Anda di halaman 1dari 20

HUKUM BOYLE

Ahmad Syobirin1

Falahdina Auliazulka Pirazuni2

M.Iqbal Syaipul Rahman3

Ria Apriana Putri4

Surista Novia5

SMA UNGGUL NEGERI 4 LAHAT

Jalan Raya Tanjung Payang Kec. Lahat Kab. Lahat telp. (0731)-322660
Website : www.sman4Lahat.sch.id Email :
sman4lahat@yahoo.com

I
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat dan
hidayah-Nya, kaimi dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini ditulis dengan
tujuan untuk mengetahui Jaringan Parenkim dan Jaringan Penguat.
Adapun rasa terima kasih ini ingin penulis sampaikan kepada Ibu Anita
Ekawati M,Pd. selaku pembimbing pembuatan makalah ini dan kepada semua
pihak yang telah membantu dengan memberikan sumbangan baik materi maupun
pikirannya sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu.
Sebagai manusia, penulis tak luput dari kesalahan dan kekurangan dalam
menulis makalah ini. Oleh karena itu, penulis meminta maaf dan mengharapkan
kritik dan saran, baik dalam penulisan, dan tutur bahasa. Penulis juga berharap,
semoga makalah ini dapat berguna dimasa depan dan menambah wawasan para
pembaca.

LAHAT, OKTOBER 2017

PENULIS

II
DAFTAR ISI

COVER ................................................................................................................ i

KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................iii

ABSTRAK ......................................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................... 3

BAB III METODE PENULISAN ....................................................................... 5

BAB IV PEMBAHASAN ................................................................................. 13

BAB V KESIMPULAN ................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 16

III
ABSTRAK

Gas ideal adalah gas yang secara tepat memenuhi persamaan gas ideal (tiada
gas yang benar-benar ideal ). Gas ideal merupakan zat pada tekanan gas( P) pada
setiap temperatur terhadap tekanan gas. Pada titik tripelnya ( Ptp), ketika kedua
tekanan itu mendekati nol, menghampiri suatu harga yang tidak bergantung pada
jenis gas. Teori Kinetik Gas merupakan setiap zat yang terdiri dari atom-atom atau
molekul-molekul dan bergerak terus menerus secara sembarangan. Teori kinetik
gas didasari atas 3 hukum utama yakni hukum Charles, hukum Boyle dan hukum
Gay-Lussac.

IV
BAB I
PENDAHULUAN

Dalam Kehidupan sehari-hari, setiap makhluk hidup pasti membutuhkan


udara baik untuk bernafas maupun kegiatan lainnya. Udara adalah zat berbentuk
gas. Gas merupakan fase dimana jarak antarmolekul sangat jarang, selalu
memenuhi ruang berdasarkan bentuk dan volume tempatnya, serta dapat
ditekan dan mengembang. Gas mempunyai tekanan, volume, dan
temperatur/suhu.
Gas terdiri atas molekul-molekul yang bergerak menurut jalan-jalan lurus
ke segala arah dengan kecepatan yang sangat tinggi. Molekul-molekul gas ini
selalu bertumbukan dengan molekul yang lain dengan dinding
bejana. Tumbukan terhadap dinding bejana ini menyebabkan adanya tekanan.
Volume dari molekul-molekul sangatlah kecil bila dibandingkan dengan
volume yang teramati oleh gas tersebut sehingga sebenarnya banyak ruangan
kosong antara molekul yang menyebabkan gas mempunyai rapat yang kecil
daripada zat cair maupun zat padat. Hal ini menyebabkan gas bersifat
kompresibel.
Hukum Boyle menyatakan bahwa pada suhu konstan untuk massa tetap,
tekanan absolut dan volume suatu gas berbanding terbalik. Robert Boyle
(penemu hukum Boyle) melakukan eksperimen berdasarkan asumsi tentang
gerakan dan elastis sempurna. Boyle juga mempertimbangkan adanya partikel
fluida di tengah air yang tidak terlihat. Saat itu, masih ada anggapan bahwa
udara merupakan salah satu dalam empat elemen.
Dengan hukum Boyle, dapat diketahui sifat-sifat suatu gas, yaitu :
 Gas terdistribusi merata dalam ruang
 Bersifat transparan
 Dalam ruang, gas memberikan tekanan ke dinding
 Terdifusi ke segala arah
Dari uraian di atas, dapat diasumsikan bahwa tekanan sangat bergantung
pada volume benda atau dengan kata lain, kerapatan zat/udara (gas) juga turut

