MIKROBIOLOGI INDUSTRI
Oleh :
NORSAHILA 1910516320007
FAKULTAS PERTANIAN
BANJARBARU
2021
DAFTAR ISI
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
Bakteri merupakan makhluk hidup yang bersifat kosmopolitan, yaitu paling banyak
jumlahnya dan tersebar luas hampir di semua tempat seperti di makanan, tanah, air, udara, dalam
tubuh makhluk hidup, dan bahkan di tempat yang sangat ekstrim seperti di dalam magma (Win,
2014). Bakteri dapat menyebabkan berbagai bahaya dan kerusakan. Hal itu nampak dari
kemampuannya menimbulkan bermacam-macam penyakit/infeksi dengan cara menginvasi dan
berkembang biak dalam jaringan tubuh (El-Said, 2012).
Khamir merupakan mikroorganisme dari golongan fungi yang termasuk uniseluler, biasanya
hidup sebagai saprofit maupun parasit. (Widiastutik, 2013). Khamir banyak ditemukan di berbagai
tempat terutama pada tumbuhan seperti buah-buahan, biji-bijian dan makanan yang mengandung
gula. Khamir juga ditemukan di tanah, udara dan kulit binatang. (Mahreni, 2011). Khamir memiliki
berbagai peran penting dalam kehidupan. Beberapa khamir dapat dimanfaatkan dalam berbagai
bidang industri, terutama dalam bidang fermentasi makanan maupun minuman. Beberapa produk
yang dihasilkan sudah dikomersilkan dan memiliki potensi untuk perkembangan bioteknologi.
Jamur merupakan organisme yang memiliki ciri-ciri khusus, yakni tidak berklorofil,
berbentuk talus, tubuh somatik berbentuk benang, dan bijinya berbentuk spora. Jamur tumbuh optimal
di tempat yang tidak memerlukan penetrasi cahaya matahari atau teduh. Kondisi tersebut
mengakibatkan miselium jamur akan tumbuh lebih cepat dari pada di tempat yang terang dengan
cahaya matahari yang berlimpah (Asegab, 2011).
Jamur merupakan salah satu organisme tingkat rendah yang tidak berklorofil yang memiliki
tubuh buah berukuran besar sehingga dapat diamati dengan mata secara langsung. Bentuk tubuh buah
yang tampak umumnya seperti payung. Tubuhnya terdiri atas bagian yang tegak yang berfungsi
sebagai penyangga dan tudung. Tudung berbentuk mendatar atau membulat. Bagian tubuh yang
lainnya adalah jaring-jaring dibawah permukaan media tumbuh berupa miselia yang tersusun dari
berkas hifa. Morfologi jamur bervariasi didasarkan pada bentuk tudungnya (Achmad, 2012).
1.2 Tujuan
Praktikan dapat mengetahui cara identifikasi mikroorganisme berupa bakteri dan jamur.
1
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Bakteri
Bakteri adalah mikroorganisme bersel tunggal dengan komponen selular prokariot (Kenneth
,2012).
2.2. Jamur
Semua jamur adalah eukariota, mereka memiliki sel membran yang menutupi inti dan
mitokondria dan organel bermembran lainnnya. Meskipun mereka berbeda mencolok dalam
ukuran dan bentuk, tetapi jamur memiliki karakter tertentu, termasuk car mereka mendapatkan
makanan. Jamur yang paling sederhana adalah ragi, uniseluler, dengan bentuk bulat atau oval.
Ragi tersebar luas di tanah, daun, buah, dan juga pada tubuh kita. Ragi berperan penting dalam
kedokteran, penelitian biologi, dan industri makanan (Solomon, 2011).
Bakteri enterik patogen adalah bakteri yang umum menginfeksi saluran pencernaan baik
hewan maupun manusia. Bakteri tersebut banyak berasal dari makanan dan air yang telah
terkontaminasi. Bakteri tersebut merupakan kelompok batang Gram negatif yang banyak
dibiakkan di laboratorium klinis dan paling umum menyebabkan penyakit saluran cerna. Famili
yang termasuk bakteri enterik patogen yang sering mengkontaminasi makanan mencakup
beberapa genus, diantaranya E. coli, Salmonella, Shigella, Enterobacter, Klebsiella, Serratia,
Proteus, dan lain-lain (Brooks, 2010).
Fungi tingkat tinggi maupun tingkat rendah mempunyai ciri khusus berupa
benang tunggal atau bercabang - cabang yang disebut dengan hifa. Kumpulan hifa akan
membentuk miselium. Fungi merupakan organisme eukariotik yang memiliki ciri-ciri sebagai
beriut : (1. mempunyai spora, 2. memproduksi spora, 3. tidak mempunyai klorofil sihingga tidak
berfotosintesis, 4. dapat berkembangbiak seksual dan aseksual, 5. tubuh filamen dan kitin
mengandung kitin, gluksa dan manan (Waluyo, 2011).
