Anda di halaman 1dari 92

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN II

TAHUN AKADEMIK 2019/2020

“Sistem dan Prosedur Manajemen Unit Kerja Rekam Medis serta


Pengelolaan Statistik Puskesmas di Bagian Rekam Medis
Puskesmas Kasihan I”

Disusun oleh :
L. ERNY SRI ANJANI (18134044)
WITA INDRIYANI (18134086)

PROGRAM STUDI D3 REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN


POLTEKKES BHAKTI SETYA INDONESIA
YOGYAKARTA
2020
LEMBAR PERSETUJUAN

Laporan Praktek Kerja Lapangan II

Judul :”Sistem dan Prosedur Manajemen Unit Rekam Medis serta Pengelolaan
Statistik Puskesmas di Bagian Rekam Medis Puskesmas Kasihan I”

Disusun Oleh :
L. ERNY SRI ANJANI (18134044)
WITA INDRIYANI (18134086)

Laporan ini telah diperiksa dan disetujui untuk dipresentasikan pada seminar hasil
Praktek Kerja Lapangan.
Disahkan oleh:

Pembimbing Lapangan Dosen Pembimbing

(Okti Rahmawati Listyaningrum, A.Md) ( Hendra Rohman, SKM., MPH )


Tanggal : ........./ ........./......... Tanggal : ........./ ........./.........

ii
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Praktek Kerja Lapangan II

Judul :”Sistem dan Prosedur Manajemen Unit Rekam Medis serta Pengelolaan
Statistik Puskesmas di Bagian Rekam Medis Puskesmas Kasihan I”

Disusun Oleh :
L. ERNY SRI ANJANI (18134044)
WITA INDRIYANI (18134086)

Laporan ini telah dipresentasikan pada seminar hasil praktek kerja lapangan dan
disetujui di Poltekkes Bhakti Setya Indonesia pada tanggal ......................

Disahkan oleh:
Pembimbing Lapangan Dosen Pembimbing

(Okti Rahmawati Listyaningrum, A.Md) ( Hendra Rohman, SKM., MPH )

Mengetahui,
Program Studi D3 Rekam Medis & Informasi Kesehatan
Ka.Prodi

( Ibnu Mardiyoko, SKM.,MM )

iii
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis haturkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas
karunia-Nya penulis dapat menyusun laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL)
yang berjudul ”Sistem dan Prosedur Manajemen Unit Rekam Medis serta
Pengelolaan Statistik Puskesmas di Bagian Rekam Medis Puskesmas Kasihan I”
hingga selesai. Laporan PKL ini disusun sebagai persyaratan untuk menyusun
tugas dan bukti pelaksanaan Mata Kuliah Akademik Diploma III program studi
Rekam Medis & Informasi Kesehatan di Poltekkes BSI Yogyakarta.

Laporan PKL ditulis berdasarkan informasi yang di kumpulkan dari berbagai


pihak selama pelaksanaan PKL pada tanggal 24 Agustus 2020 s/d 05 September
2020 di Puskesmas Kasihan I Bantul.

Laporan ini dapat disusun dengan baik karena banyak masukan dan dukungan
dari berbagai pihak yang berupa informasi, arahan dan bimbingan, oleh karena itu
penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dra. Hj. Yuli Puspitorini, M.Si selaku Direktur Poltekkes BSI Yogyakarta.

2. Bapak Ibnu Mardiyoko, SKM.,MM. selaku Ka.Prodi Rekam Medis &


Informasi Kesehatan Poltekkes BSI Yogyakarta

3. Bapak Hendra Rohman, S.K.M., M.P.H selaku Pembimbing PKL dari


Poltekkes BSI Yogyakarta

4. Ibu Okti Rahmawati Listyaningrum, A.Md Selaku Pembimbing Lahan


PKL dari Puskesmas Kasihan I Bantul.

5. Seluruh staf dan karyawan Puskesmas Kasihan I Bantul Yogyakarta yang


telah memberikan ilmu dan pengalaman.

Penulis menyadari sepenuhnya dalam penyusunan laporan PKL ini, masih


banyak terdapat kekurangan dan kelemahan yang dimiliki penulis baik itu
sistematika penulisan maupun penggunaan bahasa. Untuk itu penulis
mengharapkan saran dan kritik dari berbagai pihak yang bersifat membangun

iv
demi penyempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini berguna bagi pembaca
secara umum dan penulis secara khusus. Akhir kata penulis ucapkan banyak
terima kasih.

Yogyakarta, September 2020

Penulis

v
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN....................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................iii
KATA PENGANTAR.............................................................................................iv
DAFTAR ISI...........................................................................................................vi
DAFTAR TABEL.................................................................................................viii
DAFTAR BAGAN..................................................................................................ix
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................x
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................................1
B. Tujuan..................................................................................................................4
C. Ruang Lingkup....................................................................................................6
BAB II HASIL........................................................................................................8
A. Gambaran Umum Puskesmas Kasihan I.............................................................8
B. Hasil...................................................................................................................16
BAB III PEMBAHASAN......................................................................................47
A. Sistem dan alur Penerimaan Pasien Rawat Jalan dan Rawat Darurat...............47
B. Sistem Penomoran dan Sistem Penamaan Pada Pemeriksaan Pasien...............52
C. Sistem dan Alur Penyimpanan dan Pengambilan Berkas Rekam Medis..........55
D. Sistem dan Alur Perakitan Berkas Rekam Medis (Assembling)........................59
E. Klasifikasi Penyakit dan Tindakan Pada Kasus yang Berhubungan Dengan
Sistem Panca Indera, saraf, mental, sistem reproduksi, malformasi kongenital,
deformitas, dan abnormali kromosom...............................................................60
F. Sistem Penyusutan dan Jadwal Retensi Rekam Medis......................................62
G. Sistem dan Alur Penerimaan Pasien BPJS........................................................63
H. Alur dan Proses Penyelesaian Klaim BPJS.......................................................64
I. Mengidentifikasi system Pelaporan...................................................................65
J. Sistem Pegumpulan, Pengolahan, dan Penyajian Pelaporan.............................67
K. Alur Pembuatan Surat Keterangan Medis (asuransi, visum et repertum, dsb).. 69
BAB IV PENUTUP...............................................................................................70
A. Kesimpulan........................................................................................................70
B. Saran..................................................................................................................72

vi
Lampiran................................................................................................................74
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................77

vii
DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Wilayah Kerja Puskesmas Kasihan I....................................................10


Tabel 2. 2. Sepuluh besar penyakit di Puskesmas Kasihan I Tahun 2020.............16
Tabel 2. 3. Jumlah kunjungan rawat jalan dan rawat inap di Puskesmas Kasihan I
Tahun 2020............................................................................................................17
Tabel 2. 4. Klasifikasi kode penyakit Puskesmas Kasihan I.................................32
Tabel 3. 1. Status pasien........................................................................................54
Tabel 3. 2. Status pasien.........................................................................................55

viii
DAFTAR BAGAN

Bagan 2. 1. Alur penerimaan pasien rawat jalan....................................................16


Bagan 2. 2. Alur penerimaan pasien rawat inap.....................................................21
Bagan 2. 3. Alur penerimaan pasien gawat darurat................................................24
Bagan 2. 4. Alur penyimpanan berkas rekam medis..............................................27
Bagan 2. 5. Alur pengambilan berkas rekam medis...............................................28
Bagan 2. 6. Alur penerimaan pasien BPJS.............................................................32
Bagan 2. 7. Alur kapitasi penyelesaiaan klaim BPJS.............................................36
Bagan 2. 8. Alur non kapitasi penyelesaiaan klaim BPJS......................................37
Bagan 2. 9. Alur pembuatan surat keterangan medis.............................................44
Bagan 2. 10. Alur pembuatan Visum et Repertum..................................................45

ix
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Sterilisasi/Penyemprotan Disinfektan di Ruang Rekam Medis


Puskesmas Kasihan I Bantul..................................................................................75
Lampiran 2. Mensortir Berkas Rekam Medis Pasien setelah kembali dari
Poliklinik dan akan dikembalikan ke rak filing sesuai pada tempatnya................76

x
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan merupakan hal yang dianggap penting oleh masyarakat


Indonesia, dengan adanya kesadaran masyarakat mengenai pentingnya
kesehatan, menjadikan dampak yang positif bagi penyedia pelayanan
kesehatan. Hal tersebut ditandai dengan berkembangnya penyedia pelayanan
kesehatan di Indonesia. Salah satu penyedia pelayanan di bidang kesehatan,
yaitu puskesmas. Puskesmas memiliki tujuan di dalam meningkatkan kualitas
pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

Puskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat) adalah fasilitas pelayanan


kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya
kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya
promotif dan preventif di wilayah kerjanya (PMK Permenkes Nomor 43
tentang Puskesmas tahun 2019). Puskesmas merupakan pelayanan kesehatan
yang mengutamakan upaya promotif yaitu proses promosi kesehatan untuk
membantu kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan
kesehatannya. Untuk mencapai derajat kesehatan yang sempurna, baik fisik,
mental, dan sosial, maka masyarakat harus mampu mengenal serta
mewujudkan aspirasinya, kebutuhannya, dan mampu mengubah atau
mengatasi lingkungannya serta preventif yaitu sebagai kegiatan pencegahan
terhadap masalah kesehatan atau penyakit dan pelayanan kesehatan. Dalam
upaya penyelenggaraan peningkatan mutu pelayanan di puskesmas sangat
diperlukan kinerja rekam medis yang baik sehingga puskesmas dapat
memberikan pelayanan kesehatan yang maksimal terhadap masyarakat.

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


No.269/Menkes/Per/III/2008 tentang rekam medis pada pasal 5 ayat 1

1
menyebutkan bahwa: “Setiap sarana pelayanan kesehatan wajib
menyelenggarakan rekam medis”, sedangkan Rekam Medis adalah Berkas

2
2

yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan,


pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.
Rekam medis memiliki beberapa fungsi, yaitu dalam administrasi, penyedia
bahan tanda bukti untuk penegakan keadilan, besaran biaya yang digunakan
untuk melayani pasien, riset, edukasi dan dokumentasi. Oleh karena itu, rekam
medis perlu dijaga dengan baik, sehingga rekam medis dapat tersedia, saat
dibutuhkan di dalam pelayanan kesehatan.

Dalam pelayanan rekam medis terdapat beberapa fungsi yang menjadi


tugas perekam medis dimana salah satu fungsi petugas rekam medis adalah
melakukan pelaporan yang meliputi pengumpulan, pengelolaan dan penyajian
statistik kesehatan. Oleh karena itu pelaporan statistik pada bagian rekam
medis diperlukan untuk memberikan data dan informasi yang lengkap, akurat,
tepat waktu yang sesuai dengan kebutuhan untuk proses pengambilan
keputusan.

Pada masa pandemi seperti sekarang ini statistik sangat diperlukan


sebagai teknik untuk menyiapkan data, sehingga data lebih mudah diakses,
contonya melalui tabel, grafik, atau diagram peningkatan penyebaran COVID-
19. Covid-19 adalah penyakit yang disebebkan oleh infeksi virus SARS-CoV-
2, pertama kali diidentifikasi di kota Wuhan, di provinsi Hubei Cina pada
Desember 2019.

Statistik dapat juga diartikan sebagai hasil dari perhitungan,


pengumpulan, penataan, pengorganisasian, analisa dan interprestasi data,
metode dan teknik yang kuat dan efisien (Hatta, 2008).

Selain itu puskesmas juga merupakan pemberi pelayanan kesehatan


tingkat pertama dalam pembuatan surat rujukan pasien yang terdaftar sebagai
anggota Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS Kesehatan).
Di dalam sarana pelayanan kesehatan sangat diperlukan adanya sistem
pengolaan pasien BPJS dan manajemen statistik yang berguna untuk
pelaporan. Sistem pengelolaan pasien BPJS dimaksudkan untuk
3

mempermudah pelayanan kesehatan sebagai tindakan tindak lanjut program


pemerintah di puskesmas sebagai pemberi pelayanan kesehatan tingkat satu.

Di puskesmas terdapat perbedaan alur penerimaan rawat jalan, rawat


inap, dan rawat darurat. Untuk pasien dengan keadaan normal, maka pada
umumnya pasien harus mengikuti prosedur alur pelayanan rawat jalan.
Perbedaan utama alur pelayanan tergantung pada kasus yang bersifat darurat
(emergency) seperti serangan penyakit akut dan kecelakaan lalu lintas.
Menurut Permenkes RI no.47 tahun 2018 pasal 1 ayat 3 tentang
kegawatdaruratan “Gawat darurat adalah keadaan klinis yang membutuhkan
tindakan medis segera untuk penyelamatan nyawa dan pencegahan
kecacatan”. Penyimpanan atau filing adalah satu sistem penataan rekam medis
dalam suatu tempat yang khusus agar penyimpanan dan pengambilan berkas
rekam medis menjadi lebih mudah dan cepat. Sistem penyimpanan dibedakan
menjadi dua yaitu sentralisasi dan desentralisasi. Menurut Permenkes
No.26 /Menkes/Per/III/2008 tentang penyimpanan, pemusnahan, dan
kerahasiaan pasal 9 ayat 1 “rekam medis pada sarana pelayanan kesehatan non
rumah sakit wajib disimpan sekurang-kurangnya untuk jangka waktu 2 (dua)
tahun terhitung dari tanggal terakhit pasien berobat”.

Sistem penamaan pada dasarnya untuk memberikan identitas kepada


seorang pasien serta untuk membedakan antara pasien satu dengan pasien
lainnya. Sehingga mempermudah dalam memberikan pelayanan rekam medis
kepada pasien yang datang ke puskesmas. Sistem penomoran ada tiga macam
yang umumnya dipakai yaitu pemberian nomor secara seri, unit dan seri unit.
Rekam medis juga melakukan pengkodean penyakit serta tindakan yang telah
ditetapkan dokter. Pengkodean atau koding adalah salah satu kegiatan
pengolahan data rekam medis untuk memberikan kode dengan huruf atau
dengan angka atau kombinasi huruf dan angka yang mewakili komponen
data. Pemberian kode diagnosis klasifikasi pemyakit yang berlaku dengan
menggunakan ICD-10 untuk mengkode penyakit, sedangkan ICD-9 CM
digunakan untuk mengkode tindakan. Kegiatan dan tindakan serta diagnosis
4

yang di dalam rekam medis harus diberi kode dan selanjutnya dilakukan
indeks agar memudahkan pelayanan data, penyajian informasi, untuk
menunjang fungsi perencanaan, manajemen, dan riset pada bidang kesehatan
(Dirjen Yanmed, 2006:59).
Untuk meningkatkan pelayanan di puskesmas, sangat diperlukan adanya
manajemen statistik pelayanan kesehatan yang berguna untuk laporan.
Pengertian dari statistik pelayanan kesehatan merupakan ilmu yang
mempelajari cara pengumpulan, pengolahan, penyajian, dan analisis data
termasuk juga cara pengambilan kesimpulan dengan memperhitungkan unsur
ketidakpastian berdasarkan konsep probabilitas (Notoatmodjo, soekidjo
2007). Suatu sistem manajemen puskesmas tidak terlepas dari sistem
pencatatan dan pelaporan, pencatatan dan pelaporan adalah indikator
keberhasilan suatu kegiatan, tanpa ada pencatatan dan pelaporan kegiatan
atau program apapun yang dilaksanakan tidak akan terlihat hasilnya (Tiara,
2011). sehingga menghasilkan informasi yang lengkap dan akurat untuk
menunjang peningkatan kualitas dari pelayanan puskesmas.

