Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Ilmiah AVICENNA ISSN : 1978 ± 0664

EISSN: 2654 ± 3249

ANALISIS SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DI RUMAH SAKIT


UMUM DAERAH MUKOMUKO TAHUN 2017

Oleh:
Nopia Wati1,
Agus Ramon2,
Hasan Husin3 dan Rindo Elianto4
(Dosen FIKES Universitas Muhammadiyah Bengkulu)
ABSTRAK
Rumah sakit merupakan sebuah pelayanan jasa yang mempunyai beragam persoalan tenaga
kerja yang rumit dengan berbagai risiko terkena penyakit akibat kerja bahkan kecelakaan akibat kerja
sesuai jenis pekerjaannya, sehingga berkewajiban menerapkan upaya Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Rumah Sakit (K3RS). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja di RSUD Mukomuko.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan rancangan pendekatan
wawancara mendalam dan observasi.Informan pada penelitian ini adalah Kabag Tata Usaha, Subag
Umum, Ketua bidang pelayanan medis RSUD Mukomuko dan.Penelitian dilaksanakan pada tanggal 4
Juli s/d 4 Agustus tahun 2017 di RSUD Mukomuko.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa komitmen dan kebijakan SMK3 di RSUD Muko-Muko
sudah ada dalam bentuk, penyediaan dana, sarana dan prasarana yang mendukung pelaksanaan K3
sudah terpenuhi. Perencanaan SMK3 di RSUD Muko-Muko sudah berjalan dengan baik mulai dari
identifikasi risiko sampai dengan manajemen risiko. Selain itu pekerja juga di haruskan mengikuti SOP
setiap melakukan pekerjaannya. Organisasi K3 belum terbentuk di RSUD Mukomuko. Manajemen K3
RSUD Muko-Muko berada satu tingkat di bawah direktur dan termasuk ke dalam bidang pelayanan
medis dimana anggotanya inti berasal dari Instalasi IPSRS dan Instalasi Kesling,Sebagian besar
langkah-langkah penerapan SMK3 sudah berjalan dengan baik di RSUD Muko-Muko dimana pihak RS
sudah menyatakan komitmen, , melakukan penyuluhan K3 kepada pekerja, pelaksanaan program K3
seperti penyediaan APD, pemeriksaan kesehatan, serta mengobati pekerja yang sakit dengan
memberikan layanan BPJS. Meskipun pelaksanaan pemantauan dan evaluasi belum berjalan
Diharapkan pihak rumah sakit melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan sistem manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja secara periodic untuk memantau pelaksanaan program yang telah
dirumuskan.
Kata Kunci : Manajemen, Keselamatan dan Kesehatan Kerja, RSUD Mukomuko

ABSTRACT

The hospital is a service station that has a variety of complicated labor problems with various
risks of occupational diseases and accidents due to work depending on the type of work, so it is obliged
to apply the efforts of Occupational Safety and Health of the Hospital. This research aims at analyzing
the Occupational Safety and Health Management System at Mukomuko General Hospital. This
research was a qualitative descriptive research with in-depth interview design and observation.
Informants in this research were Head of Administration, General Department, Head of Medical
Services of Mukomuko General Hospital. The research was conducted on July 4 till August 4, 2017 at
Mukomuko General Hospital. The results showed that the commitment and policy of Vocational School
Number 3 in Mukomuko General Hospital are already exist in the form, provision of funds, facilities and
infrastructure that support the implementation of safety and occupational health has been met.
Vocational School Number 3 plan in Mukomuko General Hospital has been running well from risk

8 Vol. 13, No. 3, Desember 2018 : 1 - 63|


Jurnal Ilmiah AVICENNA ISSN : 1978 ± 0664
EISSN: 2654 ± 3249

identification to risk management. In addition, workers were also required to follow the SOP in every
work. OSH organization has not been established in Mukomuko General Hospital. Management of
safety and occupational health RSUD Muko-Muko were located in one level below the director and
included in the field of medical services where the core members were from IPSRS Installation and
Kesling Installation, Most of the steps of applying Vocational school number 3 have been running well
in hospitals Muko-Muko where the hospital has declared the commitment to conduct health and safety
counseling to workers, implementation of OSH programs such as provision of PPE, medical
examination, and treat sick workers by providing BPJS services. Although the implementation of
monitoring and evaluation has not been implemented. It is hoped that the hospital can do evaluation to
safety management system and working health periodically can observe the implemented program that
has been formulated.

