METEODOLOGI PENELITIAN
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
Berkat dan RahmatNya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas Metodologi Penelitian ini
dengan baik. Dimana tugas ini Penulis sajikan dalam bentuk yang sederhana, yaitu membahas
seputar Peran Penelitian Dalam Upaya Mengembangkan Profesi Keperawatan Dan
Mengamati Fenomena Keperawatan” Maksud dan tujuan dari penulisan tugas ini adalah untuk
memenuhi tugas mata kuliah Metodologi Penelitian.
Kami merasa bahwa dalam pembuatan tugas ini masih menemui beberapa kesulitan dan
hambatan, disamping itu juga kami menyadari bahwa dalam penulisan tugas ini masih jauh dari
sempurna dan masih banyak kekurangan-kekurangan lainnya, maka dari itu kami mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Menyadari penulisan tugas ini tidak lepas
dari bantuan berbagai pihak, maka pada kesempatan ini kami menyampaikan ucapan terima
kasih yang setulus-tulusnya kepada :
1. Dr.Ina Debora Ratu Ludji,SKp.,M.Kes selaku dosen pembimbing
Dengan terselesaikannya makalah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi penulis terutama
para pembaca pada umumnya
Penulis
DAFTAR ISI
Kata pengantar………………………………………………………………………………I
Daftar isi……………………………………………………………………………………..II
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar belakang…………………………………………………………………………..1
B. Rumusan masalah………………………………………………………………………..2
C. Tujuan masalah…………………………………………………………………………..2
BAB ll PEMBAHASAN
1. Dasar –dasar keperawatan…………………………………………………………3
2. Pentingnya riset keperawatan………………………………………………………4
3. Keterkaitan antara riset keperawatan dengan dunia keperawatan……………...5
4. Hubungan teori, praktik dan riset keperawatan…………………………………..5
5. Karakteristik dan prioritas riset keperawatan…………………………………….6
6. Metode riset keperawatan kuantitatif dan kualitatif……………………………...8
7. Langkah –langkah kegiatan riset…………………………………………………...8
BAB lll PENUTUP
1.Kesimpualan……………………………………………………………………………….10
2. Saran…………………………………………………………………………………….. ..10
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
.
B.RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana hubungan keperawatan dengan praktik dan riset perkembangan keperawatan ?
C.TUJUAN
1. untuk mengetahui hubungan keperawatan dengan praktik dan riset perkembangan
keperawatan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. TINJAUAN PUSTAKA
1. Jurnal:
Topik: GAMBARAN KEPUASAN IBU HAMIL TERHADAP PELAYANAN ANTENATAL CARE DI PUSKESMAS
GETASAN KABUPATEN SEMARANG
Author: Aghny Auliya Nissa1, Surjani2 , Eko Mardiyaningsih3 Program Studi S1 Keperawatan STIKES
Ngudi Waluyo Ungaran Email : eko_yans@yahoo.co.id
Tujuan: antenatal care adalah mendeteksi komplikasi selama kehamilan yang dapat mengancam jiwa ibu
dan bayi
Hasil: Analisa univariat didapatkan data bahwa sebagian besar responden (48,5%) mengatakan bahwa
cukup puas dengan pelayanan antenatal care , sedangkan dalam kategori puas (36,3%) dan sedikitnya
responden mengatakan (15,2%) kurang puas dengan pelayanan antenatal care.
Kesimpulan: Ibu hamil diharapkan secara rutin melakukan antenatal care, agar dapat diketahui
perkembangan kehamilannya sehingga terjadinya komplikasi selama kehamilan dapat dicegah secara
dini.
