Anda di halaman 1dari 36

FISIOLOGI HEWAN TEORI

SISTEM EKSKRESI

Dosen Pengampu Mata Kuliah


Dr. Desak Made Citrawathi, M.Kes.

Oleh : Kelompok 4
1. I Kadek Puspita Widyantari (2013091019)
2. Michelle Calista (2013091022)
3. Siti Aminatul Fitriyah (2013041010)
4. Hotnauli Anna Br Sinaga (2013041019)
5. Jeni Henny Widiya Sijabat (2013041023)
Biologi dan Pendidikan Biologi

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI DAN PERIKAN KELAUTAN
PROGRAM STUDI BIOLOGI DAN PENDIDIKAN BIOLOGI
2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpaahkaan rahmat serta
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Sistem Ekskresi”.
Dalam penyelesaian makalah ini tentunya dapat tersusun bukan hanya dari pemikiran
penulis semata, melainkan berkat do’a dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu
penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penulisan makalah ini. Semoga seluruh bantuannya menjadi pahala dan menjadi amal baik
kehadapan Tuhan Yang Maha Esa.
Penulis juga menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih ada kekurangan
karena keterbatasan pengetahuaan yang berkaitan dengan makalah ini. Maka dari itu, penulis
dengan senang hati menerima saran maupun kritik dari pembaca guna penyempurnaan
penulisan makalah selanjutnya. Atas perhatiannya, penulis mengucapkan terima kasih.

Singaraja, 31 Oktober 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................................... 2


DAFTAR ISI.......................................................................................................................................... 3
BAB 1 PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 1
1.1 Latar belakang ......................................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................... 2
1.3 Tujuan ..................................................................................................................................... 2
1.4 Manfaat ................................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 3
2.1 Sistem Ekskresi ..................................................................................................................... 3
2.2 Sistem Ekskresi pada Hewan Invertebrata ...................................................................... 5
1. Sistem Ekskresi pada Protozoa ............................................................................................... 5
2. Sistem Ekskresi pada Porifera................................................................................................. 5
3. Sistem Ekskresi pada Coelenterata ......................................................................................... 6
4. Sistem Ekskresi pada Platyhelminthes .................................................................................... 7
5. Sistem Ekskresi pada Nematelminthes ................................................................................... 8
6. Sistem Ekskresi pada Annelida ............................................................................................... 9
7. Sistem Ekskresi pada Mollusca............................................................................................... 9
8. Sistem Ekskresi pada Arthropoda ......................................................................................... 10
9. Sistem Ekskresi pada Echinodermata ................................................................................... 11
2.3 Sistem Ekskresi pada Hewan Vertebrata ......................................................................... 12
1. Sistem Ekskresi pada Pisces ................................................................................................. 13
2. Sistem Ekskresi pada Amfibi ................................................................................................ 15
3. Sistem Ekskresi pada Reptil .................................................................................................. 16
4. Sistem Ekskresi pada Aves ................................................................................................... 17
5. Sistem Ekskresi pada Mamalia ............................................................................................. 18
BAB III PENUTUP ............................................................................................................................. 32
3.1 Kesimpulan................................................................................................................ 32
3.2 Saran .......................................................................................................................... 32
Daftar Pustaka .................................................................................................................................... 33

3
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Tubuh melakukan begitu banyak proses metabolisme seperti pencernaan,
respirasi, dan sebagainya. Proses-proses seperti itu pada akhirnya akan menghasilkan
limbah yang akan dikeluarkan, jika tidak dikeluarkan akan menyebabkan penyakit.
Limbah yang dihasilkan beraneka ragam bentuknya, mulai dari gas, cair, sampai
padat. Untuk itu, di perlukan organ pengeluaran yang berbeda-beda pula. Proses
pembebasan sisa-sisa metabolisme dari tubuh disebut ekskresi. Kelebihan air, garam-
garam dan material-material organik (termasuk sisa-sisa metabolisme) diekskresikan
keluar tetapi substan yang esensial untuk fungsi-fungsi tubuh disimpan. Material-
material yang dikeluarkan ini biasanya terdapat dalam bentuk terlarut dan ekskresinya
melalui suatu proses filterisasi selektif.
Ekskresi merupakan proses yang ada pada semua bentuk kehidupan. Pada
organisme bersel satu, produk buangan dikeluarkan secara langsung melalui permukaan
sel. Sisa metabolisme yang mengandung nitrogen ialah amonia (NH3), urea dan asam
urat. Bahan tersebut berasal dari hasil perombakan protein, purin, dan pirimidin.
Amonia dihasilkan dari proses deaminiasi asam amino. Amonia merupakan
bahan yang sangat beracun dan merusak sel. Hewan - hewan yang mengekskresikan
amonia disebut amonotelik.
Bagi hewan yang hidup di darat amonia menjadi masalah untuk kelangsungan
hidupnya jika di timbun dalam tubuhnya. Karena itu pada hewan yang hidup di darat
amonia segera di rubah di dalam hati menjadi persenyawaan yang kurang berbahaya
bagi tubuhnya yaitu dalam bentuk urea dan asam urat.
Kebanyakan mamalia, amphibi dan ikan mengekskresikan urea dan hewan-
hewan tersebut dapat disebut ureotelik. Urea mudah larut dalam air dan diekskresikan
dalam cairan yang disebut urine. Pada burung, reptil, keong darat, dan serangga asam
urat yang diekskresikan berbentuk padat bersama kotoran.
Air dalam urine pada hewan-hewaan tersebut diabsorbsi oleh tubuh untuk
penghematan. Meskipun cara hidup dan habitat mempunyai oeran penting pada
ekskresi sisa metabolisme yang mengandung nitrogen.

1
Organisme multiselular memiliki proses ekskresi yang lebih kompleks. Alat
ekskresi pada manusia dan vertebrata lainnya berupa ginjal, paru-paru, kulit, dan hati,
sedangkan alat pengeluaran pada hewan invertebrata berupa nefridium, sel api, atau
buluh Malphigi.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, maka diperoleh suatu rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Apa pengertian dari sistem ekskresi?
2. Bagaimana sistem ekskresi yang terjadi pada hewan invertebrata?
3. Bagaimana sistem ekskresi yang terjadi pada hewan vertebrata?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini antara lain :
1. Untuk mengetahui pengertian dari sistem ekskresi.
2. Untuk mengetahui sistem ekskresi yang terjadi pada hewan invertebrata.
3. Untuk mengetahui sistem ekskresi yang terjadi pada hewan vertebrata.

1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini antara lain :
1. Bagi Penulis
Dapat menambah wawasan penulis mengenai pengertian sistem ekskresi, sistem
ekskresi pada hewan invertebrata, dan sistem ekskresi pada hewan vertebrata.
2. Bagi Pembaca
Hasil penulisan ini diharapkan dapat digunakan sebagai sumber baca yang nantinya
dapat menambah wawasan mengenai pengertian sistem ekskresi, sistem ekskresi pada
hewan invertebrata, dan sistem ekskresi pada hewan vertebrata.

