Tim Penyusun:
INFORMASI KESEHATAN
TAHUN 2020
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku
VISI
MISI
1. Menyelenggarakan pembelajaran yang efektif sesuai Standar Nasional
Perguruan Tinggi (SNPT) dan KKNI, terintegrasi dengan hasil-hasil penelitian
dan pengabdian masyarakat terkini untuk menghasilkan lulusan sesuai profil
yang diharapkan
2. Melaksanakan penelitian ilmiah dan dipublikasikan secara nasional dan
internasional.
3. Melaksanakan pengabdian masyarakat yang terstruktur dan mengacu pada
hasil penelitian.
4. Membangun kerjasama produktif dengan berbagai institusi pendidikan dan
industri di Kota Medan, Sumatera Utara dan provinsi lainnya dalam
pelaksanaan praktek, penelitian serta pengabdian kepada masyarakat.
ii
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku
TUJUAN
1) Melaksanakan pengelolaan tridarma perguruan tinggi dengan sumber daya
manusia yang memiliki kemampuan profesional dalam bidangnya serta
keunggulan dalam soft skill kewirausahaan.
2) Menciptakan kualitas pembelajaran dengan program bermuatan soft skill
pengembangan karakter kewirausahaan dalam rangka menciptakan lulusan
profesional dan inovatif yang memiliki kompetensi akademik dan daya saing.
3) Menyediakan fasilitas sarana dan prasarana yang bermutu sesuai dengan
standar kebutuhan dan perkembangan IPTEK
4) Menyelenggarakan pelaksanaan penelitian dosen dan mahasiswa guna
menghasilkan karya-karya inovatif yang bermanfaat dalam pengembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi serta memberikan solusi permasalahan
stakeholder.
5) Menyelenggarakan pelaksanaan pengabdian masyarakat oleh dosen dan
mahasiswa yang bermanfaat secara nyata dalam peningkatan kesejahteraan
masyarakat dan kemajuan bangsa.
6) Menyelenggarakan proses penjaminan mutu sesuai dengan standar internal
dan eksternal.
7) Menyelenggarakan layanan IT untuk mendorong inovasi program dan
layanan.
8) Menyelenggarakan pengembangan institusi dan penambahan program studi
baru sesuai dengan perkembangan IPTEK dan kebutuhan stakeholder.
9) Menyelenggarakan kerjasama dan perluasan networking tingkat nasional.
iii
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku
SASARAN
1) Terciptanya SDM yang berkualitas dan handal dalam mengelola tridharma
perguruan tinggi dan melaksanakan tugas dan fungsi di UIM.
2) Terciptanya kualitas pembelajaran dengan program bermuatan soft skill dan
pengembangan karakter kewirausahaan dalam rangka menciptakan lulusan
profesional dan inovatif yang memiliki kompetensi akademik dan daya saing.
3) Tersedianya fasilitas sarana dan prasarana yang bermutu sesuai dengan
standar kebutuhan dan perkembangan IPTEK.
4) Terselenggaranya pelaksanaan penelitian dosen dan mahasiswa guna
menghasilkan karya-karya inovatif yang bermanfaat dalam pengembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi serta memberikan solusi permasalahan
stakeholder.
5) Terselenggaranya pelaksanaan pengabdian masyarakat oleh dosen dan
mahasiswa yang bermanfaat secara nyata, dalam peningkatan kesejahteraan
masyarakat dan kemajuan bangsa.
6) Terselenggaranya proses penjaminan mutu sesuai dengan standar internal dan
eksternal.
7) Terselenggaranya layanan IT untuk mendorong inovasi program dan layanan.
8) Terselenggaranya pengembangan institusi dan penambahan program studi
baru sesuai dengan perkembangan IPTEK dan kebutuhan stakeholder.
9) Terselenggaranya kerjasama dan perluasan networking tingkat nasional.
iv
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku
VISI
Menjadi prodi yang unggul dalam bidang manajemen rekam medis dan informasi
kesehatan (RMIK) berbasis teknologi infomasi yang mengedepankan karakter
kewirausahaan sehingga mampu bersaing di tingkat nasional pada tahun 2024.
MISI
organisasi profesi.
kesehatan.
v
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku
TUJUAN
kesehatan
pelayanan kesehatan
tinggi
vi
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku
SASARAN
4. Pemantapan Penelitian
7. Pengembangan IT
vii
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku
KATA PENGANTAR
Puji Syukur tim penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
telah memberikan anugerah-Nya sehingga penulis dan tim dapat menyelesaikan
penyusunan Modul Cetak Bahan Ajar Kodefikasi Terkait Sistem
Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa dan Perilaku dengan baik. Modul ini
disusun sebagai salah satu bahan ajar yang diperuntukkan kepada mahasiswa
program studi D-III Perekam dan Informasi Kesehatan UIM khususnya pada
semester III. Dengan adanya modul ini, diharapkan dapat membantu mahasiswa
dalam mempelajari dan memahami materi-materi Kodefikasi Terkait Sistem
Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa dan Perilaku.
Modul Bahan Ajar Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf,
Gangguan Jiwa dan Perilaku ini disusun oleh tim pengajar berdasarkan pada
Kurikulum D-III Perekam dan Informasi Kesehatan, dengan memperhatikan
Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL) program studi dan Capaian Pembelajaran
Mata Kuliah (CPMK). Materi di dalam buku ini berisi bahan kajian yang
dibutuhkan sesuai CPMK dan kompetensi yang diajarkan kepada mahasiswa
sebagai salah satu referensi Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf,
Gangguan Jiwa dan Perilaku bagi Mahasiswa terutama dalam menentukan
kodefikasi penyakit ataupun tindakan terkait sistem tersebut. Selain itu, modul ini
juga memuat latihan atau tugas mahasiswa yaitu tugas terstruktur dan kegiatan
mandiri dengan petunjuk yang spesifik sehingga memudahkan mahasiswa belajar
dengan metode Student Centered Learning (SCL).
Tim menyadari bahwa modul ini mungkin masih memiliki kekurangan.
Sehingga tim mengharapkan adanya saran atau masukan positif agar menjadi
bahan pertimbangan untuk menyempurnakan modul bahan ajar ini. Akhirnya, tim
berharap modul ini dapat digunakan oleh mahasiswa dengan baik dan aktif
sehingga dapat meningkatkan pengetahuan mahasiswa dalam menentukan
kodefikasi penyakit dan tindakan terkait sistem penginderaan, saraf, gangguan
jiwa dan perilaku..
Medan, Agustus 2020
Tim Dosen
viii
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL ………………………………………………………….. i
VISI DAN MISI UNIVERSITAS IMELDA MEDAN (UIM) ........................... ii
VISI DAN MISI PROGRAM STUDI D-III PEREKAM DAN INFORMASI
KESEHATAN UNIVERSITAS IMELDA MEDAN ......................................... iv
KATA PENGANTAR ....................................................................................... viiii
i
GLOSARIUM..................................................................................................... xvi
ix
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku
x
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku
xi
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku
xii
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku
I. Patofisiologi Penyakit dan Istilah Medis pada Sistem Saraf .......................... 123
II. Tindakan Medis Terkait Sistem Saraf ............................................................ 129
Rangkuman........................................................................................................ 133
Tugas .................................................................................................................. 133
1. Tugas Terstruktur ........................................................................................... 133
2. Kegiatan Mandiri ............................................................................................ 135
KUNCI JAWABAN .......................................................................................... 136
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 137
xiii
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku
xiv
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku
xv
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku
GLOSARIUM
Biopsi : Pengangkatan jaringan kulit untuk mendeteksi
adanya kanker, infeksi atau penyakit lainnya
Glossopyrosis : Gangguan pada lidah dimana lidah terasa sakit
dan panas serta terbakar tetapi tidak ditemukan
gejala apapun dalam pemeriksaan
Hyperpigmentasi : Peningkatan abnormal pigmentasi hasil
peningkatan produk melanin
Hypopigmentasi : Penurunan abnormal pigmentasi hasil
penurunan produk melanin
Hipogeusia : Penurunan sensasi pengecapan
Hiposmia : Penurunan sensasi bau, dapat bersifat bilateral
atau unilkateral
Septum : Pemisah
View field : Lapang pandang
Obstruksi : Sumbatan
Xeropthalmia : Kondisi kering pada kornea dan konjungtiva
mata
xvi
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku
BAB I
STRUKTUR DAN FUNGSI SISTEM PENGINDERAAN
PENDAHULUAN
A. Pengantar Pendahuluan
Sistem penginderaan merupakan salah satu sistem tubuh yang saling
bekerja untuk menjalankan beberapa fungsi tubuh. Sistem ini terdiri dari 5
yaitu sistem: penglihatan, pendengaran, penghidu, pengecap dan peraba.
Seorang petugas perekam dan informasi kesehatan perlu mengetahui konsep
dari setiap sistem penginderaan sebelumnya agar lebih mampu memahami
penentuan klasifikasi dan kodefikasi penyakit maupun tindakan medis terkait
sistem penginderaan. Oleh karena itu, mahasiswa harus maampu memahamo
materi pada bab I ini.
B. Deskripsi Materi
Bab I menguraikan pokok bahasan atau topik yang saling berkaitan
satu sama lain yaitu: Struktur dan fungsi sistem penglihatan, Struktur dan
fungsi sistem pendengaran, Struktur dan fungsi sistem penciuman, Struktur
dan fungsi sistem pengecap, Struktur dan fungsi sistem peraba.
D. Uraian Materi
Topik 1: Struktur dan Fungsi Sistem Penginderaan: Penglihatan dan
Pendengaran
Topik 2: Struktur dan Fungsi Sistem Penginderaan: Penciuman, Pengecap,
17
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku
dan Peraba.
18
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku
TOPIK 1
STRUKTUR DAN FUNGSI SISTEM PENGINDERAAN: PENGLIHATAN
DAN PENDENGARAN
dr. John Barker Liem, M.K.M
19
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku
20
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku
1. Lapisan Luar
a. Konjungtiva
Lapisan mukosa (lendir) yang melapisi permukaan papebra bagian
dalam dan sclera. Mengandung kelenjar musin yang membasahi bola
mata terutama kornea. Konjungtiva terbagi atas 3: Konjungtiva bulbi
(yang menutupi sclera), Konjungtiva palpebral (menutupi palpebral
dalam), dan Konjungtiva forniks (terletak antara konjungtiva bulbi
dan palpebral).
b. Sklera
Memiliki membrane yang keras dan berfungsi untuk memberi
bentuk bola mata. Merupakan lapisan eksternal mata berwarna putih
dilapisi konjungtiva.
c. Kornea
Bagian anerior lapisan fibrosa mata, transparan, tembus cahaya.
Berfungsi membelokkan cahaya agar focus ke bagian retina
21
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku
2. Lapisan Tengah
a. Koroid
Bagian yang melapisi seluruh mata kecuali bagian depan mata.
Berwarna colat gelap. Berfungsi menyuplai darah ke bagian mata
lain khususnya retina.
b. Badan siliaris
Bagian lanjutan dari koroid yang terdiri dari otot siliaris dan sel
epitelium sekretorik. Bagian ini melekat pada ligament suspensori.
Otot silirasis berkontraksi dan berelaksasi yang berperan dalam
mengubah ketebalan lensa, membelokkan cahaya yang masuk ke
mata agar focus ke retina. Sementara sel epiteliumnya mensekresi
cairan aqueous ke bagian anterior mata tepatnya di ruang antara
lensa dan kornea. Bagian ini dipersarafi oleh saraf ototnom dan
nervus okulomotorius.
c. Iris
Bagian mata berwarna, terletak antara kornea dan lensa. Iris terdiri
atas bilik anterior dan posterior yang berisi cairan aqueous. Iris
tersusun oleh serat sirkular dan serat radiasi. Serat-serat yang
melingkar berfungsi untuk kontraksi dan dilatasi pupil. Konraksi
pupil distimulasi oleh saraf parasimpatik, sedangkan dilatasi pupil
distimulasi oleh saraf simpatik.
d. Lensa
Lensa terletak di belakang iris dan dekat pupil, ransparan, bentuk
bikonveks dan seperti kapsul elastis, melekat pada badan siliaris
yang dihubungkan oleh ligament suspensori. Ketebalannya diatur
oleh kontraksi badan siliaris. Semakin dekat dengan objek yang
dilihat, lensa akan semakin menebal.Lensa berperan dalam proses
pembiasan cahaya (refraksi), membelokkan cahaya agar focus ke
retina.
22
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku
e. Cairan aqueous
Berfungsi membantu menyalurkan oksigen dan nutrisi ke jaringan-
jaringan mata, perlindungan mata dan menjaga keseimbangan
tekanan bola mata (tekanan intraocular).
f. Badan vitreus
Berfungsi mempertahankan bentuk bola mata dan posisi retina pada
tempatnya, serta membantu meneruskan rangsangan cahaya dari
lensa ke retina.
