Oleh:
ARFAH
NIM: 2105029
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur peneliti ucapkan atas kehadirat Allah SWT atas berkat dan
rahmat-Nya diberi nikmat kesehatan, kekuatan keterbukaan hati dan pikiran
sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis dengan judul: “Penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) di RSUD Dumai Kota
Dumai Tahun 2022”. Proposal tesis ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat
untuk menyelesaikan mata kuliah pada Program Studi Magister Ilmu Kesehatan
Masyarakat di STIKes Hang Tuah Pekanbaru.
Peneliti menyadari bahwa dalam penyelesaian proposal tesis ini jauh dari
kata sempurna, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran serta kritik
yang sifatnya membangun demi kesempurnaan tesis ini. Akhir kata peneliti
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang turut serta memberikan
bantuan dalam penyusunan tesis ini. Semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.
Peneliti
3
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR .............................................................................. i
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
SMK3 di Rumah Sakit mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2016 tentang K3 di Rumah Sakit. Pada
pasal 2 dijelaskan bahwa pengaturan K3RS bertujuan untuk terselenggaranya
keselamatan dan kesehatan kerja di rumah sakit secara optimal, efektif, efisien
da berkesinambungan. Rumah Sakit harus menjamin Keselamatan dan
Kesehatan baik terhadap pasien, penyedia layanan atau pekerja maupun
masyarakat sekitar dari berbagai potensi bahaya di Rumah Sakit. Oleh karena
itu, Rumah Sakit dituntut untuk melaksanakan upaya Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) yang dilaksanakan secara terintegrasi dan menyeluruh
sehingga resiko terjadinya Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan Kecelakaan
Akibat Kerja (KAK) di Rumah Sakit dapat dihindari (Suardi, 2017).
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 66 Tahun
2016 Tentang Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit menyatakan
bahwa bahwa dalam rangka pengelolaan dan pengendalian risiko yang
berkaitan dengan keselamatan dan kesehatan kerja di rumah sakit perlu
diselenggarakan keselamatan dan kesehatan kerja di rumah sakit agar
terciptanya kondisi rumah sakit yang sehat, aman, selamat, dan nyaman.
Rumah sakit dapat dikatakan terminal segala penyakit, baik penyakit
menular maupun tidak menular. Tenaga kerja yang bertugas akan sering
berinteraksi dengan pasien sehingga rentan tertular penyakit yang sama.
Keselamatan dan kesehatan kerja rumah sakit merupakan program yang baru
bagi rumah sakit di Indonesia, hanya ada beberapa rumah sakit yang memiliki
panitia K3RS, dan itupun belum memiliki program yang terarah. Oleh sebab
itu, data tentang angka kecacatan, kesakitan dan kematian akibat kerja di
rumah sakit 6 belum ada (Husain et al., 2021).
2
2019 terdapat 2637 kasus tindak kekerasan yang dialami oleh pekerja rumah
sakit (Warta Kesehatan Kerja, 2020). Hal ini tentunya perlu mendapatkan
perhatian serius dari pihak pengurus rumah sakit, yaitu melalui upaya
penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah
Sakit (K3RS) (Pinontoan et al., 2020).
Dibandingkan dengan pekerja sipil lainnya, pekerja rumah sakit lebih
banyak mengalami masalah Keselamatan dan Kesehatan kerja, berdasarkan
klaim kompensasi yang diajukan. Komitmen bersama yang kuat,
perencanaan, dan pengorganisasian untuk menerapkan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja di tempat kerja sangat diperlukan untuk meningkatkan daya
kerja dan produktivitas. Lemahnya sistem manajemen dan rendahnya tingkat
kesadaran terhadap pentingnya Keselamatan dan Kesehatan Kerja dapat
berakibat fatal bagi pekerja maupun kemampuan berproduksi suatu tempat
kerja. Rumah sakit sebagai tempat kerja jasa yang memiliki lingkungan kerja
yang kompleks dengan berbagai potensi sumber bahaya di dalamnya,
sepatutnya memiliki tindakan preventif yang benar-benar mampu menjamin
keselamatan dan kesehatan pekerjanya (Apriliawati et al., 2017).
