Anda di halaman 1dari 90

ANALISIS DATA MINING DENGAN METODE KLASIFIKASI DATA

REKAM MEDIS PASIEN UNTUK MENENTUKAN POLA UMUR


BERDASARKAN JENIS PENYAKIT PADA APLIKASI WEKA DI
RUMAH SAKIT ADVENT MEDAN

LAPORAN PKL KOMPREHENSIF

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 4

1. DELVITHA SUSANA BR TARIGAN NIM 1913363005


2. DWIANA ARIANTY NASUTION NIM 1913363007
3. HARDIYANTI NIM 1913363011
4. IRADAT ANJLY P. DOHONA NIM 1913363016
5. KURNIAWAN WARUWU NIM 1913363017
6. NURUL AYU PRATIWI NIM 1913363025
7. ROSENNI ANGELIA SINAGA NIM 1913363029
8. WANDRI MANUEL NIM 1913363036

PRODI D-IV MANAJEMEN INFORMASI KESEHATAN


UNIVERSITAS IMELDA MEDAN
T.A 2022/2023
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN KOMPREHENSIF
Judul : Analisis Data Mining Dengan Metode Klasifikasi Data Rekam Medis
Pasien Untuk Menentukan Pola Umur Berdasarkan Jenis Penyakit
Pada Aplikasi Weka Di Rumah Sakit Advent Medan
Nama
Mahasiswa: 1. Delvitha Susana Br. Tarigan NIM : 1913363005
2. Dwiana Arianty Nasution NIM : 1913363007
3. Hardiyanti NIM : 1913363011
4. Iradat Anjly P. Dohona NIM : 1913363016
5. Kurniawan Kurniawan NIM : 1913363017
6. Nurul Ayu Pratiwi NIM : 1913363025
7. Rosenni Angeliana Sinaga NIM : 1913363029
8. Wandri Manuel NIM : 1913363036
Menyetujui
Komisi Pembimbing:
Clinical Instruktur Kepala Rekam Medis
RS Advent Medan RS Advent Medan

(Joy Turuallo, SST. MIK) (Listia Skundani Panggabean, Amd.RMIK)


Dosen Pembimbing Koordinator PKL Komprehensif

(Fajar Maulana, S.Kom., M.Kom) (Mei Sryendang Sitorus, Amd. RMIK., SKM., MKM)

Diketahui oleh,
Ketua Program Studi D-IV
Manajemen Informasi Kesehatan
Universitas Imelda Medan

(Puput Melati Hutahuruk, SKM, MKM)

ii
VISI MISI TUJUAN DAN SASARAN (VMTS)
UNIVERSITAS IMELDA MEDAN (UIM)

VISI:
“Menjadi pusat ilmu pengetahuan dan teknologi serta pengembangan karakter
kewirausahaan yang mampu bersaing di tingkat perguruan tinggi LLDIKTI
Wilayah I pada Tahun 2024 dan di tingkat nasional pada tahun 2029”.
MISI
1) Menyelenggarakan pembelajaran yang efektif sesuai Standar Nasional
Perguruan Tinggi (SNPT) dan KKNI, terintegrasi dengan hasil-hasil
penelitian dan pengabdian masyarakat terkini untuk menghasilkan lulusan
sesuai profil yang diharapkan
2) Melaksanakan penelitian ilmiah dan dipublikasikan secara nasional dan
internasional.
3) Melaksanakan pengabdian masyarakat yang terstruktur dan mengacu pada
hasil penelitian.
4) Membangun kerjasama produktif dengan berbagai institusi pendidikan dan
industri di Kota Medan, Sumatera Utara dan provinsi lainnya dalam
pelaksanaan praktek, penelitian serta pengabdian kepada masyarakat (PkM).

TUJUAN:
1) Melaksanakan pengelolaan tridarma perguruan tinggi dengan sumber daya
manusia yang memiliki kemampuan profesional dalam bidangnya serta
keunggulan dalam soft skill kewirausahaan.
2) Menciptakan kualitas pembelajaran dengan program bermuatan soft skill
pengembangan karakter kewirausahaan dalam rangka menciptakan lulusan
profesional dan inovatif yang memiliki kompetensi akademik dan daya saing.
3) Menyediakan fasilitas sarana dan prasarana yang bermutu sesuai dengan
standar kebutuhan dan perkembangan IPTEK
4) Menyelenggarakan pelaksanaan penelitian dosen dan mahasiswa guna
menghasilkan karya-karya inovatif yang bermanfaat dalam pengembangan

iii
ilmu pengetahuan dan teknologi serta memberikan solusi permasalahan
stakeholder.
5) Menyelenggarakan pelaksanaan pengabdian masyarakat oleh dosen dan
mahasiswa yang bermanfaat secara nyata dalam peningkatan kesejahteraan
masyarakat dan kemajuan bangsa.
6) Menyelenggarakan proses penjaminan mutu sesuai dengan standar internal
dan eksternal.
7) Menyelenggarakan layanan IT untuk mendorong inovasi program dan
layanan.
8) Menyelenggarakan pengembangan institusi dan penambahan program studi
baru sesuai dengan perkembangan IPTEK dan kebutuhan stakeholder.
9) Menyelenggarakan kerjasama dan perluasan networking tingkat nasional.

SASARAN:
1) Terciptanya SDM yang berkualitas dan handal dalam mengelola tridharma
perguruan tinggi dan melaksanakan tugas dan fungsi di UIM.
2) Terciptanya kualitas pembelajaran dengan program bermuatan soft skill dan
pengembangan karakter kewirausahaan dalam rangka menciptakan lulusan
profesional dan inovatif yang memiliki kompetensi akademik dan daya saing.
3) Tersedianya fasilitas sarana dan prasarana yang bermutu sesuai dengan
standar kebutuhan dan perkembangan IPTEK.
4) Terselenggaranya pelaksanaan penelitian dosen dan mahasiswa guna
menghasilkan karya-karya inovatif yang bermanfaat dalam pengembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi serta memberikan solusi permasalahan
stakeholder.
5) Terselenggaranya pelaksanaan pengabdian masyarakat oleh dosen dan
mahasiswa yang bermanfaat secara nyata, dalam peningkatan kesejahteraan
masyarakat dan kemajuan bangsa.
6) Terselenggaranya proses penjaminan mutu sesuai dengan standar internal dan
eksternal.
7) Terselenggaranya layanan IT untuk mendorong inovasi program dan layanan.

iv
8) Terselenggaranya pengembangan institusi dan penambahan program studi baru
sesuai dengan perkembangan IPTEK dan kebutuhan stakeholder.
9) Terselenggaranya kerjasama dan perluasan networking tingkat nasional.

v
VISI MISI TUJUAN DAN SASARAN
DIPLOMA IV MANAJEMEN INFORMASI KESEHATAN :

Visi Diploma IV Manajemen Informasi Kesehatan:


Menjadi program studi yang unggul dalam bidang analisis data kesehatan
berbasis teknologi informasi yang berkarakter kewirausahaan sehingga mampu
bersaing di tingkat nasional pada tahun 2024.

Misi Diploma IV Manajemen Informasi Kesehatan:


1. Mengembangkan sumber daya pendidikan yang sesuai standar di bidang
Analisis Data Kesehatan berbasis Teknologi Informasi.
2. Mengembangkan penelitian di bidang Analisis Data Kesehatan berbasis
Teknologi Informasi.
3. Melaksanakan pengabdian profesi kepada masyarakat, dan
4. Membangun kerja sama antar pemangku kepentingan dalam bidang
Manajemen Informasi Kesehatan.
Tujuan Pendidikan Diploma IV Manajemen Informasi Kesehatan
Menghasilkan lulusan yang mampu :
1. Menyelesaikan, menerapkan pemikiran logis, kritis, inovatif, bermutu, dan
terukur dalam melakukan pekerjaan yang spesifik di bidang Manajemen
Informasi Kesehatan dan Analisis Data Kesehatan sesuai dengan standar
kompetensi.
2. Mengambil keputusan secara tepat berdasarkan prosedur baku, spesifikasi
desain, persyaratan keselamatan, dan keamanan kerja dalam meakukan
super visi dan evaluasi pada pekerjaannya.
3. Bertanggung jawab atas pencapaian hasil kerja kelompok dan melakukan
super visi serta evaluasi terhadap penyelesaian pekerjaan yang ditugaskan
pada pekerja yang berada di bawah tanggung jawabnya.
4. Melakukan proses evaluasi diri terhadap kelompok kerja yang berada di
bawah tanggung jawabnya dan mampu mengelola pembelajaran secara
mandiri dan
5. Mendokumentasikan, menyimpan, mengamankan, dan menemukan kembali
data untuk menjamin keshahihan dan mencegah plagiasi.

v
Sasaran Diploma IV Manajemen Informasi Kesehatan:
1. Menghasilkan lulusan yang mempunyai:
Kepribadian berbudi pekerti luhur, beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berjiwa entrepreneur, dan mampu mengembangkan diri.
2. Kemampuan di bidang kerja:
a. Mampu mengelola unit kerja rekam medis
b. Mampu menganalisis Data-data Kesehatan berbasis teknologi informasi
c. Mampu mengkode diagnosis dan tindakan medis
d. Mampu menyusun, merumuskan, dan mendesain prosedur
pengembangan SIK
e. Mampu beradaptasi terhadap perkembangan SIK yang berbasis IT
f. Mampu merancang dan melakukan survey, tabulasi data, validasi
dan verifikasi data dalam rangka sistem pengelolaan sistem pembiayaan
pelayanan kesehatan
g. Mampu mengelola sistem pembiayaan pelayanan kesehatan yang
berbasis casemix
h. Mampu melakukan komunikasi efektif dan kerja sama dalam pelayanan
kesehatan.
3. Pengetahuan yang dikuasai:
a. Prinsip-prinsip manajemen dan mengaplikasikan dalam unit kerja
rekam medis
b. Program sistem informasi MIK guna menghasilkan data-data dan
informasi kesehatan yang tepat dan akurat
c. Sistem audit pendokumentasian rekam medis baik secara kuantitatif dan
kualitatif
d. Pengelolaan sistem pembiayaan pelayanan kesehatan.
4. Kewenangan dan tanggung jawab pada bidang kerjanya:
a. Mengidentifikasi masalah-masalah teknologi informasi yang berkaitan
dengan pelayanan Manajemen informasi kesehatan dan Analisis data
Kesehatan
b. Merancang sistem evaluasi isi rekam medis manual dan elektronik

vi
c. Merancang struktur isi dan standar data kesehatan, untuk
pengembangan informasi kesehatan
d. Memvalidasi kelengkapan diagnosis dan tindakan medis sebagai
ketepatan pengkodean
e. Memvalidasi indeks dengan cara menilai kumpulan data penyakit,
kematian, tindakan dan dokter yang dikelompokkan pada indeks
f. Memvalidasi kumpulan dan verifikasi data sesuai dengan jenis
formulir survei
g. Mengevaluasi sistem klasifikasi klinis dan kodefikasi penyakit yang
berkaitan dengan kesehatan dan tindakan medis dalam pembiayaan
kesehatan
h. Melaporkan hasil monitoring kinerja mutu pelayanan Manajemen
informasi kesehatan yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan dan
teknologi
i. Menganalisa dan mengevaluasi pengelolaan manajemen unit kerja
serta menjalankan organisasi fasilitas pelayanan kesehatan
j. Menyelesaikan masalah secara prosedural baik manual/elektronik.
k. Melaksanakan hubungan kerja sesuai dengan kode etik profesi.

vii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan laporan ini dengan judul “Analisis
Data Mining Dengan Metode Klasifikasi Data Rekam Medis Pasien Untuk
Menentukan Pola Umur Berdasarkan Jenis Penyakit Pada Aplikasi Weka Di
Rumah Sakit Advent Medan”.
Dalam proses penyelesaian laporan PKL Komprehensif ini tidak lepas dari
dorongan berbagi pihak baik secara moral dan materi. Oleh sebab itu pada
kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih kepada bapak/ibu :
1. dr.H.R.I Ritonga, M.Sc selaku Ketua Yayasan Imelda Medan
2. Dr.dr.Imelda L.Ritonga, S.Kp, M.Pd, MN selaku rektor Universitas Imelda
Medan
3. Sarida Surya Manurung, S.Kep, NS, M.Kes selaku wakil rektor I, Aureliya
Hutagaol, S.Kep, NS selaku wakil rektor II, Mira Indrayani, SST, MKM
selaku wakil rektor III Universitas Imelda Medan
4. Puput Melati Hutahuruk, SKM., MKM selaku Ka.Prodi D-IV Manajemen
Informasi Kesehatan
5. Mei Sryendang Sitorus, Amd. RMIK., SKM., MKM selaku sekretaris
Prodi D-IV Manajemen dan Informasi Kesehatan Universitas Imelda Medan
sekaligus Koordinator PKL Komprehensif
6. Fajar Maulana, S.Kom, M.Kom selaku dosen pembimbing
7. Joy Turuallo, SST. MIK selaku CI PKL di RSU ADVENT MEDAN
8. Direktur dan seluruh staff RSU ADVENT MEDAN, terutama Kepala
Instalasi Rekam Medis dan CI dibagian Rekam Medis yang telah banyak
membantu penulis dalam penyelesaian laporan PKL ini.
9. Seluruh teman-teman satu kelompok yang telah mau berpatisipasi dan
memberikan pendapat.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan laporan banyak
terdapat keterbatasan dan kami menerima kritikan dan saran dari para pembaca
Medan, Desember 2022
Kelompok 4

viii
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN................................................................................ii
VISI MISI UNIVERSITAS IMELDA MEDAN (UIM)....................................iii
VISI MISI DIPLOMA IV MANAJEMEN INFORMASI KESEHATAN .......v
KATA PENGANTAR........................................................................................viii
DAFTAR ISI..........................................................................................................ix
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................xi
DAFTAR TABEL................................................................................................xii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................1
1.2 Tujuan dan Manfaat.............................................................................................2
1.2.1 Tujuan..........................................................................................................2
1.2.2 Manfaat........................................................................................................3
1.3 Waktu dan Tempat Praktik Kerja Lapangan........................................................3
1.3.1 Waktu Pelaksanaan PKL..............................................................................3
1.3.2 Tempat Pelaksanaan PKL............................................................................3
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PRAKTIK......................................... 4
2.1 Profil Rumah Sakit...............................................................................................4
2.2 Visi, Misi dan Tujuan Rumah Sakit.....................................................................7
2.2.1 Visi Rumah Sakit Advent Medan................................................................7
2.2.1 Misi Rumah Sakit Advent Medan................................................................7
2.2.2 Motto Rumah Sakit Advent Medan.............................................................7
2.2.3 Nilai Rumah Sakit Advent Medan...............................................................7
2.3 Struktur Organisasi RS Advent Medan Dan Organisasi Rekam Medis...............8
2.3.1 Struktur Organisasi Rumah Sakit.................................................................8
BAB III PELAKSANAAN PKL...........................................................................9
3.1 CPMK 1...............................................................................................................9
3.1.1 Teori.............................................................................................................9
3.1.2 Hasil...........................................................................................................17
3.1.3 Pembahasan................................................................................................28
3.2 CPMK 2.............................................................................................................29
3.2.1 Teori...........................................................................................................29
3.2.2 Hasil...........................................................................................................32

ix
3.2.3 Pembahasan................................................................................................38
3.3 CPMK 3.............................................................................................................40
3.3.1 Teori...........................................................................................................40
3.3.2 Hasil...........................................................................................................42
3.3.3 Pembahasan................................................................................................45
3.4 CPMK 4.............................................................................................................45
3.4.1 Teori...........................................................................................................45
3.4.2 Hasil...........................................................................................................51
BAB IV PRIORITAS PERMASALAHAN DAN PEMBAHASAN
ANALISIS DATA MINING DENGAN METODE KLASIFIKASI DATA
REKAM MEDIS PASIEN UNTUK MENENTUKAN POLA UMUR
BERDASARKAN JENIS PENYAKIT PADA APLIKASI WEKA................62
4.1 Teori...................................................................................................................62
4.1.1 Pengertian Rekam Medis...........................................................................62
4.1.2 Tujuan dan Kegunaan Rekam Medis.........................................................62
4.1.3 ICD (International Classification Of Diseases).........................................63
4.1.4 Pengertian Data Mining.............................................................................63
4.1.5 Teknik Data Mining...................................................................................64
4.1.6 APLIKASI WEKA....................................................................................65
4.2 Hasil...................................................................................................................67
4.3 Pembahasan........................................................................................................72
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...............................................................73
5.1 Kesimpulan........................................................................................................73
5.2 Saran...................................................................................................................73
DAFTAR PUSTAKA

x
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Rumah Sakit Advent Medan..............................................................4


