DI SUSUN OLEH :
PEMBIMBING AKADEMIK
RADIAN ILMASKAL,MPH
Tim Penguji
ii
KATA PENGANTAR
iii
Disadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan di dalam susunan
Laporan Magang ini. Namun penulis berharap semoga laporan ini dapat
memberi manfaat khususnya bagi rekan Kesehatan Masyarakat, dan semua
pihak pada umumnya.
Wassalaamu’alaikum. Wr. Wb.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
v
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................. 28
B. Saran ...................................................................................... 29
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini semakin
maju dan modern. Dengan demikian perkembangan ini berakibat
timbulnya berbagai macam perubahan yang sangat berarti mencakup
segala bidang kehidupan, kecuali bidang industri perindustrian. Disisi
lain perkembangan diluar industri juga sangat pesat seiring dengan
majunya teknologi perindustrian, semakin tinggi teknologi yang
digunakan maka semakin tinggi pula resiko yang dihadapi dan semakin
besar pula kerugian yang ditimbulkan, jika potensi bahaya tidak segera
dikendalikan dengan baik, maka akan menyebabkan kecelakaan. Dengan
kemajuan teknologi yang pesat maka perluasan kesempatan kerjaserta
pemanfataan mutu dan perlindungan tenaga kerja merupakan kebijakan
pokok yang sifatnya menyeluruh disemua sektor. Hal ini berarti bahwa
kesempatan kerja dan perlindungan tenaga kerja merupakan bagian yang
tidakterpisahkan dari seluruh kebijakan pembangunan. Kenyataan bahwa
ekonomi umumnya dan sektor industri khususnya yang sangat cepat
disertai dengan penggunaan tehnologi yang sangat canggih berarti pula
peningkatan jumlah, jenis dan intensitas sumber bahaya di tempat kerja
(Effendi, 2016).
Di Indonesia, kasus-kasus kecelakaan meningkat. Sepanjang tahun
2018 lalu telah terjadi 157.313 kasus kecelakaan kerja, atau meningkat
dibandingkan kasus kecelakaan kerja yang terjadi tahun 2017 sebesar 123
ribu kasus (Kemenaker, 2018).
Selain menyebabkan penderitaan manusia yang tak terhitung,
kecelakaan dan penyakit akibat kerja mengakibatkan biaya ekonomi yang
signifikan, dengan perkiraan kerugian tahunan besaran 3,94 persen
(ILO,2017). Biaya untuk masyarakat pekerja muda yang terluka parah
dan mengalami gangguan jangka panjang dapat jauh lebih besar di
1
2
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Berdasarkan perumusan masalah di atas tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui upaya penanganan dan tindakan pencegahan
kecelakaan kerjadi PT Agrimitra Utama Persada bagian AMDK-
SMS.
2. Tujuan Khusus
a. Diketahuinya program K3 di perusahaan PT Agrimitra Utama
Persada
b. Teridentifikasinya potensi bahaya dan resiko keselamatan dan
kesehatan kerja di PT Agrimitra Utama Persada
c. Diketahuinya perbandingan teori yang ada dengan investigasi
pelaporan kecelakaan kerja di PT Agrimitra Utama Persada
d. Mendapatkan informasi tentang tindakan preventif yang di lakukan
PT. Agrimitra Utama Persada dalam mencegah terjadinya
kecelakaan kerja
C. Manfaat
1. Bagi Mahasiswa
a. Dapat menentukan jenis kecelakaan dan cedera yang di alami oleh
pekerja serta faktor resiko yang berhubungan dengan kecelakaan
kerja di kawasan PT. Agrimitra Utama Persada Divisi AMDK-
SMS
3
D. Ruang Lingkup
Kegiatan magang dilaksanakan di PT. Agrimitra Utama Persada
yang berlokasi di kepala hilalang, sicincin. Kegiatan magang di lakukan
selama ± satu bulan di PT. Agrimitra Utama Persada, dan dalam
pelaksanaanya peserta magang hadir 5 hari dalam seminggu dengan lama
kerja 8 jam per hari.
