Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

ISOLASI DAN PENANAMAN BAKTERI PADA MEDIA NA


SERTA ENUMERASI DAN PENGHITUNGAN KOLONI

Disusun Oleh :
Nama

: Herjon Hutajulu

Nim

: 1314521002

Jurusan : Manajamen Sumberdaya Perairan


Asdos

: I Nyoman Yoga Parawangsa

JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN


FAKULTAS KELAUTAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS UDAYANA
BALI
2014

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Populasi mikroba di alam sekitar kita sangat besar dan sangat komplek. Beratus-beratus
spesies berbagai mikroba biasanya menghuni bermacam-macam bagian tubuh kita, termasuk
mulut, saluran pencernaan dan kulit. Sebagai contoh, sekali bersin dapat menyebarkan beriburibu mikroorganisme (pelzar, 1986).
Bakteri tersebar sangat luas baik ditanah, air dan udara, bila hendak mengisolasi bakteri
dari tanah/ benda padat yang mudah tersuspensi atau terlarut, atau zat cair lain, maka dilakukan
serangkaian pengenceran (dilution series) terhadap zat tersebut. Sumber isolat dari bakteri benda
yang liat atau padat, misatnya daging maka zat tersebut dihancurkan terlebih dahulu. Tehadap
bakteri yang hanya terdapat dipermukaan maka pengenceran dilakukan terhadap air tempat zat
tersebut dicelupkan/ direndam.Dan jika bakteri hendak diisolasi dari udara, cukup dengan
membuka cawan petri yang berisi media agar steril beberapa saat. Di dalam laboratorium
mikrobiologi, populasi bakteri ini dapat diisolasi menjadi kultur murni yang terdiri dari satu jenis
yang dapat dipelajari morfologi, sifatdan kemampuan biokimiawinya (sutedjo, 1996).
Isolasi merupakan cara untuk memisahkan atau memindahkan mikroba tertentu dari
lingkungan, sehingga diperoleh kultur murni atau biakkan murni. Kultur murni ialah kultur yang
sel-sel mikrobanya berasal dari pembelahan dari satu sel tunggal. Beberapa cara yang dilakukan
untuk mengisolasi mikrooraganisme antara cara goresan (streak plate), cara taburan/tuang (pour
plate), cara sebar (spread plate), cara pengenceran ( dilution plate) serta micromanipulator
(Pleczar, 1986).
Oleh karena itu yang melatar belakangi percobaan isolasi dan morfologi koloni mikroba
ialah untuk memelihara suatu mikroorganisme yaitu bakteri dan jamur dari media yang ada serta
membedakan bahwasetiap mikroorganisme memiliki bentuk, tepi serta permukaan koloni yang
berbeda beda.

1.2 Tujuan

Mahasiswa mampu menggunakan peralatan peralatan laboratorium dengan baik.

Mahasiswa mampu melakukan penanaman mikroba dengan baik.

Mahasiswa mampu melakukukan pengamatan koloni mikroba dibawah mikroskop.

Mahasiswa mampu melakukan perhitungan jumlah mikroba

BAB 2
Tinjauan Pustaka

Prinsip dari isolasi mikroba adalah memisahkan satu jenis mikroba dengan mikroba lain yang
berasal dari campuran bermacam-macam mikroba. Hal ini dapat dilakukan dengan menumbuhkannya
dalam media padat, sel-sel mikroba akan membentuk koloni sel yang tetap pada tempatnya (Nur, I. dan
Asnani, 2007).
Dikenal beberapa cara atau metode untuk memperoleh biakan murni dari suatubiakan campuran.
Dua diantaranya yang paling sering digunakan adalah metode cawan gores dan metode cawan tuang.
Yang didasarkan pada prinsip pengenceran dengan maksud untuk memperoleh spesies individu. Dengan
anggapan bahwa setiap koloni dapat terpisah dari satu jenis sel yang dapat diamati (Afrianto, 2004).
Biakan murni diperlukan dalam berbagai metode mikrobiologis, antara lain digunakan dalam
mengidentifikasi mikroba. Untuk mengamati ciri-ciri kultural morfologi, fisiologi dan serologi
dibutuhkan mikroba yang berasal dari satu spesies (Dwidjoseputro, 2005).
Menurut Hadioetomo (1993), ada dua metode yang dilakukan untuk memperoleh biakan murni yaitu
:
1. Metode cawan gores
Metode ini mempunyai dua keuntungan, yaitu menghemat bahan dan waktu. Metode cawan gores
yang dilaksanakan dengan baik kebanyakan akan menyebabkan terisolasinya mikroorganisme yang
diinginkan.
2. Metode cawan tuang
Cara lain untuk memperoleh koloni murni dari populasi campuran mikroorganisme adalah dengan
mengencerkan spesimen dalam medium agar yang telah dicairkan dan didinginkan ( 50 oC ) yang
kemudian dicawankan. Karena konsentrasi sel-sel mikroba di dalam spesimen pada umunya tidak
diketahui sebelumnya, maka pengenceran perlu dilakukan beberapa tahap sehingga sekurang-kurangnya
satu di antara cawan tersebut mengandung koloni terpisah di atas permukaan ataupun di dalam
agar. Metode ini memboroskan bahan dan waktu namun tidak memerlukan keterampilan yang tinggi.

