Anda di halaman 1dari 5

Nama : Sifa Putri Ramadani

NIM : A2A022205

BAB I

PENDAHULUAN

1) Kebijakan K3, meliputi :


Rumah Sakit merupakan salah satu institusi yang bersifat kompleks
dan memilih bersifat organisasi yang majemuk, maka perlu pola manajemen
yang jelas dan modern untuk setiap unit kerja atau bidang kerja. Salah satunya
pada bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Melihat terus berkembangnya
Rumah Sakit saat ini, fasilitas pendukung medis pun semakin berkembang
sehingga potensi bahaya dan permasalahannya pun semakin kompleks
sehingga perlu adanya proteksi bagi petugas kesehatan untuk menjamin
keselamatan dan kesehatan saat melakukan aktivitas pekerjaan.
Potensi bahaya yang timbul di Rumah Sakit selain penyakit-
penyakit infeksi juga ada potensi bahaya lainnya yang dipengaruhi oleh situasi
dan kondisi Rumah Sakit, yaitu kecelakaan (peledakan, kebakaran, kecelakaan
yang berhubungan dengan instalasi listrik dan sumber-sumber cidera lainnya),
radiasi, bahan-bahan kimia berbahaya, gas-gas anestesi, gangguan psikososial,
dan ergonomi.
Keputusan Menteri Kesehatan No.432 Tahun 2007 tentang
Pedoman Manajemen K3 di Rumah Sakit menjelaskan bahwa Rumah Sakit
mempunyai banyak potensi bahaya yang mengancam jiwa dan kehidupan bagi
para karyawan di Rumah Sakit, para pasien maupun para pengunjung yang
ada di lingkungan Rumah Sakit. Sedangkan di dalam Undang-Undang No.36
tahun 2009 tentang Kesehatan, khususnya pasal 164, 165 dan 166 dijelaskan
bahwa pengelola tempat kerja / pengusaha wajib menjamin keselamatan dan
kesehatan pekerjanya melalui upaya pencegahan, peningkatan, pengobatan
dan pemulihan serta wajib menanggung seluruh biaya pemeliharaan kesehatan
pekerja.
Pada saat sekarang ini angka kecelakaan kerja di dunia dalam
kondisi yang cukup mengkhawatirkan.(1) International Labour Organization
(ILO) menyatakan bahwa pada tahun 2013, 1 pekerja meninggal setiap 15
detik di dunia karena kecelakaan kerja dan 160 pekerja mengalami sakit akibat
kerja. Sebelumnya, pada tahun 2012, ILO mencatat angka kematian karena
kecelakaan dan penyakit akibat kerja (PAK) sebanyak 2 juta kasus setiap
tahun.(4)Berdasarkan data yang dihimpun oleh BPJS Ketenagakerjaan
didapatkan bahwa angka kecelakaan kerja di Indonesia masih tergolong tinggi.
Menurut data BPJS Ketenagakerjaan, sepanjang Januari hingga
September 2021 terdapat 82 ribu kasus kecelekaan kerja dan 179 kasus
penyakit akibat kerja yang 65 persen disebabkan oleh COVID-19. Pada saat
sekarang ini angka kecelakaan kerja di dunia dalam kondisi yang cukup
mengkhawatirkan. International Labour Organization (ILO) menyatakan
bahwa pada tahun 2013, 1 pekerja meninggal setiap 15 detik di dunia karena
kecelakaan kerja dan 160 pekerja mengalami sakit akibat kerja.
Rendahnya kesadaran akan pentingnya K3 Rumah Sakit di
Indonesia dapat dilihat dari tingginya angka Kecelakaan Kerja dan Penyakit
Akibat Kerja yang ada di Rumah Sakit. Dan dalam upaya peningkatan mutu
pelayanan yang dilakukan secara terus menerus mampu meningkatkan status
akreditasi Rumah Sakit. Kondisi kerja dapat dikontrol untuk mengurangi
bahkan menghilangkan peluang terjadinya kecelakaan di tempat kerja.
2) Komitmen K3:
Kebijakan K3 ini merupakan komitmen perusahaan menyangkut masalah
kualitas keselamatan dan kesehatan dalam menjalankan proses dan aktivitas
bisnis. Kebijakan ini memberikan kerangka kerja bagi operasi bisnis
perusahaan yang harus dipahami oleh karyawan dan semua orang yang
berkepentingan (kontraktor, subkontraktor, karyawan ). Contoh bentuk
mengenai komitmen kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah:
1. memiliki kebijakan K3 yang mulai diimplemetasikan secara efektif dan
terintegrasi dengan sistem manajemen perusahaan sejak berdirinya
perusahaan.
2. Penerapan kebijakan K3 secara umum harus sesuai dengan Permenaker
Nomor PER.05/ MEN/1996, yaitu menerapkan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja demi tercapainya tujuan kebijakan K3.
3. ada empat elemen yang menentukan keberhasilan dalam penerapan
kebijakan K3 sebagai komitmen atas kebijakan K3 sebagai upaya
perlindungan karywan adalah sumber daya, komunikasi dan kepedulian,
pelatihan dan kompetensi , tugas dan wewenang. Penjabaran sebagai berikut:
a) Sebagai komitmennya atas ketersediaan sumber daya, ialah
menempatkan organisasi K3 yaitu P2K3 pada posisi yang dapat
menentukan keputusan perusahaan dan sebagai ujung tombak
pelaksanaan K3 di perusahaan, Ahli K3 yang bersertifikasi sebagai
lead auditor dalam audit internal, regu balakar dan tim evakuasi yang
berpartisipasi aktif menjalankan tugas sesuai dengan prosedur. Mesin
dan sarana yang digunakan telah bersertifikasi untuk kelayakan
penggunannya.
b) Pada elemen komunikasi, ada 3 indikator yaitu penyampaian
pesan/informasi K3, bertindak jika terjadi kondisi darurat, dan
memastikan karyawan bekerja dengan benar dan aman, sedangkan
untuk elemen kepedulian ada 2 indikator yaitu, peran pengawas dan
peran rekan kerja. Pada indikator penyampaian pesan/informasi
mengenai tujuan kebijakan dan beberapa istilah K3 mengharuskan
lebih dari 50% karyawan harus paham hal ini. Dan juga peran
pengawas, mengharuskan lebih dari 50% pengawas pernah
menyampaikan informasi mengenai adanya kebijakan K3. Untuk
Indikator bertindak jika terjadi kondisi bahaya dan memastikan
karyawan bekerja dengan benar dan aman harus lebih dari 50% paham
pada indikator bertindak jika terjadi kondisi darurat.
c) Elemen pelatihan dan kompetensi mengantarkan karyawan kearah
sumber daya manusia yang berkompeten dalam bidang K3. Perusahaan
berkomitmen untuk menyediakan sumber daya yang berkompeten
dalam rangka mencapai tujuan penerapan kebijakan K3.
d) Komitmen atas tugas dan wewenang yaitu dengan menempatkan
personel yang memepunyai tanggung jawab dan wewenang yang jelas
dalam penanganan keselamatan dan kesehatan kerja.
e) Dalam komitmen untuk melindungi karyawannya baik dari kecelakaan
maupun penyakit akibat kerja dengan keberhasilan penerapan
kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja (K3), hal ini dapat
dibuktikan dengan selalu diraihnya penghargaan zero accident pada
perusahaan
3) UU no 1 tahun 1970 dan peraturan perundangan K3 terbaru :
Ada beberapa perundangan yang mengatur tentang Keselamatan
Kerja, seperti pada perundangan yang terbaru Undang-undang Nomor 1
Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja. Undang-Undang terkenal sebagai
aturan pokok K3. UU ini mengatur kewajiban perusahaan dan pekerja
dalam melaksanakan keselamatan kerja.
Pada perundangan ini memuat tujuan sebagai berikut :
a) Melindungi dan menjamin keselamatan setiap tenaga kerja dan
orang lain di tempat kerja.
b) Menjamin setiap sumber produksi dapat digunakan secara aman
dan efisien.
c) Meningkatkan kesejahteraan dan produktivitas Nasional.

