DISUSUN OLEH :
Engried Syarizki
NIM 19134011
Laporan Karya Tulis Ilmiah ini telah disetujui oleh pembimbing untuk
Program Studi D3 Rekam Medis dan Informasi kesehatan Politeknik
Kesehatan Bhakti Setya Indonesia Yogyakarta
Yogyakarta, Desember 2021
Disetuji Oleh :
( Agung Dwi Saputro, S.K.M., M.A.R.S) (Windadari Murni Hartini, S.K.M., M.P.H.)
Mengetahui,
Ka.Prodi
Nim : 19134011
Tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kerjasama di
suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat
karya tulis atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oelh orang lain,
kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar
pustaka.
Yang menyatakan
Engried Syarizki
19134011
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
pelindungannya peneliti dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini dengan baik
dengan judul “Evaluasi Sistem Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
di Bagian Penyimpanan Berkas Rekam Medis pada Masa Pandemi Covid 19 DI
Puskesmas Kraton 2021”
Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah saatu persyaratan untuk
mengikuti ujian akhir D-III Rekam Medis dan Informasi Kesehatan. Karya tulis
ilmiah ini telah diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu peneliti mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Dra. Hj. Yuli Puspitorini, M.Si. selaku Direktur Poltekkes BSI Yogyakarta.
2. Ibnu Mardiyoko, S.K.M., M.M. selaku Kepala Prodi D-III Rekam Medis &
Informasi Kesehatan Poltekkes BSI Yogyakarta.
3. Agung Dwi Saputro, S.K.M., M.A.R.S. selaku pembimbing pertama yang
telah memberikan arahan dan masukan kepada penulis.
4. Windadari Murni Hartini, S.K.M., M.P.H. selaku pembimbing kedua yang
telah memberikan arahan dan masukan kepada penulis.
5. dr. Dheo Hadi Nanda, selaku kepala Puskesmas Kraton.
6. Agung Suryanto B, A.Md, selaku kepala instalansi rekam medis
Puseksmas Kraton.
7. Bertha Rahmawaty, A.Md selaku bagian ruang penyimpanan berkas
rekam medis dari Puskesmas Kraton Kota Yogyakarta.
Penulisan karya tulis ilmiah ini jauh dari kata sempurna. Semoga hasil
dari penelitian ini bisa bermanfaat bagi pembaca dan pengembangan ilmu
pengetahuan khususnya ilmu perekam medis dan informasi kesehatan dalam
pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja agar lebih baik kedepannya.
Yang Menyatakan
Engried Syarizki
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penulis 1
Penulis Ali Mukhrodi
Penulis 3
Penulis L. Erny Sri Anjani
A. Evaluasi
Evaluasi adalah suatu alat atau prosedur yang digunakan untuk
mengetahui dan mengukur sesuatu dalam suasana dengan cara dan
aturan-aturan yang sudah ditentukan (Agustanico Dwi Muryadi 2017).
Adapun langkah-langkah penelitian evaluasi menurut (Arikuntoro,
2010) yaitu:
1. Identifikasi komponen
2. Identifikasi indicator
3. Identifikasi bukti –bukti
4. Menentukan sumber data
5. Menentukan metode penelitian
6. Menentukan instrument penelitian
B. Rekam Medis
1. Definisi Rekam Medis
Rekam medis merupakan kumpulan fakta tentang
kehidupan seseorang dan Riwayat penyakitnya termasuk keadaan
sakit, pengobatan saat ini dan saat terakhir yang ditulia oleh para
praktisi Kesehatan dalam upaya memberikan pelayanan Kesehatan
kepada pasien (Hatta, 2008). Sedangkan menurut Permenkes No.
269/MENKES/PER/II/2008, rekam medis adalah berkas van berisikan
catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan,
pengobatan, dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.