Gambar 4.1 Tampilan Aplikasi WEKA................................................................65
Gambar 4.2 Seleksi Data yang kurang Lengkap Informasinya.............................68
Gambar 4.3 Data dalam bentuk format ekstensi .CSV..........................................69
Gambar 4.4 Mengubah data ke dalam format file ekstensi .Arff..........................69
Gambar 4.5 Tampilan data siap klasifikasi...........................................................70
Gambar 4.6 Klasifikasi menggunakan WEKA.....................................................71
Gambar 4.7 Hasil Pohon Keputusan.....................................................................71
Gambar 4.8 Visualiasi Klasifikasi Data Pasien.....................................................72

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Perbedaan Rekam Medik Manual Dan Rekam Medik Elektronik (RME)
RS Advent Medan.................................................................................................17
Tabel 3.2 Sarana Dan Prasarana Yang Ada Di Unit Kerja Rekam Medik Di
Fasyankes RS Advent Medan................................................................................18
Tabel 3.3 Standar Manajemen Rekam Medis Dan Informasi Kesehatan (MRMIK)
Pada Standar Akreditas Kemenkes RI RS Advent Medan....................................20
Tabel 3.4 Analisis Etika Profesi Rekam Medik Dalam Penyelenggaraan Rekam
Medik RS Advent Medan......................................................................................26
Tabel 3.5 Informasi Yang Dapat Diperoleh Dari Aplikasi SIMRS Di Rumah Sakit
Advent Medan.......................................................................................................32
Tabel 3.6 Informasi Yang Dapat Diperoleh Aplikasi SIRANAP di Rumah Sakit
Advent Medan.......................................................................................................33
Tabel 3.7 Informasi Yang dapat Diperoleh Dari Aplikasi INA-CBGs Di Rumah
Sakit Advent Medan..............................................................................................38
Tabel 3.8 Lembar Check List Validasi Keakuratan Kodefikasi Diagnosa Penyakit
RS Advent Medan.................................................................................................46
Tabel 3.9 Evaluasi Validasi Keakuratan Kodefikasi Diagnosa Penyakit RS
Advent Medan.......................................................................................................47
Tabel 3.10 Validasi Diagnosa Penyakit Pada Resume Medis RS Advent
Medan....................................................................................................................47
Tabel 3.11 Validasi Kodefikasi Penyakit dan Tindakan pada Resume Medis RS
Advent Medan.......................................................................................................48
Tabel 3.12 Data Diagnosa Penyakit RS Advent Medan Tahun 2022...................55

xii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Salah satu aspek yang terdapat dalam laporan pemeriksaan pasien adalah
Rekam medis. Rekam Medis adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen
tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain
kepada pasien pada fasilitas pelayanan kesehatan. (Peraturan Menteri Kesehatan
No.55 pasal 1 Tahun 2013). Jenis penyakit yang sering di derita oleh masyarakat
dalam pola umur tertentu bisa di deteksi dari informasi yang terkandung dalam
kumpulan rekam medis.
Tujuan dan kegunaan rekam medis adalah menunjang tercapainya tertib
administrasi dalam rangka upaya peningkatan pelayanan kesehatan. Tanpa di
dukung suatu sistem pengelolaan rekam medis yang baik dan benar, maka tertib
admnistrasi tidak akan berhasil. Pengolahan data rekam medis untuk menemukan
jenis kelompok penyakit yang sering terjadi di masyarakat. Pada usia-usia tertentu
terdapat penyakit yang dapat menyerang seseorang, inilah yang disebut ancaman
penyakit berdasarkan umur. Jenis penyakit yang sering di derita oleh masyarakat
dalam pola umur tertentu bisa di deteksi dari informasi yang terkandung dalam
kumpulan rekam medis. Rekam medis mempunyai informasi penyakit oleh pasien
yang di kodekan sesuai standart WHO, dimana kode tersebut dinamakan ICD
(International Classification Of Diseases).
ICD (International Classification Of Diseases), standart pengelompokan
penyakit yang dilakukan oleh WHO (Word Health Organization). Kode ICD ini
berkembang terus, setiap waktu ada perubahan mendasar pada perkembangan
penyakit baru yang ada di dunia. Sampai saat ini teknik pengkodean ICD tersebut
mencapai ICD-10. ICD-10 adalah acuan seluruh penyelenggara layanan kesehatan
(Rumah sakit, balai pengobatan, puskesmas) untuk dijadikan pedoman dalam
melakukan arsip. Di dalam pedoman ICD-10 dilakukan pengelompokan dari
penyakit menjadi 22 kelompok penyakit. Dalam ICD-10 pengelompokan ini
didasarkan pada karakter dan jenis penyakit tersebut. Hal ini difungsikan untuk
memudahkan dalam administrasi perekam medis sebab keterangan detail dari

1
seorang pasein akan menjadi kesulitan tersendiri dalam pengarsipan oleh
penyelenggara layanan kesehatan apabila tidak dikelompokkan.
Data pasien yang tersimpan pada database aplikasi SIMRS di rumah sakit
pada umumnya hanya dimanfaatkan untuk membuat laporan dan grafik pasien
rumah sakit, data penyakit pasien serta biaya berobat pasien. Database yang ada
belum dapat digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan.

Seiring dengan pesatnya perkembangan jaman dan majunya ilmu serta


teknologi, pengolahan dan penyajian data rekam medis sudah semakin baik.
Banyak data yang data kita gali dan pelajari dari rekam medis salah satu caranya
adalah dengan data mining. Menurut Putri dan Santoso (2016) data mining
merupakan suatu metode pengolahan data guna menemukan pola yang
tersembunyi pada data yang sedang diolah. Data yang diolah dengan
menggunakan teknik data mining akan ditemukan informasi atau pengetahuan
baru, sehingga dapat digunakan untuk pertimbangan dimasa yang akan datang.

Pada dasarnya data mining berhubungan erat dengan Analisa data dan
penggunaan perangkat lunak untuk mencari pola kesamaan dalam sekumpulan
data. Metode klasifikasi penyakit ini di ambil berdasarkan tumpukan data rekam
medis, menggunakan salah satu metode dalam data mining, yaitu decision tree
C4.5. Jadi, klasifikasi inilah yang akan digunakan untuk menyusun kelas-kelas
yang terkandung dari data, misalnya untuk Decision Tree maka kelas-kelas
tersebut digambarkan dalam bentuk pohon.

Metode yang paling sederhana untuk pengelompokkan ini adalah dengan


mengurutkan data pasien berdasarkan umur mereka kemudian membagi mereka
berdasarkan jenis kelamin, misalnya jumlah maksimal data rekam medis pasien
dalam satu bulan. Jika dibagi menjadi 4 kode diagnosa penyakit (ICD 10) maka
kode penyakit yang merupakan kategori bayi dan anak anak lebih dominan jenis
kelamin pria, kode penyakit kedua yang merupakan kategori dewasa lebih
dominan jenis kelamin wanita, kode penyakit ketiga yang merupakan kategori
dewasa lebih dominan jenis kelamin pria, dan kode penyakit keempat yang
merupakan kategori lansia lebih dominan jenis kelamin pria. Jadi, metode

2
klasifikasi sederhana tersebut hanya menggunakan tiga atribut saja untuk
menentukan pola umur berdasarkan jenis penyakit.

Data mining dalam prosesnya menggunakan teknik statistik, kecerdasan


buatan, dan machine learning untuk mengektraksi dan mengidentifikasi informasi
yang bermanfaat serta pengetahuan yang terkait dari berbagai database yang
besar. Sebuah aplikasi data mining yang dikembangkan Universitas Waikato
Selandia Baru yaitu Waikato Environment for Knowledge Analysis (WEKA)
yang kami gunakan dalam pembuatan laporan PKL ini. Penggunaan aplikasi
WEKA pada pembuatan laporan PKL ini dikarenakan aplikasi WEKA lebih user
friendly, mudah dalam klasifikasi database, dan gratis. Berdasarkan paparan
tersebut di atas, kami tertarik untuk melakukan analisa rekam medis untuk
mengelompokkan jenis penyakit berdasarkan gejala yang dialami pasien dengan
rentang umur menggunakan metode klasifikasi J48 pada aplikasi WEKA di
Rumah Sakit Advent Medan.

1.2 Tujuan dan Manfaat


1.2.1 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan laporan PKL Komprehensif ini adalah untuk
mengetahui bagaimana Analisis Data Mining Dengan Metode Klasifikasi Data
Rekam Medis Pasien Untuk Menentukan Pola Umur Berdasarkan Jenis Penyakit
Pada Aplikasi Weka.

1.2.2 Manfaat
1. Bagi Rumah sakit
Dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk penggunaan Data Mining
Dengan Metode Klasifikasi Data Rekam Medis Pasien Untuk Menentukan
Pola Umur Berdasarkan Jenis Penyakit Pada Aplikasi Weka.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Dapat digunakan sebagai sarana informasi dan tambahan teori kepada
mahasiswa serta sebagai referensi.
3. Bagi Mahasiswa

3
Dapat digunakan untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang Data
Mining Dengan Metode Klasifikasi Data Rekam Medis Pasien Untuk
Menentukan Pola Umur Berdasarkan Jenis Penyakit Pada Aplikasi Weka.

1.3 Waktu dan Tempat Praktik Kerja Lapangan


1.3.1 Waktu Pelaksanaan PKL
Waktu pelaksanaan PKL Komprehensif dimulai pada tanggal 5 Desember
s/d 11 Desember 2022, dalam pelaksanaan PKL Komprehensif yaitu sesi pagi
yang dimulai pada pukul 08.00 -17.00 WIB.

1.3.2 Tempat Pelaksanaan PKL


Kegiatan PKL ini dilaksanakan di Rumah Sakit Advent Medan Jl. Gatot
Subroto No.Km 4, Sei Sikambing D, Kec. Medan Petisah, Kota Medan,
Sumatera Utara, Kode Pos 20118.

4
BAB II
GAMBARAN UMUM LOKASI PRAKTIK

2.1 Profil Rumah Sakit

Gambar 2.1 Rumah Sakit Advent Medan


(Sumber : Rumah Sakit Advent Medan)
Tanggal 6 Mei 1955, dr. Elisha Liwidjaja/Lie Sek Hong membeli setapak
tanah seluas 6.100 m2 yang terletak di Jl. binjai Km. 4 Medan. Pembelian tanah
yang pertama diikuti dengan pembelian setapak demi setapak sehingga satu tahun
kemudian tepatnya tanggal 24 Mei 1956 luas tanah seluruhnya meliputi 25.000
m2.
Bertahun-tahun lamanya tanah seluas itu kosong, sehingga mengundang
orang-orang yang tidak bertanggung jawab menempatinya secara liar. Untuk
mengatasinya pada empat tahun kemudian tepatnya pada tanggal 6 April 1960,
bangunan gereja dengan ukuran 8×13 m2 mulai didirikan dan resmi digunakan
tanggal 5 November 1960.
Tahun demi tahun berjalan terus, namun dana tidak kunjung tiba. Menyadari
sebuah rumah sakit membutuhkan sumber daya manusia, maka dr. Elisha
Liwidjaja membuka sekolah Pengatur Rawat Advent Jl. Martapura No. 45 dengan
Bapak F.L.Tobing, pensiunan Kepala Sekolah Perawat menjadi Kepala Sekolah.
Tanggal 21 Mei 1967, 18 calon perawat berhak memakai topi perawat dan 2
Februari 1970 enam orang perawat berhasil menyelesaikan pendidikan mereka.

5
Akhirnya pada tanggal 7 Mei 1967 bertempat di Kantor Daerah Sumatera
Utara dibentuk Komite Pembangunan Rumah Sakit Advent Medan dengan
ketuanya dr. Elisha Liwidjaja dan sekretaris-bendahara adalah E.R Situmeang.
Pada tanggal 27 Mei 1967 diadakan peletakan batu pertama oleh Kepala Dians
Kesehatan Kotamadya Medan, dihadiri oleh beberapa tokoh masyarakat dan tua-
tua Gereja Advent di Sumatera Utara Banyak kesulitan dan masalah dihadapi
selama pembangunan Unit I tetapi dengan pertolongan Tuhan akhirnya bangiunan
dengan ukuran 32×10 m2 resmi digunakan tanggal 1 Juni 1969 sebagai Rumah
Sakit Advent Medan dengan kapasitas 20 tempat tidur.
Pada tahun 1970, dr.Elisha Liwidjaja membeli sebidang tanah 17.000 m 2 di
Sunggal dengan maksud mendirikan perumahan karyawan Rumah Sakit Advent
dan Food Factory khusus makanan vegetarian. Bertahun-tahun impian ini tidak
menjadi kenyataan dan tahun 1996 tanah tersebut dijual untuk menjadi sumber
dana mendirikan gedung baru ini, yang diberi nama Gedung Elisha yang resmi
digunakan pada tanggal 9 Januari 1999. Oleh sebab Unit I sudah terlalu kecil
untuk dapat menmapung pasien-pasien, maka tanggal 1 Juni 1971 dengan resmi
dibuka Unit II untuk kamar kelas, kamar operasi dan kamar bersalin. Di samping
uitu telah dibuka 3 lokasi untuk Balai Pengobatan Advent dan balai Pengobatan
Gigi bekerjasama dengan beberapa dokter untuk meningkatkan pelayanan.
Tanggal 01 Oktober 1974, Rumah Sakit Advent Medan membuka bagian
gigi dan drg. Glinawaty K. Liwidjaja sebagai dokter giginya. Kemudian bersama
dengan suaminya drg. Johan Lim tahun 1978 mengambil post doctoral fellowship
di Loma Linda University, USA. Setelah kembali tahun 1980, drg. Johan Lim
resmi bergabung dengan Rumah Sakit Advent Medan.
Tanggal 23 November 1975 Pimpinan Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh
sedunia, Pdt. Robert H.Pierson dari Washington DC, USA berkenan mengunjungi
Rumah Sakit Advent Medan dan menanam sebuah pohon Sari Payung di
Kompleks Rumah Sakit Advent Medan.
Pada tanggal 10 Oktober 1980, Dewan Pimpinan telah merubah sistem
kepemimpinan dari Direktur Medis ke Administrator yang selama dua tahun
dijabat oleh P.L.Tambunan merangkap Administrator Rumah Sakit Advent
Bandung. Dengan bantuan dan Rp 20.000.000,- (Dua puluh juta rupiah) dari

6
Rumah Sakit Advent Bandung unit III dibangun untuk beberapa kamar kelas dan
ruang bedah yang lebih besar. Kapasitas bertambah menjadi 42 tempat tidur.
Akhir tahun 1984 pada usia ke 69 tahun, dr. Elisha Liwidjaja resmi pensiun.
Pada tanggal 24 April 1992, di depan Notaris Yanti Sulaiman Sihotang, tanah dan
bangunan dengan resmi dihibahkan dr. Elisha Liwidjaja dan istri kepada Gereja
Masehi Advent Hari Ketujuh. Tujuh tahun kemudian Badan Pertanahan Nasional
menerbitkan Sertifikat Hak Guna bangunan untuk jangka waktu 30 tahun.
Selama kurun waktu 40 tahun Rumah Sakit Advent Medan telah mengalami
berbagai tantangan. Namun kita Puji Tuhan atas berkat Allah yang telah
dicurahkan sehingga Rumah Sakit Advent ini dapat memberikan pelayanannya
sampai hari ini.
Rumah Sakit Advent Medan pada tanggal 10 Juni 1998 diresmikan Gedung Elisha
berlantai 3 untuk pelayanan pasien dan administrasi rumah sakit dan memasuki
tahap Pengembangan Komprehensif dalam Rencana Strategi tahun 2001-2005.
Pada tanggal 8 September 2002 diresmikan kembali Ruangan Rawat Inap II yang
diberi nama Executive Wing terdiri dari 9 kamar dimana kamar kelas 1, VIP dan
Super VIP.

