PERCOBAAN 5
CEMARAN MIKROBA
Disusun Oleh:
Nama : Zahra Zerlina (10060317043)
Ghina Zulia R (10060317044)
Bella Khofila A (10060317045)
Gina Aulia (10060317046)
Silvi Adella M (10060317047)
Shift/Kelompok : B/I
Tanggal Praktikum : 11 Desember 2018
Tanggal Laporan : 18 Desember 2018
Asisten : Nabila Nurul Fitri., S.Farm.
Alat Bahan
Pipet ukur 1 ml
IV. Prosedur
Media dicairkan lalu didiamkan hingga bersuhu 45-50ᵒC. pengenceran sampel
dibuat dengan tingkat pengenceran 10-1, 10-2, 10-3, 10-4 dengan aquadest steril.
Kemudian 10 cawan petri disiapkan dan diberi tanda, pada cawan petri 1-5 untuk
media NA dengan 4 tingkat pengenceran dan 1 media kontrol. Pada cawan petri 6-
10 untuk media SDA dengan 4 tingkat pengenceran dan 1 media kontrol. Kemudian
1 ml sampel dimasukan ke tiap tiap cawan petri sesuai tingkat pengenceran.
Kemudian, 20 ml media agar dimasukan ke cawan petri berisi sampel, lalu
goyangkan cawan petri 5 kali searah jarum jam dan 5 kali berlawanan arah jarum
jam. Media dibiarkan memadat lalu kemudian diinkubasikan pada suhu yang sesuai
yaitu 35oC selama 2 hari pada media NA dan 20oC selama 6 hari pada media SDA.
Kemudian diamati pertumbuhan bakteri, kapang dan khamir. Setelah itu dihitung
ALT, dan angka kapang dan khamir.
V. Data Pengamatan
Nutrient
agar media
kontrol
Nutrient
agar 10-1
Nutrient
agar 10-3
Nutrient
agar 10-4
SDA 10-1
SDA 10-2
SDA 10-4
Kelompok 1 1 0 0 0
Kelompok 2 0 2 7 2
Karena jumlah kolono kurang dari 30-300 koloni maka angka lempeng total nya
yaitu <10 koloni/ml.
5.3 Tabel pertumbuhan kapang dan khamir pada media SDA
Kelompok 1 0 0 0 0
Kelompok 2 0 0 0 0
Karena jumlah kapang dan khamir kurang dari 40-60 maka jumlah kapang dan
khamir yaitu <10 koloni/ml.
VI. Pembahasan
Pada praktikum cemaran mikroba dengan prinsip metode hitungan cawan
dimana jumlah mikroba yang masih hidup ditumbuhkan pada medium agar,
mikroba tersebut akan berkembang biak dan membentuk koloni yang dapat dilihat
langsung dan dihitung dengan mata tanpa menggunakan mikroskop. Metode
hitungan cawan merupakan cara yang paling sensitif untuk menghitung jumlah
mikroba (Fardiaz, 1992). Pada praktikum kali ini digunakan 2 media ialah media
Nutrient Agar (NA) dan media Sabouraud Dexstrosa Agar (SDA). Media nutrient
agar (NA) adalah medium pertumbuhan mikrobiologi yang umum digunakan untuk
budidaya mikroba. Media ini mengandung pepton, ekstrak daging sapi/ekstrak
ragi, agar, dan NaCl. Oleh karena itu media nutrient agar dapat menumbuhkan
berbagai jenis bakteri (media universal) disebabkan karena mengandung protein
yang menjadi sumber energi bagi bakteri. Sedangkan media Sabouraud Dexstrosa
Agar (SDA) merupakan media selektif untuk pertumbuhan jamur dan menghambat
pertumbuhan bakteri dengan kandungan mycological pepton, Glukosa, dan agar.
Kandungan karbohidrat yang menyebabkan media ini dapat menumbuhkan jamur
dikarenakan sumber energi bagi jamur (Dirjen POM.1979).
Beberapa mikroba yang terdapat pada cemaran yang bersifat pathogen ialah
Escherichia coli, Staphylococcus aureus, Salmonella typhi, Vibrio cholera, Vibrio
parahaemolyticus, Clostridium perfringens, Bacillusm cereus, Pseudomonas
auruginosa, dan Candida albicans (Radji.2010).
Pada kelompok 5 dan 6 dilakukan uji cemaran mikroba pada sampel Susu
Ultra didapatkan hasil pada media Nutrient Agar (NA) 4.250 koloni/mL. Menurut
peraturan BPOM RI No. 16 Tahun 2016
batas maksimum cemaran mikroba dalam pangan pada susu steril dan susu UHT
(plain atau berperisa) ALT setelah diinkubasi selama 72 jam suhu 30oC adalah
kurang dari 10 koloni/0,1 mL. Maka dapat dinyatakan bahwa sampel ini tidak layak
untuk dikonsumsi.
Pada kelompok 7 dilakukan uji cemaran mikroba pada sampel Hydrococo
didapatkan hasil pada media Nutrient Agar (NA) kurang dari 30 koloni/mL.
Menurut peraturan BPOM RI No. 16 Tahun 2016
batas maksimum cemaran mikroba dalam pangan pada air elektrolit ialah 1x102
koloni/mL. Maka dapat dinyatakan bahwa sampel ini layak untuk dikonsumsi.
Pada kelompok 5 dan 6 dilakukan uji cemaran mikroba pada sampel Susu
Ultra didapatkan hasil pada pada media Sabouraud Dexstrosa agar (SDA) 550
koloni/mL. Maka dapat dinyatakan bahwa sampel terdapat jamur (kapang/khamir).
Cemaran mikroba melewati batas maksimum yang telah diteteapkan oleh BPOM,
maka sampel ini tidak layak untuk dikonsumsi.
VII. Kesimpulan
Dari percobaan ini dapat disimpulkan bahwa:
7.1 Sampel air minum unisba mendapatkan hasil, pada media Nutrient Agar
didapatkan angka lempeng total yaitu <10 koloni/mL maka menurut
standar BPOM air minum unisba ini layak konsumsi, sedangkan pada
media SDA didapatkan angka kapang dan khamir yaitu <10 koloni/mL.
VIII. Daftar Pustaka