Anda di halaman 1dari 103

MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR II

MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR II

DAFTAR PENYUSUN

• Alifia Rahmadewi • Abel Abimanyu


• Fadillah Syofyan • Fika Khoirotun Nisa'
• Jefri Salmon Tande • Gautama
• Julia Monica Berliana • Inez
• M.Yusup ABD Salam • Marcelia Chintya Hartakaadi
• Muhammad Abdul Hakim • Moh. Eldivo Alsyawal Otoluwa
• Muhammad Fakry Gaffar Hakim • Muhammad Ridzwan Aulia Azzikra
• Muhammad Ridho Rizaldi • Naomi Theresia Hutabarat
• Narohasagamora William Bertuarbias • Samuel Morachal Girsang
• Sekar Ayuningtyas Kusumawardani • Serly Krisnadianti
• Zelika Ayu Choirunnisa • Sukma Wardani
• Talitha Syahla Mafi
• Thomas Rihonggao

i
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR II

LEMBAR REVISI

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Dr. Rahmat Awaludin Salam, S.Si., M.Si.

NIK : 14890058

Jabatan : Dosen Pembina Laboratorium Fisika Dasar

Dengan ini menyatakan pelaksanaan Revisi Modul Fisika Dasar unutuk Fakultas
Teknik Elektro, telah dilaksanakan dengan penjelasan sebagai berikut:

No. Keterangan Revisi Tanggal Revisi


Terakhir

ii
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR II

LEMBAR PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Dr. Rahmat Awaludin Salam, S.Si., M.Si.

NIK : 14890058

Jabatan : Dosen Pembina Laboratorium Fisika Dasar

Menerangkan dengan sesungguhnya bahwa modul praktikum ini telah


direview dan akan digunakan untuk pelaksanaan praktikum di Semester Ganjil
Tahun Akademik 2023/2024 di Laboratorium Fisika Dasar Fakultas Teknik
Eketro Universitas Telkom

Bandung, Januari 2024


Dosen Pembina Laboratroium Fisika Dasar

Dr. Rahmat Awaludin Salam, S.Si., M.Si.


NIK 14890058

iii
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR II

VISI DAN MISI


Fakultas Teknik Elektro

VISI:
Menjadi fakultas berstandar internasional yang berperan aktif dalam
pengembangan pendidikan, riset, dan entrepreneurship di bidang teknik elektro
dan teknik fisika, berbasis teknologi informasi.

MISI:
1. Menyelenggarakan sistem pendidikan yang berstandar internasional di
bidang Teknik elektro dan teknik fisika berbasis teknologi informasi.
2. Menyelenggarakan, menyebarluaskan, dan memanfaatkan hasil-hasil
riset berstandar internasional di bidang teknik elektro dan fisika.
3. Menyelenggarakan program entrepreneurship berbasis teknologi bidang
teknik elektro dan teknik fisika di kalangan sivitas akademika untuk
mendukung pembangunan ekonomi nasional.
4. Mengembangkan jejaring dengan perguruan tinggi dan industri
terkemuka dalam dan luar negeri dalam rangka kerjasama pendidikan,
riset, dan entrepreneurship.
5. Mengembangkan sumberdaya untuk mencapai keunggulan dalam
pendidikan, riset, dan entrepreneurship.

iv
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR II

VISI DAN MISI


Prodi S1 Teknik Telekomunikasi
VISI:
Menjadi Program Studi S1 Teknik Telekomunikasi berstandar
internasional yang berperan aktif dalam pengembangan ilmu dan teknologi
telekomunikasi khususnya wireless communication.

MISI:
1. Menyelenggarakan pendidikan unggulan dan berstandar internasional
2. Mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan dan teknologi
telekomunikasi khususnya wireless communication yang diakui secara
internasional
3. Memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi telekomunikasi untuk
peradaban bangsa dan masyarakat internasional.

v
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR II

VISI DAN MISI


Prodi S1 Teknik Fisika
VISI:
Menjadi Program Studi S1 Teknik Fisika berstandar internasional yang
berperan aktif dalam pengembangan, pendidikan, riset, dan enterpreneurship di
bidang keteknikfisikaan yang berbasis teknologi informasi.

MISI:
1. Menyelenggarakan sistem pendidikan yang berstandar internasional di
bidang Teknik Fisika berbasis teknologi informasi.
2. Menyelenggarakan, menyebarluaskan, dan memanfaatkan hasil-hasil riset
berstandar internasional di bidang Teknik Fisika.
3. Menyelenggarakan program enterpreneurship di kalangan sivitas
akademika yang berbasis teknologi bidang Teknik Tisika.
4. Mengembangkan jejaring dengan perguruan tinggi dan industri terkemuka
dalam danluar negeri dalam rangka kerjasama pendidikan, riset, dan
enterpreneurship.
5. Mengembangkan sumberdaya untuk mencapai keunggulan dalam
pendidikan, riset, dan enterpreneurship di bidang Teknik Fisika.

vi
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR II

VISI DAN MISI


Prodi S1 Teknik Komputer

VISI:
Menjadi Program Studi S1 berstandar internasional, berperan aktif dalam ilmu
pengetahuan dan teknologi di bidang sistem komputer berbasis teknologi informasi
dan komunikasi.

MISI:
1. Menyelenggarakan pendidikan tinggi yang berstandar internasional untuk
menghasilkan lulusan yang menguasai ilmu dan teknologi komputer.
2. Mengembangkan, menyebarluaskan, dan memanfaatkan ilmu pengetahuan
dan teknologi bidang sistem komputer, serta bekerjasama dengan
industri/institusi, guna meningkatkan kesejahteraan dan kemajuan
masyarakat.
3. Mengembangkan dan membina jejaring dengan perguruan tinggi dan
industri terkemuka dalam dan luar negeri dalam rangka kerjasama
pendidikan dan penelitian.
4. Mengembangkan sumber daya untuk mencapai keunggulan dalam
pembelajaran, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.

vii
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR II

VISI DAN MISI


Prodi S1 Teknik Biomedis
VISI:
Menjadi Program Studi berstandar internasional yang menghasilkan SDM unggul
yang berperan aktif dalam riset dan kewirausahaan dalam bidang teknik biomedis
berbasis teknologi informasi.

MISI:
1. Mempersiapkan lulusan yang unggul di bidang teknologi biomedis dengan
menciptakan lingkungan belajar yang kondusif untuk mendorong
pertumbuhan intelektual.
2. Berkontribusi dalam pengembangan ilmu dan teknologi di bidang teknik
biomedis untuk mendorong inovasi perangkat penunjang kesehatan
berbasis teknologi di lingkupglobal.
3. Membangun jaringan kemitraan yang kuat dengan pemangku kepentingan
di bidang pendidikan, penelitian, pengabdian masyarakat dan industri.
4. Menyelenggarakan program kewirausahaan di bidang teknik biomedis
berbasis teknologi informasi.

viii
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR II

VISI DAN MISI


Prodi S1 Teknik Sistem Energi
VISI:
Menjadi Program Studi Teknik Sistem energi berstandar internasional yang
berperan aktif dalam pengembangan Pendidikan, riset dan technopreneurship di
bidang Rekayasa Energi Listrik berbasis teknologi informasi.

MISI:
1. Menyelenggarakan sistem pendidikan yang berstandar internasional di
bidang Rekayasa Energi Listrik berbasis teknologi informasi.
2. Menyelenggarakan, menyebarluaskan, dan memanfaatkan hasil-hasil riset
berstandar internasional di bidang Rekayasa Energi Listrik.
3. Menyelenggarakan program entrepreneurship yang mengaplikasikan
bidang Rekayasa Energi Listrik di kalangan sivitas akademika untuk
mendukung pembangunan ekonomi nasional.
4. Mengembangkan jejaring dengan perguruan tinggi dan industri terkemuka
dalam dan luar negeri dalam rangka kerjasama pendidikan, riset, dan
entrepreneurship.
5. Mengembangkan sumberdaya untuk mencapai keunggulan dalam
pendidikan, riset, dan entrepreneurship.

ix
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR II

ATURAN LABORATORIUM FAKULTAS TEKNIK


ELEKTRO UNIVERSITAS TELKOM

Setiap Mahasiswa Fakultas Teknik Elektro yang akan menggunakan Fasilitas


Laboratorium, WAJIB mematuhi aturan sebagai berikut:
1. Menggunakan seragam resmi Telkom University, dan Membawa
KartuTanda Mahasiswa (KTM) yang masih berlaku.
2. Tidak berambut gondrong untuk mahasiswa.
3. Dilarang merokok, makan, dan minum di dalam ruangan. Membuang
sampah pada tempatnya.
4. Dilarang menyimpan barang-barang milik pribadi di Laboratorium tanpa
seijin Fakultas.
5. Dilarang menginap di Laboratorium tanpa seijin Fakultas.
6. Jam Kerja Laboratorium dan Ruang Riset adalah 06.30 WIB sampai 22.00
WIB.
7. Mahasiswa yang akan menggunakan Laboratorium dan atau ruang riset
diluar jam kerja, harus mengajukan ijin kepada Fakultas.

Dekan Fakultas Teknik Elektro


Bandung, Januari 2024

Dr. Bambang Setia Nugroho,S.T., M.T.

x
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR II

DAFTAR ISI

DAFTAR PENYUSUN ...........................................................................................i


LEMBAR REVISI ............................................................................................... ii
LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................. iii
VISI DAN MISI ....................................................................................................iv
ATURAN LABORATORIUM FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS TELKOM ................................................................................... x
DAFTAR ISI ..........................................................................................................xi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xv
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xvii
TATA TERTIB UMUM PRAKTIKUM FISIKA DASAR TAHUN
AKADEMIK 2023/2024 ................................................................................... xviii
KEHADIRAN ................................................................................................ xviii
PERSENTASE PENILAIAN ......................................................................... xviii
PELAKSANAAN PRAKTIKUM .................................................................. xviii
Bagi praktikan perempuan: ............................................................................xix
Bagi praktikan laki-laki: ................................................................................. xx
Ketentuan Seragam: ........................................................................................ xx
KELENGKAPAN PRAKTIKUM ..................................................................... xx
TUGAS PENDAHULUAN ............................................................................... xx
TES AWAL ..................................................................................................... xxii
JURNAL .......................................................................................................... xxii
PRESENTASI ................................................................................................ xxiii
PRAKTIKUM SUSULAN ..............................................................................xxiv
HAK PRAKTIKAN ........................................................................................xxvi
KOMPLAIN NILAI ........................................................................................xxvi
MODUL I PENDAHULUAN KELISTRIKAN ................................................ 28
I. TUJUAN ..................................................................................................... 28
II. ALAT DAN BAHAN ................................................................................. 28
III. DASAR TEORI ....................................................................................... 28
A. Rangkaian Listrik .................................................................................... 28
B. Resistor .................................................................................................... 29

xi
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR II

C. Multimeter ............................................................................................... 29
IV. PROSEDUR PRAKTIKUM ................................................................... 30
V. PENGOLAHAN DATA ............................................................................. 31
VI. ANALISIS ............................................................................................... 31
MODUL II PENGUKURAN BESARAN LISTRIK I (MENGUKUR
HAMBATAN DALAM BASICMETER) ............................................................ 33
I. TUJUAN ..................................................................................................... 33
II. ALAT DAN BAHAN ................................................................................. 33
III. DASAR TEORI ....................................................................................... 33
A. Multimeter ............................................................................................... 33
B. Hukum Ohm dan Hukum Kirchoff.......................................................... 34
C. Cara Kerja Praktikum .............................................................................. 35
IV. PROSEDUR PRAKTIKUM ................................................................... 36
V. PENGOLAHAN DATA ............................................................................. 36
VI. ANALISIS ............................................................................................... 38
MODUL III PENGUKURAN BESARAN LISTRIK II (MENAIKKAN
BATAS UKUR AMPEREMETER) ................................................................... 40
I. TUJUAN ..................................................................................................... 40
II. ALAT DAN BAHAN ................................................................................. 40
III. DASAR TEORI ....................................................................................... 40
IV. PROSEDUR PRAKTIKUM ................................................................... 41
V. PENGOLAHAN DATA ............................................................................. 41
VI. ANALISIS ............................................................................................... 42
MODUL IV PENGUKURAN BESARAN LISTRIK III (MENAIKKAN
BATAS UKUR VOLTMETER) ........................................................................... 44
I. TUJUAN ..................................................................................................... 44
II. ALAT DAN BAHAN ................................................................................. 44
III. DASAR TEORI ....................................................................................... 44
IV. PROSEDUR PRAKTIKUM ................................................................... 45
V. PENGOLAHAN DATA ............................................................................. 45
VI. ANALISIS ............................................................................................... 46
MODUL V PENGISIAN MUATAN PADA KAPASITOR.............................. 48
I. TUJUAN ..................................................................................................... 48
II. ALAT DAN BAHAN ................................................................................. 48

xii
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR II

III. DASAR TEORI ....................................................................................... 48


IV. PROSEDUR PRAKTIKUM ................................................................... 50
V. PENGOLAHAN DATA ............................................................................. 51
VI. ANALISIS ............................................................................................... 54
MODUL VI PENGOSONGAN MUATAN PADA KAPASITOR ................... 56
I. TUJUAN ..................................................................................................... 56
II. ALAT DAN BAHAN ................................................................................. 56
III. DASAR TEORI ....................................................................................... 56
IV. PROSEDUR PRAKTIKUM ................................................................... 57
V. PENGOLAHAN DATA ............................................................................. 58
VI. ANALISIS ............................................................................................... 61
MODUL VII JEMBATAN WHEATSTONE .................................................... 64
I. TUJUAN ..................................................................................................... 64
II. ALAT DAN BAHAN ................................................................................. 64
III. DASAR TEORI ....................................................................................... 64
A. Resistansi ................................................................................................. 64
B. Prinsip Jembatan Wheatstone .................................................................. 65
C. Aplikasi Jembatan Wheatstone ............................................................... 66
IV. PROSEDUR PRAKTIKUM DAN PENGOLAHAN DATA ................. 67
V. ANALISIS .................................................................................................. 71
MODUL VIII KONSEP KONVERSI ARUS LISTRIK MENJADI MEDAN
MAGNET .............................................................................................................. 73
I. TUJUAN ..................................................................................................... 73
II. ALAT DAN BAHAN ................................................................................. 73
III. DASAR TEORI ....................................................................................... 73
IV. PROSEDUR PRAKTIKUM & PENGOLAHAN DATA ....................... 76
V. ANALISIS .................................................................................................. 78
MODUL IX KONSEP KONVERSI MEDAN MAGNET MENJADI ARUS
LISTRIK ............................................................................................................... 80
I. TUJUAN ..................................................................................................... 80
II. ALAT & BAHAN ....................................................................................... 80
III. DASAR TEORI ....................................................................................... 80
IV. PROSEDUR PRAKTIKUM & PENGOLAHAN DATA ....................... 82
V. ANALISIS .................................................................................................. 83

