Anda di halaman 1dari 17

PERCOBAAN III

I. JUDUL

ANGKA KAPANG DAN KHAIR (AKK)

II. TUJUAN

Untuk mengetahui cara dan prinsip pengujian Angka Kapang dan Khamir

dalam sediaan Farmasi dan produk makanan dan minuman.


III. LANDASAN TEORI

A. Uraian Tentang AKK

Istilah pertumbuhan yang di gunakan pada bakteri mengacu pada perubahan

populasi total dan bukan hanya perubahan dalam suatu organisme saja. Di tambah

pula kondisi pertumbuhan seimbang ada satu pertambahan semua konsumen

komponen seluler secara teratur. Akibatnya dapat di tentukan hanya dengan cara

mengukur jumlah berbagai komponen seluler, ( Palauzer, 2001).

Fungi ( Jamak) atau fungus ( Tunggal) adalah suatu organisme eukariotik

mempunyai ciri-ciri spesifik :

1. Mempunyai inti sel

2. Memproduksi spora

3. Tidak mempunyai klorofil sehingga tidak dapat melakukan fotosintesis

4. Dapat berkembangbiak dengan aseksual ataupun seksual

5. Beberapa mempunyai bagian-bagian tubuh terbentuk filamen dan dinding sel

yang mengandung selulosa atau kitin atau keduanya. (Fardiaz, 1992).

Fungi secara umum terbagi atas dua golongan yaitu kapang dan khamir.

Perbedaan utamanya adalah khamir bersel tunggal sedangkan kapang bersel

ganda. Kapang adalah mokroorganisme yang termasuk dalam anggota kingdom

fungi yang membentuk hifa kapang bukan merupakan kelompok taksonomi yang

resmi, sehingga anggota-anggota dari kapang tersebut kedalam filum

glomeromycota dan basiodiomycota. Kapang merupakan anggota rektum fungi (

Kerajaan jamur) yang biasanya tumbuh pada permukaan makanan yang sudah

basi atau sudah lama tidak di olah. Kapang berproduksi dengan spora. Spora
kapang terdiri dari dua jenis yaitu spora seksual dan spora aseksual. Spora

aseksual di hasilkan lebih cepat dan dalam jumlah yang lebih banyak di

bandingkan spora seksual, ( Fardiaz, 1992).

Khamir adalah mikroba bersel tunggal berbentuk bulat lonjong dan

memperbanyak diri dengan cara membentuk tunas ( Askospora), tetapi tidak

membentuk miselium. Sedangkan kapang multiseluler yang bersifat aktif karena

merupakan organisme safropit dan mampu memecah bahan-bahan organik

kompleks menjadi bahan yang lebih sederhana, ( Jawelz, 1996).

Walaupun bermacam-macam jenis fungi tampaknya susunannya berbeda,

akan tetapi pada dasarnya mempunyai persamaan. Ragi pada umunya adalah

jasad-jasad yang bersel satu. Cendawan adalah bentuk yang bercabang-cabang

yang tersusun dari banyak sel adan cendawan berdaging terdiri dari sel-sel yang

tersusun dari ujung ke ujung, bercabang-cabang dan berbenang-benang, ( Zaras

wati, 2004).

Beberapa kapang dapat langsung bersifat patogen dan menyebabkan

penyakit pada manusia dan tanaman. Ada juga yang menyebabkan infeksi

pernapasan kulit manusia. Beberapa jenis lainnya selama proses pembusukan atau

pertumbuhan pangan dapat memproduksi racun yang di kenal sebagai mikotokdin,

(Winarno,1980).

Fungi sebenarnya merupakan organisme yang menyerupai tanaman, tetapi

mempunyai beberapa perbedaan sebagai berikut ( Dwidjoseputro, 1950) :

1. Tidak mempunyai klorofil

2. Mempunyai dinding sel dengan komposisi yang berbeda


3. Berkembangbiak dengan spora.

4. Tidak mempunyai batang/ cabang, daun dan akar.

5. Bersifat multiseluler tetapi tidak mempunyai pembagian fungsi masing-masing

bagian seperti pada tanaman.

