“TBC”
Oleh :
S1 KEPERAWATAN
2022
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan rasa syukur kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa /Allah SWT atas
segala rahmat dan hidayah-Nya, kami menyambut gembira atas terselesaikannya makalah
dengan judul “Pendidikan Kesehatan TBC” yang mempunyai sebuah peranan yang penting yang
perlu untuk kita telaah bersama dalam Mata Kuliah Keperawatan Keluarga.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca sebagai panduan dalam
pembelajaran. Meskipun demikian, masih banyak makalah yang lain disamping ini yang dapat
juga membantu dalam mengetahui teori dalam keperawatan.
Kritik dan saran dari segenap pembaca sangat kami harapkan demi kesempurnaan tugas
makalah ini pada pembuatan yang akan datang.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Cover
Kata Pengantar .................................................................................................................... ii
Daftar Isi ............................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................................ 1
1.2 Tujuan .............................................................................................................. 2
1.3 Manfaat ............................................................................................................ 2
BAB II SATUAN ACARA PENYULUHAN
2.1 Satuan Acara Penyuluhan ................................................................................. 3
BAB III MATERI
3.1 Definisi Tuberkulosis (TBC)............................................................................. 7
3.2 Penyebab penyakit TBC .................................................................................... 7
3.3 Tanda dan gejala penyakit TBC ........................................................................ 8
3.4 Cara penularan penyakit TBC ........................................................................... 8
3.5 Cara pencegahan penyakit TBC ........................................................................ 9
3.6 Cara pengobatan penyakit TBC ........................................................................ 9
3.7 Jenis-jenis TB .................................................................................................... 10
3.8 Penyebab TB ..................................................................................................... 12
3.9 Penanganan TB ................................................................................................. 14
3.10 Dampak TB atau Efek samping ..................................................................... 20
BAB IV PENUTUP
3.1 Kesimpulan ....................................................................................................... 11
3.2 Saran .................................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Sumber utama penularan adalah orang dewasa dengan TBC paru dengan sputum positif
(Mycobacterium tuberculosis ), dan susu dari hewan yang terinfeksi (Mycobacterium bovis ).
Diagnosis berdasarkan gamb aran rontgen toraks dan tes tuberkulin positif. Sputum biasanya
tidak ada, namun hasil tuberkulosis mungkin bisa didapatkan dari bilas lambung. Pencegah an
tergantung pada perbaikan kondisi sosioekonomi, dan kemudian pada beberapa pemeriksaan
termasuk pengenalan serta terapi tepat pada infeksi TBC dewasa, imunisasi BCG (Meadow dan
Newel, 2015).
Waktu pengobatan yang panjang dengan jenis obat lebih dari satu menyebabkan
penderita sering terancam putus berobat selama masa penyembuhan dengan berbagai alasan.
Dari latar belakang ini kami akan memberikan pemahaman kepada masyarakat agar dapat
mengerti tentang penyakit Tuberkulosis (TBC).
1
2
1.2 Tujuan
1.3 Manfaat
1. Materi : Tuberkulosis
2. Pokok bahasan : tuberkulosis
3. Hari/tanggal : Selasa,13Maret 2022
4. Waktu : 09.00-11.00 WIB
5. Tempat : Arena Desa munduk
6. Sasaran : Masyarakat Umum
A. Tujuan
B. Materi
1. Pengertian TBC
2. Penyebab TBC
3. Tanda dan Gejala TBC
4. Cara penularan TBC
3
4
C. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Tanya jawab
D. Kegiatan Penyuluhan
positif
Evaluasi 5 menit a. Menyampaikan a. Peserta dapat a. Power point
evaluasi menjawab b. Leaflet
b. Menyampaikan pertanyaan yang
kesimpulan materi diajukan
c. Mengakhiri b. Mendengarkan
pertemuan dan c. Memperhatikan
mengucapkan d. Menjawab salam
salam
E. Media/Alat
F. Kriteria Evaluasi
1. Formatif
2. Evaluasi
Penyuluh,
BAB III
TINJAUAN TEORI
Tuberkulosis paru (TB paru) adalah penyakit infeksius, yang terutama menyerang
penyakit parenkim paru. Nama Tuberkulosis berasal dari tuberkel yang berarti tonjolan kecil dan
keras yang terbentuk waktu sistem kekebalan membangun tembok mengelilingi bakteri dalam
paru. Tb paru ini bersifat menahun dan secara khas ditandai oleh pembentukan granuloma dan
menimbulkan nekrosis jaringan. Tb paru dapat menular melalui udara, waktu seseorang dengan
Tb aktif pada paru batuk, bersin atau bicara.