xiii
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR II

MODUL X TRANSFORMATOR ATAU TRANSDER DAYA TANPA


KABEL .................................................................................................................. 85
I. TUJUAN ..................................................................................................... 85
II. ALAT DAN BAHAN ................................................................................. 85
III. DASAR TEORI ....................................................................................... 85
IV. PROSEDUR PRAKTIKUM & PENGOLAHAN DATA ....................... 85
V. ANALISIS .................................................................................................. 86
MODUL XI APLIKASI INDUKSI MAGNET DALAM KEHIDUPAN
SEHARI - HARI................................................................................................... 88
I. TUJUAN ..................................................................................................... 88
II. DASAR TEORI .......................................................................................... 88
MODUL XII PERANCANGAN TUGAS BESAR ............................................ 97
I. TUJUAN ..................................................................................................... 97
II. TUGAS BESAR ......................................................................................... 97
III. KETENTUAN TUGAS BESAR............................................................. 97
IV. PENGOLAHAN DATA .......................................................................... 98
DAFTAR NAMA ASISTEN PRAKTIKUM FISIKA DASAR PERIODE
2023-2024 .............................................................................................................. 99
STRUKTUR ORGANISASI LABORATORIUM FISIKA DASAR PERIODE
2023 / 2024........................................................................................................... 100

xiv
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR II

DAFTAR GAMBAR
GAMBAR 1. 1 MULTIMETER DIGITAL ........................................................... 30
GAMBAR 1. 2 RANGKAIAN SERI ....................................................................30
GAMBAR 1. 3 RANGKAIAN PARAREL ........................................................... 31
GAMBAR 2. 1 MULTIMETER ...........................................................................34
GAMBAR 2. 2 RANGKAIAN PADA PBL I ...................................................... 35
GAMBAR 2. 3 RANGKAIAN PADA BASICMETER .......................................36
GAMBAR 3. 1 RANGKAIAN PADA PBL 2 ....................................................... 40
GAMBAR 3. 2 RANGKAIAN AMPEREMETER ............................................... 41
GAMBAR 4. 1 RANGKAIAN PADA VOLTMETER .........................................44
GAMBAR 4. 2 RANGKAIAN PADA PBL 3 ....................................................... 45
GAMBAR 5. 1 SIMBOL KAPASITOR................................................................ 48
GAMBAR 5. 2 KAPASITOR ................................................................................ 48
GAMBAR 5. 3 RANGKAIAN PENGISIAN KAPASITOR ................................ 50
GAMBAR 6. 1 RANGKAIAN PENGOSONGAN MUATAN KAPASITOR .....56
GAMBAR 7. 1 ILUSTRASI JEMBATAN WHEATSTONE ............................... 65
GAMBAR 7. 2 JEMBATAN WHEATSTONE DENGAN L SHIFT ................... 66
GAMBAR 7. 3 STRAIN GAUGE .........................................................................67
GAMBAR 7. 4 PITA WARNA RESISTOR ......................................................... 68
GAMBAR 7. 5 JEMBATAN WHEATSTONE DENGAN R VARIABEL ..........69
GAMBAR 8. 1 FENOMENA MAGNET BUATAN ............................................ 73
GAMBAR 8. 2 REPRESENTASI HUKUM BIOT-SAVART ............................. 74
GAMBAR 8. 3 RANGKAIAN PERCOBAAN PERTAMA PRAKTIKUM IM I 76
GAMBAR 8. 4 RANGKAIAN PERCOBAAN KEDUA PRAKTIKUM IM 1 ....77
GAMBAR 9. 1 KOMPONEN GENERATOR ...................................................... 81
GAMBAR 9. 2 PERCOBAAN PERTAMA PRAKTIKUM IM II ....................... 82
GAMBAR 9. 3 PERCOBAAN KEDUA PRAKTIKUM IM II ............................. 83
GAMBAR 10. 1 PERCOBAAN TRANSFORMATOR PERTAMA ................... 85
GAMBAR 11. 1 BEL LISTRIK ............................................................................ 89
GAMBAR 11. 2 METAL DETECTOR.................................................................91

xv
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR II

GAMBAR 11. 3 LOUD SPEAKER ......................................................................91


GAMBAR 11. 4 MOTOR LISTRIK DC ............................................................... 93
GAMBAR 11. 5 PRINSIP KERJA GENERATOR .............................................. 94
GAMBAR 11. 6 GENERATOR FUNGSIONAL ................................................. 95

xvi
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR II

DAFTAR TABEL
TABEL 1. 1 DATA PENGAMATAN ................................................................... 31
TABEL 2. 1 PENGAMATAN DATA PBL I ....................................................... 36
TABEL 2. 2 REGRESI LINEAR ......................................................................... 37
TABEL 3. 1 TABEL PENGAMATAN RSHUNT ................................................ 41
TABEL 4. 1 TABEL PENGAMATAN PADA PBL 3 .......................................... 45
TABEL 5. 1 TABEL PENGAMATAN PENGISIAN KAPASITOR ................... 51
TABEL 5. 2 TABEL REGRESI PENGISIAN PERTAMA .................................. 52
TABEL 5. 3 TABEL REGRESI PENGISIAN KEDUA ....................................... 52
TABEL 5. 4 TABEL REGRESI PENGISIAN KETIGA ...................................... 53
TABEL 6. 1 TABEL PENGAMATAN PENGOSONGAN KAPASITOR........... 58
TABEL 6. 2 TABEL REGRESI PENGOSONGAN KAPASITOR PERCOBAAN
KE - 1 ..................................................................................................................... 59
TABEL 6. 3 TABEL REGRESI PENGOSONGAN KAPASITOR PERCOBAAN
KE - 2 ..................................................................................................................... 59
TABEL 6. 4 TABEL REGRESI PENGOSONGAN KAPASITOR PERCOBAAN
KE - 3 ..................................................................................................................... 60
TABEL 7. 1 PENGAMATAN PADA MULTIMETER ........................................ 67
TABEL 7. 2 DAFTAR PITA WARNA RESISTOR ............................................. 68
TABEL 7. 3 CONTOH PERHITUNGAN PADA JEMBATAN WHEATSTONE
................................................................................................................................ 69
TABEL 7. 4 TABEL PENGAMATAN PITA WARNA ....................................... 69
TABEL 7. 5 DATA PENGAMATAN DENGAN JEMBATAN WHEATSTONE
................................................................................................................................ 70
TABEL 8. 1 PENGAMATAN PERCOBAAN PERTAMA PRAKTIKUM IM 1 77
TABEL 8. 2 PENGAMATAN PERCOBAAN KEDUA PRAKTIKUM IM I ...... 77
TABEL 10. 1 PENGAMATAN PADA PRAKTIKUM TRANSFORMATOR .... 86

xvii
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR II

TATA TERTIB UMUM PRAKTIKUM


FISIKA DASAR
TAHUN AKADEMIK 2023/2024

KEHADIRAN
1. Praktikan diwajibkan hadir tepat waktu sesuai jadwal yang telah ditentukan
2. Praktikan harus hadir 10 menit sebelum pelaksanaan praktikum dimulai.
3. Toleransi keterlambatan adalah 20 menit terhitung dari 10 menit sebelum
pelaksanaan praktikum dimulai. Jika melebihi waktu yang ditentukan tidak
diperkenankan mengikuti praktikum.
4. Maksimal ketidakhadiran mengikuti praktikum hanya 1 kali, lebih dari
ketentuan tersebut mahasiswa akan mengulang praktikum pada semester
berikutnya.

PERSENTASE PENILAIAN
Penilaian Praktikum Fisika Dasar meliputi parameter-parameter berikut:
Tugas Pendahuluan : 15 %
Tes Awal : 15 %
Praktikum : 40 %
Jurnal dan Analisis : 30 %

Total : 100 %

PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1. Pada saat praktikum dilarang memakai jaket kecuali SAKIT.
2. Saat praktikum berlangsung dilarang menggunakan barang-barang yang tidak
berhubungan dengan praktikum (gelang, cincin, perhiasan berlebihan, dan HP),
kecuali aksesoris keagamaan.
3. Praktikan dilarang mengoperasikan alat-alat praktikum sebelum mendapat
instruksi dari asisten jaga.
4. Selama pelaksanaan praktikum HP WAJIB DI SILENT DAN
DIMASUKKAN KE DALAM TAS, menerima panggilan atau pesan
dilakukan di luar ruangan praktikum dengan seizin asisten jaga.

xviii
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR II

5. Dilarang membuat keributan selama praktikum.


6. Tidak boleh makan di dalam ruangan praktikum.
7. Diperbolehkan minum di luar ruangan praktikum atas seizin asisten jaga.
8. Praktikan dan asisten wajib merapikan alat-alat praktikum setelah praktikum
selesai.
9. Kehilangan dan kerusakan alat atas kesalahan praktikan menjadi tanggung
jawab praktikan.
10. Praktikan wajib mengikuti seluruh modul praktikum fisika. Jika tidak
mengikuti salah satu modul praktikum maka nilai praktikum yang tidak diikuti
adalah NOL.
11. Segala sesuatu yang berhubungan dengan Lab. Fisika Dasar maupun
Administrasi Fisika Dasar harus memakai seragam resmi Universitas Telkom
serta bersepatu full cover (bukan flat shoes) dan menggunakan kaos kaki
(minimal menutupi mata kaki).
12. Kepentingan mahasiswa yang berhubungan dengan praktikum Fisika Dasar
(asistensi) dapat dilayani pada Hari Senin - Jumat DARI pukul 06.30 SAMPAI
pukul 18.00 WLFD.
13. Pengurangan nilai terhadap praktikan tidak harus konfirmasi dan diperingatkan
pada praktikan yang bersangkutan dan dapat dilakukan asisten jaga atau
rekomendasi dari asisten lainnya.
14. Praktikkan diwajibkan mengikuti seluruh rangkaian kegiatan praktikum mulai
dari pembukaan praktikum hingga akhir (jika ada yang meninggalkan ditengah
kegiatan praktikum maka nilai = 0, jika sakit maka nilai disesuaikan dengan
ketentuan yang berlaku).
15. Jika praktikan melanggar salah satu dari aturan praktikum yang telah
ditetapkan sebanyak 3 kali pertemuan maka praktikan tidak diperbolehkan
memasuki dan mengikuti rangkaian Praktikum Laboratorium Fisika Dasar.

Bagi praktikan perempuan:


1. Wajib menggunakan rok panjang bahan (minimal semata kaki), tidak
berbelah, berwarna hitam/biru dongker (bukan chiffon dan jeans).
2. Tidak memperlihatkan lekukan tubuh (tidak transparan dan tidak ketat).
3. Bagi yang tidak berjilbab, rambut wajib diikat menggunakan karet rambut.

xix
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR II

4. Dilarang menggunakan aksesoris tambahan (Gelang, cincin, kalung,


smartwatch dsb), kecuali jam tangan dan anting.
5. Dilarang mewarnai rambut, kuku dan menggunakan henna.
6. Tidak menggunakan atribut jurusan saat praktikum berlangsung.

Bagi praktikan laki-laki:


1. Menggunakan celana panjang bahan (bukan jeans atau chino atau
celana pdl atau celana lapangan) formal berwarna hitam/biru dongker.
2. Rambut tidak boleh melebihi telinga, dan alis.
3. Rambut rapi tanpa bando atau kuncir rambut.
4. Dilarang menggunakan aksesoris tambahan (Gelang, Cincin, Kalung,
Smartwatch dsb) kecuali jam tangan dan gelang keagamaan.
5. Dilarang mewarnai rambut, kuku dan menggunakan henna.
6. Tidak menggunakan atribut jurusan saat praktikum berlangsung.

Ketentuan Seragam:
1. Senin : Kemeja Merah Telkom/Putih (kemeja wajib
dimasukkan)
2. Selasa - Rabu : Kemeja Putih (kemeja wajib dimasukkan)
3. Kamis : Kemeja Bebas/Putih
4. Jumat : Kemeja Batik/Putih (no outer batik)
5. Sabtu : Kemeja Bebas/Putih
NOTE: kemeja harus berkerah panjang dan full kancing (bukan baju polo)

KELENGKAPAN PRAKTIKUM
Perlengkapan praktikum yang harus dibawa adalah kartu praktikum, buku TP &
TA, dan laptop atau tablet minimal 1 perkelompok (berfungsi untuk alat hitung
atau menggunakan simulator alat jika dibutuhkan). Jika tidak membawa
dipersilahkan untuk melengkapi terlebih dahulu sesuai batas waktu yang telah
diberikan.

TUGAS PENDAHULUAN
1. TP bersifat WAJIB karena TP merupakan syarat mengikuti praktikum.

xx
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR II

2. Praktikan WAJIB mengerjakan 5 TP Modul besar (PL (Pendahuluan Listrik),


Pengukuran Besaran Listrik 1, 2, 3 (PBL), Kapasitor 1, 2, JW (Jembatan
Wheatstone), Induksi Magnetik). Pada Minggu sebelum Praktikum.

3. Modul TP yang dikerjakan berbeda masing-masing kelompok di setiap


minggunya.
4. TP dikerjakan pada buku berukuran A5 (sampul coklat serta plastik) dan wajib
diberi sampul serta cover sesuai ketentuan. Apabila buku TP hilang, dapat
membuat buku baru dengan format yang sama.
5. Foto harus ditempel dan menggunakan kertas foto sesuai dengan ketentuan
yang tersedia.
6. Cover TP digunting mengikuti garis tepi yang sudah tersedia (tidak lebih atau
kurang dari garis tepi). Ketentuan font serta isi dari cover mengikuti contoh
yang sudah diberikan. Jika tidak sesuai dengan ketentuan maka akan dikenakan
diskon 50% nilai TP setiap minggunya hingga cover sesuai.
7. Soal TP akan diunggah ke website Laboratorium Fisika Dasar setiap hari
Kamis sore, pastikan untuk membaca pengumuman TP setiap hari Kamis di
OA Line Lab Fisika Dasar (@156jiiv) karena soal akan berbeda di setiap
minggunya.
8. TP dikumpulkan secara serentak pada hari yang telah ditentukan oleh asisten,
bertempat di Laboratorium Fisika Dasar secara kolektif tiap kelas oleh
perwakilan kelas. Buku TP dimasukkan di dalam map plastik berdasarkan kelas
masing-masing, map plastik diberi identitas kelompok dan praktikan (Nama,
NIM, dan Kelompok). Satu map untuk masing-masing kelompok.
● Map biru = Teknik Elektro
● Map kuning = Teknik Fisika
● Map merah = Teknik Industri
● Map hijau = Teknik Komputer
● Map hitam = Teknik Telekomunikasi
● Map bening/putih = Teknik Biomedis
● Map Orange = Teknik Logistik
● Map Ungu = Teknik Sistem Energi

xxi
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR II

9. Keterlambatan pengumpulan TP akan berdampak pada pengurangan nilai TP.


Keterlambatan 0-10 menit pengurangan sebesar 50%, >10 menit nilai TP = 0.
10. TP dikerjakan dengan sesuai urutan soal dengan format soal jawab
menggunakan tinta pulpen berwarna hitam/biru.
11. Jika ada salah satu soal ataupun subsoal yang tidak dikerjakan, maka
pengurangan nilai TP= 50%.
12. Pengerjaan TP dengan format soal kemudian jawab. Jika tidak sesuai format,
pengurangan nilai sebesar 50%.
13. TP dilarang plagiat. Jika plagiat maka TP = 0.
14. Bila TP salah modul, maka tidak dianggap mengerjakan TP dan nilai TP = 0.
15. Bila TP dikumpulkan saat praktikum maka nilai TP = 0 dan nilai praktikum
diskon 60%.

