Anda di halaman 1dari 8

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

TUBERKULOSIS (TB)

Di Susun Oleh :

TIM TB

KLINIK PRATAMA PKU MUHAMMADIYAH KALIBENING,BANJARNEGARA


SATUAN ACARA PENYULUHAN

1. Topik : Pengenalan Penyakit TB


2. Sasaran : pasien poli/ pengunjung ranap
3. Hari/tanggal : Jumat, 24 Maret 2023
4. Jam :
5. Waktu : ± 20 menit
6. Tempat : depan ruang persalinan
A. Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 20 menit, pasien dapat memahami
apa itu penyakit tb dan bagaimana cara pencegahan yang dapat dilakukan.

B. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah mengikuti pendidikan kesehatan selama 15 menit, pasien Ny. T dapat
menjelaskan kembali tentang :
1. Pengertian TB.
2. Tanda dan Gejala TB.
3. Penularan TB.
4. Cara Pencegahan TB.
5. Pengobatan.
C. Sasaran dan Target
Sasaran ditujukan pada pasien poli/ pengunjung ranap
D. Kegiatan Belajar Mengajar
Tahap Waktu Kegiatan Media
No
1 Pembukaan 2 menit  Salam perkenalan.
 Menjelaskan kontrak dan tujuan
pertemuan.
 Apersepsi pengetahuan pasien tentang
penyakit TB.

2 Pelaksanaan 10 menit Menjelaskan tentang : PPT


 Pengertian TB.
 Tanda dan Gejala TB.
 Penularan TB.
 Cara Pencegahan TB.
 Pengobatan.
3. Penutup 7 menit a. Mengajukan pertanyaan pada sasaran Leaflate
tentang :
 Pengertian TB.
 Tanda dan Gejala TB.
 Penularan TB.
 Cara Pencegahan TB.
 Pengobatan
b. Memberikan reiforcemen positif atas
jawaban yang diberikan.
c. Menutup penyuluhan dengan salam.

E. Metode
Metode yang digunakan adalah :
1. Ceramah
2. Diskusi / tanya jawab

F. Seeting Tempat
: sasaran

: penyuluh
G. Media
Media yang digunakan adalah
1. PPT
2. Leaflet

H. Materi
Sumber : Kementrian Kesehatan Republik Indonesia : 2010, “Strategi Nasional
Penanggulangan Tuberkulosis di Indonesia 2020-2024”
I. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
 Kesepakatan dengan sasaran
 Kesiapan materi penyaji
 Tempat yang digunakan nyaman dan mendukung
2. Evaluasi Proses
 Sasaran bersedia sesuai dengan kontrak waktu yang ditentukan
 Sasaran terlibat aktif dalam pembelajaran
3. Pemateri
 Dapat memfasilitasi jalannya penyuluhan
 Dapat menjalankan peranannya sesuai dengan tugas
4. Evaluasi Hasil
Pasien mengerti tentang :
1. Pengertian TB.
2. Tanda dan Gejala TB.
3. Penularan TB.
4. Cara Pencegahan TB.
5. Pengobatan.
Lampiran
MATERI

A. Pengertian TB
TB atau tuberculosis adalah penyakit meular yang disebabkan oleh kuman
Mycobakterium tuberkulosis. Pada masyarakat TB dikenal sebagai penyait TBC/
paru-paru basah/flek paru dan lain-lain. Kuman TB paling sering menyerang
paru-paru tetapi juga dapat menyerang organ tubuh lainya seperti kelenjar getah
bening, tulang,otak, kulit. Kuman TBC dapat bertahan bebas selama 1-2 jam.
Pravalensi kasus TB
World Health Organization (WHO) telah merilis laporan
tentang tuberkulosis (TBC) skala global tahun 2021 termasuk di dalamnya
laporan tentang keadaan TBC di Indonesia dalam dokumen Global
Tuberculosis Report 2022. Dalam laporannya, pandemi Covid-19 masih
menjadi salah satu faktor penyebab terganggunya capaian. Terutama pada
penemuan kasus dan diagnosis, akses perawatan hingga pengobatan TBC.
Kemajuan-kemajuan yang telah dibuat pada tahun-tahun sebelumnya terus
melambat bahkan terhenti sejak tahun 2019.

