DI SUSUN OLEH :
Ravi Nurohim
P22040118036
JAKARTA
2020
LEMBAR PENGESAHAN
Telah menyelesaikan Praktek Kerja Lapangan ( PKL ) selama 2 bulan terhitung mulai tanggal 02
November 2020 sampai dengan 24 Desember 2020 di PT. IDS Medical System dan telah
menyelesaikan laporannya.
Mengetahui
NPM : P22040118036
Laporan ini disusun dengan latar belakang praktek kerja lapangan di PT. IDS Medical
System Indonesia selama 2 bulan yang terhitung dari tanggal 02 November 2020 sampai dengan
24 Desember 2020. Praktek Kerja Lapangan ini dilaksanakan dengan tujuan mahasiswa
memahami lebih mendalam masalah teknik perencanaan, pemantauan fungsi, pengujian alat,
pemeliharaan, kalibrasi dan perbaikan peralatan kesehatan. Praktek Kerja Lapangan ini juga
bertujuan agar mahasiswa memahami tentang struktur organisasi dan proses kerja yang terjadi di
Perusahaan.
Dalam laporan ini penulis akan membahas tentang peralatan elektromedik.
Adapun alat yang penulis bahas dalam laporan ini, adalah : Pembahasan alat elektromedik yaitu
Ventilator Hamilton C2.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan YME yang telah memberikan kita berkat-
Nya. Atas berkat dari-Nya penulis diberi kesehatan, kekuatan, dan kesempatan, sehingga penulis
dapat menyelesaikan masa Praktek Kerja Lapangan di PT. IDSMED Medical System Indonesia .
Penyusunan laporan ini di tujukan dalam rangka memenuhi persyaratan perkuliahan semester V
Jurusan Teknik Elektromedik Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Jakarta II. Praktek
Kerja Lapangan ini dilaksanakan selama tiga bulan terhitung mulai tanggal 02 November 2020
sampai dengan 24 Desember 2020. Laporan ini merupakan hasil kegiatan penulis dalam
melaksanakan Praktek Kerja Lapangan di PT. IDS Medical System Indonesia. Penulis berharap
dengan adanya laporan ini dapat bermanfaat baik untuk menambah pengetahuan maupun sebagai
penunjang perkuliahan di Poltekkes Kemenkes Jakarta II Jurusan Teknik Elektromedik.
Pada kesempatan ini Penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada semua pihak
yang telah berkenaan membantu penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan praktek
kerja lapangan.
Untuk itu dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Kedua Orang tua atas segala doa dan dukungan baik moral maupun materil demi lancarnya
pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan ini.
2. Bapak H. Ir. Andi Sambiono, M.Kes selaku Ketua Jurusan Teknik Elektromedik Poltekkes
Jakarta II.
3. Ibu Ernia Susana, S.T., M.Si , selaku ketua prodi D-IV Teknik Elektromedik Kemenkes
Jakarta II.
4. Bapak Rufi I Susanto , selaku Presiden PT. IDS Medical System Indonesia.
5. Bapak Edy Purwanto, selaku national service Manager PT. IDS Medical System Indonesia.
6. Bapak Athur Yassin selaku Branch Service Manager PT. IDS Medical System Indonesia
( DKI Jakarta ).
7. Bapak Aris Gunanto, selaku National Technical Support Manager PT. IDS Medical System
Indonesia..
8. Ibu Tjong Lannie Wen, selaku Service Administration Leader PT. IDS Medical System
Indonesia.
9. Semua Engineer PT. IDS Medical System Indonesia.
10. Semua teman-teman seperjuangan yang mengikuti praktek kerja lapangan diseluruh
perusahaan yang berjuang bersama.
Penulis menyadari bahwa kesempurnaan penulisan laporan Praktek Kerja Lapangan ini
jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik dalam kesempuranan
penulisan laporan Praktek Kerja Lapangan ini yang akan berguna bagi pembaca dan khususnya
bagi diri penulis. Amin
Demikianlah ucapan terima kasih ini disampaikan. Semoga apa yang diharapkan melalui
penyusunan laporan Praktek Kerja Lapangan ini berguna bagi semua pihak.
Ravi Nurohim
DAFTAR ISI
Halaman
A. Kesimpulan .................................................................................................. 39
B. Saran ............................................................................................................ 40
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dengan pesatnya perkembangan zaman dan ilmu pengetahuan serta teknologi yang
semakin canggih, perkembangan peralatan elektromedik akan mengalami kemajuan juga,
sehingga dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat dalam upaya mewujudkan pelayanan
kesehatan secara optimal. Dalam hal ini dituntut adanya tenaga kesehatan yang mampu
menangani, bertanggung jawab tentang alat kesehatan dengan baik dan profesional.
Pelaksanaan kegiatan ini disesuaikan dengan kurikulum akademik yang berlaku pada
Jurusan Teknik Elektromedik Politeknik kesehatan kemenkes Jakarta II, yang diharapkan
dapat mengenal lebih jauh mengenai dunia kerja Elektromedik serta mandiri dalam
menerapkan hasil proses belajar mengajar kepada mahasiswa ke dalam bentuk nyata.
