Anda di halaman 1dari 20

TUGAS 1

THERMODINAMIKA
RANGKUMAN MATERI THERMODINAMIKA

DISUSUN OLEH :

IREFALA CHANDRA ANDRIANI


NIM: 1520201043

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


UNIVERSITAS LANCANG KUNING
PEKANBARU
APRIL 2017
BAB I
DASAR TERMODINAMIKA

I.1. Defenisi
Termodinamika merupakan suatu ilmu pengetahuan yang membahas hubungan antara panas dan
kerja yang menyebabkan perubahan suatu zat.
Maksudnya apabila suatu zat atau benda diberi panas (suhunya dinaikkan), maka akan timbul
berbagai-bagai akibat seperti :
- Gas, cairan dan zat padat → memuai
- Termo-elemen membangkitkan GGL
- Kawat-kawat mengalami perubahan daya tahannya.
Dalam proses demikian, biasanya terdapat suatu pengaliran panas dan bekerjanya suatu gaya
yang mengalami perpindahan (panas) yang mengakibatkan terjadinya “Usaha atau Kerja”.

I.2. Prinsip Termodinamika

Prinsip-prinsip Thermodinamika dapat dirangkum dalam 3 Hukum yaitu :


a) Hukum Thermodinamika ke-0 :
Berhubungan dengan kesetimbangan termal atau Konsep Temperatur.
b) Hukum Thermodinamika I :
 Konsep energi dalam dan menghasilkanprinsip kekekalan energi.
 Menegaskan ke ekivalenan perpindahan kalor dan perpindahan kerja.
c) Hukum Thermodinamika II :
Memperlihatkan arah perubahan alami distribusi energi dan memperkenalkan prinsip
peningkatan entropi.

I.3. Penerapan Termodinamika


Penerapan termodinamika secara teknik (dalam perencanaan) yaitu :
- Refrigerasi dan Pengkondisian Udara
- Pembangkit Daya Listrik
- Motor Bakar
- Sistem pemanasan surya
Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Uap :
Energi kimia atau energi nuklir dikonversikan menjadi energi termal dalam ketel uap
atau reaktor nuklir. Energi ini dilepaskan ke air, yang berubah menjadi uap. Energi uap
ini digunakan untuk menggerakkan turbin uap, dan energi mekanis yang dihasilkan
digunakan untuk meng- gerakkan generator untuk menghasilkan daya listrik.

Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Air :


Energi potensial air dikonversikan menjadi energi mekanis melalui penggunaan turbin air.
Energi mekanis ini kemudian dikonversikan lagi
Menjadi energi listrik oleh generator listrik yang disambungkan pada poros turbinnya.

Motor pembakaran dalam


Energi kimiawi bahan bakar dikonversikan menjadi kerja mekanis. Campuran udara-
bahanbakar dimampatkan dan pembakarann dilakukan oleh busi. Ekspansi gas hasil pembakaran
mendorong piston, yang menghasilkan putaran pada poros engkol.

1.4. Sistem Thermodinamika Dan Volume Atur


Defenisi dari sistem Thermodinamika adalah memisahkan bagian ruang yang terbatas atau
kumpulan zat dari lingkungannya, yang dibatasi oleh suatu permukaan tertutup.Atau dapat
diartikan :
 Bagian yang dipisahkan yang merupakan pusat perhatian kita disebut ”sistem”.
 Segala sesuatu di luar sistem yang mempengaruhi kelakuan sistem secara langsung disebut
”lingkungan”.

1.5. Sistem Tertutup & Sistem Terbuka


Sistem Terbuka : massa diperbolehkan melewati batas sistem
Sistem Tertutup : tidak ada massa yang melewati / melalui batas system
 Suatu sistem tertutup hanya dapat mengadakan pertukaran energi dengan lingkungannya
atau sistem lain.
 Bila tidak mengadakan pertukaran energi = sistem terisolasi
 Sistem terisolasi secara termik dari lingkungannya = Sistem adiabatik, tetapi masih dapat
mengadakan pertukaran kerja dengan lingkungannya.