2
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Sistem Ekskresi
Syamsuri (2007) menyatakan bahwa hasil pembakaran dan sisa metabolisme
perlu dibuang ke luar tubuh agar tidak meracuni tubuh. Untuk itu, diperlukan sistem
pengeluaran atau disebut sistem ekskresi. Ekskresi artinya pengeluaran limbah hasil
metabolisme pada organisme hidup. Zat sisa metabolisme yang harus dikeluarkan
antara lain karbon dioksida (CO2), urea, air (H2O), amonia (NH3), kelebihan vitamin,
dan zat warna empedu. Alat pengeluaran pada manusia berupa ginjal, kulit, paru-paru,
dan hati. Ginjal adalah alat pengeluaran utama. Ginjal berfungsi mengeluarkan air,
amonia, dan zat warna empedu. Hasil dari penyaringan di ginjal berupa urine. Kulit
berperan untuk mengeluarkan air dan garam-garaman. Paru-paru berperan
mengeluarkan karbon dioksida dan air (dalam bentuk uap air). Hati berfungsi
menghasilkan zat warna empedu yang merupakan hasil perombakan sel darah.
Aryulina (2004) menyatakan bahwa saat bernapas, kita mengeluarkan karbon
dioksida. Di saat udara panas, tubuh kita mengeluarkan keringat. Sebaliknya saat udara
dingin, kita sering mengeluarkan air seni (urin). Berbagai reaksi kimia terjadi di dalam
sel-sel tubuh kita untuk menjaga kita tetap hidup. Reaksi kimia tersebut menghasilkan
beberapa zat sisa yang bersifat racun dan harus dikeluarkan dari dalam tubuh.
Pengeluaran zat-zat sisa hasil metabolisme dalam tubuh dengan tujuan agar
kesetimbangan tubuh terjaga disebut ekskresi. Ekskresi melibatkan alat-alat khusus dan
membentuk suatu sistem yang disebut sistem ekskresi.
Maryati (2006) menyatakan bahwa ginjal yang tidak berfungsi dengan baik
menyebabkan proses ekskresi terganggu karena ginjal merupakan salah satu organ
ekskresi. Ekskresi adalah proses pembebasan sisa-sisa metabolisme dari tubuh.
Kelebihan air,gas, garam-garam, dan material organik diekskresikan ke luar. Hewan
juga melakukan metabolisme untuk melakukan aktivitas kehidupan. Pada hewan
invertebrata belum terdapat sistem ekskresi. Akan tetapi, sisa-sisa metabolisme harus
dikeluarkan dari dalam tubuh organisme. Untuk itu hewan invertebrata memiliki alat
dan cara ekskresi tersendiri. Alat ekskresi hewan vertebrata yang utama adalah ginjal
(ren).
Ekskresi adalah proses pengeluaran zat sisa metabolisme baik berupa zat cair
dan zat gas. Zat-zat sisa itu berupa urine (ginjal), keringat (kulit), empedu (hati), dan
CO2 (paru-paru). Zat-zat ini harus dikeluarkan dari tubuh karena jika tidak dikeluarkan
3
akan mengganggu bahkan meracuni tubuh. Selain ekskresi, ada juga defekasi dan
sekresi. Defekasi adalah pengeluaran zat sisa hasil proses pencernaan berupa feses
(tinja) melalui anus. Sedangkan sekresi adalah pengeluaran oleh sel dan kelenjar yang
berupa getah dan masih digunakan oleh tubuh untuk proses lainnya seperti enzim dan
hormon.
Secara umum, sistem ekskresi menghasilkan urin melalui dua proses utama
yaitu filtrasi cairan tubuh dan penyulingan larutan cair yang dihasilkan dari filtrasi itu.
Sistem ekskresi pada hewan invertebrata sangat berbeda dengan sistem ekskresi pada
hewan vertebrata. Tetapi walaupun berbeda secara fungsional tetap mengeluarkan urin
dari filtrat zat-zat terlarut didalam tubuh yang tidak terpakai lagi, melalui anus ataupun
kloaka dan rectum.
Sistem ekskresi membantu memelihara homeostasis dengan tiga cara, yaitu
melakukan osmoregulasi, mengeluarkan sisa metabolisme, dan mengatur konsentrasi
sebagian besar penyusun cairan tubuh. Zat sisa metabolisme adalah hasil
pembongkaran zat makanan yang bermolekul kompleks.
Fungsi sistem ekskresi, antara lain:
1. Membuang limbah yang tidak berguna dan beracun dari dalam tubuh
2. Mengatur konsentrasi dan volume cairan tubuh (osmoregulasi)
3. Mempertahankan temperatur tubuh dalam kisaran normal (termoregulasi)
4. Homeostasis
Beberapa istilah yang erat kaitannya dengan ekskresi :
a. Defekasi : yaitu proses pengeluaran sisa pencernaan makanan yang disebut feses.
Zat yang dikeluarkan belum pernah mengalami metabolisme di dalam jaringan. Zat
yang dikeluarkan meliputi zat yang tidak diserap usus sel epitel, usus yang rusak
dan mikroba usus.
b. Ekskresi : yaitu pengeluaran zat sampah sisa metabolisme yang tidak berguna lagi
bagi tubuh.
c. Sekresi : proses pengeluaran zat oleh kelenjar yang masih digunakan di dalam
tubuh. Zat yang dihasilkan berupa lendir (enzim dan/atau hormon oleh sel dan
kelenjar). Tubuh manusia memiliki 2 tipe kelenjar, yakni kelenjar eksokrin dan
kelenjar endokrin.
d. Eliminasi : yaitu proses pengeluaran zat dari rongga tubuh, baik dari rongga yang
kecil (saluran air mata) maupun dari rongga yang besar (usus).

4
2.2 Sistem Ekskresi pada Hewan Invertebrata
1. Sistem Ekskresi pada Protozoa
Protozoa tidak memiliki organ pengeluaran khusus sehingga zat sisa
metabolismenya dikeluarkan melalui rongga berdenyut (vakuola kontraktil) atau
melalui kulit secara difusi melalui dinding sel dan osmosis contohnya pada amoeba
dan paramecium. Sistem ekskresi protozoa, misalnya pada Paramecium, dilakukan
oleh vakuola kontraktil. Vakuola ini biasa ditemukan pada protozoa yang hidup di
air tawar. Disebut vakuola kontraktil karena vakuola ini bisa membesar dan
mengecil. Selain untuk ekskresi, vakuola kontraktil juga berfungsi sebagai
pengatur tekanan osmosis. Itu sebabnya sering disebut sebagai osmoregulator yaitu
untuk mengatur kadar air dalam sel.

2. Sistem Ekskresi pada Porifera

Pada porifera, pengeluaran sisa metabolisme berlangsung secara difusi, dari sel
tubuh ke epidermis lalu dari epidermis ke lingkungan hidupnya yang
berair. Porifera mempunyai sistem saluran air yang berfungsi untuk memasukkan
dan mengeluarkan air yang mengandung zat makanan, oksigen, dan sisa

5
metabolisme. Menurut Saluran airnya Porifera dibedakan menjadi 3 tipe yaitu
Acson, Sicon dan Leucon (Rhagon):
1. Ascon
air masuk melalui ostium menuju ke spongocoel dan kemudian keluar melalui
oskulum.
2. Sicon
air masuk melalui ostium menuju ke saluran radial, baru masuk ke spongocoel
dan keluar melalui osculum
3. Leucon (Rhagon)
air masuk melalui ostium menuju rongga-rongga bulat yang saling
berhubungan, kemudian menuju ke spongocoel dan keluar.
Jadi, Sistem ekskresi pada porifera dikeluarkan melalui proses difusi sel-sel
penyusun dinding spongosol. Kemudian akan dikeluarkan bersama-sama melalui
oskulum (lubang besar pada bagian atas permukaan tubuh porifera) ke perairan.

3. Sistem Ekskresi pada Coelenterata

Pada coelentrata pengambilan oksigen dan pengeluaran karbon dioksida dilakukan


oleh seluruh permukaan tubuhnya secara difusi. Demikian pula pengeluaraan sisa-
sisa metabolisme dilakukan secara difusi melalui sel-sel epitel pada rongga
gastrovascular. Mulut berfungsi untuk menelan makanan dan mengeluarkan sisa
makanan karena coelentrata tidak memiliki anus.

6
4. Sistem Ekskresi pada Platyhelminthes
1. Alat ekskresi Platyhelminthes seperti pada Planaria berupa sel-sel berambut
getar. Karena rambut getar ini tampak seperti nyala api , maka sel-sel ini
dinamakan flame cell (sel api). Cairan tubuh disaring di dalam flame cell dan
zat-zat sisa diserap kemudian dikeluarkan dari tubuh melalui lubang-lubang
yang terdapat pada permukaan tubuh.

Ekskresi pada Planaria


2. Pada turbellaria, tiap sel api mempunyai beberapa flagella yang gerakannya
seperti gerakan api lilin. Air dan beberapa zat sisa ditarik ke dalam sel api.
Gerakan flagella juga berfungsi mengatur arus dan menggerakkan air ke sel api
pada sepanjang saluran ekskresi. Pada tempat tertentu, saluran bercabang
menjadi pembuluh ekskresi yang terbuka sebagai lubang dipermukaan tubuh
(nefridiofora). Air dikeluarkan lewat lubang nefridiofora ini.
Sebangian besar sisa nitrogen tidak masuk ke dalam saluran ekskresi. Sisa
nitrogen lewat dari sel ke sel sistem pencernaan dan di ekskresikan lewat mulut.
Benerapa zat sisa berdifusi secara langsung dari sel ke air.

