OLEH:
NAMA : MANGOMBAR M.T. PAKPAHAN
NIM : 4173141039
JURUSAN : BIOLOGI
PROGRAM : PENDIDIKAN BIOLOGI
KELOMPOK : I (SATU)
Tgl PELAKSANAAN : 11, 18, 25 SEPTEMBER 2019
JURUSAN BIOLOGI
2019
I. JUDUL PERCOBAAN : STERILISASI DAN PEMBUATAN MEDIA,
ISOLASI BIAKAN MURNI BAKTERI, PENGAMATAN KOLONI BAKTERI
DAN JAMUR.
2
III. TINJAUAN TEORITIS
A. STERILISASI PEMBUATAN MEDIA
Sterilisasi merupakan suatu proses untuk mematikan semua organisme yang
terdapat pada suatu benda. Proses sterilisasi dapat dibedakan menjadi 3 macam,
yaitu penggunaan panas (pemijaran dan udara panas); penyaringan; penggunaan
bahan kimia (etilena oksida, asam perasetat, formaldehida dan glutaraldehida
alkalin). Sterilisasi dengan uap air panas, bahan yang mengandung cairan tidak
dapat disterilkan dengan oven sehingga digunakan alat ini. alat ini disebut Arnold
steam sterilizer dengan suhu 1000 C dalam keadaan lembab.
Secara sederhana dapat pula digunakan dandang. Mula-mula bahan
disterilkan pada suhu 1000 C selama 30 menit untuk membunuh sel-sel vegetatif
mikrobia. kemudian disimpan pada suhu kamar 24 jam untuk memberi
kesempatan spora tumbuh menjadi sel vegetatif, lalu dipanaskan lagi 1000 C 30
menit. dan diinkubasi lagi 24 jam dan disterilkan lagi, jadi ada 3 kali sterilisasi.
Banyak bakteri berspora belum mati dengan cara ini sehingga dikembangkan
cara berikutnya yaitu uap air bertekanan (Machmud, 2013).
Medium adalah suatu bahan yang terdiri atas campuran nutrisi (zat makanan)
yang dipakai untuk menumbuhkan mikroba termaksud bakteri patogen.
Selain untuk menumbuhkan mikrobia medium dapat digunakan pula untuk
isolasi, memperbanyak, pengujian sifat-sifat fisiologi dan perhitungan jumlah
mikrobia. Media pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri
dari campuran zat-zat makanan atau nutrisi yang diperlukan oleh
mikroorganisme untuk pertumbuhannya.
Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi di dalam media berupa molekul-
molekul kecil yang dirakit untuk menyusun komponen sel. Dengan media,
pertumbuhan dapat dilakukan dengan isolasi mikroorganisme menjadi kultur
murni dan juga memanipulasi komposisi media pertumbuhannya. Bahan dasar
adalah air (H2O) sebagai pelarut dari agar-agar (rumput laut) dimana agar-agar
tersebut berfungsi sebagai pemadat media (Khaeruni dan Satrah, 2017).
3
Media biakan yang mampu mendukung optimalisasi pertumbuhan
milroorganisme harus dapat memenuhi persyaratan nutrisi bagi mikroorganisme.
unsur tersebut berupa garam organik, sumber energy (karbon), vitamin dan zat
pengatur tumbuh (ZPT). Selain itu dapat pula ditambahkan komponen lain
seperti senyawa organik dan senyawa kompleks lainnya (Suardani dkk, 2014).
4
udara, yang banyak mengandung mikroorganisme yang berterbangan. Bentuk
cawan petri, dengan tutup yang saling menyelubungi, dirancang untuk mencegah
pencemaran udara. Pencemaran tabung atau labu dihindari dengan cara
menyumbat mulutnya dengan penutup yang cocok, biasanya dengan kapas.
Permukaan luar cawan biakan yang menjadi sasaran pencemaran, dan bagian
dalam labu atau tabung akan tercemar bila dibuka untuk memasukkan atau
mengeluarkan bahan. Bahaya ini dapat dihindari dengan cara membakar bibir
atau pinggiran cawan, tabung atau labu dalam api, segera setelah penutup dibuka
dan dibakar sekali lagi pada waktu akan ditutup (Buckle, 2007)
5
berbentuk seperti benang, bersel banyak, dan semua dari jamur mempunyai
potensi untuk tumbuh, karena tidak mempunyai klorofil yang berarti tidak dapat
memasak makanannya sendiri, maka jamur memanfaatkan sisa-sisa bahan
organik dari makhluk hidup yang telah mati maupun yang masih hidup. (Pracaya,
2007).
