Anda di halaman 1dari 39

MAKALAH

METEODOLOGI PENELITIAN

DOSEN PEMBIMBING : Dr.Ina Debora Ratu Ludji,SKp.,M.Kes

DISUSUN OLEH KELOMPOK 1

Nama kelompok NIM


Adit Dwi Cahyo Mangngi PO5303201211328
Agustinus Awengbana PO5303201211329
Anjeligh Ratuliana Maoe PO5303201211330
Aprilia Ida Juita PO5303201211331
Archangela Dekrismar P05303201211332
Yanelia Rahel Mau PO5303201211369

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN KUPANG


JURUSAN KEPERRAWATAN
TAHUN 2023/ 2024

KATA PENGANTAR
 

Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
Berkat dan RahmatNya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas Metodologi Penelitian ini
dengan baik. Dimana tugas ini Penulis sajikan dalam bentuk yang sederhana, yaitu membahas
seputar Peran Penelitian Dalam Upaya Mengembangkan Profesi Keperawatan Dan
Mengamati Fenomena Keperawatan” Maksud dan tujuan dari penulisan tugas ini adalah untuk
memenuhi tugas mata kuliah Metodologi Penelitian.
Kami merasa bahwa dalam pembuatan tugas ini masih menemui beberapa kesulitan dan
hambatan, disamping itu juga kami menyadari bahwa dalam penulisan tugas ini masih jauh dari
sempurna dan masih banyak kekurangan-kekurangan lainnya, maka dari itu kami mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Menyadari penulisan tugas ini tidak lepas
dari bantuan berbagai pihak, maka pada kesempatan ini kami menyampaikan ucapan terima
kasih yang setulus-tulusnya kepada :
1. Dr.Ina Debora Ratu Ludji,SKp.,M.Kes selaku dosen pembimbing
Dengan terselesaikannya makalah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi penulis terutama
para pembaca pada umumnya

Kupang,01 Maret 2023

Penulis
DAFTAR ISI

Kata pengantar………………………………………………………………………………I
Daftar isi……………………………………………………………………………………..II
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar belakang…………………………………………………………………………..1
B. Rumusan masalah………………………………………………………………………..2
C. Tujuan masalah…………………………………………………………………………..2
BAB ll PEMBAHASAN
1. Dasar –dasar keperawatan…………………………………………………………3
2. Pentingnya riset keperawatan………………………………………………………4
3. Keterkaitan antara riset keperawatan dengan dunia keperawatan……………...5
4. Hubungan teori, praktik dan riset keperawatan…………………………………..5
5. Karakteristik dan prioritas riset keperawatan…………………………………….6
6. Metode riset keperawatan kuantitatif dan kualitatif……………………………...8
7. Langkah –langkah kegiatan riset…………………………………………………...8
BAB lll PENUTUP
1.Kesimpualan……………………………………………………………………………….10
2. Saran…………………………………………………………………………………….. ..10
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

  Dalam era modern seperti sekarang ini tuntutan profesionalisme semakin


menguat, Perawat sebagai garda terdepan dari pelayanan kesehatan dan sebagai mitra
dokter (bukan sebagai pembantu dokter) sudah seharusnya mampu untuk memberikan
pelayanan kesehatan secara maksimal dengan didukung dengan ilmu pengetahuan
kesehatan, terutama ilmu keperawatan.
Perawat sebagai seorang anggota tim kesehatan, dalam memberikan askep (asuhan
keperawatan) terhadap klien haruslah dapat memberikan informasi tentang klien yang
dirawatnya secara akurat dan komplit dan dalam waktu dan cara yang memungkinkan.
Seorang klien tergantung pada pemberi perawatan untuk mengkomunikasikan kepada
yang lainnya untuk memastikan mutu terbaik dari perawatan, sesuai dengan ilmu
keperawatan yang dimilikinya.
Pada perkembangannya, ilmu keperawatan selalu mengikuti perkembangan ilmu lain
mengingat ilmu ini merupakan ilmu terapan yang selalu berubah menurut tuntutan zaman.
Sebagai ilmu yang mulai berkembang, ilmu ini banyak mendapatkan tekanan dari luar
dan dalam.
Untuk mencapai tingkat perkembangan yang diinginkan oleh komunitas
profesional, maka upaya yang dapat dilakukan adalah dengan menghasilkan masalah baru
dalam keperawatan melalui proses berkelanjutan. Dalam proses berkembangnya, ilmu
keperawatan dituntut adanya riset dan pengembangan sehingga diharapkan perawat dapat
melakukan penelitian, selain itu dilihat juga adanya pusat penelitian dan pengembangan
ilmu pengetahuan keperawatan, adanya pusat penapis dan adaptasi teknologi keperawatan
serta adanya pengembangan model pemberian asuhan keperawatan.

.
B.RUMUSAN MASALAH
  1. Bagaimana hubungan keperawatan dengan praktik dan riset perkembangan keperawatan ?

C.TUJUAN
1. untuk mengetahui hubungan keperawatan dengan praktik dan riset perkembangan
keperawatan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. TINJAUAN PUSTAKA
1. Jurnal:

Topik: GAMBARAN KEPUASAN IBU HAMIL TERHADAP PELAYANAN ANTENATAL CARE DI PUSKESMAS
GETASAN KABUPATEN SEMARANG

Author: Aghny Auliya Nissa1, Surjani2 , Eko Mardiyaningsih3 Program Studi S1 Keperawatan STIKES
Ngudi Waluyo Ungaran Email : eko_yans@yahoo.co.id

Tujuan: antenatal care adalah mendeteksi komplikasi selama kehamilan yang dapat mengancam jiwa ibu
dan bayi

Metode: Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Pengumpulan data menggunakan


kuesioner yang diberikan kepada ibu hamil yang melakukan pemeriksaan antenatal care di Puskesmas
Getasan Kab Semarang sejumlah 33 responden, teknik sampling menggunakan stratified random
sampling.

Hasil: Analisa univariat didapatkan data bahwa sebagian besar responden (48,5%) mengatakan bahwa
cukup puas dengan pelayanan antenatal care , sedangkan dalam kategori puas (36,3%) dan sedikitnya
responden mengatakan (15,2%) kurang puas dengan pelayanan antenatal care.

Kesimpulan: Ibu hamil diharapkan secara rutin melakukan antenatal care, agar dapat diketahui
perkembangan kehamilannya sehingga terjadinya komplikasi selama kehamilan dapat dicegah secara
dini.

2. Nama jurnal: Peran Penelitian Dalam Upaya Mengembangkan Profesi Keperawatan Dan
Mengamati Fenomena Keperawatan”

Topik: HUBUNGAN KONFLIK PERAN GANDA DAN BEBAN KERJA DENGAN PERILAKU CARING PERAWAT DI
RUANG RAWAT INAP RSUD BATARA GURU BELOPA KABUPATEN LUWU PROVINSI SULAWESI SELATAN
TAHUN 2016

Author: Hairuddin Safaat


Akper Sawerigading Pemda Luwu Jln. KH.M Razak Kota Palopo Provinsi Sulawesi Selatan

Tujuan: bertujuan untuk mengetahui hubungan konflik peran ganda dan beban kerja dengan
perilaku caring perawat di ruang rawat inap RSUD Batara Guru Belopa kabupaten Luwu. Jenis penelitian
adalah deskriptif analitik dengan pendekatan cross-sectional

Metode: Jenis penelitian adalah survei analitikdengan desain (cross sectional). Populasi penelitian
seluruh perawat wanita yang telah menikah di ruang
Hasil: Hasil penelitian Persatuan Perawatan Nasional Indonesia (PPNI) bahwa perawat
mengalami stress kerja, menyatakan keluhan sering merasa pusing, lelah, tidak ada istirahat, antara lain
dikarenakan beban kerja yang terlalu tinggi dan pekerjaan yang menyita waktu. Beban kerja bersifat fisik
meliputi mengangkat pasien, memandikan pasien, membantu pasien ke kamar mandi, mendorong
peralatan kesehatan, merapikan tempat tidur pasien, mendorong brankart pasien. Sedangkan beban
kerja yang bersifat mental dapat berupa bekerja dengan shift atau bergiliran, kompleksitas pekerjaan
(mempersiapkan mental dan rohani pasien dan keluarga terutama bagi yang akan memerlukan operasi
atau dalam keadaan kritis), bekerja dengan ketrampilan khusus dalam merawat pasien, tanggung jawab
terhadap kesembuhan serta harus menjalin komunikasi dengan pasien (Prihartini, 2010).

Kesimpulan: Penelitian meyimpulkan ada hubungan konflik peran ganda dengan perilaku caring perawat
wanita di ruang perawatan RSUD Batara Guru Kabupaten Luwu (p = 0.041, OR : 5.333) dan tidak ada
hubungan beban kerja dengan perilaku caring perawat wanita di ruang perawatan RSUD Batara Guru
Kabupaten Luwu

2. Nama jurnal: Peran Penelitian Dalam Upaya Mengembangkan Profesi Keperawatan Dan
Mengamati Fenomena Keperawatan”

Judul: PENGEMBANGAN PROFESIONAL KEPERAWATAN BERHUBUNGAN DENGAN KEMAMPUAN


PERAWAT DALAM MENGATASI NYERI PASIEN

Author: Tri Mulia Herawati, Rr. Tutik Sri Hariyati, Efy Afifah

Tujuan: mengidentifikasi pengaruh PPB dengan implementasi manajemen nyeri di rumah sakit

Metode: Penelitian ini menggunakan pendekatan crosssectional, dilakukan di unit rawat inap, rumah
sakit. Responden berjumlah 121 perawat di unit rawat inap dengan pengambilan sampel menggunakan
tehnik simple random sampling.

