LAPORAN
PRAKTIK KERJA LAPANGAN
RUMAH SAKIT KASIH IBU SURAKARTA
Disusun oleh:
Laurentia Deby Septilianingtyas (161313008)
i
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Praktik Kerja Lapangan di Rumah Sakit Kasih Ibu ini disusun oleh:
Laurentia Deby Septilianingtyas (161313008)
Mahasiswa Program Studi DIII Teknologi Elektromedis Politekik
Mekatronika Sanata Dharma Yogyakarta, yang telah menyelesaikan Praktik Kerja
Lapangan selama 3 bulan, terhitung sejak 2 Januari 2019 – 2 April 2019 dan telah
menyelesaikan laporannya.
Laporan ini telah diteliti dan disetujui pembimbing akademik dan
pembimbing lapangan.
Menyetujui,
Mengetahui,
Galih Yuris P , ST
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan berkat dan kasih karunia-Nya sehingga penulis dapat melaksanakan
dan menyelesaikan Praktik Kerja Lapangan di Rumah Sakit Kasih Ibu dengan
baik serta dapat menyelesaikan laporan akhir tepat waktu dan tanpa adanya
halangan yang berarti.
Laporan Praktik Kerja Lapangan ini disusun berdasarkan apa yang telah
penulis lakukan dan dapatkan saat di lapangan yakni RS. Kasih Ibu Surakarta
yang terhitung dari tanggal 2 Januari 2019 – 2 April 2019 dan sebagai laporan
pertanggungjawaban selama melaksanakan Praktik Kerja Lapangan di Rumah
Sakit Kasih Ibu Surakarta.
Dalam penyusunan laporan hasil Praktik Kerja Lapangan ini penulis banyak
mendapatkan bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh sebab itu penulis
ingin mengucapkan rasa terima kasih kepada:
1. Tuhan Yesus Kristus, yang telah memberi berkat dan kasih karunia serta
keselamatan dan kesehatan selama penulis melaksanakan Praktik Kerja
Lapangan di Rumah Sakit Kasih Ibu Surakarta.
2. Bapak Eko Aris Budi Cahyono, S.T., M.Eng. selaku direktur Politeknik
Mekatronika Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Bapak Bernadinus Sri Widodo, S.T., M.Eng. selaku Kaprodi Teknologi
Elektromedis.
4. Ibu Agatha Mahardika Anugrayuning Jiwatami, S.Si., M.Sc selaku dosen
pembimbing Praktik Kerja Lapangan.
5. Ibu Dr. Ndarumurti Pangesti, SpPD – KEMD selaku direktur Rumah Sakit
Kasih Ibu Surakarta yang telah memberikan izin untuk melaksanakan Praktik
Kerja Lapangan ini.
6. Bapak Galih Yuris P S.T selaku Kepala IPSRS di RS. Kasih Ibu Surakarta,
yang telah menerima penulis untuk melaksanakan Praktik Kerja Lapangan di
bagian Elektromedik dan membimbing penulis di lapangan.
iii
7. Mas Fransiskus Frederik, Mas Hendrikus Akorius dan Mba Maria Ratna
selaku pembimbing lapangan yang dengan sabar memberikan bimbingan dan
nasihat kepada penulis selama melaksanakan Praktik Kerja Lapangan.
8. Para dokter, perawat dan seluruh staf dan karyawan di Rumah Sakit Kasih Ibu
Surakarta yang telah menerima, memberikan masukan dan membimbing
penulis selama melaksanakan Praktik Kerja Lapangan.
9. Keluarga yang selalu memberikan dukungan dan motivasi kepada penulis
selama Praktik Kerja Lapangan.
10. Teman-teman seangkatan dan seperjuangan atas kerja sama dan
kebersamaannya selama berjuang di Politeknik Mekatronika Sanata Dharma.
11. Dan semua pihak yang memberikan bantuan dan dorongan yang tidak dapat
penulis sebut satu persatu sehingga penulis dapat menyelesaikan K Praktik
Kerja Lapangan ini dan menyelesaikan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan Praktik Kerja Lapangan
ini masih jauh dari kata sempurna baik dalam hal penulisan, tata bahasa maupun
isi yang tertuang dalam laporan ini, oleh karena itu kritik dan saran yang
membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan laporan ini.
Akhir kata penulis menyampaikan rasa terima kasih dan berharap laporan
Praktik Kerja Lapangan ini dapat bermanfaat dan menambah ilmu pengetahuan
bagi teman-teman di Politeknik Mekatronika Sanata Dharma.
iv
DAFTAR ISI
v
3.2.2.3 Suction pump .............................................................................. 31
3.2.2.4 Dental Unit.................................................................................. 32
3.2.2.5 Electrocardiograph (ECG) ......................................................... 34
3.2.2.6 Slit lamp ...................................................................................... 35
3.2.2.7 Nebulizer ..................................................................................... 37
3.2.2.8 Dsterile ........................................................................................ 38
3.2.2.9 Clinical Chemistry Analyzer ...................................................... 39
3.2.2.10 Laparoscopy ............................................................................ 41
3.2.2.11 Tensimeter Air Raksa ............................................................. 42
3.2.2.12 Bedside Monitor ...................................................................... 44
3.2.2.13 Tonometer ............................................................................... 45
3.2.2.14 Endoscopy ............................................................................... 46
3.2.2.15 Flashcutter .............................................................................. 48
3.2.2.16 Pulse Oximeter ........................................................................ 49
3.2.2.17 Humphrey Field Analyzer ...................................................... 51
3.2.2.18 Lampu Phototerapy ................................................................ 52
3.2.2.19 Tilting Table ............................................................................ 54
3.2.2.20 Lampu operasi (OK) .............................................................. 55
BAB IV PEMBAHASAN ALAT ....................................................................... 57
4.1 Slit Lamp SL – D301 ............................................................................. 57
4.2 Dental Unit Syncrus GLXF .................................................................. 62
4.3 Infusion pump TE – 112 ....................................................................... 66
4.4 Tensimeter Digital ................................................................................. 75
BAB V INOVASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN ....................................... 83
5.1 Pembuatan Sterilisator Masker N95 .................................................. 83
5.2 Pembuatan Bell Kamar Mandi ........................................................... 84
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN............................................................ 86
6.1 Kesimpulan ........................................................................................... 86
6.1 Saran ...................................................................................................... 86
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 87
LAMPIRAN ......................................................................................................... 90
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
Gambar 3.27 Tilting Table .................................................................................. 54
Gambar 3.28 konektor yang bermasalah Tilting Table ................................... 55
Gambar 3.29 Lampu Operasi kamar bedah .................................................... 55
Gambar 3.30 penggantian saklar lampu operasi ............................................. 56
Gambar 4.1. Slit lamp SL – D301 ....................................................................... 58
Gambar 4.2. Blok Diagram Slit Lamp................................................................ 59
Gambar 4.3. Dental Unit Syncrus GLXF .......................................................... 63
Gambar 4.4. Blok Diagram Dental Unit Syncrus GLXF ................................. 64
Gambar 4.5. Infusion pump TE – 112................................................................ 68
Gambar 4.6 Diagram Blok Infusion Pump ...................................................... 69
Gambar 4.7. bagian depan Infusion Pump ....................................................... 71
Gambar 4.8. bagian dalam Infusion Pump ....................................................... 72
Gambar 4.9. bagian belakang Infusion Pump .................................................. 73
Gambar 4.10. Tensimeter Digital ....................................................................... 77
Gambar 4.11. Fluke ProSim 4 Vital Signs Simulator ....................................... 78
Gambar 4.12. Diagram Blok Tensimeter Digital ............................................. 79
Gambar 5.1 Serilisator Masker N95.................................................................. 83
Gambar 5.2 Blok diagram Serilisator Masker N95 ......................................... 83
Gambar 5.4 Bell Kamar Mandi ........................................................................ 84
Gambar 5.4 Blok diagram Bell Kamar Mandi ................................................ 85
viii
DAFTAR TABEL
ix
BAB I
PENDAHULUAN
1
Berlangsungnya Praktik Kerja Lapangan ini dapat membangun kerjasama antara
Politeknik Mekatronika Snata Dharma dengan Rumah Sakit Kasih Ibu Surakarta
1.2 TUJUAN
Tujuan dari kerja praktik ini diantaranya:
1. Untuk meningkatkan ilmu yang didapat di bangku kuliah dengan terjun
langsung dalam dunia kerja.