Pada tanggal 17 Agustus 2014 diadakan Doa Syukuran atas Renovasi dari
Gedung Elisha tahap pertama. Gedung Elisha ini dipakai untuk unit gawat darurat,
radiologi, rekam medis, laboratorium, poliklinik dan adminisrasi rumah sakit.
Karena kasih Tuhan pada tanggal 14 Mei 2015 diresmikan 4 unit ruang rawat inap
VVIP oleh Pdt. J. Kuntaraf dan Dr. Kathleen Kuntaraf. Pada tanggal 1 Juni 2016
diresmikan ruang rawat inap kelas 1 dengan kapasitas 20 bed. Pada bulan Maret
2017, diresmikan ruang rawat inap kelas 2 dengan 40 bed.
Dan pada tahun ini sedang dilakukan tahap pembangunan Gedung Elisha
tahap 2. Gedung ini akan digunakan untuk unit gawat darurat, unit rawat jalan,
unit rawat intensif dan unit hemodialisa. Semoga semuanya dapat berjalan dengan
baik dan pelayanan semakin lebih baik lagi ke depannya.

7
2.2 Visi, Misi dan Tujuan Rumah Sakit
2.2.1 Visi Rumah Sakit Advent Medan
Menjadi pusat pelayanan kesehatan bagi masyarakat Medan menuju
seutuhnya dan alami di tahun 2023.
2.2.1 Misi Rumah Sakit Advent Medan
Rumah Sakit Advent Medan dengan pertolongan Tuhan memberikan
pelayanan kesehatan seutuhnya dan alami yang berkualitas dengan
mengamalkan kasih dan penyembuhan dari Tuhan Yang Maha Esa serta
mengikuti perkembangan teknologi dan sumber daya manusia yang
profesional
2.2.2 Motto Rumah Sakit Advent Medan
Menjadi sehat seutuhnya.
2.2.3 Nilai Rumah Sakit Advent Medan
B - Belas kasihan (Compassionate)
Belas kasihan laksansa sumber mata air kasih. Kuasa terbesar yang
memotivasi belas kasihan adalah KASIH SAYANG Kasih sayang adalah
ekspresi cinta. Seseorang tak dapat berbelas kasihan tanpa CINTA.
A - Antusias (Enthusiasm)
Antusiasme mengalir dari hati yang belas kasihan, yang diekspresikan
dengan perhatian yang lahir dari rasa hormat.
N - Ngerti anda (Tactful)
Seseorang dapat mengerti akan orang lain hanya dengan cara
MENDENGARKAN. Dengan mendengarkan akan lahir kebijaksanaan, oleh
karena itu mendengar adalah sebuah seni, pelajari, hidupkan dan
praktekkan.
T - Tulus (Honesty)
Belas kasihan, antusiasme dan kebijaksanaan menghasilkan ketulusan
tanpa pamrih dari diri kita sendiri dan kelihatan dalam pelayanan kepada
pelanggan kita.

8
U - Utamakan anda (Respect)
Bentuk sederhana dari mengutamakan orang lain atau menghargai
orang lain adalah PERHATIAN. Kita memberikan perhatian kepada orang
yang penting bagi kita.

2.1

9
2.2 Struktur Organisasi Rumah Sakit Advent Medan Dan Organisasi Rekam Medis
2.3.1 Struktur Organisasi Rumah Sakit

Struktur organisasi di Rumah Sakit Advent Medan dimulai dari pimpinan tertinggi yaitu Direktur Utama

1
BAB III
PELAKSANAAN PKL

3.1 Mampu Mengevaluasi Identifikasi Permasalahan RMIK.


3.1.1 Menjelaskan perbedaan Rekam Medis Manual dengan Rekam
Medis Elektronik (RME) di Fasyankes
a) Teori

Rekam medis manual adalah berkas yang berisikan catatan dan


dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, Tindakan
dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. (Permenkes RI
No.269/Menkes/PER/III/2008)
Rekam Medis Elektronik adalah Rekam Medis yang dibuat dengan
menggunakan sistem elektronik yang diperuntukkan bagi
penyelenggaraan Rekam Medis. (PMK No. 24 tahun 2022)
Penyimpanan Rekam Medis Elektronik harus menjamin keamanan,
keutuhan, kerahasiaan, dan ketersediaan data Rekam Medis Elektronik.
Media penyimpanan berbasis digital berupa:
a. server;
b. sistem komputasi awan (cloud computing) yang tersertifikasi sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan/atau
c. media penyimpanan berbasis digital lain berdasarkan perkembangan
teknologi dan informasi yang tersertifikasi.
b) Hasil
Tabel perbedaan rekam medik manual dan rekam medik elektronik
(RME) RS Advent Medan.
Tabel 3.1 Perbedaan Rekam Medik Manual Dan Rekam Medik
Elektronik (RME) RS Advent Medan
REKAM
REKAM MEDIK MEDIK
NO KETERANGAN
MANUAL ELEKTRONIK
(RME)
1. Dasar Hukum UU No. 29 Tahun 2004 PMK No 22

1
tahun 2022
2. Sistem Penomoran Sistem Terminal Digit -
Filling
3. Sistem Penyimpanan Sistem Sentralisasi -
4. Pengentrian Data KIUP (Kartu Indeks Program HIS
Saat Terintegrasi Pasien) (Komputerisas)
KIB (Kartu Indeks
Berobat)
5. Struktur Data Saat Data demografi (nama, Data Demografi
Pengentrian tanggal lahir, alamat)
6. Kemungkinan Penulisan yang tidak Down system
Terjadinya Medical terbaca ketidaktepatan
Record pengisian berkas RM
7. Sharing Data Manual Terintegrasi
(komputerisasi)
8. Keamanan Data Dari segi ruangan sudah Security
sesuai dengan suhu Authority
ruangan/tidak lembab Confidentiallity
dan ruangan Rekam Data Integrifty
Medis terkunci
9. Cara Mengakses Data administrasi Data
Data (wawancara) administrasi
Data klinis (hasil,
pengamatan,hasil
observasi dan assesmen
PPA)
10. Kecepatan Akses data menjadi Akses data
Mengakses Data lambat menjadi cepat

c) Pembahasan
Dirumah sakit Advent Medan belum sepenuhnya menggunakan
Rekam Medik Elektronik (RME) tetapi sudah dilakukannya pelatihan

2
bagi semua user tentang bagaimana penggunaan sistem, menjaga
kerahasiaan data, hak, kewajiban, dan tanggung jawab agar menyadari
pentingnya hal tersebut mengingat tanggung jawab hukum yang
melekat didalamnya.
3.1.2 Menganalisis Kelebihan/Kekurangan Rekam Medik Manual
Dengan Rekam Medik Elektronik
a) Teori
Rekam medik elektronik yang merupakan bagian dari Eletronic Health
Record (EHR) telah banyak digunakan di berbagai rumah sakit di berbagai
belahan dunia untuk menggantikan atau melengkapi rekam medik
berbentuk kertas. Dalam implementasinya penggunaan tekhnologi ini
memerlukan kesiapan petugas kesehatan termasuk perawat dan juga
kesiapan pasien ketika berhadapan dengan teknologi sistem informasi ini.
b) Hasil
Kelebihan Rekam Medis Manual
 Operasional mudah
 Tidak tergantung dari listrik
 Tidak memerlukan tenaga yang dapat mengoperasikan komputer
Kekurangan Rekam Medis Manual, yaitu:
 Proses komunikasi antara pemberi pelayanan Kesehatan
membutuhkan waktu yang lebih lama. Hal ini terjadi jika
dokumen rekam medis tertumpuk dengan berkas lainnya.
 Kertas lebih mudah robek. Selain itu mudah terbakar dan rentan
minyak
 Memerlukan tempat penyimpanan yang luas jika pasien banyak
 Memerlukan proses pencarian, pengurutan, penyisian, akses yang
cukup lama
Kelebihan Rekam Medis Elektronik (RME), yaitu:
 Mudah dan cepat diakses
 Tidak memerlukan proses pencarian, penyisiran dan pengurusan
secara manual
 Tidak banyak kertas menumpuk

3
 Tidak memerlukan tempat yang luas
Kekurangan Rekam Medis Elektronik (RME), yaitu
 Sangat bergantung pada teknologi informasi
 Membutuhkan operator yang dapat mengoperasikan komputer
 Sangat bergantung pada listrik
c) Pembahasan
Perbedaan rekam medis manual dan rekam medis elektronik adalah
rekam medis elektronik bisa membuat sistem informasi rumah sakit
(SIMRS) terintegrasi dan dapat diakses secara online, sedangkan
rekam medis manual tidak bisa terintegrasi. Meski begitu, system
rekam medis elektronik masih perlu dikembangkan dan
disempurnakan. Terdapat sejumlah perbedaan rekam medis dan rekam
medis elektronik. Sejumlah perbedaan rekam medis manual dan
rekam medis elektronik adalah rekam medis manual dilakukan secara
manual sedangkan rekam medis elektronik dilakukan dengan cara
digital atau komputerisasi. Dengan perbedaan itu, rekam medis
elektronik berisiko mengalami error atau malware, serta berisiko dapat
diretas. Untuk itulah rekam medis elektronik memerlukan perawatan
sistem yang baik. Meski rekam medis manual tidak memiliki risiko
risiko tersebut, namun penggunaan rekam medis manual memerlukan
ruangan penyimpanan yang memadahi di rumah sakit atau fasilitas
layanan Kesehatan lainnya. Hal tersebut disebabkan karena rekam
medis manual adalah berupa berkas dan catatan manual.

3.1.3Menjelaskan Sarana dan Prasarana Yang Ada di Unit Kerja Rekam


Medis Dalam Bentuk Tabel
a) Teori
Sarana adalah segala sesuatu yang dipakai sebagai alat untuk
mencapai makna dan tujuan. Contoh: sarana pelayanan rekam medis dan
informasi kesehatan diartikan sebagai alat untuk mencapai tujuan pelayanan,

4
misalkan alat tulis kantor, komputer, mesin cetak, treasur/outguide, kartu
indeks utama pasien, dll.
Pengertian prasarana adalah segala sesuatu yang merupakan
penunjang utama terselenggaranya suatu proses. Contoh, prasarana
pelayanan rekam medis dan informasi kesehatan berarti alat tidak langsung
untuk mencapai tujuan dalam pelayanan, misalnya lokasi, bangunan, ruang
penyimpanan rekam medis, ruang rapat, dll. Dengan kata lain, secara umum
dari pengertian sarana lebih ditujukan untuk alat atau benda-benda yang
bergerak, sedangkan prasarana lebih ditujukan untuk alat atau benda-benda
yang tidak bergerak.
Untuk jenis-jenis sarana yang dibutuhkan di unit rekam medis dan
informasi kesehatan antara lain: Alat penyimpanan dan penjajaran:
1. Rak terbuka (open self file unit)
2. Lemari lima laci (five-drawer file cabinet)
3. Rak statis dan dinamis (Roll O’Pack)
4. Lemari arsip (Filing Cabinet)
5. Lemari arsip standar : 2,4,5, dan 6 laci
6. File tegak berputar (vertical rotary file)
Perlengkapan penyimpanan (Filing Supplies) :
- Penyekat
- Map (folder)
- Penunjuk (guide)
- Kata tangkap (caption)
- Alat bantu kearsipan
- Tangga dengan alas karet pada kaki
b) Hasil
Tabel sarana dan prasarana yang ada di unit kerja rekam medik di
fasyankes (RS Advent Medan)
Tabel 3.2 Sarana Dan Prasarana Yang Ada Di Unit Kerja
Rekam Medik Di Fasyankes RS Advent Medan
NO Sarana/Prasarana Penjelasan
1. Lokasi Unit Kerja Rekam Di Rumah Sakit Advent Medan

5
Medis lokasi unit kerja rekam medis terletak
di Lantai 1 gedung elisa, tergolong
strategis.
2. Ruang Pendaftaran Sarana dan prasarana yang ada di unit
(Komputer, dokumen klip kerja rekam medik di Rumah Sakit
faster, alat kantor), Kartu Advent Medan yaitu:
Indeks Utama Pasien, Komputer: Berjumlah 9
mesin cetak/fotokopi Mesin cetak identitas pasien: 2
Dokumen: ada
Klip faster: ada
Alat kantor: ada
Kartu indeks: tidak ada
Mesin cetak: ada
3. Ruang penyimpanan alat Sarana dan prasarana yang dipakai
penyimpanan/ penjajaran diruang penyimpanan RS Advent
(jenis,rak,lemari) Medan yaitu:
Kelengkapan: penyekat, Jenis rak: rak besi
map (folder), petunjuk Lemari: lemari arsip
(guide), alat bantu Map: kertas A4 glossy (berwarna
(tangga) putih)
Alat bantu: tangga besi
Penyekat Map: tidak ada
Petunjuk (guide): Sebagian ada
4. Alat distibusi (troli Alat distribusi yang digunakan di RS
barang, lift dokumen, Advent Medan menggunakan tas,
pneumatic, tube system menggunakan troli barang, dan
(PTS) pneumatic tube system (PTS) tidak
ada tetapi memakai tabung pipa. Lift
dokumen tidak ada

c) Pembahasan

6
Sarana dan prasarana yang ada diunit rekam medis di RS Advent
Medan hampir semua sudah sesuai dengan yang seharusnya ada di sarana
prasarana unit kerja rekam medis kecuali lift dokumen tidak tersedia di RS
Advent Medan.
3.1.4Menganalisis Kesesuaian Penyelenggaraan Rekam Medik dengan
Standar Akreditasi Kemenkes
a) Teori
Standar Manajemen Rekam Medis dan Informasi Kesehatan ini berfok
us pada :
A. Manajemen Informasi.
1) Standar MRMIK 1
Rumah sakit menetapkan proses manajemen informasi untuk memenu
hi kebutuhan informasi internal maupun eksternal.
2) Standar MRMIK 2
Seluruh komponen dalam rumah sakit termasuk pimpinan rumah
sakit, PPA, kepala unit klinis/non klinis dan staf dilatih mengenai
prinsip manajemen dan penggunaan informasi.
3) Standar MRMIK 2.1
Rumah sakit menjaga kerahasiaan, keamanan, privasi, integritas data d
an informasi melalui proses untuk mengelola dan mengontrol akses.
4) Standar MRMIK 2.2
Rumah sakit menjaga kerahasiaan, keamanan, privasi, integritas data
dan informasi melalui proses yang melindungi data dan informasi dari
kehilangan, pencurian, kerusakan, dan penghancuran.
B. Pengelolaan Dokumen.
1) Standar MRMIK 3
Rumah Sakit menerapkan proses pengelolaan dokumen, termasuk
kebijakan, pedoman, prosedur, dan program
kerja secara konsisten dan seragam.
2) Standar MRMIK 2

7
Kebutuhan data dan informasi dari pihak dalam dan luar rumah sakit
dipenuhi secara tepat waktu dalam format yang memenuhi harapan
pengguna dan dengan frekuensi yang diinginkan.
C. Rekam Medis Pasien.
1) Standar MRMIK 5
Rumah sakit menetapkan penyelenggaraan dan pengelolaan rekam
medis terkait asuhan pasien sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
2) Standar MRMIK 6
Setiap pasien memiliki rekam medis yang terstandar dalam format
yang seragam dan selalu diperbaharui (terkini) dan diisi sesuai dengan
ketetapan rumah sakit dalam tatacara pengisian rekam medis.
3) Standar MRMIK 7
Rumah sakit menetapkan informasi yang akan dimuat
pada rekam medis pasien.
4) Standar MRMIK 8
Setiap catatan (entry) pada rekam medis pasien mencantumkanidentit
as Profesional Pemberi Asuhan (PPA) yang menulis dan kapan catatan
tersebut ditulis di dalam rekam medis.
5) Standar MRMIK 9
Rumah sakit menggunakan kode diagnosis, kode
prosedur, penggunaan simbol dan singkatan baku yang seragam
dan terstandar.
6) Standar MRMIK 10
Rumah sakit menjamin keamanan, kerahasiaan dan kepemilikan reka
m medis serta privasi pasien.
7) Standar MRMIK 11
Rumah sakit mengatur lama penyimpanan rekam medis, data, dan
informasi pasien.
8) Standar MRMIK 12
Dalam upaya perbaikan kinerja, rumah sakit secara teratur melakukan
evaluasi atau pengkajian rekam medis.