1
Poltekkes Kemenkes Jakarta II
B. TUJUAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
Adapun tujuan dari kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) dapat dijabarkan menjadi
tujuan umum dan khusus sebagai berikut :
1. Tujuan Umum
a. Memperoleh kesempatan untuk melatih diri dalam menerapkan dan mengintegrasikan
Proses Belajar Mengajar (PBM) Teknik Elektromedik
b. Menjadi tenaga terampil dan professional yang kompatibel dengan perkembangan
industri peralatan Elektromedik nasional dan internasional sesuai dengan perannya
sebagai Evaluator dan Teknoprener.
c. Memahami kontribusi untuk pengembangan produksi, pengembangan pasar dan
verifikasi produk peralatan Elektromedik
d. Memahami metode industri kecil dan menengah melalui konsultasi dan bimbingan
manajemen bisnis.
e. “Link & Match” terhadap kebutuhan keteknikan pada industri peralatan elektromedik
seperti yang tercermin dalam kurikulumnya.
f. Menghasilkan alumni yang berjiwa usaha untuk membuka usaha melalui pengembangan
IPTEK Elektromedik dan Pusat-Pusat Konsultasi bisnis.
2. Tujuan Khusus
Dengan dilaksanakannya praktek kerja lapangan mahasiswa dapat :
1) Kompetensi Utama
a. Mampu melakukan penggunaan alat elektromedik pada sarana pelayanan
kesehatan.
b. Melakukan perencanaan pemeliharaan alat elektromedik.
c. Mampu melakukan pemeliharaan alat elektromedik.
d. Mampu melakukan analisa teknis alat elektromedik.
e. Mampu melakukan perbaikan alat elektromedik.
f. Mampu melakukan pemasangan atau instalasi alat elektromedik.
g. Mampu melakukan pemindahan dan pemasangan ulang alat elektromedik.
h. Mampu melakukan pengukuran/kalibrasi alat elektromedik.
i. Mampu melakukan sales engineering alat elektromedik.
2
Poltekkes Kemenkes Jakarta II
j. Mampu melakukan uji produksi alat elektromedik.
2) Kompetensi pendukung
a. Mampu menerapkan prinsip keselamatan dan kesehatan kerja.
3) Kompetensi lainnya
a. Mampu bekerjasama dan berkomunikasi secara tim.
b. Mampu beradaptasi serta bersosialisasi dalam lingkungan kerja atau masyarakat.
c. Mampu menunjukkan sikap kepemimpinan
C. MANFAAT PRAKTEK KERJA LAPANGAN
Manfaat dari adanya peraktek kerja lapangan merupakan realisasi dari tujuan
pendidikan, yaitu agar mahasiswa dapat :
3
Poltekkes Kemenkes Jakarta II
E. SISTEMATIKA PENULISAN
Selama mengikuti praktek kerja lapangan, penulis diharuskan untuk melaporkan
segala kegiatan yang pernah dilakukan di PT. IDS Medical Systems Indonesia. Oleh karena
itu, penulis menggunakan sistematika penulisan laporan sebagai berikut :
JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini berisi latar belakang, tujuan pelaksanaan, manfaat pelaksanaan, metode
pelaksanaan, teknis pelaksanaan, batasan masalah yang akan dibahas, dan sistematika
penulisan.
BAB II PT. IDS MEDICAL SYSTEMS INDONESIA
Pada bab ini akan membahas mengenai profil PT. IDS Medical Systems Indonesia
yang dimulai dari Profil Perusahaan, Struktur Perusahaan, dan divisi Service Manager.
BAB III PEMBAHASAN ALAT
Pada bab ini akan membahas mengenai Peralatan yang penulis jadikan sebagai materi
penulisan laporan ini, yaitu yang terdiri dari teori dasar, fungsi alat, blok diagram, prinsip
kerja, prosedur penggunaan dan pemeliharaan dsb, serta kompetensi-kompetensi yang
tercapai pada Praktek Kerja Lapangan kali ini.
BAB IV KESIMPULAN
Pada bab ini berisi kesimpulan yang didapatkan dari pelaksanaan PKL ini dan juga
berisi saran untuk kebaikan kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
4
Poltekkes Kemenkes Jakarta II
BAB II
A. Profil Perusahaan
5
Poltekkes Kemenkes Jakarta II
Hamilton Medical dan GE Healthcare. IDS Medical Systems sebagai One-stop
Solutions melayani pemasaran, penjualan, pelayanan teknis biomedik dan
dukungan klinis. Dengan kantor pusat di jakarta dan memiliki cabang regional di
Bandung, Makassar, Medan, Semarang dan Surabaya.
