006
Oleh :
ANDHIKA FARIZA
P2.31.3800.04.010
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa buku tugas akhir dengan judul :
yang dibuat untuk melengkapi sebagian persyaratan menjadi Ahli Madya Teknik
Elektromedik pada Jurusan Teknik Elektromedik Politeknik Kesehatan Jakarta II,
sejauh yang saya ketahui bukan merupakan tiruan atau duplikasi dari buku tugas
akhir yang sudah dipublikasikan dan atau pernah dipakai untuk mendapatkan
jenjang diploma di lingkungan Politeknik Kesehatan Jakarta II maupun perguruan
tinggi atau instansi manapun, kecuali bagian yang sumber informasinya
dicantumkan sebagai mana mestinya.
Andhika Fariza
P2 31 380 04 010
PERSETUJUAN
Dibuat oleh Andhika Fariza (P2 31 380 04 010) untuk melengkapi sebagian
persyaratan menjadi Ahli Madya Teknik Elektromedik pada Jurusan Teknik
Elektromedik Politeknik Kesehatan Jakarta II dan disetujui untuk diajukan dalam
sidang ujian akhir program.
Dosen Pembimbing,
Ir. Budhiaji, MM
Nip. 140074041
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb.
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
berkat dan karunia yang telah dilimpahkan sehingga penulis dapat menyelesaikan
semua kegiatan perkuliahan di Jurusan Teknik Elektromedik. Dengan ijin dan
kemurahanNya maka penulis dapat mengerjakan penulisan buku tugas akhir ini
dan selesai pada waktu yang telah ditentukan .
Pada kesempatan ini, dengan segala ketulusan dan kerendahan hati, penulis
ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung dan membantu
penulis dalam menyelesaikan buku tugas akhir ini. Ucapan terima kasih ini
penulis sampaikan kepada :
1. Orang tua yang senantiasa menjadi inspirasi dan motivator.
2. Ibu Dr. Hj. Rusmini Barozie, AIM,MM selaku Ketua Jurusan Teknik
Elektromedik.
3. Ir. Budhiaji, MM selaku dosen pembimbing
4. Calon Istri yang selalu mensuport
Dan kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu,
biarlah Tuhan yang akan membalas kebaikan budi kalian, amin.
Akhir kata, penulis hanya berharap bilamana buku ini dapat berguna bagi
setiap yang membacanya.
Penulis
Andhika Fariza
P2 31 380 04 10
ABSTRAK
Anhika Fariza “Rancang Bangun Pesawat Infrared Theraphy Berbasis Mikrokontroler AT89C51”
bi bawah bimbingan iii + 81 halaman + 33 gambar + 10 tabel
Berdasarkan judul diatas, karya tulis ilmiah ini bertujuan untuk membuat
alat Infra Red Theraphy yang dikontrol oleh Mikrokontroler AT89C51, sekaligus
mengetahui keakurasian dari alat dibuat.
Untuk mendapat hasil yang sesuai dengan tujuan penulisan, maka dalam
hal ini penulis menggunakan lima metode, yaitu Studi Literatur, perencanaan dan
pembuatan sistem modul, pembuatan program aplikasi, pengujian dan pendataan.
Penyusunan karya tulis ini sesuai dengan masalah yang dibahas.
Melalui pengujian dan pendataan diketahui bahwa pesawat aplikasi
Mikrokontroler AT89C51 pada alat Infra Red Theraphy tingkat keakurasian cukup
tinggi serta lebih mudah dalam melakukan penganalisaan.