8
D. Teknologi Informasi Kesehatan di Pelayanan Kesehatan.
1) Standar MRMIK 13
Rumah sakit menerapkan sistem teknologi informasi kesehatan di
pelayanan kesehatan untuk mengelola data dan informasi klinis serta
non klinis sesuai peraturan perundang-undangan.
2) Standar MRMIK 13.1
Rumah sakit mengembangkan, memelihara, dan menguji program
untuk mengatasi waktu henti (downtime) dari sistem data,
baik yang terencana maupun yang tidak terencana.
b) Hasil
Standar manajemen rekam medis dan informasi Kesehatan (MRMIK)
pada standar akreditas Kemenkes RI (RS Advent Medan)
Tabel 3.3 Standar Manajemen Rekam Medis Dan Informasi Kesehatan
(MRMIK) Pada Standar Akreditas Kemenkes RI RS Advent Medan
No. Standar Akreditasi Keadaan di Lapagan Analisa Kesesuaian
1. MRMIK 1 Sudah ada panduan Di rumah sakit
Ada regulasi *) pengelolaan data dan Advent sudah
pengelolaan infomasi ada panduan
informasi untuk pegelolaan data
memenuhi kebutuhan dan informasi
informasi.
2. MRMIK 2 Sudah ada Di RS Advent
Ada pelatihan (notulen ,dafar hadir sudah ada
pengelolaan dan undangan ),pelatihan (notulen,daftar
penggunaan sistem informasi dan hadir undangan)
informasi (Pelatihan sertifikat. latihan informasi
PPA, pimpinan rumah
sakit, kepala
departemen, unit
layanan dan staf)
3. MRMIK 2.1 Ada SPO - Di RS Advent
- Ada regulasi *) keamanan dan sudah ada

9
tentang kerahasiaan, kerahasiaan informasi SPO
keamanan, dan dokumen keamanan dan
integritas data dan RM kerahasiaan
informasi sesuai ,RSAM/SPO/M/A.01.3 dokumen RM
dengan peraturan 2 - ada SPO
perundangan. Ada SOP pelepasan
- Ada regulasi *) pelepasan informasi informasi
tentang pemberian medis SPO hak akses medis SPO
akses kepada staf rekam medis hak ases
yang berwenang RSAM/SPO/RM/A01.3 rekam medis
untuk mengakses 0
data dan informasi,
termasuk entri ke
dalam rekam
medis pasien.
4. MRMIK 2.2 Ada SPO Di RS advent
Data dan informasi penambahan dan sudah ada SPO
yang disimpan perubahan formulir RM penambahan dan
terlindung dari RSAM/SPO/RM/A01.3 perubahan
kehilangan, 9 formulir RM ,
pencurian, kerusakan, contoh:RM 001,
- SPO
dan RM 002A,dan
assembling
penghancuran. 002B
rekam medis
RSAM/SPO/R
M/A01.18

10
5. MRMIK 3 Ada SPO Di RS Advent
Penggunaan format keamanaan dan sudah ada SPO
dokumen yang kerahasiaan informasi keamanan dan
seragam untuk semua dokumen RM kerahasiaan
dokumen sejenis Ada SOP informasi
sesuai dengan penyimpanan berkas dokumen rekam
ketentuan rumah rekam medis mdis
sakit. RSAM/SPO/RM/A01.2
3

6. MRMIK 4 Terdapat bukti Di RS Advent


Data dan informasi penyebaran data dan terdapat bukti
memenuhi kebutuhan informasi memenuhi penyebaran ata
internal dan kebutuhan internal dan informasi ,
eksternal rumah sakit dan eksternal rumah contohz; laporan
sakit sesuai dengan internal, lapran
yg tercantum dalam BOR, TOI,
maksud dan tujuan BTO,NDR,GDR,
dan laporan
bulanan
7. MRMIK 5 - Ada pedoman Di RS Advent
- Ada regulasi layanan instalasi sudah ada
*)tentang rekam pedoman ,contoh
penyelenggaraan medis ,pedoman ; pasien
rekam medis. pengorganisasian Lab,radiologi,usg
- Ada penetapan 1 insalasi RM , laporan
(satu) orang yang - Ada program eksternallaporan
kompeten kerja, SPO SIRS online
mengelola rekam RM ,struktur ReVG RL 1-4,
medis. organisasi RL 5
- Ada penyimpanan - SK kepala unit

11
rekam medis yang RM
menjamin 017/SK/AA/dir/RS
keamanan dan AM/2022
kerahasiaan baik - Ada penetapan
kertas maupun kepala instalasi
elektronik. RM

8. MRMIK 6 - Pedoman - Di RS Advent


- Setiap pasien pelayanan instalasi medan
memiliki rekam RM memiliki
medik dengan 1 - Bab IV tata pedoman
nomor RM sesuai laksana layanan tentang sistm
sistem penomoran sistem penomoran penomoran
yang ditetapkan. - Unit numbering - Di RS Advent
- Ada bukti formulir system sudah ada
rekam medis - Ada bukti bukti
dievaluasi dan pembaharuan pembaharuan
diperbaharui RSAM/SPO/RM/ tentang
A01.39 formulir RM

9. MRMIK 7 RM harus terisi Di Rs Advent


Rekam medis pasien informasi yang dilakukan
telah berisi informasi dibutuhkan setiap observasi enang
yang sesuai dengan form dan peraturan RM harus terisi
ketetapan rumah sakit perundangan melalui informasi setiap
dan peraturan observasi form
perundangan yang
berlaku.

12
10. MRMIK 8 - Ada - Di RS Advent
- Setiap catatan observasi ,contoh : dilakukan
(entry) pada RM di setiap formuir obsrvasi
pasien - Ada bukti PPA contoh :
mencantumkan - Mencantumkan formulir
identitas PPA yang identitas secara CPPT, ada
menulis, tanggal jelas pada saat nama , PPA,
dan waktu penulisan mengisi RM tanggal dan
catatan dalam RM. jam
- Ada regulasi *) - Setiap
koreksi penulisan penulisan
dlm pengisian RM yang salah di
elektronik/non coret sekali
elektronik lalu di paraf
PPA yang
bersangkutan .

11. MRMIK 9 - Kode penyakit Di RS Advent


- Ada regulasi*) kode RSAM / sudah ada SPO
diagnosis, kode SPO/RM/01.13 tentang kode
prosedur, - Kodefikasi diagnosa prosedu
penggunaan simbol /tindakan dan symbol
dan singkatan baku RSAM/SPO/RM/
yang seragam dan A01.14
terstandar. - Kode
diagnosa ,symbol
RSAM
/SPO/RM/A01.34

12. MRMIK 10 SPO nya : - Di Rs


- Ada regulasi*) RS RSAM/SPO/RM/ Advent
menjamin A01.32 tentang sudah ada
keamanan, keamanan SPO tentang

13
kerahasiaan dan kerahasiaan dan keamanan,
kepemilikan RM kepemilikan kerahasiaan
serta privasi pasien; dan
hak akses dalam kepemilikan
pelepasan informasi - ekspedisi
RM; dan (wawancara)
otentifikasi,
keamanan dan
kerahasiaan data
RM.
13. MRMIK 11 Ada pedoman
Ada regulasi *) penyelenggaraan
mengatur lama rekam medis
penyimpanan RM,
- Waktu penyimpanan
data dan informasi
(retensi) BRM
pasien, regulasi *)
pasien Bab 1
jangka waktu
penyimpanan RM
(kertas/elektronik)
serta data dan
informasi lainnya
terkait dgn pasien dan
prosedur
pemusnahannya
sesuai dengan
peraturan
perundangan.
14. MRMIK 12 Ada komite rekam Di Rs Advent
RS melakukan medis melakukan
pengkajian RM SK.094/SK/dir/akre/ review trbuka
setiap tahun RSAM/1/2022 (kepala ruangan )
dan menggunakan dan review

14
sampel yg mewakili tertutup (petugas
(RM pasien yg masih RM)
dirawat dan yg
sudah pulang)
mencakup ketepatan
waktu, keterbacaan,
kelengkapan RM dan
isinya sesuai dgn
peraturan
perundangan.
15. MRMIK 13 Sudah ada panduan - Di RS Advent
- Ada regulasi *) sisem informasi sudh ada SK
sistem informasi 149/SK/dir/RSHM/1/2 tentang sistem
pelayanan kesehatan 022 informasi
utk mengelola data - Di RS Advent
dan informasi klinis belum ada
serta non klinis penilaian efek
sesuai peraturan RME
perundangan
- Ada penilaian
efektifitas sistem
RME
16. MRMIK 13.1 - SPO Down Time Di RS Advent
- Ada regulasi *) RSAM/SPO/RM/A0 sudah ada SPO
untuk pemeliharaan 1.41 down ime dan
program utk - Belum ada pelatihan belum ada
mengatasi waktu untuk menangani pelatihan untuk
henti (downtime) prosedur penanganan
sistem data penanganan waku down time
- Ada pelatihan staf henti sistem data
untuk menangani
prosedur

15
penanganan waktu
henti sistem data

c) Pembahasan
Standar manajemen rekam medis dan informasi Kesehatan pada standar
akreditasi Kemenkes RI di RS Advent Medan sudah ada regulasi, paduan,
SPO, dan pelatihan yang dilakukan untuk memenihi standar akreditas
berdasarkan MRMIK 1 sampai dengan MRMIK13.1
3.1.5 Mahasiswa Menganalisis Pelanggaran Kerahasian Rekam Medis
Pasien (Kecurangan) Ditinjau dari Undang-Undang
a) Teori
Menurut Pasal 51 butir c UndangUndang Nomor 29 Tahun 2004
tentang Praktik Kedokteran disebutkan bahwa dokter dan dokter gigi dalam
melaksanakan praktik kedokteran wajib: “Merahasiakan segala sesuatu yang
diketahuinya tentang pasien, bahkan juga setelah pasien itu meninggal
dunia”. Pada Pasal 52 butir Undang Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang
Praktik Kedokteran, mengatur hak pasien dalam Pasal 52 sebagai berikut.
“Hak atas kerahasiaan atau rekam medik yang bersifat pribadi”.
Berkaitan dengan hak ini, dokter dalam melaksanakan profesinya, di
mana setiap profesional berkewajiban untuk merahasiakan keterangan yang
diperoleh dari pasiennya. Keterangan pasien yang harus dirahasiakan ini
merupakan rahasia jabatan yang harus dijaga dan dipegang teguh oleh para
profesional. Keterangan tentang penyakit pasien, baik keterangan yang
disampaikan secara langsung maupun yang sudah dicatat dalam rekam
medis yang berisi tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan penyakit
pasien.
Rahasia jabatan dokter dimaksud untuk melindungi rahasia dan untuk
menjaga tetap terpeliharanya kepercayaan pasien dan dokter. Bahwa tidak
ada batasan yang jelas dan pasti kapan seorang dokter harus menyimpan
rahasia dan kapan ia dapat memberikan keterangan pada pihak yang
membutuhkan. Pedoman penentuan sikap dalam mengatasi problem seperti
ini yang harus tetap disadari dan ditanahkan adalah pengertian bahwa

16
rahasia jabtan dokter terutama adalah kewajiban moral. Dalam hal ini asas
perlindungan tidak berjalan baik sehingga dengan membocorkan Rahasia
Rekam Medis tersebut menjadi tidak menghormati hak-hak pasien yang
harus dilindungi karena menyangkut hak atas pasien tersebut, penerapan
sanksi pidana lebih tegas yang mempertahankan kepentingan pasien dan
tidak mengabaikan profesi dokter.
b) Hasil
Tabel 3.4 Pelanggaran Kerahasiaan Rekam Medis
Pasien (Kecurangan) (RS Advent Medan)
No. Pelanggaran Kerahasiaan Penjelasan
Rekam Medis Pasien
- -
- -
- -
- -
- -

c) Pembahasan
Berdasarkan hasil yang ditemukan di RS Advent Medan tidak ada
terjadi pelanggaran terhadap kerahasiaan rekam medis pasien, sesuai
dengan UU No. 29 Tahun 2004 Pasal 47 ayat 2 tentang Praktik
Kedokteran bahwa rekam medis sebagaimana dimaksud pada ayat 1 harus
disimpan dan dijaga kerahasiaanya oleh dokter atau dokter gigi dan
pimpinan sarana pelayanan kesehatan.
3.1.6Mahasiswa Menganalisis Etika Profesi Rekam Medik Dalam
Penyelenggaraan Rekam Medik
a) Teori
Rekam Medis dan Informasi Kesehatan merupakan aspek penting
untuk mendukung keberhasilan pembangunan kesehatan. Oleh karena itu,
pengembangan sistem dan penerapannya didukung oleh tenaga profesi yang
berkualitas. Karena Rekam Medis dan Informasi Kesehatan menyangkut
kepentingan kerahasiaan pribadi pasien dan rahasia jabatan, maka Perekam
Medis dan Informasi Kesehatan merasa perlu untuk merumuskan pedoman

17
sikap dan perilaku profesi. Pedoman sikap dan perilaku Perekam Medis dan
Informasi Kesehatan ini dirumuskan dalam rangka meningkatkan daya guna
dan hasil guna partisipasi kelompok Perekam Medis dan Informasi
Kesehatan dalam pembangunan nasional khususnya pembangunan
kesehatan. Maka berdasarkan pemikiran di atas, Kongres IX PORMIKI
menyepakati Kode Etik Perekam Medis dan Informasi Kesehatan sebagai
berikut:
1. Perekam Medis Dan Informasi Kesehatan
Seseorang yang telah menyelesaikan pendidikan formal Rekam Medis
dan Informasi Kesehatan atau Manajemen Informasi Kesehatan sehingga
memiliki kompetensi yang diakui oleh pemerintah dan profesi serta
mempunyai tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh untuk
melakukan kegiatan pelayanan Rekam Medis dan Informasi Kesehatan pada
unit fasilitas pelayanan kesehatan.
2. Kode Etik
Kode etik merupakan ciri profesi yang bersumber dari nilai-nilai
internal dan eksternal suatu disiplin ilmu dan merupakan pernyataan
komprehensif suatu profesi yang memberikan tuntutan bagi anggota dalam
melaksanakan pengabdian profesi.
3. Kode Etik Perekam Medis Dan Informasi Kesehatan
Pedoman sikap dan perilaku Perekam Medis dan Informasi Kesehatan
dalam menjalankan serta mempertanggungjawabkan segala tindakan
profesinya baik kepada profesi, pasien, maupun masyarakat luas.
b) Hasil
Tabel analisis etika profesi rekam medik dalam penyelenggaraan rekam
medik (RS Advent Medan)
Tabel 3.5 Analisis Etika Profesi Rekam Medik Dalam Penyelenggaraan
Rekam Medik RS Advent Medan
No Etika Profesi Rekam Medis Penjelasan

1 Dalam melaksanakan tugas Di RS Advent Medan para perekam


profesi, tiap Perekam Medis dan medis dan informasi Kesehatan sudah
Informasi Kesehatan selalu bertindak baik demi kehormatan diri,