a. Visi
Arti dari kata visi diatas adalah kami memberikan solusi kesehatan untuk
meningkatkan kualitas hidup. PT IDS Medical System Indonesia
mengedepankan kualitas peralatan kesehatan, karena apabila kualitas dari
peralatan kesehatan terjamin maka kualitas hidup akan meningkat
b. Nilai
1. Integrity 5. Care
2. Loyality 6. Agilty
3. Balance 7. Realibility
4. Means properly 8. Entrepreneurship
C. Struktur Perusahaan
6
Poltekkes Kemenkes Jakarta II
Selanjutnya dari masing-masing bagian tersebut terbagi lagi jadi divisi-divisi
dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing. Bagian SOM, Director
Operations bertanggung jawab dan membawahi divisi Procurement untuk
pengadaan barang, penerimaan purchase request, dan pemantauan ketepatan
kedatangan barang. Terdapat juga divisi Logistic untuk penyimpanan barang,
perawatan dan pengontrolan barang keluar dan masuk. Selanjutnya divisi IT
untuk menangani urusan peralatan IT perusahaan. Kemudian divisi HR & GA
(Human Resources and General Affair) dimana untuk HR mengurus perekrutan
tenaga kerja baru, evaluasi dan pengembangan karyawan juga membantu
pengelolaan hubungan management dengan karyawan untuk mendukung tercipta
iklim kerja yang kondusif. Untuk GA mengurus hal-hal umum di perusahaan,
baik itu perijinan, hubungan dengan lingkungan sekitar, kebersihan, keindahan,
prosedur keamanan, urusan transportasi perkantoran serta pengawasan
pemeliharaan aset kantor. Divisi SOM yang mengatur manajemen standar
operasi dan divisi Operations untuk menetapkan kompetensi karyawan,
memastikan karyawan, sarana pendukung dan bahan pendukung operasional
tersedia serta merespon pelaporan ketidaksesuaian prosedur kerja untuk
selanjutnya dilakukan pembinaan dan pengawasan terhadap karyawan
perusahaan. Kemudian untuk bagian institusi, Director Medical Solutions
7
Poltekkes Kemenkes Jakarta II
(Institution) bertanggung jawab dan membawahi divisi Institution Team.
Sedangkan pada bagian device, Director Medical Solutions (Device)
bertanggung jawab dan membawahi divisi Sales Team untuk penjualan produk,
Product Team untuk pengawasan produk dan divisi Service Manager untuk
urusan install produk baru dan service produk ke konsumen. Selanjutnya untuk
bagian consumables, Senior Manager-Sales (Consumables) bertanggung jawab
dan membawahi divisi Sales Team untuk penjualan product consumables dan
Product Team untuk pengawasan product consumables. Dan untuk bagian
finance, Senior Manager Finance bertanggung jawab dan membawahi divisi
finance untuk urusan keuangan mengatur pemasukan dan pengeluaran
perusahaan, kemudian divisi accounting untuk melakukan pencatatan dan
pembukuan kejadian transaksi yang berpengaruh terhadap keuangan perusahaan
dan divisi budgeting untuk mengatur dan mempersiapkan anggaran untuk
kebutuhan dan keperluan di perusahaan baik itu untuk event dan untuk
pembayaran tagihan.
D. Divisi Service
8
Poltekkes Kemenkes Jakarta II
Divisi Service merupakan bagian dari Medical Solutions untuk device.
Divisi Service memiliki tugas dan tanggung jawab untuk mengatur dan
memanajemen kegiatan install product baru baik itu di tempat konsumen ataupun
melakukan demo product di perusahaan, dan melakukan tindakan service
product kepada konsumen ketika terdapat panggilan ataupun preventif
maintenance dengan jadwal yang telah disepakati dengan konsumen. Selain itu,
divisi service manager juga bertugas mengatur dan mempersiapkan training
product kepada operator baik itu di tempat konsumen seperti rumah sakit dan
klinik tempat produk di install atau pun di kantor PT. IDS Medical System
Indonesia.
9
Poltekkes Kemenkes Jakarta II
mengatur penjadwalan dan job list harian dari engineer, serta menerima
pelaporan dan permohonan dari konsumen jika memerlukan tindakan service ke
tempat konsumen. Admin service juga membantu akomodasi jika terdapat
permohonan untuk install product atau service preventif maintenance dari
konsumen di daerah luar Jakarta. Kemudian dari kantor cabang juga dapat
berhubungan divisi service nasional melalui admin service, untuk permohonan
bantuan engineer nasional.
Sesuai gambar yang tertera pada lampiran, terdapat juga pembagian kelompok
alat yang disesuaikan dengan engineer Technical Support dari masing-masing
kelompok alat tersebut, antara lain Technical Support untuk Ventilator,
Technical Support untuk produk Ultrasound, Cardiology dan Monitoring,
Technical Support untuk produk Anasthesia, Technical Support untuk produk
Belimed, Technical Support untuk produk Aesthetic & Trumpf, Technical
Support untuk produk Fukuda, Chest, Migang, dan JW Medical, Technical
Support untuk produk Pentax dan CAE, Technical Support untuk produk Digital
Imaging. Pembagian tersebut bertujuan untuk memaksimalkan penanganan dan
ketepatan dalam melakukan kegiatan divisi service, baik itu untuk install dan
service product.
10
Poltekkes Kemenkes Jakarta II
melakukan tindakan install product baru, service preventif maintenance ataupun
perbaikan di tempat konsumen, juga untuk melakukan training operator tentang
product yang baru di-install. Dengan pengawasan dan pengontrolan terstruktur,
kinerja service team dapat terarah dan tercapai hasil secara maksimal.
11
Poltekkes Kemenkes Jakarta II
e. Mendeliver up time komitmen 95% untuk kontrak servis dan garansi
a. Input CRM
d. Membuat SO
b. Menyiapkan draft kontra, SO, dan internal proses lainnya yang terkait
penjualan
12
Poltekkes Kemenkes Jakarta II
5. Service admin logistic
b. Melakukan proses RO
6. Service sales
7. Service engineer
c. Melakukan troubleshooting
8. Support service
13
Poltekkes Kemenkes Jakarta II
a. Bertanggung jawab terhadap semua peralatan yang dipegang
E. Service Engineer
Service Manager adalah bagian dari divisi service yang bertugas untuk
berhubungan langsung dengan customer dalam melakukan Request On Call,
Instalasi, Preventive Maintenance, Troubeshooting, dan kegiatan Techninal
lainnya.