Penelitian oleh Wati et al., (2018) mengungkapkan bahwa komitmen
dan kebijakan SMK3 di RSUD Muko-Muko sudah ada dalam bentuk,
penyediaan dana, sarana dan prasarana yang mendukung pelaksanaan K3
sudah terpenuhi. Perencanaan SMK3 di RSUD Muko-Muko sudah berjalan
dengan baik mulai dari identifikasi risiko sampai dengan manajemen risiko.
Selain itu pekerja juga di haruskan mengikuti SOP setiap melakukan
pekerjaannya. Organisasi K3 belum terbentuk di RSUD Mukomuko.
Manajemen K3 RSUD Muko-Muko berada satu tingkat di bawah direktur dan
termasuk ke dalam bidang pelayanan medis dimana anggotanya inti berasal
dari Instalasi IPSRS dan Instalasi Kesling, Sebagian besar langkah-langkah
penerapan SMK3 sudah berjalan dengan baik di RSUD Muko-Muko dimana
pihak RS sudah menyatakan komitmen, melakukan penyuluhan K3 kepada
pekerja, pelaksanaan program K3 seperti penyediaan APD, pemeriksaan
4
kecelakaan akibat kerja yaitu sebanyak 3 orang perawat dan 1 orang cleaning
service tertusuk jarum suntik. Pada tahun 2020 jumlah tenaga kesehatan yang
mengalami kecelakaan akibat kerja yaitu 2 orang perawat dan 3 orang
cleaning service juga tertusuk jarum suntik, dan pada tahun 2021 jumlah
tenaga kesehatan yang mengalami kecelakaan akibat kerja yaitu 6 orang
diantaranya 2 orang dokter, 2 orang perawat, 1 orang cleaning service 1 orang
perawat (terpeleset) akibat lantai licin. Selain itu pada tahun 2021 pernah
terjadi konsleting listrik yang mengakibatkan kebakaran, namun tidak
menyebabkan korban jiwa. Kecelakaan kerja ini seharusnya bisa dikendalikan
dengan pelaksanaan SMK3 yang tepat.
Berdasarkan permasalahan diatas mengenai pentingnya penerapan K3 di
RSUD Dumai, maka penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul
“Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(SMK3) di RSUD Dumai Kota Dumai Tahun 2022”.
B. Rumusan Masalah
RSUD Dumai sudah terdapat K3 namun pelaksanaan SMK3 belum
berjalan. Sudah pernah terjadi beberapa kejadian yang diakibatkan
pelaksanaan SMK3 yang belum berjalan. Kecelakaan kerja ini seharusnya
bisa dikendalikan dengan pelaksanaan SMK3 yang tepat. Berdasarkan studi
pendahuluan yang dilakukan di RSUD Dumai, maka rumusan masalah yang
ada pada penelitian ini adalah bagaimana penerapan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) di RSUD Dumai Kota Dumai
Tahun 2022.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengevaluasi penerapan Sistem Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (SMK3) di RSUD Dumai Kota Dumai Tahun 2022.
2. Tujuan Khusus
a. Hubungan kebijakan K3 dengan penerapan SMK3 di RSUD Dumai
Kota Dumai Tahun 2022.
6
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Sosial
Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan penerapan
SMK3 di RSUD Dumai. Selain itu penelitian ini juga diharapkan dapat
mengurangi kejadian kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja di RSUD
Dumai.
2. Manfaat Ilmiah
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan bagi pengembangan
ilmu kesehatan masyarakat khususnya bidang K3, serta dapat dijadikan
sebagai bahan acuan untuk penelitian selanjutnya.
E. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini berjudul “Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3) di RSUD Dumai Kota Dumai Tahun 2022”. Jenis
penelitian ini adalah kuantitatif. Variabel dalam penelitian ini adalah
kebijakan K3, perencanaan K3, pelaksanaan K3, pemantauan dan evaluasi
kinerja, peninjauan dan peningkatan kinerja K3 dengan penerapan SMK3.
Penelitian ini dilakukan dari bulan Juni hingga Juli 2022. Data diperoleh
melalui kuesioner. Populasi penelitian ini adalah seluruh perawat di RSUD
Dumai Kota Dumai. Analisis data menggunakan analisis univariat, bivariat
dan multivariat.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka
1. Definisi SMK3
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
memiliki 4 (empat) istilah pokok, yaitu: Manajemen, Manajemen K3, Sistem,
Sistem Manajemen K3 (Sucipto, 2014).
a. Manajemen
Manajemen berasal dari bahasa Prancis kuno yang berarti seni
melaksanakan dan mengatur. Mary Parker Follet mendefiniskan
manajemen sebagain seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain.
Definisi ini berarti bahwa seorang manajer bertugas mengatur dan
mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi. Ricky W.
Griffin mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses perencanaan,
pengorganisasian, pengkoordinasian dan pengendalian sumber daya untuk
mencapai sasaran secara efektif dan efisien. Efektif berarti bahwa tujuan
dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa
tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisis dan sesuai dengan
jadwal (Buntarto, 2015).
b. Manajemen K3
Manajemen K3 adalah upaya pengelolaan K3 dalam suatu tempat
kerja atau organisasi. Sesuai dengan persyaratan perundangan, yaitu pasal
86 UU no 13 tahun 2003, pengurus wajib melakukan upaya K3. Konsep
manajemen K3 dikembangkan oleh berbagai ahli K3, seperti Dan Petersen
dalam bukunya Safety Management, Frank K. Bird dalam buku Loss
Prevention, dan Heinrich dalam bukunya Accident Prevention. National
Safety Council juga mengembangkan konsep manajemen K3 yang dimuat
dalam buku Accident Prevention Manual yang mencakup aspek
keteknikan dan administratif (Triwibowo & Pusphandani, 2013).
8
Muko berada satu tingkat di bawah direktur dan termasuk ke dalam bidang
pelayanan medis dimana anggotanya inti berasal dari Instalasi IPSRS dan
Instalasi Kesling, Sebagian besar langkah-langkah penerapan SMK3 sudah
berjalan dengan baik di RSUD Muko-Muko dimana pihak RS sudah
menyatakan komitmen, melakukan penyuluhan K3 kepada pekerja,
pelaksanaan program K3 seperti penyediaan APD, pemeriksaan kesehatan,
serta mengobati pekerja yang sakit dengan memberikan layanan BPJS.
Meskipun pelaksanaan pemantauan dan evaluasi belum berjalan.
Penelitian lainnya oleh (Salmawati et al., 2018) menyimpulkan bahwa
penerapan SMK3 tidak berhubungan dengan motivasi kerja dan stres kerja
perawat di RSU Anutapura Palu. Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat
bagi RS untuk meningkatkan sosialisasi pentingnya K3 dan mendorong
penerapan SMK3 RS. Korelasi yang lemah (R 0,092) dengan nilai 0,008
menunjukkan bahwa hanya 8% motivasi kerja pada perawat di RSU
Anutapura Palu yang dipengaruhi oleh penerapan SMK3, sedangkan 92%
lainnya dipengaruhi oleh faktor lain. Faktor-faktor tersebut antara lain tipe
pekerjaan, upah, jam kerja, fasilitas, supervisior, rekan kerja, rasa aman,
kesempatan untuk maju, nama baik tempat kerja, kondisi lingkungan kerja.