Ekskresi pada Turbellaria


3. Pada cestoda terdapat 4 saluran ekskresi longitudinal. Keempat saluran
bergabung satu sama lain melalui saluran cincin. Saluran doorsal

7
mengumpulkan zat-zat ekskresi pada bagian kepala (skoleks), dan saluran
ventral menyalurkan zat ekskresi menjauhi skoleks. Keempat saluran bermuara
pada satu kantung yang terletak pada bagian caudal.

Ekskresi pada Cestoda

5. Sistem Ekskresi pada Nematelminthes


Sistem eksresi nemathelminthes terdiri dari 2 saluran tubuh utama yang akan
bermuara pada suatu lubang pada bagian ventral tubuhnya. Pada Ascaris sistem
ekskresi terjadi pada kelenjar Renette yang terletak yang terletak di dalam
pseudosoel di bagian ventral.

8
6. Sistem Ekskresi pada Annelida
Sistem ekskresi pada cacing tanah berupa sistem nefridium. Setiap segmen tubuh
cacing tanah mengandung sepasang nefridium disebelah kiri dan kanan, kecuali
pada tiga segmen pertama dan satu segmen terakhir. Setiap nefridium terdiri atas 3
bagian:
1. Nefrostoma, yaitu corong bersilia yang terdapat pada rongga tubuh semu
(pseudoselom)
2. Saluran atau pipa halus yang berliku, disebut duktus ekskretorius. Bagian akhir
dari saluran ini membesar dan ujung akhir saluran ini berakhir pada nefridiopor
(lubang nefridia)
3. Nefridiofor, merupakan lubang tempat muara sisa metabolisme, terletak pada
permukaan ventral tubuh cacing.jumlahnya tiap segmen sepasang

Proses Ekskresi Annelida yaitu :


Cairan masuk ke nefrostoma → mengalir di nefridia → penyerapan zat → zat
diedarkan ke seluruh kapiler sistem ekskresi → cairan tubuh dikeluarkan oleh
nefridiofor.

7. Sistem Ekskresi pada Mollusca


1. Mollusca memilikii sepasang ginjal metanefridium sebagai alat ekskresinya,
contohnya pada cumi-cumi.

9
2. Pada contoh mollusca lainnya yaitu pada gastropoda contohnya siput, juga
memiliki sepasang ginjal metanefridia

8. Sistem Ekskresi pada Arthropoda

1. Pada insecta, alat ekskresi misalnya pada belalang berupa pembuluh malpighi.
Pembuluh malpighi berupa kumpulan benang halus yang berwarna putih
kekuningan dengan jumlah banyak dan pangkalnya melekat pada pangkal
dinding usus. Pembuluh ini melekat pada satu atau kedua ujung usus menuju
rongga tubuh ke segala arah.
Saat cairan bergerak lewat bagian proksimal pembuluh malpighi, bahan yang
mengandung nitrogen diendapkan sebagai asam urat, sedangkan air dan
berbagai garam diserap kembali biasanya secara osmosis dan transpor aktif.
Asam urat dan sisa air masuk ke usus halus, dan sisa air akan diserap lagi,
sehinga kotoran serangga berupa butiran-butiran padat yang mengandung
kristal asam urat. Di samping pembuluh Malphigi, serangga juga memiliki

10
sistem trakea untuk mengeluarkan zat sisa hasil oksidasi yang berupa CO₂.
Sistem trakea ini berfungsi seperti paru-paru pada vertebrata.

2. Sistem ekskresi pada Crustacea berupa kelenjar hijau. Hasil buangannya berupa
ammonia dan sedikit urea serta asam urat selai itu terdapat banyak amina.
Organ ekskresi Crustacea terdiri atas sebuah kantong ujung dan saluran
ekskresi yang berhubungan dengan bladder. Kelenjar antenna dan kelenjar
maksilla juga menjadi saluran pembuangan sisa metabolisme, walaupun bukan
sebagai saluran utama. Pada Crustacea insang memegang peranan penting
dalam menjaga keseimbangan kadar garam dalam tubuh. Insang secara aktif
mengarbsorbsi garam-garam dari lingkungannya. Pada sumbu insang biasanya
terdapat Mephrocyte atau sel yang mampu mengambil dan mengumpulkan
partikel buangan.

9. Sistem Ekskresi pada Echinodermata


Sistem ekskresi pada echinodermata tidak memiliki orgaan khusus, melainkan
proses ekskresi dijalankan melalui proses difusi yang dilakukan oleh sel amoeboid
ke dermal branchie untuk selanjutnya dilepas keluar tubuh.

11
2.3 Sistem Ekskresi pada Hewan Vertebrata
Semua ginjal vertebrata awalnya berkembang dari Arkinefreos atau holonefros.
Arkinefros merupakan saluran arkinefrik (purba) yang memanjang sepanjang selom
yang dihubungkan dengan pembuluh darah yang tersusun segmental. Ujung pembuluh
yang terbuka bebas ke selom tubuh yang disebut Nefrostome.
Pada masa larva anamniota (hewan yang bertelur di air) ginjal muncul sebagai ginjal
transisi atau pronefros bukan sebagai akrenefros. Saat dewasa, bagian depan pronefros
ikan dan amfibi mengalami modifikasi atau degenerasi menjadi metanefros.
Pada amniota (reptilia dan aves berkaki dua yang bertelur di darat dan mamalia berkaki
empat yang melahirkan di darat) jenis dan tahap perkembangan ginjal dibagi menjadi
pronefros, mesonefros dan metanefros.
1) Pronefros
Bentuknya bersegmen. Letaknya jauh ke dalam rongga tubuh. Tidak memiliki
glomerulus. Setiap unit memiliki satu Nefrostome yang bermuara ke arah selom.
Muncul pertama kali saat embrio. Pada reptilia, aves, dan mamalia hanya tampak
sementara pada embrio kemudian menghilang. Pada ikan dan amfibi hilang saat
dewasa.
2) Mesonefros
Ginjal mesonefrik, saluran sperma dan saluran mesonefrik membawa urin dan/atau
sperma. Saluran reproduksi dan urinari bersatu. Mesonefros berkembang secara
segmental di tengah rongga tubuh. Beberapa Nefrostoma bermuara ke dalam selom.
Eksresi dilakukan oleh glomerulus. Pada ikan dan amfibi berfungsi hingga dewasa.
Pada reptilia, aves dan mamalia hanya berfungsi selama fase embrio dan
menghilang, namun salurannya tetap ada sebagai vas diferens.
3) Metanefros

12
Tidak bersegmen, tidak memiliki Nefrostome. Banyak glomerulus. Dimiliki dan
berfungsi hingga dewasa pada reptilia, aves dan mamalia.
Perbedaan mendasar dari ketiga tipe ginjal adalah pada segmen, jumlah Nefrostome
dan jumlah glomerulus.