18
bertindak demi kehormatan diri, profesi dan organisasi PORMIKI
profesi dan organisasi PORMIKI
2. Perekam Medis dan Informasi Di RS Advent Medan para perekam
Kesehatan selalu menjalankan medis dan informasi Kesehatan sudah
tugas berdasarkan standar profesi menjalankan tugas berdasarkan
tertinggi. standar profesi jabatannya
3. Perekam Medis dan Informasi Di RS Advent Medan para perekam
Kesehatan lebih mengutamakan medis mengutamakan pelayanan dari
pelayanan daripada kepentingan pada kepentingan pribadi seperti
pribadi dan selalu berusaha melakukan tugas pelayanan diluar jam
memberikan pelayanan yang kerja
sesuai dengan kebutuhan
pelayanan kesehatan yang
bermutu
4. Perekam Medis dan Informasi Di RS Advent Medan para perekam
Kesehatan wajib menyimpan dan medis dan informasi Kesehatan sudah
menjaga data rekam medis serta menyimpan dan menjaga data rekam
informasi yang terkandung di medis serta informasi yang
dalamnya sesuai dengan terkandung didalamnya.
ketentuan prosedur manajemen,
ketetapan pimpinan institusi dan
peraturan perundangan yang
berlaku.
5. Perekam Medis dan Informasi Di RS Advent Medan para perekam
Kesehatan selalu wajib medis sudah menetapkan dan
menjunjung tinggi doktrin menjunjung tinggi dokrin kerahasiaan
kerahasiaan dan hak atas dan hak atas informasi pasien.
informasi pasien yang terkait
dengan identitas individu atau
sosial.
6 Wajib melaksanakan tugas yang Di RS Advent Medan para perekam
dipercaya pimpinan kepadanya medis sudah melaksanakan tugasnya
dengan penuh tanggung jawab dengan penuh rasa tanggung jawab
berdasarkan DPD Pormiki.
c) Pembahasan

19
Etika profesi yang sudah disepakati Kongres IX PORMIKI yaitu kode etik
perekam medis dan informasi Kesehatan sudah dijalankan di RS Advent
Medan berdasarkan analisis kami selama melaksanakan PBL di RS Advent
Medan.
3.2 Mampu Menyimpulkan Alternatif Solusi Permasalahan RMIK
3.2.1 Menjelaskan informasi yang dapat diperoleh dari Aplikasi SIMRS
a) Teori
Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit yang selanjutnya disingkat
SIMRS adalah suatu sistem teknologi informasi komunikasi yang memproses
dan mengintegrasikan seluruh alur proses pelayanan Rumah Sakit dalam
bentuk jaringan koordinasi, pelaporan dan prosedur administrasi untuk
memperoleh informasi secara tepat dan akurat, dan merupakan bagian dari
Sistem Informasi Kesehatan. SIMRS bertujuan meningkatkan efisiensi,
efektivitas, profesionalisme, kinerja, serta akses dan pelayanan Rumah Sakit.
(PERMENKES NOMOR 82 TAHUN 2013.
b) Hasil
Informasi Yang Dapat Diperoleh Dari Aplikasi SIMRS di Rumah
Sakit Advent Medan
Tabel 3.6 Informasi Yang Dapat Diperoleh Dari Aplikasi SIMRS Di
Rumah Sakit Advent Medan

No Menu/Sub Menu Output (informasi yang diperoleh)

20
1. Reports – Laporan - laporan ICD 10 (No. RM, No. Visit, nama
Medical Record – pasien, umur, kode ICD, nama ICD 10, ICD
ICD Input 10 Sekunder, tipe kasus, sebab, tindakan)
- tanggal (periode)
- kode ICD
- tipe kasus (baru dan lama)

2. Report–Laporan - laporan pasien pulang rawat inap (tanggal


rawat inap – pasien dhischarge, No. RM, No. Visit, nama pasien,
dhiscarge No. Kamar, nama debtor, nominal, bayar cash,
kartu, debtor)
- tanggal (periode)
- nama
3. Report system - laporan ICD 10 input pasien
- query - rawat jalan dan rawat inap
- cetak - tanggal (periode)
Medical record - tipe pasien (rawat jalan/rawat inap)
4. - resume madis input
- No. RM
- No. Visit

c) Pembahasan
Pada Rumah Sakit Advent belum menggunakan Aplikasi SIMRS karena
Aplikasi SIMRS di Rumah Sakit Advent belum terintegrasi. SIMRS membuat
fungsi dari bagian perawatan lebih dikonsentrasikan pada pelayanan
perawatan/jasa medis secara profesional, fungsi penagihan dilakukan oleh
bagian keuangan sedangkan pemberian potongan menjadi wewenang direksi.
Para tenaga medis tidak perlu memikirkan kemampuan finansial pasien dan
tidak membeda-bedakan pelayanan kepada pasien karena tenaga medis akan
diberi insentif yang sama untuk tindakan yang sama, tidak tergantung kepada
siapa pelayanan medis tersebut diberikan. Pola tersebut terbukti

21
mempengaruhi secara positif kinerja para tenaga medis yang pada akhirnya
akan meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit secara keseluruhan.

Berdasarkan apa yang sudah kami uraikan diatas, dapatlah disimpulkan


bahwa sudah waktunya rumah sakit Advent Medan menyadari pentingnya
Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) untuk diaplikasikan di
rumah sakit. Dalam era informasi ini, dimana persaingan semakin ketat,
kompetitif dan global. Rumah sakit itu harus mampu memberikan layanan
yang cepat, nyaman dan berkualitas. Layanan seperti itu hanya mungkin
dilakukan jika proses pengelolaan rumah sakit dilakukan dengan bantuan
SIMRS. Sistem ini mendukung tercapainya pengelolan rumah sakit yang
efektif, efisien, dan akuntabel.

3.2.2 Menjelaskan informasi yang dapat diperoleh dari Aplikasi SIRANAP


a) Teori
SIRANAP adalah aplikasi yang menyediakan informasi mengenai data
kapasitas dan ketersediaan setiap jenis tempat tidur pada Rumah Sakit.
TUJUAN SIRANAP
 Memberikan akses kepada masyarakat ataupun pengguna untuk
mengetahui ketersediaan tempat tidur di Rumah Sakit
 Transparansi informasi pelayanan Rumah Sakit
MANFAAT SIRANAP
 Meminimalisir terjadinya penolakan pasien karena tempat tidur penuh
 Memastikan pasien rawat inap dapat dilayani di Rumah Sakit
 Mendukung SPGDT Kesehatan dan Sistem Rujukan Terintegrasi
(SISRUTE)
METODE UPDATE DATA SIRANAP
Terintegrasi dengan SIMRS
 RS yang sudah mempunyai SIMRS dan dapat diintegrasikan dengan
SIRANAP
 Informasi ketersediaan Tempat Tidur di RS sudah sesuai dengan
format data yang ditentukan

22
 Data & Informasi tersebut diintegrasikan ke server SIRANAP secara
realtime dengan 2 metode pilihan, yaitu metode GET data dan metode
POST data
 Data yang sudah terunggah (ter-upload) akan otomatis memperbaharui
aplikasi SIRANAP Versi 2.1
Entry Data SIRANAP Secara Manual
 RS yang belum mempunyai SIMRS melakukan entry data
ketersediaan tempat tidur secara manual
 Minimal entry data sebanyak 2 (dua) kali dalam sehari yaitu pukul
06.00 pagi dan pukul 18.00 sore oleh pihak Rumah Sakit
 Entry data secara manual menggunakan username dan password sirs
service yang telah diberikan oleh admin
b) Hasil
Informasi Yang Dapat Diperoleh Aplikasi SIRANAP di Rumah Sakit
Advent Medan.
Tabel 3.7 Informasi Yang Dapat Diperoleh Aplikasi
SIRANAP di Rumah Sakit Advent Medan

No. Menu/Sub Menu Output (Informasi yang diperoleh)

1. Registrasi rawat jalan -Tanggal


-Tipe : SEMUA
-Dokter
Dari FIRST s/d LAST
-Metode Charge
Dari FIRST s/d LAST
2. Konsultasi -No.RM
-No Visit
-Tanggal
-Unit rawat jalan
Poli Klinik
-Dokter Konsul

23
-Dokter Ref
-Keluhan
-Diagnosa awal
-Rujukan Dari
-Jenis Perawatan
-No.SEP
3. Admission Report -No Visit :J00xxxx
-Tgl masuk :19-12-2022
-No.Bed : -
-Nama Pasien : -
Kec/Kota : Medan HE
Jenis Kelamin : Wanita
Umur : 67 Thn
Metode : 1 Hr BPJS OPD
BPJS JS-JKN
Tgl Keluar :
Type Register :POLIKLINIK
User Reg : -
User Edit : -
Alasan pulang : -
4. Medical Record -Diagnosa akhir
-Kode Dokter
-ICD 10 Primer
-ICD 10 Sekunder
- Tipe kasus
-Tindakan primer
-Tindakan sekunder
-Tgl.Berkas
-Pengobatan
-Dokter operasi
-Dokter anastesi

24
-Rujukan dari
-Transfusi darah
5. Pilih Tempat Tidur -Pilih Provinsi : SUMATERA
-Covid 19 UTARA
-Non Covid 19 -Pilih Kab.Kota : Kota Medan
6. Laporan ICD Input -Tanggal : 01-12-2022 s/d 31-12-
2022
-ICD : A01.0 s/d A01.0
-Tipe Kasus ALL
-Sebab : ALL
Tindakan : ALL
7. Laporan ICD 10 -No.RM : -
-No Visit : -
-Nama Pasien : -
-Umur : 20 thn 2 bulan 9 hr
-Kode : A01.0
-Nama ICD :
- Tipe Kasus :BARU
- Sebab : PULANG
-Tindakan : -
-Pengobatan : IYA
-Tgl.Kasur :05-12-2-2022
-Dokter rawat : -
8. ICD Input 10 -No RM
-No.Visit
-Diagnosa awal
-Diagnosa perawat
Tanggal
Jam
User
Kode

25
Nama diagnose
Kode
Nama tindakan
Diagnosa/InstruksiDokter
Tindakan perawat

c) Pembahasan
SIRANAP memuat informasi berkaitan dengan informasi data,
ketersediaan tempat tidur isolasi, dan tempat tidur ICU Covid-19 di
rumah sakit. Informasi yang disajikan mencakup seluruh Indonesia dan
disajikan secara real time dan online. Sehingga dapat diakses dengan
mudah oleh semua masyarakat umum. Kemenkes selalu
melakukan update data sebanyak dua kali per harinya, yakni pukul 06.00
WIB dan pukul 18.00 WIB, berdasarkan data yang diberikan dari rumah
sakit. Sehingga dapat dipastikan data yang ditampilkan dalam SIRANAP
akurat.
Kementerian Kesehatan menyediakan fasilitas yang dapat digunakan
untuk memberikan informasi terkait ketersediaan ruang rawat inap
khusus pasien Covid-19. Fasilitas ini bisa diperoleh melalui aplikasi
Sistem Informasi Rawat Inap (SIRANAP), yang dapat diunduh di Play
Store atau diakses melalui situs resmi Kemenkes.

3.2.3 Menjelaskan informasi yang dapat diperoleh dari Aplikasi


SISRUTE
a) Teori
SISRUTE merupakan penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang
mengatur pelimpahan tugas dan tanggung jawab pelayanan kesehatan
secara timbal balik, baik vertikal maupun horizontal, dimana seluruh
proses rujukan dilakukan secara terintegrasi.

26
Saat ini, fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama, di beberapa
wilayah telah menerapkan aplikasi Sistem Rujukan Terintegrasi
(SISRUTE) yang merupakan bagian sistem informasi manajemen (SIM)
BPJS kesehatan. Sistem Rujukan Terintegrasi (SISRUTE) merupakan
sebuah aplikasi untuk penyelenggaraan pelayanan kesehatan antar Fasilitas
Kesehatan. Rujukan terhadap pasien dilakukan karena pasien
membutuhkan pelayanan kesehatan spesialistik/subspesialistik, rawat inap,
peralatan diagnostik dan atau terapetik, tambahan pelayanan atau
pelayanan yang berbeda yang tidak dapat diberikan di fasilitas pelayanan
kesehatan perseorangan bersangkutan, termasuk diantaranya kasus dengan
kondisi emergensi (Kemenkes, 2012).
b) Hasil
Tabel 3.8 Informasi Yang Dapat Diperoleh Dari Aplikasi
SISRUTE Di RS Advent Medan

NO MENU/SUB MENU Output (Informasi yang diperoleh)


1. Monitoring rujukan masuk Daftar rujukan
- Monitoring rujukan rawat Respon rujukan :
jalan  Diterima
- Monitoring rujukan gawat  Tidak diterima
darurat Petugas
- Monitoring rujukan balik - Identitas pasien (No. RM, NIK,
- Monitoring rujukan masuk NO JKN, nama, jenis
suspect PDP kelamin,tempat lahir, tanggal
lahir, alamat, No. Kontak)
- Rujukan pasien (jenis rujukan,
faskes tujuan rujukan,
transportasi, alasan rujukan
diagnosis)
- Kondisi umum pasien dan tanda
vital
- Lampiran LAB
2. Rujukan keluar Data rujukan

27
- Rujukan IGD/IRNA
- Rujukan rawat jalan Respon rujukan :
- Rujukan PSC  Diterima
- Program rujukan balik  Tidak diterima
- Daftar pasien Petugas
- Rujukan suspect covid 19 - Identitas pasien (No. RM, NIK,
- Rujukan maternal NO JKN, nama, jenis
- Rujukan neonatal kelamin,tempat lahir, tanggal
lahir, alamat, No. Kontak)
- Rujukan pasien (jenis rujukan,
No. rujukan BPJS, transportasi,
pilih ambulance, diagnosis,
kode ICD X, alasan rujukan,
permintaan layanan faskes
tujuan rujukan)
- Kondisi umum pasien dan tanda
vital
- Lampiran hasil LAB
- Hasil pemeriksaan radiologi
- Lampiran gambar

c) Pembahasan
Alur Sisrute di RS Advent Medan dalam menjalankan Sisrute,
dibutuhkan alur sebagai berikut:
1. Tenaga Kesehatan mencari informasi dan saling berkomunikasi
melalui aplikasi SISRUTE (dengan cara Chat /Video Call) sesuai
dengan kebutuhan pasien.
2. RS perujuk memberikan data informasi tentang kondisi pasien
kepada RS yang menerima pasien rujukan tersebut. Informasi
kondisi daripasien tersebut dilampirkan di halaman rujukan
(berbentuk data).