TES AWAL
1. Tes awal dilaksanakan selama 8 menit.
2. Tes awal dilakukan secara close book dan dilarang menggunakan kalkulator.
3. Tidak ada waktu tambahan untuk pelaksanaan tes awal jika praktikan datang
terlambat.
4. Dalam pelaksanaan tes awal praktikan dilarang berbuat curang dalam bentuk
apapun. Jika terjadi kecurangan nilai TES AWAL = 0.
5. Tes Awal dikerjakan pada buku “PENGERJAAN TP & TA”.
6. Jika ada pertanyaan ditujukan langsung kepada asisten jaga.

JURNAL
1. Setiap praktikan WAJIB mengerjakan jurnal praktikum.
2. Jurnal dikerjakan pada kertas yang sudah disediakan oleh asisten dan wajib
tulis tangan pada bagian yang perlu diisi.
3. Jurnal dikumpulkan pada saat minggu presentasi berlangsung.
4. Pembuatan jurnal harus sesuai dengan format yang telah ditentukan.
5. Dilarang keras melakukan plagiarisme.
6. Format jurnal:
• Cover (terlampir)
• Tujuan praktikum (terlampir)

xxii
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR II

• Alat dan bahan (terlampir)


• Dasar teori (terlampir)
• Pengolahan Data
• Analisis (Narasi)
▪ Keterkaitan perolehan data dengan dasar teori
▪ Penjelasan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi perolehan
data
▪ Perbandingan data dengan kelompok lain
NOTE: Analisis ditulis dengan ketentuan minimal 2 paragraf dan
masing-masing paragraf minimal terdiri dari 6 baris.
• Kesimpulan (Narasi)
• Referensi
7. Jurnal dikerjakan per individu (1 jurnal 1 orang).
8. Jurnal dikerjakan menggunakan tinta pulpen berwarna hitam atau biru
(KONSISTEN).

PRESENTASI

1. Kelengkapan presentasi adalah membawa kartu praktikum,


jurnal, file presentasi laptop / tablet per kelompok.

2. File presentasi dibuat per modul.


3. Presentasi dilakukan pada minggu ke – 3, ke – 6, ke – 8, ke – 10, dan
ke -12 sejak praktikum modul pertama dimulai.

4. Format presentasi:

a. Nama kelompok, Nama anggota, NIM

b. Judul modul presentasi

c. Tujuan

d. Alat dan bahan

e. Dasar teori

f. Pengolahan data

xxiii
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR II

g. Analisis

h. Kesimpulan

i. Referensi

5. Presentasi dibuat dalam bentuk slide presentasi (tidak di anjurkan


menampilkan berkas PDF).

PRAKTIKUM SUSULAN
1. Untuk pengajuan praktikum susulan langsung menghubungi ke OA Line
Seelabs (@jit0659i), bukan pada asisten praktikum.
2. Praktikan hanya dapat mengikuti praktikum susulan maksimal 1 kali selama
satu semester.
3. Waktu dan tempat pelaksanaan praktikum susulan akan diinfokan melalui
Official Account Praktikum Fisika Dasar.
4. Syarat mengajukan izin praktikum susulan hanya berlaku bagi yang memenuhi
kriteria sebagai berikut:
a. Sakit
- Dirawat Inap
● Praktikan wajib melampirkan surat keterangan rawat inap dari rumah
sakit/puskesmas/instansi terkait.
● Praktikan wajib memproses pengajuan praktikum susulan maksimal
tujuh hari setelah massa rawat inap selesai.
- Penyakit Kronis
● Praktikan wajib melampirkan surat sakit dari rumah
sakit/puskesmas/instansi terkait dan memberikan bukti rekam medis
yang menunjukkan penyakit telah diderita dalam kurun waktu yang
lama.
- Rawat Jalan
● Praktikan waib melampirkan surat keterangan dari dokter yang
menyatakan sakit dan membutuhkan istirahat.
b. Dispensasi Akademik
● Praktikan wajib melampirkan Salinan bukti approval dispensasi dari i-

xxiv
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR II

Gracias yang telah disetujui oleh Badan Kemahasiswaan.


c. Musibah
- Kematian Keluarga Inti
● Praktikan wajib melampirkan surat kematian maksimal tujuh hari
setelah berita duka terjadi. Keluarga inti terdiri dari orang tua, kakak,
dan adik.
- Kecelakaan
● Praktikan disarankan mendokumentasikan tempat kejadian
perkara/bukti kecelakaan lainnya yang berkaitan sebagai bukti
pengajuan praktikum susulan.
● Praktikan yang tidak sempat mendokumentasikan tempat kejadian
perkara/bukti kecelakaan lainnya wajib membuat surat pernyataan
bermaterai disertai keterangan pengesahan dari pihak yang dituakan
di sekitar tempat kejadian perkara.
d. Ibadah (Haji)
● Praktikan wajib melampirkan Salinan bukti approval dispensasi dari i-
Gracias yang telah disetujui oleh Badan Kemahasiswaan.
5. Alur pengajuan praktikum susulan sebagai berikut:
a. Praktikan mengajukan praktikum susulan secara online ke OA Line
seelabs;
b. Laboran mengecek alasan pengajuan praktikum susulan;
c. Laboran menentukan keputusan pengajuan praktikum susulan disetujui
atau ditolak;
d. Hanya praktikan yang telah disetujui laboran yang diizinkan untuk
mengikuti praktikum susulan;
e. Laboran mencatat data praktikum susulan;
f. Pengumuman daftar praktikan yang mengikuti praktikum susulan
diinfokan melalui OA Line seelabs dan info Praktikum FTE di Telegram;
g. Asisten laboratorium terkait menentukan dan menginfokan jadwal
praktikum susulan;
h. Pelaksanaan praktikum susulan.

xxv
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR II

HAK PRAKTIKAN
1. Mengikuti praktikum sesuai jadwal.
2. Meninggalkan ruang praktikum dengan seizin asisten jaga.
3. Menanyakan atau mengkomplain nilai kepada asisten yang bersangkutan.
4. Menanyakan hal yang kurang jelas yang berkenaan dengan materi yang ada
pada modul yang bersangkutan.

KOMPLAIN NILAI
1. Praktikan dapat mengkomplain nilai praktikum jika dirasa nilai tidak sesuai.
2. Komplain nilai dapat dilakukan dengan menghubungi asisten jaga yang
bersangkutan.
3. Kontak asisten dapat dilihat di website Laboratorium Fisika Dasar.

NOTE: Segala bentuk pelanggaran yang dilakukan oleh praktikan akan diberikan
pengurangan nilai sebesar 60%.

“HAL-HAL YANG BELUM DITETAPKAN AKAN DITETAPKAN


SELANJUTNYA”

xxvi
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR II

xxvii
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR II

MODUL I
PENDAHULUAN KELISTRIKAN

I. TUJUAN
1. Memahami konsep rangkaian pembagi arus dan pembagi
tegangan;Menentukan ketidakpastian dalam proses pengukuran.
2. Dapat merangkai rangkaian pembagi arus dan pembagi tegangan.

II. ALAT DAN BAHAN


1. Multimeter;
2. Resistor 1 KΩ dan 220 Ω;
3. Catu Daya;
4. Kabel penghubung/ Jumper;
5. Kisi Soket.

III. DASAR TEORI


A. Rangkaian Listrik
Rangkaian listrik adalah sambungan dari beberapa elemen listrik pasif
seperti resistor, kapasitor, induktor transformator, sumber tegangan, sumber
arus dan saklar. Rangkaian listrik terbagi menjadi dua tipe yaitu rangakaian
seri dan rangkaaian paralel. Rangkaian seri dan rangkaian paralel juga dapat
dikombinasikan sehingga menjadi kombinasi atau gabungan.
Rangkaian seri merupakan sebuah rangkaian listrik yang
komponennya disusun secara berderetan hanya melalui jalur aliran listrik.
Pada rangkaian seri, arus listrik yang mengalir besarnya sama setiap elemen
dan hambatan totalnya jumlah dari semua hambatan, sehingga dirumuskan
dengan :
𝐼𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘 = 𝐼1 = 𝐼2 = 𝐼𝑛 = 𝐼𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟
𝑅𝑠𝑒𝑟𝑖 = 𝑅1 + 𝑅2 + ⋯ + 𝑅𝑛

28
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR II

Rangkaian paralel merupakan sebuah rangkaian listrik yang


komponennya disusun secara sejajar, dimana terdapat lebih dari satu jalur
listrik (bercabang) secara paralel. Sesuai dengan Hukum Kirchoff I, arus yang
masuk sama dengan arus yang keluar:
𝐼𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘 + 𝐼1 + 𝐼2 + ⋯ + 𝐼𝑛 = 𝐼𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟

Sesuai dengan Hukum Ohm, maka total hambatan resistor pada


rangkaian paralel merupakan jumlah dari kebalikan hambatan tiap-tiap
komponen :
1 1 1 1
= + + ⋯+
𝑅𝑝𝑎𝑟𝑎𝑟𝑒𝑙 𝑅1 𝑅2 𝑅𝑛

B. Resistor
Resistor merupakan suatu komponen listrik yang berfungsi untuk
menghambat atau membatasi jumlah arus yang lewat pada suatu rangkaian.
Resistor ini bersifat resistif dan umumnya terbuat dari bahan karbon. Satuan
untuk resistansi pada resistor disebut Ohm dengan simbol (Ω). Sebutan
“Ohm” ini diambil dari nama penemunya yaitu Georg Simon Ohm yang juga
merupakan seorang fisikawan berasal dari Jerman. Terdapat beberapa fungsi
dari resistor, yaitu :
• Sebagai pembatas arus listrik;
• Sebagai pengatur arus listrik;
• Sebagai pembagi tegangan arus listrik
• Sebagai penurun tegangan arus listrik.

C. Multimeter
Multimeter merupakan alat ukut besaran listrik yang berfungsi untuk
mengukur tegangan (voltmeter), arus (amperemeter), dan hambatan
(ohmmeter) suatu komponen listrik. Terdapat dua jenis multimeter, yaitu
multimeter digital dan multimeter analog. Baik multimeter digital maupun
analog dapat digunakan untuk mengukur listrik AC maupun listrik DC.
Namun dalam praktikum ini digunakan multimeter digital. Berikut
merupakan contoh multimeter digital.

29
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR II

Gambar 1. 1 Multimeter Digital

Berikut adalah fungsi dari bagian-bagian pada multimeter yang sering


digunakan dalam praktikum:
• Mode : Digunakan untuk mengubah fungsi pada multimeter.
• V : Jika mode diarahkan ke arah ‘V‘, maka multimeter bertindak
sebagai voltmeter (“V~“ untuk rangkaian AC dan ”V=” untuk
rangkaian DC
• Ω : Jika mode diarahkan ke arah ’Ω’, maka multimeter bertindak
sebagai ohmmeter (alat ukur nilai resistansi dari suatu hambatan)
• A : Jika mode diarahkan ke arah ‘A‘, maka multimeter bertindak
sebagai amperemeter (alat ukur nilai besar arus listrik yang melalui
suatu komponen listrik)
• Port : Sebagai tempat penghubung multimeter dengan komponen
listrik yang akan diukur besarnya

IV. PROSEDUR PRAKTIKUM


1. Rangkailah rangkaian pada kisi soket seperti pada gambar 1.2.

Gambar 1. 2 Rangkaian Seri

2. Atur tegangan yang keluar dari catu daya.

30
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR II

3. Ukur masing-masing tegangan pada resistor dan arus pada rangkaian


tersebut.
4. Catat data arus dan tegangan yang terukur.
5. Selanjutnya, ubahlah rangkaian pada kisi soket menjadi seperti pada
gambar.

Gambar 1. 3 Rangkaian Pararel

6. Ulangi Langkah 2 sampai 4.


7. Catat data arus dan tegangan yang terukur pada table pengamatan.

V. PENGOLAHAN DATA
Berikut merupakan table data yang didapat di praktikum:
Tabel 1 1 Data Pengamatan

Resistor Disusun Seri Resistor Disusun Pararel

𝑅1 ............Ω 𝑅2 ............Ω 𝑅1 ............Ω 𝑅2 .............Ω

Tegangan (V)

Arus (A)

VI. ANALISIS
1. Manakah yang merupakan rangkaian pembagi tegangan ?
2. Mankah yang merupakan rangkaian pembagi arus ?
3. Mengapa ketika resistor dipasang seri tegangannya menjadi terbagi ?
4. Mengapa ketika resistor dipasang secara pararel arusnya menjadi
terbagi ?

31
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR II

32
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR II

MODUL II
PENGUKURAN BESARAN LISTRIK I
(MENGUKUR HAMBATAN DALAM BASICMETER)

I. TUJUAN
1. Memahami fungsi dan aplikasi dari alat ukur multimeter;
2. Mengukur hambatan dalam dari amperemeter.

II. ALAT DAN BAHAN


1. Multimeter;
2. Resistor 10 KΩ atau 47 KΩ;
3. Kisi soket;
4. Kabel penghubung / Jumper;
5. Catu daya;
6. Basicmeter.

III. DASAR TEORI


A. Multimeter
Multimeter merupakan alat ukur besaran listrik yang berfungsi
untuk mengukur tegangan (voltmeter), arus (amperemeter), dan
hambatan (ohmmeter) suatu komponen listrik. Terdapat dua jenis
multimeter, yaitu multimeter digital dan multimeter analog. Baik
multimeter digital maupun analog, dapat digunakan untuk mengukur
listrik AC maupun listrik DC. Namun dalam praktikum ini digunakan
multimeter digital. Lihat Gambar II.1 contoh multimeter digital.
Berikut adalah fungsi dari bagian-bagian pada multimeter yang sering
digunakan dalam praktikum:

33
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR II

Gambar 2. 1 Multimeter

A. Mode : digunakan untuk mengubah fungsi dari multimeter.


B. V : Jika tombol putar diarahkan ke arah V, maka multimeter
bertindak sebagai voltmeter (“V~” untuk rangkaian
AC dan “V=” untuk rangkaian DC).
C. Ω : Jika tombol putar diarahkan ke arah Ω, maka multimeter
bertindak sebagai ohmmeter (alat ukur nilai resistansi dari suatu
hambatan).
D. A : Jika tombol putar diarahkan ke arah A, maka multimeter
bertindak sebagai amperemeter (alat ukur arus listrik yang
melalui suatu komponen listrik).
E. Port : Sebagai tempat penghubung multimeter dengan
komponen listrik yang akan diukur besarnya

B. Hukum Ohm dan Hukum Kirchoff


Hukum Ohm
Hukum yang mengatakan bahwa apabila arus listrik mengalir ke
dalam sebuah penghantar, intensitas arusnya sama dengan tegangan yang
mendorongnya dibagi dengan tahanan penghantar. Hukum Ohm digunakan
untuk melihat besarnya arus (I), tegangan (V) dan hambatan (R).