1
berperan dalam menetapkan tekanan. Dengan tekanan berbanding terbalik
dengan volume.
Pada praktikum kali ini, praktikan akan mencari besar tekanan (atmosfer)
dengan menggunakan alat manometer. Serta menginterpretasikan dan
menerapkannya ke dalam grafik dengan metode ralat bendera dan regresi.
Dengan ini, diharapkan praktikan dapat mengerti dan memahami tentang
hukum Boyle serta pengartiannya dalam grafik.

A. Rumusan Masalah
 Bagaimana menerapkan dan mengarikan (meng-intrerpretasi-kan)
grafik ?
 Bagaimana menentukan tekanan atmosfer?

B. Tujuan
 Belajar menerapkan dan mengartikan (meng-interpretasi-kan) grafik
 Menentukan tekanan atmosfer

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Hukum Boyle dirumuskan oleh seorang kimiawan dan fisikawan asal


Inggris yaitu Robert Boyle. Hukum Boyle ini berhubungan dengan besaran-
besaran seperti volume, suhu dan tekanan. Robert Boyle menyatakan tentang
sifat gas bahwa apabila massa gas (jumlah mol) dan temperatur suatu gas dijaga
konstan, sementara volume gas diubah ternyata tekanan yang dikeluarkan gas
juga berubah sedemikian sehingga perkalian antara tekanan (P) dan volume (V)
selalu mendekati konstan. Dengan demikian adalah suatu kondisi bahwa gas
tersebut gas sempurna (ideal). Hukum ini dikenal dengan hukum Boyle dengan
persamaan :

P1 . V1 = Konstan
……………. (2.1)

Atau

P1 . V1 = P2 . V2 = Konstan ……………. (2.2)

Keterangan :
P1 = Tekanan pada keadaan awal
V1 = Volume pada kedaan awal
P2 = Tekanan pada keadaan akhir
V2 = Volume pada keadaan akhir
Syarat berlakunya hukum Boyle adalah gas harus dalam keadaan ideal (gas
sempurna), yaitu gas yang terdiri dari satu atom atau lebih dan dianggap identik
satu sama lain. Setiap molekul tersebut bergerak secara acak, bebas dan merata
serta memenuhi persamaan gerak Newton. Yang dimaksud gas ideal dapat
didefinisikan bahwa gas yang perbandingannya PV/nT nya dapat didefinisikan
sama dengan R pada setiap besar tekanan. Dengan kata lain, gas sempurna pada
tiap besar tekanan bertabiat sama seperti gas sejati pada tekanan rendah.
Dengan persamaan sebagai berikut :

𝑃 . 𝑉 = 𝑛 . 𝑅 .𝑇 ……………. (2.3)

3
Kekuatan volume dari kuantitas tetap udara naik, menetapkan udara dari
suhu yang telah diukur tekanan (P) harus turun secara proposional. Jika
dikonversikan, menurukan volume udara sama dengan meninggikan tekanan.
Untuk menunjukkan hukum Boyle, digunakan manometer yang berfungsi
mengukur tekanan tolak (dengan catatan tabung dikondisikan dalam keadaan
rapat, tidak terjadi celah/kebocoran udara). Persamaannya sebagai berikut :

𝑃 − 𝑃𝑜 = 𝜌 . 𝑔 . ℎ ……………. (2.4)
Keterangan :
P = Tekanan Tolak 𝑔 = Gravitasi
Po = Tekanan atmosfer ℎ = Perbedaan tinggi pada
tabung
𝜌 = Massa jenis larutan