2. Kegunaan Rekam Medis
Menurut Ibnu Mardiyoko (2020), karena rekam medis yang
berisi identitas dan riwayat penyakit pasien sejak pertama kali pasien
mendapatkan layanan Kesehatan oleh tenaga Kesehatan sampai
meninggalkan meninggalkan institusi pelayanan kesehatan baik
meninggalkan tempat dalam keadaan sembuh, perawatan atau
meninggal dunia. Oleh karena itu maka banyak kegunaan rekam
medis oleh pihak-pihak tertentu, antara lain kegunaan rekam medis
adalah:
a. Alat untuk Berkomunikasi
Rekam medis dapat digunakan sebagai alat komunikasi
antar dokter dan pasien, dokter dengan tenaga kesehatan
lainnya yang memberi layanan Kesehatan, juga alat
komunikasi antara institusi misalnya antara rumah sakit
dengan pihak ketiga (ansuransi, kepolisian, pemerintah dsb).
b. Dasar Perencanaan Pengobatan/Perawatan
Karena semua tenaga Kesehatan yang memberikan
layanan kepada pasien mendokumentasikan hasil
pelayanannya dalam rekarn medis, maka apa yang
merupakan data bagi pemberi pelayanan Kesehatan, sehingga
dengan data yang ada pada rekam medis maka pemberi
pelayanan Kesehatan dapat merencanakan segala sesuatu
untuk perbaikan kesehatan bagi pasien.
c. Bukti Tertulis Segala Pelayanan, Perkembangan dan
Pengobatan/ Tindakan
Bahwa rekam medis dapat digunakan sebagai barang bukti
tertulis dalam kasus hukum, karena dalam rekam medis segala
layanan yang diberikan kepada pasien yang ditulis oleh tenaga
kesehatan yang memberikan pelayanan kepada pasien,
d. Bahan Analisis, Evaluasi, Penelitian
Kegiatan penjaminan pelayanan Kesehatan salah satunya
adalah melakukan analisis, evaluasi dan penelitian dalam
melakukan kegiatan tersebut maka atas dasar yang dipakai
adalah data yang ada dalam rekam medis.
e. Pendidikan
Hampir semua institusi Pendidikan untuk tenaga
kesehatan baik pendidikan dokter, perawat, analis terutama
Pendidikan rekam medis pasti memerlukan laboratorium
medis sebagai referensi dan materi ajar baik teori maupun
praktik.
f. Dasar Perhitungan Biaya
Karena semua pelayanan kepada pasien tertulis dalam
rekam medis, maka rekam medis dapat dipakai sebagai dasar
perhitungan biaya perawatan.
g. Alat Perlindungan Hukum
Rekam medis dapat melindungi pasien, tenaga kesehatan
maupun rumah sakit dalam kasus hukum karena didalam
rekam medis tertulis dengan pasti dan benar tentang segala
pelayanan yang diberikan kepada pasien.
h. Bahan Pertanggungjawaban dan Laporan
Karena semua data pelayanan yang ada didalam medis
rekam maka rekam medis merupakan kumpulan data pasien
yang dapat diolah menjadi laporan.
C. Definisi Penyimpanan Rekam Medis
Penyimpanan rekam medis merupakan kegiatan untuk
melindungi medis dari kerusakan fisik dan isi dari rekam medis.
Proses penyimpanan rekam medis memiliki resiko yang dapat
mengancam keselamatan dan Kesehatan kerja petugas rekam
medis. Salah satu upaya dalam keselamatan dan Kesehatan kerja
dengan memberikan perlindungan bagi petugas penyimpanan rekam
medis dengan cara menggunakan alat perlindungan diri (Susanto,
2019).
D. Pandemi COVID-19
1. Pengertian
Pandemi COVID-19 merupakan darurat kesehatan yang
bersifat langsung. Sedangkan Penyakit virus corona (COVID-19)
adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus corona yang
baru ditemukan dan dikenal sebagai sindrom pernapasan akut
parah virus corona 2 (SARS-CoV-2). Kasus manusia pertama
COVID-19 diidentifikasi di Kota Wuhan, Cina pada Desember
2019 (WHO, 2020).
2. Cara Penyebaran COVID-19
1) Penyebaran Virus Corona melalui droplet
Saat seorang batuk, bernyanyi, berbicara hingga
bernafas. Saat melakukan hal-hal tersebut udara yang keluar
dari hidung dan mulut mengeluarkan partikel kecil atau aerosol
dalam jarak dekat.
2) Penyebaran Virus Corona melalui permukaan yang
terkontaminasi.
Saat seseorang permukaan yang telah terkontaminasi
virus dari orang yang batuk atau bersin, kemudian virus itu
berpindah ke hidung, mulut atau mata yang menyentuh
permukaan yang terkontaminasi tersebut.
3. Cara Mencegah COVID-19
1) Cuci tangan secara rutin menggunakan sabun dan air atau
cairan pembersih tangan berbahan alkohol (Handsanitizer).
2) Selalu menjaga jarak aman dengan orang yang batuk atau
bersin,
3) Mengenakan masker.