Keyword: Management, safety, and working health, Mukomuko General Hospital

A. PENDAHULUAN RSUD Muko-muko merupakan rumah


Kompetisi dan tuntutan akan standar sakit yang berdiri tahun 2013 dan masih
internasional menyebabkan masalah tergolong baru dibandingkan dengan rumah
keselamatan dan kesehatan kerja menjadi isu sakit lainnya di Provinsi Bengkulu.
global dan sangat penting. Banyak Negara Penyelengaraan keselamatan dan kesehatan
semakin meningkatkan kepeduliannya kerja di rumah sakit ini sangatlah perlu
terhadap masalah Keselamatan dan mendapatkan perhatianyang serius. Perhatian
Kesehatan Kerja (K3) yang dikaitkan dengan pelayanan keselamatan dan kesehatan kerja
isu perlindung tenaga kerja dan hak asasi di rumah sakit tidak hanya untuk pengguna
manusia serta kepedulian terhadap lingkungan rumah sakit yang meliputi pasien, pengunjung
hidup. Penerapan manajemen K3 sebagai rumah sakit, namun juga tenaga pemberi
bagian dari kegiatan operasi diperusahaan pelayanan kesehatan maupun non medis perlu
Instansi, merupakan syarat yang tidak dapat mendapatkan perhatian agar dapat terhindar
diabaikan untuk dapat mencapai efesiensi dan dari kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
produktifitas yang dibutuhkan, guna Berdasarkan hasil observasi awal
meningkatkan daya saing serta melindungi peneliti lakukan dirumah sakit muko-muko
tenaga kerja dari risiko yang membahayakan ditemukan beberapa permasalahan yaitu ada
kesehatan dan keselamatannya. beberapa perawatyang tidak memakai alat
Sebagaimana Undang-Undang No.36/2009 pelindung diri (APD) saat kontak contohnya
tentang Kesehatan,bahwa tempat kerja wajib sarung tangan dan ada beberapa dokter yang
menyelenggarakan upaya kesehatan kerja masih memakai sandal jepit ketika mengobati
apabila tempat kerja tersebut memiliki pasienserta terdapat kasus penyakit akibat
risikobahaya kesehatan danataumempunyai kerja yang terjadi yang dialami pegawai
pekerjapalingsedikit 10orang. cleaning service yaitu mengalami Dermatitis
Untuk kasus di Indonesia 65,4% (iritasi kulit) akibat cairan pembersih dan
petugas pembersih suatu rumah sakit di tertular penyakit Hepatitis B.
Jakarta mengalami Dermatitis kontak iritan Penyebab penyakit dan kecelakaan
kronik di tangan, serta prevalensi gangguan akibat kerja disebabkan oleh beberapa faktor,
mental emosional 17,7% pada perawat suatu yaitu faktor manusia, dalam hal ini adalah
rumah sakit di Jakarta berhubungan bermakna pekerja seperti kurangnya pengetahuan dan
dengan Stressor kerja. Dari penelitian dokter ketampilan, tindakan yang tidak aman ketika
Dr. Joseph tahun 2009 mencatat bahwa angka bekerja, bekerja tidak sesuai prosedur. Faktor
kecelakaan akibat kerja (KAK) karena tertusuk lingkungan kerja, dan faktor manajemen.
jarum suntik mencapai 38-73% dari total (Konradus, 2012)
petugas kesehatan (Depkes RI,2009). Berdasarkan latar belakang diatas
maka penulis tertarik untuk melakukan

| Analisis Sistem Manajemen....( Nopia Wati, Agus Ramon, Hasan Husin dan Rindo E) 9
Jurnal Ilmiah AVICENNA ISSN : 1978 ± 0664
EISSN: 2654 ± 3249

