Anda di halaman 1dari 56

Program Studi S-1 Keperawatan

MODUL CETAK PRAKTIKUM


ILMU DASAR KEPERAWATAN

Tim Penyusun:
1. Noradina, S.Kep.Ns., M.Biomed
2. Meriani Herlina,SKM.,S.Kep.,M.Biomed
3. dr.Ekawaty Surya Mastari., M.Biomed

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


UNIVERSITAS IMELDA MEDAN
TAHUN 2022
M o d u l C e t a k Pratikum Ilmu Dasar Keperawatan

VISI DAN MISI UNIVERSITAS IMELDA MEDAN (UIM)

VISI
“Menjadi pusat ilmu pengetahuan dan teknologi serta pengembangan karakter
kewirausahaan yang mampu bersaing di tingkat perguruan tinggi LLDIKTI
Wilayah I pada Tahun 2024 dan di tingkat nasional pada tahun 2029”.

Misi

1. Menyelenggarakan pembelajaran yang efektif sesuai Standar Nasional


Perguruan Tinggi (SNPT) dan KKNI, terintegrasi dengan hasil-hasil
penelitian dan pengabdian masyarakat terkini untuk menghasilkan lulusan
sesuai profil yang diharapkan

2. Melaksanakan penelitian ilmiah dan dipublikasikan secara nasional dan


internasional.

3. Melaksanakan pengabdian masyarakat yang terstruktur dan mengacu pada


hasil penelitian.

4. Membangun kerjasama produktif dengan berbagai institusi pendidikan dan


industri di Kota Medan, Sumatera Utara dan provinsi lainnya dalam
pelaksanaan praktek, penelitian serta pengabdian kepada masyarakat.

Tujuan

1. Melaksanakan pengelolaan tridarma perguruan tinggi dengan sumber daya


manusia yang memiliki kemampuan profesional dalam bidangnya serta
keunggulan dalam soft skill kewirausahaan.
2. Menciptakan kualitas pembelajaran dengan program bermuatan soft skill
pengembangan karakter kewirausahaan dalam rangka menciptakan lulusan
profesional dan inovatif yang memiliki kompetensi akademik dan daya
saing.
3. Menyediakan fasilitas sarana dan prasarana yang bermutu sesuai dengan
standar kebutuhan dan perkembangan IPTEK

i
M o d u l C e t a k Pratikum Ilmu Dasar Keperawatan

4. Menyelenggarakan pelaksanaan penelitian dosen dan mahasiswa guna


menghasilkan karya-karya inovatif yang bermanfaat dalam pengembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi serta memberikan solusi permasalahan
stakeholder.
5. Menyelenggarakan pelaksanaan pengabdian masyarakat oleh dosen dan
mahasiswa yang bermanfaat secara nyata dalam peningkatan kesejahteraan
masyarakat dan kemajuan bangsa.
6. Menyelenggarakan proses penjaminan mutu sesuai dengan standar internal
dan eksternal.
7. Menyelenggarakan layanan IT untuk mendorong inovasi program dan
layanan.
8. Menyelenggarakan pengembangan institusi dan penambahan program
studi baru sesuai dengan perkembangan IPTEK dan kebutuhan
stakeholder.
9. Menyelenggarakan kerjasama dan perluasan networking tingkat nasional.

Sasaran

1. Melaksanakan pengelolaan tridarma perguruan tinggi dengan sumber daya


manusia yang memiliki kemampuan profesional dalam bidangnya serta
keunggulan dalam soft skill kewirausahaan.
2. Menciptakan kualitas pembelajaran dengan program bermuatan soft skill
pengembangan karakter kewirausahaan dalam rangka menciptakan lulusan
profesional dan inovatif yang memiliki kompetensi akademik dan daya
saing.
3. Menyediakan fasilitas sarana dan prasarana yang bermutu sesuai dengan
standar kebutuhan dan perkembangan IPTEK
4. Menyelenggarakan pelaksanaan penelitian dosen dan mahasiswa guna
menghasilkan karya-karya inovatif yang bermanfaat dalam pengembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi serta memberikan solusi permasalahan
stakeholder.

ii
M o d u l C e t a k Pratikum Ilmu Dasar Keperawatan

5. Menyelenggarakan pelaksanaan pengabdian masyarakat oleh dosen dan


mahasiswa yang bermanfaat secara nyata dalam peningkatan kesejahteraan
masyarakat dan kemajuan bangsa.
6. Menyelenggarakan proses penjaminan mutu sesuai dengan standar internal
dan eksternal.
7. Menyelenggarakan layanan IT untuk mendorong inovasi program dan
layanan.
8. Menyelenggarakan pengembangan institusi dan penambahan program
studi baru sesuai dengan perkembangan IPTEK dan kebutuhan
stakeholder.
9. Menyelenggarakan kerjasama dan perluasan networking tingkat nasional.

iii
M o d u l C e t a k Pratikum Ilmu Dasar Keperawatan

VISI DAN MISI PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN

UNIVERSITAS IMELDA MEDAN

VISI
Visi: Menjadi Program Studi Yang Unggul Dibidang Keperawatan Dewasa Yang

Berkarakter Kewirausahaan Sehingga Mampu Bersaing Ditingkat Perguruan

Tinggi LLDIKTI Wilayah I Sumatera Utara Pada Tahun 2024 Dan Tingkat

Nasional Pada Tahun 2029

MISI

1. Menyelenggarakan pembelajaran efektif sesuai standart nasional perguruan

tinggi (SNPT) dan KKNI,untuk menghasilkan lulusan Ners professional

dalam pelayanan keperawatan dewasa yang berkarakter kewirausahaan .

2. Menyelenggarakan penelitian ilmiah dan publikasi ilmiah yang mampu

memberikan konstribusi kepada pengembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi, dan pembangunan dalam bidang keperawatan dewasa.

3. Melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat dalam membantu

menyelesaikan masalah dibidang keperawatan dewasa berbasis hasil

penelitian.

4. Menjalin kerja sama dengan berbagai pihak baik pemerintah maupun


masyarakat didalam maupun luar negeri dalam melaksananakan praktek,
penelitian, pengabdian masyarakat, pengembangan kurikulum dan berbagai
aktivitas lainya.

TUJUAN

1. Menghasilkan Ners yang profesional khususnya dalam pelayanan


iv
M o d u l C e t a k Pratikum Ilmu Dasar Keperawatan

Keperawatan Dewasa serta penguatan dalam penggunaan teknologi modern


dan komunikasi interpersonal yang efisien, efektif dan optimal.
2. Menghasilkan penelitian yang dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi di bidang keperawatan, dan pembangunan dalam
bidang keperawatan dewasa.
3. Menghasilkan kegiatan pengabdian masyarakat dibidang keperawatan yang
mendukung upaya peningkatan pendidikan masyarakat dan kesejahteraan
masyarakat khususnya dalam keperawatan dewasa dengan menggunakan
teknologi modern yang diperoleh dari hasil penelitian serta mengandalkan
komunikasi interpersonal.
4. Menghasilkan kegiatan ilmiah seperti seminar, simposium, sarasehan, diskusi
panel, workshop, pelatihan, forum diskusi tim medis dan kegiatan lainnya
yang mendukung pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta
mencari alternatif solusi berbagai permasalahan profesi baik ditingkat
nasional.
5. Menjalin kerjasama dengan berbagai pihak baik pemerintah maupun
masyarakat didalam dan luar negeri dalam rangka memberhasilkan
pelaksanaan berbagai kegiatan praktik, penelitian, pengabdian masyarakat,
pengembangan kurikulum, dan berbagai aktivitas lainnya.