4) Jangan sentuh mata, hidung atau mulut.
5) Saat batuk atau bersin, tutup mulut dan hidung dengan lengan
atau tisu.
6) Jika demam, batuk atau kesulitan bernapas segera cari
bantuan medis.
7) Protokol Kesehatan
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO,2020d)
protokol kesehatan adalah aturan dan ketentuan yang harus
diikuti oleh semua pihak agar dapat beraktivitas secara aman
pada saat pandemi covid-19. Salah satu cara protokol
kesehatan adalah dengan menggunakan Alat Pelindung Diri
(APD). Beberapa jenis APD yang disarankan atau disarankan
untuk mencegah penularan covid-19 adalah masker (masker),
pelindung wajah (face shield), dan sarung tangan (gloves).
APD tersebut bertujuan untuk mencegah paparan virus ke
dalam tubuh ataupun menularkan virus ke orang lain. APD
standar yang wajibkan oleh WHO bagi para pekerja medis
yaitu masker medis, sarung tangan, pelindung mata (goggles
atau face shield) dan gaun atau baju pelindung tubuh.
E. Pengertian Keselamatan Kerja
Keselamatan Kerja merupakan suatu upaya yang dilakukan
untuk mengurangi terjadinya kecelakaan, kerusakan dan segala
bentuk kerugian yang dapat berdampak terhadap manusia maupun
peralatan, objek kerja, tempat kerja dan lingkungan kerja secara
langsung dan tidak lagsung (Kemenkes RI, 2015).
Kesehatan Kerja adalah upaya peningkatan dari pemeliharaan
derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi pekerja di semua
jabatan, masyarakat dan lingkungan, serta menyangkut berbagai
unsur dan pihak (Sucipto, 2014). Menurut Ridley dan John (1983),
mengartikan K3 adalah suatu kondisi dalam pekerjaan yang sehat
dan aman baik itu bagi pekerjaannya, perusahaan maupun bagi
masyarakat dan lingkungan sekitar tempat kerja tersebut (Triwibowo
& Pusphandani, 2013).
Menurut Panggabean (2012) dalam bukunya menyebutkan
bahwa keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu pemikiran dan
upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah
maupun rohaniah tenaga kerja khusunya, dan manusia pada
umumnya, hasil karya dan budaya untuk menuju masyarakat adil dan
Makmur
F. Kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja (PAK)
1. Kecelakaan Kerja
Kecelakaan kerja adalah suatu kejadian yang tidak
dikehendaki dan tidak diduga semula yang dapat menimbulkan
korban jiwa dan harta benda (Peraturan Menteri Tenaga Kerja
(Permenaker) Nomor: 03/Men/1998). Kecelakaan kerja
menurut OHSAS (Occupational Health and Safety Assessement
Series) adalah kejadian yang berhubungan dengan pekerjaan dan
menyebabkan cidera atau kesakitan, dan kejadian yang dapat
menyebabkan kematian (Syarif, 2007).
Menurut buku Industrial Safety dalam (Pratiwi, 2012)
kecelakaan kerja adalah “Kejadian tak terkontrol atau tak
direncanakan yang disebabkan oleh faktor manusia, situasi atau
lingkungan yang membuat terganggunya proses kerja dengan atau
tanpa berakibat pada cedera, sakit, kematian, atau kerusakan
properti kerja.” Menurut Teori Domino (1969) dalam (Pratiwi,
2012)kecelakaan terdiri atas lima faktor yang saling berhubungan
yaitu kondisi kerja, kelalaian manusia, tindakan tidak aman,
kecelakaan, dan cedera. Teori Domino ini jika dijelaskan seperti
kartu yang disusun tegak jika satu kartu jatuh, maka kartu ini akan
menimpa kartu lain hingga kelimanya akan roboh secara bersama.
Ilustrasi ini mirip dengan efek domino yang telah kita kenal
sebelumnya, jika satu bangunan roboh, kejadian ini akan memicu
peristiwa beruntun yang menyebabkan robohnya bangunan lain.
Menurut Heinrich dalam teori Domino ini kunci untuk mencegah
kecelakaan adalah dengan menghilangkan tindakan tidak aman
sebagai poin ketiga dari lima faktor penyebab kecelakaan.
2. Pencegahan Kecelakaan
Menurut ILO (1989:20) berbagai cara yang umum digunakan
untuk meningkatkan keselamatan kerja bidang industri :
1) Peraturan
Peraturan merupakan ketentuan yang harus dipatuhi.
