Anda di halaman 1dari 188

M o d u lProgram

Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan,


studi Saraf, Gangguan
D-III PEREKAM Jiwa
DAN
danINFORMASI
Perilaku KESEHATAN

MODUL CETAK BAHAN AJAR

KODEFIKASI TERKAIT SISTEM PENGINDERAAN, SARAF,

GANGGUAN JIWA DAN PERILAKU

Tim Penyusun:

dr. John Barker Liem, M.K.M


Theresia Hutasoit, ST.RMIK

PROGRAM STUDI D-III PEREKAM DAN

INFORMASI KESEHATAN

UNIVERSITAS IMELDA MEDAN

TAHUN 2020
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

VISI DAN MISI UNIVERSITAS IMELDA MEDAN (UIM)

VISI

Menjadi pusat ilmu pengetahuan dan teknologi serta pengembangan karakter


kewirausahaan sehingga mampu menghasilkan produk-produk yang dapat
bersaing di Tingkat Nasional pada tahun 2024

MISI
1. Menyelenggarakan pembelajaran yang efektif sesuai Standar Nasional
Perguruan Tinggi (SNPT) dan KKNI, terintegrasi dengan hasil-hasil penelitian
dan pengabdian masyarakat terkini untuk menghasilkan lulusan sesuai profil
yang diharapkan
2. Melaksanakan penelitian ilmiah dan dipublikasikan secara nasional dan
internasional.
3. Melaksanakan pengabdian masyarakat yang terstruktur dan mengacu pada
hasil penelitian.
4. Membangun kerjasama produktif dengan berbagai institusi pendidikan dan
industri di Kota Medan, Sumatera Utara dan provinsi lainnya dalam
pelaksanaan praktek, penelitian serta pengabdian kepada masyarakat.

ii
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

TUJUAN
1) Melaksanakan pengelolaan tridarma perguruan tinggi dengan sumber daya
manusia yang memiliki kemampuan profesional dalam bidangnya serta
keunggulan dalam soft skill kewirausahaan.
2) Menciptakan kualitas pembelajaran dengan program bermuatan soft skill
pengembangan karakter kewirausahaan dalam rangka menciptakan lulusan
profesional dan inovatif yang memiliki kompetensi akademik dan daya saing.
3) Menyediakan fasilitas sarana dan prasarana yang bermutu sesuai dengan
standar kebutuhan dan perkembangan IPTEK
4) Menyelenggarakan pelaksanaan penelitian dosen dan mahasiswa guna
menghasilkan karya-karya inovatif yang bermanfaat dalam pengembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi serta memberikan solusi permasalahan
stakeholder.
5) Menyelenggarakan pelaksanaan pengabdian masyarakat oleh dosen dan
mahasiswa yang bermanfaat secara nyata dalam peningkatan kesejahteraan
masyarakat dan kemajuan bangsa.
6) Menyelenggarakan proses penjaminan mutu sesuai dengan standar internal
dan eksternal.
7) Menyelenggarakan layanan IT untuk mendorong inovasi program dan
layanan.
8) Menyelenggarakan pengembangan institusi dan penambahan program studi
baru sesuai dengan perkembangan IPTEK dan kebutuhan stakeholder.
9) Menyelenggarakan kerjasama dan perluasan networking tingkat nasional.

iii
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

SASARAN
1) Terciptanya SDM yang berkualitas dan handal dalam mengelola tridharma
perguruan tinggi dan melaksanakan tugas dan fungsi di UIM.
2) Terciptanya kualitas pembelajaran dengan program bermuatan soft skill dan
pengembangan karakter kewirausahaan dalam rangka menciptakan lulusan
profesional dan inovatif yang memiliki kompetensi akademik dan daya saing.
3) Tersedianya fasilitas sarana dan prasarana yang bermutu sesuai dengan
standar kebutuhan dan perkembangan IPTEK.
4) Terselenggaranya pelaksanaan penelitian dosen dan mahasiswa guna
menghasilkan karya-karya inovatif yang bermanfaat dalam pengembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi serta memberikan solusi permasalahan
stakeholder.
5) Terselenggaranya pelaksanaan pengabdian masyarakat oleh dosen dan
mahasiswa yang bermanfaat secara nyata, dalam peningkatan kesejahteraan
masyarakat dan kemajuan bangsa.
6) Terselenggaranya proses penjaminan mutu sesuai dengan standar internal dan
eksternal.
7) Terselenggaranya layanan IT untuk mendorong inovasi program dan layanan.
8) Terselenggaranya pengembangan institusi dan penambahan program studi
baru sesuai dengan perkembangan IPTEK dan kebutuhan stakeholder.
9) Terselenggaranya kerjasama dan perluasan networking tingkat nasional.

iv
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

VISI DAN MISI PROGRAM STUDI D-III PEREKAM DAN INFORMASI


KESEHATAN UNIVERSITAS IMELDA MEDAN

VISI
Menjadi prodi yang unggul dalam bidang manajemen rekam medis dan informasi
kesehatan (RMIK) berbasis teknologi infomasi yang mengedepankan karakter
kewirausahaan sehingga mampu bersaing di tingkat nasional pada tahun 2024.

MISI

1. Menyelenggarakan pendidikan RMIK berbasis teknologi informasi sesuai

dengan standar nasional dan kompentensi yang dikeluarkan oleh

organisasi profesi.

2. Mengembangkan ilmu pengetahuan teknologi RMIK melalui penelitian

ilmiah yang dapat memberikan solusi dalam pelayanan rekam medik di

insitusi pelayanan kesehatan.

3. Memanfaatkan ilmu RMIK melalui pelaksanaan pengabdian masyarakat

untuk menjawab tantangan persoalan di berbagai insitusi pelayanan

kesehatan.

4. Memperkuat peran sebagai penyelenggara pendidikan tinggi RMIK

melalui kerja sama dengan asosiasi profesi, lembaga pendidikan dan

institusi lainnya di dalam negeri.

v
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

TUJUAN

1. Menghasilkan lulusan RMIK yang memiliki kompetensi ilmu RMIK berbasis

Teknologi Informasi sesuai dengan standar nasional dan kompetensi yang

dikeluarkan oleh organisasi profesi, dan dengan sistem pembelajaran yang

terintegrasi dengan hasil penelitian dan pengabdian masyarakat

2. Menghasilkan penelitian ilmiah di bidang RMIK yang dapat meningkatkan

efektivitas dan efisiensi manajemen, pengelolaan data dan penyajian informasi

kesehatan

3. Menghasilkan kegiatan pengabdian masyarakat yang mampu mendorong

terlaksananya sistem informasi kesehatan nasional di berbagai institusi

pelayanan kesehatan

4. Menghasilkan kerjasama dengan asosiasi profesi, lembaga pendidikan dan

institusi lainnya di dalam negeri dalam pelaksanaan tridharma perguruan

tinggi

vi
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

SASARAN

Sasaran Program Studi D-III Perekam dan Informasi Kesehatan yaitu:

1. Pengembangan Sumber Daya Manusia

2. Pemantapan Proses Belajar

3. Penyediaan Fasilitas Sarana Prasarana

4. Pemantapan Penelitian

5. Pemantapan Pengabdian Kepada Masyarakat

6. Pemantapan Penjaminan Mutu

7. Pengembangan IT

8. Pengembangan Kerja Sama

vii
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

KATA PENGANTAR

Puji Syukur tim penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
telah memberikan anugerah-Nya sehingga penulis dan tim dapat menyelesaikan
penyusunan Modul Cetak Bahan Ajar Kodefikasi Terkait Sistem
Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa dan Perilaku dengan baik. Modul ini
disusun sebagai salah satu bahan ajar yang diperuntukkan kepada mahasiswa
program studi D-III Perekam dan Informasi Kesehatan UIM khususnya pada
semester III. Dengan adanya modul ini, diharapkan dapat membantu mahasiswa
dalam mempelajari dan memahami materi-materi Kodefikasi Terkait Sistem
Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa dan Perilaku.
Modul Bahan Ajar Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf,
Gangguan Jiwa dan Perilaku ini disusun oleh tim pengajar berdasarkan pada
Kurikulum D-III Perekam dan Informasi Kesehatan, dengan memperhatikan
Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL) program studi dan Capaian Pembelajaran
Mata Kuliah (CPMK). Materi di dalam buku ini berisi bahan kajian yang
dibutuhkan sesuai CPMK dan kompetensi yang diajarkan kepada mahasiswa
sebagai salah satu referensi Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf,
Gangguan Jiwa dan Perilaku bagi Mahasiswa terutama dalam menentukan
kodefikasi penyakit ataupun tindakan terkait sistem tersebut. Selain itu, modul ini
juga memuat latihan atau tugas mahasiswa yaitu tugas terstruktur dan kegiatan
mandiri dengan petunjuk yang spesifik sehingga memudahkan mahasiswa belajar
dengan metode Student Centered Learning (SCL).
Tim menyadari bahwa modul ini mungkin masih memiliki kekurangan.
Sehingga tim mengharapkan adanya saran atau masukan positif agar menjadi
bahan pertimbangan untuk menyempurnakan modul bahan ajar ini. Akhirnya, tim
berharap modul ini dapat digunakan oleh mahasiswa dengan baik dan aktif
sehingga dapat meningkatkan pengetahuan mahasiswa dalam menentukan
kodefikasi penyakit dan tindakan terkait sistem penginderaan, saraf, gangguan
jiwa dan perilaku..
Medan, Agustus 2020

Tim Dosen

viii
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL ………………………………………………………….. i
VISI DAN MISI UNIVERSITAS IMELDA MEDAN (UIM) ........................... ii
VISI DAN MISI PROGRAM STUDI D-III PEREKAM DAN INFORMASI
KESEHATAN UNIVERSITAS IMELDA MEDAN ......................................... iv
KATA PENGANTAR ....................................................................................... viiii
i
GLOSARIUM..................................................................................................... xvi

BAB I STRUKTUR DAN FUNGSI SISTEM PENGINDERAAN ................. 17


PENDAHULUAN ................................................................................................ 17
A. Pengantar Pendahuluan .................................................................................... 17
B. Deskripsi Materi ............................................................................................... 17
C. Kemampuan/Tujuan Akhir Yang Diharapkan ................................................. 17
D. Uraian Materi ................................................................................................... 17
Topik 1 Struktur Dan Fungsi Sistem Penginderaan: Penglihatan Dan
Pendengaran ........................................................................................................ 19
I. Struktur dan Fungsi Sistem Penginderaan: Penglihatan................................... 19
A. Struktur Mata .................................................................................................... 19
B. Fungsi Mata ...................................................................................................... 24
C. Proses Penglihatan ............................................................................................ 25
II. Struktur dan Fungsi Sistem Penginderaan: Pendengaran ................................. 25
A. Struktur Telinga ................................................................................................ 25
B. Fungsi Telinga .................................................................................................. 28
C. Proses Pendengaran .......................................................................................... 28
Rangkuman.......................................................................................................... 29
Tugas .................................................................................................................... 29
1. Tugas Terstruktur ............................................................................................. 29
2. Kegiatan Mandiri .............................................................................................. 32

Topik 2 Struktur Dan Fungsi Sistem Penginderaan: Penciuman, Pengecapan,


Dan Peraba .......................................................................................................... 33
I. Struktur dan Fungsi Sistem Penginderaan: Penciuman .................................... 33
A. Struktur Hidung ................................................................................................ 33
B. Fungsi Hidung .................................................................................................. 35
C. Proses Penciuman ............................................................................................. 35
II. Struktur dan Fungsi Sistem Penginderaan: Pengecapan .................................. 35
A. Struktur Lidah................................................................................................... 35
B. Fungsi Lidah ..................................................................................................... 37
C. Proses Pengecapan ........................................................................................... 38

ix
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

III. Struktur dan Fungsi Sistem Penginderaan: Peraba ......................................... 38


A. Struktur Kulit .................................................................................................... 38
B. Fungsi Kulit ...................................................................................................... 40
Rangkuman.......................................................................................................... 40
Tugas .................................................................................................................... 41
1. Tugas Terstruktur ............................................................................................. 41
2. Kegiatan Mandiri .............................................................................................. 44
KUNCI JAWABAN ............................................................................................ 45
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 47

BAB II GANGGUAN FUNGSI DARI BERBAGAI PENYAKIT PADA


SISTEM TUBUH MANUSIA BESERTA ISTILAH MEDIS DAN
TINDAKAN YANG TERKAIT SISTEM PENGINDERAAN ....................... 48
PENDAHULUAN ................................................................................................ 48
A. Pengantar Pendahuluan .................................................................................... 48
B. Deskripsi Materi ............................................................................................... 48
C. Kemampuan/Tujuan Akhir Yang Diharapkan ................................................. 48
D. Uraian Materi ................................................................................................... 48
Topik 1 Patofisiologi Penyakit Dan Istilah Medisnya Serta Tindakan Yang
Terkait Sistem Penginderaan: Penglihatan ...................................................... 50
I. Visual Adaptation ............................................................................................. 50
II. Color Vision .................................................................................................... 50
III. Visual Field ..................................................................................................... 51
IV. Gangguan pada Mata ....................................................................................... 51
V. Tindakan pada Mata ........................................................................................ 53
Rangkuman.......................................................................................................... 54
Tugas .................................................................................................................... 54
1. Tugas Terstruktur ............................................................................................. 54
2. Kegiatan Mandiri .............................................................................................. 56

Topik 2 Patofisiologi Penyakit Dan Istilah Medisnya Serta Tindakan Yang


Terkait Sistem Penginderaan: Pendengaran Dan Penciuman ....................... 57
I. Patofisiologi Penyakit dan Istilah Medisnya Serta Tindakan yang Terkait
Sistem Penginderaan: Pendengaran .................................................................. 57
A. Gangguan pada Telinga .................................................................................... 57
B. Tindakan pada Telinga ..................................................................................... 58
II. Patofisiologi Penyakit dan Istilah Medisnya Serta Tindakan yang Terkait
Sistem Penginderaan: Penciuman .................................................................... 59
A. Gangguan pada Hidung .................................................................................... 59
B. Tindakan pada Hidung ..................................................................................... 60
Rangkuman.......................................................................................................... 60
Tugas .................................................................................................................... 61

x
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

1. Tugas Terstruktur ............................................................................................. 61


2. Kegiatan Mandiri .............................................................................................. 62

Topik 3 Patofisiologi Penyakit Dan Istilah Medisnya Serta Tindakan Yang


Terkait Sistem Penginderaan: Pengecapan Dan Peraba................................. 63
I. Patofisiologi Penyakit dan Istilah Medisnya Serta Tindakan yang Terkait
Sistem Penginderaan: Pengecapan ................................................................... 63
A. Gangguan pada Lidah .................................................................................. 64
B. Tindakan pada Lidah ................................................................................... 64
II. Patofisiologi Penyakit dan Istilah Medisnya Serta Tindakan yang Terkait
Sistem Penginderaan: Peraba ........................................................................... 64
A. Gangguan pada Kulit ................................................................................... 64
B. Tindakan pada Kulit .................................................................................... 67
Rangkuman.......................................................................................................... 68
Tugas .................................................................................................................... 68
1. Tugas Terstruktur ............................................................................................. 68
2. Kegiatan Mandiri .............................................................................................. 71
KUNCI JAWABAN ............................................................................................ 72
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 74

BAB III TERMINOLOGI MEDIS PADA SISTEM PENGINDERAAN ...... 75


PENDAHULUAN ................................................................................................ 75
A. Pengantar Pendahuluan .................................................................................... 75
B. Deskripsi Materi ............................................................................................... 75
C. Kemampuan/Tujuan Akhir Yang Diharapkan ................................................. 75
D. Uraian Materi ................................................................................................... 75
I. Terminologi Medis pada Sistem Penginderaan: Penglihatan .......................... 76
II. Terminologi Medis pada Sistem Penginderaan: Pendengaran ........................ 77
III. Terminologi Medis pada Sistem Penginderaan: Penciuman ........................... 78
IV. Terminologi Medis pada Sistem Penginderaan: Pengecap ............................. 78
V. Terminologi Medis pada Sistem Penginderaan: Peraba .................................. 79
VI. Istilah Medis Prosedur untuk Sistem Penginderaan........................................ 80
Rangkuman.......................................................................................................... 81
Tugas .................................................................................................................... 82
1. Tugas Terstruktur ............................................................................................. 82
2. Kegiatan Mandiri .............................................................................................. 84
KUNCI JAWABAN ............................................................................................ 85
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 86

xi
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

BAB IV ATURAN DAN TATACARA KODEFIKASI PENYAKIT DAN


TINDAKAN PADA PENGINDERAAN ........................................................... 87
PENDAHULUAN ................................................................................................ 87
A. Pengantar Pendahuluan .................................................................................... 87
B. Deskripsi Materi ............................................................................................... 87
C. Kemampuan/Tujuan Akhir yang Diharapkan .................................................. 87
D. Uraian Materi ................................................................................................... 87
I. Konsep ICD ...................................................................................................... 88
II. Klasifikasi dan Kodefikasi Penyakit Serta Tindakan pada Sistem Penginderaan
Berdasarkan ICD 10 dan 9 ............................................................................... 90
Rangkuman.......................................................................................................... 92
Tugas .................................................................................................................... 92
1. Tugas Terstruktur ............................................................................................. 92
2. Kegiatan Mandiri .............................................................................................. 95
KUNCI JAWABAN ............................................................................................ 96
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 99

BAB V STRUKTUR DAN FUNGSI SISTEM SARAF ................................. 100


PENDAHULUAN .............................................................................................. 100
A. Pengantar Pendahuluan .................................................................................. 100
B. Deskripsi Materi ............................................................................................. 100
C. Kemampuan/Tujuan Akhir Yang Diharapkan ............................................... 100
D. Uraian Materi ................................................................................................. 100
I. Pengertian dan Fungsi Sistem Saraf .............................................................. 101
II. Klasifikasi Sistem Saraf dan Fungsinya ........................................................ 101
III. Cairan Serebrospinal ..................................................................................... 113
IV. Neurotransmitter ........................................................................................... 114
Rangkuman........................................................................................................ 117
Tugas .................................................................................................................. 117
1. Tugas Terstruktur ........................................................................................... 117
2. Kegiatan Mandiri ............................................................................................ 119
KUNCI JAWABAN .......................................................................................... 120
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 121

BAB VI GANGGUAN FUNGSI DARI BERBAGAI PENYAKIT PADA


SISTEM TUBUH MANUSIA BESERTA ISTILAH MEDIS DAN
TINDAKAN YANG TERKAIT SISTEM SARAF ........................................ 122
PENDAHULUAN .............................................................................................. 122
A. Pengantar Pendahuluan .................................................................................. 122
B. Deskripsi Materi ............................................................................................. 122
C. Kemampuan/Tujuan Akhir Yang Diharapkan ............................................... 122
D. Uraian Materi ................................................................................................. 122

xii
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

I. Patofisiologi Penyakit dan Istilah Medis pada Sistem Saraf .......................... 123
II. Tindakan Medis Terkait Sistem Saraf ............................................................ 129
Rangkuman........................................................................................................ 133
Tugas .................................................................................................................. 133
1. Tugas Terstruktur ........................................................................................... 133
2. Kegiatan Mandiri ............................................................................................ 135
KUNCI JAWABAN .......................................................................................... 136
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 137

BAB VII TERMINOLOGI MEDIS PADA SISTEM SARAF ...................... 138


PENDAHULUAN .............................................................................................. 138
A. Pengantar Pendahuluan .................................................................................. 138
B. Deskripsi Materi ............................................................................................. 138
C. Kemampuan/Tujuan Akhir Yang Diharapkan ............................................... 138
D. Uraian Materi ................................................................................................. 138
I. Terminologi Medis pada Sistem Saraf ........................................................... 139
II. Istilah Medis Prosedur pada Sistem Saraf ...................................................... 141
Rangkuman........................................................................................................ 141
Tugas .................................................................................................................. 142
1. Tugas Terstruktur ........................................................................................... 142
2. Kegiatan Mandiri ............................................................................................ 144
KUNCI JAWABAN .......................................................................................... 145
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 146

BAB VIII ATURAN DAN TATACARA KODEFIKASI PENYAKIT DAN


TINDAKAN PADA SISTEM SARAF ............................................................ 147
PENDAHULUAN .............................................................................................. 147
A. Pengantar Pendahuluan .................................................................................. 147
B. Deskripsi Materi ............................................................................................. 147
C. Kemampuan/Tujuan Akhir yang Diharapkan ................................................ 147
D. Uraian Materi ................................................................................................. 147
I. Klasifikasi dan Kodefikasi Penyakit Serta Tindakan pada Sistem Saraf
Berdasarkan ICD 10 dan 9 ............................................................................. 148
Rangkuman........................................................................................................ 153
Tugas .................................................................................................................. 154
1. Tugas Terstruktur ........................................................................................... 154
2. Kegiatan Mandiri ............................................................................................ 156
KUNCI JAWABAN .......................................................................................... 157
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 159

xiii
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

BAB IX KONSEP DASAR GANGGUAN JIWA DAN PERILAKU ........... 160


PENDAHULUAN .............................................................................................. 160
A. Pengantar Pendahuluan .................................................................................. 160
B. Deskripsi Materi ............................................................................................. 160
C. Kemampuan/Tujuan Akhir Yang Diharapkan ............................................... 160
D. Uraian Materi ................................................................................................. 160
I. Konsep Gangguan Jiwa dan Perilaku ............................................................. 161
II. Jenis Gangguan Jiwa dan Perilaku ................................................................. 162
Rangkuman........................................................................................................ 163
Tugas .................................................................................................................. 164
1. Tugas Terstruktur ........................................................................................... 164
2. Kegiatan Mandiri ............................................................................................ 166
KUNCI JAWABAN .......................................................................................... 167
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 168

BAB X TERMINOLOGI MEDIS PADA GANGGUAN JIWA DAN


PERILAKU........................................................................................................ 169
PENDAHULUAN .............................................................................................. 169
A. Pengantar Pendahuluan .................................................................................. 169
B. Deskripsi Materi ............................................................................................. 169
C. Kemampuan/Tujuan Akhir Yang Diharapkan ............................................... 169
D. Uraian Materi ................................................................................................. 169
I. Terminologi Medis pada Gangguan Jiwa dan Perilaku.................................. 169
II. Istilah Medis Medis Prosedur pada Gangguan Jiwa dan Perilaku ................. 172
Rangkuman........................................................................................................ 173
Tugas .................................................................................................................. 173
1. Tugas Terstruktur ........................................................................................... 173
2. Kegiatan Mandiri ............................................................................................ 174
KUNCI JAWABAN .......................................................................................... 175
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 176

BAB XI ATURAN DAN TATACARA KODEFIKASI PENYAKIT DAN


TINDAKAN PADA GANGGUAN JIWA DAN PERILAKU ....................... 178
PENDAHULUAN .............................................................................................. 178
A. Pengantar Pendahuluan .................................................................................. 178
B. Deskripsi Materi ............................................................................................. 178
C. Kemampuan/Tujuan Akhir yang Diharapkan ................................................ 178
D. Uraian Materi ................................................................................................. 178
I. Klasifikasi dan Kodefikasi Penyakit Serta Tindakan pada Gangguan Jiwa dan
Perilaku Berdasarkan ICD 10 dan 9 ............................................................... 179
Rangkuman........................................................................................................ 182
Tugas .................................................................................................................. 182

xiv
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

1. Tugas Terstruktur ........................................................................................... 182


2. Kegiatan Mandiri ............................................................................................ 184
KUNCI JAWABAN .......................................................................................... 186
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 188

xv
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

GLOSARIUM
Biopsi : Pengangkatan jaringan kulit untuk mendeteksi
adanya kanker, infeksi atau penyakit lainnya
Glossopyrosis : Gangguan pada lidah dimana lidah terasa sakit
dan panas serta terbakar tetapi tidak ditemukan
gejala apapun dalam pemeriksaan
Hyperpigmentasi : Peningkatan abnormal pigmentasi hasil
peningkatan produk melanin
Hypopigmentasi : Penurunan abnormal pigmentasi hasil
penurunan produk melanin
Hipogeusia : Penurunan sensasi pengecapan
Hiposmia : Penurunan sensasi bau, dapat bersifat bilateral
atau unilkateral
Septum : Pemisah
View field : Lapang pandang
Obstruksi : Sumbatan
Xeropthalmia : Kondisi kering pada kornea dan konjungtiva
mata

xvi
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

BAB I
STRUKTUR DAN FUNGSI SISTEM PENGINDERAAN

PENDAHULUAN
A. Pengantar Pendahuluan
Sistem penginderaan merupakan salah satu sistem tubuh yang saling
bekerja untuk menjalankan beberapa fungsi tubuh. Sistem ini terdiri dari 5
yaitu sistem: penglihatan, pendengaran, penghidu, pengecap dan peraba.
Seorang petugas perekam dan informasi kesehatan perlu mengetahui konsep
dari setiap sistem penginderaan sebelumnya agar lebih mampu memahami
penentuan klasifikasi dan kodefikasi penyakit maupun tindakan medis terkait
sistem penginderaan. Oleh karena itu, mahasiswa harus maampu memahamo
materi pada bab I ini.

B. Deskripsi Materi
Bab I menguraikan pokok bahasan atau topik yang saling berkaitan
satu sama lain yaitu: Struktur dan fungsi sistem penglihatan, Struktur dan
fungsi sistem pendengaran, Struktur dan fungsi sistem penciuman, Struktur
dan fungsi sistem pengecap, Struktur dan fungsi sistem peraba.

C. Kemampuan/Tujuan Akhir Yang Diharapkan


Pembelajaran pada bab ini membantu mahasiswa untuk mencapai
kemampuan akhir yaitu mampu menjelaskan struktur dan fungsi sistem
penginderaan.

D. Uraian Materi
Topik 1: Struktur dan Fungsi Sistem Penginderaan: Penglihatan dan
Pendengaran
Topik 2: Struktur dan Fungsi Sistem Penginderaan: Penciuman, Pengecap,
17
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

dan Peraba.