2. Untuk mengembangkan kreativitas dan kemampuan mahasiswa dalam
menyelesaikan masalah di dunia kerja
3. Untuk memahami manajemen perawatan dan perbaikan alat medis yang
ada di Rumah Sakit.
4. Untuk memahami Standar Prosedur Operasional (SPO) alat-alat medis
elektronik
5. Untuk dapat terlibat secara langsung dalam team work dan beradaptasi
dalam lingkungan rumah sakit yang sebenarnya
6. Terciptanya suatu hubungan yang sinergis, jelas dan terarah antara dunia
perguruan tinggi dan dunia kerja sebagai pengguna outputnya
1.3 MANFAAT
Manfaat Kerja Praktik bagi Rumah Sakit antara lain :
1. Rumah Sakit akan mendapat bantuan tenaga dari mahasiswa-mahasiswa
yang melakukan kerja praktik.
2. Adanya kerjasama antara dunia pendidikan dengan dunia instansi rumah
sakit sehingga rumah sakit tersebut dikenal oleh kalangan akademis.
2
3. Mahasiswa dapat belajar mandiri, bertanggung jawab, disiplin,
bersosialisasi dan bekerja dalam tim dalam lingkungan pekerjaan.
4. Mahasiswa lebih memiliki kepekaan dan kesiapan mental terhadap
lingkungan kerja yang akan dihadapi.
3
BAB II
RUMAH SAKIT KASIH IBU SURAKARTA
4
dalam memberikan pelayanan kesehatan. Klinik Umum, Klinik Gigi, dan juga
beragam poliklinik spesialis mulai dirintis. Dokter-dokter spesialis dan umum
yang pertama kali berkarya, diantaranya adalah :
1. Dr. Budi Kadarto (ahli bedah)
2. Dr. Hafidh Zaini (ahli kebidanan dan kandungan)
3. Dr. Arini S (ahli penyakit dalam)
4. Dr. Sabdo Waluyo (ahli penyakit anak)
5. Dr. Paul Hardjono sebagai dokter umum
Di bawah kepemimpinan Dr. Lo Siauw Ging, pada tahun 1983-1984
dilakukan perluasan, sehingga kapasitas menjadi 95 tempat tidur.
Dengan adanya kemajuan yang pesat maka direksi mengusulkan perluasan
gedung 5 lantai dan usulan ini disetujui oleh Yayasan Kasih Ibu. Program
perluasan ini memang sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam
Garis Besar Haluan Negara dan Sistem Kesehatan Nasional Departemen
Kesehatan Republik Indonesia, yaitu bahwa masyarakat termasuk swasta ikut
bertanggung jawab dalam memelihara dan mempertinggi derajat kesehatan
masyarakat.
Pelaksanaan pembangunan gedung 5 lantai dengan atap joglo yang
merupakan jati diri daerah Surakarta dimulai tanggal 20 September 1989 ditandai
dengan pemancangan tiang pancang pertama oleh Bapak Walikotamadya
Surakarta, Bapak R. Hartomo, dan selesai tepat waktu tanggal 20 Desember 1990
(15 bulan) dan pada tanggal 2 Februari 1991 dilakukan peresmian oleh Bapak
Gubernur Jawa Tengah, Bapak H. Ismail, dengan kapasitas 145 tempat tidur dan
mempunyai fasilitas-fasilitas baik kamar perawatan maupun peralatan-peralatan
medis canggih yang modern dan pula telah dipikirkan mengenai dampak
lingkungan. Untuk itu telah dibuat “Sistem Sewage Treatment” untuk
pembuangan limbah medis cair, sedangkan untuk limbah medis kering
menggunakan “Incenerator”. Hal ini semuanya mendukung program “Solo
Berseri” khususnya amat penting dalam rangka mendukung pencapaian Adipura
Kencana bagi Kotamadya Surakarta.
Atas kerja keras dan komitment yang tinggi, Rumah Sakit Kasih Ibu di
bawah pimpinan Dr. Lo Siauw Ging sebagai Direktur, berusaha menjadi yang
5
terbaik di Surakarta. Hal tersebut dibuktikan dengan keberhasilan RSU Kasih Ibu
menjadi juara pertama dalam lomba bidang pelayanan kesehatan, kebersihan dan
ketertiban Rumah Sakit tingkat Jawa Tengah pada tahun 1991 dan dalam tahun
yang sama juga menjadi juara pertama lomba Rumah Sakit tingkat Nasional
dalam kategori Rumah Sakit Swasta Klas Utama.
Pada tahun 2001 sampai dengan Februari 2002, dilakukan pembangunan
sistem pengolahan pembuangan limbah medis cair “Sistem Dewats” untuk
menggantikan “Sistem Sewage Treatment”. Dengan menggunakan sistem yang
baru ini, hasil test pengujian air limbah medis memenuhi persyaratan dengan
pengaturan 66 kadar maksimum yang diperbolehkan oleh Standart Baku Mutu
Limbah Cair Bagi Kegiatan Pelayanan Kesehatan Golongan II, SK GUB DIY No.