BIODATA
Nama mahasiswa : Andhika Fariza
Tempat, tanggal lahir : Jakarta, 25 Oktober 1985
Alamat rumah : Jl. Semangka 1 No. 97 Rt 003/Rw 024
Perumnas 1 - Tangerang
Telepon rumah : 021-5917011
Telepon selular : 0856-91-9497-42
Alamat email : Andhika_fariza@yahoo.com
Riwayat sekolah : 1991 – 1992 : TK Al-Isti’qomah
1992 - 1998 : SDN Karawaci 15
1998 - 2001 : SMP Islamic Village
2001 - 2004 : SMAN 5 Tangerang
2004 - 2009 : Teknik Elektromedik
Andhika Fariza
P2 31 380 04 010
DAFTAR ISI
DALAM SAMPUL i
PERNYATAAN KEASLIAN BUKU TUGAS AKHIR ii
PERSETUJUAN iii
PENGESAHAN iv
KATA PENGANTAR v
ABSTRAK vi
BIODATA vii
DAFTAR ISI viii
DAFTAR GAMBAR xi
DAFTAR TABEL xii
DFTAR LAMPIRAN xiii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Tujuan Penulisan 2
1.3 Pembatasan Masalah 2
1.4 Metodelogi penelitian terapan 2
1.4.1 Studi literature 2
1.4.2 Teiori dasar 3
1.4.3 Perancangan 3
1.4.4 Uji coba 3
1.4.5 Penutup. 3
1.5 Sistematika Penulisan 3
BAB 3 PERENCANAAN
3.1 Perencanaan pesawat infra red theraphy 28
3.2 Perencanaan secara blok diagram 29
3.3 Perencanaan perangkat keras 30
3.3.2 Perencanaan rangkaian control 31
3.3.1 Perencanaan rangkaian Mikrokontroler AT89C51 32
3.3.3 Perencanaan rangkaian display 34
3.3.4 Perencanaan rangkaian Buzzer 34
3.4 Perencanaan perangkat lunak 35
BAB 5 PENUTUP
Kesimpulan 43
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
PENDAHULUAN
1. 1. Latar Belakang
Bidang kesehatan merupakan salah satu bidang yang menjadi prioritas
dalam tujuan pembangunan nasional bangsa Indonesia, dimana sasaran utama
yang ingin dicapai dalam bidang kesehatan ini adalah tercapainya kehidupan
yang sehat jasmani maupun rohani, bagi setiap penduduk Indonesia.
Peningkatan dalam bidang kesehatan ini tidak terlepas dari peran serta
tenaga kesehatan sebagai Sumber Daya Manusia dalam memberikan
pelayanan di Rumah Sakit. Selain itu, diperlukan pula peralatan-peralatan
kedokteran yang menunjang pelayanan kesehatan yang lebih praktis dan aman
dalam penggunaannya.
Demikian pula halnya dengan kebutuhan dan tuntutan akan mutu
pelayanan kesehatan membuat manusia terus mengembangkan peralatan
kesehatan yang dibutuhkan. Pada awalnya peralatan kesehatan menggunakan
sistem manual, dan terus dikembangkan hingga kini telah banyak
menggunakan sistem komputerisasi. Hasil perkembangan peralatan kesehatan
ini tentunya sangat mempermudah tenaga-tenaga medis pemeriksaan maupun
proses terapi terhadap suatu penyakit.
1. 2. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan karya tulis ini adalah untuk membuat modul Infra Red
Theraphy, termasuk di dalamnya analisa alat serta mengetahui tingkat
keakurasian dari alat yang saya buat, merancang serta memodifikasi Infra Red
Theraphy, mempelajari dan memahami baik secara teori maupun praktek
keakuratan rangkaian Infra Red Theraphy. Selain itu tujuan penulisan karya
tulis ilmiah ini adalah untuk memenuhi syarat dalam menyelesaikan
pendidikan di Politeknik Kesehatan Jakarta II Jurusan Teknik Elektomedik.
1. 3. Pembatasan Masalah
Dalam penyusunan Karya Ilmiah ini, penulis menyajikan karya tulis
berdasarkan Infra Red Theraphy yang dibuat yaitu dengan spesifikasi alat
berbasis Mikrokontroler AT89C51 serta pengaturan waktu maksimum sampai
dengan 60 menit. Hal ini dimaksudkan agar tidak menjadi kerancuan dan
pelebaran masalah didalam penyajian dan pembahasan kerya tulis nanti.
1. 5. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah dan mempelajari serta memhami karya tulis ini
penulis menyajikan karya tulis ini jadi beberapa bab, yaitu :
BAB 1 : PENDAHULUAN
Menguraikan secara jelas dan singkat mengenai fungsi dari
alat infra red theraphy, latar belakang masalah, pembatasan
masalah, tujuan penulisan, sistematika penulisan dan
definisi istilah.
BAB 3 : PERENCANAAN
Menjelaskan dan menerangkan bagian-bagian dari
rangkaian yang akan dibuat dan memberikan secara umum
tentang cara kerja alat.
BAB 4 : PENGUJIAN
Menyajikan beberapa data pengukuran terhadap titik
pengukuran yang menunjang dalam penulisan dan analisa
data antara teori dan kenyataan.
BAB 5 : PENUTUP
Membuat kesimpulan dari pembahasan secara keseluruhan
sesuai dengan tujuan pembuatan modul dan karya tulis
ilmiah ini. Sekaligus menutup karya tulis ini.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB 2
TEORI DASAR
Gambar 2.1
Alat Infra Red Theraphy
Pada gambar 2.1 yang diatas menunjukan alat infra red theraphy yang
sebenarnya atau alat yang ada di Rumah Sakit. Tetapi alat yang tampak pada
gambar 2.1 yang hanya menggunakan switch ON / OFF, tidak menggunakan
seting timer.