18
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

TOPIK 1
STRUKTUR DAN FUNGSI SISTEM PENGINDERAAN: PENGLIHATAN
DAN PENDENGARAN
dr. John Barker Liem, M.K.M

I. Struktur dan Fungsi Sistem Penginderaan: Penglihatan


A. Struktur Mata
Sebelum masuk ke struktur inti mata, kita kenal terlebih dahulu organ
asesoris mata yang meliputi:
1. Alis
Berfungsi melindungi mata dari keringat.
2. Kelopak mata (Palpebra)
Berfungsi melindungi mata dari benturan.
3. Bulu mata
Berfungsi melindungi mata dari debu, cahaya berlebih, kotoran.
4. Aparatus Lakrimalis
Setiap mata memiliki satu kelenjar lakrimalis (lacrimal gland)
yang mensekresi cairan lakrimasi atau air mata, dan duktusnya, 2
kanakuli lakrimalis, 1 kantong lakrimalis, dan 1 duktus nasolakrimalis.
Kelenjar lakrimamalis terdapat di resesi tulang frontal tepatnya di
bagian lateral belakang tepi supraorbital tiap mata. Bentuk kelenjar
seperti kacang almond. Sekresi air mata mengandung air, garam
mineral, antibody, dan lisozim (suatu enzim bakterisida, yang
membantu mencegah infeksi bakteri).
Air mata yang dihasilkan oleh kelenjar lakrimalis melalui duktus
lakrimalis yang kemudian mengalir menuju kanikulus superior dan
kanikulus inferior yang masing-masing kanakuli memiliki lubang
(punctum). Kedua kanakuli dipisahkan oleh badan merah kecil yang
disebut karunkel. Kemudian air mata memasuki sakus lakrimalis dan

19
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

melewati duktus nasolakrimalis. Air mata berfungsi Mempertahankan


kelembaban kornea dan konjungtiva, menghaluskan permukaan kornea
sehingga membantu masuknya cahaya, membunuh kuman, melumasi
permukaan palpebra sehingga memudahkan menutup dan membuka
mata.

Gambar 1. Aparatus Lakrimal

Mata terdiri dari 3 lapisan secara umum yaitu:


1. Lapisan luar (fibrosa), meliputi: konjungtiva, sclera dan kornea
2. Lapisan tengah (vascular atau traktus uveal), meliputi: koroid, badan
siliaris, dan iris. Di dalam bola mata terdapat: lensa, cairan aqueous,
dan badan vitreus.
3. Lapisan dalam (jaringan saraf), meliputi: retina dan saraf

20
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

Gambar 2. Struktur Mata

1. Lapisan Luar
a. Konjungtiva
Lapisan mukosa (lendir) yang melapisi permukaan papebra bagian
dalam dan sclera. Mengandung kelenjar musin yang membasahi bola
mata terutama kornea. Konjungtiva terbagi atas 3: Konjungtiva bulbi
(yang menutupi sclera), Konjungtiva palpebral (menutupi palpebral
dalam), dan Konjungtiva forniks (terletak antara konjungtiva bulbi
dan palpebral).
b. Sklera
Memiliki membrane yang keras dan berfungsi untuk memberi
bentuk bola mata. Merupakan lapisan eksternal mata berwarna putih
dilapisi konjungtiva.
c. Kornea
Bagian anerior lapisan fibrosa mata, transparan, tembus cahaya.
Berfungsi membelokkan cahaya agar focus ke bagian retina

21
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

2. Lapisan Tengah
a. Koroid
Bagian yang melapisi seluruh mata kecuali bagian depan mata.
Berwarna colat gelap. Berfungsi menyuplai darah ke bagian mata
lain khususnya retina.
b. Badan siliaris
Bagian lanjutan dari koroid yang terdiri dari otot siliaris dan sel
epitelium sekretorik. Bagian ini melekat pada ligament suspensori.
Otot silirasis berkontraksi dan berelaksasi yang berperan dalam
mengubah ketebalan lensa, membelokkan cahaya yang masuk ke
mata agar focus ke retina. Sementara sel epiteliumnya mensekresi
cairan aqueous ke bagian anterior mata tepatnya di ruang antara
lensa dan kornea. Bagian ini dipersarafi oleh saraf ototnom dan
nervus okulomotorius.
c. Iris
Bagian mata berwarna, terletak antara kornea dan lensa. Iris terdiri
atas bilik anterior dan posterior yang berisi cairan aqueous. Iris
tersusun oleh serat sirkular dan serat radiasi. Serat-serat yang
melingkar berfungsi untuk kontraksi dan dilatasi pupil. Konraksi
pupil distimulasi oleh saraf parasimpatik, sedangkan dilatasi pupil
distimulasi oleh saraf simpatik.
d. Lensa
Lensa terletak di belakang iris dan dekat pupil, ransparan, bentuk
bikonveks dan seperti kapsul elastis, melekat pada badan siliaris
yang dihubungkan oleh ligament suspensori. Ketebalannya diatur
oleh kontraksi badan siliaris. Semakin dekat dengan objek yang
dilihat, lensa akan semakin menebal.Lensa berperan dalam proses
pembiasan cahaya (refraksi), membelokkan cahaya agar focus ke
retina.
22
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

e. Cairan aqueous
Berfungsi membantu menyalurkan oksigen dan nutrisi ke jaringan-
jaringan mata, perlindungan mata dan menjaga keseimbangan
tekanan bola mata (tekanan intraocular).
f. Badan vitreus
Berfungsi mempertahankan bentuk bola mata dan posisi retina pada
tempatnya, serta membantu meneruskan rangsangan cahaya dari
lensa ke retina.

3. Lapisan Dalam
a. Retina
Letaknya paling dalam dan melapisi tiga per empat bagian dalam
bola mata. Merupakan membrane yang tersusun atas serabut dan sel
saraf batang (rodus) dan sel saraf kerucut (sel konus) yang berfungsi
menerima cahaya. Di dekat bagian tengah posterior terdapat macula
lutea (bintik kuning) yang berfungsi dalam penglihatan sentral. Pusat
macula lutea disebut fovea yang berperan pada penglihatan yang
lebih tajam. Area kecil di retina disebut Bintik Buta, karena di
bagian ini tidak terdapat sel yang peka cahaya
b. Saraf optik
Serat saraf berkumpul sekitar 0,5cm dari retina tepatnya dari macula
lutea. Dari retina, cahaya diubah menjadi impuls yang dihantar
melalui nervus optikus ke pusat penglihatan di lobus oksipitalis

23
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

Pembuluh darah yang memperdarahi mata:


1. Arteri siliaris dan arteri retina yang berasal dari cabang arteri oftalmik
yang merupakan cabang dari arteri karotis interna
2. Vena retina sentral
Arteri dan vena tersebut dibungkus oleh saraf optic yang masuk ke
mata pada diskus optic.

B. Fungsi Mata
Mata merupakan organ yang berfungsi untuk proses penglihatan. Adapun
fisiologi mata mencakup:
1. Ketajaman penglihatan. Dapat diukur atau dnilai dengan menggunakan
snellen chart
2. Sistem lakrimal (sekresi air mata). Terbagi 2: Kelenjar air mata
(lacrimal gland) mensekresi cairan lakrimasi atau air mata ke dalam
sakus konjungtiva; dan Sistem ekskresi (pungtum lakrimal, kanakuli
lakrimal,
3. Sakus lakrimal dan ductus lakrimal).
Air mata berfungsi: Mempertahankan kelembabab kornea dan
konjungtiva, menghaluskan permukaan kornea sehingga membantu
masuknya cahaya, membunuh kuman, melumasi permukaan palpebra
sehingga memudahkan menutup dan membuka mata

24
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

C. Proses Penglihatan
Proses penglihatan dapat diuraikan pada bagan berikut:

Gambar 3. Proses Penglihatan

II. Struktur dan Fungsi Sistem Penginderaan: Pendengaran


A. Struktur Telinga
Telinga terdiri dari 3 bagian yaitu:
1. Telinga luar, meliputi: daun telinga, liang telinga
2. Telinga tengah, meliputi: gendang telinga (membrane timpani),
tulang-tulang pendengaran, cavum timpani, tuba esutachius.
3. Telinga dalam, meliputi: koklea, sistem vestibular, saraf audiotori

25
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

Gambar 4. Struktur Telinga

1. Telinga Luar
a. Daun Telinga (Aurikel)
Terdiri dari tulang rawan dan kulit, bentuk khas. Berfungsi
menangkap, mengumpulkan, dan menyalurkan bunyi ke liang
telinga.
b. Liang Telinga (Meatus Akustikus Eksternal)
Terdiri dari tulang rawan, kelenjar minyak, kelenjar serumen.
Rambut halus dan serumen berfungsi membersihkan kotoran dan
mencegah serangga kecil masuk. Fungsi mengarahkan bunyi ke
telinga dan sebagai buffer terhadap perubahan kelembaban dan
temperature yang dapat mengganggu elastistisitas membrane
timpani

26
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

2. Telinga Tengah
a. Gendang telinga (Membran timpani)
Terdiri dari jaringan fibrosa elastis, bentuk bundar dan cekung dari
luar. Gendang telinga dibagi menjadi 4 kuadran yaitu: atas depan,
atas belakang, bawah depan, bawah belakang. Membran timpani
berfungsi menerima getaran suara dan meneruskannya pada tulang
pendengaran dan mengubah bunyi menjadi getaran.
b. Tulang-tulang Pendengaran
Terdiri dari maleus, inkus, dan stapes. Fungsi ketiga tulang ini
mengantarkan getaran ke telinga dalam.
c. Cavum Timpani
Ruangan yang berhubungan dengan tulang mastoid, sehingga bila
terjadi infeksi telinga tengah dapat menjalar menjadi mastoiditis.
d. Tuba Eustachius
Panjang tuba sekitar 4cm. Berfungsi menghubungkan kavum
timpani dengan nasofaring, dan menjaga keseimbangan tekanan
udara dari luar tubuh dan udara di dalam telinga tengah. Tuba
eustachius normalnya tertutup. Jika berada di daerah bertekanan
tinggi, dan saat menelan atau menguap maka tuba terbuka untuk
menyamakan tekanan.

3. Telinga Dalam
a. Labirin
Labirin terdiri dari labirin tulang, dan labirin bermembran. Labirin
tulang berupa ronga di dalam tulang temporal (dilapisi periosteum)
yang melapisi labirin bermembran. Kedua labirin ini dipisahkan
oleh cairan peri-limfe, sedangkan di dalam labirin bermembran
terdapat cairan endolimfe. Labirin tulang terdiri atas: vestibula

27
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

(berisi jendela oval dan bundar di dinding lateral), koklea, dan


kanakalis semi-sirkularis.
b. Koklea
Disebut juga rumah siput. Berisi cairan dan sel “rambut” yang
sangat peka. Struktur yang berupa rambut halus ini bergetar
dirangsang oleh getaran bunyi.
c. Sistem Vestibular
Berisi sel yang mengendalikan keseimbangan.
d. Saraf koklearis dan vestibularis (Vestibulokoklearis/Akustikus)
Saraf ini menghubungkan koklea ke otak.

B. Fungsi Telinga
Telinga berfungsi sebagai indera pendengar. Setiap bagian-bagian di
telinga bekerjasama untuk membentuk fungsi pendengaran mulai dari
masuknya gelombang suara ke dalam telinga menjadi suara yang terdengar
Telinga mampu mendengar suara antara 20-20.000 Hz.

C. Proses Pendengaran
Proses pendengaran dapat diuraikan pada bagan berikut:

Gambar 5. Proses Pendengaran


28
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

Rangkuman
Sistem penginderaan penglihatan meliputi organ mata. Mata terdiri atas
asesoris mata dan lapisan mata (luar, tengah, dalam). Lapisan luar mata meliputi:
konjungtiva, sclera, kornea. Lapisan tengah mata meliputi: koroid, badan siliaris,
lensa, cairan aqueous, dan badan vitrous. Lapisan dalam meliputi: retina dan saraf
optic. Sedangkan indera pendengaran meliputi telinga yang terdiri atas telinga luar
(daun telinga, liang telinga), telinga tengah (membrane timpani, tulang
pendengaran, cavum timpani, tuba esutachius), dan telinga dalam (labirin, koklea,
sistem vestibular, dan saraf vestibulokoklearis).

Tugas
1. Tugas Terstruktur
Petunjuk:
• Bentuklah 2 kelompok mahasiswa
• Baca setiap pertanyaan di bawah ini, diskusikan bersama teman
sekelompok untuk menjawab pertanyaan di bawah ini.
• Ketik hasil diskusi anda ke lembar Ms.Word kertas A4 dengan
menggunakan font Times New Roman ukuran 12 spasi 1,5. Sertakan
Cover (berisi judul tugas, nama anggota kelompok dan NIM, prodi, kelas,
logo kampus)
• Tugas dikumpulkan paling lambat hari Sabtu melalui spada masing-
masing

29
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

Soal:

1) Perhatikan gambar di bawah ini!

Bagian mata yang berfungsi untuk memberi bentuk bola mata ditunjukkan
oleh nomor ………
1) (1) Sklera
2) (2) Iris
3) (2) Pupil
4) (3) Sklera
5) (3) Iris
Pembahasan Soal:
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
2) Berikut ini adalah bagian-bagian mata yang berperan dalam proses
penglihatan:
(1) Lensa
(2) Pupil
(3) Retina
(4) Kornea
(5) Saraf optikus
Urutan proses penglihatan yang benar yaitu . …………
a. (1)- (2) – (3) – (4) – (5)
30
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

b. (2) - (4) – (2) – (1) – (5)


c. (3) - (2) – (1) – (4) – (5)
d. (4) - (2) – (1) – (3) – (5)
e. (5) - (1) - (2) - (4) - (3)

3) Perhatikan gambar di bawah ini!

Bagian telinga yang berfungsi menerima getaran suara dan meneruskannya


pada tulang pendengaran dan mengubah bunyi menjadi getaran
ditunjukkan oleh nomor …….
a. (A) Lubang telinga
b. (B) Gendang telinga
c. (C) Membran timpani
d. (D) Saluran eustochius
e. (E) Saluran eustochius
Pembahasan Soal:
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
4) Di dalam telinga terdapat tulang-tulang pendengaran, yaitu maleus, inkus
dan stapes yang berfungsi mengantarkan getaran ke …….

31
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

a. Telinga luar
b. Telinga dalam
c. Telinga tengah
d. Liang telinga
e. Dalam telinga
Pembahasan Soal:
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
5) Saat kita naik pesawat dengan ketinggian tertentu, atau saat kita menyelam
pada kedalaman tertentu, akan terasa sensasi seperti telinga tersumbat.
Bagian telinga mana yang berperan dalam proses tersebut adalah ……..
a. Liang telinga
b. Cavum timpani
c. Tuba eustachius
d. Sistem vestibular
e. Koklea

2. Kegiatan Mandiri
Petunjuk:
• Buatlah gambar organ-organ terkait system penginderaan: Penglihatan dan
Pendengaran
• Buat keterangan bagian-bagian organ di bawah gambar, disertai penjelasan
fungsi bagian masing-masing
• Gambar dibuat di lembar Ms.Word, ukuran kertas A3 dengan
menggunakan font Times New Roman ukuran 12 spasi 1.5, dilengkapi
dengan sumber referensi/daftar Pustaka dan Cover (berisi: judul tugas,
nama, NIM, kelas, prodi, logo kampus)
• Tugas dikumpulkan via SPADA

32
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

TOPIK 2
STRUKTUR DAN FUNGSI SISTEM PENGINDERAAN: PENCIUMAN,
PENGECAPAN, DAN PERABA
dr. John Barker Liem, M.K.M

I. Struktur dan Fungsi Sistem Penginderaan: Penciuman


A. Struktur Hidung
Hidung terdiri dari:
1. Pangkal hidung (bridge)
2. Batang hidung (dorsum nasi)
3. Cuping hidung
4. Septum nasi
5. Dinding lateral rongga hidung (kavum nasi)

Gambar 6. Anatomi Hidung

Fungsi Bagian-Bagian Hidung:


1. Pangkal hidung (bridge)
2. Batang hidung (dorsum nasi)
Yaitu dinding depan hidung yang terbentuk oleh ossa nasalis

3. Cuping hidung

33
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

Yaitu bagian bawah dinding lateral hidung yang dibentuk oeh tulang
rawan
4. Septum nasi
Merupakan dinding yang membatasi dua rongga hidung Pupil
5. Dinding lateral rongga hidung (kavum nasi)
a. Di dalam hidung terdapat vestibulum berisi serabut-serabut halus.
b. Fungsi serabut-serabut halus yaitu:
1) Untuk mencegah masuknya benda-benda asing yang
mengganggu proses pernapasan
2) Untuk menyaring, menghangatkan dan melembabkan udara
yang dihirup
6. Sinus
Di sekeliling dinding sebelah dalam terdapat ruang-ruang udara di
dalam tulang-tulang kepala yang disebut sinus paranalis.
Sinus paranalis terdiri dari:
1) Sinus sfenoidalis terletak di belakang kranial hidung di dalam
korpus sfenoidalis, bermuara ke rongga hidung bagian belakang
2) Sinus etmoidalis terletak dalam pars labirinitus ossis etmoidalis
3) Sinus frontalis terletak pada infundibulum meatus nasi media; dan
4) Sinus maksilaris (antrum hiqmori) terletak pada dinding lateral
hidung.

Gambar 7. Sinus Paranalis.

34
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

B. Fungsi Hidung
Hidung berfungsi sebagai indera penciuman (pembau).
Di dalam hidung terdapat saraf-saraf olfaktori, yang memproses impuls
atau rangsangan bau dalam bentuk gas untuk sampai ke otak.

C. Proses Penciuman
Proses penciuman dapat diuraikan pada bagan berikut.

Gambar 8. Proses Penciuman

II. Struktur dan Fungsi Sistem Penginderaan: Pengecapan


A. Struktur Lidah
Lidah terdiri dari:
• 2/3 bagian depan yang disebut dengan apeks, dipersarafi oleh saraf
facialis (sensasi rasa)
• 1/3 bagian belakang yang disebut dengan dorsum, dipersarafi oleh saraf
glasofaringeus (sensasi rasa)
• Pergerakan lidah dipersarafi oleh saraf Hipoglosus

35
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

Struktur / Anatomi Lidah:


a. Lidah Bagian Depan
• Lidah bagian depan sangat fleksibel, dan bekerja sama dengan gigi
dalam pengucapan huruf-huruf.
• Fungsi lidah juga membantu untuk menggerakkan makanan ke
segala arah saat sedang mengunyah.
• Pada lidah bagian depan terdapat saraf-saraf sensorik yang
mendeteksi rasa manis.
b. Bagian Pangkal Lidah
• Bagian pangkal lidah juga penting untuk pengunyahan
• Fungsi lain pangkal lidah adalah untuk mengangkat dan mendorong
makanan memasuki esophagus.
• Pada bagian pangkal lidah terdapat saraf-saraf sensorik yang
mendeteksi rasa pahit.
c. Frenulum
Yaitu bagian lidah yang berbentuk selapis tipis jaringan yang
berguna untuk menghubungkan lidah ke dasar mulut.
d. Papila
Lapisan pada permukaan lidah yang memiliki tonjolan-tonjolan.

36
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

Gambar 9. Anatomi Lidah

Gambar 10. Peta Lidah

B. Fungsi Lidah
Lidah berfungsi:
1. Mendorong makanan untuk dikunyah oleh gigi dan hasil kunyah
tersebut didorong masuk ke lambung melalui kerongkongan
(membantu proses menelan)
2. Mengecap atau mrasakan makanan atau minuman
3. Membantu pengucapan kata-kata dan bersuara
4. Dapat menjadi indicator metabolism tubuh, misalnya lidah akan
tampak kuning yang menandakan adanya infeksi bakteri

37
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

C. Proses Pengecapan
Proses pengecapan meliputi:
• Makanan yang dikunyah masuk ke pori-pori bagian atas ke dalam
kuncup pengecap
• Pada setap kuncup pengecap terdapat sel-sel berambut yang sensitive
(microvilli)
• Makanan yang diterima oleh microvilli kan merangsang sel-sel dan
menimbulkan impuls yang kemudian berjalan ke saraf VII dan IX di
otak
• Impuls tersebut diteruskan ke thalamus dan berakhir di lobus parietalis
dan kemudian diinterpretasian
• Otak menterjemahkan sinyal dari impuls yang diterima dan
menentukan rasa
• Lidah mengecap rasa yang diterjemahkan ke otak
(asin/manis/asam/asin)

III. Struktur dan Fungsi Sistem Penginderaan: Peraba


A. Struktur Kulit
Struktur / Anatomi Kulit:

Gambar 11. Anatomi Kulit


38
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

a. Epidermis
Di dalam lapisan epidermis terdapat:
1) Lapisan sel keratinosit yang berperan aktif dalam regenerasi sel
kulit, dan
2) Sel pembentuk pigmen melamin. Melamin berfungsi dalam
mewarnai kulit dan sebagai pelindung kulit dari sengatan matahari
terutama sinar ultra violet.
b. Dermis
Pada lapisan dermis terdapat:
1) Pembuluh darah
2) Folikel rambut
3) Kelenjar minyak (glandula sebasea)
4) Kelenjar keringat (glandula sudorifera)
5) Serabut saraf, dan
6) Lapisan lemak subkutans.
• Lapisan dermis ini mengandung banyak serat kolagen dan elastin.
• Kolagen dan elastin memberikan pengaruh besar terhadap
elastisitas kulit.
• Bagian-bagian dermis memiliki fungsi sebagai berikut:
a) Pembuluh darah
Fungsinya mentransfer kebutuhan oksigen dan nutrisi yang akan
digunakan oleh jaringan epidermis dan dermis. Merupakan
bagian penting dalam sistem mengatur suhu tubuh.
b) Kelenjar keringat
• Fungsinya menghasilkan keringat untuk membawa zat sisa
atau senyawa hasil metabolisme keluar dari tubuh melalui
pori-pori.
• Keringat yang keluar membawa sebagian panas tubuh.

39
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

c) Folikel rambut
• Merupakan tempat akar rambut, di mana rambut dapat
tumbuh dan berwarna.
• Sedangkan warna rambut ditentukan oleh pigmen melanin.
• Rambut dapat tumbuh terus selama mendapat nutrisi dari
pembuluh darah di sekitar folikel rambut.
d) Kelenjar minyak
• Fungsinya menghasilkan minyak untuk melumasi kulit dan
rambut agar tidak kering.
c. Hipodermis
• Lapisan hipodermis mengandung banyak lemak.
• Lemak berfungsi sebagai cadangan makanan, berperan dalam
melindungi tubuh dari berbagai pengaruh buruk lingkungan luar
seperti benturan, tekanan sinar matahari, juga menjamin suhu tubuh
selalu dalam kondisi normal.

B. Fungsi Kulit
Kulit berfungsi:
1. Sebagai pelindung tubuh dari berbagai hal yang dapat membahayakan
2. Sebagai alat indra peraba
3. Sebagai salah satu organ yang berperan dalam eksresi, dan
4. Pengatur suhu tubuh.

Rangkuman
Sistem penginderaan penghidu terdiri dari pangkal, batang, cuping hidung,
septum nasi, dinding lateral hidung, dan sinus paranalis. Sistem penghidu
dipersarafi oleh saraf olfaktorius. Sistem indera pengecapan yaitu lidah terdiri
dari: lidah bagian depan, pangkal lidah, frenulum, dan papilla. Indera peraba yaitu
kulit terdiri atas: Epidermis, dermis, dan subkutan.
40
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

Tugas
1. Tugas Terstruktur
Petunjuk:
• Bentuklah 2 kelompok mahasiswa
• Baca setiap pertanyaan di bawah ini, diskusikan bersama teman
sekelompok untuk menjawab soal-soal berikut ini.
• Ketik hasil diskusi anda ke lembar Ms.Word kertas A4 dengan
menggunakan font Times New Roman ukuran 12 spasi 1,5. Sertakan
Cover (berisi judul tugas, nama anggota kelompok dan NIM, prodi, kelas,
logo kampus)
• Tugas dikumpulkan paling lambat hari Sabtu melalui spada masing-
masing.

Soal:

1) Di bawah ini merupakan sinus-sinus yang terdapat di sinus paranalis,


kecuali …….
a. Sinus sfenoidalis
b. Sinus makslaris
c. Sinus maksilaris
d. Sinus etmoidalis
e. Sinus frontalis
Pembahasan Soal:
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
2) Manusia memiliki 2 lubang hidung yang dipisahkan oleh …….
a. Bulu hidung
b. Bridge
c. Dorsum nasi
d. Kavum nasi
41
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

e. Septum nasi
Pembahasan Soal:
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
3) Perhatikan gambar!

Bagian lidah yang berfungsi untuk mengecap rasa asin dan pahit
ditunjukkan oleh nomor …….
a. (1) dan (2)
b. (2) dan (1)
c. (3) dan (1)
d. (3) dan (2)
e. (3) dan (4)
Pembahasan Soal:
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
4) Bagian lidah yang menghubungkan lidah ke dasar mulut dinamakan …….
a. Papilla filiformis
b. Pangkal lidah
c. Saraf kranial
d. Frenulum
e. Papilla

42
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

Pembahasan Soal:
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
5) Perhatikan gambar berikut!

Bagian dari gambar yang mengatur elastisitas kulit adalah ……. dan
……., yang terdapat pada gambar nomor ……..
a. kolagen, elastin, (2)
b. kolagen, elastin, (4)
c. kolagen, elastin, (8)
d. kolagen, dermis, (2)
e. kolagen, dermis, (4)
Pembahasan Soal:
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………

43
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

2. Kegiatan Mandiri
Petunjuk:
• Buatlah gambar organ-organ terkait system penginderaan: Penghidu,
Pengecap, dan Peraba
• Buat keterangan bagian-bagian organ di bawah gambar, disertai penjelasan
fungsi bagian masing-masing
• Gambar dibuat di lembar Ms.Word, ukuran kertas A3 dengan
menggunakan font Times New Roman ukuran 12 spasi 1.5, dilengkapi
dengan sumber referensi/daftar Pustaka dan Cover (berisi: judul tugas,
nama, NIM, kelas, prodi, logo kampus)
• Tugas dikumpulkan via SPADA

44
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

KUNCI JAWABAN

Topik 1 Struktur dan Fungsi Sistem Penginderaan: Penglihatan dan


Pendengaran
1. d. (3) Sklera
Pembahasan:
Bagian terlihat putih dan melapisi belakang bola mata
2. d. (4) - (2) – (1) – (3) – (5)
Pembahasan:
Proses penglihatan dimulai dari masuknya sinar melalui kornea, diteruskan ke
pupil, kemudian dibiaskan oleh lensa dan diterima oleh retina, selanjutnya
diteruskan melalui saraf optikus ke otak.
3. b. (B) Gendang telinga
Pembahasan:
Bagian telinga tengah yang mengubah suara menjadi getaran
4. b. Telinga dalam
Pembahasan:
Tulang-tulang pendengaran di telinga tengah mengantarkan getaran suara ke
telinga dalam.
5. c. Tuba eustachius
Pembahasan:
Bagian ini yang mengatur tekanan udara dalam telinga bila terjadi perubahan
tekanan udara di lingkungan

Topik 2 Struktur dan Fungsi Sistem Penginderaan: Penciuman, Pengecapan


dan Peraba
1. b. Sinus makslaris
Pembahasan:
Yang benar adalah sinus maksilaris.

