MIKROBIOLOGI
MODUL PRAKTIKUM
MIKROBIOLOGI
Tim Penyusun :
Dr. drg Emma Kamelia, M.Biomed
Drg Tritania Ambarwati, M.Kes
Rochmanah Suhartati, M.Si
1. Bermutu, kompeten didasari iman dan takwa serta mematuhi kode etik perawat gigi
Indonesia.
2. Berperan serta dalam penelitian dan mampu menerapkan hasil penelitian di bidang kesehatan
gigi dan mulut.
3. Bekerjasama dalam tim kesehatan gigi dan atau tenaga kesehatan yang lainnya dalam
pengabdian masyarakat
4. Mampu berinovasi dalam pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut pada anak sekolah
dasar
5. Menghasilkan kurikulum institusional yang menunjang pembelajaran untuk mencapai lulusan
yang kompeten
6. Mampu mengembangkan jiwa kewirausahaan di bidang kesehatan gigi.
Tujuan :
Teori :
Peralatan Sterilisasi
Sterilisasi merupakan bagian yang tidak terlepaskan dari suatu analisis mikrobiologi, baik dari sisi
penyiapan alat dan media maupun tempat kerja dan pesiapan kultur bakteri. Peralatan yang
digunakan antara lain :
1. Autoclave
2. Oven
3. Inkubator
4. Refrigerator
5. Desinfektan / Antiseptis
Peralatan Analisa
Saat menjalankan analisis, peralatan yang memadai akan membuat kinerja kita menjadi lebih baik.
Dengan banyaknya metode yang digunakan dalam analisis mikrobiologi, maka beragam peralatan
akan dibutuhkan, namun peralatan-peralatan standar yang sebaiknya dimiliki laboatorium
mikrobiologi yaitu :
Peralatan Pendukung
1. Alat-alat laboratorium
2. Alat-alat sterilisasi
Cara kerja :
TINGKAT : 1 (SATU)
I. Judul :
II. Prinsip :
V. Cara Kerja :
MOTILITAS BAKTERI
Motilitas merupakan ciri penting dalam mengetahui karakteristik bakteri. Sifat ini diakibatkan oleh
adanya alat gerak yang disebut flagela, sehingga dapat bergerak bebas dalam lingkungan air. Flagela
merupakan struktur komplek tersusun atas protein yang disebut Flagelin.
Cara Kerja :
1. Tetesan tegak
- Disiapkan objek glass/ slide yang bersih dan bebas lemak
- Ose disterilkan dengan memijarkan menggunakan lampu spritus, ditunggu sampai kira-kira
dingin.
- Dengan ose yang sudah dingin diambil sampel/ kultur bakteri, 1 ose penuh (diameter 3 mm).
Diletakkan ditengah-tengah objek glass tersebut diatas.
- Ose disteril lagi, kemudian disimpan ditempatnya.
- Sediaan siap dilihat dengan mikroskop menggunakan perbesaran 10 x (lensa okuler) dan 40 x
(lensa objektif).
Jika telah selesai dilihat, sediaan dimasukkan kedalam cairan desinfektan (Soemarno, 2000).
Tetesan tegak dengan kaca penutup
Cara pembuatannya sama dengan tetesan tegak, hanya sebelum dilihat dengan mikroskop,
ditutup dahulu dengan deckglass / kaca penutup, kemudian sedikit ditekan (Soemarno, 2000).
2. Tetes gantung
- Ose dipijarkan, tunggu sampai dingin.
- Dengan ose diambil 1 ose penuh sampel kuftur bakteri cair.
- Letakkan ditengah-tengah deck glass/ cover glass yartg bersih bebas lemak.
- Ose diipijarkan lagi dan diletakkan ditempatnya.
- Objek glass cekung yang bersih, tepi cekungan diolesi vaseline, ditutupkan deckg lass yang
sudah ada tetesan sampel/ kultur bakteri cair, sehingga tetesan itu terletrak di tengah-
tengah cekungan.
- Obiek glass sedikit ditekan, kemudian dibalik dengan cepat. Tetesan menggantung
ditengah-tengah deckglass diatas cekungan deck glass.
- Sediaan siap dilihat dengan mikroskop menggunakan objektif 10 x dahulu kemudian 40 x
(Soemarno, 2000).