Berdasarkan hasil riset oleh National Institute for Occupational Safety and
Health, faktor kesehatan keselamatan kerja, seperti perancangan tugas (beban
kerja yang berat, frekuensi perubahan waktu istirahat, waktu kerja yang
panjang dan pengaturan shift kerja) dan kondisi lingkungan kerja hanya
merupakan dua dari enam faktor yang dapat mempengaruhi stres kerja. Oleh
karenanya, banyak faktor selain kesehatan dan keselamatan kerja yang
mempengaruhi stres kerja
20
B. Kerangka Teori
Uraian tinjauan kepustakaan dapat di buat skema landasan teori sebagai
berikut :
C. Kerangka Konsep
Adapun kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat dilihat sebagai
berikut:
D. Hipotesis
Pernyataan hipotesis merupakan pernyataan sementara tentang
hubungan anatara dua variabel atau lebih. Hipotesis dirumuskan dalam bentuk
kalimat pernyataan dan di jabarkan secara umum atau khusus menghubungkan
antara variabel independen dengan variabel dependen.
Y = f (X1, X2, X3, X4, X5, X5)
Y = Penerapan SMK3
X1 = Penetapan kebijakan K3
X2 = Perencanaan K3
X3 = Pelaksanaan rencana K3
21
E. Penelitian Sejenis
Tabel 1
Penelitian Sejenis
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
3,8416 𝑥 0,25
𝑛=
0,01
n = 96,04 ≈ 96 responden
Jadi sampel yang diteliti dalam penelitian ini adalah 96 orang dengan
teknik pengambilan sampel secara accidental sampling yaitu mengambil
sampel yang ditemui secara acak di lokasi penelitian.
D. Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan suatu cara untuk mempermudah
pengumpulan data dan menghidari perbedaan interprestasi serta membatasi
ruang lingkup variabel. Variabel yang dimasukkan dalam definisi operasional
adalah variabel kunci yang penting dapat diukur secara operasional dan dapat
dipertanggung jawabkan (Notoatmojo, 2012). Untuk mengetahui definisi
operasional dalam penelitian ini, dapat dilihat pada tabel berikut:
25
G. Analisis Data
Setelah data diolah kemudian dianalisa. Analisis data dilakukan secara
bertahap meliputi analisis univariat, bivariat dan multivariat. Hasil analisis
univariat akan diperoleh gambaran karakteristik subjek penelitian dan
deskripsi dari masing-masing variabel penelitian baik itu variabel independen
maupun variabel dependen.
Untuk mengetahui hubungan antara variabel independen dan variabel
dependen dilakukan analisis bivariat, sedangkan untuk mengetahui faktor
risiko yang paling dominan dengan kepuasan pasien dilakukan analisis
multivariat. Prosedur dalam menganalisa data secara bertahap sebagai
berikut:
28
1. Analisis Univariat
Analisis univariat dilakukan dengan cara menganalisis data
kuantitatif variabel dependen dan masing-masing variabel independen
melalui tabel frekuensi. Tabel frekuensi ini memuat karakteristik variabel
yang diteliti. Jumlah frekuensi dan presentase dari setiap karakteristik
variabel yang diteliti.
2. Analisis Bivariat
Analisis bivariat dilakukan untuk melihat hubungan dua variabel
yaitu variabel independen dan variabel dependen. Dalam melakukan
analisis bivariat, uji statistik yang digunakan chi square, sehingga
diketahui ada tidaknya perbedaan yang bermakna secara statistik dengan
kepercayaan 95% dan alpha 5% (α=0,05). Ada hubungan antara variabel
dependen jika p value ≤ α, dan tidak ada hubungan antara variabel
independen apabila p value > α
3. Analisis Multivariat
Analisis yang bertujuan untuk mengetahui variabel yang paling
dominan. Analisis yang dilakukan menggunakan Uji Regresi Logistik
dengan model faktor prediksi dengan langkah-langkah:
a) Pemilihan Variabel Kandidat
Dilakukan dengan cara meilih variabel yang telah dilakukan uji
bivariat, variabel yang menghasilkan nilai p<0,25, selanjutnya dipilih
untuk dianalisis secara multivariat.
b) Penetapan Model
Dari semua variabel terpilih dengan p<0,25, kemudian dilakukan
analisis bersama-sama, pemilihan variabel dilakukan secara hierarki
terhadap semua variabel bebas yang terpilih. Semua variabel yang
tidak signifikan dikeluarkan, selanjutnya dipertimbangkan variabel
yang signifikan dengan nilai p≤0,05 sampai memperoleh model yang
terbaik.