4
BAB III
METODE PENULISAN

I. METODE EKSPERIMEN
A. Alat dan Bahan
1. Air raksa
2. Kran
3. Tabung karet/Tabung ‘U’ elastis
4. Statis
5. Penggaris
6. Corong

B. Tata Laksana Percobaan


1. Alat dan bahan disiapkan dan disusun sesuai skema (Gambar 2.1)
dengan kran terbuka sehingga tinggi air sejajar.
2. Jarak antara kran dan air raksa diukur dan dicatat sebagai ℓ𝑜
sepanjang 20 cm
3. Tabung kolom kiri (tertutup dengan kran) diubah posisinya sebesar
0.5 cm sebanyak 10 data
4. Penurunan air raksa pada kolom kanan pada setiap kenaikan 0,5 cm
diamati, dan selisih tinggi raksa kolom kiri dengan kanan diukur dan
dicatat sebagai h
5. Jarak kran dan kedudukan air raksa di kolom kiri di ukur dan dicatat
sebagai L
6. Langkah 1-5 diulangi dengan posisi ℓ𝑜 sepanjang 25 cm

C. Analisa Data
𝑃 . 𝑉 = 𝑛 . 𝑅 .𝑇 ……………. (3.1)
𝑃. 𝑉 =𝐾 ……………. (3.2)

𝑃 = 𝑃𝑜 + 𝜌 . 𝑔 . ℎ ……………. (3.3)

𝑉=𝜋 r2 ℓ
……………. (3.4) } Subtitusi ke persamaan (3.2)
(𝑃𝑜 + 𝜌 . 𝑔 . ℎ) 𝜋 r2 ℓ = 𝐾

5
𝑃𝑜 𝜋 r2 ℓ + 𝜌 . 𝑔 . ℎ 𝜋 r2 ℓ =
𝐾 𝐾
𝜌 . 𝑔 . ℎ 𝜋 r2 = − 𝑃𝑜 𝜋 r2

𝐾 1 𝑃𝑜
ℎ= . −
𝜌𝑔𝜋 r2 ℓ 𝜌𝑔

y m x c
* 𝜌r = 𝜌raksa = 13.600 kg/m2
* 𝑃𝑜 = 𝑐. 𝜌r . 𝑔

𝛥𝑃𝑜 = 𝛥𝑐. 𝜌r . 𝑔
} 𝑃𝑜 = 𝑃𝑜 ± 𝛥𝑃𝑜 𝑔 = 9,8 𝑚/𝑠2
1 kg/ms2 = 10−5 bar

 Metode Grafik 𝑚=
𝑚1 +𝑚2
,
m1 2
ℎ(10−3 ) 𝑦 = 𝑚𝑥 + 𝑐 m
∆𝑦 ∆ℎ
𝑚1 = = 𝑚1 −𝑚2
∆𝑥 ∆ 1 ∆𝑚 = | |
(m) m2

∆𝑦 ∆ℎ

} 2

}
𝑚2 = =
∆𝑥 ∆ 1
ℓ 𝑚 = 𝑚 ± 𝛥𝑚
1 -1
(m )
0 c2 ℓ
c

c1
Gambar 1. Grafik hubungan.... (… vs …)

 Metode Regresi

1 Σ𝑥 2 (Σ𝑦)2 − 2 Σ𝑥 Σ𝑦 Σ𝑥𝑦 + 𝑁 (Σ𝑥𝑦)2


𝑆𝑦 = √ [Σ𝑦 2 . ]
𝑁−2 𝑁 Σ𝑥 2 − (Σ𝑥)2

Σ𝑥 2 Σ𝑦 − Σ𝑥 Σ𝑥𝑦 Σ𝑥 𝑐 = 𝑐 ± 𝛥𝑐
𝑐= , Δ𝑐 = 𝑆𝑦√
𝑁 Σ𝑥 2 − (Σ𝑥)2 𝑁 Σ𝑥 − (Σ𝑥)2
2

6
II. HASIL EKSPERIMEN
A. Data
Percobaan 1 (ℓ𝑜=0,20 m variasi pengurangan panjang 0,005 m)
Gambar 4.1 Tabel percobaan 1 dengan 𝓵𝒐=0,20 m
𝟏
𝓵 (𝟏𝟎−𝟐 )(𝒎) 𝒉 (𝟏𝟎−𝟑 )(𝒎) (𝒎−𝟏)
𝓵