Dari uraian di atas, maka praktik kerja lapangan II ini tema yang diambil
adalah “Sistem dan Prosedur Manajemen Unit Rekam Medis serta
Pengelolaan Statistik Puskesmas di Bagian Rekam Medis” di Puskesmas
Kasihan I dengan tujuan untuk menerapkan teori prinsip-prinsip manajemen
dan melaksanakan fungsi teknik penyelenggaraan prosedur pelaksanaan rekam
medis di unit/instalasi rekam medis puskesmas.

B. Tujuan

1. Tujuan umum

Memperkenalkan penerapan teori prinsip-prinsip manajemen dan


memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk melaksanalan fungsi
teknik penyelenggaraan prosedur pelaksanaan rekam medis di
unit/instalasi rekam medis puskesmas.
5

Mampu memahami dan memperoleh gambaran dalam hal manajemen data


dengan metode statistik di puskesmas.
6

2. Tujuan khusus

a. Mengetahui sistem dan alur penerimaan pasien rawat jalan, rawat


darurat dan rawat inap.

b. Mengetahui sistem penomoran dan sistem penamaan pada penerimaan


pasien.

c. Mengetahui sistem dan alur penyimpanan dan pengambilan berkas


rekam medis.

d. Mengetahui sistem dan perakitan berkas rekam medis (assembling).

e. Mengtahui sistem klasifikasi penyakit dan tindakan pada kasus yang


berhubungan dengan sistem panca indera, saraf, mental, sistem
reproduksi, malformasi kongenital, deformitas, dan abnormali
kromosom.

f. Mengetahui sistem penyusutan dan jadwal retensi berkas rekam medis.

g. Mengetahui sistem dan alur penerimaan pasien BPJS.

h. Mengetahui alur dan proses penyelesaian klaim BPJS.

i. Mengidentifikasi sistem pelaporan.

j. Mengetahui sistem pengumpulan,pengolahan, dan penyajian


pelaporan.

k. Mengetahui alur pembuatan surat keterangan medis (asuransi, visum at


repertum, dsb).

Manfaat

1. Bagi institusi pendidikan

a. Memaksimalkan potensi mahasiswa dibidang rekam medis, sehingga


mahasiswa memiliki keahlian dan kesiapan dalam dunia kerja.

b. Sebagai bahan pertimbangan dalam mengadakan praktek kerja lapangan


berikutnya.
7

c. Mengetahui kemampuan mahasiswa dalam penerapan pengetahuan


yang diperoleh di perkuliahan.

2. Bagi lahan praktek

Sebagai masukan untuk memperbaiki kekurangan didalam pelayanan


Kesehatan dibidang rekam medis.

Menjalin kerja sama antara institusi pendidikan.

Membantu meringankan beban kerja petugas rekam medis di puskesmas.

3. Bagi mahasiswa

a. Menambah pengetahuan, wawasan dan pengalaman mahasiswa dalam


rekam medis.

b. Menerapkan dan membandingkan antara teori yang didapat dengan


kenyataan yang ada dilapangan.

c. Mahasiswa dapat berinteraksi dan bersosialisasi dengan pasien,


karyawan dan staf yang ada di puskesmas.

C. Ruang lingkup

1. Waktu

Praktik Kerja Lapangan I dilaksanakan selama 14 hari dan dimulai pada


tanggal 24 Agustus 2020 – 05 September 2020.

1. Lokasi

Praktek kerja lapangan II dilaksanakan di Puskesmas Kasihan I, Jl. Bibis


Km 8 Bangunjiwo Kasihan Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

2. Materi

Materi atau tema Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang akan dibahas
adalah “Sistem dan Prosedur Manajemen Unit Rekam Medis serta
Pengelolaan Statistik Puskesmas di Bagian Rekam Medis” dengan tujuan
untuk menerapkan teori prinsip-prinsip manajemen dan melaksanakan
8

fungsi teknik penyelenggaraan prosedur pelaksanaan rekam medis di


unit/instalasi rekam medis puskesmas.
BAB II
HASIL

Gambaran Umum Puskesmas Kasihan I


1. Sejarah singkat dan lokasi Puskesmas Kasihan I
Pada tahun 1975 pendirian Puskesmas Kasihan I tidak bisa terlepas dari
Puskesmas Kasihan II. Pada awal pembangunan tidak memakai penyebutan
Puskesmas Kasihan. Gedung Puskesmas Kasihan berada di Dusun Ngentak,
Desa Bangunjiwo, 3 Desa yang lain (Tamantirto, Tirtonirmolo, Ngestiharjo)
didirikan puskesmas pembantu. Puskesmas Kasihan I merupakan salah satu
dari 27 puskesmas yang ada di Kabupaten Bantul, terletak di Kecamatan
Kasihan Kabupaten Bantul. Letak puskesmas Kasihan I dengan ibukota
Kecamatan berjarak kurang lebih 5 km, dengan Desa Bangunjiwo berjarak
300 meter dan dengan Desa Tamantirto berjarak 3 km. Puskesmas Kasihan I
terletak di Desa Bangunjiwo dan Puskesmas Pembantu ada 1 unit terletak di
Desa Tamantirto.
Secara geografis wilayah Kasihan berbatasan dengan kota dan dengan
pertumbuhan penduduk serta luasnya wilayah maka Puskesmas Kasihan di
bagi menjadi dua yaitu Puskesmas Kasihan I dengan wilayah Desa
Bangunjiwo dan Desa Tamantirto, Sedangkan Desa Tirtonirmolo dan Desa
Ngestiharjo menjadi wilayah Puskesmas Kasihan II. Pada tahun 1988
Puskesmas Kasihan I menempati rumah Kepala Dukuh Ngentak sambil
menunggu pembangunan yang terletak di Dusun sebelah selatan. Pada tahun
1989 Puskesmas Kasihan I pindah ke pembangunan yang baru yang di
bangun pemerintah di atas tanah kas desa yang dipinjami sampai sekarang.
Secara administratif Puskesmas Kasihan I memiliki dua wilayah kerja,
yaitu Desa Bangunjiwo dan Tamantirto. Desa Bangunjiwo terdiri dari 19
dusun sedangkan Desa Tamantirto terdiri dari 10 dusun. Adapun nama-nama
dusun tersebut bisa dilihat di bawah ini:

9
10

Tabel 2. 1 Wilayah Kerja Puskesmas Kasihan I


No DESA
BANGUNJIWO TAMANTIRTO
1 Bangen Kasihan
2 Bibis Tlogo
3 Donotirto Gatak
4 Gendongan Ngrame
5 Gendeng Gonjen
6 Jipangan Kembaran
7 Kajen Jetis
8 Kalangan Brajan
9 Kalipucang Jadan
10 Kalirandu Ngebel
11 Kenalan
12 Lemahdadi
13 Ngentak
14 Petung
15 Salakan
16 Sambikerep
17 Sembungan
18 Sribitan
19 Tirto
Total 19 10
Sumber : Aplikasi SIMPUS Puskesmas Kasihan I

1. Pemilik
Pemilik Puskesmas Kasihan I adalah Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul
11

2. Visi, Misi, Motto


a. Visi
Menjadikan Puskesmas yang Handikraf (Handal,Dinamis dan Kreatif)
sehingga mewujudkan kecamatan Kasihan sehat.
1) Handal
Pelayanan yang kompeten, berstandar, aman, bermutu dan sesuai
kebutuhan pelanggan.
2) Dinamis
Senantiasa terbuka mengikuti perubahan, perkembangan dan tuntutan
kebutuhan pelangggan.
3) Kreatif
Inisiatif menciptakan perubahan untuk meningkatkan mutu yang
berkelanjutan.
b. Misi
1) Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat.
1) Pemberdayaan masyarakat dan sector terkait sebagai mitra puskesmas
dalam pembangunan berwawasan Kesehatan.
2) Memelihara dan meningkatkan mutu pelayanan Kesehatan
puskesmas.
3) Memelihara dan meningkatkan Kesehatan perorangan, keluarga dan
masyarakat beserta lingkungannya.
c. Motto
Puskesmas Kasihan I Sahabat Sehatku

3. Jenis-jenis pelayanan
Pelayanan Puskesmas Kasihan I dengan jadwal pendaftaran sebagai
berikut:
a. Hari Senin – Kamis : 07.30 - 11.00 WIB
b. Hari Jumat : 07.30 - 10.00 WIB
c. Hari Sabtu : 07.30 - 10.00 WIB
d. UGD : Setiap Hari (24 Jam)
12

e. Rawat Inap & Persalinan : Setiap Hari (24 Jam)


Berikut pelayanan kesehatan yang terdapat di Puskesmas Kasihan I:
a. UKP
1) Pelayanan BP Umum
a) Konsultasi Dokter Umum
b) Surat Keterangan Sehat
c) Pemeriksaan Bebas Buta Warna
d) Pemeriksaan Calon Pengantin Laki-laki
e) Pemeriksaan HIV/AIDS dan IMS
f) Pemeriksaan Calon Haji
2) Pelayanan BP Gigi
Pembersihan karang gigi
Penambalan Gigi Laser (Komposit)
Penambalan Gigi Glass Ionomer
Konsultasi Tumbuh Kembang Gigi Geligi
Pencabutan Gigi Dewasa (Gigi Permanen)
Pencabutan Gigi Anak
Perawatan Syaraf Gigi Sederhana (Devitalisasi Pulpa)
Perbaikan Koreksi Oklusi Gigit
3) Pelayanan KIA / KB
a) Pelayanan ANC Terpadu
b) Pemeriksaan HIV IMS
c) Pelayanan Calon Pengantin Wanita
d) Pelayanan KB Hormonal (Pil KB dan Suntik)
e) KB Kondom
f) Tindik
g) Pelayanan Pemeriksaan Kunjungan Neonatal
h) Pelayanan Pemeriksaan Nifas
i) Pelayanan SDIDTK
j) Pemasangan KB IUD
k) Pemasangan KB Implant
13

l) Papsmear
m)Kebidanan
n) Pemeriksaan IVA (Inveksi Visual Asamasetat)
o) Konsultasi Kesehatan Reproduksi
p) Imunisasi (Dpt pentavalent, IPV, (Polio), Hb 0)
q) Imunisasi Lengkap (Dpt Pentavalen, IPV (Polio), Hb 0, BCG dan
MR)
4) Pelayanan Laboratorium
a) Pemeriksaan Darah
(1) Pemeriksaan Darah Rutin
 Hematologi Otomatis
 KED (Kecepatan Endap Darah
(2) Pemeriksaan Kimia Darah
 Gula Darah
 Cholesterol
 Trigliserid
 Asam Urat
b) Pemeriksaan Urin
(1) Urin Lengkap
 Urin Carik Celup
 Sedimen Urin
(2) Pp Test (Test Kehamilan)
c) Pemeriksaan Feses Rutin
d) Pemeriksaan Lain-lain
(1) Golongan Darah
(2) Malaria
(3) Widal
(4) BTA (Bakteri Tahan Asam)
(5) Jamur
(6) HIV
(7) IMS
14
15

5) Pelayanan Gizi
Konseling Gizi Ibu Hamil
Konseling Gizi Caten
6) Pelayanan Psikologi
Penyuluhan Psikologi Dalam dan Luar Gedung
Konseling Calon Pengantin
Konseling ANC Terpadu
Konseling Calon Haji
Konseling Pasien TB
Konseling Tumbuh Kembang Anak
Konseling Berhenti Merokok
Konseling Kespro/ IMS
Konseling DM dan HT
7) Pelayanan TB-DOTS
a) Pelayanan Konsultasi Pasien TB
b) Pelayanan Pengobatan Pasien TB
8) Pelayanan UGD
a) Rawat Luka
b) Konsultasi
9) Pelayanan Farmasi
Pelayanan Resep dan Peracikan Obat
Pemberian Obat
Pemberian Informasi Obat
Pemberian Minum Obat
Pelayanan Obat Pasien PRB dan Prolanis
10) Pelayanan Sanitasi
a) Layanan Konsultasi Penyakit Berbasis Lingkungan (DBD, Diare,
ISPA, Kecacingan, Keracunan, Kulit, Malaria, dan TBC)
b) Layanan Konsultasi Klien Untuk Permintaan Uji Kualitas Air
Mikrobiologi dan Kimia
16

c) Layanan Konsultasi Klien Untuk Permintaan Uji Kualitas Makanan


Untuk Perijinan IRT
d) Layanan Permintaan IKL Untuk Penerbitan Berita Acara Penilaian
Lingkungn Produksi Untuk P-IRT
b. UKM
1) UKM Esensial
2) UKM Pengembangan
c. Admen

4. Jumlah Tempat Tidur


Puskesmas Kasihan I menyediakan 8 tempat tidur untuk pasien rawat inap.

5. Performance

Tabel 2. 2. Sepuluh besar penyakit di Puskesmas Kasihan I Tahun 2020


No DIAGNOSA KODE ICD-10 JUMLAH
.
1. Essential (Primary) Hypertension I10 292
2. Schizophrenia F20 65
3. Injury of Unspecified Body Region T14 60
4. Acute Nasopharyngitis (Common- J00 56
Cold)
5. Non-Insulin-Dependent DM E11 43
6. Non-Insulin-Dependent DM E11-9 42
without Complication
7. Necrosis of Pulp K04.1 34
8. Dyspepsia K30 34
9. Myalgia M79.1 29
10. Fever, Unspecified R50.9 22
Sumber: Laporan data kesakitan Puskesmas Kasihan I
17

Tabel 2. 3. Jumlah kunjungan rawat jalan dan rawat inap di Puskesmas Kasihan I
Tahun 2020

JUMLAH
NO BULAN
Rawat Jalan Rawat Inap
1. Februari 4.683 25
2. Maret 6.504 21
3. April 2.791 3
4. Mei 1.592 6
5. Juni 2.618 1
6. Juli 2.288 2
Sumber: Laporan bulanan kunjungan Puskesmas Kasihan I Feb-Juli 2020
18

A. Hasil
1. Sistem dan Alur Penerimaan Pasien Rawat Jalan, Rawat Darurat, dan
Rawat Inap
a. Alur penerimaan pasien rawat jalan Puskesmas Kasihan I

mulai

Pendaftaran

Ya
Poli batuk Batuk?

Tidak

Mengambil nomor
antrian

Tidak
Pasien menjepit Ya Pasien menjepit no.antrian
Baru?
no.antrian dengan dengan identitas
identitas

Petugas mencari data pasien


lama
Petugas menginput data Mencetak resep berisi no.RM
pasien baru, dijepit bersama nomor antrian.
membuatkan no.RM dan
kartu periksa
Poliklinik

Ya
Lab? Laborat

Tidak
Kasir

Ya
Farmasi Obat?

Tidak

Pulang

selesai
19

Bagan 2. 1. Alur penerimaan pasien rawat jalan


20

Keterangan:
1) Pasien datang ke ruang pendaftaran
2) Petugas pendaftaran melakukan identifikasi pelayanan yang
dibutuhkan pasien jika pasien batuk akan langsung diarahkan untuk
mendaftar langsung dan menunggu di poliklinik Batuk.
3) Pasien mengambil nomor antrian
a) Untuk pasien lama
(1) Pasien menjepit nomor antrian dengan kartu indentitas/kartu
periksa/kartu jaminan.
(2) Petugas pendaftaran mencari data pasien dikomputer
menggunakan SIMPUS DGS (Digital Government Service)
Kesehatan. Sistem ini sama dengan puskesmas seluruh
Bantul dan sudah terintegrasi dengan dukcapil dan BPJS.
(3) Petugas pendaftaran mengembalikan kartu indentitas/kartu
periksa/kartu jaminan milik pasien.
(4) Petugas pendaftaran mencetak resep berisi nomor rekam
medis dan dijepit bersama nomor antrian.