Pengertian Tuberkulosis adalah suatu penyakit menular langsung yang disebabkan karena
kuman TB yaitu Myobacterium Tuberculosis. Mayoritas kuman TB menyerang paru, akan tetapi
kuman TB juga dapat menyerang organ Tubuh yang lainnya. Tuberkulosis adalah penyakit
menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium Tuberculosis) (Werdhani,
2011).
Tuberkulosis atau biasa disingkat dengan TBC adalah penyakit kronis yang disebabkan
oleh infeksi kompleks Mycobacterium Tuberculosis yang ditularkan melalui dahak (droplet) dari
penderita TBC kepada individu lain yang rentan (Ginanjar, 2008). Bakteri Mycobacterium
Tuberculosis ini adalah basil tuberkel yang merupakan batang ramping, kurus, dan tahan akan
asam atau sering disebut dengan BTA (bakteri tahan asam). Dapat berbentuk lurus ataupun
bengkok yang panjangnya sekitar 2-4 μm dan lebar 0,2 –0,5 μm yang bergabung membentuk
rantai. Besar bakteri ini tergantung pada kondisi lingkungan (Ginanjar, 2010)
Penyebab penyakit TBC adalah infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini
memiliki kekerabatan dekat spesies mikobakterial lainnya yang juga bisa menyebabkan
tuberkulosis, yaitu M. bovis, M. africanum, M. microti, M. caprae, M. pinnipedii, M. canetti, dan
M. mungi. Namun sebagian besar kasus tuberkolosis disebabkan oleh Mycobacterium
7
8
tuberculosis. Kemunculan bakteri ini memang masih belum diketahui secara pasti, tapi
diperkirakan berasal dari hewan-hewan ternak
3.3 Tanda Dan Gejala Tuberkulosis (TBC)
Gejala TBC yaitu batuk, nafsu makan menghilang, demam dan keringat dingin pada
malam hari, batuk berdarah, kurang berenergi, rasa nyeri di dana, dan batuk berdahak dengan
waktu yang berlangsung cukup lama yakni sekitar 21 hari.
Penyakit TBC ini mudah menyerang apabila sistem kekebalan tubuh sedang menurun.
Sehingga jika sistem kekebalan tubuh baik-baik saja dan dalam kondisi prima, jangan khawatir
akan penyakit TBC ini.
Akan tetapi, tidak jarang sistem kekebalan tubuh ini gagal melawan dan melindungi dari
serangan TBC karena sistem kekebalan tubuh seringkali juga berfluktuatif dengan cepat karena
berbagai faktor. Dan biasanya, meski sudah diberantas oleh sistem kekebalan tubuh, basil ini
juga bisa saja tetap aktif. Sementara itu, bila basil TBC ini berkembang hingga menyebabkan
kerusakan jaringan paru-paru, maka selanjutnya akan menimbulkan kondisi yang disebut
dengan tuberculosis aktif.
Penularan tuberkulosis (TBC) terjadi ketika seseorang tidak sengaja menghirup percikan
ludah (droplet) saat seseorang yang terinfeksi TBC bersin atau batuk. Oleh sebab itu, risiko
penularan penyakit ini lebih tinggi pada orang yang tinggal serumah dengan penderita TBC.
TBC pada paru-paru akan menimbulkan gejala berupa batuk lebih dari 3 minggu yang
dapat disertai dahak atau darah. Selain itu, penderita juga akan merasakan gejala lain, seperti
demam, nyeri dada dan berkeringat di malam hari.
Adapun berikut golongan orang yang beresiko penularan tbc yang lebih tinggi:
- Perokok aktif
- Pengguna obat obat terlarang
- Penderita gangguan sistem imun: terutama hiv
9
Salah satu langkah untuk mencegah TBC (tuberkulosis) adalah dengan menerima vaksin
BCG(Bacillus Calmette-Guerin). TBC juga dapat dicegah dengan cara yang sederhana, yaitu
mengenakan masker saat berada di tempat ramai dan jika berinteraksi dengan penderita TBC,
serta sering mencuci tangan.