1. Sistem Ekskresi pada Pisces


Alat ekskresi pada ikan berupa sepasang ginjal yang memanjang (opistonefros),
berwarna kemerah-merahan dan menyatu dengan saluran kelenjar kelamin yang
disebut saluran urogenital. Fungsi sistem ekskresi ikan yaitu untuk regulasi kadar
air tubuh, menjaga keseimbangan garam dan mengeliminasi sisa nitrogen hasil dari
metabolisme protein. Alat pengeluaran ikan terdiri dari:
- Insang yang digunakan untuk mengeluarkan CO2 dan H2O
- Kulit (kelenjar kulit) untuk mengeluarkan lendir sehingga tubuh ikan senantiasa
licin untuk memudahkan bergerak dalan air
- Sepasang ginjal untuk mengeluarkan urine
Pada ikan berkembang dua tipe ginjal, yaitu:
1) Pronefros
Ginjal pronefros adalah ginjal primitif. Pada ginjal ini, tubulus – tubulus bagian
anterior tidak ada, beberapa tubulus bagian tengah berhubungan dengan testis
serta terdapat konsentrasi dan pelipatgandaan tubulus di bagian
posterior. Meskipun terdapat perkembangan embrional sebagian besar ikan,
tetapi saat dewasa tidak fungsional. Fungsi ginjal ini akan digantikan oleh ginjal
mesonefros. Perkecualian pada ikan Hagfish dan Lamprey.
2) Mesonefros
Ginjal bertipe mesonefros berfungsi hampir sam dengan ginjal pronefros,
perbedaan prinsip adalah kaitannya dengan sistem peredaran darah, tingkat
kompleksitas, dan pada efesiensi kerja.
Mekanisme ekskresi pada ikan yang hidup di air tawar dan air laut berbeda. Ikan
yang hidup di air tawar mengeksresikan amonia dan aktif menyerap oksigen
melalui insang, serta mengeluarkan urin dalam jumlah yang besar. Sebaliknya, ikan
yang hidup di laut akan mengekskresikan amonia melalui urin yang jumlahnya
sedikit.

13
Air masuk secara osmosis
Mendapatkan lewat permukaan tubuhnya
air
dan garam dari
makanan

Mineral diikat Ekskresi urin banyak


oleh insang dan lebih encer

Ikan Air Tawar

Meperoleh air dan


garam mineral dengan
Banyak minum air laut Air keluar lewat permukaan
tubuh
dan lewat insang

Kelebihan garam Ekskresi urin yang pekat


Dibuang lewat dan sedikit
insang

Ikan Air Laut

14
Tabel perbedaan mekanisme ekskresi ikan:
Ikan Air Tawar Ikan Air Laut
Tubuh lebih hipertonis dari lingkungannya Tubuh lebih hipotonis dari air laut sehingga
sehingga air banyak yang masuk lewat air banyak yang keluar dari tubuh
permukaan tubuhnya
Akibatnya ikan air tawar sedikit minum Akibatnya ikan laut banyak minum untuk
menutupi kehilangan air yang besar
Urine yang dihasilkan banyak dan encer Urine yang dihasilkan sedikit dan pekat
Ginjal dilengkapi sejumlah glomerulus yang Ginjal memiliki sedikit glomerulus sehingga
jumlahnya lebih banyak sehingga penyaringan sisa hasil metabolisme berjalan
penyaringan sisa hasil metabolisme berjalan lambat
cepat
Ikan air tawar mengeksreksi ammonia dan Sebaliknya pada air laut mengeksresksikan
aktif menyerap ion anorganik melalui sampah nitrogen berupa trimetilamin oksida
insang serta mengeluarkan urine dalam (TMO), mengekskresikan ion-ion lewat
jumlah besar. insang dan mengeluarkan urine sedikit.

2. Sistem Ekskresi pada Amfibi


Alat ekskresi utama pada katak adalah sepasang ginjal (opistonefros). Zat sisa yang
diambil oleh ginjal akan disalurkan melalui ureter menuju ke kantong kemih yang
berupa kantong berdinding tipis yang terbentuk dari tonjolan dinding kloaka.
Fungsinya untuk menyimpan urine sementara. Pada katak jantan, saluran ginjal dan
saluran kelaminnya menyatu, sedangkan pada katak betina tidak. Katak
menyesuaikan dirinya terhadap kandungan air sesuai dengan lingkungannya dengan
cara mengatur laju filtrasi yang dilakukan oleh glomerulus. Sistem portal renal
berfungsi untuk membuang bahan – bahan yang diserap kembali oleh tubuh melalui
glomerulus.

15
3. Sistem Ekskresi pada Reptil
Sistem ekskresi pada reptil berupa ginjal, paru-paru, kulit dan kloaka. Kloaka
merupakan satu-satunya lubang untuk mengeluarkan zat-zat hasil metabolisme.
Reptil yang hidup di darat sisa hasil metabolismenya berupa asam urat yang
dikeluarkan dalam bentuk bahan setengah padat berwarna putih. Beberapa jenis
Reptilia juga menghasilkan ammonia, misalnya pada buaya dan kura-kura. Penyu
yang hidup di lautan memiliki kelenjar ekskresi untuk mengeluarkan garam yang
dikandung dalam tubuhnya. Muara kelenjar ini adalah di dekat mata. Hasil ekskresi
yang dihasilkan berupa air yang mengandung garam. Ular, buaya, dan aligator tidak
memiliki kandung kemih sehingga asam urat yang dihasilkan ginjalnya keluar
bersama feses melalui kloaka.

16
4. Sistem Ekskresi pada Aves
1) Sistem Eksresi Pada Burung
Alat ekskresi pada burung terdiri dari ginjal (metanefros), hati, paru-paru, dan kulit.
Saluran ginjal, saluran kelamin, dan saluran pencernaan bermuara pada sebuah
lubang yang disebut kloaka. Saluran ekskresi terdiri dari sepasang ginjal berwarna
coklat yang menyatu dengan saluran kelamin pada akhir usus (kloaka). Burung
mengekskresikan zat berupa asam urat dan garam. Kelebihan kelarutan garam akan
mengalir ke rongga hidung dan keluar melalui nares (lubang hidung). Burung tidak
memiliki kelenjar kulit, tetapi memiliki kelenjar minyak yang terdapat pada ujung
ekornya. Kelenjar minyak tersebut berguna untuk meminyaki bulu-bulunya.

2) Sistem Ekskresi Pada Pinguin


Pinguin merupakan burung yang tidak bisa terbang namun sangat pandai berenang
dan menyelam. Pinguin adalah spesies burung yang tidak bisa terbang dan
tubuhnya tidak ditutupi dengan bulu yang lebat karena memang fungsi dari bulu
pinguin tidak untuk terbang seperti jenis burung pada umumnya. Pinguin termasuk
dalam ordo Sphenisciformes dan tergolong famili Spheniscidae, kebanyakan famili
mereka adalah hewan akuatik.
Alat ekskresi burung berupa sepasang ginjal metanerfous.ginjal dihubungkan oleh
ureter ke kloaka karena burung tidak memiliki vesika urinaria. Tabung ginjal
burung lebih banyak dari pada mamalia karena kecepatan metabolisme burung
sangat tinggi. Tiap 1ml kubik jaringan korteks ginjal burung mengandung 100
sampai dengan 500 tabung ginjal ini membentuk lengkung henle kecil.

17
Air dalam tubuh disimpan melelui reabsorpsi ditubulus. Di dalam kloaka juga
terjadi reabsorpsi air yang menambah jumlah air dalam tubuh. Sampah nitrogen
dibuang sebagai asam urat yang dikeluarkan lewat kloaka sebagai kristal putih yang
bercampur feses. Khusus pada burung laut, misalnya camar, selain mengekskresi
asam urat juga garam. Hal ini disebabkan karena burung laut meminum air garam
dan memakan ikan laut yang mengandung garam. Burung laut memiliki kelenjar
pengekskresi garam diatas mata. Larutan garam mengalir kerongga hidung
kemudian keluar lewat nares luar dan akhirnya garam keluar lewat ujung paruh.

5. Sistem Ekskresi pada Mamalia


1.Sistem Eksresi Pada Manusia
Sistem Ekskresi adalah proses pengeluaran zat sisa metabolisme yang sudah
terakumulasi dalam tubuh agar kesetimbangan tubuh tetap terjaga. Sistem ekskresi
merupakan hal yang pokokdalam homeostasis karena sistem ekskresi tersebut
membuang limbah metabolisme dan meresponterhadap ketidakseimbangan cairan
tubuh dengan cara mengekskresikan ion-ion tertentu sesuaikebutuhan (Campbell,
2006).Sistem ekresi merupakan sistem yang berperan dalam proses pembuangan
zat-zat yangsudah tidak diperlukan (zat sisa) ataupun zat-zat yang membahayakan
bagi tubuh dalam bentuklarutan. Ekresi terutama berkaitan dengan pengeluaran-
pengeluaran senyawa-senyawa nitrogen.Selama proses pencernaan makanan,
protein dicernakan menjadi asam amino dan diabsorpsi olehdarah, kemudian
diperlukan oleh sel-sel tubuh untuk membentuk protein-protein baru. Mamalia
memiliki sepasang ginjal yang terletak dibagian pinggang (lumbar) dibawah
peritonium. Uriney ang dihasilkan oleh ginjal akan mengalir melewati saluran
ureter menuju kantung kemih yang terletak midventral dibawah rektum. Dinding
kantung kemih akan berkontraksi secara voluntermendorong urine keluar melalui
uretra. (Kurniati, 2009).
Makhluk hidup menghasilkan zat-zat sisa yang harus dikeluarkan. Zat ini
dapat menjadi racun jika tidak dikeluarkan oleh tubuh. Proses pengeluaran zat sisa
dari tubuh antara lain sekresi,ekresi, dan defekasi. Sekresi merupakan suatu proses
pengeluaran zat yang berbentuk cairan olehsel-sel atau jaringan. Ekskresi
merupakan proses pengeluaran zat siasa metabolisme dari tubuhyang sudah tidak
dapat digunakan lagi seperti pengeluaran urine, keringat, dan CO2 dari tubuh.