Pada upaya yang dilakukan rumah sakit untuk menciptakan


keselamatan kerja sesuai perundangan yang berlaku pun dinilai masih
rendah, hal ini dikarenakan kurangnya fasilitas yang disediakan rumah
sakit untuk masyarakat setempat. Tidak adanya penunjang Kesehatan jasmani
dan rohani. Tidak adanya panitia pembina keselamatan dan Kesehatan
kerja (P3SK).

Berdasarkan Permenaker RI Nomor PER.04/MEN/1987 tentang


Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Tata Cara
Penunjukan Ahli Keselamatan Kerja, Panitia Pembina Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (P2K3) adalah badan pembantu di tempat kerja yang
merupakan wadah kerjasama antara pengusaha dan pekerja untuk
mengembangkan kerjasama saling pengertian dan partisipasi efektif dalam
penerapan keselamatan dan kesehatan kerja.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto S. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta


Aulia, D.R. 2012. Pengaruh Pengetahuan Terhadap Implementasi Alat
Pelindungan Diri (APD) pada Pekerja Bagian Spinning P.T.
Tyfontex Indonesia
Sukoharjo. Surakarta : Universitas Sebelas Maret. Skripsi Aziz, I.R. 2014.
Hubungan Tingkat Pengetahuan Keselamatan Dan Kesehatan
Kerja (K3) Terhadap Kedisiplinan Pemakaian Masker Pada
Pekerja
Bagian Winning Di PT. Iskandar Indah Printing Textile Surakarta.
[Skripsi Ilmiah]. Surakarta : Universitas Muhammadiyah Surakarta
Azwar. 2005. Pengantar Administrasi Kesehatan. Jakarta : Binapura
Aksara
Azwar. 2003. Sikap Manusia : Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta :
PustakaPelajar

Anda mungkin juga menyukai