NIP : 93660012-1
Jabatan : Ketua Wicomm Lab
NIP : 93660012-1
VISI
MISI
VISI
MISI
3
MODUL 3 PCM DAN TRANSMISI BASEBAND ................................. 92
Tujuan Praktikum .................................................................................... 92
3. Teori Singkat .................................................................................... 92
3.1 PCM .............................................................................................. 92
1. Sampling ................................................................................. 93
2. Multiplexing............................................................................ 95
3. Kuantisasi................................................................................ 95
4. Pengkodean (Encoding) .......................................................... 97
3.2 TRANSMISI BASEBAND .......................................................... 99
PROSEDUR PRAKTIKUM PULSE CODE MODULATION ........... 102
A. MENGGUNAKAN PCM Modulator Demodulator Scintech 2804 102
B. SIMULASI PCM MENGGUNAKAN OCTAVE ........................... 105
3
DAFTAR GAMBAR
MODUL 1
MODUL 2
Gambar 2.16 Bentuk sinyal 8-QAM untuk jumlah bit = 3 (tri bit) 63
Gambar 2.17 Hubungan nilai baud rate dan bit rate modulasi QAM 64
MODUL 3
I. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1. Praktikan harus hadir sebelum praktikum dimulai sesuai dengan waktu
yang telah ditetapkan.
2. Praktikan yang terlambat lebih dari 20 menit (Waktu Laboratorium
Sistem Komunikasi) tidak diizinkan mengikuti praktikum yang
bersangkutan.
3. Praktikan harus membawa kartu praktikum yang sudah berfoto. Jika
tidak, maka dianggap tidak terdaftar sebagai praktikan.
4. Praktikum berlangsung maksimal 2.5 jam.
RUNNING MODUL
TUJUAN
Setelah mengikuti Running Modul mahasiswa/i diharapkan dapat:
PERATURAN PRAKTIKUM
1. Praktikum diampu oleh Dosen Mata Kuliah Praktikum dan dibantu
oleh Asisten Laboratorium.
2. Praktikum dilaksanakan di Laboratorium Sistem Komunikasi sesuai
jadwal yang ditentukan.
3. Praktikan wajib membawa modul praktikum, kartu praktikum dan
alat tulis.
PENILAIAN PRAKTIKUM
1. Komponen nilai praktikum terdiri dari: TP, TA, keaktifan pada saat
praktikum dan jurnal.
2. Seluruh komponen penilaian beserta pembobotannya ditentukan
oleh dosen Mata Praktikum
3. Penilaian permodul dilakukan oleh asisten laboratorium,
sedangkan nilai seluruh modul diserahkan kepada Dosen Mata
Praktikum.
4. Baik praktikan maupun asisten tidak diperkenankan meminta atau
memberikan tugas tambahan untuk perbaikan nilai.
5. Standar indeks dan range nilai ditentukan oleh Dosen Mata
Praktikum atas sepengetahuan Ketua Kelompok Keahlian.
INSTALL OCTAVE
1) Buka Browser.
2) Masuk pada website
https://www.gnu.org/software/octave/download.html.
3) Pilih file instalasi sesuai dengan Operation System yang terinstall
di computer.
4) Disarankan mendownload file dengan type “installer.exe”.
5) Buka file yang telah di download.
2. Klik Next
4. Klik Next
6. Klik Finish
Tujuan Praktikum :
1. Memahami prinsip kerja Amplitude Modulation (AM), Frequency
Modulation (FM), Phase Modulation (PM) dan Pulse Width
Modulation (PWM).
2. Mengetahui macam-macam bentuk gelombang dari sinyal termodulasi.
3. Mengetahui jenis indeks modulasi.
4. Memahami prinsip kerja Frequency Division Multiplexing (FDM).
5. Mengetahui beberapa jenis media transmisi pada sistem komunikasi.
6. Dapat mengoperasikan software OCTAVE.
1. TEORI SINGKAT
Modulasi analog merupakan proses penumpangan sinyal informasi
yang berupa sinyal analog dengan frekuensi lebih rendah pada sinyal
pembawa (carrier) dengan frekuensi lebih tinggi. Secara umum
modulasi analog terbagi menjadi tiga jenis, yaitu Amplitude Modulation
(AM), Frequency Modulation (FM) dan Phase Modulation (PM).
