Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM

MIKROBIOLOGI
ACARA 6
MORFOLOGI FUNGI

Disusun oleh :
Nama lengkap / Nim : Yunita Dwi Lestari / 2008016008
Kelompok Praktikum / Kelas : Kelompok 3 / Bio 4A
Nama Asisten : Dewi N dan Aisyah Chofifawati

LABORATURIUM MIKROBIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2022
A. LATAR BERLAKANG
Dalam pembelajaran biologi berkaitan dengan cara mencari tahu dan
memahami tentang alam sekitar secara sistematis, sehingga ilmu biologi bukan
hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta konsep,
penemuan pendidikan biologi diharapkan dapat menjadi wahana bagi
mahasiswa untuk mempelajari dirinya sendiri dan alam sekitar beserta isinya
yang terdiri dari dua macam yaitu makhluk hidup (biotik) dan makhluk tidak
hidup (abiotik).
Ruang lingkup yang dipelajari dalam biologi sangat luas, agar mudah
mepelajarinya biologi dibagi menjadi berbagai cabang ilmu berdasarkan bidang
yang dipelajari seperti mikologi, dimana mikologi yaitu ilmu yang mempelajari
tentang jamur serta peranannya bagi kehidupan manusia. Kata jamur atau fungi
mungkin akan selalu kita maknai sebagai cendawan, yaitu organisme yang
pendek, seperti serbuk atau spons, tubuhnya berwarna-warni, dan tumbuh di
atas tanah seperti tumbuhan. Meskipun cendawan adalah organisme yang umum
kita sebut sebagai jamur (jamur yang sebenarnya), dan sebagian besar jamur
tersebut terlihat hidup di atas tanah, tetapi kata fungi memiliki makna yang lebih
luas.
Menurut Gandjar Dkk (2006) Jamur adalah sel eukariotik yang tidak
mengandung klorofil sama sekali dan tumbuh seperti hifa. Dimana jamur ini,
memiliki dinding sel yang mengandung kitin dan bersifat heterotropik.Menurut
Agrios (1996), Sebagian besar jamur mempunyai tubuh vegetatif seperti
tumbuhan yang lebih kurang terdiri dari filament (benang) memanjang,
bersambung, bercabang, mikroskopis, mempunyai dinding sel yang jelas. Tubuh
jamur disebut miselium, dan cabang-cabang tunggal atau filament dari miselium
disebut hifa. Umumnya tebal hifa atau miselium seragam. Beberapa jenis jamur
diameter hifanya hanya 0,5 m, sedangkan jamur yang lain tebalnya dapat lebih
dari 100 m. Panjang miselium pada beberapa micrometer, tetapi ada jenis jamur
lain yang dapat menghasilkan benang miselium sepanjang beberapa meter
(Agrios, 1996).
Dalam penelitian ini mengandalkan pengamatan terhadap fungi
mikroskopis atau jamur yang dilihat dengan bantuan mikroskop, misalnya jamur
tempe (Rhizopus sp), Aspergillus, Saccharmoyces, Candida albicans. Jamur
mikroskopis biasanya berasal dari kelas zygomycota, ascomycota, dan
deuteromycota.Identifikasi dilakukan dengan mengamati ciri makroskopis dan
mikroskopis jamur. Ciri makroskopis yang diamati adalah warna jamur, koloni
jamur dan bentuk tubuh buah jamur. Pengamatan ciri mikroskopis mencakup
hifa, spora, sporangium, konidia dan konidiofor dan ciri khusus yang akan
menentukan jenis jamur tersebut.

B. TUJUAN
Supaya mahasiswa dapat mengetahui bentuk sel fungi dari berbagai sampel.

C. ALAT DAN BAHAN


1. Alat :
Alat yang digunakan dalam praktikum ini terdiri dari, cawan petri,
mikroskop compound dan Jarum inokulasi.

2. Bahan :
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini terdiri dari Aquades
steril ,Sampel uji roti berjamur dan pisang berjamur

D. PROSEDUR KERJA
Meneteskan pewarna methylene blue atau latofenol blue pada gelas
benda kemudian menambahkan gliserol untuk menjaga viskositas sel yang
nantinya akan diamati, Ambil sampel jamur dari bahan dan meletakkannya di
gelas benda yang berisi pewarna, Tutup dengan gelas penutup dengan hati-hati.
Usahakan tidak ada gelembung udara kemudian mengamati di bawah mikroskop
mulai dari perbesaran lemah ke tinggi dan terakhir mencatat dan menggambar
sel hifa serta spora yang teramati.
E. HASIL PENGAMATAN
No Nama foto sampel Foto fungi Gambar fungi Keterangan
sampel
1. Pisang 1. Hifa
hijau 2. Sporangium
sampel 3. sporangiator
1

