalui system peredaran
darah, system saluran limfe, saluran napas, atau penyebaran langsung kebagian-bagian tubuh
lainnya. Daya penularan dari seseorang penderita ditentukan oleh banyaknya kuman yang
dikeluarkan dari parunya. Makin tinggi derajat positif hasil pemeriksaan dahak, makin
menular penderita tersebut. Bila hasl pemeriksaan dahak negative (tidak terlihat kuman),
maka penderita tersebut dianggap tidak menular.

Faktor-faktor yang menyebabkan seseorang terinfeksi oleh Myobacterium Tuberculosis :


1. Herediter : resistensi seseornag terhadap infeksi kemungkinan diturunkan.
2. Jenis kelamin : pada akhir masa anak-anak dan remaja, angka kematian dan kesakitan
lebih banyak terjadi pada anak perempuan.
3. Usia : pada masa bayi kemungkinan terinfeksi sangat tinggi.
4. Pada masa puber dan remaja dimana masa pertumbuhan yang cepat, kemungkinan
infeksi cukup tinggi karena diit yang tidak adekuat.
5. Keadaan stress : situasi yang penuh stress (injury atau penyakit, kurang nutrisi, stress
emosional, kelelahan yang kronik).
6. Meningkatnya sekresi steroid adrenaql yang menekan reaksi inflamasi dan
memudahkan untuk penyebarluasan infeksi.
7. Anak yang mendapat terapi kortikosteroid kemungkinan terinfeksi lebuh mudah.
8. Nutrisi : status nutrisi kurang
9. Infeksi berulang : HIV, Measles, Pertusis.
10. Tidak mematuhi aturan perubahan.

Klasifikasi Tuberculosis

Menurut DepKes (2008), klasifikasi TB Paru dibedakan atas :

1. Berdasarkan organ yang terinfeksi


a. TB Paru adalah tuberculosis yang menyerang jaringan paru, tidak termasuk pleura
(selaput paru). Berdasarkan hasil pemeriksaan dahak, TB Paru dibagi menjadi 2, yaitu :
- TB Paru BTA Positif, disebut TB Paru BTA (+) apabila sekurang-kurangnya 2 dari 3
spesimen dahak SPS (Sewaktu Pagi Sewaktu) hasilnya positif, atau 1 spesimen dahak
SPS positif disertai dengan pemeriksaan radiologi paru menunjukkann gambaran TB
aktif.
- TB Paru BTA Negatif , apabila dalam 3 pemeriksaan specimen dahak SPS BTA
negatif dan pemeriksaan rasiologi dada menunjukkan gambaran TB aktif. TB Paru
dengan BGA (-) dan gambaran radioogi positif dibagi berdasarkan tingkat keparahan,
bila menunjukkan keparahan yakni kerusakan luas dianggap berat.
b. TB ekstra paru yaitu tuberculosis yang menyerang organ tubuh lain selain paru, misalnya
pleura, selapu otak, selapu jantung (pericardium), kelenjar limfe, tulang persendian, kulit,
usus, ginjal, saluran kencing dan alat kelamin. TBC ekstra paru dibagi berdasarkan tingkat
keparahan penyakitnya, yaitu :

− TBC ekstra paru ringan yang menyerang kelenjar limfe, pleura, tulang (kecuali tulang
belakang), sendi dan kelenjar adrenal.
− TBC ekstra paru berat seperti meningitis, pericarditis, peritonitis, Tb tulang belakang,
Tb saluran kencing dan alat kelamin. 

2. Berdasarkan Tipe Penderita

Tipe penderita ditentukan berdasarkan riwayat pengobatan sebelumnya. Ada beberapa tipe
penderita :

a. Kasus baru adalah penderita yang belum pernah diobati dengan OAT atau sudah pernah
menelan Obat Anti Tuberkulosis (OAT) kurang dari satu bulan.
b. Kambuh (relaps) adalah penderita TBC yang belum pernah mendapat pengobatan dan
telah dinyatakan sembuh, kemudian kembali berobat dengan hasil pemeriksaan BTA
positif.
c. Pindahan (transfer in) yaitu penderita yang sedang mendapat pengobatan disuatu
kabupaten lain kemudian pindah berobat ke kabupaten ini. Penderita pindahan tersebut
harus membawa surat rujukan/pindah.
d. Kasus berobat setelah lalai (default/drop out) adalah penderita yang sudah berobat palig
kurang 1 bulan attau lebih dan berhenti 2 bulan atau lebih kemudian datang kembali
berobat.