45
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

2. e. Septum nasi
Pembahasan:
Septum yang membatasi rongga hidung kanan dan kiri
3. c. (3) dan (1)
Pembahasan:
Bagian 3 mengecap rasa asin, dan bagian 1 mengecap rasa pahit
4. d. Frenulum
Pembahasan:
Bagian ini yang menghubungkan lidah ke dasar mulut
5. b. kolagen, elastin, (4)
Pembahasan:
Kolagen dan elastin yang terdapat di bagian dermis berfungsi untuk mengatur
elastisitas kulit

46
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

DAFTAR PUSTAKA

Boesorie,S.F., Mahdiani, S., Yunard, A., & Aziza, Y., Diterjemahkan oleh Artini
& Afriani. (2020). Singapore: Elsevier.
Kuntoadi, G.B., & Febrina, I. (2019). Buku Ajar Anatomi Fisiologi untuk
Mahasiswa Apikes Semester-1. Bandung: Panca Terra Firma.

47
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

BAB II
GANGGUAN FUNGSI DARI BERBAGAI PENYAKIT PADA SISTEM
TUBUH MANUSIA BESERTA ISTILAH MEDIS DAN TINDAKAN YANG
TERKAIT SISTEM PENGINDERAAN

PENDAHULUAN
A. Pengantar Pendahuluan
Pada bab ini membahas tentang gangguan fungsi dari berbagai penyakit
pada tubuh beserta istilah medis dan tindakan yang terkait meliputi
penginderaan. Pada materi dijelaskan tentang patofisiologi penyakit dan
istilah medis serta tindakan terkait sistem penginderaan. Mahasiswa dituntun
agar mampu memahami patofisiologi penyakit dan istilah medis pada kasus
terkait sistem penginderaan.

B. Deskripsi Materi
Bab ini membahas tentang patofisiologi penyakit dan istilah medisnya
serta tindakan terkait sistem penginderaan: Penglihatan, Pendengaran,
Penciuman, Pengecap, dan Peraba.

C. Kemampuan/Tujuan Akhir Yang Diharapkan


Pembelajaran pada bab ini bertujuan untuk membantu mahasiswa
mencapai Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (CPMK) yaitu mampu
menjelaskan gangguan fungsi dari berbagai penyakit pada sistem tubuh
manusia beserta istilah medis dan tindakan terkait meliputi penginderaan.

D. Uraian Materi
Topik 1: Patofisiologi Penyakit dan Istilah Medisnya dan Tindakan yang
Terkait Sistem Penginderaan: Penglihatan

48
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

Topik 2: Patofisiologi Penyakit dan Istilah Medisnya dan Tindakan yang


Terkait Sistem Penginderaan: Pendengaran dan Penciuman
Topik 3: Patofisiologi Penyakit dan Istilah Medisnya dan Tindakan yang
Terkait Sistem Penginderaan: Pengecapan dan Peraba

49
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

TOPIK 1
PATOFISIOLOGI PENYAKIT DAN ISTILAH MEDISNYA SERTA
TINDAKAN YANG TERKAIT SISTEM PENGINDERAAN:
PENGLIHATAN
dr. John Barker Liem, M.K.M..

I. Visual Adaptation
DARK ADAPTATION
• Break down of photopigment during exposure of sunlight fremendously
decreases photoreceptor sensitivity
• As a result, the sensitivity of our eyes gradually increase ® u can see in the
dark
LIGHT ADAPTATION
• As some of photopigment are rapidly brokendown by intense light, the
sensitivIty of the eye decreases and normal contras can once again be
detected.

II. Color Vision


• Cone type = green, blue, red
• A wave length perceived as blue excite blue cone maximally does not
stimulate red or green cone at all
• White is a mixture of all wavelength of light
• Black is the absence of light
• We see the same color because we have the same type of cone

50
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

Gambar 12. Visible Spectrum

III. Visual Field


Visual field is field of view that can be seen without moving the head.

IV. Gangguan pada Mata


Banyak gangguan mata adalah minor, namun demikian sebagian bisa saja
menjurus ke komplikasi yang serius bila tidak ditangani dengan baik
a. Defek-2 Kongenital
1. Strabismus (squint or malalignment of the eye), seringnya adalah
kongenital (ada sejak bayi dilahirkan)
2. Cataract (opacity of the lens of the eye) bisa timbul pada bayi, yang
penyebabnya adalah infeksi rubella bumil pada saat-2 kehamilan
trimester pertama.
b. Vision (ketajaman daya pengelihatan) pada kasus micro-ophthalmic eye,
umumnya sangat jelek/ kurang tajam
c. Nystagmus (rapid uncontrolled movement in the eye) = gerak cepat bola
mata yang tak terkontrol bisa kongenital

51
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

d. Retinoblastoma: tumor malignant dari retina mata yang muncul pada usia
kanak- kanak, bisa menyerang satu atau kedua mata Bisa differentiated
atau undifferentiaed
e. Albinism (Absence of pigment) = mata albino
f. Abnormalities of development of the cornea & retina = Pertumbuhan
kornea dan retina yang abnormal
g. Infeksi
1. Conjunctivitis (Konjungtivitis) adalah infeksi mata yang paling umum,
jarang sampai menggangu pengelihatan. Contoh: trachoma of severe
bacterial conjunctivitis
2. Infeksi kornea adalah lebih serius dan dapat mengakibatkan
komplikasi penglihatan kabur,
3. Perforation (luka robek /tembus) cornea
4. Endophthalmitis (Infeksi pada dalam mata) bisa memerlukan operasi
pengangkatan seluruh bola mata, seringnya timbul akibat penetrating
injury (luka tusuk), setelah terjadi severe ulceration (luka terbuka
yang memborok), bisa juga walau jarang, akibat operasi besar mata,
atau akibat infeksi di bagian lain tubuh. (Ulcer bisa landai bisa dalam
akibat destruksi jaringan permukaan)
h. Gangguan suplei aliran darah
i. Tumor
j. Gangguan Nutrisi
k. Xerophthalmia: kering pada kornea dan konjungtiva mata.
l. Buta senja (Night blindness), atau keratomalacia (kornea melunak dan
destruksi serta kehilangan total pengelihatan)
m. Gangguan autoimun pada mata
1. Uveitis (Inflamasi jaringan uvea mata, choroid dan/atau ciliary body)
yang apabila bukan akibat infeksi, memiliki akibat dasar autoimun
(defense mechanism of the body attact its own tissues)
52
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

n. Degeneration
1. Macular degeneration of the retina adalah umum terjadi pada manula,
ini mengakibatkan pengurangan ketajaman pengelihatan walaupun
ketajaman pengelihatan periferal tetap ada
2. Cataract umum pada lansia, sebab dan kondisi tepatnya belum
diketahui, diakui sebagai proses degenerasi lansia
o. Gangguan lain:
1. Glaucoma (tekanan bola mata meningkat) bisa terjadi dengan berbagai
bentuk, bila tidak diterapi segera à kebutaan permanent
2. Retinal detachment: pada gangguan ini retina keangkat dari jaringan
ikat bawahnya, bisa akibat berbagai sebab
p. Ametropia: Ini adalah istilah umum yang berarti = ada refractive error
(eror) dalam memfokus
1. Myopia = rabun jauh
2. Hyperopia = rabun dekat
3. Astigmatism atau anisometropia = Gangguan tersebut bukan penyakit
namun suatu keadaan variasi bentuk dan kemampuan memfokuskan
gambar di mata
4. Presbiopia = penurunan progresif akomodasi mata terkait
penambahan usia.
5. Amblyopia = pengelihatan satu mata kurang tanpa ada abnormalitas
struktur, umumnya akibat strabismus

V. Tindakan pada Mata


Tindakan pada mata juga termasuk investigasi pada mata.
• Struktur transparan mata memudahkan pemeriksaan
• Banyak proses-2 penyakit yang berpengaruh pada mata dapat dilihat
langsung dengan ophthalmoscope atau slit-lamp

53
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

• Photography retina dan angiography fluorescein bisa digunakan untuk


mempelajari aliran/pembuluh darah di dalam mata
• Pemeriksaan mata dimulai pada bagian luar mata, kelopak dan jaringan
kulit sekitarnya. Gerak mata juga perlu diperiksa (pada strabismus)
• Pemeriksaan visus dengan Bagan Snellen’s, disusul pemeriksaan luas
medan pengelihatan
• Pemeriksaan terhadap buta warna dengan instrument gambar Ischihara
• Tekanan bola mata: Tonometry untuk pemeriksaan glaukoma
• Pemeriksaan mata dilakukan untuk menentukan kausa gangguan
pengelihatan atau adanya simtom lain, serta untuk memastikan apakah
seorang perlu memakai kacamata

Rangkuman
Penyakit atau gangguan pada mata cukup banyak namun secara umum
dapat digolongkan menjadi: defek kongenital, vision, nistagmus, retinoblastoma,
albinism, abnormalities of development of the cornea & retina, infeksi, gangguan
suplai aliran darah, tumor, gangguan nutrisi, xerophtalmia, buta senja, gangguan
autoimun pada mata, degeneration, ametropia, dan gangguan lain. Tindakan
terkait penglihatan seperti: ophthalmoscope, Photography retina dan angiography
fluorescein, pemeriksaan visus dengan Snellen’s, instrument Ischicara,
Tonometry.

Tugas
1. Tugas Terstruktur
Petunjuk:
• Bentuklah 2 kelompok mahasiswa
• Baca setiap pertanyaan di bawah ini, diskusikan bersama teman
sekelompok untuk menjawab soal-soal berikut ini.

54
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

• Ketik hasil diskusi anda ke lembar Ms.Word dengan menggunakan font


Times New Roman ukuran 12 spasi 1,5. Sertakan Cover (berisi judul
tugas, nama anggota kelompok dan NIM, prodi, kelas, logo kampus)
• Tugas dikumpulkan paling lambat hari Sabtu melalui spada masing-
masing.
Soal:

1) Penyebab rabun senja atau nyctalopia adalah:


a. Retinitis pigmentosa
b. Myopia
c. Katarak
d. Usher syndrome
e. Semua benar
Pembahasan Soal:
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
2) Kondisi kering pada kornea dan konjungtiva mata disebut:
a. Xerophthalmia
b. Uveitis
c. Glaukoma
d. Astigmatisma
e. Semua benar
Pembahasan Soal:
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………

55
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

2. Kegiatan Mandiri
Petunjuk:
• Buatlah bagan patofisiologi dari 2 penyakit pada sistem Penglihatan dan
pengertiannya
• Tugas dibuat di lembar Ms.Word, ukuran kertas A4 dengan menggunakan
font Times New Roman ukuran 12 spasi 1.5, dilengkapi dengan sumber
referensi/daftar Pustaka dan Cover (berisi: judul tugas, nama, NIM, kelas,
prodi, logo kampus)
• Tugas dikumpulkan via SPADA paling lambat hari Sabtu.

56
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

TOPIK 2
PATOFISIOLOGI PENYAKIT DAN ISTILAH MEDISNYA SERTA
TINDAKAN YANG TERKAIT SISTEM PENGINDERAAN:
PENDENGARAN DAN PENCIUMAN
Theresia Hutasoit, ST.RMIK

I. Patofisiologi Penyakit dan Istilah Medisnya Serta Tindakan yang Terkait


Sistem Penginderaan: Pendengaran
A. Gangguan pada Telinga
Telinga bisa terserang berbagai macam gangguan yang mungkin saja
mengakibatkan hilangnya pendengaran (tuli)
1. Gangguan Pendengaran Lansia
• Penyebabnya antara lain adalah aterosklerosis dan penurunan aliran
darah, kekakuan struktur telinga tengah dan dalam, dan
berkurangnya sel reseptor
• Terjadi penimbunan serumen (kotoran telinga) yang menurunkan
transmisi suara
• Penyakit sistemik penyerta yang lain, seperti diabetes mellitus juga
dapat mempengaruhi pendengaran
2. Vertigo hasil gangguan telinga tidak umum, walau demikian ini bisa
timbul akibat gangguan pada telinga tengah
3. Defek kongenital: bayi lahir dengan saluran telinga luar sempit (jarang
terjadi), terkadang tulang-tulang kecil telinga tengah deformasi atau
absen
4. Rubella (Campak Jerman, German measles) menyerang bumil pada
bulan pertama kehamilan yang menyebabkan kerusakan pendengaran
bayi hingga tuli
5. Infeksi

57
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

6. Cedera (injury)
7. Tumor
8. Obstruksi
9. Degenerasi
10. Keracunan dan Obat-Obat
• Aminoglucocide
• Antibiotika
• Obat-obat lain: quinine, aspirin dan diuretika (furosemide)
ethacrynic acid dan bumetanide
11. Gangguan-gangguan lain:
• Otosclerosis
• Menier’s disease
12. Gangguan Pendengaran
• Tuli konduktif
• tuli sensorineural
• prebikusis

B. Tindakan pada Telinga


1. Pemeriksaan fungsi pendengaran:
a. Garpu tala
b. Audiometrix Hearing Test
2. Pemeriksaan telinga bagian luar dan membran tympani:
a. Teknik otoscopic
b. Mikroskopik
3. Pemeriksaan fungsi mekanisme pengatur keseimbangan badan:
a. Caloric test

58
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

II. Patofisiologi Penyakit dan Istilah Medisnya Serta Tindakan yang


Terkait Sistem Penginderaan: Penciuman
• Sensasi bau dihasilkan sel-sel receptor yang disebut: sel-sel olfactorius
yang melapisi membran mukosa hidung
• Sel olfaktorius mengandung silia yang mengalami depolarisasi apabila
diikat oleh zat-zat kimia tertentu yang sesuai dengan bau tertentu di udara
• Beberapa jenis silia mengalami hiperpolarisasi sebagai respons terhadap
bau tertentu
• Reseptor olfaktorius cepat beradaptasi terhadap rangsangan yang continue
• Sel olfatorius sebenarnya adalah sel-sel susunan saraf pusat
• Depolarisasi sel-sel ini à membentuk potensial aksi di lobus olfatorius otak
• Lansia: akibat ketajaman penciuman dan pengecapan berkurang,
menurunkan nafsu makan à makanan ditambah garam
• Persepsi rasa manis tidak berkurang, bisa meningkatkan berat badan pada
sebagian lansia
A. Gangguan pada Hidung
1. Hiposmia
• Penurunan sensasi bau, dapat bersifat bilateral atau unilkateral
• Kelainan ini bisa mengena semua bau-bau
• Penyebab yang sering adalah tersumbatnya saluran hidung
• Hiposmia bau tertentu mengisyaratkan kerusakan jaras saraf
• Orang yang mengalami cedera lobus frontalis sering menderita
hiposmia
2. Hipogeusia
• Penurunan sensasi pengecapan
• Dapat mengena semua rasa atau rasa tertentu saja
• Ini mengidentifikasikan kemungkinan adanya kerusakan salah satu
saraf kranialis yang mempersarafi lidah atau palatum

59
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

• Kadang-kadang rasa yang sebelumnya dinikmati, tiba-tiba


dipersepsikan sebagai rasa tidak enak
• Fenomena ini disebut parageusia yang bisa akibat obat-obat
kemoterapi, dsb. Atau disfungsi hati
• Pada lansia hipogeusia kadang timbul spontan

B. Tindakan pada Hidung


• Umumnya tindakanpemeriksaan pada hidung menggunakan alat bantu
yaitu speculum hidung.
• Pemeriksaan Rhinoskopi dilakukan untuk membantu menilai ada
tidaknya polip, pus dari meatus tengah sampai sphenoethmoidalis, dan
adakah deviasi septum
• Tes fungsi penciuman menggunakan alcohol sniff test (AST)

Rangkuman
Penyakit atau gangguan pada pendengaran cukup banyak namun secara
umum dapat digolongkan menjadi: gangguan pendengaran pada lansia, vertigo,
defek kongenital, rubella, infeksi, cedera, tumor, obstruksi, degenerasi, keracunan
dan obat-obat, gangguan pendengaran dan gangguan-gangguan lain. Tindakan
terkait pendengaran seperti: pemeriksaan fungsi pendengaran dengan garpu tala
dan audiometrix hearing test, pemeriksaan otoscopic dan mikroskopik, serta
caloric test. Penyakit atau gangguan pada penciuman seperti hiposmia dan
hipogeusia. Tindakan terkait penciuman seperti: rhinoskopi dan tes penciuman
dengan AST.

60
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

Tugas
1. Tugas Terstruktur
Petunjuk:
• Bentuklah 2 kelompok mahasiswa
• Baca setiap pertanyaan di bawah ini, diskusikan bersama teman
sekelompok untuk menjawab soal-soal berikut ini.
• Ketik hasil diskusi anda ke lembar Ms.Word dengan menggunakan font
Times New Roman ukuran 12 spasi 1,5. Sertakan Cover (berisi judul
tugas, nama anggota kelompok dan NIM, prodi, kelas, logo kampus)
• Tugas dikumpulkan paling lambat hari Sabtu, melalui spada masing-
masing.
Soal:

1) Vertigo dapat timbul akibat gangguan pada:


a. Telinga luar
b. Telinga tengah
c. Telinga dalam
d. Koklea
e. Daun telinga
Pembahasan Soal:
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
2) Otitis media akut merupakan gangguan pada telinga yang disebabkan oleh:
a. Cedera
b. Obstruksi
c. Infeksi
d. Tumor
e. Degenerasi

61
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

Pembahasan Soal:
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
3) Presbikusis merupakan gangguan pada telinga yang disebabkan oleh:
a. Cedera
b. Obstruksi
c. Infeksi
d. Tumor
e. Degenerasi
Pembahasan Soal:
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………

2. Kegiatan Mandiri
Petunjuk:
• Buatlah bagan patofisiologi dari 1 penyakit pada sistem Pendengaran dan 1
penyakit pada sistem Penciuman!
• Tugas dibuat di lembar Ms.Word, ukuran kertas A4 dengan menggunakan
font Times New Roman ukuran 12 spasi 1.5, dilengkapi dengan sumber
referensi/daftar Pustaka dan Cover (berisi: judul tugas, nama, NIM, kelas,
prodi, logo kampus)
• Tugas dikumpulkan via SPADA paling lambat hari Sabtu, melalui spada
masing-masing.

62
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

TOPIK 3
PATOFISIOLOGI PENYAKIT DAN ISTILAH MEDISNYA SERTA
TINDAKAN YANG TERKAIT SISTEM PENGINDERAAN:
PENGECAPAN DAN PERABA
Theresia Hutasoit, ST.RMIK

I. Patofisiologi Penyakit dan Istilah Medisnya Serta Tindakan yang Terkait


Sistem Penginderaan: Pengecapan
• Taste buds ada di lidah dan melepaskan potensial aksi sebagai respons
terhadap rangsangan kimiawi. Terdapat papil-papil pengecap khusus untuk
• berbagai sensasi rasa, yang belum semuanya teridentifikasi
• Reseptor-reseptor yang telah diketahui:
• Reseptor berespons terhadap rasa manis, pahit, asam, atau asin
• Pengaktivan reseptor yang berbeda-beda dengan tingkatan yang berlainan
oleh zat-zat yang terdapat di makanan sehingga timbul rasa yang beragam
• Indera pengecapan mengawali pencernaan dan menimbulkan rangsangan
untuk makan
• Depolarisasi papil-papil pengecap menyebabkan pengaktivan saraf
kranialis: V, VII, IX dan X
• Saraf-saraf ini mengirim informasi ke thalamus dan kortek serebri à
tempat sensasi diidentifikasi
• Dapat terjadi adaptasi (penurunan pelepasan pontensial aksi) papil
pengecap apabila rangsangan oleh suatu bahan kimia yang terjadi terus
menerus
• Mekanisme mengecap makanan yaitu mulai dari makanan/larutan berasa
di papilla lidah kemudian rangsangan dibawa oleh saraf Bustatori menuju
medulla oblongata dan thalamus di otak untuk kemudian dipersepsikan

63
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

A. Gangguan pada Lidah


1. Oral candidosis
2. Atropic glossitis
3. Geografic tongue
4. Fissured tongue
5. Glossopyrosis

B. Tindakan pada Lidah


Tindakan yang dapat dilakukan terkait penyakit pada lidah berupa:
1. Biopsi lidah
2. CT scan
3. Sinar-X atau rontgen
4. Bedah
5. Radiasi
6. Kemoterapi
7. Terapi wicara

II. Patofisiologi Penyakit dan Istilah Medisnya Serta Tindakan yang


Terkait SIstem Penginderaan: Peraba
• Kulit merupakan organ terbesar yang meliputi seluruh tubuh
• Memiliki reseptor-reseptor peraba yang mengubah stimulus lingkungan
menjadi impuls saraf yang akan di interpretasi oleh otak
• Kulit menutupi dan melindungi seluruh permukaan tubuh, yang
bersambungan dengan jaringan ikat dibawahnya
A. Gangguan pada Kulit
1. Infection of the Skin and Subcutaneous Tissue
a. Impetigo
b. Cutaneous abscess, furuncle and carbuncle
c. Cellulitis
64
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

d. Lymphadenitis
e. Pilonidal cyst
f. Pyoderma
2. Bullous Disorders, Dermatitis and Eczema
a. Pemphigus
b. Atopic dermatitis
c. Seborrhoeic dermatitis
d. Allergic contact dermatitis
e. Irritant contact dermatitis
f. Exfoliative dermatitis
g. Lichen simplex chronicus
h. Prurigo
i. Pruritus
j. Pityriasis alba
3. Papulosquamous Disorders
a. Psoriasis
b. Parapsoriasis
c. Pityriasis rosea
d. Lichen planus
4. Urticaria and Erythema
a. Urticaria
b. Erythema multiforme
c. Erythema nodosum
5. Radiation-related Disorders
a. Actinic
b. Radiodermatiti
6. Disorders of Skin Appendages
a. Onycholysis
b. Onychogryphosis
65
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

c. Alopecia areata
d. Hypertrichosis
e. Acne
f. Rosacea
g. Milliria
h. Bromhidrosis
7. Others Disorders of the Skin and Subcutaneous Tissue
a. Vitiligo
b. Chloasma
c. Freckles
d. Acanthosis nigricans
e. Callus
f. Clavus
g. Pyoderma gangrenosum
h. Decubitus ulcer
i. Striae atrophicae
j. Hypertrophic scar/ Keloid
k. Scleroderma
l. Vasculitis
8. Gangguan Pigmentasi
Warna atau pigmentasi kulit ditentukan oleh deposit melanin, yang
merupakan polymer hitam pada:
• Kulit dan rambut
• Ciliary body
• Choroid mata
• Lapisan pigmen retina
• Sel saraf tertentu
Melanin dibentuk di melanocytes lapisan basal epidermis dan diregulasi
melalui pelepasan hormon pineal melatonin
66
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

Hyperpigmentasi adalah peningkatan abnormal pigmentasi hasil


peningkatan produk melanin
Hypopigmentasi adalah penurunan abnormal pigmentasi hasil
penurunan produk melanin
Gangguan pigmentasi: primer dan sekunder
Perubahan pigmentasi sekunder timbul sebagai hasil kerusakan kulit
akibat:
• Iritasi, alergi, infeksi
• Excoriation (pengelupasan)
• Luka bakar (combustion)
• Terapi dermatologik: curettage, dermabrasi, pengelupasan kimiawi,
beku (nitrogen cair)
9. Sarcoidosis
• Ini adalah penyakit yang menyerang multisistem, dengan tanda khas
adanya formasi granulomas, lesi inflamasi yang mengandung
mononuclear phagocytes yang umumnya dikelilingi oleh gugusan
lymphocytes
• Granuloma ini bisa timbul di paru, hepar, tulang atau mata dan dapat
disertai lesi kulit

B. Tindakan pada Kulit


Tindakan yang dapat dilakukan terkait penyakit pada kulit berupa:
1. Biopsi yaitu pengangkatan jaringan kulit untuk mendeteksi adanya
kanker, infeksi atau penyakit lainnya
2. Pemeriksaan klinik khusus tes alergi atau uji kulit seperti uji tusuk, uji
tempel, hingga uji intradermal
3. Dermatologi intervensi kosmetik, meliputi ekstraksi komedo, suntik
kortikosteroid, bedah kimia, botox, skleroterapi, mikrodermabasi,
dan hair removal; penggunaan laser serta alat berbasis cahaya dan
67
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

energi seperti laser pigmen dan laservaskular; fototerapi yang


mencakup UVA dan UVB.
4. Dermatologi intervensi bedah kulit, mencakup tindakan anastesi lokal,
bedah beku, bedah listrik, perbaikan jaringan parut, bedah kulit untuk
kondisi darurat, perawatan luka dan komplikasi bedah kulit.

Rangkuman
Gangguan ada lidah dapat meliputi: Oral candidosis, Atropic glossitis,
Geografic tongue, Fissured tongue, dan Glossopyrosis. Tindakan pada lidah
seperti: Biopsi lidah, CT scan, Sinar-X atau rontgen, Bedah, Radiasi, Kemoterapi,
dan Terapi wicara. Gangguan ada lidah dapat digolongkan menjadi: Infection of
the Skin and Subcutaneous Tissue, Bullous Disorders, Dermatitis and Eczema,
Papulosquamous Disorders, Urticaria and Erythema, Radiation-related
Disorders, Disorders of Skin Appendages, Others Disorders of the Skin and
Subcutaneous Tissue, Gangguan Pigmentasi, dan Sarcoidosis. Tindakan pada kulit
seperti: Biopsi, Pemeriksaan klinik khusus tes alergi atau uji kulit, Dermatologi
intervensi kosmetik, dan Dermatologi intervensi bedah kulit.