1. Installation
14
Poltekkes Kemenkes Jakarta II
Terdiri dari proses Pra-Instalasi dan Instalasi:
a. Pra-Instalasi
b. Instalasi
Melakukan pemasangan atau perakitan peralatan dari kondisi
15
Poltekkes Kemenkes Jakarta II
Melakukan instalasi dengan benar hingga unit siap digunakan, uji
fungsional unit dan melakukan training operational kepada user.
16
Poltekkes Kemenkes Jakarta II
2. Preventive Maintenance
17
Poltekkes Kemenkes Jakarta II
Preventive maintenance merupakan suatu upaya yang harus
dilakukan service engineer dalam melakukan pemeliharaan guna agar
mencegah suatu peralatan kesehatan mengalami masalah dalam
pengoperasian unit. Preventive maintenance ini dilakukan ketika alat masih
memiliki garansi dari pembelian alat baru ataupun melakukan perjanjian
kontrak servis antara rumah sakit dengan PT IDS Medical System Indonesia.
Kegiatan preventive maintenance oleh service engineer dilakukan tiga kali
dalam satu tahun.
18
Poltekkes Kemenkes Jakarta II
3. Troubleshooting
19
Poltekkes Kemenkes Jakarta II
BAB III
PEMBAHASAN ALAT
Ventilator Hamilton C2
Peralatan Life Support dan Life Saving adalah peralatan yang mendukung hidup pasien
saat kritis yang mengalami kegagalan pada fungsi organ vitalnya. Contoh dari alat Life
Support dan Life Saving yaitu Ventilator, Infuse Pump, Syringe Pump, Baby Incubator,
Defibrillator, Bed Side Monitor, dll. Dikarenakan fungsinya untuk menyelamatkan
kelangsungan hidup pasien, maka alat tersebut harus dipastikan aman digunakan dan laik
pakai, oleh karena itu harus dilakukan pengecekan atau perawatan secara berkala dan
terjadwal agar alat selalu dalam performance yang baik dan optimal.
Ventilator adalah suatu alat bantu mekanik yang berfungsi memberikan bantuan napas
pasien dengan cara memberikan tekanan udara positif pada paru - paru melalui jalan napas
buatan yang digunakan untuk membantu sebagian atau seluruh proses ventilasi untuk
mempertahankan oksigenasi. Ventilator biasanya sering ditemui di ruang ICU (Intensive
Care Unit), CICU (Cardiac Intensive Care Unit), NICU (Neonatus Intensive Care Unit),
dan PICU (Pediatric Intensive Care Unit)
20
Poltekkes Kemenkes Jakarta II
Ventilator digunakan untuk membantu pasien yang mengalami gagal napas atau pasien
post op ( setelah melakukan operasi ) sebagai terapi paru-paru atau terapi oksigen dengan
memberikan triger paru-paru bekerja secara normal.
kembali. Terapi oksigen yang dimaksud dalam hal ini adalah untuk pasien yang
mengalami hypoxia (kekurangan oksigen dalam jaringan tubuh pasien) sehingga sulit
bernafas, maka jantung akan berdetak lebih cepat sebagai respon untuk men-supply darah
ke otak. Ventilator juga dapat digunakan pada pasien yang bisa bernafas tetapi sangat
lemah / dibawah normal sehingga memerlukan alat bantu pernafasan yaitu ventilator,
penggunaan ventilator dapat diberikan dengan cara invasif maupun non invasif.
Ventilasi mekanik adalah bantuan pernafasan mekanik bertekanan negatif atau positif
yang dapat mempertahankan proses ventilasi dan pemberian oksigenasi secara optimal.
Ventilator dapat membantu tekanan positif atau negatif. Ventilator tekanan negatif yaitu
memasukan udara kedalam paru dengan cara membuat tekanan sekeliling udara negatif,
biasanya banyak digunakan pada pasien-pasien polio, tetapi sekarang jarang digunakan
karena penggunaannya tidak sesuai untuk pasien yang membutuhkan perubahan ventilasi
yang sering (kondisi tidak stabil).
Sedangkan, Ventilator tekanan positif yaitu memberikan tekanan positif kedalam paru-
paru pasien, dengan demikian akan mendorong alveoli untuk mengembang selama
inspirasi, kemudian udara mengalir berdasarkan perbedaan tekanan dari tekanan tinggi ke
tekanan rendah, sistem ini banyak digunakan karena dapat mengatasi resistansi,
compliance paru dan dinding dada. Pada ventilator jenis ini diperlukan intubasi
endotracheal atau tracheostomi dengan menggunakan Endotracheal Tube (ETT) atau bagi
pasien yang cukup mampu bernafas dapat menggunakan sungkup wajah.
A. Teori Dasar
1. Sistem Pernapasan (Respirasi)
Sistem pernapasan bertujuan untuk memperoleh oksigen dari udara ke jaringan
tubuh dan membuang karbondioksida. Pertukaran oksigen dan karbondioksida sangat
penting karena seluruh sel tubuh membawa oksigen dari respirasi sel untuk
21
Poltekkes Kemenkes Jakarta II
memproduksi energy yang dibutuhkan dan dimanfaatkan manusia untuk melakukan
aktivitasnya sehari-hari.