SASARAN

1. Terciptanya Ners yang profesional khususnya dalam pelayanan Keperawatan


Dewasa serta penguatan dalam penggunaan teknologi modern dan komunikasi
interpersonal yang efisien, efektif dan optimal.
2. Terselenggaranya penelitian yang dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi di bidang keperawatan, dan pembangunan dalam
bidang keperawatan dewasa.
3. Terlaksananya kegiatan pengabdian masyarakat dibidang keperawatan yang
mendukung upaya peningkatan pendidikan masyarakat dan kesejahteraan
masyarakat khususnya dalam keperawatan dewasa dengan menggunakan
teknologi modern yang diperoleh dari hasil penelitian serta mengandalkan
komunikasi interpersonal.
4. Terlaksananya kegiatan ilmiah seperti seminar, simposium, sarasehan, diskusi
v
M o d u l C e t a k Pratikum Ilmu Dasar Keperawatan

panel, workshop, pelatihan, forum diskusi tim medis dan kegiatan lainnya
yang mendukung pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta
mencari alternatif solusi berbagai permasalahan profesi baik ditingkat
nasional.
5. Terciptanya kerjasama dengan berbagai pihak baik pemerintah maupun
masyarakat didalam dan luar negeri dalam rangka memberhasilkan
pelaksanaan berbagai kegiatan praktik, penelitian, pengabdian masyarakat,
pengembangan kurikulum, dan berbagai aktivitas lainnya.

vi
M o d u l C e t a k Pratikum Ilmu Dasar Keperawatan

KATA PENGANTAR
Puji Syukur tim penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
telah memberikan anugerah-Nya sehingga penulis dan tim dapat menyelesaikan
penyusunan Modul Praktikum Ilmu Dasar dengan baik. Modul ini disusun
sebagai salah satu bahan pedoman praktikum yang diperuntukkan kepada
mahasiswa program studi S-1 Keperawatan UIM khususnya pada semester II.
Dengan adanya modul ini, diharapkan dapat membantu mahasiswa dalam
memahami dan mendemonstrasikan setiap tindakan ILMU DASAR
KEPERAWATAN .
Modul Praktikum ILMU DASAR KEPERAWATAN ini disusun oleh
tim Pengajar ILMU DASAR KEPERAWATAN Universitas Imelda Medan
(UIM) berdasarkan pada Kurikulum S-1 Keperawatan, dengan memperhatikan
Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL) program studi dan Capaian Pembelajaran
Mata Kuliah (CPMK). Melalui pembelajaran pada modul ini diharapkan
mahasiswa dapat mencapai CPMK yang telah ditentukan. Materi di dalam buku
ini berisi penjelasan dan petunjuk prosedur tindakan ILMU DASAR
KEPERAWATAN yang dibutuhkan sesuai CPMK dan kompetensi yang
diajarkan kepada mahasiswa sebagai salah satu referensi ILMU DASAR
KEPERAWATAN bagi Mahasiswa Keperawatan. Selain itu, modul ini juga
memuat latihan atau tugas mahasiswa dengan petunjuk yang spesifik sehingga
memudahkan mahasiswa mempraktikkan setiap tindakan secara mandiri.
Penulis dan tim telah berusaha dalam menyusun modul ini sesuai dengan
kurikulum dan kebutuhan mahasiswa dengan sebaik mungkin. Namun, penulis
dan tim menyadari bahwa modul ini mungkin masih memiliki kekurangan.
Sehingga penulis dan tim mengharapkan adanya saran atau masukan positif agar
menjadi bahan pertimbangan untuk menyempurnakan modul bahan ajar ini.
Akhirnya, penulis dan tim berharap modul ini dapat digunakan oleh mahasiswa
dengan baik dan aktif sehingga dapat meningkatkan skill mahasiswa dalam
melakukan tindakan ILMU DASAR KEPERAWATAN secara terampil kepada
klien.. Medan, Agust 2022
Noradina,S.Kep.Ns.M.Biomed dan Tim

vii
M o d u l C e t a k Pratikum Ilmu Dasar Keperawatan

KONTRAK BELAJAR PRAKTIKUM SKILL LAB

A. Penjelasan Umum
Pembelajaran praktikum laboratorium ILMU DASAR
KEPERAWATAN untuk keperawatan memiliki beban 1 sks. Praktikum skill
lab dilakukan di laboratorium Keperawatan Dasar Universitas Imelda Medan
(UIM) sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Mahasiswa akan
dibimbing oleh dosen/ instruktur praktikum untuk melakukan setiap tindakan
pemberian obat dengan menggunakan peralatan laboratorium yang tersedia.
Modul ini disusun untuk membantu dan menuntun mahasiswa untuk
memahami dan mendemonstrasikan setiap prosedur tindakan. Di dalam
modul ini juga, mahasiswa akan dipandu melakukan latihan praktikum secara
mandiri yang dapat dilakukan di luar jadwal belajar praktikum setelah
mendapat izin dari dosen/instruktur praktikum. Selanjutnya, mahasiswa akan
melakukan ujian praktikum skill lab dengan penilaian yang telah ditentukan.

B. Ujian Skill Lab


Ujian praktikum skill lab Imu Dasar Keperawatan II dilakukan di akhir
pembelajaran praktikum untuk mengetahui sejauh mana kemampuan/skill
yang telah dikuasai oleh mahasiswa setelah belajar praktikum. Pada saat
praktikum, selain prosedur yang dinilai, pemahaman mahasiswa secara teori
juga dinilai serta pendokumentasian tindakan.

C. Sistem Penilaian
Penilaian praktikum sebesar 20% yang meliputi:
1. Pre tes
2. Proses praktikum
3. Post tes

viii
M o d u l C e t a k Pratikum Ilmu Dasar Keperawatan

D. Tata Tertib Skill Lab


Sebelum praktikum, mahasiswa:
1. Datang 15 menit sebelum praktikum dimulai.
2. Memakai seragam kuliah.
3. Memakai name tag.
4. Baju atasan menutupi pantat dan tidak ketat.
6. Mahasiswa sudah siap di dalam ruangan maksimal 15 menit sebelum
praktikum dimulai.
7. Apabila alat, bahan, dan mahasiswa belum siap dalam 15 menit setelah
jam praktikum berjalan, maka mahasiswa tidak diijinkan untuk mengikuti
praktikum.
Selama praktikum, mahasiswa:
1. Melakukan pre tes.
2. Mengikuti praktikum dari awal sampai akhir dengan aktif dan baik.
3. Melakukan post tes
4. Apabila mahasiswa terlambat lebih dari 15 menit, maka tidak
diperkenankan mengikuti praktikum.
Setelah praktikum, mahasiswa:
1. Mengembalikan dan merapikan alat, bahan dan ruangan dengan rapi pada
tempatnya.
2. Mengisi daftar presensi mahasiswa.
3. Memberikan evaluasi terhadap proses berjalannya praktikum melalui
instruktur masing-masing.

E. Kemampuan/Tujuan Akhir yang Diharapkan


Pada akhir modul praktikum ini , diharapkan mahasiswa mampu
melakukan:
1. Prosedur pengenalan alat dan sterilisasi
2. Prosedur pemeriksaan histology jaringan tubuh
3. Prosedur pemeriksaan morfologi sel dan bakteri
4. Prosedur pewarnaan gram pada bakteri
5. Prosedur pewarnaan BTA dengan metode Ziel Nielshen

ix
M o d u l C e t a k Pratikum Ilmu Dasar Keperawatan

PETUNJUK PENGGUNAAN
MODUL PRAKTIKUM SKILL LAB

1. Fasilitator (Dosen) memberitahukan topik pembelajaran praktikum sebelum


dilakukan praktikum.
2. Fasilitator (Dosen) mempersilahkan setiap mahasisa untuk mempelajari isi
modul pada tindakan yang akan dipraktikkan
3. Fasilitator (Dosen) membentuk 4 kelompok yang terdiri dari 7-8 orang
4. Fasilitator (Dosen) mendemonstrasikan prosedur tindakan
5. Fasilitator (Dosen) mempersilahkan perwakilan dari setiap kelompok untuk
melakukan simulasi atau re-demonstrasi tindakan dan mempersilahkan
mahasiswa lain untuk mengamati dan menanggapi
6. Fasilitator (Dosen) memberikan tanggapan pada demonstrasi yang telah
dilakukan oleh perwakilan kelompok apakah sesuai dengan SOP di dalam
modul
7. Fasilitator meminta kepada mahasiswa untuk melakukan keterampilan atau
prosedur tersebut dilakukan sampai selesai dan dapat dikuasai oleh mahasiswa
(dapat dilakukan di luar jam praktik secara mandiri dengan izin
dosen/instruktur lab).
8. Setiap mahasiswa wajib mengikuti praktikum (100% kehadiran) sesuai
dengan jadwal yang telah disepakati oleh fasilitator.
9. Setiap mahasiswa wajib mengikuti tata tertib praktikum.