Tugas
1. Tugas Terstruktur
Petunjuk:
• Bentuklah 2 kelompok mahasiswa
• Baca setiap pertanyaan di bawah ini, diskusikan bersama teman
sekelompok untuk menjawab soal-soal berikut ini.
• Ketik hasil diskusi anda ke lembar Ms.Word dengan menggunakan font
Times New Roman ukuran 12 spasi 1,5. Sertakan Cover (berisi judul
tugas, nama anggota kelompok dan NIM, prodi, kelas, logo kampus)

68
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

• Tugas dikumpulkan paling lambat hari Sabtu, melalui akun spada masing-
masing.

Soal:
1) Gangguan pada lidah dimana lidah terasa sakit dan panas serta terbakar
tetapi tidak ditemukan gejala apapun dalam pemeriksaan disebut:
a. Oral candidosis
b. Geografic tongue
c. Atropic glossitis
d. Glossopyrosis
e. Semua benar
Pembahasan Soal:
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
2) Gangguan pada lidah dimana lidah akan terlihat licin dan mengkilat baik
seluruh bagian lidah maupun hanya sebagian kecil dan biasanya ditemukan
pada penderita anemia disebut:
a. Oral candidosis
b. Geografic tongue
c. Atropic glossitis
d. Glossopyrosis
e. Semua di atas benar
Pembahasan Soal:
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
3) Infeksi kulit yang menyebabkan terbentuknya lepuhan-lepuhan kecil berisi
nanah (pustula) dan paling sering menyerang anak-anak disebut:
a. Impetigo
b. Selulitis

69
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

c. Pioderma
d. Kista pilonidal
e. Abses
Pembahasan Soal:
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
4) Kondisi yang ditandai dengan benjolan tidak normal pada kulit yang
biasanya berisi folikel rambut dan kulit dan juga hampir selalu muncul di
dekat tulang ekor di bagian atas belahan bokong disebut:
a. Impetigo
b. Selulitis
c. Pioderma
d. Kista pilonidal
e. Abses
Pembahasan Soal:
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
5) Kondisi kelainan kulit berupa reaksi vaskular terhadap berbagai macam
sebab, biasanya disebabkan oleh suatu reaksi alergi, yang mempunyai ciri-
ciri berupa kulit kemerahan (eritema) dengan sedikit oedem atau
penonjolan (elevasi) kulit disebut:
a. Erythema nodosum
b. Psoriasis
c. Pitiriasis rosea
d. Urtikaria
e. Liken planus
Pembahasan Soal:
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
70
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

2. Kegiatan Mandiri
Petunjuk:
• Buatlah bagan patofisiologi dari 1 penyakit pada sistem Pengecap dan 1
penyakit pada sistem Peraba!
• Tugas dibuat di lembar Ms.Word, ukuran kertas A4 dengan menggunakan
font Times New Roman ukuran 12 spasi 1.5, dilengkapi dengan sumber
referensi/daftar Pustaka dan Cover (berisi: judul tugas, nama, NIM, kelas,
prodi, logo kampus)
• Tugas dikumpulkan via SPADA paling lambat hari Sabtu.

71
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

KUNCI JAWABAN

Topik 1 Patofisiologi Penyakit dan Istilah Medisnya Serta Tindakan yang


Terkait Sistem Penginderaan: Penglihatan
1. e. Semua benar
Pembahasan:
Semua option adalah penyebab nyctalopia
2. a. Xerophtalmia
Pembahasan:
Xeropthalmia adalah Kondisi kering pada kornea dan konjungtiva mata

Topik 2 Patofisiologi Penyakit dan Istilah Medisnya Serta Tindakan yang


Terkait Sistem Penginderaan: Pendengaran dan Penciuman
1. b. Telinga tengah
Pembahasan:
Vertigo terjadi akibat gangguan pada telinga tengah
2. c. Infeksi
Pembahasan:
Otitis merupakan infeksi pada telinga
3. e. Degenerasi
Pembahasan:
Presbikusis terjadi akibat faktor degeneratif yaitu pertambahan usia

72
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

Topik 3 Patofisiologi Penyakit dan Istilah Medisnya Serta Tindakan yang


Terkait Sistem Penginderaan: Pengecapan dan Peraba
1. d. Glossopyrosis
Pembahasan:
Glossopyrosis yaitu Gangguan pada lidah dimana lidah terasa sakit dan panas
serta terbakar tetapi tidak ditemukan gejala apapun dalam pemeriksaan.
2. c. Atropic glossitis
Pembahasan:
Atropic glossitis merupakan Gangguan pada lidah dimana lidah akan terlihat
licin dan mengkilat baik seluruh bagian lidah maupun hanya sebagian kecil
dan biasanya ditemukan pada penderita anemia
3. a. Impetigo
Pembahasan:
Impetigo merupakan Infeksi kulit yang menyebabkan terbentuknya lepuhan-
lepuhan kecil berisi nanah (pustula) dan paling sering menyerang anak-anak
4. d. Kista pilonidal
Pembahasan:
Kista pilonidal merupakan Kondisi yang ditandai dengan benjolan tidak
normal pada kulit yang biasanya berisi folikel rambut dan kulit dan juga
hampir selalu muncul di dekat tulang ekor di bagian atas belahan bokong.
5. d. Urtikaria
Pembahasan:
Urtikaria merupakan Kondisi kelainan kulit berupa reaksi vaskular terhadap
berbagai macam sebab, biasanya disebabkan oleh suatu reaksi alergi, yang
mempunyai ciri-ciri berupa kulit kemerahan (eritema) dengan sedikit oedem
atau penonjolan (elevasi) kulit.

73
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

DAFTAR PUSTAKA

Guyton, A.C., & Hall, J.E. (2014). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC.
Ganong, William F. (2003). Review Of Medical Physiology 21st Ed. San
Fransisco: McGraw-Hill Companies.
Genevieve Love Smith, Phyllis E Davis. (1967). Medical Terminology – A
Programmed Text, 2nd Ed. New York: John Wiley & Sons, Inc.
Marie A. Moisio & Elmer W. Masio. (2002). Medical Terminology – A Student-
Centered Approach. Delmar Thomson Learning, Canada
Sudarto Pringgoutomo, dkk. (2002). Buku Ajar Patologi 1 (UMUM).
Wedding, Mary Ellen. (2005). Medical Terminology System – A Body Systems
Approach. F. A Davis Company, Phildelphia

74
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

BAB III
TERMINOLOGI MEDIS PADA SISTEM PENGINDERAAN
Theresia Hutasoit, ST.RMIK
PENDAHULUAN
A. Pengantar Pendahuluan
Selamat! Anda sudah memasuki bab III pada modul ini. Bab III akan
membahas terminology medis pada sistem penginderaan. Konsep ini
diberikan agar membantu mahasiswa untuk memahami berbagai terminology
terkait penyakit atau tindakan medis pada kasus sistem penginderaan,
sehingga menjadi bekal mahasiswa untuk memahami dan kelak
mempraktikkan klasifikasi dan kodefikasi terkait sistem penginderaan.

B. Deskripsi Materi
Bab ini menguraikan tentang konsep dasar pembentukan terminology medis
sistem penginderaan: Penglihatan, Pendengaran, Pengciuman, Pengecapan,
dan Peraba.

C. Kemampuan/Tujuan Akhir Yang Diharapkan


Pembelajaran pada bab ini bertujuan untuk membantu mahasiswa
dalam mencapai Capaian Mata Kuliah yaitu mampu mengklasifikasikan
terminology medis pada sistem penginderaan.

D. Uraian Materi
I. Terminologi Medis pada Sistem Penginderaan: Penglihatan
II. Terminologi Medis pada Sistem Penginderaan: Pendengaran
III. Terminologi Medis pada Sistem Penginderaan: Penciuman
IV. Terminologi Medis pada Sistem Penginderaan: Pengecapan
V. Terminologi Medis pada Sistem Penginderaan: Peraba
VI. Istilah Medis Prosedur untuk Sistem Penginderaan

75
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

I. Terminologi Medis pada Sistem Penginderaan: Penglihatan


• Dakrioadeniti – dacryo + aden + itis artinya peradangan kelenjar lakrimalis
• Dakriosistitis – dacryo + cyst + itis artinya peradangan pada sakus
lakrimalis
• Blefarospasme – blepharo + spasm artinya spasme tonik otot orbikularis
oculi
• Uveitis - uvea + itis artinya peradangan sebagian atau seluruh uvea (tunica
• vasculosa bulbi)
• Glaukoma artinya kekeruhan lensa kristalina
• Ekimosis artinya bercak perdarahan yang kecil, lebih lebar dari ptekie
• Entropion – en (di dalam) + tropion (membalik) artinya pembalikan
kelopak mata ke arah dalam
• Ektropion – ektrope (membalik ke luar) artinya kelopak mata yang
membalik ke arah luar
• Lagoftalmus – laghos (kelinci) + ophtalmus (mata) artinya keadaan mata
tidak dapat menutup dengan sempurna
• Ptosis (jatuh) artinya turunnya kelopak mata atas akibat kelumpuhan
nervus ketiga
• Pseudoptosis – pseudo + ptosis artinya pengurangan ukuran apertura
palpebra
• Dakriolit – dacryon (air mata) + lith (batu) artinya batu pada duktus
lakrimalis
• Pinguekula (sejenis lemak) artinya bercak proliferasi berwarna kekuningan
pada konjungtiva bulbaris di dekat sambungan sklerokornea
• Episkleritis – epi (pada) artinya radang pada jaringan yang melapisi
permukaan sklera
• Skleritis – scler + itis artinya peradangan sclera

76
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

• Pterigium – pterygion (sayap) artinya struktur mirip sayap, khususnya


untuk lipatan selaput berbentuk segitiga yang abnormal dalam fisura
intrapalpebralis
• Conjunctivitis – conjunctiva + itis artinya Peradangan pada konjunctiva
• Keratitis – kerat + itis artinya peradangan kornea
• Ulkus kornea artinya ulkus pada kornea
• Katarak – cataracta (air terjun/pintu dorong) artinya kekeruhan pada
sebagian atau komplit atau di dalam lensa atau kapsul mata
• Strabismus – strabismos (juling) artinya deviasi mata yang tidak dapat
diatasi oleh pasien
• Miopia – myope/ myein (menutup) artinya rabun dekat
• Hipermetropia artinya kesalahan refraksi, sinar yang memasuki mata
sejajar dengan sumbu optik difokuskan ke belakang retina
• Astigmatisma – a + stigma (titik) artinya kelengkungan permukaan
refraksi mata yang tidak sama, sehingga sinar cahaya tersebar

II. Terminologi Medis pada Sistem Penginderaan: Pendengaran


• Acoust/o- artinya pendengaran
• Audio/o- artinya pendengaran; suara
• Cochle/o- artinya koklea
• Labyrinth/o- artinya inner sac; labyrinth (telinga tengah)
• Myring/o- artinya eardrum (genderang telinga)
• Ot/o- artinya ear (telinga)
• Staped/o- artinya stapes; middle ear bone (tulang, telinga tengah)
• Tympan/o- artinya eardrum
• Acoustic artinya terkait pendengaran
• Audiologist artinya seorang spesialis pengevaluasi ketajaman pendengaran
dan tuli
• Audiology artinya ilmu tentang pendengaran
77
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

• Auditory artinya terkait pendengaran


• Otologist artinya dokter spesialis ilmu pengobatan penyakit/gangguan
telinga
• Otorhinolaryngologist artinya dokter spesialis THT Otorhinolaryngology
artinya ilmu ENT (THT)
• Otology artinya ilmu telinga
• Cochlear terkait cohlea telinga
• Otoscope artinya alat untuk memeriksa telinga

III. Terminologi Medis pada Sistem Penginderaan: Penciuman


• Anosmia – hilangnya sensasi bau
• Epistaxis – perdarahan hidung
• Rhinorrhea – discharge cairan encer dari hidung
• Atresia choanae – tertutupnya choanae secara patologis atau kongenital
• Coryza – pilek
• Defleksi septum – deviasi atau pembengkokan septum
• Polyp hidung – lesi jinak yang dapat menutupi saluran hidung
• Kanker kulit hidung – lesi kulit pada sel basalis atau sel skuamosa
• Hinolith – kotoran hidung yang mengeras
• Actinomycosis sinus – infestasi jamur pada sinus
• Pansinusitis – radang semua sinus
• Sinusitis – radang sinus

IV. Terminologi Medis pada Sistem Penginderaan: Pengecap


• Oral candidosis – oral (rongga mulut) + candida artinya infeksi jamur
pada rongga mulut
• Atropic glossitis artinya Hilangnya Kemampuan Lidah Mengecap Rasa
• Geografic tongue – geografic + tongue (lidah) artinya lidah tampak seperti
berpulau-pulau

78
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

• Fissured tongue – fissured (tajam) + tongue (lidah) artinya lidah tampak


pecah- pecah
• Glossopyrosis – gloss + pyrosis artinya lidah terasa sakit dan terbakar
tetapi tidak ditemukan gejala apapun dalam pemeriksaan

V. Terminologi Medis pada Sistem Penginderaan: Peraba


• Psoriasis - psorias + is artinya dermatosis skuamosa biasa yang kronis,
herediter dengan penurunan secara poligenik dan perjalanan yang
berfluktuasi
• Acne (titik tertinggi) artinya penyakit radang dari unit polisebasea
• Dermatitis – dermato- (kulit) + itis artinya perdangan pada kulit
• Seboroik artinya sekresi sebum yang berlebihan, yang bersifat seborrhea
• Pioderma – pyo (pus) + derma artinya penyakit kulit yang purulen
• Impetigo artinya akibat inokulasi langsung streptococcus grup
A/staphylococcus aureus ke dalam abrasi kulit
• Folikulitis – follicle (rongga) + itis artinya peradangan suatu folikel
• Flegmon artinya reaksi radang difus yang menyebar akibat infeksi, yang
membentuk lesi supuratif atau gangrenosa
• Furunkel artinya nodul yang terasa nyeri yang terdapat pada kulit akibat
peradangan yang terbatas pada korium dan jaringan subkutan
• Karbunkel artinya infeksi nekrotikan pada kulit dan jaringan subkutan
yang terdiri dari sekelompok bisul (furunkel)
• Ektima artinya pioderma ulseratif yang biasanya disebabkan oleh infeksi
streptococcus beta hemolitikus grup A pada lokasi cedera ringan
• Hidraadenitis – hydra (air) + aden(o) (kelenjar) + itis artinya perdangan
pada kelenjar keringat
• Erisipelas – erythros (merah) + pella (kulit) + -as artinya selulitis
superfisialis bentuk akut yang melibatkan sistem limfatik kulit

79
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

• Selulitis – cellule (sel kecil) + itis artinya peradangan akut, difus,


menyebar, edematosa, dan supuratif pada jaringan subkutan dalam dan
kadang jaringan otot
• Eritrasma artinya infeksi bakteri yang kronik dan superfisial pada lipatan
kulit dan daerah sela jari kaki yang kadang tersebar
• Ptyriasis – pityron (bekatul) + -iasis artinya penyakit kulit yang ditandai
dengan pembentukan skuama mirip bekatul
• Varicella artinya cacar air
• Herpes artinya erupsi kulit yang menyebar
• Skabies – scabere (menggaruk) artinya dermatitis menular pada manusia
dan berbagai jenis hewan liar dan peliharaan yang disebabkan oleh tungau
seperti sarcoptes scabiei
• Basalioma – basal (dasar) + oma artinya karsinoma sel basal
• Meloma Malignum – melanin (pigmen/ hitam) + oma + malignant artinya
neoplasma melanosit maligna, timbul de novo atau dari nevus jinak

VI. Istilah Medis Prosedur untuk Sistem Penginderaan


Tabel 1. Istilah Medis Prosedur pada Sistem Penginderaan

80
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

Rangkuman
Penyakit maupun tindakan medis pada sistem penginderaan sangat
banyak, namun perlu diingat beberapa terminology penting yang umum
digunakan pada praktik sehari-hari. Misalnya pada sistem penglihatan meliputi:
uveitis, glaucoma, ekimosis, ptosis, entropion, ektropion, skleritis, pterigium,
konjungtivitis, keratitis, myopia, katarak, strabismus, hipermetropia dan
astigmatisme. Pada sistem pendengaran meliputi: koklea, timpani, otology,
otoskop. Pada sistem penciuman meliputi: anosmia, epistaksis, rhinnorea, polip,
sinusitis. Pada sistem pengecap meliputi: oral kandidiasis, atropik glositis. Pada
sistem peraba meliputi: psoriasis, acne, dermatitis, seboroik, impetigo, furunkel.
81
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

Tugas
1. Tugas Terstruktur
Petunjuk:
• Bentuklah 2 kelompok mahasiswa
• Baca setiap pertanyaan di bawah ini, diskusikan bersama teman
sekelompok untuk menjawab soal-soal berikut ini.
• Ketik hasil diskusi anda ke lembar Ms.Word dengan menggunakan font
Times New Roman ukuran 12 spasi 1,5. Sertakan Cover (berisi judul
tugas, nama anggota kelompok dan NIM, prodi, kelas, logo kampus)
• Tugas dikumpulkan paling lambat hari Sabtu melalui spada masing-
masing.

Soal:
1) Terminologi medis untuk spasme tonik otot orbikularis oculi yang benar
adalah:
a. Dacryo + cyst + itis
b. Blepharo + spasm
c. En + tropion
d. Laghos + ophtalmus
e. Semua benar
Pembahasan Soal:
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
2) Terminologi medis untuk pembalikan kelopak mata ke arah dalam yang
benar adalah:
a. Dacryo + cyst + itis
b. Blepharo + spasm
c. En + tropion
d. Laghos + ophtalmus
82
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

e. Semua benar
Pembahasan Soal:
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
3) Manakah di bawah ini yang termasuk root pada penyakit glossopyrosis?
a. Gloss
b. Glosso
c. Pyrosis
d. Osis
e. Is
Pembahasan Soal:
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
4) Terminologi medis untuk infeksi jamur pada rongga mulut yang benar
adalah:
a. Glosso +pyrosis
b. Oral Candida + osis
c. Geographic + tongue
d. Fissured + tongue
e. Atrophic + gloss + itis
Pembahasan Soal:
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
5) Terminologi medis untuk peradangan pada kulit yang benar adalah:
a. Seboroik
b. Folikel + itis
c. Psorias + is
d. Dermato- + itis
e. Pio + derma
83
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

Pembahasan Soal:
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………

2. Kegiatan Mandiri
Petunjuk:
• Buatlah tabel terminologi penginderaan!
• Tugas dibuat di lembar Ms.Word, ukuran kertas A4 dengan menggunakan
font Times New Roman ukuran 12 spasi 1.5, dilengkapi dengan sumber
referensi/daftar Pustaka dan Cover (berisi: judul tugas, nama, NIM, kelas,
prodi, logo kampus)
• Tugas dikumpulkan via SPADA paling lambat hari Sabtu.

84
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

KUNCI JAWABAN

1. b. Blepharo + spasm
Pembahasan:
Blepharo + spasm adalah terminology medis untuk spasme tonik otot
orbikularis oculi.
2. c. En + tropion
Pembahasan:
En + tropion adalah Terminologi medis untuk pembalikan kelopak mata ke
arah dalam.
3. a. Gloss
Pembahasan:
Gloss merupakan root pada penyakit glossopyrosis
4. Oral Candida + osis
Pembahasan:
Oral Candida + osis merupakan Terminologi medis untuk infeksi jamur pada
rongga mulut.
5. d. Dermato- + it is
Pembahasan:
Dermato- + it is merupakan Terminologi medis untuk peradangan pada kulit

85
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

DAFTAR PUSTAKA

Guyton, A.C., & Hall, J.E. (2014). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC.
Ganong, William F. (2003). Review Of Medical Physiology 21st Ed. San
Fransisco: McGraw-Hill Companies.
Genevieve Love Smith, Phyllis E Davis. (1967). Medical Terminology – A
Programmed Text, 2nd Ed. New York: John Wiley & Sons, Inc.
Marie A. Moisio & Elmer W. Masio. (2002). Medical Terminology – A Student-
Centered Approach. Delmar Thomson Learning, Canada
Sudarto Pringgoutomo, dkk. (2002). Buku Ajar Patologi 1 (UMUM).
Wedding, Mary Ellen. (2005). Medical Terminology System – A Body Systems
Approach. F. A Davis Company, Phildelphia

86
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

BAB IV
ATURAN DAN TATACARA KODEFIKASI PENYAKIT DAN TINDAKAN
PADA PENGINDERAAN
Theresia Hutasoit, ST.RMIK

PENDAHULUAN
A. Pengantar Pendahuluan
Selamat! Anda sudah memasuki Bab IV pada modul ini. Bab IV ini
membahas tentang konsep dan aturan serta tatacara kodefikasi penyakit dan
tindakan pada penginderaan. Konsep ini diberikan agar membantu mahasiswa
untuk memahami apa itu klasifikasi dan kodefikasi serta bagaimana
menentukan kodefikasi penyakit maupun tindakan pada sistem penginderaan:
oenglihatan, pendengaran, penciuman, pengecapan, dan peraba. Dengan
demikian, sebagai calon petugas perekam medic dan informasi kesehatan
mahasiswa memperoleh bekal pengetahuan untuk dipraktikkan pada praktik
di lapangan.

B. Deskripsi Materi
Bab IV ini mengulas tentang konsep ICD, klasifikasi dan kodefikasi penyakit
dan tindakan pada sistem penginderaan berdasarkan ICD 10 dan 9..

C. Kemampuan/Tujuan Akhir yang Diharapkan


Pembelajaran pada bab ini bertujuan untuk membantu mahasiswa
dalam mencapai Capaian Mata Kuliah yaitu mampu menerapkan aturan dan
tatacara kodifikasi penyakit dan tindakan pada penginderaan.

D. Uraian Materi
I. Konsep ICD
87
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

II. Klasifikasi dan Kodefikasi Penyakit Serta Tindakan pada Sistem


Penginderaan Berdasarkan ICD 10 dan 9

I. Konsep ICD
A. Pengertian ICD

88
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

ICD merupakan singkatan dari International Statistical Classification of


Diseases and Related Health Problems dimana memuat klasifikasi
diagnostik penyakit dengan standar internasional yang disusun
berdasarkan sistem kategori dan dikelompokkan dalam satuan penyakit
menurut kriteria yang telah disepakati pakar internasional (WHO, 2005).

B. Tujuan dan Fungsi ICD


1. Memungkinkan pencatatan, analisis, interpretasi dan pembandingan
yang sistematis terhadap data mortalitas dan morbiditas antara berbagai
negara atau wilayah, dan antara berbagai jangka waktu.
2. Menterjemahkan diagnosis penyakit dan masalah kesehatan lain dari
kata menjadi kode alfa-numerik, yang memungkinkan penyimpanan,
pemetikan dan analisis data dengan mudah.
3. Menjadi klasifikasi diagnosis standard internasional untuk semua tujuan
epidemiologis umum dan berbagai tujuan manajemen kesehatan. Hal ini
mencakup analisis situasi kesehatan umum di kelompok masyarakat dan
pemantauan insiden dan prevalensi penyakit dan masalah kesehatan
lain, dan hubungannya dengan variabel lain seperti ciri-ciri orang yang
terlibat dan situasi yang dihadapinya.
4. Mengklasifikasi penyakit dan masalah kesehatan lain yang tercatat pada
berbagai jenis catatan kesehatan dan kehidupan.
5. Analisis biaya kesehatan. WHO (2005).

C. Komponen ICD

89
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

International Classification of Disease 10 (ICD-10) terdiri dari tiga


volume, yaitu :
1. Volume 1 merupakan daftar tabulasi dalam kode alfanumerik tiga atau
empat karakter dalam inklusi dan eksklusi, beberapa aturan
pengkodean, klasifikasi morfologis neoplasma, daftar tabulsi khusus
untuk morbiditas dan mortalitas, definisi tentang penyebab kematian,
serta peraturan mengenai nomenklatur.
2. Volume 2 merupakan manual instruksi dan pedoman penggunaan
ICD-10
3. Volume 3 merupakan indeks alfabetik, daftar komprehensif semua
kondisi yang ada didaftar tabulasi ( volume 1 ), daftar sebab luar
gangguan ( external cause), tabel neoplasma, serta petunjuk memilih
kode yang sesuai untuk berbagai kondisi yang tidak ditampilkan di
dalam tabular list ( volume 1 ).

II. Klasifikasi dan Kodefikasi Penyakit Serta Tindakan pada Sistem


Penginderaan Berdasarkan ICD 10 dan 9
A. Klasifikasi dan Kodefikasi pada Sistem Penglihatan
1. H00-H06 Kelainan kelopak, sistem lakrimalis, dan orbita
2. H10-H13 Kelainan konjunctiva
3. H15-H22 Kelainan sklera, kornea, iris dan korpus siliaris
4. H25-H28 Kelainan lensa
5. H30-H36 Kelainan khoroid dan retina
6. H40-H42 Glaukoma
7. H43-H45 Kelainan korpus vitreous dan bola mata
8. H46-H48 Kelainan N. optikus dan jaras penglihatan
9. H49-H52 Kelainan otot bola mata. gerakan binokuler, akomodasi dan
refraksi

90
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

10. H53-H54 Gangguan penglihatan dan kebutaan


11. H55-H59 Kelainan lain pada mata dan adnexa
12. H03* Kelainan kelopak pada penyakit yang klasifikasinya di tempat
lain (c.e.)
13. H06* Kelainan sistem lakrimalis dan orbita pada penyakit c.e.
14. H13* Kelainan konjungtiva pada penyakit c.e.
15. H19* Kelainan sklera dan kornea pada penyakit c.e.
16. H22* Kelainan iris dan korpus siliaris pada penyakit c.e.
17. H28* Katarak dan kelainan lain lensa pada penyakit c.e.
18. H32* Kelainan khorioretina pada penyakit c.e.
19. H36* Kelainan retina pada penyakit c.e.
20. H42* Glaukoma pada penyakit c.e.
21. H45* Kelainan korpus vitreus dan bola mata pada penyakit c.e.
22. H48* Kelainan n. optikus dan jaras penglihatan pada penyakit c.e.
23. H58* Kelainan lain mata dan adnexa pada penyakit c.e.