Hasil: Implementasi sistem jenjang karir di rumah sakit menunjukkan adanya hubungan bermakna
dengan implementasi manajemen nyeri yaitu variabel pengembangan profesional berkelanjutan (p=
0,027). Karakteristik perawat klinik di unit rawat inap berdasarkan jenis kelamin yaitu sebagian besar
perempuan (92, 6%). Berdasarkan pendidikan terakhir sebagian besar berpendidikan D3 Keperawatan
(90,1%) dan mayoritas sistem jenjang karir perawat klinik di unit rawat inap rumah sakit berada pada
jenjang junior nurse yaitu sebanyak 83 orang (68,6%) dengan rincian 80 orang (66, 12%) berpendidikan
D3 Keperawatan dan 3 orang (2,48%) berpendidikan S1 keperawatan.

Kesimpulan: Jenjang karir keperawatan merupakan proses kehidupan dan pengembangan profesional
keperawatan secara terus menerus. PPB merupakan variabel yang paling berhubungan
B PEMBAHSAN
1. Dasar-Dasar Riset Keperawatan

 Ilmu keperawatan merupakan suatu disiplin ilmu yang memiliki body of


knowledge yang khas sehingga akan selalu berkembang. Secara garis besar, riset
keperawatan adalah suatu proses yang dilakukan dengan metode tertentu untuk
menemukan, menganalisa, memecahkan, dan mendokumentasikan masalah keperawatan.
Ada 2 nilai strategis mengapa riset keperawatan itu penting bagi ilmu keperawatan, yaitu:
Pertama, riset keperawatan akan memberikan kontribusi yang positif terhadap
perkembangan dan kemajuan ilmu keperawatan; Kedua, riset keperawatan jika dikelola
dengan prinsip proaktif, profesional, dan proporsional akan memberikan keuntungan
dalam bentuk pertambahan nilai (revenue generating) bagi ilmu keperawatan.
Riset keperawatan merupakan salah satu bentuk karya ilmiah, sehingga untuk
dapat menguasainya, pemahaman tentang dasar-dasar pembuatan karya ilmiah sangat
diharuskan. Di dalam karya ilmiah, ada 3 aspek filosofis yang harus dipahami, yaitu:
Pertama, aspek ontologis. Aspek ini meliputi objek yang akan dibicarakan dalam
suatu karya ilmiah, atau dengan kata lain aspek ontologis adalah objek kajian yang
biasanya berupa tema atau masalah yang akan dibahas. Sebuah kerangka pemikiran latar
belakang yang jelas, logis, runtut, dan alur pemikiran yang konsisten sangat diperlukan
supaya objek kajian yang akan dibahas mudah dipahami; Kedua, aspek
epistemologis. Aspek ini terkait dengan metode pemecahan masalah, baik secara teoritis
maupun secara empiris sehingga dapat dipertanggungjawabkan secara rasional empiris.
Ketiga, aspek aksiologis. Aspek ini berkaitan dengan kontribusi atau nilai pemecahan
masalah yang ditemukan dalam judul atau tema kajian. Umumnya, aspek aksiologis tidak
tidak harus dimunculkan dalam bab tersendiri, namun biasanya dapat ditemukan dalam
tujuan penelitian dan manfaat penelitian, yang terdiri dari nilai pengembangan akademis,
kebijakan, dan pelaksanaan teknis.Untuk membedakan riset keperawatan dengan karya
ilmiah yang lain, perlu diketahui jenis-jenis karya ilmiah. Ada 2 jenis karya ilmiah, yaitu:
Pertama, karya ilmiah yang dipublikasikan. Publikasi ini umumnya dilakukan dalam
pertemuan-pertemuan ilmiah atau melalui media seperti buku, jurnal, monografi,
prosiding. Karya ilmiah yang dipublikasikan diantaranya adalah artikel ilmiah, makalah,
jurnal, poster hasil penelitian, dan buku.
Kedua, karya ilmiah yang tidak dipublikasikan. Tidak dipublikasikan artinya hanya dapat
ditemukan dalam kalangan-kalangan tertentu, misalnya hanya didokumentasikan di
perpustakaan. Karya ilmiah jenis ini seperti penelitian baik oleh dosen atau mahasiswa,
laporan kegiatan mahasiswa, atau tugas akhir mahasiswa.
Kita bisa melakukan riset keperawatan dengan baik jika memiliki 2 hal, yaitu:
Pertama, penguasaan terhadap pokok-pokok metode riset keperawatan; Kedua,
pemahaman terhadap alur penelitian. Kedua hal diatas dapat kita miliki dengan cara
belajar dan berbagi dengan siapapun.

2. PENTINGNYA RISET KEPERAWATAN

             Riset keperawatan merupakan salah satu komponen berkembangnya disiplin


keperawatan. Karena riset keperawatan sangat diperlukan untuk menyelesaikan masalah
keperawatan dan mengembangkan atau memvalidasi teori yang sangat dibutuhkan
sebagai landasan dalam praktik keperawatan, serta perkembangan tubuh ilmu
pengetahuan keperawatan (body of knowledge). Mutu pelayanan dan asuhan keperawatan
sangat tergantung pada upaya kegiatan riset keperawatan yang selalu berinteraksi dengan
pengembangan teori dan ilmu pengetahuan keperawatan yang diterapkan dalam praktik
keperawatan.Riset keperawatan adalah suatu upaya yang sistematis, terkendali dan
empiris dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan penyelesaian masalah. Riset
keperawatan didefinisikan sebagai proses ilmiah yang memvalidasi pengetahuan yang
ada dan menghasilkan pengetahuan baru yang secara langsung dan tidak langsung
mempengaruhi praktik keperawatan (Burns & Grove, 1995). Dengan demikian, tujuan
utama riset keperawatan adalah untuk mengemgangkan pengetahuan ilmiah yang
mennjadi landasan praktik keperawatan, karena keperawatan bertanggung gugat kepada
masyarakat terhadap mutu asuhan dan mencari cara terbaik untuk meningkatkan mutu
asuhan tersebut. Landasan riset yang mantap akan memberikan fakta (evidence) tentang
tindakan keperawatan yang efektif dalam meningkatkan hasil asuhan pada pasien. Riset
keperawatan yang merupakan penelitian terapan sangat bermanfaat untuk menyelesaikan
masalah keperawatan yang selanjutnya dapat meningkatkan mutu pelayanan dan asuhan
keperawatan.
            Riset keperawatan juga sangat berguna untuk mengevaluasi mutu layanan dan
asuhan keperawatan, khususnya dalam suatu program pengendalian/peningkatan mutu
yang menjamin mutu pelayanan/asuhan.

a. Manfaat Riset Keperawatan


Riset keperawatan dipelajari oleh setiap Perawat. Setiap belajar, muncul pertanyaan: Seberapa
pentingkah riset keperawatan? Jawabnya: Riset adalah suatu kegiatan yang sangat penting dalam
keperawatan. Menurut Hamid (2019) dan Brockopp & Tolsma (1995) dalam Nursalam (2013)
dengan riset keperawatan akan diperoleh manfaat:
1. Menyelesaikan masalah keperawatan dan pengembangan atau menvalidasi teori.
2. Memberikan fakta Yang berasal dari pelayanan keperawaatan
3. Menerapkan hasil riset untuk meningkatkan mutu pelayanan dan asuhan keperawatan.
4. Mengevaluasi mutu pelayanan dan asuhan keperawatan.
5. Mengembangkan pengetahuan ilmiah yang menjadi landasan praktik keperawatan.
6. Sebagai kunci untuk menyediakan pelayanan yang tepat sesuai kebutuhan manusia.
7. Proses yang memungkinkan banyak pertanyaan muncul dalam praktik keperawatan sehari-hari
dapat dijawab.
8. Memberikan data yang mencatat efektifitas dan kualitas asuhan keperawatan.
b. Syarat Melakukan Risete Keperawatan
Syarat kemampuan seorang perawat yang melakukan riset keperawatan yaitu:
1. Daya nalar tinggi. Yang dimaksud daya nalar ung seorang perawat harus mampu mengenali
fakta yang ditemui pada tempat praktik keperawatan dan berpiki secara logis untuk menemukan
kesenjangan yang ada secara cepat agar dapat ditentukan dan dilakukan penyelesaian terhadap
kesenjangan yang ada
2. Ide originalitas Originalitas ini merupakan suatu kunci untuk mengembangkan teori
keperawatan dengan cin tertentu (spesifik) sehingga memungkinkan hasil pemikiran (ide) yang
diciptakan mendapatkan pengakuan dari orang lain

3. Daya ingat. Kemampuan mengingat merupakan suatu syarat penting yang perlu dimiliki
perawat dalam melakukan riset Selama melakukan pengamatan untuk mengumpulkan data riset,
tidak semua kegiatan dapat didokumentasikan secara langsung secara tertulis sehingga
diperlukan kemampuan daya ingat untuk didokumentasikan pada waktu yang lain secara cepat