Gambaran Kejadian Kecelakaan Kerja di PT. Agrimitra Utama
Persada divisi AMDK-SMS yang membahas klasifikasi kecelakaan,
sebab kecelakaan, Alat pelindung diri dan tindakan preventif dalam
mencegah keceakaan Kerja.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. SMK3
SMK3 (Sistem Menajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
adalah bagian dari sistem manajemen secara keseluruhan yang meliputi
struktur organisasi, perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan prosedur,
proses dan sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan,
penerapan, pencapaian, pengkajian dan pemeliharaan kebijakan
keselamatan dan kesehatan kerja dalam rangka pengendalian risiko yang
berkaitan dengan kegiatan kerja, guna terciptanya tempat kerja yang
aman, efisien dan produktif.
Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor: PER. 05/MEN/1996,
Tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Sistem
manajemen keselamatan dan kesehatan kerja adalah bagian dari sistem
manajemen secara keseluruhan yang meliputi sruktur organisasi,
perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur, proses, dan sumber
daya yang di butuhkan bagi pengembangan, penerapan, pencapaian,
pengkajian dan pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja
dalam rangka pengendalian resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja
guna terciptanya tempat kerja yang aman, efesien dan produktif.
Tempat kerja adalah setiap ruangan atau lapangan, tertutup atau
terbuka, bergerak atau tetap, dimana tenaga kerja bekerja, atau yang
sering di masuki tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha dan dimana
terdapat sumber sumber bahaya baik di darat, di dalam tanah.
Tujuan dan sasaran sistem manajemen K3 adalah menciptakan
suatu sistem keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja dengan
melibatkan unsur manajemen, tenaga kerja, kondisi dan lingkungan kerja
yang terintegrasi dalam rangka mencegah dan mengurangi kecelakaan,
penyakit akibat kerja serta terciptanya tempat kerja yang aman, efesien,
dan produktif.
4
5
B. Kecelakaan Kerja
1. Pengertian
Kecelakaan adalah suatu kejadian yang tidak diinginkan yang
dapat berakibat cedera pada manusia, kerusakan barang, gangguan
terhadap pekerjaan atau proses. Kecelakaan adalah suatau kejadian
yang tidak diduga semula yang dapat mengacaukan suatu proses
setelah direncanakan oleh pihak yang bersangkutan. Sedangkan
kecelakaan kerja adalah semua kejadian kecelekaan dalam hubngan
kerja yan berakibat cidera fisik dan atau psikis serta kerusakan
peralatan harta benda (Siswowardojo, 2003).
Kecelakaan kerja adalah suatu kejadian yang jelas tidak
dikehendaki dan sering kali tidak terduga semula yang dapat
menimbulkan kerugian baik waktu, harta benda atau properti maupun
korban jiwa yang terjadi didalam suatu proses kerja industri atau yang
berkaitan denganya (Tarwaka, 2015).
Kerugian yang diakibatkan oleh adanya kecelakaan adalah :
a. Kerugian Ekonomis
1) Kerusakan bahan dan mesin.
2) Hari kerja yang hilang.
3) Produksi yang hilang.
4) Biaya pengobatan.
b. Kerugian non Ekonomis
1) Penderiataan
2) Anggota tubuh yang hilang
3) Kehilangan anggota keluarga.
4) Rasa tidak aman
6
5. Lingkungan kerja
Pengaruh lingkungan kerja yang berpengaruh terhadap
psikologi adalah kaitannya dengan hubungan kerja baik horizontal
antar karyawan selevel dan hubungan kerja vertikal antara atasan
dengan bawahan dan sebaliknya. Bilamana hubungan kerja kurang
harmonis akan berpengaruh baik terhadap kinerja maupun akibat
baban psikologi akan menjadikan ketegangan atau stress yang
cenderung barakibat kecelakaan kerja.