B. Klasifikasi dan Kodefikasi pada Sistem Pendengaran


1. H60-H62 Penyakit-penyakit external ear
2. H65-H75 Penyakit-penyakit middle ear dan mastoid
3. H80-H83 Penyakit-penyakit inner ear
4. H90-H95 Other Kelainan-kelainan of ear

C. Klasifikasi dan Kodefikasi pada Sistem Peraba


1. L00-L08 Infeksi kulit dan jaringan subkutis
2. L10-L14 Kelainan bullosa
3. L20-L30 Dermatitis dan eczema
4. L40-L45 Kelainan papulosquamosa
5. L50-L54 Urtikaria and eritema
6. L55-L59 Kelainan kulit dan jaringan subkutis akibat radiasi
91
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

7. L60-L75 Kelainan pelengkap kulit (skin appendages)


8. L80-L99 Kelainan kulit dan jaringan subkutis lain
9. L14* Kelainan bullosa pada penyakit c.e.
10. L45* Kelainan papulosquamosa pada penyakit c.e
11. L54* Erythema pada penyakit c.e
12. L62* Kelainan kuku pada penyakit c.e
13. L86* Keratoderma pada penyakit c.e
14. L99* Kelainan kulit dan jaringan subkutis lain pada penyakit c.e

Rangkuman
ICD merupakan singkatan dari International Statistical Classification of Diseases
and Related Health Problems dimana memuat klasifikasi diagnostik penyakit
dengan standar internasional yang disusun berdasarkan sistem kategori dan
dikelompokkan dalam satuan penyakit menurut kriteria yang telah disepakati
pakar internasional (WHO, 2005). ICD terdiri dari 3 volume.
.
Tugas
1. Tugas Terstruktur
Petunjuk:
• Bentuklah 2 kelompok mahasiswa
• Baca setiap pertanyaan di bawah ini, diskusikan bersama teman
sekelompok untuk menjawab soal-soal berikut ini.
• Ketik hasil diskusi anda ke lembar Ms.Word dengan menggunakan font
Times New Roman ukuran 12 spasi 1,5. Sertakan Cover (berisi judul
tugas, nama anggota kelompok dan NIM, prodi, kelas, logo kampus)
• Tugas dikumpulkan paling lambat hari Sabtu melalui spada masing-
masing.

92
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

Soal:
1) Apa singkatan dari ICD ?
a. International Statistical Classification of Diseases and Related Health
Problems
b. International Classification of Diseases and Related Health Problems
c. International Classification Diseases and Related Health
d. International Statistical Classification of Diseases
e. International Classification of Diseases
Pembahasan Soal:
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
2) Apa saja Tujuan dan Kegunaan dari ICD ?
a. Memungkinkan pencatatan, analisis, interpretasi dan pembandingan
yang sistematis terhadap data mortalitas dan morbiditas antara berbagai
negara atau wilayah, dan antara berbagai jangka waktu.
b. Menterjemahkan diagnosis penyakit dan masalah kesehatan lain dari
kata menjadi kode alfa-numerik, yang memungkinkan penyimpanan,
pemetikan dan analisis data dengan mudah.
c. Menjadi klasifikasi diagnosis standard internasional untuk semua tujuan
epidemiologis umum dan berbagai tujuan manajemen kesehatan. Hal ini
mencakup analisis situasi kesehatan umum di kelompok masyarakat dan
pemantauan insiden dan prevalensi penyakit dan masalah kesehatan
lain, dan hubungannya dengan variabel lain seperti ciri-ciri orang yang
terlibat dan situasi yang dihadapinya.
d. Jawaban a, b dan c benar
e. Jawaban a, b dan c salah
Pembahasan Soal:
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
93
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

3) Ada tiga kompenan dalam ICD-10, sebutkan kompenen tersebut !


a. Volume 1 merupakan daftar tabulasi dalam kode alfanumerik tiga atau
empat karakter dalam inklusi dan eksklusi, beberapa aturan
pengkodean, klasifikasi morfologis neoplasma, daftar tabulsi khusus
untuk morbiditas dan mortalitas, definisi tentang penyebab kematian,
serta peraturan mengenai nomenklatur.
b. Volume 2 merupakan manual instruksi dan pedoman penggunaan ICD-
10
c. Volume 3 merupakan indeks alfabetik, daftar komprehensif semua
kondisi yang ada didaftar tabulasi ( volume 1 ), daftar sebab luar
gangguan ( external cause), tabel neoplasma, serta petunjuk memilih
kode yang sesuai untuk berbagai kondisi yang tidak ditampilkan di
dalam tabular list (volume 1).
d. Jawaban a, b dan c benar
e. Jawaban a, b dan c salah
Pembahasan Soal:
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
4) Struktur dan Sistem Klasifikasi ICD-10 pada volume 3 terdiri dari berapa
BAB ?
a. 21 Bab
b. 20 Bab
c. 19 Bab
d. 18 Bab
e. 10 Bab
Pembahasan Soal:
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………

94
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

5) Sebutkan aturan dan tatacara kodefikasi penyakit pada ICD 10 CM,


kecuali :
a. Carilah lead term yang terkait sebab luar pada Section II – External
Causes pada Indeks Alfabetik Volume 3.
b. Ikutilah modifier yang berada di bawah lead term secara hati-hati
hingga menemukan kode yang sesuai dengan seluruh keterangan dalam
sebab luar.
c. Lakukan cross check ke volume 1 untuk mencocokkan dengan catatan
khusus, inclusion atau exclusion pada kategori terkait.
d. Kemudian tentukanlah kode yang paling tepat.
e. Semua salah
Pembahasan Soal:
……………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………..

2. Kegiatan Mandiri
Petunjuk:
• Buatlah bagan alur cara mencari klasifikasi dan kodefikasi penyakit dan
tindakan dari salah satu system penginderaan pada buku ICD 10 dan 9!
• Tugas dibuat di lembar Ms.Word, ukuran kertas A4 dengan menggunakan
font Times New Roman ukuran 12 spasi 1.5, dilengkapi dengan sumber
referensi/daftar Pustaka dan Cover (berisi: judul tugas, nama, NIM, kelas,
prodi, logo kampus)
• Tugas dikumpulkan via SPADA paling lambat hari Sabtu.

95
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

KUNCI JAWABAN

1. a. International Statistical Classification of Diseases and Related Health


Problems
Pembahasan:
ICD merupakan singkatan dari International Statistical Classification of
Diseases and Related Health Problems dimana memuat klasifikasi diagnostik
penyakit dengan standar internasional yang disusun berdasarkan sistem
kategori dan dikelompokkan dalam satuan penyakit menurut kriteria yang
telah disepakati pakar internasional (WHO, 2005).
2. d. Jawaban a, b dan c benar
Pembahasan:
Tujuan Dan Kegunaan
a. Memungkinkan pencatatan, analisis, interpretasi dan pembandingan yang
sistematis terhadap data mortalitas dan morbiditas antara berbagai negara
atau wilayah, dan antara berbagai jangka waktu.
b. Menterjemahkan diagnosis penyakit dan masalah kesehatan lain dari kata
menjadi kode alfa-numerik, yang memungkinkan penyimpanan, pemetikan
dan analisis data dengan mudah.
c. Menjadi klasifikasi diagnosis standard internasional untuk semua tujuan
epidemiologis umum dan berbagai tujuan manajemen kesehatan. Hal ini
mencakup analisis situasi kesehatan umum di kelompok masyarakat dan
pemantauan insiden dan prevalensi penyakit dan masalah kesehatan lain,
dan hubungannya dengan variabel lain seperti ciri-ciri orang yang terlibat
dan situasi yang dihadapinya.
d. Mengklasifikasi penyakit dan masalah kesehatan lain yang tercatat pada
berbagai jenis catatan kesehatan dan kehidupan.
e. Analisis biaya kesehatan (WHO, 2005).

96
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

3. d. Jawaban a, b dan c benar


Pembahasan:
Komponen ICD-10 :
International Classification of Disease 10 ( ICD-10) terdiri dari tiga volume,
yaitu :
a. Volume 1 merupakan daftar tabulasi dalam kode alfanumerik tiga atau
empat karakter dalam inklusi dan eksklusi, beberapa aturan pengkodean,
klasifikasi morfologis neoplasma, daftar tabulsi khusus untuk morbiditas
dan mortalitas, definisi tentang penyebab kematian, serta peraturan
mengenai nomenklatur.
b. Volume 2 merupakan manual instruksi dan pedoman penggunaan ICD-
10
c. Volume 3 merupakan indeks alfabetik, daftar komprehensif semua
kondisi yang ada didaftar tabulasi ( volume 1 ), daftar sebab luar
gangguan ( external cause), tabel neoplasma, serta petunjuk memilih
kode yang sesuai untuk berbagai kondisi yang tidak ditampilkan di dalam
tabular list ( volume 1 ).
4. a. 21 BAB
Pembahasan:
Struktur dan Sistem Klasifikasi ICD-10 pada volume 3 terdiri dari :
1) Bab I : A00-B99 Infeksi
2) Bab II : C00-C99 Neoplasma ganasD00-D48 Neoplasma insitu & Jinak
3) Bab III : D50-D89 Darah dan alat pembuat darah
4) Bab IV : E00-E90 Endokrin, nutrisi dan metabolic
5) Bab V : F00-F99 Gangguan jiwa dan perilaku
6) Bab VI : G00-G99 Susunan syaraf
7) Bab VII : H00-H59 Mata dan Adnexa
8) Bab VIII : H60-H95 Telinga dan proses mastoid
9) Bab IX : I00-I99 Pembuluh darah
97
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

10) Bab X : J00-J99 Saluran nafas


11) Bab XI : K00-K93 Saluran cerna
12) Bab XII : L00-L99 Kulit dan jaringan bawah kulit
13) Bab XIII : M00-M99 Otot dan jaringan ikat
14) Bab XIV : N00-N99 Sistem kemih kelamin
15) Bab XV : O00-O99 Kehamilan, persalinan dan nifas
16) Bab XVI : P00-P96 Kondisi tertentu masa perinatal
17) Bab XVII: Q00-Q59 Malformasi bawaan
18) Bab XVIII: R00-R99 gejala, tanda
19) Bab XIX : S00-T98 Cedera, keracunan, faktor external
20) Bab XX : V01-Y98 Penyakit atau kematian factor external
21) Bab XXI : Z00-Z99 Faktor yg berpengaruh status kesehatan dan
kontak dengan fasilitas pelayanan kesehatan
5. e. Semua salah
Pembahasan:
Aturan dan Tatacara Kodefikasi Penyakit
1) Carilah lead term yang terkait sebab luar pada Section II – External
Causes pada Indeks Alfabetik Volume 3.
2) Ikutilah modifier yang berada di bawah lead term secara hati-hati hingga
menemukan kode yang sesuai dengan seluruh keterangan dalam sebab
luar.
3) Lakukan cross check ke volume 1 untuk mencocokkan dengan catatan
khusus, inclusion atau exclusion pada kategori terkait.
4) Kemudian tentukanlah kode yang paling tepat.

98
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

DAFTAR PUSTAKA

The ICD-10 Classification of Mental and Behavioural Disorder. (1992).


Switzerland: WHO.
The center for madicare and medicaid services (CMS) and the National Center for
Health Statistics (NCHS). (2006). ICD-9-Cm Official Guidelines For
Coding And Reporting.
The Centers for Medicare and Medicaid Services (CMS) and the National Center
for Health Statistics (NCHS). (2006). ICD-9-Cm Official Guidelines For
Coding Ang Reporting
World Health Organization. (2004). ICD-10 2ed ed. Vol 1, 2, 3. Geneva.

99
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

BAB V
STRUKTUR DAN FUNGSI SISTEM SARAF
dr. John Barker Liem, M.K.M

PENDAHULUAN
A. Pengantar Pendahuluan
Selamat, anda memasuki Bab V yang membahas tentang ss\truktur
dan fungsi sistem saraf. Bab ini disusun untuk membantu mahasiswa
memahami struktur dan fungsi sistem saraf sehingga menjadi bekal
pengetahuan dan dasar untuk membahas materi selanjutnya terutama terkait
kodefikasi penyakit dan tindakan pada sistem saraf.

B. Deskripsi Materi
Bab ini memuat topic pembahasan yaitu struktur dan fungsi sistem saraf.

C. Kemampuan/Tujuan Akhir Yang Diharapkan


Pembelajaran pada bab ini disusun untuk membantu mahasiswa dalam
mencapai kemampuan akhir yaitu mampu menjelaskan struktur dan fungsi
sistem saraf.

D. Uraian Materi
I. Pengertian dan Fungsi Sistem Saraf
II. Klasifikasi Sistem Saraf dan Fungsinya
III. Cairan Serebrospinal
IV. Neurotransmitter

100
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

I. Pengertian dan Fungsi Sistem Saraf


Sistem saraf merupakan salah satu sistem di dalam tubuh yang
berperan dalam mengkoordinasi, menafsirkan, mengontrol interaksi dan
komunikasi antar berbagai sistem dalam tubuh maupun antara tubuh dengan
lingkungan. Sistem saraf dikaitkan dengan interpretasi dan fungsi merespon
rangsangan sehingga timbul tingkah laku/gerakan, mengatur kesadaran,
pikiran, ingatan, bahasa, dan sensasi.

II. Klasifikasi Sistem Saraf dan Fungsinya


B. Struktur Jaringan Saraf
Jaringan saraf terdiri dari:
1. Sel saraf (Neuron): sel saraf dan seratnya. Sistem saraf terdiri dari
berjuta-juta neuron
2. Sel Penyokong (Neuroglia): Sel yang sebagian berfungsi menyerap
dan menghancurkan mikroorganisme atau benda asing yang masuk
ke jaringan saraf
C. Neuron
Neuron merupakan unit sistem saraf yang terdiri dari macam-macam
bentuk.
Struktur Neuron terdiri dari:
1. Nukleus: Inti sel. Di dalam Nukleus terdapat Nukleolus.
2. Badan sel: Bagian yang mengelilingi Nukleus. Badan sel dikelilingi
oleh Neurofibril. Terhubung ke Dendrit dan Akson.
3. Dendrit: Bagian yang menjalar keluar dari badan sel. Fungsinya
menghantarkan informasi ke badan sel dari sel-sel lain.

101
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

Gambar 14. Neuron

4. Akson: Tonjolan memanjang yang menghantarkan rangsangan keluar


dari badan sel dan ditransmisikan ke sel-sel saraf lain.
5. Mielin: Lapisan yang terdiri dari substansi lemak, yang melapisi
sebagian besar Akson
6. Nodus Ranvier: Bagian Akson yang tidak dilapisai oleh lapisan Mielin
7. Sel Schwan: Sel penyokong pada sistem saraf tepi, membentuk myelin

D. Klasifikasi Fungsional Neuron


1. Neuron Sensorik: Berfungsi membawa rangsangan (impuls) dari
reseptor sensorik menuju ke Sistem Saraf Pusat. Disebut juga Serabut
Saraf Aferen. Reseptor sensorik meliputi: a) Eksteroreseptor: suhu,
tekanan, informasi yang didapat dari sistem penginderaan; b)
Propioseptor: keadaan posisi, gerakan otot rangka dan sendi; c)
Interoseptor: kondisi sistem-sistem di dalam tubuh, sensasi nyeri dan
perasa.
2. Neuron Motorik: Berfungsi membawa rangsangan (impuls) dari
Sistem saraf pusat (otak, medula spinalis) menuju ke efektor perifer,
menstimulasidan memodifikasi aktivitas dari jaringan perifer, organ
dan sistem organ. Akson yang membawa impuls dari SSP disebut juga
102
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

Serabut saraf Eferen terdiri dari Sistem saraf Somatim dan Saraf
Otonom.
3. Interneuron: Terletak antara sistem saraf sensori dan motorik.
Interneuron membawa impuls dari neuron sensorik dan
mengkoordinasikan aktivitas motorik. Interneuron disebut juga
sebagai Neuron Asosiasi

E. Transmisi Sinaps
1. Impuls saraf dibawa oleh neuron ke seluruh tubuh. Impuls bersifat
listrik dan di antara neuron bersifat kimia. Neuron satu dan lain secara
anatomi tidak bersambung, sehingga impuls ditransfer melalui kontak
antar 2 neuron atau antara neuron dengan organ efektor terjadi di
Sinaps.
2. Setiap Sinaps melibatkan 2 neuron, sehingga impuls ditransmisikan
dari neuron prasinaps menuju neuron post sinaps

F. Pembagian Sistem Saraf


Sistem saraf dibagi menjadi 2 yaitu:
1. Sistem Saraf Pusat (SSP)
Terdiri dari: Otak dan Medula spinalis
2. Sistem Saraf Tepi (SST)
Terdiri dari: 12 pasang saraf kranial dan 31 saraf spinal

G. Suplai Darah
1. SSP diperdarahi oleh arteri vertebralis dan arteri karotis interna yang
bercabang-cabang membentuk sirkulus arteri serebri Willisi
2. Aliran balik vena melalui sinus duramater kemudian menuju
sirkulasi umum melalui Vena Jugularis interna

103
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

H. Otak
• Otak terletak di dalam kranium
• Beratnya sekitar 2% dari BB, memerlukan 20% jumlah oksigen dalam
tubuh, menerima 20% curah jantung, dan membutuhkan 400 kikokalori
energi tubuh.
• 3-8 menit otak bertahan tanpa oksigen, lebih dari itu dapat terjadi
kerusakan otak permanen
• Otak terdiri atas:
1. Otak depan: terbagi atas hemisfer otak (hemisfer serebri), korpus
striatum, dan talami (talamus dan hipotalamus)
2. Otak tengah (Diensefalon)
3. Otak belakang: Terdiri dari Pons varoli Medula oblongata, dan
Serebelum. Ketiga bagian tersebut membentuk Batang otak
• Serebrum = Otak besar
• Serebelum = Otak kecil

Gambar 15. Otak


Serebrum
Terbagi atas 4 lobus:
1. Lobus Frontal: Berfungsi dalam membentuk perilaku bertujuan,
mengambil keputusan dan pemikiran kompleks, modifikasi dorongan
emosional yang dihasilkan oleh sistem limbik dan refleks dari batang
otak. Di lobus frontal terdapat Area Brocha yang berfungsi

104
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

mengendalikan ekspresi berbicara, menggabungkan informasi-


informasi yang diterima membentuk rencana, pikiran, dan perilaku.
2. Lobus Parietal: Berfungsi mengatur sensasiperaba dan pendengaran
3. Lobus Oksipitalis: Berfungsi sebagai pusat asosiasi penglihatan,
menerima informasi dari retina mata
4. Lobus Temporal: Berfungsi mengatur informasi pendengaran,
interpretasi bau, dan ingatan. Di lobus ini terdapat Area Wernicke
yang berfungsi dalam interpretasi bahasa.

Gambar 16. Lobus Otak

Fisiologi Otak
1. Korteks Serebri
1) Korteks serebri memiliki fungsi motorik dan sensorik
2) Bagian yang berperan sebagai fungsi motorik yaitu Sulkus sentralis
hingga Sulkus lateralis. Bagian motorik mengendalikan gerakan
pada sisi tubuh berlawanan
2. Serebrum
1) Proses pikir alam sadar, fungsi intelektual
2) Memproses dan menyimpan memori
3) Regulasi alam sadar dan bawah sadar dari kontraksi otot rangka
3. Talamus
1) Pusat memproses dan mengulang informasi sensorik
105
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

4. Hipotalamus
1) Pusat kontrol emosi, fungsi-fungsi otonom dan produksi hormon-
hormon
5. Mesensefalon
1) Memproses data audio visual
2) Generasi dari respons motor somatic
3) Pemeliharaan kesadaran
6. Pons
1) Mengulang informasi sensorik dan sereblum dan thalamus
2) Pusat motorik viseral alam bawah sadar
7. Medula Oblongata
1) Mengulang informasi sensorik ke talamus menuju ke bagian lain
dari batang otak
2) Pusat regulasi otonom dari organ viseral kardiovaskuler, pernafasan
(termasuk bersin, batuk), dan aktivitas sistem pencernaan
(termasuk muntah, menelan, pengeluaran air liur)
8. Serebelum
Pusat refleks yang mengkoordinasi dan memperhalus gerakan obat untuk
mempertahankan keseimbangan dan sikap tubuh. Komponen Serebelum:
Tabel 2. Komponen Serebelum

106
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

Meningen
• Meningen merupakan selaput pelindung otak dan medula spinalis
• Meningen terbagi atas 3 (urutan dari dalam ke luar) yaitu:
1. Piamater
2. Arachnoid
3. Duramater
• Piamater yaitu lapisan yang berhubungan langsung dengan otak,
mengikuti kontur eksternal otak, berisi pembuluh darah yang menutrisi
jaringan otak
• Arachnoid yaitu lapisan yang tipis, halus, tidak terdapat pembuluh darah,
tidak mengikuti kontur eksternal otak. Di antara Arachnoid dan piamater
terdapat ruang Subarachnoid yang berisi, arteri dan vena serebri, trabekula,
dan CSS
• Duramater merupakan lapisan yang liat, tidak lentur. Ruang antara
duramater dan tulang tengkorak disebut Epidural, sedangkan ruang di
antara duramater dan Arachnoid disebut Subdural. Perdarahan terutama
akibat trauma sering terjadi di kedua ruang ini.

Gambar 17. Meningen

107
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

Ventrikel
• Rangkaian 4 rongga di dalam otak yang masing-masing dibatasi oleh Sel
epitel epindemal dan berisi CSS.
• 4 ruang ventrikel:
1. 2 ventrikel masing-masing terdapat di Hemisfer otak, disebut ventrikel
lateral
2. Vetrikel ketiga terdapat di Diensefalon
3. Ventrikel keempat terdapat di pons dan medula oblongata
• Antara ventrikel lateral dan ventrikel ketiga dihubungkan oleh Foramen
Monro.
• Antara ventrikel ketiga dan ventrikel keempat dihubungkan oleh
Akueduktus silvius.
• Pada ventrikel keempat terdapat 3 lubang sepasang foramen Luscha di
lateral dan sepasang Foramen Magendic di medial, yang kemudian
berlanjut ke Subarachnoid dan medula spinalis

Gambar 18. Ventrikel

108
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

Sistem Limbik
• Merupakan kelompok fungsional, bukan kelompok anatomis
• Sistem limbik terdiri atas: Serebrum, diensefalon, mesensefalon
• Struktur kortikal utama: Girus singuli, girus hipokampus, dan hipokampus
• Bagian subkortikal meliputi: Amigdala, traktus olfaktorius dan septum

Gambar 19. Sistem Limbik

• Fungsi Sistem Limbik:


1. Membentuk respon emosional yang mengarah pada tingkah laku
seseorang
2. Mengatur respon sadar terhadap lingkungan
3. Memberdayakan fungsi intelektual dari korteks serebri secara tidak
sadar dan mengatur fungsi batang otak secara otomatis untuk
merespon keadaan
4. Memfasilitasi penyimpanan suatu memori dan menggali kembali
simpanan memori yang dibutuhkan
5. Merespon suatu pengalaman dan ekspresi suasana hati, terutama
reaksi takut, marah, dan emosi yang berhubungan dengan perilaku
seksual

12 Pasang Saraf Kranial


• Saraf kranial berasal dari otak dan keluar melalui foramen
• Saraf I, II, VIII : Saraf sensorik
109
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

• Saraf III, IV, VI, XI, XII : Saraf motorik


• V, VII, IX, X : Saraf campuran (sensorik & motorik)
• Fungsi Saraf Kranial:
Tabel 3. Saraf Kranial

Saraf Kranial Komponen Fungsi

VIII Sensorik Mengatur pendengaran dan


Vestibulokoklearis keseimbangan

IX Glasofaringeus - Motorik Menelan, refleks muntah, salivasi


- Sensorik Rasa pahit pada lidah posterior

X Vagus - Motorik Menelan, refleks muntah, fonasi,


- Sensorik visera abdomen
Reflesk muntah, visera leher,
thoraks, dan abdomen

XI Asesorius Motorik Otot sternokleidomastoideus,


bagian atas otot trapezius,
pergerakan kepala dan bahu

110
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

XII Hipoglosus Motorik Pergerakan lidah

Saraf Spinal
• Pada orang dewasa, panjang saraf spinal sekitar 45cm, lebar sekitar 14mm.
• Medula spinalis terdiri dari 31 pasang saraf yang masing-masing sepasang
saraf keluar dari kanalis vertebralis melalui foramen intervertebra, kecuali
saraf servikal pertama yang keluar di antara tulang oksipital dan vertebra
servikal pertama.
• 31 pasang saraf Spinal:
8 pasang saraf servikal
12 pasang saraf torakalis
5 pasang saraf lumbalis
5 pasang saraf sakralis
1 pasang saraf koksigis
• 31 Pasang Saraf Spinal

Gambar 20. Pasang Saraf Spinal

111
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

• Fungsi Saraf Spinal:

Gambar 21. Fungsi Saraf Spinal

• Sistem Saraf Otonom


Saraf otonom atau campuran aferen dan eferen terabagi atas saraf simpatik
dan parasimpatik. Sistem saraf otonom mempersarafi otot-otot polos, otot
jantung dan kelenjar viseral.
Perbedaan fungsi saraf simpatik dan parasimpatik:

Gambar 22. Fungsi Saraf Simpatik dan Parasimpatik


112
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

III. Cairan Serebrospinal


• Cairan Serebrospinal (CSS) dihasilkan oleh Pleksus koroid di Ventrikel
otak.
• CSS jernih, tidak berwarna, merupakan bantalan cairan yang melindungi
SSP
• CSS terdiri dari: air, elektrolit (dengan kadar Na dan Cl yang tinggi, K
agak rendah), O2 dan CO2 yang terlarut, glukosa, beberapa leukosit
terutama limfosit, dan sedikit protein.
• CSS yang diproduksi akan melewati ruang Subarakhnoid dan bersirkulasi
di otak dan medula spinalis, kemudian keluar menuju sistem vaskular
(pembuluh darah). Sebagian besar CSS direabsorpsi (diserap kembali)
oleh Villi arakhnoid atau Granulasio arakhnoidalis yang menonjol dari
ruang Subarakhnoid ke sinus sagitalis superior otak
• Volume total CSS sekitar 125 mL, Kecepatan sekresi oleh pleksus koroid
yaitu 500-700 mL per hari
• Tekanan CSS diukur saat Lumbal Pungsi dan posisi terlentag sekitar 130
mmH2O (13 mmHg)

113
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

Gambar 23. Sirkulasi CSS


• Fungsi CSS:
1. Sebagai alas atau bantalan pada struktur neuron/saraf
2. Sebagai penyangga otak
3. Transportasi nutrisi, pesan kimia, dan produk sisa

IV. Neurotransmitter
Neurotransmitter (zat penghantar) yaitu zat yang dihasilkan oleh ujung akson
yang berfungsi membawa impuls/sinyal antar neuron. Neurotransmitter
dikirimkan pada celah yang disebut Sinapsis. Neurotransmitter umumnya
mempengaruhi sikap, emosi dan perilaku seseorang.