Jarak antara lampu infra red dengan pasien umumnya antara 50-75 cm,
sedangkan untuk pasien dengan luka syaraf (neuritis) jaraknya diperjauh
sekitar ±1 atau ½ kali jarak umumnya. Lampu diposisikan berhadapan dan
tegak lurus dengan daerah yang akan disinari untuk menjamin penyerapan
yang maksimal.
Lamanya waktu terapi dengan alat ini tergantung dari sensitivitas kulit
pasien terhadap derajat panas, jenis penyakit yang diderita pasien dan
besarnya daya atau watt lampu yang digunakan.
2.4.1.3 Pengendali
Mikrokontroler dilengkapi dengan bus pengendali (control bus) yang
berguna untuk menyerempakkan operasi mikrokontroler dengan operasi
rangkaian luar.
2.4.1.4 Central Processing Unit (CPU)
CPU ini terdiri dari dua bagian, yaitu unit pengendali (control unit)
dan Aritmatic Logic Unit (ALU). Fungsi utama dari pengendali adalah
mengambil, mengkode dan melaksanakan urutan instruksi sebuah program
yang tersimpan dalam memori.
Unit ini mengatur urutan operasi seluruh sistem, mengatur urutan
operasi dengan menghasilkan sinyal pengendali dan mengatur serta
menghasilkan sinyal pengendali yang diperlukan untuk menyerempakan
operasi dari instruksi program. Sedangkan ALU berfungsi mengolah
operasi aritmatika dan logika.
2.4.1.5 Memori
Suatu sistem mikrokontroler memerlukan memori sebagai tempat
penyimpanan program dan data. Dalam hal ini memori terbagi atas dua
jenis, yaitu RAM (Random Access Memory) dan ROM (Read Only
Memory).
RAM merupakan memori yang dapat dibaca dan ditulis, sehingga
hanya dapat digunakan sebagai memori data karena akan hilang apabila catu
dayanya putus. Sedangkan ROM merupakan jenis memori yang hanya dapat
dibaca saja dan data di dalamnya tidak akan hilang meskipun catu dayanya
terputus, karena itu memori ini cocok untuk menyimpan program.
2.4.1.6 Masukan atau Keluaran (I/O)
Sering juga disebut (Input/Output). Berfungsi untuk melakukan
hubungan dengan piranti dari luar sistem. Pada mikrokontroler AT89C51
tersedia dua macam I/O, yaitu UART (data serial) dan PI/O (data parallel).
UART merupakan alat yang mengubah masukan serial menjadi keluaran
paralel dan PIO mengubah masukan paralel menjadi keluaran serial.
4. Data Pointer
Data Pointer atau DPTR merupakan register 16 bit dan terletak
pada alamat 82H untuk DPL dan 83H untuk DPH. DPTR biasa
digunakan untuk mengakses source code ataupun data yang terletak di
memori eksternal.
5. Register B
Register B digunakan bersama accumulator berfungsi untuk proses
aritmatik atau melaksaankan opaerasi perkalian dan pembagian. Selain
itu register B juga bisa difungsikan sebagai register biasa.
6. Register Port Serial
AT89C51 mempunyai sebuah on chip serial port (Port Serial di
dalam keping) yang dapat digunakan untuk berkomunikasi dengan
peralatan lain yang menggunakan serial port juga seperti modem, shift
register dan lain-lain.
Buffer (penyangga) untuk proses pengiriman maupun pengambilan
data terletak pada register SBUF, yaitu pada alamat 99H. sedangkan
untuk mengatur mode serial dapat dilakukan dengan mengubah isi dari
SCON yang terletak pada alamat 98H.
7. Register Timer
AT89C51 mempunyai dua buah 16 bit timer/counter, yaitu Timer 0
dan Timer 1.
8. Register Interupsi
AT89C51 mempunyai lima buah interupsi dengan dua level
prioritas interupsi. Interupsi akan selalu nonaktif setiap kali sistem di-
reset. Register-register yang berhubungan dengan interrupt adalah
Interrupt Enable Register (IE) dan Interrupt Priority Register (IP).
9. Register Kontrol Power
Register ini terdiri atas SMOD yang digunakan untuk melipat
dua baud rate dari port serial, dua buah bit untuk flag fungsi umum pada
bit ketiga dan bit kedua, Power Down (PD) bit dan Idle (IDL) bit.