Peraturan di industri meliputi kondisi kerja umum, perancangan,
kontruksi, pemeliharaan, pengawasan, pengujian dan
pengoperasian peralatan industri, kewajiban para pengusaha
dan pekerja, pelatihan, pengawasan kesehatan, pertolongan
pertama, dan pemeriksaan kesehatan.
2) Standarisasi
Standarisasi yaitu menetapkan standar resmi, setengah
resmi, ataupun tidak resmi, misalnya jika dikaitkan dengan dunia
industricontohnya konstruksi yang aman dari jenis peralatan
industri tertentu seperti penggunaan alat keselamatan kerja,
kebiasaan yang aman dan sehat, ataupun tentang alat
pengaman perorangan.
3) Pengawasan
Pengawasan dilakukan supaya peraturan yang ada
benar-benar dipatuhi atau tidak dilanggar, sehingga apa yang
menjadi sasaran maupun tujuan dari peraturan keselamatan
kerja dapat tercapai. Terutama pengawasan terhadap para
pekerja untuk menghindari kecelakaan kerja.
b. Golongan kimiawi
1) Debu yang menyebabkan pnemokoniosis, di antaranya :
silikosis, asbestosis.
2) Uap yang di antaranya menyebabkan mental fume fever
dermatitis, atau keracunan.
3) Gas misalnya keracunan oleh CO, dan H2S.
4) Larutan yang menyebabkan dermatitis.
5) Awan atau kabut, misalnya racun serangga (insecticides),
racun jamur dan yang menimbulkan keracunan.
c. Golongan Infeksi,
misalnya oleh bibit penyakit anthrax atau brucella
pada pekerja-pekerja penyamak kulit.
d. Golongan fisiologis
yang disebabkan oleh kesalahan-kesalahan konstruksi
mesin, sikap badan kurang baik, salah cara melakukan
pekerjaan dan lain-lain yang semuanya menimbulkan
kelelahan fisik, bahkan lambat laun perubahan fisik tubuh
pekerja.
PERMEKES RI
No 66 TAHUN 2016 Tentang
keselamatan dan Kesehatan
kerja di Rumah Sakit
11. Kerangka Konsep
Kerangka konsep yang dibuat peneliti untuk
mempermudah dalam pemaparan hasil penelitian :
`
Aspek K3 di ruang penyimpanan
berkas rekam medis.
Umun Khusus
METODOLOGI PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
2. Rancangan Penelitian
1. Subjek
2. Objek
1. Populasi
2. Sampel .
E. Variabel Penelitian
G. Instrumen penelitian
1. Pedoman Wawancara
Panduaan wawanacara ini digunakan untuk mengumpulkan
data dimana peneliti mendapatkan keterangan atau informasi
secara lisan dari seseorang sasaran penelitian ( Responden), yang
digunakan didalamnya memuat daftar pertanyaan yang telah
disusun sebelumnya yang akan diajukan kepada reponden.
2. Ceklist Observasi
Digunakan dalam pengamatan saat penelitian
3. Handpone
digunakan untuk merekam percakapan saat wawancara
4. Buku catatan
Digunkakan untuk mencatat hasil pengamatan dan sesuatu
Informasi yang penting
5. Bolpoint
untuk mencatata hal hal penting saat wawancara.
6. Kamera
`Untuk mengabil gambar suasana didalam ruang penyimpanan
berkas rekam medis
7. Alat pengukur kelembaban
Digunakan untuk mengukur suhu dan kelembaban di ruangan
penyimpanan berkas rekam medis
8. Alat pengukur kebisingan
Digunakan untuk mengukur tingkat kebisingan di ruangan
penyimpanan berkas rekam medis
9. Alat pengukur cahaya
Digunakan untuk mengukur tingkat pencahayaan di ruangan
penyimpanan berkas rekam medis
H. Jalannya penelitian
1. Tahapan persiapan penelitian
a. Menyusun pengajuan penelitian
1) Pengajuan judul penelitian
2) Studi pendahuluan untuk menusun proposal penelitian
3) Konsultasi dengan pembimbing
4) Mengurus izin studi pendahuluan
5) Seminar proposal penelitian
6) Perbaikan proposal penelitian
7) Mengurus surat izin penelitian
8) seminar hasil penelitian
9) Perbaikan hasil penelitian
b. Mengurus Surat Izin Penelitian
Mengurus surat izin studi pendahuluhan dan penelitian ke
Dinas Kesehatan kota Yogyakarta, setelah mendapatkan
surat pengantar dari dinas kesehatan mengurus administrasi biaya
studi pendahuluan dan penelitian di Puskesmas Kraton. Setelah
itu melakukan studi pendahuluah dengan wawancara kepala ruang
penyimpanan berkas rekam medis di Puskesmas Kraton.