Tanda dan Gejala

 Gejala umum Tb paru adalah batuk lebih dari 4 minggu dengan atau tanpa sputum,
malaise, gejala flu, demam ringan, nyeri dada, batuk darah. ( Mansjoer, 1999)
 Gejala lain yaitu kelelahan, anorexia, penurunan Berat badan ( Luckman dkk, 93)
a. Demam : subfebril menyerupai influenza.
b. Batuk : batuk kering (non produktif), batuk produktif (sputum)
c. Hemaptoe
d. Sesak Nafas : pada penyakit TB yang sudah lanjut dimana infiltrasinya sudah ½ bagian
paru-paru.
e. Nyeri dada
f. Malaise : anoreksia, nafsu makan menurun, sakit kepala, nyeri otot, keringat malam.

Komplikasi

Komplikasi yang sering terjadi pada pasien penyakit TBC apabila tidak ditangani dengan
benar akan menimbulkan komplikasi, diantaranya yaitu :

1. Komplikasi Dini : pleuritis, efusi pleura , empiema, faringitis.


2. Komplikasi Lanjut :
a. Obstruksi jalan napas, seperti SOPT (Sindrom Obstruksi Pasca Tuberculosis).
b. Kerusakan parenkim berat, seperti SOPT atau Fibrosis paru Cor pulmonal,
amilosis, karsinoma paru, ARDS.

Cara Penularan

Penyakit tuberculosis (TBC) bisa ditularkan melalui kontak langsung dengan pasien TBC,
seperti terpapar hembusan nafasnya, cairan tubuhnya, dan apabila menggunakan sendok dan
handuk secara bersamaan.

Pengobatan

Jenis obat yang dipakai :

a. Obat Primer
1. Isoniazid (H)
2. Rifampisin (R)
3. Pirazinamid (Z)
4. Streptomisin
5. Etambutol (E)
b. Obat Sekunder
1. Ekonamid
2. Protionamid
3. Sikloserin
4. Kanamisin
5. PAS (Para Amino Saliciclyc Acid)
6. Tiasetazon
7. Viomisin
8. Kapreomisin

Pengobatan TB ada 2 tahap menurut DEPKES 2000 yaitu :

1. Tahap INTENSIF
Penderita mendapat obat setiap hari dan diawasi langsung untuk mencegah terjadinya
kekebalan terhadap rifampisin. Bila saat tahab intensif tersebut diberikan secara tepat,
penderita menular menjadi tidak tidak menular dalam kurun waktu 2 minggu. Sebagian
besar penderita TBc BTA positif menjadi negatif (konversi) pada akhir pengobatan
intensif. Pengawasan ketat dalam tahab intensif sangat penting untuk mencegah terjadinya
kekebalan obat.

2. Tahap lanjutan

Pada tahap lanjutan penderita mendapat obat jangka waktu lebih panjang dan jenis obat
lebih sedikit untuk mencegah terjadinya kelembutan. Tahab lanjutan penting untuk
membunuh kuman persisten (dormant) sehingga mencegah terjadinya kekambuhan.

Cara Pencegahan

Cara penularan TBC perlu diwaspadai dengan mengambil tindakan-tindakan pencegahan


selayaknya untuk menghindarkan infeksi tetes dari penderita ke orang. Salah satu cara adalah
batuk dan bersin sambil menutup mulut/hidung dengan sapu tangan atau tissue untuk
kemudian didesinfeksi dengan lysol atau dibakar. Bila penderita berbicara, jangan terlampau
dekat dengan lawan bicaranya. Ventilasi yang baik dari ruangan juga memperkecil bahaya
penularan.

Anak-anak dibawah usia satu tahun dari keluarga yang menderita TBC perlu divaksinasi
BCG sebagai pencegahan, bersamaan dengan pemberian isoniazid 2-10 mg/kg selama 6
bulan (kemoprofilaksis)

a) Pemeriksaan kontak, yaitu pemeriksaan terhadap individu yang bergaul erat dengan
penderita tuberkulosisi paru BTA postif. Pemeriksaan meliputi tes tuberkulin, klinis
dan radiologis. Bila tes tuberkulin positif, maka pemeriksaan radiologis foto thorax
diulang pada 6 dan 12 bulan mendatang. Bila massih negatif diberikan BCG vaksinasi.
Bila positif, berarti terjadi konversi hasil tes tuberkulin dan diberikan kemoprofilaksis.
b) Mass chest x-ray, yaitu pemeriksaan massal terhadap kelompok-kelompok populasi
tertentu misalnya : karyawan rumahsakit/puskesmas/balai pengobatan, penghuni
rumah tahanan dan siswa-siswi pesantren.

a) UNTUK PENDERITA :
1. Minum obat sampai habis sesuai petunjuk.
2. Menutup mulut ketika batuk atau bersin.
3. Tidak meludah di sembarang tempat.
4. Meludah di tempat yang terkena sinar matahari langsung atau ditempat yang
sudah ada karbol/lisol.

b) UNTUK KELUARGA :
1. Jemur kasur seminggu sekali.
2. Buka jendela lebar-lebar agar udara dan sinar matahari bisa langsung masuk.

c) PENCEGAHAN LAIN :
1. Imunisasi BCG pada bayi.
2. Meningkatkan daya tahan tubuh dengan makanan bergizi.

