Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

PRAKTIKUM V
UJI CEMARAN MIKROBIA

Oleh:
A2A / Kelompok 4
1. Ni Putu Rusi Damayani (171200151/A2A)
2. Ni Putu Sintya Dewi (171200152/A2A)
3. Nyoman Adhi Krisnanda (171200153/A2A)
4. Nyoman Andilia Krisdhina (171200154/A2A)
5. Pande Galang Ayu Lestari (171200155/A2A)
6. Putu Risma Riantini (171200156/A2A)
7. Putu Rista Meliana Ayu Sangging (171200157/A2A)
8. Si Luh Ayu Nyoman Shinta Pradewi (171200158/A2A)
9. Sindy Astika Damayanti (171200159/A2A)

PROGRAM STUDI FARMASI KLINIS


INSTITUT ILMU KESEHATAN
MEDIKAPERSADA BALI
DENPASAR
2019
PRAKTIKUM V
UJI CEMARAN MIKROBIA

I. TUJUAN
1. Menghitung jumlah mikroba aerob yang terdapat dalam sampel
2. Menguji bahwa sampel yang diuji tidak boleh mengandung mikroba melebihi batas yang
ditetapkan karena berbahaya bagi kesehatan manusia

II. DASAR TEORI


Khamir yang lebih besar daripada kebanyakan bakteri timbul apabila organism hidup
sebagai parasit atau pathogen dalam jaringan, sedangkan dalam bentuk kapang apabila
organism tersebut merupakan saprofit dalam tanah atau dalam medium laboratorium
(Tortora, 2010).
Khamir itu bersifat fakultatif; artinya, mereka dapat hidup baik dalam keadaan
aerobik maupun keadaan anaerobik.Kapang adalah mikroorganisme aerobic sejati.
Cendawan dapat hidup dalam kisaran suhu yang luas, dengan suhu optimum kebanyakan
spesies saprofitik dari 22 sampai 30°C; spesies patogenik mempunyai suhu optimum lebih
tinggi, biasanya 30-37°C. Beberapa cendawan akan tumbuh pada atau mendekati 0°C dan
dengan demikian dapat menyebabkan kerusakan pada daging atau sayur-sayuran dalam
penyimpanan dingin. Cendawan mampu memanfaatkan berbagai bahan untuk
gizinya.Sekalipun demikian, mereka itu heterotrof (Pelczar, 2008).
Pertumbuhan bakteri dapat diukur dengan beberapa cara, yaitu dengan menghitung
jumah sel dan dengan mngukur massa total populasi, yang biasanya sebanding dengan
jumlah sel. Jumlah populasi biasanya dihitung sebagai jumlah sel dalam 1 ml cairan per 1
mg materi padat. Dengan membuat seri pengenceran, kita dapat memperkirakan jumlah
bakteri dalam sampel (Radji, 2010).
Untuk pengujian dilakukan dengan cara :
1. Uji Angka Kapang/ Khamir Total (AKK)
Pada pengujian ini akan diketahui seberapa besar cemaran kapang/ khamir pada
sediaan. Caranya dengan menghitung koloni kapang/ khamir pada serial pengenceran
sampel sediaan. Hasil pengujian akan dibandingkan dengan standar uji cemaran mikroba
SNI 19-2897-1992 (Soediono, 2007).
AKK adalah jumlah koloni kapang dan khamir yang tumbuh dari cuplikan yang
dinokulasikan pada media yang sesuai setelah inkubasi selama 3-5 hari dalam suhu 20-2s C.
Tujuan dilakukannya uji AKK adalah memberikan jaminan bahwa sediaan obat tradisional
tidak mengandung cemaran fungi melcbihi batas yang ditetapkan karena mempengaruhi
stabilitas dan aflatoksin yang berbahaya bagi kesehatan. Prinsip uji AKK yaitu pertumbuhan
kapang/khamir setelah cuplikan dinokulasikan pada media yang sesuai dan diinkubasi pada
suhu 20-25°C dan diamati mulai hari ketiga sampai hari kelima. Media yang digunakan
tadalah Saboraud Dextrose Agar (SDA) atau Potato Dextrose Agar (PDA), Setelah
dinkubasi, kemudian dhitung koloni yang tumbuh dengan colony counter (Radji, 2010) dan
dinyatakan dalam koloni/ml (DepKes RI, 2000)