(5) Petugas filing mengantar rekam medis ke Poliklinik.

(6) Petugas pendaftaran mempersilahkan pasien menuju ruang


pelayanan yang dibutuhkan.

(7) Petugas pelayanan di Poliklinik memberikan pelayanan


sesuai kebutuhan pasien.

(a) Apabila pasien tidak memerlukan obat (konsultasi)


pasien langsung dipersilahkan pulang untuk pasien
dengan jaminan kesehatan, dan ke kasir untuk pasien
umum.

(b) Apabila pasien hanya membutuhkan rujukan, diberikan


rujukan eksternal kemudian pulang.
21

(c) Apabila pasien tidak memerlukan pemeriksaan


penunjang, pasien diberikan resep obat.

(d) Apabila diperlukan pelayanan dari unit pelayanan lain,


pasien dirujuk menuju unit pelayanan lain yang
dimaksud.

(e) Apabila pasien sudah selesai dari bagian yang lain,


petugas mempersilahkan pasien kembali ke poliklinik
yang merujuk atau ke farmasi atau boleh langsung
pulang.

(f) Apabila pasien memerlukan pemeriksaan penunjang


pasien dirujuk dengan menggunakan surat pengantar.

(g) Apabila pasien dengan jaminan kesehatan, untuk pasien


dengan pemeriksaan penunjang, pasien langsung kembali
ke unit pelayanan yang merujuk

(h) Dan apabila pasien tidak mempunyai jaminan kesehatan,


pasien dipersilahkan membayar ke kasir, selanjutnya
mengambil hasil pemeriksaan penunjang dan kembali ke
unit pelayanan yang merujuk.
(i) Jika diperlukan, pasien diberi resep untuk mengambil
obat di bagian farmasi. Tapi jika memang sudah cukup,
pasien boleh langsung pulang.
b) Untuk pasien baru
Pasien menjepit nomor antrian dengan kartu indentitas/kartu
jaminan.
Petugas pendaftaran menginput data pasien baru Apabila anggota
keluarga sudah ada yang pernah periksa, petugas pendaftaran
akan mengecek pada SIMPUS DGS (Digital Government
Service) Kesehatan. Selanjutnya petugas pendaftaran
membuatkan berkas rekam medis kemudian berkas tersebut
22

dijadikan satu dengan berkas rekam medis keluarganya


namun jika pasien atau keluarga pasien belum pernah ada
yang berobat ke Puskesmas Kasihan I maka petugas
pendaftaran membuatkan berkas rekam medis baru dan
membuatkan kartu periksa.
Petugas pendaftaran mengembalikan kartu indentitas/kartu
jaminan milik pasien.
Petugas pendaftaran mencetak resep berisi nomor rekam medis
dan dijepit bersama nomor antrian.

Petugas filing mengantar rekam medis ke Poliklinik.

Petugas pendaftaran mempersilahkan pasien menuju ruang


pelayanan yang dibutuhkan.

Petugas pelayanan di Poliklinik memberikan pelayanan sesuai


kebutuhan pasien.

(a) Apabila pasien tidak memerlukan obat (konsultasi)


pasien langsung dipersilahkan pulang untuk pasien
dengan jaminan kesehatan, dan ke kasir untuk pasien
umum.

(b) Apabila pasien hanya membutuhkan rujukan, diberikan


rujukan eksternal kemudian pulang.

(c) Apabila pasien tidak memerlukan pemeriksaan


penunjang, pasien diberikan resep obat.

(d) Apabila diperlukan pelayanan dari unit pelayanan lain,


pasien dirujuk menuju unit pelayanan lain yang
dimaksud.

(e) Apabila pasien sudah selesai dari bagian yang lain,


petugas mempersilahkan pasien kembali ke poliklinik
yang merujuk atau ke farmasi atau boleh langsung
pulang.
23

(f) Apabila pasien memerlukan pemeriksaan penunjang


pasien dirujuk dengan menggunakan surat pengantar.

(g) Apabila pasien dengan jaminan kesehatan, untuk pasien


dengan pemeriksaan penunjang, pasien langsung kembali
ke unit pelayanan yang merujuk

(h) Dan apabila pasien tidak mempunyai jaminan kesehatan,


pasien dipersilahkan membayar ke kasir, selanjutnya
mengambil hasil pemeriksaan penunjang dan kembali ke
unit pelayanan yang merujuk.
(i) Jika diperlukan, pasien diberi resep untuk mengambil
obat di bagian farmasi. Tapi jika memang sudah cukup,
pasien boleh langsung pulang.
24

b. Alur penerimaan pasien rawat inap Puskesmas Kasihan I

mulai

UGD

Keluarga pasien mendaftar

Mengambil nomor antrian

Tidak
Keluarga pasien menjepit Ya Keluarga pasien menjepit
Baru?
no.antrian dengan identitas. no.antrian dengan identitas.

Petugas mencari data pasien lama

Petugas menginput data Mencetak resep berisi no.RM


pasien baru, membuatkan dijepit bersama nomor antrian
no.RM dan kartu periksa

Petugas menyiapkan kamar rawat inap

Ruang rawat Inap

Kasir

Ya
Farmasi Obat?

Tidak

Pulang

selesai

Bagan 2. 2. Alur penerimaan pasien rawat inap


25

Keterangan:
1) Dari poliklinik pasien transit di UGD atau langsung ke UGD
2) Keluarga pasien datang ke ruang pendaftaran
3) Keluarga pasien mengambil nomor antrian
a) Untuk pasien lama
(1) Menjepit nomor antrian dengan kartu indentitas/kartu
periksa/kartu jaminan.
(2) Petugas pendaftaran mencari data pasien dikomputer
menggunakan SIMPUS DGS (Digital Government Service)
Kesehatan.
(3) Petugas pendaftaran mengembalikan kartu indentitas/kartu
periksa/kartu jaminan milik pasien.
(4) Petugas pendaftaran mencetak resep berisi nomor rekam
medis dan dijepit bersama nomor antrian.

(5) Petugas filing mengantar rekam medis ke UGD.

(6) Petugas menyiapkan kamar ruang rawat inap.

(7) Petugas membawa pasien ke ruang rawat inap dan


memberikan pelayanan sesuai kebutuhan pasien.

(8) Apabila pasien memerlukan rujukan pasien dirujuk dengan


menggunakan surat pengantar.

(9) Apabila pasien dengan jaminan kesehatan BPJS yang berlaku


dipuskesmas Kasihan I maka biaya perawatan ditanggung
oleh BPJS Kesehetan.

(10) Dan apabila pasien tidak mempunyai jaminan kesehatan,


keluarga pasien dipersilahkan membayar ke kasir.

(11) Jika diperlukan, pasien diberi resep untuk mengambil obat di


bagian farmasi. Tapi jika memang sudah cukup, pasien boleh
langsung pulang.
26

b) Untuk pasien baru


(1) Menjepit nomor antrian dengan kartu indentitas/kartu
periksa/kartu jaminan.
(2) Petugas pendaftaran menginput data pasien baru Apabila
anggota keluarga sudah ada yang pernah periksa, petugas
pendaftaran akan mengecek pada SIMPUS DGS (Digital
Government Service) Kesehatan. Selanjutnya petugas
pendaftaran membuatkan berkas rekam medis kemudian
berkas tersebut dijadikan satu dengan berkas rekam medis
keluarganya namun jika pasien atau keluarga pasien belum
pernah ada yang berobat ke Puskesmas Kasihan I maka
petugas pendaftaran membuatkan berkas rekam medis baru
dan membuatkan kartu periksa.
(3) Petugas pendaftaran mengembalikan kartu indentitas/kartu
periksa/kartu jaminan milik pasien.
(4) Petugas pendaftaran mencetak resep berisi nomor rekam
medis dan dijepit bersama nomor antrian.

(5) Petugas filing mengantar rekam medis ke UGD.

(6) Petugas menyiapkan kamar ruang rawat inap.

(7) Petugas membawa pasien ke ruang rawat inap dan


memberikan pelayanan sesuai kebutuhan pasien.

(8) Apabila pasien memerlukan rujukan pasien dirujuk dengan


menggunakan surat pengantar.

(9) Apabila pasien dengan jaminan kesehatan BPJS yang berlaku


dipuskesmas Kasihan I maka biaya perawatan ditanggung
oleh BPJS Kesehetan.

(10) Dan apabila pasien tidak mempunyai jaminan kesehatan,


keluarga pasien dipersilahkan membayar ke kasir.
27

(11) Jika diperlukan, pasien diberi resep untuk mengambil obat di


bagian farmasi. Tapi jika memang sudah cukup, pasien boleh
langsung pulang.

c. Alur penerimaan pasien gawat darurat Puskesmas Kasiha I

mulai

Keluarga pasien mendaftar

Mengambil nomor antrian

Tidak
Keluarga pasien menjepit Ya Keluarga pasien menjepit
Baru?
no.antrian dengan identitas. no.antrian dengan identitas.

Petugas mencari data pasien lama

Petugas menginput data Mencetak resep berisi no.RM


pasien baru, membuatkan dijepit bersama nomor antrian
no.RM dan kartu periksa

UGD

Pulang Rawat Inap Rujuk RS

Kasir

Ya
Farmasi Obat?

Tidak

Pulang

selesai

Bagan 2. 3. Alur penerimaan pasien gawat darurat


28

Keterangan:
(1) Pasien langsung ke UGD tanpa melalui pendaftaran.

(2) Keluarga/pengantar pasien mendaftarkan pasien di ruang pendaftaran.


(3) Untuk pasien lama
(4) Keluarga pasien menjepit nomor antrian dengan kartu indentitas/kartu
periksa/kartu jaminan.
(5) Petugas pendaftaran mencari data pasien di komputer pada SIMPUS
DGS (Digital Government Service) Kesehatan.
(6) Petugas pendaftaran mengembalikan kartu indentitas/kartu
periksa/kartu jaminan milik pasien.
(7) Petugas pendaftaran mencetak resep berisi nomor rekam medis dan
dijepit bersama nomor antrian.

(8) Petugas filing mengantar rekam medis ke UGD.

(9) Petugas di UGD memberikan pelayanan sesuai kebutuhan pasien.

(a) Untuk pasien yang memerlukan pemeriksaan penunjang, pasien


diberikan pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan lalu diberikan
resep obat.

(b) Apabila pasien tidak memerlukan pemeriksaan penunjang, pasien


langsung diberikan resep obat.

(c) Untuk pasien dengan jaminan kesehatan, pasien/keluarga pasien


langsung mengambil obat ke bagian farmasi.

(d) Untuk pasien tanpa jaminan kesehatan, pasien/keluarga pasien ke


kasir dulu baru mengambil obat ke bagian farmasi.

(e) Untuk pasien yang membutuhkan rujukan, petugas di ruang


tindakan merujuk pasien kerumah sakit yang dibutuhkan.
29

2. Sistem Penomoran dan Sistem Penamaan Pada Penerimaan Pasien


Puskesmas Kasihan I
Sistem penomoran
Berdasarkan hasil pengamatan kami sistem penomoran rekam medis
di Puskesmas Kasihan I adalah Unit Numbering System (UNS) sistem ini
memberikan satu nomor rekam medis pada pasien berobat rawat jalan,
rawat inap dan gawat darurat serta bayi baru lahir. Sistem penomoran yang
dimana pemberian satu nomor rekam medis yang digunakan untuk seluruh
anggota keluarga dan nomor rekam medis tersebut digunakan untuk
kunjungan berikutnya. Sistem penomoran ini sangat efisen apabila pasien
berobat dengan anggota keluarganya.
Awalnya puskesmas Kasihan I menggunakan system Family Folder
pada tahun.. dipindah ke Personal Folder dan pada tahun 2019
dikarenakan adanya peraturan pemerintah yang mewajibkan puskesmas
menggunakan sistem Family Folder kemudian sejak akhir tahun 2019
sistem penyimpanan Kembali lagi menjadi Family Folder dan proses
pergantiannya masih berlangsung sampai sekarang.
Family folder adalah penyimpanan satu berkas rekam medis
digunakan oleh satu keluarga dan masing-masing formulir diberi kode
khusus 2 digit angka di depan sebagai kode keluarga untuk menandai kode
rekam medis milik ayah, ibu, dan anak.00 Untuk Kepala Keluarga (Ayah),
01 Untuk Ibu, 02 Untuk Anak Pertama, 03 Untuk Anak ke Dua dan
seterusnya. Untuk anggota kelurga lain menggunakan kode 90 yang
otomatis dibuat oleh sistem setelah petugas pendaftaran melakukan input
data dan memilih jenis keluarga.
Sistem penamaan
Berdasarkan hasil pengamatan kami sistem penamaan berkas rekam
medis di Puskesmas Kasihan I menggunakan penamaan dimana pasien
datang petugas pendaftaran langsung melakukan input atau mengisi
formulir sesuai dengan yang tertera di KTP, SIM atau PASPOR. Di
30

Puskesmas Kasihan I tidak dilakukan pencantuman Tn, Ny, atau Nn diawal


atau akhir nama pasien.

Sistem dan Alur Penyimpanan atau Pengambilan Berkas Rekam


Medis
a. Sistem penyimpanan atau pengambilan berkas rekam medis
Berdasarkan hasil pengamatan kami system penyimpanan berkas
rekam medis di Puskesmas Kasihan I adalah secara sentralisasi yaitu
antara rekam medis rawat jalan dengan rawat inap disimpan dalam satu
berkas rekam medis. Penjajaran rekam medis di Puskesmas Kasihan I
adalah Straigt Numerical Filing yaitu penjajaran Berkas rekam medis
dengan menggunakan nomor langsung secara berturut-turut sesuai
dengan urutan nomornya.
b. Alur penyimpanan berkas rekam medis

mulai

Petugas menerima/mengambil berkas


dari poliklinik

Petugas mensortir berkas

Petugas mengembalikan
berkas ke rak penyimpanan

selesai

Bagan 2. 4. Alur penyimpanan berkas rekam medis

Keterangan:
1.) Petugas rekam medis menerima resep dari petugas pendaftaran.
2.) Petugas menerima/mengambil berkas rekam medis dari poliklinik.
3.) Petugas mensortir/mengecek berkas rekam medis yang ada di
dalam map rekam medis.
31

4.) Petugas mengembalikan berkas rekam medis ke rak penyimpanan


sesuai tempatnya.
c. Alur pengambilan berkas rekam medis

mulai

Petugas menerima resep yang berisi


nama dan no. rekam medis pasien

Petugas filing mengambil berkas rekam medis

Petugas rekam medis


menyerahkan berkas kepada
poliklinik

selesai

Bagan 2. 5. Alur pengambilan berkas rekam medis

Keterangan:
1.) Petugas menerima resep yang berisi nama dan nomor RM pasien.
2.) Petugas mengambil berkas rekam medis sesuai nomor yang
tercetak di resep.
3.) petugas rekam medis menyerahkan berkas rekam medis ke
poliklinik yang dituju.