Respirasi dapat dibedakan menjadi 2 jenis yaitu Respirasi Luar dan Respirasi
Dalam. Respirasi Luar merupakan pertukaran antara O 2 dan CO2 antara darah dan
udara. Respirasi Dalam merupakan pertukaran O2 dan CO2 dari aliran darah ke sel-sel
tubuh. Proses keluar masuknya udara dari dalam paru disebut Ekspirasi dan Inspirasi.
Inspirasi merupakan proses kontraksi otot antar tulang rusuk & diafragma
sehingga tulang dada terangkat keatas bersamaan dengan turunnya otot diafragma.
Oleh karena itu, volume rongga dada dan paru – paru membesar, sehingga udara
masuk ke dalam paru – paru.
Ekspirasi merupakan proses relaksasi otot antar tulang rusuk, tulang dada, dan
diafragma kembali ke posisi semula, sehingga udara dalam paru – paru keluar.
2. Mekanisme Sistem Pernapasan
Mekanisme sistem pernapasan adalah proses Inspirasi dan Ekspirasi, yaitu
proses pemasukan oksigen ke dalam tubuh dan proses pembuangan karbondioksida
dari dalam tubuh dengan 2 cara yaitu, pernapasan dada dan pernapasan perut.
1. Pernapasan Dada
Pernapasan dada merupakan pernapasan yang melibatkan otot antar tulang rusuk.
Mekanismenya bisa dibedakan menjadi dua, yaitu :
Fase inspirasi
Fase inspirasi diawali dengan kontraksinya otot antar tulang rusuk hingga
rongga dada terangkat, mengakibatkan tekanan pada rongga dada menjadi lebih
kecil daripada tekanan di luar, sehingga udara luar yang kaya oksigen masuk.
Fase ekspirasi
Fase ekspirasi adalah fase relaksasi atau kembalinya posisi semula otot antara
tulang rusuk dan dikuti turunnya tulang rusuk sampai rongga dada menjadi
kecil. Akibatnya, tekanan dalam rongga dada menjadi lebih besar daripada
tekanan luar, sampai udara rongga dada yang kaya karbon dioksida keluar.
2. Pernapasan Perut
22
Poltekkes Kemenkes Jakarta II
Pernapasan perut merupakan pernapasan yang melibatkan otot diafragma.
Mekanismenya bisa dibedakan menjadi dua, yaitu
Fase inspirasi
Fase inspirasi diawali dengan kontraksinya otot diafragma hingga rongga dada
membesar, mengakibatkan tekanan rongga dada menjadi lebih kecil daripada
tekanan di luar sampai udara luar yang kaya oksigen masuk.
Fase ekspirasi
Fase ekspirasi yaitu fase relaksasi atau kembalinya otot diafragma pada posisi
semula dan dikuti oleh turunnya tulang rusuk sampai rongga dada menjadi
kecil. Akibatnya, tekanan dalam rongga dada menjadi lebih besar daripada
tekanan luar, sampai udara dalam rongga dada yang kaya karbondioksida
keluar.
3. Ventilator
Ventilator adalah alat bantu pertukaran udara dalam paru-paru pasien.
Digunakan untuk pasien yang mengalami gagal nafas sebagi terapi paru-paru atau
terapi oksigen dengan memberikan trigger agar paru-paru dapat bekerja secara
normal. Terapi paru-paru yang dimaksud dalam hal ini adalah untuk pasien yang
mengalami hypoxia atau tidak mampu bernafas secara mandiri dan membutuhkan
alat bantu untuk men-trigger paru-paru agar bekerja secara normal kembali.
Tujuan pemasangan ventilator sebagai berikut:
23
Poltekkes Kemenkes Jakarta II
2. Insufisiensi jantung, pada pasien dengan syok kardiogenik dan gagal jantung
terjadi peningkatan kerja nafas dan konsumsi oksigen dapat meningkatkan jantung
kolaps, sehingga perlu dipasangkan ventilator untuk mengurangi beban kerja
system pernafasan sehingga beban kerja jantung berkurang
3. Tindakan operasi, membutuhkan penggunaan anasthesi obat bius sangat terbantu
dengan keberadaan alat ini. Resiko terjadinya gagal napas selama operasi akibat
pengaruh obat bius sudah bisa tertangani dengan keberadaan ventilasi mekanik.
4. Frekuensi napas lebih dari 35 kali per menit.
5. PaCO2 lebih dari 60 mmHg
6. AaDO2 dengan O2 100 % hasilnya lebih dari 350 mmHg.
7. Vital capacity kurang dari 15 ml / kg BB.
24
Poltekkes Kemenkes Jakarta II
Prinsip dasar yaitu siklusnya berbasis pada aliran yang memberikan napas /
menghantarkan oksigen berdasarkan kecepatan aliran yang sudah disetting
terlebih dahulu.
25
Poltekkes Kemenkes Jakarta II
diberi tanda dalam oval atau breathing circuit. Jika valve ekspirasi juga dalam
keadaan terbuka saat valve inspirasi terbuka, maka udara akan lebih banyak
mengalir keluar dibanding masuk ke balon yang diumpamakan paru-paru. Maka
kerja valve inspirasi harus berkebalikan dengan valve ekspirasi, dimana jika valve
inspirasi sedang terbuka maka valve ekspirasi harus dalam keadaan tertutup.