XTAL 1
Cap
XTAL
Cap XTAL 2
Gambar 2.4
Osilator Internal Mikrokontroler AT89C51
2.4.3 Fasilitas lain pada Mikrokontroler AT89C51
Pada Mikrokontroler AT89C51 terdapat sebuah lock bit yang
berfungsi untuk menjaga keamanan dari data yang tersimpan pada
EEPROM internal AT89C51. Lock bit akan menolak seluruh akses elektrik
yang berasal dari luar, sehingga data dari EEPROM internal tidak dapat
dibaca atau dicopy dari luar.
Untuk melakukan pengosongan dan pengisian data kembali, maka
alat pengisi program akan menon-aktifkan lock bit dan mengembalikan
fungsi mikrokontroler AT89C51 sepenuhnya sehingga dapat diprogram
kembali.
2.4.4 Timer / Counter
Mikrokontroler AT89C51 mempunyai 2 buah register Timer/Counter
16 bit yaitu Timer 0 dan Timer 1. Keduanya dapat beroperasi sebagai
Timer/Counter. Kedua Timer/Counter ini mempunyai 4 mode operasi,
yaitu : Mode 0, Mode 1, Mode 2, Mode 3.
AT89C 51
Gambar 2.5
Konfigurasi Pin-pin Pada Mikrokontroler AT89C51
2.4.5.1 Pin 1 - 8
Ini adalah port 1 yang merupakan saluran/bus I/O 8 bit dua arah.
Dengan internal pull up yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan.
Pada port ini juga digunakan sebagai saluran alamat pada saat
pemrograman dan verifikasi.
2.4.5.2 Pin 9
Merupakan masukan reset (aktif tinggi), pulsa transisi dari rendah ke
tinggi akan mereset mikrokontroler ini.
2.4.5.3 Pin 10 - 17
Ini adalah port 3 yang merupakan saluran/bus I/O 8 bit dua arah
dengan internal pull up yang memiliki fungsi pengganti. Selain itu
sebagian dari port 3 dapat berfungsi sebagai sinyal kontrol pada saat
proses pemrograman dan verifikasi
2.4.5.4 Pin 18 dan 19
Ini merupakan masukan ke penguat osilator berpenguat tinggi. Pada
mikrokontroler ini memiliki seluruh rangkaian osilator yang diperlukan
pada serpih yang sama (on chip) kecuali rangkaian kristal yang
mengendalikan frekuensi osilator. XTAL 1 sebagai input inverting osilator
amplifier dan input ke rangkaian internal clock sedangkan XTAL 2
merupakan output inverting osilator amplifier.
2.4.5.4 Pin 20
Merupakan ground sumber tegangan yang diberi simbol GND.
2.4.5.5 Pin 21 - 28
Ini adalah port 2 yang merupakan saluran/bus I/O 8 bit dua arah
dengan internal pull up. Saat pengambilan data dari program memori
eksternal atau selama mengakses data memori eksternal yang
menggunakan alamat 16 bit, port 2 berfungsi sebagai saluran/bus alamat
tinggi. Sedangkan pada saat mengakses ke data memori eksternal yang
menggunakan alamat 8 bit, port 2 mengeluarkan isi dari port 2 pada SFR
(Special Function Register).
2.4.5.6 Pin 29
Program Store Enable (PSEN) merupakan sinyal pengontrol untuk
mengakses program memori eksternal masuk ke dalam bus selama proses
pemberian/pengambilan instruksi.
2.4.5.7 Pin 30
Address Latch Enable (ALE)/PROG merupakan penahan alamat
memori eksternal (pada port 1) selama mengakses ke memori eksternal.
Pena ini juga sebagai pulsa/sinyal input pemograman (PROG) selama
proses pemrograman.
2.4.5.8 Pin 31
Eksternal Access Enable (EA) merupakan sinyal kontrol untuk
pembacaan memori program. Apabila diset rendah (L) maka
mikrokontroler akan melaksanakan seluruh instruksi dari memori program
eksternal, sedangkan apabila diset tinggi (H) maka mikrokontroler akan
melaksanakan instruksi dari memori program internal ketika isi program
counter kurang dari 4096. Ini juga berfungsi sebagai tegangan
pemrograman (Vpp: +12 V) selama proses pemrograman.
2.4.5.9 Pin 32 - 39
Ini adalah port 0 yang merupakan saluran/bus I/O 8 bit open
kolektor, dapat juga digunakan sebagai multipleks bus alamat rendah dan
bus data selama adanya akses ke memori program eksternal. Pada saat
proses pemrograman dan verifikasi port 0 digunakan sebagai saluran/bus
data. Eksternal pull up digunakan selama proses verifikasi.
2.4.5.10 pin 40
Pada pin ini merupakan positif sumber tegangan yang diberi simbol
VCC.