3. Lapisan Dalam
a. Retina
Letaknya paling dalam dan melapisi tiga per empat bagian dalam
bola mata. Merupakan membrane yang tersusun atas serabut dan sel
saraf batang (rodus) dan sel saraf kerucut (sel konus) yang berfungsi
menerima cahaya. Di dekat bagian tengah posterior terdapat macula
lutea (bintik kuning) yang berfungsi dalam penglihatan sentral. Pusat
macula lutea disebut fovea yang berperan pada penglihatan yang
lebih tajam. Area kecil di retina disebut Bintik Buta, karena di
bagian ini tidak terdapat sel yang peka cahaya
b. Saraf optik
Serat saraf berkumpul sekitar 0,5cm dari retina tepatnya dari macula
lutea. Dari retina, cahaya diubah menjadi impuls yang dihantar
melalui nervus optikus ke pusat penglihatan di lobus oksipitalis
23
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku
B. Fungsi Mata
Mata merupakan organ yang berfungsi untuk proses penglihatan. Adapun
fisiologi mata mencakup:
1. Ketajaman penglihatan. Dapat diukur atau dnilai dengan menggunakan
snellen chart
2. Sistem lakrimal (sekresi air mata). Terbagi 2: Kelenjar air mata
(lacrimal gland) mensekresi cairan lakrimasi atau air mata ke dalam
sakus konjungtiva; dan Sistem ekskresi (pungtum lakrimal, kanakuli
lakrimal,
3. Sakus lakrimal dan ductus lakrimal).
Air mata berfungsi: Mempertahankan kelembabab kornea dan
konjungtiva, menghaluskan permukaan kornea sehingga membantu
masuknya cahaya, membunuh kuman, melumasi permukaan palpebra
sehingga memudahkan menutup dan membuka mata
24
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku
C. Proses Penglihatan
Proses penglihatan dapat diuraikan pada bagan berikut:
25
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku
1. Telinga Luar
a. Daun Telinga (Aurikel)
Terdiri dari tulang rawan dan kulit, bentuk khas. Berfungsi
menangkap, mengumpulkan, dan menyalurkan bunyi ke liang
telinga.
b. Liang Telinga (Meatus Akustikus Eksternal)
Terdiri dari tulang rawan, kelenjar minyak, kelenjar serumen.
Rambut halus dan serumen berfungsi membersihkan kotoran dan
mencegah serangga kecil masuk. Fungsi mengarahkan bunyi ke
telinga dan sebagai buffer terhadap perubahan kelembaban dan
temperature yang dapat mengganggu elastistisitas membrane
timpani
26
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku
2. Telinga Tengah
a. Gendang telinga (Membran timpani)
Terdiri dari jaringan fibrosa elastis, bentuk bundar dan cekung dari
luar. Gendang telinga dibagi menjadi 4 kuadran yaitu: atas depan,
atas belakang, bawah depan, bawah belakang. Membran timpani
berfungsi menerima getaran suara dan meneruskannya pada tulang
pendengaran dan mengubah bunyi menjadi getaran.
b. Tulang-tulang Pendengaran
Terdiri dari maleus, inkus, dan stapes. Fungsi ketiga tulang ini
mengantarkan getaran ke telinga dalam.
c. Cavum Timpani
Ruangan yang berhubungan dengan tulang mastoid, sehingga bila
terjadi infeksi telinga tengah dapat menjalar menjadi mastoiditis.
d. Tuba Eustachius
Panjang tuba sekitar 4cm. Berfungsi menghubungkan kavum
timpani dengan nasofaring, dan menjaga keseimbangan tekanan
udara dari luar tubuh dan udara di dalam telinga tengah. Tuba
eustachius normalnya tertutup. Jika berada di daerah bertekanan
tinggi, dan saat menelan atau menguap maka tuba terbuka untuk
menyamakan tekanan.
3. Telinga Dalam
a. Labirin
Labirin terdiri dari labirin tulang, dan labirin bermembran. Labirin
tulang berupa ronga di dalam tulang temporal (dilapisi periosteum)
yang melapisi labirin bermembran. Kedua labirin ini dipisahkan
oleh cairan peri-limfe, sedangkan di dalam labirin bermembran
terdapat cairan endolimfe. Labirin tulang terdiri atas: vestibula
27
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku
B. Fungsi Telinga
Telinga berfungsi sebagai indera pendengar. Setiap bagian-bagian di
telinga bekerjasama untuk membentuk fungsi pendengaran mulai dari
masuknya gelombang suara ke dalam telinga menjadi suara yang terdengar
Telinga mampu mendengar suara antara 20-20.000 Hz.
C. Proses Pendengaran
Proses pendengaran dapat diuraikan pada bagan berikut:
Rangkuman
Sistem penginderaan penglihatan meliputi organ mata. Mata terdiri atas
asesoris mata dan lapisan mata (luar, tengah, dalam). Lapisan luar mata meliputi:
konjungtiva, sclera, kornea. Lapisan tengah mata meliputi: koroid, badan siliaris,
lensa, cairan aqueous, dan badan vitrous. Lapisan dalam meliputi: retina dan saraf
optic. Sedangkan indera pendengaran meliputi telinga yang terdiri atas telinga luar
(daun telinga, liang telinga), telinga tengah (membrane timpani, tulang
pendengaran, cavum timpani, tuba esutachius), dan telinga dalam (labirin, koklea,
sistem vestibular, dan saraf vestibulokoklearis).
Tugas
1. Tugas Terstruktur
Petunjuk:
• Bentuklah 2 kelompok mahasiswa
• Baca setiap pertanyaan di bawah ini, diskusikan bersama teman
sekelompok untuk menjawab pertanyaan di bawah ini.
• Ketik hasil diskusi anda ke lembar Ms.Word kertas A4 dengan
menggunakan font Times New Roman ukuran 12 spasi 1,5. Sertakan
Cover (berisi judul tugas, nama anggota kelompok dan NIM, prodi, kelas,
logo kampus)
• Tugas dikumpulkan paling lambat hari Sabtu melalui spada masing-
masing
29
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku
Soal:
Bagian mata yang berfungsi untuk memberi bentuk bola mata ditunjukkan
oleh nomor ………
1) (1) Sklera
2) (2) Iris
3) (2) Pupil
4) (3) Sklera
5) (3) Iris
Pembahasan Soal:
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
2) Berikut ini adalah bagian-bagian mata yang berperan dalam proses
penglihatan:
(1) Lensa
(2) Pupil
(3) Retina
(4) Kornea
(5) Saraf optikus
Urutan proses penglihatan yang benar yaitu . …………
a. (1)- (2) – (3) – (4) – (5)
30
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku
31
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku
a. Telinga luar
b. Telinga dalam
c. Telinga tengah
d. Liang telinga
e. Dalam telinga
Pembahasan Soal:
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
5) Saat kita naik pesawat dengan ketinggian tertentu, atau saat kita menyelam
pada kedalaman tertentu, akan terasa sensasi seperti telinga tersumbat.
Bagian telinga mana yang berperan dalam proses tersebut adalah ……..
a. Liang telinga
b. Cavum timpani
c. Tuba eustachius
d. Sistem vestibular
e. Koklea
2. Kegiatan Mandiri
Petunjuk:
• Buatlah gambar organ-organ terkait system penginderaan: Penglihatan dan
Pendengaran
• Buat keterangan bagian-bagian organ di bawah gambar, disertai penjelasan
fungsi bagian masing-masing
• Gambar dibuat di lembar Ms.Word, ukuran kertas A3 dengan
menggunakan font Times New Roman ukuran 12 spasi 1.5, dilengkapi
dengan sumber referensi/daftar Pustaka dan Cover (berisi: judul tugas,
nama, NIM, kelas, prodi, logo kampus)
• Tugas dikumpulkan via SPADA
32
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku
TOPIK 2
STRUKTUR DAN FUNGSI SISTEM PENGINDERAAN: PENCIUMAN,
PENGECAPAN, DAN PERABA
dr. John Barker Liem, M.K.M
3. Cuping hidung
33
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku
Yaitu bagian bawah dinding lateral hidung yang dibentuk oeh tulang
rawan
4. Septum nasi
Merupakan dinding yang membatasi dua rongga hidung Pupil
5. Dinding lateral rongga hidung (kavum nasi)
a. Di dalam hidung terdapat vestibulum berisi serabut-serabut halus.
b. Fungsi serabut-serabut halus yaitu:
1) Untuk mencegah masuknya benda-benda asing yang
mengganggu proses pernapasan
2) Untuk menyaring, menghangatkan dan melembabkan udara
yang dihirup
6. Sinus
Di sekeliling dinding sebelah dalam terdapat ruang-ruang udara di
dalam tulang-tulang kepala yang disebut sinus paranalis.
Sinus paranalis terdiri dari:
1) Sinus sfenoidalis terletak di belakang kranial hidung di dalam
korpus sfenoidalis, bermuara ke rongga hidung bagian belakang
2) Sinus etmoidalis terletak dalam pars labirinitus ossis etmoidalis
3) Sinus frontalis terletak pada infundibulum meatus nasi media; dan
4) Sinus maksilaris (antrum hiqmori) terletak pada dinding lateral
hidung.
34
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku
B. Fungsi Hidung
Hidung berfungsi sebagai indera penciuman (pembau).
Di dalam hidung terdapat saraf-saraf olfaktori, yang memproses impuls
atau rangsangan bau dalam bentuk gas untuk sampai ke otak.
C. Proses Penciuman
Proses penciuman dapat diuraikan pada bagan berikut.
35
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku
36
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku
B. Fungsi Lidah
Lidah berfungsi:
1. Mendorong makanan untuk dikunyah oleh gigi dan hasil kunyah
tersebut didorong masuk ke lambung melalui kerongkongan
(membantu proses menelan)
2. Mengecap atau mrasakan makanan atau minuman
3. Membantu pengucapan kata-kata dan bersuara
4. Dapat menjadi indicator metabolism tubuh, misalnya lidah akan
tampak kuning yang menandakan adanya infeksi bakteri
37
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku
C. Proses Pengecapan
Proses pengecapan meliputi:
• Makanan yang dikunyah masuk ke pori-pori bagian atas ke dalam
kuncup pengecap
• Pada setap kuncup pengecap terdapat sel-sel berambut yang sensitive
(microvilli)
• Makanan yang diterima oleh microvilli kan merangsang sel-sel dan
menimbulkan impuls yang kemudian berjalan ke saraf VII dan IX di
otak
• Impuls tersebut diteruskan ke thalamus dan berakhir di lobus parietalis
dan kemudian diinterpretasian
• Otak menterjemahkan sinyal dari impuls yang diterima dan
menentukan rasa
• Lidah mengecap rasa yang diterjemahkan ke otak
(asin/manis/asam/asin)
a. Epidermis
Di dalam lapisan epidermis terdapat:
1) Lapisan sel keratinosit yang berperan aktif dalam regenerasi sel
kulit, dan
2) Sel pembentuk pigmen melamin. Melamin berfungsi dalam
mewarnai kulit dan sebagai pelindung kulit dari sengatan matahari
terutama sinar ultra violet.
b. Dermis
Pada lapisan dermis terdapat:
1) Pembuluh darah
2) Folikel rambut
3) Kelenjar minyak (glandula sebasea)
4) Kelenjar keringat (glandula sudorifera)
5) Serabut saraf, dan
6) Lapisan lemak subkutans.
• Lapisan dermis ini mengandung banyak serat kolagen dan elastin.
• Kolagen dan elastin memberikan pengaruh besar terhadap
elastisitas kulit.
• Bagian-bagian dermis memiliki fungsi sebagai berikut:
a) Pembuluh darah
Fungsinya mentransfer kebutuhan oksigen dan nutrisi yang akan
digunakan oleh jaringan epidermis dan dermis. Merupakan
bagian penting dalam sistem mengatur suhu tubuh.
b) Kelenjar keringat
• Fungsinya menghasilkan keringat untuk membawa zat sisa
atau senyawa hasil metabolisme keluar dari tubuh melalui
pori-pori.
• Keringat yang keluar membawa sebagian panas tubuh.
39
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku
c) Folikel rambut
• Merupakan tempat akar rambut, di mana rambut dapat
tumbuh dan berwarna.
• Sedangkan warna rambut ditentukan oleh pigmen melanin.
• Rambut dapat tumbuh terus selama mendapat nutrisi dari
pembuluh darah di sekitar folikel rambut.
d) Kelenjar minyak
• Fungsinya menghasilkan minyak untuk melumasi kulit dan
rambut agar tidak kering.
c. Hipodermis
• Lapisan hipodermis mengandung banyak lemak.
• Lemak berfungsi sebagai cadangan makanan, berperan dalam
melindungi tubuh dari berbagai pengaruh buruk lingkungan luar
seperti benturan, tekanan sinar matahari, juga menjamin suhu tubuh
selalu dalam kondisi normal.
B. Fungsi Kulit
Kulit berfungsi:
1. Sebagai pelindung tubuh dari berbagai hal yang dapat membahayakan
2. Sebagai alat indra peraba
3. Sebagai salah satu organ yang berperan dalam eksresi, dan
4. Pengatur suhu tubuh.
Rangkuman
Sistem penginderaan penghidu terdiri dari pangkal, batang, cuping hidung,
septum nasi, dinding lateral hidung, dan sinus paranalis. Sistem penghidu
dipersarafi oleh saraf olfaktorius. Sistem indera pengecapan yaitu lidah terdiri
dari: lidah bagian depan, pangkal lidah, frenulum, dan papilla. Indera peraba yaitu
kulit terdiri atas: Epidermis, dermis, dan subkutan.