Dengan membukanya valve inspirasi dan diikuti valve ekspirasi tertutup, telah
terjadi proses distribusi udara ke paru - paru yakni proses inspirasi, kemudian dengan
mengembangnya balon, diumpamakan kebutuhan udara paru-paru telah terpenuhi,
kemudian valve inspirasi akan menutup dan valve ekspirasi terbuka, maka udara
pada balon akan mengalir keluar selang melalui valve ekspirasi sebagai proses
ekspirasi. Dengan melakukan proses tersebut berulang-ulang maka akan terjadi irama
pernapasan.
Dalam pembacaan konsentrasi oksigen, ventilator memerlukan sensor yang disebut
O2 Cell / O2 Sensor. Sensor tersebut terdapat 2 jenis, yaitu Paramagnetik dan
Galvanik.
O2 Sensor Paramagnetik yaitu sensor yang menggunakan medan magnet untuk
menarik
oksigen. Sensor paramagnetik menggunakan fakta bahwa molekul oksigen memiliki
karakteristik mudah tertarik pada medan magnet yang kuat daripada molekul gas
lainnya.Orientasi molekul oksigen mengubah konduktivitas termal campuran gas.
Perubahan konduktivitas termal digunakan untuk menentukan kadar oksigen.
Campuran gas yang akan diukur terus mengalir melalui saluran gas. Molekul yang
ditarik medan magnet sebanding dengan presentase fiO2 yang di atur.
26
Poltekkes Kemenkes Jakarta II
O2 Sensor Galvanik yaitu sel pembangkit pembangkit listrik kecil yang
membutuhkan oksigen untuk mengaktifkan reaksi kimia yang berlangsung. Dengan
menggunakan kalium hidroksida sebagai elektrolit yang terkandung dibalik oksigen
permeable membran dengan katoda baja disinter berlapis emas dan anoda timbal.
Sensor galvanic, seperti sejauh ini merupakan jenis yang paling umum digunakan
dalam ventilator. Sensor galvanic sebenarnya merupakan transduser elektrokimia
yang menghasilkan arus.
B. Data Alat
1. Bagian-Bagian Alat
27
Poltekkes Kemenkes Jakarta II
A. Lampu Alarm
• Kuning - Alarm Prioritas Sedang dan Rendah
• Merah - Alarm Prioritas Tinggi dan Masalah Teknis
B. Soket USB
C. Layar TFT 10.4 ”dengan Layar Sentuh dan Lampu Latar
D. Koneksi Nebulizer
E. Sensor dan Penutup Sel Oksigen (sel O2 tidak ditampilkan)
F. Koneksi Sensor Aliran
G. Tombol Panel Depan
H. P&T (Tekan dan Putar) Kenop Kontrol
I. Hubungan Sirkuit Pernapasan Pasien dengan Pasien
J. Sambungan Sirkuit Pernapasan Pasien dari Pasien
K. Kunci cepat untuk melepaskan Hamilton-C2 dari troli.
L. Rak Berdiri
28
Poltekkes Kemenkes Jakarta II
A. Koneksi Ethernet
B. Koneksi Antarmuka RS232
C. Slot opsi untuk opsi di masa mendatang
D. Filter Udara Debu dan Elemen Filter HEPA
E. Koneksi DISS Oksigen Tekanan Tinggi atau NIST
F. Sambungan Oksigen Tekanan Rendah
G. Saluran Masuk Daya Listrik
Masukan H. DC
I. Angkat Pegangan
J. Panel Interaksi
K. Kipas Pendingin
L. Tempat Baterai
M. Pemegang Kabel
N. Penutup Filter Unit Ventilasi
29
Poltekkes Kemenkes Jakarta II
1.3 Gambaran Umum Komponen Internal Panel Interaksi
30
Poltekkes Kemenkes Jakarta II
D. P&T (Tekan dan Putar) Encoder Kenop Kontrol
E. Loudspeaker
F. Papan Konverter Lampu Latar
31
Poltekkes Kemenkes Jakarta II
Unit Ventilasi dibagi menjadi 3 bagian:
A. Bagian Atas
B. Bagian Tengah
C. Bagian Bawah
A. Bagian Atas
A. Mainboard
B. ESM (Modul Sistem Tertanam)
C. Slot Pilihan
D. Bagian Busa Atas
C. Bagian Tengah
32
Poltekkes Kemenkes Jakarta II
E. Perakitan Blower
F. Bagian Busa Tengah
C. Bagian Bawah
33
Poltekkes Kemenkes Jakarta II
G. Penukar Panas
H. Catu Daya
I. Kait Filter HEPA
J. Filter HEPA
K. Kipas Pendingin
34
Poltekkes Kemenkes Jakarta II
Q. Sel O2
R. QO2 Sensor Aliran
S. Katup Penghirupan
U. Modul Baterai
V. Pengunci Pelepas Baterai
W. Blok Pengaduk Oksigen
2. Blok Diagram
35
Poltekkes Kemenkes Jakarta II
Pada Ventilator Hamilton C2 sumber gas masuk melalui sistem pneumatik. Jika O2
bertekanan tinggi (High Pressure Oxygen/) yang digunakan sebagai sumber gss, konsentrasi O2
yang digunakan dapat diatur oleh user karena adanya mixer valve. Sedangkan jika O2 bertekanan
rendah (Low Pressure Oxygen/LPO) yang digunakan sebagai sumber gas, konsentrasi O2 yang
akan digunakan tergantung pada Flow yang terdapat pada regulator sumber O2 tersebut. Sumber
gas udara tekan (Air) masuk melalui blower bersamaan dengan gas (LPO/HPO) yang
konsentrasinya telah diatur. Pada blower, udara tekan (Air) dan konsentrasi O2 bercampur lalu
asuk ke inspiratory valve. Sumber gas di supply ke pasien melalui valve inspias . Mikroprosesor
mengontrol besar kecilnya dan lamanya waktu valve inspirasi membuka untuk melakukan
pengaturan yang di atur oleh user.
