PRAKTIKUM V
UJI CEMARAN MIKROBIA
Oleh:
A2A / Kelompok 4
1. Ni Putu Rusi Damayani (171200151/A2A)
2. Ni Putu Sintya Dewi (171200152/A2A)
3. Nyoman Adhi Krisnanda (171200153/A2A)
4. Nyoman Andilia Krisdhina (171200154/A2A)
5. Pande Galang Ayu Lestari (171200155/A2A)
6. Putu Risma Riantini (171200156/A2A)
7. Putu Rista Meliana Ayu Sangging (171200157/A2A)
8. Si Luh Ayu Nyoman Shinta Pradewi (171200158/A2A)
9. Sindy Astika Damayanti (171200159/A2A)
I. TUJUAN
1. Menghitung jumlah mikroba aerob yang terdapat dalam sampel
2. Menguji bahwa sampel yang diuji tidak boleh mengandung mikroba melebihi batas yang
ditetapkan karena berbahaya bagi kesehatan manusia
Khamir atau yeast adalah kelompok fungi uniseluler yang bersifat mikroskopik. Ada
beberapa genus khamir yang dapat membentuk miselium dengan percabangan. Khamir
dapat bersifat patogen pada manusia dan binatang bersel satu. Khamir tersebar di alam,
tetapi tidak seluas daerah penyebaran bakteri. Pada umumnya khamir mempunyai ukuran
sel-sel yang lebih besar diandingkan bakteri. Ukuran Khamir sekitar 1-5 mikron lebar dan
panjangnya sekitar 5-30 mikron (Tarigan, 1988). Khamir tidak mempunyai flagel dan
organel lain untuk melakukan pergerakan. Beberapa bentuk khanir yaitu bulat, elips atau
bulat telur dan batang. Khamir bersifat fakultatif artinya khamir dapat hidup dalam keadaan
aerob maupun anaerob (Pratiwi, 2008). Pertumbuhan khamir mula-mula akan berwarna
putih, tetapi jika spora telah timbul akan terbentuk berbagai warna tergantung dari jenis
kapang (Radji, 2010).
Kapang adalah fungi multiseluler yang mempunyai filamen. Filamen merupakan ciri
khas morfologi kapang yang membedakan dengan khamir. Dengan adanya filamen, maka
penampakan koloni kapang tersebut seperti kapas. Pertumbuhannya mula-mula berwarna
putih, tetapi jika spora telah timbul akan membentuk berbagai warna tergantung dari jenis
kapang. Kapang membentuk miselium dan me beberapa filamen yang membentuk hifa. Hifa
mempunyai 2 struktur, yaitu bersepta dan tidak bersepta. Septa ini menyekat sel, sehingga
filamen yang panjang ini terlihat sebagai rantai sel (Lay, 1994)
Petumbuhan kapang pada bahan makanan maupun bahan baku obat tradisional dapat
mengurangi kualitas makanan atau obat tradisional karena kapang menghasilkan toksin yang
berbahaya bagi tubuh manusia. Secara umum, kapang banyak dijumpai ditanah. Kapang
dapat menembus sel-sel akar tumbuhan dan hifa, kapang dapat juga berkumpul kedalam
selubung mengelilingi akar-akar, sehingga pada saat pemanenan, fiungi yang telah
menembus sel-sel akar akan tetap menempel pada bahan hingga proses pengeringan
(Tjitrisono, 1986)
Dalam perhitungan jumlah mikroba, sel-sel hidup dan mati juga dipergitungkan.
Suatu sel yang hidup dapat diartikan sebagai satu sel yang mampu membelah diri dan dapat
menghasilkan individu yang baru. Cara yang digunakan untuk menghitung sel-sel yang
hidup adalah dengan menentukan jumlah sel-sel dalam sampel yang mampu membentuk
koloni pada media agar yang sesuai. Oleh karena itu, perhitungan jumlah koloni sel-sel
hidup ini sering dinamakan “Plate Count” atau perhitungan koloni (colony count).
Ada 2 cara melakukan suatu plate count, yaitu :
Metode Sebaran
Metode Taburan (Brooks,2004).
Sampel disiapkan dan dibuka secara aseptis di dekat lampu bunsen yang menyala.