Khamir atau yeast adalah kelompok fungi uniseluler yang bersifat mikroskopik. Ada
beberapa genus khamir yang dapat membentuk miselium dengan percabangan. Khamir
dapat bersifat patogen pada manusia dan binatang bersel satu. Khamir tersebar di alam,
tetapi tidak seluas daerah penyebaran bakteri. Pada umumnya khamir mempunyai ukuran
sel-sel yang lebih besar diandingkan bakteri. Ukuran Khamir sekitar 1-5 mikron lebar dan
panjangnya sekitar 5-30 mikron (Tarigan, 1988). Khamir tidak mempunyai flagel dan
organel lain untuk melakukan pergerakan. Beberapa bentuk khanir yaitu bulat, elips atau
bulat telur dan batang. Khamir bersifat fakultatif artinya khamir dapat hidup dalam keadaan
aerob maupun anaerob (Pratiwi, 2008). Pertumbuhan khamir mula-mula akan berwarna
putih, tetapi jika spora telah timbul akan terbentuk berbagai warna tergantung dari jenis
kapang (Radji, 2010).
Kapang adalah fungi multiseluler yang mempunyai filamen. Filamen merupakan ciri
khas morfologi kapang yang membedakan dengan khamir. Dengan adanya filamen, maka
penampakan koloni kapang tersebut seperti kapas. Pertumbuhannya mula-mula berwarna
putih, tetapi jika spora telah timbul akan membentuk berbagai warna tergantung dari jenis
kapang. Kapang membentuk miselium dan me beberapa filamen yang membentuk hifa. Hifa
mempunyai 2 struktur, yaitu bersepta dan tidak bersepta. Septa ini menyekat sel, sehingga
filamen yang panjang ini terlihat sebagai rantai sel (Lay, 1994)
Petumbuhan kapang pada bahan makanan maupun bahan baku obat tradisional dapat
mengurangi kualitas makanan atau obat tradisional karena kapang menghasilkan toksin yang
berbahaya bagi tubuh manusia. Secara umum, kapang banyak dijumpai ditanah. Kapang
dapat menembus sel-sel akar tumbuhan dan hifa, kapang dapat juga berkumpul kedalam
selubung mengelilingi akar-akar, sehingga pada saat pemanenan, fiungi yang telah
menembus sel-sel akar akan tetap menempel pada bahan hingga proses pengeringan
(Tjitrisono, 1986)

2. Uji Angka Lempeng Total (ALT)


Pada pengujian ini akan diketahui seberapa besar cemaran bakteri pada sediaan.
Caranya dengan menghitung koloni bakteri pada serial pengenceran sampel sediaan. Setiap
sediaan menyaratkan batas angka bakteri dan kapang/ khamir tertentu yang masih dianggap
aman untuk dikonsumsi, yaitu < 104 koloni per ml untuk kapang/ khamir dan 106 koloni per
ml untuk bakteri. Hasil pengujian ini akan dibandingkan dengan standar uji cemaran
mikroba SNI 19-2897-1992 (Soediono, 2007).
Metode kuantitatif digunakan untuk mengetahui jumlah mikroba yang ada pada
suatu sampel, umumnya dikenal dengan Angka Lempeng Total (ALT). Uji ALT merupakan
metode untuk menghitung angka cemaran bakteri aerob mesofil yang terdapat dalam sampel
dengan metode cara tuang (pour plate) pada media padat dan diinkubasi selama 24-48 jam
pada suhu 35-45°C dengan posisi dibalik. Menurut Cappucino (2008) dipilih suhu antara 35-
45'c karena pada suhu ini bakteri acrob mesofilik dapat tumbuh baik. Cara yang digunakan
antara lain dengan cara tuang, cara tetes dan cara sebar. Prinsip pengujian ini yaitu
pertumbuhan koloni bakteri aerob mesofil setelah cuplikan diinokufasikan pada media
lempeng agar dengan cara tuang dan dinkubasi pada suhu yang sesuai.
Apabila bakteri tersebut mengkotaminasi minuman atau makanan kemudian
termakan, maka dapat menimbulkan infeksi. Bakteri menghasilkan dua jenis toksin yaitu
endotoksin dan eksotoksin. Endotoksin dapat menimbulkan reaksi demam sedangkan
eksotoksin tidak, namun eksotoksin bersifat sangat toksik dan dapat menimbulkan kematian
(Radji, 2010). Patogenesis merupakan kemampuan dari suatu organisme untuk
menyebabkan penyakit mulai dari mikroorganisme masuk dalam sel hospes dan berkembang
biak. Kemampuan mikroorganisme dalam menimbulkan penyakit ini dipengaruhi dari
sistem imun hospes yang sedang terganggu serta faktor virulensi dari mikroorganisme
tersebut (Radji, 2011).