SHQHOLWLDQ GHQJDQ MXGXO ³$QDOLVLV Sistem


manajemen keselamatan dan kesehatan kerja Informan 3 selaku ketua bidang
di Rumah sakit umum daerah Mukomuko pelayanan medis juga menyatakan bahwa
tahun 2017´ pelaksanaan K3 masih menjadi tanggung
jawabnya, berikut adalah pernyataannya:
B. METODE PENELITIAN ³kalau di RSUD Mukomuko ini, penanggung
Penelitian ini merupakan penelitian jawab K3 masih menjadi tanggung jawab
deskriptif kualitatif dengan rancangan bidang pelayanan medis. Kami yang
pendekatan wawancara mendalam dan melakukan pengawasan. Jadi nanti kita
observasi. pastikan semua unit di rumah sakit benar-
benar menjalankan K3, kita punya petugas dari
C. HASIL PENELITIAN IPSRS sama kesling yang bakal melakukan
a. Sumber Daya Manusia pengecekan. Selain itu juga setiap pagi atau
Sumber daya manusia merupakan pergantian shift pekerja kita adakan Briefing.
elemen paling penting dalam menjalankan Jadi nanti kita himbau untuk pekerja selalu
suatu organisasi. SDM di tuntut mampu dan memperhatikan keselamatan kerja mereka´
terlatih dalam melaksanakan semua tugas dan
tanggung jawab yang di berikan dalam suatu Selanjutnya peneliti bertanya mengenai
organisasi termasuk rumah sakit. Rumah sakit pelaksanaan pelatihan kepada petugas yang
umum daerah Mukomuko sudah mempunyai bertanggung jawab untuk melakukan
petugas yang bertanggung jawab dalam pengawasan dalam pelaksanaan K3, dan
pelaksanaan keselamatan dan kesehatan berikut pernyataan dari Informan 3:
kerjanya, meskipun petugas tersebut bukan ³RS ini sudah berdiri kurang lebih 4 tahun, jadi
petugas yang berbasic K3, namun pihak RSUD selama itu kita udah 2 kali ganti petugas baik
Mukomuko sudah melakukan pelatihan yang petugas dari instalasi Keslingnya maupun
pelatihan yang berfungsi untuk membekali yang IPSRS. Setiap pergantian petugas,
petugas tersebut. Hal ini sesuai dengan biasanya mereka kita latih dulu paling nggak 2
pernyataan Informan 1 selaku Kabag Tata kali sebelum mereka ditugaskan. Tapi nggak
Usaha RSUD Mukomuko yaitu sebagai berikut: Cuma mereka aja yang kita kasih pelatihan, 1
³Rumah sakit kita udah punya petugas yang tahun yang lalu kita pernah ngadain
bertanggung jawab untuk pelaksanaan dan penyuluhan tentang K3, jadi semua pekerja
pengawasan K3 di rumah sakit. Petugasnya rumah sakit mengikutL´
memang tidak ada basic K3, tapi kita
berdayakan mereka dengan pelaksanaan Berdasarkan pernyataan ketiga informan,
pelatihan-pelatihan yang terkait dengan K3, ya maka dapat diketahui bahwa di RSUD
misalnya kita kasih mereka pelatihan Mukomuko sudah memiliki petugas yang
Identifikasi risiko sampai manajemennya, bertanggung jawab untuk mengawasi
selain itu juga ada pelatihan dan penyuluhan pelaksanaan keselamatan dan kesehatan
mengenai penggunaan APD, jadi sebelum kita kerja. Tugas tersebut menjadi tanggung jawab
tugaskan, mereka kita latih dulu paling tidak bidang pelayanan medis dengan petugas
ada 2 kali pelatihan´ khusus yaitu anggota dari instalasi Kesling dan
IPSRS. Meskipun petugas tidak mempunyai
Hal tersebut juga disampaikan oleh basic K3, pihak rumah sakit telah melakukan
informan 2 selaku subag Umum RSUD pelatihan yang sebelum mereka ditugaskan
Mukomuko: untuk mengawasi pelaksanaan K3 di RSUD
³Untuk petugas dengan benar-benar Basic K3 Mukomuko.
kita belum punya, tapi selama ini pelaksanan
K3 kita tugaskan sama bidang pelayanan b. Pembiayaan
medis, mereka yang bertugas mengawasi Pelaksanaan sistem manajemen
pelaksanaan K3 nya ´ keselamatan dan kesehatan kerja di rumah