Judul :
Prinsip :
Landasan Teori :
Cara Kerja :
Hasil Pengamatan :
Diskusi dan Pembahasan :
Kesimpulan :
Bakteri merupakan mikroba uniselluler yang termasuk dalam kelas schizomycetes. Pada
umumnya tersebar luas di alam, hidup bebas, saprofitik, parasit, dan patogen pada manusia,
binatang, dan tumbuhan. Ada beberapa jenis bakteri bersifat fotosintetik.
Bakteri mempunyai 3 bentuk dasar, yaitu : bulat (kokus), batang (bacillus) atau silidris dan
lengkung. Bentuk dan ukuran bakteri tergantung pada jenis bakterinya.
Sel bakteri tidak berwarna, sehingga sukar untuk diamati secara langsung. Untuk
mempermudah pengamatan morfologi sel bakteri mempunyai cara-cara khusus yaitudengan
pengecatan (pewarnaan) dan tanpa pengecatan. Dengan pengecatan, bakteri dapat dilihat dengan
jelas. Biasanya cat yang digunakan dalam pengecatan tersebut cat bakteri. Fungsi pengecatan
terutama memberi warna pada sel atau bagian-bagiannya, sehingga menambah kontras dan tampak
lebih jelas, membedakan bakteri yang satu dengan yang lainnya meskipun morfologinya sama dan
untuk mengetahui sifat bakteri yang di cat.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengecatan : cara-cara pengecatan bakteri umunya
menggunakan lebih dari satu tingkat pengecatan. Hasl pengecatan sangat dipengaruhi oleh beberapa
faktor, seperti fiksasi, substrat peluntur cat atau dekolorisator, dll.
FIKSASI
Sebelum bakteri atau mikroba dicat harus dilakukan fiksasi terlebih dahulu. Cara yang paling
banyak digunakan adalah cara fisik atau dengan pemanasan/ freeze drying atau dapat juga dilakukan
fiksasi dengan menggunakan fiksasi kimia.
Pada umunya fungsi fiksasi, adalah :
Cara membuat fiksasi yang paling banyak digunakan dalam pengecatan bakteri, ialah dengan
membuat lapisan suspensi bakteri diatas gelas benda kemudian di kering anginkan dan
dilewatkan beberapa kali (3x) diatas nyala lampu spiritus.
a. Peluntur cat yang lemah : yaitu alkohol, air, minyak cengkeh, aseton, dan gliserin.
b. Peluntur cat asam, HCl, H2 SO 4 , HNO3 , dan campuran asam-asam tersebut dengan
alkohol.
c. Peluntur cat basis : KOH, NaOH, sabun dan garam-garam basa.
d. Garam logam berat : AgNO3 , CuSo 4 , dll.
e. Garam logam ringan : Na2 SO 4 , MgSo4 , dll.
A. Pengecatan Negatif : merupakan pengecatan tidak langsung, sebab yang di cat bukan sel
bakterinya , melainkan latar belakangnya, sedangkan bakteri dan mikrobanya tidak mengalami
pengecatan. Sehingga bakteri kelihatan transparan. Pada pengecatan ini tidak dilakukan fiksasi,
karena itu dapat digunakan untuk melihat bentuk sel yang sesungguhnyadan untuk menentukan
sel mikroba, Cat yang paling banyak digunakan adalah tinta cina dan nigrocyn.
B. Pengecatan sederhana : merupakan cara pengecatan bakteri dengan menggunakan satu macam
cat saja. Sebelum dicat dilakukan fiksasi terlebih dahulu. Pengecatan ini dipakai untuk melihat
bentuk-bentuk bakteri. Sel bakteri akan berwarna sesuai dengan jenis cat yang dipakai .
Pengecatan sederhana yang paling banyak dilakukan ialah pengecatan dengan cat Methylen blue
atau Safranin,carbol-fuchsin.
C. Pengecatan Gram
Pengecatan gram meliputi empat tingkatan ,yaitu:
1. Pemberian cat utama ,atau larutan kristal violet ,warnanya ungu.
4. Pemberian cat penutup ,atau cat lawan counterstain , yaitu larutan cat safranin
Spora bakteri sifatnya tahan terhadap khemikalia, maka spora itu sangat sukar dicat . Spora
tidak dapat dicat dengan pengecetan biasa . Bakteri bentuk batang yang berspora didalam selnya
apabila dicat dengan pengecatan biasa akan terlihat adanya bagian-bagian yang tidak
tercat(transparan), bagian tersebut adalah sporanya.