B. Uraian Tentang Jamur

Jamur atau fungi merupakan tumbuhan yang tidak memiliki klorofil

sehingga tidak mampu melakukan fotosintesa untuk memelihara sendiri

kehidupanya. Oleh karena hal ini jamur hanya bisa hidup sebagai parasit pada

organism hidup lain atua sebagai saprofit pada benda organis mati. Selanjutnya

golonagan jamur itu sedemikian luasnya sehingga pengusahannya dibidang ilmu

pengetahuan memerlikan keahlian tersendiri, bidang itu disebut mikologi. Hanya

jamur-jamur tingkat rendah yang nasuk bbidang mikrobiologi.

Baik jamur yang bersahaja maupun jamur yang tingkat tinggi tubuhnya

mempunyai cirri yang khas, yaitu berupa benang tunggal yang disebut miselium

atau berupa kumpulan berbenang – berbenang yang padat menjadi satu. Hanya

golongan ragi itu tubuhnya berupa sel-sel tunggal. Ciri kedua adalah jamur tidak

mmpunyai klorofil, sehingga hidupnya heterotrof. Sifat ini menguatkan pendapat

bahwa jamur merupakan kelanjutan bakteri didalam evolusi.

Bakteri dan jamur merupakan golongan tumbuh-tumbuhan yang tubuhnya

tidak mempunyai diferensiasi, oleh karna itu disebut tumbuhan talus (thallophyta )

, lengkapnya thallophyta yang tidak berklorofil.

Thallophyta yang tidak berklorofil dibagi atas :

1. Phylum Schizomycophyta ( bakteri )


2. Phylum Myxomycophyta ( jamur lender )

3. Phylum Eumycophyta ( jamur benar)

Jamur berbiak secara vegetative dan generative dengan berbbagai macam

spora. Macam spora yang terjadi dengan tiada perkawinan adalah :

1. Spora biasa yang terjadi karena protoplasma dalam suatu sel tertentu

berkelompok kecil, masing-masing mempunyai membrane serta inti sendiri.

Sel tempat terjadinya spora ini desebut sporangium, dan sporanya disebut

Sporangiospora.

2. Konidiospora, yaitu spora yang terjadi karena ujung suatu hifa berbelah-belah

seperti tasbih. Didalam hal ini tidak ada sporangium, tiap spora disebut

konidiospra, sedang tangkai pembawa konidia disebut konidiofor.

3. Pada beberapa spesies , bagian – bagian miselium dapat membesar serta

berdinding tebal, bagian itu merupakan alat pembiak yang disebut

klamidospora

4. Jika dibagian miselium itu tidak menjadi lebih besar dari pada aslinya maka

bagian- bagian itu disebut atrospora,oidospora

C. Uraian Tentang Jamur

1. Ciri-ciri jamur

- Kelompok organism eukariotik

- Kebanyakan multiseluler namun ada yang yang uniseluler

- Ciri khas yaitu talusnya berupa banang berupa banang hifa yang membentu

miselium
- Memperoleh makanan dengan cara menyerap zat organic secara langsung

(bersifat heterotrof)

- Dinding selnya terdiri dari zat kitin

- Tidak memiliki klorofil

- Habitat fuginya yaitu di darat dan ditempat lembut

2. Jenis-jenis jamur

a. Kapang

- Rhizopus

- Aspergillus

- Penicillum

b. Khamir

- Saccharomyces carvisiae

- Candida albicans

D. Manfaat Jamur Dalam Bidang Farmasi

Jamur juga memiliki peran yang besar dibidan industry farmasi. Walaupun

sebagian besar jamur bersifat racun, tetapi ada juga jamur yang bisa digunakan

sebagai obat. Salah satunya adalah Ganoderma yang diyakini dapat

menyembuhkan segala macam penyakit. Ekstrak miselium gonoderma yang

berhasiat anti tumor juga diyakini dapat menghambat infeksi HIV pada sel – sel

manusia yang dibiarkan.