34
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR II

Bunyi dari Hukum Ohm


”Besarnya kuat arus (I) yang melalui konduktor antara dua titik berbanding
lurus dengan beda potensial atau tegangan (V) di dua titik tersebut, dan
berbanding terbalik dengan hambatan atau resistansi (R) di antara
mereka.”

Hukum Kirchoff
Hukum Kirchoff merupakan hukum kekekalan muatan listrik yang
menyatakan bahwa jumlah muatan listrik yang ada pada sebuah sistem
tertutup adalah tetap. Hal ini berarti dalam suatu rangkaian bercabang,
jumlah kuat arus listrik yang masuk pada suatu percabangan sama dengan
jumlah kuat arus listrik yang ke luar percabangan itu. Sehingga, pada suatu
titik percabangan, berlaku:

C. Cara Kerja Praktikum


Mengukur hambatan dalam (Ra) pada amperemeter dilakukan
dengan mengukur arus (I) yang melalui amperemeter dan mengukur beda
potensial (V) antara kedua terminalnya. Berikut rangkaiannya:

Gambar 2. 2 Rangkaian pada PBL I

Sebagai amperemeter digunakan Basic Meter (BM) dan sebagai


voltmeter digunakan multimeter digital (M) yang dirangkai secara paralel
terhadap Basic Meter, lihat gambar 8.2. Jika arus yang melalui BM adalah
(I) Ampere dan beda potensial yang ditunjukan voltmeter adalah (V) volt,
maka :

35
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR II

IV. PROSEDUR PRAKTIKUM


1. Rangkailah rangkaian seperti Gambar 2.3, dengan R= 10 kΩ atau 47
kΩ (sesuai asisten), lihat gambar dibawah ini:

Gambar 2. 3 Rangkaian pada Basicmeter

2. Atur tegangan yang keluar dari catu daya.


3. Baca arus yang melewati amperemeter dan tegangan pada voltmeter.
4. Ubah tegangan yang keluar dari catu daya untuk mendapatkan data
percobaan.
5. Catat data I dan V pada tabel pengamatan di pengolahan data.

V. PENGOLAHAN DATA
Tabel 2. 1 Pengamatan Data PBL I

Data ke I (µA)
BM V (mV)
BM

3
4

36
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR II

Pengolahan data hambatan dalam(Ra) pada percobaan diatas dihitung


menggunakan regresi linier.
𝑉 = 𝐼. 𝑅
dengan model liner
𝑦 = 𝑏. 𝑥
𝑦=𝑉
𝑥=𝐼
𝑏 = 𝑅𝑎
Tabel 2. 2 Regresi Linear

No. 𝑥𝑖 𝑦𝑖 𝑥𝑖 2 𝑦𝑖 2 𝑥 𝑖𝑦 𝑖

1.

2.

3.

4.

5.

𝑁Σ(𝑥𝑖 𝑦𝑖 ) − Σ𝑥𝑖 Σ𝑦𝑖


𝑏=
𝑁Σ𝑥𝑖2 − (Σ𝑥𝑖 )2
2
2
1 2
Σ𝑥𝑖2 (Σ𝑦𝑖 )2 − 2Σ𝑥𝑖 Σ𝑦𝑖 Σ(𝑥𝑖 𝑦𝑖 ) + 𝑁(Σ(𝑥𝑖 𝑦𝑖 ))
Δ𝑦 = [Σ𝑦𝑖 − ]
𝑁−2 𝑁Σ𝑥𝑖2 − (Σ𝑥𝑖 )2

𝑁
Δ𝑏 = Δ𝑦√
𝑁Σ𝑥𝑖2 − (Σ𝑥𝑖 )2

Pelaporan : { 𝑏 ± 𝛥𝑏 }
Tingkat Ketelitian
Δ𝑏
𝑇𝐾 = (1 − ) × 100
𝑏

37
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR II

VI. ANALISIS
1. Bagaimana cara mengukur arus dan tegangan pada rangkaian (dipasang
seri atau paralel)? Jelaskan prinsipnya dengan menggunakan Hukum
Ohm dan Hukum Kirchoff !
2. Apakah pengaruh dan fungsi hambatan dalam yang terdapat pada
basicmeter ?

38
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR II

39
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR II

MODUL III
PENGUKURAN BESARAN LISTRIK II
(MENAIKAN BATAS UKUR AMPEREMETER)

I. TUJUAN
1. Dapat merangkai dan menaikkan batas ukur amperemeter.

II. ALAT DAN BAHAN


1. Multimeter;
2. Resistor 10 kΩ dan 47 kΩ;
3. Kisi Soket;
4. Hambatan Shunt (Rshunt) 0-50 mA dan 0-100 mA;
5. Kabel Penghubung/Jumper;
6. Catu daya;
7. Basicmeter.

III. DASAR TEORI


Pada percobaan ini ada tambahan alat dari percobaan sebelumnya
yaitu hambatan Shunt (Rshunt) yang dirangkai secara paralel terhadap Basic
Meter yang mana di dalam Hukum Kirchoff memiliki arti bahwa (I) yang
terbagi menjadi 2 yaitu melewati IBM dan IR . Serta disini multimeter
shunt

difungsikan sebagai amperemeter untuk mengetahui arus total yang


mengalir pada rangkaian. Lihat Gambar 3.1.

Gambar 3. 1 Rangkaian pada PBL 2

40
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR II

Keterangan :
CD : Catu Daya
RB : Hambatan beban (Bangku Resistor)
M : Multimeter Digital
BM : Basic Meter
RShunt : Hambatan-shunt

IV. PROSEDUR PRAKTIKUM


1. Rangkai rangkaian seperti skematik rangkaian gambar 3.1, dengan R=10
kΩ atau 47 kΩ (sesuai asisten);

Gambar 3. 2 Rangkaian Amperemeter

2. Atur tegangan yang keluar dari catu daya;


3. Baca arus yang melewati multimeter dan basicmeter;
4. Ubah tegangan yang keluar dari catu daya untuk mendapatkan data
percobaan;
5. Catat data IM dan IBM pada tabel pengamatan di pengolahan data !

V. PENGOLAHAN DATA
Tabel 3. 1 Tabel Pengamatan Rshunt

Pengamatan
Shunt ke Batas ukur Teoritis N
IBasicmeter IMultimeter

41
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR II

Persamaan Arus : 𝐼𝑀 = 𝐼𝐵𝑀 + 𝐼𝑅𝑠


𝐼𝑅𝑠 = 𝐼𝑀 − 𝐼𝐵𝑀

Persamaan Tegangan : 𝑉𝐵𝑀 = 𝑉𝑅𝑠


𝐼𝐵𝑀 × 𝑅𝑎 = 𝐼𝑅𝑠 × 𝑅𝑠

Subtitusi IRs : 𝐼𝐵𝑀 × 𝑅𝑎 = (𝐼𝑀 − 𝐼𝐵𝑀) × 𝑅𝑠

𝐼 −𝐼𝐵𝑀
𝑅𝑎 = ( 𝑀 ) × 𝑅𝑠
𝐼𝐵𝑀

𝑹𝒂 = 𝑹𝒔𝒉𝒖𝒏𝒕(𝑵 − 𝟏)

Pengolahan data menentukan nilai hambatan Shunt Ra = Rshunt (N-1),

dimana N= Imultimeter/Ibasicmeter!
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
.........................................................

VI. ANALISIS
1. Jelaskan hubungan nilai Ra dan Rshunt yang didapatkan dari praktikum!
2. Jelaskan pengaruh faktor N pada peningkatan batas ukur amperemeter!
3. Turunkan persamaan Ra=RshuntN-1 dimana N=IMIBM
4. Bagaimana cara Rshunt dapat meningkatkan batas ukur amperemeter?

42
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR II

43
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR II

MODUL IV
PENGUKURAN BESARAN LISTRIK III
(MENAIKKAN BATAS UKUR VOLTMETER)

I. TUJUAN
1. Dapat merangkai dan menaikkan batas ukur voltmeter.

II. ALAT DAN BAHAN


1. Multimeter;
2. Resistor 10 kΩ atau 47 kΩ;
3. Kisi Soket;
4. Hambatan Multiplier (RM) 0-1 Vdan 0-5 V;
5. Kabel Penghubung/Jumper;
6. Catu daya;
7. Basicmeter.

III. DASAR TEORI


Batas Ukur voltmeter akan dinaikkan dengan menggunakan R multiplier

yang dirangkai secara seri dengan voltmeter yang mana di dalam Hukum
Kirchoff memiliki arti bahwa (V) yang terbagi menjadi 2 yaitu melewati
VBMdan VRm. Kemudian akan ditentukan nilai hambatan dari masing-
masing multiplier agar dapat mengetahui proses dimana batas ukur
Voltmeter dapat dinaikkan.

Gambar 4. 1 Rangkaian pada voltmeter

44
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR II

Skematik Rangkaian Meningkatkan Batas Ukur Voltmeter, Multimeter


(M) berfungsi sebagai voltmeter yang mengukur batas ukur baru dari
voltmeter BM yang diberi hambatan depan R . M

IV. PROSEDUR PRAKTIKUM


1. Rangkai rangkaian seperti skematik gambar 4.1, R=100 Ω (sesuai
asisten);

Gambar 4. 2 Rangkaian pada PBL 3

2. Atur tegangan yang keluar dari catu daya;


3. Baca tegangan yang melewati multimeter dan arus pada
basicmeter;
4. Ubah tegangan yang keluar dari catu daya untuk mendapatkan
data percobaan;
5. Catat data Vm dan IBM pada tabel pengamatan di pengolahan
data !

V. PENGOLAHAN DATA
Tabel 4. 1 Tabel Pengamatan pada PBL 3

Pengamatan
Multiplier ke Batas ukur Teoritis N
IBasic Meter V
Multimeter

45
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR II

Persamaan Arus : 𝐼𝑅𝑚 = 𝐼𝐵𝑀

Persamaan Tegangan : 𝑉𝑀 = 𝑉𝑅𝑚 + 𝑉𝐵𝑀

𝑉𝑅𝑚 = 𝑉𝑀 − 𝑉𝐵𝑀

𝑣
𝑉𝑅𝑚 = (𝑣 𝑚 − 1) 𝑋 𝑉𝐵𝑀
𝐵𝑚

𝑉𝑚
= N-1
𝑉𝐵𝑚

𝐼𝑚 x 𝑅𝑚
=N–1
𝐼𝐵𝑀 x 𝑅𝑎

𝑅𝑚 = 𝑅𝑎 (𝑁 − 1)

Pengolahan Data menentukan nilai hambatan Multiplier


𝑉𝑚
Turunkan dari rumus : Rm = Ra (N-1), dimana N =
(𝐼𝑏𝑎𝑠𝑖𝑐𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 x 𝑅𝑎 )

..................................................................................................................

VI. ANALISIS
1. Jelaskan hubungan nilai Ra dan Rm yang didapatkan dari praktikum!
2. Jelaskan pengaruh faktor N pada peningkatan batas ukur voltmeter!
𝑣𝑚
3. Turunkan persamaan RM=Ra (N-1) dimana N= 𝐼
𝐵𝑚 ⋅𝑅𝑎

4. Bagaimana cara Rm dapat meningkatkan batas ukur voltmeter?

46
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR II

47
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR II

MODUL V
PENGISIAN MUATAN PADA KAPASITOR

I. TUJUAN
1. Memahami karakteristik pengisian kapasitor;
2. Memahami pengaruh komponen R dan C pada proses pengisian kapasitor.

II. ALAT DAN BAHAN


1. Kisi soket;
2. Multimeter digital;
3. Resistor (R = 100 kΩ );
4. Catu daya DC;
5. Kapasitor ( 100 μF ,470 μF ,1000 μF , dan 4700 μF );
6. Stopwatch;
7. Jumper atau kabel.

III. DASAR TEORI


Kapasitor adalah komponen elektronik yang memiliki kemampuan
menyimpan muatan dan mengeluarkannya kembali pada saat diperlukan.
Kemampuan tersebut dikatakan sebagai nilai kapasitansi. Simbol kapasitor
ialah:

Gambar 5. 1 Simbol Kapasitor

Gambar 5. 2 Kapasitor

48
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR II

Kapasitansi kapasitor akan menentukan seberapa besar muatan yang


dapat tersimpan pada kapasitor untuk satu beda potensial tertentu yang
diberikan pada kapasitor tersebut. Sehingga kapasitansi kapasitor biasa
diartikan juga sebagaiukuran daya tampung muatandalam sebuah kapasitor.
Kapasitor dikatakan dalam keadaan kosong apabila tidak ada muatan yang
terdapat di antara kedua penghantarnya. Hubungan antara kapasitansi,
muatan, dan juga tegangan dapat dirumuskan secara matematis sebagai :
𝑄 =𝐶∙𝑉
𝑄
𝐶=
𝑉
C = kapasitansi kapasitor (F)
Q = muatan yang tersimpan dalam kapasitor (C)
V = beda potensial pemberi muatan (V)
Tegangan pada kapasitor (V) adalah perbedaan potensial di antara
penghantar- penghantar tersebut, bukan potensial masing-masing
penghantar, sedangkan tegangan maksimal yang dapat dialirkan kapasitor
disebut tegangan break, sehingga bila tegangan yang diberikan melebihi
tegangan break suatu kapasitor maka kapasitor akan rusak.
Pengisian kapasitor adalah pemberian muatan pada kapasitor dengan
merangkaikannya pada sumber tegangan searah (DC). Seiring dengan
pengisian kapasitor, arus akan mengalir dalam rangkaian sampai akhirnya
berhenti ketika kapasitor sudah penuh. Dapat diartikan pada saat t=0 (saklar
B terbuka), kapasitor belum terisi muatan sehingga beda potensial di antara
kedua ujung kapasitor tersebutsama dengan nol. Setelah saklar ditutup, arus
mengalir dari baterai dan secara perlahan mengisi kapasitor. Muatan yang
mengisi kapasitor akan menyebabkan timbulnya beda potensial di kedua
ujung kapasitor.
Karena kapasitor terisi muatan maka Vc akan membesar, jika Vc
membesar maka 𝑉 = 𝐸 − 𝑉𝑐 akan mengecil, dan arus akan menurun seiring
waktu. Jika arus mengecil, hal ini dapat diartikan juga bahwa muatan yang
masuk ke dalam kapasitorsemakin sedikit. Dalampengamatan tegangan pada
kapasitor, peningkatan tegangan pada kapasitor akan terlihat mengalami
perlambatan. Proses ini disebut sebagai proses menuju kejenuhan. Gejala

49
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR II

kejenuhan ditandai dengan Vc = E , I = 0 , danmuatan pada kapasitor sudah


tidak dapat bertambah lagi.

IV. PROSEDUR PRAKTIKUM


1. Periksa spesifikasi kapasitor dengan cara melihat informasi yang tertera
pada kapasitor.
2. Pastikan tegangan yang keluar dari catu daya tidak melebihi tegangan
break kapasitor.
3. Pastikan kapasitor dalam keadaan kosong dengan menggunakan voltmeter
yaitutegangan kapasitor = 0 V.
4. Pasang resistor 100 kΩ dan kapasitor 100 µF secara seri pada kisi soket.
Lihat gambar!
5. Siapkan catu daya DC dan atur tegangan keluarannya menjadi 3V (atau
nilai lainnya menurut asisten ).
6. Pasang voltmeter/multimeter ke kaki resistor: bagian terminal (+)
voltmeter ke kaki kapasitor yang berhubungan dengan (+) catu daya. Dan
bagian terminal (-)voltmeter ke kaki kapasitor yang berhubungan dengan
(-) catu daya. Lihat gambar!
7. Amatilah perubahan tegangan yang terbaca pada voltmeter/multimeter.
8. Ulangi percobaan di atas dengan mengganti nilai - nilai R dan C sesuai nilai
yangtertera pada tabel pengamatan.