6. Kelelahan dan kejemuan
Kelelahan adalah salah satu faktor pemicu kecelakaan kerja
karena semakin tinggi faktor resiko kecelakaan. Pekerjaan yang
sifatnya rutin atau monoton yang seakan mereka bekerja serba
otomatis tanpa berfikir, seolah mesin yang akibatnya kecepatan syaraf
motorik dengan kecepatan mesin yang dihadapi kadang kala terjadi
selisih waktu, disinilah memungkinkan terjadinya kecelakaan kerja,
oleh sebab itu dalam hal kecelakaan dan kejenuhan perlu adanya
pelaksanaan normatif setelah bekerja selama 4 jam terus menerus
wajib diberikan waktu istirahat sekurang-kurangnya 30 menit, dalam
waktu 30 menit tersebut diberikan sesuatu variasi dalam bentuk
refresing, olah raga ringan ataupun hiburan ringan sebagai pengalihan
dan kompensasi menghilangkan rasa letih maupun jenuh atau bosan.
7. Pencegahan Terhadap Faktor yang Tidak Aman
Pencegahan terhadap kadaan tidak aman ini dengan
mengingat keaneka ragaman bentuk peralatan dari yang sederhana
sampai dengan pemakaian teknologi canggih, maka diperlukan
klarifikasi dan pengelompokan sesuai jenis dan kebersamaannya
sehingga memudahkan didalam mengidentifikasi, menganalisis dan
mencari solusi pemecahan masalah dalam rangka pencegahan
kecelakaan.
10
C. Tempat Kerja
Menurut UU No. 01 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja, yang
dimaksud tempat kerja adalah tiap ruangan atau lapangan tertutup atau
terbuka, bergerak atau tetap, dimana tenaga kerja bekerja atau sering
dimasuki tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha dan dimana terdapat
sumber-sumber bahaya. Tempat kerja meliputi; semua ruangan,
lapangan, halaman, dan sekelilingnya yang berhubungan dengan tempat
kerja tersebut.
Menurut pasal 1 ayat 1 lingkup tempat kerja ada tiga unsur yaitu :
1. Tempat dimana dilakukan pekerjaan.
2. Adanya tenaga kerja yang bekerja disana.
3. Adanya bahaya kecelakaan di tempat tersebut.
D. Insiden
Suatu kejadian yang tidak diinginkan, bilamana pada saat itu
sedikit saja ada perubahan maka dapat mengakibatkan terjadinya
accident.
Critical incident adalah setiap luka atau kecelakaan kerja yang
menyebabkan :
1. Masuk rumah sakit
2. Kematian karyawan
3. Kematian pihak ketiga dalam lingkungan perusahaan dan atau
karyawan yang terlibat ketika menjalankan tugas pekerjaan.
4. Permulaan penuntutan
5. Persoalan perbaikan atau pengumuman larangan. Occupational Health
& Safety (OHS)
(Siswowardojo, 2003)
11
BAB III
GAMBARAN UMUM LOKASI MAGANG
A. Profil Perusahaan
Nama Perusahan : Agrimitra Utama Persada
Direktur Perusahaan : Ir. Soehinto Sadikin
Alamat : Di Korong Tarok Kepala Hilalang
Kecamatan 2x11 Kayu Tanam Jln Raya
Pandang Bukit Tinggi Km 51
Kota : Padang Pariaman
Provinsi : Sumatera Barat
Komoditas : Air Minum Dalam Kemasan
Kelompok Industri : Minuman Ringan
Telp : (0751) 676677
11
12
D. Struktur Organisasi.
Struktur organisasi wajib dimiliki oleh setiap perusahaan agar
pembagian kerja dan fungsi masing-masing koordinasi bisa menjalankan
tugasnya dengan baik. Bagan Struktur organisasi PT. Agrimitra Utama
Persada divisi AMDK terletak dibagian lampiran.
1. Tugas masing-masing bagian:
a. General Manager
1) Mengontrol dan mengawasi jalannya pelaksana laporan-laporan
dari distributor manager, supervisor, EDP dan SMM ISO serta
semua pelaksanaan administrasi perusahaan.