IV. ALAT DAN BAHAN

A. Alat yang digunakan yaitu :

a. Autoklaf

b. Batang pengaduk

c. Cawan petri

d. Erlenmeyer

e. Gelas ukur

f. Inkubator

g. LAF (Laminar air flow)

h. Oven

i. Lampu spiritus

j. Magnetic stirer

k. Oven

l. Rak Tabung

m. Sendok tanduk

n. Spoit 1 cc, 10 cc, 20 cc

o. Tabung reaksi

p. Timbangan digital

B. Bahan yang digunakan

a. Aquadest

b. Alkohol 70%

c. Kapas

d. Kasa
e. Kloramfenikol

f. Kue tepung beras ketan

g. NaCl 0,9 %

h. PDA (Potato Dextrose Agar)

i. Tissue
V. PROSEDUR KERJA

A. Sterilisasi

1. Sterilisasi Basah

a. Dibuka tutup autoclaf serta penyaringannya, lalu diisi dengan

aquadest sampai tanda batas

b. Kemudian dimasukkan penyaringnya, lalu dibungkus alat – alat

menggunakan kertas, kemudia dimasukka kedalam autoclaf.

c. Ditutup rapat autoclaf lalu dikunci rapat

d. Dibuka saluran udara dan ditunggu hingga udara keluar

e. Disambungkan pada aliran listrik

f. Ditunggu hingga suhu mencapai 121oC setelah itu dihitung waktunya

selama 15 menit.

g. Dibuka tutup autoclaf, lalu dikeluarkan alat – alat yang telah

disterilkan.

2. Sterilisasi kering

a. Dibersihkan semua alat dan dibungkus dengan kertas

b. Dimasukkan dalam oven dengan suhu 140 oC samapi 160o C selama 3

jam

c. Dikeluarkan semua alat yang telah disterilkan


B. Prosedur Kerja Angka Kapang dan Khamir

1. Ditimbang sampel sebanyak 10 gram

2. Dimasukkan kedalam erlemeyer steril

3. Ditambahkan 10 ml LB atau NaCl 0,9 %, dihomogenkan hinggga

diperoleh pengancean 10-1.

4. Disisapkan 3 buah tabung reaksi yang masing-masing telah berisi 9 ml

PDA atau NaCl 0,9 %.

5. Dipipet 1 ml pengenceran 10-1 kedalam tabung reaksi yang telah berisi

PDA atau NaCl 0,9 %, dikocok hingga homogeny dan diperoleh

pengenceran 10-2.

6. Dilakukan pengenceran ulang hingga terbentuk pengencera 10-4.

7. Disiapkan cawan petri masing-masing dua untuk setiap pengenceran.

8. Dipipet masing-masing 20 ml PDA + kloramfenikol setiap pengenceran

kedalam cawan petri, di biarkan hingga memadat.

9. Dipipet masing-masing 0,5 ml sampel setiap pengenceran kedalam cawan

petri yang telah berisi media PDA + kloramfenikol.

10. Digoyangkan sedemikian rupa hingga sampel tersebar merata.

11. Dilakukan uji blanko utuk mengetahui sterilisasi media.

12. Diinkubasi pada suhu 20oc-25oc selama 3-5 hari

13. Diamati dan dihitung jumlah jamur yang tumbuh.


VI. HASIL PENGAMATAN
A. HASIL

1. Data Tabel Pengamatan

Jumla Koloni

Hari/tgl Sampel (Koloni/Gram) Batas Maksimum


Cemaran SNI
10-1 10-2 10-3 10-4

Kue tepung < 1 × 10-4


1 5 2 5
Kamis beras ketan 𝐾𝑂𝐿𝑂𝑁𝐼⁄
𝑔𝑟𝑎𝑚

13/09/2016 Kue tepung


5 10 2 4
beras ketan

2. Perhitungan koloni
1+5
a. 10-1 = × 10-1
2

6 1
=2 × 10

= 3 × 10-1

= 30 koloni/gram

5 ×10
b. 10-2 = 2
× 10-2

15
= × 10-2
2

= 7,5 koloni/gram
2+2
c. 10-3 = × 10-3
2

4
= × 10-3
2

= 2 × 10-3
= 200 koloni/gram

5+4
d. 10-4 = × 10-4
2

9
= × 10-3
2

= 4,5 × 10-3

= 45.000 koloni/gram
VII. PEMBAHASAN

Angka kapang khamir atau AKK adalah salah satu prosedur menghitung

koloni jamur dalam percobaan ini sampel yang digunakan adalah “Kue tepung

beras”.

Angka kapang khamir dilaksanakan untuk menghitung jumlah jamur yang

tumbuh pada media setelah diinkubasi selama 5 hari pada suhu 20oC -25oC dan

dari pengamatan kami dapat menghitung jumlah koloni seperti pada angka angka

kapang khamir ini, yaitu tiap sampel atau mengalami penurunan pada masing –

masing pengenceran bertingkat, semua prosedur pengerjaan praktikum dilakukan

dengan teknik aseptik baik pada alat – alat yang digunakan maupun pada bahan –

bahan yang akan dipakai pada saat praktikum.