2
BAB 3
METODE
3.1. Alat dan Bahan
3
4. Teteskan kristal violet pada kaca preparat menggunakan pipet tetes sebanyak 3 tetes
untuk memberikan warna pada bakteri gram positif
5. Bilas kaca preparat dengan aquades untuk menghilangkan sisa kristal violet
6. Tetesi iodin pada kaca preparat diatas goresan inokulum untuk membantu merekatkan
warna kristal violet pada bakteri gram positif
7. Cuci Kembali kaca preparat dengan aquades mengalir untuk membilas lugol iodin
8. Cuci Kembali kaca preparat dengan etanol untuk melunturkan sisa warna dari kristal
violet, dialirkan sampai tidak ada warna yang tersisa dari kristal violet. Kemudian cuci
Kembali kaca preparat dengan aquades untuk menghilangkan sisa dari etanol.
9. Teteskan kaca preparat dengan pewarna safranin untuk membantu memberikan warna
pada bakteri gram negative. Bilas kaca preparat menggunakan aquades
10. Amati kenampakan inokulum atau bakteri dengan mikroskop menggunakan perbesaran
100 kali
4
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Bakteri
Hasil yang diperoleh pada video 1 adalah: Hasil yang diperoleh pada video 2 adalah:
Pada video pertama dan kedua dilakukan isolasi bakteri dengan cara menggoreskannya pada
media substrat. Isolasi yang dilakukan secara steril dan menjaga agar tidak terjadi kontaminasi pada
bakteri yang akan diisolasi. Setelah diinkubasi, dilakukan pewarnaan pada sampel bakteri.
Pewarnaan yang digunakan pada kedua video sama-sama menggunakan kristal violet dan safranin
untuk menggetahui jenis gram dari bakteri. Kristal violet digunakan untuk mengikat warna pada
bakteri gram positif sedangkan safranin untuk bakteri gram negatif.
Pada video pertama dapat diketahui bahwa bakteri yang diiosolasi merupakan jenis bakteri
gram negatif. Hal ini karena setelah diamati menggunakan mikroskop dengan perbesaran 100 kali
terlihat bahwa bakteri berwarna merah. Sedangkan pada video kedua terlihat warna yang keunggunan
yang menandakan bahwa Saccharomyses cerevisiae termasuk dalam mikroorganisme gram positif.
Warna ungu yang terlihat karena bakteri mengikat kristal violet yang digunakan. Selain warna bakteri,
5
pada saat dilihat menggunakan mikroskop juga terlihat bentuk dan ukuran kedua jenis bakteri. Pada
video pertama terlihat bakteri yang berukuran cukup besar dan berbentuk basil sedangkan pada
Saccharomyses cerevisiae berukuran kecil dengan bentuk yang memanjang.
4.2 Jamur
Hasil yang diperoleh dari video 1 Hasil yang diperoleh dari video 2
adalah: adalah:
6
Pada kedua video ini menggunakan jamur pada tempe yaitu Rhizopus oryzae. Video pertama
menggunakan miselium yang berwarna putih sedangkan video kedua menggunakan miselium yang
berwarna hitam. Miselium yang berwarna hitam merupakan miselium yang sudah matang dan siap
untuk menyebarkan sporanya sedangkan yang berawarn aputih belum matang. Pada video pertama
menggunakan perbesaran 40 kali. Pada perbesaran ini struktur dari jamur tidak terlalu jelas dan pada
saat menggunakan perbesaran 800 dan 1000 kali terlihat cukup jelas. Pada perbesaran ini terlihat hifa
dan spora yang masih berada dalam sporangium, sedangkan bagian tubuh lainnya tidak terlihat
dengan jelas
Pada video kedua terlihat struktur dari jamur Rhizopus oryzae. Sturktur tubuh yag terlihat
yaitu hifa, sporangiofor, sporangium dan sporanya. Perbesaran mikroskop yang digunakan pada
awalnya 40 kemudian 100 kali. Pada video 2 ini juga dilakukan isolasi slide kultur. Media yang
digunakan adalah PDA dan spora yang digunakan adalah spora yang sudah menghitam juga. Setelah
diinkubasi terlihat jamur yang tumbuh berwarna hitam pada cawan petri. Jamur ini tumbuh secara
berkumpul.
7
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Saran pada praktikum kali ini adalah agar ditambahkan maksimal jumlah halaman laporan agar
praktukan dapat lebih rinci menuliskan hasil praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Asegab, Muad. 2011. Jamur Tiram, Jamur Merang, dan Jamur Kuping. Jakarta: PT Agromedia
Pustaka.
Brooks, G. F., Jawetz, E., Melnick, J. L., & Adelberg, E. A. (2010). Jawetz, Melnick, & Adelberg's
Medical Microbiology 25th ed. New York: McGraw Hill Medical.
Kenneth, T. 2012. The Bacterial Flora of Humans Todar's Online Textbook of Bacteriology.
Madison, Wisconsin.
Mahreni, Suhenry, S. 2011. Kinetika Pertumbuhan Sel Saccharomyces cerevisiae dalam Media
Tepung Kulit Pisang. Yogyakarta. Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Yogyakarta.
Solomon, E.P., L.R Berg., and D.W Martin. 2011. Biology Ninth Edition. Brooks/Cole Cengage
Learning. USA.
Widiastutik, N., dan Alami, N.H. 2014. Isolasi dan Identifikasi Yeast dari Rhizosfer Rhizophora
mucronata Wonorejo. J. Sains dan Seni Pomits Vol. 3, No.1
Waluyo, L. 2011. Mikrobiologi Umum. Universitas Muhammadiyah Malang. Malang.