VCC
4 16
BI/RBO VCC
5
RBI
3
LT
13
a
7 12
A b
1 11
B c
BCD input 2
C d
10 ke Seven Segment
6 9
D e
15
f
8 14
GND g
74LS47
Gambar 2.6
Konfigurasi kaki IC 74LS47
Dalam penggunaan IC 74LS47, harus memakai seven segment common
anoda, karena sinyal keluaran dekoder ini merupakan kolektor terbuka,
sehingga memerlukan tegangan dari luar untuk menggerakan IC 74LS47 ini.
Tampilan pada seven segment akan bergantung dari kode-kode biner
yang masuk melalui inputan IC 74LS47. Selain itu pada IC 74LS47 perlu
diperhatikan juga masukan pada LT, RBI, dan RBO.
Tegangan sumber yang dibutuhkan IC ini sebesar +5Volt. Tabel
kebenaran IC7447 dapat dilihat pada tabel 2.1 dibawah ini :
Tabel 2.1
Tabel Kebenaran IC 74LS47
Fungsi Masukan Keluaran
Desimal D3 D2 D1 D0 a b c d e f g Tampilan
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0
1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1
2 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 2
3 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 3
4 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 4
5 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 5
6 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 6
7 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 7
8 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 8
9 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 9
f b
e g c
d
Gambar 2.8
Skema Seven Segment
Gambar 2.7
Seven Segment
Tabel 2.2
Format Display Seven Segment
Digit Seven Segment yang aktif
0 a b c d e f
1 b c
2 a b d e g
3 a b c d g
4 b c f g
2.7 5 a c d f g
6 c d e f g
7 a b c
8 a b c d e f g
9 ab c f g
Transistor
Transistor merupakan komponen elektronik yang terbuat dari bahan semi
konduktor yang terdiri dari tiga bagian yaitu basis, kolektor, dan emiter.
Menurut jenisnya transistor dibedakan menjadi dua yaitu NPN dan PNP.
Sifat-sifat dari transistor dapat diketahui setelah melihat gambar 2.10
R C
R B
VC E
VBE
VBB VC C
Gambar 2.8
Rangkaian Common emiter
Pada gambar dapat diketahui nilai arus basis berdasarkan hukum ohm,
VBB VBE
IB ....................................................................(2.3)
RB
Dan dengan hukum tegangan hukum Kirchoff dapat diketahui :
VCE = VCC – (IC.Rc)...............................................................(2.4)
Untuk mengetahui dimana daerah kerja transistor, maka dibuat garis
beban pada grafik daerah kerja transistor. Garis beban ini memotong sumbu
vertikal Ic dan sumbu horizontal VCE.
Garis beban yang mengenai kurva IB = IB (sat) dan VCE = 0 Volt,
merupakan daerah saturasi transistor, sedangkan garis beban yang mengenai
kurva IB = 0 dan VCE =VCC adalah daerah cut off transistor.
Ic
Cut Saturasi
Off Q
Ib > Ib SAT
Vcc Ib = Ib SAT
Rc
Ib
Cut Off
Ib = 0
Vcc
Vce =
Vcc
Gambar 2.9
Garis beban daerah kerja transistor
RB VCB
VCE
VBE VCC
VBB
Gambar 2.10
Rangkaian transistor dalam keadaan saturasi
Pada transistor jenis NPN, apabila dioda basis-emiter dan dioda basis
kolektor mendapat bias maju, maka arus dapat mengalir dari kolektor ke
emiter. Pada keadaan ini transistor berada dalam daerah saturasi dan tegangan
antara kolektor dengan emiter (VCE) dapat dianggap nol. Dalam kondisi ini,
transistor dianggap seperti sebuah saklar tetutup.
Besarnya arus yang mengalir menuju kolektor saat saturasi adalah :
(VCC VCE )
IC
RC …….…………………………………………………………. (2.5)
Karena VCE = 0, maka besarnya arus kolektor dapat dinyatakan :
VCC
IC
RC ………………………………………………………………………...……. (2.6)
2.7.2 Transistor dalam keadaan cut off
R C
R B
VC E
VBE
VBB VC C
Gambar 2.11
Rangkaian transistor dalam keadaan cut off
Pada transistor jenis PNP, apabila basis lebih positif dari emiter maka
arus tidak akan mengalir dari kolektor menuju ke emiter. Pada keadaan ini
transistor berada dalam daerah cut off dan dapat dianggap sebagai saklar
terbuka.