10 Vol. 13, No. 3, Desember 2018 : 1 - 63|


Jurnal Ilmiah AVICENNA ISSN : 1978 ± 0664
EISSN: 2654 ± 3249

sakit menuntut dukungan dari semua pihak banyaknya kegiatan yang dilakukan oleh pihak
baik dari pimpinan rumah sakit, pihak penanggung jawab dari pelaksanaan K3 di
manajemen sampai dukungan dari semua unit RSUD Mukomuko yaitu bidang pelayanan
kerja di rumah sakit tersebut. Selain itu pihak medis.
manajemen juga harus mengidentifikasi c. Peralatan Keselamatan dan Kesehatan
sumber daya esensial yang diperlukan untuk Kerja
pelaksanaan SMK3 agar berjalan dengan baik, Pelaksanaan sistem manajemen
dimana salah satu sumber daya tersebut keselamatan dan kesehatan kerja di suatu
adalah pendanaan. Pihak RSUD Mukomuko institusi seperti rumah sakit selalu
sudah menyediakan dana untuk pelaksanaan membutuhkan peralatan-peralatan yang
K3 di rumah sakit ini, hal ini sesuai dengan menunjang semua kegiatan. Pihak RSUD
pernyataan Informan 1 sebagai berikut: Mukomuko sudah menyediakan peralatan-
³kalau untuk biaya, jelas semua kegiatan yang peralatan K3 di setiap unit kerja di RSUD
ada di rumah sakit kita udah sediakan Mukomuko untuk mengurangi risiko
dananya, sebagian besar kegiatan juga kecelakaan kerja yang mungkin terjadi pada
dananya dari kita. Kalau besarnya tergantung pekerja rumah sakit. Hal ini dapat diketahui dari
seberapa besar kegiatan sama kepentingan hasil wawancara dengan informan 1 sebagai
mereka ´ berikut:
³setiap unit kerja di rumah sakit ini kita udah
Selanjutnya peneliti bertanya mengenai beri perlengkapan K3 dan mereka juga wajib
sumber pembiayaan untuk pelaksanaan sistem menggunakannya. Alat-alatnya tergatung dari
manajemen keselamatan dan kesehatan kerja jenis pekerjaan dan jenis risiko bahaya yang
di RSUD Mukomuko, berikut hasil wawancara mungkin mereka alami. Contohnya kalau di
dengan informan 2: ruang perawatan penyakit menular seperti TB
³sumber dana itu 2 kita sumbernya, ada dari atau Hepatitis, kita wajibkan dokter maupun
APBD, ada dari pendapatan rumah sakit perawat untuk menggunakan APD seperti
sendiri´ sarung tangan dan masker agar mereka nggak
tertular penyakitnya ´
Hal ini sesuai dengan pernyataan
informan 3 selaku kepala bidng pelayanan Hal ini sesuai dengan pernyataan
medis, berikut kutipan wawancaranya: informan 2, berikut petikan wawancaranya:
³ELDVDQ\D \DQJ Q\LDSLQ ELD\D VHWLDS NLWD ³Alat K3 udah terpenuhi, baik di bidang
ngelakuin kegiatan atau penambahan alat-alat medis maupun non medisnya. mulai dari APD
biasanya rumah sakit yang memberikan dana. di setiap pekerjaan, kita juga ada APAR. Terus
Besarnya dana biasanya nggak sama setiap juga kita udah nyiapin jalur-jalur evakuasi kalau
tahun, kita liat dulu berapa banyak kegiatan seandainya ada beberapa kejadian seperti
yang mungkin kita lakuin terus alat apa aja bencana alam atau kebakaran. Ruamh sakit
yang kita butuhin, terus tergntung juga sama kita juga udah termasuk KTR, jadi merk nya
seberapa besar pendapatan rumah sakit per udah banyak juga dipasang dirumah sakit ´
WDKXQQ\D´
d. Standar Operasional Prosedur (SOP)
Berdasarkan pernyataan ketiga SOP sangat dibutuhkan untuk
informan, maka dapat diketahui bahwa di membantu kinerja para petugas karena setiap
RSUD Mukomuko sudah memiliki dana tindakan ada prosedurnya sehingga dapat
tersendiri yang digunakan untuk pelaksanaan mengurangi masalah-masalah atau kekeliruan
sistem manajemen keselamatan dan yang bisa terjadi. RSUD Mukomuko sudah
kesehatan kerja. Sumber dana yang digunakan menyiapkan SOP di setiap unit kerja di RSUD
berasal dari pendapatan rumah sakit dan Mukomuko, meskipun SOP yang menjurus
APBD. Selain itu besarnya dana untuk pada pelaksanaan K3 belum ada. SOP ini
pelaksanaan SMK3 ini tergantung pada wajib di patuhi oleh semua karyawan rumah