65 Tahun !999.
Tidak hanya pembangunan fisik saja yang diperhatikan tetapi kemajuan
dalam pelayanan menjadi tujuan utama. Pengembangan Pelayanan Persalinan
yang telah dirintis oleh dr. Hafidh Zaini, SpOG terus dikembangkan, melalui
tenaga yang terampil dan terlatih serta didukung berbagai alat yang canggih,
memberikan pelayanan persalinan yang aman, nyaman dan benar. Peran yang
besar untuk mendukung perkembangan pada awal pertumbuhan Pelayanan Kamar
Bedah telah dilakukan oleh dr. Budi Kadarto, SpB beserta tim bedah RSU
Surakarta yang hingga kini terus berkembang dengan berbagai jenis layanan
bedah maupun dengan peralatan yang semakin canggih.
Pada tahun 1995 RSU Kasih Ibu telah mampu melakukan bedah
laparoscopy, pembedahan dengan luka sangat minimal dan resiko lebih kecil yang
dikerjakan oleh dr. Sugandi, SpB, dokter bedah umum tetap RSU Kasih Ibu. Pada
tahun yang sama dilakukan pembaharuan alat USG. Pengoperasian CT Scan mulai
dilaksanakan pada tahun 2001. Dalam perkembangan selanjutnya RSU Kasih Ibu
berupaya untuk terus menambah jumlah dokter tetapnya baik tenaga dokter
spesialis maupun umum.
Pada tahun 1998 RSU Kasih Ibu mendapat Sertifikasi Akreditasi Penuh
dari Departemen Kesehatan Republik Indonesia sebagai pengakuan bahwa Rumah
Sakit telah memenuhi standar pelayanan Rumah Sakit yang meliputi 5 pokja :
1. Administrasi dan Manajemen
6
2. Pelayanan Medis
3. Pelayanan Gawat Darurat
4. Pelayanan Keperawatan
5. Rekam Medis
Pada tanggal 22 Juli 2009 Rumah Sakit Kasih Ibu Surakarta mendapatkan
Sertifikat Akreditasi Penuh dari Departemen Kesehatan Republik Indonesia
sebagai pengakuan bahwa Rumah Sakit Kasih Ibu telah memenuhi standar
pelayanan Rumah Sakit yang meliputi 12 pokja.
Pada tanggal 1 Maret 2012 Rumah Sakit Kasih Ibu Surakarta mendapatkan
sertifikat sebagai Rumah Sakit Umum Kelas B sesuai dengan Surat Keputusan
Menteri Kesehatan No HK.03.05/1/356/12 tentang Penetapan Kelas Rumah Sakit
Umum Kasih Ibu.
Pada tanggal 26 Januari 2015 Rumah Sakit Kasih Ibu Surakarta
mendapatkan Sertifikat Akreditasi Rumah Sakit dari Komisi Akreditasi Rumah
Sakit dengan predikat Lulus Akreditasi Tingkat Paripurna. Hal ini merupakan
salah satu upaya RS. Kasih Ibu Surakarta untuk tetap mempertahankan mutu
pelayanan dengan menjalankan pelayanan sesuai dengan Standar Akreditasi
Rumah Sakit.
2.2 Visi, Misi, Semboyan Dan Falsafah Rumah Sakit Kasih Ibu Surakarta
2.2.1 Visi
Menjadi Rumah Sakit unggulan dan terpecaya di Surakarta dan
sekitarnya.
2.2.2 Misi
Senantiasa berdedikasi mengutamakan keselamatan pasien dengan
memberikan pelayanan kesehatan secara profesional dan bermutu
tinggi.
2.2.3 Semboyan
“Kasih dalam pelayanan”
2.2.4 Falsafah
Rumah Sakit Kasih Ibu merupakan sarana pelayanan kesehatan
untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
7
2.3 Tujuan Pelayanan Kesehatan Rs. Kasih Ibu Surakarta
Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat serta menurunkan angka
kesakitan dengan menyediakan layanan kesehatan yang bermutu dan mandiri
dalam pengembangan rumah sakit.
8
Gambar 2.2. Tampak Depan Rumah Kasih Ibu Surakarta2
2.5 Secara Khusus Bagian Perawatan
Berikut merupakan alur prosedur perbaikan dan prosedur penyediaan
komponen yang ada di Rumah Sakit Kasih Ibu Surakarta :
User
Pengecekan/Perbaikan
Selesai Pengecekan/Perbaikan
9
Pengembalian alat pada user
Teknisi Mengerjakan
10
BAB III
KEGIATAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
11
3.2.1 Catatan Kegiatan
Nama Mahasiswa : Laurentia Deby Septilianingtyas
Nama Instansi : Rumah Sakit Kasih Ibu Surakarta
Alamat Instansi : Jl. Slamet Riyadi No.404, Purwosari, Laweyan, Kota
Surakarta, Jawa Tengah 57142
Tabel 3.1. Catatan kegiatan kerja praktik1
12
5 06/01/2019 Minggu
Pemasangan saturasi ukuran dewasa
6 07/01/2019 Pengantian kabel ECG karena bagian kabel lead
3 putus
Benerin kabel ground ESU yang lepas dan
mengembalikan alat keruang OK
Menyambung kabel print USG yang putus di
7 08/01/2019 bagian Radiologi
Servis rutin di bangsal Rosela, Ayodia, Wisnu
Mengantar tensimeter digital baru ke poli klinik
Melihat ruang CSSD
Belajar pneumatic kapsul tersangkut saat
pengiriman berlangsung
Belajar reset saat pneumatic dalam keadaan
error
Menyambung bagian elektroda yang patah
dengan lem pada USG di poli klinik
8 09/01/2019
Mengenal ruang laboratorium
Melihat bagian pengontrol lift dan TV dilantai 6
Memperbaiki tensimeter digital
Mengambil alkohol 70% dan manset pada
bessaide monitor di ruang gudang medis lantai 1
Benerin remot
13
Ganti katrid laboratorium lantai 2
12 13/01/2019 Minggu
14
Melepas aling-aling bed pasien di bangsal
19 20/01/2019 Minggu
15
Perbaikan mic poli mata
Perbaikan kabel print MRI yang sering lepas
Melakukan pengesetan remot TV bangsal Wisnu
L
Melakukan pengesetan remot TV poli bedah
umum
Melakukan perbaikan bed side monitor di
Bangsal Amarta
Melakukan perbaikan finger print ICU
Merapikan kabel di apotik
21 22/01/2019 Krisna 3a
Melakukan kalibrasi ECG dari ICU
Mereset pneumatic karena error equipment 33
16
Meperbaiki bell pasien di bangsal indra 1a dan
3b
Mengatur settingan remot TV bangsal wisnu
karena channel ada yang hilang
Mengganti baterai timbangan personalia
26 27/01/2019 Minggu
17
menyala, setelah dibongkar dan dicek ternyata
adaptornya yang rusak
33 03/02/2019 Minggu
18
Menganti Kulkas farmasi OK karena suhunya