B. BAHAN
NO NAMA BAHAN JUMLAH
1 Nutrien Agar 20 gram
2 Muller hinton Agar 20 gram
3 Potato dextrose agar 20 gram
4 Aquades 100 mL
6
IV.II ISOLASI BIAKAN MURNI BAKTERI
A. ALAT
NO NAMA ALAT JUMLAH
1 Bunsen 1 buah
2 Jarum Ose 1 buah
3 Korek Api 1 buah
4 Tutup tabung 1 buah
B. BAHAN
NO NAMA BAHAN JUMLAH
1 Biakan campuran Secukupnya
2 Media agar miring Secukupnya
3 Spritus Secukupnya
7
B. BAHAN
NO NAMA BAHAN JUMLAH
1 Nutrien Agar 20 gram
2 Muller hinton Agar 20 gram
3 Potato dextrose agar 20 gram
4 Aquades 1000 mL
V. PROSEDUR KERJA
V.I STERILISASI DAN PEMBUATAN MEDIA
Tujuan 1 : Sterilisasi Media (Sterilisasi Panas Lembab)
1. Dimasukkan air kedalam autoklaf hingga mencapai batas sarangan
2. Disusun media kedalam keranjang dan dimasukkan kedalam autoklaf
3. Katup autoklaf ditutup rapat dan disambungkan ke sumber listrik
4. Autoklaf dinyalakan dan diatur pada suhu 121°C selama 15 menit dan ditekan
tombol start dan dibiarkan hingga proses sterilisasi selesai
5. Media dikcluarkan dari autoklaf dan diamkan hingga mencapai suhu ruangan
6. Air pada autoklaf dikeluarkan dan dibuang
8
Tujuan 3 : Pembuatan Media Mueller Hinton Agar
1. Ditimbang 38g media Mueller Hinton Agar sintetis diatas neraca analitik
2. dan dimasukkan kedalam erlenmeyer Ditambahkan aquades 1 liter kedalam
erlenmeyer dan tutup erlenmeyer dengan menggunakan kapas steril
3. Panaskan larutan diatas tungku pemanas dan diaduk hingga homogen selama
lebih kurang 30 menit
4. Media siap untuk disterilisasi
9
7. Dibakar kembali jamm ose untuk membunuh bakteri yang tersisa pada jarum
Media disimpan didalam inkubator pada suhu 37 °
10
5. Inkubasikan pada suhu 37 °C selama 2-3 x24 jam di dalam inkubator dan
amati pertumbuhan yang terjadi.
6. Lakukan pengamatan morfologi koloni bakteri yang meliputi : wama koloni,
bentuk koloni, tepi koloni, elevasi koloni, kepekatan koloni, ukuran diameter,
dan mengkilat atau suram.
11
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN
VI. I HASIL PENGAMATAN
A. STERILISASI DAN PEMBUATAN MEDIA
12
B. ISOLASI BIAKAN MURNI BAKTERI
KEGIATAN GAMBAR NAMA BAKTERI
Isolasi Biakan Murni Eschericia coli
bakteri
13
C. PENGAMATAN KOLONI BAKTERI DAN JAMUR
MEDIA YANG
NO GAMBAR KETERANGAN
DIGUNAKAN
Potato dextrose
2 Jamur
agar
14
1. BAKTERI
Jlh
No Kel Pengnceran Sp Bntk Tepian Elvsi Wrna
kln
Tak
Seperti Timb
1 2 10-4 Sp 1 1 beratur putih
wol ul
an
Bundar
dengan Beromb Timb
2 1 10-6 Sp 1 ± 90 Putih
tepian ak ul
timbul
Bundar
Licin,
, tak
Sp 1 38 beromb Tidak
beratur
3 3 10-5 Sp 2 7 ak, tak Datar berwar
an, tak
Sp 3 3 beratura na
beratur
n
an
Tak
beratur Tak
4 4 10-5 Sp 1 ± 68 an beratura datar Cream
menye n
bar
Bundar
Tak
tengah
5 5 10-3 Sp 1 67 beratura Putih Putih
tepian
n
timbul
15
2. JAMUR
Jlh
No Kel Pengnceran Sp Bntk Tepian Elvasi Wrna
kloni
Filitom Tak
Hijau
o beratur
Sp 1 3 Timb tua
1 1 10-6 Berbena an
Sp 2 6 ul Hijau
ng- bercaba
muda
benang ng
Bundar
dengan
tepian
Sp 1 4 menyeb Siliat Timb Hijau,
2 2 10-4
Sp 2 1 ar licin ul biru
Berbena
ng-
benang
Bundar
dengan
1 tepian Bercab
Sp 1
1 menyeb ang- Hijau,
3 3 10-5 Sp 2 Datar
ar cabang putih
Berbena
ng-
benang
Bentuk
4 4 10-5 Sp 1 1 licin datar putih
L
Tidak
5 5 10-3 0 - - - -
ada
16
VI.II PEMBAHASAN
A. STERILISASI DAN PEMBUATAN MEDIA
Sebelum melakukan pembuatan media maka perlu dilakukan sterilisasi,
sterilisasi yang dilakukan dapat menggunaakn sterilisasi basah atau sterilisasi
kering. Pada praktikum hari ini sterilisasi yang kita gunakan adalah dengan
menggunanakan autoclave yaitu alat sterilisasi yang memanfaatkan uap atau air.