28
3. RS penerima pasien rujukan mengkonfirmasi data-data pasien
secara lengkap agar rujukan dapat segera di proses.
4. Pasien rujukan datang ke RS penerima rujukan menggunakan
Ambulancedan pasien membawa berkas rujukan.
5. RS penerima rujukan akan melayani pasien rujukan jika data
pasien sudah lengkap. Lalu rujukan akan segera diproses oleh pihak
Rumah Sakit.
3.2.4 Menjelaskan informasi yang dapat diperoleh dari Aplikasi INA-
CBG’s
a) Teori
Sistem INA-CBGs merupakan model pembayaran yang digunakan oleh
BPJS kesehatan untuk mengganti klaim yang ditagihkan oleh rumah sakit
dengan menggunakan sistem paket berdasarkan hasil diagnosa penyakit
yang diderita oleh pasien. Sistem INA-CBGs menjadi sistem dalam
pengkodean dari diagnosis akhir dan tindakan atau prosedur yang menjadi
output pelayanan kepada pasien, pengkodean ini berdasarkan data costing
dan coding penyakit yang mengacu pada International Classification of
Diseases (ICD). Berdasarkan pedoman dari WHO dengan acuan ICD-10
digunakan untuk menentukan pengkodean diagnosa dan ICD-9– untuk
menentukan pengkodean tindakan atau prosedur yang diberikan kepada
pasien (Peraturan Menteri Kesehatan RI, 2014), (Lilissuriani, Saputra, &
Ruby, 2017). Pengelompokan diagnosis penyakit ini penting sesuai
dengan paparan Cooper dan Cralg (2015) yang menunjukan adanya variasi
pembiayaan kesehatan meskipun dengan diagnosis yang sama (Permenkes,
2013) (Permenkes No 69, 2013) (Leonard, 2016).
Kegiatan pengkodingan yaitu memberikan kode pada diagnosis utama
dan diagnosis sekunder (komplikasi & komorbidity) sesuai dengan ICD-10
serta memberikan kode prosedur sesuai dengan ICD-9 CM. Koding sangat
menentukan dalam sistem pembiayaan prospektif yang akan menentukan
besarnya biaya yang dibayarkan ke Rumah Sakit. Sumber data untuk
mengkoding berasal dari rekam medis yaitu data diagnosis dan

29
tindakan/prosedur yang terdapat pada resume medis pasien (Peraturan
Menteri Kesehatan RI No 76, 2016) (Yasli, Leonard, & Srimayarti, 2020).
Sistem INA-CBGs sangat erat hubungannya dengan pembayaran.
Dimana tarif INA-CBGs merupakan besaran pembayaran klaim oleh BPJS
Kesehatan kepada fasilitas kesehatan rujukan tingkat lanjutan atas paket
layanan yang didasarkan. Tarif INA-CBGs mempunyai 1.077 kelompok
tarif terdiri dari 789 kode group/kelompok rawat inap dan 288 kode
kelompok rawat jalan. Dengan menggunakan sistem INA-CBGs, maka
perhitungan tarif pelayanan lebih objektif berdasarkan pada biaya
sebenarnya. Melalui INA-CBGs diharapkan dapat meningkatkan mutu dan
efisiensi rumah sakit (Peraturan Menteri Kesehatan RI, 2014).
b) Hasil
Informasi Yang dapat Diperoleh Dari Aplikasi INA-CBGS Di Rumah
Sakit Advent Medan
Tabel 3.9 Informasi Yang dapat Diperoleh Dari Aplikasi INA-CBGS Di
Rumah Sakit Advent Medan
No Menu/Sub Menu Output (informasi yang diperoleh)

30
1. Coding/Grouping Hasil pembiayaan/ klaim grouping
- Tanggal masuk
- Tanggal pulang
- Jaminan
- No. SEP
- Tipe
- CBG
- Status
- Petugas
2. Pengajuan klaim laporan klaim pasien/periode
- Klaim rawat jalan
- Klaim rawat inap
3. Dashboard - Rekapan 20 besar penyakit/periode
- 20 besar penyakit - Rekapan 20 besar Tindakan
- 20 besar Tindakan - Rekapan 15 besar kode case based
- 15 besar CBG group

c) Pembahasan
RS Advent Medan terkait kesesuaian SDM dalam pelaksanaan sistem
pembayaran INACBGs , yakni sudah sesuai dan mencukupi untuk
mendukung dan menunjang pelaksanaan sistem pembayaran INA-CBGs.
Secara umum, SDM yang dimiliki dan dibangun rumah sakit dalam
proses meningkatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas untuk
pelaksanaan sistem pembayaran INA-CBGs sudah sesuai dan terlatih.

3.3 Mampu Memvalidasi Audit Koding Semua Klasifikasi Penyakit


3.3.1 Jelaskan Definisi Validasi Koding
a) Teori
Validasi adalah pengesahan. Arti lain dari validasi adalah pengujian
kebenaran atas sesuatu. Dalam rekam medis terebut kelengkapan,keakuratan
dan kualitas data yang dihasilkan menunjukkan kesinambungan pelayan dan
keselamatan pasien juga mencerminkan mutu pelayanan dari suatu pusat

31
pelayanan Kesehatan. Satu kegiatan penyelenggaraan rekam medis adalah
kegiatan koding. Koding adalah proses kegiatan pengklarifikasian data dan
penentuan kode dengan nomor/alphabet/alfa numerik unntuk mewakilinya.
Kecepatan dan ketepatan koding dari suatu diagnosa dipengaruhi oleh
beberapa faktor diantaranya tulisan dokter yang sulit dibaca,diagnosis yang
tidsk spesifik,dan keterampilan petugas koding dalam pemilihan kode. Pada
proses pengodean ada beberapa kemungkinan yang dapat mempengaruhi
hasil pengodean dari petugas koding bahwa penetapan diagnosa pasien
merupakan hak dan kewajiban dan tanggung jawab tenaga medis yang mems
berikan perawatan kepada pasien dan tenaga koding dibagian unit rekam
medis.
Langkah-langkah Validasi Koding
Tatacara validasi ketepatan pengkodean:
a. Validasi Diagnosis
Validasi diagnosis dilakukan dengan cara membandingkan patofisiologi
penyakit dengan hasil anamnesa, resume dan catatan perkembangan pasien
terintegrasi oleh dokter.
b. Validasi Tindakan medis
Validasi Tindakan medis dilakukan dengan melakukan perbandingan
penyakit dengan pemeriksaan yang dilakukan kepada pasien.
c. Validasi obat-obatan
Untuk melakukan validasi obat-obatan dilakukan dengan perbandingan
obat-obatan untuk suatu penyakit dengan daftar obat-obatan yang
dilakukan kepada pasien.
b) Hasil

Tabel 3.10 Validasi Diagnosa Penyakit Pada Resume Medis RS


Advent Medan

1 Diagnosa Closed (R) distal radius fractur


Riwayat penyakit Nyeri tangan kiri
sebelumnya
Anamnese Nyeri pada tangan kiri dialami os sejak

32
siang hari ini setelah os terjatuh saat
bermain disekolah,demam+sejak hari
ini,batuk/pilek, -mual/muntah,-nyeri
kepala,-BAB normal
Pemeriksaan Diagnostik Defronitas swalling, thorax, rapid
test,dl,radiologi

Tindakan Open reduksi

Terapi (Obat-obatan) B complek vitamin tab etoricoxib 60 mg tab


calo

Tabel 3.11 Validasi Kodefikasi Penyakit dan Tindakan pada Resume Medis
RS Advent Medan

1. Diagnosa Closed (R) distal redius fractur


Kode ICD 10 S25.5
Jelaskan Kesesuaian Berdasarkan hasil anamnesa pasien yang
Diagnosa dengan Kode ICD terdapat dalam catatan asesmen awal
10 pasien masuk,kode diagnosa sudah tepat
dan sesuai dengan kode ICD 10.
Tindakan Open Reduction
Kode ICD 9 CM 79.22
Jelaskan Kesesuaian Berdasarkan Tindakan yang dilakukan
Tindakan dengan Kode ICD pada pasien tersebut sudah sesuai dan tepat
9 CM dengan kode ICD 9 cm hal.413

c) Pembahasan
Langkah-langkah Validasi Koding
 Mengumpulkan tambahan informasi latar belakang objek audit
yang diperlukan
 Memperoleh bukti-bukti yang relevan, material, dan kompoten

33
 Membuat ringkasan atas bukti yang telah diperoleh dan
mengelompokkan kedalam kelompok kreterial, penyebab dan
akibat.
 Menyusun kesimpulan atas dasar ringkasan bukti yang telah
diperoleh dan mengidentifikasi bahwa akibat yang ditumbuhkan
dari ketidaksesuaian adalah kondisi dan kriteral cukup penting
dan material. Kesimpulan ini merupakan pemanfaatan temuan
hasil koding.
3.3.2 Jelaskan Langkah-Langkah Audit Koding
a) Teori
Audit koding dilakukan untuk menilai kelayakan kodifikasi penyakit
dan Tindakan medis untuk mengeluarkan kode DRG. Kodifikasi
menggunakan standar dan ICD 9 cm untuk Tindakan medis. Audit koding
dilakukan setiap tahun dengan pendekatan systematic random sampling
pada abnormal data,dengan jumlah 1-1,5% klaim/tahun.
Langkah-langkah Audit Koding
 Mengumpulkan tambahan informasi latar belakang objek audit yang
diperlukan.
 Memperoleh bukti-bukti yang relevan,material,dan kompeten.
 Membuat ringkasan atas bukti yang telah diperoleh dan
mengelompokkan ke dalam kelompok kreterial,penyebab dan
akibat.
 Menyusun kesimpulan atas dasar ringkasan bukti yang telah
diperoleh dan mengidentifikasi bahwa akibat yang ditumbuhkan dari
ketidak sesuaian adalah kondisi dan kriterial cukup penting dan
material. Kesimpulan ini merupakan pemantapan temuan hasil audit.
b) Hasil
Tabel 3.12 Lembar Check List Validasi Keakuratan Kodefikasi Diagnosa
Penyakit RS Advent Medan
Bulan/Tahun : 2022

Nilai Keteran
Keakurat Keaku gan

34
No No. RM Diagnosa Kode an ra tan (Kode
Ya Tida yang
k benar) *

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)


xxxx15 TB Paru+Neuropati+PPOK A16.2  - 1 -
1
xxxx07 Fibrosis Paru+PPOK J84.1  - 1 -
2
xxxx18 BPH N40  - 1 -
3
xxxx21 Cystitis Kronik N30.1  - 1 -
4
xxxx14 CHF I50.0  - 1 -
5
xxxx15 Alergi Obat T88.7  - 1 -
6
xxxx21 Soft Tissue Tumor Frontal D20.0  - 1 -
7
xxxx17 Trauma Tumpul Thorax S20.3  - 1 -
8
xxxx13 Trauma Hapitis S09.9  - 1 -
9
xxxx17 Skizophrenia Residual F20.5  - 1 -
10
xxxx19 DM II E11.9  - 1 -
11
xxxx16 Cholelithiasis K80.2  - 1 -
12

Persentase keakuratan kodefikasi diagnose penyakit menggunakan rumus

Dengan Rumus : Jumlah Kodefikasi diagnosa yang akurat x 100%

35
Total Kodefikasi diagnosa
12/12 x 100 = 100%

Tabel 3.13 Evaluasi Validasi Keakuratan Kodefikasi Diagnosa Penyakit RS


Advent Medan

Hasil Temuan
Target
Persentase Kendala
No Usulan Perbaikan yang ingin
Keakuratan Ketidakakuratan Target
dicapai
Koding Koding Selesai
(persen)
Berdasarkan Tidak ada kendala Sudah Sudah se Sudah
hasil temuan dalam mengkoding dilaksanakan lesai selesai
kami,ketepatan
koding sudah
sesuai dan
akurat dibagian
pengkodingan.

c) Pembahasan
Langkah-langkah Audit Koding
1. Mengumpulkan tambahan informasi latar belakang objek audit yang
diperlukan.
2. Memperoleh bukti-bukti yang relevan, material, dan kompeten
3. Membuat ringkasan atas bukti yang telah diperoleh dan
mengelompokkan ke dalam kelompok kreterial, penyebab dan akibat.
4. Menyusun kesimpulan atas dasar ringkasan bukti yang telah diperoleh
dan mengidentifikasi bahwa akibat yang ditumbuhkan dari
ketidaksesuaian adalah kondisi dan kriterial cukup penting dan
material. Kesimpulan ini merupakan pemantapan temuan hasil audit.

3.4 Mampu Menilai Ekstraksi Informasi Kesehatan

36
3.4.1 Mengumpulkan data yang akan dipergunakan dalam pengolahan
data mining dengan metode prediksi
a) Teori
Data mining sendiri merupakan sebuah proses ekstrasi informasi
untuk menemukan pola (pattern recognition) yang penting pada
tumpukan data dalam database sehingga menjadi pengetahuan
(knowledge discovery). Fungsi-fungsi dalam data mining antara lain
fungsi deskripsi, fungsi estimasi, fungsi prediksi, fungsi klasifikasi,
fungsi clustering dan fungsi asosiasi.
Prediksi / Peramalan Menurut Mauriza (2014) Prediksi adalah
memperkirakan sesuatu yang akan terjadi pada masa yang mendatang.
Prediksi juga dapat digunakan dalam pengklasifikasian, tidak hanya
untuk memprediksi time series, karena sifatnya yang bisa menghasilkan
class berdasarkan atribut yang ada.

3.4.1 Mengumpulkan data yang akan dipergunakan dalam pengolahan


data mining dengan metode klasifikasi
a) Teori
Klasifikasi merupakan sebuah proses untuk menemukan model atau
fungsi yang menjelaskan atau membedakan konsep dan kelas data,
dengan tujuan untuk dapat memperkirakan kelas dari suatu objek yang
kelasnya tidak diketahui. Decision tree adalah salah satu metode
klasifikasi yang paling popular karena mudah untuk diinterpretasi oleh
manusia. Model klasifikasi ini terdiri dari dua yaitu deskripsi dan
prediksi. Algoritma decision tree yang paling terkenal adalah C4.5.
Algoritma ini termasuk algoritma terbaik dalam data mining dan
berada pada posisi pertama.

37
3.4.2 Hasil
Data Diagnosa Penyakit RS Advent Medan Tahun 2022

Tabel 3.12 Data Diagnosa Penyakit RS Advent Medan


Tahun 2022

DPJP
No. Kel as
Tgl Kode Blok Umur Jenis (Spesi
No R Diagnosa Kode ICD Ra
Masuk Kategori (thn) Kelamin a
Medis wat
lisasi)
1 xxxx2130-11-22 Blodder Neck Stenosis N32.0 XIV 65 Laki-Laki III dr.J
tahun
2 xxxx1528-11-22 Thypoid Fever+DM type 2+Electrolyte A01.0+E11.9+E I, IV 53 Laki-Laki III dr.F
Imbalance 87.8 tahun
3 xxxx1630-11-22 GE A09.9 I 36 Laki-Laki III dr.M
tahun
4 xxxx1801-12-22 Bronchitis J20.9 X 34 Perempua III dr.J
tahun n
5 xxxx2128-11-22 Cholecystitis K81.9 XI 23 Perempua III dr.F
tahun n
6 xxxx2229-11-22 Trauma kampiritis GCS II+HIV+DM S09.9+B24+E11 XIX, I, IV 53 Laki-Laki I dr.A

38
.9 tahun
7 xxxx2001-12-22 Typoid Fever A01.0 I 39 Perempua III dr.S
tahun n
8 xxxx2129-05-22 Typoid Fever A01.0 I 11 Laki-Laki III dr.M
tahun
9 xxxx2101-12-22 Typoid Fever+Gastroentritis+Electrolyte A01.0+A09.9+E I, IV 30 Perempua III dr.S
Imbalance 87.8 tahun n
10 xxxx2130-11-22 PPOK+Suspek TB paru+post TB Paru J44.1+B90.9 X, I 50 Perempua III dr.E
tahun n
11 xxxx2130-11-22 Kolik abdomen R10.4 XVIII 21 Perempua III dr.C
tahun n
12 xxxx2001-12-22 TIA+HT+DM G45.9+I10+E11. VI, IX, IV 53 Perempua II dr.A
9 tahun n
13 xxxx2030-11-22 TB paru+DM Type 2 A15.0+E11.9 I, IV 30 Perempua III dr.E
tahun n
14 xxxx1930-11-22 Kolik abdomen+spienomegali R10.4+R16.1 XVIII 22 Perempua III dr.C
tahun n
15 xxxx1801-12-22 DBD A91 I 12 Perempua III dr.M
tahun n
16 xxxx2130-11-22 Bronchitis J20.9 X 2 tahun Perempua III dr.M

39
n
17 xxxx1902-12-22 BPH (benigh prostartic hyperplasia) N40 XIV 80 Laki-Laki I dr.J
tahun
18 xxxx1801-12-22 Typhoid Fever+Epilepis A01.0+G40.9 I, VI 28 Laki-Laki III dr.C
tahun
19 xxxx2028-11-22 DHF A91 I 20 Laki-Laki II dr.C
tahun
20 xxxx2101-12-22 Head injury GCS 5 S09.9 XIX 52 Laki-Laki III dr.F
tahun
21 xxxx2001-12-22 PPOK+Suspe. Efusi pleura J44.1+J90 X 61 Laki-Laki III dr.P
tahun
22 xxxx2101-12-22 Typhoid fever+ISPA A01.0+J06.9 I, X 20 Perempua III dr.C
tahun n
23 xxxx2030-11-22 Typhoid fever+ISPA A01.0+J06.9 I, X 33 Laki-Laki II dr.S
tahun
24 xxxx2203-12-22 Cor+HT S09.9+I10 XIX, IX 45 Perempua III dr.H
tahuh n
25 xxxx2101-12-22 Bronchitis+ J40 X 49 Laki-Laki II dr.P
tahun
26 xxxx2130-11-22 Bronchitis J20.9 X 14 Laki_Laki III dr.S