2. Nama jurnal: Peran Penelitian Dalam Upaya Mengembangkan Profesi Keperawatan Dan
Mengamati Fenomena Keperawatan”
Topik: HUBUNGAN KONFLIK PERAN GANDA DAN BEBAN KERJA DENGAN PERILAKU CARING PERAWAT DI
RUANG RAWAT INAP RSUD BATARA GURU BELOPA KABUPATEN LUWU PROVINSI SULAWESI SELATAN
TAHUN 2016
Tujuan: bertujuan untuk mengetahui hubungan konflik peran ganda dan beban kerja dengan
perilaku caring perawat di ruang rawat inap RSUD Batara Guru Belopa kabupaten Luwu. Jenis penelitian
adalah deskriptif analitik dengan pendekatan cross-sectional
Metode: Jenis penelitian adalah survei analitikdengan desain (cross sectional). Populasi penelitian
seluruh perawat wanita yang telah menikah di ruang
Hasil: Hasil penelitian Persatuan Perawatan Nasional Indonesia (PPNI) bahwa perawat
mengalami stress kerja, menyatakan keluhan sering merasa pusing, lelah, tidak ada istirahat, antara lain
dikarenakan beban kerja yang terlalu tinggi dan pekerjaan yang menyita waktu. Beban kerja bersifat fisik
meliputi mengangkat pasien, memandikan pasien, membantu pasien ke kamar mandi, mendorong
peralatan kesehatan, merapikan tempat tidur pasien, mendorong brankart pasien. Sedangkan beban
kerja yang bersifat mental dapat berupa bekerja dengan shift atau bergiliran, kompleksitas pekerjaan
(mempersiapkan mental dan rohani pasien dan keluarga terutama bagi yang akan memerlukan operasi
atau dalam keadaan kritis), bekerja dengan ketrampilan khusus dalam merawat pasien, tanggung jawab
terhadap kesembuhan serta harus menjalin komunikasi dengan pasien (Prihartini, 2010).
Kesimpulan: Penelitian meyimpulkan ada hubungan konflik peran ganda dengan perilaku caring perawat
wanita di ruang perawatan RSUD Batara Guru Kabupaten Luwu (p = 0.041, OR : 5.333) dan tidak ada
hubungan beban kerja dengan perilaku caring perawat wanita di ruang perawatan RSUD Batara Guru
Kabupaten Luwu
2. Nama jurnal: Peran Penelitian Dalam Upaya Mengembangkan Profesi Keperawatan Dan
Mengamati Fenomena Keperawatan”
Author: Tri Mulia Herawati, Rr. Tutik Sri Hariyati, Efy Afifah
Tujuan: mengidentifikasi pengaruh PPB dengan implementasi manajemen nyeri di rumah sakit
Metode: Penelitian ini menggunakan pendekatan crosssectional, dilakukan di unit rawat inap, rumah
sakit. Responden berjumlah 121 perawat di unit rawat inap dengan pengambilan sampel menggunakan
tehnik simple random sampling.
Hasil: Implementasi sistem jenjang karir di rumah sakit menunjukkan adanya hubungan bermakna
dengan implementasi manajemen nyeri yaitu variabel pengembangan profesional berkelanjutan (p=
0,027). Karakteristik perawat klinik di unit rawat inap berdasarkan jenis kelamin yaitu sebagian besar
perempuan (92, 6%). Berdasarkan pendidikan terakhir sebagian besar berpendidikan D3 Keperawatan
(90,1%) dan mayoritas sistem jenjang karir perawat klinik di unit rawat inap rumah sakit berada pada
jenjang junior nurse yaitu sebanyak 83 orang (68,6%) dengan rincian 80 orang (66, 12%) berpendidikan
D3 Keperawatan dan 3 orang (2,48%) berpendidikan S1 keperawatan.
Kesimpulan: Jenjang karir keperawatan merupakan proses kehidupan dan pengembangan profesional
keperawatan secara terus menerus. PPB merupakan variabel yang paling berhubungan
B PEMBAHSAN
1. Dasar-Dasar Riset Keperawatan
3. Daya ingat. Kemampuan mengingat merupakan suatu syarat penting yang perlu dimiliki
perawat dalam melakukan riset Selama melakukan pengamatan untuk mengumpulkan data riset,
tidak semua kegiatan dapat didokumentasikan secara langsung secara tertulis sehingga
diperlukan kemampuan daya ingat untuk didokumentasikan pada waktu yang lain secara cepat
4 Sifat waspada. Dalam melakukan riset keperawatan kewaspadaan diperlukan untuk menyusun
suatu perencanaan (proposal) dan pengumpulan data riset Kewaspadaan pada saat penyusunan
diperlukan agar tujuan riset keperawatan dapat dilakukan dan diperoleh hasil yang optimal.
