Anda di halaman 1dari 12

ANALISIS RISIKO KESEHATAN LINGKUNGAN PENCEMARAN

LOGAM BERAT KROMIUM HEKSAVALEN (CR VI) PADA IKAN NILA


(OREOCHROMIS NILOTICUS) DI ALIRAN SUNGAI GARANG KOTA
SEMARANG.

Disusun oleh kelompok 8 :


Nama Anggota :
1. Muhammad Irsyad Naufal A2A022221
2. Nikmatul Maula A2A022222
3. Nabhan Nafis Al Gusni A2A022192
4. Tantowi Raditya Ramadhan A2A022195

PROGAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2022/2023
Kata Pengantar

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik. Tugas ini disusun guna melengkapi
nilai mata kuliah. Dengan adanya tugas ini, penulis mengharapkan dapat
menambah pengetahuan tentang ” Risiko Kesehatan Lingkungan Pencemaran
Logam Berat Kromium Heksavalen (Cr VI) pada Ikan Nila (Oreochromis
niloticus) di Aliran Sungai Garang Kota Semarang.”.
Dalam penyusunan tugas ini penulis dibantu oleh beberapa pihak yang
telah membantu dan memberi masukan guna terselesainya tugas akhir ini. Untuk
itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan karunia-Nya sehingga
tugas akhir berjalan lancar dan terselesaikan dengan baik.
2. Dosen Pengampu mata kuliah yang telah membimbing penulis.
3. Orang tua yang telah banyak memberikan semangat dan doa.
4. Teman-teman serta pihak lain yang telah banyak memberikan bantuan,
semangat dan doa.
Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari sempurna. Untuk
itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun guna sempurnanya
tugas akhir ini. Akhir kata kami mengharap tugas ini berguna bagi pembaca pada
umumnya dan bagi penulis pada khususnya.

Hormat Kami
Semarang, 2 April 2023

Kelompok 8

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar....................................................................................................i
BAB I.......................................................................................................................3
PENDAHULUAN...................................................................................................3
1.1 Latar Belakang............................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................2
1.3 Tujuan......................................................................................................2
1.4 Metode Penelitian....................................................................................2
1.5 Kalibrasi Model.......................................................................................2
1.6 Validasi Model.........................................................................................3
BAB II.....................................................................................................................4
PEMBAHASAN.....................................................................................................4
1.1 Sumber Pencemaran Danau Rawa Pening...........................................4
1.2 Daya Tampung Beban Cemaran Nitrit dan Nitrat Sungai Tuntang..5
1.3 Simulasi Fisik Danau..............................................................................6
KESIMPULAN.......................................................................................................8
1.1 Kesimpulan..............................................................................................8
1.2 Saran.........................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................9

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Terdapat banyak logam yang mendapat perhatian sebagai
kontaminan lingkungan dan bahaya potensial, salah satunya adalah kromium
heksavalen. Kromium merupakan logam yang memiliki penggunaan yang luas,
namun berbahaya bagi lingkungan. Kromium heksavalen memiliki sifat yang
persisten, bioakumulatif, toksik, dan tidak dapat terurai di lingkungan, serta
terakumulasi di dalam tubuh manusia melalui rantai makanan. Jika kadar
kromium cukup tinggi dan melebihi nilai yang diperbolehkan, hal ini dapat
menyebabkan kerusakan pada sistem pencernaan seperti nyeri perut, muntah,
perdarahan, nekrosis, serta diare berdarah.
Di sepanjang aliran Sungai Garang terdapat berbagai kegiatan,
seperti pemukiman, pabrik dan industri, rumah makan, apotek, pertanian,
perikanan, dan limpasan leachate dari TPA Jatibarang yang memberikan
kontribusi berbagai jenis polutan ke dalam aliran Sungai Garang. Salah satu
biota yang paling umum ditemukan di sepanjang aliran Sungai Garang adalah
ikan nila (Oreochromis niloticus). Studi awal menunjukkan bahwa air Sungai
Garang mengandung kromium heksavalen yang melebihi ambang batas yang
ditetapkan oleh Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 tentang Pengendalian
Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air, yaitu sebesar 0,785
mg/L. Sementara itu, konsentrasi kromium heksavalen pada ikan nila adalah
sebesar 0,177 mg/kg. Menurut Food and Agricultural Organization (FAO),
konsentrasi kromium pada daging dan ikan seharusnya tidak melebihi 1 mg/kg.
hal ini diduga kuat akan lebih berisiko apabila manusia mengonsumsi ikan yang
sudah tercemar logam berat tersebut.