Pertumbuhan mikroorganisme tergantung dari nutrien media yang dibuat.
Kebanyakan mikroorganisme membutuhkan air. bahan-bahan yang terlarut di
dalam air yang digunakan mikroorganisme untuk membentuk badan sel dan
memperoleh energi yang berasal dari bahan makanan. Perbedaan antara medium
NA dan medium PDA yaitu terdapat pada nutrien penyusunnya. Pada medium
NA, nutrien utama penyusunnya yakni adalah sepotong kaldu sedangkan medium
PDA nutrien utama penyusunnya terdapat pada kentang. Karena itu nutrient ini
dinamakan Potato Dextrose Agar (Fitri, 2014).
Nutrient Agar (NA) merupakan suatu medium yang berbentuk padat, yang
merupakan perpaduan antara bahan alamiah dan senyawa-senyawa kimia. NA
dibuat dari campuran ekstrak daging dan peptone dengan menggunakan agar
sebagai pemadat. Dalam hal ini agar digunakan sebagai pemadat, karena sifatnya
yang mudah membeku dan mengandung karbohidrat yang berupa galaktam
sehingga tidak mudah diuraikan oleh mikroorganisme. Dalam hal ini ekstrak beef
dan pepton digunakan sebagai bahan dasar karena merupakan sumber protein,
nitrogen, vitamin serta karbohidrat yang sangat dibutuhkan oleh mikroorganisme
untuk tumbuh dan berkembang. Medium Nutrient Agar (NA) merupakan
medium yang berwarna coklat muda yang memiliki konsistensi yang padat
dimana medium ini berasal dari sintetik dan memiliki kegunaan sebagai medium
untuk menumbuhkan bakteri.
Medium PDA (Potato Dekstrosa Agar) berdasarkan susunannya merupakan
medium organik semi alamiah atau semi sintetis sebab terdiri dari bahan alamiah
yang ditambah dengan senyawa kimia; berdasarkan konsistensinya merupakan
medium padat karena mengandung agar yang memadatkan medium; berdasarkan
17
kegunaannya merupakan medium untuk pertumbuhan jamur. Medium PDA
terdiri dari kentang yang berfungsi sebagai sumber energi, nitrogen organik,
karbon dan vitamin, dekstrosa sebagai sumber karbon, agar sebagai bahan
pemadat medium dan aquadest sebagai pelarut untuk menghomogenkan medium
dan sumber O2.
Metode goresan terdiri dari penginokulasian biakan murni dalam hal ini
digunakan Bakteri dari makanan yang sudah dibuat dalam acara 1 dengan
medium NA dalam cawan petri. Mula-mula medium NA dengan suhu 45-500C
dituangkan pada cawa petri steril, diratakan dengan cara memutar-mutarkan
cawan setelah itu biarkan hingga dingin dan memadat. Setelah medium NA padat,
ambil 1 ose bakteri dari biakan murni pada acara 1 kemudian goreskan pada
permukaan agar selama menggores tutup cawan dibuka secukupnya. Cara
menggoreskannya yaitu awalnya cawan dibagi menjadi 4 bagian kemudian
goreskan bakteri pada permukaan agar dengan dibuat zigzag menyambung dari
cawan bagian ke-1 sampai ke cawan bagian ke-4 tidak terputus. Pada bagian
18
cawan ke-4 goresan tidak boleh mengenai bagian yang pertama. Setelah
diinkubasi selama 2 hari akan terlihat koloni bakteri berkumpul pada goresan-
goresan tersebut. Nama bakteri yang diisolasi adalah Eschericia colikoloni
berwarna putih dengan gumpalan yang aagak tebal.