I.6. Pandangan Makroskopik dan Mikroskopik


I.6.1. Pandangan Makroskopik
Uraian suatu sistem dengan menggunakan beberapa sifat yang dapat diukur sebagai koordinat
makroskopik, misalnya:
- Komposisi
- Volume sistem
- Tekanan gas
- Temperatur

Ciri Khas Koordinat Makroskopik


1. Koordinat ini tidak menyangkut pengandaian khusus mengenai struktur materi.
2. Jumlah koordinatnya sedikit
3. Koordinat ini dipilih melalui daya terima indera kita scara langsung.
4. Pada umumnya koordinat ini dapat diukur secara langsung

I.6.2. Pandangan Mikroskopik


Ciri khas mikroskopik:
1. Terdapat pengandaian secara struktur materi, yaitu molekul dianggap ada.
2. Banyak kuantitas yang harus diperinci
3. Kuantitas yang diperinci tidak berdasarkan penerimaan indera kita
4. Kuantitas ini tidak bisa diukur.

I.7. Kesetimbangan Termal

Keadaan setimbang dalam suatu sistem bergantung pada sistem lain yang ada di dekatnya
dan siafat dinding yang memisahkannya.
Dinding → adiabatik atau diaterm.
I.8. Konsep Temperatur

Temperatur (suhu) sebagai perasaan “panas” atau “dingin” bila kita menyentuh suatu benda.

 Temperatur sistem : suatu sifat yang menentukan apakah sistem dalam kesetimbangan termal
dengan sistem lainnya.
 Isoterm adalah kedudukan semua titik yang menggambarkan keadaan sistem dalam
 kesetimbangan termal dengan suatu keadaan dari sistem lain.

Satuan temperatur : 0C ; 0F &Temperatur mutlak : K ; 0R

1.9. Pemuaian Zat Padat dan Zat Cair

Pada umumnya setiap zat (padat, cair dan gas) akan bertambah volumenya sebesar dV
apabilatemperaturnya naik sebesar dT .
1.10. Tekanan
Definisi Tekanan :

Dimana:
Fn = Komponen gaya tegak lurus pada A
A = Luas bidang dalam medium yang kecil
A’ = Luas bidang yang terkecil agar medium masih dapat dianggap sebagai kontinuitas

 Tekanan Absolut : Tekanan yang diadakan oleh sistem pada batas sistem
 Tekanan di atas Tekanan Atmosfir : Pabs = Prelatif + Patm
 Tekanan di bawah Tekanan -) (vakum)

1. 11. Energi

Didefinisikan sebagai kemampuan untuk menghasilkan, atau kapasitas untuk menghasilkan


suatu pengaruh.

Gambar 1.6. Klasifikasi energi


1.12. DIMENSI DAN SISTEM SATUAN
Sistem satuan yang digunakan adalah sistem satuan metrik atau Sistem Internasional (SI). Di
dalam satuan-satuan dasar digunakan dimensi-dimensi adalah:
L = panjang (meter)
M = massa (kilogram)
t = waktu (detik.menit)
T = suhu (K, 0R)

Satuan-satuan lainnya dapat ditentukan atau diturunkan dari satuan-satuan dasar ini.