Ventilator Hamilton C2 mengirim gas ke pasien melalui inspiratory Limb pada Breathing
circuit yang mana terdapat juga inspiratory Filter, Flex Tubes, Humidification System, Water
Traps, Y-Piece dan Flow Sensor. Juga terdapat internal pneumatic Nebulazer yang mengsuplai
aliran.
Gas hasil ekpirasi dari pasien dibuang melewati Expiratory Limb pada Breathing Circuit yang
juga terdapat Flex Tubes, Y – piece, Water pump dan Expiratory valve & Membrane. Gas
ekspirasi dibuang melalui Expiratory valve cover dengan tidak adanya gas hasil ekspirasi yang
mauk mengenai kontak dan komponen komponen internal. Pengukuran diambil atau di dapatkan
melalui sensor sensor aliran pengukuran tegangan, aloran dan volume.
36
Poltekkes Kemenkes Jakarta II
Sensor Oxygen Cell memonitor konsentrasi Oxygen gas yang akan dikirimkan ke pasien.
Galvanic cell ini membangkitkan tegangan yang sesuai untuk pembagian tekanan Oxygen dalam
pemberi gas. Pengukuran Oxygen ini di kompensasikan untuk perubahan tekanan. Kerja dari
Inspiratory dan Exspiratory valve ini di koordinasikan untuk mempertahankan tingkat tekanan
sistem.
3. Spesifikasi
4. SOP Pemeliharaan
Persiapan :
Pasang seluruh sirkuit sysem (Breathing system, Flow sensor, Test lung) Pasang inlets O2 dan
Air.
Pelaksanaan :
1. Aktifkan unit dengan menekan tombol On atau Off
2. Perhatikan layar hingga tanda Star muncul
3. Gunakan C knob atau tombol control, pilih adult lalu tekan Star untuk mengaktifkan
4. Biarkan 2 menit untuk persiapan
5.Gunakan C knob untuk memilih mode, pilih callibation :
37
Poltekkes Kemenkes Jakarta II
1. Tekan flow sensor, lalu keluar pesan “Disconnect pasien” artinya lpas antara flow
sensor dari flex tubingnya
2. Turn the flow sensor artinya balik flow sensor dengan selang warna biru menghadap
ke tubing
4. Turn the flow sensor artinya balik kembali flow sensor dengan selang warna biru
menghadap ke pasien
6. Flow sensor is callibrated artinya flow sensor bagus dan dapat digunakan ke pasien
7. Yjika flow sensor dijalankan dan berhenti otomatis atau tidak sampai finish berarti
kemungkinan flow sensornya sudak tidak dapat dipakai
8. Jika pesannya “call flow sensor failed ” mohon dilakukan kembali kalibrasi flow
sensor
1. Tekan tghtness, lalu keluar “Disconnect pasient”artinya lepas antara flow sensor dari
fluxe tubingnya.
2. Tightness pasient system artinya tutup flow sensornya rapat rapat dan usahakan tidak
ada gas yang keluar
3. Jika memang ada kebocoran pesan yang keluar “chect pasient system”artinya cek
breathing set serta chumber humidifier
38
Poltekkes Kemenkes Jakarta II
4. Jika keadannya sudah bagus tulisan yang terlihat “patient system tight’ artinya
kondisi breathing set dan chamber bagus tidak ada kebocoran.
d. Kalibrasi O2 cell artinya mengkalibrasi O2 cell yang dipasang jika masih bisa
di gunakan, oksigen yang di setting dengan yang keluar hasilnya sama.
1. Tekan O2 cell untukm mengaktifkan, setelah 2 menit jika tidak aa pesan yang keluar
berarti kalibrasi berhasil
2. Gunakan M knob untuk melihat hasil yang di tamoilkan oleh O cell, pilih gambar 2
lalu pilih baris ke 2
3. Lihat pada Oksigennya apakah antara yang di seting dengan yang di hasilkan sama.
(setting 50% normal actifity 47-53%)
4. Jika psan O2 cell “cal. Needed” sellnya tidak bisa dikalibrasi, tunggu selama 15 menit
dan ulang kalibrasi . jika tetap gagal ganti O2 cell yang baru.