29
H. Etika Penelitian
Penelitian harus menjunjung tinggi etika penelitian yang merupakan
standar etika dalam melakukan penelitian. Penelitian ini juga akan dilakukan
kaji kode etik oleh komisi etik STIKes Hangtuah Pekanbaru, serta telah lulus
dalam kaji etik dengan adanya surat kaji etik.
Adapun prinsip-prinsip etika penelitian adalah:
1. Prinsip menghormati harkat martabat manusia (respect for person)
Saya selaku peneliti akan menghormati hak-hak responden yang
terlibat dalam penelitian, termasuk diantaranya: hak untuk membuat
keputusan untuk terlibat atau tidak terlibat dalam penelitian dan hak untuk
dijaga kerahasiaannya berkaitan dengan data yang diperoleh selama
penelitian.
30
I. Jadwal Penelitian
Tabel 3
Jadwal Penelitian
2022 2023
No. Kegiatan
Nov Des Jan Feb Maret April Mei
1. Pembuatan
proposal
2. Seminar
proposal
3. Perbaikan
proposal
4. Pengumpulan
data
5. Pengolahan
data analisis
6. Penulisan
tesis
7. Ujian tesis
31
J. Anggaran Penelitian
Anggaran pada penelitian ini yaitu Rp 1.000.000 untuk biaya fotokopi
kuesioner serta transportasi peneliti.
DAFTAR PUSTAKA
Husain, F., Lalintia, N. M., Ardhaneswari, P. M., & Febrianti, W. (2021). Perilaku
Perawat Dalam Penerapan Manajemen K3RS Selama Pandemi Covid-19.
Jurnal Manajemen Asuhan Keperawatan, 5(2), 90–96.
https://doi.org/10.33655/mak.v5i2.118
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2012 Tentang
Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja, (2012).
Indra, I. M. (2017). GAMBARAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3) TERHADAP
TENAGA KESEHATAN DI RS X. Health Care Media, 3(1).
Ivana, A., Widjasena, B., & Jayanti, S. (2014). Analisa Komitmen Manajemen
Rumah Sakit (Rs) Terhadap Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Pada Rs
Prima Medika Pemalang. Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-Journal), 2(1),
35–41.
Jeli, S. F., Susmaneli, H., & Pekanbaru, S. H. (2021). Analisis Komitmen Dan
Kebijakan Dalam Penerapan SMK3 Di Rumah Sakit Jiwa Tampan Provinsi
Riau Tahun 2020. Media Kesmas, 1(3), 3–12.
Maringka, F., Kawatu, P. A. T., & Punuh, M. I. (2019). Analisis Pelaksanaan
Program Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Rumah Sakit (K3Rs) Di Rumah
Sakit Tingkat Ii Robert Wolter Mongisidi Kota Manado. Kesmas, 8(5), 1–10.
Pinontoan, O. R., Mantiri, E. S., & Mandey, S. (2020). Faktor Psikologi Dan
Perilaku Dengan Penerapan Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
Rumah Sakit. Indonesian Journal of Public Health and Community
Medicine, 1(3), 19–27.
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/ijphcm/article/view/28882/28178
Putera, R. I., & Harini, S. (2017). Pengaruh Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
(K3) Terhadap Jumlah Penyakit Kerja Dan Jumlah Kecelakaan Kerja
Karyawan Pada Pt. Hanei Indonesia. Jurnal Visionida, 3(1), 42.
https://doi.org/10.30997/jvs.v3i1.951
Ramli, S. (2018). Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja OHSAS
18001. Dian Rakyat.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2016 Tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit, (2016).