114
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

Gambar 24. Sinapsis

Tabel 4. Macam-macam Neurotransmitter


No Neurotransmitter Lokasi/Fungsi Implikasi pada
penyakit jiwa
1 Asetilkolin Sistem saraf otonom simpatis & Meningkatkan derajat
parasimpatis, terminal saraf depresi
presinaps parasimpatik, terminal Menurunkan derajat
postsinapsis penyakit Alzemer,
Sistem saraf pusat: korteks korea hutington,
serebral hipokampus, struktur penyakit Parkinson
limbik, basal ganglia
Fungsi: Tidur, bangun, persepsi
nyeri, pergerakan memori
2 Norepinefrin Sistem saraf otonom terminal Menurunkan derajat
saraf post sinapsis simpatis depresi
Sistem saraf pusat: talamus Meningkatkan derajat
sistem limbik, hipokampus, mania, keadaan
serebelum, korteks serebri kecemasan,
Fungsi: Pernafasan, pikiran, Skizofrenia
persepsi, daya penggerak, fungsi
kardiovaskuler, tidur, bangun
3 Dopamin Sistem saraf otonom terminal Menurunkan derajat
saraf post sinapsis simpatis depresi
Sistem saraf pusat: talamus Meningkatkan derajat
sistem limbik, hipokampus, mania, keadaan
serebelum, korteks serebri kecemasan,
Fungsi: Pernafasan, pikiran, Skizofrenia
persepsi, daya penggerak, fungsi
115
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

kardiovaskuler, tidur, bangun


4 Serotonin Hipotalamus, talamus, sistem Menurunkan derajat
limbik, korteks serebral, depresi
serebelum, medula spinalis Meningkatkan derajat
Fungsi: Tidur, bangun, libido, kecemasan
nafsu makan, agresi, persepsi
nyeri, koordinasi dan penilaian
5 Histamin Hipotalamus Menurunkan derajat
depresi
6 GABA (Gamma Hipotalamus, hipokampus, Menurunkan derajat
Amino Butryc korteks, serebelum, basal korea huntingon,
Acid) ganglia, medula spinalis, retina gangguan ansietas,
Fungsi: Kemunduran aktivitas skizofrenia, dan
tubuh berbagai jenis epilepsi

7 Glisin Medula spinalis, batang otak Menurunkan derajat


Fungsi: Menghambat motor toksik/keracunan
neuron berulang Glycine
encephalopathy
8 Glutamat dan Sel-sel piramid/kerucut pada Menurunkan derajat
Aspartat korteks, serebelum dan sistem gerakan motor spastik
sensori aferen primer,
hipocampus, talams,
hipotalamus, medula spinalis
Fungsi: Menilai
informasisensori, mengatur
berbagai motor dan reflek spinal
9 Endorfin dan Hipotalamus, talamus, sistem Modulasi aktivitas
Enkefalin limbik, batang otak, endekalin dopamin oleh opioid
juga ditemukan pada traktus peptida yang dapat
gastrointestinal meningkatkan gejala
Fungsi: Modulasi (mengatur) Skizofrenia
nyeri dan mengurangi peristaltik
(enkefalin)
10 Substansi P Hipotalamus, struktur limbik Menurunkan derajat
otak tengah, batang otak, korea huntington
talamus, basal ganglia, medula
spinalis, traktus gastrointestinal,
kelenjar saliva
Fungsi: Pengaturan nyeri
11 Somatostatin Korteks serebral, hipokampus, Menurunkan derajat
talamus, basal ganglia, batang Alzeimer
otak, medula spinalis Meningkatkan derajat
Fungsi: Menghambat pelepasan korea huntington
norepinefrin, merangsang
pelepasan serotonin, dopamin,
dan asetilkolin

116
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

Rangkuman
Sistem saraf merupakan salah satu sistem di dalam tubuh yang berperan
dalam mengkoordinasi, menafsirkan, mengontrol interaksi dan komunikasi antar
berbagai sistem dalam tubuh maupun antara tubuh dengan lingkungan. Sistem
saraf dikaitkan dengan interpretasi dan fungsi merespon rangsangan sehingga
timbul tingkah laku/gerakan, mengatur kesadaran, pikiran, ingatan, bahasa, dan
sensasi

Tugas
1. Tugas Terstruktur
Petunjuk:
• Bentuklah 2 kelompok mahasiswa
• Baca setiap pertanyaan di bawah ini, diskusikan bersama teman
sekelompok untuk menjawab soal-soal berikut ini.
• Ketik hasil diskusi anda ke lembar Ms.Word dengan menggunakan font
Times New Roman ukuran 12 spasi 1,5. Sertakan Cover (berisi judul
tugas, nama anggota kelompok dan NIM, prodi, kelas, logo kampus)
• Tugas dikumpulkan paling lambat hari Sabtu melalui spada masing-
masing.
Soal:
1) Zat yang dihasilkan oleh ujung akson yang berfungsi membawa
impuls/sinyal antar neuron disebut . . . .
a. Dendrit
b. Nukleus
c. Sinapsis
d. Neurotransmitter
e. Mielin

117
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

Pembahasan Soal:
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
2) Lobus yang mengatur fungsi pendengaran, interpretasi bau dan ingatan
yaitu . . . .
a. Frontal
b. Parietal
c. Oksipital
d. Temporal
e. Diensefalon
Pembahasan Soal:
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
3) Selaput pelindung otak dan medula spinalis yaitu . . . .
a. Meningen
b. Koroid
c. Ventrikel
d. Foramen
e. Limbik
Pembahasan Soal:
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
4) Berikut adalah fungsi dari cairan serebrospinal, KECUALI . . . .
a. Sebagai alas atau bantalan pada struktur neuron/saraf
b. Sebagai penyangga otak
c. Sebagai penyangga medulla spinalis
d. Transportasi nutrisi, pesan kimia, dan produk sisa
e. Membantu proses pencernaan

118
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

Pembahasan Soal:
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………

2. Kegiatan Mandiri
Petunjuk:
• Buatlah gambar organ-organ terkait system saraf
• Buat keterangan bagian-bagian organ di bawah gambar, disertai penjelasan
fungsi bagian masing-masing
• Gambar dibuat di lembar Ms.Word, ukuran kertas A3 dengan
menggunakan font Times New Roman ukuran 12 spasi 1.5, dilengkapi
dengan sumber referensi/daftar Pustaka dan Cover (berisi: judul tugas,
nama, NIM, kelas, prodi, logo kampus)
• Tugas dikumpulkan via SPADA paling lambat hari Jumat.

119
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

KUNCI JAWABAN

1) b. Neurotransmitter
Pembahasan:
Neurotransmitter adalah Zat yang dihasilkan oleh ujung akson yang berfungsi
membawa impuls/sinyal antar neuron
2) d. Temporal
Pembahasan:
Lobus yang mengatur fungsi pendengaran, interpretasi bau dan ingatan yaitu
temporal
3) a. Meningen
Pembahasan:
Selaput pelindung otak dan medula spinalis yaitu Meningen.
4) e. Membantu proses pencernaan
Pembahasan:
Membantu proses pencernaan BUKAN fungsi dari CSS

120
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

DAFTAR PUSTAKA

Gibson, J. (2003). Fisiologi dan Anatomi Modern untuk Perawat Edisi 2. Jakarta:
EGC.
Muttaqin, A. (2008). Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem
Persarafan. Jakarta: Salemba Medika.
Pearce, E.C. (2009). Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.

121
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

BAB VI
GANGGUAN FUNGSI DARI BERBAGAI PENYAKIT PADA SISTEM
TUBUH MANUSIA BESERTA ISTILAH MEDIS DAN TINDAKAN YANG
TERKAIT SISTEM SARAF
dr. John Barker Liem, M.K.M..

PENDAHULUAN
A. Pengantar Pendahuluan
Pada bab ini membahas tentang gangguan fungsi dari berbagai penyakit
pada tubuh beserta istilah medis dan tindakan yang terkait meliputi sistem
saraf. Pada materi dijelaskan tentang patofisiologi penyakit dan istilah medis
serta tindakan terkait sistem saraf. Mahasiswa dituntun agar mampu
memahami patofisiologi penyakit dan istilah medis pada kasus terkait sistem
saraf.

B. Deskripsi Materi
Bab ini membahas tentang patofisiologi penyakit dan istilah medisnya
serta tindakan terkait sistem saraf.

C. Kemampuan/Tujuan Akhir Yang Diharapkan


Pembelajaran pada bab ini bertujuan untuk membantu mahasiswa
mencapai Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (CPMK) yaitu mampu
menjelaskan gangguan fungsi dari berbagai penyakit pada sistem tubuh
manusia beserta istilah medis dan tindakan terkait sistem saraf.

D. Uraian Materi
I. Patofisiologi Penyakit dan Istilah Medis pada Sistem Saraf
II. Tindakan Medis Terkait Sistem Saraf

122
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

I. Patofisiologi Penyakit dan Istilah Medis pada Sistem Saraf


A. Meningitis
Meningitis adalah kondisi infeksi cairan otak disertai dengan
peradangan pada meningen atau membran yang mengelilingi otak dan
medula spinalis dan disebabkan oleh virus, bakteri, atau organ-organ
jamur
Gejala meningitis :
• Demam
• Letargik
• Tidak responsive
• Koma
• Iritasi menigen
B. Encephalitis
• Encephalitis adalah suatu kondisi perdangan otak,perdangan otak ini
dapat melibatkan pula struktur terkait lainnya.
• Encephalitis adalah perdangan otak dan sumsum tulang belakang
• Meningoencephalitis adalah peradangan otak dan meningen atau
membran yang menutupi otak
• Penyebab encephalitis yang paling sering adalah karena infeksi
mikroorganisme
• Gejala:
a. Demam
b. Nyeri kepala
c. Mual dan muntah
d. Nyeri otot yang berlangsung selama beberapa hari
C. Alzheimer’s Disease
• Alzheimer adalah suatu kondisi di mana sel-sel saraf mati sehingga
sinyal- sinyal otak sulit ditransmisikan dengan baik

123
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

• Terjadi penurunan fungsi otak, sering juga disebut dengan penyakit


tua karena berkaitan dengan faktor usia
• Gangguan otak terjadi secara menahun dan sulit disembuhkan seperti
keadaan semula kembali
Faktor resiko
a. Riwayat keluarga
b. Penyakit down`s syndrome
c. Hipertensi kronis
Gejala
a. Hilangan ingatan
b. Afasia
c. Apraxia
d. Delusi
e. Mudah tersesat dan bingung
f. Ketidakmampuan untuk mempelajari tugas baru
g. Kehilangan penilaian dan alas an
h. Hilangnya hambatan dan pertikaian
i. Penarikan social
j. Halusinasi visual
Gejala berdasarkan stadium
a. Stadium Amnesia
b. Stadium Bingung
c. Stadium Akhir
Diagnosis
a. Demensia secara klinis
b. Defisit ≥ 2 bidang kognitif
c. Perburukan memori/ kognitif progresif
d. Gangguan kesadaran (-)

124
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

e. Penyakit otak dan gangguan sistemik (-)


Stadium awal
a. Karakteristik
b. Dimulai dengan kelupaan
c. Kemajuan menuju disorientasi dan kebingungan
d. Kepribadian berubah
e. Gejala depresi/ perilaku manik
Stadium menengah
Karakteristik
a. Butuh bantuan dengan ADL
b. Tidak dapat mengingat nama
c. Kehilangan daya ingat jangka pendek
d. Dapat menampilkan perilaku cemas, gelisah, delusi, atau obsesif
e. Mungkin agresif secara fisik atau verbal
f. Kebersihan pribadi yang buruk
g. Tidur terganggu
h. Ketidakmampuan untuk melakukan percakapan
i. Dapat menggunakan "kata salad" (fragmen kalimat)
j. Postur tubuh dapat diubah
k. Disorientasi waktu dan tempat
l. Dapat mengajukan pertanyaan berulang kali
Stadium akhir
Karakteristik
a. Hilangnya artikulasi verbal
b. Kehilangan ambulasi
c. Inkontinensia usus dan kandung kemi
d. Pola tidur yang diperpanjang
e. Tidak responsif terhadap sebagian besar rangsangan
125
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

D. Parkinson’s Disease
Merupakan proses degeneratif yang melibatkan neuron dopaminergik
dalam substansia nigra (daerah ganglia basalis yang memproduksi dan
menyimpan neurotransmitter dopamin)
Etiologi
a. Usia
b. Genetik
c. Periode
Faktor lingkungan
a. Xenobiotik
b. Pekerjaan
c. Infeksi
d. Diet
e. Ras
f. Trauma kepala
g. Stress dan Depresi
Klasifikasi
a. Parkinsonismus primer/ idiopatik/paralysis agitans
b. Parkinsonismus sekunder atau simtomatik
c. Sindrom paraparkinson (Parkinson plus)
Gejala Klinis
a. Tremor/bergetar
b. Rigiditas/kaku
c. Akinesia/bradikinesia
d. Tiba-tiba berhenti atau ragu-ragu untuk melangkah
e. Mikrofagia
f. Bicara monoton
g. Demensia

126
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

h. Gangguan Behavioral
i. Tanda Myerson (+)
j. Disfungsi Otonom
k. Gangguan Suasana Hati
l. Gangguan Kognitif
m. Gangguan Tidur
n. Gangguan Sensasi
E. Epilepsi
• Epilepsi adalah suatu kondisi gangguan neurologis kronis atau jangka
panjang yang ditandai dengan serangan-serangan epileptic.
• Episodenya dapat bermacam-macam mulai dari serangan singkat dan
hampir tak terdeteksi hingga guncangan kuat untuk periode yang
lama.
• Pada epilepsi, serangan cenderung berulang dan tidak ada penyebab
yang mendasari secara langsung.
F. Sindrom Guillane Bare
• Sindrom guillane bare (SGB) adalah suatu kondisi peradangan akut
yang menyebabkan kerusakan sel saraf perifer yang bertanggung
jawab mengendalikan pergerakan tubuh, yang disebabkan oleh
sistem kekebalan tubuh yang seharusnya melindungi justru
menyerang sistem saraf perifer.
• Penderita biasanya mengalami gejala bertahap yang diawali dari
kesemutan dan nyeri pada otot kaki serta tangan.
• Selanjutnya mengalami pelemahan pada kedua sisi otot tubuh dari
kaki dan menjalar ke bagian tubuh atas, bahkan hingga ke otot mata.
• Gejala:
a. Asimtomatis
b. Nyeri tidak tertahankan
c. Disfagia
127
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

d. Sulit bicara
e. Gangguan pencernaan
f. Penglihatan menjadi ganda atau buram
g. Kelumpuhan otot sementar
G. Myastenia Gravis
• Myastenia gravis adalah suatu kondisi penyakit autoimun kronis
dimana antibodi menyerang jaringan-jaringannya sendiri, yaitu
menyerang hubungan atau komunikasi antara sistem saraf dan sistem
otot.
• Kondisi ini ditandai melemahnya beberapa otot, terutama otot di
daerah wajah yang mengontrol pergerakan bola mata, ekspresi
wajah, proses mengunyah, menelan, dan berbicara.
• Gejala:
a. Kelemahan otot
b. Ptosis
c. Penglihatan ganda atau kabur
d. Ekspresi wajah yang terbatas
e. Perubahan kualitas suara
f. Sulit menelan serta mengunyah
H. Hidrocephalus
• Hidrocephalus adalah suatu kondisi patologis otak yang
mengakibatkan bertambahnya cairan serebrospinalis (CSS)
menumpuk di ruang tengkorak yang disebabkan baik oleh produksi
yang berlebihan maupun gangguan gangguan absorbsi, dengan atau
pernah disertai tekanan intrakranial yang meninggi sehingga terjadi
pelebaran ruangan-ruangan tempat aliran serebrospinalis.
• Hidrosefalus selalu bersifat sekunder sebagai akibat penyakit atau
kerusakan otak.

128
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

• Adanya kelainan- kelainan tersebut menyebabkan kepala menjadi


besar serta terjadi pelebaran sutura- sutura dan ubun-ubun.
• Gejala:
a. Ubun-ubun menggembung
b. Lingkar kepala cepat meningkat
c. Mata tetap menatap kebawah
d. Kejang
e. Rewel
f. Sering muntah
g. Tidak mau makan
h. Pergerakan otot lemas

II. Tindakan Medis Terkait Sistem Saraf


A. Meningitis
• Pemeriksaan penunjang
a. Fungsi lumbal
b. MRI atau CT scan
c. Thorax X-ray ataukepala atau sinus
• Penatalaksanaan
Antibiotic
B. Encephalitis
• Penatalaksanaan
Sesuai gejala dan penyebab
C. Alzheimer’s Disease
• Stadium awal
Intervensi
a. Obat-obatan
b. Terapi
c. Konseling dengan keluarga
129
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

d. Terapi music
1) Digunakan untuk meredakan depresi
2) Ditambah dengan teknik latihan dan relaksasi
3) Tingkatkan atau pertahankan hubungan sosial
4) Pertahankan kegiatan positif
• Stadium menengah
Intervensi
a. Terapi Validasi
b. Area Terstruktur untuk Mobilitas
c. Lingkungan yang positif, memelihara, dan penuh kasih
d. Terapi musik
1) Menyediakan jalan untuk interaksi social
2) Menyediakan media untuk ekspresi verbal / non-verbal
(TGS)
3) Dapat membantu menjaga fungsi kognitif dan afektif
4) Musik yang terkait dengan kenangan positif akan
membangkitkan respons positif
5) Gunakan musik pilihan klien
6) Musik dari remaja akhir hingga awal 30-an
• Stadium akhir
Intervensi
a. Merawat kebutuhan fisik
b. Pertahankan integritas kulit
c. Intervensi medis
d. Sebagian besar kegiatan tidak dapat diakses
e. Terapi musik
1) Kaset di samping tempat tidur

130
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

2) Nyanyian lembut oleh terapis ~ sepihak, penderita tidak


akan berpartisipasi
3) Dapat memberikan beberapa koneksi antara pasien dan
anggota keluarga melalui bernyanyi
4) Gunakan suara yang tenang
5) Gunakan sentuhan: berpegangan tangan, berpelukan,
goyang, tangan di bahu, dll.
f. Terapi farmakologi
1) Golongan acetylcholin estrase inhibitor
2) Golongan esterogen
3) Antioksidan
4) Nootropik agent
5) Golongan NSAID
D. Parkinson’s Disease
• Pemeriksaan Penunjang
1) EEG
2) CT Scan kepala
• Penatalaksanaan
1) Terapi Famakologik
2) Bekerja pada sistem dopaminergic
3) Bekerja pada sistem kolinergik
4) Bekerja pada Glutamatergik
5) Bekerja sebagai pelindung neuro
6) Terapi Pembedahan
a. Deep-Brain Stimulation (DBS)
b. Transplantasi
7) Terapi Non Farmakologik
a. Edukasi

131
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

b. Terapi Rehabilitasi
c. Tai Chi
E. Epilepsi
Penatalaksanaan:
a. Pemberian terapi kausal (penyebab)
b. Pemberian terapi medikamentasa (anti kejang)

F. Sindrom Guillane Bare


• Pemeriksaan Penunjang:
a. Fungsi lumbal
b. Elektrodiagnostik
• Penatalaksanaan:
a. Terapi antibody
b. Observasi
c. Terapi fisik

G. Myastenia Gravis
• Pemeriksaan Penunjang:
a. Pemeriksaan neurologi
b. Pemeriksaan darah
c. EMG
d. MRI atau CT scan
• Penatalaksanaan:
a. Tergantung usia pasien
b. Tingkat keparahan kondisi
c. Lokasi otot yang diserang
d. Penyakit-penyakit lain yang diderita pasien

132
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

H. Hidrocephalus
• Pemeriksaan Penunjang:
a. USG
b. CT scan
c. MR
• Penatalaksanaan:
a. Mengurangi produksi CSS
b. Mempengaruhi hubungan antara tempat produksi CSS dengan
tempat absorbsi
c. Pengeluaran likuor (CSS) ke dalam organ ekstrakranial

Rangkuman
Meningitis adalah kondisi infeksi cairan otak disertai dengan peradangan
pada meningen atau membran yang mengelilingi otak dan medula spinalis dan
disebabkan oleh virus, bakteri, atau organ-organ jamur. Encephalitis adalah suatu
kondisi perdangan otak,perdangan otak ini dapat melibatkan pula struktur terkait
lainnya. Selain itu, terdapat banyak penyakit yang dapat menyerang sistem saraf.
Perlu diketahui dan dipahami patofisiologi serta tindakan medis pada penyaki-
penyakit tersebut.

Tugas
1. Tugas Terstruktur
Petunjuk:
• Bentuklah 2 kelompok mahasiswa
• Baca setiap pertanyaan di bawah ini, diskusikan bersama teman
sekelompok untuk menjawab soal-soal berikut ini.

133
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

• Ketik hasil diskusi anda ke lembar Ms.Word dengan menggunakan font


Times New Roman ukuran 12 spasi 1,5. Sertakan Cover (berisi judul
tugas, nama anggota kelompok dan NIM, prodi, kelas, logo kampus)
• Tugas dikumpulkan paling lambat hari Sabtu melalui spada masing-
masing.
Soal:
1) Peradangan otak dan sumsum tulang belakang disebut:
a. Encephalitis
b. Meningitis
c. Encephalomyelitis
d. Meningoencephalitis
e. Semua salah
Pembahasan Soal:
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
2) Pemeriksaan penunjang yang dilakukan dengan menganalisa cairan otak
disebut:
a. Lumbal punksi
b. Elektrodiagnostik
c. CT scan
d. MRI
e. Semua benar
Pembahasan Soal:
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
3) Gejala awal yang sering ditemukan pada meningitis adalah:
a. Sakit kepala
b. Demam

134
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

c. Koma
d. Sakit kepala dan demam
e. Semua benar
Pembahasan Soal:
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………

2. Kegiatan Mandiri
Petunjuk:
• Buatlah bagan patofisiologi dari 2 penyakit pada sistem saraf
• Gambar dibuat di lembar Ms.Word, ukuran kertas A3 dengan
menggunakan font Times New Roman ukuran 12 spasi 1.5, dilengkapi
dengan sumber referensi/daftar Pustaka dan Cover (berisi: judul tugas,
nama, NIM, kelas, prodi, logo kampus)
• Tugas dikumpulkan via SPADA paling lambat hari Jumat.

135
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

KUNCI JAWABAN

1. c. Encephalomyelitis
Pembahasan:
Encephalomyelitis merupakan Peradangan otak dan sumsum tulang belakang
2. a. Lumbal punksi
Pembahasan:
Lumbal punksi yaitu Pemeriksaan penunjang yang dilakukan dengan
menganalisa cairan otak
3. d. Sakit kepala dan demam
Pembahasan:
Sakit kepala dan demam merupakan gejala awal yang sering ditemukan pada
meningitis

136
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

DAFTAR PUSTAKA

Guyton, A.C., & Hall, J.E. (2014). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC.
Ganong, William F. (2003). Review Of Medical Physiology 21st Ed. San
Fransisco: McGraw-Hill Companies.
Genevieve Love Smith, Phyllis E Davis. (1967). Medical Terminology – A
Programmed Text, 2nd Ed. New York: John Wiley & Sons, Inc.
Marie A. Moisio & Elmer W. Masio. (2002). Medical Terminology – A Student-
Centered Approach. Delmar Thomson Learning, Canada
Sudarto Pringgoutomo, dkk. (2002). Buku Ajar Patologi 1 (UMUM).
Wedding, Mary Ellen. (2005). Medical Terminology System – A Body Systems
Approach. F. A Davis Company, Phildelphia

137
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

BAB VII
TERMINOLOGI MEDIS PADA SISTEM SARAF
dr. John Barker Liem, M.K.M..

PENDAHULUAN
A. Pengantar Pendahuluan
Selamat! Anda sudah memasuki bab III pada modul ini. Bab VII akan
membahas terminologi medis pada sistem saraf. Konsep ini diberikan agar
membantu mahasiswa untuk memahami berbagai terminologi terkait penyakit
atau tindakan medis pada kasus sistem saraf, sehingga menjadi bekal
mahasiswa untuk memahami dan kelak mempraktikkan klasifikasi dan
kodefikasi terkait sistem saraf.

B. Deskripsi Materi
Bab ini menguraikan tentang konsep dasar pembentukan terminologi medis
sistem saraf.

C. Kemampuan/Tujuan Akhir Yang Diharapkan


Pembelajaran pada bab ini bertujuan untuk membantu mahasiswa
dalam mencapai Capaian Mata Kuliah yaitu mampu mengklasifikasikan
terminologi medis pada sistem saraf.