Sistem dan alur Perakitan Berkas Rekam Medis (Assembling)


Puskesmas Kasihan I
Berdasarkan hasil pengamatan kami sistem perakitan (assembling) di
Puskesmas Kasihan I tidak melaksanakan perakitan berkas rekam medis
karena berkas rekam medis rawat inap sebelumnya sudah disiapkan dalam
satu bendel sehingga tidak memerlukan assembling lagi, Sementara selama
pandemi Covid-19 Puskesmas Kasihan I tidak lagi menerima pasien rawat
inap hanya menerima pasien rawat jalan, pasien gawat darurat dan persalinan.
32

5. Sistem Klasifikasi penyakit dan Tindakan pada kasus yang berhubungan


dengan system panca indera, saraf, mental, system reproduksi,
malformasi kongenital, deformitas, dan abnormali kromosom.
Berdasarkan hasil pengamatan kami sistem klasifikasi penyakit dan
tindakan di Puskesmas Kasihan I dilakukan dengan cara komputerisasi.
Dikarenakan hanya terdapat dua petugas rekam medis di Puskesmas Kasihan
I maka kodefikasi penyakit dilakukan oleh petugas pemberi pelayanan
kesehatan pada masing-masing Poliklinik sedangkan sistem kodefikasi
tindakan yang ada di Puskesmas Kasihan I tidak diberikan kode tetapi hanya
ditulis nama tindakannya pada lembar pemeriksaan.

Tabel 2. 4. Klasifikasi kode penyakit Puskesmas Kasihan I

No Diagnosis Kode ICD-10


1 Cystitis N30
2 Chronic kidney N10
3 Other disorder of urinary system N39
4 Inflamatory disorder of breast N61
5 Female pelvic inflamatory disease N73.9
6 Acute vaginitis N76.0
7 Amenorrhea N91.2
8 Down syndrome unspecified Q90.9
9 Arteriovenous malformation of precerebral vessels Q28.2
10 Tetralogi of fallot Q21.3
11 Lamellar ichthyosis Q80.2
12 Atrial septal defect Q21.1
13 Schizophrenia F20
14 Other anxiety disorder F41
15 Phychological and behavioural factors with disorder F54
16 Depressive episode F32
17 Paranoid schizophrenia F20.0
No Diagnosis Kode ICD-10
18 Chalazion H00.1
19 Conjunctivitis H10
20 Senile cataract H25
21 Glaucoma H40
22 Other disorders of external ear H61
23 Disorder of refraction, unspecified H52.7
24 Impacted cerumen H61.2
33

25 Other headache syndromes G44


26 Carpal tunnel syndrome G56.0
27 Parkinson disease G20
28 Epilepsy G40
29 Mononeuropathy of lower limb, unspecified G57.9
30 Polyneuropathy, unspecified G62.9
Sumber : Aplikasi SIMPUS Puskesmas Kasihan I

6. Sistem Penyusutan dan Jadwal Retensi Berkas Rekam Medis di


Puskesmas Kasihan I
Berdasarkan hasil pengamatan kami kegiatam retensi/penyusutan di
Puskesmas Kasihan I sudah dilakukan pada akhir tahun 2019, sejak tahun 2006
hingga 2019 retensi baru dilaksanakan satu kali. Sistem penyusutan berkas
rekam medis dilakukan dengan cara melihat tahun terakhir kunjungan dan
dipisahkan dengan berkas yang aktif setelah dipisahkan Berkas rekam medis
inaktif akan dilakukan pengentrian pada microsoft excel untuk kemudian dibuat
daftar pertelaan. Untuk sistem pemusnahannya dilakukan dengan pihak ketiga.
34

7. Sistem dan Alur Penerimaan Pasien BPJS


a. Sistem penerimaan pasien BPJS
Sistem penerimaan pasien BPJS Puskesmas Kasihan I sama seperti
penerimaan pasien umum, yang membedakan pasien BPJS, pasien harus
membawa kartu BPJS atau kartu jaminan kesehatan dan juga pada
pembayaran pasien. Setelah dari pendaftaran pasien akan diarahkan oleh
petugas untuk mengambil nomor antrian, petugas menanyakan poliklinik
tujuan pasien dan ara pembayaran pasien, jika pasien akan menggunakan
BPJS/jaminan kesehatan lainnya maka petugas pendaftaran akan meminta
kartu jaminan tersebut untuk dicek apakah kartu tersebut masih aktif atau
tidak. Jiks ksrtu tersebut tidak aktif maka pasien akan menjadi pasien
umum/bayar namun jika BPJS aktif petugas akan mengecek apakah kartu
BPJS pasien terdaftrar pada faskes pelayanan PPK 1 yaitu Puskesmas
Kasihan I, namun jika BPJS tidak termasuk dalam PPK Puskesmas
Kasihan I dan bukan wilayah Bantul maka pasien akan diberikan toleransi
pemakaian kartu BPJS di Puskesmas Kasihan I sebanyak tiga kali
kunjungan dan jika pasien masuk dalam wilayah Bantul tetapi bukan
termasuk PPK 1 Puskesmas Kasihan I maka pasien akan menjadi pasien
umum.
35

b. Alur penerimaan pasien BPJS

mulai

Pendaftaran

Ya
Poli batuk Batuk?

Tidak

Mengambil nomor antrian

Tidak
Pasien menjepit no.antrian Ya Pasien menjepit no.antrian
Baru?
dengan identitas dengan identitas

Petugas mencari data pasien lama

Petugas menginput data Mencetak resep berisi no.RM


pasien baru, membuatkan dijepit bersama nomor antrian
no.RM dan kartu periksa

Poliklinik

Ya
Lab? Laborat

Tidak
Kasir

Ya
Bagan 2. 6. Alur penerimaan pasien BPJS Farmasi Obat?

Tidak

Pulang

selesai
36

Keterangan:
1) Pasien datang ke ruang pendaftaran
2) Petugas pendaftaran melakukan identifikasi pelayanan yang
dibutuhkan pasien jika pasien batuk akan langsung diarahkan untuk
mendaftar langsung dan menunggu di poliklinik Batuk.
3) Pasien mengambil nomor antrian
a) Untuk pasien lama
Pasien menjepit nomor antrian dengan kartu indentitas/kartu
periksa/kartu jaminan.
Petugas pendaftaran mencari data pasien dikomputer
menggunakan SIMPUS DGS (Digital Government Service)
Kesehatan dan memastikan kartu jaminan berlaku di
Puskesmas Kasihan I.
Petugas pendaftaran mengembalikan kartu indentitas/kartu
periksa/kartu jaminan milik pasien.
Petugas pendaftaran mencetak resep berisi nomor rekam medis
dan dijepit bersama nomor antrian.

Petugas filing mengantar rekam medis ke Poliklinik.

Petugas pendaftaran mempersilahkan pasien menuju ruang


pelayanan yang dibutuhkan.

Petugas pelayanan di poliklinik memberikan pelayanan sesuai


kebutuhan pasien.

(a) Apabila pasien tidak memerlukan obat (konsultasi) pasien


langsung dipersilahkan pulang untuk pasien dengan
jaminan kesehatan, dan ke kasir untuk pasien umum.

(b) Apabila pasien hanya membutuhkan rujukan, diberikan


rujukan eksternal kemudian pulang.

(c) Apabila pasien tidak memerlukan pemeriksaan penunjang,


pasien diberikan resep obat.
37

(d) Apabila diperlukan pelayanan dari unit pelayanan lain,


pasien dirujuk menuju unit pelayanan lain yang dimaksud.

(e) Apabila pasien sudah selesai dari bagian yang lain,


petugas mempersilahkan pasien kembali ke poliklinik
yang merujuk atau ke farmasi atau boleh langsung pulang.

(f) Apabila pasien memerlukan pemeriksaan penunjang


pasien dirujuk dengan menggunakan surat pengantar.

(g) Untuk pasien dengan pemeriksaan penunjang, pasien


langsung kembali ke unit pelayanan yang merujuk.

(h) Setelah pemeriksaan selesai pasien menuju ke kasir untuk


menyelesaikan administrasi dengan menunjukan kartu
BPJS.
(i) Jika diperlukan, pasien diberi resep untuk mengambil obat
di bagian farmasi. Tapi jika memang sudah cukup, pasien
boleh langsung pulang.
b) Untuk pasien baru
Pasien menjepit nomor antrian dengan kartu indentitas/kartu
jaminan.
Petugas pendaftaran menginput data pasien baru Apabila anggota
keluarga sudah ada yang pernah periksa, petugas pendaftaran
akan mengecek pada SIMPUS DGS (Digital Government
Service) Kesehatan. Selanjutnya petugas pendaftaran
membuatkan berkas rekam medis kemudian berkas tersebut
dijadikan satu dengan berkas rekam medis keluarganya
namun jika pasien atau keluarga pasien belum pernah ada
yang berobat ke Puskesmas Kasihan I maka petugas
pendaftaran membuatkan berkas rekam medis baru dan
membuatkan kartu periksa.
Petugas pendaftaran mengembalikan kartu indentitas/kartu
jaminan milik pasien.
38

Petugas pendaftaran mencetak resep berisi nomor rekam medis


dan dijepit bersama nomor antrian.

Petugas filing mengantar rekam medis ke Poliklinik.

Petugas pendaftaran mempersilahkan pasien menuju ruang


pelayanan yang dibutuhkan.

Petugas pelayanan di poliklinik memberikan pelayanan sesuai


kebutuhan pasien.

(a) Apabila pasien tidak memerlukan obat (konsultasi)


pasien langsung dipersilahkan pulang untuk pasien
dengan jaminan kesehatan, dan ke kasir untuk pasien
umum.

(b) Apabila pasien hanya membutuhkan rujukan, diberikan


rujukan eksternal kemudian pulang.

(c) Apabila pasien tidak memerlukan pemeriksaan


penunjang, pasien diberikan resep obat.

(d) Apabila diperlukan pelayanan dari unit pelayanan lain,


pasien dirujuk menuju unit pelayanan lain yang
dimaksud.

(e) Apabila pasien sudah selesai dari bagian yang lain,


petugas mempersilahkan pasien kembali ke poliklinik
yang merujuk atau ke farmasi atau boleh langsung
pulang.

(f) Apabila pasien memerlukan pemeriksaan penunjang


pasien dirujuk dengan menggunakan surat pengantar.

(g) Untuk pasien dengan pemeriksaan penunjang, pasien


langsung kembali ke unit pelayanan yang merujuk.
39

(h) Setelah pemeriksaan selesai pasien menuju ke kasir


untuk menyelesaikan administrasi dengan menunjukan
kartu BPJS.
(i) Jika diperlukan, pasien diberi resep untuk mengambil
obat di bagian farmasi. Tapi jika memang sudah cukup,
pasien boleh langsung pulang.

8. Alur dan Proses Penyelesaian Klaim BPJS


Pada proses klaim pasien BPJS dibedakan menjadi 2, yaitu kapitasi dan non
kapitasi.
a. Alur kapitasi
Kapitasi, dana kapitasi diterima puskesmas setiap bulan berdasarkan
jumlah peserta yang terdaftar di puskesmas. Dana kapitasi ditransfer melalui
rekening Puskesmas Kasihan I.

Bagan 2. 7. Alur kapitasi penyelesaiaan klaim BPJS

Keterangan:
1) Jumlah peserta terdaftar dalam 1 bulan di puskesmas.
2) Data jumlah peserta dijadikan dasar pembayaran kapitasi
Puskesmas Kasihan I.
40

3) Kapitasi dibayarkan oleh pihak BPJS sesuai jumlah peserta


terdaftar.

b. Alur non kapitasi


Pembayaran berdasarkan klaim. Yang diklaim yaitu, pelayanan:
1) RITP (Rawat Inap Tingkat Pertama)
2) Laborat Prolanis
3) KB jangka panjang termasuk IUD, implan dan KB suntik 3 bulan.
4) ANC (Antenatal Care) untuk pemeriksaan ibu hamil
a) semester 1, 1 kali
b) semester 2, 1 kali
c) semester 3, 2 kali pemeriksaan
41

Bagan 2. 8. Alur non kapitasi penyelesaiaan klaim BPJS

Keterangan:
Pasien datang.
Pasien di periksa di poli KIA/KB/Laboratorium/UGD (Rawat Inap).
Pasien melengkapi kelengkapan berkas.
Data di entri di P-Care dan dibuat SPP ( Surat Pernyataan Pelayanan),
FKPP (Formulir Klaim Pelayanan Primer)
Membuat FPK (Formulir Pengajuan Klaim)
Berkas pengajuan klaim dikirim ke BPJS
Petugas BPJS memverifikasi berkas pengajuan klaim
BPJS memberikan umpan balik ke Puskesmas
Dari puskesmas membuatkan kwitansi pengajuan klaim.
Kwitansi diverifikasi dibagian keuangan Puskesmas
Kemudian dikirim ke BPJS
Klaim dibayarkan oleh BPJS
c. Proses grouper klaim
Buka Chrome/ Mozilla.
Ketikkan P-Care pada pencarian, kemudian masukkan username.

Cara mengklaim :
Entri data, kemudian masuk ke pendaftaran pasien.
Sesuaikan tanggal kunjungan. Pada nomor pencarian masukkan nomor
BPJS.
Masukkan dalam data kunjungan sakit.
Poliklinik disesuaikan. Klik simpan.
Kemudian muncul new record succes.
Masuk ke entri data, pelayanan pasien
Klik no kartu, masukkan nomor BPJS.
Masukkan alergi pasien jika ada seperti, alergi makanan, obat, udara
Masukkan diagnosis dan terapi obat
42

Masukkan suhu tubuh, tinggi badan, dan berat badan, lingkar perut,
tekanan darah.
Pilih tenaga medis yang memberikan pengobatan
Pilih keadaan pasien pulang : Berobat jalan, rujuk, meninggal.
Klik simpan

9. Mengidentifikasi sistem Pelaporan


Berdasarkan hasil pengamatan kami di Puskesmas Kasihan I ada empat
jenis pelaporan yang disajikan yaitu Laporan Bulanan, Laporan Tahunan,
Laporan Khusus, Dan Laporan SPM (Standar Pelayanan Minimal).
Jenis-jenis laporan bulanan yang ada di Puskesmas Kasihan I adalah sebagai
berikut:
1) Laporan bulanan
a) LB1 Laporan LB 1 di Puskesmas Kasihan I berisi tentang Laporan
Data Kesakitan.
b) LB2 / LPLPO Laporan LPLPO (Laporan Pemakaian dan Permintaan
Obat) di Puskesmas Kasihan I berisi jenis-jenis obat yang tersedia
dan pemakaian obat. Laporan ini dibuat oleh bagian farmasi.
c) LB3 Laporan LB3 di Puskesmas Kasihan I berisi cakupan program
kegiatan (Gizi, KIA-KB, imunisasi dan pengamatan penyakit
menular).
d) LB4 Laporan LB4 di Puskesmas Kasihan I berisi data kegiatan
kunjungan puskesmas.
2) Laporan tahunan
a) Laporan Data Dasar Puskesmas Kasihan I (LT1) berisi identitas
Puskesmas, Kondisi Puskesmas, Ketenagaan Puskesmas, Kondisi
Kendaraan Puskesmas, Jaringan Puskesmas, UKBM (Upaya
Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat), Pendataan Poskesdes di
wilayah Puskesmas Kasihan I.
b) Laporan Data Kepegawaian (LT2) berisi mengenai jumlah tenaga
Kesehatan atau sumber daya manusia tenaga non Kesehatan.
43

c) Laporan Data Peralatan berisi mengenai jumlah sarana dan prasarana


yang dimiliki oleh Puskesmas Kasihan I.
44

3) Laporan khusus
a) Laporan kejadian luar biasa
(1) Laporan Wabah Harian (W1) dilaporkan dalam 24 jam digunakan
untuk melaporkan kejadian luar biasa atau wabah.
(2) Laporan Wabah Mingguan (W2) dilaporkan secara mingguan
digunakan untuk melaporkan penyakit yang berpotensi
menimbulkan KLB atau wabah.
b) Laporan bulanan puskesmas panduan (Sentinel)
Laporan sentinel di Puskesmas Kasihan I meliputi penyakit yang
dapat dicegah dengan imunisasi (PD31), penyakit infeksi saluran
pernapasan akut (ISPA), diare, tetanus neonatorium dan penyakit
akibat kerja. Laporan dibuat oleh surveilans. Pelaporan dilakukan
sebelum tanggal 10 dan dikirim langsung ke Dinas Kesehatan Provinsi
melalui email.