4 Sifat waspada. Dalam melakukan riset keperawatan kewaspadaan diperlukan untuk menyusun
suatu perencanaan (proposal) dan pengumpulan data riset Kewaspadaan pada saat penyusunan
diperlukan agar tujuan riset keperawatan dapat dilakukan dan diperoleh hasil yang optimal.
Kewaspadaan pengumpulan data diperlukan agar data yang diperoleh memiliki akurasi
(ketepatan) yang tinggi
5. Pengamatan akurat. Keakurasian dalam pengamatan diperlukan untuk mengidentifikasi suatu
perubahan kecil yang diberikan subyek dalam riset keperawatan. Semakin akurat pengamatan
semakin baik hasil riset yang dikumpulkan sehingga dapat menggambarkan keadaan yang
sebenarnya,

6. Daya konsentrasi tinggi. Setiap melakukan riset keperawatan, diperlukan kemampuan


konsentrasi untuk menyelesaikan suatu kegiatan

7. Bekerjasama. Kegiatan riset keperawatan sebenarnya bukan merupakan hasil karya individu
tetapi merupakan hasil dari kontribusi orang lain. Sebagai ilustrasi: pada saat pengumpulan data
pasien, pasien merupakan subyek riset yang dapat menentukan data yang diperoleh perawat
dapat tidak akurat, agar data yang diperoleh akurat kerja sama perawat dengan pasien sangat
diperlukan. Ilustrasi ini menggambarkan bahwa dalam riset keperawatan sangat diperlukan kerja
sama.
8 Schat. Suatu kegiatan riset keperawatan memerlukan kesiapan dan kemampuan perawat untuk
melakukan secara tepat dan cepat, sehingga riset ini diperlukan seorang perawat yang memiliki
kesehatan yang prima secara fisik dan jiwa.

9. Motivasi tinggi. Setiap perawat yang melakukan riset diperlukan daya, upaya, dan komitmen
yang optimal untuk mengembangkan teori keperawatan. Tindakan yang demikian merupakan
bentuk motivasi internal yang tinggi.

10.Jujur. Kegiatan riset keperawatan tidak setiap saat mendapat asupan dan supervisi dari orang
lain. Kegiatan perencanaan dan pelaksanaan riset sepenuhnya menjadi tanggung jawab periset.
Oleh karena itu diperlukan kejujuran yang berasal dari periset, sehingga akan diperoleh hasil
riset yang baik dan bermutu untuk pengembangan teori keperawatan. Kejujuran yang perlu
dilakukan oleh periset adalah mengungkapkan keadaan dan hasil yang sebenarnya.

3. . KETERKAITAN ANTARA RISET KAPERAWATAN DENGAN DUNIA


KEPERAWATAN

Riset keperawatan tidak dapat dilepasakan dari elemen keperawatan lain secara
menyeluruh. Konsep-konsep yang terkait dengan riset keperawatan digambarkan dalam
satu rentang dari dunia empirik yang konkrit sampai filosofi keperawatan yang bersifat
sangat abstrak, dan sebaliknya.
Keterkaitan riset keperawatan dengan dunia keperawatan (sumber Burns &
Grove, 1993)terlihat komponen keperawatan dalam rentang yang meliputi pemikiran dari
konkrit hingga abstrak atau sebaliknya, dunia empirik (praktik keperawatan), uji realitas
(riset), proses berfikir abstrak, ilmu, teori, pengetahuan dan fisolofi. Pemikiran tentang
keperawatan berkembang sepanjang rentang dari konkrit keabstrak yang menunjukkan
bahwa pemikiran tentang keperawatan dapat berkembang baik dari konkrit keabstrak
maupun dari abstrak ke konkrit. Pemikiran yang konkrit (concrete thinking) berorientasi
pada sesuatu yang dapat disentuh atau peristiwa yang dapat diamati dan dialami dalam
kehidupan nyata. Jadi fokus pemikiran konkrit adalah kejadian langsung yang dibatasi
oleh waktu dan ruang. Penyelesaian masalah dianggap sesuatu yang penting hanya jika
dapat memberikan pengaruh secara langsung.
            Pemikiran abstrak menurut Burns & Grove (1993) berorientasi pada
pengembangan ide tanpa penerapan atau hubungan dengan hal tertentu, tetapi cenderung
mencari arti, pola, hubungan dan implikasi yang bersifat filosofis. Tiga proses berpikir
yang penting adalah introspeksi, intuisi dan pembenaran. Proses berpikir ini digunakan
dalam praktik keperawatan, mengembangkan danmengevaluasi teori, mengkritik dan
menggunakan teemuan ilmiah, merencanakan dan mengimplementasikan penelitian dan
membangun ilmu pengetahuan (body of knowledge). 
             Berbeda dengan pemikiran konkrit, pemikiran abstrak tidak dibatasi oleh waktu
dan ruang, dalam kata lain bebas waktu dan ruang. Ilmu dan teori adalah dua hal yang
berbeda tetapi merupakan konsep yang tergantung dan terkait dengan proses berpikir
abstrak. Ilmu adalah tubuh ilmu pengetahuan (body of knowledge) yang terdiri dari
temuan penelitian dan teori yang telah diuji untuk suatu disiplin. Jadi, ilmu terdiri dari
suatu proses (metode ilmiah) dan produk (kumpulan/tubuh ilmu pengetahuan). Ilmu
keperawatan secara bertahap berkembang melalui metode penelitian kuantitatif dan
kualitatif. Sedangkan teori adalah suatu cara untuk menjelaskan beberapa elemen dari
dunia empirik. Teori dikembangkan dan diuji melalui penelitian dan setelah diuji,
berkembang menjadi bagian dari ilmu. Filosofi keperawatan, antara lain perspektif
holistik dan pentingnya kualitas hidup sangat berpengaruh dalam penelitian yang
dilakukan dan pengetahuan yang dikembangkan pada suatu disiplin.
            Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penelitian keperawatan tidak dapat
dipisahkan dari komponen keperawatan lainnya tetapi saling mempengaruhi sehingga
memungkinkan berkenbangnya ilmu pengetahuan keperawatan. Untuk lebih jelasnya
pada bagian berikut ini akan diuraikan tentang hubungan antara teori, praktik dan riset
keperawatan.

4. HUBUNGAN TEORI, PRAKTIK DAN RISET KEPERAWATAN

Sebagaimana yang telah di jelaskan terdahulu, teori merupakan serangkaian


pernyataan teruji yang menguraikan, menjelaskan, memprediksikan dan mengendalikan
fenomena tertentu (meleis, 1985;  dan Walker & Avant, 1995). Fenomena adalah kejadian
yang ditemui atau diamati dalam praktik keperawatan. Teori mengarah praktik dengan
memberikan pernyataa yang dapat memprediksi dan mengendalikan fenomena yang
menjadi kepedulian perawat dan memberikan landasan dalam pembuatan keputusan.
Sebaliknya, praktik keperawatan sering memberikan suatu penghayatan tentang
fenomena dan mengungkapkan kesenjangan yang terdapat dalam teori. Praktik
keperawatan dapat memberikan ide, pengamatan dan substansi, yang diperlukan ilmuan
keperawatan untuk merumuskan pernyataan hubungan (relational statement) yang
memungkinkan berkembangnya suatu teori baru atau memvaliditasi dari bangunan teori
yang sudah ada.
Komponen riset dalam hubungannya dengan teori dan praktik berperan
memvaliditasi kemampuan teori untuk menguraikan, menjelaskan, memprediksi dan
mengendalikan fenomena. Melalui riset perawat dapat menetapkan apakah suatu teori
mampu untuk melakukan suatu kegiatan tersebut sehingga bermanfaat dalam membuat
keputusan. Hubungan ini bersifat timbal balik, karena riset tidak hannya mempengaruhi
pengembangan teori, tetapi teori juga mempengaruhi desain riset dengan menentukan
variable yang perlu diteliti tentang masalah tertentu. Selanjutnya, temuan riset yang
dihasilkan dikembalikan pada tatanan praktik untuk diintegrasikan dalam prkatik
keperawatan, Dapat disimpulkan bahwa hubungan teori praktik-riset yang telah dijelaskan
tersebut bersifat timbal balik dan saling
1. Teori keperawatan yang telah dipelajari. (1) secara aksiologi akan bermanfaat
bagi kemaslahatan umat apabila mempunyai tempat praktik keperawatan untuk penerapan
dan (2) harus diyakini setiap teori keperawatan memiliki keterbatasan sehingga
keterbatasan yang telah diidentifikasi harus dilakukan riset agar dapat menyelesaikan
masalah.

2. . Praktik keperawatan sebagai tempat pelayanan kepada pasien atau klien. (1)
selama pelayanan asuhan akan ditemukan hambatan atau kendala atau masalah baru,
sehingga akan memberi kontribusi langsung kepada teor sesua untuk dikembangkan dan
(2) merupakan tempat pelaksanaan riset dan pengumpulan data perencanaan yang telah
dibuat.
3. Riset keperawatan merupakan suatu kegiatan. (1) menghasilkan teori baru
untuk memperkaya khasana feon keperawatan yang akhirnya dapat dikembangkan ilmu
keperawatan yang baru dan (2) hasil riset yang ada harus diterapkan pada praktik
keperawatan untuk menilai efektifitas atau memungkinkan menemukan masalah baru
untuk dicarikan alternatif penyelesaian masalah.

