THERMODINAMIKA
RANGKUMAN MATERI THERMODINAMIKA
DISUSUN OLEH :
I.1. Defenisi
Termodinamika merupakan suatu ilmu pengetahuan yang membahas hubungan antara panas dan
kerja yang menyebabkan perubahan suatu zat.
Maksudnya apabila suatu zat atau benda diberi panas (suhunya dinaikkan), maka akan timbul
berbagai-bagai akibat seperti :
- Gas, cairan dan zat padat → memuai
- Termo-elemen membangkitkan GGL
- Kawat-kawat mengalami perubahan daya tahannya.
Dalam proses demikian, biasanya terdapat suatu pengaliran panas dan bekerjanya suatu gaya
yang mengalami perpindahan (panas) yang mengakibatkan terjadinya “Usaha atau Kerja”.
Keadaan setimbang dalam suatu sistem bergantung pada sistem lain yang ada di dekatnya
dan siafat dinding yang memisahkannya.
Dinding → adiabatik atau diaterm.
I.8. Konsep Temperatur
Temperatur (suhu) sebagai perasaan “panas” atau “dingin” bila kita menyentuh suatu benda.
Temperatur sistem : suatu sifat yang menentukan apakah sistem dalam kesetimbangan termal
dengan sistem lainnya.
Isoterm adalah kedudukan semua titik yang menggambarkan keadaan sistem dalam
kesetimbangan termal dengan suatu keadaan dari sistem lain.
Pada umumnya setiap zat (padat, cair dan gas) akan bertambah volumenya sebesar dV
apabilatemperaturnya naik sebesar dT .
1.10. Tekanan
Definisi Tekanan :
Dimana:
Fn = Komponen gaya tegak lurus pada A
A = Luas bidang dalam medium yang kecil
A’ = Luas bidang yang terkecil agar medium masih dapat dianggap sebagai kontinuitas
Tekanan Absolut : Tekanan yang diadakan oleh sistem pada batas sistem
Tekanan di atas Tekanan Atmosfir : Pabs = Prelatif + Patm
Tekanan di bawah Tekanan -) (vakum)
1. 11. Energi
Satuan-satuan lainnya dapat ditentukan atau diturunkan dari satuan-satuan dasar ini.
Pengaruh temperatur terhadap volume suatu zat pada tekanan konstan disebut koefisien
pengembangan atau koefisien muai volum rata-rata (kemuaian volum) β.
Pengaruh (efek perubahan) tekanan terhadap volume sistem pada temperatur konstan
disebut Kompressibelitas.
V V2 V1
C
T T2 T1
Ini adalah hukum Gay Lussac. Sedangkan rumus usahanya adalah
W pV p(V2 V1 )
b. Proses isokhorik
Proses isokhorik adalah proses perubahan gas pada volum tetap.
Persamaan keadaan untuk proses isokhorik adalah
pV
C
T
p p2 p1
karena V tetap maka : C
T T2 T1
c. Proses isotermal
Jika proses yang terjadi berlangsung dalam suhu konstan, proses ini dinamakan proses isotermik.
Karena berlangsung dalam suhu konstan, tidak terjadi perubahan energi dalam dan berdasarkan
hukum I Thermodinamika kalor yang diberikan sama dengan usaha yang dilakukan sistem (Q =
W ).
Persamaan keadaan untuk proses isokhorik adalah
pV pV C
C , karena T tetap maka :
T p2V2 p1V1
d. Proses adiabatik
Proses adiabatik adalah proses perubahan keadaan sistem tanpa adanya kalor yang masuk ke atau
keluar dari sistem (gas), yaitu Q = 0.
PV tetap P1V1 P2V2
CP
CV
Usaha yang dilakukan oleh sistem (gas) hanya mengubah energi dalam, sebab sistem tidak
menerima ataupun melepas kalor. Besarnya usaha yang dilakukan oleh sistem dapat ditentukan
dengan menerapkan rumus umum usaha, maka diperoleh persamaan
1
W ( P1V1 P2V2 )
1
e. Entalpi
Entalpi suatu sistem → Jumlah energi dalam dengan hasil kali tekanan & volume sistem.
Dari Hukum Termodinamika I : dQ = dU + dW = dU + pdV
dQ = dU + d (pV) - Vdp
dQ = d (U + pV) – Vdp
dQ = dH – Vdp
dH = d (U + pV) = dU + dpV
f. Proses Politropik
Proses sesungguhnya yang di jumpai di dalam praktek, misalnya mesin-mesin panas dan
mekanis seperti kompressor adalah proses politropik. Bentuk dan sifat, proses politropik
ditentukan oleh eksponen politropik ( n = 0 ÷ ~ ).
Proses Politropik mempunyai bentuk persamaan sebagai berikut :
I.15. Kerja
Sistem mengalami pergeseran karena bereaksinya gaya atau hasil kali gaya dengan
pergeseran
(jarak) yang sejajar dengan gaya itu.
Kerja positif : Sistem melalui kerja sehingga terjadi pemuaian / pengembangan
(pertambahan volume).
Kerja negatif : Pada sistem dilakukan kerja, sehingga terjadi pengkompressian sistem
(pengurangan volume).
Proses Kuasi – Statik : proses yang hampir statik atau setiap saat keadaan sistem
(selama proses) menghampiri keadaan setimbang terus.
BAB II
PERUBAHAN FASE
Bentuk diagram p-V untuk zat murni dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Gambar Diagram p – T
Suatu sistem keadaan mula – mula “uap” yang berada dalam silinder yang pistonnya dapat
bergerak bebas tanpa gesekan (lihat gambar dibawah ini).
Gambar Sistem piston di dalam silinder
Uap dikompresikan isothermal sampai pada titik A-A (titik A pada p-V diagram zat murni).
Kompresi dilakukan terus sehingga sistem berubah menjadi fase cair (proses kompresi isobar-
isotermal), sampai pada titik B.
Tinjau sistem yang berada dalam kesetimbangan (grs AB) sebagai berikut:
Jadi :
m = mf + mg dan
vf = volume jenis cairan
vg = volume jenis uap
Vf = mf . vf
Vg = mg . Vg
Bila sistem diberi panas, maka sistem melakukan kerja luar, sehingga titik C akan
bergerak
tekanan, mengakibatkan volume bertambah sebesar dV, karena vg dan vf
konstan.
Maka :
dV= v f . dmf + v g . dmg
Bila proses isothermal dan isobar, maka kerja yang dilakukan, adalah :
dW = p.dV
dW = p (vg – vf) dmfg