| Analisis Sistem Manajemen....( Nopia Wati, Agus Ramon, Hasan Husin dan Rindo E) 11
Jurnal Ilmiah AVICENNA ISSN : 1978 ± 0664
EISSN: 2654 ± 3249

sakit. Berikut hasil wawancara dengan Kebijakan, Perencanaan, Pengorganisasian,


informan 1: dan Penyelenggaraaan.
³kalau kita sumber pelayanan di
sumber bahaya itu sudah ada SOP nya, sudah D. PEMBAHASAN
ada SOP nya di masing-masing bidang´ a. Komitmen dan Kebijakan
Berdasarkan hasil penelitian dapat
Hal ini sesuai dengan penyataan disimpulkan bahwa komitmen RSUD Muko-
informan 2 dan informan 3 adalah sebagai Muko yang berkaitan dengan K3RS baru
berikut: sebatas komitmen awal yaitu diungkapkan
³SOP terkhusus K3 itu belum ada, secara lisan, akan tetapi komitmen belum
Cuma di seluruh SOP tindakan di seluruh diwujudkan dalam bentuk tertulis terbukti
tindakan rumah sakit itu ada´ ,QIRUPDQ dengan belum dikeluarkannya surat keputusan
dari Direktur Rumah Sakit mengenai K3. yang
³Prosedur di setiap pekerjaan sudah secara khusus tentang K3. Akan tetapi,
ada, dan kita juga buat aturan bahwa semua kebijakan mengenai struktur dan organisasi
karyawan wajib melaksanakan pekerjaannya sudah terbentuk dan beberapa program kerja
sesuai dengan standar operasionel prosedur sudah berjalan meski belum sepenuhnya.
yang udah ditetapkana, nanti dari bidang Selain itu, pendanaan terkait K3RS dan
pelayanan medis aka nada yang megawasi fasilitas seperti alat pelindung diri sudah
setiap pekerjaan, jadi nanti kalau ada karyawan lengkap.
yang tidak mnegikuti prosedur kita kasih Sumber daya manusia yang
teguran, dan kalau terus berlanjut ya kita kasih menangani K3RS pada RSUD Muko-Muko
surat peringatan ´ ,QIRUPDQ belum memiliki keahlian khusus dibidang K3,
sumber daya yang sudah ada perlu diikutkan
e. Pelaksanaan Sistem Manajemen dalam pelatihan K3 sehingga RS memiliki
Keselamatan dan Kesehatan Kerja sumber daya yang berkompeten yang
Sistem manajemen keselamatan dan diwujudkan dalam bentuk wadah organisasi
kesehatan kerja merupakan bagian dari sistem K3RS. Selain itu, RSUD Muko-Muko
manajemen secara keseluruhan yang meliputi mempunyai kebijakan bahwa semua pekerja di
strruktur organisasi, perencanaan, tanggung rumah sakit harus mendapatkan penyuluhan
jawab, pelaksanaan, prosedur, proses dan mengenai K3.
sumber daya yang dibutuhkan bagi Menurut Pedoman Manajemen
pengembangan, penerapan, pencapaian, Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di
pengkajian, dan pemeliharaan kebijakan K3 Rumah Sakit, Depkes (2007) Komitmen
dalam rangka pengendalian risiko yang diwujudkan dalam bentuk kebijakan (policy)
berkaitan dengan kegiatan kerja guna tertulis, jelas dan mudah dimengerti serta
terciptanya tempat kerja yang aman, nyaman diketahui oleh seluruh karyawan RS.
dan produktif (Ramli, 2007). Manajemen RS mengidentifikasi dan
Menurut Pedoman Manajemen menyediakan semua sumber daya esensial
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) seperti pendanaan.
diRumah Sakit, Kepmenkes (2007), Pelaksanaan komitmen dan kebijakan K3
manajemen K3 RS adalah suatu proses di rumah sakit memerlukan beberapa
kegiatan yangdimulai dengan tahap penyususnan strategi yaitu sebagai berikut:
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan 1. Advokasi sosialisasi program K3 RS.
dan pengendalianyang bertujuan untuk 2. Menetapkan tujuan yang jelas.
membudayakan K3 di RS. Adapun analisis 3. Organisasi dan penugasan yang jelas.
dalam pelaksanaan penelitian ini mengacu 4. Meningkatkan SDM professional di bidang
pada 4 elemen pokok yang dimuat dalam K3 RS pada setiap unit kerja di lingkungan
dalam Kepmenkes (2007) yaitu Komitmen dan rumah sakit.