Target capaian bebas TBC secara global saat ini benar-benar berada pada
“luar jalur” atau off track dari yang telah direncanakan. Pada tahun 2021 pula
menjadikan TBC sebagai penyakit menular paling mematikan pada urutan
kedua (2) di dunia setelah Covid-19. Dan berada pada urutan ke tiga belas (13)
sebagai faktor penyebab utama kematian di seluruh dunia. Indonesia sendiri
berada pada posisi KEDUA (ke-2) dengan jumlah penderita TBC
terbanyak di dunia setelah India, diikuti oleh China, Filipina, Pakistan,
Nigeria, Bangladesh dan Republik Demokratik Kongo secara berutan. Pada
tahun 2020, Indonesia berada pada posisi ketiga dengan beban jumlah kasus
terbanyak, sehingga tahun 2021 jelas tidak lebih baik.

Kasus TBC di Indonesia diperkirakan sebanyak 969.000 kasus TBC (satu


orang setiap 33 detik). Angka ini naik 17% dari tahun 2020, yaitu sebanyak
824.000 kasus. Insidensi kasus TBC di Indonesia adalah 354 per 100.000
penduduk, yang artinya setiap 100.000 orang di Indonesia terdapat 354 orang
di antaranya yang menderita TBC. Angka kematian akibat TBC di Indonesia
mencapai 150.000 kasus (satu orang setiap 4 menit), naik 60% dari tahun
2020 yang sebanyak 93.000 kasus kematian akibat TBC. Dengan tingkat
kematian sebesar 55 per 100.000 penduduk. Dari total 969.000 estimasi kasus
TBC yang ada di Indonesia, kasus yang ditemukan hanya sebesar 443.235
(45,7%) kasus saja, sedangkan ada 525.765 (54,3%) kasus lainnya belum
ditemukan dan dilaporkan.

Pada tahun 2020, jumlah kasus yang belum ditemukan adalah sebanyak
430.667 kasus. Artinya terjadi peningkatan jumlah kasus yang belum
ditemukan secara signifikan. Sedangkan capaian penemuan kasus meningkat
dari tahun 2020 yang sebanyak 393.323 kasus.