kulkas kurang dingin
Memperbaiki Nebulizer kamajaya
Memperbaiki Master nurse call amarta
34 04/02/2019 Melakukan perbaikan starter Lampu phototerapy
Mengambil Steril botol di ruang VK wisnu
Menganti baterai Timbangan digital di ruang
Hemodialisa
Memperbaiki Motor bed pasien
19
Servis rutin di ICU, E-CALL, IGD
40 10/02/2019 Minggu
20
melakukan perbaikan tensimeter poli 5
melakukan perbaikan bed isolasi kamajaya
47 17/02/2019 Minggu
21
Menseting Remot TV di bangsal ismaya
54 24/02/2019 Minggu
57 HCU
Menganti Telepon di ruang farmasi
mengecek UPS
58 28/02/2019 10
memasang TV di ruang istrahat dokter OK
22
memasang TV di bangsal wisnu 1
memperbaiki remot Bed di bangsal kamajaya
mengambil Stetoskop di bangsal wisnu yang
59 01/03/2019 rusak
mengambil dan memperbaiki Infusion pump
HCU ICU
mengambil dan memperbaiki Infusionion amarta
61 03/03/2019 Minggu
23
Memperbaiki Remot bed di bisma
68 10/03/2019 Minggu
24
Mengganti baterai mic di ruang personalia
75 17/03/2019 Minggu
25
telepon
82 24/03/2019 Minggu
26
selang
Mengganti baterai Termo ICU karena baterai
low
Menganti Lampu tindakan ok karena mati
89 31/03/2019 Minggu
27
Mengecek Air RO CSSD yang belum sampai
batas dan pompa dimatikan
Data alat
Merk : Terumo
Tipe : TE – 112
Pemeliharaan Preventif
Tabel 3.2. pemeliharaan preventif Infusion pump TE – 1122
28
Mengecek fungsi alat
Cek kabel daya
Cek lampu-lampu indicator
Cek motor
Cek drip sensor
Cek baterai
Cek alaram
Pemeliharaan Korektif
1) Baterai error
Troubleshooting : menganti baterai, kalau cadangan baterai tidak ada , alat
langsung dihubungkan ke tegangan PLN
29
mengingat bahwa produksi air raksa semaking berkurang. Disamping itu air raksa
memeiliki efek samping apabila terkana dengan kulit mengakibatkan iritasi seperti
merah pada kulit, gatal dan panas, dematitis serta alergi pada kulit. Oleh sebab itu,
saat ini yang banyak digunakan adalah tensimeter digital,karena tensimeter air
raksa sudah tidak diperbolehkan lagi. Walaupun pada kenyataannya masih ada
yang mengunakan tensimeter air raksa. (Rizqi & Setioningsih, 2016).
Data alat
Merk : omrone
Tipe : HBP – 1300
Pemeliharaan Preventif
Tabel 3.3. pemeliharaan preventif Tensimeter Digital3
Pemeliharaan Korektif
1) Hasil pembacaan tensimeter tidak akurat
Troubleshooting : melakukan kalibrasi dengan alat fluck
2) Manset bocor
Troubleshooting : melakukan pergantian manset dan uji coba tensimeter
30
3.2.2.3 Suction pump
Data alat
Merk : Thomas
Tipe : 1632GL
Pemeliharaan Preventif
Tabel 3.4. Pemeliharaan preventif Suction pump4
31
Meletakkan alat di tempat yang aman
Pemeliharaan Korektif
1) Steker rusak
Troubleshooting : pengantian steker yang di lengkapi dengan adanya
ground.
2) Daya hisap kurang maksimal
Troubleshooting : mengganti Filter, membersihkan pompa, tutup botol
kurang kencang, dan regulator knop terkunci.
Data alat
Merk : Gnatus
Tipe : syncrus GLXF
Pemeliharaan Preventif
Tabel 3.5. pemeliharaan preventif Dental Unit5
32
Mengecek fungsi alat
Cek hand piece
Cek lampu
Cek sensor
Cek footswich
Cek casing
Pemeliharaan Korektif
1) Lampu tidak menyala
33
2) Selang hand piece pecah
34
Pemeliharaan Preventif
Tabel 3.6. pemeliharan preventif Electrocardiograph (ECG)6
Pemeliharaan Korektif
1) LIMB Lead disconect
Troubleshooting : menganti kabel lead ECG dengan yang baru
2) Hasil pembacaan grafik tidak bagus
Troubleshooting : melakukan kalibrasi dengan alat fluke
35
Gambar 3.8 Slit lamp12
Slit lamp merupakan instrumen yang digunakan untuk memeriksa
penyakit/kelainan pada mata yang tidak bisa dilihat dengan mata telanjang, alat ini
sama dengan mikroskop mata. Berfungsi untuk pemeriksaan kelopak mata, sklera,
konjungtiva, iris, lensa kristal, dan kornea. Alat ini prinsip kerjanya seperti
mikroskop, tetapi pada slit lamp ini terdapat sistem iluminasi. (Jasad, 2015)
Data alat
Merk : TOPCON
Tipe : SL-D301
Pemeliharaan Preventif
Tabel 3.7. pemeliharaan preventif Slit lamp7
Memebersihkan lensa
Meletakkan alat di tempat yang aman
Pemeliharaan Korektif
1) Pada alat ini terjadi kesalahan pengaturan di bagian settingan TV tunner
dimana setingan tersebut menyebabkan gambar pada monitor tidak terbaca
dengan jelas
Troubleshooting : Melakukan perbaikan pada settingan TV tunner
36
3.2.2.7 Nebulizer
37
Pemeliharaan Korektif
1) Proses penguapan tidak keluar secara sempurna
Troubleshooting : Filter kotor, menggantikannya dengan yang baru
2) Mesin berbunyi keras apabila di hidupkan
3.2.2.8 Dsterile
Data alat
Merk : Dsterile Panasonic
38
Tipe : SO351
Pemeliharaan Preventif
Tabel 3.9. pemeliharaan preventif Dsterile Panasonic SO3519
39
pembacaan serapan cahayanya, yang dapat dilakukan dengan cepat dan bisa
digunakan untuk memeriksa sampel dengan jumlah yang banyak secara
bersamaan. (Riyanti)
Data alat
Merk : Cobas
Tipe : C311
Pemeliharaan Preventif
Tabel 3.10. pemeliharaan preventif Clinical Chemistry Analyzer Cobas
C31110
40
3.2.2.10 Laparoscopy
41
Pemeliharaan Korektif
1) Lampu Mati
42
Pemeliharaan Preventif
Tabel 3.12. pemeliharaan preventif Tensimeter Air Raksa12
Uji fungsi
Meletakkan alat di tempat yang aman
Pemeliharaan Korektif
1) Balon tensi susah dipompa sehingga air raksa susah naik
Troubleshooting : balon tensi sudah mengeras, maka harus mengganti
balon tensi dengan yang baru sehingga balon tensi
mudah dipompa dan air raksa dapat naik dengan mudah.