18
Defekasi merupakan prses pengeluaran feses dari tubuh. Alat ekskresi manusia
adalah paru-paru,ginjal, kulit, dan hati (Karmana, 2007).Setiap hari tubuh kita
menghasilkan kotoran dan zat-zat sisa dari berbagai proses tubuh.
Agar tubuh kita tetap sehat dan terbebas dari penyakit, maka kotoran dan zat-
zat sisa dalam tubuhkita harus dibuang melalui alat-alat ekskresi. Sistem ekresi
adalah proses pengeluaran zat-zat sisahasil metabolisme yang sudah tidak
digunakan lagi oleh tubuh. Sedangkan kebalikan dari sistemini adalah sistem
sekresi yaitu proses pengeluaran zat-zat yang berguna bagi tubuh. Alat-alatekskresi
manusia berupa ginjal, kulit, hati, paru-paru dan colon. Hasil sistem ekskresi dapat
dibedakan menjadi : Zat cair yaitu berupa keringat, urine dan cairan empedu, Zat
padat yaituberupa feces, Gas berupa CO2 dan Uap air berupa H2O.
1. Kulit

Seluruh permukaan tubuh terbungkus oleh lapisan tipis yang sering kita sebut
kulit. Kulitmerupakan benteng pertahanan tubuh kita yang utama karena berada
di lapisan anggota tubuhyang paling luar dan berhubungan langsung dengan
lingkungan sekitar.
Susunan Kulit
Kulit tersusun atas tiga lapisan, yaitu epidermis (lapisan luar/kulit ari), dermis
(lapisandalam/kulit jangat). Dan hypodermis (jaringan ikat bawah kulit).
a)Epidermis
Lapisan epidermis terdiri atas stratum korneum, stratum lusidum.
Stratum granulosum,dan stratum germinativum. Stratum korneum
tersusun dari sel-sel mati danselalu mengelupas. Stratum lusidum tersusun
atas sel-sel yang tidak berinti dan berfungsi mengganti stratum korneum.
Stratum granulosum tersusun atas sel-sel yang berinti danmengandung
pigmen melanin. Stratum germinativum tersusun atas sel-sel yang
selalumembentuk sel-sel baru ke arah luar.

19
• Stratum korneum,merupakan lapisan zat tanduk, mati dan selalu
mengelupas.
• Stratum lusidium, merupakan lapisan zat tanduk
• Stratum granulosum, mengandung pigmen
• Stratum germonativum, selalu membentuk sel-sel baru ke arah luar.
b)Dermis
Dermis terletak di bawah epidermis. Lapisan ini mengandung akar rambut,
pembuluh darah, kelenjar, dan saraf. Kelenjar yang terdapat dalam lapisan
ini adalah kelenjar keringat(glandula sudorifera) dan kelenjar minyak
(glandula sebasea). Kelenjar keringatmenghasilkan keringat yang di
dalamnya terlarut berbagai macam garam. terutama garamdapur. Keringat
dialirkan melalui saluran kelenjar keringat dan dikeluarkan dari dalam
tubuhmelalui poripori. Di dalam kantong rambut terdapat akar rambut dan
batang rambut. Kelenjarminyak berfungsi menghasilkan minyak yang
berfungsi meminyaki rambut agar tidak kering.Rambut dapat tumbuh terus
karena mendapat sari-sari makanan pembuluh kapiler di bawahkantong
rambut. Di dekat akar rambut terdapat otot penegak rambut.
• Akar rambut
• Pembuluh darah
• Syaraf
• Kelenjar minyak (glandula sebasea)
• Kelenjar keringat (glandula sudorifera)
• Lapisan lemak, terdapat di bawah dermis yang berfungsi
melindungi tubuh dari pengaruhsuhu luar.
c) Hipodermis
Hipodermis terletak di bawah dermis. Lapisan ini banyak mengandung
lemak. Lemak berfungsi sebagai cadangan makanan, pelindung tubuh
terhadap benturan, dan menahan panas tubuh.
Fungsi Kulit
Sebagai alat ekskresi. kulit berfungsi mengeluarkan keringat. Fungsi
kulit yang lain, antara lain melindungi tubuh terhadap gesekan, kuman,
penyinaran, panas. dan zatkimia; mengatur suhu tubuh; menerima rangsang
dari luar: serta mengurangi kehilangan air. Kelenjar keringat menyerap air

20
dan garam, terutama garam dapur dan darah dipembuluh kapiler. Keringat
yang dikeluarkan melalui pori-pori di permukaan kulit akan menyerap
panas tubuh sehingga suhu tubuh menjadi tetap. Pada keadaan normal.
Keringat akan keluar dari tubuh sebanyak sekitar 50 mL setiap jam.
Beberapa faktor yang dapat memacu pengeluaran keringat. antara
lain peningkatan aktivitas tubuh. peningkatan suhulingkungan, dan
goncangan emosi. Emosi akan merangsang saraf simpatis untuk
memperkecil pengeluaran keringat dengan cara mempersempit
pembuluh darah.Pengeluaran keringat yang berlebihan, misalnya karena
terik matahari atau kegiatan tubuh yang berlebihan, dapat menyebabkan
terjadi lapar garam. Kekurangan kadar garam darah dapat mengakibatkan
kekejangan dan pingsan.Dapat disimpulkan, fungsi kulit antara lain sebagai
berikut:a.mengeluarkan keringatb.pelindung tubuhc.menyimpan kelebihan
lemakd.mengatur suhu tubuh, dane.tempat pembuatan vitamin D dari pro
vitamin D dengan bantuan sinar matahari yang mengandung ultraviolet.

2. Paru -paru

Paru-paru manusia berjumlah dua atausepasang. Pada dasarnya


fungsi utama paru-paru adalah sebagai alat pernapasan, namun peranan tersebut
juga erat hubungannya dengan sistem ekskresi. Hal ini dikarenakan CO2
dan air yang merupakan hasil proses metabolisme di jaringan yang diangkut
melalui darah akhirnya akan dibawa ke paru-paru untuk dibuang dengan cara
difusi dialveolus. Proses ini dapat berjalan dengan baik karena dibuang dengan
difusi di alveolus. Proses ini dapat berjalan dengan baik karena pada alveolus
banyak bermuara kapiler yang memiliki selapis sel.
Fungsi Paru-paru

21
Paru-paru merupakan organ yang sangat vital bagi kehidupan manusia
karena tanpa paru-paru manusia tidak dapat hidup. Dalam Sistem Ekskresi,
paru-paru berfungsi untuk mengeluarkan KARBONDIOKSIDA (CO2) dan
UAP AIR (H2O).Di dalam paru-paru terjadi proses pertukaran antara
gas oksigen dan karbondioksida. Setelah membebaskan oksigen, sel-sel
darah merah menangkap karbondioksida sebagai hasil metabolisme tubuh
yang akan dibawa ke paru-paru.
Di paru-paru karbondioksida dan uap air dilepaskan dan dikeluarkan dari
paru-paru melalui hidung.Penguraian karbohidrat (glukosa) dan lemak kecuali
menghasilkan energi akan menghasilkan zat sisa berupa CO2 dan H2O yang
akan dikeluarkan lewat paru-paru.Seseorang yang berada dalam daerah
dingin waktu ekspirasi akan tampak menghembuskan uap. Uap tersebut
sebenarnya merupakan karbondioksisa dan uap air yang dikeluarkan saat
terjadi pernafasan.