Metode cawan gores memiliki dua keuntungan yaitu menghemat bahan dan waktu. Namun untuk
memperoleh hasil yang baik diperlukan keterampilan yang lumayan yang biasanya diperoleh dari
pengalaman. Metode cawan gores yang dilaksanakan dengan baik kebanyakan akan menyebabkan
terisolasinya mikroorganisme seperti yang diinginkan. Dua macam kesalahan yang umum sekali
dilakukan oleh para mahasiswa yang baru mulai mempelajari mikrobiologi ialah tidak memanfaatkan
permukaan medium dengan sebaik-baiknya untuk digores sehingga pengenceran mikroorganisme menjadi
kurang lanjut dan cenderung untuk menggunakan inokulum terlalu banyak sehingga menyulitkan
pemisahan sel-sel yang digoreskan (Ratna, 1990).

Menurut Dwidjoseputro (1980), sifat-sifat koloni yang tumbuh pada agar-agar lempengan, pada
agar-agar miring dan pada tusukan gelatin adalah sebagai berikut :

1.

Sifat-sifat koloni pada agar-agar lempengan mengenai bentuk, permukaan dan tepi. Bentuk koloni

dilukiskan sebagai titik-titik, bulat berbenang, tak teratur, serupa akar, serum kumparan. Permukaan
koloni dapat datar, timbul mendatar, timbul melengkung, timbul mencembung, timbul membukit dan
timbul berkawah. Tepi koloni ada yang utuh, ada yang berombak, ada yang berbelah-belah, ada yang
bergerigi, ada yang berbenang-benang dan ada yang keriting.

2.

Sifat-sifat koloni pada agar-agar miring. Sifat ini berkisar pada bentuk dan tepi koloni dan sifat itu

dinyatakan dengan kata-kata seperti : serupa pedang, serupa duri, serupa tasbih, serupa titik-titik, serupa
batang dan serupa akar.

3.

Sifat koloni tusukan dalam gelatin. Ada bakteri yang dapat mengencerkan gelatin. Karena itu, maka

bentuk-bentuk koloninya juga berbeda-beda. Lagipula bentuk koloni yang tidak dapat mengencerkan
gelatin. Bila dilihat dari samping koloni yang tidak mengencerkan gelatin dapat serupa pedang, tasbih,
bertonjol-tonjol dan berjonjot. Jika bakteri mampu mengencerkan gelatin, maka bentuk koloninya dapat
serupa kawah, serupa mangkuk, serupa corong, pundi-pundi dan berlapis.
Setelah mikroba ditumbuhkan pada media agar tabung maupun cawan dan estelah inkubasi
akan terlihat pertumbuhan bakteri dengan berbagai macam bentuk, ukuran, sifat, dan berbagai ciri

khas yang lain. Ciri-ciri ini akan mengarahkan ke sifat-sifat mikroba tersebut pada media
pertumbuhan, sehingga pengamatan morfologi ini sangat penting untuk diperhatikan
(Ratna,1990).
Bakteri yang memiliki flagella sering kali membentuk koloni yang menyebar terutama
jika menggunakan lempengan agar basah, untuk mencegah menyebarnya koloni maka harus
digunakan agar benar-benar kering (Djida, N., 2000).

BAB 3
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tanggal
Adapun praktikum sterilisasi alat dan bahan dilakukan pada
Hari

: Rabu dan kamis

Tanggal

: 05- 06 November 2014

Pukul

: 15:00 17:00 WITA

Tempat

: Ruang Laboratorium Manajemen Sumber daya Perairan, Fakultas


Kelautan dan Perikanan, Universitas udayana, Bukit Jimbaran
Bali.

3.2 Alat Dan Bahan


3.2.1 Alat-alat
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:
1.

Api Bunsen

2.

Cawan Petri

3.