19,5 4 5,13
19 8 5,26
18,5 12 5,40
18 16 5,56
17,5 20 5,71
17 24 5,88
16,5 27 6,06
16 31 6,25
15,5 35 6,45
15 39 6,67

Percobaan 2 (ℓ𝑜=0,25 m variasi pengurangan panjang 0,005 m)


Gambar 4.2 Tabel percobaan 2 dengan 𝓵𝒐=0,25 m
𝟏
𝓵 (𝟏𝟎−𝟐 )(𝒎) 𝒉 (𝟏𝟎−𝟑 )(𝒎) (𝒎−𝟏)
𝓵

24,5 5 4,08
24 8 4,17
23,5 12 4,26
23 16 4,35
22,5 20 4,44
22 23 4,54
21,5 27 4,65
21 30 4,76
20,5 33 4,88

7
20 37 5,00

B. Perhitungan
a) Percobaan 1 (ℓ𝑜 =
0,20 𝑚 variasi pengurangan ketinggian 0,005 𝑚 )
 Metode Grafik
∆𝑦 ∆ℎ ∆𝑦 ∆ℎ
𝑚1 = = 𝑚2 = =
∆𝑥 ∆ 1 ∆𝑥 ∆ 1
ℓ ℓ
33𝑥10−3 − 12𝑥10−3 39𝑥10−3 − 20𝑥10−3
= =
6,25 − 5,40 6,67 − 5,71

19𝑥10−3 19𝑥10−3
= =
0,85 0,96
= 0,022 = 0,020

𝑚1 − 𝑚2 m1 − m2
𝑚= ∆𝑚 = | |
2 2

0,022 + 0,020 0,022 − 0,020


= =| |
2 2

0,042 0,002
= =| |
2 2

= 0,021 = 0,001

∴ 𝑚 ± 𝛥𝑚 = (0,021 ± 0,001)

 Metode Regresi Linier


ℓ𝑜 = 0,20 𝑚 (dari grafik hanya didapat 7 data yang dilalui dan dekat
dengan garis. Jadi, N=7)
Gambar 4.7 Tabel metode regresi linier percobaan 1
No. x (m) y (10-3) x2 (m2) y2 (10-6) xy (10-3)
(m) (m2) (m)
1. 5,40 12 29,16 144 64,80
2. 5,56 16 30,91 256 88,96

8
3. 5,71 20 32,60 400 114,20
4. 6,06 27 36,72 729 163,62
5. 6,25 31 39,06 961 193,75
6. 6,45 35 41,60 1225 225,75
7. 6,67 39 44,49 1521 260,13

𝚺 42,10 180 254,54 5236 1111,21

1 Σ𝑥 2 (Σ𝑦)2 − 2 Σ𝑥 Σ𝑦 Σ𝑥𝑦 + 𝑁 (Σ𝑥𝑦)2


𝑆𝑦 = √ [Σ𝑦 2 . ]
𝑁−2 𝑁 Σ𝑥 2 − (Σ𝑥)2

1 254,54 . (3,24𝑥10−2 ) − 16,84 + 8,64


=√ [5236x10−6 . ]
7−2 1781,78 − 1772,41

1 8,25 − 16,84 + 8,64


= √ [5236x10−6 . ]
5 1781,78 − 1772,41

1 0,05
= √ [5236x10−6 . ]
5 9,37

1
= √ [2,79𝑥10−5 ]
5

= √5,59𝑥10−6

𝑆𝑦 =Σ𝑥 2
Σ𝑦 −−3Σ𝑥 Σ𝑥𝑦
2,36𝑥10
𝑐=
𝑁 Σ𝑥 2 − (Σ𝑥)2
254,54 . 180𝑥10−3 − 42,1 . 1111,21𝑥10−3
=
1781,78 − 1772,41
45,82 − 46,78
=
9,37
= −0,102 * 𝑃𝑜 = 𝑐. 𝜌r . 𝑔

