Anda di halaman 1dari 9

Learning Issues

M. Shafriedho Darmaputra
04011381722195

Respiratory Distress
a. Definisi
Merupakan suatu keadaan system respirasi melakukan kompensasi untuk
memperbaiki pertukaran gas yang menurun dalam oparu serta
mempertahankan oksigenasi dan ventilasi
b. Etiologi

c. Patofisiologi
Derajat distress pernafasan

Sistem Kegawatdarudatan anak


a. Pediatric Assessment Tiangle
Teknik ini dimulai dari mengamati pasien secara umum. Teknik penilaian
PAT dilakukan tanpa memegang anak dan disesuaikan dengan
perkembangan. Dengan melihat dan mendengar, pemeriksa akan
mendapati kesan akan kegawatan anak.

1. Appearance
Dapat dinilai dengan berbgai skala, metode ticles meliputi penilaian
tonus, interaktisi, konsolabilitas, cara melihat, dan berbicara atau
menangis
2. Work of breathing
Upaya nafas merefleksikan usaha anak mengatasi gangguan oksigenasi
dan ventilasi. Karakteristik hal yang dinilai adalah suara nafas yang
tidak normal, posisi tubuh yang khas, retraksi, dan cupiung hidung.

3. Circulation of skin
Hal ini mencerminkan kecukupan curah jantung dan perfusi ke organ
vital. Hal yang dinilai antara lain pucat, mottling, sianosis
b. Penilaian PAT

Sirkulasi kulit 
Terapi Oksigen
Indikasi pemberian oksigen adalah pada beberapa kondisi sebagai berikut

Cara pemberian terapi oksigen dibagi menjadi dua henis, yaitu sistem arus rendah
dan sistem arus tinggi. Pada sistem arus rendah sebagian dari volume tidal berasal
dari udara kamar. Alat ini memberikan fraksi oksigen 21%-90% tergantung dari
aliran gas oksigen dan tambahan aksesoris seperti kantong penampung. Pada
sistem arus tinggi, adapun alat yang dogunakan yaitu sungkup venturi yang
mempunyai kemampuan menarik udara kamar pada perbandingan tetap dengan
aliran oksigen sehingga mampu memberikan alitan total gas yang tinggi dengan
fraksi oksigen yang tetap.

Prinsip pemberian O2 diberikan oksigen dengan aliran sebesar 6-12 L/min.


diberikan hingga anak mampu menjaga nilai SaO2 >90% pada suhu ruangan. Bila
sudah membaik, lepaskan oksigen selama beberapa menit, jika nilai SO2 tetap
>90%, hentikan pemberian oksigen
Analisis Masalah
1. Apa saja yang dapat menyebabkan keluhan kesulitan bernafas secara
umum?
Kesulitan bernafas disebabkan oleh infeksi berbagai virus, seperti
parainfluenza tipe 1 dan 3, influenza A dan B, adenovirus, respiratory
syncytial virus, dabn metapneumovirus yang menyebabkan inflamasi
umum pada saluran pernapasan dan edema mukosa saluran nafas atas. Hal
ini akan menimbulkan obstruksi saluran nafas atas, terutama pada regio
subglotis yang menimbulkan manifestasi berupa kesulitan bernafas.
Pada kasus terjadi kesulitan bernafas yang disertai demam tak
tinggi, stridor inspirasi, batuk barking yang merupakan tanda dari croup.

2. Bagaimana mekanisme panas disertai batuk dan pilek pada kasus?


Panas yang tidak terlalu tinggi menandakan adanya infeksi virus,
tiga hari sebelumnyya menandakan suatu kondisi yang akut
3. Apa interpretasi dari penilaian umum pada kasus?
Hasil Interpretasi
Anak Sadar Normal
Anak menangis terus dengan Tidak normal, suara parau yang
suara sekalu-kali terdengar parau terdengar saat menangis dan stridor
Terdengar stridor inspirasi inspirasi menunjukkan
penyempitan saluran udara pada
orofaring, subglotis atau trakea
Bibir dan mukosa tidak sianosis Normal
Kulit tidak pucat dan tidak
mottled
Nafas terlihat cepat dengan Tidak normal, menandakan bahwa
peningkatan usaha nafas system pernafasan tidak dapat
dipertahankan oksigenasi dana tau
ventilasi. Peningkatan usaha nafas
adalah upaya untuk
mempertahankan fungsi tersebut
saat terjadi gangguan sistim
pernafasan. Takipneu merupakan
tanda yang paling sering dijumpai.

4. Bagaimana mekanisme abnormalitas dari hasil survey primer?


 Takipneu
Pada kasus terjadi edema laring yang menyebabkan jalan nafas
tertutup. Akibatnya terjadi gangguan pertukaran gas di paru-paru
yang menyebabkaban kadar CO2 dalam tubuh naik. Tubuh
melakukan kompensasi berupa peningkatan laju pernafasan untuk
meningkatkan pertukaran gas di paru-paru dan menurunkan kadar
CO2 dalam tubuh.
 Nafas Cuping Hidung
Obstruksi jalan nafas menyebabkan tubuh melakukan kompensasi
berupa peningkatan usaha nafas, tubuh memperluas bukaan hidung
sehingga jalan nafas menjadi lebar. Terjadilah manifestasi nafas
cuping hidung
 Retraksi suprasternal dan sela iga
Retraksi terjadi ketika tekanan negatif paru-paru tidak tercukupi
oleh aliran udara pada saluran nafas sehingga bagian dinding dada
yang tidak ditopang oleh tulang akan tertarik masuk ke dalam
rongga
5. Bagaimana tatalaksana yang dapat dilakukan pada kasus?
Tatalaksana utama bagi pasien croup adalah mengatasi obstruksi jalan
nafas. Perawatan croup dapat dilakukan dengan rawat jalan. Namun pasien
harus dibawa ke RS saat menemui salah satu dari gejala berikut:
 Usia <6 bulan
 Terdengar stridor progresif
 Stridor terdengar ketika beristirahat
 Terdapat gejala gawat nafas
 Hipoksemia
 Gelisah
 Sianosis
 Gangguan kesadaran
 Demam tinggi
 Anak tampak toksik
 Tidak ada respon terhadap terapi

Croup biasanya dapat diatasi dengan terapi uap saja, namun terkadang
membutuhkan farmakoterapi, seperti nebulasi epinefrin, kortikosteroid
untuk mengurangu edema pada mukosa laring, intubasi endotrakeal yang
biasa dilakukan untuk pasien sindrom croup berat yang tidak responsive
pada terapi lain, dan pemberian antibiotic untuk pasien croup dengan
laringotrakeopneumonitis yang disertai infeksi bakteri. Sambal menunggu
kultur, untuk terapi empiris biasanya dapat diberikan sefalosporin generasi
ke-2 atau ke-3

Anda mungkin juga menyukai