2) Dudukan tensi tidak kencang
Troubleshooting : Baut pada dudukan tensi kendor,maka harus
mengencangkan baut pada dudukan tensimeter,sehingga
dudukan bisa terpasang dengan baik
3) Air raksa tidak bisa naik
Troubleshooting : Manset tensimeter bocor, maka harus mengganti manset
dengan yang baru,sehingga tidak terjadi kebocoran lagi
dan air raksa dapat naik seperti semestinya
43
3.2.2.12 Bedside Monitor
Uji fungsi
Meletakkan alat di tempat yang aman
44
Pemeliharaan Korektif
1) Alat tidak dapat mengukur tekanan darah pasien
Troubleshooting : Manset bocor, maka harus mengganti manset dengan
yang baru,sehingga tekanan darah pasien dapat terukur
dan tertampil pada display bedside monitor.
3.2.2.13 Tonometer
45
Pemeliharaan Preventif
Tabel 3.14. pemeliharaan preventif Tonometer Shin-Nippon NCT-1014
Uji fungsi
Meletakkan alat di tempat yang aman
Pemeliharaan Korektif
1) Alat tidak dapat memberikan informasi saat di-capture
Troubleshooting : Lensa pada alat kotor, maka harus dibersihkan dengan
pompa pembersih lensa, sehingga alat dapat memberikan
informasi dengan lebih baik.
3.2.2.14 Endoscopy
46
serta kamera pada ujung alat tersebut dimana digunakan untuk pemantauan.
Cahaya yang terdapat pada ujung endoscopy ini berguna untuk menyinari bagian
yang akan diperiksa agar bisa ditangkap dengan kamera lebih baik, sehingga
dokter bisa dengan mudah melihat gambar yang ditampilkan. Gambar yang
ditangakap dengan camera ini akan ditampilkan dalam sebuah monitor yang telah
terhubung dengan alat tersebut. Alat endoscopy ini tidak hanya digunakan untuk
memeriksa dan mendiagnosis kelainan yang terjadi pada saluran pencernaan saja,
tetapi juga bisa digunakan untuk biopsy. Biopsy merupakan pengambilan jaringan
pada bagian yang sakit, seperti luka, kanker, polip atau kelainan yang dICUrigai
supaya pengobatan bisa lebih cepat. (Savira, 2016)
Data alat
Merk : Storz
Tipe : TP100
Pemeliharaan Preventif
Tabel 3.15. Pemeliharaan Preventif Endoscopy15
47
3.2.2.15 Flashcutter
48
Pemeliharaan Korektif
1) Alat tidak dapat memotong dengan baik
49
Data alat :
Merk : Rossmax
Tipe : SA-310
Pemeliharaan Preventif :
Tabel 3.17 pemeliharaan preventif Pulse Oximeter rossmax17
50
3.2.2.17 Humphrey Field Analyzer
51
Pemeliharaan Korektif
1) Booting lama dan terjadi pesan error
52
Data alat :
Merk : Philips
Tipe : TL 20W/52
Pemeliharaan Preventif
Tabel 3.19 pemeliharaan preventif Phototerapy19
53
3.2.2.19 Tilting Table
54
Pemeliharaan Korektif
1) Remot tidak berfungsi
55
Pemeliharaan Preventif
Tabel 3.21 pemeliharaan preventif lampu operasi21
56
BAB IV
PEMBAHASAN ALAT
Merk : Topcon
Tipe : SL – D301
Spesifikasi : - Pembesaran lensa mata: 12.5x Kisaran penyesuaian
diopter: -5D hingga + 5D
- Bidang iluminasi Lebar celah: 0 hingga 9mm, dapat
diubah secara bertahap Panjang celah: 1 hingga 8mm,
dapat diubah secara bertahap
- Diameter aperture Ø9, 8, 5, 3, 2, 1, 0.2mm
- Arah celah Vertikal ke horizontal, dapat diubah secara
bertahap
- Kemiringan 5 °, 10 °, 15 °, 20 ° dari bawah. Tersedia
untuk digunakan di ayunan samping
57
- Lampu iluminasi Jenis halogen 6V 20W
- Gerakan Maju-Mundur 90mm
- Gerakan Kanan-Kiri 100mm
- Gerakan vertikal 30mm
- Penyesuaian halus di semua arah 12mm
58
yang akan diperiksa, serta sistem mekanik yang digunakan untuk menggerakkan
meja alat untuk mendapatkan posisi yang sesuai antara user dan pasien.
59
e. Mirror berfungsi untuk melalukan refleksi atau pemantulan cahaya yang
berasal dari light source menuju mata pasien.
f. Objek adalah bagian yang akan diperiksa yaitu mata pasien.
g. Lensa Objektif dan Lensa Okuler berfungsi untuk memperbesar bayangan
objek yang dilihat.
h. Prisma berfungs untuk membiaskan cahaya sehingga diperoleh panjang
gelombang tertentu. Prisma sangat berpengaruh terhadap kejelasan bayangan
objek, sedikit saja terjadi pergerakan atau geseran akan mempengaruhi
bayangan objek dan dapat menyebabkan objek terlihat buram.
i. Motor Hidrolik berfungsi sebagai penggerak naik turunnya meja agar
memudahkan user untuk menentukan tinggi rendahnya pasien pada saat
pemeriksaan..
Slit lamp akan mendapatkan tegangan PLN sebesar 220 volt. Tegangan ini
akan diturunkan melalui trafo step down untuk mendapatkan tegangan yang lebih
rendah yang akan didistribusikan ke bagian alat lainnya. Tegangan sebesar 6 volt
akan di supply ke lampu tungsten dengan daya 27 watt, cahaya yang dihasilkan
oleh lampu tungsten akan diteruskan ke blok Filter. Light source yang
menghasilkan cahaya akan mengalami penyaringan/Filter sehingga diperoleh
cahaya dengan panjang gelombang tertentu. Setelah cahaya mengalami Filterisasi,
cahaya tersebut akan dikumpulkan dan difokuskan oleh condensor, lalu cahaya
tadi akan di mirror atau dipantulkan oleh cermin ke objek/mata pasien.
Cahaya yang telah mengenai objek sebagian ada yang diserap dan ada pula
yang dipantulkan, cahaya yang dipantulkan oleh objek akan membawa bayangan
objek dan diteruskan ke lensa objektif. Setelah melewati lensa objektif, cahaya
akan diteruskan ke prisma untuk membiaskan atau memantulkan cahaya sehingga
akan diperoleh bayangan objek yang jelas. Cahaya akan menuju lensa okuler
untuk mengalami peresaran bayangan. Cahaya yang telah mengalami perbesaran
akan jatuh pada mata operator yaitu bayangan yang diperbesar dan tidak terbalik
sehingga operator bisa menganalisa keadaan mata pasien.
