Oleh :
1. Vivi Wirmalinda BP 2221312012
2. Rifahatul Mahmudah BP 2221312030
Dosen Pengampu:
Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah
serta kemudahan yang berlimpah sehingga kami dapat menyelesaikan makalah epidemiologi
yang berjudul Penelitian dengan Studgi Kohort. Shalawat Kepada Rahmatan lil’alamin,
Rasulullah SAW yang telah membawa kita menuju alam yang penuh pengetahuan. Semoga
Rahmat selalu tercurah buat beliau, keluarga dan seluruh pengikutnya. Terima Kasih yang
sebesar-besarnya kami ucapkan kepada Ibu Prof.Dr.dr.Rizanda Machmud, M.Kes.,FISPH,
FISCM sebagai pembimbing dalam makalah ini, terimaksih kepada semua pihak yang terlibat
dalam pembuatan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih memiliki kekurangan, untuk itu kami
membutuhkan kritikan dan saran yang membangun demi penyempurnaan makalah kami
kedepannya, harapan kami semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Atas semua
perhatian pembaca, kami ucapkan terimakasih.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................................1
B. Tujuan....................................................................................................................................2
BAB II TINJAUAN TEORITIS................................................................................................3
A. Definisi Desain Studi Kohort.................................................................................................3
B. Bentuk-bentuk Studi Kohort..................................................................................................4
C. Memilih Kelompok Terpapar dan Tidak Terpapar................................................................6
D. Kelebihan Dan Kekurangan Studi Kohort.............................................................................7
E. Karakteristik Desain Studi Kohort.........................................................................................8
F. Langkah-Langkah Melakukan Studi Kohort..........................................................................8
BAB III PENUTUP.....................................................................................................................12
A. Kesimpulan............................................................................................................................12
B. Saran......................................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus dikembangkan
dinegara-negara luar menjadi tolak ukur masyarakat di negara Indonesia untuk ikut
mengembangkan dunia pengetahuan dan teknologi dinegara ini. Dunia kesehatan juga
terus melakukan perkembangan baik dibidang teknologi dan ilmu pengetahuannya. Salah
satu cara yang dilakukan adalah terus melakukan penelitian-penelitian dibidang
kesehatan. Penelitian merupakan salah satu upaya dalam pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Berbagai jenis penelitian atau studi saat ini mengharuskan kita berfikir kritis
untuk dapat menentukan studi yang tepat kita gunakan sesuai dengan masalah, tempat,
dan waktu yang akan kita teliti. Salah satunya adalah studi kohort dalam epidemiologi,
istilah kohort lebih mengacu kepada sekelompok orang yang diteliti dan lahir dalam
tahun yang sama atau dalam periode yang sama. Kemudian, kelompok tersebut akan
bergerak melalui serangkaian kehidupan yang berbeda, ketika kelompok bertambah
usianya, perubahan dapat dilihat dalam data statistik kesehatan kelompok tersebut.
Dengan demikian, berbagai factor kesehatan dan kematian dapat dilacak melalui
kohort. Studi kohort akan melihat berbagai hubungan antara faktor risiko dan efek
dengan memilih kelompok studi berdasarkan perbedaan factor risiko, kemudian
mengikuti sepanjang periode waktu tertentu untuk melihat seberapa banyak subjek dalam
masing masing kelompok yang mengalami efek. Faktor risiko penelitian tersebut dapat
diukur pada awal penelitian (prospektif), ataupun pada penyakit sudah terjadi terlebih
dahulu sebelum dimulainya penelitian (retrospektif).
B. Tujuan
1. Mengetahui Definisi Desain Studi Kohort
2. Mengetahui Bentuk-Bentuk Studi Kohort
3. Mengetahui Kelompok Terpapar dan Kelompok Tidak Teratur
4. Mengetahui Kelebihan Dan Kekurangan Studi Kohort.
1
5. Menjelaskan Karakteristik Desain Studi Kohort.
6. Menjelaskan Langkah Langkah Dalam Melakukan Studi Kohort
2
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
3
kelompok kohort. Pengamatan studi kohort dapat bersifat deskriptif maupun analitis.