12 Vol. 13, No. 3, Desember 2018 : 1 - 63|


Jurnal Ilmiah AVICENNA ISSN : 1978 ± 0664
EISSN: 2654 ± 3249

5. Sumberdaya yang harus didukung oleh melakukan kajian dan identifikasi sumber
manajemen puncak. bahaya, penilaian serta pengendalian faktor
6. Kajian risiko secara kualitatif dan risiko.
kuantitatif. 2. Membuat peraturan dengan menetapkan dan
7. Membuat program kerja K3 RS yang melaksanakan standar operasional
mengutamakan upaya peningkatan dan prosedur(SOP) sesuai dengan peraturan.
pencegahan. Sedangkan untuk bagian perencanaan yang
8. Monitoring dan evaluasi secara internal lainnya belum berjalan seperti:
dan eksternal secara berkala (Pedoman 1. RS harus mempertimbangkan peraturan
Manajemen Kesehatan dan Keselamatan perundang-undangan, bahaya potensial
Kerja di Rumah Sakit, Kepmenkes 2007). dan risiko K3 yang bisa diukur,
Berdasarkan hasil penelitian dapat satuan/indikator pengukuran, sasaran
diketahui bahwa beberapa strategi yang sudah pencapaiandan jangka waktu pencapaian
tersusun di RSUD Muko-Muko yaitu sosialisasi (SMART).
program K3 RS, terbentuknya organisasi K3 2. Indikator kinerjaharus dapat diukur
meskipun belum menjadi organisasi yang sebagai dasar penilaian kinerja K3 yang
mandiri dan masih berada dalam bidang sekaligus merupakan informasi mengenai
pelayanan medis, SDM di bidang K3RS keberhasilan pencapaian SMK3 RS.
meskipun tidak mempuyai basic dari K3 akan 3. RS harus menetapkan dan melaksanakan
tetapi mereka mendapatkan pelatihan yang program K3RS, untuk mencapai sasaran
memadai serta program kerja yang sudah harus ada monitoring, evaluasi dan dicatat
tersusun meskipun belum sepenuhnya serta dilaporkan.
berjalan. c. Pengorganisasian
b. Perencanaan Bedasarkan hasil penelitian dapat
RS harus membuat perencanaan yang diketahui bahwa RSUD Muko-Muko belum
efektif agar tercapai keberhasilan penerapan mempunyai organisasi K3 yang bertugas untuk
sistem manajemen K3 dengan sasaran yang menjalankan manajemen keselamatan dan
jelas dan dapat diukur. Perencanaan K3 di RS kesehatan kerja serta mengawasi pelaksanaan
dapat mengacu pada standar Sistem K3 oleh pekerja rumah sakit. Manajemen K3
Manajemen K3 RS diantaranya self assesment RSUD Muko-Muko berada satu tingkat di
akreditasi K3 RS dan SMK3. bawah direktur dan masih menjadi tanggung
Berdasarkan hasil penelitian dapat jawab dan kerja rangkap bidang pelayanan
diketahui bahwa pihak RSUD Muko-muko medis dimana anggotanya inti berasal dari
sudah mengidentifikasi potensi bahaya yang Instalasi IPSRS dan Instalasi Kesling.
kemungkinan terjadi pada pekerja, antara lain d. Penyelenggaraan K3RS
tertular penyakit menular saat bersentuhan Dalam pelaksanaan K3RS, Direktur
dengan pasien. Tindak lanjut dari pihak rumah RSUD Muko-Muko telah menyusun organisasi
sakit adalah pemasangan rambu-rambu K3, sehingga pelaksanaan SMK3RS dapat
keselamatan kerja, melakukan imunisasi pada terlaksana sesuai perencanaan yang telah
pegawai yaitu Hepatitis B dan menyediakan ditetapkan sebelumnya. Pelaksanaan SMK3RS
alat pelindung diri. Selain itu, pekerja di yang telah dilakukan di RSUD Muko-Muko
haruskan mengikut SOP setiap pekerjaan yang adalah mengadakan medical check up yaitu
ada untuk mencegah terjadinya kecelakaan pemeriksaaan awal bagi pekerja serta
kerja. imunisasi Hepatitis B dan memberikan jaminan
Beberapa hal sudah sesuai dengan kesehatan. Untuk mencegah terjadinya
pedoman SMK3 di rumah sakit (2007), dimana kecelakaan kerja, RSUD Muko-muko
dalam pedoman ini disebutkan bahwa melakukan pelatihan bagi karyawan, seperti
perencanaan meliputi: penggunaan alat kerja, APD, membuat SOP,
1. Identifikasi sumber bahaya, penilaian dan penggunaan bahan kimia berbahaya, serta
pengendalian faktor risiko. RS harus