Gambar dan penjelasan di atas menggambarkan keterkaitan antara teori, praktik,


dan riset keperawatan sangat crat berhubungan sehingga tidak mungkin untuk dipisahkan
atau dihilangkan salah satu. Sehingga,
(1) setiap perawat yang mempelajari teori harus berpikir tentang penerapan
(praktik) dan pengembangan (riset).
(2) setiap perawat yang memberikan pelayanan dan asuhan keperawatan harus
berpikir tentang kontribusi kepada teori dan menyadari sebagai tempat
riset, dan
(3) setiap perawat yang melakukan riset harus berpikir tentang pengembangan
teori keperawatan baru dan hasil riset dapat diterapkan pada tempat
praktik keperawatan.

a. Peran Perawat dalam Riset


Peran adalah seperangkat perilaku yang diharapkan masyarakat. Peran perawat yang
utama (Loknas Keperawatan tahun 1983) yaitu
(1) care giver.
(2) manager.
(3) educator, dan
(4) researcher.
Peran yang keempat menunjukkan bahwa perawat harus menjadi periset unggul dalam
rangka pengembangan ilmu keperawatan untuk meningkatkan manfaat dan mutu
pelayanan keperawatan. Peran perawat sebagai periset keperawatan sangat penting untuk
pengembangan ilmu keperawatan. Peran perawat dalam niset yaitu:
1. Menyadari nilai dan relevansi riset keperawatan
2. Membantu mengidentifikasi keperawatan. area masalah riset
3. Membantu pelaksanaan pengumpulan data dalam riset keperawatan.
4. Menerapkan hasil penemuan riset dalam praktik klinik keperawatan.

5. KARAKTERISTIK DAN PRIORITAS RISET KEPERAWATAN


Krakteristik riset keperawatan menurut Diers dalam Graven & Hirnle (1996), adalah :
1. Riset keperawatan harus berfokus pada variable yang dapat meningkatkan asuhan
keperawatan pada klien.
2. 2.  Riset keperawatan mempunyai potensi untuk mengkontribusi pada
pengembangan teori dan kumpulan/tubuh ilmu pengetahuan keperawatan.
3. Masalah riset merupakan masalah riset keperawatan apabila perawat mempunyai
akses dan kendali terhadap fenomena yang diteliti.
4. Perawat yang tertarik terhadap penelitian harus mempunyai keingintahuan dan
pertanyaan yang perlu dijawab secara ilmiah

Menurut Garven & Hirnle (1996) prioritas riset keperawatan adalah sebagai berikut :

1. Meningkatkan kesehatan, kesejahteraan, dan kemampuan untuk merawat diri sendiri


bagi tiap kelompok usia, sosial, kultural.
2. Meminimalkan atau mencegah perilaku dan lingkungan yang menimbulkan masalah
kesehatan dan berdampak pada menurunnya kualitas konsep dan produktifitas.
3. Meminimalkan dampak negatif dari teknologi kesehatan yang baru terhadap
kemampuan adaptip individu dan keluarga yang sedang mengalami masalah kesehatan
akut dan kronik.
4. Memastikan bahwa asuhan keperawatan yang diperlukan bagi kelompokyang berisiko
seperti lanjut usia (lansia), anak-anak dengan masalah kesehatan kongienital (bawaan
lahir), individu dengan latar belakang sosial kultural yang berbeda, individu dengan
ganguan jiwa, dan masyarakat miskin, dipenuhi dengan cara yang dapat diterima dan
efektif.
5. Mengklasidikasikan fenomena praktik keperawatan.
6. Memastikan prinsip etik sebagai pegangan dalam melakukan riset keperawatan.
7. Mengembangkan instrumentuntuk mengukur hasil intevensi keperawatan.
8. Mengembangkan metodologi yang integratif untuk mengkaji manusia secara holistik
dalam konteks keluarga dan gaya hidup.
9. Mendesain dan mengevaluasi model alternatif pelayanan kesehatan dan sistem
pemberian pelayanan kesehatan sehingga perawat mampu meningkatkan mutu dan
menghemat biaya yang dike;urakan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat.
10. Mengevaluasi keberhasilan pendekatan alternatif yang memerlukan pengetahuan yang
luas dan keterampilan yang tinggi dalam praktik keperawatan.
11. Mengindentifikasi dan menganalisis faktor-faktor historis dan kotemporer yang
mempengaruhi bentuk keterlibatan keperawatan profesional dalam mengembangkan
kesehatan nasional

6. METODE RISET KUANTITATIF DAN KUALITATIF


Metode ilmiah dalam penelitian atau riset keperawatan terdiri dari metode riset kuantitatif
dan kualitatif. Pada awalnya dalam dunia keperawatan hanya dikenal metode riset kuantitatif
yang bersifat formal, objektif, proses sistematik dengan menggunakan data numerik. Metode
riset kuantitatif ini, menurut Burns & Grove (1993) digunakan untuk menguraikan variable,
memeriksa hubungan antara variable dan menentukan interaksi sebab dan akibat antara variabel.
Secara singkat dapat dijelaskan bahwa riset kuantitatif melibatkan pengumpulan informasi
numerik yang sistematik, biasanya dalam kondisi terkendali dan analisa informasi atau data
menggunakan prosedur statistik.
Sedangkan riset kualitatif melibatkan pengumpulan dan analisis data dalam pengumpulan
naratif bersifat subjektif menggunakan posedur dengan pengendalian yang ketat. Jika riset
kualitatif lebih sering menggunakan pendekatan deduktif, logik, dan ciri pengalaman manusia
yang dapat diukur, maka riset kualitatif cenderung menggunakan aspek pengalaman manusia
yang dinamik dengan pendekatan yang holistik (Polit & Hungler, 1995). Perbandingan kedua
metode riset kuantitatif dab kualitatif di sajikan pa da tabel 5-1.
Tabel 5-1. Peerbandingan antara riset kuantitatif dengan riset kualitatif
Aspek Riset KuanNtitatif Riset Kualitatif
Fokus Fokus pada sejumlah kecil dari Mencoba untuk lebih memahami
konsep yang spesfik. Ringkas secara menyeluruh suatu fenomena
dan sempit daripada memfokuskan pada konsep
spesifik komplek dan luas.
Konsep awal Mulai dengan ide awal tentang Mempunyai sedikit ide awal; lebih
bagaimana suatu konsep saling menekankan pada pentingnya
terikat. penafsiran orang lain tentang suatu
kejadian atau lingkungan sekitar
daripada penafsiran peneliti.
Metode Menggunakan prosedur Mengumpulkan informasi tanpa
terstruktur dan instrumen instrumen terstruktur dan formal.
formal untuk mengumpulkan
data.
Objek versus Menekankan pada Menekankan pada data subjektif
subjektif objektifitas  dalam sebagai cara untuk memahami dan
pengumpulan dan analisis menafsirkan pengalaman manusia.
informasi.
Analisis Menganalisis informasi Menganalisi informasi naratif
numerik dengan prosedur statik. berdasarkan keterampilan individual
Elemen dasar:  angka peneliti.
Elemen dasar : Kata
Penalaran(Reasoning Mengunakan logistik dan Menggunakan dealitik dan induktif
) dedukatif
Dasar pengetahuan Meneliti hubungan sebab- Meneliti pengertian/pemahaman dan
akibat. discovery.
Manfaat utama Terutama untuk uji teori. Terutama untuk mengembangkan
teori.
 Metode riset kuantitatif dan kualitatif berfungsi saling melengkapi karena kedua metode
ini menghasilkan jenis pengetahuan yang berbeda dan berguna untuk praktik keperawatan.
Empat jenis riset kuantitatif adalah deskriptif, kolerasi, kuansi eksperimen. Sedangkan enam
jenis riset kualitatif menurut Burns & Grove ( 1993) adalah fenomenologik (phenomenological),
grounded theory, etnografik (ethnographic), historis (historical), filosofis (philosophik iquiry),
dan critical sosial theory.

7.LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN RISET


a. Langkah langkah pokok penelitian
Salah satu ciri dari penelitian adalah suatu proses yang sistematis, logis, dan empiris,
dalam arti merupakan proses yang mempunyai tata cara. lata urutan, bentu kegiatan yang runtul,
logis dan berdasar fakta empiris.Berdasarkan titik awalnya dengan tetap berlandaskan ciri- ciri di
atas, penelitian dapat dilakukan dengan menggunakan dua pendekatan, yaitu: pendekatan
rasional empiris (deduktif) dan pendekatan empiris rasional (induktif)