x
M o d u l C e t a k Pratikum Ilmu Dasar Keperawatan

GLOSARIUM
Aerosol : Partikel zat yang ada di udara atau gas dan
Secara medis bermanfaat sebagai terapi untuk
mengobati gangguan pada saluran pernapasan
Aspirasi : Masuknya benda asing ke saluran nafas
Alergi : Reaksi sistem kekebalan tubuh manusia
terhadap benda tertentu, yang seharusnya tidak
menimbulkan reaksi di tubuh orang lain
Indikasi : Kondisi yang menyebabkan dilakukannya
sebuah terapi, tindakan, atau pemeriksaan
penunjang
Elevasi : Ketinggian suatu objek di atas garis atau titik
normal
Emfisema : Salah satu penyakit paru kronis dengan
keadaan rusaknya alveoli paru-paru dan
menyebabkan sesak nafas
Flail chest : Kondisi adanya dua atau lebih costa (tulang
rusuk) mengalami patahan sehingga gerakan
dada saat bernafas menjadi paradox (kebalikan
dari proses bernafas normal) yaitu area
terkena akan bergerak masuk saat inspirasi dan
bergerak keluar saat ekspirasi
Inflamasi : Mekanis dalam jaringan, berupa rangkaian
reaksi yang terjadi tempat jaringan yang
mengalami cedera seperti karena terbakar,atau
terinfeksi
Kontraindikasi : Suatu kondisi atau faktor yang berfungsi
sebagai alasan untuk mencegah tindakan medis
tertentu karena bahaya yang akan didapatkan
pasien
Massa : Benjolan
Mantoux test : Pemeriksaan yang bertujuan mendeteksi infeksi

xi
M o d u l C e t a k Pratikum Ilmu Dasar Keperawatan

kuman tuberkulosis pada pasien


Patologis : Berkenaan dengan penyakit
Penetrasi : Masuknya suatu objek menembus dalam organ
tubuh, misal: luka penetrasi karena tusukan
benda tajam atau tembakan (peluru)
Posterior : Bagian belakang
Proksimal : Posisi dekat dengan sumbu tubuh
Pulsasi : Denyutan jantung atau nadi
Resusitasi : Tindakan darurat untuk mengembalikan
jantung dan paru pada fungsi normalnya
Spekulum hidung : Alat untuk memeriksa area
rongga hidung pasien
Saliva : Air liur
Sekresi : Pengeluaran suatu zat/subtansi di dalam tubuh
yang masih digunakan oleh tubuh, misal:
enzim, hormone
Splint : Alat yang digunakan untuk melindungi dan
imobilisasi bagian tulang atau anggota tubuh
yang mengalami cedera, patah, lemah
Syok : Kondisi ketidakcukupan darah dan oksigen
untuk memenuhi kebutuhan jaringan dan
berpotensi menyebabkan kematian
Takikardi : Kondisi peningkatan denyut jantung
>100x/menit
Tekanan Onkotik : Tekanan yang mempertahankan cairan tetap
berada di dalam pembuluh darah. Tekanan ini
dipengaruhi oleh kadar albumin.
Tension pneumothoraks : Terjebaknya udara di rongga pleura dan
menyebabkan peningkatan volume dan tekanan
udara di paru-paru terus-menerus
TIK : Tekanan Intra kranial (tekanan di dalam
cranium), dipengaruhi oleh 3 komponen: darah,
jaringan otak, cairan serebrospinal

xii
M o d u l C e t a k Pratikum Ilmu Dasar Keperawatan

Vena basalika : Pembuluh darah pada paha


Vena jugularis : Pembuluh darh pada leher
Vena frontalis : Pembuluh darah pada ubun- ubun (kepala)
Vena temporalis : Pembuluh darah pada pelipis

xiii
M o d u l C e t a k Pratikum Ilmu Dasar Keperawatan

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN SAMPUL
VISI DAN MISI UIM ....................................................................... i
VISI DAN MISI PRODI S1 KEPERAWATAN .............................. ii
KATA PENGANTAR ....................................................................... iii
KONTRAK BELAJAR PRAKTIKUM SKILL LAB....................... iv
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL PRAKTIKUM…………… v
GLOSARIUM ................................................................................... ` vii
DAFTAR ISI ...................................................................................... xi
BAB I KEGIATAN PRAKTIKUM
PENGENALAN ALAT DAN STERILISASI …………… ............... 1
A. Pengertian
B. Tujuan
C. Persiapan Alat dan Bahan
D. Langkah-langkah
E. Hal-hal yang perlu diperhatikan
F. Rangkuman
G. Latihan Test
Format Prosedur
Format Penilaian
BAB II KEGIATAN PRAKTIKUM
PEMERIKSAAN HISTOLOGI JARINGAN TUBUH …………… 12
A. Pengertian
B. Tujuan
C. Persiapan Alat dan Bahan
D. Langkah-langkah
E. Hal-hal yang perlu diperhatikan
F. Rangkuman
G. Latihan Test
Format Prosedur
Format Penilaian
BAB III KEGIATAN PRAKTIKUM

xiv
M o d u l C e t a k Pratikum Ilmu Dasar Keperawatan

PEMERIKSAAN MORFOLOGI SEL DAN BAKTERI …………… 22


A. Pengertian
B. Tujuan
C. Persiapan Alat dan Bahan
D. Langkah-langkah
E. Hal-hal yang perlu diperhatikan
F. Rangkuman
G. Latihan Test
Format Prosedur
Format Penilaian
BAB IV KEGIATAN PRAKTIKUM
PEWARNAAN GRAM PADA BAKTERI …………… ................... 27
A. Pengertian
B. Tujuan
C. Persiapan Alat dan Bahan
D. Langkah-langkah
E. Hal-hal yang perlu diperhatikan
F. Rangkuman
G. Latihan Test
Format Prosedur
Format Penilaian
BAB V KEGIATAN PRAKTIKUM
PEWARNAAN BTA DENGAN METODE ZIEL NIELSHEN …………… 33
A. Pengertian
B. Tujuan
C. Persiapan Alat dan Bahan
D. Langkah-langkah
E. Hal-hal yang perlu diperhatikan
F. Rangkuman
G. Latihan Test
Format Prosedur
Format Penilaian
Daftar Pustaka……………………………………………………….. 36

xv
M o d u l C e t a k Pratikum Ilmu Dasar Keperawatan

xvi
M o d u l C e t a k Pratikum Ilmu Dasar Keperawatan

BAB I
KAGIATAN PRAKTIKUM
PENGENALAN ALAT DAN STERILISASI

A. Pengertian

Pengenalan alat merupakan langkah awal sebelum memulai praktikum ilmu dasar
keperawatan dengan tujuan untuk mengetahui nama, fungsi serta cara mengoperasikan alat-
alat sehingga kegiatan praktikum menjadi mudah dan lancar. Selain itu, dengan
pengenalan alat dapat meminimalisir risiko kesalahan kerja saat melakukan percobaan.