2. Pisang 1. Hifa
hijau 2. Sporangium
sampel 3. Spora
2 4. Sporangiator

3. Roti 1. Hifa
sampel 2. Sporangium
1 3. Spora
4. Sporangiator

4. Roti 1. Hifa
sampel 2. Sporangium
2 3. Spora

5. Roti Tidak terlihat


sampel bagiannya
3 karena
susunan fungi
yang
menumpuk
F. PEMBAHASAN
Jamur merupakan organisme eukariotik (eu: sejati dan cariyon: inti),
yaitu organisme yang inti selnya memiliki selaput inti atau karioteka yang
lengkap. Di dalam sel jamur terdapat sitoplasma dan nucleus yang kecil. Jamur
memiliki bentuk tubuh bervariasi, ada yang bulat, bulat telur, maupun
memanjang. Pada jamur bersel banyak (multiseluler) banyak terdapat deretan
sel yang membentuk benang, disebut hifa. Pada jamur yang sifat hidupnya
parasit, hifa mengalami modifi kasi, disebut haustoria. Haustoria merupakan
organ untuk menyerap makanan dari substrat tempat hidup jamur, dan organ ini
memiliki kemampuan untuk menembus jaringan substrat.
Bagian bagian yang teramati di dalam praktikum pengamatan struktur
fungi dari sampel roti dan pisang hijau didapatkan beberapa bagian yang tampak
yang terdiri dari hifa,serangium, sporangium,dan spora
Dalam praktikum diperlukan bahan pewarna methylene blue, dimana
pewarna tersebut memiliki fungsi tersendiri. Metilen biru merupakan pewarna
alkalin yang biasa digunakan untuk mengamatan mikroskopik yang
menghasilkan pewarnaan yang sangat baik. Metilen biru membantu sel menjadi
terlihat, bentuknya akan membantu Anda menentukan morfologi specimen yang
diamati.
Jika dibandingan dengan struktur fungi yang sebenarnya. Pada praktikum
pengamatan fungi putih pada roti dengan perbesaran 40 x 10 tidak di dapatkan
gambar struktur fungi yang jelas. Hal ini kemungkinan di sebabkan karena
adanya penumpukan fungi yang terlalu tebal saat proses pemindahan fungi ke
preparat. Gambar yang terlihat seperti gumpalan yang tidak jelas strukturnya.
Dan apabila di bandingkan dengan struktur fungi dari literatur, harusnya fungi
terlihat jelas setiap bagian bagiannya seperti Fungi secara penampakan memiliki
volva atau struktur seperti akar, stipe atau tangkai buah, cincin, tudung jamur,
dan lamela.
G. KESIMPULAN
Dari laporan praktikum di atas maka dapat diambilkesimpulan bahwa
Tubuh fungi multiseluler tersusun dari filamen kecil yang disebut hifa (jamak
hyphae). Hifa tersusun dari sel-sel yang berbaris dengan dinding sel berbentuk
tabung dan membungkus membran plasma juga sitoplasma. Pada sebagian besar
fungi, hifa terbagi dari hifa septa dan hifa koenositik.

H. DAFTAR PUSTAKA
Entjang. Indan.2003. Mikrobiologi & Parasitologi. PT.Citra Aditya bakti. Bandung.
Gould. Dinah.2003. Mikrobiologi Terapan Untuk Perawat. Penerbit Buku
Kedokteran EGC. Jakarta.
Melnick. Jawetz. 1996. Mikrobiologi Kedokteran. Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Jakarta
Creager, A.N.H. (2002) (Didigitalisasi oleh Google Penelusuran Buku). Mengenal
lebih dalam mengenai jamur (edisi ke-Edisi ke-2). Chicago: University of
Chicago Press. hlm. hlm. 119. ISBN 0226120260, 9780226120263.
Hershey AD, Chase M (1952). "Independent Function of fungi Nucleic Acid in
Growth of Bacteriophage" (pdf). Journal of General Physiology 36: 39-56
Silitonga, E. 2010. Keanekaragaman Jenis Fungi pada Daun
Rhizophora mucronata yang Mengalami Dekomposisi pada berbagai
Tingkat Salinitas. Skripsi. Medan, Indonesia : Universitas Sumatera
Utara.

Anda mungkin juga menyukai