Demodulator di
samping merupakan
cos ct demodulasi dengan
menggunakan
detektor sinkron.
Local Osilator Local Osilator
d(t) :
Gambar 1.4 Spektrum Sinyal Informasi Gambar 1.3 Spektrum SInyal AM DSB SC
SSB-USB =
SSB-LSB =
Gambar 1.7 Spektrum Sinyal SSB-LSB Gambar 1.6 Spektrum Sinyal SSB-USB
B
D
Local oscilator
Gambar 1.8 Blok Modulator AM DSB FC
Keterangan :
Titik A : Sinyal Informasi :
Titik B : Sinyal Carrier :
Titik C : Sinyal Keluaran Mixer :
Gambar 1.11 Blok Modulator AM VSB Gambar 1.12 Spektrum Sinyal AM VSB
V(volt)
H
h
H = Amplituda Tinggi
h = Amplituda Rendah
Sedangkan harga indeks modulasi untuk over modulation adalah sebagai berikut :
Sinyal AM DSB SC dan AM SSB hanya memiliki satu jenis indeks modulasi, yaitu
critical modulation. Sedangkan sinyal AM DSB FC memiliki ketiga jenis indeks
modulasi.
1.1.3 Demodulasi Sinyal AM
Kebalikan dari proses modulasi adalah proses demodulasi. Demodulasi
adalah proses pemisahan sinyal informasi dari sinyal carrier. Teknik
demodulasi pada sinyal AM dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:
1. Detektor Asinkron ( Selubung)
Detektor asinkron (selubung) merupakan teknik demodulasi pada
sinyal AM yang paling sederhana karena hanya terdiri dari sebuah diode,
sebuah kapasitor, dan sebuah resistor, namun tidak cocok digunakan pada
sinyal dalam keadaan over modulation (m > 1).
Dimana :
Secara teoritis, bandwidth sinyal FM adalah tak hingga. Hal ini diakibatkan
oleh fungsi Bessel, sehingga bandwidth sinyal FM didekati dengan Bandwidth
Carson. Bandwidth Carson dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan :
Titik A: sinyal termodulasi FM yang bercampur dengan noise dan distorsi
amplituda
Titik D: pada titik ini sinyal dapat dipandang sebagai sinyal AM-FM.
a. BASEBAND TRANSMITTING
1. Kalibrasi kabel probe pada Osiloskop.
2. Hubungkan OUTPUT CH1 pada Function Generator dengan
INPUT COAX1 Emitter.
3. Hubungkan Emitter dengan Receiver menggunakan kabel
coaxial.
4. Hubungkan titik A Emitter dengan CH1 Osiloskop dan titik C
Emitter dengan CH2 Osiloskop..
5. Atur nilai frekuensi pada Function Generator lalu tekan tombol
OUTPUT pada CH1 Function Generator. Lihat sinyal hasil
keluarannya.
b. AM TRANSMITTING
1. Ganti mode modulasi ke blok AM dengan cara menekan tombol
MODULATION pada kit Emitter dan DEMODULATION pada kit
Receiver.
c. FM TRANSMITTING
1. Ganti mode modulasi ke blok FM dengan cara menekan tombol
MODULATION pada kit Emitter dan DEMODULATION pada kit
Receiver.
d. PWM TRANSMITTING
1. Ganti mode modulasi ke blok PWM dengan cara menekan tombol
MODULATION pada kit Emitter dan DEMODULATION pada kit
Receiver.
2. Atur frekuensi minimal 15 kHz. Hubungkan titik A Emitter dengan
CH1 Osiloskop dan titik C Emitter dengan CH2 Osiloskop
kemudian lihat sinyal hasil keluarannya.
A. Modulasi AM
a. Menampilkan Sinyal Modulasi dan Demodulasi (dalam time domain)
1. Buka Software Octave (GUI)
2. Klik new script [ ]
3. Pilih bagian editor
B. Modulasi FM
a. Menampilkan sinyal modulasi dan demodulasi (dalam time domain)
1. Buka Software Octave (GUI).
2. Pilih bagian Editor.
Tujuan Praktikum
1. Mengetahui perbedaan komunikasi analog dengan komunikasi digital.
2. Mampu memahami sistem komunikasi jenis ASK, FSK dan PSK dan QAM.
3. Mengamati output sinyal pada masing-masing modulator dan demodulator
serta dapat mengerti jalannya proses tersebut.