40
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku
Tugas
1. Tugas Terstruktur
Petunjuk:
• Bentuklah 2 kelompok mahasiswa
• Baca setiap pertanyaan di bawah ini, diskusikan bersama teman
sekelompok untuk menjawab soal-soal berikut ini.
• Ketik hasil diskusi anda ke lembar Ms.Word kertas A4 dengan
menggunakan font Times New Roman ukuran 12 spasi 1,5. Sertakan
Cover (berisi judul tugas, nama anggota kelompok dan NIM, prodi, kelas,
logo kampus)
• Tugas dikumpulkan paling lambat hari Sabtu melalui spada masing-
masing.
Soal:
e. Septum nasi
Pembahasan Soal:
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
3) Perhatikan gambar!
Bagian lidah yang berfungsi untuk mengecap rasa asin dan pahit
ditunjukkan oleh nomor …….
a. (1) dan (2)
b. (2) dan (1)
c. (3) dan (1)
d. (3) dan (2)
e. (3) dan (4)
Pembahasan Soal:
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
4) Bagian lidah yang menghubungkan lidah ke dasar mulut dinamakan …….
a. Papilla filiformis
b. Pangkal lidah
c. Saraf kranial
d. Frenulum
e. Papilla
42
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku
Pembahasan Soal:
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
5) Perhatikan gambar berikut!
Bagian dari gambar yang mengatur elastisitas kulit adalah ……. dan
……., yang terdapat pada gambar nomor ……..
a. kolagen, elastin, (2)
b. kolagen, elastin, (4)
c. kolagen, elastin, (8)
d. kolagen, dermis, (2)
e. kolagen, dermis, (4)
Pembahasan Soal:
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
43
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku
2. Kegiatan Mandiri
Petunjuk:
• Buatlah gambar organ-organ terkait system penginderaan: Penghidu,
Pengecap, dan Peraba
• Buat keterangan bagian-bagian organ di bawah gambar, disertai penjelasan
fungsi bagian masing-masing
• Gambar dibuat di lembar Ms.Word, ukuran kertas A3 dengan
menggunakan font Times New Roman ukuran 12 spasi 1.5, dilengkapi
dengan sumber referensi/daftar Pustaka dan Cover (berisi: judul tugas,
nama, NIM, kelas, prodi, logo kampus)
• Tugas dikumpulkan via SPADA
44
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku
KUNCI JAWABAN
45
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku
2. e. Septum nasi
Pembahasan:
Septum yang membatasi rongga hidung kanan dan kiri
3. c. (3) dan (1)
Pembahasan:
Bagian 3 mengecap rasa asin, dan bagian 1 mengecap rasa pahit
4. d. Frenulum
Pembahasan:
Bagian ini yang menghubungkan lidah ke dasar mulut
5. b. kolagen, elastin, (4)
Pembahasan:
Kolagen dan elastin yang terdapat di bagian dermis berfungsi untuk mengatur
elastisitas kulit
46
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku
DAFTAR PUSTAKA
Boesorie,S.F., Mahdiani, S., Yunard, A., & Aziza, Y., Diterjemahkan oleh Artini
& Afriani. (2020). Singapore: Elsevier.
Kuntoadi, G.B., & Febrina, I. (2019). Buku Ajar Anatomi Fisiologi untuk
Mahasiswa Apikes Semester-1. Bandung: Panca Terra Firma.
47
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku
BAB II
GANGGUAN FUNGSI DARI BERBAGAI PENYAKIT PADA SISTEM
TUBUH MANUSIA BESERTA ISTILAH MEDIS DAN TINDAKAN YANG
TERKAIT SISTEM PENGINDERAAN
PENDAHULUAN
A. Pengantar Pendahuluan
Pada bab ini membahas tentang gangguan fungsi dari berbagai penyakit
pada tubuh beserta istilah medis dan tindakan yang terkait meliputi
penginderaan. Pada materi dijelaskan tentang patofisiologi penyakit dan
istilah medis serta tindakan terkait sistem penginderaan. Mahasiswa dituntun
agar mampu memahami patofisiologi penyakit dan istilah medis pada kasus
terkait sistem penginderaan.
B. Deskripsi Materi
Bab ini membahas tentang patofisiologi penyakit dan istilah medisnya
serta tindakan terkait sistem penginderaan: Penglihatan, Pendengaran,
Penciuman, Pengecap, dan Peraba.
D. Uraian Materi
Topik 1: Patofisiologi Penyakit dan Istilah Medisnya dan Tindakan yang
Terkait Sistem Penginderaan: Penglihatan
48
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku
49
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku
TOPIK 1
PATOFISIOLOGI PENYAKIT DAN ISTILAH MEDISNYA SERTA
TINDAKAN YANG TERKAIT SISTEM PENGINDERAAN:
PENGLIHATAN
dr. John Barker Liem, M.K.M..
I. Visual Adaptation
DARK ADAPTATION
• Break down of photopigment during exposure of sunlight fremendously
decreases photoreceptor sensitivity
• As a result, the sensitivity of our eyes gradually increase ® u can see in the
dark
LIGHT ADAPTATION
• As some of photopigment are rapidly brokendown by intense light, the
sensitivIty of the eye decreases and normal contras can once again be
detected.
50
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku
51
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku
d. Retinoblastoma: tumor malignant dari retina mata yang muncul pada usia
kanak- kanak, bisa menyerang satu atau kedua mata Bisa differentiated
atau undifferentiaed
e. Albinism (Absence of pigment) = mata albino
f. Abnormalities of development of the cornea & retina = Pertumbuhan
kornea dan retina yang abnormal
g. Infeksi
1. Conjunctivitis (Konjungtivitis) adalah infeksi mata yang paling umum,
jarang sampai menggangu pengelihatan. Contoh: trachoma of severe
bacterial conjunctivitis
2. Infeksi kornea adalah lebih serius dan dapat mengakibatkan
komplikasi penglihatan kabur,
3. Perforation (luka robek /tembus) cornea
4. Endophthalmitis (Infeksi pada dalam mata) bisa memerlukan operasi
pengangkatan seluruh bola mata, seringnya timbul akibat penetrating
injury (luka tusuk), setelah terjadi severe ulceration (luka terbuka
yang memborok), bisa juga walau jarang, akibat operasi besar mata,
atau akibat infeksi di bagian lain tubuh. (Ulcer bisa landai bisa dalam
akibat destruksi jaringan permukaan)
h. Gangguan suplei aliran darah
i. Tumor
j. Gangguan Nutrisi
k. Xerophthalmia: kering pada kornea dan konjungtiva mata.
l. Buta senja (Night blindness), atau keratomalacia (kornea melunak dan
destruksi serta kehilangan total pengelihatan)
m. Gangguan autoimun pada mata
1. Uveitis (Inflamasi jaringan uvea mata, choroid dan/atau ciliary body)
yang apabila bukan akibat infeksi, memiliki akibat dasar autoimun
(defense mechanism of the body attact its own tissues)
52
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku
n. Degeneration
1. Macular degeneration of the retina adalah umum terjadi pada manula,
ini mengakibatkan pengurangan ketajaman pengelihatan walaupun
ketajaman pengelihatan periferal tetap ada
2. Cataract umum pada lansia, sebab dan kondisi tepatnya belum
diketahui, diakui sebagai proses degenerasi lansia
o. Gangguan lain:
1. Glaucoma (tekanan bola mata meningkat) bisa terjadi dengan berbagai
bentuk, bila tidak diterapi segera à kebutaan permanent
2. Retinal detachment: pada gangguan ini retina keangkat dari jaringan
ikat bawahnya, bisa akibat berbagai sebab
p. Ametropia: Ini adalah istilah umum yang berarti = ada refractive error
(eror) dalam memfokus
1. Myopia = rabun jauh
2. Hyperopia = rabun dekat
3. Astigmatism atau anisometropia = Gangguan tersebut bukan penyakit
namun suatu keadaan variasi bentuk dan kemampuan memfokuskan
gambar di mata
4. Presbiopia = penurunan progresif akomodasi mata terkait
penambahan usia.
5. Amblyopia = pengelihatan satu mata kurang tanpa ada abnormalitas
struktur, umumnya akibat strabismus
53
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku
Rangkuman
Penyakit atau gangguan pada mata cukup banyak namun secara umum
dapat digolongkan menjadi: defek kongenital, vision, nistagmus, retinoblastoma,
albinism, abnormalities of development of the cornea & retina, infeksi, gangguan
suplai aliran darah, tumor, gangguan nutrisi, xerophtalmia, buta senja, gangguan
autoimun pada mata, degeneration, ametropia, dan gangguan lain. Tindakan
terkait penglihatan seperti: ophthalmoscope, Photography retina dan angiography
fluorescein, pemeriksaan visus dengan Snellen’s, instrument Ischicara,
Tonometry.
Tugas
1. Tugas Terstruktur
Petunjuk:
• Bentuklah 2 kelompok mahasiswa
• Baca setiap pertanyaan di bawah ini, diskusikan bersama teman
sekelompok untuk menjawab soal-soal berikut ini.
54
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku
55
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku
2. Kegiatan Mandiri
Petunjuk:
• Buatlah bagan patofisiologi dari 2 penyakit pada sistem Penglihatan dan
pengertiannya
• Tugas dibuat di lembar Ms.Word, ukuran kertas A4 dengan menggunakan
font Times New Roman ukuran 12 spasi 1.5, dilengkapi dengan sumber
referensi/daftar Pustaka dan Cover (berisi: judul tugas, nama, NIM, kelas,
prodi, logo kampus)
• Tugas dikumpulkan via SPADA paling lambat hari Sabtu.
56
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku
TOPIK 2
PATOFISIOLOGI PENYAKIT DAN ISTILAH MEDISNYA SERTA
TINDAKAN YANG TERKAIT SISTEM PENGINDERAAN:
PENDENGARAN DAN PENCIUMAN
Theresia Hutasoit, ST.RMIK
57
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku
6. Cedera (injury)
7. Tumor
8. Obstruksi
9. Degenerasi
10. Keracunan dan Obat-Obat
• Aminoglucocide
• Antibiotika
• Obat-obat lain: quinine, aspirin dan diuretika (furosemide)
ethacrynic acid dan bumetanide
11. Gangguan-gangguan lain:
• Otosclerosis
• Menier’s disease
12. Gangguan Pendengaran
• Tuli konduktif
• tuli sensorineural
• prebikusis
58
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku
59
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku
Rangkuman
Penyakit atau gangguan pada pendengaran cukup banyak namun secara
umum dapat digolongkan menjadi: gangguan pendengaran pada lansia, vertigo,
defek kongenital, rubella, infeksi, cedera, tumor, obstruksi, degenerasi, keracunan
dan obat-obat, gangguan pendengaran dan gangguan-gangguan lain. Tindakan
terkait pendengaran seperti: pemeriksaan fungsi pendengaran dengan garpu tala
dan audiometrix hearing test, pemeriksaan otoscopic dan mikroskopik, serta
caloric test. Penyakit atau gangguan pada penciuman seperti hiposmia dan
hipogeusia. Tindakan terkait penciuman seperti: rhinoskopi dan tes penciuman
dengan AST.
60
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku
Tugas
1. Tugas Terstruktur
Petunjuk:
• Bentuklah 2 kelompok mahasiswa
• Baca setiap pertanyaan di bawah ini, diskusikan bersama teman
sekelompok untuk menjawab soal-soal berikut ini.
• Ketik hasil diskusi anda ke lembar Ms.Word dengan menggunakan font
Times New Roman ukuran 12 spasi 1,5. Sertakan Cover (berisi judul
tugas, nama anggota kelompok dan NIM, prodi, kelas, logo kampus)
• Tugas dikumpulkan paling lambat hari Sabtu, melalui spada masing-
masing.
Soal:
61
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku
Pembahasan Soal:
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
3) Presbikusis merupakan gangguan pada telinga yang disebabkan oleh:
a. Cedera
b. Obstruksi
c. Infeksi
d. Tumor
e. Degenerasi
Pembahasan Soal:
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
2. Kegiatan Mandiri
Petunjuk:
• Buatlah bagan patofisiologi dari 1 penyakit pada sistem Pendengaran dan 1
penyakit pada sistem Penciuman!
• Tugas dibuat di lembar Ms.Word, ukuran kertas A4 dengan menggunakan
font Times New Roman ukuran 12 spasi 1.5, dilengkapi dengan sumber
referensi/daftar Pustaka dan Cover (berisi: judul tugas, nama, NIM, kelas,
prodi, logo kampus)
• Tugas dikumpulkan via SPADA paling lambat hari Sabtu, melalui spada
masing-masing.