2. Tahap Pelaksanaan
Menyiapkan pertanyaan wawancara kepada responden yang ada
pada ruang penyimpanan berkas rekam medis dan siap untuk
diwawancari utnuk mengambil data yang diperlukan. Waktu yang
digunakan untuk wawancara selama 3 hari karena pada saat pandemi
seperti ini banyak staf yang bekerja dari rumah.
3. Tahap Akhir
3. Conclusion Drawing/Verification
No Bulan
Kegiatan
November Desember Januari Februari Maret
1 Studi pendahuluan
2 Pembuatan Bab I
3 Pembuatan Bab II
4 Pembuatan Bab III
5 Seminar Proposal
6 Penelitian
Pengumpulan data
7
penelitian
8 Analisis Data
9 Pembuatan Bab IV
10 Pembuatan Bab V
11 Seminar Hasil
12 Pengumpulan KTI
DAFTAR PUSTAKA
Salikunna, n. A., & towidjojo, v. D. (2011). Penerapan sistem manajemen
kesehatan dan keselamatan kerja di rumah sakit bersalin pertiwi makassar.
Biocelebes, 5(1).
Rustiyanto, e., & rahayu, w. A. (2011). Manajemen filing dokumen rekam medis
dan
informasi kesehatan. Yogyakarta: politeknik kesehatan permata indonesia.
LAMPIRAN
A. Surat Studi Pendahuluan
B. Surat Izin Pendahuluan Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta
C. Pedoman Wawancara Petugas Rekam Medis di Ruang Penyimpanan
Berkas Rekam medis Puskesmas Kraton
1. Apakah di Puskesmas Kraton sudah mempunyai SOP yang
membahas tentang keselamatan dan Kesehatan kerja?
2. Apakah pernah dilakukan pengecekan terhadap fasilitas yang ada
diruang penyimpanan berkas rekam medis?
3. Apakah ruangan penyimpanan berkas rekam medis sudah
mengunakan AC?
4. Apakah ruangan rekam medis sudah memenuhi standar yang
dibutuhkan?
5. Apakah diruangan penyimpanan berkas rekam medis disediakan APD
(alat pelindung diri)
6. Bagaimana prosedur penggunaan APD dalam penerapan
keselamatan dan kesehatan kerja di unit penyimpanan berkas rekam
medis di Puskesmas kraton ?
7. Bagaimana pelaksanaan pelayanan kesehatan kerja diunit
penyimpanan berkas rekam medis di Puskesmas kraton ?
8. Bagaimana pelaksanaan pengelolaan prasarana di unit penyimpanan
berkas rekam medis di Puskesmas kraton ?
9. Bagaiamana pengawasan pelaksanaan keselamatan dan kesehatan
kerja di unit penyimpanan berkas rekam medis di Puskesmas kraton
?
10. Bagaimana dengan berkas rekam medis pasien positif apakah
sudah di lakukan pemisahan untuk sterislisasi?
11. Apakah pernah dilakukan pengecekan secara berkala terhadap
fasilitas yang ada di ruang penyimpanan berkas rekam medis
12. Kecelakaan kerja apa saja yang pernah terjadi diruang penyimpanan
berkas rekam medis?
13. Apakah pencahayaan diruang penyimpanan berkas rekam medis
sudah cukup?
14. Apakah terdengan kebisingan dari luar ruang penyimanan berkas
rekam medis yang mengganggu pekerjaan?
15. Apakah peralatan di ruang penyimpanan berkas rekam sudah
memadai dan layak pakai?
D. Ceklist Observasi
No Aspek Yang Diamati Ya Tidak Keterangan
1. Adanya SOP yang
mengatur tentang
keselamatan dan
Kesehatan kerja
2. Adanya APD ( alat
pelindung diri) diruang
penyimpanan berkas
rekam medis
3. Adanya pengecekan
fasilitas yang ada
diruang penyimpanan
berkas rekam medis
6. Adanya alat
pengecekan
kelembaban,
kebisingan dan
pencahayaan