Gambar 5. 3 Rangkaian Pengisian Kapasitor

50
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR II

V. PENGOLAHAN DATA
Berikut merupakan tabel pengamatan pada pengisian kapasitor :
Tabel 5. 1 Tabel pengamatan pengisian kapasitor

Nilai Tegangan Sesaat Pada Kapasitor

R= 100 kΩ & C = R=100 kΩ & C = R= 100 kΩ & C= C1


No T (s)
C1 C1 seri dengan C2 paralel dengan C2.

Tegangan (V) Tegangan (V) Tegangan (V)


1

Menentukan tetapan waktu pengisian kapasitor


• Model linier pengisian kapasitor dapat ditulis sebagai :
𝑡
𝑉𝑐 = 𝐸0 (1 − 𝑒 −𝑅𝐶 )

• Metode linier adalah 𝑦 = 𝑏𝑥 + 𝑎


• Maka persamaan tegangan sesaat pada proses pengisian kapasitor dapat
dibuat sebagai:
𝑡
𝑉𝑐 = 𝐸0 (1 − 𝑒 −𝑅𝐶 )
𝑡 𝑉𝑐
𝑒 −𝑅𝐶 = 1 −
𝐸0
𝑡 𝑉𝑐
ln [𝑒 −𝑅𝐶 ] = ln [1 − ]
𝐸0
1 𝑉𝑐
− 𝑡 = ln [1 − ]
𝑅𝐶 𝐸0
𝑉𝑐 1
𝑦 = ln [1 − ] ; 𝑥 = 𝑡; 𝑏 = −
𝐸0 𝑅𝐶
• Menentukan tetapan waktu pengisian kapasitor dengan memetakan

51
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR II

grafik yterhadap x dan mencari nilai dari konstanta – konstantanya.


• Kita ketahui persamaan garis linier pada metode regresi linier adalah:
𝑦 = 𝑏𝑥 + 𝑎
• Untuk itu kita akan mencari nilai tetapan waktu pengisian kapasitor
1
dengan mencari nilai b karena 𝑏 = − 𝑅𝐶

Pengisian Kapasitor dengan R = 100 kΩ dan C=C1.


Tabel 5. 2 Tabel Regresi Pengisian Pertama

No. 𝑥𝑖 𝑦𝑖 𝑥𝑖 2 𝑦𝑖 2 𝑥 𝑖𝑦 𝑖

1.

2.

3.

4.

5.

Pengisian kapasitor dengan R = 100 kΩ dan C=C1 seri dengan C = C2.


Tabel 5. 3 Tabel Regresi Pengisian Kedua

No. 𝑥𝑖 𝑦𝑖 𝑥𝑖 2 𝑦𝑖 2 𝑥 𝑖𝑦 𝑖

1.

2.

3.

4.

5.

52
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR II

Pengisian kapasitor dengan R = 100 kΩ dan C=C1 paralel dengan C2.


Tabel 5. 4 Tabel Regresi Pengisian Ketiga

No. 𝑥𝑖 𝑦𝑖 𝑥𝑖 2 𝑦𝑖 2 𝑥 𝑖𝑦 𝑖

1.

2.

3.

4.

5.

Menentukan Ketidakpastian Pengamatan:


𝑁Σ(𝑥𝑖 𝑦𝑖 ) − Σ𝑥𝑖 Σ𝑦𝑖
𝑏=
𝑁Σ𝑥𝑖2 − (Σ𝑥𝑖 )2
2
1 Σ𝑥𝑖2 (Σ𝑦𝑖 )2 − 2Σ𝑥𝑖 Σ𝑦𝑖 Σ(𝑥𝑖 𝑦𝑖 ) + 𝑁(Σ(𝑥𝑖 𝑦𝑖 ))
Δ𝑦 =2
[Σ𝑦𝑖2 − ]
𝑁−2 𝑁Σ𝑥𝑖2 − (Σ𝑥𝑖 )2

𝑁
Δ𝑏 = Δ𝑦√
𝑁Σ𝑥𝑖2 − (Σ𝑥𝑖 )2

1 1
𝑏=− ; Δ𝑏 = −
𝑅𝐶 Δ𝑅𝐶
1 1
𝑅𝐶 = − ; Δ𝑅𝐶 = −
𝑏 Δ𝑏
Pelaporan : { 𝑅𝐶 ± 𝛥𝑅𝐶 } ΩF
1. {..............................±.............................} ΩF
2. {..............................±.............................} ΩF
3. {..............................±.............................} ΩF

Tingkat Ketelitian
Δ𝑅𝐶
𝑇𝐾 = (1 − ) × 100
𝑅𝐶

53
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR II

VI. ANALISIS
1. Grafik tegangan kapasitor pada pengisian kapasitor (100 KΩ & C1);

2. Grafik tegangan kapasitor pada pengisian kapasitor (100 KΩ & C1 seri C2);

3. Grafik tegangan kapasitor pada pengisian kapasitor (100 KΩ & C1 paralel

C2)

4. Dari grafik tegangan kapasitor, tarik garis horizontal sejajar sumbu-t dari
nilai Vc =0.63 ε sampai memotong kurva tegangan. Dari titik potong garis
dengan kurva tariklah garis vertikal sampai memotong sumbu-t. Titik
potong dengan sumbu-t menunjukkan t=RC.

54
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR II

55
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR II

MODUL VI
PENGOSONGAN MUATAN PADA KAPASITOR

I. TUJUAN
1. Memahami karakteristik pengosongan kapasitor.
2. Memahami pengaruh komponen R dan C pada proses pengosongan
kapasitor.

II. ALAT DAN BAHAN


1. Kisi soket
2. Multimeter digital
3. Resistor (R = 100 kΩ)
4. Catu daya DC
5. Kapasitor (100 µF, 470 µF, 1000 µF, dan 4700 µF)
6. Stopwatch
7. Jumper atau kabel

III. DASAR TEORI


Apabila terdapat kapasitor yang dipasang secara seri dengan resistor
seperti pada Gambar 6.1. Maka muatan di dalam kapasitor akan
mengalir melalui hambatan R lalu lama kelamaan muatan dalam
kapasitor akan habis seiring dengan berjalannya waktu. Hal tersebut
dinamakan pengosongan kapasitor (discharge).

Gambar 6. 1 Rangkaian pengosongan muatan kapasitor

Rumus pengosongan kapasitor dapat ditulis sebagai berikut :


𝑡
𝑉𝑐 = 𝐸0 (𝑒 −𝑅𝐶 )

Dimana :

56
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR II

𝐸0 = Tegangan kapasitor sebelum dikosongkan.


𝑉𝑐 = Tegangan kapasitor saat pengosongan.
T = Waktu pengosongan.
R = Hambatan pada rangkaian.
C = Kapasitas kapasitor

Saat t = RC maka tegangan kapasitor merupakan 0,37 𝐸0 , ini


menandakan bahwa tegangan yang tersisa merupakan 37% dari
tegangan semula.

IV. PROSEDUR PRAKTIKUM


1. Lakukanlah pengisian kapasitor sesuai prosedur pengisian kapasitor.
2. Pastikan tegangan kapasitor maksimum dengan cara mengukurnya
dengan voltmeter atau multimeter. (tegangan kapasitor = tegangan
break).
3. Pasang resistor 100 kΩ dan kapasitor 100 µF secara seri pada kisi
soket.
4. Bukalah jumper atau lepaskan catu daya.
5. Dalam keadaan rangkaian terbuka, hubungkan ujung saklar yang
tadinya terhubung ke catu daya, dengan kaki kapasitor yang tadinya
terhubung ke catu daya.
6. Pasang voltmeter atau multimeter ke kaki kapasitor.
7. Ulangi percobaan di atas dengan mengganti nilai – nilai R dan C
sesuai nilai yang tertera pada tabel berikut.

57
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR II

V. PENGOLAHAN DATA
Berikut merupakan tabel pengamatan pengosongan pada kapasitor :

Tabel 6. 1 Tabel Pengamatan pengosongan kapasitor

Nilai Tegangan Sesaat Pada Kapasitor

R= 100 KΩ & R=100 KΩ & C = C1 R= 100 KΩ & C= C1


T
No C = C1 seri dengan C2 paralel dengan C2.
(detik)
Volt Volt Volt
1

Menentukan tetapan waktu pengosongan kapasitor


• Model linier pengosongan kapasitor dapat ditulis sebagai :

𝑡
𝑉𝑐 = 𝐸0 (𝑒 𝑅𝐶 )

• Metode linier adalah y = b.x


• Maka persamaan tegangan sesaat pada proses pengisian
kapasitor dapat dibuat sebagai :

𝑡
𝑉𝑐 = 𝐸0 (𝑒 −𝑅𝐶 )

𝑉𝑐 𝑡
𝑙𝑛 = −
𝐸0 𝑅𝐶

𝑉𝑐
𝑦 = ln [ ]
𝐸0

1
𝑏=−
𝑅𝐶

𝑥=𝑡

58
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR II

• Menentukan tetapan waktu pengisian kapasitor dengan


memetakan grafik y terhadap x dan mencari nilai dari konstanta.
Persamaan pada metode regresi linear adalah :

𝑦 = 𝑏𝑥 + 𝑎

• Untuk itu kita akan mencari nilai tetapan waktu pengosongan


kapasitor dengan mencari nilai b karena :

1
𝑏=−
𝑅𝐶

Pengosongan Kapasitor dengan R = 100 kΩ dan C=C1

Tabel 6. 2 Tabel regresi pengosongan kapasitor percobaan ke - 1

No. 𝑥𝑖 𝑦𝑖 𝑥𝑖2 𝑦𝑖 2 𝑥𝑖𝑦𝑖

1.

2.

3.

4.

5.

Pengosongan Kapasitor dengan R = 100 kΩ dan C=C1 seri dengan


C=C2

Tabel 6. 3 Tabel regresi pengosongan kapasitor percobaan ke - 2

No. 𝑥𝑖 𝑦𝑖 𝑥𝑖2 𝑦𝑖 2 𝑥𝑖𝑦𝑖

1.

2.

3.

4.

59
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR II

5.

Pengosongan Kapasitor dengan R = 100 kΩ dan C=C1 pararel


dengan C=C2

Tabel 6. 4 Tabel regresi pengosongan kapasitor percobaan ke - 3

No. 𝑥𝑖 𝑦𝑖 𝑥𝑖2 𝑦𝑖 2 𝑥𝑖𝑦𝑖

1.

2.

3.

4.

5.

𝑁 ∑(𝑥𝑖 𝑦𝑖 ) − ∑ 𝑥𝑖 ∑ 𝑦𝑖
𝑏=
𝑁 ∑ 𝑥𝑖2 − ∑(𝑥𝑖 )2

1
𝑏=−
𝑅𝐶

1
𝑅𝐶 = −
𝑏

Menentukan Ketidakpastian Pengamatan :

1
𝑏=−
𝑅𝐶

∆b ∆𝑅𝐶
= | − 1|
𝑏 𝑅𝐶

∆b
∆RC = 𝑅𝐶
𝑏

60
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR II

Pelaporan : { 𝑹𝑪 ± ∆𝐑𝐂 }

1. (..............................± ............................... )

2. (..............................± ............................... )

3. (..............................± ............................... )

Tingkat Ketelitian :

∆RC
TK = (1 − ) × 100%
𝑅𝐶

VI. ANALISIS
1. Grafik tegangan kapasitor pada pengosongan kapasitor (100 kΩ dan

C1).
2. Grafik tegangan kapasitor pada pengosongan kapasitor (100 kΩ dan
C1 pararel C2).

3. Grafik tegangan kapasitor pada pengosongan kapasitor (100 kΩ dan


C1 seri C2);

4. Dari grafik tegangan kapasitor, tarik garis horizontal sejajar sumbu – t dari
nilai 𝑉𝑐 = 0,37 𝐸0 sampai memotong kurva tegangan. Dari titik

61
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR II

potong garis dengan kurva tariklah garis vertikal sampai memotong


sumbu – t. Titik potong dengan sumbu – t menunjukkan t = RC.

62
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR II

63
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR II

MODUL VII
JEMBATAN WHEATSTONE

I. TUJUAN
1. Menguasai konsep dan memiliki kemampuan untuk menyusun Jembatan
Wheatstone;
2. Mampu melakukan pengukuran resistansi resistor dengan menggunakan
Jembatan Wheatstone, Multimeter, serta membaca kode warna pada
resistor.

II. ALAT DAN BAHAN


1. Catu daya DC;
2. Galvanometer;
3. Resistance Decade Box (Resistor variabel);
4. Kawat dengan kontak geser;
5. Kisi soket;
6. Tiga Buah resistor identik yang belum diketahui nilainya;
7. Multimeter;
8. Kabel penghubung.

III. DASAR TEORI


A. Resistansi
Nilai resistansi R menyatakan karakteristik penghantar atau
komponen listrik yang menunjuk pada kemudahan ataupun kesulitannya
menghantarkan arus listrik. Semakin besar nilai resistansi maka semakin
kecil arus yang mengalir, begitu pula sebaliknya.Metode untuk mengukur
nilai resistansi antara lain :
a. Membaca pita warna pada resistor;
b. Menggunakan Ohmmeter;
c. Menggunakan Jembatan Wheatstone;

64
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR II

d. Menggunakan Amperemeter dan Voltmeter secara bersamaan (tidak


dilakukan di praktikum ini).
B. Prinsip Jembatan Wheatstone
Prinsip kerja Jembatan Wheatstone didasarkan pada rangkaian dibawah ini:

Gambar 7. 1 Ilustrasi Jembatan Wheatstone

Arus I yang datang di A sebagian melalui R1 dan sebagian melalui


Rb. Jika antara C dan D terdapat beda potensial, galvanometer G akan dilalui
arus, dan jarum galvanometer akan menyimpang. Dengan mengubah
hambatan R1 dan R2 ( serta Rb jika perlu), dapat diusahakan agar potensial
C dan D menjadi sama. Apabila ini tercapai, tidak ada arus yang melalui G
dan jarum galvanometer tidak mengalami simpangan, sehingga jembatan
berada dalam keadaan seimbang.
Jika tidak ada arus yang melalui G, maka arus yang melalui R1 dan
R2 sama, misalnya I1. Karena potensial titik C dan D sama, maka VAC = VAD
dan VCB = VDB. Dengan menggunakan hukum Ohm dapat diturunkan
hubungan :

Dalam percobaan jembatan wheatstone, hambatan R1 dan R2 diganti


dengan sebuah batang konduktor dengan hambatan jenis seragam (uniform),
hambatan ini dikenal dengan hambatan geser. Hambatan konduktor
dinyatakan oleh persamaan dibawah ini :

65
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR II

Dimana L adalah panjang konduktor dan A adalah penampang


lintang konduktor. Jadi besar hambatan R1 dan R2 sebanding dengan
panjangnya L1 dan L2. Sumber tegangan yang digunakan adalah catu daya
DC. Resistor R1 dan R2 digunakan kawat homogen sepanjang L.
Pada hambatan geser terdapat kontak geser D yang digunakan untuk
mengubah besar hambatan RAD dan RDC. Dengan menggeser kontak D
sepanjang kawat dapat ditentukan kedudukan D dimana jembatan dalam
keadaan seimbang. Jika hal ini dicapai dengan AD = L1 dan DC = L2 = L -
L1. Dengan mengetahui panjang L1 dan L2 serta Rb, maka Rx dapat dihitung
dengan rumus :

Gambar 7. 2 Jembatan Wheatstone dengan L Shift

C. Aplikasi Jembatan Wheatstone


Salah satunya adalah dalam percobaan mengukur regangan pada
benda uji berupa beton atau baja. Dalam percobaan kita gunakan strain
gauge, yaitu semacam pita yang terdiri dari rangkaian listrik untuk
mengukur dilatasi benda uji berdasarkan perubahan hambatan penghantar
di dalam strain gauge. Strain gauge ini direkatkan kuat pada benda uji
sehingga deformasi pada benda uji akan sama dengan deformasi pada strain
gauge. Jika suatu material ditarik atau ditekan, maka terjadi perubahan
dimensi dari material tersebut sesuai dengan sifat elastisitas benda.
Perubahan dimensi pada penghantar akan menyebabkan perubahan
hambatan listrik, sesuai persamaan R=ρ.LA. Perubahan hambatan ini
sedemikian kecilnya, sehingga untuk mendapatkan hasil eksaknya harus

66
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR II

dimasukkan kedalam rangkaian jembatan wheatstone. Rangkaian listrik


beserta jembatan wheatstonenya sudah ada di dalam strain gauge.