B. Tanda dan gejala TB


Tanda gejala yang paling khas yaitu batuk terus menerus baik berdahak maupun
kering yang tidak kunjung sembuh, kemudian gejala lainya yang khas seperti
demam mering berkepanjangan, sesak nafas dan nyeri dada, kadang dahak
bercampur darah, napsu makan menurun, berkeringat dimalam hari meski tanpa
melalukan kegiatan serta berat badan menurun secara drastis dalam 2 bulan
terakhir, serta pada anak kurang aktif bermain dan lesu.
C. Penularan TB
Penularan TB terjadi melalui udara dari percikan dahak pasien TB yang batuk
tanpa menutup mulut. Jika udara masuk mengandung kuman TB terhirup maka
terdapat kemungkinan kita terkena infeksi TB namun, tidak selalu berarti kita
akan sakit TB bisa jadi kuman tersebut tertidur didalam tubuh kita. Kuman yang
tertidur tidak membuat kita sakit TB dan kita tidak dapat menularkan ke orang
lain. Lain halnya apabila pada saat kondisi tubuh atau daya tahan tubuh kita
menurun kuman tersebut dapat menjadi aktif dan memperbanyak diri sehinggga
kita menjadi sakit TB.
TB tidak menular melalui perlengkapan makan pribadi pada pasien yang
sudah dibersihkan seperti peralatan makan, pakaian atau tempat tidur yang
digunakan oleh pasien TB. Prinsipnya seluruh peralatan yang telah digunakan
oleh pasien TB harus dicuci bersih menggunakan sabun.
Yang paling beresiko terkena penyakit TB:
1. Siapa saja dapat tertular TB tetapi belum tentu menjadi sakit
2. Orang dengan imunitas atau daya tahan tubuh rendah yang paling berisiko
yaitu - Anak - Orang dengan HIV/AIDS - Orang usia lanjut - Penyandang
Diabetes Mellitus - Perokok
3. Orang kontak erat atau kontak serumah dengan pasien TB
D. Cara pencegahan TB
1. Pada orang yang menderita TB
a. Minumlah obat secara teratur setelah meminum obat semalam 2 minggu
kuman akan berkurang dan tidak akan menular ke orang lain
b. Pasien TB harus menutup mulutnya ketika batuk
c. Tidak membuang dahak sembarangan, membuang dahak ditempat khusus
dan tertutup seperti di WC atau Washtafel dengan mengalirkan atau
menyiram air pada dahak yang telah dibuang.
d. Rumah tinggal harus memiliki ventilasi udara yang baikdan penyinaran
matahari yang baik
2. Gaya Hidup pencegahan TB
a. Secara langsung TB dapat dihindari dengan menjalani hidup sehat seperti
tidak merokok, berolahraga secara teratur, tidak tidur larut malam
b. Meningkatkan daya tahan tubuh dengan makan makanan yang bergizi
seimbang
c. Rumah yang cukup dengan mendapatkan sinar matahari dan mempunyai
sirkulasi udara yang baik agar rumah mendapatkan siar matahari dan udara
yang cukup bukalah jendela pada pagi hari secara teratur serta menjemur
kasur atau tikar secara teratur agar tidak lembab.
Pencegahan yang dapat dilakukan untukTB pada anak :
Vaksinasi BCG
1. Vaksinasi BCG tidak mencegah terjadinya TB namun dapat memberikan
perlindungan pada anak dari penyakit TB berat seperti TB selaput otak, TB
tulang atau TB millier.
2. Vaksin BCG sebaiknya diberikan pada usia 0- 2 bulan dan sebaiknya di
tunda bila ibu dalam pengobatan TB atau sakit TB
PP INH
Anak yang kontak dengan TB memiliki risiko untuk terinfeksi TB dan menjadi
TB laten , resiko ini akan semakin meningkat jika kasus indeks adalah ibu atau
orang yang mengasuh anak tersebut. TB laten pada anak tidak diberi
pengobatan pencegahan memiliki resiko besar menjadi sakit TB, jika sakit TB
anak beresiko lebih tinggi menderita TB berat seperti meningitis TB dan TB
millier dengan resiko kematian yang tinggi.
Pemberian pengobatan pencegahan dengan INH (PP INH) bertujuan untuk
mencegah TB laten pada anak yang sakit TB. Efek perlindungan PP INH
dengan pemberian selama 6 bulan dapat menurunkan resiko TB pada anak
tersebut dimasa yang akan datang. PP INH diberikan pada anak usia kurang
dari 5 tahun yamg kontak dengan pasien TB atau pada anak terinfeksi TB.
Pentingnya etika batuk untuk mencegah penularan penyakit TB dengan cara :
1. Gunakan masker, terutama bila sedang berada dikeramaianatau bersama orang
lain
2. Tutup hidung dan mulut dengan menggunakan lengan dalam
3. Tutup mulut dan hidung dengan tisu dan jangan lupa membuangnya disampah
4. Cucilah tangan dengan sabun dan air mengalir.

E. Pengobatan
Pasien diberikan obat selama 6-8 bulan, diminum secara teratur, sesuai dengan
dosis yang diberikan dan sebaiknya obat diminum dalam keadaan perut kosong
di pagi hari.
Tahap pemberian obat:
a. Tahap awal : 2 bulan atau 3 bulan diminum setiap hari
b. Tahap lanjutan : 4 bulan atau 5 bulan diminum 3x/minggu (Pada TB anak
harus dipantau dalam menelan obat).
Apabila tidak patuh meminum obat dapat menyebabkan resistan pada obat
TB (OAT) atau yang paling parah dapat menyebabkan kematian, jika
menemukan kasus seperti itu maka pengobataanya akan lebih lama yaitu 9
bulan sampai 24 bulan dan jenis obatnya injeksi dan oral.

Anda mungkin juga menyukai