Disusun Oleh:
A. Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan agar peserta atau klien
dapat mengetahui pengertian, gejala dan pencegahan penyakit Tuberkulosis
serta pengobatannya sehingga dapat menjaga kesehatan lingkungan sekitar.
Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluan tentang Tuberkulosis diharapkan audience
memahami tentang :
1) Pengertian Tuberkulosis
2) Penyebab Tuberkulosis
3) Pengobatan Tuberkulosis
4) Pencegahan Tuberkulosis
5) Perawatan di rumah pada penderita Tuberkulosis
B. Pengorganisasian
Pembimbing :
1. Dosen pembimbing akademik praktik keperawatan keluarga
Irine Christiany, S.ST, M.Kes
2. Pembimbing klinik praktik keperawatan keluarga
Anita Dwi A. H., S.Kep., Ns.
C. Metode
a. Diskusi
D. Media
a. Poster
E. Susunan Tempat
XXXXXX
XXXXXXXXX
Keterangan
: penyaji
Susunan Acara
Kriteria Evaluasi
1. Kriteria struktur :
a. Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan di kediaman keluarga Tn. H
b. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelum dan saat
penyuluhan dilaksanakan
2. Kriteria Proses :
a. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan.
b. Peserta konsentrasi mendengarkan penyuluhan.
c. Peserta mengajukan pertanyaan dan narasumber menjawab pertanyaan secara
lengkap dan benar.
3. Kriteria Hasil :
a. Peserta yang datang dalam penyuluhan minimal 3 orang
b. Peserta dapat mengikuti acara penyuluhan dari awal sampai akhir
c. Acara dimulai tepat waktu tanpa kendala
d. Peserta mengikuti kegiatan sesuai dengan aturan yang telah dijelaskan
e. Peserta terbukti memahami materi yang telah disampaikan penyuluh dilihat
dari kemampuan menjawab pertanyaan penyuluh dengan benar
:
MATERI PENYULUHAN
Tuberkulosis
A. Pengertian Tuberkulosis
Tuberkulosis paru adalah penyakit infeksi menahun menular yang disebabkan
oleh kuman TB (Mycobacterium Tuberculosis). Kuman tersebut biasanya masuk
ke dalam tubuh manusia melalui udara (pernapasan) ke dalam paru-paru,
kemudian menyebar dari paru-paru ke organ tubuh yang lain melalui peredaran
darah, yaitu : kelenjar limfe, saluran pernafasan atau penyebaran langsung ke
organ tubuh lain (Depkes RI, 2002).
B. Penyebab Tuberkulosis
Penyebab Tuberculosis adalah Mycobacterium Tuberkulosis, dengan ukuran
panjang 1-4/mm dan tebal 0,3-0,6/mm. Kuman Mycobacterium Tuberkulosis
adalah kuman berbentuk batang aerob tahan asam yang tumbuh dengan lambat
dan sensitif terhadap panas dan sinar ultraviolet (Smeltzer, 2001: 5584).
C. Pengobatan Tuberkulosis
a. Pengobatan TBC Paru
Paduan obat jangka pendek 6–9 bulan yang selama ini dipakai di
Indonesia dan dianjurkan juga oleh WHO adalah 2 RHZ/4RH dan variasi
lain adalah 2 RHE/4RH, 2 RHS/4RH, 2 RHZ/4R3H3/ 2RHS/4R2H2, dan
lain-lain. Untuk TB paru yang berat (milier) dan TB Ekstra Paru, therapi
tahap lanjutan diperpanjang jadi 7 bulan yakni 2RHZ/7RH. Departemen
Kesehatan RI selama ini menjalankan program pemberantasan TB Paru
dengan panduan 1RHE / 5R2H2.
Bila pasien alergi / hipersensitif terhadap Rifampisin, maka paduan
obat jangka panjang 12–18 bulan dipakai kembali yakni SHZ, SHE, SHT,
dan lain-lain.
Beberapa obat anti TB yang dipakai saat ini adalah :
1. Obat anti TB tingkat satu
Rifampisin (R), Isoniazid (I), Pirazinamid (P), Etambutol (E),
Sterptomisin ( S ).
2. Obat anti TB tingkat dua
3. Kanamisin (K), Para-Amino-Salicylic Acid (P), Tiasetazon (T),
Etionamide, Sikloserin, Kapreomisin, Viomisin, Amikasin, Ofloksasin,
Sifrofloksasin, Norfloksasin, Klofazimin dan lain-lain.
Pengobatan tetap dibagi dalam dua tahap yakni
1) Tahap intensif (initial), dengan memberikan 4–5 macam obat anti TB
per hari dengan tujuan :
a. Mendapatkan konversi sputum dengan cepat (efek bakterisidal)
b. Menghilangkan keluhan dan mencegah efek penyakit lebih lanjut
c. Mencegah timbulnya resistensi obat
2) Tahap lanjutan (continuation phase), dengan hanya memberikan 2
macam obat per hari atau secara intermitten dengan tujuan :
a. Menghilangkan bakteri yang tersisa (efek sterilisasi)
b. Mencegah kekambuhan
Pemberian dosis diatur berdasarkan Berat Badan yakni kurang dari 33 kg,
33 – 50 kg dan lebih dari 50 kg.
D. Pencegahan Tuberkulosis
1. Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan adalah :
1. Menutup mulut bila batuk
2. Membuang dahak tidak di sembarang tempat. Buang dahak pada wadah
tertutup yang diberi lisol
3. Makan, makanan bergizi
4. Memisahkan alat makan dan minum bekas penderita
5. Memperhatikan lingkungan rumah, cahaya dan ventilasi yang baik
6. Untuk bayi diberikan imunisasi BCG (Depkes RI, 2002)
Smeltzer, S.C. Bare, B. G. 2001. Buku Ajar Keperawatan medikal bedah Brunner &