Kewaspadaan pengumpulan data diperlukan agar data yang diperoleh memiliki akurasi
(ketepatan) yang tinggi
5. Pengamatan akurat. Keakurasian dalam pengamatan diperlukan untuk mengidentifikasi suatu
perubahan kecil yang diberikan subyek dalam riset keperawatan. Semakin akurat pengamatan
semakin baik hasil riset yang dikumpulkan sehingga dapat menggambarkan keadaan yang
sebenarnya,
7. Bekerjasama. Kegiatan riset keperawatan sebenarnya bukan merupakan hasil karya individu
tetapi merupakan hasil dari kontribusi orang lain. Sebagai ilustrasi: pada saat pengumpulan data
pasien, pasien merupakan subyek riset yang dapat menentukan data yang diperoleh perawat
dapat tidak akurat, agar data yang diperoleh akurat kerja sama perawat dengan pasien sangat
diperlukan. Ilustrasi ini menggambarkan bahwa dalam riset keperawatan sangat diperlukan kerja
sama.
8 Schat. Suatu kegiatan riset keperawatan memerlukan kesiapan dan kemampuan perawat untuk
melakukan secara tepat dan cepat, sehingga riset ini diperlukan seorang perawat yang memiliki
kesehatan yang prima secara fisik dan jiwa.
9. Motivasi tinggi. Setiap perawat yang melakukan riset diperlukan daya, upaya, dan komitmen
yang optimal untuk mengembangkan teori keperawatan. Tindakan yang demikian merupakan
bentuk motivasi internal yang tinggi.
10.Jujur. Kegiatan riset keperawatan tidak setiap saat mendapat asupan dan supervisi dari orang
lain. Kegiatan perencanaan dan pelaksanaan riset sepenuhnya menjadi tanggung jawab periset.
Oleh karena itu diperlukan kejujuran yang berasal dari periset, sehingga akan diperoleh hasil
riset yang baik dan bermutu untuk pengembangan teori keperawatan. Kejujuran yang perlu
dilakukan oleh periset adalah mengungkapkan keadaan dan hasil yang sebenarnya.
Riset keperawatan tidak dapat dilepasakan dari elemen keperawatan lain secara
menyeluruh. Konsep-konsep yang terkait dengan riset keperawatan digambarkan dalam
satu rentang dari dunia empirik yang konkrit sampai filosofi keperawatan yang bersifat
sangat abstrak, dan sebaliknya.
Keterkaitan riset keperawatan dengan dunia keperawatan (sumber Burns &
Grove, 1993)terlihat komponen keperawatan dalam rentang yang meliputi pemikiran dari
konkrit hingga abstrak atau sebaliknya, dunia empirik (praktik keperawatan), uji realitas
(riset), proses berfikir abstrak, ilmu, teori, pengetahuan dan fisolofi. Pemikiran tentang
keperawatan berkembang sepanjang rentang dari konkrit keabstrak yang menunjukkan
bahwa pemikiran tentang keperawatan dapat berkembang baik dari konkrit keabstrak
maupun dari abstrak ke konkrit. Pemikiran yang konkrit (concrete thinking) berorientasi
pada sesuatu yang dapat disentuh atau peristiwa yang dapat diamati dan dialami dalam
kehidupan nyata. Jadi fokus pemikiran konkrit adalah kejadian langsung yang dibatasi
oleh waktu dan ruang. Penyelesaian masalah dianggap sesuatu yang penting hanya jika
dapat memberikan pengaruh secara langsung.
Pemikiran abstrak menurut Burns & Grove (1993) berorientasi pada
pengembangan ide tanpa penerapan atau hubungan dengan hal tertentu, tetapi cenderung
mencari arti, pola, hubungan dan implikasi yang bersifat filosofis. Tiga proses berpikir
yang penting adalah introspeksi, intuisi dan pembenaran. Proses berpikir ini digunakan
dalam praktik keperawatan, mengembangkan danmengevaluasi teori, mengkritik dan
menggunakan teemuan ilmiah, merencanakan dan mengimplementasikan penelitian dan
membangun ilmu pengetahuan (body of knowledge).