3. Hati

Hati merupakan “kelenjar” terbesar yang terdapat dalam tubuh manusia.


Letaknya didalam rongga perut sebelah kanan atas. Berwarna merah tua dengan
berat mencapai 2 kilogrampada orang dewasa. Hati terbagi menjadi dua lobus,
kanan dan kiri. Hati mendapat suplai darahdari pembuluh nadi (arteri hepatica)
dan pembuluh gerbang (vena porta) dari usus. Hatidibungkus oleh selaput hati
(capsula hepatica). Hati terdapat pembuluh darah dan empedu
yangdipersatukan selaput jaringan ikat (capsula glison). Hati juga terdapat sel-
sel perombak sel darahmerah yan gtelah tua disebut histiosit.
Sebagai alat eksresi hati menghasilkan empedu yang merupakan cairan
jernih kehijauan,di dalamnya mengandung zat warna empedu (bilirubin),
garam empedu, kolesterol dan jugabacteri serta obat-obatan. Zat warna empedu

22
terbentuk dari rombakan eritrosit yang telah tua ataurusak akan ditangkap
histiosit selanjutnya dirombak dan haeglobinnya dilepas. Zat racun yangmasuk
ke dalam tubuh akan disaring terlebih dahulu di hati sebelum beredar ke seluruh
tubuh.Hati menyerap zat racun seperti obat-obatan dan alkohol dari sistem
peredaran darah. Hatimengeluarkan zat racun tersebut bersama dengan getah
empedu.
Fungsi Hati
Secara fisiologis, fungsi utama dari hati adalah:
a)Membantu dalam metabolisme karbohidrat.
Fungsi hati menjadi penting, karena hati mampu mengontrol kadar guladalam
darah. Misalnya, pada saat kadar gula dalam darah tinggi, maka hati
dapatmengubah glukosa dalam darah menjadi glikogen yang kemudian
disimpan dalamhati (Glikogenesis), lalu pada saat kadar gula darah menurun,
maka cadanganglikogen di hati atau asam amino dapat diubah menjadi glukosa
dan dilepakan kedalam darah (glukoneogenesis) hingga pada akhirnya
kadar gula darah dipertahankan untuk tetap normal. Hati juga dapat
membantu pemecahan fruktosadan galaktosa menjadi glukosa dan serta
glukosa menjadi lemak.
b)Membantu metabolisme lemak
Membantu proses Beta oksidasi, dimana hati mampu menghasilkan
asamlemak dari Asetil Koenzim A. Mengubah kelebihan Asetil Koenzim A
menjadibadan keton (Ketogenesis). Mensintesa lipoprotein-lipoprotein saat
transport asam-asam lemak dan kolesterol dari dan ke dalam sel, mensintesa
kolesterol danfosfolipid juga menghancurkan kolesterol menjadi garam
empedu, serta menyimpanlemak.
c)Membantu metabolisme Protein
Fungsi hati dalam metabolisme protein adalah dalam deaminasi
(mengubahgugus amino, NH2) asam-asam amino agar dapat digunakan
sebagai energi ataudiubah menjadi karbohidrat dan lemak. Mengubah amoniak
(NH3) yang merupakan substansi beracun menjadi urea dan dikeluarkan
melalui urin (ammonia dihasilkan saat deaminase dan oleh bakteri-bakteri
dalam usus), sintesis dari hampir seluruhprotein plasma, seperti a dan b
globulin, albumin, fibrinogen, dan protombin (bersama-sama dengan sel tiang,

23
hati juga membentuk heparin) dan transaminase transfer kelompok amino dari
asam amino ke substansi (a-keto acid) dan senyawa lain.
d)Menetralisir obat-obatan dan hormone
Hati dapat berfungsi sebagai penetralisir racun, yakni pada obat-obatan seperti
penisilin, ampisilin, erythromisin, dan sulfonamide juga dapat mengubahsifat-
sifat kimia atau mengeluarkan hormon steroid, seperti aldosteron dan
estrogenserta tiroksin.
e)Mensekresikan cairan empedu
Bilirubin, yang berasal darihemepada saat perombakan sel darah
merah,diserap oleh hati dari darah dan dikeluarkan ke empedu. Sebagian besar
dari bilirubin di cairan empedu di metabolisme di usus oleh bakteri-bakteri dan
dikeluarkan di feses.Dalam proses konjugasi yang berlangsung di dalam
retikulum endoplasmasel hati tersebut, mekanisme yang terjadi adalah
melekatnya asam glukuronat (secara enzimatik) kepada salah satu atau kedua
gugus asam propionat daribilirubin. Hasil konjugasi (yang kita sebut sebagai
bilirubin terkonjugasi) ini, sebagian besar berada dalam bentuk diglukuronida
(80%), dan sebagian kecil dalambentuk monoglukuronida.Penempelan gugus
glukuronida pada gugus propionat terjadi melalui suatuikatan ester, sehingga
proses yang terjadi disebut proses esterifikasi. Prosesesterifikasi tersebut
dikatalisasi oleh suatu enzim yang disebut bilirubin uridin-difosfat glukuronil
transferase (lazimnya disebut enzim glukuronil transferase saja),yang
berlokasi di retikulum endoplasmik sel hati.Akibat konjugasi tersebut, terjadi
perubahan sifat bilirubin. Perbedaan yang paling mencolok antara bilirubin
terkonjugasi dan tidak terkonjugasi adalah sifat kelarutannya dalam air dan
lemak. Bilirubin tidak terkonjugasi bersifat tidak larut dalam air, tapi
mempunyai afinitas tinggi terhadap lemak. Karena sifat inilah,bilirubin tak
terkonjugasi tidak akan diekskresikan ke urin. Sifat yang sebaliknyaterdapat
pada bilirubin terkonjugasi.Karena kelarutannya yang tinggi pada lemak,
bilirubin tidak terkonjugasidapat larut di dalam lapisan lemak dari membran
sel. Peningkatan dari bilirubintidak terkonjugasi dapat menimbulkan efek yang
sangat tidak kita inginkan, berupa kerusakan jaringan otak. Hal ini terjadi
karena otak merupakan jaringan yang banyak mengandung lemak .

24
f)Mensintesis garam-garam empedu
Garam-garam empedu digunakan oleh usus kecil untuk mengemulsi
danmenyerap lemak, fosfolipid, kolesterol, dan lipoprotein.
g)Sebagai tempat penyimpanan
Selain glikogen, hati juga digunakan sebagai tempat menyimpan vitamin
(A,B12, D, E, K) serta mineral (Fe dan Co). Sel-sel hati terdiri dari sebuah
protein yangdisebut apoferritin yang bergabung dengan Fe membentuk
Ferritin sehingga Fedapat disimpan di hati. Fe juga dapat dilepaskan jika
kadarnya didarah turun.
h)Sebagai fagosit
Sel-sel Kupffer’s dari hati mampu memakan sel darah merah dan putih
yangrusak serta bakteri.i)Mengaktifkan vitamin DHati dan ginjal dapat
berpartisipasi dalam mengaktifkan vitamin D.
j)Menghasilkan kolesterol tubuh
Hati menghasilkan sekitar separuh kolesterol tubuh, sisanya berasal
darimakanan. Sekitar 80% kolesterol yang dibuat di hati digunakan untuk
membuatempedu. Kolesterol merupakan bagian penting dari setiap selaput sel
dan diperlukan untuk membuat hormon-hormon tertentu (termasuk hormon
estrogen, testosterone dan hormonadrenal).