Kohort deskriptif adalah pengamatan kohort yang bertujuan hanya untuk menjelaskan
insidensi atau akibat yang terjadi terhadap populasi kohort setelah diamati dan diikuti
selama jangka waktu tertentu. Sedangkan pengamatan kohort analitis bertujuan untuk
menganalisis hubungan antara factor risiko (efek keterpaparan) dengan kejadian penyakit
atau gangguan kesehatan yang terjadi selama/setelah waktu pengamatan. Sesuai dengan
sifat pengamatannya, studi kohort disebut juga sebagai follow up study, atau longitudinal
prospective study. Dalam merancang studi kohort analitis, peneliti harus menetapkan
hipotesis penelitian serta menentukan faktor-faktor risiko yang akan diamati, hasil
kejadian atau hasil luaran (penyakit atau gangguan kesehatan) yang diharapkan terjadi,
serta lamanya waktu pengamatan (Irmawartini, 2017).
Jenis penelitian ini mempunyai beberapa nama lain yakni Prospektif, Studi Follow
Up,Studi Longitudinal, Studi insidensi. Disebut dengan istilah seperti hal tersebut diatas
dikarenakan arah penelitain ini mengikuti ke kedepan atau ke masa yang akan yang akan
4
di follow up sepanjang masa, dan karena kejadian kasusnya adalah kasus baru terjadi
maka studi ini disebut dengan studi insiden. Studi kohort dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Studi kohort prospektif
Studi kohort disebut prospektif apabila faktor risiko, atau faktor penelitian
diukur pada awal penelitian, kemudian dilakukan follow up untuk melihat kejadian
penyakit dimasa yang akan datang.
Bentuk pengamatan ini merupakan bentuk studi kohort yang murni sesuai
dengan sifatnya. Pengamatan dimulai pada saat populasi kohor belum mengalami
akibat yang diteliti dan hanya diketahui kelompok yang terpapar (berisiko) dan yang
tidak terpapar. Bentuk ini terdiri atas 2 jenis, yaitu:
a. Kohort prospektif dengan pembanding internal, dimana kelompok yang terpapar
dan yang tidak terpapar (sebagai kelompok pembanding atau control) berasal
dari satu populasi yang sama.
Pada bentuk ini populasi kohor dibagi dalam dua kelompok yakni yang
terpapar dan yang tidak terpapar sebagai kelompok pembanding. Kedua
kelompok tersebut diikuti secara prospektif sampai batas waktu penelitian, di
mana akan muncul dari kelompok terpapar dua sub kelompok yakni sub
kelompok yang mengalami akibat/efek (a) dan yang tidak mengalami akibat (b).
Sedangkan dari kelompok yang tidak terpapar akan muncul juga dua sub
kelompok yakni yang mengalami akibat (c) dan yang tidak mengalami akibat
(d). Dari hasil pengamatan kohort tersebut, peneliti dapat menghitung insiden
kejadian dari kelompok yang terpapar dan insiden kejadian dari kelompok yang
tidak terpapar dan kemudian dapat dihitung; angka resiko /elative hasil
pengamatan.
b. Kohort prospektif dengan pembanding eksternal, dimana kelompok terpapar dan
kelompok pembanding tidak berasal dari satu populasi yang sama. Bentuk kedua
dari kohort prospektif adalah populasi kohor terdiri dari dua populasi yang
berbeda, dengan satu populasi mengalami keterpaparan (ada faktor risiko) dan
populasi lainnya tanpa faktor risiko.