62
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku
TOPIK 3
PATOFISIOLOGI PENYAKIT DAN ISTILAH MEDISNYA SERTA
TINDAKAN YANG TERKAIT SISTEM PENGINDERAAN:
PENGECAPAN DAN PERABA
Theresia Hutasoit, ST.RMIK
63
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku
d. Lymphadenitis
e. Pilonidal cyst
f. Pyoderma
2. Bullous Disorders, Dermatitis and Eczema
a. Pemphigus
b. Atopic dermatitis
c. Seborrhoeic dermatitis
d. Allergic contact dermatitis
e. Irritant contact dermatitis
f. Exfoliative dermatitis
g. Lichen simplex chronicus
h. Prurigo
i. Pruritus
j. Pityriasis alba
3. Papulosquamous Disorders
a. Psoriasis
b. Parapsoriasis
c. Pityriasis rosea
d. Lichen planus
4. Urticaria and Erythema
a. Urticaria
b. Erythema multiforme
c. Erythema nodosum
5. Radiation-related Disorders
a. Actinic
b. Radiodermatiti
6. Disorders of Skin Appendages
a. Onycholysis
b. Onychogryphosis
65
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku
c. Alopecia areata
d. Hypertrichosis
e. Acne
f. Rosacea
g. Milliria
h. Bromhidrosis
7. Others Disorders of the Skin and Subcutaneous Tissue
a. Vitiligo
b. Chloasma
c. Freckles
d. Acanthosis nigricans
e. Callus
f. Clavus
g. Pyoderma gangrenosum
h. Decubitus ulcer
i. Striae atrophicae
j. Hypertrophic scar/ Keloid
k. Scleroderma
l. Vasculitis
8. Gangguan Pigmentasi
Warna atau pigmentasi kulit ditentukan oleh deposit melanin, yang
merupakan polymer hitam pada:
• Kulit dan rambut
• Ciliary body
• Choroid mata
• Lapisan pigmen retina
• Sel saraf tertentu
Melanin dibentuk di melanocytes lapisan basal epidermis dan diregulasi
melalui pelepasan hormon pineal melatonin
66
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku
Rangkuman
Gangguan ada lidah dapat meliputi: Oral candidosis, Atropic glossitis,
Geografic tongue, Fissured tongue, dan Glossopyrosis. Tindakan pada lidah
seperti: Biopsi lidah, CT scan, Sinar-X atau rontgen, Bedah, Radiasi, Kemoterapi,
dan Terapi wicara. Gangguan ada lidah dapat digolongkan menjadi: Infection of
the Skin and Subcutaneous Tissue, Bullous Disorders, Dermatitis and Eczema,
Papulosquamous Disorders, Urticaria and Erythema, Radiation-related
Disorders, Disorders of Skin Appendages, Others Disorders of the Skin and
Subcutaneous Tissue, Gangguan Pigmentasi, dan Sarcoidosis. Tindakan pada kulit
seperti: Biopsi, Pemeriksaan klinik khusus tes alergi atau uji kulit, Dermatologi
intervensi kosmetik, dan Dermatologi intervensi bedah kulit.
Tugas
1. Tugas Terstruktur
Petunjuk:
• Bentuklah 2 kelompok mahasiswa
• Baca setiap pertanyaan di bawah ini, diskusikan bersama teman
sekelompok untuk menjawab soal-soal berikut ini.
• Ketik hasil diskusi anda ke lembar Ms.Word dengan menggunakan font
Times New Roman ukuran 12 spasi 1,5. Sertakan Cover (berisi judul
tugas, nama anggota kelompok dan NIM, prodi, kelas, logo kampus)
68
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku
• Tugas dikumpulkan paling lambat hari Sabtu, melalui akun spada masing-
masing.
Soal:
1) Gangguan pada lidah dimana lidah terasa sakit dan panas serta terbakar
tetapi tidak ditemukan gejala apapun dalam pemeriksaan disebut:
a. Oral candidosis
b. Geografic tongue
c. Atropic glossitis
d. Glossopyrosis
e. Semua benar
Pembahasan Soal:
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
2) Gangguan pada lidah dimana lidah akan terlihat licin dan mengkilat baik
seluruh bagian lidah maupun hanya sebagian kecil dan biasanya ditemukan
pada penderita anemia disebut:
a. Oral candidosis
b. Geografic tongue
c. Atropic glossitis
d. Glossopyrosis
e. Semua di atas benar
Pembahasan Soal:
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
3) Infeksi kulit yang menyebabkan terbentuknya lepuhan-lepuhan kecil berisi
nanah (pustula) dan paling sering menyerang anak-anak disebut:
a. Impetigo
b. Selulitis
69
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku
c. Pioderma
d. Kista pilonidal
e. Abses
Pembahasan Soal:
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
4) Kondisi yang ditandai dengan benjolan tidak normal pada kulit yang
biasanya berisi folikel rambut dan kulit dan juga hampir selalu muncul di
dekat tulang ekor di bagian atas belahan bokong disebut:
a. Impetigo
b. Selulitis
c. Pioderma
d. Kista pilonidal
e. Abses
Pembahasan Soal:
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
5) Kondisi kelainan kulit berupa reaksi vaskular terhadap berbagai macam
sebab, biasanya disebabkan oleh suatu reaksi alergi, yang mempunyai ciri-
ciri berupa kulit kemerahan (eritema) dengan sedikit oedem atau
penonjolan (elevasi) kulit disebut:
a. Erythema nodosum
b. Psoriasis
c. Pitiriasis rosea
d. Urtikaria
e. Liken planus
Pembahasan Soal:
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
70
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku
2. Kegiatan Mandiri
Petunjuk:
• Buatlah bagan patofisiologi dari 1 penyakit pada sistem Pengecap dan 1
penyakit pada sistem Peraba!
• Tugas dibuat di lembar Ms.Word, ukuran kertas A4 dengan menggunakan
font Times New Roman ukuran 12 spasi 1.5, dilengkapi dengan sumber
referensi/daftar Pustaka dan Cover (berisi: judul tugas, nama, NIM, kelas,
prodi, logo kampus)
• Tugas dikumpulkan via SPADA paling lambat hari Sabtu.
71
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku
KUNCI JAWABAN
72
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku
73
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku
DAFTAR PUSTAKA
Guyton, A.C., & Hall, J.E. (2014). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC.
Ganong, William F. (2003). Review Of Medical Physiology 21st Ed. San
Fransisco: McGraw-Hill Companies.
Genevieve Love Smith, Phyllis E Davis. (1967). Medical Terminology – A
Programmed Text, 2nd Ed. New York: John Wiley & Sons, Inc.
Marie A. Moisio & Elmer W. Masio. (2002). Medical Terminology – A Student-
Centered Approach. Delmar Thomson Learning, Canada
Sudarto Pringgoutomo, dkk. (2002). Buku Ajar Patologi 1 (UMUM).
Wedding, Mary Ellen. (2005). Medical Terminology System – A Body Systems
Approach. F. A Davis Company, Phildelphia
74
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku
BAB III
TERMINOLOGI MEDIS PADA SISTEM PENGINDERAAN
Theresia Hutasoit, ST.RMIK
PENDAHULUAN
A. Pengantar Pendahuluan
Selamat! Anda sudah memasuki bab III pada modul ini. Bab III akan
membahas terminology medis pada sistem penginderaan. Konsep ini
diberikan agar membantu mahasiswa untuk memahami berbagai terminology
terkait penyakit atau tindakan medis pada kasus sistem penginderaan,
sehingga menjadi bekal mahasiswa untuk memahami dan kelak
mempraktikkan klasifikasi dan kodefikasi terkait sistem penginderaan.
B. Deskripsi Materi
Bab ini menguraikan tentang konsep dasar pembentukan terminology medis
sistem penginderaan: Penglihatan, Pendengaran, Pengciuman, Pengecapan,
dan Peraba.
D. Uraian Materi
I. Terminologi Medis pada Sistem Penginderaan: Penglihatan
II. Terminologi Medis pada Sistem Penginderaan: Pendengaran
III. Terminologi Medis pada Sistem Penginderaan: Penciuman
IV. Terminologi Medis pada Sistem Penginderaan: Pengecapan
V. Terminologi Medis pada Sistem Penginderaan: Peraba
VI. Istilah Medis Prosedur untuk Sistem Penginderaan
75
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku
76
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku
78
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku
79
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku
80
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku
Rangkuman
Penyakit maupun tindakan medis pada sistem penginderaan sangat
banyak, namun perlu diingat beberapa terminology penting yang umum
digunakan pada praktik sehari-hari. Misalnya pada sistem penglihatan meliputi:
uveitis, glaucoma, ekimosis, ptosis, entropion, ektropion, skleritis, pterigium,
konjungtivitis, keratitis, myopia, katarak, strabismus, hipermetropia dan
astigmatisme. Pada sistem pendengaran meliputi: koklea, timpani, otology,
otoskop. Pada sistem penciuman meliputi: anosmia, epistaksis, rhinnorea, polip,
sinusitis. Pada sistem pengecap meliputi: oral kandidiasis, atropik glositis. Pada
sistem peraba meliputi: psoriasis, acne, dermatitis, seboroik, impetigo, furunkel.
81
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku
Tugas
1. Tugas Terstruktur
Petunjuk:
• Bentuklah 2 kelompok mahasiswa
• Baca setiap pertanyaan di bawah ini, diskusikan bersama teman
sekelompok untuk menjawab soal-soal berikut ini.
• Ketik hasil diskusi anda ke lembar Ms.Word dengan menggunakan font
Times New Roman ukuran 12 spasi 1,5. Sertakan Cover (berisi judul
tugas, nama anggota kelompok dan NIM, prodi, kelas, logo kampus)
• Tugas dikumpulkan paling lambat hari Sabtu melalui spada masing-
masing.
Soal:
1) Terminologi medis untuk spasme tonik otot orbikularis oculi yang benar
adalah:
a. Dacryo + cyst + itis
b. Blepharo + spasm
c. En + tropion
d. Laghos + ophtalmus
e. Semua benar
Pembahasan Soal:
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
2) Terminologi medis untuk pembalikan kelopak mata ke arah dalam yang
benar adalah:
a. Dacryo + cyst + itis
b. Blepharo + spasm
c. En + tropion
d. Laghos + ophtalmus
82
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku
e. Semua benar
Pembahasan Soal:
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
3) Manakah di bawah ini yang termasuk root pada penyakit glossopyrosis?
a. Gloss
b. Glosso
c. Pyrosis
d. Osis
e. Is
Pembahasan Soal:
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
4) Terminologi medis untuk infeksi jamur pada rongga mulut yang benar
adalah:
a. Glosso +pyrosis
b. Oral Candida + osis
c. Geographic + tongue
d. Fissured + tongue
e. Atrophic + gloss + itis
Pembahasan Soal:
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
5) Terminologi medis untuk peradangan pada kulit yang benar adalah:
a. Seboroik
b. Folikel + itis
c. Psorias + is
d. Dermato- + itis
e. Pio + derma
83
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku
Pembahasan Soal:
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
2. Kegiatan Mandiri
Petunjuk:
• Buatlah tabel terminologi penginderaan!
• Tugas dibuat di lembar Ms.Word, ukuran kertas A4 dengan menggunakan
font Times New Roman ukuran 12 spasi 1.5, dilengkapi dengan sumber
referensi/daftar Pustaka dan Cover (berisi: judul tugas, nama, NIM, kelas,
prodi, logo kampus)
• Tugas dikumpulkan via SPADA paling lambat hari Sabtu.
84
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku
KUNCI JAWABAN
1. b. Blepharo + spasm
Pembahasan:
Blepharo + spasm adalah terminology medis untuk spasme tonik otot
orbikularis oculi.
2. c. En + tropion
Pembahasan:
En + tropion adalah Terminologi medis untuk pembalikan kelopak mata ke
arah dalam.
3. a. Gloss
Pembahasan:
Gloss merupakan root pada penyakit glossopyrosis
4. Oral Candida + osis
Pembahasan:
Oral Candida + osis merupakan Terminologi medis untuk infeksi jamur pada
rongga mulut.
5. d. Dermato- + it is
Pembahasan:
Dermato- + it is merupakan Terminologi medis untuk peradangan pada kulit
85
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku
DAFTAR PUSTAKA
Guyton, A.C., & Hall, J.E. (2014). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC.
Ganong, William F. (2003). Review Of Medical Physiology 21st Ed. San
Fransisco: McGraw-Hill Companies.
Genevieve Love Smith, Phyllis E Davis. (1967). Medical Terminology – A
Programmed Text, 2nd Ed. New York: John Wiley & Sons, Inc.
Marie A. Moisio & Elmer W. Masio. (2002). Medical Terminology – A Student-
Centered Approach. Delmar Thomson Learning, Canada
Sudarto Pringgoutomo, dkk. (2002). Buku Ajar Patologi 1 (UMUM).