4) Laporan SPM (Standar Pelayanan Minimal)


Laporan SPM di Puskesmas Kasihan I meliputi Pelayanan Kesehatan Ibu
Hamil, Pelayanan Kesehatan Ibu Bersalin, Pelayanan Kesehatan Bayi
Baru Lahir, Pelayanan Kesehatan Balita, Pelayanan Kesehatan Pada Usia
Pendidikan Dasar, Pelayanan Kesehatan Pada Usia Produktif, Pelayanan
Kesehatan Pada Usia Lanjut, Pelayanan Kesehatan Penderita Hipertensi,
Pelayanan Kesehatan Penderita Diabetes Militus, Pelayanan Kesehtan
Orang dengan Gangguan Jiwa Berat , Pelayanan Kesehatan Orang
dengan Tuberculosis, Pelayanan Kesehatan Orang dengan Resiko
Terinfeksi HIV.

10. Sistem Pengumpulan, Pengolahan, dan Penyajian Pelaporan


Sistem pengumpulan
1) Sistem pengumpulan data dalam gedung (Internal)

Pengumpulan data puskesmas merupakan data yang di kumpulkan


setiap hari dari pasien rawat jalan. Data tersebut berguna untuk
45

memantau perawatan pasien setiap hari, mingguan, bulanan dan


tahunan (Hatta R, 2008). Kegiatan pengumpulan data di Puskesmas
Kasihan I sudah dilakukan berdasarkan teori Hatta R, 2008 yaitu
pengumpulan data dimulai pada saat pasien diterima sampai keluar
dari puskesmas dengan segala bentuk tindakan yang diberikan pasien.

Data dalam gedung diambil dari register kunjungan puskesmas


meliputi register rawat jalan, rawat inap, poli umum, dan UGD (Unit
Gawat Darurat). Pelaksanan tersebut bertujuan untuk menunjang
tercapainya tertib administrasi dalam upaya peningkatan pelayanan
kesehatan di puskesmas. Pengumpulan data diperoleh dari entry data
pada Sistem E-Health oleh perawat dari masing-masing poliklinik
yang dientri setiap hari dan direkapitulasi setiap bulan, setiap unit
pelayanan memiliki petugas yang bertanggung jawab untuk
melaporkan data kegiatan yang terjadi di unit pelayanan.
2) Sistem pengumpulan data luar gedung (Eksternal)
Pengumpulan data diambil dari hasil kegiatan di luar gedung
Puskesmas Kasihan I yang dicatat menggunakan buku register, data
luar gedung diambil dari buku register kunjungan puskesmas meliputi
Posyandu Lansia, Pemeriksaan PSWT, Panti Sosial Tresna Wredha
(Panti Jompo) dan Kunjungan PisPK (Kunjungan Keluarga). Segala
kegiatannya dicatat di buku register kemudian data tersebut
direkapitulasi dan dikumpulkan ke petugas entri data di Puskesmas
Kasihan I.

Pengolahan data

Hasil pengumpulan data kemudian dilakukan pengolahan, yakni semua


bentuk catatan, baik dari hasil rekapitulasi harian maupun lembaran
formulir rekam medis, yang selanjutnya dipakai sebagai bahan laporan
puskesmas. Pengolahan data bertujuan untuk mengubah data yang telah
dikumpulkan menjadi informasi yang dibutuhkan untuk tujuan tertentu.
Sebelum melakukan pengolahan data terlebih dahulu dilakukan koreksi
46

data dan tabulasi data (Soeparto dkk, 2006). Di Puskesmas Kasihan I


proses pengolahan data dilakukan secara komputerisasi dan manual
berdasarkan teori menurut Soeparto dkk, 2006). Data yang telah diperoleh
dikumpulkan dan direkap serta dicek kebenarannya kemudian dimasukkan
atau di input ke dalam komputer untuk menghasilkan informasi yang
dibutuhkan.

Penyajian data

Setelah data layanan kesehatan selesai dikumpulkan, maka data tersebut


harus diubah menjadi informasi. Data yang telah terkumpul dapat disajikan
dengan cara tekstural, tabel dan grafik (Hatta, 2008:224).

1) Penyajian tekstural

Penggambaran isi dari data dilakukan dengan penulisan yang


ditulis dengan beberapa kalimat, singkat kadang dapat pula dimasukkan
simbol dari tanda-tanda statistik.

2) Penyajian tabel

Tabel bermanfaat untuk memperlihatkan pola, kecenderungan,


kekhususan, perbedaan dan hubungan lain yang ada pada data dan tabel
dapat pula merupakan dasar untuk membuat tampilan yang lain, seperti
grafik.

3) Penyajian grafik

Dalam bidang kesehatan, umumnya digunakan grafik koordinat


kotak (rectangular coordinate graph), yang memiliki dua sumbu, satu
sumbu horizontal dan satu sumbu vertikal. Umumnya digunakan sumbu
horizontal untuk menunjukkan nilai variabel independen, umumnya
berupa kategori pengelompokan, seperti umur, jenis kelamin dll.
Sedangkan sumbu vertikal digunakan untuk menampilkan variabel
dependen, seperti frekuensi kejadian penyakit. Tiap sumbu harus diberi
keterangan apa yang ditampilkan pada sumbu tersebut. Penyajian data
di Puskesmas Kasihan I sudah dilakukan berdasarkan teori menurut
47

Hatta, (2008:224) yaitu data yang telah dikumpulkan dan diolah


kemudian disajikan dalam bentuk tabel, dan grafik sesuai kebutuhan
yang diperlukan.

11. Alur Pembuatan Surat Keterangan Medis (Assuransi, Visum et Repertum,


dsb)
Berdasarkan hasil pengamatan kami di Puskesmas Kasihan I Surat
keterangan medis dimulai dari petugas mengisi identitas pemohon surat
keterangan medis kemudian pasien akan dilakukan pemeriksaan fisik oleh
petugas medis. Setelah pelayanan pemeriksaan dokter atau tenaga kesehatan
mengesahkan SKM yang disertai tandatangan dari dokter atau petugas
kesehatan kemudian paien akan diarahkan ke kasir untuk penyelesaian
administrasi setelah itu pasien pulang.
48

a. Alur pembuatan surat keterangan medis Puskesmas Kasihan I

mulai

mendaftar

Mengambil nomor antrian

Tidak
pasien menjepit no.antrian Ya pasien menjepit no.antrian
Baru?
dengan identitas. dengan identitas.

Petugas mencari data pasien lama

Petugas menginput data Mencetak resep berisi no.RM


pasien baru, membuatkan dijepit bersama nomor antrian
no.RM dan kartu periksa

Poliklinik Umum

Kasir

Poliklinik Umum

Dibuatkan SKM

Pulang

selesai

Bagan 2. 9. Alur pembuatan surat keterangan medis

Keterangan:
1) Pasien datang, mengambil nomor antrian (umum).
2) Kemudian setelah nomor antriannya dipanggil pasien mendaftar di
pendaftaran. Pasien menunjukkan kartu BPJS (apabila peserta BPJS)
dan kartu pengenal dari puskesmas (Pasien Lama). Apabilla pasien baru
maka menunjukkan identitas pasien dan kartu BPJS (apabila peserta
BPJS). Pasien diperiksa di poli umum.
49

3) Setelah pasien diperiksa, pasien menuju kasir untuk menyelesaikan


administrasi.
4) Pasien kembali ke poli umum dan dibuatkan Surat Keterangan Medis
(SKM).
5) Setelah dibuatkan SKM, pasien menuju BP untuk minta tanda tangan
dokter dan Pasien pulang.

Alur pembuatan SKM Visum Et Repertum

mulai

Surat pengantar
kepolisisan
mendaftar

Mengambil nomor
antrian

pasien menjepit no.antrian Ya Tidak pasien menjepit no.antrian


Baru?
dengan identitas. dengan identitas.

Petugas mencari data pasien


lama
Petugas menginput data Mencetak resep berisi no.RM
pasien baru, dijepit bersama nomor antrian
membuatkan no.RM dan
kartu periksa
Poliklinik Umum

Kasir

Poliklinik Umum

Dibuatkan Visum et Repertum

Pulang

selesa
i
Bagan 2. 10. Alur pembuatan Visum et Repertum
50

Keterangan:
1) Pasien datang dengan membawa surat pengantar dari kepolisian,
kemudian mengambil nomor antrian (umum).
2) Kemudian setelah nomor antriannya dipanggil pasien mendaftar di
pendaftaran. Pasien menunjukkan kartu BPJS (apabila peserta BPJS) dan
kartu pengenal dari puskesmas (pasien lama). Apabilla pasien baru maka
menunjukkan identitas pasien dan kartu BPJS (apabila peserta BPJS).
3) Pasien diperiksa di poli umum.
4) Setelah pasien diperiksa, pasien menuju kasir untuk menyelesaikan
administrasi.
5) Pasien kembali ke poli umum dan yang boleh mengambil hasil visum at
repertum adalah pihak kepolisian.
6) Pasien pulang.
b.
BAB III
PEMBAHASAN

A. Sistem dan alur Penerimaan Pasien Rawat Jalan dan Rawat Darurat
Menurut SOP pendaftaran pasien puskesmas Kasihan I dengan Nomor
Dokumen 01/SOP/VII/2018. Pendaftaran adalah tata cara penerimaan pasien
yang baru pertama kali datang dan tata cara penerimaan pasien lama/sudah
pernah berkunjung ke Puskesmas Kasihan 1 untuk berobat. Kegiatan
pendaftaran pasien bertujuan untuk mengetahui kebutuhan pasien,
mengidentifikasi dan menjaring data sosial pasien yang diperlukan puskesmas
dalam rangka memenuhi kebutuhan pasien. Prosedur yang dilakukan petugas
pendaftaran yang melayani pasien:
1. Pasien baru
a. Petugas pendaftaran menyapa pasien dengan senyum, salam, sapa,
sopan dan santun.
b. Petugas pendaftaran mempersilahkan pasien mengambil nomor antrian
unit layanan yang dituju, terdiri dari unit layanan umum, gigi, lansia
dan KIA.
c. Petugas memberikan nomor antrian psikologi untuk pasien yang
menghendaki pelayanan langsung ke psikolog.
d. Petugas mempersilahkan pasien untuk menyiapkan kartu identitas
(KTP/SIM) serta kartu jaminan kesehatan bila memiliki atau identitas
lain.
e. Petugas pendaftaran mengecek kepesertaan pada aplikasi P-care apabila
pasien mempunyai kartu jaminan kesehatan tersebut bias digunakan di
Puskesmas Kasihan atau tidak.
f. Petugas pendaftaran meminta fotocopy kartu jaminan kesehatan apabila
pasien mempunyai kartu jaminan.
g. Petugas pendaftaran mengembalikan kartu identitas dan kartu jaminan
kesehatan.

51
52

h. Petugas pendaftaran meminta pasien/keluarga pasien mengisi formulir


pendaftaran pasien baru yang telah disediakan, meliputi:
Nama
Jenis kelamin
Tempat dan tanggal lahir
Nama Kepala Keluarga
Status
Alamat
Kartu jaminan dan nomor jaminan
Pekerjaan
Pendidikan terakhir
No. Handphone
i. Petugas pendaftaran membantu mengisi formulir pendaftaran pasien
baru apabila pasien/keluarga pasien bila kesulitan membaca dan
menulis.
j. Petugas pendaftaran mengecek ulang identitas pasien yang telah
diisi/ditulis di formulir pendaftaran.
k. Petugas pendaftaran mempersilahkan menjepit nomor antrian nomor
antrian dan formulir pendaftaran pasien baru dengan trigonal.
l. Petugas pendaftaran mempersilahkan pasien untuk meletakkan nomor
antrian dan formulir pendaftaran pasien baru yang telah dijepitkan
dengan trigonal.
m. Petugas pendaftaran memberikan penjelasan tentang hak dan kewajiban
pasien serta alur pelayanan di Puskesmas Kasihan I.
n. Petugas pendaftaran mempersilahkan pasien untuk menunggu di ruang
tunggu di depan ruang periksa sesuai dengan poli yang dituju.
o. Petugas pendaftaran menginput data pasien yang telah dituliskan di
formulir pendaftaran pasien baru untuk diinput di dalam komputer dan
mengeprint resep.
p. Petugas pengklasifikasi rekam medis sesuai poli yang dituju
q. Petugas mengantar berkas rekam medis sesuai dengan poli yang dituju
53

2. Pasien lama
a. Petugas pendaftaran menyapa pasien dengan senyum, salam, sapa,
sopan dan santun.
b. Petugas pendaftaran mempersilahkan pasien mengambil nomor antrian
unit layanan yang dituju terdiri dari: unit layanan umum, lansia, gigi
dan kia.
c. Petugas memberikan nomor antrian fisioterapi untuk pasien yang
memerlukan pelayanan fisioterapi lanjutan
d. Petugas mempersilahkan pasien untuk mempersiapkan kartu periksa
dan jaminan kesehatan.
e. Petugas pendaftaran mempersilahkan menjepit nomor antrian, kartu
berobat dan kartu jaminan kesehatan bila memiliki dengan trigonal.
f. Petugas pendaftaran mempersilahkan pasien untuk menaruh nomor
antrian poli yang dituju, kartu berobat dan kartu jaminan kesehatan
yang telah dijepit ketempat yang telah disediakan.
g. Petugas pendaftaran menganjurkan pasien menuliskan identitasnya di
formulir pasien bila tidak membawa kartu berobat atau identitas lain,
dan mencetakkan kartu berobat yang baru.
h. Petugas pendaftaran mempersilahkan pasien untuk duduk dan
menunggu panggilan di tempat yang telah disediakan.
i. Petugas pendaftaran mengentri identitas kartu berobat pasien dan
mengeprint resep.
j. Petugas mempersilahkan pasien untuk menunggu di depan ruang
periksa sesuai poli yang dituju.
k. Petugas mengentri data pasien ke komputer, mengeprint resep (kecuali
pasien rujukan rutin, imunisasi dan KB pil/suntik).
l. Petugas mengambil rekam medis di rak rekam medis sesuai nomor dan
wilayah pedukuhan
m. Petugas mengklasifikasikan rekam medis sesuai poli yang dituju.
n. Petugas mengantar berkas rekam medis sesuai dengan poli yang dituju.