Langkah-langkah di bawah ini cara untuk mencegah penularan, terutama pada orang yang
tinggal serumah:
Tutupi mulut saat bersin, batuk, dan tertawa, atau kenakan Apabila menggunakan tisu
untuk menutup mulut, buanglah segera setelah digunakan.
Tidak membuang dahak atau meludah sembarangan.
Pastikan rumah memiliki sirkulasi udara yang baik, misalnya dengan sering membuka
pintu dan jendela agar udara segar serta sinar matahari dapat masuk.
Jangan tidur sekamar dengan orang lain, sampai dokter menyatakan TBC yang Anda
derita tidak lagi menular.
Pengobatan tuberkulosis (TBC) adalah dengan patuh minum obat selama jangka waktu
yang dianjurkan oleh dokter. Jika pasien berhenti minum obat sebelum waktu yang disarankan,
bakteri TBC berpotensi kebal terhadap obat yang biasa diberikan. Akibatnya, TBC menjadi lebih
berbahaya dan akan lebih sulit diobati.
10
3.7 Jenis-Jenis TB
1.TB Paru
Tuberculosis paru lebih dikenal dengan sebutan TBC. Seseorang bisa menderita TBC
ketika menghirup udara yang keluar dari orang lain yang dalam tubuhnya terdapat TB.
Bahkan, kuman Mycobacterium tuberculosis bisa bertahan di udara selama beberapa jam.
2.TB limfadenitis
3.TB tulang
Jenis penyakit TBC berikutnya adalah skeletal TB atau yang TB tulang. Pada
penderitanya, TB telah menyebar dari kelenjar getah bening atau paru-paru ke tulang.
Area tulang mana pun bisa terkena, termasuk tulang belakang dan persendian.
4.TB milier
TB milier atau miliary TB terjadi ketika TB sudah menyebar ke organ tubuh, bahkan
lebih dari satu organ. Biasanya, jenis TB ini menyerang paru-paru, sumsum tulang, dan
juga liver. Namun, tak menutup kemungkinan TB bisa menyebar ke tulang belakang,
otak, dan juga jantung. Gejala yang dialami penderita bergantung pada organ tubuh yang
terinfeksi.
5.TB urogenital
atau nodus limfa. Umumnya, penderita TB urogenital akan mengalami luka di penis atau
saluran genital lainnya.
6.TB liver
TB yang menyerang liver jumlahnya kurang dari 1% dari seluruh infeksi TB yang
menyerang manusia. TB liver bisa terjadi karena sebaran dari TB di paru-paru, saluran
pencernaan, atau vena portal.
8.TB meningitis
TB juga bisa menyerang sistem membran tipis yang melindungi otak dan saraf tulang
belakang, disebut TB meningitis. Tidak seperti jenis meningitis yang memburuk dengan
cepat, TB meningitis biasanya perlu waktu sedikit lebih lama untuk menjadi parah.
9.TB peritonitis
Jenis TBC lain adalah TB peritonitis yaitu peradangan lapisan tipis dinding dalam perut.
Umumnya, TB peritonitis menyerang 3,5% penderita TB paru dan 58% penderita TB
abdominal.
10.TB kulit
Cutaneous TB juga dikenal dengan TB kulit, jenis TB yang paling langka terjadi. Ada
beberapa jenis TB kulit dan bisa menyebar ke seluruh bagian tubuh. Biasanya, gejalanya
ditandai dengan munculnya luka terbuka di siku, tangan, bokong, lutut bagian belakang,
dan juga kaki.
12
3.8 Penyebab TB
1.TB Paru
2.TB limfadenitis
3.TB tulang
Kondisi ini menyebabkan matinya jaringan sendi dan memicu kerusakan pada
tulang belakang. Beberapa faktor risiko lain yang menyebabkan seseorang terinfeksi TBC
tulang belakang, antara lain:
Faktor sosial ekonomi yang rendah atau buruk, turut memengaruhi standar kualitas
hidup, misalnya orang-orang yang tinggal di area yang kumuh dan padat.
Tinggal di area yang memiliki tingkat kasus tuberkulosis tinggi atau endemik.
13
4.TB milier
Walaupun para ahli telah mengetahui bahwa bakteri tuberkulosis menyebar dari
sistem pernapasan ke aliran darah ataupun sistem limfatik (pembuluh limpa dan kelenjar
getah bening) sehingga menyerang organ tubuh lain selain paru-paru, pemicu kondisi ini
tidak diketahui secara pasti.