iii
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana konsentrasi logam Cr6+ pada air sungai dan ikan nila
di Sungai Garang, dan bagaimana besaran risiko kesehatan yang mungkin
dialami oleh masyarakat yang mengonsumsi ikan nila tersebut. Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis risiko kesehatan
akibat paparan kromium heksavalen (Cr VI) yang terdapat pada ikan nila yang
dikonsumsi masyarakat, di sekitar sungai Garang.
Metode Penelitian
Rancangan studi penelitian yang digunakan adalah analitik
dengan menggunakan metode studi Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan
(ARKL) dan analisis inferensial dengan tujuan untuk mengetahui konsentrasi
logam Cr6+ pada air sungai dan ikan nila serta memperkirakan besaran risiko
yang diterima oleh masyarakat yang mengonsumsi ikan nila (Oreochromis
niloticus) yang berasal dari Sungai Garang.
Hasil

Tabel 1. Distribusi Menurut Umur,Jenis Kelamin, Pendidikan dan Jenis


Pekerjaan
Variabel Jumlah Persentase
Umur
26-35(dewasa awal) 13 39,4%
36-45(dewasa akhir) 20 60,6%
Mean 37,39 -
Median 39 -
St. Dev 7,3 -
Minimum 26 -
Maximum 45 -
Jenis Kelamin
Laki-Laki 25 75,4%

iv
Perempuan 8 24,2%
Pendidikan
SD 8 24,2%
SMP 11 33,3%
SMA 14 42,2%
Perguruan Tinggi -
Pekerjaan
Buruh 12 36,4%
Nelayan 1 3,0%
Pedagang 4 12,1%
Pekerja Swasta 11 33,3%
Ibu Rumah Tangga 5 15,2%

Tabel 2. Konsentrasi Kromium Heksavalen Dalam air Sungai Garang


Kota Semarang

No Lokasi Kadar Cr(mg/l) Rata-Rata


Pengambilan (mg/l)
Sampel Titik 1 Titik 2 Titik 3
1 Segmen I 0,009 0,005 0,033 0,015
2 Segmen II 0,014 0,009 0,011 0,001
3 Segmen III 0,010 0,015 0,010 0,011
4 Segmen IV 0,004 0,012 0,011 0,009
5 Segmen V 0,009 0,010 0,011 0,01
6 Segmen VI 0,007 0,005 0,010 0,007
7 Segmen VII 0,004 0,004 0,006 0,004
8 Segmen VIII 0,013 0,003 0,008 0,008
9 Segmen IX 0,004 0,003 0,010 0,005
10 Segmen X 0,013 0,001 0,005 0,006
11 Segmen XI 0,028 0,010 0,009 0,015

v
Tabel 3. Hail Pengukuran Konsentrasi Kromium Dalam Ikan Nila yang
Berasal Dari Sungai Garang
No Lokasi Kadar Cr(mg/l) Rata-Rata
Pengambilan (mg/l)
Sampel
Titik 1 Titik 2 Titik 3
1 Segmen I 0,009 0,005 0,033 0,015
2 Segmen II 0,014 0,009 0,011 0,001
3 Segmen III 0,010 0,015 0,010 0,011
4 Segmen IV 0,004 0,012 0,011 0,009
5 Segmen V 0,009 0,010 0,011 0,01
6 Segmen VI 0,007 0,005 0,010 0,007
7 Segmen VII 0,004 0,004 0,006 0,004
8 Segmen VIII 0,013 0,003 0,008 0,008
9 Segmen IX 0,004 0,003 0,010 0,005
10 Segmen X 0,013 0,001 0,005 0,006
11 Segmen XI 0,028 0,010 0,009 0,015