PASIEN MENGAMBIL NOMOR ANTRIAN


DATANG

tidak ya
PASIEN SUDAH
PASIEN BARU PASIEN LAMA

54
MENJEPIT NO. ANTRIAN MENJEPIT NO. ANTRIAN
DENGAN DENGAN
IDENTITAS/JAMINAN IDENTITAS/JAMINAN
(BILA MEMILIKI) (BILA MEMILIKI)
MASUKKAN KERANJANG MASUKKAN KERANJANG

DIBERI PENJELASAN IDENTIFIKASI


HAK DAN KEWAJIBAN INFORMASI

ALUR PELAYANAN

MENUNGGU
PANGGILAN DI
POLIKLINIK
TUJUAN

Bagan 3. 1. Alur penerimaan pasien

3. Pasien
gawat darurat
a. Petugas pendaftaran menyapa pasien dengan senyum, salam, sapa,
sopan dan santun.
b. Petugas pendaftaran langsung mempersilahkan pasien masuk ke ruang
tindakan.
c. Petugas pendaftaran mempersilahkan keluarga/pengantar pasien
mendaftarkan pasien di ruang pendaftaran.
d. Petugas pendaftaran menanyakan kartu berobat dan kartu jaminan
kesehatan pasien.
e. Petugas meminta KTP dan kartu jaminan kesehatan pasien bila pasien
baru pertama kali berkunjung di Puskesmas Kasihan I.
55

f. Petugas teteap mengecek data pasien di database komputer terlebih


dahulu.
g. Petugas pendaftaran mengecek nomor kartu jaminan kesehatan/BPJS di
P-care apakah kartu BPJS tersebut bisa digunakan di Puskesmas
Kasihan I atau tidak pasien dengan jaminan kesehatan/BPJS
h. Petugas membuatkan rekam medis pasien baru jika pasien belum
pernah periksa di Puskesmas Kasihan I.
i. Petugas mengembalikan KTP dan kartu jaminan kesehatan pasien.
j. Petugas meng-entry data pasien ke komputer, meng-print form resep
dan kartu berobat.
k. Petugas mengantarkan rekam medis ke ruang tindakan.
l. Untuk pasien lama, petugas meminta kartu berobat dan kartu jaminan
kesehatan pasien.
m. Petugas meng-entry data pasien sesuai nomor rekam medis dan
mengeprint resep.
n. Petugas mengembalikan kartu berobat dan kartu jaminan kesehatan
pasien.
o. Petugas mengambilkan rekam medis pasien di rak rekam medis.
p. Petugas mengantarkan rekam medis ke ruang tindakan.

Dari hasil pengamatan kami sistem penerimaan pasien rawat jalan dan
rawat darurat di Puskesmas Kasihan I sudah dilaksanakan dengan baik sesuai
dengan SOP pendaftaran dengan nomor dokumen 01/SOP/VII/2018.
Sedangkan penerimaan pasien rawat inap selama pandemi Covid-19 untuk
sementara ditiadakan sampai waktu yang tidak ditentukan.
56

Sistem Penomoran dan Sistem Penamaan Pada Pemeriksaan Pasien


Sistem penomoran
Menurut Budi (2011), Sistem penomoran dalam pelayanan rekam
medis yaitu tata cara penulisan nomor yang diberikan kepada pasien yang
datang berobat sebagai bagian dari identitas pribadi pasien yang
bersangkutan. Nomor rekam medis memiliki berbagai kegunaan atau tujuan
yaitu:
a. Sebagai petunjuk pemilik berkas rekam medis pasien yang bersangkutan
b. Untuk pedoman dalam tata cara penyimpanan (penjajaran) berkas rekam
medis
c. Sebagai petunjuk dalam pencarian berkas rekam medis yang telah
tersimpan dalam filing.
Menurut Bambang Shofari dalam bukunya yang berjudul Pengantar
Sistem Rekam Medis Kesehatan (1998) ada tiga sistem pemberian nomor
pasien (administrasion numbering system) yaitu:
a. Pemberian Nomor Secara Seri (Serial Numbering System)
Merupakan suatu system penomoran dimana setiap pasien yang
berkunjung di Puskesmas atau di sarana pelayanan kesehatan akan
mendapat nomor baru.
b. Pemberian Nomor Secara Unit (Unit Numbering System)
Suatu system penomoran dimana system ini memberikan satu nomor
kepada pasien rawat jalan, rawat inap, dan gawat darurat. Setiap pasien
yang berkunjung mendapat satu nomor pada saat pertama kali pasien
datang ke Puskesmas dan digunakan selamanya pada kunjungan
berikutnya. Sistem penomoran unit dibagi menjadi dua, yaitu:
1) Social Security Numbering Merupakan penomoran yang
berhubungan dengan lingkungannya dan hanya di Amerika Serikat
dan efektif pada veteran administration hospital.
2) Family Numbering Merupakan penomoran yang berhubungan dengan
keluarga (satu nomor untuk satu keluarga).
57

c. Pemberian Nomor Secara Seri Unit (Serial Unit Numbering System)


Pemberian nomor dengan cara ini menggabungan cara seri dan unit
dimana setiap pasien datang berkunjung ke Puskesmas diberikan nomor
baru tetapi dokumen rekam medis terdahulu digabungkan dan disimpan
menjadi satu di bawah nomor yang baru.
1) Sistem Penomoran Rekam Medis di Puskesmas Kasihan I
Menggunakan sistem penomoran unit (unit numbering system)
dimana pasien diberi satu nomor untuk seumur hidup dam sistem
penomoran unitnya menggunakan sistem family numbering yaitu satu
nomor untuk untuk satu keluarga dan sudah sesuai dengan teori
menurut Bambang Shofari (1998) yang dijelaskan di atas.
2) Sistem Penamaan
Menurut Budi (2011), Nama dalam arti bahasa yaitu kata yang
digunakan untuk menyebut dan memanggil orang, barang, dapat pula
berarti gelar, sebutan, kemasyhuran kehormatan. Nama dibedakan
menjadi:
Nama orang Indonesia
Nama orang Cina, Korea, Vietnam, dan sejenisnya
Nama orang India, Jepang, Muangthai, dan sejenisnya
Nama orang Arab, Persia, Turki, dan sejenisnya
Nama orang Eropa, Amerika, dan sejenisnya.
Di Indonesia sendiri sangat beragam untuk jenis penamaannya.
Hal ini karena nama biasanya dikaitkan dengan suku, gelar
kepangkatan, baptis, atau tambahan pada wanita yang sudah menikah
dengan nama suaminya.
Berikut ini adalah cara menulis dan mengindeks nama pasien pada
formulir rekam medis:
a) Penulisan nama pasien diikuti singkatan yang menunjukkan status
pasien. Singkatan ini bisa dituliskan di depan nama atau dibelakang
nama pasien, pada dasarnya di fasilitas pelayanan kesehatan
tersebut sebaiknya konsisten penulisannya. Untuk singkatan yang
58

menunjukkan status pasien yang disertakan pada nama pasien dapat


dilihat dari tabel di bawah ini:

Tabel 3. 1. Status pasien


No. Status Pasien Nama Singkatan
1. Bayi By
2. Bayi yang belum mempunyai nama (nama ibunya)
By. Ny.
3. Anak-anak An.
4. Laki-laki yang belum menikah Sdr.
5. Perempuan yang belum menikah Sdri. atau Nn.
6. Laki-laki yang sudah menikah Bp.
7. Perempuan yang sudah menikah Ny.
8. Pasien yang sudah meninggal Alm.
Sumber : Budi, 2011

b) Penulisan gelar atau pangkat dituliskan dibelakang nama pasien


yang seharusnya mempunyai gelar didepan namanya, maka gelar
tetap dituliskan dibelakang nama pasien. Misalnya, pada pasien
yang sudah menikah dengan nama Prof. Febriant maka penulisan
nama pada rekam medisnya adalah Febriant, Prof. Bp.

c) Nama pasien dituliskan dengan lengkap sesuai dengan kartu tanda


penduduk (bukan nama panggilan).

d) Penulisan nama menggunakan ejaan yang disempurnakan di


Indonesia (sesuai dengan EYD).

e) Nama pada sampul BRM ditulis dengan menggunakan huruf


kapital, hal ini untuk mempermudah petugas dalam membaca
nama pasien.

f) Pada lembar identitas pasien disertakan penanggungjawab yang


sah seperti tabel di bawwah ini:

Tabel 3. 2. Status pasien


59

No. Status pasien Penanggung jawab Pertama


1. Anak-anak Ayah
2. Laki-laki sudah menikah Dirinya sendiri atau istrinya
3. Perempuan sudah menikah Suaminya

Dari hasil pengamatan kami sistem penomoran berkas rekam medis pasien
di Puskesmas Kasihan I sudah sesuai dengan isi buku “Manajemen Unit Kerja
Rekam Medis”(Budi, 2011). Dan Sistem penamaan berkas rekam medis pasien
belum terlaksana dengan baik sesuai dengan isi buku “Manajemen Unit Kerja
Rekam Medis”(Budi, 2011).

C. Sistem dan Alur Penyimpanan dan Pengambilan Berkas Rekam Medis


Menurut Sugiarto Wahyono (2005). Sistem penyimpanan adalah sistem
yang digunakan pada penyimpanan dokumen agar kemudahan kerja
penyimpanan dapat diciptakan dan penemuan dokumen yang suda disimpan
dapat dilakukan dengan cara cepat bilamana dokumen tersebut seaktu-waktu
dibutuhkan.
Menurut Budi (2011), penyimpanan berkas rekam medis didalam
penyelenggaraan rekam medis dibagi menjadi 2 (dua), yaitu :
1. Sentralisasi
Sentralisasi adalah penyimpanan rekam medis dalam satu kesatuan baik
catatan kunjungan poliklinik maupun catatan selama seorang pasien dirawat,
disimpan pada satu tempat yaitu bagian rekam medis.
60

2. Desentralisasi
Desentralisasi adalah penyimpanan yang dibuat secara terpisah antara
berkas rekam medis. Rekam medis poliklinik disimpan pada satu tempat
penyimpanan, sedangkan rekam medis penderita dirawat disimpan pada
bagian pencatatan medis. Secara lain penyimpanan berdasarkan lokasi
penyimpanan berkas rekam medis, masih ada pengaturan penyimpanan
berkas rekam medis, menurut jenis sistem penyimpanan berkas yang
digunakan pada fasilitas pelayanan kesehatan. Jenis penyimpanan berkas
rekam medis di fasilitas pelayanan kesehatan sangat beragam, hal ini
disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan penyimpanan berkas rekam
medis di masing-masing fasilitas pelayanan kesehatan. Jenis sistem meliputi
:
a. Sistem penyimpanan alphabetic merupakan jenis penyimpanan berkas
rekam medis berdasarkan urutan abjad. Huruf depan dari nama pasien
akan dijadikan huruf kunci untuk pencarian pada rak penyimpanan.
Pada jenis penyimpanan ini membutuhkan waktu kerja yang lama dan
mempunyai risiko tinggi terhadap timbulnya banyak kesalahan, misal
nama yang berubah dan nama yang salah eja. Selain itu, tidak dapat
melakukan perkiraan terhadap kebutuhan penggunaan area rak tertentu,
karena petugas tidak dapat memprediksi nama-nama pasien yang akan
berobat nantinya. Hal ini meyebabkan tidak adanya kontrol terhadap
pengelolaan pada tempat penyimpanan berkas rekam medis.
Kekurangan lain dari jenis penyimpanan ini adalah petugas harus teliti
melihat satu persatu dari urutan huruf pada nama pasien. Dengan
demikian jenis penyimpanan ini cocok untuk fasilitas pelayanan
kesehatan dengan jumlah pasien yang masih sedikit.
b. Sistem penyimpanan numerik jenis penyimpanan berkas dengan
numerik merupakan salah satu jenis penyimpanan berkas rekam medis
yang mengikuti urutan nomor rekam medisnya. Terdapat 3 cara
penyimpanan berdasarkan numerik ini, yaitu:
61

1) Sistem penjajaran nomor langsung (Strainght Numerical Filing)


Dikenal dengan sistem penjajaran dengan nomor langsung
yaitu suatu sistem penyimpanan berkas rekam medis dengan
menjajarkan berkas rekam medis berdasarkan dengan menjajarkan
berkas rekam medis berdasarkan dengan urutan nomor rekam
medisnya secara langsung pada rak penyimpanan. Misalnya
kesempatan rekam medis berikut ini akan disimpan berurutan
dalam suatu rak, yaitu 08-00-01, 0800-02, 08-00-03.
2) Sistem penjajaran nomor tengah (Middle Digit Filing)
merupakan sistem penyimpanan berkas rekam medis
berdasarkan numerik dengan urutan sistem angka tengah. Sistem
ini menyimpan berkas rekam medis dengan menjajarkan berkas
rekam medis berdasarkan urutan nomor rekam medis pada 2 angka
kelompok tengah. Dalam hal ini angka yang terletak ditengah-
tengah menjadi angka pertama, pasangan angka terletak paling kiri
menjadi angka kedua, dan kelompok angka paling kanan menjadi
angka ketiga.
3) Sistem penjajaran nomor akhir (Terminal Digit Filing)
Merupakan sistem penyimpanan berkas rekam medis di rak
filing dengan menjajarkan berkas rekam medis berdasarkan urutan
nomor rekam medis kelompok akhir. Artinya 2 angka pada
kelompok akhir ini dijadikan sebagai kunci penyimpanan berkas
rekam medisnya. Untuk menjalankan sistem ini, terlebih dahulu
simpan rak penyimpanan dengan membaginya menjadi 100 seksi
(section) seusai dengan 2 angka kelompok akhir tersebut, mulai
dari angka akhir seksi 00-01-02 dan seterusnya sampai seksi 99
c. Sistem penyimpanan kronologis
Jenis penyimpanan kronologis merupakan jenis penyimpanan
berkas rekam medis. Berdasarkan urutan peristiwa/kejadian pasien
datang ke fasilitas pelayan kesehatan. Sebagai contoh pada fasilitas
pelayanan kesehatan. Sebagai contoh pada fasilitas pelayanan kesehatan
62

menyimpan berkas rekam medisnya dengan cara diurutkan tipe tanggal,


sehingga mungkin akan terbentuk kelompok-kelompok sesuai pasien
datang berobat. Secara tidak langsung penyimpanan kronologis
dilakukan dengan cara menyimpan berkas dengan sesuai urutan waktu
kedatangan di fasilitas pelayanan kesehatan. Sistem penyimpanan ini
hanya cocok untuk fasilitas pelayanan kesehatan dengan ruang lingkup
yang kecil, contohnya pada dokter praktek pribadi, praktek dokter
spesialis dan bidan.
d. Sistem penyimpanan subjek (Kasus)
Jenis penyimpanan subjek (kasus) merupakan jenis penyimpanan
berkas rekam medis. Berdasarkan kasus penyakit yang diderita masing-
masing pasien. Misalnya rak pertama untuk penyimpanan berkas rekam
medis pada penyakit dalam, dan rak kedua penyimpanan berkas rekam
medis pada kasus penyakit jantung, dan seterusnya.
e. Sistem penyimpanan wilayah
Sistem penyimpanan berdasarkan wilayah merupakan jenis
penyimpanan rekam medis berdasarkan wilayah yang ada di lingkup
fasilitas pelayanan kesehatan berada rak-rak penyimpanan berkas
rekam medis akan dikelompokkan berdasarkan nama wilayah yang ada,
sehingga berkas rekam medis pasien akan disimpan berdasarkan
wilayah tempat tinggalnya. Sistem penyimpanan ini sering disebut
dengan system penyimpanan family folder umumnya dalam satu berkas
rekam medis digunakan oleh satu keluarga dan masing-masing formulir
diberi tambahan kode khusus menandakan kode rekam medis ayah, ibu,
dan anak. Fasilitas pelayanan kesehatan yang memungkinkan untuk
menggunakan sistem ini adalah puskesmas. Hal ini karena tekait
dengan tugas puskesmas yang bertanggung jawab terhadap kesehatan
masyarakat di wilayahnya. Sehingga dengan sistem ini akan diketahui
banyaknya masyarakat yang berobat atau sakit dari masing-masing
wilayah, sehingga dapat digunakan untuk pengambilan keputusan
penanganan kesehatan di wilayah tersebut (Budi, 2011).
63

Dari hasil pengamatan kami, Sistem penyimpanan dan pengambilan


berkas rekam medis di Puskesmas Kasihan I menggunakan sistem
sentralisasi dimana berkas rekam medis pasien disimpan dengan cara
menyatukan lembar status pasien kedalam satu folder baik pasien UGD
maupun pasien rawat jalan dan rawat inap menggunakan sistem
penyimpanan berdasarkan family folder dimana dalam satu berkas rekam
medis digunakan untuk satu keluarga dan masing-masing diberi tambahan
kode khusus untuk menandai kode rekam medis ayah, ibu dan anak. Sistem
penyimpanan yang ada di Puskesmas Kasihan I sudah sesuai dengan isi
buku “Manajemen Unit Kerja Rekam Medis”(Budi, 2011).