5
Prinsip studi kohor retrospektif tetap sama dengan kohor biasa, namun pada
bentuk ini, pengamatan dimulai pada saat akibat (efek) sudah terjadi. Yang
terpenting dalam bentuk ini adalah populasi yang diamati tetap memenuhi syarat
populasi kohort dan yang diamati adalah faktor risiko masa lalu yang diperoleh
melalui pencatatan data yang lengkap. Dengan demikian, bentuk penelitian
retrospektif kohor hanya dapat dilakukan bila data tentang factor risiko tercatat
dengan baik sejak terjadinya keterpaparan pada populasi yang sama dengan efek
yang ditemukan pada awal pengamatan. Umpamanya seorang peneliti yang ingin
menganalisis faktor-faktor risiko dari 78 orang penderita stroke yang berasal dari
kelompok pegawai perusahaan tertentu yang dijumpainya dalam dua tahun terakhir,
dengan menelusuri catatan kesehatan penderita tersebut sejak bekerja pada perusahan
yang dimaksud. Pada dasarnya keunggulan studi kohort prospektif dijumpai pula
pada kohort retrospektif, namun kohor retrospektif membutuhkan biaya yang lebih
rendah. Kelemahanya terletak pada kualitas pengukuran dan pencatatan factor resiko
yang telah berlalu sehingga sangat ditentukan kualitas data yang telah dikumpulkan
pada waktu yang lalu.
6
Kelompok tidak terpapar adalah suatu kelompok dari populasi yang anggotanya tidak
terpapar faktor yang sedang diteliti. Kelompok tidak terpapar dapat berasal dari :
a. Internal Comparison
Baik exposed group maupun non exposed group berasal dari populasi yang sama
(single population)
b. External Comparison
Pada suatu studi dimana exposed group terpapar pada faktor yang spesifik seperti
lingkungan pekerjaan, lingkungan dengan polusi tinggi, mencari anggota non
exposed sulit pada populasi tersebut. Kelompok pembanding (non exposed)
diambil dari populasi umum dimana anggota exposed tinggal dan tidak bekerja
pada lingkungan yang sama dengan exposed group, dengan syarat antara exposed
group dan non exposed group harus komparabel.
c. Population Comparison
Kelompok kohort pembanding (non exposed) dapat berasal dari populasi umum
dengan syarat data outcome dari populasi umum tadi telah diketahui/telah ada
seperti insiden atau mortalitas.
7
j. Informasi dan batasan dasar tentang prevalensi penyakit, kondisi, atau factor
risiko dapat diperlihatkan
8
Pada langkah pertama peneliti harus membuat pertanyaan penelitian apa yang akan
di teliti dan bagaimana hipotesis atau dugaan penelitian tersebut berdasarkan teori
yang ada.
2. Mendeskripsikan variabel penelitian : Efek dan Faktor Risiko (FR)
Setelah melakukan langkah pertama peneliti harus mendeskipsikan penelitian yang
mana sebagai variable dependen atau variable tergantung atau variable terikat, dan
juga menetukan mana yang akan di jadikan variable independen atau variable bebas.
Langkahnya sebagai berikut:
a. Mendefinisikan secara jelas faktor risiko (variabel independen atau bebas) dan
faktor efek (variabel dependen atau terikat)
b. Mengidentifikasikan faktor risiko internal (dari subyek) maupun faktor risiko
Eksternal (dari lingkungan), hal ini penting karena dikhawatrirkan akan menjadi
predisposisi timbulnya penyakit (efek)
3. Menentukan Populasi dan Sampel serta caranya untuk pemilihan subyek penelitian
sebagai berikut:
a. Dari awal penelitian dipilih subyek yang benar-benar tak mempunyai efek
(penyakit).
b. Subyek dipilih dari populasi yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.
c. Subyek yang dipilih dari populasi terjangkau berdasarkan geografik penduduk
dan dari kelompok orang tertentu
d. Melaksanakan Pengukuran variabel Efek dan Faktor Risiko (FR)
4. Dalam pelaksanaan pengukuran variable peneliti melihat variable penyebab atau
fakto resiko dibuat menjadi dikotom atau menjadi dua kategori dan begitu pula
dengan variable efek.
5. Mengamati timbulnya Efek agar tak Drop Out
Kedua kelompok yang telah ditetapkan, yaitu kelompok terpapar dan kelompok tidak
terpapar, kemudian diikuti selama jangka waktu tertentu sesuai dengan waktu yang
telah ditetapkan dalam penelitian. Selanjutnya peneliti melakukan pencatatan semua
keterangan yang telah diperoleh sesuai tujuan penelitian.