Gambar 7. 3 Strain Gauge

IV. PROSEDUR PRAKTIKUM DAN PENGOLAHAN DATA


1. Cari nilai hambatan Resistor dengan multimeter, caranya sebagai
berikut :
2. Ubah mode multimeter ke mode ohmmeter;
3. Hubungkan ujung–ujung multimeter ke ujung-ujung resistor dan
catat hasilnya. Pemasangan kabel positif dan negatif multimeter
tidak berpengaruh karena resistor tidak memiliki kutub positif dan
negatif;
4. Berikut merupakan tabel pengamatan :
Tabel 7. 1 Pengamatan pada multimeter

Resistor Rx (Ω) Ry (Ω) Rz (Ω)


Nilai Resistansi

5. Cari nilai hambatan Resistor dengan membaca pita warnanya.


Caranya sebagai berikut :

67
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR II

Tabel 7. 2 Daftar pita warna resistor

PITA KE-
WARNA
1 DAN 2 3 4
Hitam 0 x1 1%
Coklat 1 x 10 2%
Merah 2 x 100 2%
Jingga 3 x 1000 -
Kuning 4 x 10000 -
Hijau 5 x 100000 -
Biru 6 x 1000000 -
Ungu 7 x 10000000 -
Abu-abu 8 x 100000000 -
Putih 9 x 1000000000 -
Emas - x 0.1 5%
Perak - x 0.01 10%
Tidak Berwarna - - 20%
a. Cocokkan pita warna pada resistor dengan melihat tabel diatas.

Gambar 7. 4 Pita warna resistor

Keterangan :
• Warna ke-1 merupakan digit angka pertama
• Warna ke-2 merupakan digit angka kedua
• Warna ke-3 merupakan bagian / angka pengali
• Warna ke-4 merupakan nilai persentase dari toleransi resistor
tersebut.

b. Contoh menghitung nilai resistansi

68
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR II

Tabel 7. 3 Contoh perhitungan pada Jembatan Wheatstone

Coklat Hitam Merah Emas Nilai

1 0 X 100 5% 1000 Ω ± 5%

Toleransi 5% artinya nilai resistansi resistor tersebut tidak tepat 1


KΩ, nilainya berada pada rentang ±50 ohm (5% x 1000). Jadi nilai
sebenarnya berkisar antara 950–1050 ohm.

c. Berikut merupakan tabel pengamatan warna resistor :


Tabel 7. 4 Tabel pengamatan pita warna

Resistor Warna 1 Warna 2 Warna 3 Warna 4 Nilai


Rx
Ry
Rz

d. Mencari nilai resistansi dengan Jembatan Wheatstone

Gambar 7. 5 Jembatan wheatstone dengan R variabel

Cara merangkainya sebagai berikut :


i. Pastikan semua alat dalam keadaan 'off'.
ii. Pasang kabel di catu daya positif (warna merah) dan hubungkan ke salah
satu ujung kawat (Titik A).
iii. Dari ujung kawat yang sama (A), pasang kabel ke hambatan variabel Rb
(tanyakan skala hambatan variabel yang dipakai pada asisten).
iv. Dari hambatan variabel, sambungkan kabel ke Galvanometer positif (warna
merah) (Titik B).Pasang resistor yang akan dicari besarnya ke kisi soket

69
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR II

(Rx), kemudian dari ujung lain resistor (Rx), sambungkan ke ujung kawat
yang belum terpasang kabel (Titik C).
v. Dari ujung kawat yang sama (Titik C), sambungkan ke catu daya negatif
(warna hitam).
vi. Terakhir pasang kabel ke galvanometer negatif (warna hitam), dan ujung
yang lain ke kontak geser (Titik D).
vii. Dapatkan titik setimbang dengan cara berikut :
• Posisikan kontak geser D tepat di tengah kawat hambatan.
• Nyalakan catu daya dan putar tombol pengatur tegangan ke sekitar
3 volt.
• Geserlah kontak geser pada kawat hingga jarum pada galvanometer
menunjuk angka nol (arus melalui G nol)
• Jika nilai arus belum nol, ubahlah nilai hambatan variabel Rb hingga
keadaan tersebut terpenuhi (usahakan agar titik keseimbangan
diperoleh dengan C kira-kira di tengah-tengah). Hal ini menjamin
ketidakpastian pada Rx adalah sekecil-kecilnya.
viii. Berikut merupakan tabel pengamatan :
Tabel 7. 5 Data pengamatan dengan Jembatan Wheatstone

L
Percobaan L1 L2 Rb

Rx
Ry
Rz

Cari nilai hambatan Rx, Ry, dan Rz

Selanjutnya adalah mencari ketidakpastian dan menulis laporan untuk


mencari ketidakpastian sebagai berikut :

70
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR II

Keterangan:
𝛥𝑅𝑏 = Ketidakpastian resistor variabel = 5% x Rb
𝛥𝐿1 & 𝛥𝐿2 = Ketidakpastian penggaris = 1/2 x Nst penggaris

Pelaporan nilai hambatan Rx,Ry, dan Rz :

𝑅𝑥 = (… … … … ± … … … … ) Ω
𝑅𝑦 = (… … … … ± … … … … ) Ω
𝑅𝑧 = (… … … … ± … … … … ) Ω
Tingkat Ketelitian :
∆𝑅𝑖
𝑇𝐾 = (1 − ) 𝑋 100%
𝑅𝑖

V. ANALISIS
1. Bandingkan nilai hambatan Rx dengan Jembatan Wheatstone,
Multimeter, dan membaca pita warna, apakah hasilnya sama? Jika tidak
sama metode mana menurut anda yang paling akurat?
2. Bagaimana pengaruh besar Rb terhadap panjang AD? Apakah besar Rb
dan panjang AD akan lebih kecil atau sebaliknya? Mengapa demikian?
3. Sebutkan contoh pengaplikasian Jembatan Wheatstone dalam
kehidupan sehari-hari!
𝑅2
4. Turunkan persamaan : 𝑅𝑥 = 𝑋 𝑅𝑏
𝑅1

5. Tentukan kelebihan dan kekurangan masing-masing metoda penentuan


hambatan!

71
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR II

72
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR II

MODUL VIII
KONSEP KONVERSI ARUS LISTRIK
MENJADI MEDAN MAGNET

I. TUJUAN
1. Memahami konsep magnet buatan dengan sumber arus searah (DC) dan
arus bolak-balik (AC).
2. Memahami pengaruh jumlah lilitan dan sumber arus terhadap kuat
medan magnet yang dihasilkan.

II. ALAT DAN BAHAN


1. Sumber arus searah (DC)
2. Sumber arus bolak-balik (AC)
3. Kawat tembaga
4. Batang besi
5. Klip atau Isi Staples
6. Jumper atau kabel penghubung
7. Penggaris
8. Kumparan : 800/1000 lilitan

III. DASAR TEORI


Fenomena magnet buatan adalah sebuah fenomena yang pada
awalnya sudah dijelaskan oleh Oersted bahwa arus listrik yang mengalir
pada suatu penghantar dapat
menghasilkan efek medan magnet. Untuk menjelaskan fenomena yang
ditemukan oleh Oersted dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
Sebelum ada arus Listrik Setelah ada arus listrik

Gambar 8. 1 Fenomena Magnet Buatan

73
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR II

Saat kompas didekatkan pada kawat berarus maka akan terjadi


penyimpangan pada jarum kompas. Selanjutnya Biot-Savart menunjukkan
secara matematis hubungan antara kuat arus, titik pengamatan, dan kuat
medan magnet seperti yang dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 8. 2 Representasi Hukum Biot-Savart

Gambar diatas merupakan ilustrasi daripada kuat arus yang mengalir


pada suatu penghantar, lalu P adalah titik pengamatan. Secara matematis,
formula yang ditemukan Biot-Savart adalah sebagai berikut:

Keterangan :

⃗⃗⃗⃗⃗
𝑑𝐵 = Perubahan medan magnet (Tesla)

μ0 = Permeabilitas ruang hampa (4π x 10-7 Wb/A.m)

I = Kuat arus (A)

⃗⃗⃗
𝑑𝑙 = Elemen panjang (m)

r = Jarak penghantar terhadap titik pengamatan (m)

r̂ = vektor satuan r

Adapun karakteristik dari induksi magnetik yang dapat diterjemahkan dari


hukum Biot-Savart ialah :

• Berbanding lurus dengan kuat arus Listrik


• Berbanding lurus dengan panjang elemen kawat penghantar

74
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR II

• Berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara titik induksi


magnetik yang diamati ke elemen kawat penghantar
• Berbanding lurus dengan sinus sudut antara arah arus dan garis
penghubung titik induksi magnetik yang diamati terhadap elemen
kawat penghantar.

Dibawah ini akan dijelaskan mengenai mode-mode dalam aplikasi rumus


induksi magnetik:

1. Di sekitar penghantar lurus berarus


a. Kawat lurus panjang tak berhingga

b. Kawat lurus panjang tertentu

2. Pada kawat melingkar berarus


a. Induksi magnetik di pusat lingkaran

b. Induksi magnetik di setengah lingkaran

c. Induksi magnetik di luar lingkaran

3. Pada Selonoida (kumparan)


a. Di pusat solenoida

b. Di salah satu ujung solenoida

75
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR II

c. Pada sumbu toroida

IV. PROSEDUR PRAKTIKUM & PENGOLAHAN DATA


1. Percobaan pertama

Gambar 8. 3 Rangkaian Percobaan Pertama Praktikum IM I

Langkah percobaan :
1. Siapkan alat-alat yang digunakan, meliputi: kawat tembaga, sumber
DC, batang besi, dan klip;
2. Masukkan ujung kabel jumper pada lilitan kawat tembaga dan
hubungkan ke sumber DC kemudian atur sumber tegangan sebesar
6 volt (sesuai asisten);
3. Letakkan klip pada jarak tertentu;
4. Dekatkan batang besi ke arah klip;
5. Kemudian amati jarak terjauh (maksimal) agar klip dapat menempel
pada gulungan logam. Lakukan percobaan sebanyak tiga kali;
6. Ulangi percobaan di atas dengan jumlah lilitan yang berbeda tanpa
mengubah nilai tegangan pada sumber;
7. Selanjutnya catat data yang didapatkan di tabel pengamatan pada
percobaan pertama :

76
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR II

Tabel 8. 1 Pengamatan Percobaan Pertama Praktikum IM 1

Jarak Maksimum dapat


Jarak Rata-Rata
No Jumlah Lilitan Menarik Klip
(cm)
(cm)
1
2
3
4
5
6

2. Percobaan kedua

Gambar 8. 4 Rangkaian Percobaan Kedua Praktikum IM 1

Langkah percobaan :
1. Siapkan alat-alat yang digunakan, meliputi : sumber AC dan DC,
kumparan 1000 lilitan (sesuai asisten), logam besi, dan klip;
2. Letakkan logam besi di tengah kumparan;
3. Hubungkan kumparan dengan sumber AC menggunakan jumper;
4. Amati apa yang terjadi pada logam besi jika didekatkan pada klip
atau isi staples;
5. Ulangi langkah praktikum di atas, ganti sumber dengan sumber DC;
6. Selanjutnya catat data tersebut di dalam tabel berikut :

Tabel 8. 2 Pengamatan Percobaan Kedua Praktikum IM I

Keadaan logam besi saat menarik klip, jika diberi sumber


Sumber Arus tegangan sebesar
….Volt …. Volt ….Volt

Sumber AC

Sumber DC

77
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR II

V. ANALISIS
1. Bagaimanakah pengaruh jumlah lilitan terhadap jarak ?
2. Apa yang akan terjadi apabila batang besi diganti dengan sebuah isolator?
3. Bagaimanakah perbedaan antara sumber AC dan sumber DC ?
4. Apa yang menyebabkan klip bergetar begitu didekatkan dengan batang
besi? Jelaskan !
5. Bagaimanakah pengaruh nilai tegangan terhadap medan magnet yang
dihasilkan ?

78
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR II

79
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR II

MODUL IX
KONSEP KONVERSI MEDAN MAGNET
MENJADI ARUS LISTRIK

I. TUJUAN
1. Memahami arus induksi akibat perubahan kuat dan arah medan magnet
di sekitar kumparan;
2. Memahami konsep generator Alternating Current (AC) sederhana

II. ALAT & BAHAN


1. Kumparan : 800/1000 lilitan;
2. Magnet Batang;
3. Galvanometer;
4. Jumper / kabel penghubung;
5. Generator listrik sederhana.

III. DASAR TEORI


Suatu medan magnet yang konstan tidak dapat menghasilkan arus
listrik, namun perubahan fluks medan magnet dapat menghasilkan arus
listrik (Hukum induksi Faraday). Arus listrik ini dinamakan arus induksi.
Perubahan fluks magnetik, yang bergerak melintasi loop seluas A,
didefinisikan sebagai:

Jika fluks yang melalui kumparan dengan N lilitan berubah sebesar


∆φ dalam waktu ∆t, maka besarnya ggl induksi adalah :

Faraday pada saat itu baru dapat menghitung besarnya ggl induksi
yang terjadi, tetapi belum dapat menentukan kemana arah induksi yang
timbul pada kumparan/rangkaian. Arah induksi yang terjadi baru dapat

80
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR II

dijelaskan oleh Friederich Lenz yang lebih dikenal dengan Hukum Lenz,
yaitu ggl induksi dan arus induksi memiliki arah sedemikian rupa, sehingga
melawan muatan yang menghasilkan ggl dan arus induksi tersebut.