Bakteri yang telah ditangkap pada suatu medium dapat dikembangbiakan dan
akan membentuk suatu penampakan berupa koloni. Koloni sel bakteri merupakan
sekelompok masa sel yang dapat dilihat dengan mata langsung. Semua sel yang
terdapat pada satu koloni tersebut dianggap progeny satu organisme yang
merupakan suatu keturunan. Menurut Suhardi (2015), isolasi bakteri merupakan
pengambilan atau memindahkan mikroba dari lingkungannya di alam dan
menumbuhkannya sebagai biakan murni dalam medium buatan. Suatu bakteri
yang telah ditumbuhkan dapat dimurnikan agar didapatkan 1 jenis bakteri saja.
Pernyataan tersebut diperkuat oleh Annisah (2015) menyatakan bahwa biakan
murni merupakan biakan yang hanya mengandung satu jenis bakteri.
Bakteri dapat diperoleh hampir disetiap tempat, misalnya: di udara,
diantara helaian rambut, disela-sela gigi, di dalam tanah dan sebagainya. Untuk
mempelajari morfologi koloni bakteri, kita perlu menangkap dan munumbuhkan
pada medium lempeng terlebih dahulu. Pada umumnya koloni bakteri yang
tertangkap pada medium lempeng ini akan tumbuh setelah lebih kurang 1x24 jam.
Bakteri yang akan kita pelajar lebih lanjut sebaikanya juga buat biakan murni
Perbedaan warna tiap koloni tersebut dikarenakan perbedaan gizi dan
kondisi lingkungan dari tempat bakteri tersebut dikembangkan. Populasi bakteri
tumbuh sangat cepat ketika mereka disertakan dengan gizi dan kondisi
lingkungan yang memungkinkan mereka untuk berkembang. Melalui
pertumbuhan ini, berbagai jenis bakteri kadang-kadang akan menghasilkan koloni
yang khas dalam penampilan. Beberapa koloni mungkin akan berwarna, ada yang
19
berbentuk lingkaran, sementara yang lain tidak teratur. Karakteristik koloni
(bentuk, ukuran, warna, dll) yang diistilahkan sebagai "koloni morfologi"khas
bagi tiap jenis bakteri.
Koloni bakteri mempunyai bermacam-macam bentuk, diantaranya adalah
berbentuk bundar, bundar dengan tepian kerang, bundar dengan tepian timbul,
keriput, konsentris, tak beraturan dan menyebar, berbenang-benang, bentuk L,
bundar dengan tepian menyebar, filliform, rizoid dan kompleks. Tepian koloni
bakteri ada yang licin, berombak, berlekuk, tak beraturan, sikat, bercabang,
seperti wol, seperti benang dan dan seperti ikat rambut. Sedangkan elevasinya ada
yang datar, timbul, cembung, seperti tombol, berbukit-bukit, tumbuh ke dalam
medium dan seperti kawah. Morfologi koloni bakteri pada praktikum ini diamati
dari bentuk adalah Tak beraturan, bundar dengan tengah timbul dan bundar
dengan tepian timbul, tepiannya Seperti wol, berombak, licin, tak beraturan,
bentuk elevasi Timbul, datar serta variasi warna cream, tidak berwarna dan putih.
Jamur
Morfologi secara harfiah berarti ‘pengetahuan tentang bentuk’ (morphas).