4. Dapat memahami istilah-istilah bitrate dan bandwidth untuk modulasi
BPSK.
2. TEORI SINGKAT
Modulasi digital adalah proses penumpangan sinyal digital ke dalam sinyal
carrier. Modulasi digital sebenarnya adalah proses mengubah-ubah karakteristik
dan sifat gelombang carrier sedemikian rupa hingga hasilnya memiliki ciri-ciri
dari bit 0 dan bit 1. Proses modulasi terjadi di sisi pengirim (TX), sedangkan
pada sisi penerima (RX) terdapat proses demodulasi. Demodulasi adalah teknik
untuk mendapatkan kembali sinyal informasi dari sinyal termodulasi.
Perbedaan mendasar antara modulasi analog dan digital adalah pada bentuk
sinyal informasinya. Pada modulasi analog, sinyal informasinya berbentuk
analog dan sinyal pembawanya analog. Sedangkan pada modulasi digital, sinyal
informasinya berbentuk digital dan sinyal pembawanya analog. Pada dasarnya
dikenal 3 prinsip atau sistem modulasi digital yaitu: ASK, FSK dan PSK.
2) RZ
Sinyal dengan format Return to Zero (RZ) kembali ke level tegangan
nol sesuai dengan clock. Pada pengkodean RZ dapat berupa unipolar
ataupun bipolar.
3) Bipolar – AMI
Format BIPOLAR - Alternate Mark Inversion (AMI) adalah alternate
1 inversion atau pembalikan 1 yang berganti-ganti. Dengan kata lain
suatu kode dimana bit nol atau 0 diwakili dengan tidak adanya line sinyal
dan bit 1 diwakili oleh suatu pulsa positif atau negatif.
Modulasi ASK
Proses Modulasi:
1. Sinyal informasi berupa data biner masuk kedalam on off level
encoder.
2. Keluaran dari on off encoder berupa tegangan tinggi dan off, yang
selanjutnya masuk ke mixer untuk di tumpangkan dengan sinyal
carrier.
3. Keluaran dari mixer adalah sinyal ASK.
Demodulasi ASK
Demodulasi adalah proses mengkodekan kembali sinyal digital
menjadi sinyal analog kembali yang sama dari sumber. Bagan dari
demodulasi ASK:
a. Modulasi BPSK
Jadi, pada modulasi BPSK informasi yang dibawa akan mengubah
fasa sinyal carrier. Proses pembentukan sinyal BPSK dapat
dijelaskan sebagai berikut:
Proses modulasi BPSK
0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 t
Data t
Data NRZ-L t
Carrier 1 t
Carrier 2 t
Sinyal BPSK t
Gambar 2.11 Proses Modulasi BPSK
Sinyal BPSK
Squaring loop
Divided by 2
Data
Keterangan:
- Pada proses sin to square mengubah sinyal sinusoidal
menjadi sinyal kotak.
- Pada proses squaring loop sinyal nya dikuadratkan sehingga
frekuensinya menjadi dua kali frekuensi sebelumnya.
- Pada proses divided by 2 frekuensi dari sinyal yang berasal
dari squaring loop dibagi dua sehingganya nantinya didapat data
yang sesuai dengan data masukan.
a. Modulasi 8-PSK
b. Demodulasi 8 PSK
- Menggunakan prinsip Coherent Detection / Synchronous Detection.
-Receiver memanfaatkan pemahaman tentang fase carrier untuk
mendeteksi sinyal.
- Perlu estimasi fasa yang kuat (dan frekuensi juga).
-Performansi lebih tinggi (error data rate lebih kecil), tapi
meningkatkan kompleksitas.
-Sangat mirip dengan pengolahan matematis siyal baseband, jika
ruang sinyal (signal space) yg digunakan.
Hubungan antara besarnya baud rate terhadap bit rate dapat dilihat
pada gambar berikut ini untuk masing-masing nilai baud rate sinyal
modulasi digital jenis QAM.
Bit error rate (BER) adalah jumlah kesalahan bit yang diterima
dari aliran data melalui saluran komunikasi yang diubah karena noise,
interferensi, distorsi, atau kesalahan sinkronisasi bit. BER merupakan
jumlah kesalahan bit per satuan waktu dan BER tidak memiliki
satuan.