Jarum Ose

4.

Erlemayer

5.

Pipet Tetes

6.

Cover Glass

7.

Ependorf easypet

8.

Hot Plate

9.

Timbangan

10.

Incubator

11.

Pengaduk

12.

Magnetic Stirrer

13.

Beaker Glass

14.

Mikroskop

15.

Disectingset

16.

Nampan

17.

Tissue

18.

Laptop

19.

Optilab

3.2.2. Bahan
Adapun bahan yang di praktikumkan dalam praktikum sterilisasi adalah:
1. Media NA
2.

Air Aquades

3. Sample Ikan Lele


4. Alkohol
3.3

Cara Kerja
3.3.1

Persiapan Media
1. Meja disterilkan terlebih dahulu dengan menyemprotkan alcohol pada
meja
2. Media NA yang ada di erlemayer di tuang kedalam petridisk
3. Lalu media yang ada didalam petridisk diratakan dan didiamkan hingga
memadat
4. Setelah media NA memadat maka di bagi menggunakan marker
menjadi 4 bagian dan disi nama organ di setiap bagian

3.3.2

Pembedahan Ikan Lele


1.

Alat bedah yang terdapat pada dissecting set

2.

ikan lele dibunuh menggunakan jarum otaknya di tusuk, agar tidak


mengganggu pada saat di bedah

3.

Insang diambil terlebih dahulu dengan menggunakan gunting lalu


diletakkan di atas nampan

4.

Tubuh ikan lele bagian ventral dibedah menggunakan gunting untuk


mengambil organ bagian dalam seperti ginjal dan usus.

5.

Daging ikan lele diambil dibagian dekat ekor menggunakan pisau yang
ada di dissecting set

3.3.3

Metode Streak

1. Api Bunsen dinyalakan


2. Jarum ose disterilkan dengan cara memijarkan diatas api Bunsen
3. Petridisk diputar dekat dengan api Bunsen
4. Jarum ose di hapuskan ke organ yang ingin diambil sampel mikrobanya
lalu di goreskan ke media yang telah dinamai sesuai dengan nama organ
tersebut hingga
5. Setelah semua sampel telah dilakukan metode streak pada media maka
media yang telah di isi mikroba dimasukkan kedalam incubator selama
1 X 24 jam dengan suhu 37oC

3.3.4

Pengamatan Mikroba

3.3.4.1

Persiapan Alat
1. Aplikasi optilab di install pada Personal Computer (Laptop)
2. Optilab dipasang di mikroskop dan dihubungkan ke Personal
Computer (Laptop) lalu mikroskop dinyalakan

3.3.4.2

Pengamatan Mikroba dibawah mikroskop


1. Aquades di teteskan sebanyak 1 tetes diatas objek glass
2. Jarum ose disterilkan dengan cara memijarkannya diatas api Bunsen
3. Jarum ose yang sudah disteril lalu dioleskan ke media yang berisi
mikroba
4. Jarum ose yang berisi koloni lalu diapuskan ke aquades yang terdapat
pada objek glass hingga tercampur secara homogeny
5. Lalu objek glass ditutup menggunakan cover glass dan diteliti di
bawah mikroskop
6. Setelah didapat mikroba pada mikroskop lalu di capture pada PC
sebagai dokumentasi

BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1

Hasil

Setelah melakukan praktikum dengan metode diats maka didapati hasil sebagai berikut:
No.

Kegiatan

Membedah ikan lele

Mengambil bagian- bagian ikan lele (daging,


organ insang, organ usus, dan organ ginjal

Memutar- mutar petridisk sebelum streak bakteri


ke media NA

Memanaskan jarum ose sampai memijar

Gambar

Streak bakteri ke media NA

Mengambil koloni bakteri dengan jarum ose

Meletakkan koloni bakteri ke objek glass yang


7

sudah ada 1 tetes aquades dan di aduk sampai


homogen

Mengamati bakteri di mikroskop

Bagian ikan yang telah di bedah

Dokumentasi bakteri pada insang

Bakteri pada Organ Insang


9

Dokumentasi bakteri pada usus

10

Bakter i pada organ usus

Dokumentasi bakteri ginjal

11

Bakteri pada organ ginja

Dokumentasi bakteri pada daging

12

Bakteri pada Organ


Daging

4.2 Pembahasan
Dalam penumbuhan bakteri pada media hal yang harus diperhatikan adalah sterilisasi
alat, elemen penting lainnya adalah nutrient yang diberikan pada media harus mencukupi
kebutuhan nutrient pada mikroba, disamping itu suhu juga hal yang berpengaruh suhu yang
optimal akan memberikan hal yang maksimal untuk pertumbuhan mikroba