Salmawati, L., DW, S., & Soebijanto. (2018). HUBUNGAN PENERAPAN
SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
DENGAN MOTIVASI KERJA DAN STRES KERJA PADA PERAWAT
DI RUMAH SAKIT UMUM ANUTAPURA PALU. Jurnal Manajemen
Pelayanan Kesehatan, 18(1), 4–6. http://www.cdc.gov/niosh/docs/99-101/.
Santosaningsih, D., Budayanti, N. S., Saputra, I. W. A. G. M., Purwono, P. B.,
Rasita, Y. D., Lestari, E. S., & Kuntaman, K. (2020). Pedoman Pencegahan
Dan Pengendalian Methicillin-Resistant Staphylococcus Aureus (MRSA) Di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan. Deepublish.
Setiawan, B., Vanda, D., Doda, D., & Kristanto, E. (2020). Evaluasi Implementasi
Sistem Manajemen Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Di Rumah Sakit.
Journal of Public Health and Community Medicine, 1(4), 104–110.
Suardi, R. (2017). Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Sucipto, C. . (2014). Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Gosyen Publishing.
Suma’mur. (2014). Higiene RS dan Kesehatan Kerja (Hiperkes). Sagung Seto.
Susanto, Y., & Nopriadi. (2021). Evaluasi Pelaksanaan Program Keselamatan Dan
Kesehatan Kerja (K3) Di Rumah Sakit. Jurnal Kesehatan Masyarakat
Mulawarman, 3(1), 48–60.
Tarwaka. (2014). Keselamatan dan Kesehatan Kerja : Manajemen dan
Implementasi K3 di Tempat Kerja. Harapan Press.
Toding, R., Umboh, J. M. L., & Josephus, J. (2016). Analisis Penerapan Sistem
Manajemen Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (Smk3) Di Rsia Kasih Ibu
Manado. Pharmacon, 5(1), 284–289.
https://doi.org/10.35799/pha.5.2016.11317
PETUNJUK PENGISIAN
Bacalah setiap pertanyaan dengan seksama
Silahkan dilingkari atau di checklist (√) pada setiap jawaban yang Saudara
anggap benar
Jawaban Saudara akan dirahasiakan dan hanya dipergunakan untuk
keperluan penelitian semata
A. Identitas Responden
1. Nama/Inisial :
2. Jenis Kelamin : Laki-Laki / Perempuan (coret yang tidak perlu)
3. Alamat :
4. Umur :
5. Pendidikan Terakhir : a. Tidak sekolah
b. SD sederajat
c. SMP sederajat
d. SMA sederajat
e. Perguruan Tinggi
6. Jabatan : ……………………………
7. Bekerja di ruangan : ……………………………
A. Kebijakan
Berilah tanda “√” pada pilihan yang menurut anda tepat.
Sangat
Sangat Tidak
No Pernyataan Setuju Tidak
Setuju Setuju
Setuju
1 RS menyediakan alat pelindung diri.
2 Peralatan bekerja yang digunakan selalu
dalam kondisi yang baik.
3 Terdapat seseorang yang ditugaskan
untuk mengontrol pelaksanaan program
K3 di ruangan.
4 Jika terjadi kecelakaan kerja selalu ada
pendataan oleh pihak management
5 Ada kesepakatan antara pekerja dengan
pihak management RS untuk
menetapkan kebijakan K3
6 RS memiliki visi dan misi tertulis.
7 Terdapat SOP untuk setiap pekerjaan
8 Semua pekerja mengetahui SOP yang
ada.
9 SOP disosialisasikan ke semua pekerja.
10 SOP di tempel di setiap ruangan sesuai
jenis pekerjaan
11 Terdapat kebijakan K3 dalam setiap
program kerja
12 Tingkat keamanan lingkungan kerja
saya tinggi
13 Tiap-tiap tenaga kerja diberi pelatihan
awal mengenai pengetahuan K3 serta
prosedur kerja yang aman
14 Jika ada masukan dari pekerja maka
akan dimasukkan ke dalam kebijakan
baru.