Berbeda dengan pemikiran konkrit, pemikiran abstrak tidak dibatasi oleh waktu
dan ruang, dalam kata lain bebas waktu dan ruang. Ilmu dan teori adalah dua hal yang
berbeda tetapi merupakan konsep yang tergantung dan terkait dengan proses berpikir
abstrak. Ilmu adalah tubuh ilmu pengetahuan (body of knowledge) yang terdiri dari
temuan penelitian dan teori yang telah diuji untuk suatu disiplin. Jadi, ilmu terdiri dari
suatu proses (metode ilmiah) dan produk (kumpulan/tubuh ilmu pengetahuan). Ilmu
keperawatan secara bertahap berkembang melalui metode penelitian kuantitatif dan
kualitatif. Sedangkan teori adalah suatu cara untuk menjelaskan beberapa elemen dari
dunia empirik. Teori dikembangkan dan diuji melalui penelitian dan setelah diuji,
berkembang menjadi bagian dari ilmu. Filosofi keperawatan, antara lain perspektif
holistik dan pentingnya kualitas hidup sangat berpengaruh dalam penelitian yang
dilakukan dan pengetahuan yang dikembangkan pada suatu disiplin.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penelitian keperawatan tidak dapat
dipisahkan dari komponen keperawatan lainnya tetapi saling mempengaruhi sehingga
memungkinkan berkenbangnya ilmu pengetahuan keperawatan. Untuk lebih jelasnya
pada bagian berikut ini akan diuraikan tentang hubungan antara teori, praktik dan riset
keperawatan.
2. . Praktik keperawatan sebagai tempat pelayanan kepada pasien atau klien. (1)
selama pelayanan asuhan akan ditemukan hambatan atau kendala atau masalah baru,
sehingga akan memberi kontribusi langsung kepada teor sesua untuk dikembangkan dan
(2) merupakan tempat pelaksanaan riset dan pengumpulan data perencanaan yang telah
dibuat.
3. Riset keperawatan merupakan suatu kegiatan. (1) menghasilkan teori baru
untuk memperkaya khasana feon keperawatan yang akhirnya dapat dikembangkan ilmu
keperawatan yang baru dan (2) hasil riset yang ada harus diterapkan pada praktik
keperawatan untuk menilai efektifitas atau memungkinkan menemukan masalah baru
untuk dicarikan alternatif penyelesaian masalah.
Menurut Garven & Hirnle (1996) prioritas riset keperawatan adalah sebagai berikut :
Pada pendekatan rasional empiris, proses penelitian dimulai dengan adanya problematik
tertentu yang dihadapi oleh peneliti, kemudian maslah ini dikaji secara teoritis, dicari dasar
rasionalnya Berdasarkan kajian teori dan dasar rasional yang telah ada. dirumuskan hipotesis,
yaitu jawabanatau dugaan sementara atas masalah. Kemudian dilakukan pengumpulan data
empiris, dalam rangka menguji hipotesis tersebut diterima atau ditolak
Pendekatan rasional empiris ini mempunyai keunggulan sekaligus mempunyai kelemahan
antara lain:
1) Data empiris dipersiapkan secara khusus untuk menguji hipotetsis yang diajukan, sehingga
validitas dan reliabilitas data dapat dijamin secara optimal.
2) Kesimpulan telah terarah dan terbatas
3) Rasionalisasi terhadap data yang diperoleh terbatasi oleh paradigma teori tertentu, sehingga
temuan yang diperoleh sebatas verifikasi dari teori tersebut
Pada pendekatan empiris- rasional, penelitian dimulai tanpa atau belum adanya
problematik tertentu yang jelas oleh peneliti. Penelitian justru dimulai dengan pengumpulan data
empiris atau berangkat dari data empiris yang telah ada. Berdasarkan data empiris yang telah
didapat atau yang telah ada, dilakukan rasionalisasi atau teoritisasi untuk menfsirkan data
empiris tersebut. Kesimpulan akhir dari penelitian dengan pendekatan ini adalah suatu
generalisasi empiris, konsep atau suatu teori, Jika proposisi atau teori akan diujilagi secara
empiris maka akan menjadi hipotesis Pendekatan ini juga mempunyai keunggulan dan
kelemahan, antara lain.
1) Data tidak dipersiapkan secara khusus untuk mengambil kesimpulan tertentu, sehingga tidak
ada jaminantentang validitas dan reliabilitas yang optimal dari data yang digunakan
2) Tidak terarah pada satu kesimpulan tertentu dan dapat melebar
3) Rasionalisasi atas data empiris yang ada dapat mendalam. karena tidak terbatasi pada
paradigma teori tertentu, dengan demikian temuan bukan sebatas verifikasi teori tertentu, tetapi
dapat menemukan konsep atau teori yang baru
b. Riset Keperawatan
Riset keperawatan memerlukan proses berpikir ilmiah. Secara filsafat ilmu proses
berpikir ilmiah seorang perawat dalam riset keperawatan yaitu LOGICO HYPOTHETICO-
VERIFICATIVE yang artinya buktikan secara logis, tarik hipotesis, dan ajukan bukti empiris.
