Disusun Oleh:
Nama : Nikmatul Maula
NIM : A2A022222
2022/2023
Kata Pengantar
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga dapat menyelesaikan penulisan makalah tentang
“MENGANALISA KECACATAN METODE YANG DIGUNAKAN PADA
ARTIKEL “Prevention-effective adherence trajectories among transgender
women indicated for PrEP in the United States: a prospective cohort study”
dengan tepat waktu. Makalah ini disusun sebagai tugas mata kuliah Epidemiologi
Dasar .Adapun makalah ini disusun berdasarkan pengamatan dari internet dan
jurnal yang ada kaitannya dengan makalah yang dibuat. Dalam penyusunan
makalah ini tentunya tidak lepas dari adanya bantuan dari pihak tertentu, oleh
karena itu tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih kepada Tuhan Yang
Maha Esa, kepada orang tua, teman-teman dan dosen pembimbing yang telah
membantu hingga selesainya makalah ini. Dalam penyusunan makalah ini
menyadari masih banyak kekurangan dan kelemahannya. Oleh karena itu
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk menyempurnakan
makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat untuk para pembaca
Hormat Saya
Nikmatul Maula
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.............................................................................................................i
BAB I................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................2
1.3 Tujuan...............................................................................................................2
BAB II...............................................................................................................................3
PEMBAHASAN...............................................................................................................3
2.1. Kecacatan dari Penerapan Metode pada Artikel yang berjudul
“Prevention-effective adherence trajectories among transgender women indicated
for PrEP in the United States: a prospective cohort study”.........................................4
2.1.1. Kecacatan dari segi desain studi yang dipilih.........................................4
2.1.2. Kecacatan dari segi teknis pengambilan sample....................................5
2.1.3. Kecatatan dari segi kriteria inklusi dan eksklusi...................................5
2.2. Analisis dampak kecacatan metode pada penarikan kesimpulan artikel....5
2.3. Analisis penerapan metode yang dapat membenahi kecacatan artikel........6
KESIMPULAN................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................8
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus menerus dikembangkan di
Negara-negara luar menjadi tolak ukur masyarakat di Negara Indonesia untuk ikut
mengembangkan dunia pengetahuan dan teknologi Negara ini. Dunia kesehatan juga terus
melakukan perkembangan baik dibidang teknologi dan ilmu pengetahuannya. Salah satu cara
yang dilakukan adalah terus melakukan penelitian-penelitian dibidang kesehatan.
Dalam sebuah penelitian, tentu dibutuhkan metode kajian atau metode penelitian yang
sesuai dengan objek atau studi yang diteliti. Dari banyaknya berbagai metode dan juga kajian
ilmiah, salah satu penelitian yang memiliki ciri khas adalah metode penelitian Cohort. Cohort
atau yang juga dikenal dengan Kohort merupakan desain penelitian yang berbeda dengan
desain penelitian lainnya. Biasanya kajian ini digunakan untuk melakukan penelitian atau
kajian epidemiologi. Desain penelitian Cohort ini juga tak sembarang digunakan. Biasanya
hanya digunakan pada studi tertentu saja.
Pada dasarnya analisis atau desain studi kohort ini berasal dari demografi. Cohort ini
adalah metode menganalisis atau mengevaluasi perubahan perilaku sekelompok orang yang
memiliki karakteristik demografis yang sama selama periode waktu tertentu. Kelompok yang
dipilih dapat dibagi menjadi beberapa kategori, yaitu kategori atau subkelompok demografi
atau statistik berdasarkan usia, ras, jenis kelamin, status sosial ekonomi, kemampuan
berbahasa Inggris atau dapat berdasarkan kategori lainnya.
Setelah kelompok dipilih, penelitian harus dilakukan dalam jangka waktu tertentu
sehingga peneliti dapat melihat berapa banyak dari setiap kelompok yang menderita akibat
penyakit atau memiliki masalah kesehatan. Maka desain studi Cohort ini menjadi suatu
bentuk studi longitudinal khusus di mana sekelompok orang diwawancarai yang
karakteristiknya menentukan sesuatu. Atau bisa jadi kelompok yang dipilih tersebut pernah
mengalami kejadian yang sering terjadi, seperti kelahiran, wisuda, dan lain-lain, biasanya
dalam kurun waktu tertentu.