2) Bersama kepala pabrik menetapkan kebijakan mutu perusahaan
untuk menjadikan acuan kerja dari setiap bagian.
3) Membuat forecast penjualan secara bulanana ataupun tahunan
4) Membuat laporan secara bulanan.
5) Mengontrol dan memastikan kegiatan operasional pabrik
berjalan sesuai rencana.
6) Membuka peluang pasar dan promosi untuk pengembangan
distribusi air minum.
7) Melakukan joint visit dengan supervisor dan distributor
manager.
8) Bekerja sama dengan sales, supervisor dan unit lain dalam
rangka pelaksanaan operasional perusahaan.
9) Menjaga kerahasiaan dan melindungi kepentingan perusahaan
dari hal-hal yang dapat menimbulkan kerugian perusahaan.
10) Membantu unit lain jika dibutuhkan sesuai dengan kebutuhan
perusahaan.
11) Menjalin dan menjaga hubungan kerja sama yang baik dengan
rekan-rekan kerja.
12) Tunduk dan patuh kepada aturan perusahaan yang berlaku
serta patuh kepada intruksi atasan.
14
b. Kepala Pabrik
1) Menetapkan dan mengawasi pelaksanaan Sistem Manajemen
Mutu ISO 9001 : 2015 agar sesuai dengan penerapan yang telah
dipersyaratkan.
2) Menetapkan dan menerapkan Sistem Manajamen Mutu ISO
9001 : 20015 sesuai persyartan umum yang telah ditetapkan di
dalam elemen sistem manajemen mutu nomor 4.1
3) Berkomitmen dalam pelaksanaan dan penerapan sistem
manajemen mutu ISO 9001 : 2015 sesuai dengan elemen nomor
5.1
4) Bertanggung jawab dalam memenuhi persyaratan dan kepuasan
pelanggan sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan
dalam elemen nomor 5.2 dan 8.2.1.
5) Menetapkan dan memantau penerapan kebijakan mutu PT.
Agrimitra Utama Persada dan sasaran mutu yang telah
ditetapkan masing-masing bagian yang terkait untuk memenuhi
persyaratan pelanggan.
6) Menyediakan sumber daya yang diperlukan untuk menerapkan
dan mengoperasikan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 : 2015
agar sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan.
7) Melaksanakan tinjauan manajemen sesuai jadwal yang telah
ditetapkan untuk mengevaluasi penerapan Sistem Manajemen
Mutu ISO 90001 : 2015 agar sesuai dengan persyaratan yang
telah ditetapkan.
c. Wakil Manajemen
1) Bertanggungjawab atas pelaksanaan dan Penerapan Sistem
Manajemen Mutu ISO 9001 : 2015 sesuai dengan prosedur
pengendalian dokumen
2) Bertanggungjawab atas pelaksanaan dan penerapan
pengendalian rekaman Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 :
2015 yang ada di bagiannya sesuai dengan prosedur
pengendalian rekaman.
15
BAB IV
HASIL OBSERVASI KEGIATAN
A. Data Responden
Tabel 4.1 Data Responden
22
23
C. Hasil Observasi
Setelah melakukan kegiatan magang di PT Agrimitra Utama Persada
maka didapatkanlah hasil observasi sebagai berikut :
Tabel 4.3. Hasil Observasi di PT. Agrimitra Utama Persada
No Rincian yang perlu di teliti Hasil wawancara/observasi/studi
(observasi / wawancara) dokumentasi
I. Sistem manajemen SMK3 disini masih dalam tahap
perencanaan.
1. Organisasi
a. K3 struktural Organisasi K3 Masih dalam tahap
perencanaan
b. P2k3(non struktural) P2k3 Masih dalam tahap
perencanaan.