Alat Perlindungan Diri (APD) Masker


Dalam dunia kesehatan, dikenal 2 macam jenis masker yang umum digunakan antara lain:
1. Masker Biasa
Masker Biasa atau yang dikenal dengan nama masker bedah (Surgical Mask) yang
sudah umum digunakan masyarakat umum, biasanya memiliki bagian luar berwarna
hijau muda dan bagian dalamnya berwarna putih serta memiliki tali/karet untuk
memudahkan terpasang ke bagian belakang kepala atau telinga. Disebut Masker
Bedah (Surgical Mask) karena biasanya dipergunakan oleh tenaga kesehatan ketika
melakukan tindakan operasi dan efektif sebagai penghalang cairan dari mulut dan
hidung sehingga tidak menkontaminasi sekeliling. Tetapi perlu diingat, masker ini
tidak didesain untuk menyaring partikel dan mikroorganisme yang berukuran sangat
kecil, termasuk virus influenza dan bakteri Tuberculosis.
Cara penggunaannya :
a. Tutup keseluruhan mulut dan hidung dengan masker.
b. Jika menggunakan tali lepas : ikatan tali atas terlebih dahulu kemudian ikatan tali
bawah.
c. Jika menggunakan tali elastik : masing-masing tali kaitkan pada daun telinga
kanan dan kiri, cara pengaitannya boleh biasa atau disilangkan.
d. Bentuk kawat pada bagian atas masker mengikuti bentuk tulang hidung agar
tidak ada celah masuk kontaminasi lewat atas.
Catatan :
- Masker ini harus senantiasa diganti setiap hari karena masker memfiltrasi
partikel dan partikel-partikel tersebut menempel di masker.
2. Masker Respirator N95
Masker jenis ini merupakan alternatif bagi orang sehat untuk berinteraksi dengan
orang sakit. Masker ini disebut N95 karena dapat menyaring hingga 95% dari
keseluruhan partikel yang berada di udara. Bentuknya biasanya setengah bulat dan
berwarna putih, terbuat dari bahan solid dan tidak ada mudah rusak. Masker ini
biasanya dipergunakan oleh tenaga kesehatan dibagian infeksi dan menular.
Cara penggunaannya :
a. Kendurkan tali getah dengan menarik antara 1-2 inci sepanjang tali getah supaya
tidak terlalu kencang.
b. Pegang penutup mulut dan hidung di telapak tangan dan biarkan tali menjuntai
ke bawah.
c. Tungkupkan penutup mulut dan hidung dibawah dagu dengan kepingan logam
penjempit hidung disebelah atas.
d. Letakkan tali getah atas mengelilingi kepala di paras atas telinga dan tali kedua
di paras bawah telinga. Pastikan tali tak terpintal.
e. Bentuk kepingan logam mengikuti bentuk tulang hidung.
f. Untuk memastikan pemakaian yang betul, uji dengan menutup mulut dan
hidung dengan kedua belah telapak tangan dan hembuskan nafas dengan kuat,
apabila keluar udara dari sekeliling hidung maka bentuk kepingan logam agar
melekat pada hidung.

Etika Batuk yang baik dan Benar


1. Kebiasaan batuk yang salah
a. Tidak menutup mulut saat batuk atau bersin di tempat umum.
b. Tidak mencuci tangan setelah digunakan untuk menutup mulut atau hidung saat
batuk dan bersin.
c. Membuang ludah batuk disembarang tempat.
d. Membuang atau meletakkan tissue yang sudah dipakai disembarang tempat.
e. Tidak menggunakan masker saat flu atau batuk.
2. Cara Batuk yang baik dan benar
Hal-Hal yang perlu anda perlukan:
a. Lengan baju
b. Tissue
c. Sabun dan air
d. Gel pembersih tangan
3. Etika Batuk
a. Menutup mulut ketika batuk dan bersin.
b. Tidak meludah di sembarang tempat meludah di tempat yang terkena sinar
matahari langsung atau di tempat yang sudah ada karbol/lisol.

Anda mungkin juga menyukai