Penjelasannya yaitu:
1. LOGICO. Merupakan suatu proses berpikir logis yang dibedakan menjadi berpikir
induktif dan berpikir deduktif. Saat berpikir logis seorang perawat harus memiliki fakta yang
akurat berasal dari praktik keperawatan dan kesenjangan teori yang diterapkan dalam praktik
keperawatan Berdasar fakta dan kesenjangan selanjutnya dianalisis dan ditarik suatu simpulan.
2. HYPOTHETICO. Simpulan yang dirumuskan berasal dari proses berpikir logis
(logico) berbasis fakta dan teori Simpulan tersebut merupakan simpulan sementara atau
hipotesis atau hypothetico setelah menganalisis suatu teori dan fakta. Hipotesis sendiri berasal
dari dua kata yaitu hipo berarti lemah dan tesis berarti pernyataan Secara harfiah, hipotesis
adalah suatu pernyataan yang lemah dan perlu dibuktikan kebenarannya. Untuk membuktikan
kebenaran suatu hipotesis diperlukan kegiatan verifikasi atau pembuktian.
3. VERIFICATIVE. Suatu kegiatan perawat yang harus dilakukan untuk membuktikan
hipotesis yang telah ditetapkan. Pembuktian yang dilakukan haruslah diperoleh informasi atau
data yang sesuai dengan hipotesis pada tempat yang dimana obyek yang tersebut dalam hipotesis
berada. Pada kegiatan verifikasi ini, keadaan harus ditentukan oleh perawat.
Dalam melakukan logico - hypothetico verificative ini, perawat perlu memiliki
kemampuan menulis yang sederhana dan lugas, Sederhana dan lugas bermaksud bahwa
kalimat yang ditulis hanya terdiri beberapa kata tetapi padat makna. Teladan proses
berpikir dan kemapuan menulis seperti di bawah.
Data/fakta: Dua desa berlainan mempunyai penduduk tradisonal yang memelihara
ayam petelur. Desa pertama telurnya dijual, desa kedua telurnya dimakan oleh anggota
keluarga. Pada satu saat dilakukan pengukuran, penduduk desa kedua relatif sehat.
Dapat disimpulkan bahwa: Penduduk yang makan telur kesehatannya dalam
kondisi baik atau Telur berpengaruh positif terhadap kesehatan.
Verifikasi: Pembuktian pada situasi yang mirip.
Ilmu Keperawatan Dasar dengan fokus masalah penelitiannya adalah: 1) Pengembangan konsep
dan teon keperawatan (2) kebutuhan dasar manusia (sebab tidal terpenuhinya kebutuhan dasar
manusia melalui pendekatan proses keperawatan yang meliputi faktor-faktor yang
mempengaruhi pemenuhan kebutuhan mekanisme fisiopatobiologis, dan masalah-maslah yang
sering terjadi pada pemenuhan kebutuhan dasar manusia (3) pendidikan keperawatan (4)
Manajemenkeperawatan dan (5) Peran organisasi profesi (Persatuan Perawat Nasional Indonesia-
PPNI)
b) Gangguan sisten kardiovaskular Manfaat, efektivitas tindakan, dan masalah-masalah lain pada
tindakan berikut ini
(1) Pemeriksaan elektrokardiogram (EKG
(2) Mengukur intraventricular pressure (IVP)
(3) Mengukur tekanan vena sentral (CVP)
(4) Pemasangan infus
(5) Perawatan pra dan pascaoperasi
(6) Disease shock c) Gangguan sistem pencernaan
Manfaat, efektivitas tindakan, dan masalah-masalah lain pada tindakan berikut ini
(1) Memelihara kebersihan mulut
(2) Pemasangan NTG
(3) Melakukan bilas lambung
(4) Pemberian makan lewat oral/NTG/parenteral
(5) Memberikan huknah / gliserin / barium enema obat suppositoria
(6) Mengambil usapan rektrum
(7) Mengukur lingkar abdomen
d) Gangguan sistem hematologi dan onkologi Manfaat, efektivitas tindakan, dan masalah-
masalah lain pada tindakan berikut ini:
(1) Merawat klien untuk tindakan transfuse
(2) Pengambilan laboratorium darah untuk pemeriksaan
(3) Mengambil darah untuk pemerikasaan gula darah
(4) Memberikan cairan malalui vena dengan jarum bersayap
(5) Menolong klien dengan pendarahan hidung dan gangguan pada sistem hematologi
(6) Menolong klien bayi dengan pendarahan tali pusat (IM)
(7) Memberikan injeksi melalui intramuscular (8) Memberikan injeksi melalui intravena (IV)
4) Apakah metode pengukuran sesak dapat diterapkan padaklien kritis dan kronis
5) Bagaimana keefektifan strategi khusus untuk mengurangi sesak seperti relaksasi, latihan,
koping. strategi perawatan diri sendiri?
