Anda di halaman 1dari 9

2

(reverse side) coklat dengan bagian pusat koloni berwarna lebih tua, dan memiliki
elevasi datar (Adiz et al., 2017).
Pada pengamatan isolat cendawan 7 secara mikroskopik, dapat terlihat
struktur khas dari jenis cendawan tersebut. Kenampakan yang paling mencolok
adalah konidia dengan struktur melingkar/menggulung (helicoid) yang merupakan
ciri khusus dari kelompok cendawan helicospora. Konidiofor pada isolat
cendawan 7 memiliki ciri-ciri berseptum, hyaline, simpel atau bercabang, halus,
tegak, lurus atau sedikit bengkok, dan ketebalan 2-3 μm pada bagian paling lebar.
Konidia diproduksi tunggal (solitary), hyaline, halus, berbentuk melingkar
(helicoid) dengan ketat, berseptum, filamen konidia relatif tebal, dan bersifat non-
higroskopik. Melalui ciri-ciri tersebut, isolat cendawan 7 dapat dikelompokan ke
dalam genus Helicoma (Adiz et al., 2017).

Tujuan

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui jenis serta
morfologi dari cendawan entomopatogen hasil isolasi tanah perakaran tanaman
tomat (Solanum lycopersicum).
3
4

slide glass dan cover glass agar rapi.


7. Ambil media PDA yang masih panas menggunakan micropipet 25 μl,
kemudian teteskan pada bagian ujung kanan slide glass. Lalu, lakukan hal
yang sama dan letakkan pada bagian ujung kiri Slide glass.
8. Ambil cawan petri yang berisi isolat cendawan, panaskan bagian bibir cawan
(menggunakan tangan kiri) dan panaskan jarum ent (menggunakan tangan
kanan), lalu buka dan ambil cendawan menggunakan jarum ent.
9. Letakkan cendawan tersebut pada media PDA yang telah di teteskan pada
slide glass.
10. Tutup bagian media PDA tersebut menggunakan cover glass.
11. Berikan beberapa tetesan air disekitar tissue untuk melembabkan.
12. Tutup cawan petri dan balut menggunakan cling warp.
13. Lakukan inkubasi dan pengamatan mulai hari ke 2 sampai cendawan tumbuh
sempurna dan terlihat bagian-bagian nya (hifa, konidia/spora, konidiofor).
5
6

Tabel 1. lanjutan
No Foto Keterangan
5 Lipat kebagian belakang bagian yang
sudah dilipat menjadi bentuk
segitiga.

6 Masukkan ke dalam oven untuk


sterilisasi.

7 Siapkan cawan petri yang sudah


disterilisasi, slide glass, cover glass,
tisu dan tusuk gigi.

8 Letakkan tisu, tusuk gigi, slide glass


dan cover glass pada cawan petri
secara berurutan.
7

Tabel 1. Lanjutan
9 Letakkan media pada slide glass.

10 Balut cawan petri menggunakan


cling warp.

Tabel 2. Hasil identifikasi cendawan entomopatogen


No Foto Keterangan
1 Terdapat miselium dalam
makrokopis cendawan.

Terdapat banyak miselium, terdapat


2
hifa yang bersekat.
8

Pembahasan

Penggunaan entomopatogen sebagai agens pengendali hayati merupakan


salah satu cara untuk menghindari dampak negatif bahan kimia terhadap
lingkungan. Agens hayati tersebut meliputi organisme yang bersifat predator,
parasit, parasitoid, dan patogen. Beberapa organisme yang dapat bertindak sebagai
agens hayati meliputi hewan vertebrata, serangga, nematoda, bakteri, virus dan
cendawan (Prawirosukarto et al., 2003).
Salah satu cendawan entomopatogen yang dapat digunakan dalam
pengendalian secara hayati adalah jamur Beauveria bassiana. Cendawan B.
bassiana mempunyai kapasitas reproduksi yang tinggi, mudah diproduksi dan
pada kondisi yang kurang menguntungkan dapat membentuk spora yang mampu
bertahan lama di alam (Retno et al., 2014).
Identifikasi adalah proses pengamatan terhadap bentuk morfologi umtuk
mendapatkan jenis spesies tertentu. Sterilisasi kering dikenal juga sterilisasi yang
dilakukan dengan radiasi udara panas yang biasanya membutuhkan alat khusus
yaitu oven laboratorium. Sterilisasi dengan cara seperti ini biasanya membutuhkan
waktu pemanasan tertentu sekitar 1 jam dengan suhu 170° C. Sebelum
mensterilisasikan alat, perlu membungkus alat terlebih dahulu menggunakan
kertas. Setelah alat steril, kita membuat media kubus yang terdiri dari cawan petri
yang sudah steril, tissue, tusuk gigi, slide glass dan cover glass.
Beauveria bassiana merupakan cendawan entomopatogen, yaitu cendawan
yang dapat menimbulkan penyakit pada serangga. Secara garis besar, cendawan
terdiri atas hifa dan konidia. Hifa berupa benang halus, sedangkan konidia berupa
butiran yang berukuran mikroskopis (Purnomo, 2010). Spora adalah sel
reproduksi yang mempu berkembang menjadi individu baru tanpa fusi atau
peleburan gamet sehingga disebut agen reproduksi vegetatif (aseksual). Spora
seringkali berbentuk bulat dengan struktur seperti kapsul yang terdiri dari
selubung dan isi. Selubung sporangium dinamakan sporangia yang melindungi
materi genetik di dalamnya dan juga cadangan makanan (Silmi, 2021).
9

Mikrokopis cendawan dalam cawan petri juga terdapat banyak miselium


seperti kapas berwarna putih yang tumbuh pada permukaan slide glass dan cover
glass. Hasil pengamatan identifikasi cendawan entomopatogen menggunakan
mikroskop adalah hanya terdapat hifa yang bersekat yaitu hifa septat uninukleus
atau hifa bersepta berinti tunggal merupakan hifa yang disusun oleh sel-sel berinti
tunggal dan memiliki sekat yang membagi hifa menjadi ruang-ruang dan setiap
ruang memiliki satu inti sel. Walaupun demikian, inti sel dan sitoplasma dari
ruang yang satu dapat berpindah ke ruang lainnya.

Anda mungkin juga menyukai