= −0,102 . 13600 . 9,8


Σ𝑥
Δ𝑐 = 𝑆𝑦√
𝑁 Σ𝑥 − (Σ𝑥)2
2
= −13594,56 𝑘𝑔⁄𝑚𝑠 2

= −0,136 𝑏𝑎𝑟
42,1
= 2,36𝑥10−3 √ 9
9,37

= 2,36𝑥10−3 √4,49
𝛥𝑃𝑜 = 𝛥𝑐. 𝜌r . 𝑔

= 0,005 . 13600 . 9,8

= 666,4 𝑘𝑔⁄𝑚𝑠 2

= 0,006 𝑏𝑎𝑟

∴ 𝑐 ± 𝛥𝑐 = (−0,102 ± 0,005) ∴ 𝑃𝑜 = 𝑃𝑜 ± 𝛥𝑃𝑜 = (−0,136 ± 0,006) 𝑏𝑎𝑟

b) Percobaan 2 ℓ𝑜 =
0,25 𝑚 variasi pengurangan ketinggian 0,005 𝑚) (
 Metode Grafik
∆𝑦 ∆ℎ ∆𝑦 ∆ℎ
𝑚1 = = 𝑚2 = =
∆𝑥 ∆ 1 ∆𝑥 ∆ 1
ℓ ℓ
37𝑥10−3 − 20𝑥10−3 33𝑥10−3 − 16𝑥10−3
= =
5,00 − 4,44 4,88 − 4,35
17𝑥10−3 17𝑥10−3
= =
0,56 0,53
= 0,030 = 0,032

𝑚1 − 𝑚2 m1 − m2
𝑚= ∆𝑚 = | |
2 2

0,030 + 0,032 0,030 − 0,032


= =| |
2 2

0,062 0,002
= =| |
2 2

= 0,031 = 0,001

∴ 𝑚 ± 𝛥𝑚 = (0,031 ± 0,001)

 Metode Regresi Linier

10
ℓ𝑜 = 0,25 𝑚 (dari grafik hanya didapat 7 data yang dilalui dan dekat
dengan garis. Jadi, N=7)
Gambar 4.8 Tabel metode regresi linier percobaan 2
No. x (m) y (10-3) x2 (m2) y2 (10-6) xy (10-3)
(m) (m2) (m)
1. 4,35 16 18,92 256 69,60
2. 4,44 20 19,71 400 88,80
3. 4,54 23 20,61 529 104,42
4. 4,65 27 21,62 729 125,55
5. 4,76 30 22,66 900 142,80
6. 4,88 33 23,81 1089 161,04
7. 5,00 37 25,00 1369 285,00
𝚺 32,62 186 152,33 5272 877,21