6) Strategi apakan yang paling efektif untuk mengurangi sesak?
c. Sistem kardiovaskular
1) Keefektifan persiapan kulit terhadap penempatan elektroda untuk memperkecil artefak
2) Pengaruh prosedur keperawatan tertentu terhada disritmia
3) Keakuratan teknik pengukuran berbagai letak tekanan darah
4) Apakah ada perbedaan manifestasi penyakit korte antara pria dan wanita
5) Bagaimana faktor resiko penyakit arteri korner pas klien dengan penyakit vaskular
6) Cara terbaik apakah yang dapat membantu merub kebiasaan gaya hidup klien untuk mencegah
atau mengurangi resiko penyakit kardiovaskular
7) Apakah metode terapi oksigen nasal atau masker leha efektif untuk mempertahankan
keadekuatan Pa02
8) Mengapah pendarahan lebih banyak terjadi pada wanit setela terapi trombolitik
9) Apakah terapi relaksasi lebih efektif daripada imajinasi terbimbing dalam pengendalian mual
pada klien kemotrapi
10) Apakah pendidikan meningkatkan kataatan pada jumlah klien dengan penyakit jantung
d. Sistem persarafan
1) Alat pengkajian neurologi apa yang paling sesuai untuk mengkaji neurologi secara cepat
2) Intervensi keperawatan apakah yang paling baik untuk mencegah gelisah dan agitasi pada
klien dengan penyakit Alzheimer
3)Efek frekuensi pengisapan pada klien trauma kepala terhadap peningkatan TIK
4) Alat pengkajian apakah yang paling baik untuk deteksi dini penurunan kesadaran
5) Kombinasi intervensi apa yang terbaik pada klien dengan nyeri akut setelah pembedahan
6) Apakah sifat perawat menetukan intervensinya pada klien yang mengalami nyeri
7) Intervensi keperawatan nonfarmakologi apa yang dapat membantu mengurangi nyeri dan
kecemasan klien
8) Intervensi keperawatan apa yang paling bermanafaat dalam mengurangi nyeri selama prosedur
penggantian balutan
e. Sistem perkemihan
1) Apakah modifikasi pendidikan dan diet menghambat serangan gagal ginjal
2) Perbedaan stressor psikologi dan stressor fisiologi padaklien hemodialysis dan dialisi
peritoneal
3) Metode koping apakah yang paling efektif atau yang lazim digunakan pada klien gagal
ginjal / hemodialysis
f. Sistem pencernaan
1) Metode apakah yang efektif untuk mengurangi nyeri stomatitis
2) Adakah peran pengolaan stress dan pengobatan stomatitis
3) Hubunganantar ketaatan diet, minum antasida, dan perubahan gaya hidup terhadap serangan
tukak peptik
4) Peran perawat dalam membantu penyesuaian klien terhadap ostomi (misalnya hubungan
sosial, seksual)
5) Pengaruh intervensi keperawatan klien hepatitis yang mengalami isolasi sosial
6) Intervensi keperawatan apa yang paling baik untuk mengurangi gatal yang disertai icterus
7) Intervensi keperawatan apa yang paling baik untuk mencegah diare pada klien yang
memperoleh tube feeding
g. Sistem endokrin
1) Keefektifan biaya pada pemberian terapi antitiroid dan pengbatan tetap iodin (1131)
2) Kondisi yang paling tepat untuk penyimpanan insulin
3) Apakah penggunaan ulang spuit insulm mengontaminasi insulin dan apa efek
metabolismenya
h Sistem sensori persepsi
1) Adakah perbedaan mekanisme koping pada klien penurunan penglihatan akut dan kronis
2) Apakah klien dengan penurunan penglihatan mengalami peningkatan risiko isolasi sosial
selama hospitalisasi
3) Pengetahuan klien tentang kerja obat mempengaruhi pendengaran
i. Sistem musculoskeletal
1) Intervensi keperawatan apa yang paling sesuai pada klien dengan frustasi dan depresi akibat
imobilisasi dan hospitalisasi yang berkepanjangan
j. Lanjut usia
1) Teknik pengkajian spesifikasi apakah yang merefleksikan status hidrasi pada klien lanjut usia