15 Setiap kebijakan yang ada selalu
dilakukan pengawasan.
B. Perencanaan K3
Berilah tanda “√” pada pilihan yang menurut anda tepat.
Sangat
Sangat Tidak
No Pernyataan Setuju Tidak
Setuju Setuju
Setuju
1 Perencanaan kerja dilakukan dengan
mempertimbangkan identifikasi bahaya,
penilaian dan pengendalian risiko pada
kegiatan yang akan dilakukan.
2 RS melakukan perancangan dan
rekayasa untuk mengendalikan risiko
kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
3 Penetapan tujuan dan sasaran K3
dikonsultasikan dengan wakil tenaga
kerja.
4 RS melakukan pengujian lingkungan
kerja secara berkala (pengujian kualitas
bising mesin, kualitas udara di
lingkungan kerja, pengujian kualitas
pencahayaan) setiap tahun.
5 Pihak RS bertanggung jawab serta
menyediakan sumber-sumber daya yang
memadai untuk menerapkan kebijakan
K3.
6 Prosedur kerja telah disosialisasikan
kepada seluruh pekerja.
7 Manajemen K3 akan melaporkan
pelaksanaan aspek-aspek K3 kepada
pimpinan RS yang kemudian akan
menentukan sasaran-sasaran baru yang
dilakukan minimal sekali dalam setahun.
8 Tanggung jawab dan wewenang yang
terkait dengan K3 dari tiap personil
dijelaskan dalam job description
masing-masing.
9 RS selalu melakukan
observasi/pengamatan kondisi yang
akan dikerjakan.
10 Jika ada area berbahaya akan diberikan
rambu penanda.
11 Pekerja dilibatkan dalam perencanaan
program K3
12 Pekerja dilibatkan dalam penyampaian
informasi
13 Pekerja diminta mengingatkan pekerja
lain tentang bahaya dan K3
14 Pekerja dilibatkan dalam identifikasi
bahaya, penilaian resiko dan penentuan
pengendalian atau kontrol
15 Pekerja melakukan sharing accident di
lokasi pekerjaan
C. Pelaksanaan K3
Berilah tanda “√” pada pilihan yang menurut anda tepat.
Sangat
Sangat Tidak
No Pernyataan Setuju Tidak
Setuju Setuju
Setuju
1 Pekerja diberi arahan tentang bagaimana
menggunakan APD secara benar dan
memelihara APD sehingga selalu dalam
kondisi layak pakai
2 Sosialisasi informasi cara penggunaan
bahan, alat dan mesin yang digunakan
mengenai identifikasi, penilaian dan
pengendalian risiko kecelakaan dan
penyakit akibat kerja
3 Petugas yang berkompeten telah
mengidentifikasi dan menilai potensi
bahaya dan risiko K3 yang berkaitan
dengan operasi
4 Pekerja selalu diberi arahan tentang
bagaimana mengindentifikasi bahaya
yang mengancam pada saat bekerja dan
bagaimana mencegah terjadinya insiden
5 Alat pelindung diri yang berkualitas
telah disediakan
6 Petugas penanggulangan kebakaran
telah mendapatkan pelatihan fire safety
7 Menyelenggarakan pelatihan sesuai
kebutuhan program K3
8 RS memberikan reaksi yang cepat dan
tepat terhadap kondisi yang
menyimpang
9 Rambu-rambu mengenai keselamatan
dan tanda pintu darurat telah diapasang
dengan jelas
10 Informasi K3 terbaru dikomunikasikan
ke tenaga kerja
11 Pemeriksaan kesehatan pekerja secara
berkala setiap tahun
12 Alat pemadam kebakaran tersedia di
setiap area pekerjaan dan dilatih cara
penggunaannya
13 Pengukuran kualitas udara selalu
dilakukan
14 Suhu udara di lokasi kerja aman dan
nyaman untuk bekerja
15 Pemantauan tingkat pencahayaan di
lokasi pekerjaan secara berkala selalu
dilaksanakan oleh manajemen K3