40
tahun
27 xxxx2102-12-22 Bronchitis J20.9 X 11 Laki-Laki III dr.M
tahun
28 xxxx2101-12-22 Typhoid fever+GEA+ISPA A01.0+A09.9+J I, X 22 Laki-Laki II dr.S
06.9 tahun
29 xxxx2102-12-22 NCB+SMK PSP J38.0 X 0 tahun Perempua Non dr.M
n kelas
30 xxxx2129-11-22 Celfasia cronik R51 XVIII 29 perempuanII dr.A
tahun
31 xxxx2229-11-22 Electrolyte disorders+anemia infeksi E87.8+D64.9+B IV, III, I 32 Laki-Laki III dr. S
24 tahun
32 xxxx1901-12-22 GGK+anemia+TB paru+GEA dehidrasi sedang N19.8+D64.9+A XIV, III, I 30 Laki-Laki III dr. S
16.2+A09.9 tahun
33 xxxx2001-12-22 Bronchitis+GEA J20.9+A09.9 X, I 5 bulan Laki-Laki II dr. S
34 xxxx2002-12-22 Pos PSP O80.9 XV 33 Perempua III dr. V
tahun n
35 xxxx2101-12-22 Appedicitid Akut K35.8 XI 40 Laki-Laki III dr. F
tahun
36 xxxx2201-12-22 UAP+CHF I20.0+I5 0.0 IX 72 Perempua III dr. M
tahun n

41
37 xxxx1901-12-22 Grauida P2+1 O20.0 XV 34 Perempua III dr. M
tahun n
38 xxxx2201-12-22 Batu pyelum+Hydronephorosis N13.2+E87.1 XIV, IV 54 Perempua II dr. J
tahun n
39 xxxx2030-11-22 Typhoid fever A01.0 I 80 Perempua III dr. S
tahun n
40 xxxx2130-11-22 Cystiti chronic N30.1 XIV 30 Perempua II dr. J
tahun n
41 xxxx2202-12-22 Plantar pedis D21.2 III 38 Laki-Laki III dr. H
tahun
42 xxxx2130-11-22 Cysistis chronic+hydrotonephrosis N30.1+N13.2 XIV 38 Perempua III dr. J
tahun n
43 xxxx2225-11-22 UAP+hypoleukimia+LBP+hemipalesis I20.0+E87.6+M IX, IV, 70 Perempua III dr. I
84.4 XIII tahun n
44 xxxx2128-11-22 Appendicitis K35.9 XI 60 Perempua III dr. F
tahun n
45 xxxx2102-12-22 Typhoid fever A01.0 I 20 Perempua III dr. C
tahun n
46 xxxx1402-12-22 GGK+ec+ckd N18.9 XIV 52 Perempuz III dr. J
tahun n

42
47 xxxx1501-12-22 ISK (infeksi saluran kemih) N39.0 XIV 29 Perempua III dr. C
tahun n
48 xxxx1701-12-22 Bronchitis J20.9 X 16 Perempua II dr. M
tahun n
49 xxxx1801-12-22 Left breat tumor D24 III 37 Perempua III dr. J
tahun n
50 xxxx1901-12-22 HQ+ullacelation S01.8 XIX 52 Laki-Laki III dr. F
tahun
51 xxxx1825-11-22 SH+stroke haemorhage I62.9 IX 53 Laki-Laki II dr. H|
tahun
52 xxxx1602-11-22 Kolik abdomen K29.7 XI 55 Perempua III dr. C
tahun n
53 xxxx1930-11-22 Typhoid fever A01.0 I 70 Laki-Laki II dr. S
tahun
54 xxxx1930-12-22 Bronchitis J20.9 X 4 tahun Laki-Laki II dr. S
55 xxxx2101-12-22 DHF A91 I 20 Laki-Laki II dr. K
tahun
56 xxxx2102-12-22 Gastritis K29.7 XI 24 Perempua II dr. C
tahun n
57 xxxx2128-11-22 Gastroentritis Acute A09 I 54 Laki – III dr. H

43
tahun Laki
58 xxxx2102-12-22 Bronchitis J40 X 39 Laki – II dr. C
tahun Laki
59 xxxx2001-12-22 GGK SC + Hypertensi Ginjal I12.0 IX 62 Laki – I dr. S
tahun Laki
60 xxxx2029-12-22 Febris J06.8 X 7 tahun Laki – III dr. J
Laki
61 xxxx1901-12-22 DHF A91 I 38 Laki – III dr. S
tahun Laki
62 xxxx1930-11-22 Bronchitis J20.9 X 8 tahun Laki – laki III dr. S
63 xxxx1930-11-22 Bronchitis J20.9 X 10 Laki – laki II dr. S
tahun
64 xxxx1902-12-22 CHF I50.0 IX 71 Laki – laki III dr. I
tahun
65 xxxx1829-11-22 DM type II E11.9 IV 56 Laki – laki III dr. C
tahun
66 xxxx1703-12-22 DHF A90 I 10 Perempua II dr. M
tahun n
67 xxxx1701-12-22 Suspect SNH + HT I63.9 IX 50 Perempua I dr. R
tahun n

44
68 xxxx1818-11-22 STT I21.0 IX 38 Laki – laki II dr. F
tahun
69 xxxx1907-11-22 Hemopsitis + TB Paru + DM B99 + J84.1 + I, X, IV 64 Perempua III dr. R
E11.9 tahun n
70 xxxx2008-11-22 Stroke Infark + Hemiparesis + HT + Gangguan I63.9 + E87.8 IX 60 Laki – laki III dr. A
Elektrolit tahun
71 xxxx2109-11-22 STT Frontal D21.0 III 21 Laki – laki III dr. H
tahun
72 xxxx2108-11-22 Bronchitis J20.9 X 2 tahun Laki – laki III dr. M
73 xxxx2108-11-22 Typhoid Fever A01.0 I 30 Perempua III dr. S
tahun n
74 xxxx2009-11-22 KPD + Grafida + PROM O42.9 + O82.1 + XV, XXI 21 Perempua II dr. R
Z37.0 tahun n
75 xxxx2007-11-22 Typhoid Fever A01.0 I 49 Perempua III dr. S
tahun n
76 xxxx1409-11-22 Bronchitis J20 X 15 Perempua II dr. M
tahun n
77 xxxx2007-11-22 GGK N18.5 XIV 66 Perempua III dr. J
tahun n
78 xxxx2107-11-22 Febris ec R60.9 XVIII 10 Perempua I dr. J

45
tahun n
79 xxxx1409-11-22 Febris ec R60.9 XVIII 5 tahun Laki – II dr. J
Laki
80 xxxx1509-11-22 Multiple stt ec abdomen D21.4 III 44 Laki – II dr. F
tahun Laki
81 xxxx0809-11-22 Apless of the back L02.2 XII 45 Perempua I dr. J
tahun n
82 xxxx1110-11-22 Gangguan Electrolyte E87.8 IV 78 Perempua I dr. A
tahun n
83 xxxx1409-11-22 Kista Hati K76.8 XI 63 Perempua II dr. L
tahun n
84 xxxx2108-11-22 Hematoe ec TB paru A16.2 I 56 Laki – II dr. E
tahun Laki
85 xxxx2009-11-22 Multiple Papiloma D23.5 III 72 Perempua II dr. H
tahun n
86 xxxx2129-11-22 GE A09.9 I 8 tahun Laki – III dr. M
Laki
87 xxxx2103-11-22 Hypertensi Hemorage I10 IX 41tahun Laki – III dr. J
Laki
88 xxxx1202-12-22 Vertigo R42 XVIII 60 Perempua I dr. A

46
tahun n
89 xxxx1630-11-22 G3P2A0 O34.2 XV 35 Perempua II dr. R
tahun n
90 xxxx2102-12-22 NCB P03.4 XVI 1 tahun Perempua II dr. M
n
91 xxxx2128-11-22 Subsfraktur Nasal S02.2 XIX 23 Laki – II dr. S
tahun Laki
92 xxxx1501-12-22 Dengue Fever A90 I 9 tahun Perempua II dr. S
n
93 xxxx2102-12-22 Tonsilofaringitis Z06.9 XXI 1 tahun Perempua I dr. J
n
94 xxxx2104-12-22 Bronchitis Dehidrasi Sedang J20.9 X 3 tahun Perempua III dr. M
n
95 xxxx1501-12-22 Acute Appendict K35.5 XI 9 tahun Laki – II dr. J
Laki
96 xxxx0801-12-22 Thypoid Fever A01.9 I 78 Perempua III dr. C
tahun n
97 xxxx3130-11-22 Bronchitis J20.9 X 6 tahun Laki – III dr. S
Laki
98 xxxx1501-12-22 Hypertensi R15 XVIII 77 Laki – I dr. R

47
tahun Laki
99 xxxx2102-12-22 Demam Thypoid A01.0 I 5 tahun Laki – II dr. J
Laki
100 xxxx1103-12-22 Bronchitis J20.9 X 12 Laki – II dr. T
tahun Laki

48
BAB IV
PRIORITAS PERMASALAHAN DAN PEMBAHASAN
ANALISIS DATA MINING DENGAN METODE KLASIFIKASI DATA
REKAM MEDIS PASIEN UNTUK MENENTUKAN POLA UMUR
BERDASARKAN JENIS PENYAKIT PADA APLIKASI WEKA

4.1 Teori
4.1.1 Pengertian Rekam Medis
Rekam Medis adalah dokumen yang berisikan data identitas pasien,
pemeriksaan, pengobatan, tindakan, dan pelayanan lain yang telah diberikan
kepada pasien. (PERMENKES NOMOR 24 TAHUN 2022)
4.1.2 Tujuan dan Kegunaan Rekam Medis
Tujuan dan kegunaan rekam medis adalah menunjang tercapainya
tertib administrasi dalam rangka upaya peningkatan pelayanan kesehatan.
Tanpa di dukung suatu sistem pengelolaan rekam medis yang baik dan
benar, maka tertib admnistrasi tidak akan berhasil. Kegunaan rekam medis
antara lain adalah:
 Aspek Administrasi, rekam medis mempunyai nilai administrasi, karena
isinya menyangkut tindakan berdsarkan wewenang dan tanggung jawab
sebagai tenaga medis dan perawat dalam mencapai tujuan pelayanan
kesehatan.
 Aspek Medis, Catatan tersebut dipergunakan sebagai dasar untuk
merencanakan pengobatan/perawan yang harus diberikan kepada
pasien. Contoh adalah, identitas pasien, umur pasien, alamat pasien,
status, dan masih ada beberapa yang menyangkut informasi identitas
pasien.
 Aspek Hukum, menyangkut masalah adalanya jaminan kepastian
hukum atas dasar keadilan, dalam rangka usaha menegajjan hukum
serta penyediaan bahan tanda bukti untuk menegakkan keadilan.
 Aspek penelitian, berkas rekam medis memupunyai nilai penelitian,
karena isinya menyangkut data/informasi yang dapat digunakan sebagai
aspek penelitian.
4.1.3 ICD (International Classification Of Diseases)
International Classification of Diseases atau disingkat ICD adalah
suatu sistem klasifikasi penyakit dengan standar internasional dan disusun
sesuai kategori serta dikelompokkan berdasarkan jenis penyakit, gejala,
kelainan, keluhan dan penyebab eksternal penyakit, dimana setiap kategori
diberi kode berdasarkan kriteria yang telah ditentukan oleh WHO. ICD
dipublikasikan oleh World Health Organization (WHO) dan dipakai untuk
mencatat angka kesakitan, angka kematian, sistem penagihan atau klaim
asuransi, dan sebagai penunjang keputusan dalam kedokteran.
Tujuan ICD adalah menyimpan diagnosa penyakit dalam bentuk kode
numerik, mengelompokkan suatu kondisi dan gangguan kesehatan dalam
klasifikasi untuk kepentingan epidemiologik dan evaluasi pelayanan
kesehatan. Klasifikasi ICD-10 dengan cara mengelompokkan data
epidemiologi dan data statistik, yaitu berdasarkan penyakit epidemik,
penyakit individual dan umum, penyakit spesifik daerah tertentu, penyakit
pertumbuhan, dan cedera. Klasifikasi semacam ini memudahkan
penyimpanan, pencarian kembali dan mudah dilakukan analisis karena
pencatatan dilakukan sistematis dan terstruktur.
Adapun fungsi ICD adalah memberi indeks penyakit dan tindakan,
sebagai sistem pelaporan diagnosa dan tindakan medis, sebagai dasar untuk
pengelompokan Diagnosis Related Groups (DRGs) dalam rangka klaim
biaya perawatan, serta sebagai pelaporan mobiditas dan mortalitas tingkat
nasional maupun internasional. ICD juga berguna untuk mengklasifikasikan
penyakit dan semua persoalan yang terkait dengan kesehatan, serta
bermanfaat sebagai informasi angka kesakitan dan angka kematian
berdasarkan statistic.

4.1.4 Pengertian Data Mining


Data mining dapat diartikan sebagai proses mengekstrak atau
menggali knowledge yang ada pada sekumpulan data. Informasi dan
knowledge yang didapat tersebut dapat digunakan pada banyak bidang,
seperti manajemen bisnis, pendidikan, kesehatan dan sebagainya. data
mining merupakan proses yang menggunakan teknik statistik, matematika,

50
kecerdasan buatan, dan machine learning untuk mengekstraksi dan
mengidentifikasi informasi yang bermanfaat dan pengetahuan yang terkait
dari database yang besar. Istilah data mining memiliki hakikat sebagai
disiplin ilmu yang tujuan utamanya adalah untuk menemukan, menggali,
atau menambang pengetahuan dari data atau informasi yang kita miliki.
Proses menggali informasi dalam data mining melibatkan integrasi teknik
dari berbagai disiplin ilmu, seperti teknologi database dan data warehouse,
statistik, machine learning, komputasi dengan kinerja tinggi, pattern
recognition, neural network, visualisasi data dan sebagainya (Ediyanto,
Mara, & Satyahadewi, 2013).
4.1.5 Teknik Data Mining
Beberapa teknik data mining yang sering disebutkan dalam literatur
data mining antara lain:
1. Classification
Suatu teknik dengan melihat pada kelakuan dan atribut dari kelompok
yang telah di definisikan. Teknik ini dapat memberikan klasifikasi pada data
baru dengan memanipulasi data yang ada yang telah diklasifikasi dan
dengan menggunakan hasilnya untuk memberikan sejumlah aturan. Aturan
tersebut digunakan pada data-data baru untuk diklasifikasi. Teknik ini
menggunakan supervised induction, yang memanfaatkan kumpulan
pengujian dari record yang terklasifikasi untuk menentukan kelas-kelas
tambahan. Salah satu contoh yang mudah dan populer adalah dengan
Decision tree yaitu salah satu metode klasifikasi yang paling populer karena
mudah untuk diinterpretasi.
2. Algorima Decision Tree J48
Decision Tree digunakan untuk mempelajari klasifikasi dan prediksi
pola dari data dan menggambarkan relasi dari variabel attribut x dan
variabel target y dalam bentuk pohon (Ye, 2014). Decission Tree adalah
struktur menyerupai flowchart dimana setiap internal node merupakan
pengujian terhadap variabel attribut, tiap cabangnya merupakan hasil dari
pengujian tersebut (Han et al., 2012). Ada dua jenis algoritma Decision Tree
yang terkenal, yaitu C4.5 dan Random Forest.

51
J48 merupakan implementasi dari algoritma C4.5 yang memproduksi
Decision Tree. Ini merupakan standar algoritma yang digunakan dalam
machine learning. Decision Tree merupakan salah satu algoritma klasifikasi
dalam data mining.