Pada pendekatan rasional empiris, proses penelitian dimulai dengan adanya problematik
tertentu yang dihadapi oleh peneliti, kemudian maslah ini dikaji secara teoritis, dicari dasar
rasionalnya Berdasarkan kajian teori dan dasar rasional yang telah ada. dirumuskan hipotesis,
yaitu jawabanatau dugaan sementara atas masalah. Kemudian dilakukan pengumpulan data
empiris, dalam rangka menguji hipotesis tersebut diterima atau ditolak
Pendekatan rasional empiris ini mempunyai keunggulan sekaligus mempunyai kelemahan
antara lain:
1) Data empiris dipersiapkan secara khusus untuk menguji hipotetsis yang diajukan, sehingga
validitas dan reliabilitas data dapat dijamin secara optimal.
2) Kesimpulan telah terarah dan terbatas
3) Rasionalisasi terhadap data yang diperoleh terbatasi oleh paradigma teori tertentu, sehingga
temuan yang diperoleh sebatas verifikasi dari teori tersebut
Pada pendekatan empiris- rasional, penelitian dimulai tanpa atau belum adanya
problematik tertentu yang jelas oleh peneliti. Penelitian justru dimulai dengan pengumpulan data
empiris atau berangkat dari data empiris yang telah ada. Berdasarkan data empiris yang telah
didapat atau yang telah ada, dilakukan rasionalisasi atau teoritisasi untuk menfsirkan data
empiris tersebut. Kesimpulan akhir dari penelitian dengan pendekatan ini adalah suatu
generalisasi empiris, konsep atau suatu teori, Jika proposisi atau teori akan diujilagi secara
empiris maka akan menjadi hipotesis Pendekatan ini juga mempunyai keunggulan dan
kelemahan, antara lain.
1) Data tidak dipersiapkan secara khusus untuk mengambil kesimpulan tertentu, sehingga tidak
ada jaminantentang validitas dan reliabilitas yang optimal dari data yang digunakan
2) Tidak terarah pada satu kesimpulan tertentu dan dapat melebar
3) Rasionalisasi atas data empiris yang ada dapat mendalam. karena tidak terbatasi pada
paradigma teori tertentu, dengan demikian temuan bukan sebatas verifikasi teori tertentu, tetapi
dapat menemukan konsep atau teori yang baru
b. Riset Keperawatan
Riset keperawatan memerlukan proses berpikir ilmiah. Secara filsafat ilmu proses
berpikir ilmiah seorang perawat dalam riset keperawatan yaitu LOGICO HYPOTHETICO-
VERIFICATIVE yang artinya buktikan secara logis, tarik hipotesis, dan ajukan bukti empiris.
Penjelasannya yaitu:
1. LOGICO. Merupakan suatu proses berpikir logis yang dibedakan menjadi berpikir
induktif dan berpikir deduktif. Saat berpikir logis seorang perawat harus memiliki fakta yang
akurat berasal dari praktik keperawatan dan kesenjangan teori yang diterapkan dalam praktik
keperawatan Berdasar fakta dan kesenjangan selanjutnya dianalisis dan ditarik suatu simpulan.
2. HYPOTHETICO. Simpulan yang dirumuskan berasal dari proses berpikir logis
(logico) berbasis fakta dan teori Simpulan tersebut merupakan simpulan sementara atau
hipotesis atau hypothetico setelah menganalisis suatu teori dan fakta. Hipotesis sendiri berasal
dari dua kata yaitu hipo berarti lemah dan tesis berarti pernyataan Secara harfiah, hipotesis
adalah suatu pernyataan yang lemah dan perlu dibuktikan kebenarannya. Untuk membuktikan
kebenaran suatu hipotesis diperlukan kegiatan verifikasi atau pembuktian.
3. VERIFICATIVE. Suatu kegiatan perawat yang harus dilakukan untuk membuktikan
hipotesis yang telah ditetapkan. Pembuktian yang dilakukan haruslah diperoleh informasi atau
data yang sesuai dengan hipotesis pada tempat yang dimana obyek yang tersebut dalam hipotesis
berada. Pada kegiatan verifikasi ini, keadaan harus ditentukan oleh perawat.
 Dalam melakukan logico - hypothetico verificative ini, perawat perlu memiliki
kemampuan menulis yang sederhana dan lugas, Sederhana dan lugas bermaksud bahwa
kalimat yang ditulis hanya terdiri beberapa kata tetapi padat makna. Teladan proses
berpikir dan kemapuan menulis seperti di bawah.
 Data/fakta: Dua desa berlainan mempunyai penduduk tradisonal yang memelihara
ayam petelur. Desa pertama telurnya dijual, desa kedua telurnya dimakan oleh anggota
keluarga. Pada satu saat dilakukan pengukuran, penduduk desa kedua relatif sehat.
 Dapat disimpulkan bahwa: Penduduk yang makan telur kesehatannya dalam
kondisi baik atau Telur berpengaruh positif terhadap kesehatan.
 Verifikasi: Pembuktian pada situasi yang mirip.

Proses riset kegiatan terdiri atas tahapan


(1) merumuskan masalah dan maksud riset;
(2) tinjauan kepustakaan;
(3) menyusun kerangka kerja teori/konsep;
(4) merumuskan tujuan, pernyataan, dan hipotesa ;
(5) menguraikan defenisi variabel riset;
(6) membuat asumsi secara eksplisit;
(7) mengindentifikasi keterbatasan riset;
(8) memilih desain riset;
(9) mengindentifikasikan popilasi dan sampel;
(10) memilih metoda pengukuran dan menyiapkan instrumen;
(11) menyusun rencana pengumpulan dan analisis data;
(12) Implementasi rencana riset;
(13) mengkomunikasikan temuan riset.
8. MASALAH KEPERAWATAN DI TATANAN KLINIK KEPERAWATAN
A. Ilmu Keperawatan Dasar dan Manajemen Keperawatan

Ilmu Keperawatan Dasar dengan fokus masalah penelitiannya adalah: 1) Pengembangan konsep
dan teon keperawatan (2) kebutuhan dasar manusia (sebab tidal terpenuhinya kebutuhan dasar
manusia melalui pendekatan proses keperawatan yang meliputi faktor-faktor yang
mempengaruhi pemenuhan kebutuhan mekanisme fisiopatobiologis, dan masalah-maslah yang
sering terjadi pada pemenuhan kebutuhan dasar manusia (3) pendidikan keperawatan (4)
Manajemenkeperawatan dan (5) Peran organisasi profesi (Persatuan Perawat Nasional Indonesia-
PPNI)

1. Lingkup masalah penelitian pengembangan konsep dan


Teori keperawatan (Nursalam, 2013) Masalah penelitian difokuskan pada kajian teori-ton
yang sudah ada dalam upaya meyakinkan masyarakat bahwakeperawatan adalah suatu ilmu yang
berbeda dari ilmu profesi kesehatan lain serta kesesuaian penerapan ilmu tersebut dalam bidang
keperawatan. Konsep dan ten keperawatan yang diteliti dan dikembangkan bersumber pada:
1) Teori adaptasi dari S.C. Roy
2) Teori kesehatan lingkungan dari Florence Nightingale
3) Teori Hubungan antar manusia dari HE. Peplau
4) Teori 14 kebutuhan dasar manusia dari V. Henderson dan 21 masalah kebutuhan manusia dari
FG. Abdellah
5) Teori hubungan antara Care Core, dum Cure, dari L Hall
6) Teori defisit perawatan diri dari D.E. Orem
7) Teori model sistem perilaku dari D.E. Johnson
8) Teori hubungan dinamis antara perawat dan keluarga
9) Teori keperawatan klinik, suatu seni membantu dari E. Wiedenbach
10) Teori intervensi keperawatan pada respons adaptasi dan penyakit dari M.E Levine
11) Teori model sistem terbuka dari 1. M.King
12) Teori prinsip "Homeodynamics dari ME. Rogers.
13) Teori konsep model untuk praktek keperawatan dari B Newman

14) Teori filosofi dan Ilmu dalam Keperawatan dari J.Watson


15) Teori Cultural Shock Diversity dari M. Lininger
16) Teori Structure Caring dari Swanson
17) Teori menjadi Ibu dari R Mercer (Polit & Back, 2012; Alligood & Tomey, 2006)
2. Lingkup masalah penelitian kebutuhan dasar manusia Lingkup masalah penelitian tentang
kebutuhan dasar manusia meliputi identifikasi sebab dan upaya untuk memenuhi
kebutuhan tersebut yang meliputi:
1) Oksigenasi
2) Nutrisi
3)Cairan dan elektrolit
4) Eliminasi
5) Mobilisasi
6) Istirahat dan tidur
7) Kenyamanan dan nyeri
8) Kemanan dan keselamatan
9) Psikososial spiritual dan seksualitas
3. Lingkup masalah penelitian pendidikan keperawatan Lingkup masalah penelitian tentang
pendidikan keperawatan meliputi:
1) Perkembangan pengelolaaan pendidikan keperawatan
2) Penerapan dan pengembangan kurikulum.
3) Proses pembelajaran di Kelas, laboratorium dan klinik serta lapangan (komunitas)
4) Sarana dan prasarana pendidikan
5). Mahasiswa dan staf pengajar
6) Metode pembelajaran
7) Sistem evaluasi
4. Lingkup masalah penelitian manajemen keperawatan
1) Sistem pengelolaan pelayanan keperawatan
2) Peran dan kinerja bidang keperawatan
3) Peran dan kinerja komite keperawatan
4) Peran dan kerja perawat
5) Model asuhan diterapkan Keperawatan profesional yng diterapkan
6) Model sistem pencatatan dan pelaporan yang
7) Administrasilien masuk rumah sakit
8) Pengembangan instrument penilaian Kualitas pelayanan keperawatan
9) Pengembangan instrument penialaian kepuasan
10) Standar praktek keperawatan profesional
11) Akreditasi. Etika keperawatan. Komunikasi keperawatan dan Caring dalam keperawatan
5. Lingkup masalah penelitian Organisasi profesi keperawatan PPNI
1) Peran organisasi dalam sistem regulasi praktek keperawatan (registrasi, lisensi, dan legalisasi)
2) Peran organisasi dalam penetapan standar praktek keperawatan
3) Peran organisasi dalam pelanggaran praktik anggotanya
4) Peran organisasi dalampeningkatan anggota dan sosialisasi profesi pendidikan
5) Peran organisasi dalam pengembangan pendidikan tinggi keperawatan.
B. Ilmu Keperawatan Maternitas
Lingkup masalah penelitian ilmu keperawatan maternitas difokuskan pada wanita pada masa
prenatal, natal, pascalahir, dan gangguan reproduksi yang sering terjadi pada wanita
1. Lingkup Masalah Penelitian Pada Ibu Hamil
1) pendidikan kesehatan dan tindakan pada ibu hamil
2) senam hamil
3) perawatan payudara
4) imunisasi tetanus pada ibu hamil
5) kegiatan sehari-hari
6) kebutuhan nutrisi dan pemeriksaan kehamilan
7) screening factor risiko pada ibu hamil
8) rujukan maternal neonatal
9) tanda bahaya kehamilan
10) audit kematian ibu hamil dan neonatal (audit maternal neonatal)
2 Lingkup masalah penelitian ibu intrapartum (kala 1-IV) dan asuhan keperawatan bayi baru
lahir (Pengkajian - evaluasi)
1) pemenuhan kebutuhan psikososial ibu inpartum
2) peran perawat dala memonitor kemajuan persalinan(partograf)
3) peran perawat dalam menolong persalinan normal minimal tiga orang