1 Σ𝑥 2 (Σ𝑦)2 − 2 Σ𝑥 Σ𝑦 Σ𝑥𝑦 + 𝑁 (Σ𝑥𝑦)2


𝑆𝑦 = √ [Σ𝑦 2 . ]
𝑁−2 𝑁 Σ𝑥 2 − (Σ𝑥)2

1 152,33 . (3,46𝑥10−2 ) − 10,64 + 5,39


=√ [5272x10−6 . ]
7−2 1066,31 − 1064,06

1 5,27 − 10,64 + 5,39


= √ [5272x10−6 . ]
5 1066,31 − 1064,06

1 0,02
= √ [5272x10−6 . ]
5 2,25

1
= √ [4,69𝑥10−5 ]
5

= √9,38𝑥10−6

𝑆𝑦 = 3,06𝑥10−3

Σ𝑥 2 Σ𝑦 − Σ𝑥 Σ𝑥𝑦
𝑐=
𝑁 Σ𝑥 2 − (Σ𝑥)2
152,33 . 186𝑥10−3 − 32,62 . 877,21𝑥10−3
=
1066,31 − 1064,06
28,33 − 28,61 11
=
2,25
= −0,120
* 𝑃𝑜 = 𝑐. 𝜌r . 𝑔
Σ𝑥
Δ𝑐 = 𝑆𝑦√ = −0,120 . 13600 . 9,8
𝑁 Σ𝑥 − (Σ𝑥)2
2

= −15993,6 𝑘𝑔⁄𝑚𝑠 2
32,62
= 3,06𝑥10−3 √ = −0,160 𝑏𝑎𝑟
2,25
𝛥𝑃𝑜 = 𝛥𝑐. 𝜌r . 𝑔
= 3,06𝑥10−3 √14,49
= 0,012 . 13600 . 9,8
= 0,012
= 1599,36 𝑘𝑔⁄𝑚𝑠 2

= 0,016 𝑏𝑎𝑟
∴ 𝑐 ± 𝛥𝑐 = (−0,120 ± 0,012)
∴ 𝑃𝑜 = 𝑃𝑜 ± 𝛥𝑃𝑜 = (−0,160 ± 0,016) 𝑏𝑎𝑟

12
BAB IV
PEMBAHASAN

Hukum Boyle menyatakan bahwa volume suatu gas berbanding terbalik


dengan tekanan yang diberikan pada saat suhu konstan. Pada praktikum kali ini,
praktikan akan mencari tekanan atmosfer dan berusaha membuktikan hukum
Boyle tersebut. Alat yang digunakan adalah manometer berbentuk “U”. Pada
praktikum, praktikan melakukan dua kali percobaan dengan ℓ𝑜 = 0,20 𝑚 dan
ℓ𝑜 = 0,25 𝑚. Setiap percobaan, dilakukan variasi ℓ dengan penurunan air raksa
sebesar 0,005 𝑚 sampai 10 data. Setelah itu data diolah dan di artikan ke dalam
2 bentuk grafik. Yaitu, metode grafik dan metode regresi linier.
Dari metode grafik, dapat diamati bahwa pada percobaan 1 dn 2 c
1
berbanding lurus dengan . Berdasarkan metode grafik didapatkan:

a) Percobaan 1, ℓ𝑜 = 0,20 𝑚

𝑚 ± 𝛥𝑚 = (0,021 ± 0,001)

b) Percobaan 2, ℓ𝑜 = 0,25 𝑚

𝑚 ± 𝛥𝑚 = (0,031 ± 0,001)

Kelebihan penggunaan metode grafik adalah perhitungan yang sederhana.


Namun, metode grafik ini memiliki tingkat ketelitian yang rendah.
Metode kedua yang digunakan adalah metode regresi linier. Dengan metode
ini didapatkan nilai 𝑐, 𝛥𝑐, 𝑃𝑜, dan 𝛥𝑃𝑜 sebagai berikut :
a) Percobaan 1, ℓ𝑜 = 0,20 𝑚

𝑐 ± 𝛥𝑐 = (−0,102 ± 0,005)
𝑃𝑜 ± 𝛥𝑃𝑜 = (−0,136 ± 0,006) 𝑏𝑎𝑟

b) Percobaan 2, ℓ𝑜 = 0,25 𝑚

𝑐 ± 𝛥𝑐 = (−0,120 ± 0,012)