Pembuatan Buffered Pepton Water (hitung dan lihat cara pembuatan ada kemasan)
Secara aseptis diambil sebanyak 1 ml sampel lalu dilarutkan ke dalam labu ukur 10
ml, lalu ditambahkan 9 ml BPW dan dihomogenkan hingga diperoleh pengenceran
10-1
Pembuatan media Plate Count agar (hitung dan lihat cara pembuatan media pada
kemasan)
Pengenceran sampel untuk uji ALT mengikuti cara berikut. Sebanyak 4 buah
tabung reaksi disiapkan, masing-masing telah diisi dengan 9 ml pengencer BPW
secara aseptis. Sebanyak 1 ml pengenceran 10-1 dari hasil homogenisasi pada
penyiapan sampel diambil dan dimasukkan ke dalam tabung pertama yang telah
diisi 9 ml BPW hingga diperoleh pengenceran 10-2 (homogenisasi dengan
vortex). Selanjutnya dengan cara yang sama dibuat hingga pengenceran 10-4.
Disiapkan cawan petri sebanyak 10 buah dituangkan sebanyak 15 ml media PCA ke
masing masing cawan petri.. Dari tiap pengenceran dipipet 1 ml suspensi ke dalam
cawan petri steril secara duplo.. Cawan petri digoyang dengan hati-hati agar sampel
tersebar merata.
Kontrol sterilitas media dilakukan dengan cara menuangkan 15 mL media PCA
dalam cawan petri dan biarkan memadat.
Seluruh cawan petri diinkubasi terbalik pada suhu 350C selama 24 - 48 jam. Jumlah
koloni yang tumbuh diamati dan dihitung.
Dipilih cawan petri dari satu pengenceran yang menunjukkan jumlah koloni
antara 30-300 koloni
Perhitungan Angka Lempeng total dalam 1 ml contoh dengan mengkalikan jumlah
rata-rata koloni pada cawan dengan faktor pengenceran yang digunakan (Lampiran)
Sampel disiapkan dan dibuka secara aseptis di dekat lampu bunsen yang menyala.
Secara aseptis diambil sebanyak 1 ml sampel lalu dilarutkan ke dalam labu ukur 10
ml, lalu ditambahkan 9 ml Aquadest dan dihomogenkan hingga diperoleh
Pengenceran10sampel
pengenceran -1 untuk uji ALT mengikuti cara berikut. Sebanyak 4 buah
tabung reaksi disiapkan, masing-masing telah diisi dengan 9 ml pengencer
aquadest secara aseptis. Sebanyak 1 ml pengenceran 10-1 dari hasil homogenisasi
pada penyiapan sampel diambil dan dimasukkan ke dalam tabung pertama yang
telah diisi 9 ml aquadest hingga diperoleh pengenceran 10-2 (homogenisasi
dengan vortex). Selanjutnya dengan cara yang sama dibuat hingga pengenceran
10-4.
Pembuatan media Potato Dextrose Agar (hitung dan lihat cara pembuatan media
pada kemasan)
Setelah agar membeku, cawan petri dibalik dan diinkubasikan pada suhu 250C atau
pada suhu kamar selama 5 hari. Pengamatan dilakukan setiap hari sampai hari ke-5.
Koloni kapang dan khamir dihitung setelah 5 hari.
Kontrol sterilitas media dilakukan dengan menuangkan media 15 mL PDA dalam
cawan petri dan dibiarkan memadat.
Dipilih cawan petri dari satu pengenceran yang menunjukkan jumlah koloni antara
10-150 koloni.
Kontrol Sterilisitas
Pengencer
*Pengenceran 10-1
*Pengenceran 10-2
*Pengenceran 10-3
*Pengenceran 10-4
*Pengenceran 10-5
*Dipilih cawan petri dengan jumlah koloni 30-300 untuk perhitungan ALT
DAFTAR PUSTAKA
Brooks, G.F., 2004, Jawetz, Melnick, & Adelberg’s Medical Microbiology, 23rd edition, The
McGraw-Hill, USA, pp. 170, 173.
Pelczar, M. J., dkk., 2008, Dasar-dasar Mikrobiologi, UI Press, Jakarta, pp. 198.
Radji, M., 2010, Buku Ajar Mikrobiologi, EGC, Jakarta, pp. 56, 68.
Soediono, 2007, Prinsip-prinsip Mikrobiologi, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, pp. 43-45.
Tortora, G., 2010, Microbiology an Introduction, edisi 10, Benjamin Cummings, USA, pp. 144.