1.13. KESETIMBANGAN TERMODINAMIK


a. Bila keadaan sistem berubah terjadi interaksi sistem dengan lingkungan atau jika
koordinat makroskopik berubah sistem mengalami perubahan keadaan.
b. Bila sistem tidak dipengaruhi oleh sekelilingnya, maka sistem terisolasi. Dalam
penerapan praktis Thermodinamika, sistem biasanya dipengaruhi oleh lingkungannya.
c. Kesetimbangan termodinamik tidak ada kecenderungan terjadinya perubahan keadaan
baik untuk sistem maupun untuk lingkungannya.
d. Sistem dalam kesetimbangan mekanis : bila sistem tidak cenderung mengalami
perubahan spontan dari struktur internalnya, seperti reaksi kimia atau perpindahan
materi dari satu bagian sistem ke bagian lainnya, seperti diffusi atau pelarutan.
Bagaimanapun lambatnya, maka sistem dalam keadaan setimbang kimia.
e. Kesetimbangan termal : bila tidak terjadi perubahan spontan dalam koordinat system
yang ada dalam kesetimbangan mekanis dan kimia, bila sistem itu dipisahkan dari
lingkungannya oleh dinding diaterm.
f. Jika kita pandang secara makroskopik pada salah satu dari keadaan tak setimbang, kita
dapatkan tekanan satu bagian sistem berbeda dengan bagian sistem lainnya. Jadi, tidak
ada satu harga tekanan yang dapat mengacu pada sistem secara keseluruhan. Demikian
juga temperatur berbeda dengan lingkungannya.
g. Dalam bagian ini kita hanya membahas sistem dalam kesetimbangan termodinamik.
Untuk menyederhanakan masalah, misalkan gas dengan :
 m = tetap, dalam bejana yang dilengkapi, sehingga p, V, dan T dengan mudah dapat
diatur.
 Jika V ditetapkan dan T dipilih harga tertentu, maka kita tidak bisa mengubah p-
nya,atau
 V dan T dipilih, harga p pada kesetimbangan diperoleh secara alami.
h. Diantara ketiga koordinat Termodinamik p, V dan T hanya dua yang merupakan
perubah bebas, hal ini menunjukkan bahwa harus ada satu persamaan kesetimbangan
yang menghubungkan koordinat Termodinamik.
i. Persamaan seperti itu disebut “Persamaan keadaan”.
pV = mRT atau pV = nRT
atau, pv = RT
dimana : p = N/m2 (= Pa)
V = m3 , v = sp.volum (m3/kg)
T = K, °R
1.13.1 PERUBAHAN KEADAAN GAS IDEAL
Perubahan keadaan gas ideal ada 4 empat macam, yang istimewa adalah:
1. Pada tekanan konstan (p = C)

2. Pada volume konstan (v = C)

3. Pada temperatur konstan (T = C)

4. Perubahan Keadaan Pada Proses Adiabatik


Pada proses adiabatik: tidak ada panas yang keluar maupun yang masuk dari/kesistem.
1.13.2 PERSAMAAN KEADAAN
pV = n RT ; dimana n = banyaknya mol gas
pV = mRT ;untuk satu satuan massa, maka persamaan keadaan adalah:
pv =RT ; v =V/m
Persamaan di atas digunakan sebagai benda kerja umumnya dianggap sebagai gas ideal.

1.13.3. PERUBAHAN KEADAAN DALAM PERSAMAAN DIFERENSIAL

Pengaruh temperatur terhadap volume suatu zat pada tekanan konstan disebut koefisien
pengembangan atau koefisien muai volum rata-rata (kemuaian volum) β.

Pengaruh (efek perubahan) tekanan terhadap volume sistem pada temperatur konstan
disebut Kompressibelitas.

1.14. SIFAT-SIFAT KOORDINAT THERMODINAMIKA


Dibagi 2 golongan, yaitu:
1. Sifat/koordinat intensif → tidak tergantung langsung pada massa.(tidak tergantung kepada
ukuran atau kuantitas bahan)
2. Sifat/koordinat Ekstensif → tergantung langsung pada massa.(bergantung pada ukuran atau
kuantitas bahan).