2) Apakah pendekatan video pada penyuluhan perhitungan asupan natrium efektif pada populasi
lanjut usia
a. Lingkup masalah pemelitian kegawatan sistem pernapasan
1. Identifikasi tanda-tanda gawat napas
2.Peran perawat pada tindakan terhadap klien gawat napas
3) Pengembangan teknik fisioterapi dada
a) latihan napas
b) Menepuk
c) Melakukan vibrasi
d) Posisi drainase
e) Mengisap
f) Nebulizing
1) Gaduh Gelisah
-Masalah indikasi dan prinsip pengekangan fisik pada klien yang mengamuk
-Masalah pengekangan fisik yang benar
2) Penelantaran Diri
- Masalah tingkat kebutuhan dasar yang tidak terpenuhi pada klien yang mengalami masalah
penelantaran diri
-Masalah pemenuhan kebutuhan dasar klien denga penelantaran diri
3) Bunuh Diri
-Masalah pelaksanaan pengkajian tingkat resiko bunu diri pada klien
- Masalah identifikasi kategori perilaku bunul diri ancaman bunuh diri, upaya bunuh diri, dan
bunuh din
-Masalah intervensi keperawatan pada klien dengan masalah resiko bunuh diri
d. Lingkup masalah penelitian pada terapi keluarga
1) Malasah pendidkan kesehatan pada keluarg berdasarkan kasusu kelolaan (individu)
2) Masalah pendidikan kesehatan (kelompok) mengenai perawatan klien perasaan pada keluarga
keluarga dalam
-Selama dirawat di Rumah Sakit (RS)
-Selama klien cuti
-Setelah klien pulang dari Rumah Sakit (RS)
3) Masalah Penyuluhan Kesehatan Masyarakat Rumah Sakit (PKMRS) secara rutin disesuaikan
dengan jadwal ruangan jiwa
e. Lingkup masalah penelitian terapi lingkungan manipulasi lingkungan
1) masalah kunjungan rumah pada klien kelolaan
2) masalah penyuluhan pada keluarga/ masyarakat sekitar
f. Lingkup masalah penelitian terapi modalitas\
1) Psikofarmaka
-Masalah penerapan asuhan prinsip 5B1W dalam pemberian obat
-Masalah farmakokinetikilan farmakodinamik obat yang diberikan
-Masalah identifikasi dan menanganiefek samping obat
2) Terapi elektrokonvulsit (electriconvulst therapy ECT)
-Persiapan alat
-.Persiapan khen dan pengaturan posisi
-Observasi masalah pada pascaETC dan
3) Terapi okupasi penanganannya
-Memfasilitasi dan mengoordinasikan klien dalam pelaksanaan terapi okupasi
-Kerja sama dengan terapis yang ada di ruangan
4) Terapi aktivitas kelompok (TAK) merencanakan TAK. melaksanakan TAK. dan melaporkan
hasil TAK
6 Ilmu Keperawatan Komunitas, Keluarga dan Gerontik
Lingkup masalah penelitian keperawatan komunitas adalahpengkajian tentang kondisi kesehatan
dari suatu masyarakat, yang meliputi pemeliharaan kesehatan di masyarakat, peran serta
masyarakat dalam kesehatan, peningkatan kesehatan lingkungan, pendekatan multisektoral, dan
pengembangan pengguanaan teknologi tepat guna untuk masyarakat
1 Komunitas
a Pengkajian tentang pelayanan kesehatan kepa kebutuhan kesehatan masyarakata sesuai dengan
melalui upaya pokok puskesmas yang ada di Indonesia
b.Pengkajian tentang pelayanan kesehatan di dalam dan lua gedung puskesmas
c Identifikasi masalah kesehatan prioritas di wilayah kerja puskesmas
d.Menyusun rencana strategis untuk menghentikan kendala terhadap pencapaian program
kesehatan di puskesmas
e Pendekatan peran serta masyarakat secara aktif.
f. Masalah penerapan proses keperawatan di komunitas (pengkajian. diagnosis, perencanaan, dan
evaluasi)
g. Identifikasi dan pemberdayaan sumber-sumber yang ada konteks di masyarakat dalam
komunitas asuha keperawatan
h Penerapan model asuhan keperawatan (pengkajian diagnosis, perencanaan, peleksanaan, dan
evaluasi kepada kelompok khusus yang ditemui di wilayah kerja asuhan keperawatan komunitas.
i. Pemberdayaan masyarakat dengan Modal sosial dan Kearifan lokal.