D. Sistem dan Alur Perakitan Berkas Rekam Medis (Assembling)


Assembling merupakan bagian sub sistem rekam medis yang berfungsi
sebagai peneliti kelengkapan isi dan perakitan dokumen rekam medis yang
berfungsi sebelum disimpan lembar formulir dalam dokumen rekam medis
diatur kembali sesuai urutan riwayat pasien dan diteliti kelengkapan isi
dokumen rekam medis, bila belum lengkap akan dikembalikan ke instansi yang
bertanggung jawab (Depkes RI, 1997).
Tujuannya dilakukan assembling berkas rekam medis pasien adalah untuk
mengetahui gambaran riwayat kesehatan pasien dari dulu hingga sekarang
yang dapat membantu petugas medis memberikan penanganan yang tepat pada
pasien. Hal ini sangat penting dilakukan mengingat betapa berbahayanya jika
penanganan seorang pasien tanpa mengetahui riwayat kesehatan dan
pengobatannya, jika tidak berhati-hati maka akan memperburuk kondisi pasien.

Dari hasil pengamatan kami, di Puskesmas Kasihan I tidak ada sistem dan
alur penataan berkas rekam medis (assembling) tetapi jika ada lembar
pemeriksaan baru diletakkan diatas berkas pemeriksaaan yang lama, karena
terbatasnya tenaga kerja rekam medis di Puskesmas Kasihan I Jadi urutan
assembling atau penataan berkas rekam medis di Puskesmas Kasihan I belum
64

sesuai dengan Depkes RI, 1997 dan selama pandemi Covid-19 kegiatan rawat
inap di Puskesmas Kasihan I ditiadakan jadi tidak ada berkas rekam medis
yang harus di assembling.

E. Klasifikasi Penyakit dan Tindakan Pada Kasus yang Berhubungan


Dengan Sistem Panca Indera, saraf, mental, sistem reproduksi,
malformasi kongenital, deformitas, dan abnormali kromosom
Menurut Dirjen Yanmed (2006) klasifikasi adalah pemberian penetapan
kode dengan menggunakan huruf atau angka atau kombinasi huruf dalam
angka yang menwakili komponen data. Kegiatan serta diagnosis yang ada
didalam rekam medis harus diberi kode dan selanjutnya diindeks agar
memudahkan pelayanan pada penyajian informasi untuk menunjang fungsi
perencanaan, manajemen dan riset bidang kesehatan. Klasifikasi ini bertujuan
untuk menyeragamkan nama dan golongan penyakit, cedera, gejala, dan factor
yang mempengaruhi kesehatan. Penetapan diagnosis seorang pasien merupakan
kewajiban, hak dan tanggungjawab dokter (tenaga medis) yang terkait tidak
boleh diubah, oleh karena itu diagnosis yang ada dalam rekam medis harus
diisi dengan lengkap dan jelas sesuai denan arahan yang ada dibuku ICD 10.
Coding merupakan sub sistem untuk memberikan kode untuk diagnosis
penyakit maupun tindakan medis. Dalam pemberian kode yang selesai dengan
cara melihat di ICD-10 (International Statistical Classification of Disease and
Related Health Problem Tenth Revision) untuk melihat kode tindakan medis
menggunakan (International Statistical Classification of Disease and Related
Health Problem Tenth Revision clinical modification) ICD 9 CM. Ketepatan
pemberian kode sangat penting (Budi, 2011).
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 55. Tahun 2013
tentang Penyelenggaraan Pekerjaan Perekam Medis pasal 13 yaitu salah satu
wewenang dari perekam medis adalah melaksanakan sistem klasifikasi klinis
dan kodefikasi penyakit yang berkaitan dengan kesehatan dan tindakan medis
sesuai terminologi medis yang benar.
65

Dari hasil pengamatan kami, pengklasifikasian penyakit di Puskesmas


Kasihan I dilakukan dengan cara komputerisasi dan menggunakan ICD-10
sudah sesuai dengan buku “Manajemen Unit Kerja Rekam Medis” (Budi,
2011). Sedangkan petugas yang melakukan kodefikasi penyakit adalah
perawat atau dokter yang melayani pemeriksaan langsung kepada pasien. Jika
di tinjau dari Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 55 Tahun
2013 tentang Penyelenggaraan Pekerjaan Perekam Medis pasal 13
kompetensinya bukan tidak sesuai, hanya saja dalam kompetensi perekam
medis di Pukesmas Kasihan I digunakan pada saat verifikasi kode pada
SIMPUS jadi petugas rekam medis lah yang bertanggung jawab dalam
ketepatan dalam pengkodean penyakit seperti tercantum dalam KepMenKes
No.377/MenKes/SK/III/2007 tentang standar profesi perekam medis
menyebutkan salah satu kompetensi perekam medis adalah klasifikasi dan
kodefikasi penyakit dan tindakan medis, artinya perekam medis harus mampu
mengkode penyakit dan tindakan medis sesuai dengan klasifikasi yang
berlaku di Indonesia yaitu ICD-10. (International Stastical Classification of
Disease and Related Health Problem Tenth Revision) dengan seakurat
mungkin agar tidak terjadi kesalahan dalam pengambilan keputusan. Dengan
demikian setiap pelayanan kesehatan semestinya menyediakan profesi
perekam medis untuk menjamin keakuratan dalam mengelola klasifikasi
diagnosis penyakit maupun tindakan.
Di Puskesmas Kasihan I hanya terdapat dua petugas perekam medis,
maka kodefikasi penyakit dilakukan oleh petugas pemberi pelayanan yang
ada di masing-masing poliklinik. Meskipun demikian masih sering ditemukan
pada BRM yang tidak dituliskan kode penyakitnya dan hanya ditulis
diagnosisnya saja. Sedangkan untuk sistem kodefikasi tindakan yang ada di
Puskesmas Kasihan I tidak dilakukan tetapi hanya ditulis nama tindakannya
pada berkas rekam medis. Setiap selesai melakukan pelayanan kesehatan,
petugas akan memasukan diagnosis pasien kedalam komputer (SIMPUS) dan
primay care BPJS (bagi pasien yang terdaftar BPJS) untuk bisa dilakukan
pada proses klaim biaya pelayanan kesehatan.
66

F. Sistem Penyusutan dan Jadwal Retensi Rekam Medis


Sistem penyusutan berkas rekam medis di puskesmas menurut
PERMENKES No. 269/Menkes/PER/III/2008 bab IV tentang penyimpanan,
pemusnahan dan kerahasiaan pasal 9 ayat 1 rekam medis pada sarana
pelayanan kesehatan non rumah sakit wajib disimpan sekurang-kurangnya
untuk jangka waktu 2 tahun terhitung dari tanggal terakhir pasien berobat.
Pasal 9 ayat 2 berbunyi: setelah batas waktu sebagaimana dimasud pada ayat 1
dilampaui rekam medis dapat dimusnahkan.
Menurut SOP Puskesmas Kasihan I No.Dokumen :145/SOP/VIII/2018
Retensi rekam medis merupakan kegiatan pengurangan jumlah formulir di
dalam rekam medis dengan cara memilah nilai guna dari tiap-tiap formulir.
Langkah-langkah pelaksanaan retensi sbb:
1. Petugas rekam medis mengambil data pasien yang akan diretensi melalui
aplikasi E-Health.
2. Petugas rekam medis merekap data pasien tidak aktif dalam bentuk excel
dengan mencantumkan tahun retensi.
3. Petugas rekam medis mengambil rekam medis dari rak penyimpanan dari
nomor yang paling kecil.
4. Petugas rekam medis memeriksa berkas rekam medis dengan melihat
tanggal kunjungan terakhir pasien dan mencocokkan dengan data yang
diambil dari E-Health.
5. Petugas rekam medis memindahkan dan menyimpan rekam medis yang
telah mencapai 2 tahun masa penyimpanan dari tanggal kunjungan terakhir
ke gudang penyimpanan rekam medis tidak aktif.
6. Pasien lama yang datang kembali namun berkas rekam medisnya telah di
non aktifkan akan dibuatkan rekam medis baru dengan nomor lama.

Dari hasil pengamatan kami, sistem penyusutan dan pemusnahan rekam


medis di Puskesmas Kasihan I sudah dilakukan pada akhir tahun 2019 namun
pelaksanaannya belum sesuai dengan sistem penyusutan menurut SOP
67

Puskesmas Kasihan I No.Dokumen :145/SOP/VIII/2018. Puskesmas Kasihan I


melakukan retensi setelah 13 tahun.

G. Sistem dan Alur Penerimaan Pasien BPJS


Berdasarkan peraturan BPJS kesehatan 2014. Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan adalah badan usaha milik negara yang
ditugaskan khusus oleh pemerinatah untuk menyelenggarakan jaminan
pemeliharaan kesehatan bagi seluruh rakyat Indonesia, terutama untuk pegawai
negeri sipil, penerimaan pensiunan PNS dan TNI/POLRI, Veteran, Perintis
kemerdekaan beserta keluarganya dan badan usaha lainnya ataupun rakyat
biasa.
Alur penerimaan pasien BPJS :
1. Peserta BPJS membawa kartu BPJS kesehatan atau kartu anggota askes
yang lama mendatangi faskes tingkat pertama tempat peserta terdaftar
(puskesmas, dokter keluarga, klinik TNI/POLRI, dan faskes setingkat itu).
Pada tahap ini peserta akan mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai
kompetensi dan kapasitas faskes ditingkat pertama tersebut (seperti
konsultasi kesehatan, laboratorium kinik dasar dan obat-obatan).
2. Apabila setelah pemeriksaan awal pasien belum sembuh, maka pasien
dirujuk ke faskes tingkat lanjutan (rumah sakit pemerintah, rumah sakit
swasta, rumah sakit TNI/POLRI yang bekerja sama dengan BPJS
kesehatan). Sedangkan untuk kondisi gawat darurat akan mendapatkan
pelayanan faskes tingkat lanjutan tanpa mendapat rujukan dari faskes
pertama.
3. Di faskes tingkat lanjutan, peserta menujukan kartu BPJS lama dan surat
rujukan faskes tingkat pertama kepada petugas BPJS kesehatan selanjutnya
petugas akan memberikan surat eligibilitas peserta (SEP). Sebagai
dokumen yang menyatakan bahwa peserta dirawat dengan biaya BPJS
Kesehatan.
4. Setelah mendapatkan SEP, pasien akan mendapatkan pelayanan kesehatan
di faskes tingkat lanjutan, baik untuk pelayanan rajal maupun ranap.
68

Apabila penyakit pasien dpat ditangani tanpa harus dirujuk kembali ke


faskes tingkat pertama. Sedangkan untuk pasien dengan penyakit kronis
dapat masuk ke dalam program pengelolaan penyakit kronis (prolanis) di
faskes kesehatan tingkat pertama tersebut.

Dari hasil pengamatan kami mengenai sistem dan alur penerimaan


pasien BPJS yang ada di Puskesmas Kasihan I sudah sesuai dengan teori
berdasarkan peraturan BPJS kesehatan 2014. Puskesmas Kasihan I belum
ada peraturan tersendiri mengenai penerimaan pasien BPJS, pelaksanaan
alur sistem penerimaan pasien BPJS di Puskesmas Kasihan I mengikuti
alur dari BPJS dengan terlebih dahulu pasien yang dengan jaminan harus
menunjukkan kartu kepesertaan JKN (BPJS atau KIS) kepada petugas
pendaftaran untuk diinput ke SIMPUS dan P-care. Untuk pasien yang
tidak menggunakan jaminan disebut pasien umum.

H. Alur dan Proses Penyelesaian Klaim BPJS


Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No 69 tahun 2013 tentang
Standar Tarif Pelayanan Kesehatan pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
dan Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjutan dalam Penyelenggaraan Program
Jaminan Kesehatan, tarif pelayanan kesehatan pada fasilitas kesehatan tingkat
pertama meliputi:
Tarif kapitasi adalah besaran pembayaran perbulan yang dibayar dimuka
oleh BPJS Kesehatan kepada fasilitas kesehatan tingkat pertama
berdasarkan jumlah peserta yang terdaftar tanpa menghitung jenis dan
jumlah pelayanan kesehatan yang telah diberikan kepada pasien.
Tarif non kapitasi adalah besaran pembayaran klaim oleh BPJS Kesehatan
kepada fasilitas kesehatan tingkat pertama berdasarkan jenis dan jumlah
pelayanan kesehatan yang telah diberikan kepada pasien .
BPJS di Puskesmas yaitu menggunakan sistem kapitasi dan non kapitasi.

Dengan demikian proses penyelesaian klaim BPJS sudah dilakukan


berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No 69 tahun 2013 tentang
69

Standar Tarif Pelayanan Kesehatan pada Fasilitas Kesehatan Tingkat


Pertama dan Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjutan dalam Penyelenggaraan
Program Jaminan Kesehatan.

Dari hasil pengamatan kami, Proses penyelesaian klaim BPJS di


Puskesmas Puskesmas Kasihan I sudah sesuai dengan Peraturan Menteri
Kesehatan RI No 69 tahun 2013 tentang Standar Tarif Pelayanan
Kesehatan pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama. Proses penyelaian
klaim BPJS Puskesmas Kasihan I menggunakan tarif kapitasi dan non
kapitasi, tetapi dalam pelaksanaanya masih banyak lembar resep yang
tidak tercantum diagnosis pasien, yang seharusnya dientrikan ke P-Care
sebagai klaim BPJS, dan juga banyak yang tidak bisa dientrikan ke P-
Care. Hal tersebut dapat menimbulkan permasalahan, seperti klaim yang
semestinya terbayarkan tapi tidak bisa terbayarkan karena terdapat lembar
resep yang tidak ada diagnosisnya dan tidak bisa dientri, dan juga karena
kode penyakit belum spesifik dan tidak ada kode tindakan apabila pasien
membutuhkan tindakan.