Adanya spora dapat di tunjukan dengan pengecatan M. Blue, Pengacatan Z. Neelsen (acid
fast) atau lebih baik lagi dengan pengecatan spora (khusus) seperti pengecatan schaeffer dan fulton,
pengecatan bartolomew dan mittwes, bag terluar spora yang bebas tampak seperti cincin kecil
berwarna biru, merah, atau hijau, tergantung pengecatan yang dipakai
1. Pengecatan Negatif
Tujuan : untuk mempelajari cara membuat preparat bakteri dengan latar belakang gelap dan
mengamati bentuk dan dan morfologi kapsul sel bakteri .
Cara kerja :
1. Bersihkan obyek glass dengan alkohol hingga bebas lemak, kemudian panggang di atas nyala api
lampu spiritus, didinginkan.
2. Ambil suspensi biakkan murni masing-masing bakteri secara aseptis dengan ose dan letakkan di
atas obyek glass yang telah di beri label.
3. Kemudian ambil larutan cat nikrosin, dengan batang gelas dan teteskan pada suspensi bakteri
yang ada di permukaan obyek glass.
4. Campuran suspensi bakteri dan cat diratakan dengan gelas benda, sehingga merupakan lapisan
yang tipis sekali.
5. Preparat di kering anginkan.
6. Amati preparat tersebut dengan mikroskop, mula-mula dengan perbesaran lemah, kemudian
dengan perbesaran sedang, kemudian perbesaran kuat dengan minyak imersi. Sel bakteri akan
nampak transparan dengan latar belakang gelap.
7. Gambar sel bakteri yang nampak dengan latar belakang arsir. Perhatikan bentuk dan besar
masing-masing bakteri.
Skema ;
Gambaran hasil pewarnaan negatif
JURNAL PRAKTIKUM PENGECATAN NEGATIF
TanggalPraktikum :…………………………………………………
Tujuan : ..
……………………………………………………………………………………
Prinsip
:
…………………………………………………………………………………………………………………………
.
:
…………………………………………………………………………………………………………………………
.
:
…………………………………………………………………………………………………………………………
.
:
…………………………………………………………………………………………………………………………
...
Cara Kerja :
Hasil Pengamatan :
Kesimpulan :
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
........
…………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………
( .) ( .)
…………………………………… ……………………………………………
2. Pengecatan sederhana
Tujuan : untuk mempelajari cara pengecatan bakteri dengan satu cat warna ( methylene blue ) dan
mengamati sifat sel-sel dengan kontras dan sekelilingnya .
Cara kerja :
1. Bersihkan obyek glass dengan alkohol sampai bebas lemak, kemudian panaskan diatas nyala
lampu spiritus.
2. Ambil secara aseptis satu ose suspensi bakteri dan ratakan di atas gelas benda seluas + 1cm 2 .
TanggalPraktikum :………………………
Tujuan :
…………………………………………………………………………………………………………………
Prinsip :......................................................................................………………………
.............................................................................................................
Cara Kerja :
Hasil Pengamatan :
Kesimpulan :
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
........
…………………………………………………………
Praktikan Pembimbing Praktik
( .) ( .)
…………………………………… ……………………………………………
3. PengecatanGram
Tujuan : untuk mempelajari cara pengecatan gram dan mengamati bentuk serta sifat bakteri
terhadap pengecatan gram.
Cara kerja :
Catatan : Bakteri Gram positip berwarna violet, Gram negatif berwarna merah.
Gambar 4. Bentuk Morfologi sel Bakteri
TanggalPraktikum :…………………………………………
Tujuan :
…………………………………………………………………………………………
Prinsip
: .
…………………………………………………………………………………………………………………
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
Cara Kerja :
Hasil Pengamatan :
Kesimpulan :
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
........
…………………………………………………………
( .) ( .)
…………………………………… ……………………………………………
Tujuan :
Cara kerja :
Tujuan :
a. Biakkan murni Bacillus Subtilis dalam medium nutrien agar miring umur 72 jam.
Cara kerja :