60
Standar Prosedur Operasional (SOP)
a) PERSIAPAN AWAL
1. Fokuskan lensa mikroskop
2. Sesuaikan sandaran kepala pasien dengan posisi user
3. Tempatkan target fiksasi
4. Redupkan lampu ruangan
b) PENGOPERASIAN
1. Nyalakan alat dengan menekan tombol power ON.
2. Atur fokus dan inter Pupil Distance (PD) dari tiap lensa okuler sesuai
dengan ukuran mata user.
a. Untuk gerakan horizontal, tahan tuas kontrol dalam posisi tegakdan akan
menggerakkan base.
b. Untuk menaikkan putar tuas kontrol searah jarum jam dan untuk
menurunkannya putar berlawanan arah jarum jam.
c. Kencangkan dengan mengunci tombol.
d. Atur jarak antar pupil user (PD) dengan memutar diopter adjusting ring
sehingga objek terlihat utuh.
3. Atur tombol intensitas sinar sesuai dengan cara memutar knop sesuai dengan
cahaya yang diinginkan.
4. Atur lebar dan posisi sinar lampu slit lamp diatur sesuai kebutuhan dengan
memutar knop kontrol lebar celah sebesar 0 hingga 14 mm.
5. Pasien dipersilahkan duduk, tempatkan dagu pasien di chin rest dan dahi
pasien menempel pada head rest.
6. Perintahkan kepada pasien untuk melihat ke arah fixation target agar mata
pasien fokus ke satu arah.
7. Posisi mata pemeriksa dan pasien diatur agar sejajar, yaitu dengan cara
mengatur chin rest elevation control atau dengan memutar joy stick.
8. Sesuai dengan kebutuhan pemeriksaan, maka untuk mendapatkan posisi
lurus atau penyinaran serong dan fokus yang tajam, maka user dapat
61
mengaturnya dengan memainkan sumber cahaya slit lamp ke kiri atau ke
kanan dan memainkan joy stick ke depan dan ke belakang
Troubleshooting
Merk : Gnatus
Tipe : Syncrus GLXF
Spesifikasi : - Tekanan udara masuk 80 PSI (5,52 BAR)
- Tekanan udara masuk Jarum suntik 40 PSI (2,76 BAR)
- Mengunakan udara kering dan saring
- Tegangan 12VAC dan 24VAC
- Tingkat perlindungan terhadap sengatan listrik: Tipe B
- Jenis perlindungan sengatan listrik: Peralatan kelas satu.
62
- Mode operasi Terus menerus dengan intermiten beban
- Perlindungan kebocoran air
63
Blok Diagram Dental Unit
64
Sumber tenaga air untuk digunakan pada system pendinginan turbine
jet/bor jet, spray git, dan pembuagan kotoran.Tekanan yang dibutuhkan
minimal 1 atm. Walaupun tekanan air yang dihasilkan juga berasal dari
tekanan yang dihasilkan dari compressor.
65
Standard Operation Procedure (SOP)
1. Persiapan awal
- Hubungkan kabel power ke jala-jala listrik.
- Kemudian tekan master switch ke posisi ON
2. Pengoperasian
- Setelah menghidupkan dental unit, cek keadaan control panel
apakah semua berfungsi dengan baik dan juga cek hand pieces
yang akan digunakan.
- Lalu posisikan bed pasien sesuai kebutuhan dokter.
- Nyalakan kompresor.
- Nyalakan dental light jika diperlukan.
- Setelah digunkan, letakkan kembali hand pieces ke tempat semula.
- Jika semua telah rapih tekan master switch keposisi OFF.
Trobleshooting
Hand piece tidak Selang hand piece pecah Ganti selang hand piece
berfungsi dengan
maksimal
66
Infusion pump merupakan salah satu alat bantu yang wajib dimiliki oleh
semua rumah sakit, Puskesmas klinik kesehatan dll. Hal ini dikarenakan cairan
obat yang dimasukkan dalam tubuh pasien harus terbebas dari gelembung udara
yang dapat meracuni darah dan juga akan menimbulkan Emboli. Emboli yaitu
masuknya benda asing ke dalam jantung. Benda asing yang dimaksud tersebut
adalah gelembung udara yang dapat berakibat fatal yaitu menyebabkan kematian.
Oleh karena itu sangat dibutuhkan alat infusion pump yang dapat
mendeteksi adanya gelembung udara dan juga dapat mendeteksi ada tidaknya
tetesan cairan dalam waktu yang telah ditentukan maka apabila terdapat
gelembung udara dan tidak adanya tetesan cairan infus dalam waktu yang
ditentukan maka alarm akan berbunyi. Sehingga dapat mencegah terjadinya
emboli pada pasien yang dapat membahayakan keselamatan pasien.
Merk : TERUMO
Tipe : TE – 112
67
- Baterai 2hours at 25mL/h
- Daya 16VA or less
Fitur : - pompa infus ringan dan kompak
- dilengkapi dengan user-friendly tombol fungsi
- sistem alarm cerdas untuk keamanan tambahan dan mudah
dibaca LCD
- teknologi tinggi
- mudah digunakan
- mesin handal.
68
tetesan akan mendeteksi berapa banyak tetesan yang keluar menuju pasien.
kecepatan tetesan dapat dikendalikan oleh pengendali laju tetesan yang akan
mengerjakan pengendali motor. Hasil tetesan dan setingan laju aliran tetesan
dapat dilihat pada display.
Infusion Pump menggunakan tabung cairan infus, selang infus dan jarum
suntik. Hanya saja jalannya cairan dapat dikontrol dengan memberikan gerakan
peristaltic (memijat) pada selang infus. Gerakan ini dilakukan oleh sebuah motor,
dan dimonitor oleh sensor yang semuanya bekerja dibawah kendali
mikrokontroller.
69
g. Display berfungsi menampilkan hasil settingan denganjumlah cairan yang
sudah keluar.
h. Power supply berfungsi untuk mendistribusikan listrik ke seluruh
componen.
i. Sensor lock berfungsi untuk mendeteksi keadaan pintu, terkunci atau
tidak.
j. Indikator akan menyala bila terjadi kesalahan pemasangan.
k. Alarm juga akan menyala bila terjadi kesalahan pemasangan.
70
Bagian-Bagian Infusionsion Pump
a. Bagian Depan
71
3) Start/Stop indikator .menampilkan status infusion pump. Hijau jika
beroperasi dan orange jika berhenti beroperasi
4) Purge switch ,mempercepat aliran untuk menghilangkan udara pada selang
infusion
5) Power switch untuk menghidupkan infusion pump
6) Infusionion set switch ,mengatur jumlah tetesan cairan infusion
7) ∑mL clear switch ,tekan tombol kurang lebih 0.5 detik untuk menghapus
pembacaan volume delivery
8) Select switch ,untuk memilih delivery rate mode dan delivery limit mode
72
c. Bagian Belakang Infusion Pump
Keterangan Gambar :
1) Drip sensor konektor untuk konektor aksesoris sensor tetesan.