Setiap praktikum alat – alat dan media yang akan digunakan terlebih dahulu

disterilkan dengan menggunakan autoclaf pada suhu 121oC dengan waktu selama

15 menit. Tujuan untuk mencegah adanya kontaminasi biakan murni dari

mikroorganisme luar yang terdapat pada udara.

Pada praktikum angka kapang khamir ini, menggunakan media PDA yang

dicampur dengan kloramfenikol yang dimaksudkan untuk mencegah atau

menghambat pertumbuhan bakteri karena yang dibiakkan adalah jamur. Media

PDA yang telah disterilkan terlebih dahulu diencerkan.

Sampel yang digunakan pada praktikum ini adalah “Kue tepung beras” Pada

pengerjaannya terlebih dahulu disterilkan semua alat dan media untuk mencegah

adanya mikroorganisme pada alat dan media. Lalu disiapkan tabung reaksi yang

berisi NaCl yang berguna untuk menjaga kehidupan mikroorganisme karena


cairan NaCl adalah cairan tubuh dan untuk mencegah terjadinya reaksi kimia

antara pelarut dengan mikroorganisme karena jika terjadi reaksi dapat

mempengaruhi pengujian.

Setelah itu dipipet 1 mL pengenceran 10-1 kesuspensi pengenceran 10-2

hingga suspensi pengenceran akhir. Setelah itu dipipet 1 mL dari setiap

pengenceran kedalam cawan petri yang telah berisi 15 mL media PDA +

kloramfenikol. Alasan penambahan kloramfenikol adalah untuk mencegah

tumbuhnya mikroorganisme lain seperti bakteri. Setelah itu diinkubasi pada suhu

20oC - 25oC setelah diinkubasi pada suhu tersebut dilakukan pengamatan dan

hitung jumlah koloni yang tumbuh.

Pada pengamatan diperoleh jumlah koloni pada suspensi 10-1 yaitu 5 pada

cawan petri A dan pada cawan petri B. Pada suspensipengenceran 10-3 yaitu 10

koloni dari kedua cawan petri. Pada suspensi pengenceran 10-4 yaitu 2 koloni dari

kedua cawan petri.

Pada praktikum angka kapang khamir ini jamur yang tumbuh pada cawan

petri sesuai dengan suspensi pengenceran yaitu semakin tinggi suspensi

pengenceran maka akan semakin sedikit jumlah kapang dan khamir yang tumbuh.

Pada praktikum angka kapang khamir ini digunakan Aqua Pro Injeksi (API)

sebagai pelarut dan merupakan nutrisi bagi pertumbuhan mikroba.

Nilai AKK? Bandingkan dengan SNI???


VIII. KESIMPULAN

Pada praktikum ini dapat di simpulkan bahwa terdapat jamur pada semua

cawan petri dan sesuai dengan tingkat suspensi pengenceran. Akan tetapi terjadi

kesalahan pada kontrol (-) yaitu seharusnya tidak di tumbuhi atau tidak terdapat

jamur tapi ternyata ada di temukan jamur.


DAFTAR PUSTAKA

Darsono, Valentinus. 1995. Pengantar Ilmu Lingkungan. Jogjakarta: Universitas


Atmajaya

Irianto, Koes. 2006. Mikro Biologi Jilid 1. Bandung: Irama Widiya

Kimball, John. 1999. Biologi Jilid 3. Jakarta: Erlangga

Sinaga, Meity. 1993. Jamur Merang dan Budidayanya. Jakarta : Swadaya

Soemarto, Sri Sabani. 1978. Biologi Umum. Jakarta : Djambatan

Tim Penulis Biologi. 2003. Biologi SMU Kelas 1. Bandung : PT. Remaja
Rosdakaria
SKEMA KERJA

10-1 dipipet 1 mL 1mL 1mL 1mL

10 gram sampel + API 10-2 10-3 10-4 10-5

berisi 9 mL Na Fisiolgi

Dipipet 2 mL Di pipet 0,5 mL

10-2 10-3 10-4 10-5

Diinkubasi selama 5 hari pada

suhu 35-37°

PDA + Klorampenikol

Anda mungkin juga menyukai