𝑃𝑜 ± 𝛥𝑃𝑜 = (−0,160 ± 0,016) 𝑏𝑎𝑟

13
Namun, terdapat ketidakcocokan antara nilai c hasil perhitungan metode
regresi linier dengan metode grafik. Pada metode grafik percobaan 1,
didapat nilai c sebesar 1, sedangkan dalam perhitungan dihasilkan 𝑐 =
−0,102. Dalam percobaan 2 pun juga terjadi perbedaan dimana nila c pada
metode grafik adalah -2 dan pada perhitungan adalah 𝑐 = −0,120. Hal ini
bisa saja terjadi dikarenakan ketidaktelitian praktikan dalam menghitung
ataupun dalam melaksanakan praktikum. Misalnya, ketidaktelitian dalam
membaca nila ℓ dan ℎ.
Untuk nilai 𝑃𝑜, dari hasil perhitungan dapat disimpulkan bahwa nilai
1 𝑃𝑜
𝑃𝑜 berbanding terbalik dengan karena 𝑐 = .
ℓ 𝜌𝑔

Sedangkan pada grafik yang telah digambar, dihasilkan grafik dengan


kemiringan garis yang linier. Grafik menunjukkan perbedaan ketinggian air
1
raksa (ℎ) berbanding lurus dengan . Sehingga, dapat disimpulkan bahwa

1
teori 𝑃 = 𝑉 adalah benar. Berkaitan dengan rumus 𝑃𝑉 = 𝑛𝑅𝑇 dimana P

berbanding lurus dengan nilai ℎ (𝑃𝑜 + 𝜌𝑔ℎ) sedangkan V berbanding lurus


dengan ℓ (𝑉 = 𝜋𝑟 2 ℓ). Jika tekanan (P) dikombinasikan dengan volume
(V), maka akan didapat rumus :
𝑐
𝑃𝑜 + 𝑐𝑔ℎ =
𝜋𝑟 2 ℓ
1
Dari rumus tersebut terlihat bahwa ℎ berbanding lurus dengan

yang menandakan bahwa kemiringan grafik linier adalah benar.
Akan tetapi, jika c pada perhitungan dan grafik berbeda nilai, maka dapat
disimpulkan bahwa nilai 𝑃 pada perhitungan dan grafik juga berbeda. Hal ini
sudah dijelaskan, terdapat banyak faktor yang menyebabkan perbedaan nilai c,
sehingga menyebabkan perbedaan nilai tekanan atmosfernya.

BAB V

14
KESIMPULAN

1
1. Selisih ketinggian kolom raksa (h) berbanding lurus dengan

1
2. Tekanan atmosfer berbanding lurus dengan ℓ

3. Perbedaan nilai c pada perhitungan dan grafik menyebabkan nilai 𝑃 atau


tekanan atmosfernya berbeda pula
4. Hukum boyle terbukti karena P berbanding terbalik dengan V
5. Apabila volume diperbesar, maka ℓ juga semakin besar. Sehingga, V
1
berbanding terbalik dengan

6. Hasil percobaan hukum Boyle :


a) Percobaan 1, 𝓵𝒐 = 𝟎, 𝟐𝟎 𝒎

𝑚 ± 𝛥𝑚 = (0,021 ± 0,001)

𝑐 ± 𝛥𝑐 = (−0,102 ± 0,005)

Tekanan atmosfernya :
𝑃𝑜 ± 𝛥𝑃𝑜 = (−0,136 ± 0,006) 𝑏𝑎𝑟

b) Percobaan 2, 𝓵𝒐 = 𝟎, 𝟐𝟓 𝒎

𝑚 ± 𝛥𝑚 = (0,031 ± 0,001)

𝑐 ± 𝛥𝑐 = (−0,120 ± 0,012)

Tekanan atmosfernya :

𝑃𝑜 ± 𝛥𝑃𝑜 = (−0,160 ± 0,016) 𝑏𝑎𝑟

DAFTAR PUSTAKA

15
 Halliday, Resnick.1985. Fisika. Jakarta : Erlangga.
 Staf Laboratorium Fisika Dasar. 2014. Panduan Praktikum Fisika Dasar
I. Yogyakarta : Laboratorium Fisika Dasar UGM.
 Bueche, Fredenck J. 1998. Seri Buku Schaum Teori dan Soal Fisika
Edisi Kedelapan. Bandung : Erlangga

16

Anda mungkin juga menyukai