Tegangan antara kolektor dan emiter pada saat cut off adalah :
VCE = VCC – (Ic . Rc) ............................................................(2.7)
Pada saat transistor cut off, tidak ada arus bocor yang mengalir melalui
beban Rc kecuali arus bocor yang sangat kecil (IC ≈ 0), sehingga besarnya Ic
dapat diabaikan dan besarnya tegangan antara kolektor-emiter (VCE) adalah :
VCE = VCC .............................................................................(2.8)
2.8 Relay
Relay adalah suatu komponen elektronika yang berfungsi sebagai
penggerak kontraktor untuk menghubungkan suatu rangkaian dengan
rangkaian lain
Relay bekerja dengan memanfaatkan sifat elektromagnetik yang terjadi
pada suatu kumparan ketika dialiri arus, berdasarkan prinsip induksi magnet.
5
3
4
1
2
R E L A Y
Gambar 2.12
Skematik Relay
Pada gambar 2.14 memperlihatkan konstruksi sebuah relay dengan
sepasang kontraktor Normally Close (NC).
Jika tidak mendapat tegangan relay ini memiliki kaki konektor yang
berhubungan langsung yaitu antara titik C dan titik NC (Normally Close)
sehingga jika kita ukur dengan AVO Meter antara titik C dan NC terjadi
simpangan yang menandakan konektor tersebut terhubung, sedangkan untuk
titik NO jika tidak ada tegangan yang masuk ke kumparan maka titik NO
tidak akan terhubung ke konektor relay manapun.
Relay akan bekerja jika titik L terhadap L mendapat tegangan yang
menyebabkan kumparan dalam relay berinduksi terhadap tegangan tersebut
sehingga kumparan akan menyebabkan energi magnet yang akan
menggerakan konektor NC ke posisi NO. Pergerakan konektor tersebut
menyebabkan terjadinya putus hubungan antara C dengan NC dan terjadinya
hubungan antara C dengan NO. Jika kita ukur dengan AVO meter konektor C
dengan NO akan terjadi simpangan yang menandakan relay tersebut terhubung
BAB 3
PERENCANAAN
Display +12V
0
+5V
R N 1 SETTING TIMER PLN
16
U 2
7 13 1 14
1 D 0 A 12 2 13 5 220
VCC
d a ri k a k i P 0 .0 - P 0 .3 D 1 B
2
D 2 C
11 3 12 D3 3
6 10 4 11
D 3 D 9 5 10 1N 4001 4
E
3
5 LT F
15
14
6
7
9
8
1
4 R BI
B I / R B 8O
G 2
330
G N D7 4 4 7
R ELAY
1K Q 6
Q 7 p o rt 2 .0
d a ri k a k i P 0 .4 - P 0 .5 Q 14
C 9015 C 9015 C 945
1K +5V
Lampu
MIKROKONTROLER
AT 89C51
R 1 R 2 R 3
1 k 1 k 1 k
U P
S W 1
P 1 .0
P 1 .1
S W 2 D O W N P 1 .2
S W 3 S TA R T
BUZZER
+5V
1
Q9
2
d a ri k a k k i P 2 .1
C 945
Power Supply
Gambar 3.1
Diagram blok rangkaian infra red theraphy
Pada gambar 3.1 menunjukan blok diagram rangkaian infra red theraphy
secara keseluruhan. Untuk mempermudah pengertian dari sistem secara
keseluruhan, maka saya membagi rangkaian dalam beberapa blok yang masing-
masing blok mempunyai fungsi yang berbeda-beda. Fungsi dari masing-masing
blok akan dijelaskan sebagai berikut :
3.2.1 Rangkaian Power Supply
Rangkaian ini berfungsi untuk memberikan tegangan atau inputan ke
seluruh bagian pada rangkaian.
R 14 R 15 R 16
1 k 1 k 1 k
U P
S W 7
P 1 .0
P 1 .1
S W 8 D O W N P 1 .2
p in 9
S W 9 S TA R T
1 0 u F /1 6 V re s e t2
2 ,2 K
Gambar 3.2
Rangkaian Kontrol
Fungsi dari masing-masing tombol sebagai berikut :
UP / DOWN : Tombol ini berfungsi untuk menentukan lamanya waktu
pengoperasian alat yang dibutuhkan.
START : Tombol ini berfungsi mengaktifkan rangkaian timer,
sehingga waktu akan menghitung mundur.
RESET : Tombol ini berfungsi untuk mengulang kembali sehingga
display akan menunjukan angka “00”.