6. Melakukan Analisis
9
Semua data yang telah diperoleh, meliputi data kejadian penyakit yang dialami oleh
kelompok terpapar dan kelompok tidak terpapar, dilakukan pengolahan data agar
dapat ditangani dengan mudah, meliputi kegiatan editing, coding, processing, dan
cleaning. Selanjutnya data yang diperoleh disajikan dalam tabel kongesti 2x2.
Tabel Kongesti 2 x 2
Setelah data diolah, dilakukan analisis data secara univariat dan bivariat,
atau multivariat. Untuk menilai apakah paparan (faktor risiko) yang dialami
subjek sebagai penyebab timbulnya penyakit, dilakukan uji kemaknaan dengan uji
statistik yang sesuai. Keputusan uji statistik dapat dicari dengan pendekatan klasik
ataupun probabilistik.
Pada penelitian kohort, peneliti menghitung besarnya risiko yang dihadapi
kelompok terpapar untuk terkena penyakit menggunakan perhitungan Relative
risk/ RR (risiko relatif) dan Atribute risk/ AR (risiko atribut). RR adalah
perbandingan antara insidensi penyakit yang muncul dalam kelompok terpapar
dan insidensi penyakit yang muncul dalam kelompok tidak terpapar. Berdasarkan
tabel kontingensi di atas maka rumus RR adalah:
RR = A (A+B
C (C+D)
RR harus selalu disertai nilai interval kepercayaan yang dikehendaki,
misalnya 95%. Interpretasi hasil RR adalah:
a. Jika nilai RR = 1, berarti variabel yang diduga sebagai faktor risiko tidak ada
pengaruh dalam terjadinya efek
10
b. Jika nilai RR > 1 dan rentang interval kepercayaan tidak mencakup angka 1,
berarti variabel tersebut faktor risiko dari penyakit.
c. Jika nilai RR < 1 dan rentang nilai interval kepercayaan tidak mencakup
angka 1, berarti faktor risiko yang kita teliti merupakan faktor protektif untuk
terjadinya efek.
d. Jika nilai interval kepercayaan RR mencakup nilai 1, berarti mungkin nilai
RR = 1 sehingga belum dapat disimpulkan bahwa faktor yang kita teliti
sebagai faktor risiko atau faktor protektif.
Atribute risk adalah selisih antara insidensi penyakit yang diderita kelompok
terpapar dan insidensi penyakit yang diderita kelompok yang tidak terpapar.
Pada penelitian kohort juga dapat dilakukan perhitungan laju insidensi. Laju
insidensi merupakan kecepatan kejadian penyakit pada populasi.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Rancangan penelitian kohort adalah sebuah rancangan penelitian dimana peneliti
mengelompokkan atau mengklasifikasikan kelompok terpapar dan tidak terpapar,
kemudian diamati sampai waktu tertentu untuk melihat ada tidak efek atau penyakit yang
timbul. Kohort bertujuan untuk mengetahui hubungan paparan dengan penyakit dengan
membandingkan kelompok yang terpapar dengan kelompok yang tidak terpapar
berdasarkan status penyakit. Jenis penelitian kohort yaitu kohort prospektif dan kohort
retrospektif. Kelebihan penelitian sesuai dengan logika studi eksperimental, Dapat
menghitung besarnya risiko, meneliti paparan yang langka, mempelajari beberapa efek,
terhindar dari bias seleksi dan bias recall, tidak ada subjek sengaja dirugikan, menghitung
laju insiden, hubungan sebab akibat lebih jelas dan meyakinkan. Kekurangan dari
penelitian kohort dana banyak dan waktu lama, tidak efisien untuk penyakit yang jarang
dapat kehilangan subjek, tidak dapat meneliti paparan lain, retrospektif butuh catatan
yang lengkap dan akurat. Pelaksanaan terdiri dari menentukan kelompok yang diteliti,
penetapan sampel, Pengambilan data dan pencatatan, pengolahan dan analisis data hasil
penelitian.
12
B. Saran
Pembaca diharapkan dapat memperbanyak latihan dan membaca berbagai sumber
untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam memahami berbagai studi
penelitian
DAFTAR PUSTAKA
13