B. Tujuan

1. Untuk mengetahui jenis dan fungsi alat-alat yang digunakan serta prinsip kerja
dalampraktikum mikrobiologi
2. Umtuk mengetahui Teknik sterilisasi yang benar pada alat-alat laboratorium

C. Persiapan Alat dan Bahan


1. Alat-alat Gelas
1) Tabung reaksi
2) Pipet tetes
3) Pipet volume
4) Jarum ose
5) Lampu Bunsen
6) Object glass dan cover glass
2. Alat-alat Sterilisasi
1) Otoklaf
2) Inkubator
3) Hot plate stirrer
4) Lemari pendingin
3. Mikroskop
4. Alat-alat Lainnya
1) Timbangan analitik
2) Rak pewarnaan

1
M o d u l C e t a k Pratikum Ilmu Dasar Keperawatan

D. Langkah – Langkah

1. Cuci tangan, gunakan sarung


tangandan masker

2. Persiapkan alat-alat praktikum


gelas
yang dibutuhkan
2a Tabung reaksi dan rak
tabung Gambar dan catat
fungsi tabungreaksi
tersebut

2b Cawan petri
Gambar dan catat fungsi
tabungreaksi tersebut

2c Pipet tetes
Gambar dan catat fungsi
pipet tetestersebut

2c Pipet volume
Gambar dan catat fungsi pipet
volumetersebut

2d Jarum ose
2
M o d u l C e t a k Pratikum Ilmu Dasar Keperawatan

Gambar dan catat fungsi jarum


osetersebut

2e Lampu Bunsen
Gambar dan catat fungsi
lampuBunsen tersebut

2f Object Glass dan Cover Glass


Gambar dan catat fungsi object
glassdan cover glass tersebut

3 Persiapkan alat-alat sterilisasi


yangdibutuhkan

3a Otoklaf
Gambar dan catat fungsi Otoklaf

3
M o d u l C e t a k Pratikum Ilmu Dasar Keperawatan

3b. Inkubator
Gambar dan catat fungsi inkubator

3c. Hot plate stirrer


Gambar dan catat fungsi hot plate
stirrer

3d Lemari pendingin
Gambar dan catat fungsi lemari
pendingin

4
M o d u l C e t a k Pratikum Ilmu Dasar Keperawatan

4 Mikroskop
Perhatikan bagian-bagian mikroskop

5a Timbangan analitik
Gambar dan catat fungsi timbangan
analitik

5b Rak pewarnaan
Gambar dan catat fungsi rak
pewarnaan

5
M o d u l C e t a k Pratikum Ilmu Dasar Keperawatan

Sterilisasi Alat

1. Cuci tangan, gunakan sarung tangan


dan masker

2. Persiapkan alat-alat praktikum gelas


yang dibutuhkan
3. Cuci terlebih dahulu alat-alat yang
digunakan pada praktikum
pengenalan alat

4. Untuk peralatan dari gelas atau bahan


kaca, setelah kering dibungkus dengan
koran atau kertas timah.

5. Lakukan sterilisasi dengan uap


tekanan tinggi otoklaf

5a. Isi autoclave dengan air sebanyak 3-5


liter.
5b. Siapkan alat atau bahan yang akan
disterilkan pada bagian rak autoclave.

6
M o d u l C e t a k Pratikum Ilmu Dasar Keperawatan

5c. Masukkan alat dan bahan yang ada di


dalam rak tersebut ke dalam bejana
autoclave, dan tutup dengan rapat
(kecuali klep udara).

5d. Panaskan autoclave ini dan biarkan


semua udara yang ada di dalamnya
keluar (yang ditandai dengan
keluarnya tetes-tetes air melalui klep
udara.
5e Tutup klep udara bila semua udara
dalam autoclave sudah keluar.
5f. Pemanasan dilanjutkan sampai
mencapai suhu 121OC dan tekanan 15
lbs, selama 15 menit.

5g. Pemanasan dihentikan, suhu


dikembalikan ke suhu kamar dan
tekanan pada titik 0.
5h. Jangan pernah mencoba untuk
membuka autoclave sebelum jarum
penunjuk tekanan menunjukan pada
angka 0
(nol), karena sangat
berbahaya!!!!!!!.

6. Lakukan sterilisasi pemijaran jarum


ose menggunakan api lampu Bunsen

7
M o d u l C e t a k Pratikum Ilmu Dasar Keperawatan

7. Lakukan sterilisasi object glas dengan


melwwatkannya di atas pijaran lampu
Bunsen beberapa kali.

6 Kembalikan alat-alat yang digunakan


ke tempatnya masing-masing

7 Setelah selesai, cuci tangan dengan air


mengalir dan sabun desinfektan.

E. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan


1. Penggunaan alat-alat praktikum telah dilengkapi SOP masing-masing, harap
perhatikan SOP yang tertera di masing-masing alat sebelum menggunakannya
2. Alat-alat gelas dikembalikan ke rak khusus alat-alat gelas untuk memudahkan
penggunaan Kembali
3. Hati-hati saat menggunakan lampu Bunsen

F. Rangkuman

Prosedur pengenalan alat dna metode sterilisasi merupakan ;langkah penting yang harus
dikuasai sebelum dapat berkerja di laboratorium. Alat-alat memiliki standar prosedur
operaisonal masing-masing. Memastikan penggunaan yang tepat akan memperlancar
praktikum. Prosedur sterilisasi alat terdiri atas beberapa jenis, bergantung alat dan
bahan yang akan dterilisasi. Oleh karenanya, sebelum melakukan prosedur sterilisasi
harus dipastikan metodeyang sesuai untuk masing-masing alat dan bahan.

8
M o d u l C e t a k Pratikum Ilmu Dasar Keperawatan

G. Latihan Test
Mendemonstrasikan seluruh langkah-langkah praktikum.
Catat dan gambarkan di laporan praktikum alat-alat dan strerilisasi

9
M o d u l C e t a k Pratikum Ilmu Dasar Keperawatan

FORMAT PROSEDUR
PENGENALAN ALAT DAN STERILISASI

Nama Mahasiswa : Tingkat/Program :

NIM : Tanggal :
Penguji :

No ASPEK YANG DINILAI


Persiapan Alat
1. Cuci tangan dengan sabun dan gunakan sarung tangan
2. Siapkan alat tulis untuk mencatat nama dan fungsi maisng-masing alat
Tahap Kerja: Pengenalan Alat
1. Persiapkan alat-alat praktikum gelas yang dibutuhkan
2. Amati bentuk tabung reaksi dan rak tabung. Gambar dan catat fungsinya
3. Amati bentuk cawan petri. Gambar dan catat fungsinya
4. Amati bentuk pipet tetes dan pipet volume. Gambar dan catat fungsinya
5. Amati bentuk jarum ose dan lampu Bunsen Gambar dan catat fungsinya
6. Amati bentuk object glass dan cover glass. Gambar dan catat fungsinya
7. Kembalikan alat-alat praktikum gelas ke tempatnya.
8. Persiapkan alat-alat sterilisasi yang dibuthukan

9. Amati bentuk otoklaf, perhatikan petunjuk pemakaian yang ada pada alat.
Gambar dan catat fungsinya
10. Amati bentuk incubator, perhatikan petunjuk pemakaian yang ada pada alat.
Gambar dan catat fungsinya
11. Amati bentuk hot plate stirrer, perhatikan petunjuk pemakaian yang ada pada alat.
Gambar dan catat fungsinya
Amati bentuk lemari pendingan,, perhatikan petunjuk pemakaian yang ada
12. pada alat. Perhatikan alat dan specimen yang disimpan dalam lemari
pendingin tersebut.
Gambar dan catat fungsinya
13. Amati bentuk mikroskop, perhatikan petunjuk pemakaian yang ada pada alat.
Gambar dan catat fungsinya
14. Amati bentuk timbangan analitik, perhatikan petunjuk pemakaian yang ada pada alat.
Gambar dan catat fungsinya
Amati bentuk rak pewarnaan, perhatikan petunjuk pemakaian yang ada pada alat.
15.
Gambar dan catat fungsinya
10
M o d u l C e t a k Pratikum Ilmu Dasar Keperawatan

16. Kembalikan alat yang digunakan ke tempatnya


Tahap Kerja: Sterilisasi Alat
1. Cuci terlebih dahulu alat-alat yang digunakan pada praktikum
pengenalan alat
Untuk peralatan dari gelas atau bahan kaca, setelah kering dibungkus
2.
dengan koran atau
kertas timah.
3. Lakukan sterilisasi alat gelas dengan uap tekanan tinggi otoklaf
3a. Isi autoclave dengan air sebanyak 3-5 liter.
3b. Siapkan alat atau bahan yang akan disterilkan pada bagian rak autoclave.
Masukkan alat dan bahan yang ada di dalam rak tersebut ke dalam
3c.
bejana autoclave, dan
tutup dengan rapat (kecuali klep udara).
Panaskan autoclave ini dan biarkan semua udara yang ada di
3d.
dalamnya keluar (yang
ditandai dengan keluarnya tetes-tetes air melalui lkep udara.
3e. Tutup klep udara bila semua udara dalam autoclave sudah keluar.
3f. Pemanasan dilanjutkan sampai mencapai suhu 121OC dan tekanan 15
lbs, selama 15 menit.
Pemanasan dihentikan, suhu dikembalikan ke suhu kamar dan tekanan
pada titik 0. PERHATIKAN!!
3g.
Jangan pernah mencoba membuka autoklaf sebelum jarum
penunjuk tekanan
menunjukkan angka )!!
4. Lakukan sterilisasi pemijaran jarum ose menggunakan api lampu
Bunsen
Lakukan sterilisasi object glas dengan melwwatkannya di atas
5.
pijaran lampu Bunsen
beberapa kali.
Tahap Akhir
1. Kembalikan alat-alat yang digunakan ke tempatnya masing-masing
2. Setelah selesai, cuci tangan dengan air mengalir dan sabun desinfektan.
3. Tuliskan dalam laporan praktikum