| Analisis Sistem Manajemen....( Nopia Wati, Agus Ramon, Hasan Husin dan Rindo E) 13
Jurnal Ilmiah AVICENNA ISSN : 1978 ± 0664
EISSN: 2654 ± 3249

melaksanakan sistem perlindungan bahaya termasuk ke dalam bidang pelayanan


kebakaran. medis dimana anggotanya inti berasal dari
Sebagian besar langkah-langkah Instalasi IPSRS dan Instalasi Kesling,
penerapan SMK3 sudah berjalan dengan baik 4. Sebagian besar langkah-langkah
di RSUD Muko-Muko dimana pihak RS sudah penerapan SMK3 sudah berjalan dengan
menyatakan komitmen, melakukan penyuluhan baik di RSUD Muko-Muko dimana pihak
K3 kepada pekerja, pelaksanaan program K3 RS sudah menyatakan komitmen
seperti penyediaan APD, pemeriksaan walaupun belum tertulis, organisasi K3
kesehatan, serta mengobati pekerja yang sakit belum terbentuk, melakukan penyuluhan
dengan memberikan layanan BPJS. Meskipun K3 kepada pekerja, pelaksanaan program
pelaksanaan pemantauan dan evaluasi belum K3 seperti penyediaan APD, pemeriksaan
berjalan, hal ini disebabkan program kerja yang kesehatan, serta mengobati pekerja yang
belum terlaksana sepenuhnya karena sakit dengan memberikan layanan BPJS.
organisasi K3 yang belum lama berdiri di Meskipun pelaksanaan pemantauan dan
RSUD Muko-Muko. evaluasi belum berjalan
Selain itu, manajemen K3 RSUD Muko-
Muko saat ini berusaha untuk meningkatkan b. Saran
kinerja dan profesionalisme dalam mengelola Diperlukan adanya komitmen secara
manajemen K3. Usaha tersebut dengan tertulis untuk pelaksanaan K3 di RSUD
menata manajemen K3 dan meningkatkan rasa Mukomuko dan Segera dibentuknya organisasi
kepedulian sesama pekerja hal ini ditunjukkan K3 agar mempunyai tugas dan fungsi yang
dengan telah dilakukannya sosialisasi program benar-benar bisa dijalankan dengan baik untuk
K3 pada saat Briefing, dan juga kebijakan K3 mengurangi penyakit dan kecelakaan akibat
yang ada disusun sebaik mungkin dengan kerja dan diharapkan menjadi acuan dalam
mematuhi peraturan perundang-undangan penilaian sistem manajemen keselamatan dan
rumah sakit dan perundangan K3 lainnya. kesehatan kerja, dan dapat penelitian lanjutan
E. KESIMPULAN DAN SARAN untuk menganalisis sistem manajemen
a. Kesimpulan keselamatan dan kesehatan kerja di RSUD
Berdasarkan hasil penelitian yang Mukomuko secara menyeluruh.
telah dilakukan, maka penulis dapat