4. Ginjal

Ginjal atau ren disebut juga buah pinggang karena buahnya seperti biji
buah kacang merah. Ginjal terletak dikanan dan kiri tulang pinggang, yaitu
dalam rongga perut pada dinding tubuh dorsal. Ginjal berjumlah 2 buah,
berwarna merah keunguan, dan yang kiriterletak agak tinggi dari kanan
(Guyton, 1996).Lapisan ginjal bagian luar disebut kulit ginjal atau korteks,

25
sedangkan lapisan dalamdisebut sumsum ginjal atau medulla. Lapisan paling
dalam berupa rongga ginjal disebutpelvis renalis (Guyton, 1996).
Saluran structural dan fungsional ginjal yang terkecil disebut nefron. Tiap
nefronterdiri atas badan malpighi yang tersusun dari kapsul bowman,
glomerulus yang terdapatdibagian korteks, serta tubulus-tubulus yaitu tubulus
kontertus proksimal, tubulus kontertusdistal, tubulus pengumpul dan lengkung
henle yang terdapat dibagian medulla. Lengkung henle ialah bagian saluran
ginjal yang melengkung pada daerah medulla dan berhubungan dengan tubulus
proksimal maupun tubulus didaerah korteks. Pada orang dewasa
panjangseluruh tubulus kurang lebih 7,5 sampai 15 km (Cuningham,
2002).Ginjal dilindungi oleh lemak, dan selain itu terdapat arteri ginjal yang
menyerupaidarah. Ginjal mengendalikan potensial air pada darah yang
melewatinya. Substansi yangmenyebabkan ketidak seimbangan potensial air
pada darah akan dipisahkan dari darah dandiekskresikan dalam bentuk urine.
Contoh : sisa nitrogen hasil pemecahan asam amino danasam nukleat
(Cuningham, 2002).
Di dalam ginjal terjadi rangkaian proses filtrasi, reabsorbsi, dan augmentasi.
a.Penyaringan (filtrasi)
Filtrasi terjadi pada kapiler glomerulus pada kapsul Bowman.
Pada glomerulus terdapat sel-sel endotelium kapiler yang berpori (podosit)
sehingga mempermudah proses penyaringan. Beberapa faktor yang
mempermudah proses penyaringan adalah tekanan hidrolik dan
permeabilitias yang tinggi pada glomerulus. Selain penyaringan, di
glomelurus terjadi pula pengikatan kembali sel-sel darah, keping darah, dan
sebagian besar protein plasma.
Bahan-bahan kecilterlarut dalam plasma, seperti glukosa, asam amino,
natrium, kalium, klorida,bikarbonat, garam lain, dan urea melewati saringan
dan menjadi bagian dari endapan.Hasil penyaringan di glomerulus berupa
filtrat glomerulus (urin primer)yang komposisinya serupa dengan darah tetapi
tidak mengandung protein. Padafiltrat glomerulus masih dapat ditemukan asam
amino, glukosa, natrium, kalium,dan garamgaram lainnya.
b.Penyerapan kembali (Reabsorbsi)
Volume urin manusia hanya 1% dari filtrat glomerulus. Oleh karena
itu,99% filtrat glomerulus akan direabsorbsi secara aktif pada tubulus

26
kontortusproksimal dan terjadi penambahan zat-zat sisa serta urea pada tubulus
kontortusdistal.Substansi yang masih berguna seperti glukosa dan asam amino
dikembalikanke darah.
Sisa sampah kelebihan garam, dan bahan lain pada filtrat
dikeluarkandalam urin. Tiap hari tabung ginjal mereabsorbsi lebih dari 178 liter
air, 1200 ggaram, dan 150 g glukosa. Sebagian besar dari zat-zat ini
direabsorbsi beberapa kali.Setelah terjadi reabsorbsi maka tubulus akan
menghasilkan urin seku Zderyang komposisinya sangat berbeda dengan urin
primer.
Pada urin sekunder, zat-zatyang masih diperlukan tidak akan ditemukan
lagi. Sebaliknya, konsentrasi zat-zatsisa metabolisme yang bersifat racun
bertambah, misalnya ureum dari 0,03, dalamurin primer dapat mencapai 2%
dalam urin sekunder.Meresapnya zat pada tubulus ini melalui dua cara. Gula
dan asam minomeresap melalui peristiwa difusi, sedangkan air melalui
peristiwa osn osis.Reabsorbsi air terjadi pada tubulus proksimal dan tubulus
distal.
c.Augmentasi
Augmentasi adalah proses penambahan zat sisa dan urea yang mulai
terjadi di tubulus kontortus distal. Komposisi urin yang dikeluarkan lewat
ureter adalah96% air, 1,5% garam, 2,5% urea, dan sisa substansi lain, misalnya
pigmen empeduyang berfungsi memberi warm dan bau pada urin.Urin atau air
seni atau air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan olehginjal yang
kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi.Eksreksi
urin diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah
yangdisaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan tubuh.
Namun, ada jugabeberapa spesies yang menggunakan urin sebagai
sarana komunikasi olfaktori. Urindisaring di dalam ginjal, dibawa melalui
ureter menuju kandung kemih, akhirnyadibuang keluar tubuh melalui
uretra.Urin terdiri dari air dengan bahan terlarut berupa sisa metabolisme
(sepertiurea), garam terlarut, dan materi organik. Cairan dan materi pembentuk
urin berasal dari darah atau cairan interstisial.
Komposisi urin berubah sepanjang proses reabsorpsi ketika molekul
yang penting bagi tubuh, misal glukosa, diserap kembalike dalam tubuh melalui
molekul pembawa. Cairan yang tersisa mengandung ureadalam kadar yang

27
tinggi dan berbagai senyawa yang berlebih atau berpotensi racunyang akan
dibuang keluar tubuh. Materi yang terkandung di dalam urin dapatdiketahui
melalui urinalisis. Urea yang dikandung oleh urin dapat menjadi
sumbernitrogen yang baik untuk tumbuhan dan dapat digunakan untuk
mempercepatpembentukan kompos.
Fungsi Ginjal
1.Menyaring dan membersihkan darah dari zat-zat sisa metabolisme tubuh
2.Mengeksresikan zat yang jumlahnya berlebihan
3.Reabsorbsi (penyerapan kembali) elektrolit tertentu yang dilakukan oleh
bagian tubulusginjal
4.Menjaga keseimbanganan asam basa dalam tubuh manusia
5.Menghasilkan zat hormon yang berperan membentuk dan mematangkan sel-
sel darahmerah (SDM) di sumsum tulang.
5.Rektum dan Anus
Rektum adalah sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar (setelah
kolonsigmoid) dan berakhir di anus. Biasanya rektum ini kosong karena tinja
disimpan di tempat yanglebih tinggi, yaitu pada kolon desendens. Jika kolon
desendens penuh dan tinja masuk ke dalamrektum, maka timbul keinginan
untuk buang air besar (BAB). Anus merupakan lubang di ujungsaluran
pencernaan, dimana bahan limbah keluar dari tubuh. Sebagian anus terbentuk
daripermukaan tubuh (kulit) dan sebagian lannya dari usus. Suatu cincin berotot
(sfingter ani)menjaga agar anus tetap tertutup.Secara anatomi rektum terbentang
dari vertebre sakrum ke-3 sampai garis anorektal.Secara fungsional dan
endoskopik, rektum dibagi menjadi bagianampula dan sfingter.
Bagian sfingter disebut juga annulus hemoroidalis, dikelilingi oleh
muskulus levator ani dan fasia colidari fasia supra-ani. Bagian ampula
terbentang dari sakrum ke-3 ke difragma pelvis pada insersimuskulus levator
ani. Panjang rrektum berkisa 10-15 cm, dengan keliling 15 cm pada recto-
sigmoid junction dan 35 cm pada bagian ampula yang terluas.
Rektum (Bahasa Latin: regere, meluruskan, mengatur) adalah sebuah
ruangan yangberawal dari ujung usus besar (setelah kolon sigmoid) dan berakhir
di anus. Letaknya dalam rongga pelvis di depan os sakrum dan os koksigius.
Struktur rektum serupa dengan yang ada pada kolon, tetapi dinding yang berotot
lebih tebal dan membran mukosanya memuat lipatan lipatanmembujur yang