Dalam studi Cohort, para peserta tidak memiliki hasil yang menarik sejak awal.
Mereka dipilih berdasarkan status paparan individu. Dengan demikian, beberapa peserta
mungkin memiliki paparan dan yang lainnya tidak memiliki paparan pada saat penelitian
1
dimulai. Mereka kemudian diikuti dari waktu ke waktu untuk mengevaluasi terjadinya hasil
yang menarik.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Tinjauan literatur baru-baru ini tentang hasil PrEP pada wanita cisgender dan
transgender di Amerika Serikat menemukan hanya enam studi dengan sampel yang terdiri
dari Transgender Woman (TW) atau wanita transgender secara eksklusif. Tambahan 40 studi
termasuk TW bersama populasi lain (didominasi laki-laki cisgender yang berhubungan seks
dengan laki-laki), tetapi mayoritas melaporkan tidak ada temuan khusus untuk TW. Satu studi
menggunakan data program Pre-Exposure Prophylaxis (PrEP) dari klinik PrEP berbasis
rumah sakit di Atlanta (N = 42) melaporkan 62% dari TW yang memulai PrEP bertahan
dalam perawatan pada 6 bulan pasca rujukan. Penggunaan data terprogram mencegah
perubahan indikasi PrEP; dengan demikian diasumsikan bahwa TW yang awalnya diresepkan
PrEP memiliki indikasi PrEP yang konsisten, yang tidak memperhitungkan risiko HIV pada
variasi waktu. Studi lain telah melaporkan serapan PrEP suboptimal, kepanutan, dan presisi di
antara TW, tetapi banyak yang memiliki ukuran sampel kecil, periode tindak lanjut yang
singkat, gagal memperhitungkan indikasi PrEP yang bervariasi pada waktu tertentu, atau
melaporkan data dari uji klinis, yang membuat generalisasi temuan ini ke penarapan dunia
nyata yang tidak jelas. Dengan demikian, ada kelangkaan informasi tentang hasil keterlibatan
PrEP yang kuantitatif dan longitudinal di antara TW untuk memandu intervensi kesehatan
masyarakat. Mengingat tujuan PrEP untuk mencegah HIV pada TW bersamaan dengan bukti
keterlibatan suboptimal dalam rangkaian PrEP, ada kebutuhan untuk strategi implementasi
yang berbeda untuk populasi ini.
Salah satu tantangan dalam menentukan target PrEP untuk populasi yang berisiko
tinggi tertular HIV (misalnya, TW), adalah kebutuhan untuk mempertimbangkan risiko HIV
dengan waktu yang bervariasi. Seperti yang dicatat oleh Haberer dan rekan, paradigma
kedisiplinan untuk pengobatan HIV tidak sesuai untuk PrEP; tidak seperti antiretroviral untuk
pengobatan HIV, yang membutuhkan tindakan berkelanjutan, kedisiplinan seumur hidup
untuk mencapai hasil kesehatan yang diinginkan, PrEP efektif jika selama periode paparan
tidak dilindungi oleh strategi efektif lainnya (misalnya kondom). Selanjutnya, penggunaan
PrEP selama periode non-indikasi dapat dikaitkan dengan biaya individu (misalnya, efek
samping yang tidak perlu) dan sistem kesehatan (misalnya, biaya sumber daya). Haberer dan
3
rekan mengusulkan paradigma alternatif untuk memahami dan mengukur kepatuhan PrEP,
yang disebut “Kedisiplinan Pencegahan yang Efektif”. Mengikuti konseptualisasi Haberer
tentang kedisiplinan pencegahan yang efektif, yang mengukur kepatuhan PrEP bersama
dengan indikator risiko HIV sosiobehavioral yang dinamis (yaitu, indikasi PrEP), kami
berusaha untuk menjelaskan distribusi dan korelasi jalur kepatuhan pencegahan yang efektif
selama 18 bulan di antara Cohort multisite besar dari.