Proses-proses dalam termodinamika:


a. Proses isobarik
Proses isobarik adalah proses perubahan keadaan gas pada tekanan tetap.
Persamaan keadaan untuk proses isobarik adalah

V V2 V1
C 
T T2 T1
Ini adalah hukum Gay Lussac. Sedangkan rumus usahanya adalah

W  pV  p(V2  V1 )

b. Proses isokhorik
Proses isokhorik adalah proses perubahan gas pada volum tetap.
Persamaan keadaan untuk proses isokhorik adalah
pV
C
T
p p2 p1
karena V tetap maka : C 
T T2 T1

c. Proses isotermal
Jika proses yang terjadi berlangsung dalam suhu konstan, proses ini dinamakan proses isotermik.
Karena berlangsung dalam suhu konstan, tidak terjadi perubahan energi dalam dan berdasarkan
hukum I Thermodinamika kalor yang diberikan sama dengan usaha yang dilakukan sistem (Q =
W ).
Persamaan keadaan untuk proses isokhorik adalah

pV pV  C
C , karena T tetap maka :
T p2V2  p1V1
d. Proses adiabatik
Proses adiabatik adalah proses perubahan keadaan sistem tanpa adanya kalor yang masuk ke atau
keluar dari sistem (gas), yaitu Q = 0.

 
PV   tetap P1V1  P2V2

TV ( 1)  tetap T1V1


( 1)
 T2V2
( 1)
Dengan 1, merupakan hasil perbandingan kapasitas kalor gas pada tekanan tetap CP dan kapasitas
kalor pada volume tetap CV. Yang disebut konstanta Laplace.

CP

CV
Usaha yang dilakukan oleh sistem (gas) hanya mengubah energi dalam, sebab sistem tidak
menerima ataupun melepas kalor. Besarnya usaha yang dilakukan oleh sistem dapat ditentukan
dengan menerapkan rumus umum usaha, maka diperoleh persamaan

1
W ( P1V1  P2V2 )
 1
e. Entalpi
Entalpi suatu sistem → Jumlah energi dalam dengan hasil kali tekanan & volume sistem.
Dari Hukum Termodinamika I : dQ = dU + dW = dU + pdV

→ d (pV) = pdV + Vdp


pdV = d(pV) – Vdp

Hukum Termodinamika I menjadi:

dQ = dU + d (pV) - Vdp
dQ = d (U + pV) – Vdp

Entalphi adalah : H = U + pV ; untuk satu satuan massa, h = u + pv.

Sehingga Hukum Termodinamika I :

dQ = dH – Vdp
dH = d (U + pV) = dU + dpV

f. Proses Politropik
Proses sesungguhnya yang di jumpai di dalam praktek, misalnya mesin-mesin panas dan
mekanis seperti kompressor adalah proses politropik. Bentuk dan sifat, proses politropik
ditentukan oleh eksponen politropik ( n = 0 ÷ ~ ).
Proses Politropik mempunyai bentuk persamaan sebagai berikut :

P v n = C dimana : n = bilangan konstan atau eksponen politropik

Bila, harga n = 0, berarti proses adalah tekanan konstan (isobar),


n = ~ berarti proses adalah volume konstan (isovolum).

I.15. Kerja
Sistem mengalami pergeseran karena bereaksinya gaya atau hasil kali gaya dengan
pergeseran
(jarak) yang sejajar dengan gaya itu.
Kerja positif : Sistem melalui kerja sehingga terjadi pemuaian / pengembangan
(pertambahan volume).

Kerja negatif : Pada sistem dilakukan kerja, sehingga terjadi pengkompressian sistem
(pengurangan volume).

Proses Kuasi – Statik : proses yang hampir statik atau setiap saat keadaan sistem
(selama proses) menghampiri keadaan setimbang terus.
BAB II
PERUBAHAN FASE

II.1. Diagram p – V untuk Zat Murni


Perubahan fase pada proses termodinamika dapat divisualisasikan pada diagram p-V-T dari
permukaan suatu zat yang memuai saat mencair. Hal tersebut dapat dilihat seperti pada gambar
di bawah ini.