Morfologi jamur merupakan ilmu yang memepelajari tentang bentuk jamur dan
mencakup bagian-bagiannya. Jamur benang yang berukuran kecil dan biasanya
bersifat uniseluler dapat diamati dengan mikroskop. Mikroskop merupakan alat
bantu yang memungkinkan kita dapat mengamati obyek yang berukuran sangat
kecil. Ada dua jenis mikroskop berdasarkan pada kenampakan obyek yang
diamati, yaitu mikroskop dua dimensi (mikroskop cahaya) dan mikroskop tiga
dimensi (mikroskop stereo). Sedangkan berdasarkan sumber cahayanya,
mikroskop dibedakan menjadi mikroskop cahaya dan mikroskop elektron. Pada
praktikum ini, identifikasi jamur dilakukan dengan menggunakan mikroskop
elektrik binokuler dengan mengamati sifta-sifat morfologinya dan fisologinya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan jamur adalah faktor substrat,
kelembapan, suhu, derajat keasaman substrat (pH) dan senyawa-senyawa kimia di
lingkungannya. Substrat merupaan sumber utama nutrien bagi jamur.
20
Kelembapan dari jamur merupaka faktor yang penting bagi pertumbuhan jamur,
kelmbapann yang diperlukan oleh jamur berbeda-beda tergantung pada jenisnya.
Suhu lingkungan juga berperan penting dalam bagi pertumbuhan, berdasarkan
suhu dapat dikelompokkan menjadai psikofil, mesofil dan termofil. pH substart
sangat penting karena enzim-enzim tertentu hanya akan mengurai substrat sesuai
dengan aktivitasnya pada pH tertentu. Senyawa-senyawa kimia yang tidak
diperlukan lagi akan dikeluarkan kelingkungan sebagai bentuk dari pengamanan
terhadap organisme lain. Morfologi koloni yang diamati saat praktikum pada
jamur dari variasi bentuk dapat berupa filotorm, bundar dengan tepian menyebar
dan berbenang-benang, variasi tepian daapt berupa tak beraturan, siliat, licin,
variasi elevasi dapat berupa timbul dan datar. Sedangkan warnanya mulai dari
biru, hijau muda dan hijau tua serta putih.
VII. SIMPULAN
A. STERILISASI DAN PEMBUATAN MEDIA
1. Sterilisasi media dapat dilakukan dengan menggunakan autoclave
2. Media NA dibuat dengan memanaskan larutan dari 20 gr media NA dan
aquades 1 liter selama ±30 menit
3. Media Mueller Hinton Agar dapat dibaut dengan memanaskan 38 gr media
Mueller Hinton Agar dengan 1 liter aquades selama ±30 menit
4. Media PDA dapat dibuat dengan mealrutkan 39 gr media DPA dengan
aquades sebanyak 1000 mL selama ±30 menit
5. Mikroorganisme harus ditempatkan pada media tumbuh yang steril agar tidak
terkontaminasi.
21
pada media padat atau agar, pemindahan inokula untuk diisolasi dan
penyimpanan media ke inkubator dan pensterilan kembali alat.
2. Isolasi biakan campuran menjadi biakan murni dapat menggunakan jarum ose
3. Teknik yang digunakan dalam mengisolasi bakteri dapat menggunakan
metode zig zag, kuadrat dan metode goresan sinambung.
4. Kegunaan dilakukan isolasi bakteri adalah untuk mendapatkan biakan murni
yang hanya terdiri dalam satu spesies
5. Dalam biakan murni bakteri yang digunakan adalah Nutrien Agar Sedangkan
jamur adalah PDA.
22
MEDAN, 02 OKTOBER 2019
Nabiilah Hanafiah
Mangombar M.T. Pakpahan
4153220012
4173141039
23
DAFTAR PUSTAKA
Adams, M.R. (2000). Food Microbiology. New York: University of Surrey Guildford.
Fitri, A., ddk. (2014) Peralatan Sterilisasi dan Media Pertumbuhan Mekroba. Jurnal
Praktikum Mikrobiologi Dasar. 2(1):12-34.
Khaeruni, Andi dan Vit Neru Satrah. (2017). Penuntun Praktikum Mikrobiologi
Pangan. Kendari: Universitas Halu Oleo.
Suardani, dkk. (2014). Identifikasi E Colli 0157:H7 dari Feses Ayam dan Uji Profil
Hemolisisinya Pada Media Agar Darah. Jurnal kedokteran hewan. 8(1): 83-
92.
24
Suhardi, S.H., Koesnandar, D. K. Indriani, H. Arnaldo. (2015). Pedoman
Keselamatan Kerja di Laboratorium Mikrobiologi dan Rumah Sakit. PT.
Multazam Mitra Prima. Jurnal Biosafety. 2(1): 17-32.
25