SCORE:

REKOMENDASI:
1. SCORE:

11
M o d u l C e t a k Pratikum Ilmu Dasar Keperawatan

BAB II
KEGIATAN PRAKTIKUM : PEMERIKSAAN HISTOLOGI
JARINGAN TUBUH MANUSIA : JARINGAN EPITEL,
IKAT, OTOT DAN SARAF

A. Pengertian
Jaringan adalah struktur yang dibentuk oleh kumpulan sel-sel
yang memiliki sifat- sifat morfologik dan fungsi yang sama. Tubuh
hewan tersusun atas 4 jenis jaringan yaitu:

(1) epitel, (2) penyambung (konektif), (3) otot, dan (4) saraf. Jaringan
ini saling berhubungan satu sama lain membentuk organ, sistem organ,
dan tubuh.
Jaringan epitel mempunyai fungsi utama sebagai berikut: (1)
menutupi dan melapisi permukaan (misalnya kulit), (2) penyerapan
(absorpsi) misalnya usus halus, (3) sekresi misalnya sel epitel kelenjar,
(4) sensoris misalnya neuroepitel (reseptor), (5) kontraktil misalnya sel
mioepitel. Adanya lamina basalis, sebagai penghubung dengan
jaringan penyambung (konektif) di bawahnya, suatu struktur ekstrasel.

Jaringan pengikat berperan mempertahankan bentuk tubuh dan


mekanis. Jaringan pengikat berfungsi menghubungkan dan mengikat
sel dan akhirnya memberi sokongan pada kekuatan jaringan tubuh,
melalui komponen ekstraselnya. Unsur utama jaringan pengikat adalah
matriks ekstraselnya, yang terdiri dari serabut-serabut protein, zat
amorf, dan cairan jaringan. Komponen dasar jaringan pengikat adalah:
sel, serabut protein, dan zat dasar.

Pada hewan tingkat tinggi (Vertebrata) jaringan otot tersusun


atas sel-sel otot yang dibedakan menjadi otot polos, serat lintang, dan
campuran (otot jantung). Serabut otot seperti halnya sel umumnya,
diselaputi oleh suatu membran yang disebut sarcolema, didalamnya
terdapat cairan yang disebut sarcoplasma. Di dalam sarcoplasma
terdapat organella retikulum endoplasmik yang disebut retikulum
sarkoplasmik dan tersusun tubuler sejajar myofibril, mengandung ion
12
M o d u l C e t a k Pratikum Ilmu Dasar Keperawatan

natrium (sodium), magnesium, dan posfat. Ujung-ujung retikulum


sarcoplasma membesar yang disebut cysterna terminal yang
merupakan tempat penyimpanan ion kalsium dan mempunyai
hubungan dengan tubulus transversus (lubang dari sarcolema)
membentuk sistem TRIAD. Fungsi sistem ini untuk menghantarkan
impuls dari akhiran saraf ke seluruh myofibril.

Jaringan saraf tersusun atas sel-sel saraf (neuron, atau neurit).


Berdasarkan fungsi konduksinya, neuron dapat dibedakan menjadi
neuron sensoris, neuron motoris, dan interneuron. Sistem saraf
berdasarkan letak dan kedudukannya dapat dibedakan menjadi: CNS
(central nervous system) atau SSP (Sistem Saraf Pusat) dan PNS
(peripheral nervoussystem) atau SST (Sistem Saraf Tepi).

B. Tujuan
1. Mengamati berbagai struktur anatomi mikroskopi sel epitel:
epitel pipih selapis, epitel kubus selapis, epitel kolumnar
selapis, dan epitel transisional.
2. Mengamati struktur anatomi mikroskopi jaringan ikat
3. Mengamati struktur anatomi mikroskopi jaringan otot:
sel otot polos, serat lintang, dan campuran (otot jantung)
4. Mengamati struktur anatomi mikroskopi jaringan saraf : medulla
spinalis

C. Persiapan Alat dan Bahan


a. Mikroskop
b. Minyak emersi
c. Preparat jaringan epitel :
- Epitel pipih selapis : lapisan parietal kapsula Bowman ginjal
- Epitel kubus selapis : tubulus kontortus uriniferus pars
proksimalis
- Epitel kolumnar selapis : lapisan mukosa duodenum
- Epitel transisional: ureter

13
M o d u l C e t a k Pratikum Ilmu Dasar Keperawatan

d. Preparat jaringan ikat


- Jaringan ikat longgar : subkutis
- Jaringan ikat padat : tendon
- Jaringan ikat lemak
e. Preparat jaringan otot :
- Jaringan otot polos
- Jaringan otot rangka
- Jaringan otot jantung
f. Preparat jaringan saraf
- Medula Spinalis

1. Langkah – Langkah
1. Cuci tangan, gunakan sarung tangan
dan masker

2. Tekan tombol ‘ON” pada mikroskop

3. Atur kekuatan lampu dengan memutar


sekrup pengatur intensitas cahaya
4. Tempatkan preparate jaringan yang
akan diamati

14
M o d u l C e t a k Pratikum Ilmu Dasar Keperawatan

5 Putar Revolving nosepiece pada


perbesaran objektif 4x lalu putar
sekrup kasar sehingga meja benda
bergerak ke atas untuk mencari focus.
Putar sekrup halus untuk mendapatkan
gambaran yang lebih terfokus

6 Pembesaran mikroskop dapat diubah


dengan cara memutar Revolving
nosepiece.
Perjelas bayangan dengan mengatur
condenser pada posisi tertinggi
(cahaya penuh).
7 Tambahkan minyak emersi pada
pembesaran 10x100 untuk
memperbesar indeks bias.
8 Amati dengan seksama preparat
tersebbut. Catat nama preparat dan
temuannya
8a. Preparat kapsula Bowman :
- Sel epitel pipih selapis
- Inti sel bentuk sferis

8b. Preparat tubulus kontortus pars


proksimalis :
- Sel epitel kubus selapis dengan
atau tanpa brush border
- Inti sel bentuk sferis di tengah

15
M o d u l C e t a k Pratikum Ilmu Dasar Keperawatan

8c. Preparat mukosa duodenum :


- Sel epitel kolumnar selapis
- Sel Goblet antara sel-sel epitel
- Inti sel bentuk sferis

8d. Preparat ureter:


- Sel epitel transisional
- Pada bagian superfisial terlihat
sel-sel yang bentuknya seperti
payung (sisi atas lebih lebar dari
sisi bawah).
- Sel-sel lapisan bawah berbentuk
polygonal.
8e Preparat subkutis:
- Jaringan ikat longgar
- Sel-sel fibroblast berbentuk
seperti bintang (stellat), dengan
tonjolan protoplasma.
- Serabut kolagen tampak lebih
panjang dan tebal.
- Serabut elastik tampak lebih tipis

8f Preparat tendon :
- Jaringan ikat padat
- Serabut-serabut kolagen tampak
memanjang, padat, dan teratur.
- Inti sel fibroblast memanjang,
paralel dengan serabut-serabut
kolagen.

16
M o d u l C e t a k Pratikum Ilmu Dasar Keperawatan

8g Preparat jaringan otot polos :


- Sel berbentuk langsing
(kumparan) dengan ujung
runcing.
- Inti sel di tengah berbentuk
ellipsoid.
- Sarkoplasma

8h Preparat jaringan otot rangka:


- Sel otot tampak sebagai serabut
(fibril) dalam bentuk berkas
(bundel serabut).
- Inti sel banyak (multinucleated)
berbentuk elipsoid dan terletak
pada tepi serabut.