Konsep perubahan medan magnet menjadi arus listrik diterapkan


salah satunya pada generator. Pada pembangkit listrik, generator adalah alat
yang mengubah energi mekanik menjadi energi listrik untuk digunakan di
sirkuit eksternal. Sumber energi mekanik meliputi turbin uap, turbin gas,
turbin air, mesin pembakaran dalam dan bahkan engkol tangan. Generator
elektromagnetik pertama, cakram Faraday, dibangun pada tahun 1831 oleh
ilmuwan Inggris Michael Faraday. Generator menyediakan hampir semua
daya untuk jaringan listrik. Prinsip kerja generator ada dua macam, yaitu:

• Magnet diputar di antara beberapa kumparan;


• Kumparan diputar di antara kutub – kutub magnet (dalam medan
magnet).

Komponen – komponen generator :

Gambar 9. 1 Komponen Generator

o Rotor : Komponen yang bergerak;


o Stator : Komponen yang diam;
o Cincin tembaga
o Sikat kabron : Penghubung rangkaian dalam dinamo dengan luar
dinamo.

81
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR II

IV. PROSEDUR PRAKTIKUM & PENGOLAHAN DATA


1. Percobaan pertama

Gambar 9. 2 Percobaan Pertama Praktikum IM II

Langkah percobaan :
1. Rangkaikan galvanometer dengan kumparan/lilitan seperti gambar
di atas;
2. Gerakkan magnet menuju ke dalam dan keluar kumparan dengan
kondisi seperti di bawah ini :
a. Jika kutub utara magnet dimasukkan terlebih dahulu, maka arah
jarum galvanometer menyimpang ke ......
b. Jika kutub selatan magnet dimasukkan terlebih dahulu, maka
arah jarum galvanometer menyimpang ke ......
c. Jika kutub selatan magnet dikeluarkan terlebih dahulu, maka
arah jarum galvanometer menyimpang ke ......
d. Jika kutub selatan magnet dikeluarkan terlebih dahulu, maka
arah jarum galvanometer menyimpang ke ......
3. Ulangi langkah 2 dengan gerakan cepat dan lambat. Apakah terdapat
perbedaan simpangan pada jarum galvanometer? Jika iya,
bagaimana perbedaannya?
4. Apa yang terjadi di galvanometer apabila batang magnet dikeluar -
masukkan di permukaan luar kumparan? Apakah ada perbedaan
dengan di dalam kumparan?

82
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR II

2. Percobaan kedua

Gambar 9. 3 Percobaan Kedua Praktikum IM II

Langkah percobaan :
1. Siapkan set alat generator listrik sederhana yang sudah terhubung
dengan lampu;
2. Putar bagian pedal pada generator dengan pelan, sedang , dan
kencang;
3. Amati fenomena yang terjadi dan jawablah pertanyaan berikut :
a. Bagaimana keadaan nyala lampu saat generator diam dan setelah
diputar? Apa perbedaannya?
b. Lalu amati saat generator listrik diputar secara lambat dan cepat,
Bagaimana keadaan nyala lampu? Mengapa bisa terjadi
demikian?

V. ANALISIS
1. Jelaskan mengenai hukum dasar yang melandasi modul 9 secara
lengkap !
2. Apa yang terjadi di galvanometer apabila batang magnet dikeluar-
masukkan di atas, di samping, ataupun di bawah kumparan?
Bandingkan dengan yang di tengah! Berikan penjelasan
menggunakan pendekatan hukum dasar pada no 1!
3. Bagian apakah dari generator listrik yang diam dan bagian apakah
yang bergerak? Dan berikan alasan pula bagaimana fenomena
tersebut dapat terjadi!

83
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR II

84
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR II

MODUL X
TRANSFORMATOR ATAU TRANSFER DAYA
TANPA KABEL

I. TUJUAN
1. Memahami konsep transfer energi tanpa kabel

II. ALAT DAN BAHAN


1. Transformator

III. DASAR TEORI


Perhatikan gambar 10.1. Fluks dihasilkan oleh arus I1 dan φ1.
Fluks ini akan menginduksi kumparan kedua sehingga menghasilkan
φ21 (fluks pada kumparan kedua akibat diinduksi oleh kumparan
pertama). Jika arus I1 berubah maka fluks φ21 juga berubah. Perubahan
fluks φ21 menyebabkan munculnya GGL imbas pada kumparan kedua
yang memenuhi persamaan :

Gambar 10. 1 Percobaan Transformator Pertama

IV. PROSEDUR PRAKTIKUM & PENGOLAHAN DATA


Berikut merupakan langkah – langkah melakukan praktikum :

85
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR II

1. Siapkan set alat wireless power supply (berisi kumparan primer,


kumparan sekunder, dan lampu yang sudah dihubungkan dengan
kumparan sekunder);
2. Nyalakan alat transformator;
3. Ubah jumlah kumparan pada kumparan sekunder secara bergantian.
Dan amati perbedaan jarak minimal lampu yang akan menyala, lalu
catat dalam table pengamatan;
4. Ulangi langkah ketiga hingga semua data terpenuhi.
Tabel 10. 1 Pengamatan pada Praktikum Transformator
Jarak minimal lampu dapat
No. Banyaknya lilitan
menyala (cm)
1.
2.
3.
4.

V. ANALISIS
1. Bagaimanakah pengaruh jumlah lilitan terhadap jarak dan intensitas
lampu ?
2. Jelaskan prinsip kerja transfer daya tanpa kabel secara lengkap !

86
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR II

87
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR II

MODUL XI
APLIKASI INDUKSI MAGNET DALAM
KEHIDUPAN SEHARI-HARI

I. TUJUAN
1. Mengetahui berbagai alat yang menggunakan prinsip Induksi Magnet;
2. Memahami prinsip kerja dari alat yang menggunakan prinsip Induksi
Magnet.

II. DASAR TEORI


Kelistrikan dan kemagnetan adalah suatu fenomena alam yang
memiliki keterkaitan satu dengan yang lainnya. Hal ini dibuktikan oleh
fisikawan Inggris yaitu James Clerk Maxwell. Berbeda dengan para ilmuan
sebelumnya yang secara estafet mengembangkan ilmu pengetahuan
kelistrikan lewat pengamatan dan percobaan, James Clerk Maxwell
memberikan kontribusinya dalam bentuk teori yang mampu menerangkan
fenomena listrik magnet menjadi satu kesatuan.
Menurut Maxwell listrik dan magnet sebenarnya berasal dari sumber
yang sama. Keduanya saling berkaitan erat dalam arti listrik dapat diubah
menjadi magnet dan sebaliknya magnet dibangkitkan dengan listrik. Maxwell
berusaha untuk merumuskan keterkaitan keduanya dengan bahasa matematis
yang sederhana. Dikenal ada dua macam perumusan persamaan Maxwell,
yakni perumusan dalam bentuk diferensial dan integral.
Dengan berkembangnya ilmu kemagnetan dan didukung dengan ilmu
lainnya maka para perekayasa dapat membuat teknologi mulai dari yang
sederhana hingga mutakhir untuk mempermudah pekerjaan manusia.
Beberapa contoh alat yang menggunakan prinsip listrik ke magnet adalah :
1. Bel Listrik
Bel listrik dalam bahasa Inggris disebut dengan Electric Bell
adalah sebuah alat yang dapat mengubah energi listrik menjadi
energi suara dengan menggunakan prinsip Elektromagnetik. Bel
yang menggunakan prinsip gaya elektromagnet ini masih banyak

88
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR II

digunakan, meskipun saat ini sudah banyak jenis bel lain yang
menggunakan sistem elektronik.
Salah satu bel listrik dengan prinsip Elektromagnetik yang
sering digunakan adalah bel listrik yang berbentuk “Interrupter
Bell” yaitu jenis bel listrik yang dapat menghasilkan suara secara
terus menerus ketika diberikan arus listrik. Cara kerja bel listrik juga
tidak terlalu rumit, untuk menjelaskannya lebih lanjut, kita perlu
mengetahui beberapa bagian atau komponen penting dalam bel
listrik dan juga gambar dasarnya.
Bel listrik dengan prinsip kerja Elektromagnetik terdiri dari
beberapa komponen atau bagian utama yaitu :
• Lonceng (Gong)
• Pemukul (Striker)
• Kumparan Elektromagnet
• Armature
• Spring
• Interuptor (penghubung dan pemutus arus listrik)

Gambar 11. 1 Bel Listrik

Berdasarkan gambar Rangkaian Bel Listrik (Electric Bell) di


atas, saat Switch (S1) ditekan (ON), arus listrik akan mengalir ke
Kumparan Elektromagnet melalui Interuptor sehingga terjadi medan
magnet untuk menarik Armature Striker (pemukul). Striker yang
ditarik tersebut kemudian memukul lonceng (Gong) sehingga bel
listrik berbunyi. Ketika Armature Striker ditarik oleh
Elektromagnet, hubungan listrik di Interuptor pun terputus dan
menyebabkan Kumparan Elektromagnetik tidak dialiri arus listrik.

89
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR II

Kumparan Elektromagnetik yang tidak dialiri arus listrik


tersebut akan kehilangan medan magnetnya sehingga tidak mampu
lagi menarik Armature. Armature yang terlepas tersebut akan
mengayun kembali ke posisi semula dan Interuptor menjadi
terhubung kembali sehingga arus listrik dapat mengalir lagi ke
Kumparan Elektromagnet untuk menarik Armature. Demikian
siklus proses tersebut berulang-ulang kembali dengan cepat dalam
hitungan detik sehingga menghasilkan suara yang
berkesinambungan (terus menerus). Suara atau bunyi bel listrik ini
akan terhenti jika Switch (S1) di-OFF-kan.

2. Metal Detector
Metal detector merupakan sebuah instrument elektronik
yang memanfaatkan mekanisme elektromagnetik untuk melacak
kandungan metal pada sebuah objek. Umumnya metal detector
terdiri dari 3 komponen utama, yaitu:
1. Transmitter Coil;
2. Receiver Coil;
3. Standard wave analyzer.
Transmitter coil merupakan sebuah kumparan yang
berfungsi sebagai penghasil atau pemancar gelombang
elektromagnetik, karena berdasarkan prinsip dasar elektromagnetik
yaitu “Saat kumparan diberi tegangan AC (Alternating Current),
maka pada kumparan tersebut akan timbul medan magnet”.
Gelombang elektromagnet ini nantinya akan diterima oleh receiver
coil yang diletakkan di dekat transmitter coil antara transmitter dan
receiver, nantinya akan diberi ruang untuk melewati objek yang
akan diuji kandungan metalnya.
Jika benda logam melewati metal detector, maka gelombang
yang ada menjadi terganggu dan standard wave analyzer akan
memberitahukan bahwa ada ketidakseimbangan gelombang. Fungsi
standar wave analyzer disini yaitu sebagai regulasi induksi

90
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR II

gelombang elektromagnetik antara transmitter coil dan receiver coil.


Standar wave analyzer ini terhubung ke control unit yang nantinya
akan mengontrol sistem yang ada pada metal detector seperti bunyi
alarm, mengaktifkan lampu indicator, menghentikan atau membalik
putaran motor, memisahkan objek yang terdeteksi mengandung
metal pada conveyor belt metal detector. Untuk lebih jelasnya,
mekanisme kerja metal detector dapat dilihat pada ilustrasi berikut:

Gambar 11. 2 Metal Detector

3. Loud Speaker
Loud speaker atau lebih sering disingkat dengan Speaker
adalah Transduser yang dapat mengubah sinyal listrik menjadi
Frekuensi Audio (sinyal suara) yang dapat didengar oleh telinga
manusia dengan cara mengetarkan komponen membran pada
Speaker tersebut sehingga terjadilah gelombang suara.

Gambar 11. 3 Loud Speaker

91
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR II

Pada gambar diatas, dapat kita lihat bahwa pada dasarnya


Speaker terdiri dari beberapa komponen utama yaitu Cone,
Suspension, Magnet Permanen Voice Coil, dan Kerangka Speaker.
Dengan tujuan menterjemahkan sinyal listrik menjadi suara
yang dapat didengar, Speaker memiliki komponen Elektromagnetik
yang terdiri dari kumparan yang disebut dengan Voice Coil untuk
membangkitkan medan magnet dan berinteraksi dengan magnet
permanen sehingga menggerakan Cone Speaker maju dan mundur.
Voice Coil adalah bagian yang bergerak sedangkan Magnet
Permanen adalah bagian Speaker yang tetap pada posisinya. Sinyal
listrik yang melewati Voice Coil akan menyebabkan arah medan
magnet berubah secara cepat sehingga terjadi gerakan “tarik” dan
“tolak” dengan Magnet Permanen. Dengan demikian, terjadilah
getaran yang maju dan mundur pada Cone Speaker.
Suspension yang terdapat dalam Speaker berfungsi untuk
menarik Cone ke posisi semulanya setelah bergerak maju dan
mundur. Suspension juga berfungsi sebagai pemegang Cone dan
Voice Coil. Kekakuan (rigidity), komposisi dan desain Suspension
sangat mempengaruhi kualitas suara Speaker itu sendiri.

4. Motor Listrik DC
Motor Listrik DC atau DC Motor adalah suatu perangkat
yang mengubah energi listrik menjadi energi kinetik atau gerakan
(motion). Motor DC ini juga dapat disebut sebagai Motor Arus
Searah. Seperti namanya, DC Motor memiliki dua terminal dan
memerlukan tegangan arus searah atau DC (Direct Current) untuk
dapat menggerakannya. Motor Listrik DC atau DC Motor ini
menghasilkan sejumlah putaran per menit atau biasanya dikenal
dengan istilah RPM (Revolutions per minute) dan dapat dibuat
berputar searah jarum jam maupun berlawanan arah jarum jam
apabila polaritas listrik yang diberikan pada Motor DC tersebut
dibalikan.

92
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR II

Terdapat dua bagian utama pada sebuah Motor Listrik DC,


yaitu Stator dan Rotor. Stator adalah bagian motor yang tidak
berputar, bagian yang statis ini terdiri dari rangka dan kumparan
medan. Sedangkan Rotor adalah bagian yang berputar, bagian Rotor
ini terdiri dari kumparan Jangkar. Dua bagian utama ini dapat dibagi
lagi menjadi beberapa komponen penting yaitu diantaranya adalah
Yoke (kerangka magnet), Poles (kutub motor), Field winding
(kumparan medan magnet), Armature Winding (Kumparan
Jangkar), Commutator (Komutator) dan Brushes (kuas/sikat arang).
Pada prinsipnya motor listrik DC menggunakan fenomena
elektromagnet untuk bergerak, ketika arus listrik diberikan ke
kumparan permukaan kumparan yang bersifat utara akan bergerak
menghadap ke magnet yang berkutub selatan dan kumparan yang
bersifat selatan akan bergerak menghadap ke utara magnet. Saat ini,
karena kutub utara kumparan bertemu dengan kutub selatan magnet
ataupun kutub selatan kumparan bertemu dengan kutub utara
magnet maka akan terjadi saling tarik menarik yang menyebabkan
pergerakan kumparan berhenti.