D. Uraian Materi
I. Terminologi Medis pada Sistem Saraf
II. Istilah Medis Prosedur untuk Sistem Saraf

138
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

I. Terminologi Medis pada Sistem Saraf


A. Analisis Kata/Istilah
• Untuk dapat menganalisis istilah, kenali suffixnya dulu, kemudian
temukan root di bagian tengah, kemudian daapt ada atau tidak ada
unsur kata prefix di bagian terdepan istilah terkait
• Tentukan arti istilah dengan menentukan terlebih dulu arti suffix,
menuju ke arah kiri arti root, kemudian arti kata prefixnya
• Bila di antaranya ada tambahan unsur kata, umumnya adalah root

B. Metode Analisis Kata


• Dimulai dari kanan ke kiri: Prefix ß Root ß Suffix
• Dimulai dari kiri ke kanan: Prefix à Root à Suffix
• Dimulai dari tengah ke kanan dan ke kiri:
Prefix ß Root àSuffix
– ß Root – Root à Suffix
Prefix – ß Root à –
– ß Root à
• Subcutaneous à sub- cutane –ous
-ous = (suffix) berkaitan dengan sub- = (prefix) di bawah
cutane/o = (root) kulit
subcutaneous = yang berkaitan dengan bagian bawah kulit
• E.lec”tro.enchepal.o.gram” = perekam aktivitas listrik otak
-gram = (suffix) perekam
electr/o = (root) listrik
cephal/o = (root) kepala
• An”en.ceph’a.lia à an- encephal –ia = tidak memiliki otak
an”en.ceph’a.ly à an-encephal-y
Tumbuh beserta absennya tulang pipih tengkorak kepala
an”en.ceph’a.lus = kondisi anecephalia
139
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

Subcutaneous = yang berkaitan dengan bagian bawah kulit


• Combining Vowel adalah huruf hidup, umumnya huruf –o-, fungsinya
menggabungkan unsur kata root dengan suffix yang diperlukan
Contoh:
neur-o-pathy à neur/o-pathy
neur-o-encephal-o-myel-o-pathy
neur-o-derm/at-iti
Tabel 5. Istilah Medis Penyakit Sistem Saraf
ISTILAH MEDIS/ PREFIX ROOT SUFFIX
PROSEDUR
Arachnoiditis Arachnoid itis
Leptomeningitis Lepto mening itis
Meningitis mening itis
Encephalitis Encephal itis
Encephalomyelitis Encephal itis
Myel
Paraplegia Para Plegia
Thrombophlebitis Thromb itis
Phleb
Coccidioidomycosis Coccidioid/o is
- mycos
Allkoholic Allkohol ic
Neuralgia Neur algia
Pneumogastric Pneum/o ic
Gaster
Polyneuritis Poly Neur itis
Neuromyopathy Neur/o pathy
Myo
Paraneoplatic Parane/o plastic
Dystonia Dys Tonia
Neuromyelitis Neur/o itis
Myel
Leucoenchepalitis Leuco- Enchepal itis

140
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

Neuralgia Neur algia


Pneumogastric Pneum/o ic
Gaster
Polyneuritis Poly Neur itis
Neuromyopathy Neur/o pathy
Myo
Paraneoplatic Parane/o plastic
Dystonia Dys Tonia
Neuromyelitis Neur/o itis
Myel
Leucoenchepalitis Leuco- Enchepal itis

II. Istilah Medis Prosedur pada Sistem Saraf


Tabel 6. Istilah Medis Prosedur pada Sistem Saraf

ISTILAH MEDIS/ PREFIX ROOT SUFFIX


PROSEDUR
Cranial Puncture Cranial Puncture
Ventriculopuncture Ventricul/o Puncture
Craniotomy Crani/o Tomy
Craniectomy Crani Ectomy
Tractotomy Tract/o Tomy
Palidotomy Palid/o Tomy
Thalamotomy Thalam/o Tomy

Rangkuman
Penyakit maupun tindakan medis pada sistem saraf sangat banyak, namun
perlu diingat beberapa terminology penting yang umum digunakan pada praktik
sehari-hari. Misalnya pada sistem penglihatan meliputi: meningitis, encephalitis,
paraplegia, dan sebagainya. Sedangkan prosedur pada sistem saraf misalnya
cranial puncture, ventriculopuncture, dan lainnya.

141
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

Tugas
1. Tugas Terstruktur
Petunjuk:
• Bentuklah 2 kelompok mahasiswa
• Baca setiap pertanyaan di bawah ini, diskusikan bersama teman
sekelompok untuk menjawab soal-soal berikut ini.
• Ketik hasil diskusi anda ke lembar Ms.Word dengan menggunakan font
Times New Roman ukuran 12 spasi 1,5. Sertakan Cover (berisi judul
tugas, nama anggota kelompok dan NIM, prodi, kelas, logo kampus)
• Tugas dikumpulkan paling lambat hari Sabtu melalui spada masing-
masing.

Soal:
1) Kata “tomy” merupakan:
a. Prefix
b. Root
c. Suffix
d. Prefix dan Suffix
e. Semua salah
Pembahasan Soal:
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
2) Terminologi medis untuk pembalikan kelopak mata ke arah dalam yang
benar adalah:
a. Dacryo + cyst + itis
b. Blepharo + spasm
c. En + tropion
d. Laghos + ophtalmus
e. Semua benar
142
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

Pembahasan Soal:
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
3) Manakah di bawah ini yang termasuk root pada penyakit glossopyrosis?
a. Gloss
b. Glosso
c. Pyrosis
d. Osis
e. Is
Pembahasan Soal:
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
4) Terminologi medis untuk infeksi jamur pada rongga mulut yang benar
adalah:
a. Glosso +pyrosis
b. Oral Candida + osis
c. Geographic + tongue
d. Fissured + tongue
e. Atrophic + gloss + itis
Pembahasan Soal:
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
5) Terminologi medis untuk peradangan pada kulit yang benar adalah:
a. Seboroik
b. Folikel + itis
c. Psorias + is
d. Dermato- + itis
e. Pio + derma
Pembahasan Soal:
143
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………

2. Kegiatan Mandiri
Petunjuk:
• Buatlah tabel terminologi sistem saraf!
• Tugas dibuat di lembar Ms.Word, ukuran kertas A4 dengan menggunakan
font Times New Roman ukuran 12 spasi 1.5, dilengkapi dengan sumber
referensi/daftar Pustaka dan Cover (berisi: judul tugas, nama, NIM, kelas,
prodi, logo kampus)
• Tugas dikumpulkan via SPADA paling lambat hari Sabtu.

144
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

KUNCI JAWABAN

1. c. Suffix
Pembahasan:
Tomy merupakan Suffix dalam terminology medis.
2. c. En + tropion
Pembahasan:
En + tropion adalah Terminologi medis untuk pembalikan kelopak mata ke
arah dalam.
3. a. Gloss
Pembahasan:
Gloss merupakan root pada penyakit glossopyrosis
4. Oral Candida + osis
Pembahasan:
Oral Candida + osis merupakan Terminologi medis untuk infeksi jamur pada
rongga mulut.
5. d. Dermato- + it is
Pembahasan:
Dermato- + it is merupakan Terminologi medis untuk peradangan pada kulit

145
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

DAFTAR PUSTAKA

Guyton, A.C., & Hall, J.E. (2014). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC.
Ganong, William F. (2003). Review Of Medical Physiology 21st Ed. San
Fransisco: McGraw-Hill Companies.
Genevieve Love Smith, Phyllis E Davis. (1967). Medical Terminology – A
Programmed Text, 2nd Ed. New York: John Wiley & Sons, Inc.
Marie A. Moisio & Elmer W. Masio. (2002). Medical Terminology – A Student-
Centered Approach. Delmar Thomson Learning, Canada
Sudarto Pringgoutomo, dkk. (2002). Buku Ajar Patologi 1 (UMUM).
Wedding, Mary Ellen. (2005). Medical Terminology System – A Body Systems
Approach. F. A Davis Company, Phildelphia

146
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

BAB VIII
ATURAN DAN TATACARA KODEFIKASI PENYAKIT DAN TINDAKAN
PADA SISTEM SARAF

Dr. John Barker Liem, M.K.M

PENDAHULUAN
A. Pengantar Pendahuluan
Selamat! Anda sudah memasuki Bab VIII pada modul ini. Bab VIII
ini membahas tentang konsep dan aturan serta tatacara kodefikasi penyakit
dan tindakan pada sistem saraf. Konsep ini diberikan agar membantu
mahasiswa untuk memahami apa itu klasifikasi dan kodefikasi serta
bagaimana menentukan kodefikasi penyakit maupun tindakan pada sistem
saraf. Dengan demikian, sebagai calon petugas perekam medik dan informasi
kesehatan mahasiswa memperoleh bekal pengetahuan untuk dipraktikkan
pada praktik di lapangan.

B. Deskripsi Materi
Bab VII ini mengulas tentang konsep ICD, klasifikasi dan kodefikasi penyakit
dan tindakan pada sistem saraf berdasarkan ICD 10 dan 9..

C. Kemampuan/Tujuan Akhir yang Diharapkan


Pembelajaran pada bab ini bertujuan untuk membantu mahasiswa
dalam mencapai Capaian Mata Kuliah yaitu mampu menerapkan aturan dan
tatacara kodifikasi penyakit dan tindakan pada sistem saraf.

D. Uraian Materi
I. Klasifikasi dan Kodefikasi Penyakit Serta Tindakan pada Sistem Saraf
Berdasarkan ICD 10 dan 9

147
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

I. Klasifikasi dan Kodefikasi Penyakit Serta Tindakan pada Sistem Saraf


Berdasarkan ICD 10 dan 9
A. Blok BAB Kodefikasi Sistem Saraf (g00-g99)
• G00-G09 Penyakit peradangan CNS
• G10-G13 Atrofi sistemik yang terutama mengganggu CNS
• G20-G26 Kelainan extrapyramid dan gerakan
• G30-G32 Penyakit degeneratif lain sistem syaraf
• G40-G47 Kelainan bersifat episode dan paroxysmal
• G50-G59 Kelainan syaraf,urat syaraf,dan pleksus
• G60-G64 Polineuropati dan kelainan lain sistem syaraf perifer
• G70-G73 Penyakit-penyakit myoneural junction dan otot
• G80-G83 Keliumpuhan otak dan sindroma kelumpuhan lainnya
• G90-G99 Kelainan lain sistem syaraf

B. Kategori BAB
• G01* Meningitis pada penyakit bakteri c.e.
• G02* Meningitis pada penyakit infeksi dan parasit lain
c.e.
• G05* Encephalitis,myelitis dan encephalomyelitis pada
penyakit c.e.
• G07* Abses dan granuloma intrakranial dan intraspinal
pada penyakit c.e.
• G13* Atrofi sistemik yang terutama, mengganggu CNS
pada penyakit c.e.
• G22* Parkinsonism pada penyakit c.e.
• G26* Kelainan extrapyramid dan gerakan pada penyakit
c.e.
• G32* Kelainan degeneratif lain sistem syaraf pada
penyakit c.e.
148
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

• G46* Sindroma otak vaskuler pada CVD


(Cerebrovascular diseases)
• G53* Kelainan syaraf otak (nervus craniales) pada
penyakit c.e.
• G55* Penekanan akar syaraf dan pleksus pada penyakit
c.e.
• G59* Mononeuropati pada penyakit c.e.
• G63* Polyneuropati pada penyakit c.e.
• G73* Kelainan myoneural junction dan otot pada penyakit
c.e.
• G94* Kelainan otak lainnya pada penyakit c.e.
• G99* Kelainan sistem syaraf lainnya pada penyakit c.e.

C. Kode Penyakit Peradangan Sistem Saraf Pusat (G00-G09)


• G00 Meningitis bakteri,not elsewhere classified
Termasuk : Bacterial : arachnoiditis, leptomeningitis, meningitis,
pachymeningitis.
• Kecuali : Bacterial : meningoencephalitis (G04.2), meningomyelitis
(G04.2)
• G01* Meningitis pada penyakit bakteri c.e.
• G02* Meningitis pada penyakit infeksi dan parasit lain c.e.
• G03 Meningitis akibat penyebab lain dan penyebab yang tidak
dijelaskan
• G04 Ensefalitis, myelitis dan ensefalomyelitis
• G05* Ensefalitis,myelitis dan ensefalomyelitis pada penyakit c.e.
• G06 Abses dan granuloma intrakranium dan intraspinal
• G07* Abses dan granuloma intrakranium dan intraspinal pada
penyakit c.e.
• G08 Phlebitis dan thrombophlebitis intrakranium dan intraspinal
149
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

• G09 Sequelae penyakit peradangan sistem syaraf pusat (SPP)


Kategori ini digunakan untuk kondisi yang klasifikasi utamanya pada
G00-G08(kecuali yang memiliki asterisk [*]) sebagai penyebab dari
sekuel yang bisa diklasifikasikan di tempat ini. Sekuel adalah kondisi
yang dinyatakan sebagai sekuel, atau efek jangka panjang, atau yang
terdapat satu tahun atau lebih setelah onset kondisi penyebab

D. Atrofi Sistemik yang Terutama Mengganggu SSP (G10-G13)


• G10 Penyakit Huntington
• G11 Ataxia Herediter
• G12 Atrofi otot spinalis dan sindroma terkait
• G13* Atrofi sistemik yang terutama mengganggu SSP pada
penyakit c.e.

E. Kelainan Ekstrapiramid dan Gerakan (G20-G26)


• G20 Penyakit Parkinson
• G21 Parkinsonisme sekunder
• G22* Parkinsonisme pada penyakit c.e.
• G23 Penyakit degeneratif basal ganglia lain
• G24 Dystonia [tonus otot tidak teratur sehingga timbul kontraksi
bawah sadar]
• G25 Kelainan extrapyramid dan pergerakan lainnya
• G26* Kelainan extrapyramid dan pergerakan pada penyakit c.e.

F. Penyakit Degeneratif Lain Sistem Saraf (G30-G32)


• G30 Penyakit alzheimer
• G31 Penyakit degeneratif lain sistem syaraf,NEC
• G32* Penyakit degeneratif lain sistem syaraf pada penyakit c.e

150
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

G. Penyakit Demielinasi SSP


• G35 Multiple sclerosis
Multiple sclerosis (pada): batang otak, medulla spinalis, disseminata,
generalisata, NOS
• G36 Demielinasi luas akut lainnya
• G37 Penyakit-penyakit demielinasi lain pada SSP

H. Kelainan-Kelainan Episodik dan Paroxysmal (G-40-G47)


• G40 Epilepsy
• G41 Status epilepticus
• G43 Migraine
• G44 Sindroma sakit kepala lainnya
• G45 Transient cerebral ischaemic attacks (TIAs) dan sindroma yang
terkait
• G46* Sindroma vaskuler otak pada penyakit serebrovaskuler (I60-I67+)
• G47 Kelainan-kelainan tidur

I. Kelainan Saraf, Urat Saraf, dan Pleksus Saraf (G50-G59)


• G50 Kelainan nervus trigeminus (NC V)
• G51 Kelainan nervus fasialis
• G52 Kelainan nervi kraniales lainnya
• G53*Kelainan n. kranialis pada penyakit yang klasifikasinya ditempat
lain
• G54 Kelainan urat syaraf dan pleksus syaraf
• G55*Kompresi urat syaraf dan pleksus syaraf pada penyakit c.e.
• G56 Mononeuropati anggota atas
• G57 Mononeuropati anggota bawah
• G58 Mononeuropati lainnya
• G59*Mononeuropati pada penyakit c.e.
151
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

J. Polyneuropati dan Kelainan Lain Sistem Saraf Perifer (G60-G64)


• G60 Neuropati herediter dan idiopatik
• G61 Polineuropati peradangan
• G62 Polineuropati lainnya
• G63* Polineuropati pada penyakit c.e.
• G64 Kelainan lain sistem syaraf perifer

K. Penyakit Myoneural Junction dan Otot (G70-G73)


• G70 Myasthenia gravis dan kelainan mioneural lainnya
• G71 Kelainan primer pada otot
• G72 Miopati lainnya
• G73* Kelainan myoneural junction dan otot pada penyakit c.e.

L. Cerebral Palsy dan Sindroma Lumpuh Lainnya (G80-G83)


• G80 Cerebral palsy
Catatan untuk G81-G83 sindroma paralitik
Kode-kode ini tidak digunakan untuk kondisi utama kalau penyebab
kondisi sekarang diketahui, kecuali kalau episode perawatan adalah
untuk paralisis itu sendiri. Ketika mengkode penyebab,G81-G83 bisa
dipakai sebagai kode tambahan.
• G81 Hemiplegia
Kategori ini digunakan untuk kode utama kalau hemiplegia dilaporkan
tanpa penjelasan lebih lanjut, atau dinyatakan sebagai telah lama tapi
penyebab tidak dijelaskan. Kategori ini juga digunakan pada
pengkodean ganda untuk identifikasi jenis-jenis hemiplegia.
• G82 Paraplegia dan tetraplegia
Kategori ini digunakan untuk kode utama kalau hemiplegia dilaporkan
tanpa penjelasan lebih lanjut, atau dinyatakan sebagai telah lama tapi

152
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

penyebab tidak dijelaskan. Kategori ini juga digunakan pada


pengkodean ganda untuk identifikasi jenis-jenis hemiplegia.
• G83 Sindroma paralitik lainnya
Kategori ini digunakan untuk kode utama kalau hemiplegia dilaporkan
tanpa penjelasan lebih lanjut, atau dinyatakan sebagai telah lama tapi
penyebab tidak dijelaskan. Kategori ini juga digunakan pada
pengkodean ganda untuk indentifikasi jenis-jenis hemiplegia.

M. Kelainan Lain pada Sistem Saraf (G90-G99)


• G90 Kelainan sistem syaraf otonom
• G91 Hydrocephalus
• G92 Toxic encephalopathy
• G93 Kelainan-kelainan lain pada otak
• G94* Kelainan lain otak pada penyakit c.e.
• G95 Other penyakit-penyakit spinal cord
• G96 Kelainan lain sistem syaraf pusat
• G97 Kelainan sistem syaraf pasca-prosedur, NEC
• G98 Kelainan sistem syaraf,not elsewhere classified
• G99* Kelainan lain sistem syaraf pada penyakit c.e.

Rangkuman
Blok BAB Kodefikasi Sistem Saraf (g00-g99) meliputi: G00-G09
Penyakit peradangan CNS, G10-G13 Atrofi sistemik yang terutama mengganggu
CNS, G20-G26 Kelainan extrapyramid dan gerakan, G30-G32 Penyakit
degeneratif lain sistem syaraf, G40-G47 Kelainan bersifat episode dan
paroxysmal, G50-G59 Kelainan syaraf,urat syaraf,dan pleksus, G60-G64
Polineuropati dan kelainan lain sistem syaraf perifer, G70-G73 Penyakit penyakit
myoneural junction dan otot, G80-G83 Keliumpuhan otak dan sindroma
kelumpuhan lainnya, G90-G99 Kelainan lain sistem syaraf.
153
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

Tugas
1. Tugas Terstruktur
Petunjuk:
• Bentuklah 2 kelompok mahasiswa
• Baca setiap pertanyaan di bawah ini, diskusikan bersama teman
sekelompok untuk menjawab soal-soal berikut ini.
• Ketik hasil diskusi anda ke lembar Ms.Word dengan menggunakan font
Times New Roman ukuran 12 spasi 1,5. Sertakan Cover (berisi judul
tugas, nama anggota kelompok dan NIM, prodi, kelas, logo kampus)
• Tugas dikumpulkan paling lambat hari Sabtu melalui spada masing-
masing.

Soal:
1) Bab V : F00-F99 termasuk pada diagnosa gangguan system ?
a. Gangguan jiwa dan perilaku
b. Mata dan Adnexa
c. Penyakit telinga luar
d. Saluran nafas
e. Proses mastoid
Pembahasan Soal:
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
2) Tentukanlah kode Diagnosa pasien Epilepsy pada ICD 10 CM volume 3 ?
a. G40.9
b. G40.8
c. G40.7
d. G40.6
e. G40.5

154
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

Pembahasan Soal:
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
3) Tentukanlah kode tindakan EEG (Electroencephalogram) pada ICD 9 CM?
a. 88.72
b. 88.14
c. 89.14
d. 88.42
e. 89.15
Pembahasan Soal:
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
4) Kelainan bersifat episode dan paroxysmal termasuk pada bagian Blok ?
a. G00-G09
b. G10-G13
c. G20-G26
d. G30-G32
e. G40-G47
Pembahasan Soal:
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
5) Sebutkan salah satu prosedur medis terkait gangguan jiwa dan perilaku
berdasarkan ICD-9 CM, kecuali ?
a. 94 Procedures related to the psyche
b. 94.0 Psychologic evaluation and testing
c. 94.01 Administration of intelligence test
d. 94.02 Administration of psychologic test
e. 89.14 EEG (Electroencephalogram)

155
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

Pembahasan Soal:
……………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………..

2. Kegiatan Mandiri
Petunjuk:
• Buatlah bagan alur cara mencari klasifikasi dan kodefikasi penyakit dan
tindakan dari system saraf pada buku ICD 10 dan 9!
• Tugas dibuat di lembar Ms.Word, ukuran kertas A4 dengan menggunakan
font Times New Roman ukuran 12 spasi 1.5, dilengkapi dengan sumber
referensi/daftar Pustaka dan Cover (berisi: judul tugas, nama, NIM, kelas,
prodi, logo kampus)
• Tugas dikumpulkan via SPADA paling lambat hari Sabtu.

156
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

KUNCI JAWABAN

1) a. Gangguan jiwa dan perilaku


Pembahasan:
Bab V : F00-F99 termasuk pada diagnosa gangguan system Gangguan jiwa
dan perilaku
2) a. G40.9
Pembahasan:
a. Carilah lead term yang terkait sebab luar pada Section II – External

Causes pada Indeks Alfabetik Volume 3 yakni E.

b. Ikutilah modifier yang berada di bawah lead term secara hati-hati hingga

menemukan kode yang sesuai dengan seluruh keterangan dalam sebab luar

yakni Epilepsy, epileptic, epilepsia G40.9.

3) c. 89.14
Pembahasan:
a. Carilah lead term yang terkait tindakan pada formulir laporan pembedahan

di Indeks Alfabetik E

b. Ikutilah modifier yang berada di bawah lead term secara hati-hati hingga

menemukan kode yang sesuai dengan tindakan yang dilakukan yakni EEG

(Electroencephalogram)

c. Kemudian tentukanlah kode yang paling tepat sesuai dengan tindakan

yakni EEG (Electroencephalogram) : 89.14

157
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

4) e. G40-G47
Pembahasan:
G40-G47 merupakan blok untuk Kelainan bersifat episode dan paroxysmal
5) e. 89.14 EEG (Electroencephalogram)
Pembahasan:
89.14 EEG (Electroencephalogram) BUKAN menjadi salah satu prosedur
medis terkait gangguan jiwa dan perilaku berdasarkan ICD-9 CM

158
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

DAFTAR PUSTAKA

The ICD-10 Classification of Mental and Behavioural Disorder. (1992).


Switzerland: WHO.
The center for madicare and medicaid services (CMS) and the National Center for
Health Statistics (NCHS). (2006). ICD-9-Cm Official Guidelines For
Coding And Reporting.
The Centers for Medicare and Medicaid Services (CMS) and the National Center
for Health Statistics (NCHS). (2006). ICD-9-Cm Official Guidelines For
Coding Ang Reporting
World Health Organization. (2004). ICD-10 2ed ed. Vol 1, 2, 3. Geneva.

159
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

BAB IX
KONSEP DASAR GANGGUAN JIWA DAN PERILAKU
Dr. John Barker Liem, M.K.M

PENDAHULUAN
A. Pengantar Pendahuluan
Pada bab ini membahas tentang konsep dasar gangguan jiwa dan perilaku,
serta berbagai gangguan terkait jiwa dan perilaku. Pada materi dijelaskan
tentang pengertian, jenis, gejala dan penanganan gangguan jiwa dan perilaku.
Mahasiswa dituntun agar mampu memahami konsep dasar dan gangguan
pada gangguan jiwa dan perilaku.

B. Deskripsi Materi
Bab ini membahas tentang patofisiologi penyakit dan istilah medisnya
serta tindakan terkait sistem saraf.

C. Kemampuan/Tujuan Akhir Yang Diharapkan


Pembelajaran pada bab ini bertujuan untuk membantu mahasiswa
mencapai Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (CPMK) yaitu mampu
menjelaskan konsep gangguan jiwa dan perilaku.

D. Uraian Materi
I. Konsep Gangguan Jiwa dan Perilaku
II. Jenis Gangguan Jiwa dan Perilaku

160
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

I. Konsep Gangguan Jiwa dan Perilaku


A. Penggolongan Gangguan Jiwa
• PPDGJ III (pedoman pengolongan dan diagnosis gangguan jiwa
• Merujuk pada ICD – 10
(the international classification of diseases and related health problem)
• Diagnosis multi axial merujuk ke DSM-IV) (the diagnosis and
statistical manual of mental disorder)
• Pendekatan ateoritik & deskriptif
• Tidak ada batasan tegas
• Bukan golongan orang tetapi gangguan
• Seseorang dengan gangguan jiwa sama, hanya pada ciri-ciri gangguan
jiwa
• Diagnosis multiaxial & 100 kategori dx F00 – F98
• Gangguan jiwa terbagi menjadi:

Gambar 25. Penggolongan Gangguan Jiwa


B. Blok Diagnosis Ganguan Jiwa
1. Gangguan mental organik & simtomatik F00 - F09
Gangguan mental & perilaku akibat zat psikoaktif F10 - F19
Ciri khas : etiologi organik/fisik jelas
2. Skizofrenia, gangguan. Skizotipal & gangguan. Waham F20 - F29
161
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

Ciri khas : gejala psikotik, etiologi organik tidak jelas


3. Gangguan afektif/mood F30 - F39
Ciri khas : gejala gg. Afek (psikotik & non psikotik)
4. Gangguan neurotik, gg somatoform & gangguan Stres
Ciri khas : gejala non psikotik, etiologi non organik
5. Sindrom perilaku yang berhubungan dengan gangguan Fisiologis &
faktor fisik F50 - F59
Ciri khas : gejala disfungsi fisiologis, etiologi non organic
6. Gangguan kepribadian & perilaku masa dewasa F60 - F69
Ciri khas : gejala perilaku, etiologi non organik
7. Retardasi mental F70 - F79
Ciri khas : gejala perkembangan IQ, onset masa kanak
8. Gangguan Perkemb. Psikologis F80 - F89
Ciri khas : gejala perkembangan khusus, onset masa kanak
9. Gangguan Perilaku & emosional dengan onset masa kanak &
remaja F90-F98
Ciri khas : gejala perilaku/emosional, onset masa kanak
10. Kondisi lain yang menjadi fokus perhatian klinis kode Z
Ciri khas : tidak tergolong gangguan jiwa

II. Jenis Gangguan Jiwa dan Perilaku


A. Gangguan Mental dan Perilaku Akibat Penggunaan Zat
1. Data laporan individu
2. Analisis obyektif spesimen urin, darah dll
3. Bukti lain (sampel obat, tanda, gelaja klinis atau laporan pihak ketiga)
Misal : penggunaan napza (narkotik, alkohol, psikotropik dan zat
addiktif lainnya)

162
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

B. Delirium
1. Gangguan kognitif secara umum
2. Penurunan kesadaran
3. Onset cepat, < 6 bulan
Misal : thypoid, encephalitis, meningitis

C. Demensia
1. Adanya penurunan daya ingat dan daya pikir
2. Clear consciousness
3. Gejala 6 bulan
Misal : penyalit pick, huntington, parkinson, HIV

D. Skizofrenia, Ganggua Skizotipal dan Gangguan Waham


1. Adanya thought of echo, insertion, withdrawal, broadcasting
2. Delusion of being controlled, influence, passivity, perception
3. Halusinasi auditorik
4. Waham lain
5. Inkoheren, irrelevan, neologisme
6. Gejala negatif
7. 1 bulan atau lebih

E.