4) peran perawat dalam penanganan peralinan dengan komplikasi


5) peran keluarga dalam peandampingan ibu bersalin
6) peran perawat dalam perawatan bayi setelah lahir (menghisap lendir. perawatan tali pusat,
menentukan apgar score. memandikan bayi, menimbang berat badan (BB), mengukur panjang
badan (PB), lingkar kepala, serta lingkar dada bayi)
3. Lingkup masalah penelitian keperawatan ibu pascapersalinan
1) perawatan vulva hygiene (W)
2) perawatan payudara (W)
3) peran perawatan pada pascapersalinan
4) pendidikan kesehatan
5) senam mifas
6) ASI Eksklusif
7) teknik menyusui yang benar
8) perawatan nifas sehari-hari
9) perawatan perineum
10) gizi ibu melahirkan
11) konseling KB dan pemberian kontrasepsi
4 Lingkup masalah penelitian pada neonatal: perawatan neonatal essesnsial, manajemen terpadu
balita sakit (MTBS) umur kurang 2 bulan (bayi muda)
5. Lingkup masalah penelitian keperawatan ibu dengan gangguan kesehatan sistem reproduksi
1) Faktor yang berhubungan dengan pelaksanaan deteksi dini gangguan sistem reproduksi
2) Peran perawat dalam pemeriksaan diagnostic (pemeriksaan IVA dan pap smear)
3) Memberikan pendidikan kesehatan (Penyakit menular seksual/PMS, HIV AIDS)
4) Pengembangan model asuhan keperawatan pada ibu dengan gangguan sistem reproduksi
5) Kesehatan reproduksi remaja, kehamilan tak diinginkan, ibu single parent/single mother.
menarche, dismenorhoe
6) Sindroma klimakterium pada wanita menopause (pre menopause, menopause dan post
menopause)
7) Dukungan sosial perawat dan keluarga pada tindakan pembedahan dan kemoterapi

C. Ilmu Keperawatan Anak


Lingkup maslah penelitian ilmu keperawatan anak didasarkan pada filosofikeperawatan
anak yang menekankan pada masalah biopsikososial anak akibat hospitalisasi danperan keluarga
dalam asuhan keperawatan anak (Wong, 1995 dalam Nursalam 2013) Lingkup masalahpenelitian
ilmu keperawatan Anak meliputi
1. Stres akibat dampak hospitalisasi pada anak
2. Penerapan konsep asuhan keperawatan dengan paradigm perawatan atraumatik
3. Masalah deteksi tumbuh kembang (DDST) oleh Petugas maupun orang tua mengkaji dan
menilai tahap perkembangan pada bayi anak menggunakan format DDST
4 Masalah stimulasi yang sesuai tahap tumbuh kembang hayanak
a) Penilaian tumbuh kembang bayi/anak yang mengalami keterlambatan
b) Intervensi stimulasi untuk mencapai tahap tumbuh kembang yang optimal
c) Penyuluhan tentang cara menstimulasi bayi anak kepada orang tua
5. Masalah pengelolaan bermain sesuai tahap tumbuh kembang anak dan jenis penyakit pada
anak yang dirawat di RS (peran petugas kesehatan perawat dan orang tua? dalam mempercepat
proses penyembuhan anak
a) Menentukan jenis permainan sesuai tahap tumbuh kembang anak dan jenis penyakit
b) Menyusun dan membuat rencana permainan
c) Melaksanakan rencana permainan yang telah dilakukan pada bayi anak
6. Masalah pelaksanaan imunisasi 14 Immunisasi Dasar Lengkap dengan cakupan yang masih
rendah
a) Mengidentifikasi kebutuhan yang berlaku kebutuhan imunisasi sesuai
b) Mengidentifikasi persepsi orang tua tentang imunisasi
c) Memantau pemberian imunisasi pada bayi dan anak
d) Memberi penyuluhan kepada orang tua tentang efek samping dan penanganan bayi / anak
yang diimunisasi.Daftar Imunisasi Dasar Nasional yang wajib diberikan berlaku untuk anak-anak
dari bayi hingga kelas 6 SD sebagai berikut:
(1) Usia anak di bawah 24 jam: Harus diberikan imunisasi Hepatitis (HB-0).
(2) Usia 1 bulan: Imunisasi BCG, OPVI
(3) Usia 2 bulan: Imunisasi DPT-HB-Hib 1, OPV2
(4) Usia 3 bulan: Imunisasi DPT-HB-Hib 2, OPV3
(5) Usia 4 bulan: Imunisasi DPT-HB-Hib 3. OPV4 dan IPV
(6) Usia 9 bulan: Imunisasi MR
(7) Usia 18 bulan: Imunisasi MR. DPT-HB-Hib
(8) Anak kelas 1 SD: Imunisasi MR, DT
(9) Anak kelas 2 SD: Imunisasi Td
(10) Anak kelas 5 SD: Imunisasi Td+ HPV I
(11) Anak kelas 6 SD; Imunisasi HPV 2
(Sementara itu) 3vaksin baru yang ditambahkan adalah
(1) PCV
(2) HPV
(3) Rotavinis
e) Memotivasi orang tua untuk memberikan imunisa kepada anaknya
f) Pencegahan stunting pada 1000 Hari Pertama
7. Masalah asuhan Keperawatan pada bayi / anak dengan gangguan tumbuh kembang kehidupan
dan balita
a) Melakukan pengkajian
b) Monentukan diagnosis keperawatan
c) Membuat rencana tindakan
d)Mengevaluasi tindakan
e)Mampu mengkaji mengidentifikasi tumbuh kembang bayi anak
F)Mampu menilai pertumbuhan bayi dan belita berdasarkan pedoman antropometri
g) Mampu menerapkan konsep bermain pada klien
8. Masalah pelaksanakan asuhan keperawatan pada klien bayi anak yang dirawat di RS dengan
gangguan sistem tunuh yang sering terjadi pada anak
a) Gangguan sistem pernapasan
Manfaat, efektivitas tindakan, dan masalah lain pada tindakan berikut ini:
(1) Pemberian posisi
(2) Membersihkan hidung
(3) Memberikan 02 Resusitasi jantung paru
(5) Merawat anak dengan pemakaian ETTdan ventilator
(6) Menghisap lender
(7) Memberikan nebulizer
(8) Drainase postural/fisioterapi dada
(9) Pengambilan AGD dan elektrolit
(10) Perawatan trakeostomi
(11) Perawatan anak dengan water sealed drainase(WSD)

b) Gangguan sisten kardiovaskular Manfaat, efektivitas tindakan, dan masalah-masalah lain pada
tindakan berikut ini
(1) Pemeriksaan elektrokardiogram (EKG
(2) Mengukur intraventricular pressure (IVP)
(3) Mengukur tekanan vena sentral (CVP)
(4) Pemasangan infus
(5) Perawatan pra dan pascaoperasi
(6) Disease shock c) Gangguan sistem pencernaan
Manfaat, efektivitas tindakan, dan masalah-masalah lain pada tindakan berikut ini
(1) Memelihara kebersihan mulut
(2) Pemasangan NTG
(3) Melakukan bilas lambung
(4) Pemberian makan lewat oral/NTG/parenteral
(5) Memberikan huknah / gliserin / barium enema obat suppositoria
(6) Mengambil usapan rektrum
(7) Mengukur lingkar abdomen
d) Gangguan sistem hematologi dan onkologi Manfaat, efektivitas tindakan, dan masalah-
masalah lain pada tindakan berikut ini:
(1) Merawat klien untuk tindakan transfuse
(2) Pengambilan laboratorium darah untuk pemeriksaan
(3) Mengambil darah untuk pemerikasaan gula darah
(4) Memberikan cairan malalui vena dengan jarum bersayap
(5) Menolong klien dengan pendarahan hidung dan gangguan pada sistem hematologi
(6) Menolong klien bayi dengan pendarahan tali pusat (IM)
(7) Memberikan injeksi melalui intramuscular (8) Memberikan injeksi melalui intravena (IV)