Gambar Permukaan p-V-T

Bentuk diagram p-V untuk zat murni dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar Diagram p – V untuk Zat Murni


Keterangan Gambar :
A = fase uap , B = uap jenuh, C = cair jenuh, D = fase cair
AB = fase uap
BC = kesetimbangan fase cair dan fase uap
CD = fase cair
ABCD = merupakan isoterm suatu zat murni pada diagram pV

II.2. Diagram p – T untuk Zat Murni


Bentuk diagram p-T untuk zat murni dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar Diagram p – T

Gambar 3.4. Diagram p – v

Suatu sistem keadaan mula – mula “uap” yang berada dalam silinder yang pistonnya dapat
bergerak bebas tanpa gesekan (lihat gambar dibawah ini).
Gambar Sistem piston di dalam silinder

Uap dikompresikan isothermal sampai pada titik A-A (titik A pada p-V diagram zat murni).
Kompresi dilakukan terus sehingga sistem berubah menjadi fase cair (proses kompresi isobar-
isotermal), sampai pada titik B.

Tinjau sistem yang berada dalam kesetimbangan (grs AB) sebagai berikut:

Mf = massa cair dalam silinder mg = massa uap dalam silinder


m = massa total dari sistem (gabungan uap dan cair)

Jadi :
m = mf + mg dan
vf = volume jenis cairan
vg = volume jenis uap

maka volume sebenarnya dari masing – masing fase adalah :

Vf = mf . vf
Vg = mg . Vg

→ Volume total adalah (V) = Vg + Vf


V = mf . vf + mg . vg

→ Volume jenis rata-rata dari sistem adalah : Catatan :


Bagian fase uap dari sistem → kwalitas uap (x) Bagian fase cair dari sistem → moisture
(y)
Maka diperoleh :

Bila sistem diberi panas, maka sistem melakukan kerja luar, sehingga titik C akan
bergerak
tekanan, mengakibatkan volume bertambah sebesar dV, karena vg dan vf
konstan.

Maka :
dV= v f . dmf + v g . dmg

Bila proses isothermal dan isobar, maka kerja yang dilakukan, adalah :
dW = p.dV
dW = p (vg – vf) dmfg

Perubahan energi dalam sistem adalah : dU = ( ug - uf ) dmfg


Menurut hukum termodinamika I, panas yang diserap adalah : dQ = dU + pdV
11.2. Panas Laten
Panas Laten atau laten heat merupakanperubahan fasa gas dengan entalphi uap atau panas
yang dibutuhkan untuk merubah fase suatu zat.

Ada 3 macam latent heat yaitu :


l12 = latent heat of fusion (peleburan)
l23 = latetn heat of vaporization (penguapan)
l13 = latent heat of sublimation (sublimasi)
BAB III
HUKUM TERMODINAMIKA II

III.1. Mesin Panas ( Heat Engine )


Mesin panas adalah sistem yang bekerja secara siklus, dan melalui permukaan-permukaan
batasannya, energi dalam bentuk panas dan kerja yang dapat mengalir.
Tujuannya mengubah panas menjadi kerja. Mesin panas mengalami proses – proses secara
periodik kembali kekeadaan semula (reversible). Sebagai contoh yaitu PEMBANGKIT
TENAGA UAP, fluida kerjanya adalah H2O yang mengalir secara kontiniu dan stasioner
melalui ketel (dalam bentuk air dan kemudian menguap), mengalir ke turbin. Keluar dari turbin
sebagai uap air pada temperatur dan tekanan rendah. H2O (uap air) masuk ke Condenser, disini
H2O (uap air) berubah menjadi air kembali, dan air ini di pompa kembali ke ketel. Proses ini
berlangsung secara periodik.

Gambar 4.1. Instalasi Pembangkit Tenaga


Disini dapat dilihat bahwa, sistem menerima panas pada temperatur tinggi, kemudian
panas dibuang oleh sistem temperatur rendah, dan kerja dilakukan pada
lingkungan.

Untuk mesin panas :

Untuk Pompa Panas:

Anda mungkin juga menyukai