menyimpulkan hasil dari analisis sistem DAFTAR PUSTAKA
manajemen keselamatan dan kesehatan kerja Adisasmito, W. 2007. Sistem Manajemen
di RSUD Muko-Muko adalah sebagai berikut: Lingkungan Rumah Sakit. Jakarta: PT.
1. Komitmen SMK3 di RSUD Muko-Muko RajaGrafindo Persada
sudah ada dalam bentuk lisan penyediaan Adnani, H. 2011. Ilmu Kesehatan Masyarakat.
dana, sarana dan prasarana yang Yogyakarta: Nuha Medika.
mendukung pelaksanaan K3 sudah
Bungin, B. 2001. Metode Penelitian Kualitatif.
terpenuhi. Sedangkan kebijakan K3 di
Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada
rumah sakit ini yaitu ditunjuknya bidang
Depkes RI, 2009. Standar Keselamatan dan
pelayanan medis sebagai petugas yang
Kesehatan Kerja di Rumah Sakit
mengawasi pelaksanaan K3 di Rumah
(K3RS). Jakarta.
Sakit ini.
2. Perencanaan SMK3 di RSUD Muko-Muko Irianto, K. 2014. Ilmu Kesehatan Masyarakat.
sudah berjalan dengan baik mulai dari Bandung: Alfabeta
identifikasi risiko sampai dengan Ivana, A. et al. ³$QDOLVD .RPLWPHQ
manajemen risiko. Selain itu pekerja juga Manajemen Rumah Sakit (RS) terhadap
di haruskan mengikuti SOP setiap Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
melakukan pekerjaannya pada RS Prima Medika 3HPDODQJ´
3. Organisasi K3 belum terbentuk di RSUD Jurnal Kesehatan Masyarakat.
Mukomuko. Pelaksanaan K3 sendiri

14 Vol. 13, No. 3, Desember 2018 : 1 - 63|


Jurnal Ilmiah AVICENNA ISSN : 1978 ± 0664
EISSN: 2654 ± 3249

Vol.2.No.1. FKM Universitas


Diponegoro.
Kepmenkes RI Nomor:
432/Menkes/SK/VI/2007 tentang
Pedoman Manajemen K3 di Rumah
Sakit. Jakarta
Kepmenkes RI Nomor:
1087/Menkes/SK/VIII/2010 tentang
Standar K3 di Rumah Sakit. Jakarta:
Direktorat Bina Kesehatan Kerja.
Konradus, D. 2012. Keselamatan dan
Kesehatan Kerja: Membangun SDM
Pekerja yang Sehat, Produktif dan
Kompetitif. Jakarta: Bangka Adinatha
Mulia.
Notoatmodjo, S. 2011. Kesehatan Masyarakat
Ilmu dan Seni. Jakarata: Rineka Cipta.
Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor: Per.
05/Men/1996 tentang Pedoman
Penerapan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Jakarta
Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 tentang
Kesehatan

| Analisis Sistem Manajemen....( Nopia Wati, Agus Ramon, Hasan Husin dan Rindo E) 15

Anda mungkin juga menyukai