Wedding, Mary Ellen. (2005). Medical Terminology System – A Body Systems
Approach. F. A Davis Company, Phildelphia
86
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku
BAB IV
ATURAN DAN TATACARA KODEFIKASI PENYAKIT DAN TINDAKAN
PADA PENGINDERAAN
Theresia Hutasoit, ST.RMIK
PENDAHULUAN
A. Pengantar Pendahuluan
Selamat! Anda sudah memasuki Bab IV pada modul ini. Bab IV ini
membahas tentang konsep dan aturan serta tatacara kodefikasi penyakit dan
tindakan pada penginderaan. Konsep ini diberikan agar membantu mahasiswa
untuk memahami apa itu klasifikasi dan kodefikasi serta bagaimana
menentukan kodefikasi penyakit maupun tindakan pada sistem penginderaan:
oenglihatan, pendengaran, penciuman, pengecapan, dan peraba. Dengan
demikian, sebagai calon petugas perekam medic dan informasi kesehatan
mahasiswa memperoleh bekal pengetahuan untuk dipraktikkan pada praktik
di lapangan.
B. Deskripsi Materi
Bab IV ini mengulas tentang konsep ICD, klasifikasi dan kodefikasi penyakit
dan tindakan pada sistem penginderaan berdasarkan ICD 10 dan 9..
D. Uraian Materi
I. Konsep ICD
87
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku
I. Konsep ICD
A. Pengertian ICD
88
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku
C. Komponen ICD
89
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku
90
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku
Rangkuman
ICD merupakan singkatan dari International Statistical Classification of Diseases
and Related Health Problems dimana memuat klasifikasi diagnostik penyakit
dengan standar internasional yang disusun berdasarkan sistem kategori dan
dikelompokkan dalam satuan penyakit menurut kriteria yang telah disepakati
pakar internasional (WHO, 2005). ICD terdiri dari 3 volume.
.
Tugas
1. Tugas Terstruktur
Petunjuk:
• Bentuklah 2 kelompok mahasiswa
• Baca setiap pertanyaan di bawah ini, diskusikan bersama teman
sekelompok untuk menjawab soal-soal berikut ini.
• Ketik hasil diskusi anda ke lembar Ms.Word dengan menggunakan font
Times New Roman ukuran 12 spasi 1,5. Sertakan Cover (berisi judul
tugas, nama anggota kelompok dan NIM, prodi, kelas, logo kampus)
• Tugas dikumpulkan paling lambat hari Sabtu melalui spada masing-
masing.
92
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku
Soal:
1) Apa singkatan dari ICD ?
a. International Statistical Classification of Diseases and Related Health
Problems
b. International Classification of Diseases and Related Health Problems
c. International Classification Diseases and Related Health
d. International Statistical Classification of Diseases
e. International Classification of Diseases
Pembahasan Soal:
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
2) Apa saja Tujuan dan Kegunaan dari ICD ?
a. Memungkinkan pencatatan, analisis, interpretasi dan pembandingan
yang sistematis terhadap data mortalitas dan morbiditas antara berbagai
negara atau wilayah, dan antara berbagai jangka waktu.
b. Menterjemahkan diagnosis penyakit dan masalah kesehatan lain dari
kata menjadi kode alfa-numerik, yang memungkinkan penyimpanan,
pemetikan dan analisis data dengan mudah.
c. Menjadi klasifikasi diagnosis standard internasional untuk semua tujuan
epidemiologis umum dan berbagai tujuan manajemen kesehatan. Hal ini
mencakup analisis situasi kesehatan umum di kelompok masyarakat dan
pemantauan insiden dan prevalensi penyakit dan masalah kesehatan
lain, dan hubungannya dengan variabel lain seperti ciri-ciri orang yang
terlibat dan situasi yang dihadapinya.
d. Jawaban a, b dan c benar
e. Jawaban a, b dan c salah
Pembahasan Soal:
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
93
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku
94
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku
2. Kegiatan Mandiri
Petunjuk:
• Buatlah bagan alur cara mencari klasifikasi dan kodefikasi penyakit dan
tindakan dari salah satu system penginderaan pada buku ICD 10 dan 9!
• Tugas dibuat di lembar Ms.Word, ukuran kertas A4 dengan menggunakan
font Times New Roman ukuran 12 spasi 1.5, dilengkapi dengan sumber
referensi/daftar Pustaka dan Cover (berisi: judul tugas, nama, NIM, kelas,
prodi, logo kampus)
• Tugas dikumpulkan via SPADA paling lambat hari Sabtu.
95
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku
KUNCI JAWABAN
96
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku
98
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku
DAFTAR PUSTAKA
99
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku
BAB V
STRUKTUR DAN FUNGSI SISTEM SARAF
dr. John Barker Liem, M.K.M
PENDAHULUAN
A. Pengantar Pendahuluan
Selamat, anda memasuki Bab V yang membahas tentang ss\truktur
dan fungsi sistem saraf. Bab ini disusun untuk membantu mahasiswa
memahami struktur dan fungsi sistem saraf sehingga menjadi bekal
pengetahuan dan dasar untuk membahas materi selanjutnya terutama terkait
kodefikasi penyakit dan tindakan pada sistem saraf.
B. Deskripsi Materi
Bab ini memuat topic pembahasan yaitu struktur dan fungsi sistem saraf.
D. Uraian Materi
I. Pengertian dan Fungsi Sistem Saraf
II. Klasifikasi Sistem Saraf dan Fungsinya
III. Cairan Serebrospinal
IV. Neurotransmitter
100
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku
101
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku
Serabut saraf Eferen terdiri dari Sistem saraf Somatim dan Saraf
Otonom.
3. Interneuron: Terletak antara sistem saraf sensori dan motorik.
Interneuron membawa impuls dari neuron sensorik dan
mengkoordinasikan aktivitas motorik. Interneuron disebut juga
sebagai Neuron Asosiasi
E. Transmisi Sinaps
1. Impuls saraf dibawa oleh neuron ke seluruh tubuh. Impuls bersifat
listrik dan di antara neuron bersifat kimia. Neuron satu dan lain secara
anatomi tidak bersambung, sehingga impuls ditransfer melalui kontak
antar 2 neuron atau antara neuron dengan organ efektor terjadi di
Sinaps.
2. Setiap Sinaps melibatkan 2 neuron, sehingga impuls ditransmisikan
dari neuron prasinaps menuju neuron post sinaps
G. Suplai Darah
1. SSP diperdarahi oleh arteri vertebralis dan arteri karotis interna yang
bercabang-cabang membentuk sirkulus arteri serebri Willisi
2. Aliran balik vena melalui sinus duramater kemudian menuju
sirkulasi umum melalui Vena Jugularis interna
103
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku
H. Otak
• Otak terletak di dalam kranium
• Beratnya sekitar 2% dari BB, memerlukan 20% jumlah oksigen dalam
tubuh, menerima 20% curah jantung, dan membutuhkan 400 kikokalori
energi tubuh.
• 3-8 menit otak bertahan tanpa oksigen, lebih dari itu dapat terjadi
kerusakan otak permanen
• Otak terdiri atas:
1. Otak depan: terbagi atas hemisfer otak (hemisfer serebri), korpus
striatum, dan talami (talamus dan hipotalamus)
2. Otak tengah (Diensefalon)
3. Otak belakang: Terdiri dari Pons varoli Medula oblongata, dan
Serebelum. Ketiga bagian tersebut membentuk Batang otak
• Serebrum = Otak besar
• Serebelum = Otak kecil
104
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku
Fisiologi Otak
1. Korteks Serebri
1) Korteks serebri memiliki fungsi motorik dan sensorik
2) Bagian yang berperan sebagai fungsi motorik yaitu Sulkus sentralis
hingga Sulkus lateralis. Bagian motorik mengendalikan gerakan
pada sisi tubuh berlawanan
2. Serebrum
1) Proses pikir alam sadar, fungsi intelektual
2) Memproses dan menyimpan memori
3) Regulasi alam sadar dan bawah sadar dari kontraksi otot rangka
3. Talamus
1) Pusat memproses dan mengulang informasi sensorik
105
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku
4. Hipotalamus
1) Pusat kontrol emosi, fungsi-fungsi otonom dan produksi hormon-
hormon
5. Mesensefalon
1) Memproses data audio visual
2) Generasi dari respons motor somatic
3) Pemeliharaan kesadaran
6. Pons
1) Mengulang informasi sensorik dan sereblum dan thalamus
2) Pusat motorik viseral alam bawah sadar
7. Medula Oblongata
1) Mengulang informasi sensorik ke talamus menuju ke bagian lain
dari batang otak
2) Pusat regulasi otonom dari organ viseral kardiovaskuler, pernafasan
(termasuk bersin, batuk), dan aktivitas sistem pencernaan
(termasuk muntah, menelan, pengeluaran air liur)
8. Serebelum
Pusat refleks yang mengkoordinasi dan memperhalus gerakan obat untuk
mempertahankan keseimbangan dan sikap tubuh. Komponen Serebelum:
Tabel 2. Komponen Serebelum
106
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku
Meningen
• Meningen merupakan selaput pelindung otak dan medula spinalis
• Meningen terbagi atas 3 (urutan dari dalam ke luar) yaitu:
1. Piamater
2. Arachnoid
3. Duramater
• Piamater yaitu lapisan yang berhubungan langsung dengan otak,
mengikuti kontur eksternal otak, berisi pembuluh darah yang menutrisi
jaringan otak
• Arachnoid yaitu lapisan yang tipis, halus, tidak terdapat pembuluh darah,
tidak mengikuti kontur eksternal otak. Di antara Arachnoid dan piamater
terdapat ruang Subarachnoid yang berisi, arteri dan vena serebri, trabekula,
dan CSS
• Duramater merupakan lapisan yang liat, tidak lentur. Ruang antara
duramater dan tulang tengkorak disebut Epidural, sedangkan ruang di
antara duramater dan Arachnoid disebut Subdural. Perdarahan terutama
akibat trauma sering terjadi di kedua ruang ini.
107
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku
Ventrikel
• Rangkaian 4 rongga di dalam otak yang masing-masing dibatasi oleh Sel
epitel epindemal dan berisi CSS.
• 4 ruang ventrikel:
1. 2 ventrikel masing-masing terdapat di Hemisfer otak, disebut ventrikel
lateral
2. Vetrikel ketiga terdapat di Diensefalon
3. Ventrikel keempat terdapat di pons dan medula oblongata
• Antara ventrikel lateral dan ventrikel ketiga dihubungkan oleh Foramen
Monro.
• Antara ventrikel ketiga dan ventrikel keempat dihubungkan oleh
Akueduktus silvius.
• Pada ventrikel keempat terdapat 3 lubang sepasang foramen Luscha di
lateral dan sepasang Foramen Magendic di medial, yang kemudian
berlanjut ke Subarachnoid dan medula spinalis
108
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku
Sistem Limbik
• Merupakan kelompok fungsional, bukan kelompok anatomis
• Sistem limbik terdiri atas: Serebrum, diensefalon, mesensefalon
• Struktur kortikal utama: Girus singuli, girus hipokampus, dan hipokampus
• Bagian subkortikal meliputi: Amigdala, traktus olfaktorius dan septum
110
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku
Saraf Spinal
• Pada orang dewasa, panjang saraf spinal sekitar 45cm, lebar sekitar 14mm.
• Medula spinalis terdiri dari 31 pasang saraf yang masing-masing sepasang
saraf keluar dari kanalis vertebralis melalui foramen intervertebra, kecuali
saraf servikal pertama yang keluar di antara tulang oksipital dan vertebra
servikal pertama.
• 31 pasang saraf Spinal:
8 pasang saraf servikal
12 pasang saraf torakalis
5 pasang saraf lumbalis
5 pasang saraf sakralis
1 pasang saraf koksigis
• 31 Pasang Saraf Spinal
111
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku
113
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku
IV. Neurotransmitter
Neurotransmitter (zat penghantar) yaitu zat yang dihasilkan oleh ujung akson
yang berfungsi membawa impuls/sinyal antar neuron. Neurotransmitter
dikirimkan pada celah yang disebut Sinapsis. Neurotransmitter umumnya
mempengaruhi sikap, emosi dan perilaku seseorang.
114
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku
116
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku
Rangkuman
Sistem saraf merupakan salah satu sistem di dalam tubuh yang berperan
dalam mengkoordinasi, menafsirkan, mengontrol interaksi dan komunikasi antar
berbagai sistem dalam tubuh maupun antara tubuh dengan lingkungan. Sistem
saraf dikaitkan dengan interpretasi dan fungsi merespon rangsangan sehingga
timbul tingkah laku/gerakan, mengatur kesadaran, pikiran, ingatan, bahasa, dan
sensasi
Tugas
1. Tugas Terstruktur
Petunjuk:
• Bentuklah 2 kelompok mahasiswa
• Baca setiap pertanyaan di bawah ini, diskusikan bersama teman
sekelompok untuk menjawab soal-soal berikut ini.
• Ketik hasil diskusi anda ke lembar Ms.Word dengan menggunakan font
Times New Roman ukuran 12 spasi 1,5. Sertakan Cover (berisi judul
tugas, nama anggota kelompok dan NIM, prodi, kelas, logo kampus)
• Tugas dikumpulkan paling lambat hari Sabtu melalui spada masing-
masing.