C1
C R Y STAL
P IN 1 8
33 pF 12 M H z
P IN 1 9
C2
33 pF
Gambar 3.3
Rangkaian Osilator
Tabel 3.1
Penggunaan Port pada Mikrokontroler AT89C51
No. Port Keterangan
1 P1.0-P1.2 inputan dari rangkaian seting
2 P0.0-P0.3 Outputan data ke rangkaian dekoder
3 P2.0 Output ke relay dan lampu
4 P2.1 Output ke rangkaian buzzer
5 P0.4-P0.5 Output ke transistor PNP untuk display
40
U 3
o u tp u t d e k o d e r k e k a k i 1
1 3 9
P 1 .0 P 0 .0 /A D 0
VC C
2 3 8
down P 1 .1 P 0 .1 /A D 1 o u tp u t d e k o d e r k e k a k i 2
3 3 7
4 P 1 .2 P 0 .2 /A D 2 3 6
s ta rt/s to p P 1 .3 P 0 .3 /A D 3 o u tp u t d e k o d e r k e k a k i 6
5 3 5
6 P 1 .4 P 0 .4 /A D 4 3 4
P 1 .5 P 0 .5 /A D 5 o u t p u t k e d is p la y 1
7 3 3
8 P 1 .6 P 0 .6 /A D 6 3 2
P 1 .7 P 0 .7 /A D 7 o u t p u t k e d is p la y 2
9 31
re s e t R ST E A /V P P
30
1 0 A L E /P R O G 29
P 3 .0 /R X D PSEN o u t p u t k e la m p u
1 1
1 2 P 3 .1 /T XD 2 1
1 3 P 3 .2 /IN T 0 P 2 .0 /A 8 2 2
1 4 P 3 .3 /IN T 1 P 2 .1 /A 9 2 3
P 3 .4 /T 0 P 2 .2 /A 1 0 o u tp u t k e b u ze r
1 5 2 4
C 1 1 6 P 3 .5 /T 1 P 2 .3 /A 1 1 2 5
C R Y STAL 1 7 P 3 .6 /W R P 2 .4 /A 1 2 2 6
P 3 .7 /R D P 2 .5 /A 1 3 2 7
19 P 2 .6 /A 1 4 2 8
33 pF 12 M H z XTA L1 G N D P 2 .7 /A 1 5
18
C 2 XTA L2
A T89C 51
20
33 pF
Gambar 3.4
Port yang digunakan pada Mikrokontroler
16
U2
7 13 1 14
1 D 0 A 12 2 13
VCC
d a ri k a k i P 0 .0 - P 0 .3 D 1 B
2 11 3 12
6 D 2 C 10 4 11
D 3 D 9 5 10
3 E 15 6 9
5 LT F 14 7 8
4 RBI G
B I / R B 8O 330
G N D7 4 4 7
1K Q7
Q6
d a ri k a k i P 0 .4 - P 0 .5
C 9015 C 9015
1K +5V
Gambar 3.5
Rangkaian Display
BUZZER
+5V
1
Q9
2 d a ri k a k k i P 2 .1
C 945
Gambar 3.6
Rangkaian Buzzer
ya
tidak Sw
up
tekan Lampu Menyala
?
ya ya
Pengurangan menit
Naikan Tampil ke pada timer
setting time display tidak ya
Naikan ya
setting time
Apakah
y
Timer
tidak Sw
sudah =
down
tekan 0
?
ya
ya
Matikan lampu
Turunkan Tampil ke
setting time display
ya
ya
Aktifkan buzzer
tidak Sw
start tidak
tekan
?
Sw
stop
ya tekan
?
A ya
End
Gambar 3.7
Diagram alur Infra Red Therapy
BAB 4
PENGUJIAN
.
Pada bab ini membahas tentang kinerja modul infra red theraphy yang
telah dikerjakkan mulai dari perancangan hingga uji fungsi. Adapun persiapan
yang dilakukan meliputi alat dan bahan, pemaparan hasil-hasil, dan pendataan
pada setiap rangkaian yang telah dibuat. Hasil-hasil pengukuran dalam bentuk
tabel. Hal ini bertujuan untuk mnedata sejauh mana pengaruh input yang
diberikan terhadap kerja rangkaian secara keseluruhan
4.1 PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN
Pada tahap pengujian modul infra red theraphy, perlu mempersiapkan
terlebih dahulu alat dan bahan yang dapat menunjang proses pengujian.
Pengujian dan pengamatan dilakukan pada perangkat keras dan
keseluruhan sistem yang terdapat dalam alat ini.
Rangkaian Mikrokontroler
NO
Jenis Komponen Jumlah
1 Push Botton 4 buah
2 Resistor 1 k Ω 3 buah
3 Resistor 2,2 k Ω 1 buah
4 Capasitor 10 µF / 16 V 1 buah
NO Rangkaian Display
Jenis Komponen Jumlah
1 IC 74LS47 1 buah
2 Buzzer 1 buah
4 Transistor C9015 2 buah
5 Transistor C945 1 buah
4.2 PENGUJIAN
Pengujian ini bertujuan untuk mengewtahui hasil akhir dari rangkaian.