Gambar 11. 4 Motor Listrik DC

Beberapa contoh alat yang menggunakan prinsip magnet ke


listrik adalah :
1. Generator Listrik
Generator listrik adalah alat yang memproduksi energi listrik
dari sumber mekanik dengan menggunakan induksi elektromagnetik.
Generator ini menggunakan prinsip hukum Faraday yaitu bila sebuah
konduktor digerakkan di dalam medan magnet, maka akan timbul arus

93
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR II

induksi pada konduktor tersebut. Terdapat dua cara untuk mengubah


energi mekanik menjadi energi listrik, yaitu dengan Generator arus
searah (Direct Current) dan Generator arus bolak-balik (Alternating
Current).
Generator DC terdiri dua bagian, yaitu stator, yaitu bagian mesin
DC yang diam/tidak bergerak, dan bagian rotor, yaitu bagian mesin DC
yang berputar. Bagian stator terdiri dari rangka motor, belitan stator,
sikat arang, bearing dan terminal box. Sedangkan bagian rotor terdiri
dari komutator, belitan rotor, kipas rotor dan poros rotor. Prinsip kerja
generator DC sama dengan generator AC. Namun, pada generator DC
arah arus induksinya tidak berubah Hal ini disebabkan cincin yang
digunakan pada generator DC berupa cincin belah (komutator).

Gambar 11. 5 Prinsip kerja generator

Generator AC terdiri atas: magnet permanen (tetap), kumparan


(solenoida). cincin geser, dan sikat. Pada generator. perubahan garis
gaya magnet diperoleh dengan cara memutar kumparan di dalam medan
magnet permanen. Karena dihubungkan dengan cincin geser, perputaran
kumparan menimbulkan GGL induksi AC. OIeh karena itu, arus induksi
yang ditimbulkan berupa arus AC. Adanya arus AC ini ditunjukkan oleh
menyalanya lampu pijar yang disusun seri dengan kedua sikat.

94
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR II

Gambar 11. 6 Generator fungsional

2. Accelerometer
Accelerometer adalah sebuah tranduser yang berfungsi untuk
mengukur percepatan, mendeteksi dan mengukur getaran, ataupun
untuk mengukur percepatan akibat gravitasi bumi. Prinsip kerja dari
tranduser ini berdasarkan hukum fisika bahwa apabila suatu konduktor
digerakkan melalui suatu medan
magnet, atau jika suatu medan magnet digerakkan melalui suatu
konduktor, maka akan timbul suatu tegangan induksi pada konduktor
tersebut. Accelerometer yang diletakan di permukaan bumi dapat
mendeteksi percepatan 1g (ukuran gravitasi bumi) pada titik
vertikalnya, untuk percepatan yang dikarenakan oleh pergerakan
horizontal maka Accelerometer akan mengukur percepatannya secara
langsung ketika bergerak secara horizontal.

95
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR II

96
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR II

MODUL XII
PERANCANGAN TUGAS BESAR

I. TUJUAN
1. Mampu menerapkan atau mengimplementasikan hal yang telah
dipelajari di akhir pertemuan;
2. Mampu mengembangkan gagasan – gagasan dari modul Fisika Dasar.

II. TUGAS BESAR


Tugas besar sendiri merupakan tugas akhir yang diberikan oleh
laboratorium fisika dasar untuk memastikan apakah praktikan dapat
memahami secara benar modul yang telah dipelajari selama 2 semester
terakhir. Tugas besar memegang peranan penting dalam praktikum fisika
dasar dan menjadi dasar penilaian terbesar. Tugas besar laboratorium fisika
dasar sendiri adalah mewajibkan para praktikan membuat desain mock up
alat, dengan cara mengimplementasikan modul yang telah dipelajari.
Sehingga praktikan dapat memahami dengan benar makna dari tugas besar
sendiri. Selain itu tugas besar harus memiliki pengolahan data.

III. KETENTUAN TUGAS BESAR


Tugas besar sendiri memiliki beberapa ketentuan, ketentuan-
ketentuan ini diharapkan dapat membatasi tugas besar agar tidak keluar dari
jalurnya, antara lain :
1. Tugas besar laboratorium Fisika Dasar hanya dibuat oleh praktikan
laboratorium Fisika Dasar.
2. Tugas besar laboratorium Fisika Dasar harus mengimplementasikan
minimal 2 (dua) modul dari Modul besar Fisika Dasar.
3. Modul Induksi Magnetik merupakan modul wajib dalam tugas besar.
4. Tugas besar diwajibkan untuk asistensi minimal 2 kali, jika kurang dari
2 kali tidak dapat mengikuti presentasi tugas besar.

97
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR II

5. Pengerjaan tugas besar wajib diberikan dokumentasi, tidak adanya


dokumentasi nilai = 0.
6. Pelanggaran berat berupa joki, akan dikenakan sanksi nilai = 0.
7. Tugas besar harus memiliki pengolahan data yang sesuai dengan alat.
Ketentuan yang belum ditentukan akan ditentukan di lain hari.

IV. PENGOLAHAN DATA


Tugas besar yang dibuat tidak hanya berbentuk prototipenya saja,
tapi harus memiliki pengolahan data yang mendukungnya. Di bawah ini
adalah ketentuan – ketentuan pengolahan data :
1. Jika yang diambil modul GLB atau GLBB maka praktikan harus dapat
mengolah data kecepatan (v) dan percepatan (a) dari prototipe yang
dibuat dan dicantumkan dalam pelaporan.
2. Jika yang diambil modul GMB maka praktikan harus dapat mengolah
data kecepatan sudut (ω) dari prototipe yang dibuat dan dicantumkan
dalam pelaporan.
3. Jika yang diambil modul GJB maka praktikan harus dapat mengolah
data gravitasi (g) dan gaya berat (w) dari prototipe yang dibuat dan
dicantumkan dalam pelaporan.
4. Jika yang diambil modul RGB maka praktikan harus dapat mengolah
data Panjang gelombang (λ), Frekuensi (f), dan Periode (t) dari
prototipe yang dibuat dan dicantumkan dalam pelaporan.
5. Jika yang diambil modul IM maka praktikan harus dapat mengolah data
besar medan magnet (B), arus (I), dan Tegangan (V) yang mengalir dari
prototipe yang dibuat dan dicantumkan dalam pelaporan.

98
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR II

DAFTAR NAMA ASISTEN PRAKTIKUM FISIKA


DASAR PERIODE 2023-2024

ABD. Rahim R. WAR Gautama GAU Naomi Theresia H. BTS


Abdul Cholik M. LIK Ghefira Putri A. F. GPY Narita Balqis R. NBR
Abel Abimanyu BIM Ghizka Marqyza S. E. NZY Narohasagamora W. NWB
Afiqah Salsabila S. FBI Gusti Ayu A. J. JYO Ni Luh Putu Rista K. NLH
Afnan Amalia R. AFN Hafidha 'Arfiah HAI Ni Made Sita Manika KEY
Ahmad Anugrah A. AAA Hana Inda Nafisah NAA Novan Sugianto OVO
Aidwal Ibrahiem V. IDW Haura Shabrina RCR Nurcatri Handayani CAT
Alfatio Sultansyah JFK Imam Fadhil A. IFA Putri Irawan PIW
Alfonso Liguori S.D ALL Inez ZEN Rachel Ovtapia ZEE
Alifia Rahmadewi ARD Irvanda Nofikho M. IRV Rafael Reyner S. RES
Alya Desti Riani ALY Jeahan Fitria G. JEY Rafly Rizqi D. FLY
Amalia Nurul M. P. ANM Jefri Salmon tande JET Razan Althaf Sheza RAS
Anindya Nitisara D.S. VAZ Jihan Zahrani JHZ Refaldzah I. H. BOY
Anugrah Syawala AAN Joysya Marchellyne LYN Refli Adi Fatwa PLI
Aqwam Yogi S. YGY Julia Monica Berliana JLA Resa Yuliani ECA
Arya Wibawa B. RYO Lutvi Adam Harahap LAH Rhesa Reyhan S. REY
Ashel Izzah Ulfiyah SHE M Tsani Faishal A. TNT Rizkya Yasmin YAZ
Athariq Baihaqi ADD M.Yusup ABD Salam EXO Rr. Nurrizka Puspa NRP
Audrey Khairunisa A. MOM Marcelia Chintya H. CEL Ryan Darell Adyatma REL
Aura Vika Mahrani ARA Moh. Eldivo Alsyawal OTO Sabrina Ayu Ulia R. SAB
Azkiya Nafis Ikrimah SKY M. Abdul Hakim HKM Sabrina Dutta Gani SAS
Bagas Mohammad R SAG M. Azmi JIM Safa Safiera SFA
Bintang Mulya Prima PRM M. Fahrayhan Yudhi FRY Samuel Morachal G. SAM
Bintang Pandu A. BNT M. Fakry Gaffar H. FKY Sekar Ayuningtyas K. SKR
Brezcilla Devana I. CIL M. Farhan R. Safrizal HAN Serly Krisnadianti SEA
Cendikia Jinan L. B. QYA M. Faudzan Abdullah JNE Shafiyah Putri R. SFH
Cholasih Ryan M. CRM M. Hanif Ananda K. KZA Stanley Nathanael SNA
Daniel Alden Susetyo ADE M. Hanif Fajar MAS Sukma Wardani SUK
Devina Anjani VNA M. Ibnu Sina Nasaki IBN Syeibi Muhammad R. SMR
Diky Arif Hidayat NUT M. Ibrahim IBR Talitha Syahla Mafi SVT
Divania Aulya Dewi DIV M. Izza Ramadhan A. IZA Tarisa Alifia Putri TAP
Dwaynimay Farrel R. DWF M. Ridho Rizaldi DHO Thomas Rihonggao GAO
Edo Lutfi Mahanani MMR M. Ridzwan Aulia A. AZZ Tia Amanda NDA
Evlyn Frisca Ananda IVY M. Zidane Alfaridzi MKO Tsania Puspa Kirana SUN
Ezra Febriani M. EZZ Mutiara Rahma N. F. MUT Villa Nanda Permata VIL
Fadillah Syofyan FLA Nabila Dwi Maulani MAU Zahra Bintang Pratiwi BBB
Fairuz Izdihar FYP Nabila Shofa LAL Zelika Ayu C. ZEY
Fairuz Zahira ZHR Nadia Wahyu T. WHY Zulfa Nurmala ZZZ
Fauzan Prayoga A. T. ZNT Nadin Farah Pradipa NAP
Fika Khoirotun Nisa' FIK Nadyah Rizky Amelia NRA

99
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR II

STRUKTUR ORGANISASI LABORATORIUM


FISIKA DASAR PERIODE 2023 / 2024

Pembina Lab
Dr. Rahmat Awaludin Salam,
S.Si., M.Si.

Koordinator Asisten
Laboratorium Fisika Dasar
Ahmad Anugrah Akbar

Wakil Koordinator Asisten


Laboratorium Fisika Dasar
Muhammad Azmi

Bendahara I Sekretaris I
Rr. Nurrizka Puspa Wiranti Tarisa Alifia Putri

Bendahara II Sekretaris II

Azkiya Nafis Ikrimah Zelika Ayu Choirunnisa

100
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR II

Divisi Manajemen Sistem


Divisi Edukasi Divisi Praktikum
Informasi
Muhammad Izza Ramadhan
Muhammad Abdul Hakim Irvanda Nofikho Maise
Arrayyan
Sekar Ayuningtyas
Audrey Khairunisa Azra Narita Balqis Ruwenna
Kusumawardani
M.Yusup ABD Salam Fairuz Zahira Syeibi Muhammad Rabbani
Alifia Rahmadewi Abdul Cholik Mustafa Amalia Nurul Maulida Pratiwi
Fadillah Syofyan Fauzan Prayoga Ananta T. Cholasih Ryan Maulana
Jefri Salmon Tande Jihan Zahrani Jeahan Fitria Goenadiningrat
Joysya Marchellyne Citra
Julia Monica Berliana Muhammad Ibnu Sina Nasaki
Suwiqnyo
Muhammad Fakry Gaffar Novan Sugianto
Muhammad Zidane Alfaridzi
Hakim
Muhammad Ridho Rizaldi Sabrina Ayu Ulia Rahman Nurcatri Handayani
Narohasagamora William
Sabrina Dutta Gani Putri Irawan
Bertuarbias
Abel Abimanyu Alfatio Sultansyah ABD. Rahim Rahman
Fika Khoirotun Nisa' Brezcilla Devana Ibrahim Afiqah Salsabila Setyani
Gautama Dwaynimay Farrel Rajendra Alfonso Liguori Stanlin Dyas
Inez Edo Lutfi Mahanani Athariq Baihaqi
Marcelia Chintya Hartakaadi Ezra Febriani Manullang Bagas Mohammad Rizky
Moh. Eldivo Alsyawal
Fairuz Izdihar Bintang Pandu Anugrah
Otoluwa
Muhammad Ridzwan Aulia Muhammad Hanif Ananda
Daniel Alden Susetyo
Azzikra Kezia
Naomi Theresia Hutabarat Mutiara Rahma Nur Fadilah Ghefira Putri Athaya Fairuz
Samuel Morachal Girsang Nadin Farah Pradipa Gusti Ayu Adindha Jyothi
Serly Krisnadianti Ni Made Sita Manika Putri Hafidha 'Arfiah
Sukma Wardani Rafly Rizqi Darmawansyah Nabila Dwi Maulani
Talitha Syahla Mafi Safa Safiera Rizkya Yasmin
Thomas Rihonggao Tsania Puspa Kirana

101
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR II

Divisi Sumber Daya


Divisi Riset dan Bengkel
Manusia
Villa Nanda Permata Refli Adi Fatwa
Zahra Bintang Pratiwi Nabila Shofa
M. Farhan R. Safrizal Anugrah Syawala
Cendikia Jinan Luqyana Bestari Anindya Nitisara Dwi Sukmawati
Afnan Amalia Rachmad Aqwam Yogi Sumanto
Ashel Izzah Ulfiyah Divania Aulya Dewi
Bintang Mulya Prima Muhammad Faudzan Abdullah
Ghizka Marqyza Salsabillah Enzy Zulfa Nurmala
M. Tsani Faishal Azhar Alya Desti Riani
Muhammad Hanif Fajar Aura Vika Mahrani
Stanley Nathanael Utomo Mulyono Devina Anjani
Aidwal Ibrahiem Valentino Diky Arif Hidayat
Arya Wibawa Bayu laksita Hana Inda Nafisah
Evlyn Frisca Ananda Muhammad Fahrayhan Yudhi
Haura Shabrina Nadia Wahyu Tirtaningsih
Imam Fadhil Abdurrahman Rafael Reyner Sutrahitu
Lutvi Adam Harahap Razan Althaf Sheza
Muhammad Ibrahim Rhesa Reyhan Saputra
Nadyah Rizky Amelia Shafiyah Putri Riyanto
Ni Luh Putu Rista Kartika Putri Tia Amanda
Rachel Ovtapia
Refaldzah Ihtifazuddin Handoko
Resa Yuliani
Ryan Darell Adyatma

102

Anda mungkin juga menyukai