BAB II
PEMBAHASAN

1.1 Konsentrasi Kromium Heksavalen pada Sungai Garang

Rata-rata konsentrasi kromium heksavalen di setiap segmen


sungai Garang masih berada di bawah batas ambang yang ditetapkan oleh
Permen No. 82 tahun 2001. Namun, temuan ini berbeda dengan penelitian
sebelumnya yang menunjukkan bahwa kandungan logam berat kromium di
sungai Garang telah melebihi batas ambang yaitu lebih dari 0,05 mg/L.
Perbedaan ini mungkin disebabkan oleh kondisi dan iklim yang berbeda saat

vi
pengambilan sampel, di mana kandungan logam berat dalam air dapat berubah-
ubah dan sangat tergantung pada lingkungan dan iklim. Selain itu, aktivitas
manusia di sekitar sungai juga berdampak pada kualitas air sungai.
1.2 Konsentrasi Logam Kromium Heksavalen pada Ikan Nila di Sungai
Garang
Tabel 4. Dastribusi Konsentrasi Kromium Heksavalen pada Ikan Nila yang berasal dari
Sungai Garang
Variabel Mean Media Min-Max p-value
n
KonsentrasiCr6 ikan nila(mg/kg) 0,57 0,50 0,11-2,17 0,00

Tabel 5. Nilai Deskriptif Variabel Pengukuran Intake Masyarakat yang Mengkonsumsi


Ikan Nila dari Sungai Garang
Variabel Mean Media Min-Max p-value Total
n n(100%)
Laju Asupan(gr/hr) 230,90 250 150,0-350,0 0,00 33%
Frekwensi pajanan(hr/thn) 140,24 104,00 52,0-364 0,00 33%
Durasi Pajanan(tahun) 14,75 12,25 3,56-44,88 0,00 33%
Berat Badan(kg) 60,18 60 44,0-78,0 0,50 33%

Tabel 6. Nilai Deskriptif Variabel Perhitungan Intake Masyarakat yang Mengkonsumsi


Ikan Nila dari Sungai Garang
Intake C(mg/g) R(gr/hr) fc(hr/gr) Dt(tahun) Wb(Kg) Tavg(hari)
0,0005 250 104 12,25 60,18 10,950

vii
Hasil penelitian konsentrasi kromium heksavalen pada ikan nila
menunjukkan bahwa rata- rata konsentrasi kromium heksavalen pada ikan nila
masih berada di bawah ambang batas yang ditetapkan oleh FAO.

Tabel 7. Perbedaan Konsentrasi CR IV pada Air Sungai dan Ikan Nila dari Sungai
Garang
Kadar Kromium
Variabel Min Max Median Mean SD p-
value
Kromium di Air 0,004 0,01 0,009 0,0095 0,0037
5
Kromium di Ikan 0,31 0,82 0,54 0,57 0,177 0,00
Nila
1.3 Analisi Pajanan(Exposure Assesment)

Pengukuran pajanan dapat dilakukan dengan menghitung nilai


intake atau asupan dengan menggunakan data yang telah diolah. Data
tersebut diperoleh melalui wawancara terhadap 33 responden yang
mengonsumsi ikan nila dari Sungai Garang. Untuk menentukan nilai
intake yang akan digunakan, dilakukan analisis sebaran data dengan
menggunakan uji Shapiro-Wilk. Apabila nilai p > 0,05, data dianggap
normal dan nilai yang digunakan adalah nilai rata-rata atau mean.
Namun, jika nilai p < 0,05, data dianggap tidak normal dan nilai yang
digunakan adalah nilai tengah atau median.
Hasil Perhitungan Asupan Kromium Heksavalen dalam pajanan real time
adalah sebagai berikut :