Soal:
1) Zat yang dihasilkan oleh ujung akson yang berfungsi membawa
impuls/sinyal antar neuron disebut . . . .
a. Dendrit
b. Nukleus
c. Sinapsis
d. Neurotransmitter
e. Mielin
117
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku
Pembahasan Soal:
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
2) Lobus yang mengatur fungsi pendengaran, interpretasi bau dan ingatan
yaitu . . . .
a. Frontal
b. Parietal
c. Oksipital
d. Temporal
e. Diensefalon
Pembahasan Soal:
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
3) Selaput pelindung otak dan medula spinalis yaitu . . . .
a. Meningen
b. Koroid
c. Ventrikel
d. Foramen
e. Limbik
Pembahasan Soal:
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
4) Berikut adalah fungsi dari cairan serebrospinal, KECUALI . . . .
a. Sebagai alas atau bantalan pada struktur neuron/saraf
b. Sebagai penyangga otak
c. Sebagai penyangga medulla spinalis
d. Transportasi nutrisi, pesan kimia, dan produk sisa
e. Membantu proses pencernaan
118
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku
Pembahasan Soal:
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
2. Kegiatan Mandiri
Petunjuk:
• Buatlah gambar organ-organ terkait system saraf
• Buat keterangan bagian-bagian organ di bawah gambar, disertai penjelasan
fungsi bagian masing-masing
• Gambar dibuat di lembar Ms.Word, ukuran kertas A3 dengan
menggunakan font Times New Roman ukuran 12 spasi 1.5, dilengkapi
dengan sumber referensi/daftar Pustaka dan Cover (berisi: judul tugas,
nama, NIM, kelas, prodi, logo kampus)
• Tugas dikumpulkan via SPADA paling lambat hari Jumat.
119
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku
KUNCI JAWABAN
1) b. Neurotransmitter
Pembahasan:
Neurotransmitter adalah Zat yang dihasilkan oleh ujung akson yang berfungsi
membawa impuls/sinyal antar neuron
2) d. Temporal
Pembahasan:
Lobus yang mengatur fungsi pendengaran, interpretasi bau dan ingatan yaitu
temporal
3) a. Meningen
Pembahasan:
Selaput pelindung otak dan medula spinalis yaitu Meningen.
4) e. Membantu proses pencernaan
Pembahasan:
Membantu proses pencernaan BUKAN fungsi dari CSS
120
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku
DAFTAR PUSTAKA
Gibson, J. (2003). Fisiologi dan Anatomi Modern untuk Perawat Edisi 2. Jakarta:
EGC.
Muttaqin, A. (2008). Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem
Persarafan. Jakarta: Salemba Medika.
Pearce, E.C. (2009). Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.
121
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku
BAB VI
GANGGUAN FUNGSI DARI BERBAGAI PENYAKIT PADA SISTEM
TUBUH MANUSIA BESERTA ISTILAH MEDIS DAN TINDAKAN YANG
TERKAIT SISTEM SARAF
dr. John Barker Liem, M.K.M..
PENDAHULUAN
A. Pengantar Pendahuluan
Pada bab ini membahas tentang gangguan fungsi dari berbagai penyakit
pada tubuh beserta istilah medis dan tindakan yang terkait meliputi sistem
saraf. Pada materi dijelaskan tentang patofisiologi penyakit dan istilah medis
serta tindakan terkait sistem saraf. Mahasiswa dituntun agar mampu
memahami patofisiologi penyakit dan istilah medis pada kasus terkait sistem
saraf.
B. Deskripsi Materi
Bab ini membahas tentang patofisiologi penyakit dan istilah medisnya
serta tindakan terkait sistem saraf.
D. Uraian Materi
I. Patofisiologi Penyakit dan Istilah Medis pada Sistem Saraf
II. Tindakan Medis Terkait Sistem Saraf
122
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku
123
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku
124
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku
D. Parkinson’s Disease
Merupakan proses degeneratif yang melibatkan neuron dopaminergik
dalam substansia nigra (daerah ganglia basalis yang memproduksi dan
menyimpan neurotransmitter dopamin)
Etiologi
a. Usia
b. Genetik
c. Periode
Faktor lingkungan
a. Xenobiotik
b. Pekerjaan
c. Infeksi
d. Diet
e. Ras
f. Trauma kepala
g. Stress dan Depresi
Klasifikasi
a. Parkinsonismus primer/ idiopatik/paralysis agitans
b. Parkinsonismus sekunder atau simtomatik
c. Sindrom paraparkinson (Parkinson plus)
Gejala Klinis
a. Tremor/bergetar
b. Rigiditas/kaku
c. Akinesia/bradikinesia
d. Tiba-tiba berhenti atau ragu-ragu untuk melangkah
e. Mikrofagia
f. Bicara monoton
g. Demensia
126
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku
h. Gangguan Behavioral
i. Tanda Myerson (+)
j. Disfungsi Otonom
k. Gangguan Suasana Hati
l. Gangguan Kognitif
m. Gangguan Tidur
n. Gangguan Sensasi
E. Epilepsi
• Epilepsi adalah suatu kondisi gangguan neurologis kronis atau jangka
panjang yang ditandai dengan serangan-serangan epileptic.
• Episodenya dapat bermacam-macam mulai dari serangan singkat dan
hampir tak terdeteksi hingga guncangan kuat untuk periode yang
lama.
• Pada epilepsi, serangan cenderung berulang dan tidak ada penyebab
yang mendasari secara langsung.
F. Sindrom Guillane Bare
• Sindrom guillane bare (SGB) adalah suatu kondisi peradangan akut
yang menyebabkan kerusakan sel saraf perifer yang bertanggung
jawab mengendalikan pergerakan tubuh, yang disebabkan oleh
sistem kekebalan tubuh yang seharusnya melindungi justru
menyerang sistem saraf perifer.
• Penderita biasanya mengalami gejala bertahap yang diawali dari
kesemutan dan nyeri pada otot kaki serta tangan.
• Selanjutnya mengalami pelemahan pada kedua sisi otot tubuh dari
kaki dan menjalar ke bagian tubuh atas, bahkan hingga ke otot mata.
• Gejala:
a. Asimtomatis
b. Nyeri tidak tertahankan
c. Disfagia
127
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku
d. Sulit bicara
e. Gangguan pencernaan
f. Penglihatan menjadi ganda atau buram
g. Kelumpuhan otot sementar
G. Myastenia Gravis
• Myastenia gravis adalah suatu kondisi penyakit autoimun kronis
dimana antibodi menyerang jaringan-jaringannya sendiri, yaitu
menyerang hubungan atau komunikasi antara sistem saraf dan sistem
otot.
• Kondisi ini ditandai melemahnya beberapa otot, terutama otot di
daerah wajah yang mengontrol pergerakan bola mata, ekspresi
wajah, proses mengunyah, menelan, dan berbicara.
• Gejala:
a. Kelemahan otot
b. Ptosis
c. Penglihatan ganda atau kabur
d. Ekspresi wajah yang terbatas
e. Perubahan kualitas suara
f. Sulit menelan serta mengunyah
H. Hidrocephalus
• Hidrocephalus adalah suatu kondisi patologis otak yang
mengakibatkan bertambahnya cairan serebrospinalis (CSS)
menumpuk di ruang tengkorak yang disebabkan baik oleh produksi
yang berlebihan maupun gangguan gangguan absorbsi, dengan atau
pernah disertai tekanan intrakranial yang meninggi sehingga terjadi
pelebaran ruangan-ruangan tempat aliran serebrospinalis.
• Hidrosefalus selalu bersifat sekunder sebagai akibat penyakit atau
kerusakan otak.
128
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku
d. Terapi music
1) Digunakan untuk meredakan depresi
2) Ditambah dengan teknik latihan dan relaksasi
3) Tingkatkan atau pertahankan hubungan sosial
4) Pertahankan kegiatan positif
• Stadium menengah
Intervensi
a. Terapi Validasi
b. Area Terstruktur untuk Mobilitas
c. Lingkungan yang positif, memelihara, dan penuh kasih
d. Terapi musik
1) Menyediakan jalan untuk interaksi social
2) Menyediakan media untuk ekspresi verbal / non-verbal
(TGS)
3) Dapat membantu menjaga fungsi kognitif dan afektif
4) Musik yang terkait dengan kenangan positif akan
membangkitkan respons positif
5) Gunakan musik pilihan klien
6) Musik dari remaja akhir hingga awal 30-an
• Stadium akhir
Intervensi
a. Merawat kebutuhan fisik
b. Pertahankan integritas kulit
c. Intervensi medis
d. Sebagian besar kegiatan tidak dapat diakses
e. Terapi musik
1) Kaset di samping tempat tidur
130
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku
131
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku
b. Terapi Rehabilitasi
c. Tai Chi
E. Epilepsi
Penatalaksanaan:
a. Pemberian terapi kausal (penyebab)
b. Pemberian terapi medikamentasa (anti kejang)
G. Myastenia Gravis
• Pemeriksaan Penunjang:
a. Pemeriksaan neurologi
b. Pemeriksaan darah
c. EMG
d. MRI atau CT scan
• Penatalaksanaan:
a. Tergantung usia pasien
b. Tingkat keparahan kondisi
c. Lokasi otot yang diserang
d. Penyakit-penyakit lain yang diderita pasien
132
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku
H. Hidrocephalus
• Pemeriksaan Penunjang:
a. USG
b. CT scan
c. MR
• Penatalaksanaan:
a. Mengurangi produksi CSS
b. Mempengaruhi hubungan antara tempat produksi CSS dengan
tempat absorbsi
c. Pengeluaran likuor (CSS) ke dalam organ ekstrakranial
Rangkuman
Meningitis adalah kondisi infeksi cairan otak disertai dengan peradangan
pada meningen atau membran yang mengelilingi otak dan medula spinalis dan
disebabkan oleh virus, bakteri, atau organ-organ jamur. Encephalitis adalah suatu
kondisi perdangan otak,perdangan otak ini dapat melibatkan pula struktur terkait
lainnya. Selain itu, terdapat banyak penyakit yang dapat menyerang sistem saraf.
Perlu diketahui dan dipahami patofisiologi serta tindakan medis pada penyaki-
penyakit tersebut.
Tugas
1. Tugas Terstruktur
Petunjuk:
• Bentuklah 2 kelompok mahasiswa
• Baca setiap pertanyaan di bawah ini, diskusikan bersama teman
sekelompok untuk menjawab soal-soal berikut ini.
133
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku
134
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku
c. Koma
d. Sakit kepala dan demam
e. Semua benar
Pembahasan Soal:
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
2. Kegiatan Mandiri
Petunjuk:
• Buatlah bagan patofisiologi dari 2 penyakit pada sistem saraf
• Gambar dibuat di lembar Ms.Word, ukuran kertas A3 dengan
menggunakan font Times New Roman ukuran 12 spasi 1.5, dilengkapi
dengan sumber referensi/daftar Pustaka dan Cover (berisi: judul tugas,
nama, NIM, kelas, prodi, logo kampus)
• Tugas dikumpulkan via SPADA paling lambat hari Jumat.
135
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku
KUNCI JAWABAN
1. c. Encephalomyelitis
Pembahasan:
Encephalomyelitis merupakan Peradangan otak dan sumsum tulang belakang
2. a. Lumbal punksi
Pembahasan:
Lumbal punksi yaitu Pemeriksaan penunjang yang dilakukan dengan
menganalisa cairan otak
3. d. Sakit kepala dan demam
Pembahasan:
Sakit kepala dan demam merupakan gejala awal yang sering ditemukan pada
meningitis
136
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku
DAFTAR PUSTAKA
Guyton, A.C., & Hall, J.E. (2014). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC.
Ganong, William F. (2003). Review Of Medical Physiology 21st Ed. San
Fransisco: McGraw-Hill Companies.
Genevieve Love Smith, Phyllis E Davis. (1967). Medical Terminology – A
Programmed Text, 2nd Ed. New York: John Wiley & Sons, Inc.
Marie A. Moisio & Elmer W. Masio. (2002). Medical Terminology – A Student-
Centered Approach. Delmar Thomson Learning, Canada
Sudarto Pringgoutomo, dkk. (2002). Buku Ajar Patologi 1 (UMUM).
Wedding, Mary Ellen. (2005). Medical Terminology System – A Body Systems
Approach. F. A Davis Company, Phildelphia
137
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku
BAB VII
TERMINOLOGI MEDIS PADA SISTEM SARAF
dr. John Barker Liem, M.K.M..
PENDAHULUAN
A. Pengantar Pendahuluan
Selamat! Anda sudah memasuki bab III pada modul ini. Bab VII akan
membahas terminologi medis pada sistem saraf. Konsep ini diberikan agar
membantu mahasiswa untuk memahami berbagai terminologi terkait penyakit
atau tindakan medis pada kasus sistem saraf, sehingga menjadi bekal
mahasiswa untuk memahami dan kelak mempraktikkan klasifikasi dan
kodefikasi terkait sistem saraf.
B. Deskripsi Materi
Bab ini menguraikan tentang konsep dasar pembentukan terminologi medis
sistem saraf.