4.1.6 APLIKASI WEKA


WEKA ( Waikato Environment for Knowladge Analysis ) adalah
aplikasi data mining open source berbasis Java. Aplikasi ini dikembangkan
pertama kali oleh Universitas Waikato di Selandia Baru. Weka terdiri dari
koleksi algoritma machine learning untuk melakukan beberapa proses yang
berkaitan dengan sistem temu kembali informasi atau data mining.
Algoritma ini bisa diterapkan secara langsung ke dalam data set atau bisa
juga dipanggil dari kode java kita sendiri.

Gambar 4.1 Tampilan Aplikasi WEKA


Beberapa fitur unggulan yang dimiliki oleh aplikasi WEKA antara
lain Classification, Visualization, Data Preprocessing yaitu:

 Classification
Di dalam WEKA terdapat banyak algoritma yang mendukung untuk
proses klasifikasi sebuah objek serta pengguna dimudahkan dalam
melakukan implementasi secara langsung. User dapat melakukan load
dataset, melakukan pemilihan algoritma untuk klasifikasi, kemudian

52
diberikan beberapa representasi data yang mewakili hasil akurasi,
tingkat kesalahan dari proses klasifikasi.
 Visualization
WEKA memiliki fitur untuk memberikan sebuah representasi data
hasil sebuah proses data mining dalam bentuk gambar
atau chart yang juga dapat dilakukan pemilihan berbagai
parameter yang mendukung dalam membentuk representasi data
yang ada dalam aplikasi WEKA.
 Data Preprocessing
WEKA menyediakan fitur dalam hal data preprocessing yaitu
stemming dan stopword removal. Proses stemming dan stopword
removal yang ada di dalam perangkat lunak WEKA berbasiskan
Bahasa Inggris, sehingga untuk implementasi bahasa diluar
bahasa Inggris diharuskan untuk melakukan proses preprocessing
data di luar aplikasi WEKA. Beberapa algoritma stemming yang
telah disediakan oleh WEKA adalah Iterated Lovins Stemmer,
Lovins Stemmer dan Snowball Stemmer.

Weka mengorganisasi kelas-kelas ke dalam paket-paket dan setiap


kelas di paket dapat mereferensi kelas lain di paket lain. Paket classifiers
berisi implementasi dari hampir semua algoritma untuk klasifikasi dan
prediksi. Kelas yang paling penting di paket ini adalah Classifier, yang
mendeklarasikan struktur umum dari skema klasifikasi dan prediksi.
Walaupun kekuatan Weka terletak pada algoritma yang makin lengkap dan
canggih, kesuksesan data mining tetap terletak pada faktor pengetahuan
manusia implementornya. Tugas pengumpulan data yang berkualitas tinggi
dan pengetahuan pemodelan dan penggunaan algoritma yang tepat
diperlukan untuk menjamin keakuratan formulasi yang diharapkan.
(Abidin ,Taufik Fuadi 2013).

53
4.2 Hasil
Data yang menjadi training pada metode klasifikasi dengan algoritma
decision treeJ48 ini adalah 512 data yang di dapat dalam penggalian data
rekam medis di Rumah Sakit Advent Medan. Data mentah yang kami dapat
adalah sebanyak 512 tersebut merupakan data laporan 1 bulan kunjungan
pada bulan November. Untuk mencari data mentah yang bersih dari missing
value (tidak bisa di olah karena mempunyai keterangan yang tidak lengkap)
diperlukan preprocessing yaitu cleaning data, dan selection data.

Struktur data

Cleaning data

Selection data

Preprocesses data

Classification data

Analisa

Tahapan Klasifikasi Menggunakan Aplikasi WEKA

Atribut yang digunakan dalam proses klasifikasi adalah atribut jenis


kelamin, usia, dan kode diagnosa penyakit pada ICD 10. Berikut tahapan
dalam hasil praktek kerja lapangan ini :
1. Structure Data
Pada tahap Struktur Data, Pengambilan data rekam medis dari RS
Advent Medan berupa file excel yang berisi yaitu umur, jenis kelamin,
diagnosa penyakit, dan kode ICD 10. Terdapat 11 atribut yang tersedia di
data rekam medis tersebut yaitu No RM, umur, jenis kelamin, kode icd,
diagnosa, tipe kasus, sebab pulang, tindakan, pengoabatan, tanggal, dokter
rawat. Dari 11 atribut tersebut, yang digunakan pada laporan ini adalah

54
atribut umur, jenis kelamin dan kode ICD 10. Pada tahap ini diperoleh data
mentah sebanyak 512 data.
2. Cleaning Data
Dimungkinkan banyak data yang mempunyai informasi tidak lengkap,
seperti tidak masuknya informasi umur, informasi kode ICD 10, informasi
jenis kelamin, informasi pengelompokan penyakit. Pada tahap ini
diperoleh 367 data.
3. Selection Data
Data-data yang sudah mempunyai informasi lengkap dalam setiap
atribut selanjutnya dilakukan seleksi data. Seleksi ini dilakukan untuk
mengelompokkan atribut sesuai dengan informasi yang dibutuhkan.

Gambar 4.2 Seleksi data yang kurang lengkap informasi nya


4. Preprocess Data
Proses selanjutnya adalah menyimpan data excel dalam format bentuk
data .csv. Preprocess dilakukan pada aplikasi weka dengan memasukkan
data yang diseleksi, kemudian data-data tersebut disimpan dalam bentuk
data. arff agar dapat dibaca oleh aplikasi weka. Pada tahap ini atribut yang
dipilih yaitu atribut umur, kode diagnosa penyakit dan jenis kelamin.

55
Gambar 4.3 Data dalam bentuk format ekstensi .CSV

Gambar 4.4 Mengubah data ke dalam format file ekstensi .Arff


Pada gambar 4.4 data diubah ke dalam format file ekstensi .Arff agar
system dapat membaca datanya dari format file .csv di microsoft excel.
5. Classification Data
Pada aplikasi Weka tahap Preprocess untuk metode klasifikasi
menggunakan algoritma Decision Tree J48 untuk mengetahui pohon
keputusannya. Untuk dapat menampilkan data yang kita siapkan
sebelumnya. Aplikasi Weka menerima file dalam bentuk .csv dan .arff.

56
Pada gambar 4.4 terlihat jenis-jenis atribut yang terdapat pada file, rincian
data di setiap kelompok atribut serta tampilan berupa grafik. Jika atribut
yang tersedia sudah sesuai dengan keinginan, data tersebut dapat diproses
lebih lanjut menggunakan metode yang diinginkan, dalam hal ini metode
klasifikasi.

Gambar 4.5 Tampilan data siap di klasifikasi

57
Gambar 4.6 Klasifikasi Menggunakan WEKA
Proses klasifikasi data menggunakan algoritma Decision tree J48 yang
merupakan implementasi dari algoritma C4.5 pada aplikasi Weka. Pada
algoritma J48 setiap data dari item berdasarkan dari nilai di setiap atribut.
6. Analisa Data
Dengan menggunakan algoritma decision tree J48 dimana akan
ditentukan 3 atribut yaitu jenis kelamin, usia, kode ICD 10 dari tampilan
data yang siap diklasifikasi, maka didapatkan hasil akhir seperti pohon
keputusan berikut:

58
Gambar 4.7 Hasil Pohon Keputusan

Gambar 4.8 Visualisasi Klasifikasi Data Pasien

59
4.3 Pembahasan
Data yang menjadi training pada metode klasifikasi dengan algoritma
decision tree J48 ini adalah 512 data yang di dapat dalam penggalian data
rekam medis di Rumah Sakit RS Advent Medan dalam 1 bulan. Data mentah
yang di dapat kami adalah sebanyak 512 tersebut merupakan data laporan
kunjungan pasien selama 1 bulan terakhir di RS Advent Medan. Untuk
mencari data mentah yang bersih dari missing value (tidak bisa di olah karena
mempunyai keterangan yang tidak lengkap) diperlukan preprocessing yaitu
cleaning data, dan selection data.

Pada tahap cleaning data yang bertujuan untuk membuang data yang
mempunyai informasi tidak lengkap. Dikarenakan ada nya data yang tidak
terisi di bagian kolom kode ICD 10 pada data rekam medis yang kami
dapatkan kemudian dilakukan cleaning untuk pembersihan data yang kosong
yang dapat mengakibatkan noise/error dengan memperkecil adanya data
outlier. Data Cleaning menjadi proses yang sangat penting dikarenakan data
perlu dibersihkan agar analisa menjadi lebih akurat. Setelah di cleaning maka
diperoleh 367 data.
Setelah itu dilakukan selection data, pada tahap ini atribut yang
digunakan 3 atribut yaitu umur, jenis kelamin dan kode diagnosa penyakit
pada ICD 10. Proses pengelompokan umur menggunakan pengelompokan
umur berdasarkan aturan WHO. Proses selanjutnya menyimpan data excel
yang sudah diseleksi dalam format bentuk data .csv. Preprocess dilakukan
pada aplikasi WEKA dengan memasukkan data yang diseleksi, kemudian
data-data tersebut disimpan dalam bentuk data. Arff agar dapat dibaca oleh
aplikasi weka.
Kemudian tahap klasifikasi data, proses klasifikasi data menggunakan
algoritma Decision tree J48 yang merupakan implementasi dari algoritma
C4.5 pada aplikasi Weka. Klasifikasi dapat dilihat sebagai mapping dari
sekelompok set pada atribut di kelas tertentu. Decision Tree
mengklasifikasikan data yang diberikan menggunakan nilai dari atribut. Data
yang telah melewati tahap preprocessing di Weka akan dilanjutkan dengan
proses klasifikasi. Data yang telah melewati tahap preprocessing di Weka

60
akan dilanjutkan dengan proses klasifikasi. Pada gambar 4.2 menampilkan
penggunaan WEKA untuk metode klasifikasi, kita dapat memilih algoritma
dan jenis tes yang akan di lakukan. Hasil klasifikasi menggunakan weka
berupa pohon keputusan dapat dilihat pada gambar 4.6 dan grafik hasil
klasifikasi berupa sebaran penyakit berdasarkan umur dapat dilihat pada
gambar 4.7.

Berdasarkan pohon keputusan memberikan informasi bahwa untuk


kelompok usia bayi dan anak-anak di dominasi dengan kelompok penyakit
J20.9 (Acute Bronchitis) untuk jenis kelamin pria dan R50.9 (Fiver,
unspesified) untuk jenis kelamin wanita. Untuk kelompok usia Muda dan
dewasa di dominasi dengan kelompok penyakit A01.0 (Typoid Fiver) untuk
jenis kelamin Wanita, sedangkan untuk kelompok usia tua di dominasi
dengan kelompok penyakit A91 (Dengue Haemorragic Fever) untuk jenis
kelamin pria.

61
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
1. Data mentah yang diperoleh sebanyak 512 data dalam 1 bulan
kunjungan rawat inap

2. Setelah dilakukannya tahap cleaning data untuk membuang data yang


mempunyai informasi tidak lengkap diperoleh 367 data.

3. Berdasarkan pohon keputusan memberikan informasi bahwa untuk


kelompok usia bayi dan anak-anak di dominasi dengan kelompok
penyakit J20.9 (Acute Bronchitis) untuk jenis kelamin pria dan R50.9
(Fiver, unspesified) untuk jenis kelamin Wanita

4. Kelompok usia Muda dan dewasa di dominasi dengan kelompok


penyakit A01.0 (Typoid Fiver) untuk jenis kelamin Wanita

5. kelompok usia tua di dominasi dengan kelompok penyakit A91 (Dengue


Haemorragic Fever) untuk jenis kelamin pria.

5.2 Saran
Di RS Advent Medan harapkan agar aplikasi WEKA ini digunakan pihak
rumah sakit untuk memberikan kemudahan dalam menentukan data rekam
medis yang akan di olah untuk menambah pengetahuan yang ada didalamnya,
maka diperlukan database rekam medis dengan system analisa data mining.

62
DAFTAR PUSTAKA

Abidin ,Taufik Fuadi. (2013). Pengantar WEKA

Depkes, Permenkes RI, No. 269/MenKes/Per/III/2008, Tentang Rekam Medis.


(Jakarta : Depkes RI. 2008).
Ediyanto, Mara, M. N., & Satyahadewi, N. (2013). Pengklasifikasian
Karakteristik Dengan Metod K-Means Cluster Analysis. Buletin Ilmiah,
02(2), 133–136.
Han, J., Kamber, M., & Pei, J. (2012). Data Mining Concepts and Techniques (3rd
Editio). Waltham, USA: Morgan Kaufmann Publishers.
Kemenkes. (2012). Pedoman Sistem Rujukan Nasional. Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia.
Kurniawan, Edy (2014). Analisa Rekam Medis untuk Menentukan Pola
Kelompok Penyakit Menggunakan Klasifikasi dengan Decision Tree J48.
Leonard, D. (2016). Pengorganisasian Klaim Pelayanan Pasien JKN di RSUP Dr
M. Djamil Padang. Menara Ilmu, X(72), 168– 177.
Lilissuriani., Saputra I., & Ruby M.(2017).Perbedaan Biaya Riil Rumah Sakit Dan
Tarif INA-CBGS Untuk Kasus Kastratropik Dengan Penyakit Jantung
Koroner Pada Pasien Rawat Inap Peserta Jaminan Kesehatan Nasional Di
RSUZA. Jurnal Kesehatan Masyarakat Aceh ,Volume 3 Nomor 1-
Februari 2017.
M.A. Hambali. (2014) “Data Mining in Market Basket Transaction : An
Association Rule Mining Approach”
Mauriza, Ahmad Fikri. 2014. ‘Implementasi Data Mining Untuk Memprediksi
Kelulusan Mahasiswa Fakultas Komunikasi dan Informatika UMS
Menggunakan Metode Naïve Bayes’, Skripsi.Fakultas Komunikasi Dan
Informatika, Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Moody, L. E,et.al, 2004. Electronic Health Records Documentation in Nursing:
Nurses, perception, attitues, and preferences, Journal Computer,
Informatics, Nursing. Vol 22, No.6, 337-344, Lippincott Williams &
Wilkins, Inc.
Peraturan Menteri Kesehatan RI. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 27 Tahun
2014 Tentang Petunjuk Teknis Sistem Indonesian Case Base Groups
(INA-CBGs) (2014). Indonesia. Retrieved from
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/117 564/permenkes-no-27-
tahun-2014
Peraturan Menteri Kesehatan RI No 76. (2016). Permenkes RI No 76 Tahun 2016
Tentang Pedoman Indonesia Case Base Group (INACBG). Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia, 1–257.
Permenkes. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 69 Tahun 2013
Tentang Standar Tarif Pelayanan Kesehatan Pada Fasilitas Kesehatan
Tingkat Pertama dan Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjutan dalam
Penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan (2013). Jakarta, Indonesia.
Permenkes No 69. (2013). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No
69 Tahun 2013 Tentang Standar Tarif Pelayanan Kesehatan Pada Fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama Dan Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjutan
Dalam Penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan.
Permenkes. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 24 Tahun 2022
Tentang Rekam Medis.
Putri, D. L., & Santoso. (2016). Implementasi Algoritma K-Means Untuk
Pengelompokan Penyakit Pasien ( Studi Kasus : Puskesmas Kajen )
K-Means Algorithm Implementation for Classification of Disease
Patient ( Case Study : Health Centers Kajen Regency Pekalongan ).
1.
Putu D Novayanti., Gede Indrawan., Padma N Crisnapati (2016). Analisa Rekam
Medis untuk Menentukan Pola Penyakit Menggunakan Klasifikasi
dengan Decision Tree J48 pada WEKA.
Tan, P N, M Steinbach, dan V Kumar. 2015. Introduction to Data Mining.
Pearson Education Inc.
Thede, L. 2008. Electronic Personal Health Records: Nursing’s Role. OJIN: The
Online Journal of Issues in Nursing Vo. 14 No.1.
Yasli, D. Z., Leonard, D., & Srimayarti, B. N. (2020). Tinjauan Kelengkapan
Pengisian Formulir A (Evaluasi Awal MPP). Journal Of Health Care, 1, 1–
10.
Ye, N. (2014). Data Mining Theories, Algorithms, and Examples. 6000 Broken
Sound Parkway NW: Taylor & Francis Group, LLC

Anda mungkin juga menyukai