Dalam perhitungan jumlah mikroba, sel-sel hidup dan mati juga dipergitungkan.
Suatu sel yang hidup dapat diartikan sebagai satu sel yang mampu membelah diri dan dapat
menghasilkan individu yang baru. Cara yang digunakan untuk menghitung sel-sel yang
hidup adalah dengan menentukan jumlah sel-sel dalam sampel yang mampu membentuk
koloni pada media agar yang sesuai. Oleh karena itu, perhitungan jumlah koloni sel-sel
hidup ini sering dinamakan “Plate Count” atau perhitungan koloni (colony count).
Ada 2 cara melakukan suatu plate count, yaitu :

 Metode Sebaran
 Metode Taburan (Brooks,2004).

III. ALAT DAN BAHAN


1. Media Plate Count Agar (PCA) untuk uji ALT
2. Media Potato Dextrrose Agar (PDA) untuk uji AKK
3. Aquadest
4. Buffered Pepton Water (BPW)
5. Kloramfenikol 100 mg/liter media
6. Sampel uji (dalam bentuk cair)
7. Aquades
8. Mikropipet
9. Alat alat gelas dan cawan petri
10. Vortex mixer
11. Colony counter

IV. SKEMA KERJA


4.1. Uji Angka Lempeng Total (ALT)

Sampel disiapkan dan dibuka secara aseptis di dekat lampu bunsen yang menyala.

Pembuatan Buffered Pepton Water (hitung dan lihat cara pembuatan ada kemasan)

Secara aseptis diambil sebanyak 1 ml sampel lalu dilarutkan ke dalam labu ukur 10
ml, lalu ditambahkan 9 ml BPW dan dihomogenkan hingga diperoleh pengenceran
10-1

Pembuatan media Plate Count agar (hitung dan lihat cara pembuatan media pada
kemasan)

Pengenceran sampel untuk uji ALT mengikuti cara berikut. Sebanyak 4 buah
tabung reaksi disiapkan, masing-masing telah diisi dengan 9 ml pengencer BPW
secara aseptis. Sebanyak 1 ml pengenceran 10-1 dari hasil homogenisasi pada
penyiapan sampel diambil dan dimasukkan ke dalam tabung pertama yang telah
diisi 9 ml BPW hingga diperoleh pengenceran 10-2 (homogenisasi dengan
vortex). Selanjutnya dengan cara yang sama dibuat hingga pengenceran 10-4.
Disiapkan cawan petri sebanyak 10 buah dituangkan sebanyak 15 ml media PCA ke
masing masing cawan petri.. Dari tiap pengenceran dipipet 1 ml suspensi ke dalam
cawan petri steril secara duplo.. Cawan petri digoyang dengan hati-hati agar sampel
tersebar merata.
Kontrol sterilitas media dilakukan dengan cara menuangkan 15 mL media PCA
dalam cawan petri dan biarkan memadat.

Kontrol sterilitas pengencer dilakukan dengan cara menuangkan 1 ml pengencer


BPW lalu ke dalam 15 mL media PCA lalu dibiarkan memadat.

Seluruh cawan petri diinkubasi terbalik pada suhu 350C selama 24 - 48 jam. Jumlah
koloni yang tumbuh diamati dan dihitung.

Dipilih cawan petri dari satu pengenceran yang menunjukkan jumlah koloni
antara 30-300 koloni
Perhitungan Angka Lempeng total dalam 1 ml contoh dengan mengkalikan jumlah
rata-rata koloni pada cawan dengan faktor pengenceran yang digunakan (Lampiran)

4.2. Uji Angka Kapang Khamir (AKK)

Sampel disiapkan dan dibuka secara aseptis di dekat lampu bunsen yang menyala.