Pada tahap pengujian ini, penulis membuat dua tahap pengujian, diantaranya
pengujian perangkat keras dan pengujian hasil akhir.
Tabel 4.5
Hasil pengukuran Mikrokontroler AT89C51 dari TP1 sampai TP4
Tegangan Sebelum Tegangan Waktu
TP Nama Port tombol ditekan. tombol ditekan.
1 Port 1.0 4,98 V 0V
2 Port 1.1 4,95 V 0V
3 Port 1.2 4,95 V 0,02 V
4 Kaki 9(Reset) 0V 4,97 V
Tabel 4.6
Hasil pengukuran Mikrokontroler AT89C51 TP5 dan TP6
Pada Saat Lampu Pada Saat Lampu
TP Nama Port
Mati Menyala
0,01 V 3,33 V
5 Port 2.0
(relay tidak bekerja) (relay bekerja)
3,29 V 0,05 V
6 Port 2.1
(buzzer menyala) (buzzer mati)
KESIMPULAN
Berdasarkan pada hasil dari perencanaan, pembuatan, pengujian dan
analisa yang dilakukan serta didukung teori yang ada, maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Modul Infra Red Theraphy yang dibuat dapat dipergunakan
dengan waktu maksimal 60 menit dan dapat diseting sesuai dengan
kebutuhan.
2. Persentase keakurasian pada modul sebesar 99,26%.
clr lampu
clr buzzer
lcall hex2bcd
MOV A,puluhan_set_timer
anl a,#0fh
ORL A,#10h
mov display,a
lcall outlah
MOV A,satuan_set_timer
anl a,#0fh
ORL A,#20h
mov display,a
lcall outlah
;==========================================================
MOV A,#00h
MOV puluhan_set_timer,A
MOV satuan_set_timer,A
MOV menit_set,#00d
clr lampu
clr buzzer
setb indi_start
mov r0,a
mov r1,a
mov r2,a
mov r3,a
mov r4,a
;==========================================================
exit9: ret
metu: ret
;==========================================================
pstart:
out3: mov r7,#100d
out2: djnz r7,out2
;==========================================================
exity:
mov r4,#200d
metel04: lcall scan
djnz r4,metel04
clr lampu
clr ie.7
clr tcon.6
silk: setb buzzer
setb indi_start
lcall scan
jnb enter,silk
mov r4,#40d
metel05: lcall scan
djnz r4,metel05
derit: clr buzzer
lcall scan
mov tcon,#00h
mov pengali,#100d
mov pengali_2,#60d
mov tl1,#0efh
mov th1,#0d8h
setb ie.7
ljmp sw_upt
exit1: clr lampu
setb indi_start
setb buzzer
clr ie.7
clr tcon.6
lcall scan
jb enter,exit1
osbor: mov r4,#200d
metel06: lcall scan
djnz r4,metel06
jnb enter,osbor
ljmp derit
;==========================================================
; PROGRAM PELAYANAN INTERUPSI
;==========================================================
p_intr:
clr TCON.6
dec menit_set
;==========================================================
MOV A,puluhan_set_timer
anl a,#0fh
ORL A,#10h
LCALL out
MOV A,satuan_set_timer
anl a,#0fh
ORL A,#20h
LCALL out
RET
out: mov display,a
mov r7,#99d
out1: djnz r7,out1
mov p0,#0ffh
ret
;==========================================================
;PROGRAM UNTUK MERUBAH DATA BIL HEXA 8bit KE BCD
;==========================================================
rubah_set_timer:
MOV A,menit_set
mov b,#10d
DIV ab
MOV puluhan_set_timer,A
MOV satuan_set_timer,B
RET
;==========================================================
outlah: setb lampu
setb buzzer
mov r5,#05d
miti: mov r6,#200d
ih_ih: mov r7,#200d
djnz r7,$
djnz r6,ih_ih
djnz r5,miti
clr lampu
clr buzzer
mov p0,#0ffh
mov r5,#05d
miti_ay: mov r6,#200d
ih_ih1: mov r7,#200d
djnz r7,$
djnz r6,ih_ih1
djnz r5,miti_ay
ret
end
Philips Infraphil Terapi Infrared
Spesifikasi teknis:
Power: 150 W
Voltage: 220/230
Frequency: 50 Hz
Lifetime of lamps: 750 sessions of 10 minutes hour(s)
Cord length: 1.8 m
Insulation: Class II (double isolation)
Type of lamps: PAR 38E, 150 W + prismatic rings for more focus
Product Overview