5. Trouble shooting
39
Poltekkes Kemenkes Jakarta II
required charger PN 369104
2. anti baterry jika masih terdapat
"baterry callibration required"
Callibration lebih
Expiration Valve dari 1. cek qvent
3 menit atau gagal 2. cek expiratory membran ganti jika diperlukan
beberapa atau
seluruh 3. cek internal tubing pada expiratory valve
level tekanan tidak 4. ganti expirtory valve
tercapai 5. ganti expiratory valve jika ada kerusakan
40
Poltekkes Kemenkes Jakarta II
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Selama mengikuti Praktek Kerja Lapangan di PT. IDS Medical System selama dua
bulan mulai tanggal 02 November 2019 – 24 Desember 2020, penulis banyak
mendapatkan pengalaman dalam praktek secara langsung pada peralatan elektromedik
yang ada di PT. IDS Medical System Indonesia, maka penulis dapat mengambil
kesimpulan bahwa :
1. Penulis dapat mengasah dan menguji keterampilan untuk menghadapi dunia kerja
yang nyata
2. Penulis mengetahui bagaimana penyimpanan dan penempatan alat elektromedik
3. Penulis telah memahami pemasangan dan instalasi alat elektromedik
4. Penulis telah memahami pemindahan dan pemasangan ulang alat elektromedik
5. Penulis telah memahami prosedur kalibrasi yang telah dilakukan pada alat
Elektromedik
6. Penulis telah memahami corrective maintenance terhadap alat Elektromedik
7. Penulis telah memahami proses uji kelengkapan dan uji fungsi terhadap peralatan
elektromedik.
Penulis telah memahami peran elektromedik di perusahaan.
41
Poltekkes Kemenkes Jakarta II
B. SARAN
Selain kesimpulan yang dapat penulis jabarkan, juga terdapat saran untuk
memperoleh kinerja yang maksimal dan kualitas yang baik di masa mendatang, yaitu bagi :
1. Untuk pihak Politeknik Kesehatan KEMENKES Jakarta II Jurusan Teknik
Elektromedik , saran-saran yang disampaikan penulis yaitu :
a. Pelaksanaan Praktek Lapangan di waktu yang akan datang, diharapkan adanya
selisih waktu yang cukup antara pkl sebelumnya dengan pkl yang selanjutnya.
Sebab yang di rasakan mahasiswa, jarak waktu antara pkl daerah dan pkl
perusahaan jakarta terlalu dekat. Sehingga mahasiswa cukup kesulitan dalam
mengatur waktu untuk mengurus surat-surat perizinan.
2. Untuk pihak perusahaan , saran-saran yang disampaikan penulis yaitu :
a. Selama penulis PKL di PT. IDS Medical System, banyak tamu / customer yang
datang untuk melakukan kunjungan ke perusahan dan melihat2 workshop. Penulis
merasa dibutuhkannya penataan ruang workshop yang lebih besar atau sebuah
ruangan khusus penyimpanan alat-alat dari customer yang belum dilakukan
perbaikan, yang terpisah dengan ruangan staf. Sehingga ketika ada tamu /
customer ruangan kerja bisa terlihat lebih rapih dan teknisi beserta staff dapat
bekerja lebih nyaman.
Demikianlah kesimpulan dan saran yang penulis sampaikan dalam laporan
praktek kerja lapangan ini sebagai pelengkap penutup dari laporan praktek kerja
lapangan. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam laporan ini, oleh
sebab itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pihak pendidikan
dan perusahaan untuk perbaikan dimasa yang datang sehingga dapat bermanfaat bagi
para pembaca.
Penulis
42
Poltekkes Kemenkes Jakarta II
DAFTAR PUSTAKA
https://www.idsmed.com/id-en/product/b40_302.html
http://therealspartan.blogspot.co.id/2013/07/sejarah-fondaco-atau-sekarang-ids-med.html
https://www.idsmed.com/id-en/product/c2_248.html#:~:text=in%20your
%20browser.-,Hamilton%20C2%20adalah%20ventilator%20universal%20yang
%20dapat%20digunakan%20pada%20pasien,untuk%20seluruh%20kebutuhan
%20ventilasi%20anda.
43
Poltekkes Kemenkes Jakarta II
LAPORAN AKTIVITAS /KEGIATAN HARIAN
Nama : Ravi Nurohim
NPM : P22040118036
Jurusan : D-III TEM 2018
Tempat PKL : PT. IDS Medical System
44
Poltekkes Kemenkes Jakarta II
08:30 - 17:00
18-Nov-20 Wib Install dan Uji fungsi Bed Hillrom RS PON
08:30 - 18:00
19-Nov-20 Wib Install dan Uji fungsi Seca Kapuk Muara
08:30 - 16:30
20-Nov-20 Wib Install dan Uji fungsi Seca RSUD Jati Padang
08:30 - 21:00
23-Nov-20 Wib Servis Meja Operasi EMC Sentul
08:30 - 18:00 Install dan Uji fungsi Digital
24-Nov-20 Wib Radiologi RSPJ Cempaka Putih
08:30 - 17:00
25-Nov-20 Wib Servis Leardal Universitas Kedokteran UI
08:30 - 19:00
26-Nov-20 Wib Pasang Pendant RS Dharmais
08:30 - 19:00
27-Nov-20 Wib Pasang Pendant RS Dharmais
9-Dec-20 LIBUR
08:30 - Install dn Uji fungsi Seca dan Meja
10-Dec-20 17:00 Wib Operasi RSCM
08:30 - Install dan Uji fungsi
11-Dec-20 17:00 Wib ECG,Trulight,VeinViewer,MostCare RSCM
08:30 -
14-Dec-20 20:00 Wib Lampu Operasi RS Tarakan
08:30 -
15-Dec-20 18:00 Wib Install dn Uji fungsi Ecmo RSCM
45
Poltekkes Kemenkes Jakarta II
08:30 -
17-Dec-20 18:30 Wib Install dan Uji fungsi EchoCardiograp RSUP Fatmawati
18-Dec-20 FREE
46
Poltekkes Kemenkes Jakarta II