Rangkuman
Blok Diagnosis Ganguan Jiwa meliputi: Gangguan mental organik &
simtomatik F00 - F09 , Gangguan mental & perilaku akibat zat psikoaktif F10 -
F19, Skizofrenia, gangguan. Skizotipal & gangguan. Waham, Gangguan
afektif/mood, Gangguan neurotik, gg somatoform & gangguan Stres, Sindrom
perilaku yang berhubungan dengan gangguan Fisiologis & faktor fisik, Gangguan
163
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

kepribadian & perilaku masa dewasa, Retardasi mental, Gangguan Perkemb.


Psikologis, Gangguan Perilaku & emosional dengan onset masa kanak & remaja,
dan Kondisi lain yang menjadi fokus perhatian klinis kode Z.

Tugas
1. Tugas Terstruktur
Petunjuk:
• Bentuklah 2 kelompok mahasiswa
• Baca setiap pertanyaan di bawah ini, diskusikan bersama teman
sekelompok untuk menjawab soal-soal berikut ini.
• Ketik hasil diskusi anda ke lembar Ms.Word dengan menggunakan font
Times New Roman ukuran 12 spasi 1,5. Sertakan Cover (berisi judul
tugas, nama anggota kelompok dan NIM, prodi, kelas, logo kampus)
• Tugas dikumpulkan paling lambat hari Sabtu melalui spada masing-
masing.

Soal:
1) Penyebab gangguan mental, kecuali:
a. Pesatnya arus urbanisasi
b. Prinsip individualisme
c. Kehidupan kota yang tergesa gesa
d. Dampak transmigrasi
e. Masa Transisi
Pembahasan Soal:
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
2) Salah satu tanda dari kepribadian yang sehat disebut:
a. Pengendalian efektif
b. Integritas efektif
164
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

c. Pre habit efektif


d. Psycho efektif
e. Motivasi efektif
Pembahasan Soal:
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
3) Terapan ilmu dalam program kesehatan yang dipakai dan diikuti seseorang
untuk mencapai penyesuaian diri menurut bernard 1957 adalah:
a. Ilmu Kesehatan jiwa
b. Ilmu Kesehatan Jasmani
c. Ilmu Kesehatan Rohani
d. Ilmu Kesehatan Mental
e. Ilmu Kesehatan Fisik
Pembahasan Soal:
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
4) Gejala dari psychosis yang memiliki keyakinan palsu yang tidak dapat
diubah adalah:
a. Halusinasi
b. Waham
c. Ilusi
d. Paranoid
e. Delusi
Pembahasan Soal:
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
5) Penyebab depresi berdasarkan faktor dari dalam tubuh, kecuali:
a. Pengalaman buruk dari masa lalu
b. Mudah cemas
165
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

c. Penurunan kadar serotonin


d. Penurunan kadar norepinephrin
e. Penurunan kadar tirosin
Pembahasan Soal:
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………

2. Kegiatan Mandiri
Petunjuk:
• Buatlah bagan patofisiologi dari 2 jenis gangguan jiwa dan perilaku!
• Tugas dibuat di lembar Ms.Word, ukuran kertas A4 dengan menggunakan
font Times New Roman ukuran 12 spasi 1.5, dilengkapi dengan sumber
referensi/daftar Pustaka dan Cover (berisi: judul tugas, nama, NIM, kelas,
prodi, logo kampus)
• Tugas dikumpulkan via SPADA paling lambat hari Sabtu.

166
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

KUNCI JAWABAN

1) d. Dampak transmigrasi
Pembahasan:
Dampak transmigrasi BUKAN Penyebab gangguan mental.
2) a. Pengendalian efektif
Pembahasan:
Pengendalian efektif merupakan Salah satu tanda dari kepribadian yang sehat
3) d. Ilmu Kesehatan Mental
Pembahasan:
Ilmu Kesehatan Mental merupakan Terapan ilmu dalam program kesehatan
yang dipakai dan diikuti seseorang untuk mencapai penyesuaian diri menurut
bernard 1957
4) b. Waham
Pembahasan:
Waham merupakan Gejala dari psychosis yang memiliki keyakinan palsu
yang tidak dapat diubah
5) e. Penurunan kadar tirosin
Pembahasan:
Penurunan kadar tirosin merupakan Penyebab depresi berdasarkan faktor dari
dalam tubuh

167
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

DAFTAR PUSTAKA

Guyton, A.C., & Hall, J.E. (2014). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC.
Ganong, William F. (2003). Review Of Medical Physiology 21st Ed. San
Fransisco: McGraw-Hill Companies.
Genevieve Love Smith, Phyllis E Davis. (1967). Medical Terminology – A
Programmed Text, 2nd Ed. New York: John Wiley & Sons, Inc.
Marie A. Moisio & Elmer W. Masio. (2002). Medical Terminology – A Student-
Centered Approach. Delmar Thomson Learning, Canada
Sudarto Pringgoutomo, dkk. (2002). Buku Ajar Patologi 1 (UMUM).
Wedding, Mary Ellen. (2005). Medical Terminology System – A Body Systems
Approach. F. A Davis Company, Phildelphia

168
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

BAB X
TERMINOLOGI MEDIS PADA GANGGUAN JIWA DAN PERILAKU
Dr. John Barker Liem, M.K.M

PENDAHULUAN
A. Pengantar Pendahuluan
Selamat! Anda sudah memasuki bab X pada modul ini. Bab X akan
membahas terminologi medis pada gangguan jiwa dan perilaku. Konsep ini
diberikan agar membantu mahasiswa untuk memahami berbagai terminologi
terkait penyakit atau tindakan medis pada kasus gangguan jiwa dan perilaku,
sehingga menjadi bekal mahasiswa untuk memahami dan kelak
mempraktikkan klasifikasi dan kodefikasi terkait gangguan jiwa dan perilaku.

B. Deskripsi Materi
Bab ini menguraikan tentang konsep dasar pembentukan terminologi medis
gangguan jiwa dan perilaku.

C. Kemampuan/Tujuan Akhir Yang Diharapkan


Pembelajaran pada bab ini bertujuan untuk membantu mahasiswa
dalam mencapai Capaian Mata Kuliah yaitu mampu mengklasifikasikan
terminologi medis pada gangguan jiwa dan perilaku.

D. Uraian Materi
I. Terminologi Medis pada Gangguan Jiwa Dan Perilaku
II. Istilah Medis Prosedur pada Gangguan Jiwa Dan Perilaku

I. Terminologi Medis pada Gangguan Jiwa dan Perilaku


A. Diagnosis Multiaksial
169
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

AKSIS I : Gangguan klinis


Kondisi lain yang menjadi fokus perhatian klinik
AKSIS II : Gangg kepribadian
Retardasi mental
AKSIS III : Kondisi Medik Umum
AKSIS IV : Masalah psikososial dan Lingkungan
AKSIS V : Penilaian Fungsi Secara Global
• Antara aksis I, II dan III tidak selalu ada hubungan etiologik atau
patogenesis
• Hubungan antara aksis I, II, III dan aksis IV dapat timbal balik saling
mempengaruhi

B. Aksis I
F 00 – F 09 : Gangg mental organik (+simptomatk)
F 10 – F 19 : Gang mental & perilaku zat psikoaktif
F 20 – F 29 : Schizofrenia, schizotipal & gg waham
F 30 – F 39 : Gg suasana perasaan (mood/afektif)
F 40 – F 49 : Gg neurotik, somatoform-> gg terkait stress
F 50 – F 59 : sindroma perilaku gg fisiologis
dst…..F 99

C. Aksis II
F 60 : Gg Kepribadian khas
F 60.0 : Gg kepribadian paranoid
F 60.1 : Gg kepribadian schizoid
F 60.2 : Gg kepribadian disosial
F 60.3 : Gg kepribadian emosional tak stabil
F 60.4 : Gg kepribadian histrionik
F 60.5 : Gg kepribadian anankastik
170
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

dst …..F 70 : RM

D. Aksis III
Bab I A00 – B99 : Peny infeksi & parasit
Bab II C00 – D 99 : Neoplasma
Bab IV E00 – G 99 : peny endokrin, nutrisi dan endokrin
Bab VI G00 – G59 : peny susunan syaraf
Bab VII H00 – H 59 : peny mata dan adneksa
Bab VIII H60-H99 : Peny telinga dan proses mastoid dst

E. Aksis IV
• Masalah dengan primery support group
• Masalah berkaitan lingkungan sosial
• Masalah pendidikan
• Masalah pekerjaan
• Masalah Perumahan
• Masalah ekonomi
• Masalah akses dan pelayanan kesehatan dst

F. Aksis V
• 100 – 91 : gejala tak ada, fungsi maksimal
• 90 – 81 : gejala minimal, fungsi baik,
• 80 – 71 : gejala sementara dan dpt diatasi
• 70 – 61 : Beberapa gejala ringan & menetap
• 60 – 51 : Gejala sedang, disabiltas sedang
• 50 – 41 : gejala berat, disabilitas berat
• 40 -39 : disabilitas dlm bbrp realita, disabilitas berat dlm beberapa
fungsi dst

171
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

II. Istilah Medis Medis Prosedur pada Gangguan Jiwa dan Perilaku
Contoh Penulisan Diagnoosa Multiaksial
• Aksis I : F 32.2 Episode depresif tanpa gejala psikotik
• Aksis II : F 60.7 Gang kepribadian defensif
• Aksis III : tidak ada
• Aksis IV : Ancaman kehilangan pekerjaan
• Aksis V : GAF 53

F.00-F.09 Gangguan Mental Organik


• F.00 : Dimentia pd penyakit alzaimer
• F.01 : Dimentia vaskuler
• F.02 : Dimentia pada penyakit lain YDT (yang tidak ditentukan )
• F.03 : Dimentia YTT
• F.04 : Sindrom amnestik organik bukan karena alkohol dan zat
psikoaktif lain
• F.05 : Ddelirium organik bukan karena alkohol dan zat psikoaktif lain
dst

Kriteria diagnosis
• Ada 2 atau lebih dari :
a. Thought echo, thought insertion, thougt brooadcasting
b. Delusion of control, delusion of influence, delusion of passivity, delusion
perception
c. Halusinasi auditorik
d. Waham menetap lain

• F20.0 : schizofrenia paranoid


• F20.1 : schizofrenia hebifreni
• F20.2 : schizofrenia katatonik
172
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

• F20.3 : schizofrenia tak terinci


• F 20.4 : Deprsi pasca schizofrenia
• F20.5 : schizofrenia Residual
• F20.6 : schizofrenia Simpleks
• F20.8 : schizofrenia lainya
• F20.9 : schizofrenia YTT

Rangkuman
Penyakit maupun tindakan medis pada gangguan jiwa dan perilaku sangat
banyak, namun perlu diingat beberapa terminologi penting yang umum digunakan
pada praktik sehari-hari. Misalnya pada gangguan jiwa dan perilaku meliputi:
skizofrenia paranoid, gangguan mental organic dementia, dan lainnya.

Tugas
1. Tugas Terstruktur
Petunjuk:
• Bentuklah 2 kelompok mahasiswa
• Baca setiap pertanyaan di bawah ini, diskusikan bersama teman
sekelompok untuk menjawab soal-soal berikut ini.
• Ketik hasil diskusi anda ke lembar Ms.Word dengan menggunakan font
Times New Roman ukuran 12 spasi 1,5. Sertakan Cover (berisi judul
tugas, nama anggota kelompok dan NIM, prodi, kelas, logo kampus)
• Tugas dikumpulkan paling lambat hari Sabtu melalui spada masing-
masing.

Soal:
1) Kata “tomy” merupakan:
a. Prefix
173
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

b. Root
c. Suffix
d. Prefix dan Suffix
e. Semua salah
Pembahasan Soal:
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
2) Paranoid merupakan bagian dari:
a. Waham
b. Schizofrenia
c. Psychotic
d. Mania
e. Depresi
Pembahasan Soal:
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
3) Perasaan curiga pada orang lain dan seakan akan dikejar kejar merupakan
ciri dari:
a. Ilusi
b. Paranoid
c. Ketatonik
d. Bipolar
e. Mania
Pembahasan Soal:
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
2. Kegiatan Mandiri
Petunjuk:
• Buatlah tabel terminologi gangguan jiwa dan perilaku!
174
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

• Tugas dibuat di lembar Ms.Word, ukuran kertas A4 dengan menggunakan


font Times New Roman ukuran 12 spasi 1.5, dilengkapi dengan sumber
referensi/daftar Pustaka dan Cover (berisi: judul tugas, nama, NIM, kelas,
prodi, logo kampus)
• Tugas dikumpulkan via SPADA paling lambat hari Sabtu.

KUNCI JAWABAN

1. c. Suffix
Pembahasan:
Tomy merupakan Suffix dalam terminology medis.
175
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

2. b. Schizofrenia
Pembahasan:
Paranoid merupakan bagian dari Schizofrenia
3. b. Paranoid
Pembahasan:
Paranoid adalah Perasaan curiga pada orang lain dan seakan akan dikejar
kejar merupakan ciri

DAFTAR PUSTAKA

Guyton, A.C., & Hall, J.E. (2014). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC.
Ganong, William F. (2003). Review Of Medical Physiology 21st Ed. San
Fransisco: McGraw-Hill Companies.

176
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

Genevieve Love Smith, Phyllis E Davis. (1967). Medical Terminology – A


Programmed Text, 2nd Ed. New York: John Wiley & Sons, Inc.
Marie A. Moisio & Elmer W. Masio. (2002). Medical Terminology – A Student-
Centered Approach. Delmar Thomson Learning, Canada
Sudarto Pringgoutomo, dkk. (2002). Buku Ajar Patologi 1 (UMUM).
Wedding, Mary Ellen. (2005). Medical Terminology System – A Body Systems
Approach. F. A Davis Company, Phildelphia

177
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

BAB XI
ATURAN DAN TATACARA KODEFIKASI PENYAKIT DAN TINDAKAN
PADA GANGGUAN JIWA DAN PERILAKU

Dr. John Barker Liem, M.K.M

PENDAHULUAN
A. Pengantar Pendahuluan
Selamat! Anda sudah memasuki Bab XI pada modul ini. Bab XI ini
membahas tentang konsep dan aturan serta tatacara kodefikasi penyakit dan
tindakan pada gangguan jiwa dan perilaku. Konsep ini diberikan agar
membantu mahasiswa untuk memahami apa itu klasifikasi dan kodefikasi
serta bagaimana menentukan kodefikasi penyakit maupun tindakan pada
gangguan jiwa dan perilaku. Dengan demikian, sebagai calon petugas
perekam medik dan informasi kesehatan mahasiswa memperoleh bekal
pengetahuan untuk dipraktikkan pada praktik di lapangan.

B. Deskripsi Materi
Bab XI ini mengulas tentang konsep ICD, klasifikasi dan kodefikasi penyakit
dan tindakan pada gangguan jiwa dan perilaku berdasarkan ICD 10 dan 9..

C. Kemampuan/Tujuan Akhir yang Diharapkan


Pembelajaran pada bab ini bertujuan untuk membantu mahasiswa
dalam mencapai Capaian Mata Kuliah yaitu mampu menerapkan aturan dan
tatacara kodifikasi penyakit dan tindakan pada gangguan jiwa dan perilaku.

D. Uraian Materi
I. Klasifikasi dan Kodefikasi Penyakit Serta Tindakan pada gangguan jiwa
dan perilaku Berdasarkan ICD 10 dan 9
178
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

I. Klasifikasi dan Kodefikasi Penyakit Serta Tindakan pada Gangguan


Jiwa dan Perilaku Berdasarkan ICD 10 dan 9
A. Blok BAB Kodefikasi Kelainan Jiwa dan Tingkah Laku (F00-F99)
• F00-F09 Kelainan jiwa organik,termasuk yang hanya berupa gejala
• F10-F19 Kelainan jiwa dan tingkah laku akibat penggunaan zat
psikoaktif
• F20-F29 Schizophrenia,schizotype dan waham (delusion)
• F30-F39 Kelainan alam perasaan (mood/affective)
• F40-F48 Kelainan neurotik, berhubungan dengan stress dan
somatoformis.
• F50-F59 Sindroma tingkah laku akibat kekacauan fisiologis dan
faktor fisik
• F60-F69 Kelainan kepribadian dan tingkah laku pada orang dewasa
• F70-F79 Retardasi mental
• F80-F89 Kelainan perkembangan psikologis
• F90-F98 Kelainan tingkah laku dan emosi dengan onset biasanya
pada masa anak dan remaja
• F99 Kelainan mental yang tidak dijelaskan
• F00* Dementia yang timbul pada penyakit alzheimer
• F02* Dementia yang timbul pada penyakit lain yang
klasifikasinya di tempat lain

B. Kelainan Jiwa Organik, Termasuk Hanya Gejala (F00-F09)


• F00* Dementia pada penyakit alzheimer
• F01 Dementia vaskuler
• F02* Dementia pada penyakit yang klasifikasinya di bagian lain
• F03 Dementia yang tidak dijelaskan

179
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

• F04 Amnesia organik,bukan akibat alkohol atau zat psikoaktif


lain
• F05 Delirium,bukan akibat alkohol atau zat psikoaktif lain
• F06 Kelainan jiwa lain akibat kerusakan otak atau penyakit
badan
• F07 Kelainan kepribadian dan tingkah laku akibat kerusakan
otak
• F09 Kelainan jiwa organik atau simptomatik,tidak dijelaskan

C. Kode Kelainan Jiwa Akibat Penggunaan Zat Psikoaktif


• F10 Kelainan jiwa akibat penggunaan alkohol
• F11 Kelainan jiwa akibat penggunaan opioids
• F12 Kelainan jiwa akibat penggunaan kannabinoids
• F13 Kelainan jiwa akibat penggunaan sedatif atau hipnotik
• F14 Kelainan jiwa akibat penggunaan kokain
• F15 Kelainan jiwa akibat penggunaan stimulants lain,termasuk
caffeine
• F16 Kelainan jiwa akibat penggunaan hallusinogens
• F17 Kelainan jiwa akibat penggunaan tembakau
• F18 Kelainan jiwa akibat penggunaan pelarut mudah menguap
• F19 Kelainan jiwa akibat penggunaan banyak obat dan zat
psikoaktif lain

D. Schizofrenia, Schizotype dan Waham


• F20 Schizophrenia
• F21 Kelainan schizotype
• F22 Kelainan waham persisten
• F23 Kelainan psikotik akut dan sementara
• F24 Kelainan waham induksi
180
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

• F25 Kelainan skizo-afektif


• F28 Kelainan psikotik non-organik lain
• F29 Psikosis non-organik yang tidak dijelaskan

E. Kelainan Alam Perasaan (Afektif/Mood)


• F30 Episode mania
• F31 Kelainan afektif bipolar
• F32 Episode depresi
• F33 Depresi berulang
• F34 Kelainan afektif persisten
• F38 Kelainan afektif lainnya
• F39 Kelainan afektif yang tidak dijelaskan
• F40 Cemas fobia (phobic anxiety)
• F41 Kelainan cemas lainnya
• F42 Kelainan obsesi-kompulsi
• F43 Reaksi terhadap stress berat,dan gangguan penyesuaian
• F44 Kelainan-kelainan dissosiasi (konversi)
• F45 Kelainan somatoformis
• F48 Neurosis lainnya

F. Sindroma Akibat Gangguan Faal dan Fisik


• F50 Kelainan makan
• F51 Kelainan tidur non-organik
• F52 Gangguan fungsi seksual tanpa kelainan atau penyakit
organik
• F53 Kelainan jiwa dan tingkah laku pada puerperium,not
elsewhere classified
• F54 Kelainan psikologis pada kelainan yang klasifikasinya di
tempat lain
181
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

• F55 Penyalahgunaan zat yang tidak menyebabkan


ketergantungan
• F59 Sindroma tingkah laku akibat faktor fisiologis dan fisik
yang tidak dijelaskan

Rangkuman
Blok BAB Kodefikasi Gangguan Jiwa dan Perilaku (F00-F99) meliputi:
Kelainan jiwa organik,termasuk yang hanya berupa gejala, Kelainan jiwa dan
tingkah laku akibat penggunaan zat psikoaktif, Schizophrenia,schizotype dan
waham (delusion), Kelainan alam perasaan (mood/affective), Kelainan neurotik,
berhubungan dengan stress dan somatoformis, Sindroma tingkah laku akibat
kekacauan fisiologis dan faktor fisik, Kelainan kepribadian dan tingkah laku pada
orang dewasa, Retardasi mental, Kelainan perkembangan psikologis, Kelainan
tingkah laku dan emosi dengan onset biasanya pada masa anak dan remaja,
Kelainan mental yang tidak dijelaskan, Dementia yang timbul pada penyakit
Alzheimer, Dementia yang timbul pada penyakit lain yang klasifikasinya di
tempat lain

Tugas
1. Tugas Terstruktur
Petunjuk:
• Bentuklah 2 kelompok mahasiswa
• Baca setiap pertanyaan di bawah ini, diskusikan bersama teman
sekelompok untuk menjawab soal-soal berikut ini.
• Ketik hasil diskusi anda ke lembar Ms.Word dengan menggunakan font
Times New Roman ukuran 12 spasi 1,5. Sertakan Cover (berisi judul
tugas, nama anggota kelompok dan NIM, prodi, kelas, logo kampus)

182
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

• Tugas dikumpulkan paling lambat hari Sabtu melalui spada masing-


masing.

Soal:
1) Bab V : F00-F99 termasuk pada diagnosa gangguan system ?
a. Gangguan jiwa dan perilaku
b. Mata dan Adnexa
c. Penyakit telinga luar
d. Saluran nafas
e. Proses mastoid
Pembahasan Soal:
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
2) Tentukanlah kode Diagnosa pasien Epilepsy pada ICD 10 CM volume 3 ?
a. G40.9
b. G40.8
c. G40.7
d. G40.6
e. G40.5
Pembahasan Soal:
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
3) Tentukanlah kode tindakan EEG (Electroencephalogram) pada ICD 9 CM?
a. 88.72
b. 88.14
c. 89.14
d. 88.42
e. 89.15
183
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

Pembahasan Soal:
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………

4) Kelainan bersifat episode dan paroxysmal termasuk pada bagian Blok ?


a. G00-G09
b. G10-G13
c. G20-G26
d. G30-G32
e. G40-G47
Pembahasan Soal:
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
5) Sebutkan salah satu prosedur medis terkait gangguan jiwa dan perilaku
berdasarkan ICD-9 CM, kecuali ?
a. 94 Procedures related to the psyche
b. 94.0 Psychologic evaluation and testing
c. 94.01 Administration of intelligence test
d. 94.02 Administration of psychologic test
e. 89.14 EEG (Electroencephalogram)
Pembahasan Soal:
……………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………..

2. Kegiatan Mandiri
Petunjuk:
• Buatlah bagan alur cara mencari klasifikasi dan kodefikasi penyakit dan
tindakan dari gangguan jiwa dan perilaku pada buku ICD 10 dan 9!

184
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

• Tugas dibuat di lembar Ms.Word, ukuran kertas A4 dengan menggunakan


font Times New Roman ukuran 12 spasi 1.5, dilengkapi dengan sumber
referensi/daftar Pustaka dan Cover (berisi: judul tugas, nama, NIM, kelas,
prodi, logo kampus)
• Tugas dikumpulkan via SPADA paling lambat hari Sabtu.

185
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

KUNCI JAWABAN

1) a. Gangguan jiwa dan perilaku


Pembahasan:
Bab V : F00-F99 termasuk pada diagnosa gangguan system Gangguan jiwa
dan perilaku
2) a. G40.9
Pembahasan:
c. Carilah lead term yang terkait sebab luar pada Section II – External

Causes pada Indeks Alfabetik Volume 3 yakni E.

d. Ikutilah modifier yang berada di bawah lead term secara hati-hati hingga

menemukan kode yang sesuai dengan seluruh keterangan dalam sebab luar

yakni Epilepsy, epileptic, epilepsia G40.9.

3) c. 89.14
Pembahasan:
d. Carilah lead term yang terkait tindakan pada formulir laporan pembedahan

di Indeks Alfabetik E

e. Ikutilah modifier yang berada di bawah lead term secara hati-hati hingga

menemukan kode yang sesuai dengan tindakan yang dilakukan yakni EEG

(Electroencephalogram)

186
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

f. Kemudian tentukanlah kode yang paling tepat sesuai dengan tindakan

yakni EEG (Electroencephalogram) : 89.14

4) e. G40-G47
Pembahasan:
G40-G47 merupakan blok untuk Kelainan bersifat episode dan paroxysmal
5) e. 89.14 EEG (Electroencephalogram)
Pembahasan:
89.14 EEG (Electroencephalogram) BUKAN menjadi salah satu prosedur
medis terkait gangguan jiwa dan perilaku berdasarkan ICD-9 CM

187
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku

DAFTAR PUSTAKA

The ICD-10 Classification of Mental and Behavioural Disorder. (1992).


Switzerland: WHO.
The center for madicare and medicaid services (CMS) and the National Center for
Health Statistics (NCHS). (2006). ICD-9-Cm Official Guidelines For
Coding And Reporting.
The Centers for Medicare and Medicaid Services (CMS) and the National Center
for Health Statistics (NCHS). (2006). ICD-9-Cm Official Guidelines For
Coding Ang Reporting
World Health Organization. (2004). ICD-10 2ed ed. Vol 1, 2, 3. Geneva.

188

Anda mungkin juga menyukai