2) Master nurse call konektor, untuk menghubungkan ke master nurse call
3) Ac inlet, power supply konektor berfungsi konektor kabel power
73
5. Selanjutnya, lakukan priming pada set infusion yang sesuai. Pasang dan
harus dipastikan betul sudah tidak ada lagi udara pada selang
6. Pada saat pemasangan set infusion, setelah membuka pintu pump, pasang
set infusion, geser tuas yang terletak di bawah. Pastikan set infusion
dipasang dalam posisi lurus dan posisi roller clamp berada lebih rendah
dari infusion pump dengan kondisi off. Tutup kembali pintu infusion pump.
7. Pasang drip sensor pada tempat tetesan set infusion (drip chamber).
Tepatnya pasang di bagian yang berisi udara, jangan dipasang di bagian
yang berisi cairan. Tujuannya, untuk mendeteksi tetesan cairan yang jatuh.
8. Tekan tombol “infusion set” pada infusion pump sesuai dengan set infusion
yang digunakan (15 dr/cc, 19 dr/cc, 20 dr/cc, 60 dr/cc). Atur kecepatan
aliran (delivery rate) sesuai dengan yang dikehendaki dengan menekan
tombol :
»Puluhan naik »Satuan naik
«Puluhan turun «Satuan turun
Kemudian untuk set infusion 15 dr/cc, 19 dr/cc, 20 dr/cc, maksimal
kecepatannya adalah 300 ml/h atau 75 dr/mnt dan untuk set infusion 60
dr/cc, maksimal kecepatannya adalah 100 ml/h atau 100 dr/mnt
9. Tekan tombol “SELECT” untuk mengisi nilai D. Limit (delivery limit)
untuk mengatur jumlah cairan yang akan diberikan. Namun, jika tidak
menginginkan nilai limit, biarkan D. Limit pada posisi “—-“ pada display.
Pastikan D. Limit tidak berisi “0”, karena pump nantinya tidak dapat
dioperasikan.
10. Buka roller clamp agar menjadi on
11. Tekan tombol START, Jika lampu indikator operasi telah menyala hijau,
tandanya mesin mulai beroperasi dan siap untuk digunakan jika ingin
menghapus atau mengatur ulang jumlah cairan.
12. pastikan menekan tombol STOP terlebih dahulu, lalu tekan “ml CLEAR”
selama 2 detik, maka display jumlah cairanakan kembali lagi ke 0.
13. Untuk mengakhiri pemakaian infusion pump, petugas tinggal menekan
tombol “STOP”, buka pintu pump, lepaskan infusion dari mesin, dan
74
matikan mesin dengan menekan tombol “POWER”. Cabut kabel infusion
pump dari sumber lisrik.
Jika dalam pegoperasian infusion pump terjadi kesalahan atau hal yang
kurang tepat, alat akan memberikan sinyal peringatan dengan alarm dan lampu
indikator yang menyala merah pada tulisan air, occlusion, flow err, empty, door,
atau completion (jika volume cairan mencapai limit). Jangan lupa pula untuk
selalu mengevaluasi respon pasien terhadap pemberian cairan
Troubleshooting
75
merah pada kulit, gatal dan panas, dematitis serta alergi pada kulit. (Rizqi &
Setioningsih, 2016).
Merk : Omrone
76
sekalipun dalam ruang perawatan yang gelap dirumah
sakit.
- Praktis dan mudah dalam pengoprasiannya
dilengkapi dengan tombol mulai pengoprasian (start
button) yang besar dan tombol untuk memilih jenis
pengukuran (mode button) serta tombol untuk
menampilkan pengukuran sebelumnya (last reading)
- Daya tahan dan sensor yang baik
Dilengkapi dengan pompa yang sangat kuat dan sensor
untuk penggunaan secara terus menerus di rumah sakit/
klinik
77
Spesifikasi : Power Baterai isi ulang Lithium-Ion, 10,75 Wh, 3,7 V, 2900
mAh
Daya tahan baterai 4 jam (minimal)
Pengisi Daya Baterai 110 - 220 VAC, input 50/60 Hz, output
6 V / 3.5 A.
Tekanan 20 hingga 400 mmHg
Tingkat Kebocoran 0 hingga 200 mmHg / menit
Tingkat Kebocoran Internal <2 mmHg / mnt menjadi 500 ml
volume
LCD Touch-Screen Color Display
Fitur : - Penguji multifungsi portabel menawarkan EKG 12-lead,
respirasi, simulasi IBP dan NIBP
- 90% lebih kecil dan lebih ringan dari teknologi gabungan
produk warisan
- Terobosan teknologi layar sentuh
- Baterai terintegrasi dan mudah diganti yang mampu
menjalankan pemeriksaan cepat sepanjang hari
- Pengujian NIBP yang dapat diulang dalam waktu 2 mmHg
independen dari perangkat yang sedang diuji
78
Prinsip Kerja Tensimeter Digital
Udara akan dipompa ke manset sekitar 20 mmHg di atas tekanan sistolik rata-
rata (sekitar 120 mmHg untuk rata-rata). Setelah itu perlahan-lahan udara akan
dilepaskan dari manset dengan mengendorkan knop pada tensimeter sehingga
menyebabkan tekanan dalam manset akan menurun. Secara perlahan manset akan
mengempes, kita akan mengukur osilasi kecil dalam tekanan udara dari manset
lengan. Tekanan sistolik merupakan tekanan di mana denyut nadi mulai terjadi
atau bisa dikatakan sebagai batas bawah. Kami akan menggunakan MCU untuk
mendeteksi titik di mana osilasi ini terjadi dan kemudian merekam tekanan dalam
manset. Kemudian tekanan dalam manset akan menurun lebih lanjut. Tekanan
diastolik akan diambil pada titik di mana osilasi mulai menghilang.
79
Petunjuk Operasional Tensimeter Digital
a. Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum melakukan pengukuran
tekanan darah
80
c. Prosedur penggunaan Alat
1. Setelah manset terpasang dengan baik, pastikan pasien duduk dengan posisi
kaki tidak menyilang tetapi kedua telapak kaki datar menyentuh lantai.
Letakkan lengan kanan responden di atas meja sehinga manset yang sudah
terpasang sejajar dengan jantung pasien.
2. Tekan tombol “START/STOP” untuk mengaktifkan alat.
3. Instruksikan pasien untuk tetap duduk tanpa banyak gerak, dan tidak
berbicara pada saat pengukuran.
4. Biarkan lengan dalam posisi tidak tegang dengan telapak tangan terbuka ke
atas. Pastikan tidak ada lekukan pada pipa mancet.