4
banyak memakan waktu dan kesulitan yang akan dialami peserta. Akibatnya, hasil penelitian
kurang mencakup luas pada kasus yang menjadi fokus penelitian ini.
5
2.3.Analisis Penerapan Metode Yang Dapat Membenahi Kecacatan Artikel
Sulit dan lamanya proses metode penilitan cohort yang digunakan pada artikel
tersebut, menjadikan hasil dan kesimpulan penelitian yang kurang efisien dan akurat.
Sehingga dalam kasus ini, metode yang digunakan akan lebih tepat menggunakan metode
case control, karena dalam metode tersebut, penelitian dapat dilakukan dengan biaya yang
lebih murah dan waktu yang lebih singkat. Case control memiliki statistika yang lebih besar
ketimbang cohort yang harus menunggu jumlah penyakit yang cukup untuk dapat
ditambahkan dalam pengambilan sampel. Selain itu, metode cohort juga terdapat
ketidakseimbangan data karena tidak dapat dilakukan pengacakan dibanding case control
yang memiliki proses pengambilan sample secara luas dan tidak terbatas.
6
KESIMPULAN
Studi Cohort adalah studi observasional yang mempelajari hubungan antara paparan
dan penyakit dengan memilih dua atau lebih kelompok studi berdasarkanstatus paparan
kemudian diikuti hingga periode tertentu sehinggadapat diidentifikasi dan dihitung besarnya
kejadian penyakit. Kriteria studi cohort yaitu tidak menderita efek yang diteliti, belum
terpapar terhadap faktor resiko yang diteliti, ada kelompok sampel sehat dengan ada faktor
resiko, ada kelompok sampel sehat dengan tidak ada faktor resiko.
Jenis penelitian Cohort yaitu Cohort Prospektif dan Cohort Retrospektif. Kelebihan
penelitian sesuai dengan logika studi eksperimental, dapat menghitung besarnya risiko,
mempelajari beberapa efek, tidak ada subjek sengaja dirugikan, menghitung laju insiden,
hubungan sebab akibat lebih jelas dan meyakinkan. Kelemahan dari penelitian Cohort dana
banyak dan waktu lama, tidak efisien untuk penyakit yang jarang dapat kehilangan subjek,
tidak dapat meneliti paparan lain, retrospektif butuh catatan yang lengkap dan akurat. Dan
dari analisis ini, kesimpulan yang dapat diambil adalah metode yang dilakukan sudah cukup
jelas tetapi kurang tepat karena sample atau data yang diambil banyak yang tidak perlu dan
kurang mencakup fokus kasus yang akan diteliti, sehingga hasil yang didapat butuh banyak
pertimbangan dan rancu karena kemungkinan perubahan riwayat kesehatan maupun ketidak
ikutan peserta dalam proses pengambilan data karena dinilai terlalu sulit dan tidak efisien.
7
DAFTAR PUSTAKA
Coney Erin E., MSPH, Sari L. Reisner, ScD, Haneefa T. Saleem, PhDa, Keri N. Althoff,
PhDf, S. Wilson Beckham, PhDa,g, Asa Radix, MDh, Christopher M. Cannon, MPHi,
Jason S. Schneider, MDj, J. Sonya Haw, MDj, Allan E. Rodriguez, MDk, Andrew J.
Wawrzyniak, PhDl, Tonia C. Poteat, PhD m, Kenneth H. Mayer, MDb,d, Chris
Beyrer, MDf, Andrea L. Wirtz, PhD. 2022. "Prevention-effective adherence
trajectories among transgender women indicated for PrEP in the United States: a
prospective cohort study" dalam Annals of Epidemiology. AS
Kurniawan, Yudi. 2022. "Pengertian Case Control, Kelebihan, Kekurangan, dan Contohnya",
https://penelitianilmiah.com/case-control/
Salmaa. 2022. " Mengupas Tuntas Studi Cohort dalam Penelitian" Penerbit Deepublish",
https://www.google.com/amp/s/penerbitdeepublish.com/cohort/amp/