Secara aseptis diambil sebanyak 1 ml sampel lalu dilarutkan ke dalam labu ukur 10
ml, lalu ditambahkan 9 ml Aquadest dan dihomogenkan hingga diperoleh
Pengenceran10sampel
pengenceran -1 untuk uji ALT mengikuti cara berikut. Sebanyak 4 buah
tabung reaksi disiapkan, masing-masing telah diisi dengan 9 ml pengencer
aquadest secara aseptis. Sebanyak 1 ml pengenceran 10-1 dari hasil homogenisasi
pada penyiapan sampel diambil dan dimasukkan ke dalam tabung pertama yang
telah diisi 9 ml aquadest hingga diperoleh pengenceran 10-2 (homogenisasi
dengan vortex). Selanjutnya dengan cara yang sama dibuat hingga pengenceran
10-4.
Pembuatan media Potato Dextrose Agar (hitung dan lihat cara pembuatan media
pada kemasan)

Disiapkan cawan petri sebanyak 10 buah dituangkan sebanyak 15 ml media PDA


ke masing masing cawan petri yang sebelumnya telah ditambahkan 1 mL
kloramfenikol. Dari masing-masing pengenceran dipipet 1 ml ke dalam cawan
petri steril secara duplo dengan metode pour plate lalu digoyangkan hingga
campuran tersebut tercamour secara merata.

Setelah agar membeku, cawan petri dibalik dan diinkubasikan pada suhu 250C atau
pada suhu kamar selama 5 hari. Pengamatan dilakukan setiap hari sampai hari ke-5.
Koloni kapang dan khamir dihitung setelah 5 hari.
Kontrol sterilitas media dilakukan dengan menuangkan media 15 mL PDA dalam
cawan petri dan dibiarkan memadat.

Kontrol sterilitas pengencer dilakukan dengan cara menuangkan 15 mL media PDA


dan 1 ml pengencer (PDF) lalu dibiarkan memadat.

Dipilih cawan petri dari satu pengenceran yang menunjukkan jumlah koloni antara
10-150 koloni.

Perhitungan Angka Kapang dan Khamir total dalam 1 ml contoh dengan


mengkalikan jumlah rata-rata koloni pada cawan dengan faktor pengenceran yang
digunakan (Lampiran)
V. LEMBAR PENGAMATAN
5.1. UJI ANGKA LEMPENG TOTAL
PETRI UJI Gambar Hasil Pembahasan Hasil
Kontrol Sterilitas
Media

Kontrol Sterilisitas
Pengencer

*Pengenceran 10-1
*Pengenceran 10-2

*Pengenceran 10-3

*Pengenceran 10-4

*Pengenceran 10-5

*Dipilih cawan petri dengan jumlah koloni 30-300 untuk perhitungan ALT

5.2. UJI ANGKA KAPANG KHAMIR


PETRI UJI Gambar Hasil hari ke - 4 Pembahasan Hasil
Kontrol Sterilitas Terdapat 17 koloni
Media bakteri
Kontrol Sterilisitas Terdapat 11 koloni bakteri
Pengencer

*Pengenceran 10-1 Terdapat 19 koloni bakteri

*Pengenceran 10-2 Terdapat 1 pertumbuhan


jamur
*Pengenceran 10-3 Terdapat 14 koloni
bakteriyang
terkontaminsasi oleh
jamur

*Pengenceran 10-4 Terdapat 1 koloni jamur

*Pengenceran 10-5 Terdapat 1 pertumbuhan


jamur
PETRI UJI Gambar Hasil hari ke - 5 Pembahasan Hasil
Kontrol Sterilitas Terdapat 20 koloni
Media mikrobakteri yang
terkontaminasi oleh jamur
Kontrol Sterilisitas Terdapat 19 koloni bakteri
Pengencer yang terkontaminasi oleh
jamur

*Pengenceran 10-1 Terdapat 11 koloni jamur

*Pengenceran 10-2 Terdapat 1 koloni jamur


*Pengenceran 10-3 Terdapat 3 koloni jamur

*Pengenceran 10-4 Terdapat 1 koloni jamur

*Pengenceran 10-5 Terdapat 1 koloni jamur


VI. PEMBAHASAN
Pada praktikum ini dilakukan uji cemaran mikroorganisme dan fungi. Bertujuan untuk

DAFTAR PUSTAKA

Brooks, G.F., 2004, Jawetz, Melnick, & Adelberg’s Medical Microbiology, 23rd edition, The
McGraw-Hill, USA, pp. 170, 173.
Pelczar, M. J., dkk., 2008, Dasar-dasar Mikrobiologi, UI Press, Jakarta, pp. 198.
Radji, M., 2010, Buku Ajar Mikrobiologi, EGC, Jakarta, pp. 56, 68.
Soediono, 2007, Prinsip-prinsip Mikrobiologi, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, pp. 43-45.
Tortora, G., 2010, Microbiology an Introduction, edisi 10, Benjamin Cummings, USA, pp. 144.

Anda mungkin juga menyukai