5. Jika pengukuran selesai, manset akan mengempis kembali dan hasil
pengukuran akan muncul. Alat akan menyimpan hasil pengukuran secara
otomatis. Tekan “START/STOP” untuk mematikan alat. Jika Anda lupa
untuk mematikan alat, maka alat akan mati dengan sendirinya dalam 5
menit.
6. Pengukuran dilakukan dua kali, jarak antara dua pengukuran sebaiknya
antara 2 menit dengan melepaskan manset pada lengan.
7. Apabila hasil pengukuran satu dan kedua terdapat selisih > 10 mmHg,
ulangi pengukuran ketiga setelah istirahat selama 10 menit dengan
melepaskan manset pada lengan.
8. Apabila pasien tidak bisa duduk, pengukuran dapat dilakukan dengan posisi
berbaring, dan catat kondisi tersebut di lembar catatan.
81
Troubleshooting
Tabel 3.25 troubleshooting preventif Tensimeter Digital25
82
BAB V
INOVASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN
83
Proses pembuatan dimulai dengan membuat casing dari acrylic berbentuk
balok yang telah dilubangi untuk keluarnya kabel. Setelah itu, dilakukan
pemasangan lampu dan ballas yang kemudian dirangkai seri di dalam acrilic.
Sebelum pemasangan kabel steker pada rangkaian, bagian atas acrylic diberi
stiker terlebih dahulu untuk mencegah keluarnya cahaya lampu UV terpancar
keluar.
Setelah alat dipastikan sudah selesai dirangkai dan dipasang dengan benar dan
aman,maka dilakukan uji coba alat. Alat mulai dipasang ke ruang laboratorium
lantai 2, ruang poli TB DOTS, dan ruang isolasi bangsal Kamajaya ketika sudah
melewati proses uji coba dan telah dipastikan aman.
84
Setelah itu, dilakukan pembahasan bahan yang akan digunakan untuk
pembuatan bell kamar mandi supaya sesuai dengan kondisi yang ada. Oleh karena
itu, diputuskan menggunakan saklar dengan merk commax (sama seperti saklar
yang digunakan di kamar mandi lain yang sudah dilengkapi dengan bell), serta
menggunakan kayu dan HPL untuk casing-nya.
85
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Proses kegiatan praktik kerja lapangan yang kami laksanakan selama 3 bulan
di Rumah Sakit Kasih Ibu Surakarta sangat bermanfaat. Terdapat persamaan dan
juga perbedaan baik dari aspek pengetahuan, pemahaman dan keterampilan secara
teoritis yang telah diperoleh selama perkuliahan dengan keadaan sesungguhnya
saat melakukan praktik kerja lapangan tersebut. Hal itu justru saling melengkapi
satu sama lain. Berikut adalah kesimpulan yang dapat setelah melaksanakan
kegiatan praktek kerja lapngan :
1. Dengan adanya kegiatan kerja praktik ini, kami lebih mengetahui keadaan
di dunia kerja yang sebenarnya, diantaranya memahami manajemen
perawatan dan Standar Operasional Prosedur (SOP) alat medis yang ada di
rumah sakit, serta terlibat langsung dalam team work dan beradaptasi
dalam lingkungan rumah sakit yang sebenarnya.
2. Praktik Kerja Lapangan merupakan sarana pembelajaran untuk
menerapkan teori yang dipelajari saat perkuliahan dengan keadaan yang
sesungguhnya di lapangan, sehingga mampu mengukur kemampuan yang
dimiliki dan dipelajari saat kuliah.
3. Pada saat di lapangan tidak hanya alat medis saja yang dilakukan
perawatan dan pemeliharaan, terdapat juga alat non medis yang dilakukan
perawatan dan pemeliharaan dan dirawat seperti TV, telepon, mic, bell
pasien dan cuci tangan OK.
6.1 Saran
1. Bagi teknisi disarankan untuk tetap memperhatikan keselamatan kerja
2. kerja selalu menggunakan alat pelindung diri (APD) dalam aktivitas
perbaikan atau pemeliharaan suatu alat medis.
3. Selalu memperhatikan prosedur dalam melakukan perbaikan maupun
perawatan alat-alat medis untuk meminimalisir terjadi kesalahan yang
menyebabkan kerusakan.
86
4. Buku instruksi manual (manual book) alat medis sebaiknya disimpan dan
dijadikan satu di dalam suatu tempat yang mudah dicari oleh teknisi (user).
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous. (2017, Agustus 11). Apa Itu FlasHCUtter. Dipetik April 10, 2019, dari Scribd:
https://id.scribd.com/document/356034648/Apa-Itu-FlasHCUtter
87
Arga, 8. (2015, February 19). Tensimeter Air Raksa. Dipetik April 10, 2019, dari Scribd:
https://www.scribd.com/doc/256261136/Tensimeter-Air-Raksa
Ariyani, A. P. (2013, September 12). NEBULIZER. Dipetik April 12, 2019, dari Scribd:
https://id.scribd.com/doc/167575577/NEBULIZER-docx
Cahyami, W. (2011, September 30). laparoskaopi. Dipetik Apri 16, 2019, dari Scribd:
https://id.scribd.com/doc/66960325/laparoskopi
Jasad, M. K. (2015, Maret 8). SLID LAMP. Retrieved April 9, 2019, from scribd:
https://id.scribd.com/doc/258067024/SLIT-LAMP
Naf’an, M. H., & Pudji, A. (t.thn.). Suction Pump Transport. Jurnal Penelitian, 1-8.
Permana, D., W.S., M. S., & Aliah, H. (2015). DESAIN DAN IMPLEMENTASI
PERANCANGAN ELEKTROKARDIOGRAF (EKG) BERBASIS BLUETOOTH. ALHAZEN
Journal of Physics, 38-39.
Prima, D. C. (2013, November 11). Pengertian Dental Unit. Dipetik April 9, 2019, dari
Scribd: https://www.scribd.com/doc/183241706/Pengertian-Dental-Unit-docx
Savira, A. (2016, Oktober 26). Mengenal Alat Kesehatan Endoscopy Beserta Fungsinya.
Dipetik April 10, 2019, dari medium:
https://medium.com/@dennywildan16/mengenal-alat-kesehatan-endoscopy-
beserta-fungsinya-1a1c0af80583
Susilo, G. N. (2017). PATIENT MONITOR TAMPIL PC (PARAMETER ECG DAN SUHU). Jurnal
Seminar Tugas Akhir, 1-6.
Syah, E. (2015, September 26). Pengertian, Fungsi, dan Prosedur Elektrokardigram (EKG).
Retrieved from Med Kes: https://www.medkes.com/2015/09/pengertian-fungsi-
prosedur-elektrokardiogram-ekg.html
Toko ALKES. (2014, Mei 15). Pengertian Tensimeter Aneroid, Raksa, Digital. Retrieved
from Toko ALKES: http://tokoalkes.com/blog/pengertian-tensimeter
88
89
LAMPIRAN
90