8i Preparat jaringan otot jantung:


- Sel-sel otot jantung saling
beranastomose
- Inti elipsoid di tengah.
- Tampak garis isotrop (terang) dan
anisotrop (gelap).
- Discus intercalates.

8j Preparat jaringan saraf:


- Substantia alba (white matter).
- Substantia grisea (grey matter).
- Cornu dorsalis (berisi sel
sensoris).
- Cornu ventralis (berisi sel
motorik).
- Canalis sentralis

17
M o d u l C e t a k Pratikum Ilmu Dasar Keperawatan

9 Turunkan meja benda sampai


maksimal, ambil preparat/spesimen
dari meja benda,
kemudian posisikan lensa obyektif
pada perbesaran 4x.
11 Atur intensitas cahaya sampai minimal
(sampai mati).
Tekan tombol “OFF”

E. Hal hal yang perlu diperhatikan

1. Gunakan minyak emersi secukupnya dan hanya pada pembesaran 100x

2. Letakkan preparate dengan hati-hati dan jangan sampai bergesekan dengan


bagianlensa objektif.

F. Rangkuman
Jaringan merupakan kumpulan banyak sel yang memiliki bentuk dan
fungsi yang sama. Jaringan tubuh didasarkan pada jenis sel yang
menyusunnya di antaranya jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan saraf dan
jaringan otot. Berbagai jaringan ini menyusun organ tubuh dan kemundian
menjadi komponen system organ

G. Latihan : Test 1
1. Mendemonstrasikan seluruh langkah-langkah praktikum.
2. Catat dan gambarkan di laporan praktikum jenis jaringan yang diamati

18
M o d u l C e t a k Pratikum Ilmu Dasar Keperawatan

FORMATPROSEDUR PEMERIKSAAN
HISTOLOGI

Nama Mahasiswa : Tingkat/Program :

NIM : Tanggal :
Penguji :

No ASPEK YANG DINILAI


Persiapan Alat
1. Cuci tangan dengan sabun dan gunakan sarung tangan
2. Siapkan preparate bakteri Gram negatif dan positif
Tahap Kerja
1. Tekan tombol ‘ON” pada mikroskop
2. Atur kekuatan lampu dengan memutar sekrup pengatur intensitas cahaya
3. Tempatkan preparate yang akan diamati
Putar Revolving nosepiece pada perbesaran objektif 4x lalu putar
4. sekrup kasar sehingga meja benda bergerak ke atas untuk mencari focus.
Putar sekrup halus untuk mendapatkan gambaran yang lebih terfokus
Pembesaran mikroskop dapat diubah dengan cara memutar Revolving
5. nosepiece.
Perjelas bayangan dengan mengatur condenser pada posisi tertinggi
(cahaya penuh).
6. Tambahkan minyak emersi pada pembesaran 10x100 untuk
memperbesar indeks bias.
7. Amati dengan seksama preparate tersebut. Catat nama preparate dan
temuannya
8. Amati preparat kapsula Bowman yaitu Sel epitel pipih selapis dengan inti
sel bentuk sferis
Amati preparat tubulus kontortus pars proksimalis :
9. - Sel epitel kubus selapis dengan atau tanpa brush border
- Inti sel bentuk sferis di tengah
Amati preparat mukosa duodenum :
- Sel epitel kolumnar selapis
10.
- Sel Goblet antara sel-sel epitel
- Inti sel bentuk sferis
19
M o d u l C e t a k Pratikum Ilmu Dasar Keperawatan

Amati preparat ureter:


- Sel epitel transisional
11.
- Pada bagian superfisial terlihat sel-sel yang bentuknya seperti
payung (sisi atas lebihlebar dari sisi bawah).
Amati preparat subkutis:
- Jaringan ikat longgar
12. - Sel-sel fibroblast berbentuk seperti bintang (stellat), dengan
tonjolan protoplasma.
- Serabut kolagen tampak lebih panjang dan tebal.
- Serabut elastik tampak lebih tipis
Amati preparat tendon:
- Jaringan ikat padat
13.
- Serabut-serabut kolagen tampak memanjang, padat, dan teratur.
- Inti sel fibroblast memanjang, paralel dengan serabut-serabut
kolagen.
Amati preparat jaringan otot polos:
- Sel berbentuk langsing (kumparan) dengan ujung runcing.
14.
- Inti sel di tengah berbentuk ellipsoid.
- Sarkoplasma
Amati preparat jaringan otot rangka:
15. - Sel otot tampak sebagai serabut (fibril) dalam bentuk berkas
(bundel serabut).
- Inti sel banyak (multinucleated) berbentuk elipsoid dan terletak
pada tepi serabut.
Amati preparat jaringan otot jantung:
- Sel-sel otot jantung saling beranastomose
16. - Inti elipsoid di tengah.
- Tampak garis isotrop (terang) dan anisotrop (gelap).
- Discus intercalates.
Amati peparat jaringan saraf:
- Substantia alba (white matter).
- Substantia grisea (grey matter).
17.
- Cornu dorsalis (berisi sel sensoris).
- Cornu ventralis (berisi sel motorik)
- Canalis sentralis
18. Catat hasil pengamatan dan bandingkan.
Tahap Akhir
1. Atur intensitas cahaya sampai minimal (sampai mati).
2. Tekan tombol “OFF”
3. Tuliskan dalam laporan praktikum

20
M o d u l C e t a k Pratikum Ilmu Dasar Keperawatan

SCORE:

REKOMENDASI:
2. SCORE:
3.

21
M o d u l C e t a k Pratikum Ilmu Dasar Keperawatan

BAB III
KEGIATAN PRAKTIKUM
PEMERIKSAAN MORFOLOGI SEL BAKTERI

A. Pengertian
Bakteri dalam bentuk tunggal akan memiliki salah satu dari tiga bentuk
umum yangdikenal yaitu:

a. Bentuk bulat/elips/spheris atau lazim disebut kokus


b. Bentuk batang yang umum yaitu basil
c. Bentuk spiral
Bakteri bentuk bulat atau kokus, menunjukkan variasi bentuk
yang berperan pada identifikasi jenisnya yaitu :

a. Diplokokus : dua sel saling berdempet atau berpasangan


b. Streptokokus : untaian sel menyerupai rantai
c. Tetrad : Empat buah sel saling berdempet yang menyerupai bukur
sangkar
d. Staphylococcus : Kumpulan sel berdempet menyerupai buah
anggur
e. Sarcina : kelompok terdiri atas 8 sel (4 sel di depan dan 4 sel di
belakang) yang menyerupai bentuk kubus.
Bakteri bentuk batang (basil) jarang dijumpai bervariasi.
Dijumpai adanya variasi bentuk dari bakteri basil ini, maka hal tersebut
cenderung disebabkan oleh tahap pertumbuhannya atau kondisi-
kondisi yang mempengaruhi kultur tersebut.

Bakteri berbentuk spiral pada umumnya dijumpai dalam bentuk


soliter atau bersel tunggal dan bukan merupakan kumpulan sel yang
berdempetan.

B. Tujuan
5. Mengamati secara langsung bentuk-bentuk bakteri
6. Mampu mengelompokkan bakteri berdasrkan hasil identifikasi

22
M o d u l C e t a k Pratikum Ilmu Dasar Keperawatan

C. Persiapan Alat dan Bahan


a. Mikroskop cahaya
b. Minyak emersi
c. Preparat bakteri

D. Langkah-Langkah
1. Cuci tangan, gunakan sarung tangan dan
masker

2. Tekan tombol ‘ON” pada mikroskop

3. Atur kekuatan lampu dengan memutar sekrup


pengatur intensitas cahaya
4. Tempatkan preparate yang akan diamati
5 Putar Revolving nosepiece pada perbesaran
objektif 4x lalu putar sekrup kasar sehingga
meja benda bergerak ke atas untuk mencari
focus.
Putar sekrup halus untuk mendapatkan
gambaran yang lebih terfokus

23
M o d u l C e t a k Pratikum Ilmu Dasar Keperawatan

6 Pembesaran mikroskop dapat diubah dengan


cara memutar Revolving nosepiece.
Perjelas bayangan dengan mengatur condenser
pada posisi tertinggi (cahaya penuh).