Pada saat ikan dibedah terlebih dahulu lele dibunuh dengan menggunakan jarum yang
ada di sectingset hal ini dilakukan agar pada saat dilakukan pembedahan ikan tidak banyak
bergerak sehingga mempermudah untuk dibedah setelah itu dilakukan pengambilan insang dan
daging pada bagianposterior dilanjutkan dengan pengambilan organ ginjal dan organ usus
dengan dibedah dari bagian ventral.
Lalu setelah dilakukan pembedahan dilanjutkan dengan streak mikroba dari sampel ke
media NA yang telah disediakan didalam petridisk. Hal yang dilakukan untuk metode ini adalah
sterilisasi jarum ose dengan dipijarkan diatas apibunsen lalu di apuskan pada organ yang yang
ingin distreak. Lalu distreak pada cawan petri yang telah dibagi menjadi 4 bagian yaitu usus,
insang, ginjal dan daging. Dalam metode ini diharuskan untuk bekerja didekat Bunsen dengan
jarak kira kira dua jari dari Bunsen halini bertujuan untuk menghindari kontaminasi mikroba lain
yang tidak berasal dari ikan. Setelah streak selesai dilakukan maka cawan petri yang telah berisi
mikroba yang telah di streak dimasukkan kedalam incubator selama 1 X 24 jam dengan suhu
37oC untuk menunggu bakterinya tumbuh secara optimal
Setelah 24 jam mikroba teah tumbuh dan siap diamati menggunakan mikroskop yang
telah dipasang optilab terlebih dahulu. Optilab dipasang bertujuan agar kita mempunyai
dokumentasi bakteri pada laptop (PC)
Untuk mengamati mikroba dengan mikroskop, jarum ose dipijarkan terlebih dahulu dan
didiamkan hingga dingin lalu koloni bakteri diambil dan di apuskan pada objeck glass yang telah
di tetesi aquades murni hingga tercampur secara merata

(homogen) dan diteliti dibawah

mikoskop dengan perbesaran 1000 X dan mikroba yang telah di dapat di capture di laptop
sebagai hasil dokumentasi dari bakteri lalu diamati ukuran dan bentuknya

BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan

Media tumbuh mikroba merupak media yang memang dirancang untuk mengoptimalkan
penanaman mikroba untuk tumbuh dengan memberikan semua nutrient yang dibutuhkan
oleh mikroba

Isolasi mikroba merupakan merupakan cara untuk memisahkan atau memindahkan


mikroba tertentu dari lingkungan, sehingga diperoleh kultur murni atau biakkan murni.
Kultur murni ialah kultur yang sel-sel mikrobanya berasal dari pembelahan dari satu sel
tunggal

Jumlah bakteri yang paling banyak didapat jika di urutkan dari organ yang pa\ling besar
hingga ke organ yang lebih kecil maka dapat diurutkan dengan organ ginjal, usus, daging,
dan insang. Isang merupakan dengan kondisi mikroba yang paling banyak ditemukan.

Hamper srmua bentuk ditemukan dalam pengamtan yaitu spiral, cocus, dan bacil

5.1 Saran
Karena pada praktikum kali ini merupakan praktikum yang berhubungan dengan
pengamatan mikrobiologi atau bakteri maka praktikan diharuska untuk memakai sarung tangan
dan juga masker hal ini dikarenakan untuk menghindari masuknya bakteri kedalam tubuh
praktikan.

DAFTAR PUSTAKA

Plezar, M.J., and Chan, E. C. S. 1986. Dasar-dasar mikrobiologi 2.


Diterjemahkan oleh Hadioetomo RS,Imas T, Tjittrosomo SS, Angka
SL. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia. Vol. IV. BPTP, 66-74.
Sutedjo,N.M; A.G. Kartasapoetra; S.Satroatmojo.1996. Mikrobiologi Tanah. Penerbit
Trinika Cipta, Jakarta
Nur Indriyani, Asnani, 2007, Penuntun Praktikum Mikrobiologi Akuatik, Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan, Unhalu : Kendari
Dwidjoseputro, 2005. Dasar-dasar Mikrobiologi cetakan ke enam belas. Djambatan.
Jakarta.
Hadioetomo, R.S. 1993. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. Gramedia, Jakarta.
Hadioetomo, Ratna Siri.1985.Mikrobiologi dalam Praktek.Gramedia.Jakarta

Anda mungkin juga menyukai