28
disebut kolumna morgagni. Semua ini menyambung ke dalam saluran
anusStruktur rektum Bagian sepertiga atas dari rectum, sisi samping dan
depannya diselubungiperitoneum. Di bagian tengah, Hanya sisi depannya yang
diselubungi peritoneum. Di bagian bawah, tidak diselubungi peritoneum sama
sekali. Terbagi menjadi dua bagian: sfingter danampula. Memiliki panjang 10-
15 cm Ampula pada rectum memiliki bentuk seperti balon ataubuah pir
Dikelilingi oleh visceral pelvic fascia. Memiliki empat lapisan: Mukosa,
Submukosa,Muskular, dan Serosa Kolumnalrektal Membantu dalam kontraksi
dan dilatasi pada saluran analdan otot sfingter rectum. Terdiri atas sel-sel otot
bermukosa yang cukup padat, dan mengandunglebih banyak pembuluh limfa,
pembuluh darah, dan jaringan saraf dari pada sel-sel penyusundinding rectum
di sekitarnya.
Anus adalah bukan pada bagian akhir dari usus besar. Saluran anal
merupakan pipakosong yang menghubungkan rectum (bagian bawah akhir dari
usus besar) dengan anus dan luartubuh. Letaknya di abdomen bawah bagaian
tengah di dasar pelvis setelah rektum-Anus manusiaterletak di bagian tengah
pantat, bagian posterior dari periotoneum. Struktur anus saluran analmemiliki
panjang sekitar 2-4,5 cm. Saluran anal dikelilingi oleh otot yang berbentuk
seperti cincin yang disebut internal anal sphincters dan external anal sphincters
Saluran anal dilapisi oleh membrane mukosa, Bagian atas saluran anal memiliki
sel yang menghasilkan mucus yang membantu memudahkan ekskret keluar
tubuh. Bagian bawah saluran anal terdiri dari sel epitelberbentuk kubus Saluran
anal memiliki bagian berbentuk lipatan yang disebut anal colums(kolumnal
anal) Bagian atas kolumnal anal membentuk garis anorectal yang
merupakanperbatasan antara rectum dengan anus, Bagian bawah kolumnal anal
memiliki garis dentate yangmenjadi penanda dari daerah dimana terdapat sel-
sel saluran anal yang bisa berubah dari selpenghasil mucus menjadi
selepitelkubus, Sel-selepitel anus lebih tebal dari yang di saluran analdan
memiliki rambut Ada area perianal yang merupakankulit di sekeliling anus
sejauh 5 cm.Dinding otot anus diperkuat oleh 3 sfingter yaitu :
1.Sfingter ani internus (tidak mengikuti keinginan)
2.Sfingter levator ani (tidak mengikuti keinginan)
3. Sfingter ani eksternus (mengikuti keinginan)

29
2.Sistem Eksresi Pada Mamalia Laut
1.Sistem Eksresi Pada Lumba-Lumba
Sistem Ekskresi pada mamalia hampir sama dengan manusia tetapi sedikit
berbeda karena mamalia dipengaruhi/disebabkan oleh lingkungan tempat
tinggalnya. Paru-paru mamalia mempunyai permukaan ber spon (spongy
texture) dan dipenuhi liang epitelium dengan itu mempunyai luas permukaan
per isipadu yang lebih luas berbanding luas permukaan paru-paru.
Paru-paru manusia adalah contoh biasa bagi paru-paru jenis ini.
Paru-paru terletak di dalam rongga dada (thoracic cavity), dilindungi oleh
struktur bertulang tulang selangka dan diselaputi karung dwi dinding dikenali
sebagai pleura. Lapisan karung dalam melekat pada permukaan luar paru-paru
dan lapisan karung luar melekat pada dinding rongga dada. Kedua lapisan ini
dipisahkan oleh lapisan udara yang dikenali sebagai rongga pleural yang berisi
cecair pleural ini membenarkan lapisan luar dan dalam berselisih sesama
sendiri, dan menghalang ia daripada terpisah dengan mudah.
Bernafas kebanyakannya dilakukan oleh diafragma di bawah, otot yang
mengucup menyebabkan rongga di mana paru-paru berada mengembang.
Sangkar selangka juga boleh mengembang dan mengucup sedikit. Ini
menyebabkan udara tetarik ke dalam dan keluar dari paru-paru melalui trakea
dan salur bronkus (bronkhial tubes) yang bercabang dan mempunyaialveolus di
ujung yaitu karung kecil dikelilingi oleh kapilari yang dipenuhi darah. Di sini
oksigen meresap masuk ke dalam darah, di mana oksigen akan d angkut melalui
hemoglobin. Darah tanpa oksigen dari jantung memasuki paru-paru melalui
pembuluh pulmonari dan lepas dioksigenkan, kembali ke jantung melalui salur
pulmonari.

30
3.Sistem Eksresi Pada Mamalia Darat
1.Sistem Eksresi Pada Kucing
Sistem eksresi kucing berupa ginjal, ginjal ini berbentuk seperti kacang
merah, pada bagian ginjal yaitu pelvis renalis berhubungan langsung dengan
kandung kemih, yang dihubungkan oleh ureter.Eksresi yang dikeluarkan oleh
kucing yaitu berupa feses dan urin.Kucing sudah mempunyai saluran yang
terpisah-pisah, tidak seperti hewan vertebrata lainnya yang menggunakan
kloaka.Kucing memiliki saluran pembuangan sisa pencernaan melalui anus,
urin melalui uretra, dan saluran reproduksi memalui vagina dan penis.

31
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ekskresi merupakan proses yang ada pada semua bentuk kehidupan. Pada organisme
bersel satu, produk buangan dikeluarkan secara langsung melalui permukaan sel. Sisa
metabolisme yang mengandung nitrogen ialah amonia (NH3), urea dan asam urat.
Bahan tersebut berasal dari hasil perombakan protein, purin, dan pirimidin.
Amonia dihasilkan dari proses deaminiasi asam amino. Amonia merupakan bahan
yang sangat beracun dan merusak sel. Hewan - hewan yang mengekskresikan amonia
disebut amonotelik.
Bagi hewan yang hidup di darat amonia menjadi masalah untuk kelangsungan
hidupnya jika di timbun dalam tubuhnya. Karena itu pada hewan yang hidup di darat
amonia segera di rubah di dalam hati menjadi persenyawaan yang kurang berbahaya
bagi tubuhnya yaitu dalam bentuk urea dan asam urat.

3.2 Saran
Demikian makalah yang dapat kelompok kami susun dan kami menyadari
bahwa dalam pembuatan makalah ini, masih jauh dari kata sempurna maka kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan untuk kedepannya.
Dan semoga makalah ini dapat menambah wawasan pengetahuan kita semua
mengenai sistem ekskresi.

32
Daftar Pustaka
BIOLOGI, G. P. (2016, 4 21). MAKALAH SISTEM EKSKRESI. Retrieved from /makalah-
sistem-ekskresi_21.html/:http://syahidmujibur.blogspot.com/2016/04/makalah-sistem-
ekskresi_21.html. Di akses pada tanggal 31 Oktober 2021
GuruSMA. (2010, 11 26). SISTEM EKSKRESI PADA HEWAN INVERTEBRATA DAN
VERTEBRATA.Retrievedfrom/sistem-ekskresi-pada-hewan-invertebrata-dan-
vertebrata/: https://gurusma.wordpress.com/2010/11/26/sistem-ekskresi-pada-hewan-
invertebrata-dan-vertebrata/. Di akses pada tanggal 31 Oktober 2021
Mauludi, M. (2015, 10 24). Sistem Ekskresi pada Hewan Invertebrata dan Vertebrata.
Retrievedfrom/sistem-ekskresi-pada-hewan-invertebrata.html/:
http://mridhamauludi.blogspot.com/2015/10/sistem-ekskresi-pada-hewan-
invertebrata.html. Di akses pada tanggal 31 Oktober 2021
Pdfcoffee. (2013, 5 12). Makalah Tentang Sistem Ekskresi Pada Hewan Vertebrata. Retrieved
from/makalah-tentang-sistem-ekskresi-pada-hewan-vertebrata-pdf-free.html/:
https://pdfcoffee.com/qdownload/makalah-tentang-sistem-ekskresi-pada-hewan-
vertebrata-pdf-free.html. Di akses pada tanggal 31 Oktober 2021
https://123dok.com/document/z1er15py-makalah-sistem-ekskresi-manusia-fix-docx.html

33

Anda mungkin juga menyukai