(9) Merawat anak yang mendapatkan tindakan bone marrow


(10) Penyuluhan terhadap keluarga tentang perawatan anak yang menerima tindakan kemotrapi,
radiasi
(11) Perawatan luka
e) Gangguan sistem imunitas Manfaat, efektivitas tindakan, dan masalah-masalah lain pada
tindakan berikut ini:
(1) Memlakukan uji kulit (skin test)
(2) Melakukan uji mantoux (mantoux test)
Tes tuberculin
f) Gangguan sistem imunitas Manfaat, efektivitas tindakan, dan masalah-masalah lain pada
tindakan berikut ini
(1) Mengukur asupan dan keluaran
(2) Pemasangan kateter
(3) Mengambil urine untuk pemeriksaan memalui kateter
(4) Menyiapkan klien untuk tindakan pemeriksaan BNO/IVP
g) Gangguan sistem endoktrin dan metabolic Manfaat, efektivitas tindakan, dan masalah-masalah
lain pada tindakan berikut ini:
(1) Pemberian insulin
(2) Mengambil darah untuk pemeriksaan gula darah
h) Gangguan sistem pernafasan Manfaat, efektivitas tindakan, dan masalah-masalah lain pada
tindakan berikut ini:
(1) Melakukan pemerikasaan neurologis
(2) Mengidentifikasi tanda tekanan intrakranial tanda peningkatan
(3) Pemberian posisi untuk mengurangi peningkatan tekanan intrakranial
(4) Menyiapkan klien untuk tindakan lumbal fungsi
(5) Menyiapkan klien untuk tindakan EEG, CT scan
(6) Marawat anak dengan trepanasi
(7) Merawat anak dalam keadaan kejang
I .Gangguan sistem persepsi sensori
1) Melakukan perawatan hidung, mata, telinga
J.) Gangguan sistem integumen Manfaat, efektivitas tindakan, dan masalah lain pada tindakan
berikut ini. masalah
(1) Melakukan perawatan luka
(2) Merawat bayi/anak dengan varisela
(3) Merawat bayi anak dengan morbili
(4) Merawat anak dengan infeksi jamur
k) Masalah pelaksanaan MTBS Bayi Muda (< 2 bulan) dan 2 bulan sampai dengan 5 tahun.
Manfaat, efektivitas tindakan, dan masalah-masalah lain pada tindakan berikut ini:
(1) Mengenal gejala awal penyakit yang mengancam kehidupan
(2) Klasifikasi penyakit
.4 Ilmu Keperawatan Medikal Bedah dan Gawat Darurat
Lingkup masalah penelitian ilmu keperawatan medical bedah difokuskan pada asuhan
keperawatan melalui pendekatan proses keperawatan. Topic masalah didasrkan pada gangguan
sistem tubuh yang umum terjadi pada klien dewasa
a. Ilmu Keperawatan Medikal Bedah Empat penyakit penyebab kematian tertinggi di Indonesia
jantung, stroke, cancer, ginjal.

a. Sistem kekebalan tubuh


1) Pengaruh program latihan fisik secara teratur terhadap fungsi imunitas
2) Pengaruh pemberian vitamin terhadap peningkatan populasi leukosit tertentu
3) Hubungan antara berpikir positif dengan fungsi imunitas
4) Tindakan pengaruh nyeri apakah yang paling efektif pada nyeri sendi
5) Apakah ada perbedaab kebutuhan psikososial pada klien HIV pada berbagai stadium
6) Keefektifan intervensi nonfarmakologi dalam mengurangi mual dan muntah pada klien kanker
b. Sistem respirasi dan oksigenasi

1) Pengaruh frekuensi perawatan trakeostomi terhadap rata-rata kejadian infeksi


2) Frekuensi kejadian aspirasi pada klien kanker kepala leher
3) Tindakan keperawaran apa yang paling efektif untuk mengurangi dyspnea padaklien dengan
gangguan pernapasan bawah

4) Apakah metode pengukuran sesak dapat diterapkan padaklien kritis dan kronis
5) Bagaimana keefektifan strategi khusus untuk mengurangi sesak seperti relaksasi, latihan,
koping. strategi perawatan diri sendiri?
6) Strategi apakan yang paling efektif untuk mengurangi sesak?
c. Sistem kardiovaskular
1) Keefektifan persiapan kulit terhadap penempatan elektroda untuk memperkecil artefak
2) Pengaruh prosedur keperawatan tertentu terhada disritmia
3) Keakuratan teknik pengukuran berbagai letak tekanan darah
4) Apakah ada perbedaan manifestasi penyakit korte antara pria dan wanita
5) Bagaimana faktor resiko penyakit arteri korner pas klien dengan penyakit vaskular
6) Cara terbaik apakah yang dapat membantu merub kebiasaan gaya hidup klien untuk mencegah
atau mengurangi resiko penyakit kardiovaskular
7) Apakah metode terapi oksigen nasal atau masker leha efektif untuk mempertahankan
keadekuatan Pa02
8) Mengapah pendarahan lebih banyak terjadi pada wanit setela terapi trombolitik
9) Apakah terapi relaksasi lebih efektif daripada imajinasi terbimbing dalam pengendalian mual
pada klien kemotrapi
10) Apakah pendidikan meningkatkan kataatan pada jumlah klien dengan penyakit jantung
d. Sistem persarafan
1) Alat pengkajian neurologi apa yang paling sesuai untuk mengkaji neurologi secara cepat
2) Intervensi keperawatan apakah yang paling baik untuk mencegah gelisah dan agitasi pada
klien dengan penyakit Alzheimer
3)Efek frekuensi pengisapan pada klien trauma kepala terhadap peningkatan TIK
4) Alat pengkajian apakah yang paling baik untuk deteksi dini penurunan kesadaran
5) Kombinasi intervensi apa yang terbaik pada klien dengan nyeri akut setelah pembedahan
6) Apakah sifat perawat menetukan intervensinya pada klien yang mengalami nyeri
7) Intervensi keperawatan nonfarmakologi apa yang dapat membantu mengurangi nyeri dan
kecemasan klien
8) Intervensi keperawatan apa yang paling bermanafaat dalam mengurangi nyeri selama prosedur
penggantian balutan

e. Sistem perkemihan
1) Apakah modifikasi pendidikan dan diet menghambat serangan gagal ginjal
2) Perbedaan stressor psikologi dan stressor fisiologi padaklien hemodialysis dan dialisi
peritoneal
3) Metode koping apakah yang paling efektif atau yang lazim digunakan pada klien gagal
ginjal / hemodialysis
f. Sistem pencernaan
1) Metode apakah yang efektif untuk mengurangi nyeri stomatitis
2) Adakah peran pengolaan stress dan pengobatan stomatitis
3) Hubunganantar ketaatan diet, minum antasida, dan perubahan gaya hidup terhadap serangan
tukak peptik
4) Peran perawat dalam membantu penyesuaian klien terhadap ostomi (misalnya hubungan
sosial, seksual)
5) Pengaruh intervensi keperawatan klien hepatitis yang mengalami isolasi sosial
6) Intervensi keperawatan apa yang paling baik untuk mengurangi gatal yang disertai icterus
7) Intervensi keperawatan apa yang paling baik untuk mencegah diare pada klien yang
memperoleh tube feeding
g. Sistem endokrin
1) Keefektifan biaya pada pemberian terapi antitiroid dan pengbatan tetap iodin (1131)
2) Kondisi yang paling tepat untuk penyimpanan insulin
3) Apakah penggunaan ulang spuit insulm mengontaminasi insulin dan apa efek
metabolismenya
h Sistem sensori persepsi
1) Adakah perbedaan mekanisme koping pada klien penurunan penglihatan akut dan kronis
2) Apakah klien dengan penurunan penglihatan mengalami peningkatan risiko isolasi sosial
selama hospitalisasi
3) Pengetahuan klien tentang kerja obat mempengaruhi pendengaran
i. Sistem musculoskeletal
1) Intervensi keperawatan apa yang paling sesuai pada klien dengan frustasi dan depresi akibat
imobilisasi dan hospitalisasi yang berkepanjangan
j. Lanjut usia
1) Teknik pengkajian spesifikasi apakah yang merefleksikan status hidrasi pada klien lanjut usia
2) Apakah pendekatan video pada penyuluhan perhitungan asupan natrium efektif pada populasi
lanjut usia
a. Lingkup masalah pemelitian kegawatan sistem pernapasan
1. Identifikasi tanda-tanda gawat napas
2.Peran perawat pada tindakan terhadap klien gawat napas
3) Pengembangan teknik fisioterapi dada
a) latihan napas
b) Menepuk
c) Melakukan vibrasi
d) Posisi drainase
e) Mengisap
f) Nebulizing