Peralatan Praktikum
o Modulator dan Demodulator Modulasi Digital Scintech 2807
o Power Supply
o Osiloskop
o Kabel adapter
o Kabel probe
1. Amplitude Shift Keying (ASK)
A. Menganalisis 1-Bit Encoding
Tujuan Praktikum
1. Mengetahui prinsip kerja PCM meliputi proses pencuplikan, kuantisasi,
pengkodean ADC dan DAC.
2. Mengetahui proses pada transmitter dan receiver PCM.
3. Mengamati proses pembentukan sinyal pada masing-masing tingkat serta
dapat mengerti dan menjelaskan proses tersebut.
3. TEORI SINGKAT
Pulse Code Modulation (PCM) adalah salah satu teknik memproses suatu
sinyal analog menjadi sinyal digital melalui kode-kode pulsa. Proses-proses
utama pada sistem PCM, diantaranya proses sampling (pencuplikan),
quantizing (kuantisasi), coding (pengkodean), decoding (pengkodean
kembali).
PCM digunakan untuk merepresentasikan secara digital sinyal analog
sampel. Ini adalah bentuk standar audio digital di komputer, CD, telepon
digital, dan audio digital lainnya aplikasi. Amplitudo sinyal analog diambil
sampelnya pada interval seragam dan setiap sampel dikuantisasi ke yang
terdekat nilai dalam rentang level digital yang telah ditentukan.
3.1 PCM
1. Transmitter PCM
Pada transmitter PCM, prosesnya meliputi:
a. Sampling
Sampling merupakan proses pengambilan sample atau
contoh besaran sinyal analog pada titik tertentu secara teratur dan
berurutan. Atau dapat disimpulkan sampling itu merupakan proses
mencuplik sinyal analog untuk menjadi sinyal diskrit. Ada 3 jenis
sampling, yaitu sampling ideal atau impulse, natural, dan flat
topped.
b. Multiplexing
Pada proses ini dilakukan multiplexing yaitu proses penggabungan
dua atau lebih sinyal keluaran sampling dan holding yang berbentuk
sinyal PAM melalui satu kanal sinyal digital dengan aliran serial.
c. Kuantisasi
Pada proses kuantisasi hasil sampling dan holding diberikan level
kuantisasi tertentu (diberi nilai pada level tegangan pembanding
terdekat) untuk kemudian dilakukan pengkodean menjadi bentuk
digital. Pada gambar di bawah akan terlihat proses kuantisasi sinyal
analog.
a. D/A Converter
Pada D/A converter data yang diterima berupa sinyal digital aliran
serial kemudian diubah menjadi sinyal analog. Prosesnya meliputi:
1) Decoding
Pada proses dekoding data yang diterima berupa sinyal digital
aliran serial kemudian ditranslasi ke nilai analog.
2) Dequantization
Proses dequantization merupakan proses kebalikan dari proses
kuantisasi.
b. Demultiplexer
Proses demultiplexer terjadi pemisahan beberapa sinyal dari satu
aliran serial menjadi beberapa aliran paralel yang sesuai dengan
kanal.
c. Filter
Sinyal yang melalui filter untuk proses pembentukan kembali
(rekonstruksi) untuk mendapatkan kembali sinyal informasi.
o Kelebihan
a. Biaya relatif murah (untuk area tertentu)
1. Receiving Filter
Receiving Filter (Filter penerima) merupakan proses untuk
mengembalikan/memulihkan sinyal-sinyal baseband dengan nilai
SNR (Signal to Noise Ratio) sebaik mungkin dan bebas dari ISI (Inter
Symbol Interference). Filter optimum yang digunakan adalah
matched filter atau correlator.
3. Sampler
Dalam komponen sampler, terdapat informasi waktu dari
transmitter dengan detail. Contohnya, blok yang dibutuhkan untuk
sinkronisasi bit dan frame. Pada setiap akhir perioda simbol Ts,
output dari sampler adalah sample Z(Ts). Sample Z(Ts) merupakan
nilai tegangan yang berhubungan langsung dengan simbol yang
ditransmisi dan daya noise.
4. Detector
Detector merupakan tahap deteksi, fungsi utamanya adalah untuk
mengeluarkan digital logic dari nilai yang disampel. Detector
didesain dengan menggunakan beberapa teorema dan algoritma
pendeteksian.
A. KIT PRAKTIKUM
Peralatan Praktikum
A. Inisiasi Variabel
1. Buka software octave