5.TB urogenital
7. TB meningitis
8.TB kulit
3.9 Penanganan TB
1. Tb paru
TBC paru dapat dideteksi melalui pemeriksaan dahak. Beberapa tes lain yang
dapat dilakukan untuk mendeteksi penyakit menular ini adalah foto Rontgen dada, tes
darah, atau tes kulit (Mantoux).
15
TBC paru dapat disembuhkan jika penderitanya patuh mengonsumsi obat sesuai
dengan resep dokter. Untuk mengatasi penyakit ini, penderita perlu minum beberapa jenis
obat untuk waktu yang cukup lama (minimal 6 bulan). Obat itu umumnya berupa:
Isoniazid
Rifampicin
Pyrazinamide
Ethambutol
2. Tb limfadenitis
Steroid sistemik dapat mengurangi inflamasi dari terapi fase awal dari
limfadenitis TB dan dapat dipertimbangkan bila nodul menekan struktur vital seberti
16
3. Tb tulang
TBC tulang memang menimbulkan rasa sakit dan potensi terjadinya komplikasi.
Untungnya, penyakit ini dapat diatasi apabila menggunakan kombinasi jenis obat TBC
yang tepat. Dalam beberapa kasus, penderita mungkin perlu menjalani prosedur operasi,
seperti laminektomi. Laminektomi dilakukan dengan cara mengangkat beberapa bagian
tulang belakang. Namun, operasi biasanya hanya dilakukan jika memiliki risiko
komplikasi. Maka itu, operasi bukanlah pilihan penanganan utama ketika seseorang
didiagnosis dengan TB tulang. Pengobatan TB tulang biasanya berlangsung selama 6-18
bulan, tergantung dengan kondisi kesehatan Anda. Pengobatan TB tulang yang akan
diberikan oleh dokter atau tim medis meliputi:
Rifampicin
Ethambutol
Isoniazid
Pyrazinamide
4. Tb milier
Beberapa jenis pengobatan tuberkulosis milier di bawah ini akan diresepkan oleh
dokter berdasarkan kondisi pasien. Dokter akan mempertimbangkan besaran dosis juga
durasi terapi sesuai dengan kebutuhan pasien. Obat yang umum diberikan pada penderita
TB milier adalah antibiotik. Dokter mungkin akan meresepkan beberapa jenisantibiotik
atau obat antituberkulosis untuk Anda minum selama 6-9 bulan. Sementara bila
mengalami infeksi tuberkulosis meningitis, obat antibiotik sebaiknya diminum selama 9-
12 bulan. Antibiotik yang umum diberikan meliputi lini pertama dan lini kedua, jika
pasien TB mengalami resisten obat.
17
Isonizaid
Rifampisin
Pirazinamid
Streptomisin
Etambutol
Kanamisin
Kapreomisin
Levofloksasin
Etionamide
Sikloserin
Moksifloksasin
PAS
Bedaquilin
Clofazimin
Linezolid
Delamanid
Antituberkulosis pada anak
5. Tb saluran pencernaan
TB perut sebenarnya dapat diobati dengan obat-obatan dari dokter. Hal ini bertujuan agar
tidak perlu mengobati TB abdomen dengan operasi.
Berikut ini beberapa cara yang direkomendasikan oleh dokter untuk mengatasi TBC usus.
6.Tb meningitis
Pemberian obat kombinasi ini mempunyai tujuan untuk mengurangi risiko terjadinya
resistensi obat. Obat lain yang digunakan adalah obat steroid. Obat ini hanya diberikan
pada beberapa minggu pertama pengobatan. Selama menjalani pengobatan meningitis
TB, penderita diharuskan untuk kontrol rutin ke fasilitas kesehatan (klinik, puskesmas,
atau rumah sakit) untuk dipantau respons pengobatan, apakah ada efek samping akibat
obat-obatan, hingga perkembangan penyakitnya.
7.Tb peritonitis
Antibiotik
Antibiotik diresepkan untuk melawan infeksi dan mencegah penyebarannya. Jenis dan
durasi serangkaian antibiotik tergantung pada keparahan kondisi dan jenis peritonitis
yang Anda alami.
Operasi
Seandainya peritonitis disebabkan oleh usus buntu, perut atau usus besar yang sobek,
perawatan operasi sering kali penting untuk mengangkat jaringan yang terinfeksi,
mengobati penyebab infeksi, dan mencegah penyebaran infeksi.