b. Lingkup masalah penelitihan kegawatan sistem kardiovaskular


1) Identifikasi indikator gawat jantung
2) Peran perawat pada tindakan terhadap klien gawat jantung
c. Lingkup masalah penelitian pada syok
d. Lingkup masalah penelitian kegawatan sistem persarafan
1) Peran perawat pada monitor penigkatan TIK
2) Peran perawat pada tindakan gangguan sistem persarafan
e. Lingkup masalah kegawatan pada sistem musculoskeletal
1) Pengembangan model penanganan kegawatan gangguan sistem musculoskeletal (fraktur,
melakukan teknik pembidaian, melakukan teknik pembalutan: serta menganal; menyiapkan dan
melaksanakan prosedur pemasangan gips)
f.)Lingkup masalah penelitian kegawatan akibat intoksikan
1) Pengambangan model tindakan asuhan keperawat akibat intoksikasi
 Insektisida Napza
 Makanan dan minuman
 Obat-obatan
 Kimia
 Sengatan serangga
 Gigitan ular
g Linkup masalah penelitian kegawatan jiwa 1) Peran perawat pada perwatan kegawtan psikiatri
seperti
 Mengamuk
 Percobaan bunuh diri
 Depresi
2) Menyiapkan, melakukan prosedur pengikatan Penyakit infeksi yang perlu mendapat perhatian
Malaria, TBC, Filariasis, DBD, Penyakit kecacingan Penyakit menular seksual (PMS: GO,
sphillis, HIV AIDS dan lain-lain).
5 Ilmu Keperawatan Kesehatan Jiwa
Lingkup masalah penelitian ilmu keperawatan jiwa ditujukan pada seluruh komponen, meliputi
klien, keluarga, dan masyarakat serta pengembangan model asuhan keperawatan kesehatan jiwa
mulai dari upaya promotif preventif, kuratil, dan rehabilitatif (Barkway, 2009, Muir Cochrane.
Barkway. Nizette, 2010)
a. Lingkup masalah pada penerapan proses keperawatan
1) Pengembangan teknik komunikasi terapeutik
2) Pengembangan pendidikan kesehatan pada klien dan keluarga
3) Pengembangan terapi modalitas keperawatan
4) Peran perawat dalam memfasilitasi klien dan keluarga menggunakan fasilitas dan sarana
pelayanan kesehatan
5) Peran perawat pada kolaborasi dalam penatalaksanaan pengobatan dengan memerhatikan
prinsip (5B1W) serta mendeteksi dan menangani efek samping obat
b. Lingkup masalah penelitian pada analisis proses interaksi (API)
1) Penyusunan API
2) Efektivitas penerapan API
c. Lingkup masalah penelitian pada kedaduratan psikiatri

1) Gaduh Gelisah
-Masalah indikasi dan prinsip pengekangan fisik pada klien yang mengamuk
-Masalah pengekangan fisik yang benar
2) Penelantaran Diri
- Masalah tingkat kebutuhan dasar yang tidak terpenuhi pada klien yang mengalami masalah
penelantaran diri
-Masalah pemenuhan kebutuhan dasar klien denga penelantaran diri
3) Bunuh Diri
-Masalah pelaksanaan pengkajian tingkat resiko bunu diri pada klien
- Masalah identifikasi kategori perilaku bunul diri ancaman bunuh diri, upaya bunuh diri, dan
bunuh din
-Masalah intervensi keperawatan pada klien dengan masalah resiko bunuh diri
d. Lingkup masalah penelitian pada terapi keluarga
1) Malasah pendidkan kesehatan pada keluarg berdasarkan kasusu kelolaan (individu)
2) Masalah pendidikan kesehatan (kelompok) mengenai perawatan klien perasaan pada keluarga
keluarga dalam
-Selama dirawat di Rumah Sakit (RS)
-Selama klien cuti
-Setelah klien pulang dari Rumah Sakit (RS)
3) Masalah Penyuluhan Kesehatan Masyarakat Rumah Sakit (PKMRS) secara rutin disesuaikan
dengan jadwal ruangan jiwa
e. Lingkup masalah penelitian terapi lingkungan manipulasi lingkungan
1) masalah kunjungan rumah pada klien kelolaan
2) masalah penyuluhan pada keluarga/ masyarakat sekitar
f. Lingkup masalah penelitian terapi modalitas\
1) Psikofarmaka
-Masalah penerapan asuhan prinsip 5B1W dalam pemberian obat
-Masalah farmakokinetikilan farmakodinamik obat yang diberikan
-Masalah identifikasi dan menanganiefek samping obat
2) Terapi elektrokonvulsit (electriconvulst therapy ECT)

-Persiapan alat
-.Persiapan khen dan pengaturan posisi
-Observasi masalah pada pascaETC dan
3) Terapi okupasi penanganannya
-Memfasilitasi dan mengoordinasikan klien dalam pelaksanaan terapi okupasi
-Kerja sama dengan terapis yang ada di ruangan
4) Terapi aktivitas kelompok (TAK) merencanakan TAK. melaksanakan TAK. dan melaporkan
hasil TAK
6 Ilmu Keperawatan Komunitas, Keluarga dan Gerontik
Lingkup masalah penelitian keperawatan komunitas adalahpengkajian tentang kondisi kesehatan
dari suatu masyarakat, yang meliputi pemeliharaan kesehatan di masyarakat, peran serta
masyarakat dalam kesehatan, peningkatan kesehatan lingkungan, pendekatan multisektoral, dan
pengembangan pengguanaan teknologi tepat guna untuk masyarakat
1 Komunitas
a Pengkajian tentang pelayanan kesehatan kepa kebutuhan kesehatan masyarakata sesuai dengan
melalui upaya pokok puskesmas yang ada di Indonesia
b.Pengkajian tentang pelayanan kesehatan di dalam dan lua gedung puskesmas
c Identifikasi masalah kesehatan prioritas di wilayah kerja puskesmas
d.Menyusun rencana strategis untuk menghentikan kendala terhadap pencapaian program
kesehatan di puskesmas
e Pendekatan peran serta masyarakat secara aktif.
f. Masalah penerapan proses keperawatan di komunitas (pengkajian. diagnosis, perencanaan, dan
evaluasi)
g. Identifikasi dan pemberdayaan sumber-sumber yang ada konteks di masyarakat dalam
komunitas asuha keperawatan
h Penerapan model asuhan keperawatan (pengkajian diagnosis, perencanaan, peleksanaan, dan
evaluasi kepada kelompok khusus yang ditemui di wilayah kerja asuhan keperawatan komunitas.
i. Pemberdayaan masyarakat dengan Modal sosial dan Kearifan lokal.
.2 Keluarga
a. Komunikasi keluarga terapeutik setiap berhubungan dengan
b. Identifikasi keluarga yang perlu mendapat asuhan keperawatan
c.Identifikasi kemampuan, kelemahan, kesempatan, dan bahaya yang dimiliki oleh keluarga
binaannya.
d. Penerpan proses keperawatan (pengkajian, diagnosis, perencanaan, peleksanaan, dan evaluasi)
e. Menyusun media dan strategi pendidikan kesehatan yang tepat bagi keluarga biasanya sesuai
dengan masalah kesehatan
f.Memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga hinaannya sesuai dengan masalah
kesehatan
g. Mendayagunakan kemampuan keluarga sebagai upaya promotif dan preventif
h Melakukan evaluasi terhadap hasil asuhan keperawatan keluarga yang telah dilakukan
3 Gerontik
a. Identifikasi masalah masalah kelsehatan lansia di keluarga. komunitas, dan institusi layanan
(depresi, ketergantungan, gangguan fisik, demensia, dll)
b Pengembangn model asuhan keperawatan (pengkajian, diagnosis, perencanaan, peleksanaan,
dan evaluasi) kepada lansia sebagai individu yang tinggal dalam keluarga: panti/institusi
pelayanan kesehatan
c.Pemanfaatan sumber-sumber yang ada di masyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatan
lansia
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
 Pelaksanaan proses keperawatan secara umum bertujuan untuk menghasilkan asuhan
keperawatan yang berkualitas sehingga berbagai masalah kebutuhan klien dapat
teratasi.Untuk mencapai kebutuhan secara umum,dalam proses keperawatan terdapat
beberapa tujuan khusus sesuai dengan tahapan dari proses
keperawatan,diantaranya:pertama,dapat mengidentifikasi berbagai kebutuhan dasar
manusia yang dibutuhkan;kedua,dapat menentukan diagnosis keperawatan yang ada
pada manusia setelah dilakukan identifikasi;ketiga,dapat menentukan rencana
tindakan  yang akan dilakukan setelah diagnosis ditegakkan;keempat,dapat
melaksanakan tindakan keperawatan setelah direncanakan;kelima,dapat mengetahui
perkembangan pasien dari berbagai tindakan yg telah dilakukan,untuk menentukan
tingkat keberhasilan.serta menggunakan keahlian demi kebutuhan khusus klien,pelayanan
yang diberikan pada kliennya didasarkan pada kebutuhan yang objektif.

2. Saran
Perawat sebagai garda terdepan dari pelayanan kesehatan dan sebagai mitra dokter
(bukan sebagai pembantu dokter) sudah seharusnya mampu untuk memberikan pelayanan
kesehatan secara maksimal dengan didukung dengan ilmu pengetahuan kesehatan,
terutama ilmu keperawatan.
Perawat sebagai seorang anggota tim kesehatan, dalam memberikan askep (asuhan
keperawatan) terhadap klien haruslah dapat memberikan informasi tentang klien yang
dirawatnya secara akurat dan komplit dan dalam waktu dan cara yang memungkinkan.
Seorang klien tergantung pada pemberi perawatan untuk mengkomunikasikan kepada
yang lainnya untuk memastikan mutu terbaik dari perawatan, sesuai dengan ilmu
keperawatan yang dimilikinya.
DAFTAR PUSTAKA

lutfifa.blogspot.co.id/2012/07/teteori-dan-model-keperawatan.html.
http://rachmad-tensei.blogspot.co.id/2011/04/riset-keperawatan.html
www.authorstream.com/.../tetriaadwinelda-2099889-riset-keperawatan.com
Debora, Ina. 2022.Buku Ajar Pengantar Riset Keperawatan . Surabaya:CV. Global Aksara Pers

Anda mungkin juga menyukai