.2 Keluarga
a. Komunikasi keluarga terapeutik setiap berhubungan dengan
b. Identifikasi keluarga yang perlu mendapat asuhan keperawatan
c.Identifikasi kemampuan, kelemahan, kesempatan, dan bahaya yang dimiliki oleh keluarga
binaannya.
d. Penerpan proses keperawatan (pengkajian, diagnosis, perencanaan, peleksanaan, dan evaluasi)
e. Menyusun media dan strategi pendidikan kesehatan yang tepat bagi keluarga biasanya sesuai
dengan masalah kesehatan
f.Memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga hinaannya sesuai dengan masalah
kesehatan
g. Mendayagunakan kemampuan keluarga sebagai upaya promotif dan preventif
h Melakukan evaluasi terhadap hasil asuhan keperawatan keluarga yang telah dilakukan
3 Gerontik
a. Identifikasi masalah masalah kelsehatan lansia di keluarga. komunitas, dan institusi layanan
(depresi, ketergantungan, gangguan fisik, demensia, dll)
b Pengembangn model asuhan keperawatan (pengkajian, diagnosis, perencanaan, peleksanaan,
dan evaluasi) kepada lansia sebagai individu yang tinggal dalam keluarga: panti/institusi
pelayanan kesehatan
c.Pemanfaatan sumber-sumber yang ada di masyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatan
lansia
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Pelaksanaan proses keperawatan secara umum bertujuan untuk menghasilkan asuhan
keperawatan yang berkualitas sehingga berbagai masalah kebutuhan klien dapat
teratasi.Untuk mencapai kebutuhan secara umum,dalam proses keperawatan terdapat
beberapa tujuan khusus sesuai dengan tahapan dari proses
keperawatan,diantaranya:pertama,dapat mengidentifikasi berbagai kebutuhan dasar
manusia yang dibutuhkan;kedua,dapat menentukan diagnosis keperawatan yang ada
pada manusia setelah dilakukan identifikasi;ketiga,dapat menentukan rencana
tindakan yang akan dilakukan setelah diagnosis ditegakkan;keempat,dapat
melaksanakan tindakan keperawatan setelah direncanakan;kelima,dapat mengetahui
perkembangan pasien dari berbagai tindakan yg telah dilakukan,untuk menentukan
tingkat keberhasilan.serta menggunakan keahlian demi kebutuhan khusus klien,pelayanan
yang diberikan pada kliennya didasarkan pada kebutuhan yang objektif.
2. Saran
Perawat sebagai garda terdepan dari pelayanan kesehatan dan sebagai mitra dokter
(bukan sebagai pembantu dokter) sudah seharusnya mampu untuk memberikan pelayanan
kesehatan secara maksimal dengan didukung dengan ilmu pengetahuan kesehatan,
terutama ilmu keperawatan.
Perawat sebagai seorang anggota tim kesehatan, dalam memberikan askep (asuhan
keperawatan) terhadap klien haruslah dapat memberikan informasi tentang klien yang
dirawatnya secara akurat dan komplit dan dalam waktu dan cara yang memungkinkan.
Seorang klien tergantung pada pemberi perawatan untuk mengkomunikasikan kepada
yang lainnya untuk memastikan mutu terbaik dari perawatan, sesuai dengan ilmu
keperawatan yang dimilikinya.
DAFTAR PUSTAKA
lutfifa.blogspot.co.id/2012/07/teteori-dan-model-keperawatan.html.
http://rachmad-tensei.blogspot.co.id/2011/04/riset-keperawatan.html
www.authorstream.com/.../tetriaadwinelda-2099889-riset-keperawatan.com
Debora, Ina. 2022.Buku Ajar Pengantar Riset Keperawatan . Surabaya:CV. Global Aksara Pers