7 Tambahkan minyak emersi pada pembesaran


10x100 untuk memperbesar indeks bias.

8 Amati dengan seksama preparate tersebbut.


Catat nama preparate dan temuannya
9 Turunkan meja benda sampai maksimal, ambil
preparat/spesimen dari meja benda,
kemudian posisikan lensa obyektif pada
perbesaran 4x.
10 Lakukan langkah yang sama pada preparate
bakteri yang lain.
Bandingkan hasil yang dijumpai.
11 Atur intensitas cahaya sampai minimal (sampai
mati).
Tekan tombol “OFF”

E. Hal-hal yang Diperhatikan

1. Gunakan minyak emersi secukupnya dan hanya pada pembesaran 100x


2. Letakkan preparate dengan hati-hati dan jangan sampai bergesekan dengan
bagianlensa objektif Jaga privasi pasien

F. Rangkuman
Pemeriksaan hapusan darah dengan mikroskop memberikan
informasi tentang ada tidaknya parasit malaria, menentukan spesiesnya,
stadium Plasmodium, dan kepadatan parasitemia. Ada 2 bentuk sediaan
yang digunakan untuk pemeriksaan mikroskopis, yakni paparan darah
tebal dan paparan darah tipis. Paparan darah tebal untuk deteksi parasit
malaria dilakukan bila diduga parasitemia rendah. Identifikasi

24
M o d u l C e t a k Pratikum Ilmu Dasar Keperawatan

morfologi sel bakteri menggunakan mikroskop membantu membedakan


jenis-jenis bakteri yang dijumpai. Selain itu, juga untuk membedakan
bakteri Gram negatifdan positif.

G. Latihan Test
Mendemonstrasikan seluruh langkah-langkah praktikum.
Catat dan gambarkan di laporan praktikum jenis bakteri yang
kamu jumpai padapraktikum ini.

25
M o d u l C e t a k Pratikum Ilmu Dasar Keperawatan

FORMAT PROSEDUR
PEMERIKSAAN MORFOLOGI SEL BAKTERI

Nama Mahasiswa : Tingkat / Program :


NIM : Tanggal :
Penguji :
No ASPEK YANG DINILAI
Persiapan Alat
1. Cuci tangan dengan sabun dan gunakan sarung tangan
2. Siapkan preparate bakteri Gram negatif dan positif
Tahap Kerja
1. Tekan tombol ‘ON” pada mikroskop
2. Atur kekuatan lampu dengan memutar sekrup pengatur intensitas cahaya
3. Tempatkan preparate yang akan diamati
Putar Revolving nosepiece pada perbesaran objektif 4x lalu putar sekrup
4. kasar sehingga meja benda bergerak ke atas untuk mencari focus.
Putar sekrup halus untuk mendapatkan gambaran yang lebih terfokus
Pembesaran mikroskop dapat diubah dengan cara memutar Revolving
5. nosepiece.
Perjelas bayangan dengan mengatur condenser pada posisi tertinggi
(cahaya penuh).
6. Tambahkan minyak emersi pada pembesaran 10x100 untuk memperbesar
indeks bias.
7. Amati dengan seksama preparate tersebbut. Catat nama preparate dan
temuannya
Turunkan meja benda sampai maksimal, ambil preparat/spesimen dari
8. meja benda,
kemudian posisikan lensa obyektif pada perbesaran 4x.
Lakukan langkah yang sama pada preparate bakteri yang lain.
9.
Bandingkan hasil yang dijumpai.
Tahap Akhir
1. Atur intensitas cahaya sampai minimal (sampai mati).
2. Tekan tombol “OFF”
3. Tuliskan dalam laporan praktikum

SCORE:
REKOMENDASI:

26
M o d u l C e t a k Pratikum Ilmu Dasar Keperawatan

BAB IV
KEGIATAN PRAKTIKUM PEWARNAAN GRAM

A. Pengertian
Pewarnaan Gram dikembangkan oleh Christian Gram (1884).
Pewarnaan ini merupakan metode untuk membedakan spesies bakteri
menjadi dua kelompok besar ayitu Gram negative dan Gram positif, yang
didasarkan pada sifat kimia dan fisik dinding sel merekan.

.
B. Tujuan

1. Melakukan pemeriksaan Mengatahui teknik pewarnaan Gram


2. Mengamati secara langsung bakteri Gram positif dan negatif

C. Persiapan Alat dan Klien


Alat / Bahan:

1. Alat
1) Tabung
2) Rak tabung reaksi
3) Lampu Bunsen
4) Ose/sengkelit
5) Mikroskop
6) Objek Glass
7) Cover Glass
8) Tissue
9) Rak pewarnaan
10) Wadah pengering
2. Bahan
1) Biakan E.coli
2) Biakan. S.aureus
3) Set Pewarnaan Gram
4) Alkohol 70%
5) Aquabides

27
M o d u l C e t a k Pratikum Ilmu Dasar Keperawatan

D. Langkah-Langkah
1. Cuci tangan, gunakan sarung tangan
dan masker

2. Bersihkan object glass dan cover


glass dengan alkohol 70%

3. Sterilkan dengan melewatkan di atas


Bunsen atau lampu spiritus beberapa
kali

4. Buat olesan tipis bakteri pada salah


satu sudut kaca objek dengan
mengambil isolate bakteri E.coli
menggunakan jarum ose.

28
M o d u l C e t a k Pratikum Ilmu Dasar Keperawatan

5 Fiksasi olesan dengan melewatkan


di atas Bunsen

6 Teteskan Gram A sebanyak 2-3


tetes pada olesan bakteri, biarkan
selama 1 menit

7 Cuci dengan air mengalir,


keringkan
dengan kertas isap secara hati-hati

29
M o d u l C e t a k Pratikum Ilmu Dasar Keperawatan

8 Teteskan larutan Gram B, biarkan


satu menit, cuci denagn air lalu
keringkan

9 Teteskan larutan Gram C, biarkan


selama 30 detik, cuci dengan air
dan keringkan

10 Tetesi laruran Gram D, biarkan


selama 30 detik, cuci dengan air
dan keringkan dengan kertas isap.
Tutup dengan cover glass.
Amati di bawah mikroskop.

30
M o d u l C e t a k Pratikum Ilmu Dasar Keperawatan

E. Hal-hal yang Diperhatikan

1. Jangan menyentuh bagian yang diolesi dengan olesan bakteri


2. Meletakkan cover glass pada object glass harus hati-hati lalu diberikan
tanda.

F. Rangkuman
Pewarnaan Gram temasuk pewarnaan diferensial, karena dapat
membedakan bakteriyang bersifat Gram positif dari Gram negatif. Ada 4
tahap pewarnaan Gram:

a. Pemberian pewarna primer ungu kristal.


b. Penguatan pewarna primer dengan menambah
larutan iodium Gram. Pewarna akan terikat lebih
kuat pada sel.
c. Pemucatan dengan alkohol 95%.
d. Pemberian pewarna tandingan safranin.

G. Latihan Test
Mendemonstrasikan seluruh langkah-
langkah praktikum. Menjawab
pertanyaan berikut :

a. Bagaimana hasil pengamatan dari bakteri setelah dilakukan


pewarmnaan Gram?
b. Mengapa sel bakteri ada yang berwarna ungu dan mewrah?
c. Apakah sel yang berwarna merah selalu bakteri Gram
negative? Berikanpenjelasannya!