D. Uraian Materi
I. Terminologi Medis pada Sistem Saraf
II. Istilah Medis Prosedur untuk Sistem Saraf
138
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku
140
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku
Rangkuman
Penyakit maupun tindakan medis pada sistem saraf sangat banyak, namun
perlu diingat beberapa terminology penting yang umum digunakan pada praktik
sehari-hari. Misalnya pada sistem penglihatan meliputi: meningitis, encephalitis,
paraplegia, dan sebagainya. Sedangkan prosedur pada sistem saraf misalnya
cranial puncture, ventriculopuncture, dan lainnya.
141
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku
Tugas
1. Tugas Terstruktur
Petunjuk:
• Bentuklah 2 kelompok mahasiswa
• Baca setiap pertanyaan di bawah ini, diskusikan bersama teman
sekelompok untuk menjawab soal-soal berikut ini.
• Ketik hasil diskusi anda ke lembar Ms.Word dengan menggunakan font
Times New Roman ukuran 12 spasi 1,5. Sertakan Cover (berisi judul
tugas, nama anggota kelompok dan NIM, prodi, kelas, logo kampus)
• Tugas dikumpulkan paling lambat hari Sabtu melalui spada masing-
masing.
Soal:
1) Kata “tomy” merupakan:
a. Prefix
b. Root
c. Suffix
d. Prefix dan Suffix
e. Semua salah
Pembahasan Soal:
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
2) Terminologi medis untuk pembalikan kelopak mata ke arah dalam yang
benar adalah:
a. Dacryo + cyst + itis
b. Blepharo + spasm
c. En + tropion
d. Laghos + ophtalmus
e. Semua benar
142
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku
Pembahasan Soal:
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
3) Manakah di bawah ini yang termasuk root pada penyakit glossopyrosis?
a. Gloss
b. Glosso
c. Pyrosis
d. Osis
e. Is
Pembahasan Soal:
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
4) Terminologi medis untuk infeksi jamur pada rongga mulut yang benar
adalah:
a. Glosso +pyrosis
b. Oral Candida + osis
c. Geographic + tongue
d. Fissured + tongue
e. Atrophic + gloss + itis
Pembahasan Soal:
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
5) Terminologi medis untuk peradangan pada kulit yang benar adalah:
a. Seboroik
b. Folikel + itis
c. Psorias + is
d. Dermato- + itis
e. Pio + derma
Pembahasan Soal:
143
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
2. Kegiatan Mandiri
Petunjuk:
• Buatlah tabel terminologi sistem saraf!
• Tugas dibuat di lembar Ms.Word, ukuran kertas A4 dengan menggunakan
font Times New Roman ukuran 12 spasi 1.5, dilengkapi dengan sumber
referensi/daftar Pustaka dan Cover (berisi: judul tugas, nama, NIM, kelas,
prodi, logo kampus)
• Tugas dikumpulkan via SPADA paling lambat hari Sabtu.
144
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku
KUNCI JAWABAN
1. c. Suffix
Pembahasan:
Tomy merupakan Suffix dalam terminology medis.
2. c. En + tropion
Pembahasan:
En + tropion adalah Terminologi medis untuk pembalikan kelopak mata ke
arah dalam.
3. a. Gloss
Pembahasan:
Gloss merupakan root pada penyakit glossopyrosis
4. Oral Candida + osis
Pembahasan:
Oral Candida + osis merupakan Terminologi medis untuk infeksi jamur pada
rongga mulut.
5. d. Dermato- + it is
Pembahasan:
Dermato- + it is merupakan Terminologi medis untuk peradangan pada kulit
145
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku
DAFTAR PUSTAKA
Guyton, A.C., & Hall, J.E. (2014). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC.
Ganong, William F. (2003). Review Of Medical Physiology 21st Ed. San
Fransisco: McGraw-Hill Companies.
Genevieve Love Smith, Phyllis E Davis. (1967). Medical Terminology – A
Programmed Text, 2nd Ed. New York: John Wiley & Sons, Inc.
Marie A. Moisio & Elmer W. Masio. (2002). Medical Terminology – A Student-
Centered Approach. Delmar Thomson Learning, Canada
Sudarto Pringgoutomo, dkk. (2002). Buku Ajar Patologi 1 (UMUM).
Wedding, Mary Ellen. (2005). Medical Terminology System – A Body Systems
Approach. F. A Davis Company, Phildelphia
146
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku
BAB VIII
ATURAN DAN TATACARA KODEFIKASI PENYAKIT DAN TINDAKAN
PADA SISTEM SARAF
PENDAHULUAN
A. Pengantar Pendahuluan
Selamat! Anda sudah memasuki Bab VIII pada modul ini. Bab VIII
ini membahas tentang konsep dan aturan serta tatacara kodefikasi penyakit
dan tindakan pada sistem saraf. Konsep ini diberikan agar membantu
mahasiswa untuk memahami apa itu klasifikasi dan kodefikasi serta
bagaimana menentukan kodefikasi penyakit maupun tindakan pada sistem
saraf. Dengan demikian, sebagai calon petugas perekam medik dan informasi
kesehatan mahasiswa memperoleh bekal pengetahuan untuk dipraktikkan
pada praktik di lapangan.
B. Deskripsi Materi
Bab VII ini mengulas tentang konsep ICD, klasifikasi dan kodefikasi penyakit
dan tindakan pada sistem saraf berdasarkan ICD 10 dan 9..
D. Uraian Materi
I. Klasifikasi dan Kodefikasi Penyakit Serta Tindakan pada Sistem Saraf
Berdasarkan ICD 10 dan 9
147
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku
B. Kategori BAB
• G01* Meningitis pada penyakit bakteri c.e.
• G02* Meningitis pada penyakit infeksi dan parasit lain
c.e.
• G05* Encephalitis,myelitis dan encephalomyelitis pada
penyakit c.e.
• G07* Abses dan granuloma intrakranial dan intraspinal
pada penyakit c.e.
• G13* Atrofi sistemik yang terutama, mengganggu CNS
pada penyakit c.e.
• G22* Parkinsonism pada penyakit c.e.
• G26* Kelainan extrapyramid dan gerakan pada penyakit
c.e.
• G32* Kelainan degeneratif lain sistem syaraf pada
penyakit c.e.
148
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku
150
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku
152
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku
Rangkuman
Blok BAB Kodefikasi Sistem Saraf (g00-g99) meliputi: G00-G09
Penyakit peradangan CNS, G10-G13 Atrofi sistemik yang terutama mengganggu
CNS, G20-G26 Kelainan extrapyramid dan gerakan, G30-G32 Penyakit
degeneratif lain sistem syaraf, G40-G47 Kelainan bersifat episode dan
paroxysmal, G50-G59 Kelainan syaraf,urat syaraf,dan pleksus, G60-G64
Polineuropati dan kelainan lain sistem syaraf perifer, G70-G73 Penyakit penyakit
myoneural junction dan otot, G80-G83 Keliumpuhan otak dan sindroma
kelumpuhan lainnya, G90-G99 Kelainan lain sistem syaraf.
153
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku
Tugas
1. Tugas Terstruktur
Petunjuk:
• Bentuklah 2 kelompok mahasiswa
• Baca setiap pertanyaan di bawah ini, diskusikan bersama teman
sekelompok untuk menjawab soal-soal berikut ini.
• Ketik hasil diskusi anda ke lembar Ms.Word dengan menggunakan font
Times New Roman ukuran 12 spasi 1,5. Sertakan Cover (berisi judul
tugas, nama anggota kelompok dan NIM, prodi, kelas, logo kampus)
• Tugas dikumpulkan paling lambat hari Sabtu melalui spada masing-
masing.
Soal:
1) Bab V : F00-F99 termasuk pada diagnosa gangguan system ?
a. Gangguan jiwa dan perilaku
b. Mata dan Adnexa
c. Penyakit telinga luar
d. Saluran nafas
e. Proses mastoid
Pembahasan Soal:
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
2) Tentukanlah kode Diagnosa pasien Epilepsy pada ICD 10 CM volume 3 ?
a. G40.9
b. G40.8
c. G40.7
d. G40.6
e. G40.5
154
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku
Pembahasan Soal:
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
3) Tentukanlah kode tindakan EEG (Electroencephalogram) pada ICD 9 CM?
a. 88.72
b. 88.14
c. 89.14
d. 88.42
e. 89.15
Pembahasan Soal:
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
4) Kelainan bersifat episode dan paroxysmal termasuk pada bagian Blok ?
a. G00-G09
b. G10-G13
c. G20-G26
d. G30-G32
e. G40-G47
Pembahasan Soal:
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
5) Sebutkan salah satu prosedur medis terkait gangguan jiwa dan perilaku
berdasarkan ICD-9 CM, kecuali ?
a. 94 Procedures related to the psyche
b. 94.0 Psychologic evaluation and testing
c. 94.01 Administration of intelligence test
d. 94.02 Administration of psychologic test
e. 89.14 EEG (Electroencephalogram)
155
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku
Pembahasan Soal:
……………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………..
2. Kegiatan Mandiri
Petunjuk:
• Buatlah bagan alur cara mencari klasifikasi dan kodefikasi penyakit dan
tindakan dari system saraf pada buku ICD 10 dan 9!
• Tugas dibuat di lembar Ms.Word, ukuran kertas A4 dengan menggunakan
font Times New Roman ukuran 12 spasi 1.5, dilengkapi dengan sumber
referensi/daftar Pustaka dan Cover (berisi: judul tugas, nama, NIM, kelas,
prodi, logo kampus)
• Tugas dikumpulkan via SPADA paling lambat hari Sabtu.
156
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku
KUNCI JAWABAN
b. Ikutilah modifier yang berada di bawah lead term secara hati-hati hingga
menemukan kode yang sesuai dengan seluruh keterangan dalam sebab luar
3) c. 89.14
Pembahasan:
a. Carilah lead term yang terkait tindakan pada formulir laporan pembedahan
di Indeks Alfabetik E
b. Ikutilah modifier yang berada di bawah lead term secara hati-hati hingga
menemukan kode yang sesuai dengan tindakan yang dilakukan yakni EEG
(Electroencephalogram)
157
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku
4) e. G40-G47
Pembahasan:
G40-G47 merupakan blok untuk Kelainan bersifat episode dan paroxysmal
5) e. 89.14 EEG (Electroencephalogram)
Pembahasan:
89.14 EEG (Electroencephalogram) BUKAN menjadi salah satu prosedur
medis terkait gangguan jiwa dan perilaku berdasarkan ICD-9 CM
158
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku
DAFTAR PUSTAKA
159
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku
BAB IX
KONSEP DASAR GANGGUAN JIWA DAN PERILAKU
Dr. John Barker Liem, M.K.M
PENDAHULUAN
A. Pengantar Pendahuluan
Pada bab ini membahas tentang konsep dasar gangguan jiwa dan perilaku,
serta berbagai gangguan terkait jiwa dan perilaku. Pada materi dijelaskan
tentang pengertian, jenis, gejala dan penanganan gangguan jiwa dan perilaku.
Mahasiswa dituntun agar mampu memahami konsep dasar dan gangguan
pada gangguan jiwa dan perilaku.
B. Deskripsi Materi
Bab ini membahas tentang patofisiologi penyakit dan istilah medisnya
serta tindakan terkait sistem saraf.
D. Uraian Materi
I. Konsep Gangguan Jiwa dan Perilaku
II. Jenis Gangguan Jiwa dan Perilaku
160
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku
162
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku
B. Delirium
1. Gangguan kognitif secara umum
2. Penurunan kesadaran
3. Onset cepat, < 6 bulan
Misal : thypoid, encephalitis, meningitis
C. Demensia
1. Adanya penurunan daya ingat dan daya pikir
2. Clear consciousness
3. Gejala 6 bulan
Misal : penyalit pick, huntington, parkinson, HIV
E.
Rangkuman
Blok Diagnosis Ganguan Jiwa meliputi: Gangguan mental organik &
simtomatik F00 - F09 , Gangguan mental & perilaku akibat zat psikoaktif F10 -
F19, Skizofrenia, gangguan. Skizotipal & gangguan. Waham, Gangguan
afektif/mood, Gangguan neurotik, gg somatoform & gangguan Stres, Sindrom
perilaku yang berhubungan dengan gangguan Fisiologis & faktor fisik, Gangguan
163
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku
Tugas
1. Tugas Terstruktur
Petunjuk:
• Bentuklah 2 kelompok mahasiswa
• Baca setiap pertanyaan di bawah ini, diskusikan bersama teman
sekelompok untuk menjawab soal-soal berikut ini.
• Ketik hasil diskusi anda ke lembar Ms.Word dengan menggunakan font
Times New Roman ukuran 12 spasi 1,5. Sertakan Cover (berisi judul
tugas, nama anggota kelompok dan NIM, prodi, kelas, logo kampus)
• Tugas dikumpulkan paling lambat hari Sabtu melalui spada masing-
masing.
Soal:
1) Penyebab gangguan mental, kecuali:
a. Pesatnya arus urbanisasi
b. Prinsip individualisme
c. Kehidupan kota yang tergesa gesa
d. Dampak transmigrasi
e. Masa Transisi
Pembahasan Soal:
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
2) Salah satu tanda dari kepribadian yang sehat disebut:
a. Pengendalian efektif
b. Integritas efektif
164
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku
2. Kegiatan Mandiri
Petunjuk:
• Buatlah bagan patofisiologi dari 2 jenis gangguan jiwa dan perilaku!