2. Komitmen dan kebijakan
a. Kebijakan tentang BPJS kesehatan dan JAMSOSTEK
kesehatan dan kebijakan mutu air
b. Kebijakan tentang BPJS kesehatan, JAMSOSTEK dan
keselamatan memakai APD
c. Kebijakan tentang Komitmen perusahaan dengan
lingkungan daerah setempat
d. Kebijakan tentang b3 Pemantauan dokumen UPL ( upaya
yang dilakukan dalam pengelolahan
dan pemantauan lingkungan hidup
oleh penanggung jawab atau
kegiatan yang tidak wajib
melakukan amdal ) dan UKL
(upaya pengelolahan lingkungan
hidup )
3. Program k3 Program k3 dalam tahap
perencanaan
4. Penyediaan fasilitas
a. Toilet atau kamar mandi Toilet ada 6 untuk karyawan sbb :
1. 4 didalam perusahaan
2. 2 dibelakang pos satpam
b. Alat pelindung diri ( Ada di sediakan oleh perusahaan
APD )
25
BAB V
PEMBAHASAN
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Gambaran hasil penelitian menunjukkan bahwa kecelakaan kerja di
PT Agrimitra Utama Persada yang paling sering terjadi ialah pada saat
pekerja menggunakan hand pallet.
Masa kerja dapat mempengaruhi tenaga kerja baik positif maupun
negatif. Akan memberikan dampak positif kepada tenaga kerja bila
semakin lama seorang tenaga kerja bekerja maka dia akan semakin
berpengalaman dalam menjalankan pekerjaan yang diberikan karena dia
telah mengetahui alur pekerjaannya, dengan masa kerja yang bertambah
maka tingkat pengetahuan dan keterampilan seorang tenaga kerja juga
bertambah dan aspek keselamatan diri dari pekerjaannya yang dilakukan
sehingga dapat terhindar dari risiko terjadinya kecelakaan kerja.
Sebaliknya akan memberikan pengaruh negatif apabila semakin lamanya
seseorang bekerja maka akan menimbulkan kebosanan. Semakin lama
seseorang bekerja maka akan semakin besar pula risiko terpapar oleh
bahan yang di timbulkan oleh lingkungan kerja tersebut (Fitriyah, 2011).
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan tentang
gambaran faktor risiko kecelakaan kerja di PT Agrimita Utama Persada
dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Dari data yang di peroleh dari pihak perusahaan dapat di simpulkan
bahwa pekerja yang berusia di bawah 30 tahun lebih sering
mengalami kecelakaan kerja di banding pekerja yang sudah berusia di
atas 30 tahun.
2. Dari 46 responden masih ada beberapa pekerja yang belum
menggunakan Alat Pelindung Diri yang lengkap saat bekerja.
3. Kelalaian para pekerja saat penggunaan hand pallet merupakan
kecelakaan kerja yang paling sering terjadi
28
29
B. SARAN
1. Para pekerja harus lebih fokus pada pekerjaan dan lebih berhati-hati
lagi dalam bekerja.
2. Perlu adanya sharing atau presentasi secara rutin dan terpadu kepada
seluruh pekerja, dalam mengetahui pentingnya upaya penanganan dan
tindakan pencegahan kecelakaan kerja,
3. Pihak Perusahaan sebaiknya memastikan bahwa tindakan
perbaikan/pencegahan yang telah disepakati dilakukan sesuai Prosedur
Ketidaksesuaian, Tindakan Perbaikan dan Pencegahan.
4. Sebelum melakukan tindakan perbaikan/pencegahan harus terlebih
dahulu dilakukan peninjauan Identifikasi Aspek Lingkungan dan
Bahaya K3 dari tindakan perbaikan/pencegahan tersebut.
5. Mempertegas penggunaan Alat Pelindung diri pada para pekerja.
6. Penambahan rambu-rambu pada pabrik sehingga mudah di baca dan
di pahami saat terjadi bencana atau kecelakaan kerja.
7. Sebaiknya terus dilakukan evaluasi terhadap potensi-potensi bahaya
yang dapat menimbulkan kecelakaan.
8. Melalui tahapan-tahapan yang ditetapkan dengan mengurut kejadian
yang berpotensi menjadi penyebab kecelakaan, diambil tindakan cepat
dalam mencegah terjadinya kejadian yang tidak diinginkan.
30
DAFTAR PUSTAKA