31
M o d u l C e t a k Pratikum Ilmu Dasar Keperawatan

FORMAT PROSEDUR
PEWARNAAN GRAM PADA BAKTERI

Nama Mahasiswa : Tingkat / Program :


NIM : Tanggal :
Penguji :

No ASPEK YANG DINILAI


Persiapan Alat
1. Cuci tangan dengan sabun dan gunakan sarung tangan
2. Siapkan biakan E.coli dan S. Aureus
3. Siapkan larutan Gram A, B,C,D, alcohol 70% dan Akuabides
4. Siapkan object glass dan cover glass
Tahap Kerja
1. Bersihkan object glass dan cover glass dengan alkohol 70%
2. Sterilkan dengan melewatkan di atas Bunsen atau lampu spiritus
beberapa kali
Buat olesan tipis bakteri pada salah satu sudut kaca objek dengan
3. mengambil isolate bakteri
E.coli menggunakan jarum ose.
4. Fiksasi olesan dengan melewatkan di atas Bunsen
5. Teteskan Gram A sebanyak 2-3 tetes pada olesan bakteri, biarkan
selama 1 menit
6. Cuci dengan air mengalir, keringkan dengan kertas isap secara hati-hati
7. Teteskan larutan Gram B, biarkan satu menit, cuci denagn air lalu
keringkan
8. Teteskan larutan Gram C, biarkan selama 30 detik, cuci dengan air dan
keringkan
Tetesi laruran Gram D, biarkan selama 30 detik, cuci dengan air dan
9. keringkan dengan kertas
isap. Tutup dengan cover glass.
Tahap Akhir
1. Letakkan preparate hasil pewarnaan di atas mikroskop
2. Nyalakan lampu, atur pembesaran lensa objektif dan diafragma
3. Nilai gambaran yang dihasilkan

SCORE:
REKOMENDASI:

32
M o d u l C e t a k Pratikum Ilmu Dasar Keperawatan

BAB V
KEGIATAN PRAKTIKUM -5
PEWARNAAN BTA DENGAN METODE ZIEL NIELSHEN

A. Pengertian
Ziehl Neelsen (ZN) adalah teknik pewarnaan untuk mengetahui adanya Basil
Tahan Asam (BTA). Disebut BTA karena pada beberapa jenis bakteri sukar
dilakukan pengecatan namun setelah mendapat pengecatan/pewarnaan,
dinding bakteri tahan terhadap pencucian dengan asam tidak mudah untuk
dilunturkan dengan menggunakan zat peluntur (decolorizing agent) seperti
asam alkohol. Secara mikroskopik, dengan pewarnaan Ziehl Neelsen, BTA
akan tampak berwarna merah dengan warna biru di sekelilingnya

B. Tujuan

Melakukan pemeriksaan Mahasiswa mampu membuat pewarnaan Ziehl


Neelsen pada sediaan apus sputum

C. Persiapan Alat dan Klien


Alat / Bahan:
1. Persiapan Alat dan Bahan
1.Alat
1) Penjepit kayu
2) Lampu Bunsen
3) Ose/sengkelit
4) Mikroskop
5) Objek Glass
6) Cover Glass
7) Tissue
8) Rak pewarnaan
9) Wadah pengering

33
M o d u l C e t a k Pratikum Ilmu Dasar Keperawatan

2. Bahan
1) Sampel sputum
2) Set Pewarnaan Ziehl Nielsen : Methylen Blue 0,3%,
carbol fuchsin 0,3% danasam alcohol 3%
3) Akuabides

D. Langkah-Langkah

1. Cuci tangan, gunakan sarung tangan


dan masker

2. Bersihkan object glass dan cover


glass dengan alkohol 70%

3. Sterilkan dengan melewatkan di atas


Bunsen atau lampu spiritus beberapa
kali

34
M o d u l C e t a k Pratikum Ilmu Dasar Keperawatan

4. Buat olesan tipis pada salah satu


sudut kaca objek dengan mengambil
isolate dari sputum menggunakan
jarum ose.
Dengan, m,enggunakan penjepit,
lewatkan 2-3 kali di atas api Bunsen.

5. Letakkan sediaan dengan bagian


apusan menghadap ke atas pada rak
yang ditempatkan di atas bak cuci
atau baskom, antara satu sediaan
dengan sediaan lainnya masing-
masing berjarak kurang lebih 1 jari.

6. Genangi seluruh permukaan sediaan


dengan carbol fuchsin 0.3%

7. Panaskan dengan menggunakan api


bunsen. Pemanasan sampai muncul
uap dan tidak diperbolehkan sampai
mendidih karena akan menimbulkan
endapan kristal.
8. Dinginkan selama 10 menit

35
M o d u l C e t a k Pratikum Ilmu Dasar Keperawatan

9. Buang sisa Carbol fuchsin, bilas


dengan air mengalir. Usahakan tidak
tepat di atas spesimen

10. Genangi dengan ZN B (asam


alkohol) selama 10-20 detik sampai
warna merah hilang (pucat)
11. Bilas dengan air mengalir
12. Genangi dengan cat ZN C (methylene
blue), biarkan selama 1 menit

13. Buang sisa cat ZN C, bilas dengan air


mengalir.

14. Keringkan sediaan pada rak


pengering. Amati dengan
menggunakan mikroskop

36
M o d u l C e t a k Pratikum Ilmu Dasar Keperawatan

E. Hal-hal yang Diperhatikan

1. Jangan menyentuh bagian yang diolesi dengan olesan bakteri


2. Meletakkan cover glass pada object glass harus hati-hati lalu
diberikan tanda.

F. Rangkuman
Pewarnaan BTA atau basil tahan asam merupakan salah satu
pemeriksaan yang penting dalam penanganan penyakit TB paru,
pewarnaan ini sederhana dan dapat dilakukan di unit pelayanan kesehatan
kecil seperti Puskesmas. Pewarnaan tahan asam adalah pewarnaan yang
dapat mengukur ketahanan sel yang telah diwarnai terhadap pencucian
dengan asam.

G. Latihan Test :
Mendemonstrasikan seluruh langkah-
langkah praktikum. Menjawab
pertanyaan berikut :

1. Bagaimana hasil pengamatan dari bakteri setelah dilakukan


pewarmnaan BTA?

2. Apa yang menuyebabkan dinding bakteri Mycobacterium sp. tahan


terhadap asam?

37
M o d u l C e t a k Pratikum Ilmu Dasar Keperawatan

FORMAT PROSEDUR
PEWARNAAN BTA DENGAN
METOZE ZIEH-NIELSEN

Nama Mahasiswa : Tingkat / Program :


NIM : Tanggal :
Penguji :

No ASPEK YANG DINILAI


Persiapan Alat
1. Cuci tangan dengan sabun dan gunakan sarung tangan
2. Siapkan sampel sputum yang akan diperiksa
3. Siapkan larutan pewarna Ziehl Nielsen dan Akuabides
4. Siapkan object glass dan cover glass
Tahap Kerja
1. Bersihkan object glass dan cover glass dengan alkohol 70%
2. Sterilkan dengan melewatkan di atas Bunsen atau lampu spiritus
beberapa kali
Buat olesan tipis bakteri pada salah satu sudut kaca objek dengan
3. mengambil sampel sputum
menggunakan jarum ose.
4. Fiksasi olesan dengan melewatkan di atas Bunsen
5. Genangi seluruh permukaan sediaan dengan carbol fuchsin
0.3%
Panaskan dengan menggunakan api bunsen. Pemanasan
6. sampai muncul uap dan tidak
diperbolehkan sampai mendidih karena akan menimbulkan
endapan kristal.
7. Dinginkan selama 10 menit
Buang sisa Carbol fuchsin, bilas dengan air mengalir.
8. Usahakan tidak tepat di atas
Spesimen

SCORE:
REKOMENDASI:

38
M o d u l C e t a k Pratikum Ilmu Dasar Keperawatan

Daftar Pustaka

Adame, M.P., Josephson, D.L and holand Jr, L.N. (2009), Pharmacology for
Nurses : A Pathopysiologic Approach Vol. 1. New Jersey : Pearson
Prentice Hall.
Berman, A., Snyder, S.J., Kozier, B. Dan Erb, B (2008). Fundamentals of
Nursing. Concepts, Process and Practice. 8th Ed. New Jersey : Pearson
Prentice Hall.
Kee, J.L., Hayers, E.R., and Mc Cuisin, L.E (2009). Pharmacology for Nurse, 6e.
Missouri : Saunders.
Lilley, L.L., Harrington, S., and Snider, J.S (2007). Pharmacology and the
Nursing Process, 6th Ed. Philadelphia : Mosby-Elsevier.

39

Anda mungkin juga menyukai