Alat bantu makan
Selang makanan mungkin akan dimasukkan ke perut melalui hidung atau ditempatkan di
dalam perut menggunakan operasi lubang kunci. Jika selang makanan tidak dapat
digunakan, nutrisi cair dapat diberikan langsung ke salah satu pembuluh darah .
Pengobatan lain
Tergantung pada tanda dan gejala, pengobatan di rumah sakit mungkin termasuk obat
nyeri, cairan intravena (IV), tambahan oksigen dan, dalam beberapa kasus, transfusi
darah.
Pengobatan di rumah
Pasien yang menerima dialisis peritoneal tetap sangat berisiko menderita peritonitis. Tips
di bawah ini mungkin membantu mencegah peritonitis.
1. Menjaga kebersihan tangan, termasuk di bawah kuku jari dan di antara jari-jari.
2. Membersihkan kulit di sekitar kateter dengan antiseptik setiap hari.
20
8. Tb kulit
Efek samping dari obat-obatan TBC bisa beragam antara satu pasien dengan
pasien lainnya. Beberapa efek samping OAT mungkin tergolong ringan dan dapat hilang
dengan sendirinya. Namun, tidak jarang pula penderita merasakan efek samping yang
cukup berat. Isoniazid, rifampisin dan pyrazinamide berpotensi kuat menyebabkan
kerusakan pada hati. Ethambutol dan streptomisin sampai saat ini tidak dilaporkan dapat
menyebabkan kerusakan serupa. Akan tetapi, kerusakan hati ini bisa berakibat fatal
apabila tidak dideteksi sedari awal. Berikut rincian efek samping dari dua jenis obat
antituberkulosis (OAT) yang paling umum digunakan:
1. Isoniazid
Penggunaan obat TBC isoniazid bisa menyebabkan efek samping yang bersifat
ringan seperti sakit kepala, percepatan detak jantung, mulut kering. Gangguan
pencernaan seperti mual, muntah, nyeri di ulu hati, ataupun konnstipasi (sembelit) paling
21
sering dialami pasien selama masa pengobatan TBC. Selain itu, terdapat pula efek-efek
samping dari obat isoniazid yang lebih berat, seperti:
2. Rifampicin
Efek samping dari obat TBC rifampicin yang paling umum serupa dengan gejala-
gejala flu. Selain itu, efek samping berupa hepatotoksisitas juga berpotensi terjadi akibat
konsumsi OAT ini. Selain itu, mungkin juga akan mengalami efek samping berupa
perubahan warna cairan tubuh akibat obat rifampicin. Keringat, air mata, atau urine
kemungkinan akan berubah warna menjadi merah (bukan darah). Efek samping ini terjadi
akibat zat pewarna yang terdapat di obat TBC ini. Ruam dan gatal adalah kondisi yang
umum terjadi dan biasanya akan menghilang dengan sendirinya. Segera beri tahu dokter jika
mengalami efek samping obat TBC, seperti ini:
Yang perlu diperhatikan, kedua obat ini juga memiliki kontraindikasi dengan pil KB, obat
diabetes, dan obat darah tinggi.
Media:
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Tuberkulosis paru (TB paru) adalah penyakit infeksius, yang terutama menyerang
penyakit parenkim paru, yang disebabka oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis.
Penularan tuberkulosis (TBC) terjadi ketika seseorang tidak sengaja menghirup percikan ludah
(droplet) saat seseorang yang terinfeksi TBC bersin atau batuk. Salah satu langkah untuk
mencegah TBC (tuberkulosis) adalah dengan menerima vaksin BCG(Bacillus Calmette-Guerin).
Pengobatan tuberkulosis (TBC) adalah dengan patuh minum obat selama jangka waktu yang
dianjurkan oleh dokter.
4.2 Saran
11
DAFTAR PUSTAKA
Ernawati, K., Adah, R., Wulansari, R., Damayanti, N. A., & Djannatun, T. (2017). Penyuluhan
Cara Pencegahan Penularan Tuberkulosis dan Pemakaian Masker di Keluarga Penderita:
Pengalaman dari Johor Baru, Jakarta Pusat. Berita Kedokteran Masyarakat (BKM Journal
of Community Medicine and Public Health), 34(1), 44–49.