viii
Intake (Ink) = 0,000241 mg/kg/hari

Nilai intake atau asupan pada seseorang dipengaruhi oleh


besarnya konsentrasi bahan kimia pada suatu bahan makanan. Menurut
penelitian, besarnya nilai intake atau asupan agen risiko yang masuk ke
dalam tubuh manusia berbanding lurus dengan konsentrasi agen risiko,
laju asupan, frekuensi pajanan, dan durasi pajanan. Hal ini berarti
semakin besar nilai-nilai variabel tersebut, maka semakin besar juga nilai
intake atau asupan yang masuk ke dalam tubuh seseorang.

1.4 Karakteristik Risiko (Risk Characterization)

Perhitungan Risk Quotient (RQ) untuk kon- sumsi ikan nila


(Oreochromis niloticus) pada pajanan kromium heksavalen adalah
sebagai berikut:

RQ= 0,08
Berdasarkan perhitungan dapat disimpulkan bahwa masyarakat
masih aman dan belum berisiko untuk mengonsumsi ikan nila yang
berasal dari Sungai Garang dengan nilai RQ 0,08 (RQ <1).
Analisis inferensial digunakan untuk menguji adanya perbedaan
rerata kadar kromium heksavalen antara air sungai dan ikan nila di
Sungai Garang Kota Semarang. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor
yang mempengaruhi tingkat konsentrasi logam berat dalam perairan
seperti faktor fisik dan kimia dari perairan itu sendiri. Kondisi suhu dan
pH perairan cenderung dalam kisaran batas aman namun logam berat
masih dapat terakumulasi dalam tubuh organisme melalui proses

ix
bioakumulasi melalui sistem rantai makanan. Oleh karena itu, perlu
dilakukan upaya untuk mengurangi paparan manusia terhadap logam
berat seperti kromium heksavalen dalam lingkungan perairan, baik
melalui upaya pengelolaan lingkungan maupun pengaturan konsumsi
ikan yang terkontaminasi oleh logam berat.
KESIMPULAN

Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat yang mengonsumsi


ikan nila (Oreochromis niloticus) yang berasal dari Sungai Garang Kota
Semarang masih masih aman dan be- lum berisiko terhadap kesehatan dengan
nilai RQ < 1 baik untuk pajanan real tima atau life time. Hasil analisis
menunjukkan bahwa ada perbedaan rata- rata konsentrasi kromium pada ikan
nila (Oreochromis niloticus) yang lebih tinggi dibanding- kan pada air Sungai
Garang.

x
DAFTAR PUSTAKA

Budiman, B., Dhahiyat, Y., Hamdani, H. . 2012. Bioa- kumulasi logam berat Pb
(Timbal) dan Cd (Kadmium) pada Daging Ikan yang Ter- tangkap di Sungai Citarum
Hulu. Jurnal Peri- kanan dan Kelautan;3(4);261-270.

Daud, A, Dullah A, Melongi A. . 2013. Risk manage- ment of cadmium (Cd) due to
Leiognathus sp, Portunus Pelagicus, Anadara spand Pe- naeus spconsumption among
community in Tallo Subdistric, Makassar, Indonesia. Inter- national Journal of
Scientific and Research Publications;3(11);1-8

Wiresphati E, Raharjo, Budijastuti W. 2012. Pengaruh kromium heksavalen terhadap


tingkat kelangsungan hidup ikan nila. Len- tera Bio;1(2); 75-79.

Windarto, J., Pawitan, H., Suripin, Januar, M. 2008. Model Prediksi Tiggi Muka Air
Sungai Kali Garang Semarang Dengan Jaringan Syaraf Tiruan. Jurnal
Teknik;29(3);189-195.

Wisnu, M.A., Hartati, A. 2000. Penyerapan logam berat merkuri dan Cadmium pada
Ikan Mas (Cyprynus carpio). Jurnal Purifikasi. 1(2)

xi

Anda mungkin juga menyukai