I. Mengidentifikasi system Pelaporan


Sistem pencatatan dan pelaporan dalam puskesmas adalah kegiatan
mengenai pencatatan dan pelaporan data umum, sarana, dan upaya pelayanan
kesehatan di puskesmas yang telah disederhanakan sesuai keputusan direktur
jenderal pembinaan kesehatan masyarakat No. 590/BM/DJ/INFO/V/1996.
SP2TP yang mencakup berbagai laporan diantaranya laporan bulanan,
laporan tahunan, dan lain-lain. Laporan Puskesmas bulanan meliputi
pelaporan bulanan data Kesakitan (LB-1), laporan bulanan obat-obatan (LB-2)
atau LPLPO, laporan bulanan gizi, KIA, imunisasi dan pencatatan penyakit
menular (LB-3). Laporan bulanan kegiatan di puskesmas meliputi kunjungan
puskesmas (LB-4).
Pengisian Formulir Pelaporan SP2TP diatur berdasarkan keputusan
direktur Jendral Pembinaan Kesehatan Masyarakat No.
590/BM/DJ/Info/V/1996 tentang penyederhanaan SP2TP, formulir laporan
70

telah disederhanakan dalam upaya mengurangi beban kerja petugas


puskesmas.
Dengan demikian data yang dilaporkan diharapkan dapat dipercaya serta dapat
diterima tepat waktu.
a. Format laporan
1) Laporan bulanan
a) Laporan bulanan data kesakitan (LB1)
b) Laporan bulanan data obat-obatan (LB2/LPLPO)
c) Laporan bulanan gizi, KIA, Imunisasi, dan pengamatan penyakit
menular (LB3)
d) Laporan bulanan kegiatan puskesmas meliputi kunjungan puskesmas
(LB4)
2) Laporan bulanan sentinel
a) Laporan bulanan sentinel penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisasi, ISPA dan Diare (LB 1S). laporan ini dibuat oleh
puskesmas sentinel PD3I, dari setiap Dati II hanya satu puskesmas.
b) Laporan bulanan sentinel KIA, gizi dan penyakit akibat kerja (LB
2S). Laporan ini dibuat oleh puskesmas dengan ruang rawat inap.
3) Laporan tahunan
a) Laporan tahunan data dasar puskesmas (LT1)
b) Laporan tahunan data kepegawaian (LT2)
c) c) Laporan tahunan data peralatan (LT3)
b. Frekuensi laporan
1) Laporan bulanan dari puskesmas ke Dati II (LB1, LB2, LB3, LB4)
paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya dikirim ke Dinas Kesehatan
Dati II, khusus laporan LB2, satu kopi dikirimkan pula ke GFK
(Gedung Farmasi Kabupaten).
2) Laporan bulanan sentinel (LB1S dan LB2S) paling lambat tanggal 10
bulan berikutnya diterima oleh Dinas Kesehatan Dati II, Dati I dan
pusat (untuk LB1S ke Direktorat Jendral PPM dan PLP, sedangkan
LB2S ke Direktorat Jendral Binkesmas).
71

3) Laporan tahunan (LT1, LT2, LT3) paling lambat tanggal 31 Januari


tahun berikutnya telah dikirim ke Dinas Kesehatan Dati II.

Menurut Budi (2011) sistem pelaporan tingkat puskesmas yang biasa


disebut SP2TP, dibuat dari pengumpulan sumber data yang meliputi kartu-
kartu individu warga masyarakat di wilayah puskesmas dan register masing-
masing unit pelayanan, laoran yang dibuat diantaranya LB1, LB2, LB3, LT1,
LT2, W1, W2, LB1S, LB2S.
Dari hasil pengamatan kami mengenai sistem pelaporan yang ada di
Puskesmas Kasihan I sudah sesuai dengan teori berdasarkan keputusan
direktur Jendral Pembinaan Kesehatan Masyarakat No.
590/BM/DJ/Info/V/1996 tentang penyederhanaan SP2TP. Di Puskesmas
Kasihan I ada empat jenis pelaporan yang disajikan yaitu laporan bulanan
(LB1, LB2/LPLPO, LB3, LB4), laporan tahunan (LT1, LT2, Laporan Data
Peralatan), laporan khusus (W1,W2), dan laporan SMP (Standar Pelayanan
Minimal).

J. Sistem Pegumpulan, Pengolahan, dan Penyajian Pelaporan


a. Sistem pengumpulan
Pengumpulan data puskesmas merupakan data yang dikumpulkan setiap
hari dari pasien rawat jalan. Data tersebut berguna untuk memantau
perawatan pasien setiap hari, mingguan, bulanan dan tahunan (Hatta R,
2008).
b. Sistem pengelolaan
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2014
tentang Sistem Informasi Kesehatan Pasal 19 Pengolahan data dan
informasi kesehatan dilakukan dengan data dan informasi kesehatan
dilakukan dengan menggunakan sistem elektronik sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
72

b. Sistem penyajian
Menurut penetapan Direktur Jendral Pembinaan Kesehatan Masyarakat
No 143/Binkesmas/DJ/II/1981 penyajian data dapat disederhanakan
dengan bentuk table, grafik batang, lingkaran (pie), garis, gambar dan
sebagainya.

Dari hasil pengamatan kami, sistem pengumpulan data di Puskesmas


Kasihan I sudah terlaksana dengan baik sesuai dengan Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2014 tentang Sistem
Informasi Kesehatan Pasal 19 Pengolahan data dan informasi kesehatan,
Pengumpulan data diperoleh dari hasil kegiatan pelayanan kesehatan
dalam gedung maupun luar gedung.
Data dalam gedung diambil dari register kunjungan puskesmas
meliputi register rawat jalan, rawat inap, poli umum, dan UGD (Unit
Gawat Darurat). Data ini merupakan hasil kegiatan yang dicatat setiap hari
dan direkapitulasi setiap bulan di Puskesmas.

Sedangkan data luar gedung, pengumpulan data diambil dari hasil


kegiatan di luar gedung Puskesmas Kasihan I yang dicatat menggunakan
buku register, data luar gedung diambil dari buku register kunjungan
puskesmas meliputi Posyandu Lansia, Pemeriksaan PSWT, Panti Sosial
Tresna Wredha (Panti Jompo) dan Kunjungan PisPK (Kunjungan
Keluarga). Segala kegiatannya dicatat di buku register kemudian data
tersebut direkapitulasi dan dikumpulkan ke petugas entry data di
Puskesmas Kasihan I.

Hasil pengolahan yakni dalam bentuk catatan, baik hasil rekapitulasi


harian maupun lembar formulir rekam medis yang selanjutnya dipakai
sebegai bahan laporan puskesmas. Sistem penyajian data di Puskesmas
Kasihan I sudah terlaksana dengan baik sesuai dengan penetapan Direktur
Jendral Pembinaan Kesehatan Masyarakat No 143/Binkesmas/DJ/II/1981
data yang telah terkumpul disajikan dengan cara tekstural, tabel dan grafik.
73

K. Alur Pembuatan Surat Keterangan Medis (asuransi, visum et repertum,


dsb).
Menurut Depkes. RI 1997 Pembuatan SKM (Surat Keterangan Medis) ada
2 macam, yaitu surat keterangan medis untuk Pengadilan dan Non-Pengadilan.
Surat keterangan medis di pengadilan sebagai bukti dalam suatu sidang
pengadilan. Contoh surat keterangan medis yang dibuat untuk keperluan
pengadilan berupa visum at repertum. Untuk contoh surat keterangan medis
non-pengadilan diantaranya surat keterangan medis untuk asuransi, surat
kesehatan, surat kematian, surat keterangan dirawat, dan surat keterangan
sehat.

Dari hasil pengamatan kami, alur pembuatan Surat Keterangan Medis


(SKM) di Puskesmas Kasihan I sama dengan pasien rawat jalan yang datang
ke Puskesmas Kasihan I dimulai dari pasien datang ke pendaftaran membawa
kartu identitas atau kartu jaminan, mengambil nomor antrian, dan menunggu
panggilan poliklinik umum untuk pemeriksaan, mengecap stampel Surat
Keterangan Medis kemudian pasien pulang dan jenis pelayanan surat
keterangan medis yang disediakan Puskesmas Kasihan I sudah sesuai dengan
teori DepKes RI (1997).
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pelaksanaan sistem dan alur penerimaan pasien di Puskesmas Kasihan I
sudah sesuai dengan peraturan yang berlaku dan SOP di Puskesmas
Kasihan I, maka sebaiknya mempertahankan dan meningkatkan kualitas
penerimaan pasien di Puskesmas Kasihan I.
1. Puskesmas Kasihan I menggunakan sistem penomoran dan sistem
penamaan pada penerimaan pasien diantaranya sistem penomoran
menggunakan sistem unit (unit numberyng system). Nomor rekam medis
digunakan untuk satu keluarga (family folder) dan satu rekam medis
tersebut digunakan untuk selamanya, sedangkan sistem penamaan belum
menggunakan sistem nama indonesia tanpa menggunakan sapaan,
jabatan, marga, dan gelar.
2. Sistem penyimpanan Puskesmas Kasihan I menggunakan sistem
sentralisasi yang memiliki beberapa keuntungan, salah satunya
mengurangi terjadinya duplikasi dalam pemeliharaan dan penyimpanan
berkas rekam medis tetapi di Puskesmas Kasihan I masih terjadi
duplikasi berkas rekam medis. Hal tersebut biasanya terjadi karena pada
saat pasien berkunjung (pasien lama) berkas rekam medis tidak ada pada
tempatnya atau tidak ditemukan sehingga petugas membuatkan rekam
medis baru. Dan keadaan berkas rekam medis banyak ditemukan yang
sudah tidak layak pakai, seperti sobek dan banyak coretan.
3. Sistem assembling di Puskesmas Kasihan I belum dilakukan karena
belum ada petugas khusus yang melakukan assembling dan SOP
assembling belum ada. Dengan tidak adanya sistem assembling
mengakibatkan munculnya beberapa kendala, seperti isi berkas Rekam
Medis tidak urut yaitu lembar kunjungan pasien, kepala keluarga yang
seharusnya ada pada bagian depan diletakkan pada lembar bagian
belakang lembar riwayat anaknya yang pernah berkunjung. Atau lembar
riwayat kunjungan pasien tidak urut dengan riwayat kunjungan terakhir.

74
75

4. Pengklasifikasian penyakit di Puskesmas Kasihan I dilakukan oleh dokter


/perawat yang bertugas di poliklinik secara komputerisasi, menggunakan
kode ICD-10 yang sudah ada pada aplikasi P-care sehingga mudah
diakses oleh petugas. Selanjutnya pengklasifikasian/kode tindakan belum
dilakukan belum dilakukan karena di Puskesmas Kasihan I tidak
menggunakan buku ICD-10 dan ICD-9 CM.
5. Puskesmas Kasihan I sudah melakukan retensi, namun belum sesuai
dengan Permenkes 269/Menkes/Per/III/2008 dalam bab IV pasal 8 dan
pasal 9, karena di Puskesmas Kasihan I kurang petugas rekam medis
sehingga retensi baru dilakukan sekali dalam 13 tahun terakhir.
6. Sistem penerimaan pasien BPJS, filing Puskesmas Kasihan I sudah
sesuai menurut Peraturan Mentri Kesehatan No. 001 tahun 2012 yang
berlaku untuk pelayanan pasien BPJS masih digabung dengan pasien non
BPJS, untuk perbedaan proses penerimaan pasien BPJS dengan non
BPJS adalah pada saat petugas pendaftaran memanggil nomor urut,
pasien harus menunjukkan kartu BPJS.
7. Proses penyelesaian klaim BPJS di Puskesmas Kasihan I sudah sesuai
dengan Peraturan Menteri Kesehatan RI No 69 tahun 2013 tentang
Standar Tarif Pelayanan Kesehatan pada Fasilitas Kesehatan Tingkat
Pertama. Dari hasil pengamatan, proses penyelaian klaim BPJS
Puskesmas Kasihan I menggunakan tarif kapitasi dan non kapitasi.
8. Puskesmas Kasihan I mempunyai 4 jenis laporan yaitu empat jenis
pelaporan yang disajikan yaitu laporan bulanan, laporan tahunan,
laporan, danlaporan SPM (Standar Pelayanan Minimal).
9. Sistem pengumpulan data di Puskesmas Kasihan I sudah terlaksana
dengan baik sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 46 Tahun 2014 tentang Sistem Informasi Kesehatan Pasal 19
Pengolahan data dan informasi kesehatan, Pengumpulan data diperoleh
dari hasil kegiatan pelayanan kesehatan dalam gedung maupun luar
gedung. Data dalam gedung diambil dari register kunjungan puskesmas
meliputi register rawat jalan, rawat inap, poli umum, dan UGD (Unit
76

Gawat Darurat). Data ini merupakan hasil kegiatan yang dicatat setiap
hari dan direkapitulasi setiap bulan di Puskesmas. Sedangkan data luar
gedung, pengumpulan data diambil dari hasil kegiatan di luar gedung
Puskesmas Kasihan I yang dicatat menggunakan buku register, data luar
gedung diambil dari buku register kunjungan puskesmas meliputi
Posyandu Lansia, Pemeriksaan PSWT, Panti Sosial Tresna Wredha (Panti
Jompo) dan Kunjungan PisPK (Kunjungan Keluarga). Hasil pengolahan
yakni dalam bentuk catatan, baik hasil rekapitulasi harian maupun lembar
formulir rekam medis yang selanjutnya dipakai sebegai bahan laporan
puskesmas. Sistem penyajian data di Puskesmas Kasihan I sudah
terlaksana dengan baik sesuai dengan penetapan Direktur Jendral
Pembinaan Kesehatan Masyarakat No 143/Binkesmas/DJ/II/1981 data
yang telah terkumpul disajikan dengan cara tekstural, tabel dan grafik.
10. Alur pembuatan Surat Keterangan Medis (SKM) di Puskesmas Kasihan I
sama dengan pasien rawat jalan yang datang ke Puskesmas Kasihan I
dimulai dari pasien datang ke pendaftaran membawa kartu identitas atau
kartu jaminan, mengambil nomor antrian, dan menunggu panggilan
poliklinik umum untuk pemeriksaan, mengecap stampel Surat
Keterangan Medis kemudian pasien pulang dan jenis pelayanan surat
keterangan medis yang disediakan Puskesmas Kasihan I sudah sesuai
dengan teori DepKes RI (1997).

B. Saran
1. Sistem penamaan belum menggunakan sistem nama indonesia tanpa
menggunakan sapaan, jabatan, marga, dan gelar. Maka sistem penamaan
di Puskesmas Kasihan I sebaiknya diterapkan sesuai dengan teori Budi
(2011).
2. Pelaksanaan retensi di Puskesmas Kasihan I sudah pernah dilakukan 1 kali
dalam 13 tahun terakhir. Namun pelaksanaannya belum sesuai karena
kurangnya petugas perekam medis. Sehingga perlunya penambahan
77

petugas rekam medis agar jadwal retensi dilaksanakan sesuai dengan


Permenkes 269/Menkes/Per/III/2008.
78

Lampiran
79

Lampiran 1. Sterilisasi/Penyemprotan Disinfektan di Ruang Rekam Medis


Puskesmas Kasihan I Bantul.
80

Lampiran 2. Mensortir Berkas Rekam Medis Pasien setelah kembali dari


Poliklinik dan akan dikembalikan ke rak filing sesuai pada tempatnya.
DAFTAR PUSTAKA

Budi, Savitri citra, 2011. Manajemen Unit Kerja Rekam Medis. Yogyakarta:
Quantum Sinergis Media.

DepKes RI, 1997. Pedoman Pengolahan Rekam Medis Rumah Sakit di Indonesia:
Jakarta.

Hatta, Gemala, 2008. Pedoman Manajemen Informasi Kesehatan di Sarana.

Menkes RI, 2008. Permenkes RI No. 269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam


Medis, Jakarta: Indonesia.

Penetapan Direktur Jendral Pembinaan Kesehatan Masyarakat No.


143/Binkesmas/DJ/II/1981 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyelenggaraan.

Peraturan Mentri Kesehatan No. 01 tahun 2012 tentang Sistem BPJS.

Permenkes RI No. 69 tahun 2013 tentang Standar Tarif Pelayanan Kesehatan.

Penetapan Direktur Jendral Pembinaan Kesehatan Masyarakat No.


590/BM/DJ/Info/V/1996 tentang penyederhanaan SP2TP.

Standar Operasional Prosedur Rekam Medis Puskesmas Kasihan I.

81

Anda mungkin juga menyukai