• Tugas dibuat di lembar Ms.Word, ukuran kertas A4 dengan menggunakan
font Times New Roman ukuran 12 spasi 1.5, dilengkapi dengan sumber
referensi/daftar Pustaka dan Cover (berisi: judul tugas, nama, NIM, kelas,
prodi, logo kampus)
• Tugas dikumpulkan via SPADA paling lambat hari Sabtu.
166
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku
KUNCI JAWABAN
1) d. Dampak transmigrasi
Pembahasan:
Dampak transmigrasi BUKAN Penyebab gangguan mental.
2) a. Pengendalian efektif
Pembahasan:
Pengendalian efektif merupakan Salah satu tanda dari kepribadian yang sehat
3) d. Ilmu Kesehatan Mental
Pembahasan:
Ilmu Kesehatan Mental merupakan Terapan ilmu dalam program kesehatan
yang dipakai dan diikuti seseorang untuk mencapai penyesuaian diri menurut
bernard 1957
4) b. Waham
Pembahasan:
Waham merupakan Gejala dari psychosis yang memiliki keyakinan palsu
yang tidak dapat diubah
5) e. Penurunan kadar tirosin
Pembahasan:
Penurunan kadar tirosin merupakan Penyebab depresi berdasarkan faktor dari
dalam tubuh
167
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku
DAFTAR PUSTAKA
Guyton, A.C., & Hall, J.E. (2014). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC.
Ganong, William F. (2003). Review Of Medical Physiology 21st Ed. San
Fransisco: McGraw-Hill Companies.
Genevieve Love Smith, Phyllis E Davis. (1967). Medical Terminology – A
Programmed Text, 2nd Ed. New York: John Wiley & Sons, Inc.
Marie A. Moisio & Elmer W. Masio. (2002). Medical Terminology – A Student-
Centered Approach. Delmar Thomson Learning, Canada
Sudarto Pringgoutomo, dkk. (2002). Buku Ajar Patologi 1 (UMUM).
Wedding, Mary Ellen. (2005). Medical Terminology System – A Body Systems
Approach. F. A Davis Company, Phildelphia
168
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku
BAB X
TERMINOLOGI MEDIS PADA GANGGUAN JIWA DAN PERILAKU
Dr. John Barker Liem, M.K.M
PENDAHULUAN
A. Pengantar Pendahuluan
Selamat! Anda sudah memasuki bab X pada modul ini. Bab X akan
membahas terminologi medis pada gangguan jiwa dan perilaku. Konsep ini
diberikan agar membantu mahasiswa untuk memahami berbagai terminologi
terkait penyakit atau tindakan medis pada kasus gangguan jiwa dan perilaku,
sehingga menjadi bekal mahasiswa untuk memahami dan kelak
mempraktikkan klasifikasi dan kodefikasi terkait gangguan jiwa dan perilaku.
B. Deskripsi Materi
Bab ini menguraikan tentang konsep dasar pembentukan terminologi medis
gangguan jiwa dan perilaku.
D. Uraian Materi
I. Terminologi Medis pada Gangguan Jiwa Dan Perilaku
II. Istilah Medis Prosedur pada Gangguan Jiwa Dan Perilaku
B. Aksis I
F 00 – F 09 : Gangg mental organik (+simptomatk)
F 10 – F 19 : Gang mental & perilaku zat psikoaktif
F 20 – F 29 : Schizofrenia, schizotipal & gg waham
F 30 – F 39 : Gg suasana perasaan (mood/afektif)
F 40 – F 49 : Gg neurotik, somatoform-> gg terkait stress
F 50 – F 59 : sindroma perilaku gg fisiologis
dst…..F 99
C. Aksis II
F 60 : Gg Kepribadian khas
F 60.0 : Gg kepribadian paranoid
F 60.1 : Gg kepribadian schizoid
F 60.2 : Gg kepribadian disosial
F 60.3 : Gg kepribadian emosional tak stabil
F 60.4 : Gg kepribadian histrionik
F 60.5 : Gg kepribadian anankastik
170
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku
dst …..F 70 : RM
D. Aksis III
Bab I A00 – B99 : Peny infeksi & parasit
Bab II C00 – D 99 : Neoplasma
Bab IV E00 – G 99 : peny endokrin, nutrisi dan endokrin
Bab VI G00 – G59 : peny susunan syaraf
Bab VII H00 – H 59 : peny mata dan adneksa
Bab VIII H60-H99 : Peny telinga dan proses mastoid dst
E. Aksis IV
• Masalah dengan primery support group
• Masalah berkaitan lingkungan sosial
• Masalah pendidikan
• Masalah pekerjaan
• Masalah Perumahan
• Masalah ekonomi
• Masalah akses dan pelayanan kesehatan dst
F. Aksis V
• 100 – 91 : gejala tak ada, fungsi maksimal
• 90 – 81 : gejala minimal, fungsi baik,
• 80 – 71 : gejala sementara dan dpt diatasi
• 70 – 61 : Beberapa gejala ringan & menetap
• 60 – 51 : Gejala sedang, disabiltas sedang
• 50 – 41 : gejala berat, disabilitas berat
• 40 -39 : disabilitas dlm bbrp realita, disabilitas berat dlm beberapa
fungsi dst
171
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku
II. Istilah Medis Medis Prosedur pada Gangguan Jiwa dan Perilaku
Contoh Penulisan Diagnoosa Multiaksial
• Aksis I : F 32.2 Episode depresif tanpa gejala psikotik
• Aksis II : F 60.7 Gang kepribadian defensif
• Aksis III : tidak ada
• Aksis IV : Ancaman kehilangan pekerjaan
• Aksis V : GAF 53
Kriteria diagnosis
• Ada 2 atau lebih dari :
a. Thought echo, thought insertion, thougt brooadcasting
b. Delusion of control, delusion of influence, delusion of passivity, delusion
perception
c. Halusinasi auditorik
d. Waham menetap lain
Rangkuman
Penyakit maupun tindakan medis pada gangguan jiwa dan perilaku sangat
banyak, namun perlu diingat beberapa terminologi penting yang umum digunakan
pada praktik sehari-hari. Misalnya pada gangguan jiwa dan perilaku meliputi:
skizofrenia paranoid, gangguan mental organic dementia, dan lainnya.
Tugas
1. Tugas Terstruktur
Petunjuk:
• Bentuklah 2 kelompok mahasiswa
• Baca setiap pertanyaan di bawah ini, diskusikan bersama teman
sekelompok untuk menjawab soal-soal berikut ini.
• Ketik hasil diskusi anda ke lembar Ms.Word dengan menggunakan font
Times New Roman ukuran 12 spasi 1,5. Sertakan Cover (berisi judul
tugas, nama anggota kelompok dan NIM, prodi, kelas, logo kampus)
• Tugas dikumpulkan paling lambat hari Sabtu melalui spada masing-
masing.
Soal:
1) Kata “tomy” merupakan:
a. Prefix
173
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku
b. Root
c. Suffix
d. Prefix dan Suffix
e. Semua salah
Pembahasan Soal:
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
2) Paranoid merupakan bagian dari:
a. Waham
b. Schizofrenia
c. Psychotic
d. Mania
e. Depresi
Pembahasan Soal:
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
3) Perasaan curiga pada orang lain dan seakan akan dikejar kejar merupakan
ciri dari:
a. Ilusi
b. Paranoid
c. Ketatonik
d. Bipolar
e. Mania
Pembahasan Soal:
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
2. Kegiatan Mandiri
Petunjuk:
• Buatlah tabel terminologi gangguan jiwa dan perilaku!
174
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku
KUNCI JAWABAN
1. c. Suffix
Pembahasan:
Tomy merupakan Suffix dalam terminology medis.
175
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku
2. b. Schizofrenia
Pembahasan:
Paranoid merupakan bagian dari Schizofrenia
3. b. Paranoid
Pembahasan:
Paranoid adalah Perasaan curiga pada orang lain dan seakan akan dikejar
kejar merupakan ciri
DAFTAR PUSTAKA
Guyton, A.C., & Hall, J.E. (2014). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC.
Ganong, William F. (2003). Review Of Medical Physiology 21st Ed. San
Fransisco: McGraw-Hill Companies.
176
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku
177
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku
BAB XI
ATURAN DAN TATACARA KODEFIKASI PENYAKIT DAN TINDAKAN
PADA GANGGUAN JIWA DAN PERILAKU
PENDAHULUAN
A. Pengantar Pendahuluan
Selamat! Anda sudah memasuki Bab XI pada modul ini. Bab XI ini
membahas tentang konsep dan aturan serta tatacara kodefikasi penyakit dan
tindakan pada gangguan jiwa dan perilaku. Konsep ini diberikan agar
membantu mahasiswa untuk memahami apa itu klasifikasi dan kodefikasi
serta bagaimana menentukan kodefikasi penyakit maupun tindakan pada
gangguan jiwa dan perilaku. Dengan demikian, sebagai calon petugas
perekam medik dan informasi kesehatan mahasiswa memperoleh bekal
pengetahuan untuk dipraktikkan pada praktik di lapangan.
B. Deskripsi Materi
Bab XI ini mengulas tentang konsep ICD, klasifikasi dan kodefikasi penyakit
dan tindakan pada gangguan jiwa dan perilaku berdasarkan ICD 10 dan 9..
D. Uraian Materi
I. Klasifikasi dan Kodefikasi Penyakit Serta Tindakan pada gangguan jiwa
dan perilaku Berdasarkan ICD 10 dan 9
178
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku
179
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku
Rangkuman
Blok BAB Kodefikasi Gangguan Jiwa dan Perilaku (F00-F99) meliputi:
Kelainan jiwa organik,termasuk yang hanya berupa gejala, Kelainan jiwa dan
tingkah laku akibat penggunaan zat psikoaktif, Schizophrenia,schizotype dan
waham (delusion), Kelainan alam perasaan (mood/affective), Kelainan neurotik,
berhubungan dengan stress dan somatoformis, Sindroma tingkah laku akibat
kekacauan fisiologis dan faktor fisik, Kelainan kepribadian dan tingkah laku pada
orang dewasa, Retardasi mental, Kelainan perkembangan psikologis, Kelainan
tingkah laku dan emosi dengan onset biasanya pada masa anak dan remaja,
Kelainan mental yang tidak dijelaskan, Dementia yang timbul pada penyakit
Alzheimer, Dementia yang timbul pada penyakit lain yang klasifikasinya di
tempat lain
Tugas
1. Tugas Terstruktur
Petunjuk:
• Bentuklah 2 kelompok mahasiswa
• Baca setiap pertanyaan di bawah ini, diskusikan bersama teman
sekelompok untuk menjawab soal-soal berikut ini.
• Ketik hasil diskusi anda ke lembar Ms.Word dengan menggunakan font
Times New Roman ukuran 12 spasi 1,5. Sertakan Cover (berisi judul
tugas, nama anggota kelompok dan NIM, prodi, kelas, logo kampus)
182
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku
Soal:
1) Bab V : F00-F99 termasuk pada diagnosa gangguan system ?
a. Gangguan jiwa dan perilaku
b. Mata dan Adnexa
c. Penyakit telinga luar
d. Saluran nafas
e. Proses mastoid
Pembahasan Soal:
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
2) Tentukanlah kode Diagnosa pasien Epilepsy pada ICD 10 CM volume 3 ?
a. G40.9
b. G40.8
c. G40.7
d. G40.6
e. G40.5
Pembahasan Soal:
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
3) Tentukanlah kode tindakan EEG (Electroencephalogram) pada ICD 9 CM?
a. 88.72
b. 88.14
c. 89.14
d. 88.42
e. 89.15
183
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku
Pembahasan Soal:
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
2. Kegiatan Mandiri
Petunjuk:
• Buatlah bagan alur cara mencari klasifikasi dan kodefikasi penyakit dan
tindakan dari gangguan jiwa dan perilaku pada buku ICD 10 dan 9!
184
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku
185
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku
KUNCI JAWABAN
d. Ikutilah modifier yang berada di bawah lead term secara hati-hati hingga
menemukan kode yang sesuai dengan seluruh keterangan dalam sebab luar
3) c. 89.14
Pembahasan:
d. Carilah lead term yang terkait tindakan pada formulir laporan pembedahan
di Indeks Alfabetik E
e. Ikutilah modifier yang berada di bawah lead term secara hati-hati hingga
menemukan kode yang sesuai dengan tindakan yang dilakukan yakni EEG
(Electroencephalogram)
186
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku
4) e. G40-G47
Pembahasan:
G40-G47 merupakan blok untuk Kelainan bersifat episode dan paroxysmal
5) e. 89.14 EEG (Electroencephalogram)
Pembahasan:
89.14 EEG (Electroencephalogram) BUKAN menjadi salah satu prosedur
medis terkait gangguan jiwa dan perilaku berdasarkan ICD-9 CM
187
M o d u l Kodefikasi Terkait Sistem Penginderaan, Saraf, Gangguan Jiwa
dan Perilaku
DAFTAR PUSTAKA
188